Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI

KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK ABC


Adela Gusti Elvandari1, Novendawati Wahyu Sitasari2, Safitri M.3
Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jl. Arjuna Utara No. 9 Kebon Jeruk Jakarta Barat
adela.elvan@gmail.com

Abstrak

PT Bank ABC merupakan bank terbesar di Indonesia yang memiliki permasalahan motivasi
kerja karyawannya. Salah satu faktor yang diduga menjadi tinggi rendahnya motivasi kerja adalah gaya
kepemimpinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
motivasi kerja karyawan di PT Bank ABC. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Teknik sampling yang digunakan adalah incidental sampling. Dengan sampel 100 karyawan. Alat ukur
gaya kepemimpinan dari teori Bass 34 item yang valid dan nilai reliabilitas 0,961. Sedangkan alat ukur
motivasi kerja dari teori Ryan & Deci 26 item yang valid dan nilai reliabilitas 0,968. Berdasarkan hasil
penelitian uji regresi linear bahwa diperoleh terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja. Karyawan yang memilih gaya kepemimpinan transaksional lebih
banyak dibandingkan dengan yang memilih gaya kepemimpinan transformasional. Karyawan yang
memiliki motivasi kerja tinggi cenderung memilih gaya kepemimpinan transformasional. Tidak ada
hubungan jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir dan masa kerja dengan motivasi
kerja.

Kata kunci: motivasi kerja, gaya kepememimpinan, karyawan

Abstract

PT Bank ABC is the largest bank in Indonesia which has the problem of employee motivation. One of the
factors suspected of being high and low in work motivation is the leadership style. The purpose of this
study was to determine the effect of leadership style on employee motivation at PT Bank ABC. This
research method is quantitative research. The sampling technique used is incidental sampling. With a
sample of 100 employees. Measuring the leadership style of valid Bass 34 item theory and reliability
value 0.961. While the measurement of work motivation from the theory of Ryan & Deci is 26 valid items
and the reliability value is 0.968. Based on the results of the study of linear regression test, it was found
that there was a positive and significant influence between leadership styles on work motivation.
Employees who choose transactional leadership styles are more than those who choose transformational
leadership styles. Employees who have high work motivation tend to choose transformational leadership
styles. There is no relationship between sex, age, marital status, last education and working period with
work motivation.

Keywords: work motivation, leadership style, employee

Jurnal Psikologi, September 2018 1


Pendahuluan berusaha untuk mempertahankan atau
meningkatkan kinerjanya, adapula
PT Bank ABC merupakan bank karyawan yang melakukan sesuatu karena
terbesar di Indonesia didirikan pada 21 diharuskan oleh pimpinannya yang
Februari 1957. Bank ABC merupakan menuntut untuk bekerja dengan baik agar
tercapai penilaian pelyanan yang bagus
salah satu bank swasta terbesar yang pada kantor cabangnya.
ada di Indonesia. Pada pelaksanaannya Hal ini dipertegas berdasarkan hasil
bank ABC didukung oleh pemimpin cabang kesimpulan wawancara pada 1 subjek pada
dan kinerja karyawan. Pemimpin disetiap cabang bank ABC yang terlihat memiliki
cabang bank ABC telah dtentukan oleh motivasi kerja yang tinggi hal ini
kantor pusat sehingga setiap karyawan yang dipengaruhi oleh atasannya yang
menjalankan tugas harus disesuaikan menurutnya memliki gaya kepemimpinan
dengan instruksi dan peraturan yang yang memberikan motivasi, memberikan
dibuatoleh masing-masing pemimpinnya. dukungan untuk lebih baik lagi, dan
Karyawan pada kantor cabang bank ABC mengingatkan hal-hal yang harus karyawan
terdiri dari Front Liner dan Back Office. perbaiki. Sebaliknya berdasarkan hasil
Setiap pemimpin dan karyawan dari bagian wawancara dengan 4 orang subjek pada
Front Liner dan Back Office memiliki tugas cabang yang berbeda menyatakan bahwa
sesuai dengan jobdesk masing-masing agar karyawan merasa tidak termotivasi.
dapat menjadikan kantor cabangnya yang Karyawan merasa kerja yang selalu
terbaik dari segi pelayanan terhadap diawasi, tanpa instruksi yang jelas dan
customer dibandingkan kantor cabang hanya menuntut untuk jualan. Di duga pada
lainnya. Pemimpin kantor cabang bank PT Bank ABC memiliki motivasi yang
ABC memiliki tanggung jawab untuk rendah.
mencapai keberhasilan penilaian layanan Motivasi kerja adalah dorongan,
terbaik pada kantor cabangnya. penggerak, pengendalian, tingkah laku
Dalam menentukan pelayanan seseorang salam mencapai tujuan. Motivasi
terbaik pada setiap kantor cabang bank dapat berbentuk secara eksternal maupun
ABC terdapat mistery shopper yang internal. Motivasi intrinsik biasanya
bertugas untuk melakukan uji penilaian dan berkorelasi positif dengan pencapaian yang
juga penilaian layanan Branch Service baik, sedangkan motivasi ekstrinsik
Quality (BSQ) dari customer. Penilaian memiliki korelasi negative dengan
BSQ cabang dilakukan dua kali pada setiap pencapaian seseorang. (Ryan & Deci, 2000)
tahunnya. Hasil penilaian BSQ pada Idealnya karyawan yang memiliki
gelombang pertama dan kedua tidak selalu motivasi kerja yang tinggi dilihat
sama. berdasarkan tingkat keaktifan dan
Seperti pada cabang A pada tahun keterlibatannya dalam berbagai kegiatan,
2015 pada penilaian BSQ gelombang terdapat kepuasan dalam dirinya selama
pertama cabang A memperoleh hasil yang melakukan pekerjaan melayani customer,
baik menunjukkan kinerja karyawan yang selalu menganggap pekerjaannya
baik. Namun pada BSQ gelombang kedua, merupakan sesuatu yang penting dalam
penilaian cabang A mengalami penurunan. dirinya, melakukan pekerjaan yang disukai
Penurunan ini sangat disayangkan dan selalu menyelesaikan masalah dalam
dikarenakan adanya kinerja karyawan yang pekerjaannya. Sedangkan karyawan dengan
tidak stabil diduga adanya masalah motivasi motivasi yg rendah, mereka akan cenderung
bekerja karyawan. lebih malas dan kurang aktif dalam
Hal yang sama juga terjadi pada menjalankan pekerjaan, kurang
cabang B. Penilaian BSQ pada gelombang bersemangat dalam melakukan aktifitas di
kedua juga mengalami penilaian yang lingkungan kerja, melakukan kerja dengan
kurang baik. Hal ini terjadi karena beberapa terpaksab dan hanya karena adanya
karyawan sudah merasa puas dengan hasil dorongan dari luar yang mengahruskan
yang dicapai sehingga karyawan tidak karyawan tersebut melakukan pekerjaan.

