Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

UJI STABILITAS
PENGARUH PERUBAHAN DERAJAT KEASAMAN / PH DAN SUHU TERHADAP
STABILITAS KIMIA LARUTAN BAHAN OBAT

Violine Ekaputri Suwardy


KP C / 110119067
Kelompok 2

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA


SURABAYA
2021
Beberapa Dasar Teori untuk Diskusi :
1. Bagaimanakah cara kerja katalis dalam meningkatkan laju suatu reaksi?
Katalis adalah substansi yang mempengaruhi laju reaksi tanpa ikut bereaksi (tidak
mengalami perubahan secara kimiawi). Katalis dapat memperlambat laju reaksi (katalis
negative) atau mempercepat laju reaksi. Cara kerjanya adalah katalis akan berikatan
dengan reaktan yang dikenal sebagai substrat dalam membentuk perantara yang dikenal
sebagai kompleks, yang kemudian terurai untuk meregenerasi katalis dan menghasilkan
produk. Sehingga, katalis menurunkan energi aktivasi dengan mengubah mekanisme
proses dan laju reaksi akan meningkat. Katalis juga dapat bekerja dengan menghasilkan
radikal bebas seperti CH3, yang menghasilkan reaksi berantai cepat. Reaksi berantai adalah
reaksi yang melibatkan atom atau radikal bebas sebagai perantara (kompleks).

2. Mengapa pada pH tertentu suatu larutan obat dapat memiliki stabilitas kimia bahan
optimal?
Karena pada pH tersebut hasil kali k1 [H+] dan k2 [OH-] bernilai kecil, dan hanya k0
yang penting dan reaksi terjadi dengan katalisis pelarut. Artinya, pada pH tersebut katalis
pelarut bekerja sendirian dan katalis asam-basa tidak berpengaruh. Sehingga, laju
peruraian obat menjadi lambat dan stabilitas bahan obat menjadi optimal.

3. Bagaimanakah pengaruh asam basa umum dan asam basa spesifik terhadap stabilitas kimia
bahan obat?
 Asam basa umum
Asam-basa umum dapat mempertahankan pH larutan obat yang optimal. Reaksi larutan
obat yang dikatalisis beberapa komponen dapar dapat mempengaruhi efek pH terhadap
laju reaksi.
 Asam basa spesifik
Larutan obat jika ditambahkan asam atau basa dapat mempercepat proses peruraiannya.
Jika larutan obat didapar, peruraian tidak disertai perubahan konsentrasi asam atau basa
yang signifikan, sehingga reaksi dianggap dikatalisis oleh ion hydrogen atau hidroksil.
4. Bagaimanakah cara membedakan suatu hasil percobaan stabilitas kimia bahan yang
diperiksa dipengaruhi oleh katalis asam basa umum dan asam basa spesifik?
 Asam basa umum
Larutan obat pada pH yang sama, komponen dapar berbeda, laju peruraian berbeda
 Asam basa spesifik
Larutan obat pada pH yang sama, laju peruraian yang tetap sama, dan tidak bergantung
pada komponen dapar, karena peruraian hanya dikatalisis oleh ion H+ dan OH-

5. Apakah syarat uji stabilitas dipercepat?


 Penguraian dipengaruhi suhu
 Kurva 1/T vs log k = linier
 Tidak boleh tercemar / terkontaminasi mikroorganisme
 Tidak boleh mengandung protein terdenaturasi
 Tidak boleh terguncang kuat selama proses pengangkutan
 Laju reaksi orde 1
 Nilai Ea = 10-30 kkal/mol

6. Batasan atau ketentuan apakah yang harus dipenuhi pada uji stabilitas dipercepat?
 Harga Ea = 10-30 kkal/mol
 Bahan yang stabil pada temperature yang tinggi
 Kondisi obat :
- Bukan sediaan emulsi/suspense, karena spektrofotometri tidak bisa mengamati
sediaan ini. Sediaan emulsi juga dapat pecah sehingga terjadi agregasi dan
penggumpalan karena temperature tinggi
- Bukan bahan yang mengandung suspending agent seperti metil selulosa, karena bisa
menggumpal saat pemanasan
- Bukan bahan yang mudah terdenaturasi
- Tidak mengalami autooksidasi atau hidrolisis
- Sediaan tidak terkontaminasi oleh bahan lain
- Bukan sediaan sirup atau suppositoria, karena bisa meleleh pada suhu tinggi
7. Mengapa pada uji stabilitas dipercepat tidak boleh digunakan pengamatan pada
temperature tinggi? Apa yang dimaksud dengan climatic chamber?
 Climatic chamber adalah ruang lingkungan yang digunakan untuk menguji efek dari
kondisi lingkungan tertentu pada barang biologi, produk industry, bahan dan perangkat
elektronik, dan komponen
 Karena suhu tinggi dapat merusak bahan obat, sehingga laju peruraian bukan
merupakan reaksi tunggal. Pada suhu tinggi, absorbansi obat tidak akan terbaca dengan
benar dan dikhawatirkan obat belum terurai sempurna, sehingga pengamatan dilakukan
setelah pendinginan. Pada suhu tinggi juga terjadi autokatalis (peruraian dipercepat oleh
produk).

8. Bagaimanakah pengaruh Ea terhadap reaksi peruraian?

( )

Jika Ea < k : laju peruraian sangat cepat


Jika Ea > k : laju peruraian sangat lambat

9. Cara apa sajakah yang dapat dipakai untuk menentukan batas kadaluarsa sediaan farmasi?
 Konvensional : Dilakukan pada suhu kamar, disimpan dalam jangka waktu tertentu (1-2
tahun), dievaluasi kadarnya dan dihitung cemaran biologisnya.
 Keeping sample : Disimpan dalam pabrik untuk diperiksa bila ada complain dari
konsumen
 Elevated suhu : Produk dimasukkan ke dalam tabung, lalu dipanaskan sampai suhu
tertentu dan dicek kadarnya setiap suhu.

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN
a. Menentukan tetapan laju peruraian bahan obat pada temperatur tertentu
b. Menentukan pengaruh perubahan temperatur terhadap stabilitas suatu bahan obat.
c. Menghitung pengaruh energi aktivasi dalam peruraian suatu bahan obat karena
pengaruh perubahan temperatur.
d. Menganalisa peranan katalis dalam proses peruraian suatu bahan obat dalam bentuk
larutan.
e. Mampu membedakan proses dekomposisi yang terjadi, apakah dikatalisa asam-basa
umum atau dikatalisa asam-basa spesifik.
2. TEORI
Laju suatu reaksi dapat dipengaruhi oleh adanya suatu katalis. Katalis merupakan
senyawa yang dapat mempengaruhi laju reaksi namun senyawa katalis tidak mengalami
perubahan kimia. Keberadaan katalis dapat mempercepat atau memperlambat laju reaksi.
Katalis yang dapat memperlambat laju reaksi disebut katalis negatif atau inhibitor.
Oleh karena katalis tetap tidak mengalami perubahan pada akhir reaksi, maka
energi bebas reaksi tidak mengalami perubahan pada posisi keseimbangan reaksi bolak-
balik.
G = - RT ln K
o

A. Sejumlah larutan bahan obat mengalami percepatan dekomposisi / degradasi dengan


penambahan asam atau basa. Apabila larutan yang didapar mengalami percepatan
dekomposisi yang dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen atau konsentrasi ion
hidroksil maka reaksinya dinyatakan sebagai reaksi yang dikatalisa oleh asam-basa
spesifik.
kobs = ko + k1(H+) + k2(OH-)
B. Percepatan dekomposisi suatu reaksi yang dipengaruhi oleh satu atau lebih komponen
dapar dinyatakan sebagai reaksi yang dikatalisa asam umum atau basa umum.
k = ko +  kici
Peningkatan temperatur biasanya menambah laju reaksi, oleh karena itu peruraian
suatu bahan obat biasanya meningkat dengan kenaikan temperatur. Hubungan antara
laju reaksi peruraian (k) terhadap temperatur(T) dinyatakan dalam persamaan
Arrhenius :
k = A.e-Ea/RT
atau
Ea 1
log k = log A -- ----------- ----
2,303 R T
dengan ketentuan :
k = tetapan laju reaksi, nilainya diperoleh dari perhitungan berdasarkan
persamaan orde reaksinya
A = faktor frekuensi
Ea = energi aktivasi
R = tetapan gas (1,987 kal/mol.der)
T = temperatur absolut
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dibuat kurva antara 1/T terhadap log k
sehingga diperoleh persamaan garis lurus dan harga k pada temperatur kamar dapat
dihitung untuk memprediksi batas daluwarsa suatu bahan obat.

3. PERCOBAAN
a. Alat dan instrumen
Alat yang dipakai dalam percobaan ini, meliputi:
- Botol timbang - Batang pengaduk - Aluminium foil
- Pipet volume - Labu ukur - Gelas ukur
- Corong (kalau perlu) - Tabung reaksi - Beaker glass
- Kaca arloji
Instrumen :
- Spektrofotometer UV-Vis ►Catat Nama, Merk dan Spesifikasi
- pH meter ►Catat Nama, Merk dan Spesifikasi
b. Bahan
Bahan-bahan yang dipakai dalam praktikum ini, meliputi:
- Amoksisilin
- Asam sitrat. 1 H2O  perhatikan jml. air kristal bhn yang ditimbang
- Na3Sitrat  perhatikan jml. air kristal bhn yang ditimbang
- NaH2Sitrat  perhatikan jml. air kristal bhn yang ditimbang
- Na2HSitrat  perhatikan jml. air kristal bhn yang ditimbang
- Etanol
- Aquapurificata
c. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Dapar (ST-1)
(sebelumnya lakukan perhitungan terlebih dahulu dengan persamaan Handerson-
Hasselbach)
Pembuatan dapar sitrat :
pH = 3,5 sebanyak 200 ml ► Hitung komponen dapar yang dibutuhkan
pH = 5,0 sebanyak 200 ml ► Hitung komponen dapar yang dibutuhkan
pH = 6,0 sebanyak 200 ml ► Hitung komponen dapar yang dibutuhkan
1) Timbang masing-masing komponen dapar sesuai dengan pH yang ditentukan
(perhatikan kandungan air kristal dalam bahan yang ditimbang)
2) Larutkan komponen dapar yang telah ditimbang ke dalam aquadest secukupnya,
untuk pelarutan gunakan magnetic stirrer
3) Campurlah kedua larutan tersebut di dalam beker gelas dan tambahkan aquadest
sampai volume 200 ml, aduk sampai homogen
4) Kalibrasi pH meter dan tentukan pH larutan dapar yang dibuat dengan pH meter
5) Bila diperlukan, lakukan penyesuaian pH (to adjust) sampai dicapai pH yang
ditentukan. Ukur dan gunakan larutan fase asam (asam lemah) / basa (basa konjugat)
yang disediakan untuk menyesuaikan pH (to adjust). Hitung dan catat jumlah asam
(asam lemah) / basa (basa konjugat) yang diperlukan untuk sejumlah volume dapar
yang di adjust.
6) Larutan dapat yang diperoleh kemudian disimpan dalam botol, ditutup rapat dan
disimpan untuk percobaan berikutnya ST-2 (Pengaruh pH terhadap stabilitas)
► Catat suhu (T) dan kelembaban udara (RH) ruang praktikum
► Catat Nama, Merk dan Spesifikasi instrumen
4. BAGAN RANCANG PERCOBAAN

(Dicatat suhu (T) dan kelembaban (RH) ruang praktikum)

Dapar pH 3,5 ; 5,0 ; 6,0

pH 3,5 pH 5,0 pH 6,0

Asam Sitrat + NaH2Sitrat NaH2Sitrat + Na2HSitrat Na2HSitrat + Na3Sitrat

Asam NaH2Sitrat NaH2Sitrat Na2HSitrat Na2HSitrat Na3Sitrat


Sitrat (mg) + aq. (mg) + aq. (mg) + aq. (mg) + aq. (mg) +
(mg) + 90 ml 90 ml 90 ml 90 ml aq. 90 ml
aq. 90 ml

Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan


Asam NaH2Sitrat NaH2Sitrat Na2HSitrat Na2HSitrat Na3Sitrat
Sitrat

Dicampur ad homogen + aq ad 200 ml

pH meter
dikalibrasi

pH larutan dapar (3,5 ; 5,0 ; 6,0)


Ditentukan pH dengan pH meter
Jika diperlukan penyesuaian pH

Dapar sitrat Dapar sitrat Dapar sitrat


fosfat fosfat fosfat
pH 3,5 pH 5,0 pH 6,0

Dimasukkan ke botol Dimasukkan ke botol Dimasukkan ke botol

Simpan untuk ST-2 Simpan untuk ST-2 Simpan untuk ST-2


5. DATA PERHITUNGAN
1) Buatlah rancangan jumlah komponen dapar yg digunakan (dapar sitrat) utk membuat
dapar pH = 3,5; dapar pH = 5,0 dan dapar pH = 6,0 masing2 sebanyak 200 ml, dengan
kapasitas dapar  = 0,01. Bila diketahui pKa1 = 3,13; pKa2 = 4,761; pKa3 = 6,396.
(Gunakan persamaan Handerson-Hasselbach)
Diketahui : BM Na2HSitrat.1,5 H2O = 263,11 g/mol
BM NaH2Sitrat = 214,11 g/mol
BM Asam Sitrat.1 H2O = 210,14 g/mol
BM Na3Sitrat.2 H2O = 294,10 g/mol
Jawaban :
a) pH = 3,5 (pKa1 = 3,13)
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]

[ ] [ ]

[ ]
( )
[ ]

( )

[ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] M
[ ] M [ ] M

Asam Sitrat.1 H2O + NaOH NaH2Sitrat + H2O


[A] [G]
[H3Sitrat] = M [NaH2Sitrat] = M
b) pH = 5,0 (pKa2 = 4,76)
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]

[ ] [ ]

[ ]
( )
[ ]

( )

[ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] M
[ ] M [ ] M

NaH2Sitrat + NaOH Na2HSitrat.1,5 H2O + H2O


[A] [G]
[NaH2Sitrat] = M [Na2HSitrat] = M

M M

M M

c) pH = 6,0 (pKa2 = 6,396)


[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]

[ ] [ ]
[ ]
( )
[ ]

( )

[ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] M
[ ] M [ ] M

Na2HSitrat.1,5 H2O + NaOH Na3Sitrat.2 H2O + H2O


[A] [G]
[Na2HSitrat] = M [Na3Sitrat] = M

M M

M M

2) Tentukan komponen dapar manakah yg akan anda gunakan sebagai adjuster apabila ada
penurunan/peningkatan pH!
3) Apabila dibuat dapar pH = 3,5; pH = 5,0; dan pH = 6,0 sebanyak 1 L (pH dapar seperti
tabel), ketika diambil sampel 200 ml, perlu X ml adjuster (data soal). Maka, untuk 1 L
dapar berapakah jumlah (gram) adjuster yang ditambahkan? Apakah kapasitas dapar
tetap?
pH pH terbaca pada pH Conc Adjuster Vol adjuster yg ditambahkan
teoritis meter Schott (dalam 20 ml) hingga tercapai pH teoritis
3,5 2,87 10% 6 ml
5,0 6,15 15% 7 ml
6,0 5.45 10% 8 ml
3,5 4,65 15% 8,5 ml
5,0 4,38 10% 5 ml
Jawaban :
a) pH teoritis = 3,5 ; pH terbaca = 2,87 (pH teoritis > pH terbaca)
Adjuster yang digunakan untuk menaikkan pH adalah NaH2Sitrat
Massa NaH2Sitrat dalam 20 ml = 10% x 20 = 2 gram
Massa NaH2Sitrat dalam 6 ml =

200 ml larutan buffer membutuhkan 6 ml NaH2Sitrat sebagai adjuster, dalam 6 ml


terdapat 0,6 gram NaH2Sitrat. Maka, untuk 1000 ml larutan buffer membutuhkan 0,6
gram x 5 = 3 gram NaH2Sitrat.
Bobot NaH2Sitrat semula = 623,8874 mg dalam 200 ml
0,623 gram dalam 200 ml = 3,119 gram dalam 1000 ml
[A] = (3,119 gram + 3 gram)/214,11 x 1000/1000 = 0,0285 M
C = [A] + [G] = 0,0285 M + 0,01457 M = 0,04314 M

( )

Kapasitas dapar berubah dari 0,01 menjadi 0,02078

b) pH teoritis = 5,0 ; pH terbaca = 6,15 (pH teoritis < pH terbaca)


Adjuster yang digunakan untuk menurunkan pH adalah NaH2Sitrat
Massa NaH2Sitrat dalam 20 ml = 15% x 20 = 3 gram
Massa NaH2Sitrat dalam 6 ml =

200 ml larutan buffer membutuhkan 6 ml NaH2Sitrat sebagai adjuster, dalam 6 ml


terdapat 1,05 gram NaH2Sitrat. Maka, untuk 1000 ml larutan buffer membutuhkan
1,05 gram x 5 = 5,25 gram NaH2Sitrat.
Bobot NaH2Sitrat semula = 293,1714 mg dalam 200 ml
0,293 gram dalam 200 ml = 1,465 gram dalam 1000 ml
[A] = (1,465 gram + 5,25 gram)/214,11 x 1000/1000 = 0,0313 M
C = [A] + [G] = 0,0313 M + 0,01187 M = 0,0432 M

( )

Kapasitas dapar berubah dari 0,01 menjadi 0,0230


c) pH teoritis = 6,0 ; pH terbaca = 5,45 (pH teoritis > pH terbaca)
Adjuster yang digunakan untuk menaikkan pH adalah Na3Sitrat.2 H2O
Massa Na3Sitrat.2 H2O dalam 20 ml = 10% x 20 = 2 gram
Massa Na3Sitrat.2 H2O dalam 8 ml =

200 ml larutan buffer membutuhkan 6 ml Na3Sitrat.2 H2O sebagai adjuster, dalam 6


ml terdapat 0,8 gram Na3Sitrat.2 H2O. Maka, untuk 1000 ml larutan buffer
membutuhkan 0,8 gram x 5 = 4 gram Na3Sitrat.2 H2O.
Bobot Na3Sitrat.2 H2O semula = 359,234 mg dalam 200 ml
0,359 gram dalam 200 ml = 1,796 gram dalam 1000
ml
[G] = (1,796 gram + 4 gram)/294,10 x 1000/1000 = 0,0197 M
C = [A] + [G] = 0,0152 M + 0,0197 M = 0,0349 M

( )

Kapasitas dapar berubah dari 0,01 menjadi 0,0164

d) pH teoritis = 3,5 ; pH terbaca = 4,65 (pH teoritis < pH terbaca)


Adjuster yang digunakan untuk menurunkan pH adalah Asam Sitrat.1 H2O
Massa Asam Sitrat.1 H2O dalam 20 ml = 15% x 20 = 3 gram
Massa Asam Sitrat.1 H2O dalam 6 ml =

200 ml larutan buffer membutuhkan 6 ml Asam Sitrat.1 H2O sebagai adjuster, dalam
6 ml terdapat 0,6 gram Asam Sitrat.1 H2O. Maka, untuk 1000 ml larutan buffer
membutuhkan 1,275 gram x 5 = 6,375 gram Asam Sitrat.1 H2O.
Bobot Asam Sitrat.1 H2O semula = 259,985 mg dalam 200 ml
0,259 gram dalam 200 ml = 1,3 gram dalam 1000
ml
[G] = (1,3 gram + 6,375 gram)/210,14 x 1000/1000 = 0,0365 M
C = [A] + [G] = 0,01457 M + 0,0365 M = 0,05107 M

( )

Kapasitas dapar berubah dari 0,01 menjadi 0,0250


e) pH teoritis = 5,0 ; pH terbaca = 4,38 (pH teoritis > pH terbaca)
Adjuster yang digunakan untuk menaikkan pH adalah Na2HSitrat.1,5 H2O
Massa Na2HSitrat.1,5 H2O dalam 20 ml = 10% x 20 = 2 gram
Massa Na2HSitrat.1,5 H2O dalam 6 ml =

200 ml larutan buffer membutuhkan 6 ml Na2HSitrat.1,5 H2O sebagai adjuster,


dalam 6 ml terdapat 0,5 gram Na2HSitrat.1,5 H2O. Maka, untuk 1000 ml larutan
buffer membutuhkan 0,5 gram x 5 = 2,5 gram Na2HSitrat.1,5 H2O
Bobot Na2HSitrat.1,5 H2O semula = 624,623 mg dalam 200 ml
0,624 gram dalam 200 ml = 3,123 gram dalam
1000 ml
[A] = (3,123 gram + 2,5 gram)/263,11 x 1000/1000 = 0,0213 M
C = [A] + [G] = 0,0213 M + 0,01187 M = 0,0331 M

( )

Kapasitas dapar berubah dari 0,01 menjadi 0,0176

6. PEMBAHASAN
Dapar sitrat dapat dibuat dengan senyawa monohidrogen dan dihidrogen sodium
sitrat karena kedua senyawa tersebut larut dalam air. Dalam pembuatan Ph tertentu,
digunakan Na sitrat dengan pKa yang paling mendekati dengan nilai ph yang diinginkan.
Ph dapat yang akan dibuat juga dapat disesuaikan karena monohidrogen dan dihidrogen
sodium sitrat memiliki harga Ka yang spesifik.
Besarnya resistensi buffer terhadap perubahan ph disebut sebagai kapasitas buffer
(β). Koppel dan Spiro dan Van Slyke memperkenalkan konsep kapasitas buffer dan
mendefinisikannya sebagai rasio kenaikan basa kuat atau asam terhadap perubahan kecil
pada ph yang disebabkan oleh penambahan ini. Kapasitas buffer dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
[ ]
[ ]
Pada praktikum ST-1, pembuatan dapar dilakukan dengan menggunakan dapar
asam sitrat dengan NaOH pada ph 3,5;5,0;6,0.
H3Sitrat + NaOH → NaH2Sitrat + H2O pKa1 = 3,13
NaH2Sitrat + NaOH → Na2HSitrat + H2O pKa2 = 4,76
Na2HSitrat + NaOH → Na3Sitrat + H2O pKa3 = 6,40
Dalam pembuatan dapar ini, perhitungan dilakukan dengan menggunakan
persamaan Henderson-Hesselbach untuk mengetahui massa dari asam dan basa garam
konjugat.
[ ]
pH = pKa + log [ ]

Penambahan adjuster asam [A] dilakukan apabila pH yang terbaca memiliki nilai
lebih tinggi dibandingkan dengan pH teoritis. Sehingga disini adjuster asam berfungsi
untuk menurunkan nilai pH agar sesuai dengan pH teoritisnya. Penambahan adjuster basa
garam konjugat [G] dilakukan apabila pH yang terbaca memiliki nilai lebih rendah
dibandingkan dengan pH teoritis. Sehingga disini adjuster basa garam konjugat berfungsi
untuk menaikkan nilai pH agar sesuai dengan pH teroritisnya. Nilai pH yang terbaca dapat
lebih tinggi maupun lebih rendah dibandingkan dengan nilai pH teoritis mungkin saja
terjadi karena kesalahan pembulatan decimal yang harus ditimbang pada komponen dapar,
terdapat sisa komponen dapar yang tertinggal, dan pH aquadem tidak netral.

7. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
 pH meter yang terbaca tidak sesuai dengan pH teoritis sehingga perlu ditambahkan
komponen dapar (adjuster) untuk mendapatkan pH yang diinginkan
 Penambahan adjuster menyebabkan perubahan kapasitas dapar karena
mempengaruhi penambahan massa salah satu komponen dapat [A] atau [G].
Sehingga, terjadi perubahan konsentrasi total asam dan garam (C) yang akan
mempengaruhi nilai kapasitas dapar.
b. Saran
 Lebih teliti dalam menyelesaikan perhitungan
 Lebih memperhatikan dalam pemilihan komponen dapar yang akan ditambahkan
sebagai adjuster.
8. PUSTAKA
Sinko, PJ. 2011. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 6th ed. P.318-
359
Martin, Alfred. Physical Pharmacy Chemical Principles in the Pharmaceutical Sciences
4thed. P.713

Anda mungkin juga menyukai