TAHUN 2022
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMPANG PRAPATAN
Jalan Kapten Tendean No.9, Mampang Prapatan
Telp.(021)7971115 Fax.(021)79192187
E-mail : rsudmampangprapatan@gmail.com
JAKARTA
Sesuai undang-undang No. 44 Tahun 2019 tentang rumah sakit, terdapat beberapa
tindakan kedokteran yang wajib diberikan informed consent. Tindakan tersebut yaitu :
B. Semua tindakan anastesi & sedasi ( sedasi sedang dan sedasi dalam )
A. Tindakan pembedahan dan tindakan invasif yang memerlukan informed consent antara
lain :
2
19. Laparotomi
20. Kuretase DUB/AUB patologi
21. Kuret obsterti
22. Miomectomi
23. Overectomi
B. Tindakan anastesi & sedasi (sedang dan dalam), tindakan yang memerlukan informed consent
tersebut antara lain :
No Nama Tindakan
1. Spinal / Regional
2. Tiva
3. General Anastesi
C. Tindakan pemberian produk darah dan komponen darah, tindakan yang memerlukan informed
consent tersebut antara lain : Transfusi darah : PRC, TC, WB
2. Vena sectie
7. Pemberian imunisasi
8. Tindik telinga
9. Cuci hidung
3
4. Hernioraphi
5. Herniotomi
6. Biopsi
7. Debridement
8. Nekrotomi
9. Amputasi minor
4. KSM THT 1. Biopsi
2. Tonsillitis
4
INFORMED CONSENT
No. Dokumen
02 1/3
5
STANDAR PROSEDUR Ditetapkan,
OPERASIONAL
Direktur RSUD Mampang Prapatan
Tanggal Terbit
01 Februari 2022
NIP 196701312007012016
TUJUAN dapat mengambil keputusan atas terapi atau tindakan yang akan dilakukan
6
5. Setelah itu tenaga kesehatan diperbolehkan melakukan tindakan
medis
7
PANDUAN INFORMED CONSENT
8
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................1
SK PEMBERLAKUAN PANDUAN INFORMED CONSENT…..........................................2
BAB I DEFINISI..................................................................................................................4
BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................................5
BAB III KEBIJAKAN............................................................................................................6
BAB IV TATALAKSANA.....................................................................................................7
1
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMPANG PRAPATAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
TENTANG
2
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 69 tahun 2014
tentang hak dan kewajiban pasien
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, 20 Juli 2022
ATIKA
NIP. 196701312007012016
3
BAB I
DEFINISI
Informed Consent terdiri dari kata informed yang berarti telah mendapatkan
informasi dan consent berarti persetujuan yang dimaksud dengan informed
consent dalam profesi kedokteran adalah pernyataan setuju atau ijin dari
seorang pasien yang diberikan bebas, rasional, tanpa paksaan tentang
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan
informasi cukup tentang kegiatan kedokteran yang dimaksud.
Definisi/pengertian berikut ini adalah yang terkait dengan pelaksanaan
Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent).
Tujuan
4
Panduan HPK RSUD Mampang Prapatan
1) Ayah :
a) Ayah kandung.
b) Ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan pengadilan
atau hukum adat.
2) Ibu :
Ibu kandung.
Ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan pengadilan atau
hukum adat. Memberikan persetujuan/penolakan apabila ayah tidak
ada atau berhalangan keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah
atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau
pengampunya.
3) Suami adalah seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan
seorang wanita berdasarkan peraturan Undang-Undang yang berlaku.
4) Istri adalah seorang wanita dalam ikatan perkawinan dengan seorang
laki-laki berdasarkan peraturan Undang-Undang yang berlaku. Apabila
yang bersangkutan mempunyai lebih dari satu istri,
persetujuan/penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka.
5) Wali adalah orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang
belum dewasa, untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum
atau yang menurut hukum menggantikan kedudukan orang tua.
