Anda di halaman 1dari 47

PEMANFAATAN MEDIA VIDIO 360 DERAJAT GUNA PENINGKATAN

PARIWISATA CANDI TEGOWANGI DI DESA TEGOWANGI,


KECAMATAN PLEMAHAN, KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi


Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Pada Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UN PGRI
Kediri

OLEH :
MUJI BASUKI
NPM : 18.1.01.02.0003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUANGURU REPUBLIK INDONESIA
UNP PGRI KEDIRI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Sekripsi oleh :
Muji Basuki
NPM. 18.1.01.02.0003

JUDUL :
PEMANFAATAN MEDIA VIDIO 360 DERAJAT GUNA PENINGKATAN
PARIWISATA CANDI TEGOWANGI DI DESA TEGOWANGI,
KECAMATAN PLEMAHAN, KABUPATEN KEDIRI

Telah disetujui untuk diajukan Kepada Panitia


Ujian/Sidang Skripsi Prodi Pendidikan Sejarah FKIP
UN PGRI Kediri

Tanggal :

Pembibing Ι Pembibing ΙΙ

NIDN: NIDN:
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh
Muji Basuki
18.1.01.02.0003

Judul :

PEMANFAATAN MEDIA VIDIO 360 DERAJAT GUNA PENINGKATAN


PARIWISATA CANDI TEGOWANGI DI DESA TEGOWANGI,
KECAMATAN PLEMAHAN, KABUPATEN KEDIRI
Telah disetujui untuk diajukan Kepada Panitia
Ujian/Sidang Skripsi Prodi Pendidikan Sejarah FKIP
UN PGRI Kediri

Pada tanggal
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan
Panitia pengguji:
1. Ketua :
2. Penguji Ι :
3. Penguji ΙΙ :
Mengetahui,
Dekan Fkip

NIDN
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena hanya atas perkenan-Nya tugas penyusunan proposal ini dapat
diselesaikan.

Penyusunan proposal ini merupakan bagian dari rencana penelitian guna


penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah.

Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih dan penghargaan yang


setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. Zainal Afandi, M.Pd selaku Rektor UNP Kediri yang selalu memberikan
dorongan dan motivasi kepada mahasiswa UNP Kediri
2. Dr. Mumun Nurmilawati, M.Pd selaku Dekan FKIP yang selalu memberi
semangat pantang menyerah dan terus berjuang khususnya bagi mahasiswa
FKIP.
3. Drs. Yatmin M.Pd selaku KaProdi Pendidikan Sejarah yang senantiasa
memberikan petuah dan sentuhan sejarah untuk menjadi orang yang selalu
bijaksana dalam berfikir dan bertindak, kepada semua mahasiswa Pendidikan
Sejarah UNP Kediri
4. Drs. Heru Budiono, M,Pd selaku Pembimbing 1 yang selalu memberikan
bimbingan, semangat, motivasi serta arahan-arahan kepada peneliti dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
5. Drs. Agus Budianto, M.Pd selaku Pembimbing 2 yang selalu memberikan
bimbingan, semangat, motivasi serta arahan-arahan kepada peneliti dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
6. Narasumber yang telah membantu dalam memberikan informasi mengenai
video 360 derajat.
7. Keluargaku yang telah memberikan dorongan dorongan moral dan meteril..
8. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada pihak-pihak lain yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan yang jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis berharap saran, dan kritik yang dapat
dijadikan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya, disertai harapan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 21 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dari masa ke-masa

memunculkan teknologi-teknologi baru yang mempermudah kegiatan

manusia. Penggunaan teknologi informasi diharapkan dapat membantu

menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemui sehingga permasalahan

tersebut dapat terselesaikan secara efektif. Kemajuan teknologi informasi

berkembang diberbagai aspek, salah satunya seperti teknologi virtual tour

atau panorama tour. Teknologi virtual tour adalah teknologi dimana pengguna

dapat mengelilingi/berkeliling kesuatu tempat secara virtual, panoramic

sendiri memiliki keunggulan yaitu informasi yang dipaparkan lebih nyata dan

kompleks, tempat yang ditunjukkan dapat dilihat kesemua sisi dan dapat

digerakkan kesisi yang diinginkan, dapat melihat sebuah tempat dengan

berbagai sudut pandang sebesar 360 derajat hanya dalam satu foto.

Pembuatan panoramic menggunakan metode image stitching.

Pariwisata pada era sekarang sangatlah penting untuk tempat refreshing

atau penyegaran buat jasmani dan rohani bagi para pekerja keras untuk

memulihkan fisik dan mentalnya. Tiap Kota atau Kabupaten memiliki obyek

wisata yang sangat potensial untuk menarik para pengunjung ( Sigit

Widyatmoko et al. 2016: 72). Sedangkan pariwisata merupakan suatu

kegiatan atau perjalanan yang dilakukan seseorang atau lebih ke suatu tempat
diluar tempat tinggalnya untuk sementara waktu yang dimaksudkan untuk

mencari kesenangan, mencari suasana baru, menenangkan diri maupun

kepentingan lainnya (Soedarso et al. 2014:138-139)

Undang-undang Nomor 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan

obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata, dengan demikian pariwisata meliputi :1) Semua

kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata, 2) Pengusahaan obyek

dan daya tarik wisata, 3) Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata. Pariwisata

sudah menjadi andalan utama sumber devisa karena indonesia merupakan

salah satu negara yang memiliki beranekaragam jenis pariwisata, misalnya

wisata alam, sosial maupun wisata budaya yang tersebar dari sabang hingga

merauke (Devy 2017:11).

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan

dan berperan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat (Komang 2010:293) Setelah itu melihat bagaimana

perkembangan dari jumlah berkunjung wisatawan apabila ternyata mencapai

target yang telah ditetapkan selanjutnya akan memikirkan sistem prioritas.

Untuk pengembangan ini perlu dilakukan pendekatan-pendekatan dengan

organisasi pariwisata yang ada (pemerintah dan swasta) dan pihak-pihak

terkait yang diharapkan dapat mendukung kelanjutan pembangunan

pariwisata daerah tersebut (Maharani 2014:20).


Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya, bentang alam yang indah,

dan lain sebagainya upaya-upaya pelestarian sumber daya alam dan

lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial budaya

masyarakat terutama masyarakat lokal. Pengembangan kawasan wisata

mampu membarikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah, membuka

peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga

kelestarian kekayaan alam dan hayati. Pengembangan pariwisata sebagai

salah satu sektor pembangunan secara umum menjadi relevan jika

pengembangan pariwisata itu sesuai dengan potensi daerah (Mukhsin

2015:2).

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kerajaan sebelum

menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta banyak berbagai

kebudayaan. Kebudayaan adalah suatu yang akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran

manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat

abstrak (Priska Ratnasari Gonar, et al. 2021:107).

Salah satunya adalah kerajaan Majapahit, kerajaan Budha-Hindu terbesar

yang pernah ada di Nusantara. Kerajaan yang berbasis di Mojokerto, Jawa

Timur ini menggunakan sistem pemerintahan monarki, khususnya sistem

politik yang didasarkan pada kedaulatan atau kekuasaan yang tidak terbagi

dari satu orang. istilah ini berlaku untuk negara-negara di mana kekuasaan

tertinggi dipegang oleh seorang raja, seorang penguasa pribadi yang bertindak

sebagai kepala negara dan mencapai posisinya melalui garis keturunan.


Kerajaan Majapahit juga telah banyak membangun bangunan peninggalan

bersejarah. Salah satunya yaitu candi candi itu sebenarnya adalah bangunan

untuk memuliakan orang yang telah wafat, khusus para raja dan orang-orang

terkemuka. Artinya dapat disimpulkan bahwa candi merupakan peninggalan

dari masa Hindu-Budha yang memiliki berbagai bentuk dan fungsi bangunan,

termasuk tempat ibadah, pengajaran agama, penyimpanan abu jenazah raja

atau tokoh-tokoh penting, tempat pemujaan dewa, pertirtaan (pemandian),

dan pintu gapura (Soekmono 1973: 81).

Candi Kediri secara umum memiliki struktur ragam hias dan relief yang

berbeda dengan candi-candi di Jawa Tengah, karena pengaruh kuat Kerajaan

Kadiri dan Kerajaan Majapahit. Candi Tegowangi merupakan peninggalan

kerajaan Majapahit dengan corak Buddha-Hindu. Lokasi Candi Tegowangi

berada di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa

Timur, Indonesia. Candi adalah bahasa yang mengukir gambar dalam bentuk

fisik berupa peninggalan zaman dahulu untuk menyampaikan pesan kepada

generasi penerus. Lalu Mulyadi (2018:16)

Saat ini, Candi Tegowangi berfungsi sebagai objek wisata cagar budaya

agar generasi milenial tahu betapa pentingnya sejarah suatu negara, dan juga

banyak seniman terkenal yang mengunjungi pura dan melakukan pertunjukan

serta tempat peribadatan umat Hindu. Dan juga sebagai tempat peribadahan

umat Hindu. Religius adalah sikap taat dalam menerapkan kepercayaan yang

telah diyakini dan bisa toleran kepada pemeluk agama lain, ibadah dari agama
lain serta dapat menjalani hidup yang rukun dan damai berdampingan” (Yulia

Yulfida Andarisma et al, 2021: 839)

B. Identifikasi Masalah

Dari data yang diproleh dapat disimpulkan bahwa responden yang

berkunjung ke tempat wisata Candi Tegowangi tersebut hanya penduduk dari

lokal Kediri. Hal ini mungkin kurangnya promosi ke luar Kediri dan juga bisa

dikarenakan letak tempat obyek wisata ini sangat tidak strategis dan juga

tempat lokasi wisata tersebut tidak ada fasilitas yang menarik minat

pengunjung selain Candi itu sendiri

Dalam proses perkembangan pariwisata banyak metode dapat digunakan

sebagai sarana promosi memperkenalkan Candi Tegowangi. Salah satu

metode tersebut melalaui vidio 360 derajat, diharapkan dapat menarik minat

wisatawan

C. Pemabatasan masalah

Batasan-batasan yang dibatasin untuk melakukan penelitian dipaparkan

sebagi berikut: Hanya menggambil dari segi promosi untuk meningkatkan

wisatawan di Candi Tegowangi melalui vidio 360 derajat virtual tour. Hanya

spot foto eksterior yang akan diambil foto panorama 360 ̊ yaitu Pintu masuk,

bagian candi, dan fasilitas candi, dan jalan menuju candi yang menjadi jalan

utama arah wisatawan masuk.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam pendahuluan,

permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


1. Bagaimanakah cara pemanfaatan media video 360 Derajat sebagai sebagai

media edukasi dan media promosi candi ?

2. Apakah media vidio 360 derajat dapat menigkatkan minat wasatawan di

Candi Tegowangi ?

E. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui cara pemanfaatan media video 360 Derajat sebagai

sebagai media edukasi dan media promosi candi.

2. Untuk mengetahui media vidio 360 derajat dapat menigkatkan minat

wasatawan di Candi Tegowangi.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis kegunaan diharapkan peneliti dapat memberikan manfaat
dan sumbangan yang positif bagi perkembangan objek wisata tersebut
2. Manfaat Praktis
Secara praktis kegunaan penelitian ini di harapkan dapat memberikan
gambaran kepada masyarakat luas mengenai Optimalisasi Objek Wisata
Candi Tegowangi di Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten
Kediri
1) Bagi peneliti Sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Strata (S.1)
Dalam Pendidikan Fakultas keguruan ilmu pendidikan Nusantara PGRI
Kediri
2) Bagi pemerintah Desa Diharapkan Candi Tegowangi ini dapat dikenal
banyak orang dan dapat memajukan nama Desa sehingga menjadi tempat
wisata yang nyaman dan banyak peminatnya
Bab 2

KAJIN TEORI

A. Landasan Teori
1. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu ‘pari’ yang
berarti ‘banyak, berkali-kali dan berputar-putar’ dan ‘wisata’ yang
berarti ‘Perjalanan atau Berpergian’. Jadi Pariwisata berarti
perjalanan atau berpergian yang dilakukan secara berkali-kali atau
berkeliling (Muljadi, 2012:7). Menurut Spillane dalam Purnawan
(2015), Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat
lain, yang bersifat sementara dan dilakukan perorangan atau
kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian
dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu. Menurut Muljadi (2012:8), Pariwisata
merupakan aktivitas perubahan tempat tinggal sementara dengan
pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu
menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan dan tidak ada
hubungannya dengan kegiatan untuk mencari nafkah.
Menurut beberapa pengertian pariwisata tersebut, maka
pariwisata memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu
2. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya
3. Bukan untuk mencari nafkah
4. Berkaitan dengan rekreasi
5. Memenui keinginan dan mengetahui sesuatu yang beraneka
ragam
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Pariwisata
merupakan suatu perjalanan sementara waktu yang dilakukan
seseorang dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan
tempat semula, bukan maksud untuk mencari nafkah, tetapi semata
mata untuk menikmati kegiataan reakreasi untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.
b. Bentuk- Bentuk Pariwisata
Menurut Mangembulude (2014), ada berbagai macam bentuk
perjalanan wisata yang ditinjau dari beberapa macam segi, yaitu :
1. Dari segi jumlahnya, wisata dibedakan atas :
a. Individual Tour (Wisata Perorangan), yaitu suatu perjalan
yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami istri.
b. Family Group Tour (Wisata Keluarga), yaitu suatu
perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan
keluarga, yang masih mempunyai hubungan kekerabatan
satu sama lain.
c. Group Tour (Wisata Rombongan), yaitu suatu perjalanan
yang dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh
seseorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan
kebutuhan seluruh anggotanya.
2. Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas :
a. Pre-arranged Tour (Wisata Berencana), yaitu suatu
perjalanan wisata yang jauh hari sebelumnya telah diatur
segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi, maupun
objek-objek yang akan dikunjungi.
b. Package Tour (Wisata Paket), suatu produk wisata yang
merupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun dan
dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan
dalam melakukan perjalanan.
c. Coach Tour (Wisata Terpimpin), yaitu suatu paket
perjalanan ekskursi yang dijual oleh biro perjalanan
dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata dan
merupakan perjalanan wisata yang diselenggarakan secara
rutin, dalam jangka yang telah ditetapkandan dengan rute
perjalanan yang tertentu pula.
d. Special Arranged Tour (Wisata Khusus), yaitu suatu
perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna
memenuji permintaan seorang langganan atau lebih sesuai
dengan kepentingannya.
e. Optional Tour (Wisata Tambahan), yaitu suatu perjalanan
wisata tambahan diluar pengaturan yang telah disusun dan
diperjanjikan pelaksanaannya, yang dilakukan atas
permintaan pelanggan.
3. Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas :
a. Holiday Tour (Wisata Liburan), suatu perjalanan wisata
yangdiselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna
berlibur,bersenang-senang dan menghibur diri.
b. Familiarization Tour (Wisata Pengenalan), yaitu suatu
perjalanan anjangsana yang dimaksudkan guna mengenal
lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan
dengan pekerjaannya.
c. Education Tour (Wisata Pendidikan), yaitu suatu
perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan
mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.
d. Scientific Tour (Wisata Pengetahuan), yaitu perjalanan
wisata yang tujuan pokoknya adalah memperoleh
pengetahuan atau penyelidikan suatu bidang ilmu
pengetahuan.
e. Pilgrimage Tour (Wisata Keagamaan), perjalanan wisata
guna melakukan ibadah keagamaan.
f. Special Mission Tour (Wisata Kunjungan Khusus), yaitu
perjalanan wisata dengan suatu maksud khusus, misalnya
misi dagang, misi kesenian dan lain-lain.
g. Special Program Tour (Wisata Program Khusus), yaitu
suatu perjalanan wisata untuk mengisi kekosongan khusus
h. Hunting Tour (Wisata Perburuan), yaitu suatu kunjungan
wisata wisata yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan
pemburuan binatang yang diijinkan oleh penguasa
setempat, untuk hiburan semata.
4. Dari segi penyelenggaraanya, wisata dibedakan atas :
a. Excursion (Ekskursi ), yaitu suatu perjalanan wisata jarak
pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna
mengunjungi satu atau lebih objek wisata.
b. Safari Tour (Wisata Safari), yaitu suatu perjalanan wisata
yang diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapan
atau peralatan khusus pula.
c. Cruise Tour (Wisata Pelayaran), yaitu perjalanan wisata
yang menggunakan kapal pesiar mengunjungi objek-objek
wisata bahari, dan objek wisata di darat tetapi
menggunakan kapal pesiar sebagai basis
pemberangkatannya.
d. Youth Tour (Wisata Remaja), yaitu suatu kunjungan
wisata yang penyelenggaraannya khusus diperuntukan
bagi para remaja menurut golongan umus yang ditetapkan
oleh hukum negara masing-masing.
e. Marine Tour (Wisata Bahari), suatu kunjungan objek
wisata khususnya untuk menyaksikan kaindahan lautan.
c. Jenis-Jenis Pariwisata
Menurut Spillane dalam Ambari (2014:10-11), jenis pariwisata
antara lain:
1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism),
jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang
meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara
segar yang baru, memenuhi kehendak ingin tahunya,
mengendorkan ketegangan sarafnya, melihat sesuatu yang baru,
menikmati keindahan alam, mendapatkan ketenangan dan
kedamaian di daerah luar kota.
2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism), jenis
pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat
menghilangkan keletihan dan kelelahannya, memulihkan
kembali kesegaran jasmani dan rohaninya.
3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism), jenis
pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk
mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat
daerah lain, selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah,
peninggalan peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian,
pusatpusat keagamaan, atau untuk ikut serta dalam festival-
festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.
4. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism), jenis pariwisata
ini dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :
a. Big Sports Event, yaitu pariwisata yang dilakukan karena
adanya peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti
Olympiade Games, World Cup, dan lain-lain.
b. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata
olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan
mempraktekan sendiri, seperti pendakian gunung, olahraga
naik kuda, dan lain-lain.
5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism),
perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau
perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan
yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah
tujuan maupun pilihan waktu perjalanan. 6. Pariwisata untuk
Berkonvensi (Convention Tourism), konvensi sering dihadiri
oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal
beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
d. Pengertian Objek Dan Daya Tarik Wisata
Menurut Fandeli dalam Asriandi (2016:22-23), obyek wisata
adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni
budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Apabila
dijelaskan secara singkat, wisata adalah suatu kegiatan dimana
kegiatan dalam pariwisata ini sangat ditentukan oleh minat dari
wisatawan itu sendiri dalam suatu perjalanan wisata, tidak hanya
ditentukan oleh minat wisatawan, tetapi juga berdasarkan sumber
daya pariwisata yang tersedia. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa, Objek wisata merupakan segala sesuatu
yang ada di daerah tujuan wisata yang memilik nilai berupa
keindahan, keanekaragaman kekayaan alam, budaya keunikan, dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.
Menurut Mappi dalam Asriandi (2016:23-24), objek wisata
dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu :
a. Objek wisata alam, seperti: laut, pantai, gunung (berapi),
danau, sungai, fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam,
pemandangan alam dan lain-lain.
b. Objek wisata budaya, seperti: upacara kelahiran, tari-tari
(tradisional),musik (tradisional), pakaian adat, perkawinan
adat, upacara turun kesawah, upacara panen, cagar budaya,
bangunan bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya,
kain tenun (tradisional), tekstil lokal, pertunjukan (tradisional),
adat istiadat lokal, museum dan lain-lain.
c. Objek wisata buatan, seperti: sarana dan fasilitas olahraga,
permainan (layangan), hiburan (lawak atau akrobatik, sulap),
ketangkasan (naik kuda), taman rekreasi, taman nasional,
pusat-pusat perbelanjaan dan lain- lain.
Menurut Undang-undang No 10 tentang kepariwisataan dalam
Warman (2014), Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan dan daerah
tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata.
Daya tarik wisata dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
a. Daya Tarik Alam Wisata daya tarik alam merupakan wisata
yang dilakukan dengan mengunjungi daerah tujuan wisata
yang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut,
pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan dan objek
wisata yang masih alami.
b. Daya Tarik Budaya Wisata daya tarik budaya merupakan
suatu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi tempat-
tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan budaya, seperti
Pulau Kemaro, Taman Purbakala Sriwijaya dan objek wisata
budaya lainnya.
c. Daya Tarik Minat Khusus Pariwisata ini merupakan pariwisata
yang dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai
dengan minat seperti wisata olahraga, wisata rohani, wisata
edukasi atau pendidikan, wisata kuliner, wisata belanja, dan
lain sebagainya.
Menurut Muawanah (2013), dalam melakukan aktivitas wisatanya,
terdapat 4 tujuan yang hendak dicapai/didapatkan oleh wisatawan,
yaitu:
a. Something to see, adalah daerah tujuan wisata terdapat daya
tarik khusus disamping atraksi wisata yang menjadi interest-
nya.
b. Something to do, adalah selain banyak yang dapat disaksikan,
harus terdapat fasilitas rekreasi yang membuat wisatawan
betah tinggal diobjek itu.
c. Something to buy, adalah tempat wisata harus tersedia fasilitas
untuk berbelanja souvenir atau hasil kerajinan untuk oleh-
oleh.
d. Something to know, adalah bahwa objek wisata juga harus
memberikan nilai edukasi bagi wisatawan.
Keempat hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu
daerah tujuan wisata, sedangkan untuk pengembangan suatu daerah
tujuan wisata ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara
lain :
a. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di
daerah lain.
b. Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas
tersendiri.
c. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali
di bidang pembangunan dan pengembangan.
d. Harus menarik.
2. Media Promosi
a. Definisi Media
Pengertian Media menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4),
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Gerlach dan Ely
(1971), menjelaskan bahwa Media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.
Selain itu, AECT (Association of Education and
Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Dijabarkan juga oleh
Djamarah (1995 : 136), Media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan
pembelajaran”. Media menurut pengertian kamus adalah sebuah
alat, sarana komunikasi, penghubung, atau yang terletak diantara
dua pihak. Media memiliki beragam pengertian, karena adanya
perbedaan sudut pandang, maksud, dan tujuan.
b. Desinisi Promosi
Promosi merupakan suatu upaya dalam menginformasikan atau
menawarkan produk atau jasa yang bertujuan untuk menarik calon
konsumen agar membeli atau mengkonsumsinya, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan (Kotler dan
Keller, 2012;519). Sedangkan menurut Gitosudarmo (2014;159-
160) mengemukakan bahwa promosi merupakan kegiatan yang
ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat
menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada mereka yang kemudian mereka menjadi senang lalu
membeli produk tersebut.
Selanjutnya definisi lain menurut Peter dan Olson (2014;204)
menyatakan bahwa promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
pemasar untuk menyampaikan informasi mengenai produknya dan
membujuk konsumen agar mau membelinya. Berdasarkan definisi-
definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah
kegiatan menginformasikan mengenai produk dan jasa kepada
konsumen agar dapat dikenal dan membujuk konsumen untuk
dapat membeli produk dan jasa.
c. Definisi Media Promosi
Media Promosi merupakan suatu alat untuk
mengkomunikasikan suatu produk/jasa/image/perusahaan ataupun
yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas. Media
promosi yang paling tua adalah media dari mulut ke mulut. Media
ini memang sangat efektif, tetapi kurang efisien karena kecepatan
penyampainanya kurang bisa diukur dan diperkirakan.
Media promosi yang klasik berupa; brosur, poster, booklet,
leaflet, spanduk, baliho, billboard, neon box, standing banner, kartu
nama, kop surat, seragam pegawai, jam dinding, poster di
mobil/truk, piring/gelas, iklan di tv, radio, spanduk terbang (ditarik
pesawat), balon udara, iklan di media cetak, daftar menu, daftar
harga dan sebagainya. Tidak ada satupun media yang sangat tepat.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Artinya, jika
kita hanya menggunakan satu media untuk mempromosikan
produk kita, jelas secara pasti efektifitasnya menjadi terbatas
d. Jenis Media Promosi
Jenis-jenis media promosi di bagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Media ATL ( Above The Line )
Media Above The Line adalah media-media promosi yang
posisinya berada di lini atas. Hal ini disebabkan media promosi
yang termasuk dalam lini atas ini memerlukan budget yang
sangat besar. Namun dapat menjangkau target pasar yang
sangat luas. Contoh : televisi, koran, radio, billboard, dll.
2. Media BTL ( Below The Line )
Media Below The Line adalah media-media promosi yang
posisinya berada di lini bawah. Hal ini disebabkan karena
media promosi yang termasuk dalam lini bawah tidak
memerlukan budget yang besar, langsung tepat sasaran dan
jangkauan target pasarnya sempit. Contoh : Pamflet, flyer,
poster, brosur, Social Media dll.
3. Media TTL ( Trough The Line )
Jika kita perhatikan di sekitar kita, memang banyak
kegiatan yang tidak bisa dikatakan eksklusif lagi. Ada kegiatan
ATL yang mengandung unsur BTL. Atau sebaliknya, BTL
yang mengandung unsur ATL. Contoh ATL dengan BTL
adalah iklan sebuah brand di majalah yang sekaligus ditempeli
sample produknya.
Sedangkan contoh BTL dengan ATL: kegiatan event di
outlet tertentu yang disebarluaskan lewat iklan radio dan sms.
Wilayah abu-abu atau ‘grey area’ itulah yang mendorong
timbulnya istilah baru, yaitu ’Through the Line’ atau TTL.
Istilah ini secara harafiah berarti ‘cakupan dari ujung satu ke
ujung lainnya’. Istilah TTL diperkenalkan untuk menjembatani
pihak perusahaan jasa komunikasi periklanan yang ingin
membuat gambaran kongkrit terhadap segmen jasa kreatif
komunikasi yang ditawarkannya. Contoh : Ambient Media.
3. Media 360 Derajat
a. Definisi Media 360 Derajat
Perkembangan teknologi yang saat ini berkembang semakin
pesat, sehingga memunculkan banyak inovasi baru dari teknologi,
salah satu inovasi yang berkembang saat ini adalah video 360
derajat. Teknologi ini sudah banyak digunakan dalam salah satu
cara memvisualisasikan suatu kegiatan dengan tampilan yang dapat
menampilkan keseluruhan sudut pandang yang ada di sekitar
sehingga membuat pengalaman menonton video menjadi lebih
menarik.
Media 360 ° berupa 360 ° video dan gambar, merupakan cara
yang bagus bagi pengembang untuk meningkatkan aplikasi
tradisional dengan konten yang mendalam. Pengembang atau
pengguna juga dapat membuat media 360 ° dalam format mono
atau stereo. Gambar dan video umumnya perlu disimpan dalam
format equirectangular-panoramic (equirect-pano), yang
merupakan format umum yang didukung oleh banyak solusi
pengambilan. (Google,2019).
b. Virtual Reality
Virtual Reality merupakan teknologi yang memungkinkan
seseorang melakukan suatu simulasi terhadap suatu objek nyata
dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan
suasana 3 dimensi sehingga membuat pemakai seolah-olah terlibat
secara fisik. Sistem seperti ini biasanya dapat digunakan untuk
perancang obat, arsitek, insinyur, pekerja medis, dan bahkan orang
awam untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang meniru dunia
nyata. Lingkungan virtual reality pada umumnya menyajikan
pengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar computer.
c. Virtual Tour
Dalam jurnal yang disusun oleh Dianto G. Thomas, Sherwin R. U.
A. Sompie,Brave A. Sugiarso Virtual Tour Adalah simulasi dari
sebuah lokasi yang sesungguhnya, umumnya terdiri dari sequence
video atau kumpulan foto. Virtual Tour juga dapat menggunakan
beberapa elemen multimedia lain, contohnya seperti sound effect,
musik, narasi, dan teks. Ungkapan “virtual tour” sering digunakan
untuk berbagai video dan media fotografi. Panorama menunjukan
pandangan tak terputus, karena panorama dapat berupa serangkaian
foto-foto atau rekaman video panning. Namun, “tour panorama”
dan “virtual tour” sebaigan besar telah dikaitkan dengan wisata
yang telah dibuat dengan kamera statis ataupun yang terbaru
sekarang kamera 360⁰.
1. Virtual Tour 360⁰
Virtual Tour 360⁰ adalah hasil dari pengolahan foto digital
yang berbentuk foto panorama. Foto panorama tersebut
kemudian didevelop untuk dijadikan software Virtual Tour
yang dapat di lihat ke atas atau ke bawah, memutar atau
perbesar. Virtual Tour menggunakan teknologi informasi yang
canggih sehingga pengguna yang melihatnya seolah-olah
berada di tempat yang mereka lihat ( edisusilo ). Dalam bahasa
sederhana, Virtual Tour merupakan perjalanan atau tamasya di
lingkungan maya.
2. Manfaat Virtual Tour 360⁰
Sebagai media promosi Online (media interaktif virtual tour
meyakinkan calon pengunjung lokasi mengekspose urutan,
kecepatan, dan yang paling penting apa yang ingin dilihatnya
dan apa yang ingin di abaikannya.
d. Karakteristik Video 360
Derajat Video 360 diciptakan dengan maksud agar pengguna
dapat berinteraksi dengan konten dan mengalami konten, tidak
hanya duduk dan menonton. Video ini menawarkan tampilan
imersif yang memungkinkan setiap orang memilih akan melihat ke
mana. Video 360 derajat dibuat menggunakan kamera yang
merekam dalam sudut pandang 360 derajat secara menyeluruh.
Berbeda dengan video normal yang hanya menyorot satu sisi saja.
Sujan Ghimire (2016:9) menjelaskan perbedaan antara video
normal dengan video 360 derajat antara lain:

