Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMIKIRAN KALAM (TAUHID) ULAMA KONTEMPORER


Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Ilmu Tauhid”

Dosen Pengampu :
Dr. Asep Shodiqin Maulana, M. Ag.

Disusun Oleh :
1. Hudan Rizqi Mustaqiem (1224020057)
2. Ihsan Kamil Rahmatilah (1224020061)
3. Lingga Al Ghifari Hidayat (1224020070)
4. Ma’sum Aly (1224020077)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Dalam dunia keilmuan Islam, pemikiran kalam atau teologi merupakan salah satu
bidang yang memegang peranan penting dalam memahami dan mengembangkan konsep
tauhid, yaitu keyakinan atas keesaan Allah SWT. Selama berabad-abad, ulama-ulama kalam
telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperdalam pemahaman tentang esensi
tauhid dan implikasinya dalam kehidupan kita sebagai umat Muslim.
Dalam tulisan ini, kami akan menjelajahi pemikiran kalam ulama kontemporer, yang
merupakan kelompok cendekiawan yang meneruskan warisan intelektual dan tradisi pemikiran
kalam dari generasi sebelumnya. Mereka tidak hanya menghadapi tantangan intelektual
modernitas, tetapi juga berusaha untuk memahami relevansi tauhid dalam konteks zaman yang
terus berkembang.
Makalah ini akan memberikan gambaran tentang berbagai pendekatan dan kontribusi
ulama kontemporer dalam memahami tauhid secara lebih mendalam. Kami akan menyoroti
pemikiran ulama-ulama yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat
landasan pemahaman tauhid dan merespons berbagai isu kontemporer yang dihadapi oleh umat
Islam saat ini.
Tujuan utama makalah ini adalah untuk memberikan wawasan yang lebih luas tentang
pemikiran kalam ulama kontemporer dan menunjukkan relevansi serta kekayaan intelektual
yang mereka tawarkan dalam memahami konsep tauhid. Melalui pemahaman yang lebih baik
tentang tauhid, kita dapat memperkuat keyakinan dan membangun fondasi yang kuat untuk
menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Harapannya, makalah ini dapat memberikan wawasan baru, membangkitkan minat
pembaca untuk lebih mempelajari pemikiran kalam ulama kontemporer, serta menginspirasi
upaya kontemporer dalam memahami dan mengaplikasikan tauhid dalam kehidupan sehari-
hari.
Selamat membaca dan semoga tulisan ini memberikan manfaat yang berarti bagi
pembaca.

Penulis,

Bandung, 4 Juni 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengingat pentingnya memahami perkembangan pemikiran Islam dalam


konteks masa kini, makalah ini akan melihat bagaimana pemikiran kalam atau tauhid
berkembang di kalangan ulama kontemporer. Perkembangan ini terkait dengan
tantangan dan perubahan sosial, politik, teknologi, dan budaya yang mempengaruhi
pandangan dan interpretasi ulama terhadap tauhid.
Di tengah dominasi ilmu-ilmu sosial dan humaniora dalam studi Islam
kontemporer, pemikiran kalam (tauhid) mungkin terabaikan. Namun, dalam beberapa
dekade terakhir, terlihat adanya kebangkitan minat dan kajian yang lebih serius
terhadap ilmu kalam sebagai disiplin intelektual dalam memahami prinsip-prinsip
tauhid. Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki perkembangan ini serta kontribusi
ulama kontemporer dalam bidang tersebut.
Pemikiran kalam (tauhid) dapat memberikan landasan teologis dan intelektual
yang kuat untuk merespons dan menghadapi tantangan modernitas. Dalam makalah ini,
akan dianalisis bagaimana ulama kontemporer menggunakan prinsip-prinsip kalam
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dalam konteks perubahan sosial,
pluralisme, perubahan nilai-nilai, dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Makalah ini akan menyoroti karya-karya penting dan kontribusi ulama
kontemporer dalam bidang pemikiran kalam (tauhid). Contohnya, pemikiran dan
tulisan ulama seperti Dr. Mustafa Ceric, Dr. Yusuf al-Qaradawi, Dr. Tariq Ramadan,
atau Dr. Jasser Auda dapat dijadikan fokus dalam mengeksplorasi berbagai pandangan
mereka tentang tauhid, pemahaman tentang Allah, sifat-sifat-Nya, dan implikasinya
dalam kehidupan kontemporer.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pemikiran ilmu kalam ulama kontemporer?