Jurnal Psikologi, September 2018 2


Sedangkan karyawan dengan dimanusiakan, senang, nyaman dan tidak
motivasi kerja yang rendah, mereka akan takut bertanya kepada pimpinan.
cenderung lebih malas dan kurang aktif Pemimpin yang memberikan
dalam menjalankan pekerjaan, kurang support penuh kepada karyawan agar
bersemangat dalam melakukan aktifitas di karyawan bersemangat dalam bekerja,
lingkungan kerja, melakukan pekerjaan membantu karyawan dalam mengatasi dan
dengan terpaksa dan hanya karena adanya menemukan pemecahan masalah,
dorongan dari luar yang mengharuskan memperhatikan dan memberikan reward
karyawan tersebut melakukan pekerjaan, berupa apresiasi kepada karyawan atas
tidak menjadikan pekerjaan sebagai bagian kemampuan yang dimilikinya, selalu
dari dirinya, tetap harus melakukan melakukan kerja tim yang melibatkan
pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut atasan dan karyawannya. Hal ini
tidak disenanginya dan karyawan tersebut menunjukkan bahwa pemimpin tersebut
tidak bias menolak pekerjaan tersebut. memiliki gaya kepemimpinan
Salah satu faktor yang diduga transformasional. Hal ini dapat
mempengaruhi motivasi kerja yaitu gaya mempengaruhi motivasi kerja karyawan,
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah karyawan akan semangat dalam bekerja,
perilaku atau tindakan pemimpin dalam mencintai pekerjaannya, melakukan
mempengaruhi para anggota atau pengikut pekerjaan dengan senang hati dan juga
dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan performa kerja yang diberikan akan
manajerialnya. (Soekarso, 2010) maksimal. Sebaliknya pemimpin yang
Menurut Bass (2004) pemimpin menuntut kualitas kerja yang selalu baik di
yang berorientasi pada target serta setiap karyawannya, kurang memberikan
menuntut perfect sesuai prosedur adalam support, dukungan kepada karyawannya,
pemimpin yang Transaksional dan pimpinan kurang membantu dalam
pemimpin yang mengayomi, memecahkan setiap masalah karyawannya,
menyemangati, serta memotivasi disebut sehingga membuat karyawan kurang
Transformasional. Pada dasarnya gaya optimal dalam menunjukkan performa
kepemimpinan setiap orang berbeda-beda kerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa
sesuai dengan kepribadian pemimpin pemimpin tersebut memiliki gaya
tersebut. Sehingga dapat dikatakan baik kepemimpinan transaksional. Sehingga
gaya kepemimpinan transaksional dan dapat mempengaruhi motivasi kerja
transformasional diduga dapat karyawan seperti karyawan tidak
mempengaruhi motivasi kerja karyawan. bersemangat dalam bekerja, cenderung
Salah satu faktor yang diduga memengaruhi terpaksa dalam melakukan pekerjaan, tidak
motivasi kerja yaitu gaya kepemimpinan. melakukan pekerjaan dengan senang hati
Ketika pemimpin yang memiliki gaya dan sebagainya.
kepemimpinan yang hanya menilai Hal ini selaras dengan penelitian
berdasarkan hasil akhir tanpa diikuti dengan Savitri (2014) dan Astuti (2013) yang
perintah yang jelas, hubungan interpersonal menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
yang baik dengan bawahannya atau disebut memiliki pengaruh pada motivasi kerja
dengan gaya kepemimpinan transaksional karyawan.
diduga akan menurunkan motivasi kerja Terdapat pengaruh yang signifikan
karyawannya. Karena karyawan merasa gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja.
hanya dituntut untuk mencapai target tanpa Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
ada arahan yang jelas. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh gaya
pemimpin yang mampu dengan cara kepemimpinan terhadap motivasi kerja
pendekatan interpersonal yang baik, dimana karyawan dan mengetahui gaya
pemimpin mau memahami kesulitan kepemimpinan yang dominan di PT Bank
bawahannya, mau bekerja bersama dengan ABC.
para bawahannya, diduga akan
meningkatkan motivasi para bawahannya. Metode Penelitian
Karena karyawan lebih merasa

Jurnal Psikologi, September 2018 3


ukur gaya kepemimpinan ditemukan 8
Rancangan penelitian ini aitem gugur dari 42 aitem sehingga aitem
merupakan penelitian kuantitatif yang tersisa adalah 34 aitem. Sedangkan pada
bersifat non-eksperimental. Penelitian ini alat ukur motivasi kerja jumlah aitem
termasuk dalam penelitian kausalitas, sebanyak 30 aitem dan ditemukan 4 aitem
karena ingin mengetahui pengaruh variabel gugur sehingga tersisa 26 aitem.
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap Pengujian realibilitas alat ukur
motivasi kerja karyawan. dalam penelitian ini dilakukan dengna
Populasi penelitian yang digunakan prosedur internal consistency yaitu
adalah karyawan PT. Bank ABC sebanyak menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu
100 karyawan dengan mengguanakan dengan menghitung varians dari skor tes.
rumus slovin. Sampel yang digunakan Dengan batas nilai realibilitas yaitu ≥ 0,70.
adalah karyawan PT Bank ABC kantor Pada alat ukur gaya kepemimpinan nilai
wilayah ( Jakarta Barat dan Tangerang). realibilitasnya setelah uji coba sebesar (α) =
Metode pengambilan sampel dalam 0,961 dan alat ukur motivasi kerja nilai
penelitian ini menggunakan incidental realibilitasnya setelah uji coba sebesar (α)=
sampling. Teknik penentuan sampel secara 0,968.
kebetulan atau siapa saja yang kebetulan Selanjutnya untuk melihat
(incidental) bertemu peneliti yang dianggap pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
cocok dengan karakteristik sampel yang motivasi karyawan PT. Bank ABC
ditentukan akan dijadikan sampel. menggunakan Uji Regresi Linear dan
(Sugiyono, 2010) untuk mengetahui gaya kepemimpinan
Alat ukur pada penelitian ini berupa yang dominan, peneliti menggunakan
kuesioner dengan menggunakan skala perhitungan Z-score. Peneliti juga
likert. Alat ukur dalam variabel persepsi menggunakan Crosstab untuk melihat
gaya kepemimpinan mengacu dimensi gaya hubungan variabel motivasi kerja dengan
kepemimpinan menurut Bass (2004) yaitu, data penunjang subjek penelitian.
gaya kepemimpinan transaksional dengan
indikator imbalan, manajemen eksepsi Hasil
pasif, dan manajemen eksepsi aktif.
Sedangkan gaya kepemimpinan Untuk pengaruh gaya
transformasional dengan indikator charisma kepemimpinan terhadap motivasi kerja
(charisma) atau pengaruh ideal, rangsangan pada PT Bank ABC diperoleh nilai sig (p)
intelektual (intellectual stimulation), = 0,000 (p<0,05) artinya terdapat pengaruh
Inspirasi (inspiration), dan perhatian yang signifikan gaya kepemimpinan
individual. terhadap motivasi kerja karyawan PT. Bank
Alat ukur dalam variabel motivasi ABC dengan nilai uji regresi linear
kerja merupakan adaptasi berdasarkan skala Y=38,454+0,439x. Nilai koefisien sebesar
motivasi (Ryan & Deci, 2000) dan 0,439 artinya pengaruh gaya kepemimpinan
dimodifikasi oleh peneliti dengan terhadap motivasi kerja dalam penelitian ini
menambahkan item disetiap indikatornya bersifat positif.
sejumlah 3 item pernyataan. Motivasi Untuk melihat gambaran
intrinsik dengan indikator self determinant kategorisasi gaya kepemimpinan, dapat
dan motivasi ekstrinsik dengan indikator dilihat pada table dibawah ini :
integrated regulation, identified regulation,
introjected regulation, dan external Tabel 1. Kategorisasi dari dua Gaya
regulation. Kepemimpinan
Teknik statistik yang digunakan Dimensi Total Persen
untuk menghitung validitas dari alat ukur
yang digunakan adalah Pearson Product
Moment. Dengan batas skor yaitu ≥ 0,3. Transformasional 49 49%
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah Transaksional 51 51%
dilakukan kepada 30 karyawan, pada alat

Jurnal Psikologi, September 2018 4


Berdasarkan tabel kategorisasi dari mempersepsikan atasan memiliki gaya
dua gaya kepemimpinan diketahui bahwa kepemimpinan transaksioanl dan
subjek yang memiliki gaya persepsi gaya transformasional lebih banyak karyawan
kepemimpinan transformasional sebanyak yang memiliki motivasi kerja tinggi. Jadi
49 (49%) subjek. Sedangkan yang memilii dapat disimpulkan karyawan lebih banyak
persepsi gaya kepemimpinan transaksional yang memiliki motivasi kerja tinggi.
sebanyak 51 (51%). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek Untuk melihat gambaran hubungan
yang digunakan dalam penelitian ini variabel motivasi kerja dengan data
cenderung memiliki persepsi gaya penunjang, berikut ini adalah tabel
kepemimpinan transaksional. ringkasan hasil tabulasi silang pada variabel
Selanjutnya peneliti melakukan motivasi kerja dengan data penunjang
kategorisasi pada variabel motivasi kerja subjek menggunakan teknik Pearson Chi
yang berdasarkan perhitungan statistik dari Square pada tabel 3
data yang diperoleh variable motivasi kerja
Tabel 4. Tabulasi silang Motivasi Kerja
µ= 84,33 dan = 11,225.
dengan data penunjang
Data penelitian tersebut selanjutnya
Data Value Df Assymp-
digunakan untuk mengkategorisasikan
Penunjang Sig.
motivasi kerja karyawan PT Bank ABC
dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian (2sided)
disusun norma. Subjek dikategorikan Jenis Pearson 0,596 1 0,440
seperti dibawah ini : Kelamin Chi
Square
Tabel 2. Hasil kategorisasi Motivasi Kerja Usia Pearson 5,263 2 0,072
Chi
Rentang Kategori Frekuensi Persen
Square
Skor sasi
Status Pearson 1,769 1 0,183
X > 92 Tinggi 56 56% Perkawinan Chi
X < 77 Rendah 44 44% Square
Pendidikan Pearson 0,129 1 0,938
Berdasarkan tabel kategorisasi pada Terakhir Chi
tabel diatas diketahui bahwa 56 subjek Square
(56%) termasuk dalam kategorisasi Masa Kerja Pearson 3,477 1 0,176
motivasi kerja tinggi, 44 subjek (44%) Chi
termasuk dalam motivasi kerja rendah. Square
dapat disimpulkan bahwa karyawan PT.
Bank ABC lebih banyak yang memiliki Dari hasil perhitungan pada tabel
motivasi kerja yang tinggi. diatas data penunjang yaitu jenis kelamin,
usia, status perkawinan, pendidikan
Tabel 3. Hasil crosstab kategorisasi gaya terakhir, masa kerja tidak memiliki
kepemimpinan terhadap motivasi kerja hubungan dengan motivasi kerja karena
nilai p > 0,05.
Motivasi Trans Transak Total
Kerja formasi sional Pembahasan
onal
Rendah 19 25 44 Berdasarkan hasil analisis data
(38,8%) (49,0%) (44,%) menggunakan uji regresi linear sederhana
Tinggi 30 26 56 menunjukkan bahwa sig p= 0,000 (p<0,05)
(61,2%) (51,0%) (56,%) yang berarti gaya kepemimpinan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
motivasi kerja karyawan di PT Bank ABC.
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat Artinya gaya kepemimpinan pada setiap
disimpulkan bahwa karyawan yang pemimpin di masing-masing kantor cabang

Jurnal Psikologi, September 2018 5


mempengaruhi semangat kerja, bekerja ada temuan lain yaitu ditemukan bahwa
dengan senang hati yang merupakan karyawn yang berjenis kelamin laki-laki
motivasi kerja dari setiap karyawannya. memiliki motivasi kerja cenderung tinggi
Penelitian ini sejalan dengan hasil lebih banyak sedagkan karyawan
penelitian Pasla, Mandey dan Tulusan perempuan lebih banyak yang memiliki
(2014) yang berjudul Pengaruh Gaya motivasi kerja rendah. Didukung oleh
Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja pernyataan beberapa karyawan yang
Pegawai. Didapatkan hasil bahwa gaya menyatakan, “Pekerjaan ini bukan bidang
kepemimpinan berpengaruh secara positif saya” (item no 22 kuesioner B) dan
terhadap motivasi kerja pegawai. Erlu “Pekerjaan ini tidak saya sukai” (item no
adanya peranan dari pimpinan untuk 24, kuesioner B).
menciptakan komunikasi yang baik antara Dari data tabulasi silang didapati
pegawai dengan pimpinan. hasil bahwa tidak ada hubungan usia
Dalam hasil uji regresi linear dengan motivasi kerja yaitu diperoleh sig
sederhana dalam penelitian ini ditemukan sebesar 0,072. Namun demikian ada temuan
koefisien gaya kepemimpinan sebesar 0,439 lain yaitu ditemukan bahwa karyawan
dengan persamaan linear Y = 38,454 + dengan usia remaja akhir dan dewasa
0,439X. Artinya gaya kepemimpinan madya memiliki motivasi kerja cenderung
memberikan pengaruh positif terhadap tinggi lebih banyak sedangkan karyawan
motivasi kerja. Untuk nilai kontribusi gaya dengan usia dewasa awal lenih banyak yang
kepemimpinan berdasarkan skor R2 = 0,400 memiliki motivas kerja rendah. Karyawan
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dengan usia remaja akhir cenderung
memberikan kontribusi sebesar 40% bersemangat, mampu mengarahkan
terhadap motivasi kerja dan 60% tindakannya kearah positif dan sesuai
dipengaruhi oleh faktor lain seperti dengan tujuan yang diinginkan. Hal ini
lingkungan kerja, kepuasan kerja, prestasi sejalan dengan yang dikatakan oleh
kerja dan sebagainya. Elisabeth B. Hurlock (1978),bahwa pada
Dari data hasil pengolahan cross masa remaja, seseorang ingin selalu
tabulation, memperlihatkan bahwa mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat
karyawan dengan gaya kepemimpinan dan mempunyai energy yang besar,
transformasional cenderung lebih banyak sehingga mendorong merekameraih
yang memilki motivasi kerja tinggi yaitu prestasi. Demikian pula karyawan dengan
sebesar 30 karyawan (30%). Dengan usia dewasa madya yang tidak lagi banyak
demikian atasan yang dinilai bawahannya keinginan dalam karirnya dan hanya ingin
berkharisma, dan menginspirasi berupaya optimal pada pekerjaannya saat
bawahannya membuat karyawan merasa ini.
diperhatikan dan nyaman. Sehingga muncul Dari data tabulasi silang, didapati
emosi positif yang membuat tingkah laku hasil bahwa tidak ada hubungan status
menjadi lebih kreatif, karyawan merasa di perkawinan dengan motivasi kerja yaitu
hargai sehingga karyawan akan lebih diperoleh sig sebesar 0,183. Namun
termotivasi dalam bekerja. Hal ini sejalan demikian ada temuan lain yaitu ditemukan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh bahwa karyawan yang belum menikah
Gopal dan Chowdhury (2014) mengenai memilki motivasi kerja cenderung tinggi
Leadership Styles and Employee lebih banyak sedangkan karyawan menikah
Motivation: An Empirical Investigation in lebih banyak yang memiliki motivasi kerja
A Leading Oil Company in India yang rendah. Hal ini didukung oleh pernyataan
mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan beberapa karyawan yang menyatakan,
transformasiona mamu meningkatkan “Karena pekerjaan ini adalah bagian daru
motivasi kerja karyawan. cara saya memilih untuk menjalani hidup
Dari data tabulasi silang didapati saya” (item no 10, kuesioner B) dan
hasil bahwa tidak ada hubungan jenis “Karena ini adalah jenis pekerjaan yang
kelamin dengan motivasi kerja yaitu di telah saya pilih untuk mencapai beberapa
peroleh sig sebesar 0,440. Namun demikian tujuan penting” (item no 15, kuesioner B).

