Dosen Pengampu :
Dr. Asep Shodiqin Maulana, M. Ag.
Disusun Oleh :
1. Hudan Rizqi Mustaqiem (1224020057)
2. Ihsan Kamil Rahmatilah (1224020061)
3. Lingga Al Ghifari Hidayat (1224020070)
4. Ma’sum Aly (1224020077)
Dalam dunia keilmuan Islam, pemikiran kalam atau teologi merupakan salah satu
bidang yang memegang peranan penting dalam memahami dan mengembangkan konsep
tauhid, yaitu keyakinan atas keesaan Allah SWT. Selama berabad-abad, ulama-ulama kalam
telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperdalam pemahaman tentang esensi
tauhid dan implikasinya dalam kehidupan kita sebagai umat Muslim.
Dalam tulisan ini, kami akan menjelajahi pemikiran kalam ulama kontemporer, yang
merupakan kelompok cendekiawan yang meneruskan warisan intelektual dan tradisi pemikiran
kalam dari generasi sebelumnya. Mereka tidak hanya menghadapi tantangan intelektual
modernitas, tetapi juga berusaha untuk memahami relevansi tauhid dalam konteks zaman yang
terus berkembang.
Makalah ini akan memberikan gambaran tentang berbagai pendekatan dan kontribusi
ulama kontemporer dalam memahami tauhid secara lebih mendalam. Kami akan menyoroti
pemikiran ulama-ulama yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat
landasan pemahaman tauhid dan merespons berbagai isu kontemporer yang dihadapi oleh umat
Islam saat ini.
Tujuan utama makalah ini adalah untuk memberikan wawasan yang lebih luas tentang
pemikiran kalam ulama kontemporer dan menunjukkan relevansi serta kekayaan intelektual
yang mereka tawarkan dalam memahami konsep tauhid. Melalui pemahaman yang lebih baik
tentang tauhid, kita dapat memperkuat keyakinan dan membangun fondasi yang kuat untuk
menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Harapannya, makalah ini dapat memberikan wawasan baru, membangkitkan minat
pembaca untuk lebih mempelajari pemikiran kalam ulama kontemporer, serta menginspirasi
upaya kontemporer dalam memahami dan mengaplikasikan tauhid dalam kehidupan sehari-
hari.
Selamat membaca dan semoga tulisan ini memberikan manfaat yang berarti bagi
pembaca.
Penulis,
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Ilmu Kalam
Ilmu Kalam adalah salah satu cabang utama dalam ilmu teologi dalam tradisi Islam.
Secara harfiah, "kalam" berarti "ucapan" atau "percakapan", dan dalam konteks ilmu
Kalam, merujuk pada pembahasan dan analisis rasional mengenai konsep-konsep
teologis dalam Islam. Tujuan utama ilmu Kalam adalah untuk membuktikan kebenaran
keyakinan-keyakinan agama melalui argumen rasional dan filsafat.
Ilmu Kalam berkembang pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi sebagai respons
terhadap pertanyaan-pertanyaan filsafat dan teologi yang dihadapi oleh para ulama
Islam pada masa itu. Pada masa itu, pemikiran filosofis Yunani, terutama Aristoteles
dan Neoplatonisme, berdampingan dengan tradisi teologi Islam. Ilmu Kalam berusaha
untuk menggabungkan elemen-elemen rasionalitas dan wahyu dalam memahami
keyakinan agama.
Dalam kajiannya, ilmu Kalam mencoba untuk menjawab berbagai pertanyaan
penting mengenai keyakinan agama Islam. Beberapa topik yang dibahas dalam ilmu
Kalam meliputi:
Ilmu Kalam menggunakan metode rasional dan argumen logis dalam upayanya
memperkuat keyakinan agama. Pemikir-pemikir Kalam sering kali menggunakan
logika, filsafat, dan analisis deduktif dan induktif untuk menguji keyakinan-keyakinan
agama, dan mencari kesesuaian antara pemikiran rasional dan ajaran agama Islam.
Namun, penting untuk dicatat bahwa ilmu Kalam bukan satu-satunya pendekatan
dalam memahami agama Islam. Terdapat juga disiplin ilmu seperti Filsafat Islam,
Tafsir, Hadis, dan Tasawuf, yang memberikan perspektif dan metode yang berbeda
dalam memahami agama. Ilmu Kalam merupakan salah satu kontribusi penting dalam
warisan intelektual Islam, yang menggabungkan pemikiran rasional dan teologis untuk
memperkuat keyakinan agama.
Berikut ini adalah pemikiran beberapa ulama kontemporer dalam ilmu kalam secara
mendetail:
1. Ismail al-Faruqi
Ismail al-Faruqi adalah seorang ulama kontemporer yang dikenal sebagai
pemikir Muslim modern dan merupakan salah satu tokoh penting dalam
pemikiran ilmu kalam. Pemikirannya berfokus pada dialog antara Islam dan
dunia modern, serta memperbarui pemahaman tentang ilmu kalam dalam
konteks zaman sekarang. Al-Faruqi berargumen bahwa Islam memiliki potensi
untuk berdialog dengan ilmu pengetahuan modern dan memperkaya
pemahaman manusia tentang realitas. Ia menekankan pentingnya memperbarui
metode dan pendekatan dalam ilmu kalam untuk menjawab tantangan
intelektual dan filosofis zaman modern.