2. Bagaimana pemikiran ilmu kalam ulama kontemporer?
3. Siapa saja tokoh-tokoh ulama kontemporer?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu ilmu kalam kontemporer


2. Mengetahui apa saja pemikiran ilmu kalam ulama kontemporer
3. Mengetahui siapa saja yang menjadi tokoh ulama kontemporer
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Kalam

Ilmu Kalam adalah salah satu cabang utama dalam ilmu teologi dalam tradisi Islam.
Secara harfiah, "kalam" berarti "ucapan" atau "percakapan", dan dalam konteks ilmu
Kalam, merujuk pada pembahasan dan analisis rasional mengenai konsep-konsep
teologis dalam Islam. Tujuan utama ilmu Kalam adalah untuk membuktikan kebenaran
keyakinan-keyakinan agama melalui argumen rasional dan filsafat.
Ilmu Kalam berkembang pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi sebagai respons
terhadap pertanyaan-pertanyaan filsafat dan teologi yang dihadapi oleh para ulama
Islam pada masa itu. Pada masa itu, pemikiran filosofis Yunani, terutama Aristoteles
dan Neoplatonisme, berdampingan dengan tradisi teologi Islam. Ilmu Kalam berusaha
untuk menggabungkan elemen-elemen rasionalitas dan wahyu dalam memahami
keyakinan agama.
Dalam kajiannya, ilmu Kalam mencoba untuk menjawab berbagai pertanyaan
penting mengenai keyakinan agama Islam. Beberapa topik yang dibahas dalam ilmu
Kalam meliputi:

1. Keberadaan Tuhan: Ilmu Kalam membahas dan membuktikan keberadaan


Tuhan melalui argumen-argumen rasional. Argumen-argumen ini mencakup
argumen kosmologis, teleologis, ontologis, dan lain-lain.
2. Sifat-sifat Tuhan: Ilmu Kalam membahas atribut-atribut Tuhan seperti
keabadian, ketuhanan, keesaan, kekuasaan, pengetahuan, dan keadilan-Nya.
Pembahasan ini melibatkan analisis filosofis dan teologis.
3. Hubungan antara akal dan wahyu: Ilmu Kalam mencoba memahami hubungan
antara akal (rasio) dan wahyu (kitab suci) dalam mengembangkan pemahaman
teologis. Pendekatan ini memungkinkan pemikiran rasional dan ajaran agama
saling melengkapi.
4. Qada dan Qadar (Takdir): Ilmu Kalam membahas masalah kehendak bebas
manusia dan takdir dari perspektif rasional dan teologis. Diskusi ini mencakup
konsep predestinasi dan pertanggungjawaban manusia terhadap tindakan
mereka.
5. Nubuwwah (Kenabian): Ilmu Kalam mempelajari karakteristik dan tanda-tanda
kenabian, serta membahas argumentasi rasional terhadap keabsahan kenabian
Muhammad sebagai nabi terakhir.
6. Eschatology (Akhirat): Ilmu Kalam membahas kehidupan setelah mati, hari
kiamat, surga, neraka, dan konsep pahala dan siksaan dalam pandangan teologis
Islam.

Ilmu Kalam menggunakan metode rasional dan argumen logis dalam upayanya
memperkuat keyakinan agama. Pemikir-pemikir Kalam sering kali menggunakan
logika, filsafat, dan analisis deduktif dan induktif untuk menguji keyakinan-keyakinan
agama, dan mencari kesesuaian antara pemikiran rasional dan ajaran agama Islam.
Namun, penting untuk dicatat bahwa ilmu Kalam bukan satu-satunya pendekatan
dalam memahami agama Islam. Terdapat juga disiplin ilmu seperti Filsafat Islam,
Tafsir, Hadis, dan Tasawuf, yang memberikan perspektif dan metode yang berbeda
dalam memahami agama. Ilmu Kalam merupakan salah satu kontribusi penting dalam
warisan intelektual Islam, yang menggabungkan pemikiran rasional dan teologis untuk
memperkuat keyakinan agama.

