SKRIPSI
PROGRAM STUDI
CITRA BAKTI
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh Elisabeth Meo Ngodhu telah direvisi dan disetujui oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan penyertaan-nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal
ini dengan judul “Pengembangan Video Pembelajaran Lingkungan Sub Tema
Lingkungan Keluarga untuk Kemampuan Sosial Emosional Pada Anak Usia
Dini Di Paud Terpadu Citra Bakti” tepat pada waktunya.
Proposal ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
menyelesaikan studi di STKIP CITRA BAKTI NGADA, Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD). Kerja keras bukan
satu-satunya jaminan terselesaikannya proposal ini, tetapi uluran tangan dari
berbagai pihak, baik secara material maupun non material, telah menjadi energi
tersendiri, sehingga proposal ini dapat terwujud, walaupun belum sempurna. Oleh
sebab itu, pada lembar-lembar awal proposal ini, izinkan penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
ilmu pengetahuan, yang didapat dari lembaga formal maupun non formal.
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar
seni dan bahasa. PAUD merupakan fondasi awal anak untuk mengembangkan
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus di
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis antusias dan ingin tahu
bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris,memiliki rasa ingin tahu secara
perhatian pendek, dan merupakan masa yang paling pontesial untuk belajar.
Menurut Maya, (2013:459). Salah satu aspek yang sangat penting bagianak
aspek yang sangat penting bagi anak karena merupakan salah satu faktor
agar dapat menyesuaikan diri dengan baik sesuai dengan harapan bangsa dan
negara.
maupun sosial dan juga sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu,
salah satu aspek dalam perkembangan anak sejatinya tidak dapat dipisahkan satu
memudahkan anak untuk bergaul dengan sesamanya dan belajar dengan lebih
baik, jugadalam aktifitas lainnya di lingkungan sosial. Pada saat anak masuk
kelompok A, mereka mulai keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia
baru. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang
aman, kekehidupan baru yang tidak dialami anak pada saat mereka berada di
lingkungan keluarga. Dalam dunia baru yang dimasuki anak, ia harus pandai
menempatkan diri diantara teman sebaya, guru dan orang dewasa di sekitarnya.
pada anak kelompok B ditemukan hal-hal sebagai berikut. (1). Mengenal identitas
dirinya merupakan bagian dari warga negara Indonesia,pada PAUD Terpadu Citra
Bakti ada 10 orang anak ternyata ditemukan hanya6 orang anak yang mampu
Citra Bakti ada 7 anak yang sudah mampu membedakan lingkungan keluarga
memperkaya kehidupan sosial dan emosional anak. Maka, penulis perlu untuk
Sosial Emosional Pada Anak Usia Dini di PAUD Terpadu Citra Bakti.
sosial emosional pada anak usia dini di paud terpadu citra bakti?
kemampuan sosial emosional pada anak usia dini di paud terpadu citra bakti.
1. Aspek tampilan/fisik
dalam ukuran 0,6mm dngan ketebalan kaset CD 0,5 mm. Kemudian kaset
2. Aspek isi
Video ini berisikan materi tentang lingkungan keluarga padaKD. 3.7
3. Aspek penggunaan
Video ini dapat diputar menggunakan Labtop atau Komputer. Anak dapat
menonton media video ini dengan cara mengamati dan mendengar (indera
paud terpadu citra bakti ini memiliki beberapa asumsi, yaitu sebagai berikut:
lembaga PAUD atau satuan pendidikan dan anak. Pada pelaksanaanya tema
pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada kompetensi dasar sebagai
bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai kompetensi
Keterbatasan yang terdapat di video ini adalah video tidak bisa diputar
tanpapengawasan dari guru, jadi harus di jaga dengan baik. Video ini hanya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Mursid (2017: 78), anak usia dini adalah kelompok manusia yang
berusia 0-6 tahun dan mereka adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik dalam arti memiliki pola
anak.
Menurut Mansur (2005: 88), anak usia dini adalah kelompok anak yang
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas atau
golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka yang dimaksud dengan anak
usia dini adalah anak yang dimulai saat periode kelahiran hingga usia delapan
tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat,
sehingga diperlukan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak mulai dari dari
antara perkembangan yang satu dengan yang lainnya saling terkait, sehingga harus
fisik, kognitif, sosial emosional, kreativitas dan bahasa yang berbeda dengan
orang dewasa, selain itu anak adalah individu yang memiliki karakteristik yang
Menurut Rusdinar dkk, (2005: 35), anak usia 5-6 tahun memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: 1) anak masih berada pada tahap berpikir pra operasional
sehingga belajar melalui benda atau pengalaman yang konkret, 2) anak suka
anak belajar melalui bahasa, sehingga pada usia ini kemampuan berbahasa anak
berkembang sangat pesat, 4) anak membutuhkan struktur kegiatan yang jelas dan
spesifik.
karakeristik anak usia dini meliputi : 1) anak memiliki rasa ingin tahu yang besar,
rentang daya konsentrasi yang pendek, 7) sebagai bagian dari mahluk sosial,
karakteristik yang menonjol yaitu unik, egosentris, aktif dan energik, memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, eksploratif dan berjiwa petualang, mengekspresikan
prilaku relatif spontan, kaya dengan fantasi atau khayalan, mudah frustrasi, kurang
pendek, bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, serta
karakteristik-karakteristik anak usia dini antara lain anak bersifat unik baik secara
lahiriah maupun tumbuh kembangnya, bersifat aktif, memiliki rasa ingin tahu dan
imajinasi yang tinggi, suka berteman dan memiliki daya perhatian yang rendah.
Oleh karena itu sebagai seorang pendidik haruslah pandai-pandai memilih dan
membuat kegiatan agar mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki
anak baik kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional maupun moral agama.
Pembelajaran anak usia dini (AUD) menurut Hartati (2005: 28) merupakan
proses interaksi antara anak, orang tua atau orang dewasa dalam suatu lingkungan
akan dicapai. Hal ini disebabkan interaksi tersebut mencerminkan suatu hubungan
belajar dapat berlangsung dengan lancar. Menurut Vigotsky (Hartati, 2005: 29)
berpendapat bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi
perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat
pengalaman yang bermakna bagi anak jika anak dapat melakukan sesuatu atas
kesempatan bagi anak untuk mengkreasi dan memanipulasi objek atau ide.
Greenberg (Hartati, 2005: 29) berpendapat bahwa anak akan terlibat dalam
melakukan atau menirukan sesuatu yang dibangun oleh orang lain. Greenbeg
menggambarkan bahwa pembelajaran dapat efektif jika anak dapat belajar melalui
Oleh karena itu pembelajaran pada Anak Usia Dini pada dasarnya adalah
bermain. Sesuai dengan karakteristik Anak Usia Dini yang bersifat aktif dalam
bermain merupakan wahana yang penting untuk perkembangan sosial, emosi dan
termasuk kurikulum pendidikan anak usia dini (PAUD) selalu dinamis selalu
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini (AUD) secara optimal
dan dengan hasil pembelajaran yang mampu menjadi jembatan bagi anak usia dini
selanjutnya.
spiritual), sosial emosional (sikap dan berperilaku serta beragama), bahasa dan
Mulyasa (dalam Najib, dkk, 2016; 100) mengartikan pendidikan anak usia
dimiliki. Oleh karena itu melalui kehadiran lembaga pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak Usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang
utama dimasa golden age.peran pendidikan PAUD dirasa sangat penting dalam
masa pertumbuhan seorang anak dalam tingkat dasar. Sehingga, anak dapat
psikis yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosioemosionalnya anak dan tidak
antara siswa dan guru. Adanya non diskriminasi sangatlah penting dalam
tanpa harus membedakan bangsa, bahasa, jenis kelamin, tingkat sosial. Dan
2. Belajar haruslah didasari dengan bermain sesuai dengan karakter anak dalam
usia perkembangan. Anak dalam usia dini ini sesuai dengan teorinya peaget
bahwa anak harus belajar secara konkrit, selain itu anak usia dini ini blum bisa
harus dilakukan dengan bermain. Itu dpat dilihat ketika di dalam kelas seorang
siswa tidak akan mampu duduk selama 1 jam pun mereka jika tidak kuad akan
maksimal. selain itu anak dalam proses belajar dengan mengeksplorasi semua
inderanya baik penciuman, persa, peraba, penglihatan dan pendengaran melalui
kontekstual.Tema yang bagus adalah tema yang dapat menarik perhatian siswa
dalam proses belajar didalam kelas, sebuah tema harus disusun dengan
Ketrampilan yang dimiliki oleh anak agar dapat dibiasakan dalam kehidupan
6. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar yakni media yang
digunakan haruslah nyata tidak abstrak agar anak lebih memahami dan tidak
saja. Jika anak diberikan gambar yang abstrak tentu saja akan kebingungan.
Sesuai dengan karakteristi anak usia ini akan lebih mengingat pada benda yang
sudah mereka lihat, maupun dipegang. Sebab anak usia dini dapat menyerap
anak usia dini harus berdasarkan konsep yang sederhana dan dekat dengan
Pengertian Kata media berasal dari bahasa latin yakni medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Gerlach & Ely (dalam Arsyad,
2006:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
“manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
untuk belajar.
Pengertian media menurut Gerlach & Ely (dalam Tegeh dan Suastra,
2010:6)media dapat diartikan sebagai komponen sumber belajar atau wahana fisik
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
sehingga dapat menciptakan suatu kondisi yang dapat merangsang siswa untuk
dapat mempertinggi proses belajar siswa yang pada akhirnya dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapai. Sudjana & Rivai (2005:2) menyebutkan beberapa
alasan yang berkaitan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, yaitu:
motivasi belajar.
tujuan pembelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, dan tidak
ruang, waktu, dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar, objek yang
terlalu kecil, gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, kejadian atau peristiwa
di masa lalu, objek yang terlalu kompleks, dan konsep yang terlalu luas; 3)
menimbulkan persepsi yang sama. Fungsi media, khususnya media visual juga
dikemukakan oleh Levie dan Lentz (dalam Arsyad 2006:16) bahwa media
tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,
dan fungsi kompensatoris. 1) Fungsi atensi Fungsi media dapat menarik dan
Fungsi afektif Fungsi media dapat diamati dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar atau membaca sebuah teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbol
secara visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. 3) Fungsi kognitif Fungsi
media melalui gambar atau lambang secara visual dapat mempercepat pencapaian
lemah dalam memahami dan mengingat kembali materi informasi dalam teks.
Menurut K. Prent (dalam Sukiman 2017: 187) Secara empiris kata video
berasal dari sebuah singkatan yang dalam Bahasa Inggris yaitu visual dan audio.
Kata Vi adalah singkatan dari visual yang berarti gambar, kemudian pada kata
Deo adalah singkatan dari audio yang berarti Suara. Ada juga pendapat yang
Video merupakan suatu media audio visual yang sifatnya linier dan biasanya
(dalam Hamzah, 2013: 78) menjelaskan bahwa media video adalah semua format
pesan. Format video yang sangat umum digunakan adalah video tape, DVD,
Video disk dan internet video. Sedangkan menurut Daryanto (2013: 34) media
yang tidak terduga kepada siswa, selain itu program video dapat dikombinasikan
dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk membantu menyampaikan materi
serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk suatu kesatuan
yang dirangkai menjadi alur, dengan pesan- pesan didalamnya untuk ketercapaian
tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpangan pada media pita
atau disk.
secara lebih muda dan menarik. Secara fisik video pembelajaran merupakan
program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video dan disajikan dengan
dianggap lebih baik dan lebih menarik sebab mengandung kedua unsur jenis
Menurut Riyana (2007: 34) media video pembelajaran adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang
unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka yang dimaksudkan dengan
media video adalah media elektronik yang menggunakan gambar bergerak untuk
dalam program pembelajaran karena kaya akan informasi dan lugas, tampilan
video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu
media video juga memiliki kelemahan tidak dapat menampilkan ukuran obyek
untuk menyajikan materi yang dapat dilihat dan didengar yang mengandung unsur
Menurut Fitria (2004: 44) manfaat media video pembelajaran untuk anak
usia dini dalam proses pembelajaran diruang kelas sudah merupakan sebagai
media audiovisual dengan memiliki unsur gerakan dan suara, video dapat
digunakan sebagai alat bantu mengajar pada bidang studi. Kemampuan video
untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak peserta didik untuk
melanglang buana kemana saja walaupun dibatasi dengan ruang kelas. Objek-
objek yang terlalu kecil, terlalu besar, berbahaya, atau bahkan tidak dapt
dikunjungi oleh peserta didik karena lokasinya dibelahan bumi lain, dapat
dapat dilatihkan melalui media video tidak hanya berupa keterampilan fisik saja,
program video yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, kemudian
siap pakai, media video juga dapat dimanfaatkan untuk merekam aktivitas peserta
rekaman tersebut dibahas dan dianalisis oleh sesama rekan peserta didik dan
mengetengahkan fakta, kemudian membahas fakta tersebut secara lebih jelas dan
media video dalam proses pembelajaran diruang kelas sudah merupakan hal yang
biasa. Sebagai media audiovisual dengan memiliki unsur gerakan dan suara, video
1. Suara
Bunyi atau audio dalam multimedia bunyi yang memainkan peranan penting
dalam teknologi multimedia saat ini. Terdapat berbagai cara yang digunakan
agar dalam suatu multimedia terdapat suara manusia. Antara lain dengan cara
Format yang mendukung suara adalah mp3, voc, sound. Di dalam sebuah
suara yang bisa menjadikan tampilan itu lebih menarik untuk diikuti.
2. Animasi
Animasi adalah salah satu elemen multimedia yang cukup menarik, karena
hanya berguna untuk film saja, dalam dunia situs web, animasi digunakan
3. Grafik
4. Teks
Teks adalah sejenis data yang paling mudah dan memerlukan sedikit ruang
untuk mengingat. Teks boleh digunakan dalam berbagai sub bidang untuk
member penjelasan kepada suatu perkara dalam bentuk bacaan. Teks
Animasi ialah satu elemen multimedia yang cukup menarik, karena animasi
adalah sejenis data yang paling mudah dan memerlukan sedikit ruang untuk
mengingat.
tepat (visual audio), (2) mengakomodasikan respons siswa yang tepat (tertulis,
audio, dan kegiatan fisik), (3) pemilihan video utama dan sekunder untuk
dengan efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapainya,
Kehadiran video pembelajaran jangan terlalu dipaksakan bila hal tersebut dapat
mempersulit tugas guru sebagai pengajar, tapi harus sebaliknya, yakni dapat
ini memilih video yang menampilkan huruf yang sudah diberi warna serta
yang tepat dan respons siswa yang tepat. Agar kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan yang hendak
dicapainya.
adalah sebagai berikut. (1) Video mampu memperbesar objek yang kecil, terlalu
kecil bahkan tidak dapat dilihat secara kasat mata. Misalnya, mikro organis dalam
tubuh dapat dengan jelas terambil oleh kamera dan dapat dilihat video, (2)
dengan teknik editing objek yang dihasilkan dengan pengambilan gambar oleh
kamera dapat diperbanyak, (3) video juga mampu memanipulasi tampilan gambar,
sesekali objek perlu diberikan manipulasi tertentu sesuai dengan tuntutan pesan
yang ingin disampaikan sebagai contoh objek-objek yang terjadi pada masa
lampau dapat dimanipulasi digabungkan dengan masa sekarang, (4) video mampu
membuat objek menjadi still picture artinya gambar atau objek yang ditampilkan
dapat disimpan dalam durasi tertentu dalam keadaan diam, (5) daya tariknya yang
luar biasa video mampu mempertahankan perhatian siswa yang melihat video
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan siswa bisa bertahan lebih lama hingga 1
mendengarkan saja yang hanya mampu bertahan dalam waktu 25 sampai 30 menit
saja, (6) Video mampu menampilkan objek gambar dan informasi yang paling
gambar bergerak dan suara secara simultan sangat bermanfaat untuk pemahaman
materi yang diajarkan, (2) Video mampu memvisualisasikan materi efektif untuk
membantu seorang guru dalam menyampaikan materi yang bersifat dinamis, (3)
kecil, terlalu kecil bahkan tidak dapat dilihat secara kasat mata dan Video
pembelajaran mampu menyajikan gambar bergerak dan suara serta daya tariknya
yang luar biasa dan video mampu mempertahankan perhatian siswa yang melihat
video tersebut sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak merasa jenuh atau
bosan.
1.1.4.6 Kelebihan Video Pembelajaran
berpraktik dan lain-lain, (2) video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat
yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu, (3) video
afektif lainya, (4) video yang mengandung nilai-nilai poisitif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik, (5) video dapat
menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar
gunung berapi atau perilaku binatang buas, (6) video dapat ditunjukkan kepada
perorangan.
video pembelajaran diantara sebagai berikut. (1) Ukuran tampilan video sangat
fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, (2) video merupakan bahan
ajar non cetak yang kaya akan informasi, (3) mampu menambah suatu dimensi
dasar dari peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi dan berpraktik, (5)
video dapat ditunjukan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok
Dari pendapat para ahli di atas, maka kelebihan dari video pembelajaran
secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu,
serta mendorong dan meningkatkan motivasi dan menanamkan sikap dan segi-
segi afektif lainya dan dapat ditunjukan kepada kelompok besar atau kelompok
diantaranya adalah sebagai berikut. (1) Fine Details artinya media tayang tidak
information artinya video tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang
sebenarnya, (3) third dimention artinya gambar yang diproyeksikan oleh video
umumnya bebentuk dua dimensi, (4) opposition artinya pengambilan yang kurang
gambar yang dilihatnya, (5) setting artinya jika kita tampilkan dengan dua orang
yang sedang bercakap-cakap diantara kerumunan banyak orang, akan sulit orang
didalamnya, (7) budget artinya biaya untuk program video membutuhkan biaya
memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak, (2) pada saat video
video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dan belajar
yang diinginkan, kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk
kebutuhan sendiri.
Dari pendapat para ahli di atas, maka yang dimaksud dengan kekurangan video
pembelajaran adalah video tidak dapat menampilkan obyek sampai yag sekeci-
kecilnya dengan sempurna dan tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran
yang sebenarnya dan harus membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan
gambar yang ada didalamnya disisi lain juga video membutuhkan biaya yang
tidak sedikit.
memahami perasaan orang lain, mengatur perasaan dan perilaku, bergaul dengan
Anak usia prasekolah mengalami perubahan dari sikap tergantung pada keluarga
lingkungannya baik orang tua, saudara, teman sebaya dalam kehidupan sehari-
mampu memaknai suatu kejadian sebagai struktur dan proses sosial emosional
seperti konsep diri, standar dan tujuan pembentukan nilai. Hal tersebut ditandai
dengan adanya rencana sebagai bagian dari tindakan dalam situasi sosial tertentu.
Proses perkembangan sosial akan menjadi suatu tindakan sosial, manakala ada
pembantukan dan pengamatan motivasi dan inisiatif pada diri anak itu sendiri.
10.3), pada masa kanak-kanak awal perkembangan sosial emosional hanya seputar
proses sosialisasi. Dimana anak belajar mengenai nilai-nilai dan perilaku yang
diterimanya dari masyarakat. Pada masa ini, terdapat tiga tujuan perkembangan
berhubungan dengan orang lain. Kedua, bertanggungjawab atas diri sendiri yang
dapat di Simpulkan bahwa aspek sosial Emosional anak usia dini adalah salah
satu aspek yang dimiliki oleh anak usia dini dimana dalam kehidupan sehari- hari
emosional anak usia dini merupakan suatu proses belajar anak bagaimana
berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan aturan sosial yang ada dan anak
sosial anak Usia Dini yaitu : (1) anak lebih sering terjadi perselisihan dengan
bila barang kesayangannya hilang atau mati (2) kegiatan berteman lebih
sudah jarang bertengkar atau bisa bekerja sama lebih lama, respon positif
perkembangan emosi ini terlihat mencolok pada anak usia 2,5 tahun-3,5
berikut: (1) Reaksi emosi anak sangat kuat dalam hal kekuatan,makin
reaksi emosi dengan cara dapat di terima di lingkungan. (3) reaksi emosi
anak berubah dari satu kondisi ke kondisi lain.(4) reaksi emosi bersifat
induvidual (5) keadaan emosi anak dapat di kenali melalui gejala tingkah laku
emosi sosial anak.terdapat pola emosi umum pada awal masa kanak-kanak
kasih sayang.
1) Periode Bay yaitu usia 1-2 bulan, anak belum mampu untuk memebereskan
objek dan benda,usia 3-4 bulan,mata sudah kuat melihat orang atau objek,
terseyum kepada orang lain, usia 5-6 bulan,bereksi berbeda terhadap suara,
membagi. Dari berbagai pendapat di atas tingkalaku sosial pada anak usia
dijelaskan sebagai berikut: Rini Hildayati dkk (2007: 118) dalam bukunya
mengatakan bahwa:
kepada anak cucunya yang pemberian biologisnya sejak lahir. Islam bahkan telah
abad yang lalu. Faktor hereditas ini merupakan salah satu faktor penting yang
perkembangan sosial dan emosi mereka. Menurut hasil riset, faktor hereditas
2) Faktor lingkungan
Menurut Novan Ardy Wiyani dan Barnawi (2012: 35) faktor lingkungan
diartikan sebagai kekuatan yang kompleks dari dunia fisik dan sosial yang
termasuk pengalaman sosial dan emosi anak sejak sebelum ada dan sesudah ia
3) Faktor umum
Faktor umum di sini maksudnya merupakan unsur-unsur yang dapat
Mudahnya, faktor umum merupakan campuran dari faktor hereditas dan faktor
dini yakni jenis kelamin, kelenjar gondok, dan kesehatan. Ketiga faktor di atas
dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi anak usia dini dengan
sekaligus sebagai makhluk sosial. Salah satu implikasi dari posisinya sebagai
Salah satu dampak dari ketidakmampuan anak usia dini dalam bersosialisasi
Berkaitan dengan problematika sosial anak usia dini, Setidaknya ada tiga
a) Ketidakpatuhan
Hasan Alwi, dkk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002:837)
ketidakpatuhan diartikan sebagai sikap tidak taat dan tidak menurut pada
orang lain, dalam hal ini pada orangtua atau pendidik PAUD.
Ada tiga (3) bentuk ketidakpatuhan pada anak usia dini yang harus
diketahui oleh orangtua dan pendidik PAUD yaitu antara lain: 1) The
ini anak menjadi diam atau menghindari perintah dengan cara yang pasif,
anak mengikuti perintah, tetapi dengan setengah hati. 2) The Openly Defiant
ketidakpatuhan jenis ini anak melakukan hal yang sebaliknya dari yang
diperintahkan
b) Temper Tantrum
kata temper berasal dari bahasa yang berarti tendensy to be angry atau
mudah marah, sedangkan tantrum berarti marah. Jadi secara istilah temper
tentrum berarti perilaku mudah marah dengan kadar arah yang berlebihan.
berlebihan.
Ada 3 jens temper tantrum pada anak, yaitu: 1) Manipulative
Tantrum terjadi jika seseorang anak tidak memperoleh apa yang ia inginkan,
2) Verbal Frustation Tantrum. Tantrum jenis ini terjadi jika anak tahu apa
dapat terjadi jika tingkat frustasi anak mencapai tahap yang sangat tinggi
c) Perilaku Agresif
agresif adalah suatu perbuatan , baik disengaja maupun tidak disengaja yang
ditunjukan untuk menyerang pihak lain, baik secara fisik maupun secara
muncul pada anak Dini usia dua tahun. Anak-anak yang berusia dua tahun
berumur tiga hingga enam tahun, selain memukul dan menendang ia akan
perilaku agresifnya pada kebendaan, misal pada mainan atau benda lainnya.
Dengan demikian perbuatan merusak, mencuri, dan merebut benda anak lain
anak yang agresif tidak cepat merasa bersalah dan menyadari akan
sosial anak usia dini. Namun seorang anak tidak hanya memiliki probleamtika
tersebut. disisi lain, problematika perkembangan emosi anak usia dini juga
dialami oleh seorang anak. Perlu kita ketahui bahwa semua orangtua maupun
emosinya dapat berlangsung optimal. Hal itu dapat disebabkan kekurang tepatan
orangtua ataupun pendidik PAUD dalam mengasuh dan mendidik anak usia dini.
sebagai berikut:
1) Penakut
Menurut Abdul Rahman Saleh (2009: 174), takut adalah emosi atau
2) Rasa Marah
misalnya rintangan terhadap gerak yang diinginkan anak baik rintangan itu
yang menumpuk.
1) Pencemas
Pencemas berasal dari kata cemas yang berarti tidak tentram hati,
yaitu perasaan tidak aman yang dialami anak usia dini, perasaan bersalah
yang dialami anak usia dini dan rasa kecewa yang berlebihan akibat
4) Rendah diri
5) Pemalu
Pemalu berasal dari kata malu, yang berarti merasa tidak enak hati
(hina, rendah, dan sebagainya), karena berbuat sesuatu yang kurang baik
penyebab anak usia dini menjadi anak yang pemalu, antara lain: anak usia
dini sering mendapat hinaan dan celaan dari orang lain, anak usia dini
Hal ini dikarenakan tiga alasan yaitu: 1) para orangtua, guru, dan orang
cita yang menyakitkan. Karena hal itu dapat merusak kebahagiaan masa
kanak-kanak dan dapat menjadi dasar bagi masa dewasa yang tidak
ingatan yang tidak bertahan terlalu lama, sehingga mereka dapat dibantu
mungkin berupa mainan yang disukai, ayah atau ibu yang dicintai,
lagi.
Adapun kajian hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara
kosa kata anak usia dini dinyatakan telah valid melalui uji validasi.
2) Penelitian lain yang dilakukan oleh Siti Zaujah Damayanti dan Wayan
24% (kriteria kurang), dan setelah menggunakan video sebesar 45% dan
masuk pada kriteria cukup. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
mewarnai.
menunjukkan bahwa uji kelayakan yang dilakukan oleh tim ahli pada
4) Penelitian lain yang dilakukan oleh Utami, Siti Fatmawati, dari Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada tahun 2013 dengan
dari ahli media sebesar 82,95% termasuk ke dalam kriteria baik dan dari
pada anak kelompok B ditemukan hal-hal sebagai berikut. (1). Mengenal identitas
dirinya merupakan bagian dari warga negara Indonesia,pada PAUD Terpadu Citra
Bakti ada 10 orang anak ternyata ditemukan hanya 6 orang anak yang mampu
sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial, di PAUD Terpadu
Citra Bakti ada 7 anak yang sudah mampu membedakan lingkungan keluarga
memperkaya kehidupan sosial dan emosional anak. Alur kerangka berpikir dalam
MASALAH
1. Anak belum mengenal identitas diri, mengetahui kebiasaan di
keluarga, sekolah dan masyarakat.
2. Anak belum mampu memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima
sosial
SOLUSI
Pengembangan Video Pembelajaran Lingkungan Sub Tema Lingkungan
Keluarga untuk Kemampuan Sosial Emosional Pada Anak Usia Dini di PAUD
Terpadu Citra Bakti
METODE PENELITIAN
(Design and devolopment research). Menurut Rechay James dan Klen (2007)
basis for the creation of instructional and non instructiona product and tools and
new or enhanced models that govern their development. yang artinya jenis
dan evaluasi dengan tujuan membentuk sebuah dasar empiris untuk menciptakan
produk dan alat baik untuk kegiatan pembelajaran maupun non pembelajaran dan
bahwa prosedur yang dilakukan model ADDIE ada lima tahap yaitu : analize
sehingga siap digunakan secara nyata di lapangan. Produk yang dihasilkan pada
penelitian ini adalah media permainan bola warna. Secara visual tahapan ADDIE
DEVELOPMENT
yang dipilih. Ada beberapa prosedur pengembangan melalui beberapa tahap yaitu:
1. Tahap Analisis
1) Analisis kurikulum
PAUD yang dibuat oleh Permendikbud No.146 Tahun 2014. Dengan kajian
khusus pada perkembangan aspek sosial emosional anak usia dini yang
Tahap ini peneliti mengkaji secara detail kondisi anak. Setelah itu hasil
3) Analisis kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) apa yang dimuat dan yang utuh dengan alat alat
2. Tahap Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blue-print). Pada
tahap desain dibagi kedalam tiga tahap antara lain sebagai berikut.
Peneliti mulai membuat konsep media yang disesuaikan dengan materi dan
Pada tahap ini dijelaskan bahwa media pembelajaran yang akan dibuat
pembelajaran ini, yang akan diberikan pada ahli materi, ahli media, ahli
desain pembelajaran dan anak usia dini di PAUD Terpadu Citra Bakti.
Dalam tahap desain ini peneliti merumuskan tujuan pembelajaran,
kemudian peneliti menentukan strategi dan metode yang akan dicapai agar
yang didasarkan pada hasil validasi ahli media, ahli materi dan ahli pembelajaran.
1. Pembuatan produk
desain dirangkai menjadi satu kesatuan produk yang utuh dengan alat-alat
pendukung pada media video pembelajaran lingkungan. Pada tahap ini produk
awal divalidasi oleh ahli materi (dosen), hasil validasi berupa komentar, saran
dan masukan yang dijadikan sebagai dasar untuk melakukan revisi I terhadap
2. Validasi ahli
Pada tahap ini produk awal divalidasi oleh ahli materi dan ahli media, hasil
validasi berupa komentar, saran dan masukan yang dijadikan sebagai dasar
3. Revisi 1
Pada tahap ini produk direvisi berdasarkan komentar, saran dan masukan
menjadi suatu benda nyata yaitu media video pembelajaranTema lingkungan sub
Pada Anak Dini di PAUD Terpadu Citra Bakti. Setelah itu Media video
pembelajaran tersebut akan divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Hasil
validasi berupa komentar, saran dan masukkan sebagai dasar untuk melakukan
keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini memang
berdasarkan naskah yang telah dikembangkan dan divalidasi ahli. Uji coba
terbatas dilakukan uji perorangan dan uji coba kelompok kecil dengan subjek 5
anak untuk kelompok kecil dan 1 anak untuk uji perorangan di PAUD Terpadu
Citra Bakti.
2. Revisi II
Setelah uji coba perorangan dan kelompok kecil maka dilakukan revisi
kembali jika diperlukan revisi berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil.
3. Produk
Dari hasil uji coba maka dapatlah produk akhir berupa media video
pembelajaran. Pada tahapan ini peneliti melakukan uji coba melalui uji coba
perorangan dan uji coba kelompok kecil yang berjumlah 5 orang, dan dari hasil
uji coba akan dilakukan revisi jika diperlukan. Kemudian menghasilkan produk
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk
salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input
terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin
perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi
kelompok kecil.
Tahap Analisis
Tahap Desain
Tahap Pengembangan
Pembuatan Validasi
Produk Ahli Revisi I
Tahap Implementasi
Uji Coba
Perorangan dan Revisi II Produk
Kelompok Kecil
Tahap Evaluasi
Desain uji coba merupakan hal yang penting dalam tahap uji coba. Pada tahap
uji coba, produk akan dievaluasi melalui beberapa tahap agar menghasilkan
produk yang benar-benar layak untuk pembelajaran anak usia dini. Tahap dalam
Pada penelitian ini pengembangan yang dilakukan dua tahap yaitu uji coba
perorangan dan kelompok kecil. Subjek uji coba yang terlibat adalah satu orang
ahli media, satu orang ahli materi dan ahli desain satu orang dan anak diPAUD
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kualitatif dan kuantitatif,
coding pada anak usia dini yang berupa kritik dan saran dari ahli media atau
ahli materi.
