Anda di halaman 1dari 1

Perbedaan antara Sun Drying dengan Freeze Drying

Teknologi untuk meengeringkan suatu bahan pangan ada berbagai macam cara, mulai
dari biaya murah hingga mahal, dari yang mudah hingga rumit. Salah satu cara pengeringan
yang paling mudah adalah penjemuran atau disebut dengan sun drying yang memanfaatkan
matahari sebagai sumber panas untuk menghilangkan kandungan air. Cara lainnya yaitu
dengan teknologi baru yaitu freeze drying atau bisa disebut dengan pengeringan beku.
Perbedaan antara kedua cara tersebut terdapat diwaktu, penjemuran akan menggunakan
jangka waktu yang lebih lama daripada pembekuan. Sun drying hanya bisa digunakan
sewaktu cuaca baik atau ada cahaya matahari yang cukup, sedangkan freez drying dapat
digunakan sewaktu-waktu tidak mempertimbangkan masalah cuaca. Perbedaan lain yaitu
dapat dilihat dari sumber penurun kandungan air, dimana sun drying menggunakan matahari,
sedangkan freeze drying menggunakan alat yang disebut freezer. Terkait prinsip juga
memiliki perbedaan dimana sun drying melewati proses penguapan yaitu perubahan wujud
air dari cair ke gas, sedangkan freeze drying tidak melewati fase cair namun sublimasi yaitu
perubahan dari padat ke gas, sehingga freeze drying baik digunakan untuk produk yang
memiliki kerentanan dengan zat cair seperti produk-produk perikanan pada umumnya dan
dengan metode pengeringan ini juga produk dapat lebih terhindar dari kerusakan. Menurut
Habibi et al. (2019), prinsip freeze drying yaitu mengeringkan bahan pangan dengan
menghilangkan kandungan air didalamnya melalui proses sublimasi kandungan air didalam
bahan pangan yang sudah menjadi beku kemudian diubah menjadi gas. Kelebihan proses
freeze drying pada bahan pangan adalah terhindar dari kerusakan kimiawi dan mikrobiologis,
sensorik, daya rehidrasi baik dan kandungan gizi, sehingga cocok untuk produk yang rentan
terhadap proses panas.

Daftar Pustaka
Habibi, N. A., S. Fathia dan C. T. Utami. 2019. Perubahan Karakteristik Bahan Pangan pada
Keripik Buah dengan Metode Freeze Drying. Jurnal Sains Terapan, 5(2): 67-76.

Anda mungkin juga menyukai