Anda di halaman 1dari 2

Bab 4 (Saling menasehati dalam islam)

 Siswa dapat mengetahui syarat khatib, rukun khutbah (2,3)

 Rukun khutbah
1) Membaca hamdallah
2) Membaca syahadatain
3) Membaca shalawat
4) Berwasiat taqwa
5) Membaca ayat al-Qur’ān pada salah satu khutbah
6) Berdoa pada khutbah kedua
 khatib
1) Islam
2) Ballig
3) Berakal sehat
4) Mengetahui ilmu agama
 Siswa dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara tabligh, dakwah dan khutbah (4,5,8)
 Khutbah berasal dari kata: khataba, yakhtubu, khutbatan bermakna memberi nasihat dalam kegiatan
ibadah seperti; ṡalat (ṡalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo, Kusuf), wukuf, dan nikah. Menurut
istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun
tertentu yang berkaitan langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah. Misalnya khutbah
Jumat untuk ṡalat Jum’at, khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah. Khutbah diawali dengan
hamdallah, salawat, wasiat taqwa, dan doa.
 Tabligh berasal dari kata: ‫( َبَلَغ‬balagha) yang berarti menyampaikan, memberitahukan dengan lisan.
Menurut istilah, tablig adalah kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah Swt. secara lisan kepada satu
orang Islam atau lebih untuk diketahui dan diamalkan isinya. Misalnya, Rasulullah saw.
memerintahkan kepada sahabat yang datang di majlisnya untuk menyampaikan suatu ayat kepada
sahabat yang tidak hadir.
 Dakwah berasal dari kata: yang berarti memanggil, menyeru, mengajak pada sesuatu hal. Menurut
istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang atau lebih ke jalan Allah Swt. secara
lisan atau perbuatan. Di sini dikenal adanya da’wah billisān dan da’wah bilhāl. Kegiatan bukan hanya
ceramah, tetapi juga aksi sosial yang nyata.
 Siswa dapat menghafal hadist ( buku pdf) pada halaman 58 dan memahami ayat Al Quran yang ada di
bab 4 (6,7)
 “Man ro’a minkum munkaran, fal yughoyyir biyadihi, fa in lam yastathi’ fa bilisanihi, fain lam
yastathi’ fa bi qolbihi, fakadzalika adh’aful iman,” Dari Abi Said al-Khudri ra. berkata, saya
mendengar Rasulullah saw. bersabda: barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah
dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya. apabila tidak mampu maka
dengan hatinya (tidak mengikuti kemungkaran tersebut), dan itu selemah-lemahnya iman. (HR.
Muslim)
 “Waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-
mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn” yang artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S Al-Imran/3: 104)
 Ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau'iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan, inna
rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa a'lamu bil-muhtadīn. Artinya: Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
 Siswa dapat memahami istilah “mauidzoh hasanah” & Al mujadalah (1,8)
 Secara teoritis, al-Qur'an menawarkan metode yang tepat guna dalam menegakan dakwah, yaitu
dengan cara bijaksana (hikmah), nasehat yang baik (al-Mauidzah al-Hasanah) dan berdiskusi yang
baik (al-Mujadalah).
Bab 6 Prilaku Taat, Kompetis idalam kebaikan, dan etos kerja
 Siswa dapat memahami terkait pemahaman ulul Amri menurut para ulama. (11,12,13)
 Ulil Amri (pemimpin) adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengurus kepentingan-
kepentingan umat.
 Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil
Amri (pemegang kekuasaan)) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(Q.S. an-Nisā/4: 59) Asbābu al-Nuzūl atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah
berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah saw. mengangkatnya
menjadi pemimpin dalam sariyyah (perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw.). As-Sady
berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika
keduanya diangkat oleh Rasulullah saw. sebagai pemimpin dalam sariyah. Q.S. an-Nisā/4: 59
memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah Swt., perintah Rasulullah saw., dan ulil
amri. Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat.

Anda mungkin juga menyukai