2. Data kuantitatif merupakan data pokok dalam penelitian yang berupa data
penilaian tentang media video pembelajaran pada anak usia dini dari ahli
materi, ahli media dan anak usai dini di PAUD Terpadu Citra Bakti.
3. Dalam Kursioner.
1. Angket
Yaitu alat yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data berupa daftar
2. Observasi
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal hal atau variable
yang berupa lembar kerja anak, silabus, foto, lembar penilaian. Dokumentasi
juga merupakan pesan, fakta, dan yang tersimpan pada bahan yang berbentuk
susun dan disesuaikan dengan produk yang dikembangkan dan evaluasi produk
instrument yang di kembangkan: (1) instrument ahli materi, (2) instrument ahli
media, (3) instrument ahli desain, (4) uji perorangan, (5) uji coba kelompok kecil.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut.
Data yang sudah didapat dari ahli materi, ahli media, ahli desain, uji coba
perorangan dan uji coba kelompok kecil melalui angket, kemudian dilakukan
Media balok angka layak apabila memenuhi dengan kriteria konten dan
sudah dikembangkan. Dasar revisi ini yaitu dari masukan, saran dari beberapa
ahli isi, ahli media, ahli desain pembelajaran, anak pada saat uji coba.
Teknik digunakan untuk mengolah data yang berasal dari angket dalam bentuk
deskriptif persentase.
Keterangan :
P = Persentase
100% = Konstanta
∑x
P x 100%
∑ xi
Keterangan :
P = Persentase
100% = Konstansta
Hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV ini terdapat tiga pokok
pembahasan yang akan dibahas yaitu 1) deskripsi data penelitian 2) analisis data
sistematis sesuai dengan hasil uji coba dan masukan dari ahli materi, ahli media,
ahli desain serta uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil.
pembelajaran peneliti membahas tentang uji ahli materi pembelajaran dan uji ahli
Instrumen penelitian untuk uji coba ahli konten atau materi di serahkan pada
tanggal 2, agustus, 2022 instrumen ini diserahkan kepada ibu Melania Restintuta
Ngonu, S.Pd, beliau merupakan kepala sekolah di PAUD Terpadu Citra Bakti,
yang di percayakan oleh peneliti sebagai ahli konten atau materi dan beliau juga
adalah guru yang bertanggung jawab pada saat peneliti melakukan penelitian. Uji
coba ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang nantinya akan di gunakan
kisioner. Penilaian dilakukan setelah validator mengkaji materi atau konten media
diserahkan pada tanggal 2 agustus 2022 uji coba ahli media dan ahli desain
pembelajaran di lakukan oleh Bapak Dr. Dek Ngurah Laba Laksana, M.Pd beliau
merupakan salah satu dosen STKIP Citra Bakti, yang di percaya sebagai ahli
media dan ahli desain dengan bidang keilmuan teknologi pembelajaran. Uji coba
ini digunakan untuk menilai kelayakan dari media video pembelajaran yang di
kualitas belajar anak sehungga media video pembelajaran ini layak untuk di
gunakan. Hasil uji coba diperoleh dengan cara penilaian melalui lembar kuisioner.
dikembangkan.
layak di gunakan maka instrumen ini dapat di serahkan kepada ahli isi atau materi
pembelajaran.
dikembangkan diuji coba terlebih dahulu oleh ahli materi. Uji coba dilakukan
dengan mengamati materi pembelajaran yang telah di buat kemudian ahli materi
akan memberikan penilaian pada lembar kuisioner yang telah disiapkan oleh
peneliti. Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap materi pembelajaran yang ada
pada media video pembelajaran untuk mengetahui apakah materi yang disiapkan
sudah sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar atau belum. Dari hasil
uji coba tersebut maka peneliti akan mendapatkan masukan atau komentar tentang
materi yang dikembang sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan atau revisi
terhadap materi.
Uji coba yang dilakukan oleh guru pamong selaku kepala PAUD Terpadu Citra
Bakti, Beliau dipercayakan oleh saya sebagai peneliti dalam melihat dan
sebagai informasi yang saya gunakan dalam merevisi atau merubah produk yang
dibuat.
instrumen ini lalu diberikan kepada ahli media untuk memvalidasikan media yang
dikembangkan. Dari hasil validasi ahli media, media video pembelajaran ini
dinyatakan layak digunakan dengan revisi sesuai dengan saran dan komentar ahli
media.
2. Validasi Instrumen Buku Panduan
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli media dalam meninjau
media video yang saya kembangkan, merupakan sebuah tahap awal dimana
peneliti memaparkan video pembelajaran kepada ahli media untuk di koreksi. Uji
4.1.1.3 Penyajikan Data Hasil Uji Ahli Materi Dan Buku Panduan
dikembangkan, diuji coba terlebih dahulu oleh ahli materi. Uji coba dilakukan
kemudian ahli materi akan memberikan penilaian pada lembar kuisoner yang telah
disiapkan oleh peneliti. Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap materi
pembelajaran yang ada pada media video pembelajaran untuk mengetahui apakah
materi yang disiapkan sudah sesuai kompetensi inti dan kompetensi dasar atau
instrument yang dikembangkan oleh Gde Putu Arya Oka (2019) dan ini
Hasil uji coba oleh ahli materi ini diperoleh melalui instrumen penilaian ahli
materi dari hasil tersebut dapat di lakukan perbaikan agar menjadi lebih baik.
Penilaian akan di berikan oleh ahli materi setelah ahli mengkaji materi yang suda
dibuat oleh peneliti, kemudian ahli memberi tanda centang pada kolom skor yang
berisi skor 1-5 dari hasil penilaian tersebut peneliti akan menjumlahkan dan
peneliti dapat mengetahui tingkat kevalidan dari materi yang dibuat tersebut.
Skor penilaian oleh ahlikonten/materi dapat dilihat pada tabel 4-1 berikut ini:
yang disajikan diatas terdapat 15 aspek yang dinilai, dari ke lima belas aspek
tersebut skor yang ditentukan mulai dari skor 1,2,3,4 dan 5, dimana skor 5
merupakan skor tertinggi atau sangat baik, skor 4 artinya baik, skor 3 artinya
cukup, skor 2 artinya kurang dan skor 1 merupakan skor terendah atau sangat
kurang. Dari kelima belas aspek tersebut peneliti memperoleh skor 5 pada aspek
1,4,6 yang artinya sangat baik sedangkan pada aspek 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, dan 15 peneliti memperoleh skor 4 yang artinya baik. Berdasarkan tabel
yang disajikan diatas dapat dijelaskan bahwa uji coba ahli konten/materi ini
melibatkan kepala sekolah yaitu ibu Melania Restintuta Ngonu, S.Pd. dengan
kualifikasi pendidikan terakhir adalah S1 PAUD. Uji coba ini dilakukan untuk
yang per;lu direvisi dalam media video pembelajaran lingkungan keluarga yang
dikembangkan.
panduan guna sebagai langkah dalam pembuatan media video. Berikut ini
merupakan tabel hasil penilaian buku panduan oleh ahli materi yang
Skor perolehan 22
Skor maksimal 25
Persentase skor skor akhir 88%
Sumber Oka, G.P.A. 219
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat di jelaskan bahwa terdapat 5 butir aspek
yang di nilai dari buku panduan oleh ahli materi. Adapun saran dan perbaikan dari
ahli materi terhadap buku panduan yang dipergunakan pada draf I pengembangan.
bagian media video pembelajaran yang perlu direvisi agar media video yang
menilai materi pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak oleh ahli
didalamnya sesuai untuk menilai materi pembelajaran yang akan dilaksanakan dan
P=ƩƩ××i×100 % ,
keterangan:
P = Presentase
100%= Konstansta
= 63
P=ƩƩ××i×100 %
= 63
75 ×100
= 84%
Persentase Keterangan
86%-100% Sangat Valid
71%-85% Valid
56%-76% Cukup Valid
¿ 55% Kurang Valid
Sumber : Panduan Penulisan Skripsi STKIP Citra Bakti Edisi Revisi
tahun 2021)
Berdasarkan rumus yang telah dipaparkan di atas maka diperoleh hasil dari
jumlah rata-rata adalah 84% dengan skor ini maka media yang dikembangkan
dinyatakan “ valid ” dengan presentase kelayakan sebesar 84% dari tabel 4.3
berada pada rentangan 71%-85% artinya baik dan media video pembelajaran ini
layak digunakan dalam pembelajaran, dan media ini hanya perlu revisi atau
perbaikan seperlunya saja. Nilai ideal dari setiap butir penilaian dalam kriteria
angket ini adalah 4 maka presentase dihitung: 63: ( 5×15) = 75 × 100 =84% hasil
kalkulasi sebesar 84% berada pada kriteria “ valid “ sehinga materi video
pembelajaran ini tidak perlu direvisi, akan tetapi menimbang adanya saran dan
komentar ahli materi yang memvalidasi materi ini maka materi ini dinyatakan
Hasil analisis yang dilakukan oleh ahli materi ibu Melania Restintuta Ngonu,
S.Pd, beliau merupakan kepala sekolah di PAUD Terpadu Citra Bakti, yang di
percayakan oleh peneliti sebagai ahli konten atau materi dan beliau juga adalah
∑x
p= x 100%
∑ xi
Keterangan:
P = Presentase
100% = Konstanta
∑x = jawaban responden dalam satu item
=22
22
P= x 100% =88%
25
Dengan menggunakan rumus di atas maka ∑x=22 dan ∑xi=25 (dari 5 nilai
yang diperoleh pada tabel 4.3 diatas adalah 86%-100%, dengan demikian tingkat
kelayakan buku panduan dikategorikan sangat valid dan dinyatakan tidak perlu
instrumen ini diberikan kepada ahli media untuk mengkaji atau memeriksa
kualitas materi yang ada pada media yang dikembangkangan oleh peneliti.
yang dinilai dengan skala penilaian 1-5. Dimana skor 1 artinya sangat kurang,
skor 2 artinya kurang 2, skor 3 artinya cukup, skor 4 artinya baik dan skor 5
artinya sangat baik. Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa uji coba
dilakukan oleh ahli media bapak Dr. Dek Ngurah Laba Laksana,M.Pd. Beliau
merupakan dosen STKIP Citra Bakti Ngada yang dipercayakan oleh peneliti
sebagai ahli media untuk menilai media video pembelajaran yang dikembangkan.
Uji coba ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh informasi sehingga peneliti
dapat memperbaiki media yang dibuat sesuai dengan saran dan masukan dari ahli
media tersebut agar media yang dikembangkan menjadi lebih baik dan layak
untuk digunakan. Perolehan skor pada tabel 4.4 media ini dinyatakan “valid”,
akan tetapi mempertimbangkan saran dan masukan dari validator maka media ini
1) Media video pembelajaran yang dikembangkan harus di buat dengan skrip atau
naskah video
2) gambar atau foto dalam video pembelajaran ini harus menggunakan gambar
Selain ahli media menilai media video pembelajaran ahli media juga menilai
buku panduan yang dibuat peneliti guna sebagai panduan dan langkah-langkah
dalam pembuatan media video. Berikut ini merupakan tabel hasil penilaian
Skor perolehan 21
Skor maksimal 25
Berdasarkan data deskriptif kualitatif berupa saran dan masukan dari ahli
media terhadap buku panduan di gunakan untuk perbaikan buku panduan pada
draf I pengembangan yang suda di buat oleh peneliti. Saran dan perbaikan
media video pembelajaran yang perlu direvisi agar layak produk itu
digunakan.
4.1.1.4 Analisis data dan revisi ahli media dan buku panduan
Analisis data yang ada dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari analisis
data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Berdasarkan tabel 4.4 di atas maka
∑x
p= x 100%
∑ xi
Keterangan :
P= Prosentase
sebagai berikut.
P= 60:75×100%=80%
kelayakan sebesar 80%. Media ini dikategorikan valid dengan tabel 4.3 berada
pembelajaran dalam kategori valid dinyatakan hanya perlu perbaikan atau revisi
seperlunya saja. Hasil analisis data kualitatif juga digunakan untuk melengkapi
analisis data kuantitatif dalam hal melakukan revisi terhadap produk yang
dikembangkan
5 Analisis data dan revisi buku panduan
deskriptif kuantitatif dan analisis data kualitatif. Berdasarkan tabel 4.5 maka
∑x
p= x 100%
∑ xi
Keterangan : P= Prosentase
100%= Konstansta
P=21:25×100%=84%
dengan Tabel 4.3 berada pada rentangan 71%-85%. Dengan demikian tingkat
kelayakan buku panduan media dalam kategori valid, dan dinyatakan layak untuk
digunakan . Dan media ini perlu merevisi atau perbaikan seperlunya saja. Hasil
analisis data kualitatif yang berupa masukan dan saran oleh ahli media , juga
digunakan untuk melengkapi analisis data kuantitatif dalam hal melakukan revisi
yang dibuat oleh peneliti. Ahli desain yang dipercayakan untuk memvalidasi
desain pembelajaran adalah bapak Dr. Dek Ngurah Laba Laksana, M.Pd, beliau
merupakan salah satu dosen STKIP Citra Bakti Ngada, dengan lulusan S3. Hasil
uji coba diperoleh dengan penilaian berupa lembar kuisoner yang terdapat skor 5-
1. Data hasil uji coba ahli desain dapat dijabarkan sebagai berikut :
Harian (RPPH) oleh ahli desain yang dikembangkan peneliti, divalidasi oleh ahli
desain sehingga RPPH, yang dikembangkan layak digunakan. instrumen uji ahli
desain ini digunakan peneliti yaitu instrumen berasal dari sumber Oka , G.P.A
( 2019 )
Penyajian data hasil uji desain dalam draf II pengembnagan terdiri dari data
deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang
berupa skor penilaian dari ahli media sedangkan data kualitatif adalah data yang
berasal dari masukan, saran dan komentar dari ahli desain. Berikut adalah hasil
data kuantitatif ahli desain seperti yang tersaji pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Ahli Desain Terhadap Media Video pembelajaran
Lingkungan keluarga
No Komponen/ Sub Komponen Skala Penilaian Skor
1 2 3 4 5
A. Desain Pembelajaran
1 Kelengkapan Desain Instruksional √
( RPPH)
2 Ketepatan memilih KD terkait media √
yang dikembangkan
3 Ketepatan rumusan Tujuan √
pembelajaran
4 Ketepatan merumuskan indikator √
5 Keluasan merumuskan indikator √
6 Ketepatan memilih √
pendekatan/strategi pembelajaran
7 Ketepatan memilih metode √
pembelajaran
8 Kelengkapan memilih teknik √
pembelajaran
9 Kesesuaian metode dengan teknik √
pembelajaran
10 Kesesuaian materi dengan tujuan √
11 Ketepatan pengorganisasian materi √
12 Menyertakan suplemen materi √
tambahan
13 Menyertakan latihan atau pengayaan √
materi
14 Kesuaian pertanyaan dengan tujuan √
pembelajaran
15 Ketepatan memilih metode dan √
bentuk instrumen
Jumlah Skor 0 0 0 56 5 61
Rata-rata
Kriteria Valid
Sumber: Oka, G., & Dopo, F. (2019)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dijelaskan bahwa uji coba ahli desain
pembelajaran dilakukan oleh bapak Dr. Dek Ngurah Laba Laksana, M.Pd. Beliau
adalah salah satu dosen STKIP Citra Bakti, yang dipercayakan sebagai ahli desain
pembelajaran oleh peneliti. Uji coba ini dilakukan guna memperoleh informasi
tentang desain media video pembelajaran yang nantinya akan dijadikan sebagai
bahan untuk merevisi desain media video pembelajaran dan desain pembelajaran
dengan saran dan komentar agar media yang dikembangkan menjadi lebih
berkualitas.
Di samping ahli desain menilai RPPH juga menilai buku panduan yang
disertakan sebagai panduan dalam penggunaan RPPH. Data yang diperoleh dari
penilaian buku panduan berupa (1) data deskriptif kuantitatif dan (2) data
deskriptif kualitatif. Adapun hasil data kuantitatif adalah seperti tersaji pada Tabel
4.7
Skor perolehan 21
Skor maksimal 25
terhadap buku panduan di gunakan untuk perbaikan buku panduan pada draf II
pengembangan yang suda di buat oleh peneliti. Saran dan perbaikan tersebut
Analisis data yang ada dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari
analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Berdasarkan tabel 4.6 di atas
∑x
p= x 100%
∑ xi
Keterangan :
P= Prosentase
100%= Konstansta
berikut.
P=61:75×100%=81,3%
kelayakan sebesar 81,3%. Media ini dikategorikan valid dengan tabel 4.3 berada
pembelajaran dalam kategori valid dinyatakan hanya perlu perbaikan atau revisi
seperlunya saja. Hasil analisis data kualitatif juga digunakan untuk melengkapi
dikembangkan. Saran dan masukan yang diberikan oleh ahli Desain adalah
sebagai berikut:
1) Media video pembelajaran yang dikembangkan harus di buat dengan skrip atau
naskah video
2) Gambar atau foto dalam video pembelajaran ini harus menggunakan gambar
deskriptif kuantitatif dan analisis data kualitatif. Berdasarkan Tabel 4.7 maka
∑x
p= x 100%
∑ xi
Keterangan : P= Prosentase
100%= Konstansta
P=21:25×100%=84%
dengan Tabel 4.3 berada pada rentangan 71%-85%. Dengan demikian tingkat
kelayakan buku panduan media dalam kategori valid, dan dinyatakan layak untuk
digunakan . Dan media ini perlu merevisi atau perbaikan seperlunya saja. Hasil
analisis data kualitatif yang berupa masukan dan saran oleh ahli media , juga
digunakan untuk melengkapi analisis data kuantitatif dalam hal melakukan revisi
pengembangan yang telah direvisi berdasarkan saran dan masukan dari para ahli
yaitu ahli materi, ahli media dan ahli desain pembelajaran maka selanjutnya akan
di bahas tentang draf III pengembangan. Pada draf ini akan di bahas tentang hasil
uji coba perorangan. Pada uji coba perorangan peneliti melibatkan 2 orang anak
usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Citra Bakti. Uji coba perorangan ini dilakuakan
dapat melakukan revisi media. Melalui revisi yang dilakukan dapat meningkatkan
instrumen uji perorangan ini digunakan peneliti yaitu instrument yang berasal
Ict-Based For Junior High Scholl Teacher In Buleleng Regenci Imedtech, 1 (1), 1-
10
2.Penyajian Data Uji Coba Perorangan
Pada uji coba perorangan peneliti melibatkan 2 orang anak usia 5-6 tahun di
PAUD Terpadu Citra Bakti. Uji coba perorangan ini dilakuakan untuk mengetahui
kemampuan sosial emosional pada anak usia dini dan memperoleh informasi
media. Melalui revisi yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas media yang
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Media Video Pembelajaran Pada Uji Coba
Perseorangan
N Pertanyaan Anak
o 1 2
Ya Tdk Ya Tdk
1 apakah materi sudah pas anak-anak 1 1
2 apakah ada bagian yang sulit 0
3 apakah media ini dapat digunakan belajar di 1 1
luar kelas
4 Apakah anak-anak mampu menggunakan 1 1
media ini tanpa bantuan guru
5 apakah anda senang menggunakan media ini 1 1
6 Apakah anda akan menggunakan media ini 1 1
7 Perbaikan, Jika ada perbaikan bagian mana 1 1
yang perlu diperbaiki?
8 siapa lagi yang cocok menggunakan media 1 1
ini?
9 Apakah media ini selaras dengan pengalaman 1 1
atau ada pengalaman baru?
1 apakah media bermanfaat dalam belajar? 1 1
0
1 apakah ada hal baru dari media ini dibanding 0
1 yang sejenis
1 apakah media ini manarik bagi anak- anak? 1 1
2
1 Revisi khusus, kalau ada bagian khusus mana 1 1
3 yang perlu diperbaiki?
1 Revisi khusus, apa ada bagian kecil kesalahan 0
4 yang anda temukan?
1 apakah media ini mudah digunakan? 1 1
5
Total skor 12 12
Jumlah Skor 24
Presentase 24:30×100= 80%
Kriteria Valid
Berdasarkan tabel 4.8 di atas maka dapat dijelaskan bahwa uji coba media
B PAUD Terpadu Citra. Uji coba dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
berkualitas.
Analisis pengembangan ini merupakan analisis dari hasil penilaian uji coba
usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Citra Bakti. Uji coba dilakuakn untuk
oleh peneliti. Berdasarkan tabel 4.8 diatas presentase kelayakan media dapat
∑x
p= x 100%
∑ xi
Keterangan :
P= Prosentase
100%= Konstansta
berikut.
P=24:30×100%=80%
kelayakan sebesar 80%. Media ini dikategorikan valid dengan tabel 4.3 berada
pembelajaran dalam kategori valid dinyatakan hanya perlu perbaikan atau revisi
seperlunya saja. Hasil analisis data kualitatif juga digunakan untuk melengkapi
dikembangkan.
Instrumen kelompok kecil yang digunakan untuk menilai kelayakan media video
pembelajaran dalam penilaian ini dilakukan dengan melibatkan 6 orang anak usia
5-6 tahun di PAUD Terpadu Citra Bakti. Uji coba ini dilakuakn untuk
oleh peneliti.
langka selanjutnya adalah uji coba kelompok kecil. Uji coba ini melibatkan 6
orang anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Citra Bakti. Hasil uji coba kelompok
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam uji coba
tujukan pada 6 orang anak. Jawaban yang diberikan pada setiap butir adalah “ ya”
dan” tidak”. Jawaban “ ya” diberi skor 1 dan jawaban ‘ tidak “ di beri skor 0, dan
hanya ada dua jawaban yang di berikan. Adapun beberapa saran dan komentar
yang diberikan adalah media video ini sangat bagus untuk membantu
meningkatkan perkembangan sosial emosional pada anak usia 5-6 tahun. Uji coba
sehingga dapat dijadikan bahan revisi untuk peneliti. Berdasarkan tabel diatas
maka uji coba kelompok kecil ini memperoleh rata-rata 87,5% artinya media
Analisis pengembangan ini merupakan analisis dari hasil penilaian uji coba
celompok kecil yang telah dilakukan peneliti dan dipaparkan pada tabel
oleh peneliti. Berdasarkan tabel 4.9 diatas presentase kelayakan media dapat
Perhitungan untuk anak 1, dimana jawaban ya = 7 dan tidak =1, maka yang
dihitung adalah jawaban yang positif atau jawaban YA. Perhitungan adalah
sebagai berikut.
P=7/8/100%=87,5%
Perhitungan untuk anak 2, dimana jawaban ya = 7 dan tidak =1, maka yang
dihitung adalah jawaban yang positif atau jawaban YA. Perhitungan adalah
sebagai berikut.
P=7/8/100%=87,5%
Perhitungan untuk anak 3, dimana jawaban ya = 7 dan tidak =1, maka yang
dihitung adalah jawaban yang positif atau jawaban YA. Perhitungan adalah
sebagai berikut.
P=7/8/100%=87,5%
Perhitungan untuk anak 4, dimana jawaban ya = 7 dan tidak =1, maka yang
dihitung adalah jawaban yang positif atau jawaban YA. Perhitungan adalah
sebagai berikut.
P=7/8/100%=87,5%
Perhitungan untuk anak 5, dimana jawaban ya = 7 dan tidak =1, maka yang
dihitung adalah jawaban yang positif atau jawaban YA. Perhitungan adalah
sebagai berikut.
P=7/8/100%=75%
Perhitungan untuk anak 6, dimana jawaban ya = 7 dan tidak =1, maka yang
dihitung adalah jawaban yang positif atau jawaban YA. Perhitungan adalah
sebagai berikut.
P=7/8/100%=87,5%
Perhitungan untuk anak 7, dimana jawaban ya = 7 dan tidak =1, maka yang
dihitung adalah jawaban yang positif atau jawaban YA. Perhitungan adalah
sebagai berikut.
P=7/8/100%=75%
Perhitungan untuk anak 8, dimana jawaban ya = 7 dan tidak =1, maka yang
dihitung adalah jawaban yang positif atau jawaban YA. Perhitungan adalah
sebagai berikut.
P=7/8/100%=75%
sebesar 87,5% dikonfortasi dengan tabel 4.3 dalam rentang 86%-100%. Oleh
karena itu dalam uji kelompok kecil tingkat validitas media dalam kategori sangat
valid. Namun demikian untuk perbaikan media sebagai produk akhir, masukan
dan saran dalam uji coba kelompok kecil digunakan untuk merevisi ringan
4.2 Pembahasan
Hasil deskriptif kualitatif pada draf pengembangan produk diperoleh dari uji
coba ahli materi, ahli media, dan ahli desain, uji coba perorangan dan uji coba
kelompok kecil. Proses uji coba ini di lakukan agar dapat menjawab rumusan
masalah dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui rancangan atau desain seta
kelayakan dari media video pembelajran yang dikembangkan oleh peneliti.
Berikut ini akan dijelaskan tentang jawaban dari setiap tahapan uji coba.
Berdasarkan hasil uji coba ahli materi sebagaimana yang dipaparkan pada
vailid atau baik dengan presentasi 84%. Skor penilaian mulai dari 5,4,3,2,dan 1.
Kriteria dari masing-masing skor yaitu skor 1 artinya sangat kurang, skor 2
artinya kurang, skor 3 artinya cukup, skor 4 artinya baik, dan skor 5 artinya sangat
baik dan merupakan nilai ideal setiap nomor. Adapun pembahasan lebih rinci
sebagai berikut.
1. Pada deskripsi kesesuaian materi dengan KI, KD, Tujuan dan Indikator ahli
materi memberikan skor 5 yang artinya materi dalam kategori “sangat sesuai”.
Skor 5 dipeoleh karena dalam materi yang dikembangkan sudah mengacu pada
STPPA dalam permendikbud nomor 137 tahun 2014 dan kurikulum tingkat
satuan pendidikan anak usia dini nomor 146 tahun 2014. Artinya materi
yang dikembangkan dalam media dimana KI dan KDnya mengacu pada kedua
peraturan diatas.
2. Pada deskripsi kelogisan susunan materi ahli materi memberikan skor 4 artinya
3. Pada deskripsi kesesuaian materi dengan peserta didik ahli materi memberikan
skor 4 artinya dalam kategori “sesuai”. Perolehan skor 4 ini dikarenakan materi
yang dipilih telah disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
tujuan pembelajaran.
5. Pada deskripsi kebenaran materi dari sisi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
ahli materi memberi skor 4 artinya materi yang dikembangkan sudah memuat
skor 4 yang artinya materi di dalam media balok angka sudah baik dan
skor 4 yang artinya dalam media balok angka dikembangkan sesuai dengan
10. Pada deskripsi ketersediaan daftar istilah ahli materi memberikan skor 4 yang
artinya media balok angka sudah merujuk pada beberapa sumber rujukan baik
11. Pada deskripsi ketersediaan daftar pustaka ahli materi memberi skor 4 yang
artinya media balok angka sudah merujuk ke beberapa sumber baik dalma
buku dan jurnal serta sumber lainnya.
memberikan skor 4 yang artinya materi mudah dipahami dan sudah sesuai
13. Pada deskripsi ketersediaan latihan terhadap materi ahli materi memberikan
skor 4 artinya media balok angka sudah tersedia latihan terhadapa materi.
15. Pada deskripsi ketersediaan contoh dan noncontoh ahli materi memberikan
Berdasarkan hasil uji ccoba ahli media terhadap ,media video pembelajaran
lingkungan sub tema lingkungan keluarga, media ini dinyatakan “valid” atau baik
dan tampa revisi.Ahli memberi skor 4 pada instrumen nomor 1,sampai 15.
1 sampai 15 dengan poin yang diberikan adalah 4 media video yang di buat suda
sangat menarik ,Ahli media memberikan saran atau komentar untuk media video
pembelajaran lingkungan sub tema lingkungan keluarga yaitu media video yang di
buat suda menarik dari instrument yang dikembangkan oleh Gde Putu Arya Oka
(2019) dan ini digunakan peneliti, instrumen berasal dari sumber Oka , G.P.A
Pada tahap uji ahli desain media video pembelajaran di pero leh kriteria “
vailid “, yaitu dengan skor rata-rata diperoleh 85,6%. Ahli desain memberikan
poin 5 dan 4 pada butir yang terdapat pada instrumen. Pada butir pertama
mata pelajaran, kompetensi inti, kompetens dasar tujuan latihan dan evaliuasi skor
yang diberikan ahli media adalah 5 karena komponen RPPH yang dibuat peneliti
sudah lengkap
ditemukan dilapangan.
memberikan skor 4 yang artinya media balok angka berpusat pada siswa dan
dalam RPPH.
skor 4 yang artinya sesuai. Karena metode dengan teknik pembelajaran sesuai
dalam RPPH.
10. Pada deskripsi kesesuaian materi dengan tujuan ahli desain memberikan skor
tambahan.
13. Pada deskripsi menyertakan latihan atau pengayaan materi memberikan skor
dengan RPPH.
Berdasarkan hasil uji coba perseorangan yang dilakukan oleh peneliti yang
melibatkan 2 orang anak usia 5-6 tahun di PAUD Terpadu Citra Bakti,
menunjukan bahwa anak-anak sangat merasa senang menonton dan aktif dalam
hasil tersebut maka media video ini layak digunakan dan cocok untuk anak usia
dini. Pada setiap pertanyaan itu terdiri dari 12 butir pertanyaan setiap anak
menjawab “ ya” atau di beri skor 1, karena media yang dikembangkan sesuai
dengan lingkungan anak dan anak sangat merasa senang dikarenakan belum ada
media ini sebelumnya. Berdasarkan hasil uji coba yang didapatkan dari respon
ke 2 anak ini, rata-rata skor yang di peroleh adalah 100% skor tersebut berada
pada kategori “sangat valid” atau sangat baik dan media video ini layak di
gunakan . Hasil uji coba tersebut menunjukan tingkat kelayakan media video
Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil yang melibatkan 6 orang anak usia
5-6 tahun di PAUD Terpadu Citra Bakti, maka di peroleh hasil dari ke 8
pertanyaan yang ditujukan pada anak peneliti mendapat respon “ya” atau dengan
skor 1. Selain itu berdasarkan pengamatan langsung saat anak diberi kesempatan
untuk menjawab dan menjelaskan tentang anggota keluarga, teman dan ciri
sangat senang dan sangat bersemangat. Hal ini dikarenakan media video
respon yang diberikan anak tersebut maka media video pembelajaran ini dapat
Hasil uji coba media video pembelajaran lingkungan sub tema lingkungan
keluarga terhadap anak sebagai pengguna produk, maka media ini dinyatakan
“sangat valid”. Karena dalam media video terdapat gambar- gambar atau animasi
yang menarik yang menjelaskan tentang anggota keluarga dan temman serta ciri
khusus dan menenal lingkungan sekitar dengan sederhana yang ada didalam
lingkungan anggota keluarga sehingga media ini sangat membantu minat belajar
usia 5-6 tahun ( menyebutkan nama anggota keluarga dan mampu mengenali
anggota keluarga teman serta lingkungan sekitar ) ini adalah jawaban dari
rumusan masalah yang diajukan yaitu bagaimana desain dan kelayakan dari