Anda di halaman 1dari 17

Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis 

Gereja

Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang


Reformis Gereja

LATAR BELAKANG

Pada dasarnya, sejarah Gereja berbeda dengan sejarah


kebudayaan umum dan sejarah aliran-aliran rohani lainnya, karena
yang disebut Gereja hanyalah untuk Gereja Kristen. Gereja ada
karena Tuhan memanggil seseorang untuk menjadi pengiring-Nya,
salah satunya adalah John Calvin, yang terlahir di kota Noyon,
Prancis Utara dari pasangan Gerard Cauvin dan Jeanne Lefranc.
Calvin, yang juga merupakan seorang humanisme sangat gencar
dalam menyerukan ajarannya, dengan bersumber pada kemurnian
ajaran Kristus. Walaupun pada awalnya banyak rintangan dan juga
hambatan yang berasal dari berbagai pihak, baik dari ayahnya,
yang menghendakinya sebagai ahli hukum, dari jemaat di Jenewa
yang tidak menyukai aturan-aturan kedisiplinan yang
diterapkannya, diasingkannya Calvin dan harus pergi ke Strausburg
untuk berlindung, dan berkat kegigihan Calvin, pada akhirnya ia
mencapai kesuksesan dalam menyerukan ajarannya di seluruh
penjuru Eropa. Tidak dapat dipungkiri, bahwa gerakan reformasi
yang dilakukan seorang reformis Calvin sangat berpengaruh bagi
dunia kekristenan, para Injili yang pada masa itu mengalami
perseteruan dan ditentang keras oleh Gereja Katholik Roma di

Page 1
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

Prancis menjadi sejahtera dengan menyebarnya ajaran dan


gerakan yang tiada hentinya digalakan oleh Calvin.

Kisah Calvin sangat menarik untuk dibahas, ia berani


meninggalkan cita-citanya ––untuk menjadi seorang Injili yang
damai dengan kehidupan tulis-menulis tentang Theologis dan
tidak ingin bergabung serta terlibat dalam gerakan reformasi
gereja––, dan ia lebih memilih reformis gereja serta
menjalankanpemerintahan yang mutlak dari Yesus Kristus di dalam
gerejanya.

1. Siapakah John Calvin?

John Calvin (Johannes Calvin, Yohanes Calvin) lahir pada


tanggal 10 Juli 1509 di kota Noyon, Prancis Utara, dengan nama
“Jean Cauvin”. Nama Cauvin dilatinisasikan menjadi Calvinus.
Ayahnya bernama Gerard Cauvin, dan ibunya bernama Jeanne
Lefranc. Ayahnya bekerja sebagai pegawai uskup di Noyon.
Sementara itu, ibunya meninggal ketika Calvin berusia 5 tahun.
Calvin memiliki empat saudara lelaki dan dua orang saudara
perempuan. Keluarga Calvin mempunyai hubungan yang erat
dengan keluarga bangsawan Noyon. Oleh karena itu,
pendidikannya ditempuh dalam istana bangsawan Noyon.

Pada mulanya, ayah Calvin menginginkan Calvin untuk


menjadi imam Gereja Katolik Roma (GKR) dan saat Calvin berusia
12 tahun, ia sudah menerima “tonsur” yaitu pencukuran rambut
dalam upacara inisiasi biarawan. Pada usia 18 tahun, Calvin juga

Page 2
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

sudah menerima penghasilan sebuah parochi dari St. Martin de


Marteville, walaupun bukan ia yang langsung melayani para
jemaat, melainkan menyuruh seseorang untuk melakukan
pekerjaan tersebut.

Pada tahun 1523, Calvin masuk ke Sekolah Latin di Prancis,


College de la Marche, sekolah yang menggunakan bahasa Latin
sebagai bahasa pengantarnya, dengan pengajarnya yaitu seorang
ahli ternama bernama Marthurin Cordier.Kemudian ia pindah ke
College de Montague. Di tempat itu Calvin belajar filsafat dan
Theologia.

Setelah Calvin menyelesaikan pendidikannya di Prancis,


tiba-tiba ayahnya, berubah fikiran untuk menjadikan Calvin sebagai
imam GKR. Hal ini dikarenakan terjadinya perselisihan antara
ayahnya dengan dengan keuskupan Noyon. Ayahnya menuntut
agar Calvin menjadi seorang ahli hukum dan bersekolah di
Orleans. Studi hukum sangat mempengaruhinya dalam usaha
pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya di
kemudian hari, dimana Calvin sangat menekankan ketertiban dan
keteraturan dalam gereja.

Pada tahun 1531, setelah sang ayah meninggal, ia juga


memperdalam ilmu humanisme Kristen bersama Erasmus. Pada
saat itu para Humanis Kristen Perancis bersentuhan dan
berkenalan dengan semangat “Injili” dan gerakan Reformasi yang
dicanangkan Luther, sementara pemerintah setempat merupakan
pendukung GKR.

Page 3
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

Pada bulan April 1532, Calvin menerbitkan bukunya yang


pertama, yaitu: Komentar Kitab De Clementia (A Commentary on
Seneca’s De Clementia). Buku ini dipersembahkan kepada sahabat
sekolahnya di keluarga bangsawan Mommer di Noyon, Claude de
Hangest. Buku ini menunjukkan bahwa Calvin adalah seorang
Humanisme sesungguhnya. Dalam buku ini tidak terdapat tanda-
tanda bahwa Calvin telah beralih ke pihak reformasi Perancis,
karena pada saat itu pemerintah setempat masih merupakan
pendukung GKR, dan pihak reformasi amatlah dibenci.Pada tahun
1533 Calvin melakukan pertobatan, yang sangat berbeda dengan
pertobatan Luther. Di dalam karangan Calvin dikemukakan: “Oleh
pertobatan yang tiba-tiba, Allah menaklukan jiwaku kepada
kehendak-Nya”. Dengan demikian, bukan lagi Erasmus yang
menjadi pemimpin Calvin dalam semangat Theologia, tetapi
Luther. Namun, sebagaimana Luther, Calvin tidak mau dilibatkan
ke dalam perjuangan reformasi, ia hanya ingin menjadi Injili dan
tidak mau dianggap sebagai golongan “Nikodemit”, yakni yang
menyembunyikan iman Injilinya.

Pada tahun 1534, Perancis semakin keras menghambat


golongan reformatoris yang menyebabkan Calvin harus ikut
melarikan diri ke Strausburg. Di sana ia diterima dengan baik oleh
Bucer. Kemudian Calvin meneruskan perjalanannya ke Basel. Di
sana Calvin tinggal sekitar satu tahun, dan selama itu Calvin pun ia
masih pergi ke Prancisdengan memakai nama-nama samaran,
seperti Martianus Lucanius, Carolus Passelius, Calpunius, hal itu

Page 4
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

dimaksudkan agar identitasnya tidak diketahui oleh orang di


Prancis.

Pada tahun 1536, di Basel,Calvin menerbitkan bukunya


yang berjudul: Religius Christianae Institutio (Pengajaran tentang
Agama Kristen) . Buku ini diterbitkan dengan tidak menyebutkan
nama pengarangnya, yang kemudian dikenal dengan nama
Institutio.Dalam buku Institutio, kata pendahuluan dipersembahkan
kepada raja Prancis yaitu Frans I, untuk menjelaskan kepadanya
keikhlasan dan kejujuran Pembaruan Gereja. Cetakan Institutio
yang pertama adalah semacam katekismus, tetapi tidak memakai
tanya jawab, dan buku ini dimaksudkan bagi kaum reformasi di
Prancis. Dalam cetakan pertama ini pun Calvin sudah menguraikan
organisasi Gereja dan soal Negara dengan nyata dan jelas, bahwa
kedua pokok tersebut sangat besar artinya karena pokok-pokok itu
berhubungan erat dengan Injil. Berbeda dengan Martin Luther
yang juga seorang reformator Kristen Protestan namun sedikit
mengabaikan organisasi Gereja dan soal negara. Buku ini direvisi
berkali-kali dan menjadi buku dogmatika terutama dalam gereja-
gereja Calvinis. Institutio adalah karangan Theologia yang kedua,
setelah Psychopanychia (Mengenai Tidurnya Jiwa-jiwa),yang berisi
tentang perlawanan kepada ajaran anabaptis yang mengajarkan
bahwa jiwa manusia tidur hingga Kristus datang kembali setelah
manusia itu meninggal.

Page 5
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

2. Kehidupan Calvin di Jenewa

Pada tahun 1536 Calvin berangkat dari Basel ke Italia Utara,


di sana ia menginap beberapa waktu di istana permaisuri Ferrara,
yang memberikan perlindungan kepada beberapa pemimpin Injili
yang lari dari negerinya karena penganiayaan. Dari Ferrara, Calvin
hendak pulang ke Basel atau Strausburg, dan pada perjalanannya
ia menginap di Jenewa, Swiss. Pendeta Injili Willem Farel
mendengar bahwa Calvin berada di Jenewa, kemudian ia
mencarinya, sebab nama dan kecakapan Calvin itu sudah terkenal
di Jenewa. Farel mendesak Calvin supaya tinggal di Jenewa untuk
membantu dia untuk mereformasi di sana, tetapi Calvin menolak
permintaannya. Calvin tidak mau karena orang-orang Jenewa
sudah terkenal suka mabuk, berjudi, berzinah dan sebagainya.
Sementara Calvin adalah seorang pemalu dan penakut, sehingga
dia tidak merasa layak untuk pekerjaan praktek, ia lebih memilih
menjadi penulis buku-buku Theologis. Tetapi Farel terus mendesak
supaya ia tinggal di Jenewa dan tatkala Calvin tetap menolak
peermintaannya, pendeta itu berseru: “Dengan Nama Allah yang
Mahakuasa, aku katakan kepadamu: jikalau engkau tidak mau
menyerahkan dirimu kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah akan
mengutuk engkau, karena engkau lebih mencari kehormatan
dirimu sendiri daripada kemulian Kristus!”. Calvin pun akhirnya
menerima permintaan Farel dan akhirnya tinggal di Jenewa.

Page 6
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

3. Kisah Calvin di Jenewa dan Strausburg (1536-1545)

Mula-mula Calvin hanya memimpin penjelasan Alkitab


kepada jemaat-jemaat, tetapi kemudian ia menjadi pendeta resmi
dan tenaga pendorong dalam segala pekerjaan di Gereja.

Pada akhir tahun 1536, Calvin beserta Farel, membuat


sebuah rencana tata gereja kepada dewan kota. Mereka
merancang sebuah tata gereja untuk mengatur seluruh kehidupan
warga kota menurut cita-cita Theokrasi. Calvin berusaha mengatur
pekerjaannya dengan tertib dan rapi untuk mewujudkan
rencananya.

Calvin hendak mengadakan perjamuan kudus yang


dilaksanakan sebulan sekali, padahal ia bercita-cita mengadakan
perjamuan kudus seminggu sekali. Dengan adanya perjamuan
kudus itu,ia bermaksud menjalankan disiplin, baik dalam ajaran
maupun dalam pola kehidupan para jemaat. Semua penduduk
diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan, karena
segenap penduduk kota boleh terdiri dari orang Kristen yang
sungguh-sungguh sadar akan ikrarnya. Di dalam kebaktian, jemaat
harus belajar menyanyikan mazmur-mazmur (nyanyian pujian).
Pengajaran agama (katekisasi) mendapat perhatian yang tinggi,
dan untuk acara pernikahan dalam Kristenpun dibuat peraturan-
peraturan baru.

Tata gereja itu sengaja dibuat Calvin untuk melawan GKR


dan semangat keduniawian. Tata gereja ini sangat penting

Page 7
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

terutama seiring dengan perkembangan reformasi, karena


pembaruan bentuk lahiriah Gereja sudah seharusnya mendapat
perhatian yang selayaknya. Calvin mengerti bahwa penemuan
kembali Injil, harus disusul dan disempurnakan dengan pembaruan
di dalam gereja. Ia sadar bahwa Kristus akan menguasai dan
memerintah seluruh hidup juga berhak atas orang-orang yang
percaya kepada-Nya. Calvin tidak menghendaki suatu jemaat yang
kudus menurut tuntutan-tuntutan golongan Baptis yang bersifat
taurat, tetapi mereka harus mengakui bahwa Kristus adalah satu-
satunya Tuhan bagi jemaat. Oleh karena itu perlu ada disiplin, akan
tetapi disiplin itu tidak hanya diserahkan kepada pemerintah
daerah atau kota saja, seperti yang biasa dilakukan Gereja Luther
dan Zwingli. Kristus adalah kepala gereja sebab itu pemerintah
dunia tidak berhak dalam urusan perkara-perkara yang semata-
mata mengenai hidup gereja sendiri, Calvin menuju kepada
pernyataan Kristokrasi (pemerintahan Kristus) juga dalam
kehidupan jemaat.

Namun, disiplin yang ditegakkan oleh Calvin untuk setiap


jemaat yang diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan
sebagai tanda bahwa mereka sungguh-sungguh sadar akan iman
dan pengakuannya tidak disetujui oleh banyak pihak. Akhirnya
pada tahun 1538, dewan kota yang dikuasai oleh orang-orang
yang menolak pengakuan itu sehingga Calvin dan Farel dilarang
berkhotbah di mimbar-mimbar gereja di Jenewa. Calvin dan
kawan-kawannya tidak mengacuhkan larangan itu, sehingga pada
bulan April 1538, mereka dipecat dan dibuang, serta diusir dari

Page 8
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

Jenewa. Sebelum mereka meninggalkan Jenewa, Farel dan Calvin


menasehati para pengikutnya di Jenewa agar tidak memisahkan
diri dari jemaat lain yang dipimpin oleh pendeta-pendeta dari Bern

Setelah mereka diusir dari Jenewa, Calvin dipanggil oleh


jemaat di Strausburg. Ia kemudian menjadi pendeta di sana
padaperiode 1539-1541. Di Strausburg Calvin menikahi Idelette de
Burge, seorang janda bangsawan, dan rumah tangganya hanya
berlangsung sembilan tahun, karena istrinya meninggal, tanpa
memberi keturunan kepada Calvin. Di Strausburg Calvin bertemu
dengan Butzer.Calvin bersama Butzer kemudian menerapkan cita-
cita yang gagal di Jenewa dahulu. Di sini Calvin mengusahakan
nyanyian mazmur dengan bantuan ahli musik terkenal, yaitu
Clement Marot, Louis Bourgois dan Maitre Piere. Calvin juga mulai
menulis tafsiran-tafsiran Alkitab serta merevisi Institutio.

Pada tahun1539 dewan kota Jenewa mengadakan


perjanjian dengan Bern, namun hasilnya merugikan Jenewa.
Tindakan itu membuat rakyat mulai berfikir untuk memihak kepada
partai para pengikut Calvin, sehingga pada tahun berikutnya
pengikut-pengikut Calvin dipilih untuk membentuk pemerintah
baru. Pendeta Bern pulang ke negerinya dan golongan Calvinis
meminta Calvin kembali ke Jenewa untuk meneruskan misinya.
Dengan adanya Calvin, mereka yakin kedudukan Jenewa secara
politik akan menjadi kuat kembali, dan masyarakat serta gereja
dapat dibaharui lebih jauh.

Page 9
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

Pada mulanya Calvin tidak setuju untuk kembali ke Jenewa


mengingat segala kesulitan yang dihadapinya di Jenewa pada
waktu lalu, namun setelah dipertimbangkan selama beberapa
bulan dan juga atas saran dari Farel, akhirnya ia menyetujui
permintaan untuk kembali ke Jenewa.

Calvin terus merencanakan suatu tata gereja yang baru di


Jenewa. Pada tahun 1541 ia mengeluarkan peraturan-peraturan
baru bagi Gereja dimana dalam tatagereja itu ditentukan empat
jabatan:

1. Jabatan pendeta (predikan) untuk khotbah dan disiplin (di


Jenewa pada waktu itu diadakan kebaktian sehari sekali dan
pada hari Minggu tiga kali).
2. Jabatan pengajar (doktor) untuk pengajaran Theologi.
3. Jabatan penatua untuk disiplin (penatua-penatua dipilih
dari antara anggota-anggota dewan kota).
4. Jabatan syamas (diaken) untuk pelayanan terhadap orang
miskin.

Dengan peraturan itu, di Jenewalah untuk pertama kali


diwujudkan asas pemerintahan sendiri oleh sidang jemaat, yakni
susunan jemaat secara presbiterial.Akan tetapi dengan
menjalankan organisasi presbiterial itu Calvin menghendaki cita-
cita yang lebih tinggi lagi, yaitu pemerintahan mutlak dari Yesus
Kristus sendiri di dalam gerejanya. Kristokrasi itu merupakan pokok
dari maksud dan tujuan Calvin dalam segala usahanya; Tuhanlah
satu-satunya pemerintah jemaat-Nya, yang melaksanakan kuasa-

Page 10
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

Nya dengan perantaraan pejabat-pejabat-Nya, yang takluk kepada


Firman-Nya.

Calvin sangat tegas dalam menegakkan disiplin. Tiap-tiap


penatua wajib mengawasi sebagian dari kota. Mereka berhak
memasuki rumah-rumah jemaat, kadang-kadang juga penatua
bertugas sebagai mata-mata untuk mengetahui keadaan rumah-
rumah anggota jemaat.

Ada beberapa daya dan tingkat dalam melakukan disiplin,


Nasihat, pengakuan dosa, penolakan dari perjamuan kudus,
danpengucilan.Apabila segala upaya itu tidak berhasil, maka orang
yang keras kepala itu diserahkan kepada pemerintah dan
pemerintah itupun berhak menjatuhkan hukuman terhadapnya.

Dengan demikian di Jenewa berdirilah suatu negara agama,


dimana berisi asas Calvin, yang didalamnya hidup masyarakat yang
dikuasai oleh Firman Tuhan dan keadaan itu bertentangan dengan
Gereja-negara Lutheran di Jerman.

Calvin tidak lagi menuntut supaya masing-masing


penduduk kota mendatangi suatu pengakuan iman, tetapi ia
melengkapkan dasar yang teguh bagi pengajaran agama Kristen
dengan menulis buku yang berjudul“Katikismus Jenewa”, yang di
dalamnya menguraikan tentang Iman, Hukum, Doa dan Sakramen.
Tatacara kebaktian juga diatur kembali menurut perubahan-
perubahan yang telah dilaksanakan di Strausburg. Segala barang
yang masih berbau Katolik Roma dikeluarkan dari gedung-gedung

Page 11
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

gereja, seperti mezbah patung, salib dan orgen/orgei (alat musik di


gereja).

4. Perjuangan Calvin di Jenewa (1545-1555)

Tujuan Calvin atas pekerjaannya adalah menghilangkan


semangat duniawi yang masih merajalela di Jenewa, dan
menjadikan jemaat Jenewa sebagai Jemaat yang kudus dan
sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan. Pengawasan
semakin keras, hukuman-hukuman yang dikenakan kepada yang
bersalah makin berat. Disiplin itu dilakukan dengan tidak pandang
bulu. Siapapun tidak mendapat pengecualian. Hukuman berat
diadakan untuk perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh, seperti
berdansa, berjudi, berzinah, menghujat nama Tuhan, tidak taat
kepada orang tua, lalai mengunjungi kebaktian umum dan
sebagainya.

Tindakan-tindakan keras itu menimbulkan partai oposisi


menghendaki Jenewa ke keadaan yang dulu. Golongan ini
bertentangan dengan Calvin untuk merebut kembali kekuasaan
Jenewa. Ameaux dihukum berjalan mengelilingi lorong-lorong kota
dengan memakai sehelai “baju penyesalan” untuk mengakui
kesalahannya karena telah menghina Calvin . Hukuman
diberlakukan oleh Calvin untuk kehormatan Kristus, tetapi di sini
muncullah bumerang bagi Calvin, yang hendak menyamakan
kehormatan sendiri dengan kehormatan Tuhan. Mereka tetap
dijatuhi hukuman jika tidak mendapat pengampunan dari pihak
Calvin.

Page 12
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

Kedudukan Calvin semakin terancam teruama dengan


ajaran predestinasiyang dibawa oleh Hieronymus Bolsec, padahal
ajaran predestinasi tersebut sangat diutamakan dalam Theologia
Calvin. Calvin tidak membiarkan Bolsec begitu saja, dan pada tahun
1552 berkattaktik Calvin, Bolsec berhasil dibuang keluar dari
Jenewa oleh dewan kota. Namun, para jemaat mulai banyak
yangsuka dengan perilaku Calvin, akibatnya para jemaat mulai
tidak menghormati Calvin bahkan oleh golongannya sendiri selaku
penafsir Firman Allah. Akhirnya pada tahun 1553 partai oposisi
berhasil merebut kekuasaan Calvin di Jenewa.

Meskipun partai oposisi berhasil merebut kekuasaan Calvin,


namun Calvin tetap berjuang. Perjuangan Calvin salah satunya
yaitu melakukan perlawanan terhadap ajaran anti-Trinitarian.
Ajaran ini diajarkan oleh Michael Servet, yang merupakan seorang
tabib yang berhaluan Theologia, yang sejak tahun 1531 mendapat
imbas buruk bagi dirinya, selaku seorang penyangkal trinitas Allah
dan ketuhanan Kristus. Servet hidup di Prancis dengan memakai
nama-nama samaran, dan di sana ia menguraikan pandangan-
pandangannya dalam sebuah kitab yang berjudul “Pemulihan
Agama Kristen”, namun Calvin menolak segala ajarannya dengan
amarah, dan juga melarangnya untuk datang ke Jenewa.

Pada tahun 1553 Servet menerbitkan kitabnya tanpa


menyertakan namanya. GKR terus menyelidiki masalah ini dan
tidak lama kemudian mereka mendapat cukup bukti bahwa
Servetlah penulisnya. Kemudian ia ditangkap dan dipenjarakan di
kota Vienne dan hendak dibakar, namun ia dapat melarikan diri. Ia

Page 13
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

bermaksud pergi ke Italia, tetapi pada saat itu Calvin melewati


Jenewa, di sana ia langsung dikenal oleh Calvin. Atas permintaan
Calvin, Servet dimasukkan ke dalam penjara. Pada tahun 1553,
dewan kota memutuskan hukuman kepada Servet dengan
memenggal kepalanya, hukuman itu dijatuhkan atas anjuran para
pendeta termasuk Calvin

Dengan dipenggalnya Servet, kekuasaan, kehormatan dan


kewibawaan Calvin kemudian tumbuh kembali, Calvin
jugadidukung oleh Gereja Kristen di Eropa Barat. Pengaruh
pemimpin-pemimpin oposisi yang telah memihak kepada Servet
kemudian hilang dan tergantikan kembali oleh Calvin.

Pada tahun 1555 golongan Calvinis memenangkan kembali


pemilihan dewan kota. Penganjur-penganjur oposisi melarikan diri,
dan mereka yang tetap tinggal di Jenewa dihukum mati. Semua
orang Calvinis dari luar negeri yang berlindung di Jenewa, diberi
hak warga negara. Jenewa kemudian tumbuh menjadi sebuah kota
menurut cita-cita dan konsep Calvin, di mana ia dapat
mewujudkan asas-asas Theokratis dengan tidak mengalami
perlawanan dan larangan lagi.

5. Penyebaran Calvinisme (1555-1564)

Undang-undang dikeluarkan dengan maksud untuk


menaklukkan segenap masyarakat dan perseorangan ke bawah
disiplin taurat. Dalam kitab undang-undang itu antara lain
ditentukan batas kemewahan bagi tiap-tiap golongan penduduk,

Page 14
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

orang tidak bebas dalam hal pakaian dan makanan. Dengan cara
itu Calvin mendidik para jemaatnya untuk hidup yang sederhana
dan bekerja dengan giat atas pekerjaannya masing-masing.
Peraturan dan kedisiplinan dijalankan dengan sebenar-benarnya,
dimana kekerasan dalam rumah tangga dan pendidikan anak-anak,
penipuan dalam perdagangan, semua itu termasuk ke dalam dosa
yang dikenakan disiplin gereja. Disiplin dilakukan dengan tidak
pandang bulu, sampai keluarga karib Calvin sendiri pun terkena
peraturan disiplin.

Cara hidup di Jenewa sungguh sederhana dan keras, tetapi


dengan rakyat yang bertambah kuat, rajin dan makmur, sehingga
keadaan di Jenewa banyak ditiru di banyak negara di Eropa.
Jenewa dipandang sebagai kota suci.

Pada tahun 1559 sejumlah guru dari Prancis yang


merupakan Calvinis diusir oleh Bern dari Lausanne, sebuah kota
yang terletak pada pesisir utara danau Jenewa. Mereka disambut
oleh Calvin dan pada tahun itu juga mereka membuka sebuah
Akademi atau sekolah tinggi. Akademi di Jenewa ada dua bagian,
yakni satu sekolah menengah Altin (gymnasium) dan satu fakultas
Theologia, dan yang menjadi rektor ialah Theoderus Beza, seorang
murid dan teman sekerja Calvin, yang juga pidah dari Lausanne ke
Jenewa. Akademi itu melatih pemuda-pemuda Calvinis menjadi
tentara Tuhan di dunia, yang saleh dan yang rela berjuang bagi
perluasan pekerjaan Tuhan di semua aspek kehidupan. Mahasiswa
dari Akademi itu telah menyiarkan asas-asas Calvinis ke seluruh
Eropa. Banyak pemuka Reformasi Calvinis di luar negeri mendapat

Page 15
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

latihannya di Jenewa, antara lain John Knox, pembaru gereja di


negeri Skotlandia, Marbix dari Sint Aldegonde dari Belanda, Caspar
Olevianus, salah seorang dari pengarang-pegarang Katekismus
Heidelberg, dan banyak pemuka Reformasi Calvinis lainnya.

Pengaruh Calvin sudah mulai berkembang sampai jauh di


luar Jenewa. Hal itu juga disebabkan oleh kitab-kitabnya yang juga
ikut tersebar, seperti Institutio dan yang berkenaan tentang
penafsiran isi Alkitab. Calvin juga aktif dalam mempublikasikan
kepada para pembaru-pembaru gereja di Eropa, terutama dengan
kawan-kawan seiman dan seperjuangan di Prancis dan
mempersembahkan karya nya untuk orang-orang berpangkat
tinggi di Inggris, Polandia, Swedia, Denmark, sehingga ia memiliki
hubungan yang baik dengan mereka. Tujuannya adalah untuk
memberi penerangan dan berupa ajakan tentang Reformasi
Calvinis.

Arti Calvin bagi gereja Reformasi sangat besar. Pada masa


itu gereja Katolik Roma bersiap untuk membasmi gerakan
Reformasi, Calvinislah yang memberi Gereja muda itu suatu
organisasi yang teguh, kegiatan untuk berjuang dan tenaga
membela diri.

Pada tahun 1558, Calvin menderita sakit dan sebelum ia


meninggal pada tanggal 27 Mei 1964, Calvin meninggalkan banyak
pesan kepada jemaatnya, khususnya kepada Theodorous Beza,
yang menggantikan kedudukannya di Jenewa. Dewan kota dan
para pendeta dipanggilnya untuk mendengarkan nasihat-

Page 16
Artikelku - Calvinisme: John Calvin – Kehidupan Sang Reformis Gereja

nasihatnya.Perjuangan dan jasa-jasa Calvin yang begitu besar di


Eropa dalam menyebarkan Agama Tuhan, ia kemudian dikenang
sepanjang masa dengan berdirinya Gereja-gereja Calvinisme, yang
merupakan gereja yang terbesar bagi pemeluk Protestan di seluruh
dunia.

DAFTAR SUMBER

Berkhof dan Enklaar. 1967. Sedjarah Geredja. Bandung: P. D Grafika


Prop. Djabar

Wellem, F. D. 2003. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam


Sejarah Gereja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia

www.buletinpillar.org/artikel/john-calvin-a-brief-biography.
(Diakses pada: hari Selasa, tanggal 8 Desember 2015, pukul
22: 19 WIB)

Page 17

Anda mungkin juga menyukai