6) Induk Semang adalah orang yang wajib mengawasi dan ikut
bertanggung jawab terhadap pribadi orang lain seperti pemimpin asrama
anak perantauan atau kepala rumah tangga dari seorang pembantu
rumah tangga yang belum dewasa.
7) Gangguan mental adalah sekelompok gejala psikologis atau perilaku
yang secara klinis menimbulkan penderitaan dan gangguan dalam
fungsi kehidupan seseorang, meliputi gangguan mental berat, retardasi
mental sedang, retardasi mental berat, dementia senilis.
8) Pasien Gawat Darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau
anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya.
9) Pengampu adalah orang atau badan yang ditetapkan pengadilan sebagai
pihak yang mewakili kepentingan seseorang tertentu (dalam hal ini
pasien) yang dinyatakan berada di bawah pengampuan (curatele).
5
BAB II
RUANG LINGKUP
6
c. Untuk pasein yang memerlukan tindakan bukan bedah (non invasif),
informasi/ penjelasan bisa diwakilkan
a. Pasien sendiri yang sudah dewasa yaitu umur lebih 21 tahun atau
sudah menikah, dalam keadaan sadar, sehat mental, tanpa paksaan.
3) Saudara-saudara kandung.
a) Ayah/Ibu angkat.
c) Keluarga terdekat.
4. Informasi/Penjelasan
7
difahami/dimengerti. Informasi/penjelasan dianggap adequate apabila
meliputi :
8
pelayanan kesehatan, hak untuk membuka rahasia kedokteran maupun
kerahasiaanya, berhak mendapatkan privasi, persetujuan mahasiswa
kesehatan berpartisipasi dalam perawatan pasien, persetujuan untuk
tidak membawa barang-barang berharga selama dirawat, persetujuan
untuk membayar biaya perawatan sesuai tarif dan ketentuan RS (untuk
pasien umum),persetujuan untuk membayar uang muka untuk 7 hari,
persetujuan untuk membayar selisih biaya perawatan apabila naik kelas
atas permintaan sendiri (untuk pasien asuransi)
3) Diberikan oleh pasien yang sehat mental (Voluntary) atau pihak yang
memang berhak sesuai hukum.
9
Dengan mengacu kepada kepustakaan, KKI melalui buku manual ini
memberikan 12 kunci informasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien :
1 Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak
diobati
2 Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
termasuk pilihan pemeriksaan lanjutan sebelum dilakukan pengobatan
3 Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi
kesehatannya,termasuk pilihan untuk tidak diobati
4 Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan, rincian dari prosedur
atau pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti
penanganan nyeri, bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri,
rincian apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan,
termasuk efek samping yang biasa terjadi dan yang serius. Untuk setiap
pilihan tindakan, diperlukan keterangan tentang kelebihan/keuntungan
dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi tentang
kemungkinan risiko yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya
hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut
5 Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih
eksperimental
6 Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan
dimonitor atau dinilai kembali
7 Nama dokter yang bertanggungjawab secara keseluruhan untuk
pengobatan tersebut, serta bila mungkin nama-nama anggota tim lainnya
8 Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan,
maka sebaiknya dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang
akan dilakukan
9 Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya
setiap waktu.
10 Bila hal itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab penuh atas
konsekuensi pembatalan tersebut.
11 Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari
dokter lain
12 Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya.
10
BAB III
KEBIJAKAN
11
BAB IV
TATALAKSANA
1. Umum
a) Masalah kesehatan setiap orang adalah tanggung jawab masing-masing.
Sepanjang keadaan kesehatannya tidak mengganggu orang lain maka
keputusan untuk mengobati atau tidak mengobati dirinya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawabnya.
b) Tindakan kedokteran yang dilakukan dokter untuk meningkatkan atau
memulihkan kesehatan seseorang, hanya merupakan upaya yang tidak
wajib diterima oleh yang bersangkutan. Sesungguhnya dalam pelayanan
kedokteran tidak seorangpun yang dapat memastikan hasil akhirnya.
Oleh karena itu tidak pada tempatnya bila penerimaannya dipaksakan.
c) Tindakan kedokteran akan lebih berhasil guna dan berdaya guna bila
terjalin kerjasama yang baik antara dokter dan pasien. Penjelasan yang
cukup (adekuat) tentang penyakit pasien merupakan kewajiban dokter
dan hak pasien.
2. Tata Laksana Pemberian Informasi dan Persetujuan Umum (General
Concent)
a) Setelah pasien bersedia/setuju untuk dirawat inap atas perintah dokter
yang merawatnya (dari poliklinik UGD), Pasien/keluarga diarahkan ke
bagian informasi dan registrasi rawat inap.
b) Tata laksana informasi/penjelasan di ruang informasi/ registrasi rawat
inap sebagai berikut :
1. Petugas informasi ucap salam, perkenalkan diri
2. Memastikan/ mengecek ulang identitas pasien & persyaratan
rawat inap
3. Memberikan informasi & penjelasan tentang :
12
a) Jenis pelayanan di RS
f) Tarif Pasien
13
10. Mengucapkan terimakasih dan ucapkan salam kepada pasien setelah
selesai memberikan informasi
14
tahapan pelaksanaan yang tidak mungkin lagi dibatalkan.Dalam hal
persetujuan tindakan medik diberikan keluarga, maka yang berhak
menarik kembali (mencabut) adalah anggota keluarga tersebut atau
anggota keluarga lainnya yang kedudukan hukumnya lebih berhak
sebagai wali. Penarikan kembali (pencabutan) persetujuan tindakan
medik harus diberikan secara tertulis sebelum tindakan dimulai.
i. Semua hal-hal yang sifatnya luar biasa dalam proses mendapatkan
persetujuan tindakan medik harus dicatat dalam rekam medik.Seluruh
dokumen mengenai persetujuan tindakan medik harus disimpan dalam
berkas rekam medik yang bersangkutan.
j. Demi kepentingan pasien, informed consent tidak diperlukan bagi pasien
gawat darurat dalam keadaan sadar dan tidak didampingi oleh keluarga
pasien yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan
medis.
k. Tindakan medis yang dilakukan tanpa izin pasien, dapat digolongkan
sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP pasal
351 (trepass, battery,bodily assault).
15
informasi kepada pihak ketiga tersebut hanya secukupnya, yaitu
sebanyak yang dibutuhkan oleh peminta informasi.
16
persetujuan pasien terlebih dahulu dalam mengikutsertakan interpreter
bila hal yang akan didiskusikan merupakan hal yang bersifat pribadi.
b. Menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk publikasi lain
apabila hal itu dapat membantu memberikan informasi yang bersifat
rinci. Pastikan bahwa alat bantu tersebut sudah berdasarkan informasi
yang terakhir. Misalnya, sebuah leaflet yang menjelaskan tentang
prosedur yang umum. Leaflet tersebut akan membuat jelas kepada
pasien karena dapat ia bawa pulang dan digunakan untuk berpikir lebih
lanjut, tetapi jangan sampai mengakibatkan tidak ada diskusi. Apabila
dapat membantu, tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga
atau teman dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder
c. Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan (distress)
agar diberikan dengan cara yang sensitif dan empati. Rujuk mereka
untuk konseling bila diperlukan.
d. Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan dalam
diskusi, misalnya perawat/bidan, baik untuk memberikan dukungan
kepada pasien maupun untuk turut membantu memberikan penjelasan
e. Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas.
b. Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami informasi yang
diberikan, dan kesempatan bertanya tentang hal-hal yang bersifat
klarifikasi, sebelum kemudian diminta membuat keputusan
17
d. Beberapa uji skrining tertentu berpotensi mengakibatkan hal yang
serius bagi pasien dan keluarganya, tidak hanya dari segi kesehatan,
melainkan juga segi sosial dan ekonomi.
Ditetapkan di Jakarta
ATIKA
NIP. 196701312007012016
18