Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nisa Aulia Siregar

Npm. : 2019010005

Metodologi Manajemen Proyek / Project Management Methodology:

Berikut adalah 7 metodologi manajemen proyek yang paling umum ditemukan:

1. Metode Waterfall

Kami akan coba memulai dengan model paling linier yang kerap disebut dengan metode air terjun
(waterfall method). Metode ini adalah metode yang sempurna bagi mereka yang sudah mempersiapkan
segaka sesuatu sebelumnya dan meramalkan tidak ada perubahan. Metode ini memastikan bahwa hasil
pekerjaan harus sangat spesifik (dari kuantitas hingga kualitasnya) sehingga Anda dapat dengan
langsung sukses mencapai tujuan jika proyek Anda selesai.

Metode waterfall ini bekerja lebih baik ketika digunakan oleh sekelompok kecil manajer proyek yang
dapat menyusun spesifikasi, proposal, dan kemudian menerapkan solusi tersebut satu per satu. Akan
tetapi, metode waterfall ini bukan untuk Anda jika Anda belum memikirkan atau memperkirakan bahwa
proyek akan berubah secara drastis. yang berhubungan dengan manajemen resiko.

2. Metode Agile

Selama beberapa tahun, Metode Agile adalah teknik yang disukai bagi mereka yang beroperasi dalam
sektor digital, seperti pengembangan software (software development). Jika Anda pernah menggunakan
frasa “sprint” dalam pengertian bisnis, Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan metode
Agile.Metode ini adalah memecah proyek menjadi beberapa tugas kecil (task) untuk dikerjakan oleh tim.
Dimana setiap tugas ini pada akhirnya memiliki tujuan yang sama, yaitu menyelesaikan proyek secara
keseluruhan secara perlahan.

Metode Agile ini adalah metode dimana proses pengerjaan yang dilakukan berulang, dimana aturan dan
solusi yang disepakati dilakukan dengan kolaborasi antar tiap tim secara terorganisir dan terstruktur.
Metode Agile ini memungkinkan tim Anda mengambil keputusan dengan cepat, dan memiliki kualitas
dan prediksi yang baik, serta memiliki potensi yang baik dalam menangani setiap perubahan.

3. Metode Lean
Secara tradisional digunakan dalam manajemen proyek, Lean PM adalah metode untuk menghilangkan
duplikasi dari sistem dan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat berkolaborasi secara efisien. Ini
menghilangkan waktu yang terbuat percuma dengan menghapus kegiatan tugas yang tidak memberi
signifikansi pada proyek (dengan cara merampingkan handoff antar tim). Mengerjakan satu proyek
dalam satu waktu adalah aspek umum dari metode Lean ini. Metode Lean sangan bagus digunakan
untuk proses program pengembangan dan proyek yang memerlukan fokus yang cukup tinggi.

4. Metode Kanban

Kanban adalah metode manajemen proyek yang didasarkan pada pendekatan visual. Dalam bahasa
Jepang, Kanban artinya adalah “billboard”. Metode ini membantu manajemen alur kerja dengan
menyajikan aktivitas di papan Kanban sehingga setiap orang dapat melihat apa status tugas tersebut dan
perkembangannya. Kanban digunakan untuk merencanakan produksi dalam program Agile dan
bertujuan untuk meningkatkan inefisiensi. Biasanyanya papan Kanban digunakan dalam pengembangan
perangkat lunak (software development) oleh tim untuk membuat storyboard pengguna dan untuk
menjadwalkan backlog.

5. Metode Six Sigma

Six Sigma dikembangkan oleh insinyur Motorola pada pertengahan 1980-an untuk meningkatkan
efisiensi dengan mendeteksi kelemahan proyek. Metode ini mempekerjakan staf yang ahli di bidang
manajemen proyek dan menggunakan kontrol kualitas, yang membutuhkan statistik ilmiah. Ada juga
pendekatan Lean Six Sigma, yang menggabungkan teknik lean dengan menghapus segala bentuk tugas
yang dinilai membuang-buang waktu dan biaya saja.

Metode ini memiliki pemahaman yang mengklaim bahwa aspek paling penting dari kinerja adalah untuk
memastikan hasil yang konsisten dan dapat diprediksi. Sangat mungkin untuk mengidentifikasi dan
memperkuat proses. Untuk menjaga kualitas dalam suatu proyek, dibutuhkan kerjasama atau kolaborasi
tim kerja proyek dari seluruh perusahaan dari atas ke bawah. Metode Sig Sigma ini adalah pendekatan
paling efektif di organisasi yang lebih besar.

6. Critical Path Method (CPM)

Untuk menentukan urutan dan panjang tugas proyek, buat model yang berisi semua tugas yang
dijelaskan dalam struktur rincian pekerjaan. Anda akan menggunakan data ini untuk menentukan tugas-
tugas penting yang harus dilakukan sesuai jadwal agar proyek tetap pada jalurnya. Metode CPM ini
paling cocok untuk proyek kecil hingga menengah. Namun, seiring berjalannya proyek, akan susah bagi
anggota tim untuk membuat laporan karena data akan sangat banyak sekali dan tanpa penggunaan
software, tentu akan menghabiskan beberapa waktu.

7. Critical Chain Project Management (CCPM)

Di CCPM, Anda berkonsentrasi pada alat yang Anda perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, seperti
tim, persediaan, dan ruang kantor. Metode CCPM adalah pendekatan yang kurang teknis untuk
manajemen proyek yang berfokus pada pengelolaan sumber daya dan menjaganya tetap fleksibel
daripada urutan tugas atau penjadwalan.

Anda mungkin juga menyukai