Anda di halaman 1dari 25

i

PERKEMBANGAN KOMUNITAS HINDU PURA PENATARAN AGUNG


KILISUCI DI DESA POJOK KECAMATAN MOJOROTO
KOTA KEDIRI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Pada Program Studi Pendidikan Sejarah

OLEH :

MOHAMAD SAIFUDIN ZUHRI


NPM: 18.1.01.02.0005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
Jalan. KH. Ahmad Dahlan No.76 Telp. (0354)771576 Kediri
2022
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Oleh:

MOHAMAD SAIFUDIN ZUHRI

NPM. 18.1.01.02.0005

Judul:

Perkembangan Komunitas Hindu Pura Penataran Agung Kilisuci Di Desa Pojok


Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Telah disetujui untuk diajukan kepada panitia ujian / sidang skripsi Program
Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Tanggal:
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Oleh:

MOHAMAD SAIFUDIN ZUHRI


NPM. 18.1.01.02.0005

Judul:

PERKEMBANGAN KOMUNITAS HINDU PURA PENATARAN AGUNG


KILISUCI DI DESA POJOK KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

Telah dipertahankan di depan panitia ujian / sidang Skripsi


Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Nusantara PGRI Kediri
iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya,

Nama : MOHAMAD SAIFUDIN ZUHRI

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Nganjuk, 29 Agustus 1998

NPM : 18.1.01.02.0005

Fakultas/ Prodi : FKIP/ Pendidikan Sejarah

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat


karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu
perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya tulis yang pernah diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang sengaja serta tertulis pada naskah ini juga
disebutkan dalam daftar pustaka.

Kediri,

Mahasiswa

Mohamad Saifudin Z
NPM.18.1.01.02.0005
v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Gagal berasal dari rasa takut yang tidak


dilawan”

Karya Ini Kupersembahkan Kepada:

 Allah SWT, terima kasih atas segala rahmat dan hidayah-Mu, sehingga
karya tulis ilmiah ini terselesaikan dengan baik.
 Bapak dan Ibu, bapak Yulianto dan Ibu Sugiati, serta Adik tercinta Widya
Kusuma Yuli Maharani terimakasih atas do’a, motivasi dan segala
dukungan serta cinta kasih yang tak terhingga yang telah diberikan
kepadaku.
 Diri Sendiri, terima kasih telah mau beruasaha, bersabar dan melangkah
sejauh ini.
 Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Nusantara PGRI Kediri,
tempat untuk menimba ilmu
 Keluarga besar PK PMII Lokajaya Kediri, sebagai wadah untuk berproses
 Keluaraga besar Himaprodi Sejarah “Historians”
 Keluarga besar BEM-U Nusantara PGRI Kediri 2021-2022
 Seluruh teman-teman Mahasiswa Sejarah khususnya Mahasiswa angkatan
2018, yang selalu mensuport dan motivasi.
 Someone who is my best partner.
vi

ABSTRAK

Mohamad Saifudin Zuhri : Perkembangan Komunitas Hindu Pura Penataran


Agung Kilisuci Di Desa Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, Skripsi,
Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2022.
Kata Kunci : Komunitas Hindu, Perkembangan,Pura Hindu, Kediri.
Kediri merupakan Kota tertua yang ada di Indonesia, pada zaman dahulu
Kediri adalah kerajaan besar dalam peradaban di Nusantara. Sebelum berdirinya
Kerajaan Kediri, dahulu merupakan pecahan dari kerajaan Kahuripan yang
diperintah oleh Raja Airlangga pada tahun 1009. Kerajaan Kediri atau kerajaan
Panjalu adalah kerajaan yang bercorak Hindu, yang terdapat di Jawa Timur antara
tahun 1042-1222. Dengan adanya Kerajaan Kediri di masa lalu sebagai kerajaan
bercorak Hindu, tentunya agama Hindu ada di tengah-tengah masyarakat
berdampingan dengan kepercayaan dan agama yang lainnya di Kediri.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang (1) perkembangan
Komunitas Hindu di Pura Penataran Agung Kilisuci (2) macam-macam upacara
keagamaan dan pelaksanaan upacara keagamaan yang dilakukan di Pura
Penataran Agung kilisuci (3) interaksi atau hubungan dan bentuk kerjasama umat
hindu di Pura Penataran Agung Kilisuci dengan umat masyarakat yang lain.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Agar mencapai tujuan tersebut
maka peneliti mengumpulkan data dengan Teknik observasi, wawancara lalu
kemudian dokumentasi. Untuk Teknik analisis data peneliti menggunakan reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk mejaga
keabsahan data peneliti melakukan uji kredibilitas, uji transferability, uji
dependability, serta uji konfirmability.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah (1) perkembangan Hindu di Pura
Penataran Agung Kilisuci dimulai dari tahun 1970, pada dasarnya agama Hindu
setelah tahun 1960 banyak masyarakat Kediri yang menganut agama Hindu,
lambat laun banyak yang berpindah keyakinan dan pada tahun 1970 an mulai lah
berdiri Lembaga PHDI Kota Kediri (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) Kota
Kediri sebagai wadah yang menaungi untuk umat Hindu wilayah Kota Kediri.
Adanya keluar masuk pendatang dari luar jawa kebanyakan dari Bali, untuk
ditugaskan di Kediri, lalu untuk wilayah di Kota Kediri sendiri memiliki 3
wilayah, pesantren, mojoroto, Kota Kediri. (2) macam-macam upacara umat
Hindu Pura Penataran Agung Kilisuci, dilakukan 210 hari dirayakan hari raya
galungan dan kuningan, Peodolan, Kemudian hari raya nyepi. Kaitannya dengan
nyepi ada upacara melasti, saraswati, tradisi ogoh-ogoh. (3) Toleransi dan bentuk
kerja sama antara umat Hindu dengan umat agama yang lain.umat Hindu
mempunyai ajaran dharma agama, dan dharma negara, bagaimana umat Hindu
melaksanakan ajaran dan bermasyarakat, hubungan umat Hindu juga patuh
terhadap aturan-aturan dan sangat toleransi dengan umat agama yang lain. Dimana
di Kediri sendiri masyarakat yang mayoritas bisa mengayomi yang minoritas dan
sangat menjaga kerukunan.
vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucap puji syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah Swt. karena atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perkembangan Komunitas
Hindu Pura Penataran Agung Kilisuci Di Desa Pojok Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Dengan demikian penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Dr. Zainal Afandi, M.Pd selaku Rektor Universitas Nusantara PGRI Kediri.
2. Dr. Mumun Nurmilawati, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri.
3. Drs. Yatmin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Nusantara PGRI Kediri
4. Drs. Heru Budiono, M.Pd sebagai pembimbing skripsi I yang tanpa kenal lelah
dan tidak memperhitungkan waktu selalu siap untuk memberikan bimbingan
kepada penulis sampai terwujudnya skripsi ini.
5. Dr. Zainal Afandi, M.Pd. selaku Dosen pembimbing skripsi II, yang tanpa
kenal lelah dan tidak memperhitungkan waktu selalu siap untuk memberikan
bimbingan kepada penulis sampai terwujudnya skripsi ini.
6. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Sejarah yang telah memberikan semangat
serta dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu, baik secara langsung
maupun tidak langsung demi terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik, saran serta nasihat-nasihat yang
viii

membangun, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat, menambah ilmu


pengetahuan serta dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.

Kediri,

MOHAMAD SAIFUDIN Z
NPM: 18.1.01.02.0005
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 9

D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Agama ........................................................................................ 10

B. Sejarah Agama Hindhu ................................................................................ 12

C. Masuknya Agama Hindu .............................................................................. 16

D. Perkembangan Hindu di Kediri .................................................................... 22

E. Sejarah Pura Hindu ....................................................................................... 25


x

1. Tradisi Upacara Keagamaan ................................................................... 28

2. Tradisi Upacara Agama Hindu ............................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................... 34

B. Kehadiran Peneliti ........................................................................................ 35

C. Tahapan Penelitian ....................................................................................... 36

D. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 38

E. Sumber Data ................................................................................................. 39

F. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................... 40

G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 42

H. Pengecekan Keabsahan Temuan .................................................................. 43

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Setting/Lokasi Penelitian ............................................................. 45

1. Letak Geografis Desa Pojok ................................................................... 45

2. Kependudukan Desa Pojok ..................................................................... 47

3. Keadaan ekonomi masyarakat ................................................................ 49

4. Pendidikan masyarakat ........................................................................... 50

5. Agama/Kepercayaan ............................................................................... 52

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian.................................................................... 54

1. Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Desa Pojok Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri ............................................................................ 54


xi

2. Prosesi Tradisi Upacara Keagamaan di Pura Penataran Agung

Kilisuci Desa Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri ......................... 58

3. Toleransi dan Bentuk Kerjasama Antar Umat Hindu Dengan

Umat Agama Yang Lain ......................................................................... 71

C. Interpretasi dan Pembahasan ........................................................................ 75

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ...................................................................................................... 79

B. Implikasi ....................................................................................................... 83

C. Saran ............................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................................................
xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Waktu Penelitian ........................................................................ 38

4.1 Perkembangan Kependudukan ................................................................ 48

4.2 Macam-macam Etnis............................................................................... 48

4.3 Jenis-jenis Pekerjaan/mata pencaharian .................................................. 49

4.4 Tingkat Pendidikan ................................................................................. 51

4.5 Sarana Pendidikan ................................................................................... 52

4.6 Agama/aliran kepercayaan ...................................................................... 53

4.7 Sarana Peribadahan ................................................................................. 54


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Lampiran 2 Profil Narasumber

Lampiran 3 Denah Lokasi Pura Penataran Agung Kilisuci

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 5 Lembar Pengajuan Judul

Lampiran 6 Kartu Bimbingan

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara, negara

berkepulauan yang mempunyai ratusan suku bangsa, dan aneka ragam

kebudayaan yang dimilikinya, dan dapat mencerminkan negara yang luar

biasa. Suatu unsur budaya masyarakat yang masih hidup dan dihayati oleh

suku bangsa Indonesia adalah kepercayaan masyarakat. Kepercayaan

masyarakat yang memberikan suatu inovasi dan kontribusi bagi kekayaan

alam Indonesia, yang merupakan akar tumbuh kembangnya kebudayaan

masyarakat Indonesia.

Beragam kebudayaan dan beraneka ragam kepercayaan, adat istiadat

tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia yang mempunyai letak

geografis yang sangat strategis dan lalu lalangnya kebudayaan luar. Hal

tersebut yang mengakibatkan Indonesia tidak hanya berbagai macam suku,

tetapi juga ber macam-macam kebudayaan. Di masing-masing daerah di

Indonesia memiliki beragam Bahasa, kesenian tradisi dan kepercayaan

yang merupakan milik dari masyarakat Indonesia salah satunya adalah

Jawa, sebuah daerah yang memiliki banyak macam suku dan aneka

kebudayan.

Jawa merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia, dengan

kepadatan penduduk yang paling banyak di Indonesia. Terdapat dua

kelompok etnis utama asli pulau ini, yaitu etnis Jawa dan Sunda. Etnis

1
2

yang ketiga adalah etnis Madura, mereka berasal dari pulau Madura yang

bermigrasi ke jawa timur sejak abad ke -18. Jumlah penduduk jawa adalah

sekitar 2/3 penduduk pulau ini, sedangkan orang Sunda mencapai 20%

dan, Madura 10%. Soedjipto Abimanyu (2014: 23) :

Jawa merupakan tempat berdirinya banyak kerajaan yang berpengaruh


di kawasan Asia Tenggara. Dan, karenanya, terdapat berbagai karya
sastra dari para pengarang Jawa. Salah satunya adalah kisah Ken Arok
dan Ken Dedes, kisah anak yatim yang berhasil menjadi raja dan
menikahi ratu dari kerajaan jawa kuno, selain itu terdapat berbagai
terjemahan dari Ramayana dan Mahabharata.
Dari segi agama dan kepercayaan terdapat beberapa macam agama dan

kepercayaan. Budaya india datang pertama kali membawa agama hindu-

budha serta menyatu dengan adat tradisi di masyarakat jawa. Para

brahmana mengesahkan kekuasaan raja-raja jawa, serta mengaitkan agama

dengan susunan politik yang ada di tanah jawa. meskipun kemudian

mayoritas masyarakat di pulau jawa memeluk agama islam, namun

kantong-kantong kecil pemeluk hindu tersebar di seluruh pulau jawa.

Sedangkan pemeluk budha umumnya terdapat di kota-kota besar di

kalangan Tionghoa Indonesia.

Agama Hindu merupakan agama yang dibawa oleh para pedagang dari

India melalui jalur perdagangan di lautan Indonesia. Selain berdagang

mereka juga bertujuan menyebarkan agama Hindu serta kebudayaan yang

dibawa oleh para pedagang India. Menurut Ririn Darini (2013: 33) proses

masuknya agama Hindu ke Indonesia sebagai berikut :

Agama Hindu masuk dan berkembang di Indonesia berdasarkan


temuan prasasti-prasasti yang biasa disebut dengan yupa, prasasti
tersebut ditemukan di wilayah Kutai Kalimantan Timur yang
3

menyebutkan nama raja Wulamarman. Berdasarkan isi prasasti


tersebut agama Hindu masuk dan berkembang di wilayah Indonesia
pada awal abad ke 5-M.
Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai banyak

kebudayaan, yang sampai saat ini masih dianut dan dilaksanakan oleh

sebagian masyarakat Hindu di Indonesia khususnya masyarakat Bali yang

mayoritas beragama Hindu. Namun di beberapa daerah agama Hindu juga

dianut oleh sebagian masyarakat di Jawa, seperti pada masyarakat di

Kediri yang Sebagian masyarakatnya menganut agama Hindu.

Daerah atau kota yang memiliki sejarah panjang dan tempat berdirinya

sebuah kerajaan salah satunya adalah Kediri. Kediri adalah salah satu kota

di Jawa Timur. Kota ini terletak sekitar seratus tiga puluh km barat daya

Kota Surabaya dan merupakan kota metropolitan terbesar ketiga di

Provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Kota Malang menurut

jumlah penduduk. Kota Kediri merupakan kota tertua di Jawa Timur. Kota

Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan seluruh wilayahnya

berbatasan dengan Kabupaten Kediri.

Kota metropolitan Kediri dibelah oleh Sungai Brantas yang

membentang dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer. Jumlah

penduduk kota ini adalah 292.363 jiwa, terutama berdasarkan statistik

registrasi dari Kementerian Dalam Negeri untuk kota Kediri pada tahun

2021. Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh Sungai

Brantas, yaitu sebelah timur dan sebelah barat sungai. Wilayah dataran

rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kediri dan


4

Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat

sungai yaitu Kecamatan Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini

merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan

lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).

Artefak arkeologi yang ditemukan pada tahun 2007 menunjukkan

bahwa daerah sekitar Kediri menjadi lokasi kerajaa Kediri, sebuah

kerajaan Hindu pada abad ke-11. Menurut Serat Calon Arang, awal mula

Kediri sebagai permukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga

memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke

Dahanapura, Dhanapura atau “Kota Api” selanjutnya lebih dikenal

sebagai Daha. Kerajaan Kediri merupakan salah dari dua kerajaan pecahan

Kahuripan pada tahun 1045, wilayah Kerajaan Kediri adalah bagian

selatan Kerajaan Kahuripan dengan adanya pemisahan kedua kerajaan

Airlangga yang diperkirakan berlangsung pada tahun 1042 Masehi,

menurut Slamet Muljana, (2006, 28-33) pembagian wilayah dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Disebutkan bahwa dua kerajaan yang dipisahkan itu menjadi Kerajaan


Jenggala dengan pusatnya di Kahuripan lokasinya diperkirakan 4 di
lembah Gunung Penanggungan. Sementara Kerajaan Panjalu pusatnya
di Daha (yaitu di Kota Kediri sekarang ini). Adapun yang menjadi
batas pemisah antara kedua kerajaan itu adalah sungai. Akan tetapi,
dalam menentukan batasan sungai tampaknya masih dalam perdebatan.
Meskipun demikian adapun sungai-sungai yang dianggap sebagai
batas pemisah kedua kerajaan itu adalah sungai Brantas, Lamong,
Porong, dan Widas. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan,
tampaknya perseteruan antara Raja Aerlangga yang tidak mengikuti
nasehat Senapati Kuturan tampaknya berkelanjutan di kalangan istana
kerajaan. Ini dibuktikan dengan tetap terjadinya perselisihan yang
mengakibatkan kehidupan yang harmonis di antara kedua kerajaan
yang dipisahkan itu. Ini terlihat dari persaingan dan upaya perebutan
5

kekuasaan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lainnya


yaitu antara Jenggala dan Panjalu.
Perseteruan kedua kerajaan tersebut dapat diatasi ketika Raja Panjalu

Sri Maharaja Mapanji Jayabhaya melakukan penyerangan terhadap

kerajaan Jenggala. Melihat dari isi uraian yang terdapat di dalam prasasti

ngantang, yang bertahun 1135 menunjukkan sebuah kemenangan yang

didapat panjalu atas jenggala dengan dibuatnya prasasti ngantang. Prasasti

ini berisi tentang ucapan panjalu jayati, yang artinya panjalu menang.

Maka dari itu dapat dikatakan bahwa pada tahun 1135 diperkirakan terjadi

peristiwa kekalahan kerajaan jenggala atas panjalu. Selain prasasti

ngantang, ditemukannya prasasti yang lain yang mendukung adanya

kerajaan Kediri yaitu prasasti Talan yang ada di Desa Gurit Kecamatan

Wlingi Kabupaten Blitar. Suwardono (2013 : 142) isi dari prasasti Talan

sebagai berikut :

Prasasti Talan, sekarang masih ditempatnya, yaitu di Desa Gurit,


Kecamatan Wlingi, kabupaten Blitar. Dipahatkan berkeliling pada
batunya dengan aksara dan bahsa jawa kuno. Isinya menyebutkan
bahwa 11 paruh gelap bulan Srawana tahun 1038 S (24 Agustus 1136),
Sri Maharaja Sri Warmeswara Madhusudanawataaranindita
Suhrtsingha Parakrama Digjayottunggadewanma Jayabhayalancana
memerintahkan membuat prasasti pada batu yang memuat hak sima
bagi Desa Talan. Hak itu diberikan karena rakyat desa itu dapat
membuktikan sebuah piagam daun lontar yang dikeluarkan oleh
paduka Mpungku Bhatara Guru (Airlangga), dengan memakai cap
garudamukha yang isinya menyebutkan bahwa hak sima bagi Desa
Talan telah ada sejak 961 S (1039 M).

Selain prasasti yang ditemukan, adapun berita asing tentang Kerajaan

Kediri sebagian diperoleh dari berita Cina. Berita Cina ini merupakan
6

kumpulan cerita dari pedagang Cina yang melakukan kegiatan

perdagangan di Kerajaan Kediri. Misalnya, kronik Cina bernama Chu Fan

Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M).

Dalam bukunya Chu Fan Chi, menceritakan bahwa di wilayah asia

tenggara terdapat dua kerajaan besar terkemuka dan kaya, yang pertama

ialah Jawa dan yang kedua adalah Sriwijaya. Di Jawa sendiri terdapat dua

macam agama , yaitu agama budha dan hindu. Rakyatnya berani berperang

dan kesukaaya adalah mengadu babi dan ayam. Lalu mata uangnya terbuat

dari logam campuran tembaga, perak dan timah. Marwati Djoened, (2010:

33-36) :

Agama Hindu sendiri merupakan agama yang masih bertahan sejak


zaman Indonesia klasik (zaman kerajaan) dengan latar belakang
sejarah panjang proses masuk dan berkembangnya di Indonesia. Awal
perkembangan kebudayaan agama ini di dalam sejarah Indonesia
dikatakan sudah ada kira-kira sejak abad ke-5 Masehi. Agama Hindu
diperkirakan pertama kali masuk di Indonesia dengan ditemukannya
prasasti kutai di Kalimantan pada abad V M. Perkembangan agama
Hindu diperankan oleh golongan pedagang dari India, dengan
masuknya pedagang India di Indonesia telah terjadi hubungan
perdagangan yang sangat erat. Untuk menjelaskan keadaan Indonesia
yang mula-mula ditemui oleh para pedagang India, beberapa ahli
menekankan bahwa di Indonesia pada saat itu telah berkembang
masyarakat-masyarakat yang memiliki pranata yang memungkinkan
masyarakat telah mendapat manfaat dari hubungan tadi.
Dengan adanya kerajaan Kediri yang pernah berkuasa pada abad ke-11

yang bercorak hindu maka masyarakat Kediri pada zaman dahulu banyak

yang memeluk agama hindu, sebelum kedatangan islam dan agama yang

lain di nusantara. Setelah adanya peraturan dari pemerintah pada saat itu

yang mengatur setiap warga negara Indonesia berhak memilih keyakinan

yang dianutnya. Menurut Wahyu Diansyah, Heru Budiono, Siska


7

Nurazizah Lestari, (2020:1-2) mengenai perkembangan Hindu di Jawa

sebagai berikut :

Sekitar tahun 1967 kehadiran agama Hindu di Jawa mulai terlihat.


Murid-muridnya adalah orang Jawa, yang sebagian besar berasal dari
peternak pedesaan. Tidak banyak pekerja publik dan rahasia, namun
pada saat yang sama sangat sedikit. Mereka menjauh dari diri mereka
melalui "pemeriksaan massal" oleh pedanda Bali, yang
pelaksanaannya diarahkan oleh Perkumpulan Unggul Hindu, Parisada
Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
Kediri sebagai kota dengan sejarah yang sangat panjang sejak saat

zaman kerajaan sampai sekarang memiliki keunikan dalam hal

kepercayaan dan aliran, masyarakat Kediri sebagian menganut agama

Hindu sebagai aliran kepercayaan yang dianutnya dari leluhur mereka.

Terbagi di beberapa wilayah Kediri. Dibagi menjadi 2 administratif yaitu

Kota Kediri dan Kabupaten Kediri yang mana setiap wilayah memiliki

kantong-kantong kecil penganut agama Hindu berdampingan dengan

agama yang lain, agama Kristen, Konghucu, Tionghoa sebagai minoritas

dan agama Islam sebagai mayoritas penduduk di Kediri.

Meskipun begitu, sebagai penduduk minoritas di dalam lingkungan,

masyarakat Kediri sangat toleransi terhadap perbedaan dan keberagaman

yang ada. Mereka saling membantu dalam hal kegiatan kemasyarakatan,

ini merupakan wujud dari nilai-nilai keberagaman dan nilai toleransi yang

telah dilakukan oleh masyarakat Kediri. Sebagai warga negara Indonesia

dengan kekayaan keberagaman ras, suku dan agama yang ada di tanah air

Indonesia yang kita cintai ini.


8

Ajaran Hindu Dharma yang berada di Desa Pojok, Kecamatan

Mojoroto, Kota Kediri telah berhasil mempertahankan Agama Hindu di

tengah-tengah agama lain yang jauh lebih banyak penganutnya dan mereka

percaya harus mempertahankan Agama Hindu Dharma yang merupakan

warisan dari leluhur mereka. Komunitas agama Hindu di Desa Pojok ini

memiliki keunikan tersendiri karena berada ditengah-tengah masyarakat

yang mayoritas beragama Islam. Meskipun begitu aktivitas maupun

kegiatan sehari-hari komunitas ini tidak ubahnya dengan masyarakat lain,

saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaannya masing-

masing.

B. Fokus Penelitian

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka

masalah pokok yang aka dikaji dalam Fokus Penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan Komunitas Hindu di Pura Penataran

Agung Kilisuci?

2. Apa saja macam-macam upacara keagamaan dan pelaksanaan

upacara keagamaan yang dilakukan di Pura Penataran Agung

kilisuci?

3. Bagaimana toleransi dan bentuk kerjasama umat hindu di Pura

Penataran Agung Kilisuci dengan umat agama yang lain?


9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Fokus Penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini

yakni:

1. Untuk mengetahui perkembangan Komunitas Hindu di Pura

Penataran Agung Kilisuci.

2. Untuk mengetahui macam-macam upacara keagamaan dan

pelaksanaan upacara keagamaan yang dilakukan di Pura

Penataran Agung kilisuci.

3. Untuk mengetahui toleransi dan bentuk kerjasama umat hindu

di Pura Penataran Agung Kilisuci dengan umat agama yang

lain.

D. Kegunaan Penelitian

Dari beberapa uraian diatas yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai sarana latihan dalam melakukan

penelitian dan penulisan,

2. Bagi ilmu pengetahuan, menambah referensi tentang sejarah

kebudayaan lokal dan memberi kontribusi nyata atas penelitian

yang telah dilakukan sebagai pemerkaya khazanah keilmuan

khususnya kesejarahan,

3. Bagi masyarakat umum, mengenalkan kepada masyarakat luas

tentang kebudayaan lokal agar turut melestarikannya,

4. Bagi Almamater, sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan Tri

Darma Perguruan Tinggi.


10

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soedjipto. 2014. Babat Tanah Jawi. Yogyakarta: Laksana.

Darini, Ririn. 2013. Sejarah Kebudayaan Indonesia Masa Hindu-Budha.

Yogyakarta: Ombak.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978. Sejarah Daerah Jawa Timur.


Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. Jakarta

Djoenedpoesponegoro, Marwati dan Nugroho Notosusanto.2008. Sejarah


Nasional Indonesia Zaman Kuno (Jilid 2). Jakarta: Balai Pustaka.

Diansyah, Wahyu,. Budiono, Heru., Lestari, Siska Nurazizah. 2020.


Perkembangan Komunitas Hindu Di Dusun Curik, Desa Bajulan,
Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk Tahun 1998 – 220. Kediri:
Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Esten, Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya. Bandung: Angkasa.

Irene, Fitria. 2014. Prosesi Upacara Tawur Kasangka Dukuh Ringintelu Desa
Ngadirenggo Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Malang: FIS UM.

Kahmad, Dadang, H. 2000. Sosiologi Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdaya.

Khotimah. 2013. Agama Hindu dan Ajaran-ajarannya. Pekanbaru Riau. Daulat


Riau Anggota IKAPI.

Mokodenseho, Sabil dan Ismail Suardi Wekke. (2017). Toleransi Beragama dan
Pembelajaran Agama Islam: Harmoni Masyarakat Minoritas Muslim
Manado, Jurnal Prosiding, No. 1, Vol. 1.

Moleong, LJ. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda


Karya

M Yusuf Wibisono. 2020. Sosiologi Agama. Bandung: Prodi S2 Studi Agama-


Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Pendit, Nyoman S. 2001. Nyepi: Kebangkitan, Toleransi, dan Kerukunan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


11

Suhardana, Komang. 2010. Kerangka Dasar Agama Hindu. Surabaya: Paramita.

Suwardono. 2013. Sejarah Indonesia Masa Hindu-Budha. Yogyakarta: Ombak.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Wiana, I Ketut. 2007. Tri Hita Karana, Menurut Konsep Hindu. Surabaya:
Paramita.

Anda mungkin juga menyukai