Tabel 1.1 (Perbedaan video normal dan video 360 derajat)

Kategori Video normal Video 360 derajat

Konten Video normal Video 360 derajat


video mampu hanya mencakup 360 derajat x
menampilkan area 180 derajat bidang bola
terbatas di antara
sekitarnya
Mengkonsumsi Membutuhkan lebih
ruang penyimpanan banyak ruang
lebih sedikit penyimpanan dari video
normal.
Dapat dimainkan Diperlukan jenis
dalam banyak tipe pemutar video tertentu
pemutar video. untuk menonton video
360 derajat
Produksi Satu lensa kamera Untuk tampilan bulat
tunggal mampu lengkap kita biasanya
menghasilkan suatu perlu menggunakan
video. lebih dari 2 lensa
kamera
Siap memutar Hanya beberapa kamera
video dapatkan khusus yang
diproduksi menghasilkan video 360
langsung dari derajat, dalam beberapa
kamera biasa kasus lainnya rekaman
video perlu dijahit
secara terpisah untuk
membuatnya siap
Publikasi Publikasi video Sementara publikasi
normal itu mudah video 360 derajat sedikit
tinggal upload lebih susah yaitu harus
contoh menambahkan
metadata agar video
dapat diputar-putar,
mengkonfirmasikan
resolusi video minimum
yang dibutuhkan untuk
pemutar video tertentu.
Sebagian besar Tidak semua pemutar
pemutar video video yang mendukung
mendukung untuk memutar video
pemutran video 360 derajat
normal
Pengalaman Video normal bisa Video 360 derajat
menonton ditonton dengan menyediakan banyak
semua jenis pilihan sudut saat
pemutar video menonton
hanya dengan
menatap itu.
Mainkan, Jeda, Video 360 derajat
Teruskan dan menyediakan tampilan
Rewind adalah sudut yang berbeda
yang utama pilihan pilihan sehingga
saat menonton penonton dapat
video normal. mengatur sudut video
dan menontonnya secara
aktif.

Untuk menonton video 360 derajat, yang dibutuhkan adalah


perangkat seluler atau komputer desktop, dapat juga memakai
headset VR (Virtual Reality), dengan headset VR pengguna dapat
menjelajahi video di semua arah dengan beberapa gerakan mudah.
Pada desktop, pengguna dapat mengeklik dan menyeret dengan
mouse atau mengeklik anak panah di sudut kiri atas layar. Pada
perangkat seluler, pengguna dapat melihat melalui youtube dengan
cara menghoyang-goyangkan perangkat seluler ke berbagai
arah.Kombinasi video 360 derajat dengan pembelajaran sejarah
dapat menciptakan suatu media yang dapat memperkenalkan
kemajuan teknologi juga dapat menarik minat belajar peserta didik
dan lebih mudah untuk dipelajari dan dipahami. Oleh karena itu
akan dibuat media promosi dengan konsep video 360 derajat pada
candi tegowangi.
B. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu sebelum menggunakan promosi lewat media
vidio 360 derajat di candi tegowangi :

N Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian


o Analisis Data
1 Sigit kepuasan Metode Untuk
Widyatmok pengunjung penelitian meningkatkan
o Sardjono dalam rangka yang kualitas pelayanan
Moch. pengembanga digunakan obyek perlu
Haris n objek adalah diperhatikan adalah
Setyawan wisata di penetitian dengan cara
(2016) kabupaten tindakan melakukan
kediri tahun (action perbaikan-
2016 research) perbaikan di obyek
dengan model wisata tersebut
Kemmis dan misalnya menjaga
Taggart terdiri kebersihan obyek
dari untaian- wisata,
untaian yang mengembangkan
menjadi satu obyek wisata
perangkat tersebut. Untuk
yang terdiri menarik wisatawan
dari empat baik lokal maupun
komponen, mancanegara perlu
yaitu dilakukan promosi-
(1)perencanaa promosi yang dapat
n, (2) meningkatkan
tindakan, (3) kunjungan
pengamatan, wisatawan
dan (4) terutama di obyek
refleksi wisata yang berada
di kuadran IV
(Turnaround) yaitu
Candi Tegowangi,
Petilasan Sri Aji
Joyoboyo dan
Candi Surowono.
Kemudian dua
lokasi wisata
tersebut juga perlu
ditingkatkan
penambahan-
penambahan
fasilitas pariwisata
serta peningkatan
kualitas pelayanan
agar dapat menarik
para wisatawan.
Sedangkan obyek
wisata yang berada
di kuadran I
(Agresif) yaitu
obyek wisata
Gunung Kelud,
Ubalan, Gereja Tua
Pohsarang, SLG,
Air Terjun
Irenggolo dan
Dolo. Perlu
penambahan-
penambahan yang
lebih baik lagi
terutama
penambahan lokasi
penginapan bagi
pengunjung yang
ingin menginap.
Hal ini sangat
penting untuk
pemasukan
pendapatan bagi
obyek wisata dan
masyarakat sekitar.
Serta penambahan
promosi-promosi
agar obyek wisata
tersebut bertambah
terkenal dimata
para
wisatawan.Pelayan
an yang baik juga
merupakan kunci
utama dalam suatu
pejualan produk
(obyek wisata).
Berdasarkan
penelitian,
pelayanan yang
diberikan pada
pengunjung yang
sudah baik harus
dipertahankan dan
tingkatkan agar
pengunjung
mencapai kepuasan
maksimal.
Sedangkan yang
kurang
pelayanannya harus
ditambah agar
pengunjung bisa
nyaman dalam
mengunjungi
obyek wisata
tersebut. Promosi
secara maksimal
harus selalu
dilakukan guna
mempercepat
penyampaian
produk terhadap
masyarakat. Pada
proses promosi
pihak manajemen
obyek wisata harus
menentukan
strategi pemasaran
yang jitu dan tepat
sasaran.
2 Riswanda Upaya Pendekatan Masa kerajaan
tiara wati melestarikan penelitian Majapahit. Yang
sigit candi yang dijadikan tempat
widyatmok tegowangi digunakan pendharmaan Bre
o yatmin sebagai adalah Matahun. Candi ini
(2022) tempat pendekatan dibuat sekitar tahun
peninggalan kualitatif. 1400 M. Candi
bersejarah di adalah situs sejarah
kediri yang tak ternilai
dan alat untuk
memahami seperti
apa kehidupan di
masa lalu.
Kepercayaan pada
waktu itu menjadi
alasan didirikannya
Candi Tegowangi.
Sejarah kuno
menjadi penting
karena peristiwa-
peristiwa yang
terjadi dalam
sejarah telah
membuat Indonesia
maju dan
berkembang hingga
saat ini. Contoh
relief di candi
Tegowangi adalah
Relief Sudamala,
yang menceritakan
kisah Dewi Kunti
dengan Sadewa dan
anak-anaknya.
Tentu saja, dalam
kisah hidup Dewi
Kunti, ia
menghadapi
tantangan besar.
Seperti yang
digambarkan oleh
salah satu contoh
geomorfologi di
atas, setiap bentuk
lahan memiliki
makna dan nilai.
Oleh karena itu,
kita harus
melestarikan dan
menjaga setiap
peninggalan
bangunan
bersejarah
3 Savira Pengembanga Jenis Media
Syahriya n media penelitian pembelajaran
Rahma pembelajaran yang dengan konsep

(2019) dengan digunakan video 360 derajat


konsep video adalah berbasis
360 derajat penelitian kontekstual pada
berbasis pendekatan materi pemcemaran
kontekstual Research and lingkungan sangat
pada materi Development layak digunakan
pencemaran (R&D), sebagai media
lingkungan pembelajaran
siswa kelas Biologi di SMP 3
vii di smpn 3 Kendal yang
kendal didasarkan pada
validasi para ahli
dan respon peserta
didik. Hasil
penelitian
menunjukkan
Persentase
kelayakan ahli
materi sebesar 93%
(sangat layak) dan
ahli media sebesar
96% (sangat
layak), rata-rata
presentase validasi
oleh ahli materi
dan ahli media
adalah sebesar
94.5% (sangat
layak). Sedangkan
tanggapan guru
Biologi sebesar
91% (sangat layak)
serta hasil reson
peserta didik pada
uji skala terbatas
sebesar 91.5%
(sangat layak) dan
uji lapangan lebih
luas sebesar 93.1%
(sangat layak) yang
menyatakan respon
siswa mengalami
peningkatan dari
uji terbatas.
Berdasarkan hasil
validasi ahli media,
ahli materi,
tanggapan guru
Biologi dan respon
peserta didik,
Media
pembelajaran
dengan konsep
video 360 derajat
berbasis
kontekstual pada
materi pencemaran
lingkungan layak
digunakan sebagai
media
pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir dalam penelitian ini bertujuan sebagai pengarahan
dalam pelaksanaan penilaian, terutama untuk memahami alur pemikiran,
sehingga analisis yang dilakukan lebih sistematis dan sesuai dengan tujuan
penulisan.
Tabel 1.3
Kerangka berpikir
Pemanfatan/Peningkatan

Pemanfatan Media Peningkatan


Vidio 360 Derajat Wisatawan

Promosi Lewat
Menarik Minat
Media Vidio 360
Wisatawan
Derajat

Hasil Akhirnya Meningkatan Minat


Hasil Akhirnya Dapat Wisatawan Di Candi Teghasil Akhirnya
Menarik Wisatawan Di Era Dapat Menarik Wisatawan Di Era
Sekarang Sekarangowangi

