Anda di halaman 1dari 4

BAHAYA BID’AH, TAHAYUL DAN KHURAFAT

Para ulama berkata : “Sesungguhnya kebanyaknya bid’ah itu didasarkan oleh hasrat pribadi”.

Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian
kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang
yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka
hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih.(QS. An Nuur (24), 63)

Penyebutan Nabi Muhammad SAW tidak boleh sebagaimana memanggil teman lain. Maka
sebutan untuk Nabi Muhammad SAW ada yang memanggil Abu Khasim, Rasulullah dan
lainnya. Sebutan “sayyidi” belum pernah ditemukan dalam hadist shahih, sebutan yang paling
tinggi dan utama adalah Rasulullah. Dari ayat tersebut diatas ditekankan bahwa orang-orang
yang menyalahi perintah rasul akan ditimpakan cobaan atau ditimpakan azab yang pedih. Barang
siapa yang beramal dengan maksud berbuat baik, tetapi tidak ada perintah dari Rasulullah, maka
amalannya ditolak, dan termasuk orang yang tersesat.

3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala, dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah,
(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan, pada hari ini orangorang kafir telah
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku, pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu, maka barang
siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maidah (5), 3).

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An
Nisaa (4), 59).

116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah, mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS. Al An’aam (6),116).

Mereka berdusta terhadap Allah seperti menghalalkan memakan apa-apa yang telah diharamkan
Allah dan mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah
mempunyai anak, juga melakukan suatu ibadah dengan harapan pahala padahal Rasulullah
tidak mengajarkannya. Abu Dzar Al Ghifari Berkata : “Tidak ada yang diabaikan oleh
Nabi SAW, sampai burung yang mengepakkan sayapnya di langit, beliau telah
mengajarkan kepada kami tentang ilmunya”. Dalam hal ini Rasulullah telah menepati sifat
tabligh, yaitu menyampaikan ilmu dari Allah. Salman Al Farisy Berkata (ketika ditanya
apakah Nabi telah mengajarkan cara berhajat) : “Ya, beliau telah melarang kami
menghadap kiblat ketika buang hajat dan melarang kami membersihkan hajat dengan
kurang dari tiga batu atau dengan tangan kanan atau dengan kotoran kering atau dengan
tulang”

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa Islam melalui Rasulullah telah memberi petunjuk,
membimbing dan mengatur umatnya dari hal yang besar (tauhid) sampai hal yang kecil
(kebutuhan pribadi), sehingga merupakan ajaran yang lengkap. Dengan menambah (mengada-
ada) ibadah berarti menganggap Islam atau ajaran Rasulullah kurang lengkap.

PENGERTIAN BID’AH
Menurut bahasa : sesuatu yang baru (diada-adakan). Menurut istilah : sesuatu yang diadaadakan
di dalam masalah agama yang menyelisihi apa yang ditempuh Nabi SAW dan para sahabatnya,
baik berupa aqidah maupun amal. (Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin).

Macam-Macam Bid’ah :
1. Bid’ah Qouliyah I’tiqodiyah:
bid’ah yang bersifat pemikiran dan akidah. Contoh: Pernyataan bahwa Ali bin Abu Thalib
lebih utama dari Nabi Muhammad SAW.
2. Bid’ah fil ‘Ibaadah :
a. bid’ah fie ushulil ‘ibadah (membuat ibadah yang tidak ada dasar dalam syariat :
sholat/puasa tertentu di luar syariat, perayaan-perayaan dsb.)
b. bid’ah fie ziaadatil ‘ibaadah (menambahkan sesuatu pada ibadah yang telah disyariatkan :
menambah rakaat sholat dll).
c. bid’ah dalam pelaksanaan ibadah yang disyariatkan sehingga tidak sesuai dengan anjuran
atau sunnah Nabi : dzikir bersama dengan suara keras/merdu; memperketat diri dalam
suatu ibadah sampai keluar dari batas sunnah.
d. bid’ah dengan mengkhususkan waktu tertentu dalam melaksanakan ibadah yang
disyariatkan: puasa dan tahajjud nisfu sya’ban.

Prinsip dalam ibadah adalah : Semua ibadah itu dilarang, kecuali dalil yang memerintahkan (dari
Allah dan Rasulillah). Prinsip dasar diluar ibadah adalah : segala sesuatu boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang melarangnya

Kami bersama Rasulullah suatu hari, dan beliau memberi peringatan sampai hati kami bergetar
dan meneteskan air mata. Kemudian kami berkata, Ya Rasulullah berikanlah kami petunjuk.
Rasulullah menjawab : Hendaklah kalian itu bertaqwa kepada Allah, kamu mendengar dan
kamu taat. Sesungguhnya seorang hapsi (Abasyiah) karena tidak taqwa kepada Allah, mereka
akan didatangi perselisihan / perbedaan yang besar.Wajib bagi kamu untuk melaksanakan
sunnahku dan sunnah khulafarhasidin yang telah diberi petunjuk. Dan pegangi itu seperti kamu
menggigit dengan gigi geraham. Dan wajib kamu tinggalkan oleh kamu perkara-perkara yang
diada-adakan. Karena tiap tiap bid’ah itu adalah sesat.”(Ibnu Majjah, juga Abu Dawud dalam
lafal yang berbeda).

Hadist riwayat Muslim (1718) , Rasulullah bersabda : Barang siapa yang mengada-adakan
dalam urusan agama, tetapi tidak berdasarkan pada perintah yang ada, maka dia tertolak.
Hadist riwayat Muslim (867) , Rasulullah bersabda: Sebaik-baik perkataan adalah firman Allah,
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW, dan sejelek-kelek perkara adalah
sesuatu yang diada-adakan (bid’ah), dan setiap bid’ah itu adalah sesat.

Bahaya Bid’ah (Aspek I’tiqody) :


1. Tasabbuh / menyerupai dengan umat Yahudi dan Nasrani, sudah menjadi kebiasaan
Yahudi dan Nasrani untuk menambah ajaran agama.
2. Melecehkan kesempurnaan agama Islam yang telah dibawa Nabi Muhammad SAW,
karena menganggap ajaran Nabi masih kurang.
3. Penentangan terhadap firman Allah dan penyelisihan terhadap hadits-hadits Nabi SAW
tentang bid’ah dan perintah untuk menjauhinya.
4. Menuduh Nabi SAW menutupi ajaran yang mesti harus disampaikan kepada umatnya.
5. Menempatkan diri sederajat dengan Rasul SAW sebagai pembawa risalah/penentu
ajaran.
6. Menyesatkan diri dan orang lain, karena maksud yang baik dilakukan dengan cara
yangsalah (dlolalah).

Bahaya Bid’ah (Aspek Amaliah):


1. Merusak amalan-amalan syar’i yang telah ditentukan oleh Allah dan RasulNya
2. Tersingkirnya amalan sunnah yang disyariatkan oleh bid’ah yang melembaga
3. Cenderung kepada perbuatan syirik, ghuluw (berlebihan) yang merusak kemurnian Islam
4. Mengaburkan nilai-nilai ibadah dan ketentuan syariat
5. Amalan tertolak dan berdosa.

Bahaya Bid’ah (Aspek Syi’ar Islam):


1. Memudarnya citra Islam sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan secara
holistik, (hablun minallah dan hablun minannas)
2. Memecahbelah umat Islam, karena bid’ah tidak mungkin selalu sama dan meluasnya
fitnah dalam agama/syirik
3. Hilangnya perhatian umat terhadap aspek-aspek pokok ajaran (ushul) dan lebih
mengedepankan aspek-aspek cabang (furu’)

Perbandingan Bid’ah Vs Sanna Sunnatan Khasanah ( Contoh jalan yang baik/ Sunni).

BID’AH SANNA SUNNATAN KHASANAH


Mengadakan ibadah yang baru dalam Memberi contoh amal yang baik dalam
Islam Dimaksudkan sebagai bentuk ibadah Islam
dengan kaifiyat tertentu Kreatifitas untuk Dimaksudkan sebagai cara, sarana dalam
menuju kebaikan di luar yang diajarkan melaksanakan perintah
Nabi Bertumpu pada prinsip ittiba’ Nabi dalam
tujuan dan kaifiyat

Prinsip-Prinsip Mutabba’ah Nabi (mengikuti ajaran Nabi) :


1. Sebab : alasan mengerjakannya, hanya diterima jika dilatarbelakangi oleh sesuatu yang
disyariatkan, puasa jelang bangun rumah tidak sah
2. Jenis : harus sesuai dengan ketentuan, kuda tidak sah untuk kurban
3. Kadar/bilangan/takaran : sholat subuh 3 rakaat tidak sah
4. Kaifiyah/cara : sesuai dengan ketentuan, wudhu tidak sah jika tidak tertib
5. Waktu : sesuai dengan ketentuan, menyembelih kurban pada 1 dzulhijjah tidak sah
6. Tempat : thowaf di monas tidak sah

PENGERTIAN KHURAFAT
Mempercayai suatu benda/tempat/hari/waktu/bacaan/tulisan dan yang sejenisnya mempunyai
kekuatan dan pengaruh yang dapat memberikan manfaat dan atau madharat secara i’tiqody
(keyakinan).

PENGERTIAN TAKHAYYUL
Mempercayai suatu kejadian/keadaan/firasat/ramalan tertentu akan menyebabkan terjadinya
sesuatu yang belum diketahui.

BAHAYA KHURAFAT DAN TAKHAYYUL


1. Manusia tersandera oleh sesuatu yang tidak ada dasar dan ilmunya
2. Manusia berada di bawah ikatan/pengaruh sesama makhluk yang merendahkan
kedudukannya
3. Membodohkan/menistakan dan cenderung menempuh jalan pintas
4. Menumbuhkan sikap pesimis, fatalistis, primitif, skeptis, ghuluw, egois, opportunis,
takabur dll.
5. Pintu syirik yang berbahaya dan berdosa

Jadi bid’ah merusak agama dan keyakinan terhadap Allah dan Rasulullah. Sedangkan khurafat
dan takhayul merendahkan menusia sebagai makhluk yang tertinggi dihadapan Allah. Sehingga
adanya tauhid adalah untuk membebaskan manusia dari seluruh kenistaan tersebut, karena semua
hanya untuk Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai