Anda di halaman 1dari 4

Inilah Cara Mengalihkan Saham

Melalui Warisan Jika Pemegang


Saham Meninggal Dunia
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan dimana menurut
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 pasal 1 angka 1 adalah sebuah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Mengingat perseroan sebagai
badan hukum yang merupakan persekutuan modal maka didalam perseroan
terdapat sebuah modal yang terdiri atas nilai nominal saham dimana modal
tersebut dapat dimiliki oleh pengurus perseroan seperti Direksi dan Dewan
Komisaris atau dimiliki oleh perorangan yang membeli atau diberikannya
saham oleh pemegang saham yang bersangkutan. Namun timbullah suatu
pertanyaan mengenai bagaimana apabila terjadinya sebuah kasus yang mana
salah satu atau beberapa pemegang saham dari suatu perseroan telah
meninggal dunia bagaimana cara pengalihan saham tersebut?
Dengan demikian artikel ini akan membahas mengenai cara pengalihan
saham apabila adannya pemegang saham yang telah meninggal dunia.
Simak artikel satu ini untuk mengetahui lebih lanjut.
Pemindahan Hak atas Saham
Pada dasarnya pengaturan pengalihan saham atau pemindahan hak atas
saham didalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (“UU PT”) yang berbunyi bahwa:
Dalam anggaran dasar Perseroan ditentukan cara pemindahan hak atas
saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk dapat dicatatkan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan maupun
data dalam Daftar Perseroan Menteri Hukum dan HAM, ahli waris harus
melakukan tata cara pemindahan hak atas saham.
Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak
atas saham, yaitu: 

1. keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan


klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;
2. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari organ perseroan;
dan/atau
3. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Namun perlu diketahui bahwa persyaratan di atas tidak berlaku apabila
pemindahan hak atas saham disebabkan peralihan hak karena hukum.
Dimana yang dimaksud dengan “peralihan hak karena hukum”, adalah suatu
peralihan hak karena pewarisan atau peralihan hak sebagai akibat
penggabungan, peleburan, atau pemisahan. 
Namun apabila peralihan hak disebabkan oleh kewarisan, maka peralihan
tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang
berwenang. 
Saham Sebagai Objek Waris
Perlu diketahui bahwa saham merupakan bagian dari objek waris yang mana
pada dasarnya didalam hukum waris terdapat beberapa prinsip pewarisan
yaitu :

1. Harta waris baru terbuka (dapat diwariskan kepada pihak lain) apabila terjadi
suatu kematian (Pasal 830 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata –
KUHPerdata)
2. Adanya hubungan darah di antara pewaris dan ahli waris, kecuali untuk suami
atau istri pewaris (Pasal 832 KUHPerdata) dengan ketentuan mereka masih
terikat dalam perkawinan ketika pewaris meninggal dunia.

Dalam hal saham tersebut milik si pemegang saham, maka saham tersebut
dapat diwariskan, hal ini merujuk pada Pasal 833 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang mana menyatakan bahwa ahli waris dengan sendirinya
karena hukum memperoleh hak milik atas segala barang, segala hak, dan
segala piutang si meninggal.
Jadi, disimpulkan bahwa warisan termasuk ke dalam pemindahan hak atas
saham, yang mana berarti saham tersebut bisa dijadikan sebagai objek waris.
Prosedur Pemindahan
Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Akta
pemindahan hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada
perseroan. 
Akta tersebut dapat berupa akta yang dibuat di hadapan notaris maupun akta
bawah tangan.
Apabila saham perseroan terbatas dimiliki oleh lebih dari satu orang (misalnya
karena pewarisan), maka harus ditunjuk salah satu dari mereka yang mana
untuk mewakili pemegang saham.
Selanjutnya, direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal,
dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar
khusus.
Direksi juga memberitahukan perubahan susunan pemegang saham
kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatat dalam daftar perseroan
paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.
Pemberitahuan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri
Hukum dan HAM termasuk juga perubahan susunan pemegang saham yang
disebabkan karena warisan, pengambilalihan, atau pemisahan.
Apabila pemberitahuan belum dilakukan, Menteri Hukum dan HAM menolak
permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan
susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut.
Lebih singkatnya, langkah yang harus dilakukan dalam pengalihan hak
atas saham adalah :

1. Menyepakati salah satu ahli waris sebagai wakil pemegang saham


2. Membuat akta pemindahan hak atau bukti-bukti sebagai ahli waris
3. Menyampaikan dokumen-dokumen tersebut kepada perseroan
4. Direksi kemudian akan mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan
hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar
khusus.
5. Direksi memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada
Menteri Hukum dan HAM untuk dicatat dalam daftar perseroan paling lambat
30 hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.

Jenis Saham Yang Dapat Diwariskan


Terdapat dua macam saham yang dapat diwariskan yaitu :

1. Saham Tertutup 

Tidak semua perusahaan dapat ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI)


karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat
menyatakan Initial Public Offering (IPO). Saham tertutup adalah saham dari
perusahaan yang belum menyatakan IPO dan tidak diperdagangkan di bursa.

2. Saham Publik Saham Publik 

adalah saham dari perusahaan-perusahaan yang sudah menyatakan Initial


Public Offering (IPO). Saham ini dikelola oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
dapat dibeli oleh siapa saja.
Mengingat perseroan sebagai badan hukum yang merupakan persekutuan
modal maka didalam perseroan terdapat sebuah modal yang terdiri atas nilai
nominal saham dimana modal tersebut dapat dimiliki oleh pengurus perseroan
seperti Direksi dan Dewan Komisaris atau dimiliki oleh perorangan yang
membeli atau diberikannya saham oleh pemegang saham yang
bersangkutan. Dimana suatu saham dapat dialihkan melalui warisan dalam
hal salah satu pemegang saham telah meninggal dunia. Dimana saham
merupakan bagian dari objek waris sehingga apabila apabila peralihan hak
saham disebabkan oleh kewarisan, maka peralihan tersebut harus
memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang yang
mana peralihan ini disebut sebagai peralihan hak karena hukum yang
merupakan suatu peralihan hak karena pewarisan atau peralihan hak sebagai
akibat penggabungan, peleburan, atau pemisahan. Adapun cara peralihannya
dapat dilakukan sebagai berikut membuat kesepakatan untuk menunjuk salah
satu ahli waris sebagai wakil pemegang saham, Membuat akta pemindahan
hak atau bukti-bukti sebagai ahli waris, menyampaikan dokumen-dokumen
tersebut kepada perseroan, Direksi kemudian akan mencatat pemindahan hak
atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar
pemegang saham atau daftar khusus, kemudian Direksi memberitahukan
perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri Hukum dan HAM
untuk dicatat dalam daftar perseroan paling lambat 30 hari terhitung sejak
tanggal pencatatan pemindahan hak melalui Notaris.

Anda mungkin juga menyukai