Faktor Penghambat Dan


Pendukung Dalam Promosi
Lewat Media Vidio 360
Derajat

Pemanfatan Media Vido 360


Derajat Guna Penigkatan
Pariwisata Di Candi Tegowangi
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
karena permasalahan berhubungan dengan manusia yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan. Menurut Moleong (2011: 6)
bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.
Sedangkan definisi pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2011: 9)
bahwa: Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berdasarkan pada
filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti pada objek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan).
Analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih
menekankan makna daripada generalisasi. Berdasarkan dua pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif adalah pendekatan
yang dilakukan secara utuh kepada subjek penelitian dimana terdapat
sebuah peristiwa dimana peneliti menjadi instrumen kunci dalam
penelitian, kemudian hasil pendekatan tersebut diuraikan dalam bentuk
kata-kata yang tertulis data empiris yang telah diperoleh dan dalam
pendekatan ini pun lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Danial dan Nanan (2009: 60) mengemukakan pendekatan kualitatif
bahwa: Pendekatan kualitatif berdasarkan penomenologis menuntut
pendekatan yang holistik, artinya menyeluruh, mendudukkan suatu kajian
dalam suatu konstruksi ganda. Melihat suatu objek dalam suatu konteks
„natural‟ alamiah apa adanya bukan parsial. Menurut Nasution (2003: 5)
bahwa “Penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. Adanya dua definisi
di atas menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang
dilakukan dalam suatu obyek alamiah atau natural, melihat objek
penelitian itu senatural mungkin, apa adanya dan menyeluruh. Sugiyono
(2010: 15) mengatakan bahwa “Obyek yang alamiah adalah obyek yang
berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran
peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut”.
Nasution (2003: 18) mengemukakan bahwa: Penelitian kualitatif
disebut juga penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data
yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak
menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi
lapangan penelitian bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya,
tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test. Pendapat Nasution
di atas menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan dengan pendekatan
kualitatif tidak menggunakan alat-alat pengukur.
Selain itu, situasi penelitian bersifat natural dalam artian tidak ada
manipulasi di dalamnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian digunakan
tes berupa instrumen penelitian. Pada penelitian kualitatif yang menjadi
instrumen utama adalah peneliti sendiri sehingga dapat menggali masalah
yang ada dalam masyarakat. Penelitian berperan aktif dalam memuat
rencana penelitian, proses, dan pelaksanaan penelitian, serta menjadi
faktor penentu dari keseluruhan proses dan hasil penelitian. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 54) bahwa: “...dalam penelitian
naturalistik peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang terjun
langsung kelapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi
melalui observasi dan wawancara”.
B. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah (Moeleong, 2006:6).
Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian,
laporan penelitian akan berisi kutipan- kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Peneliti juga menggunakan catatan
lapangan berupa catatan observasi dan sumber lain. Penelitian ini
dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu tertentu. Peneliti
berusaha mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi dengan
terjun langsung ke lapangan menemui informan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian yang dilakukan di Pariwisata Candi Tegowanggi
di Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri
2. Waktu penelitian
Tabel 3.1
Timeline Penelitian

TAHUN 2021
Kegiatan September Oktober November Desember
penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
pengajuan
judul
proposal
skripsi
ijin penelitian
Bab I
Bab II
Bab III
Pengumpulan
data
Analisis data
Pembahasan
Bab IV
Bab V
D. Tahapan penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan:
a. Tahap pra lapangan,
b. Tahap pekerja lapangan,
c. Tahap pengumpulan data.
Menurut (Moleong 2004:90) Tahap-tahap tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1. Tahap pra lapangan
Tahap pra lapangan merupakan tahap persiapan sebelum terjun ke
lapangan tujuan dari tahap pra lapangan adalah menetapkan
permasalahan yang terjadi atau identifikasi masalah dan
mempersiapkan instrumen yang diperlukan. Adapun tahap pra
lapangan dalam penelitian ini diantaranya :
a. Memilih atau menetapkan lokasi penelitian (Candi Tegowangi)
b. Mengurus perizinan penelitian dengan pengelola Candi
Tegowangi Menentukan kriteria responden / narasumber
c. Instrumen lembar observasi keadaan Candi Tegowangi untuk
melihat fenomena yang terjadi di Candi Tegowangi
d. Menyiapkan instrumen penelitian (lembar observasi)
2. Tahap pekerja lapangan
Tahap pekerja lapangan dilakukan ketika terjun di lapangan.
Tujuan tahap pekerja lapangan untuk mengumpulkan data. Adapun
kegiatan yang dilakukan tahap pekerja lapangan dalam penelitian
ini diantaranya :
a. Mengamati keadaan Candi Tegowangi melalui instrumen
lembar observasi
b. Mencatat hal-hal yang belum tertulis dalam catatan lapangan
c. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pengambilan data
3. Tahap pengumpulan data
Peneliti akan secara aktif mencari informasi-informasi yang
diperlukan dalam penelitian. Kemudian dicatat sebagai catatan
lapangan. Catatan lapangan tidak lain adalah catatan yang dibuat
sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan
suatu kejadian. Data yang ada dalam catatan lapangan kemudian
dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan kriteria-kriteria
masing-masing, serta disusun secara sistematis.
E. Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung pada saat
melakukan penelitian, sumber data yang diperolah secara langsung dari
orang-orang atau informan yang secara sengaja dipilih untuk
memperoleh data-data atau informasi yang ada relefansinya dengan
permasalahan penelitian (Nawawi 2018:31). Data primer dari penelitian
ini adalah pengelola objek wisata Candi Tegowangi
Penulis memperoleh data melalui penelitian data kelapangan,
yang berkaitan dengan skripsi penulis mengenai Pemanfaatan Media
360 Derajat Guna Penigkatan Pariwisata Candi Tegowanggi di Desa
Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak
lain. data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen- dokumen dan
studi literature untuk mencari dan mengumpulkan data yang digunakan
terkait gambar umum objek wisata Pariwisata Candi Tegowanggi di
Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri.
F. Prosedur Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperolah
informasi data -data yang diinginkan, peneliti dalam hal ini menerapkan
beberapa metode sebagai berikut:
1. Observasi
Metode observasi disebut juga dengan pengamatan dan peninjauan
secara cermat dilokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang
terjadi dan membuktikan kebenaran dari penelitian yang dilakukan,
obervasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek
penelitian (Widyoko 2014:46)
Observasi dilakukan dengan mengunakan panduan observasi yang
disiapkan untuk memudahkan dan membantu peneliti dalam
memperoleh data. Panduan tersebut dikembangkan dan diperbaharui
selama penulis berada dilokasi dan lingkungan penelitian mengenai
Pemanfaatan media 360 derajat guna pemingkatan Pariwisata Candi
Tegowanggi di Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten
Kediri
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab.
Wawancara digunakan peneliti untuk mengadakan tanya jawab
dengan para informan dalam memperoleh data mengenai hal-hal yang
ada kaitannya dengan masalah pembahasan skripsi ini dalam hal
melakukan wawancara digunakan pedoman pertanyaan yang disusun
berdasarkan kepentingan masalah yang diteliti (Palalangan et al.
2018:63)
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data penelitian
dengan cara tanya jawab secara langsung dengan subjek yang
berkontribusi langsung dengan objek yang diteliti (Tersiana 2018:12)
Wawancara dalam penelitian ini meliputi beberapa pihak yaitu
pemerintah desa setempat, pengelola objek wisata Candi Tegowangi
penjual sekitar area Candi Tegowangi serta pengunjung Candi
Tegowangi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau
variable-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku surat
kabar, majalah, notulen, rapat, prasasti, lengger, agenda dan
sebagainya. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
informasi non manusia, sumber informasi (data) nonmanusia ini
berupa catatan- catatan, pengumuman, instruksi, aturan-aturan
laporan, keputusan atau surat-surat lainya, catatan catatan dan arsip-
arsip yang ada kaitanya dengan fokus penelitian.
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka
dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat
mendukung penelitian (Sugiyono 2008:476). Data yang dikumpulkan
mengenai teknik tersebut kata-kata, tindakan dan dokumen tertulis
lainya, dicatat dengan mengunakan catatan-catatan. Dokumen penulis
gunakan sebagai instrument utama untuk memperoleh semua data-
data yang berhubungan dengan gambaran umum objek Pariwisata
Candi Tegowanggi di Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan
Kabupaten Kediri
G. Teknik Analisis Data
Analisis pada dasarnya adalah suatu cara membagi suatu objek ke
dalam komponen-komponennya. Analisa atas sebuah objek dapat
dilakukan bila objek itu memiliki sebuah struktur, yang terdiri dari
sejumlah komponen. Sebuah komponen dapat diidentifikasi oleh penulis,
jika komponen itu memiliki suatu fungsi tertentu terhadap seluruh
konstruksi itu Sehingga menganalisis data bersifat induktif kualitatif yaitu
suatu analisis data yang mengandung makna berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan di lapangan untuk kemudian disusun menjadi hipotesis dan
teori. Tahap analisis data dilakukan dengan cara mengelompokan
data, menjabarkan, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih
informasi. Diantaranya adalah:
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemutusan,
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transfortasi data- data
kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan.
Tumpukan data yang didapatkan dilapangan akan direduksi dengan cara
merangkum, meresume, kemudian mengklasifikasikannya sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Dengan masalah Pemanfaatan media 360 derajat
guna peningkatan Pariwisata Candi Tegowanggi di Desa Tegowangi
Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri observasi dan wawancara
kemudian dianalisis dengan menajamkan, mengolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data tersebut sehingga
bias disajikan.
2. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data, langkah berikutnya adalah
penyajian data atau sekumpulan. Informasi yang memungkinkan peneliti
melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang umum
dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang
menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan sebagai dan suatu kegiatan dan konfiguasi
yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
dalam pikiran penganalisis dengan menulis suatu tinjauan ulang pada
catatan. menarik kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari proses analisis
data, yaitu dengan cara merumuskan kesimpulan penelitian, baik
kesimpulan sementara maupun kesimpulan akhir, khususnya mengenai
Pemanfatan Media Vidio 360 Derajat Guna Penikatan Pariwisata Di Candi
Tegowangi Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabubaten Kediri
Setelah semua data terkumpul melalui instrument pengumpulan data yang
ada, maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data tersebut.
Dalam menganalisa data, penulisan menggunakan metode analisa
kualitatif, artinya penelitian ini dapat menghasilkan data deskriptif yang
berupa katakata tertulis atau lisan dari individu dan perilaku yang dapat
diamati.
Adapun tahap yang dilakukan dalam analisis data kualitatif
penelitian ini adalah sebagai beikut:
a. Membaca dan mempelajari data yang sudah diperoleh baik yang
berasal dari proses interview, observasi, dokumentasi, dan catatan-
catatan lapang (field note), menandai kata-kata kunci, dan
gagasangagasan penting yang ada dalam data
b. Mempelajaari kata-kata kunci itu, memberi kode pada judul
pembicaraan tertentu, kemudian berupaya menemukan tema-tema
yang berasal dari data. Setelah diberi kode, data dipelajari dan
ditelaah lagi, kemudian disortir dan diuji untuk dimasukkan ke dalam
kelompok tertentu yang akan menjadi cikal bakal tema.
c. Mengumpulkan, memilah-milah serta mengklasifikasikan ke dalam
masing-masing tema
d. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai
makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan
membuat temuan-temuan umum.
e. Pada tahap akhir dalam penelitian ini adalah membuat
ikhtisar/kesimpulan.