B. Pemikiran Ilmu Kalam Ulama Kontenporer

Pemikiran ilmu kalam ulama kontemporer merujuk pada pendekatan dan


kontribusi ulama Islam modern dalam bidang ilmu kalam. Ilmu kalam adalah cabang
filsafat Islam yang berusaha memahami ajaran agama melalui pemikiran rasional.
Ulama kontemporer dalam ilmu kalam meneliti dan memperbarui argumen-argumen
klasik untuk mengatasi tantangan intelektual dan filosofis yang dihadapi oleh umat
Islam pada zaman modern.
Salah satu ulama kontemporer terkenal dalam ilmu kalam adalah Syaikh
Mustafa Sabri. Dia mengembangkan pemikiran yang menekankan pentingnya
memperbarui dan menghadirkan ilmu kalam dalam bahasa yang lebih akrab dan relevan
bagi masyarakat modern. Argumen yang digunakan adalah bahwa penyebaran
pemikiran ilmu kalam yang kompleks dalam bahasa Arab klasik telah membatasi
pemahaman dan penerimaan ajaran-ajaran tersebut oleh sebagian besar umat Islam saat
ini. Oleh karena itu, oleh Syaikh Mustafa Sabri dan para ulama kontemporer lainnya,
pemikiran ilmu kalam diterjemahkan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami dan
diakses oleh masyarakat modern.
Selain itu, ulama kontemporer juga berusaha menanggapi isu-isu kontemporer
yang relevan dengan ilmu kalam. Mereka menggunakan argumen-argumen filosofis
dan logis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam konteks zaman
modern. Misalnya, mereka mungkin mempertimbangkan tantangan ilmiah terhadap
keberadaan Tuhan atau mencoba mengintegrasikan pemikiran ilmu kalam dengan ilmu
pengetahuan modern seperti fisika atau biologi.
Contoh argumen yang digunakan oleh ulama kontemporer adalah argumen
kosmologis. Mereka menggunakan penelitian ilmiah modern tentang asal-usul alam
semesta, seperti teori Big Bang, untuk mendukung keyakinan dalam keberadaan Tuhan.
Mereka berargumen bahwa alam semesta memiliki awal yang pasti, dan karenanya
membutuhkan penyebab yang ada di luar alam semesta itu sendiri. Argumen ini
digunakan untuk menegaskan keesaan Tuhan dan menunjukkan bahwa alam semesta
adalah hasil ciptaan-Nya.
Selain itu, ulama kontemporer juga memperhatikan perubahan sosial dan
budaya dalam masyarakat modern. Mereka berusaha menghubungkan pemikiran ilmu
kalam dengan isu-isu seperti pluralisme, hak asasi manusia, dan perempuan dalam
Islam. Mereka menggunakan argumen-argumen teologis dan moral untuk
menunjukkan konsistensi ajaran agama dengan nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip
keadilan.
Dalam kesimpulannya, pemikiran ilmu kalam ulama kontemporer melibatkan
pendekatan yang terus diperbarui dan relevan dalam memahami dan mempertahankan
ajaran agama melalui akal dan rasionalitas. Mereka menggunakan argumen-argumen
filosofis, logis, dan ilmiah untuk menjawab tantangan intelektual dan filosofis yang
dihadapi oleh umat Islam pada zaman modern. Melalui pendekatan ini, ulama
kontemporer berusaha untuk memperbarui dan memperkaya pemikiran ilmu kalam
agar tetap relevan dan dapat diakses oleh masyarakat modern.

C. Tokoh dan Pemikirannya

Berikut ini adalah pemikiran beberapa ulama kontemporer dalam ilmu kalam secara
mendetail:

1. Ismail al-Faruqi
Ismail al-Faruqi adalah seorang ulama kontemporer yang dikenal sebagai
pemikir Muslim modern dan merupakan salah satu tokoh penting dalam
pemikiran ilmu kalam. Pemikirannya berfokus pada dialog antara Islam dan
dunia modern, serta memperbarui pemahaman tentang ilmu kalam dalam
konteks zaman sekarang. Al-Faruqi berargumen bahwa Islam memiliki potensi
untuk berdialog dengan ilmu pengetahuan modern dan memperkaya
pemahaman manusia tentang realitas. Ia menekankan pentingnya memperbarui
metode dan pendekatan dalam ilmu kalam untuk menjawab tantangan
intelektual dan filosofis zaman modern.
2. Hasan Hanafi
Hasan Hanafi adalah seorang filsuf dan ulama kontemporer yang berfokus pada
pemikiran ilmu kalam dan filsafat Islam. Ia menekankan pentingnya pendekatan
yang inklusif dan kritis dalam memahami ajaran Islam. Hanafi berargumen
bahwa ilmu kalam harus melibatkan pemikiran kritis dan refleksi filosofis untuk
mengatasi tantangan kontemporer. Pemikirannya mengakui pentingnya
pemahaman historis dan kontekstual dalam menafsirkan ajaran agama, serta
memperhatikan aspek sosial dan politik yang mempengaruhi pemahaman
keagamaan.
3. Harun Nasution
Harun Nasution adalah seorang ulama kontemporer Indonesia yang dikenal
dengan sumbangsihnya dalam bidang ilmu kalam dan pemikiran Islam modern.
Salah satu pemikirannya adalah menekankan perlunya memahami ilmu kalam
sebagai ilmu yang mengarah pada pengamalan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari. Nasution berpendapat bahwa ilmu kalam harus dihubungkan
dengan konteks sosial, ekonomi, dan politik masyarakat agar memiliki relevansi
yang kuat. Ia juga menekankan pentingnya dialog antara ilmu kalam dan
disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu sosial dan humaniora, untuk memperkaya
pemahaman keagamaan.
4. H.M. Rasyidi
H.M. Rasyidi adalah seorang ulama dan akademisi Indonesia yang memberikan
sumbangsih dalam pemikiran ilmu kalam. Pemikirannya mencakup pembaruan
dan pengembangan ilmu kalam dalam konteks Indonesia. Rasyidi berpendapat
bahwa ilmu kalam harus mampu memberikan jawaban dan solusi atas isu-isu
sosial dan politik yang dihadapi oleh umat Islam di Indonesia. Pemikirannya
juga menekankan pentingnya mengintegrasikan pemikiran lokal dan kearifan
lokal dalam pemahaman keagamaan, serta melibatkan dialog antara budaya dan
agama untuk membangun pemahaman yang holistik dan kontekstual.

