Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian Batubara

Tabel 1. Hasil Pengujian Sampel Batubara


1. Judul Pengujian Sampel Pit Stockpile
Free Moisture 24.13 24.97
Total Moisture
Inherent Moisture (%)
Ash Content (Kandungan Abu) 5.22 4.20
Calorific Value (Kcal/Kg) 5078.08 4946.22
Volatile Matter 43.09 43.15
Sulfur (%) 0.336 0.349
Fix Carbon (%)
HGI
Pengujian Free Moisture
Air dry loss atau kandungan air bebas yang dipengaruhi oleh factor eksternal
seperti kegiatan penambangan, dsb

Air Dry Loss( ADL) %=[( M 1−M 2)/( M 1−M 3)x 100 ]
Keterangan :
M1 = Massa tray + sampel sebelum pengeringan (gram)
M2 = Massa tray + sampel sesudah pengeringan (gram)
M3 = Massa tray kosong (gram)
Diketahui:

Nilai Pit Stockpile


M1 1098.65 1157.87
M2 1029.14 1131.62
M3 419.87 415.65

1098.65−1029.14
ADL ( PIT )= ×100 %
1098.65−419.87
= 10.24 %
1157.87−1131.62
ADL( Stockpile)= ×100 %
1157.87−415.65
= 3.53 %
Residual moisture merupakan air terkondensasi di kapiler, air yang
terserap dan air yang terikat dengan gugus polar dan kation, dan air yang
timbul disebabkan oleh dekomposisi kimia baik material organik ataupun
anorganik.

Rumus:
Residual Moisture(RM )%=[( A−C )/B x 100 ]
Keterangan :

A = Massa dish + sampel sebelum pengeringan (gram)

B = Massa sampel batubara (gram)

C = Massa dish + sampel sesudah pengeringan (gram)

Diketahui:

Nilai PIT Stockpile

A 1098.65 1157.87

B 678.78 742.22

C 1029.14 1131.62

1098.65−1029.14
%RM (PIT )=[ x 100]
678.78

= 10.24 %

1157.87−1131.62
%RM (PIT )=[ x 100]
742.22

= 3.53%

2. Pengujian Total Moisture


ADL
Total Moisture= ADL+ RM (1− )
100
10.24 %
Total Moisture ( PIT )=10.24 %+10.24 % (1− )
100
= 18.38%
3.53 %
Total Moisture ( Stockpile )=3.53 % +3.53 %(1− )
100
= 6.8%
3. Pengujian Inherent Moisture

M 2−M 3
% M =[ ]x 100
M 2−M 1
dimana :
M1 = berat piring timbangan
M2 = M1+ Berat sampel (sebelum dipanaskan)
M3 = M1 + Berat sampel (setelah dipanaskan)
Diketahui :

Nilai Pit Stockpile


M1 405.68 396.47
M2 984.34 1109.85
M3 794.19 1071.61

984.34−794.19
% M ( PIT )=[ ] x 100
984.34−405.68
= 32.86%

1109.85−1071.61
% M (Stockpile )=[ ]x 100
1109.85−396.47
= 5.3%

4. Pengujian Ash Content (Kandungan Abu)


A 3− A 4
%ASH=
A 2− A 1
dimana :
A1 = Berat Krusibel
A2 = A1 + Berat sampel (sebelum dipanaskan)
A3 = A1 + Residu abu
A4 = A1 + Berat sampel (setelah dipanaskan)
5. Pengujian Calorific Value (Kcal/Kg)
Calorific Value atau nilai kalori merupakan energi yang diperoleh
pada proses pembakaran batubara diakibatkan oleh terjadinya reaksi
eksotermis dari senyawa hidrokarbon dengan oksigen. Gross Calorific
Value (GCV) adalah nilai kalori kotor sebagai nilai kalor hasil dari
pembakaran batubara dengan semua air dihitung dalam keadaan wujud
gas. Net Calorific Value (NCV) adalah nilai kalori bersih hasil
pembakaran batubara dimana kalori yang dihasilkan merupakan nilai
kalor.
6. Pengujian Volatile Matter
(b−c)
Kadar Zat Terbang ( % ) = ×100
(b−a)

Dimana:
a = berat botol timbang + tutup (gr)
b = berat botol timbang + tutup + sampel (gr) sebelum pemanasan
c = berat botol timbang + tutup + sampel (gr) setelah pemanasan

7. Pengujian Sulfur
Batubara merupakan bagian dari mineral carbonaceous atau bias
berupa bagian dari mineral seperti pyrite sulfat dan sulfide. Gas sulfur
diosida yang terbentuk selama pembakaran merupakan polutan yang
serius. Kandungan sulfur yang tinggi dalam batubara tidak diinginkan
karena akan berakumulasi didalam cairan logam panas sehingga
memerlukan proses desulfurisasi. Jumlah kandungan belerang pirit ,
sulfat dan organik secara keseluruhan yang terkandung di dalam
batubara didefinisikan sebagai kandungan belerang total
8. Perhitungan Fix Carbon
𝐹𝐶 = 100 −(𝐼𝑀 + 𝐴 + 𝑉𝑀)
Keterangan :
FC = Fixed Carbon (%)
IM = Inherent Moisture (%)
A = Ash Content (%)
VM = Volatile Matter (%)

𝐹𝐶 (PIT) = 100 −(𝐼𝑀 + 𝐴 + 𝑉𝑀)


= 100 – (32.86 + 5.22 + 24.13) = 37.79

𝐹𝐶 (Stockpile) = 100 −(𝐼𝑀 + 𝐴 + 𝑉𝑀)

= 100 – ( 5.3 + 4.20 + 24.97) =


= 65.53
9. HGI
HGI menggunakan acuan standar sesuai ISO 5074/1980, ISO
merupakan International Standard, yaitu standar yang diproduksi oleh
BSI Group yang didirikan dibawah Royal Charte dan yang secara resmi
ditunjuk sebagai Badan Standar Nasional (NSB) untuk negara Inggris
dan merupakan standar konsensus formal. Salah satu tujuan BSI yaitu
mengatur standar mutu barang dan jasa, mempersiapkan dan
mempromosikan adopsi umum Inggris Standar, dan mengubah standar
tersebut sebagai pengalaman dan kondisi yang membutuhkan. Menurut
International Standard (1994), rata-rata nilai ketergerusan bervariasi
yaitu dari 34 sampai 55 dan dapat dikelompokkan menjadi angat keras
(<40) , keras (40 -50) dan Sedang (>50). Metode hardgrove
dikembangkan untuk mengukur kuantitas material yang dapat lolos
saringan 200 mesh. 50 gram sampel batubara kering udara (antara 16
dan 30 mesh) ditempatkan di mesin hardgrove (pabrik miniatur) dengan
delapan bola baja 1 inci. Jenis bobot teratas ditempatkan pada bola dan
muatan batubara dan diputar 60 putaran. Jumlah batubara bubuk
melewati 200 mesh kemudian dibandingkan dengan sampel batubara
standar untuk mendapatkan indeks. Sementara grindability bukan
merupakan sifat bawaan dari batubara, namun mewakili kemudahan
relatif penggilingan untuk berbagai sifat batubara

Anda mungkin juga menyukai