Anda di halaman 1dari 44

No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 1 dari 44

[NAMA PROJECT SESUAI SOW] [LOKASI]

Company
PT PP Persero (Tbk.) EPC Division

Contractor
PT. Andema Makmur Sejahtera
LOGO
KONTRAKTOR

Document No. [CONTRACTOR CODE]-PP-DVEPC-QHSE-


[AREA CODE]-HSEMP-001
Authorized HSE Dept.

Issued Date DD MONTH YYYY

0 Issued for approval


0 Issued for review
Project Manager Director HSE Reps. HSE Site Manager
Rev. Prepared By Approved By Reviewed By Approved By
Description
Number
PT. ANDEMA MAKMUR SEJAHTERA PT. PP (PERSERO) TBK DIVISI EPC
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 2 dari 44

1. GENERAL

1.1. General View of Contractor


Nama : PT . ANDEMA MAKMUR SEJAHTERA
Alamat : Jl .Merdeka Timur No.61A , Mon geudong, Kec. Banda Sakti –
kota Lhokseumawe 24351 – propinsi Aceh.
No.Telepon/ fax : +62 645 / 40740 . Mobile +62 811-6066-060 , +62 811-6700-
543
Alamat Email : marketing@andema.co
Website : www.andema.co

1.2. Purpose Of HSE Plan


Menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan dokumentasi Sistem
Manajemen Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang berisi tentang
kebijakan, tujuan, program, prosedur dan instruksi di bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dengan mengacu pada persyaratan Permenaker Nomor 5
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-04/MEN/1987 Tentang Panitia
Pembina Keselamatan Kerja serta tata cara penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
1.3. Scope of Project
Lingkup pekerjaan kontraktor sesuai kontrak:
a. Pengadaan, pengiriman, dan pemasangan [nama pekerjaan] sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam PO yang diterbitkan berdasarkan
Perjanjian ini.
b. Pembuatan shop drawing dan as built drawing.
c. Pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi Personel, bahan-bahan, peralatan,
dan alat-alat sesuai manpower dan equipment schedule yang disetujui
PIHAK PERTAMA.
d. Penyampaian informasi tertulis jika akan memobilisasi dan demobilisasi
peralatan dan alat-alat. Mobilisasi dan demobilisasi dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
e. Pekerjaan persiapan yaitu kantor sementara dan bedeng pekerja untuk
pelaksanaan Pekerjaan.
f. Penyediaan tim pemeliharaan sebanyak dua (2) orang untuk pelaksanaan
kewajiban PIHAK KEDUA di Masa Perbaikan Cacat Mutu.
g. Pelaksanaan Pekerjaan dalam dua (2) shift (jika diperlukan) untuk
pemenuhan schedule yang didukung dengan terbukanya lahan/area dan
adanya Pekerjaan yang tersedia.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 3 dari 44

h. Pengetesan mutu Pekerjaan yang mencakup semua prosedur tes,


pelaksanaan tes, dan laporan hasil pengetesan sesuai dengan ketentuan
Hukum yang Berlaku dan ketentuan yang disyaratkan oleh PIHAK PERTAMA
dan Pemilik
1.4. References
Cantumkan referensi standar yang digunakan kontraktor sesuai lingkup pekerjaan
1.5. Abbreviation
HSE : Health Safety and Environment
Company : PT PP (Persero) Tbk Divisi EPC
Contractor : PT XXX
……. : …….
……. : …….

2. LEADERSHIP AND COMMITMENT

2.1. HSE Commitment

Perusahaan memiliki organisasi keselamatan kerja yang dapat terlihat dalam Buku
Pedoman SMHSE mengenai Struktur Organisasi Perusahaan dan Struktur Organisasi
Departemen HSE (terlampir attachment ) dan mengenai tanggung jawab HSE
(terlampir).

2.2. HSE Policy


Metode yang digunakan untuk menarik perhatian karyawan adalah sbb:
- Memasang Program HSE ditempat yang mudah dibaca oleh karyawan
- Membagikan Buku Panduan mengenai HSE kepada seluruh karyawan
- Dibacakan (disampaikan) dalam acara-acara Safety Meeting atau didisplaykan
ditempat kerja
memberikan penjelasan kepada karyawan terhadap perubahan kebijakan dengan jalan
menjelaskan melalui “Program SMHSE WORKSHOP” bahwa setiap karyawan mempunyai
tanggung jawab mengenai keselamatan kerja dan memberi gambaran akan kejadian
kecelakaan yang akhirnya merugikan karyawan sendiri. Reputasi dan kepercayaan
Perusahaan menyediakan dan mengadakan pengecekan kepada pekerja dalam melakukan
pekerjaan untuk menggunakan APD/PPE dan mengikuti prosedur kerja yang benar
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 4 dari 44

2.3. Drug and Alcohol Abuse Policy

Perusahaan pada prinsipnya mendukung Program Pemerintah dan Perusahaan-


Perusahaan untuk memberantas Miras/Narkoba dan menerapkan peraturan yang
ketat/disiplin tinggi untuk semua karyawan yang bekerja dilingkungan perusahaan
dengan memberikan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini juga
ditegaskan dalam agreement tertulis saat karyawan diterima bekerja.

3. HSE OBJECTIVE, TARGET, AND PROGRAM

Objective HSE adalah

 melindungi personel dari bahaya kesehatan yang mungkin terkait dengan pekerja

 Memberikan lingkungan bebas kecelakaan untuk karyawan dan Kontraktor

 Mempertahankan kepatuhan dengan semua persyaratan Hukum / Peraturan HSE

yang berlaku

 Meningkatkan budaya HSE di antara karyawan dan Kontraktor

 Mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kinerja secara teratur

Hse Target adalah:

 80% kepatuhan tahunan terhadap rencana pelatihan

 100% kepatuhan tahunan pertemuan tinjauan manajemen hse

 90% kepatuhan tahunan latihan tiruan darurat

 90% kepatuhan tahunan inspeksi dan audit hse

 90% kepatuhan tahunan terhadap situs manajemen berjalan turun

 Clouser dari semua audit internal / eksternal dan rekomendasi investigasi insiden

dengan kerangka waktu yang ditentukan

 Pelaporan kartu spot rata-rata 90% oleh setiap departemen dari total staf
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 5 dari 44

 Pengurangan konsumsi 1,5%

3.1. Lagging Indicator

NO OBJECTIVE MEASUREMENT TARGET REMARK

1 Total Recordable Incident 0 case


Fatality Case
Rate
Lost Time Injury Case 0 case
Restricted Work Day Case (RWDC) 0 case
Medical Treatment Case 0 case
2 Environmental Protection Number of Environmental Incident 0 case Case of violation of
environmental
regulation,
Case of chemical / oil
spill ≥ 1 bbl (0.16 m3)
3 Occupational health Number of Occupational illness case 0 case

4 Customer Satisfaction Number of formal Complaint from 0 complaint


PP EPC
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 6 dari 44

3.2. Leading Indicator


Sesuaikan dengan lingkup pekerjaan

NO OBJECTIVE MEASUREMENT TARGET

Once / 3 months or Once per


1 Management Involved Number of management visit
project
Number of HSE Joint Inspection Weekly
Emergency
2 Number of Emergency Drill Once / month
preparedness
All emergency equipment are inspected and comply to
Monthly
standar
Emergency team training Early of project start
3 HSE Communication Number of toolbox meeting Daily
PP EPC General Safety Talk Weekly
(sebutkan internal program lainnya)
4 HSE Campaign (sebutkan program terkait HSE campaign)
5 HSE awareness All workers receive HSE Induction prior to work 100%
Number of conducted HSE awareness training Monthly
Submitted HSE Observation Card (POP-C) 1 card / person / week
(sebutkan internal program lainnya)
All Heavy equipment & vehicle are inspected and comply
6 HSE Inspection Premob, daily pre-use
to standar
All Light vehicle are inspected and comply to standar Premob, daily pre-use
All hand & power tools are inspected and comply to
Pre-use
standar
All machine and electrical are inspected and comply to
Daily
standard
Number of Workplace Inspection Daily
Number of Hygiene and sanitation Inspection Weekly
All PPE are inspected and comply to standard Weekly
7 Personnel Health MCU result “fit to work” for all employees 100%
Noise measurement during high noise work
Environmental
8 Waste balance sheet Weekly
monitoring
9 Audit and Evaluation Conducted Internal Audit
Conducted External Audit (Including PP EPC)

CA Tracker closure rate 90% / week


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 7 dari 44

3.3. HSE Program

4. STANDARD AND REGULATION

Standart yang dijadikan prioritas utama meliputi:


- Berkerja dengan aman dari kecelakaan dilapangan selama bekerja
- Menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan disekitarnya
- Inspeksi peralatan kerja secara rutin dan menindaklanjutinya dengan maintenance preventive
- Memantau secara terus menerus pelaksanaan SMHSE
- Karyawan akan diberikan pelatihan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing sesuai
Program Kerja HSE Bag. 5 Buku Pedoman SMHSE mengenai Pengetahuan dan Pelatihan
Keterampilan dan Matrix Program.
- Karyawan yang akan diterima bekerja harus mengikuti Program Induksi/Orientasi
sebagaimana Panduan Dasar Keselamatan Kerja mengenai Manajemen Program Standart

5. ORGANIZATION, RESPONSIBILITIES, COMPETENCY, AND STANDARD

5.1. Organization
Data Terlampir Attachment 3
5.2. Responsibility of Key Personnel
Data Terlampir Attachment 3
5.3. Pelatihan dan Kompetensi
5.3.1. Matriks Pelatihan
Data Terlampir Attachment 4
5.3.2. Rencana Pelatihan
Data Terlampir Attachment 4

6. HSE COMMUNICATION

Ketentuan yang dibuat untuk pertemuan Komunikasi HSE meliputi:


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 8 dari 44

- Membuat jadwal pertemuan manajemen sebagaimana terlampir pada sasaran HSE


Bag. Buku Pedoman SMHSE/Petunjuk dasar Keselamtan Kerja
- Membuat laporan Bulanan Kegiatan HSE
- Menampung dan menerima usulan dari lapangan dimana intinya untuk
mensukseskan Program HSE

Meeting Period PIC


Project management kontraktor & PP HSE
Kick of Meeting & PJA Prior to Project Starting
Coord.
Project management kontraktor & PP HSE
HSE Plan Bridging Document Prior to Project Starting
Coord.
Prior to worker start working in
HSE Induction PP HSE Coord.
site / when visitor coming
Toolbox meeting Daily / Before shift starting HSE Manager
General Safety Meeting Weekly HSE Kontraktor
HSE Meeting
(sebutkan program lainnya)
HSE Publication
(sebutkan, misal poster, bulletin,
dll)

Semua laporan dan informasi yang diterima dikaji dan dianalisa sebagai bahan materi
untuk menetapkan kebijakan sehubungan dengan inprovisasi HSE yang akan datang

6.1. Kick Off Meeting and Pre Job Activity (Pre-Mobilization)

Agar Kick Off Meeting yang diadakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Manajer Proyek harus menyusun daftar kegiatan
pertemuan secara berurutan. Daftar kegiatan pertemuan ini biasanya disebut dengan
Agenda HSE. Berikut ini adalah agenda HSE kick-off meeting:

 Pengenalan

Suatu proyek bisa saja melibatkan banyak perusahaan, departemen, unit kerja
dan kelompok kerja. Oleh karena itu, agenda pertama dalam Kick Off Meeting
adalah memperkenalkan setiap orang yang berada di dalam Kickoff meeting
ini. Hal ini dapat membantu meningkatkan kenyamanan dalam pertemuan dan
menciptakan suasana yang lebih kolaboratif terutama pada orang-orang yang
menghadiri Kick-off meeting ini.

 Ringkasan Tentang Proyek

Setelah memperkenalkan setiap orang yang berada dalam pertemuan perdana


ini, langkah selanjutnya adalah memberikan paparan ringkas tentang proyek
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 9 dari 44

yang akan dijalankan. Mulai latar belakang proyek, anggaran proyek hingga
pada tujuan dan Visi Misi pada proyek ini.

 Ruang Lingkup dan Hasil yang diinginkan

Agar Proyek berjalan sesuai dengan harapan dengan tenggat waktu yang
diberikan, Setiap orang dalam Proyek harus memahami apa yang termasuk
atau yang tidak termasuk dalam ruang lingkup proyek ini dan hasil apa yang
diharapkan dari tim proyek ini. Dalam Agenda ini juga membahas tentang garis
besar prosedur dan aturan pada proyek yang akan dijalankan.

 Peran dan Tanggung Jawab

Setelah membahas ruang lingkup, tujuan dan hasil proyek, perlu diidentifikasi
setiap kelompok, tim atau individu yang akan mengerjakan dan/atau yang
memantau proyek. Berikan uraian singkat tentang tanggung jawab dan tugas
mereka di setiap tahap proyek. Jika semua orang mengerti apa yang
diharapkan dari mereka, manajer proyek tidak perlu menghabiskan banyak
waktu dikemudian hari hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
tidak perlu.

 Jadwal Waktu (Time Scedule)

Setiap proyek pasti memiliki batas waktunya, Manajer Proyek atau ketua tim
proyek harus menentukan jadwal waktu untuk setiap fase proyek dan
komunikasikan ke setiap anggota timnya. Periksa kembali tugas-tugas spesifik
dan diskusikan waktu yang harapkan dari setiap tugas. Peserta diharapkan
untuk memberitahukan ke Manajer Proyek apabila merasa ada tugas yang
diberikannya tidak tepat atau tugas yang diberikan tersebut memerlukan waktu
penyelesaian yang lebih lama ataupun untuk mengantisipasi adanya masalah
dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Perkuat faktor-faktor kunci yang
memengaruhi keberhasilan proyek dan berikan penjelasan tentang mengapa
faktor-faktor ini penting.

 Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam penyelesaian proyek. Manajer


Proyek perlu menentukan jadwal rapat selanjutnya dan jalur atau metode
komunikasi apa yang harus digunakan. Berikan Metode Komunikasi yang
paling efisien dan efektif dalam proyek ini, seperti komunikasi melalui E-mail,
Intranet Perusahaan, Telepon, Aplikasi Chatting (wechat, whatsapp,
messanger, LINE dan lain-lainnya) atau melalui pembaruan informasi melalui
situs web manajemen proyek tertentu. Pastikan semua informasi untuk metode
komunikasi seperti nomor telepon, alamat email, id chatting ataupun tautan
lainnya sudah diberikan kepada semua tim proyek atau pemangku kepenting
proyek ini.

 Tanya Jawab (Q&A)


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 10 dari 44

Terakhir, tanyakan kepada semua peserta Kickoff Meeting ini apakah masih
ada yang belum jelas ataupun masalah lain yang terlewati yang belum dibahas
dalam Kickoff Meeting ini. Inilah waktu khusus yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta rapat.

6.2. HSE Plan Bridging document

Isi dari ‘Bridging’ Dokumen minimal harus mencakup hal-hal dibawah ini:

 Judul proyek dan status revisi dokumen


 Daftar sirkulasi dan tandatangan persetujuan
 Gambaran proyek termasuk tanggal dan penyelenggaraan kontrak
 Kombinasi struktur organisasi operasional
 Identifikasi dan alokasi personil kunci, peran dan tanggung jawabnya
 Nomor kontak personil kunci dan lokasi proyek
 Identifikasi lingkup dan prosedur kerja teknis dan K3
 Prosedur Tanggang Darurat
 Inspeksi dan Penilaian Formal
 Kerjasama logistis (transportasi, sarana pendukung kerja, barang konsumsi, dll)

 
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 11 dari 44

6.3. HSE Induction


Untuk HSE Induction yang dilakukan oleh PP EPC
Kontraktor harus menyerahkan dokumen pendukung masing-masing personal
berupa:
 Salinan kartu identitas (KTP/SIM/Passport)
 Salinan Medical Check Up sesuai standar PP EPC dengan hasil “Sehat untuk
bekerja”
 Salinan sertifikat keahlian dan/atau lisensi sesuai posisi pekerja dan permintaan
PP EPC
 Formulir permintaan akses personal (Personnel Access Request)

6.3.1. Toolbox Meeting


Kontraktor diwajibkan mengikuti toolbox meeting setiap pagi dan sebelum
memulai shift kerja untuk membahas rencana kerja, kesiapan pekerja, alat,
identifikasi bahaya dan mitigasi resiko, izin kerja, dan sebagainya untuk
mendukung pekerjaan yang akan dilakukan di hari itu.
Toolbox meeting yang dilakukan secara rutin dan bertujuan menekankan pentingnya
penerapan K3 dalam suatu pekerjaan, pastikan pertemuan singkat ini menjadi sesuatu
hal yang menyenangkan agar semua pekerja mengikuti Toolbox meeting tersebut.
Sebagai supervisor atau safety officer yang menjadi koordinator meeting, harus mencari
cara agar toolbox meeting tidak membosankan. Berikut trik yang dapat Anda praktekkan
saat melakukan toolbox meeting:

 Menggunakan pendekatan baru dengan studi kasus


Agar pekerja lebih antusias dan termotivasi mengikuti toolbox meeting,
alangkah baiknya jika Anda menggunakan pendekatan atau metode baru.
Salah satunya dengan studi kasus, Anda bisa menceritakan contoh kasus
sesuai pekerjaan yang hendak dilakukan, kecelakaan kerja, atau
berhubungan dengan audiensi.
 Menyampaikan informasi atau isu terbaru terkait K3
Selain membahas mengenai prosedur kerja, potensi bahaya, dan
pengendaliannya, Anda juga bisa menambahkan informasi menarik dan ter-
update yang berhubungan K3 atau pekerjaan yang akan dilakukan. Materi
ini tentu akan disukai para pekerja karena memberikan informasi baru bagi
mereka, terutama bagi pekerja baru.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 12 dari 44

 Libatkan pekerja dalam toolbox meeting


Ajak para pekerja untuk lebih aktif menyampaikan pendapatnya
dalam toolbox meeting. Anda bisa meminta pendapat para pekerja
mengenai suatu topik. Selalu respons setiap pertanyaan yang diajukan oleh
audiensi meeting. Terjalinnya komunikasi dua arah antara supervisor
atau safety officer dengan pekerja menjadikan toolbox
meeting berlangsung lebih akrab dan hangat. Keaktifan pekerja
dalam toolbox meeting dapat mencerminkan kepedulian mereka mengenai
penerapan K3 di tempat kerja.
 Buatlah toolbox meeting yang ringkas, padat, dan jelas
Penyajian materi yang bertele-tele hanya akan membuat
suasana meeting jadi membosankan. Selain pemilihan topik yang menarik,
pastikan pembahasan juga dibuat ringkas, padat, dan jelas. Pastikan juga
 waktu toolbox meeting tidak melebihi 10-15 menit. Adapun hal-hal
yang dijelaskan dalam toolbox meeting, di antaranya:
 Pekerjaan yang akan dilakukan, termasuk prosedur pelaksanaannya.
 Bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
 Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
secara benar dan aman.
 Tindakan pengendalian bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
 Isu atau informasi terbaru mengenai K3 atau berhubungan dengan
topik yang diangkat.
 Berikan penghargaan kepada pekerja yang aktif menerapkan K3
Penghargaan atau reward juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan
kinerja dan memotivasi pekerja agar bekerja lebih baik lagi. Namun,
penghargaan di sini bukan terkait pemberian bonus dalam bentuk materi
atau hadiah lainnya, tetapi dalam bentuk sertifikat kepada pekerja yang
telah melakukan pekerjaan dengan baik dengan menerapkan K3.
 Meski waktunya terbatas, pelaksanaan toolbox meeting tidak boleh main-
main. Supervisor atau safety officer yang bertugas sebagai koordinator
harus merencanakan toolbox meeting sebaik dan se-efekif
 mungkin. Pastikan semua pekerja yang terlibat memahami apa yang telah
dijelaskan pada toolbox meeting. Anda dapat mengeceknya dengan cara
bertanya dan membenarkan pendapat dari pekerja
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 13 dari 44

6.3.2. HSE Meeting


Untuk pelaksanaan HSE meeting di tempat kerja, maka pertemuan harus
terorganisir dengan baik dan didokumentasikan pada saat periode pelaksanaan
pekerjaan. HSE meeting bisa dijadwalkan harian, mingguan dan bulanan. Hal ini
dipimpin oleh
Manajer Proyek Kontraktor atau perwakilan harus dilibatkan termasuk
perwakilan pekerja dari setiap departemen.
Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memastikan kesadaran tim untuk setiap
potensi bahaya, risiko dan dampak yang mungkin hadir dalam basis pekerjaan
mereka sendiri dan dapat mengembangkan kontrol dan penilaian metode pada
proyek. Bila perlu, pertemuan tak terjadwal dapat diadakan untuk setiap kondisi
kritis atau berbahaya (contoh: critical lifting, masuk ruang terbatas, insiden, dll).
Hal ini didokumentasikan dan disimpan oleh perwakilan HSE di tempat kerja.
Berikut adalah jenis-jenis pertemuan / hse meeting yang umum dilakukan di
proyek-proyek oil and gas, yaitu:
 Daily Tool Box Meeting / Pre job Meeting
Tujuan dari toolbox meeting/ pre job meeting ini adalah untuk
mengidentifikasi tugas atau pekerjaan sehari-hari dari setiap team
pekerja tentang bahaya yang terkait pekerjaan dan tindakan pencegahan
yang diperlukan. Penilaian Risiko / Risk Assessment (jika ada) harus
disosialisasikan dalam meeting ini. Pembukaan dilakukan oleh mandor /
pengawas
yang akan membahas masalah yang timbul dari setiap pekerjaan. Pekerja
juga boleh melakukan diskusi dua arah dan memberikan masukan-
masukan terkait tindakan pencegahan.
 Weekly Safety Talk Meeting
Pertemuan ini dilakukan setiap seminggu sekali dan menghabiskan waktu
sekitar 30 menit
dengan membahas topik HSE yang mungkin ditujukan kepada kelompok
pekerja proyek dan disajikan oleh pemimpin kelompok untuk masalah
topik seperti program keselamatan, wilayah kerja yang bersangkutan,
trend potensi kebiasaan pekerja, kinerja hse, penghargaan keselamatan,
dll. HSE Departemen akan membantu pemimpin kelompok untuk
menyediakan topik pada setip pertemuan mingguan dan menggabungkan
dengan program perusahaan.
 Management Walkthrough Meetings
Pertemuan ini melibatkan partisipasi manajemen bergabung dalam
melakukan inspeksi atau kunjungan di lokasi proyek yang berkaitan
dengan aspek HSE dan kualitas dalam wilayah proyek. Program ini akan
menghasilkan laporan inspeksi dan di mana setiap temuan dikumpulkan
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 14 dari 44

dan dibahas untuk memperoleh tindakan perbaikan yang diperlukan.


Setiap permasalahan HSE atau masalah lain juga dibahas untuk
memastikan implementasi terbaik di lokasi proyek.
 Monthly HSE Committee Meeting
HSE Commitee atau Rapat P2K3 ini adalah program pertemuan rutin
bulanan dengan melibatkan manajemen dan semua lini pengawasan yang
sejalan dengan kegiatan proyek dengan membahas tentang pencapaian
kinerja HSE dan upaya untuk meningkatkan kinerja proyek.
 Kick-Of f Meeting
Sebelum memulai pekerjaan atau pekerjaan penting, semua pihak yang
terlibat akan melakukan Kick off meeting. Tujuan dari pertemuan ini
adalah untuk mengembangkan koordinasi sebelum memulai pekerjaan.
Dalam pertemuan ini, hal-hal berikut harus dibahas terkait dengan
persyaratan keselamatan yaitu: rencana keselamatan kerja dari suatu
pekerjaan, peralatan dan bahan yang dibutuhkan, tugas dan tanggung
jawab masing-masing pekerja, prosedur dan administrasi HSE, system izin
untuk bekerja, sistem tanggap darurat, dan program HSE lain yang perlu
dilaksanakan pada pekerjaan proyek.
Untuk memastikan semua agenda dan hasil pertemuan terekam dan diketahui oleh
manajemen pusat. Semua yang dibahas dalam pertemuan di tuangkan dalam Minute of
meeting dan ditandangani oleh pihak Terkait untuk kemudian di serahkah ke manajemen
pusat.

7. PLAN AND WORK METHOD

Deskripsikan kurva S atau sistem monitoring project lain yang digunakan untuk project
yang spesifik dan sesuai lingkup kerja

Berikan dan jelaskan Matrix Rencana program HSE sesuai KPI

Lampirkan prosedur atau instruksi kerja yang terkait yang akan digunakan untuk
mengelola resiko HSE yang sesuai dengan lingkup kerja kontraktor.

Contohnya termasuk (sesuai dengan lingkup kerja kontraktor):


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 15 dari 44

 Manual handling (Mandatory)


 Fire prevention (Mandatory)
 PPE (Mandatory)
 Spill prevention (Mandatory)
 Waste management (Mandatory)
 Maintenance and servicing of heavy equipment, vehicle, and machinery
(Mandatory)
 Housekeeping (Mandatory)
 Emergency response (Mandatory)
 Chemical handling
 Confined space entry
 Working at height
 Scaffolding activity
 Excavation
 Safety driving
 Hot work (welding, gridding, etc.)
 Electrical hazard
 Loading unloading
 Lifting
 Pre-Commissioning and Commissioning
 Hygiene and sanitary

8. RISK MANAGEMENT

8.1. Risk Assessment and Mitigation Plan


Metode dan rencana kontraktor dalam mengidentifikasi bahaya awal selama
proyek adalah:
1. Mengumpulkan semua informasi mengenai bahaya yang ada di tempat
kerja
2. Melakukan inspeksi secara langsung untuk menemukan potensi bahaya
yang ada di tempat kerja
3. Melakukan identifikasi bahaya terhadap kesehatan kerja
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 16 dari 44

4. Melakukan investigasi pada setiap insiden yang terjadi


5. Melakukan identifikasi bahaya yang terkait dengan situasi darurat dan
aktivitas non rutin
6. Mengelompokan sifat bahaya yang teridentifikasi, menetukan langkah-
langkah pengendalian sementara, dan menentukan prioritas bahaya yang
perlu pengendalian secara permanen
8.1.1. Job Safety and Environmental Analysis (JSEA)
Kontraktor dalam menganalisa bahaya menggunakan metode job Hazard Analysis
(JHA) dengan teknik yang berfokus pada tahapan pekerjaan sebagai cara untuk
mengindentifikasi bahaya sebelum suatu kejadian yang tidak dinginkan muncul.
Metode ini lebih lebih fokus pada interaksi antara pekerja, tugas/pekerjaan,alat,
lingkungan. Setelah diketahui bahaya yang tidak bisa dihilangkan, maka dilakukan
usaha untuk menghilangkan atau mengurangi resiko bahaya ketingkat level yang
bisa diterima.
8.1.2. Hazard Operability of Engineering Design and Operational Equipment Condition

HAZOP adalah suatu metode identifikasi bahaya yang sistematis,telili dan


terstruktur untuk mengidentifikasi sebagai permasalahan yang mengganggu
jalannya proses dan resiko yang terdapat pada suatu peralatan yang dapat
menimbulkan resiko merugikan bagi manusia/fasilitas pada sistem.
Dengan kata lain metode ini digunakan sebagai upaya pencegahan sehingga
proses yang berlangsung dalam suatu sistem dapat berjalan lancar dan aman.
Tujuan penggunaan hazop sendiri adalah untuk meninjau suatu proses atau
operasi pada suatu sistem secara otomatis untuk menentukan apakah proses
penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tak
diinginkan. Mencari berbagai faktor penyebab yang memungkin kan tejadinya
kondisi abnormal tersebut, dan menentukan konsokuensi yang merugikan
sebagai akibat terjadi nya penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi yang telah
berhasil diidentifikasi
8.1.3. Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA)
Berikan tabel HIRA dengan sesuai dengan lingkup pekerjaan / aktivitas kontraktor
di project

8.2. Permit to Work


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 17 dari 44

TYPE AUTORIZATION VALIDATION NOTE


EXPIRY
Cold Main Permit 7 Times (Max.) 2x24 hrs for cold
WP after be
aproved by RSES
Hot 1 Shift One(7 times in safe Can be revalidated
area) once (RSES
Aproval required)
Process/Mech.Isolation Up to main permit Once (Last as long Can be long-term
as main permit)
Electrical Isolation Up to main permit Once (Last as long Can be long-term
as main permit)
Confine Space Entry Up to main permit Once
Radiography Up to main permit Once
Diving Up to main permit Once
Lifting Operations Up to main permit Once
Hot Tapping Up to main permit Once
Excavation Up to main permit Once
Service Vessel Stand Alone Can be Long Term
Operation
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 18 dari 44

8.3. Chemical Handling


Jelaskan bahan kimia yang akan digunakan selama project sesuai lingkup
pekerjaan, metode / prosedur pengelolaan dan penanganan bahan kimia
8.4. Health Monitoring

Pada pelaksanaan Pekerjaan PT . Andema Makmur Sejahtera meyiapkan kartu Peka


( Pengamatan keselamatan kerja ) yang digunakan untuk mencatat USAFE
ACT,UNSAFE CONDITION dan NEARMISS di lingkungan pelaksanaan pekerjaan.yang
tidak hanya terbatas dengan hal – hal terkait dengan keselamatan kerja namun juga
aspek kesehatan kerja dan lindungan lingkungan. Kartu PEKA didistribusikan kepada
pekerja dilapangan , operator dan pembantu operator serta personil yang terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan.dan di laporkan setiap akhir minggu.
Berikan standar pemeriksaan MCU yang mengacu pada standar PP EPC

Jelaskan metode / prosedur kontraktor dalam memastikan semua pekerja telah


dilindungi oleh asuransi kecelakaan kerja
8.5. Personal Protective Equipment
NO Nama alat pelindung diri Standarisasi
1 Hard Head / Topi Pelindung EN 397 / ANSI Z89.1Type Class / SNI
2 Safety shoes / sepatu kerja EN ISO 20345 / ANSI Z41 / SNI
3 Work Gloves / sarung tangan EN 388 / SNI
4 Safety Glass / Kacamata pelindung ANSI Z87.1 /SNI
5 Ear Protection /Pelindung telinga AS / NZS 1270 / SNI
6 Safety Harness / Pelindung jatuh EN 361 / EN 358 / SNI
7 Rubber Gloves / Sarunf Tangan karet ASTM D120, Tipe I / EN 60903 / SNI
8 Face Shield / pelindung Muka CE EN175. 1
9 Fire Extinguiser / Alat pemadan Api NFPA 10
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 19 dari 44

Jelaskan spesifik tipe APD kontraktor yang dipakai di project sesuai dengan lingkup
kerja kontraktor yang merujuk pada standar APD PP EC

Berikan matriks kebutuhan APD sesuai posisi, aktivitas, dan potensial bahaya para
pekerja.