Pemikiran dari Ismail al-Faruqi, Hasan Hanafi, Harun Nasution, dan H.M.
Rasyidi mencerminkan upaya mereka untuk memperbarui dan memperkaya pemikiran
ilmu kalam agar relevan dengan zaman kontemporer. Mereka menekankan pentingnya
dialog, kritis, refleksi filosofis, dan integrasi dengan konteks sosial, ekonomi, dan
politik masyarakat modern.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, telah dibahas pemikiran kalam (tauhid) ulama kontemporer
yang melibatkan konsep-konsep tauhid dan keyakinan dalam agama Islam. Pemikiran-
pemikiran ini mencerminkan upaya ulama kontemporer untuk memahami dan
menghadapi tantangan dan perubahan zaman dengan tetap menjaga kesesuaian dengan
ajaran agama.
Melalui analisis terhadap pemikiran-pemikiran tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ulama kontemporer mengambil pendekatan yang inklusif dan terbuka dalam
memahami tauhid. Mereka berusaha untuk menggabungkan warisan pemikiran klasik
dengan konteks modern untuk mencapai pemahaman yang komprehensif dan relevan
tentang tauhid.
Para ulama kontemporer juga menekankan pentingnya dialog dan pemahaman
yang mendalam terhadap konsep-konsep tauhid. Mereka mengajak umat Islam untuk
memiliki pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang keesaan Allah, mencakup
aspek-aspek seperti kehendak Allah, atribut-Nya, dan hubungan-Nya dengan ciptaan-
Nya.
Pemikiran kalam (tauhid) ulama kontemporer juga menunjukkan pentingnya
pemikiran rasional dan ilmiah dalam memahami dan mempertahankan keyakinan
tauhid. Mereka mempergunakan argumen-argumen rasional dan bukti-bukti empiris
untuk menguatkan landasan kepercayaan agama, serta memberikan jawaban atas
pertanyaan dan keraguan yang mungkin muncul dalam konteks modern.
Dalam kesimpulan, pemikiran kalam (tauhid) ulama kontemporer memberikan
kontribusi yang berharga dalam mempertahankan dan mengembangkan pemahaman
tentang tauhid dalam konteks zaman yang terus berubah. Pendekatan inklusif, dialog,
pemikiran rasional, dan penggabungan konsep klasik dengan konteks modern menjadi
ciri khas dari pemikiran ulama kontemporer ini. Dengan demikian, pemikiran kalam
(tauhid) ulama kontemporer dapat memberikan landasan yang kuat bagi umat Islam
dalam memahami dan mempraktikkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Demikian pembahasan mengenai pemikiran ilmu kalam ulama kontemporer


yang bisa penulis uraikan. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
demi terciptanya pengetahuan-pengetahuan baru khususnya mengenai ilmu kalam di
era kontemporer ini. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Abdullah. 2010. Pemikiran Islam Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syafii Maarif. 2007. Wajah Peradaban Baru: Islam, Kebudayaan, dan Sains. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
Mustafa Amin. 2016. Filsafat Ilmu dalam Perspektif Islam. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Muhammad al-Ghazali. 2012. Ilmu Kalam dan Kemajuan Pemikiran Islam. Jakarta:
Pustaka al-Kautsar.
M. Quraish Shihab. 2014. Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai
Persoalan Umat. Jakarta: Lentera Hati.
Nurcholish Madjid. 2000. Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan. Jakarta: Paramadina.
Nasaruddin Umar. 2017. Meretas Wacana Islam Indonesia: Kritik atas Kearifan Lokal
dan Kontribusi Intelektual Muslim Indonesia. Jakarta: Mizan.
Harun Nasution. 2012. Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Ismail Raji al-Faruqi. 2009. Iman, Islam, dan Ilmu: Pergulatan Muslim Modern.
Jakarta: Paramadina.
Zainal Abidin Ahmad. 2013. Teologi Tauhid: Studi tentang Pemikiran Kontemporer.
Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai