Bagaimana cara mengalihkan hak milik atas saham pada sebuah Perseroan
Terbatas?
Saham merupakan benda bergerak (Pasal 60 ayat (1) UU PT), maka peralihan hak milik
atas saham wajib memenuhi syarat:
Pasal 55 UUPT:
Dalam Anggaran Dasar Perseroan ditentukan cara pemindahan hak atas saham sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 56 ayat (1) UUPT:
Pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan hak.
Penjelasan Pasal 56 ayat (1) UUPT :
Yang dimaksud dengan “akta”, baik berupa akta yang dibuat di hadapan notaris maupun
akta bawah tangan.
Di dalam Pasal 56 ayat (1) UUPT maupun penjelasan Pasal 56 ayat (1) UUPT, tidak
menyebutkan secara jelas, pemindahan hak atas saham apa saja yang harus/wajb
menggunakan akta notaris, dan yang tidak harus/wajib menggunakan Akta Notaris.
2.Bagaimana dengan pemindahan hak atas saham dengan cara jual-beli, apakah
wajib dituangkan ke dalam Akta Notaris?
Menurut Pasal 56 ayat (1) UUPT maupun penjelasan Pasal 56 ayat (1) UUPT bahwa jual-
beli saham tidak harus menggunakan Akta Notaris.
3.Bagaimana dengan pemindahan hak atas saham dengan cara hibah, apakah
wajib ditunagkan ke dalam Akta Notaris?
Menurut Pasal 56 ayat (1) UUPT maupun penjelasan Pasal 56 ayat (1) UUPT bahwa
Jual-Beli Saham tidak harus menggunakan Akta Notaris;
Akan tetapi jika mengacu kepada Pasal 55 UUPT dan Pasal 1682 KUHPerdata “Tiada
suatu penghibahan pun, kecuali penghibahan termaksud dalam pasal 1687, dapat
dilakukan tanpa akta notaris, yang minut (naskah aslinya) harus disimpan pada notaris,
dan bila tidak dilakukan demikian, maka penghibahan itu tidak sah”.
Dengan demikian pemindahan hak atas saham karena Hibah sesuai dengan Pasal 1682
harus menggunakan Akta Notaris.
4.Setelah saham beralih kepemilikian, apakah terhadap
perubahan susunan pemegang saham tersebut harus/wajib diberitahukan kepada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)?
Pasal 56 Ayat (2) UUPT:
Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau salinannya
disampaikan secara tertuliskepada Perseroan.
Pasal 56 Ayat (3):
Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak
tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan
pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.
Penjelasan Pasal 56 ayat (3):
Yang dimaksud dengan “memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada
Menteri” adalah termasuk juga perubahan susunan pemegang saham yang disebabkan
karena Warisan, Pengambilalihan, atau Pemisahan.
6. Unsur-unsur yang terdapat pada daftar pemegang saham atau daftar khusus?
Menurut Pasal 50 :
Ayat (1) menyatakan bahwa Direksi Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar
pemegang saham, yang memuat sekurang-kurangnya:
1. Nama dan alamat pemegang saham;
2. Jumlah, nomor, tanggal perolehan saham yang dimiliki pemegang saham, dan
klasifikasinya dalam hal dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham;
3. Jumlah yang disetor atas setiap saham;
4. Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai
hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal
perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;
5. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (2).
Ayat (2) menyatakan bahwa Selain daftar pemegang saham sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Direksi Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar khusus
yang memuat keterangan mengenai saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris
beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada Perseroan lain serta tanggal saham
itu diperoleh.
Ayat (3) menyatakan bahwa Dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicatat juga setiap perubahan
kepemilikan saham.
Ayat (4) menyatakan bahwa Daftar pemegang saham dan daftar khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disediakan di tempat kedudukan Perseroan agar
dapat dilihat oleh para pemegang saham.
Ayat (5) menyatakan bahwa Dalam hal peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal tidak mengatur lain, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan
ayat (4) berlaku juga bagi Perseroan Terbuka.
9.Kesimpulan
Bahwa Pengalihan hak milik atas saham dapat terjadi dengan berbagai macam cara yang
memungkinkan terjadinya peralihan hak milik atas benda lainnya. Pada umumnya
peralihan hak milik dapat terjadi karena :
1. Perjanjian, misalnya dalam bentuk jual-beli, tukar menukar, atau hibah;
2. Undang-Undang, misalnya dalam hal pewarisan;
3. Karena putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap ataupun yang
dipersamakan dengan itu seperti halnya melalui pelelangan.