Jelaskan metode yang digunakan kontraktor untuk memastikan APD terdistribusi


pada semua pekerja dan memastikan semua pekerja manggunakan APD dengan
benar, tepat, dan sesuai kelayakannya.

NO ACTIVITY POTENTIAL HAZARD TYPE OF PPE STANDARD REMARKS


1 General activity Flash fire Protective clothing Long-sleeved clothing
Skin exposure (c/w reflective stripes)
UV radiation
Red color Specified Fabric Weight HSE Personnel
4.5 oz/ yd
Scot lite reflective m-3M
Japan drill material
Scotch lite reflective
Cotton 100%, Japan drill material Workers
Orange color
Scotch lite reflective
Falling and Sharp Safety Shoe ANSI Z41.1 or ASTM 2413
Objects Dual density polyurethane outsole
Complete with midsole and toe cap
Impact from flying Safety helmet ANSI Z89.1-2009 Type 1, Class E & G
particles
Dust Safety glasses clear ANSI Z87.1 AS/NZS 1337
UV Radiation Mirror clear lens color UV385
Dazzling
Prescription Lens ANSI Z87.1 AS/NZS 1337
safety glasses
with side shields
Dust Dust mask OSHA 29 CFR 1910.134
Airborne contaminant NIOSH – N95
2 Chemical Chemical splash Chemical gloves EN 374-3
handling 100% Nitrile compound material
Sol-Vex
Safety glasses ANSI Z87.1
CE (EN 166)
Respirator with TPR Material
specific cartridge ANSI Z88.2 or AS/NZS 1715:2009

3 Working at Fall Full Body Harness ANSI Z359.1 and F2413


Height double lanyard
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 20 dari 44

NO ACTIVITY POTENTIAL HAZARD TYPE OF PPE STANDARD REMARKS


Gloves Cotton material with one side PVC
dots
4 Noise area Hearing lost Ear plugs AS/NZS1270:1999
Ultra-Fit (in carrying case)
Ear plugs AS/NZS1270:1999
5 Welding electric Optical radiation, Welding Shield Ultra-Fit (in carrying case)
arc, gas cutting, ANSI Z87.1 2003
torch brazing, Hot sparks Lens thickness requirements must
torch soldering be at least 3.0 mm thick
molten metal
Welding gloves Thermal protection
OSHA 3151-12R 2003
EN407
6 Manual handling Sharps objects Gloves Cotton material with one side PVC
Lightweight dots
Slippery objects
Cut resistant gloves EN388 Impact Cut
Cut resistant gloves EN388 Impact Cut
Thermal hazard Heat resistant gloves EN407
Thermal hazard Heat resistant gloves EN407
Heavy impact Heavy duty/ high EN 388: 2004
8 Rigging Activity impact gloves ANSI/ISEA Level 1
9 Electrical Electrical shock and rubber gloves ASTM D 120-87
burns Rubber material
EN60903
10 Grinding (both Metal chips Safety glasses ANSI Z87.1
handheld or Dust CE (EN 166)
bench type grass Flying particulate Polycarbonate lenses
cutting)
Dust mask OSHA 29 CFR 1910.134
NIOSH – N95
11 Confined space Hazardous atmosphere SCBA ANSI Z88.2
Lack of oxygen BS EN 12021:1999,
BS 529:2005 (supersedes BS 4275-
1997),
COSHH Regulation
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 21 dari 44

9. HSE REPORTING

Berikan rencana pengelolaan laporan statistik HSE setiap bulan sesuai lagging dan leading
indicator, termasuk monitoring pelaksanaan program HSE.

Lagging Indicator

Type of Incident Week 1 Week 2 Week …. Total (YTD)


Total Manpower
Total Man-hour
Fatality
LTI
RWDC
MTC
FAC
Nearmiss
Environmental Violation
Chemical Spill
Oil Spill
Property Damage
Traffic Incident
Fire Incident
Occupational illness Case
Customer Formal Complaint

FREQUENCY RATE (per 1 million manhour)


LTIFR (Lost Time Injury Freq. Rate)
TRIR
SR (Severity Rate)
FAFR (First Aid Freq. Rate)
NMFR (Nearmiss Freq. Rate)
EFR (Environmental Freq. Rate)
PDFR (Property Damage Freq. Rate)
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 22 dari 44

10. EMERGENCY RESPONSE PLAN

Jelaskan sistem kontraktor dalam:


PROSYPAC
Korban dari
Kontraktor
10.1. Terluka
Prosedur OPERATION
Keadaan Darurat dan
/ Sakit Y Pelaporan
Pimpinan
Alur Komunikasi Keadaan MEDICAL
Evaku
DaruratPROSY EVACUATION
di Lapangan
a
Kerja :
asi Kontraktor
FLOWCHART
MPAC PT.Andema Makmur Keluarga
Project Sejahtera korban
Manager Mr Sofian M.Diah,MBA
HP 0811 6066 060

Company OPS
Manager

Helicopte
r

Ambula
nce
Rumah Sakit

Field Coordinator

Communication line
Evacuation line
Ambulance Rumah Sakit, lengkap
Dokter Lokasi dengan Dokter dan/ atau paramedic
segera menuju Airport terdekati
untuk menjemput pasien.
Note : Ya
Dokter Lokasi akan menentukan apakah diperlukan
Tidak
bantuan paramedic rumah sakit rujukan untuk
Close
mengawal
Evakuasi
pasien dari lokasi kerja. Bila diperlukan,
maka keberangkatan pesawat dari bandarai akan
menunggu kesiapan petugas paramedic.