2. Hasan Hanafi
Hasan Hanafi adalah seorang filsuf dan ulama kontemporer yang berfokus pada
pemikiran ilmu kalam dan filsafat Islam. Ia menekankan pentingnya pendekatan
yang inklusif dan kritis dalam memahami ajaran Islam. Hanafi berargumen
bahwa ilmu kalam harus melibatkan pemikiran kritis dan refleksi filosofis untuk
mengatasi tantangan kontemporer. Pemikirannya mengakui pentingnya
pemahaman historis dan kontekstual dalam menafsirkan ajaran agama, serta
memperhatikan aspek sosial dan politik yang mempengaruhi pemahaman
keagamaan.
3. Harun Nasution
Harun Nasution adalah seorang ulama kontemporer Indonesia yang dikenal
dengan sumbangsihnya dalam bidang ilmu kalam dan pemikiran Islam modern.
Salah satu pemikirannya adalah menekankan perlunya memahami ilmu kalam
sebagai ilmu yang mengarah pada pengamalan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari. Nasution berpendapat bahwa ilmu kalam harus dihubungkan
dengan konteks sosial, ekonomi, dan politik masyarakat agar memiliki relevansi
yang kuat. Ia juga menekankan pentingnya dialog antara ilmu kalam dan
disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu sosial dan humaniora, untuk memperkaya
pemahaman keagamaan.
4. H.M. Rasyidi
H.M. Rasyidi adalah seorang ulama dan akademisi Indonesia yang memberikan
sumbangsih dalam pemikiran ilmu kalam. Pemikirannya mencakup pembaruan
dan pengembangan ilmu kalam dalam konteks Indonesia. Rasyidi berpendapat
bahwa ilmu kalam harus mampu memberikan jawaban dan solusi atas isu-isu
sosial dan politik yang dihadapi oleh umat Islam di Indonesia. Pemikirannya
juga menekankan pentingnya mengintegrasikan pemikiran lokal dan kearifan
lokal dalam pemahaman keagamaan, serta melibatkan dialog antara budaya dan
agama untuk membangun pemahaman yang holistik dan kontekstual.
Pemikiran dari Ismail al-Faruqi, Hasan Hanafi, Harun Nasution, dan H.M.
Rasyidi mencerminkan upaya mereka untuk memperbarui dan memperkaya pemikiran
ilmu kalam agar relevan dengan zaman kontemporer. Mereka menekankan pentingnya
dialog, kritis, refleksi filosofis, dan integrasi dengan konteks sosial, ekonomi, dan
politik masyarakat modern.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dibahas pemikiran kalam (tauhid) ulama kontemporer
yang melibatkan konsep-konsep tauhid dan keyakinan dalam agama Islam. Pemikiran-
pemikiran ini mencerminkan upaya ulama kontemporer untuk memahami dan
menghadapi tantangan dan perubahan zaman dengan tetap menjaga kesesuaian dengan
ajaran agama.
Melalui analisis terhadap pemikiran-pemikiran tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ulama kontemporer mengambil pendekatan yang inklusif dan terbuka dalam
memahami tauhid. Mereka berusaha untuk menggabungkan warisan pemikiran klasik
dengan konteks modern untuk mencapai pemahaman yang komprehensif dan relevan
tentang tauhid.
Para ulama kontemporer juga menekankan pentingnya dialog dan pemahaman
yang mendalam terhadap konsep-konsep tauhid. Mereka mengajak umat Islam untuk
memiliki pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang keesaan Allah, mencakup
aspek-aspek seperti kehendak Allah, atribut-Nya, dan hubungan-Nya dengan ciptaan-
Nya.
Pemikiran kalam (tauhid) ulama kontemporer juga menunjukkan pentingnya
pemikiran rasional dan ilmiah dalam memahami dan mempertahankan keyakinan
tauhid. Mereka mempergunakan argumen-argumen rasional dan bukti-bukti empiris
untuk menguatkan landasan kepercayaan agama, serta memberikan jawaban atas
pertanyaan dan keraguan yang mungkin muncul dalam konteks modern.
Dalam kesimpulan, pemikiran kalam (tauhid) ulama kontemporer memberikan
kontribusi yang berharga dalam mempertahankan dan mengembangkan pemahaman
tentang tauhid dalam konteks zaman yang terus berubah. Pendekatan inklusif, dialog,
pemikiran rasional, dan penggabungan konsep klasik dengan konteks modern menjadi
ciri khas dari pemikiran ulama kontemporer ini. Dengan demikian, pemikiran kalam
(tauhid) ulama kontemporer dapat memberikan landasan yang kuat bagi umat Islam
dalam memahami dan mempraktikkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Amin Abdullah. 2010. Pemikiran Islam Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syafii Maarif. 2007. Wajah Peradaban Baru: Islam, Kebudayaan, dan Sains. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
Mustafa Amin. 2016. Filsafat Ilmu dalam Perspektif Islam. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Muhammad al-Ghazali. 2012. Ilmu Kalam dan Kemajuan Pemikiran Islam. Jakarta:
Pustaka al-Kautsar.
M. Quraish Shihab. 2014. Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai
Persoalan Umat. Jakarta: Lentera Hati.
Nurcholish Madjid. 2000. Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan. Jakarta: Paramadina.
Nasaruddin Umar. 2017. Meretas Wacana Islam Indonesia: Kritik atas Kearifan Lokal
dan Kontribusi Intelektual Muslim Indonesia. Jakarta: Mizan.
Harun Nasution. 2012. Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Ismail Raji al-Faruqi. 2009. Iman, Islam, dan Ilmu: Pergulatan Muslim Modern.
Jakarta: Paramadina.
Zainal Abidin Ahmad. 2013. Teologi Tauhid: Studi tentang Pemikiran Kontemporer.
Bandung: Mizan.