Anda di halaman 1dari 4

-

TUGAS MATA KULIAH TEORI DAN TERAPAN POLITIK


PEMERINTAHAN KONTEMPORER

DOSEN : Prof. Dr. Nurliah Nurdin, S.Sos, MA

REVIEW BUKU

OLEH :

ANDI MUAMMAR BASO MASYKUR


MTSP.35.3194

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JAKARTA
2021
-

Review Buku

Judul Buku : Ethics and Politics in Contemporary Theory (Between Critical


Theory and Post-Marxism)
Sub Bab : The ends of Marx(ism)?
Penulis : Mark Devenney
Penerbit : Routledge Taylor and Francis Group (London & New York)
Tahun : 2004

Pada sub bab ini menjelaskan tentang keadaan marxisme yang telah mati
sepanjang abad ke 20 pasca runtuhnya uni soviet dan hancurnya tembok berlin.
Namun, runtuhnya komunisme menarik perhatian para pemikir baru yang muncul untuk
mereinterpretasi gagasan Marx berlandaskan pada kritik dan otokritik, tujuannya tidak
lain adalah untuk melakukan manuver politik komunis kembali. Disisi lain pasca-
marxisme melakukan dekonstruksi terhadap konsep kelas marxism dan merumuskan
perjuangan baru, dimana Pasca-marxisme menerima ilham yang datang dari
keterlibatan politik marx, namun menolak penekanan marx bahwa ekonomi adalah
aspek yang paling menentukan. Lahirnya para kritikus marxisme mengalami pro-kontra
akan semangat marx, namun satu aspek yang menyatukan para kritikus tersebut
adalah adanya hubungan yang lebih kompleks dengan aspek metafisik dari tradisi
marxis. Pandangan Habermas tentang berbagai sumber potensi antagonisme seperti
tenaga kerja, komsumsi, perpajakan, kewarganegaraan dan identitas. Setiap individu
berhubungan degan serangkaian ekonomi dan politik yang kompleks sehingga
melampaui kewenangan otoritas Negara yang berdaulat. Sedangkan Laclau dan Mouffe
memandang bahwa berbagai antagonisme spesifik telah memecah memecah
demokrasi kapitalis liberal menjadi bentuk baru dalam menyusun politik modern. Hal
yang menarik bagi saya adalah Bagi marx (penganut marxisme) berpendapat bahwa
prinsip penentu produk kapitalis menghasilkan surplus (sisa sumber daya) adalah
tenaga kerja merupakan komoditas khusus, berbeda dengan komoditas lainnya yang
berarti biaya produksinya tidak setara dengan dengan jumlah kapital yang
dihasilkannya, sehingga jika memungkinkan produk kapital tersebut akan dirampas oleh
para pekerja dan mengendalikan alat-alat produksi serta investasi seiring dengan
kemajuan teknologi yang pada akhirnya akan mengakibatkan runtuhnya sistem
kapitalis. Buku ini menggunakan bahasa yang rumit sehingga membutuhkan waktu
untuk memahami lebih dalam. Namun, pesan yang dituliskan dapat tersampaikan
kepada saya (selaku pembaca). Hal yang menarik dari buku ini adalah setiap sub yang
dibahas, penulis menjelaskan tentang ide dan kritiknya tentang pendapat para tokoh.
Dan diakhir sub bab juga dilampirkan kesimpulan sehingga pembaca lebih mudah
menarik poin penting dalam topik yang dibahas.
-

Analisis

Tujuan Marxisme
Kendati hancurnya pemerintahan negara-negara komunis tersebut tidak berarti
matinya komunisme. Banyak pemikiran baru muncul mereinterpretasi gagasan Marx
berlandaskan pada kritik dan otokritik Kendati yang dilakukan sejumlah Marxis, mulai
dari Friedrich Engels yang hidup sezaman dengan Marx, hingga Marxis-Marxis
sesudahnya seperti Herbert Marcuse, Roger Garaudy, Jurgen Habermas dan T.W.
Adorno. Disimpulkan, Marxisme sebagai sebuah gerakan pemikiran tidak akan pernah
mati, karena akan selalu diinterpretasi untuk menjawab tantangan zaman dewasa ini,
yang masih ditandai oleh saratnya permasalahan manusia, alienasi, ketimpangan,
ketidakadilan, dan berbagai penyakit masyarakat lainnya.

Determinasi dan Esensialisasi Ekonomi


Menurut karl max, apabila struktur dasar ekonomi bercorak kapitalis, maka
secara otomatis pendidikan, agama, budaya, ilmu pengetahuan bahkan hukum akan
bercorak sama dengan ekonominya. Menurut hegelian, peran determinasi ekonomi
mulai memudar dan mendapat kecaman sehingga sejumlah teoritis mengembangkan
teori marxisme jenis lain. secara garis besar, pasca-marxisme menolak adanya
determinasi ekonomi, namun bukan berarti bahwa hubungan politik dan ekonomi dapat
diabaikan. Sedangkan dalam banyak karya pasca-marxis terhadap esensialisme
ekonomi yaitu menghasilkan konseptualisasi baru tentang politik.

Teori Kritis
Teori ini sebagian besar terdiri dri kritik terhadap berbagai aspek kehidupan
sosial dan intelektual, namun tujuan utamanya adalah mengungkapkan sifat
masyarakat secara lebih akurat. Kritik terhadap teori kritis yakni bersifat ahistoris atau
meneliti berbagai peristiwa tanpa banyak memperhatikan pada koteks sejarah dan
komparatifnya. Selain itu teori kritis ini mengabaikan ekonomi dan cenderung
berargumen bahwa kelas pekerjaa telah hilang sebagaimana halnya revolusioner,
dimana pandangan ini tentu saja bertentangan dengan analisis marxis lama.
.
-

Anda mungkin juga menyukai