Jurnal Psikologi, September 2018 6


Dari data tabulasi silang didapati persepsi gaya kepemimpinan transaksional
hasil bahwa tidak ada hubungan pendidikan sebanyak 51 (51%) subjek. Karyawan
terakhir dengan motivasi kerja yaitu merasa pimpinan mereka ingin kinerjanya
diperoleh sig sebesar 0,938. Namun sempurna dan sesuai dengan prosedur,
demikian ada temuan lain yang ditemukan terlalu banyak mengarahkan, kurang mau
bahwa karyawan dengan pendidikan mendengarkan karyawan. Sebaliknya
SMA/SLTA dan S-1/S-2 memiliki motivasi karyawan yang memiliki persepsi gaya
kerja cenderung tinggi lebih banyak kepemimpinan transformasional sebanyak
sedangkan karyawan dengan pendidikan 49 (49%) subjek. Yang menunjukkan
diploma lebih banyak yang memiliki bahwa karyawan merasa pemimpin adalah
motivasi kerja rendah. Adapun karyawan sosok yang mengayomi, memberikan
dengan pendidilkan SMA cenderung semangat, serta dorongan mampu
memiliki motivasi kerja tinggi karena mendorong dirinya dalam bekerja.
alternatif pilihan kerja yang semakin kecil
dan persaingan jumlah pencari kerja yang
tinggi menyebabkan karyawan dengan
pendidikan SMA lebih berusaha optimal
pada pekerjaannya saat ini. Hal ini terlihat Simpulan
dari tingginya minat karyawan lulusan
SMA untuk bekerja sebagai magang bakti Dari hasil penelitian diperoleh hasil
pada PT Bank ABC dari tahun ke tahun. ada pengaruh positif signifikan (sig 0,000)
(HRD, 2016) gaya kepemimpinan terhadap motivasi
Dari data tabulasi silang didapati kerja karyawan PT Bank ABC. Hasil
hasil bahwa tidak ada hubungan masa kerja kategorisasi dari dua tipe gaya
dengan motivasi kerja yaitu diperoleh sig kepemimpinan diketahui bahwa karyawan
sebesar 0,176. Namun demikian ada temuan yang memilih gaya kepemimpinan
lain yaitu ditemukan bahwa karyawan transaksional (51%) lebih banyak
dengan masa kerja 1-3 tahun memiliki dibandingkan dengan karyawan yang
motivasi kerja cenderung tinggi lebih memilih gaya kepemimpinan
banyak sedangkan karyawan dengan masa transformasional (49%). Tidak ada
kerja <1 tahun dan >3tahun lebih banyak hubungan jenis kelamin, usia, status
yang memiliki motivasi rendah. perkawinan, pendidikan terakhir, masa
Masa kerja seseorang dalam kerja terhadap motivasi kerja karyawan.
organisasi perlu diketahui karena masa
kerja meruapakan salah satu indikator
kecenderungan para pekerja dalam berbagai Daftar Pustaka
aspek/segi kehidupan organisasional.
Misalnya pada masa < 1 tahun, karyawan Bass, B. &Avolio, B. (2004). Multifactor
masih dalam tahap menyesuaikan diri baik Leadership Questionnaire: Manual
dengan lingkungan ataupun dengan and Sample Set (3rded.). Menlo Park,
pekerjaannya sehingga motivasi kerja CA: Mind Garden
karyawan rendah. Pada masa 1-3 tahun
karyawan sudah melalui tahap penyesuaian Gopal, R., & Chowdhury, R. G. (2014).
diri, sudah merasa nyaman dan merasa Leadership Styles and Employee
mampu melakukan pekerjaannya sehari- Motivation: An Empirical
hari sehingga motivasi kerja karyawan Investigation in a Leading Oil
cenderung tinggi. Sedangkan > 3 tahun Company in India. International
karyawan khususnya pada bank, mulai Journal of Reasearch in Business
merasakan pekerjaan yang monoton setiap Management (IMPACT) Vol.2 Issue
harinya sehingga merasa bosan dan 5, 1-10.
memiliki motivasi kerja yang rendah.
Berdasarkan hasil data Z-score, HRD. 2016. Wawancara pribadi
memperlihatkan karyawan yang memiliki

Jurnal Psikologi, September 2018 7


Hurlock, Elizabeth B. (1978).
Perkembangan Anak. Penerbit
Erlangga: Jakarta.

Pasla, Samuel D. C., Jantje Mandey dan


Femmy Tulusan. (2014). Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Terhadap
Motivasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
di Dinas Energi Sumber Daya
Mineral Sulawesi Utara. Jbs no 9 vol
2, Desember 2014.

Ryan,Richard M., & Edward L. Deci.


(2000). Intrinsic and Extrinsic
Motivations: Classic Definitions and
New Directions, Contemporary
Educational Psychology, 25, 54-67
(2000) 0361-476X.

Savitri, Ayu Dewiati. (2014). Pengaruh


Gaya Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Motivasi
Kerja Perawat Di Instalasi Rawat
Inap (Irna) II RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang. Psikovidya Vol.18
No.1, pp. 1-23.

Soekarso. (2010). Teori Kepemimpinan.


Mitra Wacana Media: Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif & RND.
Alfabeta: Bandung.

Jurnal Psikologi, September 2018 8

Anda mungkin juga menyukai