Penulis menggunakan cara berfikir induktif yakni pengambilan


kesimpulan Adapun tehnik yang digunakan dalam analisa kualitatif
adalah tehnik comparative yaitu analisa yang dilakukan dengan
membandingkan antara datayang satu dengan data yang lainnya, antara
variabel yang satu dengan variable lain untuk mendapatkan kesamaan
suatu metode yang gunannya untuk membandingkan antara data lapangan
dengan teori dari kepustakaan yang kemudian diambil kesimpulan.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis ini adalah:


a. Mengumpulkan data mengenai Sistem Pemanfatan Media Vidio
360 Derajat Di Candi Tegowangi Desa Tegowangi Kecamatan
Plemahan Kabubaten Kediri
b. Mengidentifikasi strategi Pemanfatan Media Vidio 360 Derajat
Guna Penikatan Pariwisata Di Candi Tegowangi Desa Tegowangi
Kecamatan Plemahan Kabubaten Kediri
c. Menyimpulkan adanya beberapa faktor penghambat dan
pendukung dalam pemanfatan media vido 360 derajat di candi
tegowangi.
H. Uji Keabsahan Temuan
Dalam penelitian pada dasarnya sudah ada usaha untuk
meningkatkan derajat kepercayaan data yang dinamakan keabsahan data.
Salah satu syarat hasil penelitian haruslah ilmiah, dengan bukti data yang
ada pada subyek penelitian. Kesalahan mungkin saja bisa terjadi dalam
penggalian data terhadap subyek penelitian. Peneliti harus melaksanakan
pemeriksaan terhadap data secermat mungkin sesuai dengan teknik
penelitian, sehingga penelitian benar-benar dapat dipertanggungjawabkan
dari segala segi. Ada beberapa teknik untuk mengurangi atau meniadakan
kesalahan dalam menggali data penelitian, diantaranya:
1. Perpanjang Keikutsertaan
Sebagaimana yang dikemukakan, keikutsertaan peneliti
dalam penelitian kualitatif sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan
dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan
keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan
keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, peneliti
memperpanjang keikutsertaan selama kurang lebih satu bulan.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau isu yang sedang dicaridan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Peneliti hendaknya
mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.
Sehingga peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana
proses penemuan secara tentatif (masih dapat berubah).
3. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data,
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu, untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber dan metode, yaitu :
a. Triangulasi sumber merupakan cara mengecek data yang
telah diperoleh dari beberapa sumber (Sugiyono 2010:274).
Adapun cara yang ditempuh peneliti adalah membandingkan
data yang disampaikan di depan umum dengan data yang
disampaikan secara pribadi.
b. Triangulasi metode. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan
metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara meng-expose hasil
sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
analitik dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung
maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data,
yaitu agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran (Sugiyono 2010:274).

Anda mungkin juga menyukai