KOMUNIKASI GRAFIS
PERJANJIAN PENERBITAN
Disusun Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Perjanjian
Penerbitan” dengan baik walau pun penulis yakin bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna
Tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan
khususnya penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Komunikasi grafis.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna untuk memperbaiki kesalahan
yang ada di dalam makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Terimakasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Penerbitan buku adalah salah satu bidang industri yang menyumbang peran besar terhadap
pertumbuhan kualitas SDM di Indonesia. Diawali semenjak masa penjajahan, buku
merupakan salah satu hal yang berkontribusi bagi perkembangan intelektual masyarakat
indonesia yang masih berlanjut hingga hari ini. Penerbitan di indonesia yang hakikatnya
dimulai sejak abad ke 17 yang pada saat itu penjajahan VOC masuk ke negara indonesia
dan membawa mesin cetak. Mesin tersebut digunakan oleh VOC Belanda untuk
mempublikasikan berita melalui beberapa macam bentuk seperti brosur, koran dan lain
sebagainya. Di indonesia terdapat IKAPI sebagai asosiasi penerbit pertama yang ada di
Indonesia. IKAPI didirikan pada tanggal 17 mei 1950 di jakarta. Para pelopor pendirian
IKAPI adalah Sutan Tahdir Alisjahban, M. Jusuf Ahmad dan Nyonya A. Notosoetardjo.
Terdapat tiga fase awal penerbitan di indonesia yang pertama fase Hindia-Belanda,
dimana fase ini adalah fase berkembangnya penerbitan awal di indonesia yang dipelopori
pemerintahan koloniel belanda terutama untuk menjalankan misi penyebaran agama. Fase
kedua yaitu fase Cina Peranakan. Dimana penggunaan bahasa melayu dilapisan
masyarakat indonesia menyebabkan penerbitan semakin berkembang. Penerbitan surat
kabar yang menggunakan bahasa melayu merupakan salah satu tanda pada fase ini.
B. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian perjanjian
Perjanjian tertulis yang lazim dikenal sebagai perjanjian penerbitan. Suatau perjanjian
tertulis suda tentu merupakan sebuah dokumen penting dan dapat membantu banyak
merangkai kesulitan daqn hambatan yang mungkin timbul di belakang hari di dalam
pelaksanaannya. Akan tetapi yang terpenting di dalam suatu perjanjian adalah niat baik
dan saling mempercayai antara pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
Dalam pelaksanaannya hubungan antara pengarang dan penerbit tidak harus dilihat
sebagai hubungan bisnis semata –mata melainkan juga sebagai masalah saling
mempercayai.
Yang dicantumkan di dalam perjanjian penerbitan ialah segala sesuatu yang di anggap
penting oleh pengarang dan penerbit, semua tugas dan kewajiban dari masing masing-
masing pihak dalam proses menerbitkan naskah karangan hingga buku, serta
menebarluaskannya. Susunan dan bunyi redaksional dari perjanjian penerbitan tidak harus
selalu sama; semuanya bergantung pada kondisi kepentingan kebiasaan pada tiap
perusahaan penerbitan.
Akan tetapi pokok-pokok masalah yang biasa terdapat dalam perjanjian penerbitan
diantaranya adalah:
Arti dari kata penerbit dan terbitan tentunya sangat berbeda. Penerbit adalah subyek yang
menghasilakan sebuah bentuk terbitan, sedangkan terbitan sendiri adalah obyek atau hasil dari
proses peroduksi yang dihasilakan oleh penerbit tersebut. Baik penerbit ataupun terbitan sendiri
terdiri dari berbagai jenis.
Secara umum jenis penerbit dikelompokan menjadi penerbit umum, penerbit terbitan anak, dan
penerbit terbitan khusus seperti penerbit buku universitas, penerbit buku sekolah dasar, maupun
penerbit karya ilmiah. Namun apabila dilihat berdasarkan statusnya maka jenis penerbit
dikelompokan menjadi penerbit swasta dan penerbit pemerintah
Sedangakan untuk jenis terbitan secara umum dikelompokan menjadi terbitan fiksi dan non fiksi.
Kemudian apabila didasarkan atas dasar kegunaannya, maka terbitan dikelompokan menjadi
buku umum dan buku referensi.
Kemudian apabila ditanyakan apakah hubungan antara jenis penerbit dan jenis terbitan, maka
aka nada suatu jawaban praktis yang mudah dipahami. Yaitu, pada saat ini usaha penerbitan
mengkhususkan dirinya pada satu jenis penerbit dan satu jenis terbitan pula.
2. Proses penerbitan buku
Penerbit melaksanakan tugasnya untuk mendisain naskah penulis agar layak terbit
Hasil desain penerbit diserahkan kepada pencetak untuk dijadikan bentuk fisik
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku Literatur:
Budiwat, Septarina, 2011, Hukum Perdata II, Surakarta: Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Dimyati, Khudzaifah dan Kelik, Wardiono, 2012, Metode Penelitian Hukum, Surakarta:
UMS.
Miru, Ahmad, 2012, Hukum Kontrak Bernuansa Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada