UJI STABILITAS
PENGARUH PERUBAHAN DERAJAT KEASAMAN / PH DAN SUHU TERHADAP
STABILITAS KIMIA LARUTAN BAHAN OBAT
2. Mengapa pada pH tertentu suatu larutan obat dapat memiliki stabilitas kimia bahan
optimal?
Karena pada pH tersebut hasil kali k1 [H+] dan k2 [OH-] bernilai kecil, dan hanya k0
yang penting dan reaksi terjadi dengan katalisis pelarut. Artinya, pada pH tersebut katalis
pelarut bekerja sendirian dan katalis asam-basa tidak berpengaruh. Sehingga, laju
peruraian obat menjadi lambat dan stabilitas bahan obat menjadi optimal.
3. Bagaimanakah pengaruh asam basa umum dan asam basa spesifik terhadap stabilitas kimia
bahan obat?
Asam basa umum
Asam-basa umum dapat mempertahankan pH larutan obat yang optimal. Reaksi larutan
obat yang dikatalisis beberapa komponen dapar dapat mempengaruhi efek pH terhadap
laju reaksi.
Asam basa spesifik
Larutan obat jika ditambahkan asam atau basa dapat mempercepat proses peruraiannya.
Jika larutan obat didapar, peruraian tidak disertai perubahan konsentrasi asam atau basa
yang signifikan, sehingga reaksi dianggap dikatalisis oleh ion hydrogen atau hidroksil.
4. Bagaimanakah cara membedakan suatu hasil percobaan stabilitas kimia bahan yang
diperiksa dipengaruhi oleh katalis asam basa umum dan asam basa spesifik?
Asam basa umum
Larutan obat pada pH yang sama, komponen dapar berbeda, laju peruraian berbeda
Asam basa spesifik
Larutan obat pada pH yang sama, laju peruraian yang tetap sama, dan tidak bergantung
pada komponen dapar, karena peruraian hanya dikatalisis oleh ion H+ dan OH-
6. Batasan atau ketentuan apakah yang harus dipenuhi pada uji stabilitas dipercepat?
Harga Ea = 10-30 kkal/mol
Bahan yang stabil pada temperature yang tinggi
Kondisi obat :
- Bukan sediaan emulsi/suspense, karena spektrofotometri tidak bisa mengamati
sediaan ini. Sediaan emulsi juga dapat pecah sehingga terjadi agregasi dan
penggumpalan karena temperature tinggi
- Bukan bahan yang mengandung suspending agent seperti metil selulosa, karena bisa
menggumpal saat pemanasan
- Bukan bahan yang mudah terdenaturasi
- Tidak mengalami autooksidasi atau hidrolisis
- Sediaan tidak terkontaminasi oleh bahan lain
- Bukan sediaan sirup atau suppositoria, karena bisa meleleh pada suhu tinggi
7. Mengapa pada uji stabilitas dipercepat tidak boleh digunakan pengamatan pada
temperature tinggi? Apa yang dimaksud dengan climatic chamber?
Climatic chamber adalah ruang lingkungan yang digunakan untuk menguji efek dari
kondisi lingkungan tertentu pada barang biologi, produk industry, bahan dan perangkat
elektronik, dan komponen
Karena suhu tinggi dapat merusak bahan obat, sehingga laju peruraian bukan
merupakan reaksi tunggal. Pada suhu tinggi, absorbansi obat tidak akan terbaca dengan
benar dan dikhawatirkan obat belum terurai sempurna, sehingga pengamatan dilakukan
setelah pendinginan. Pada suhu tinggi juga terjadi autokatalis (peruraian dipercepat oleh
produk).
( )
9. Cara apa sajakah yang dapat dipakai untuk menentukan batas kadaluarsa sediaan farmasi?
Konvensional : Dilakukan pada suhu kamar, disimpan dalam jangka waktu tertentu (1-2
tahun), dievaluasi kadarnya dan dihitung cemaran biologisnya.
Keeping sample : Disimpan dalam pabrik untuk diperiksa bila ada complain dari
konsumen
Elevated suhu : Produk dimasukkan ke dalam tabung, lalu dipanaskan sampai suhu
tertentu dan dicek kadarnya setiap suhu.
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN
a. Menentukan tetapan laju peruraian bahan obat pada temperatur tertentu
b. Menentukan pengaruh perubahan temperatur terhadap stabilitas suatu bahan obat.
c. Menghitung pengaruh energi aktivasi dalam peruraian suatu bahan obat karena
pengaruh perubahan temperatur.
d. Menganalisa peranan katalis dalam proses peruraian suatu bahan obat dalam bentuk
larutan.
e. Mampu membedakan proses dekomposisi yang terjadi, apakah dikatalisa asam-basa
umum atau dikatalisa asam-basa spesifik.
2. TEORI
Laju suatu reaksi dapat dipengaruhi oleh adanya suatu katalis. Katalis merupakan
senyawa yang dapat mempengaruhi laju reaksi namun senyawa katalis tidak mengalami
perubahan kimia. Keberadaan katalis dapat mempercepat atau memperlambat laju reaksi.
Katalis yang dapat memperlambat laju reaksi disebut katalis negatif atau inhibitor.
Oleh karena katalis tetap tidak mengalami perubahan pada akhir reaksi, maka
energi bebas reaksi tidak mengalami perubahan pada posisi keseimbangan reaksi bolak-
balik.
G = - RT ln K
o
3. PERCOBAAN
a. Alat dan instrumen
Alat yang dipakai dalam percobaan ini, meliputi:
- Botol timbang - Batang pengaduk - Aluminium foil
- Pipet volume - Labu ukur - Gelas ukur
- Corong (kalau perlu) - Tabung reaksi - Beaker glass
- Kaca arloji
Instrumen :
- Spektrofotometer UV-Vis ►Catat Nama, Merk dan Spesifikasi
- pH meter ►Catat Nama, Merk dan Spesifikasi
b. Bahan
Bahan-bahan yang dipakai dalam praktikum ini, meliputi:
- Amoksisilin
- Asam sitrat. 1 H2O perhatikan jml. air kristal bhn yang ditimbang
- Na3Sitrat perhatikan jml. air kristal bhn yang ditimbang
- NaH2Sitrat perhatikan jml. air kristal bhn yang ditimbang
- Na2HSitrat perhatikan jml. air kristal bhn yang ditimbang
- Etanol
- Aquapurificata
c. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Dapar (ST-1)
(sebelumnya lakukan perhitungan terlebih dahulu dengan persamaan Handerson-
Hasselbach)
Pembuatan dapar sitrat :
pH = 3,5 sebanyak 200 ml ► Hitung komponen dapar yang dibutuhkan
pH = 5,0 sebanyak 200 ml ► Hitung komponen dapar yang dibutuhkan
pH = 6,0 sebanyak 200 ml ► Hitung komponen dapar yang dibutuhkan
1) Timbang masing-masing komponen dapar sesuai dengan pH yang ditentukan
(perhatikan kandungan air kristal dalam bahan yang ditimbang)
2) Larutkan komponen dapar yang telah ditimbang ke dalam aquadest secukupnya,
untuk pelarutan gunakan magnetic stirrer
3) Campurlah kedua larutan tersebut di dalam beker gelas dan tambahkan aquadest
sampai volume 200 ml, aduk sampai homogen
4) Kalibrasi pH meter dan tentukan pH larutan dapar yang dibuat dengan pH meter
5) Bila diperlukan, lakukan penyesuaian pH (to adjust) sampai dicapai pH yang
ditentukan. Ukur dan gunakan larutan fase asam (asam lemah) / basa (basa konjugat)
yang disediakan untuk menyesuaikan pH (to adjust). Hitung dan catat jumlah asam
(asam lemah) / basa (basa konjugat) yang diperlukan untuk sejumlah volume dapar
yang di adjust.
6) Larutan dapat yang diperoleh kemudian disimpan dalam botol, ditutup rapat dan
disimpan untuk percobaan berikutnya ST-2 (Pengaruh pH terhadap stabilitas)
► Catat suhu (T) dan kelembaban udara (RH) ruang praktikum
► Catat Nama, Merk dan Spesifikasi instrumen
4. BAGAN RANCANG PERCOBAAN
pH meter
dikalibrasi
[ ] [ ]
[ ]
( )
[ ]
( )
[ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] M
[ ] M [ ] M
[ ] [ ]
[ ]
( )
[ ]
( )
[ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] M
[ ] M [ ] M
M M
M M
[ ] [ ]
[ ]
( )
[ ]
( )
[ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ] M
[ ] M [ ] M
M M
M M
2) Tentukan komponen dapar manakah yg akan anda gunakan sebagai adjuster apabila ada
penurunan/peningkatan pH!
3) Apabila dibuat dapar pH = 3,5; pH = 5,0; dan pH = 6,0 sebanyak 1 L (pH dapar seperti
tabel), ketika diambil sampel 200 ml, perlu X ml adjuster (data soal). Maka, untuk 1 L
dapar berapakah jumlah (gram) adjuster yang ditambahkan? Apakah kapasitas dapar
tetap?
pH pH terbaca pada pH Conc Adjuster Vol adjuster yg ditambahkan
teoritis meter Schott (dalam 20 ml) hingga tercapai pH teoritis
3,5 2,87 10% 6 ml
5,0 6,15 15% 7 ml
6,0 5.45 10% 8 ml
3,5 4,65 15% 8,5 ml
5,0 4,38 10% 5 ml
Jawaban :
a) pH teoritis = 3,5 ; pH terbaca = 2,87 (pH teoritis > pH terbaca)
Adjuster yang digunakan untuk menaikkan pH adalah NaH2Sitrat
Massa NaH2Sitrat dalam 20 ml = 10% x 20 = 2 gram
Massa NaH2Sitrat dalam 6 ml =
( )
( )
( )
200 ml larutan buffer membutuhkan 6 ml Asam Sitrat.1 H2O sebagai adjuster, dalam
6 ml terdapat 0,6 gram Asam Sitrat.1 H2O. Maka, untuk 1000 ml larutan buffer
membutuhkan 1,275 gram x 5 = 6,375 gram Asam Sitrat.1 H2O.
Bobot Asam Sitrat.1 H2O semula = 259,985 mg dalam 200 ml
0,259 gram dalam 200 ml = 1,3 gram dalam 1000
ml
[G] = (1,3 gram + 6,375 gram)/210,14 x 1000/1000 = 0,0365 M
C = [A] + [G] = 0,01457 M + 0,0365 M = 0,05107 M
( )
( )
6. PEMBAHASAN
Dapar sitrat dapat dibuat dengan senyawa monohidrogen dan dihidrogen sodium
sitrat karena kedua senyawa tersebut larut dalam air. Dalam pembuatan Ph tertentu,
digunakan Na sitrat dengan pKa yang paling mendekati dengan nilai ph yang diinginkan.
Ph dapat yang akan dibuat juga dapat disesuaikan karena monohidrogen dan dihidrogen
sodium sitrat memiliki harga Ka yang spesifik.
Besarnya resistensi buffer terhadap perubahan ph disebut sebagai kapasitas buffer
(β). Koppel dan Spiro dan Van Slyke memperkenalkan konsep kapasitas buffer dan
mendefinisikannya sebagai rasio kenaikan basa kuat atau asam terhadap perubahan kecil
pada ph yang disebabkan oleh penambahan ini. Kapasitas buffer dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
[ ]
[ ]
Pada praktikum ST-1, pembuatan dapar dilakukan dengan menggunakan dapar
asam sitrat dengan NaOH pada ph 3,5;5,0;6,0.
H3Sitrat + NaOH → NaH2Sitrat + H2O pKa1 = 3,13
NaH2Sitrat + NaOH → Na2HSitrat + H2O pKa2 = 4,76
Na2HSitrat + NaOH → Na3Sitrat + H2O pKa3 = 6,40
Dalam pembuatan dapar ini, perhitungan dilakukan dengan menggunakan
persamaan Henderson-Hesselbach untuk mengetahui massa dari asam dan basa garam
konjugat.
[ ]
pH = pKa + log [ ]
Penambahan adjuster asam [A] dilakukan apabila pH yang terbaca memiliki nilai
lebih tinggi dibandingkan dengan pH teoritis. Sehingga disini adjuster asam berfungsi
untuk menurunkan nilai pH agar sesuai dengan pH teoritisnya. Penambahan adjuster basa
garam konjugat [G] dilakukan apabila pH yang terbaca memiliki nilai lebih rendah
dibandingkan dengan pH teoritis. Sehingga disini adjuster basa garam konjugat berfungsi
untuk menaikkan nilai pH agar sesuai dengan pH teroritisnya. Nilai pH yang terbaca dapat
lebih tinggi maupun lebih rendah dibandingkan dengan nilai pH teoritis mungkin saja
terjadi karena kesalahan pembulatan decimal yang harus ditimbang pada komponen dapar,
terdapat sisa komponen dapar yang tertinggal, dan pH aquadem tidak netral.