Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI DAN PROYEK

1. Continuous Process
Continuous process atau biasanya dikenal dengan proses produksi kontinu. Pada
sistem ini peralatan produksi disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan
kegiatan dalam menghasilkan produk atau jasa. Aliran bahan dalam proses dalam
sistem ini juga sudah distandarisasi sebelumnya. Proses ini akan lebih memudahkan
perusahaan yang memiliki produk dengan demand yang tinggi. Sehingga produknya
akan lebih mudah terjual di pasaran.
Continuous process atau produksi yang berkelanjutan adalah sistem produksi
yang memproduksi barang dalam skala besar secara terus menerus dan biasanya
memproduksi barang berdasarkan demand forecast. Lebih lanjut, barang diproduksi
secara massal untuk dijual dan disimpan sebagai stok barang. Tujuannya jika
permintaan barang meningkat perusahaan punya cadangan stok untuk memenuhi
permintaan konsumen. Contoh industri yang menerapkan continuous process adalah
industri makanan dalam kemasan.

2. Agile Project Management


Agile project management merupakan sebuah proses memecah proyek menjadi
langkah-langkah yang dapat dikelola dengan penekanan pada daya tanggap serta
kolaborasi pelanggan. Gaya manajemen proyek yang cukup fleksibel ini adalah metode
baru yang masih diadopsi oleh banyak bisnis dan perusahaan. Produsen yang
menerapkan metode agile project management cenderung melihat produk yang dikirim
lebih cepat.
Agile project management dapat memberikan manfaat di seluruh proses produksi,
bukan hanya di akhir saja. Manajemen proyek ini dapat diterapkan pada semua industri,
meskipun kerangka kerja ini mendapatkan popularitas di sektor perangkat lunak, serta
beberapa nilai dan juga prinsip inti berhubungan langsung dengan pengembangan
perangkat lunak.
Agile project management ini berbeda dengan manajemen proyek tradisional.
Dalam model tradisional, tim proyek akan menetapkan suatu tujuan tertentu, membuat
serangkaian langkah untuk bisa mencapai tujuan itu dan kemudian
mengimplementasikan prosesnya.
Agile project management ini memecah proyek menjadi tujuan-tujuan kecil, atau
sprint, dan juga menggunakan penilaian yang sering untuk membentuk kembali
langkah-langkah dan juga bahkan mungkin tujuan akhir.
Manajemen proyek tradisional bersifat linier, yang artinya setiap langkah harus
diselesaikan sebelum langkah berikutnya dapat dimulai sedangkan agile project
management bersifat iteratif, yaitu langkah-langkah dapat dikerjakan secara bersamaan
dan juga dinilai pada waktu yang sama.
Agile methodology adalah proses memecah project menjadi langkah-langkah
yang dapat dikelola dengan penekanan pada daya tanggap dan kolaborasi pelanggan.
Gaya manajemen proyek ini adalah metode baru. 
Agile methodology menguntungkan seluruh proses produksi, bukan hanya di
tahap akhir. Meskipun manajemen proyek berlaku untuk semua industri, metode ini
lebih populer di sektor software.
Agile methodology berbeda dari manajemen proyek tradisional. Dalam model
tradisional, tim project akan menetapkan tujuan tertentu, membuat serangkaian langkah
untuk mencapai tujuan itu dan kemudian mengimplementasikan prosesnya. 
Dengan agile project management, tujuan akan dipecah menjadi tujuan-tujuan
kecil atau sprint, dan menggunakan penilaian untuk membentuk kembali langkah-
langkah penyelesaian dan tujuan akhir.
 
3. Sistem manufaktur fleksibel (FMS)

Anda mungkin juga menyukai