Anda di halaman 1dari 64

Nico Linggi Pongmasangka

Politeknik Ketenagakerjaan
◾Tubuh terdiri dari berbagai jaringan
◾Otot kerangka (muskuloskeletal) – 40 – 50
% dari berat badan
◾Fungsi – gerakan
▪ Melekat pada tulang melalui origo dan insersio
▪ Melakukan kontraksi dan relaksasi → fleksi dan
ekstensi
◾Kesatuan
sel saraf dan
otot
◾Otot dibungkus oleh epimisium
▪ Terdiri dari kumpulan fascikulus
◾Fascikulus dibungkus oleh perimisium
▪ Fascikulus terdiri dari sel otot rangka
▪ Sel otot rangka dibungkus oleh endomisium

◾Gabungan epimisium, perimisium


dan endomisiummembentuk
TENDON
◾Otot rangka melekat pada tulang
dengan bantuan TENDON
◾Merupakan jaringan ikat yang kompak
dan dibentuk oleh jaringan ikat putih
◾Kuat dan tidak mudah robek
◾Sarkolema
◾Sarkoplasm
a
▪ Retikulum
▪ T-tubulus
▪ sisterna
▪ Filamen
▪ Aktin
▪ Miosin
▪ Mitokondria
◾ Pertemuan antara akson
terminal dengan sel otot

◾ Bagian-bagiannya :
▪ Akson terminal : vesikel →
neurotransmiter
▪ Celah sinaps : enzim
▪ Motor end plate : reseptor
Potensial aksi motor end plate
→ end plate potential

Potensial aksi Potensial aksi sarkolema
akson terminal 
 Potensial aksi T-tubulus dan
Pelepasan ACh retikulum sarkoplasma
(eksositosis) 
Ca++ dilepaskan ke miofilamen

KONTRAKSI
◾Proses
seperti pada
saraf

◾Hasil :
pelepasan Ca++
ke miofilamen
INFLUX KALSIUM VESIKEL MENEMPEL
POTENSIAL AKSI DI PADA MEMBRAN PRE
DARI CELAH SINAPS
AKSON TERMINAL KE AKSON TERMNAL SINAPS

PELEPASAN
FUSI VESIKEL DAN
NEUROTRANSMITER
(EKSOSITOSIS) MEMBRAN
ASETILKOLIN BERIKATAN
DENGAN RESEPTOR POST SINAPS

SALURAN ELEKTROLIR TERBUKA

Na, K, Cl ANTARA INTRASEL DAN


EKSTRASEL

POTENSIAL AKSI POST SINAPS /


END PLATE POTENSIAL
◾Aktivitas ACh
tidak boleh
berlangsung terus
→ perlu di-inaktif-
kan

◾Peran : enzim
asetilkolinesterase

asetil + kolin
◾ Stimulasi sel otot seperti yang dilakukan oleh ACh
(ACh-like action)
▪ Obat bekerja seperti ACh
▪ Tidak dapat dirusak olehACh-esterase
▪ Timbul depolarisasi lokal → spasme otot

◾ Contoh :
▪ Metacholine
▪ Carbachol
▪ Nicotine
◾ Menghambat transmisi potensial aksi dari
akson ke sel otot
▪ Potensial aksi dari motor end plate tidak bisa
diteruskanke dalam sel otot

◾ Exp :
▪ curariform drug
◾ Menghambat aktivitas ACh-esterase
▪ ACh tidak dipecah → akumulasi → stimulasi
terus menerus tanpa ada istirahat → spasme
otot

◾ Contoh obat :
▪ Neostigmine
▪ Physostigmine
▪ Diisopropyl fluorophospate
◾Ada 6 komponen yaitu
:
▪ Aktin
▪ Miosin
▪ Kalsium
▪ Troponin
▪ Tropomiosin
▪ ATP
SLIDING KALSIUM
KALSIUM DARI MECHANISM KEMBALI KE
SISTERNA
(KONTRAKSI) SISTERNA

KONTAK
POWER STROKE KONTAK MIOSIN
KALSIUM -
MIOSIN AKTIN LEPAS
TROPONIN

TROPOMIOSIN KONTAK MIOSIN AKTIN KE


LEPAS DARI TEMPAT SEMULA
- AKTIN
AKTIN (RELAKSASI)
Proses yang terjadi adalah :
◾ Setiap head kontak pada tempat aktif
◾ Head begerak menuju lengan dan menggeser
aktin → power stroke
◾ Head melepaskan diri
◾ Power stroke baru terjadi kembali

Head cross-bridges menekuk maju mundur →


langkah demi langkah sepanjang filamen
aktin
◾ Semua sel hidup perlu energi → otot
rangka
◾ Hasil kerja = beban x jarak perpindahan
▪ 40 – 45 % digunakan untuk kerja

◾ Energi diperlukan untuk :


▪ Power stroke
▪ Pelepasan kontak aktin – miosin
▪ Pengembalian Ca++ ke sisterna (pompa Ca)
◾ SUMBER ENERGI
▪ Pertama : FOSFOKREATIN (5 – 8 det)
▪ Kedua : GLYCOGEN (1 menit)
▪ Ketiga : FOSFORILASIOKSIDATIF ( > 1 menit)

◾ SISA METABOLISME
▪ ASAM LAKTAT
▪ KARBONDIOKSIDA
▪ AIR
Zat Makanan
AEROBIK ANAEROBIK

Dengan Oksigen Tanpa Oksigen

Energi

Asam Laktat

Asam
Karbonat
CO2 dan H2O
◾Respon otot thd peningkatan aktivitas
fisik tgt pd jenis pelatihan
▪ Pelatihan kekuatan (pelatihan beban)
meningkatkan UKURAN dan GAYA otot
▪ Hipertofi
▪ Hiperplasia
▪ Pelatihan daya tahan meningkatkan KAPASITAS
OKSIDASI, bukan ukuran dan gaya otot
▪ Mitokondria meningkat
◾Pelatihan teratur dan berlebi dpt
mempengaruhi jenis otot → fast to slow shift
▪ Tipe serat IIx berkurang
▪ Tipe serat IIa bertambah
◾Terjadi penurunan massa otot akibat :
▪ Istirahat lama di tempat tidur
▪ Imobilisasi tungkai (pakai gips)
▪ Berkurangnya beban otot (saat di ruang angkasa)

◾Disertai dengan penurunan kekuatan otot


▪ Penurunan sintesis protein
▪ Peningkatan pemecahan protein
◾Berhubungan dengan menurunnya
massa otot → sarkopenia
◾Ada 2 fase :
▪ Fase lambat : 10 % - saat usia 25 – 50 th
▪ Fase cepat : 40 % - usia 50 – 80 th

◾Pelatihan teratur dapat memperbaiki


daya tahan dan kekuatan otot
◾Berdasarkan panjang otot
▪ KONTRAKSI ISOMETRIK
▪ KONTRAKSI ISOTONIK

◾Berdasarkan daya tahan otot


▪ OTOT CEPAT / FAST FIBERS → sprint,
loncat
▪ OTOT LAMBAT / SLOW FIBERS →
marathon, sikap tubuh
◾Proses pembentukan gaya otot →
beberapa bentuk kontraksi otot
▪ Isometrik – pelatihan statis
▪ Isotonik – pelatihan dinamis
▪ Konsentrik
▪ Eksentrik
◾jumlah sabut, menentukan jenis otot dan
daya tahannya (endurance)

◾otot merah – SLOW FIBERS


▪ kontraksi lambat
▪ tahan lama
▪ lambat lelah
▪ kontraksi untuk mempertahankan sikap tubuh

◾otot putih – FAST FIBERS


▪ kontraksi cepat
▪ cepat lelah
▪ kontraksi untuk gerakan terlatih
◾Ada 3 fase
▪ Latent period (beberapa detik)
▪ Contraction period (40 detik)
▪ Relaxation period (50 detik)
◾Kecepatan tgt pada tipe
otot
▪ Tipe cepat
▪ Tipe lambat
◾Ditentukan oleh faktor :
▪ Jumlah dan tipe rekruitmen motor unit
▪ Panjang awal otot
▪ Awal perangsangan saraf

◾Kontraksi sumasi dan tetanus


▪ Akibat perangangsan yang makin cepat dan
makin kuat
▪ Waktu relaksasi berkurang – habis
◾Kontraksi berlangsung lama dan kuat
◾Penurunan glikogen otot
◾Bendungan aliran darah pada otot
yang berkontraksi
◾Kontraksi otot dapat / tidak disertai
dengan perubahan panjang otot
◾3 jenis kontraksi :
▪ Isometrik
▪ Konsentrik
▪ Eksentrik
◾Terjadi secara kontinyu dan beraturan
▪ menghasilkan gerakan
▪ melawan gaya gravitasi tubuh
◾Kontraksi otot yang menghasilkan
PEMENDEKAN otot
▪ Siku ditekuk akibat fleksi bisep dan ekstensi trisep
◾Origo dan insersio otot saling mendekat →
GERAKAN
◾Sifat kontraksi umumnya :
▪ Isotonik
▪ Dinamik
▪ Fasik
◾Ada 2 jenis → jumlah otot yang
berkontraksi pada suatu daerah sendi
▪ Isodinamik → jumlah otot yang terlibat sejak awal
sampai akhir SAMA
▪ Alodinamik → jumlah otot lebih besar pada satu
titik dan lebih kecil pada bagian sendi yang lain
(BERBEDA)
◾Contoh : lari, lempar, lompat
◾Terjadi bersama-sama dengan
kontraksi konsentrik
◾Satu gerakan terjadi bersamaan
antara konsentrik dan eksentrik
▪ Otot harus diregangkan sebelum kontraksi
◾Terjadi bersamaan
◾Mengimbangi kontraksi
konsentrik
▪ Menjaga tubuh dalam keadaan stabil
▪ Mengatur kecepatan gerakan
▪ Melawan gaya gravitasi
◾Melengkapi kontraksi konsentrik dan eksentrik
◾Otot yang berkontraksi tidak
mengalami pemendekan atau
pemanjangan
◾Bertugas menjaga gaya berbagai sendi
melawan gravitasi
◾Contoh :
▪ posisi diam
▪ Kontraksi otot punggung saat berdiri
◾Saat duduk
◾Saat berdiri
◾Olahraga
▪ Sikap tubuh bervariasi secara konstan
▪ Kontraksi bersama-sama isometrik, konsentrik
dan eksentrik
◾Kemampuan mengangkut beban
dipengaruhi oleh kapasitas gaya otot dan
sistem tuas
◾Kombinasi gaya dan sistem tuas →
KEKUATAN OTOT
▪ Gaya otot dapat ditingkatkan → motor unit
involvement (MUI)
▪ jumlah motor unit yang terlibat
▪ frekuensi rangsangan
▪ Sistem tuas → genetik
◾Dipengaruhi oleh :
▪ Panjang otot saat kontraksi
▪ Kecepatan di tempat kontraksi
▪ Kontrol neuromuscular
◾Derajat overlapping aktin miosin
berkaitan dengan panjang sarkomer
◾Kontraksi otot optimal dicapai bila
terjadi overlaping yang optimal pula
◾Kecepatan kontraksi lebih cepat
dengan beban lebih ringan
◾Untuk pelatihan kekuatan
◾Pelatihan beban akan meningkatkan
jumlah aktin miosin
◾Ukuran otot meningkat →
kekuatan meningkat
◾Bila masa otot optimal : ukuran otot
tidak bermakna menentukan kekuatan
otot
◾Kekuatan otot juga dipengaruhi
oleh
▪ kemampuan sistem tuas
▪ Jenis kelamin
▪ umur
◾Usia 10 – 12 tahun, anak laki sedikit
lebih kuat, selanjut tidak bermakna
◾Dipengaruhi oleh perubahan
hormon, aktivitas dan budaya
setempat
◾Pertumbuhan fisik dan aktivitas
otot mempengaruhi kekuatan
◾Pertambahan umur mempengaruhi
kekuatan
▪ Maksimal usia 20 – 30 tahun
▪ Menurun perlahan sampai usia 65 tahun kekuatan
hanya 20 %
◾Bila sudah optimal, pertambahan
kekuatan dapat dilakukan dengan
OVERLOAD TRAINING
◾Berat badan mempengaruhi kekuatan →
makin berat cenderung makin kuat
◾Kekuatan total menunjukkan
kemampuan mengangkat pada berbagai
aktivitas
◾Secara relatif, berat badan
berbanding terbalik dengan kekuatan
◾Olahraga dengan berbagai aktivitas,
berat badan kurang mempengaruhi
kekuatan
◾Beban yang harus diangkat secara
kontinyu akan mempengaruhi :
▪ Tulang
▪ Ligamen
▪ Tulang rawan
▪ Tendon
◾Perubahan struktur terjadi akibat
adanya aktivitas dan pelatihan
◾Aktivitas berat dan pelatihan menyebabkan
:
▪ Meningkatkan sintesis protein → aktin miosin
meningkat
▪ HIPERTROFI : peningkatan jumlah miofilamen
daripada pembesaran sel otot
▪ Jumlah sel otot dapat juga meningkat
◾Hipertrofi otot disebabkan juga oleh :
▪ Peningkatan jumlah kolagen otot
▪ Diteruskan ke otot, tendon dan tulang
◾Meningkatkan densitas dan ukuran tulang
▪ Kalsium meningkat
▪ Penyembuhan lebih cepat
▪ Ativitas dan non aktivitas berpengaruh
◾Meningkatkan kekuatan ligamen dan
tendon
▪ Melekat lebih kuat pada tulang
▪ Tahan terhadap stress
◾Mempunyai efek seperti testosteron
◾Meningkatkan massa otot dan ukuran otot

kekuatan otot meningkat
◾Efek samping bila diberikan dalam
waktu lama
▪ Menganggu struktur dan fungsi hati, testis dan
prostat
◾Peningkatan kekuatan otot
menyebabkan gerakan otot meningkat →
gerakan cepat
▪ Kekuatan tinggi lebih cepat daripada kekuatan
rendah
▪ Repetisi lebih banyak
◾Power otot meningkat sesuai
dengan kekuatan otot
▪ Absolut
▪ Relatif

Anda mungkin juga menyukai