Anda di halaman 1dari 4

1.

Spina Bifida Ada beberapa faktor yang diduga dapat


meningkatkan risiko seorang ibu melahirkan bayi
- beberapa ruas tulang belakang janin yang
dengan spina bifida, di antaranya:
tidak menutup sempurna dan menciptakan
celah  Memiliki riwayat keluarga dengan spina
Jenis-Jenis Spina Bifida bifida
 Memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan
Spina bifida terbagi dalam tiga kelompok antikejang, seperti asam valproat
berdasakan ukuran celah yang terbentuk, yaitu:  Mengalami kekurangan asam folat, yakni
vitamin yang berperan penting dalam
perkembangan janin
Spina bifida okulta  Menderita diabetes atau obesitas
Spina bifida okulta adalah jenis spina bifida paling  Menderita kondisi tertentu, seperti Down
ringan, karena celah yang muncul di ruas tulang syndrome atau Edward syndrome
belakang berukuran kecil. Jenis ini umumnya tidak
memengaruhi kerja saraf sehingga kemunculannya Gejala Spina Bifida
jarang disadari oleh penderitanya.
Gejala spina bifida berbeda-beda, tergantung
jenisnya. Pada bayi baru lahir yang mengalami
Meningokel spina bifida okulta, terdapat sejumput rambut di
Meningokel adalah spina bifida dengan celah pada punggung, atau ada lekukan (lesung) kecil di
ruas tulang belakang yang lebih besar. Pada kondisi punggung bawahnya.
ini, selaput pelindung saraf tulang belakang Sementara pada meningokel dan mielomeningokel,
mencuat keluar dari celah tersebut sehingga terdapat kantung yang mencuat di punggung bayi.
membentuk kantung di punggung bayi. Pada bayi dengan meningokel, kantung ini memiliki
Kantung yang keluar melalui celah ruas tulang lapisan kulit tipis. Sedangkan pada
belakang biasanya berisi cairan sumsum tulang mieomeningokel, kantung tersebut tidak memiliki
belakang tanpa serabut saraf. Penderita meningokel lapisan kulit sehingga cairan dan serabut saraf di
mungkin saja tidak merasakan keluhan tertentu. dalamnya bisa terlihat.
Selain kantung di punggung bayi, bayi baru lahir
dengan mielomeningokel juga bisa mengalami
Mielomeningokel sejumlah gejala di bawah ini:
Mielomeningokel adalah jenis spina bifida paling  Tidak dapat menggerakkan tungkainya sama
berat. Pada kondisi ini, kantung yang keluar dari sekali
celah tulang belakang berisi cairan dan sebagian  Bentuk kaki, pinggul, atau tulang
saraf tulang belakang. Keluhan yang muncul akan belakangnya tidak normal
tergantung pada lokasi dan tingkat kerusakan saraf  Gangguan berkemih
tulang belakang.  Kejang
Pada kasus yang lebih parah, bisa
terjadi kelumpuhan total pada kedua kaki, serta sulit
menahan buang air kecil (inkontinensia urine) Kapan harus ke dokter
atau buang air besar.
Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter selama masa
kehamilan. Pastikan untuk meminta saran dan
Penyebab Spina Bifida memberi tahu dokter tentang riwayat kesehatan,
serta obat-obatan, vitamin, dan suplemen yang perlu
Spina bifida disebabkan oleh tabung saraf yang atau sedang dikonsumsi saat hamil.
tidak berkembang atau tidak menutup dengan Periksakan bayi Anda ke dokter pada hari ke-2 dan
sempurna pada masa kehamilan. Meski begitu, ke-3 setelah lahir dan setiap 1–2 bulan berikutnya
belum diketahui secara pasti mengapa hal tersebut hingga usianya 2 tahun. Tujuannya adalah untuk
bisa terjadi.
memantau proses tumbuh kembang bayi sekaligus gejalanya. Selanjutnya, untuk memastikan diagnosis
mendeteksi gangguan yang mungkin terjadi. dan tingkat keparahan kondisi, dokter akan
Pada bayi baru lahir yang menunjukkan gejala- melakukan pemindaian pada bayi
gejala di atas, dokter akan langsung memberikan dengan Rontgen atau MRI.
penanganan. Khusus untuk spina bifida okulta, kondisi ini bisa
saja tidak diketahui hingga usia kanak-kanak,
bahkan dewasa. Kondisi ini umumnya baru disadari
Diagnosis Spina Bifida saat penderita melakukan Rontgen atau pemindaian
Spina bifida bisa dideteksi selama kehamilan atau karena alasan medis tertentu.
setelah bayi dilahirkan. Cara yang dapat dilakukan
antara lain: Pengobatan Spina Bifida
Pengobatan spina bifida bertujuan untuk
Diagnosis saat hamil meminimalkan risiko komplikasi dan meningkatkan
Ada sejumlah tes yang dapat membantu dokter kualitas hidup penderitanya. Operasi menjadi
memastikan spina bifida atau cacat lahir selama pilihan utama untuk menangani spina bifida.
masa kehamilan, yaitu: Tindakan ini dapat dilakukan sebelum atau setelah
bayi lahir. Berikut penjelasannya:
 Tes darah
Dokter akan memeriksa kadar AFP (alfa- Operasi sebelum bayi dilahirkan
fetoprotein), yaitu protein yang diproduksi
oleh janin dan terkandung dalam darah ibu. Operasi ini dapat dilakukan sebelum usia kehamilan
Kadar AFP yang tinggi dalam darah ibu memasuki minggu ke-26 atau sekitar minggu ke-19
hamil bisa menjadi tanda bahwa janin hingga minggu ke-25. Operasi dilakukan dengan
berisiko mengalami cacat tabung saraf, membedah rahim, dilanjutkan dengan menutup
seperti spina bifida. celah pada saraf dan tulang belakang janin.
 USG (ultrasonografi) Prosedur ini dinilai memiliki risiko cacat lahir
Pemindaian visual pada janin paling rendah. Namun, operasi ini berisiko
melalui USG dapat membantu mendeteksi menyebabkan bayi terlahir prematur. Oleh sebab
spina bifida. Melalui tes ini, dokter dapat itu, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter
melihat kelainan struktur di tubuh janin, sebelum menjalani tindakan ini.
misalnya jeda ruas tulang belakang yang
terlalu lebar atau benjolan pada tulang
belakang. Operasi setelah bayi dilahirkan
 Amniosentesis Prosedur ini dilakukan dalam rentang waktu 72 jam
Amniosentesis adalah prosedur pengambilan setelah bayi dilahirkan. Operasi dilakukan dengan
sampel cairan ketuban untuk menilai kadar mengembalikan cairan sumsum tulang belakang,
AFP. Kadar AFP yang tinggi menandakan saraf, dan jaringan, ke tempat yang seharusnya.
adanya robekan di kulit sekitar kantung Setelah itu, dokter akan menutup celah di ruas
bayi. Hal ini bisa menjadi tanda spina bifida tulang belakang.
atau cacat lahir lainnya. Pada mielomeningokel, pemasangan shunt mungkin
dilakukan. Shunt adalah saluran berbentuk tabung
Deteksi setelah bayi lahir yang dipasang di otak untuk mengalirkan cairan
otak ke lokasi lain di tubuh, seperti tulang belakang.
Terkadang, spina bifida baru terdeteksi setelah bayi Tujuannya adalah untuk mencegah penumpukan
lahir. Hal ini bisa terjadi jika ibu hamil tidak rutin cairan di otak (hidrosefalus).
menjalani pemeriksaan kehamilan, atau jika tidak
tampak adanya kelainan pada tulang belakang janin
selama pemeriksaan USG.
Pemeriksaan pada bayi yang baru lahir dapat
dilakukan dengan melihat langsung gejala-
Perawatan setelah operasi Pencegahan Spina Bifida
Perawatan lanjutan pascaoperasi biasanya juga Langkah utama untuk menghindari terjadinya spina
dibutuhkan oleh pasien spina bifida, terutama pada bifida adalah dengan mencukupi kebutuhan asam
kasus mielomeningokel. Hal ini karena kerusakan folat, baik ketika merencanakan kehamilan maupun
saraf sudah terjadi dan tidak bisa disembuhkan. selama masa kehamilan. Dosis asam folat yang
Perawatan ini meliputi: disarankan untuk ibu hamil adalah sebanyak 600
mikrogram (mcg) per hari.
 Terapi untuk membantu pasien beradaptasi Ibu hamil disarankan untuk memperbanyak
dengan kehidupan sehari-hari, contohnya konsumsi makanan sumber asam folat, seperti
dengan terapi okupasi dan fisioterapi daging unggas, hidangan laut, telur, brokoli, bayam,
 Penggunaan alat bantu gerak, seperti tongkat jeruk, alpukat, pepaya, dan kacang-kacangan. Selain
atau kursi roda, untuk memudahkan aktivitas itu, ibu hamil juga perlu mengonsumsi suplemen
pasien asam folat, sesuai saran dari dokter.
 Penanganan gangguan di saluran kemih dan Selain itu, lakukan juga sejumlah langkah
saluran pencernaan, baik dengan obat- pencegahan di bawah ini:
obatan maupun operasi
 Operasi saraf tulang belakang, untuk  Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter saat
mengurai ujung saraf tulang belakang yang merencanakan kehamilan dan selama
terlilit di area tulang belakang kehamilan
 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara
Kemungkinan keberhasilan penanganan spina bifida berkala bila didiagnosis menderita diabetes
sangat tinggi. Menurut penelitian, 90% bayi yang  Menjalani program penurunan berat badan
mengalami spina bifida dapat tumbuh dan hidup jika menderita obesitas
dengan baik hingga dewasa.
2. Mikrosefalus
Komplikasi Spina Bifida
Spina bifida tingkat ringan, seperti spina bifida Penyebab Mikrosefalus
okulta, umumnya tidak menyebabkan komplikasi
atau hanya menyebabkan cacat fisik ringan. Namun, Mikrosefalus disebabkan oleh perkembangan otak
spina bifida yang cukup berat dan tidak segera yang tidak normal. Gangguan perkembangan otak
ditangani dapat menimbulkan komplikasi berupa: tersebut dapat terjadi ketika bayi masih di dalam
rahim atau setelah lahir.
 Lemah otot hingga kelumpuhan Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan
 Cacat tulang, termasuk skoliosis, dislokasi gangguan perkembangan otak dan meningkatkan
pinggul, pemendekan otot, dan kelainan risiko mikrosefalus, yaitu:
sendi
 Penumpukan cairan di rongga otak  Infeksi pada ibu hamil,
(hidrosefalus) misalnya toksoplasmosis, Campylobacter
 Gangguan pada pergerakan usus pylori, cytomegalovirus, herpes, rubella,
 Gangguan buang air kecil dan buang air sifilis, HIV, hingga virus Zika
besar  Kelainan genetik, seperti sindrom
 Kelainan struktural otak atau tengkorak, Down atau sindrom Angelman
seperti malformasi Chiari tipe 2  Kekurangan nutrisi pada ibu hamil atau
 Radang selaput otak (meningitis) janin yang dikandungnya
 Keterlambatan belajar  Paparan zat berbahaya pada ibu hamil,
seperti logam (arsenik atau merkuri),
alkohol, rokok, radiasi, atau NAPZA
 Kelainan pada struktur tengkorak bayi,
seperti craniosynostosis, yaitu kondisi ketika
ubun-ubun bayi menutup lebih cepat
 Komplikasi saat masa kehamilan atau
persalinan, seperti cerebral anoxia, yakni
kekurangan pasokan oksigen ke otak janin
 Cacat bawaan lahir, seperti fenilketonuria,
yaitu kondisi yang menyebabkan tubuh tidak
mampu mengurai asam amino fenilalanin

3. Tipe malformasi Chiari


malformasi Chiari diklasifikasikan berdasarkan
tingkat keparahan gangguan dan bagian otak yang
menonjol ke kanal tulang belakang.

 Tipe I: terjadi penurunan dari otak kecil


(cerebellar tonsils) lebih dari 5 mm
melewati foramen magnum. Kondisi ini
paling umum terjadi, dapat
disertai syringomyelia. Tipe ini adalah tipe
malformasi Chiari paling umum.
 Tipe II: terjadi penurunan otak kecil dan
batang otak lebih dari 5 mm melewati
foramen magnum, dapat
disertai myelomeningocele, yaitu jenis
kelainan dari spina bifida. Tipe ini disebut
sebagai tipe klasik.
 Tipe III: terjadinya penurunan otak kecil
dengan atau tanpa diikuti batang otak
melalui lubang abnormal di belakang
tengkorak (encephalocele posterior).
 Tipe IV: yaitu melibatkan melibatkan otak
kecil yang tidak lengkap atau kurang
berkembang (cerebellar  hypoplasia). Tipe
ini paling jarang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai