Anda di halaman 1dari 6

Anggota Kelompok:

1. Baha Bima Santoso 168


2. Belgis Alfia Nursahila 165
3. M. Syah Dafa Pramudya 164
4. Fath Ul Aziz 157

PENDINGINAN DENGAN METODE HYDROCOOLING

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pangan seperti buah-buahan dan sayur termasuk kedalam bahan pangan
yang sangat mudah mengalami kerusakan atau biasa yang disebut dengan
perisable. Kerusakan bahan pangan secara fisiologis maupun kimiawi bisa terjadi
pada waktu proses pemanenan sampai dengan akhirnya diterima oleh konsumen.
Karena pada waktu dilakukannya proses pemanenan sampai akhirnya bahan
pangan tersebut sampai ditangan konsumen terjadi banyak perubahan mulai dari
lokasi, suhu, gesekan antar bahan, dan sebagainya yang akhirnya bisa
menyebabkan buah dan sayuran tersebut mengalami perubahan dari segi fisik
maupun kimianya. Untuk itu dilakukan proses pengawetan agar dapat
memperpanjang umur simpan serta meminimalisir kerusakan oleh reaksi
enzimatis maupun pertumbuhan mikroorganisme pada buah dan sayur. Salah satu
cara yang digunakan pada pengawetan bahan pangan adalah pendinginan.
Pengawetan dengan cara pendinginan dapat memperlambat reaksi metabolisme
serta bisa mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang bisa menyebabkan
kerusakan atau pembusukan bahan pangan. Proses pendinginan juga bisa
digunakan untuk memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-
buahan.

Terdapat banyak metode pendinginan bahan pangan, salah satunya adalah


Hydrocooling yang merupakan pendinginan secara cepat yang dilakukan pada
buah-buahan maupun sayuran yang baru saja dipanen agar terjaga kesegarannya.
hydrocooling perlu dilakukan sebagai salah satu jenis penanganan pascapanen
yang mampu menghilangkan panas lapang yang terbawa pada saat proses
pemanenan di kebun. Panas ini menjadi pemicu berlangsungnya aktivitas respirasi
dan transpirasi secara cepat. Penanganan ini diharapkan mampu memperlambat
produk pertanian memasuki fase pembusukan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hydrocooling?


2. Apa prinsip pendinginan menggunakan metode hydrocooling?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi hydrocooling?
4. Apa kelebihan dan kekurangan metode hydrocooling?

1.3. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui deskripsi dari hydrocooling


2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dari hydrocooling
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
hydrocooling
4. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan metode
hydrocooling

BAB II

PEMBAHASAN

Hydrocooling

Hydrocooling merupakan salah teknik atau cara untuk mendinginkan


produk setelah panen. Teknik pendinginan dapat menggunakan udara, air,
evaporasi air dan es sebagai coolant. Pada pendinginan hydrocooling, panas
produk dipindahkan melalui media air. Metode ini banyak digunakan untuk
sayuran untuk mempertahankan tekstur dan kesegaran daun dan dapat digunakan
sekaligus untuk membersihkan produk dimana dapat dicampur dengan klorin
sebagai disinfectant. Kebanyakan hydrocooling dilaksanakan dengan wadah curah
sebelum dikemas lebih lanjut. Cara pendinginan ini cocok untuk berbagai jenis buah dan
sayuran. Kebanyakan sayuran daun, sayuran akar, sayuran batang, dan sayuran
buah.dapat di hydrocooling. Produk seharusnya:

 Toleran terhadap pembasahan


 Tidak rusak bila kena klorin dalam air
 Tidak peka terhadap kerusakan fisik dari aksi benturan air bila disemprot,
yang merupakan salah satu cara hydrocooling.

Beberapa produk yang dapat dengan baik didinginkan dengan metode ini tanpa
kerusakan diantaranya Asparagus, Broccoli, Cantaloupes, Wortel, Bunga kol
(cauliflower), Sweet corn, Bawang hijau, dan Daun hijau.

Ada dua tipe hydrocooler, yaitu shower hydrocooler dan immersion


hydrocooler. Shower hydrocooler adalah dengan cara menyemprotkan air pada
produk secara statis maupun dengan menggerakan produk melalui pancuran-
pancuran secara otomatis. Immersion hydrocooler merupakan salah satu tahapan
operasi di packing shed. Atau dengan kata lain adalah merupakan salah satu
bagian operasi di packing shed. Produk di atas konveyor dimasukkan ke dalam air
dingin untuk mencapai suhu dingin yang diinginkan.

Prinsip
Prinsip dari metode ini dengan cara menggunakan air dingin sebagai
coolant. Karena air sebagai konduktor panas sangat baik, sistem ini mampu
menurunkan suhu produk (35o C) menjadi mendekati suhu penyimpanan (seperti
5o C) secara cepat (15-45 menit). Waktu pendinginan dipengaruhi oleh:

 Ukuran dan densitas produk. Secara umum, produk besar dan padat
membutuhkan waktu pendinginan yang lebih lama dibandingkan produk yang
lebih kecil dan porous.
 Metode pengemasan yang digunakan. Kemasan membatasi penggunaan
cara ini, karena sistem ini membutuhkan kemasan toleran terhadap air.
Factor

Hydrocooling dapat memperpanjang umur simpan buah dan sayuran,


menekan aktivitas enzimatik, respirasi, produksi etilen, mengurangi kehilangan air
dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Perlu diperhatikan proses
hydrocooling dilakukan pada buah atau sayuran yang toleran terhadap air. Adapun
beberpa faktor yang mempengaruhi pada proses hydrocooling diantaranya kualitas
produk, ukuran produk, metode pengemasan, waktu pendinginan, sifat fisik dan
sifat kimia produk seperti bobot, diameter, luas permukaan, warna, suhu,
kelembapan suhu dan kadar air. Secara umum, produk besar dan padat
membutuhkan waktu pendinginan yang lebih lama dibandingkan produk yang
lebih kecil dan porous. Kemasan juga membatasi penggunaan cara ini, karena
sistem ini membutuhkan kemasan toleran terhadap air. Kebanyakan hydrocooling
dilaksanakan dengan wadah curah sebelum dikemas lebih lanjut, seperti karton
box, yang mana tidak toleran dengan air, sehingga tidaklah umum digunakan
dengan kemasan karton, terkecuali dilapisi dengan lilin yang cukup . Cara
pendinginan ini cocok untuk berbagai jenis buah dan sayuran. Kebanyakan
sayuran daun, sayuran akar, sayuran batang, dan sayuran buah.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Hydrocooling

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode hydrocooling ini.


Hydrocooling dapat memperpanjang umur simpan buah, menekan aktivitas
enzimatik, respirasi, produksi etilen, mengurangi kehilangan air dan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Metode ini banyak digunakan untuk sayuran untuk
mempertahankan tekstur dan kesegaran daun dan dapat digunakan sekaligus untuk
membersihkan produk dimana dapat dicampur dengan klorin sebagai disinfectant.
Metode ini digunakan untuk jenis sayuran umbi, sayuran buah maupun buah-
buahan dalam peti sebelum dipacking. Kelemahannya dari hydrocooling yang
sering terjadi adalah mechanical injury dan hanya bisa digunakan untuk komoditi
yang tidak sensitif terhadap air.
BAB III

PENUTUP

Cara pendinginan dengan metode hydrocooling adalah penggunaan air dingin


untuk mempercepat pendinginan buah dan sayuran dalam wadah simpan
merupakan teknik pendinginan yang telah berkembang cukup lama dan juga
merupakan teknik pendinginan yang efektif. Teknik ini digunakan untuk
pendinginan buah dan sayuran dalam peti sebelum dikemas. Metode ini
diterapkan pada penggunaan mesin pendingin. Mesin pendingin adalah suatu
peralatan yang digunakan untuk mendinginkan suatu ruangan dengan
menggunakan fluida pendingin (refrigeran), atau peralatan yang berfungsi untuk
memindahkan kalor dari suatu media. Prinsip kerja mesin pendingin adalah jika
motor penggerak berputar maka akan memutar kompreso

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Hydro Cooling. Hydro Cooling, 12. Retrieved Maret Rabu,
2021, from http://kuliahqu.blogspot.com/2011/01/hydrocooling.html?m=1.

Anonim. (2021, Maret 30). Retrieved from


https://journal.umy.ac.id/index.php/pt/issue/download/328/81

Dewi, A. (2008). Pengaruh Hydrocooling dan Pengemasan Terhadap Mutu Pak


Choi (Brassicarapa var Chinensis) Selama Transportasi Darat. . Diss. Tesis
Departemen Teknologi Pascapanen, 17.

Kitinoja, L. (2001). Postharvest Handling of Fruits and Vegetables: Intended for


Cold Storage. IARW India. Ratna., Ichwana dan Mulyani. 2014, 25.

Maya Sari, R. E. (2019). "TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENERAPAN


HYDROCOOLING DAN PENYIMPANAN DINGIN UNTUK
MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH DAN SAYUR YANG
TERKENA ERUPSI GUNUNG SINABUNG.".
Agroteknosains/Vol.3/No.02/November 2019/p-ISSN: 2598-6228/ e-ISSN :
2598-009, 8. Retrieved from
http://www.portaluniversitasquality.ac.id:5388/ojssystem/index.php/AGR
OTEKNOSAINS/article/download/265/199
Siahaan, S. P. (2019). "Transportasi Curah Cabai Merah Segar dan Introduksi
Pengukuran Getaran Berbasis Android.". Jurnal Keteknikan Pertanian
Tropis dan Biosistem 7.3 (2019): 268-274, 6.

Utama, I. M. (2005). "Pascapanen Produk Segar Hortikultura.". Makalah


dipresentasikan pada Workshop of Postharvest Handling of Horticultural
Crops conducted by Indonesia Cold Chain Project, Winrock International
di Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan. Vol. 3., 20. Retrieved
from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/da6ae144a1d51933
9f17705a0712b75d.pdf

Anda mungkin juga menyukai