Report
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 23 dari 44
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 24 dari 44

10.2. Identifikasi Potensi Keadaan Darurat Sesuai Dengan Kondisi Project


10.3. Flowchart Rencana Tanggap Darurat
Jelaskan rencana tanggap darurat yang spesifik sesuai area / lokasi project berada,
sesuai lingkup kerja kontraktor, yang termasuk namun tidak terbatas pada:
o Bencana alam
Bila terjadi bencana alam banjir yang datang secara perlahan-lahan,
semua karyawan harus mengamankan lingkungan sekitarnya dari
kemungkinan bahaya banjir yang lebih besar, yang dapat terjadi,
disamping harus memperhatikan keselamatan dirinya, misalnya :
 Menyingkirkan benda-benda, sampah atau apapun yang
dapat menghambat / menyumbat jalannya air.
 Mematikan arus listrik dari kabel atau alat yang mungkin
dapat terendam air.
 Memindahkan file atau dokumen dengan jarak 30 cm atau
lebih tinggi dari lantai sebelum meninggalkan ruangan.
 Bila hal tersebut tidak bisa ditangani sendiri, minta bantuan
orang lain atau yang berwenang.Untuk menunggu keadaan
selanjutnya, Kepala Bagian harus memonitor dan melakukan
tindakan-tindakan pencegahan lainnya di lapangan dengan
meminta bantuan kepada bawahannya.
 Bila keadaan bertambah buruk dan menjurus kepada
keadaan darurat maka lakukan tindakan pencegahan dan
penanggulangan keadaan darurat yang sesuai.
 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat
laporan terjadinya banjir termasuk kerusakan bila ada kepada
pihak-pihak yang terkait.

Bila Terjadi bencana alam Gempa


 Evakuasi dilakukan mengikuti jalur evakuasi yang telah
ditentukan. Penanggungjawab lantai memberikan aba-aba
kepada rekan yang lain untuk memimpin proses evakuasi.
 Barang berharga dan alat komunikasi jika memungkinkan
dibawa pada saat gempa dengan catatan tidak menghambat
proses evakuasi.
 Evakuasi dilakukan dengan tertib dan tidak saling dorong
mendorong. Wanita yang menggunakan sepatu hak tinggi
diminta untuk dilepas guna menghindari kesulitan pada saat
evakuasi.
 Penanggungjawab lantai membawa rekan-rekan ke area
evakuasi (berkumpul) untuk dilakukan absensi dan memberikan
tindakan P3K jika ada korban.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 25 dari 44

 Jika tidak memungkinkan untuk evakuasi, berlindung dibawah


peralatan furnitur yang cukup kuat dan tidak terbuat dari kaca.
Pegang kaki furnitur tersebut selama terjadinya gempa.
 Jika tidak ada furnitur, dapat berlindung pada pondasi bangunan
yang kuat dan tahan terhadap gempa. Jangan lupa untuk
melindungi kepala dan memperhatikan benda-benda yang
berjatuhan.
Apabila gempa sudah selesai, dapat keluar menuju area evakuasi
(berkumpul). Jika terjebak didalam runtuhan bangunan, maka
cobalah untuk tetap tenang dan jika memungkinkan
menghubungi rekan lain menggunakan alat komunikasi yang
dibawa.

o Kebakaran dan ledakan


 Timbulnya Keadaan Darurat
 Bunyi alarm
 Seluruh manusia dalam lokasi dinstruksikan utk evakuasi (toilets
and small rooms)
 Menghubungi pemadam kebakaran
 Menutup/menghalangi sebaran api dan melindungi escape
routes
 Proses dan mesin dimatikan bila memungkinkan, ambil tindakan
penyelamatan jiwa
 Petugas pemandu evakuasi membimbing ke assembly point dan
melaporkan siapapun yang telah terselamatkan.

o Penanganan cidera (injury) dan evakuasi medis


o Tumpahan minyak dan bahan kimia
o Mogok kerja karyawan (employee strikes)
o Kebocoran gas
o Rescue untuk pekerjaan confined space
o Katastropik insiden (emergency yang menimbulkan fatality, kerusakan
lingkungan, kerusakan major pada fasilitas dan area project, yang
diakibatkan aktivitas pekerjaan dari kontraktor )
o Ancaman / terorisme
 Rekam Pembicaraan Yang Terjadi:
 Semakin banyak informasi yang dapat diperoleh dari si penelepon,
semakin besar peluang ancaman tersebut dapat diatasi.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 26 dari 44

 Pada saat menerima ancaman bom, sangatlah penting bagi si penerima


telepon untuk berusaha bersikap tenang dan jangan menutup telepon
bahkan setelah telepon tersebut telah diputus. Line/jalur "yang
terbuka" ini mungkin dapat digunakan untuk menelusuri keberadaan si
penelepon.
 Selama menerima telepon dari orang/sipenelpon diusahakan tetap
tenang.
 Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan mencatat seluruh
percakapan :
- Dimana bom dipasang
- Berapa banyak bom yang dipasang
- Kapan bom akan meledak
- Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab segera melapor
kepada pejabat yang terkait atau petugas yang ditunjuk.
 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menindak lanjuti
laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan
penanganan keadaan darurat.
 Laporkan Telepon Yang Diterima
 Segera laporkan kepada Polisi dengan menggunakan saluran telepon
yang lain.
 Lakukan Evakuasi
 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan penjelasan
kepada semua pegawai mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat ancaman bom.

o Pencurian
o dan sebagainya
10.4. Data Peralatan P3K dan Pencegahan Kebakaran
Data Peralatan P3K
No
. Isi Kotak A Kotak B Kotak C
1 Kasa steril terbungkus 20 40 40
2 Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3 Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4 Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5 Plester Cepat 10 15 20
6 Kapas (25 gram) 1 2 3
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 27 dari 44

7 Kain segitiga/mittela 2 4 6
8 Gunting 1 1 1
9 Peniti 12 12 12
Sarung tangan sekali pakai
10 (pasangan) 2 3 4
11 Masker 2 4 6
12 Pinset 1 1 1
13 Lampu senter 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata 1 1 1
15 Kantong plastik bersih 1 2 3
16 Aquades (100 ml larutan Saline) 1 1 1
17 Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
18 Alkohol 70% 1 1 1
19 Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20 Buku catatan 1 1 1
21 Daftar isi kotak 1 1 1

Keterangan :

 Isi Kotak A P3K untuk perusahaan yang memiliki 25 orang pekerja atau kurang
 Isi Kotak B P3K untuk perusahaan yang memiliki 50 orang pekerja atau kurang
 Isi Kotak C P3K untuk perusahaan yang memiliki 100 orang pekerja atau kurang

Fungsi  dan Cara Penggunaan Obat / Alat dalam Kotak P3K

Setiap Obat ataupun peralatan yang terdapat di dalam Kotak P3K memiliki fungsinya
masing-masing dalam memberikan Pertolongan Pertama kepada korban kecelakaan
atau korban serangan Penyakit mendadak sebelum datangnya bantuan medis. Berikut
ini adalah Fungsi serta cara penggunaan Perlengkapan (Obat/Alat) yang terdapat dalam
Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) :
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 28 dari 44

 Kasa Steril terbungkus


Kasa Steril digunakan untuk menutupi luka yang telah dibersihkan. Lipat Kasa
Steril untuk menyesuaikan ukuran lebar Kasa dengan ukuran Luka, Tutup Luka
tersebut dan rekatkan dengan menggunakan Plester.
 Perban
Terdapat 2 Ukuran lebar Perban dalam Kotak P3K, diantaranya adalah 5cm dan
10cm. Perban berfungsi untuk membalut luka yang sudah ditutup dengan Kasa
Steril dan juga sebagai bantalan menghentikan luka pendarahan.
 Plester
Pleaster digunakan dalam Kotak P3K adalah plester yang berukuran 1,25cm
yang berfungsi untuk merekatkan luka yang telah ditutupi dengan kasa atau
perban.
 Plester  Cepat
Plester Cepat digunakan untuk menutupi Luka Kecil. Plester Cepat pada
umumnya sudah terdapat Kasa bantalan yang diberi obat luka.Contoh Plester
Cepat diantaranya adalah Hansaplast.
 Kapas
Kapas dalam Kotak P3K digunakan untuk membersihkan Luka dan juga sebagai
bantalan Luka. Setelah membersihkan luka dengan kapas, harus pastikan tidak
ada Kapas yang tersisa pada luka.
 Kain Segitiga / Mittela
Kain Segitiga atau Mittela digunakan untuk membalut luka pada kepala dan juga
dapat digunakan untuk membalut gendongan tangan.
 Gunting
Gunting adalah alat yang digunakan untuk menggunting perban, pleaster
ataupun yang lainnya agar sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
 Peniti
Fungsi Peniti adalah untuk merapikan balutan.
 Sarung Tangan sekali pakai (Pasangan)
Sarung Tangan digunakan untuk melindungi tangan petugas P3K agar tidak
terjadi Kontak langsung dengan luka korban dan juga untuk melindungi tangan
dari bahaya terkena bahan kimia
 Masker
Masker digunakan sebagai alat perlindungan terhadap pernafasan untuk
petugas P3K sendiri maupun korban. Penggunakan Masker yang baik adalah
menutupi hidung dan mulut.
 Pinset
Pinset adalah alat yang digunakan untuk mengambil alat steril ataupun benda
asing (kotoran) pada Luka.
 Lampu Senter
Lampu Senter dipergunakan untuk memperjelas dalam melihat luka ataupun
pupil mata korban pingsan. Jika Mata Pupil tetap melebar atau antara pupil
kanan dan pupil kiri tidak sama berarti korban benar-benar pingsan, tetapi
apabila pupil mata mengecil saat disinari berarti korban masih sadar.
 Gelas untuk cuci Mata
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 29 dari 44

Gelas diperlukan untuk mencuci atau membilas mata dari kotoran atau kontak
bahan kimia. Tempelkan gelas menutupi mata, buka mata dengan lebar dan
gerakkan mata, bilas sampai bersih.
 Kantong Plastik Bersih
Kantong Plastik digunakan sebagai tempat untuk menampung bekas-bekas
perawatan luka.
 Aquades (100ml Larutan Saline)
Aquades dengan larutan Saline digunakan untuk membersihkan kotoran dari
Mata dan juga dapat digunakan untuk membersihkan luka.
 Povidon Iodin
Povidon Iodin adalah obat antiseptik digunakan untuk mengobati luka tersayat
atau tergores yang tidak dalam.  Oleskan Povidon Iodin pada bagian luka. Jenis
Obat Povidon Iodin yang sering ditemukan di pasaran diantaranya adalah
Betadine.
 Alkohol 70%
Alkohol 70% digunakan sebagai antiseptik luka dan juga dapat digunakan
sebagai perangsang orang yang pingsan.
 Buku Panduan P3K di tempat kerja
Buku yang dipergunakan sebagai panduan dalam Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K). Isi dari buku tersebut diantaranya adalah cara-cara
melakukan pertolongan pertama pada patah tulang, luka bakar, korban
keracunan, serangan asthma, korban pingsan, sumbatan nafas, terpapar bahan
kimia, Evakuasi Korban dan lain sebagainya.

Daftar Peralatan Damkar & Fungsinya


Alat Pemadam Kebakaran Manual 

Nama Fungsi Alat Pemadam Kebakaran


Tabung Pemadam Berfungsi untuk memadam kan api secara manual
Tabung Pemadam Berfungsi untuk memadamkan api/kebakaran yang
Portable bersumber dari api atau asap kecil
Tabung Pemadam Roda Berfungsi untuk memadamkan kebakaran yang
bersumber dari api atau asap yang besar
Fire Hydrant System Berfungsi untuk memadamkan api/kebakaran di gedung
atau bangunan besar
Pompa Hydrant Berfungsi untuk memompa sumber air yang digunakan
untuk memadamkan kebakaran atau api
Selang Hydrant/Fire Hose Berfungsi untuk menyalurkan air ke sumber api yang di
dukung oleh tekanan dari pompa hydrant
Nozzel Berfungsi sebagai pegangan bagi petugas pemadam
kebakaran yang berada di ujung selang dan di ujung
keluarnya air
Coupling Berfungsi sebagai  pengikat selang dengan output pompa
dan pengikat di ujung selang dengan pegangan nozzel
Hydrant Pilar Berfungsi sebagai output pompa hydrant yang di
sambungkan dengan selang hydrant untuk menyalurkan
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 30 dari 44

air ke sumber api


Box Hydrant erfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan hydrant
seperti selang,nozzel,dan sebagai tempat output pompa
di dalam gedung maupun di luar gedung
Valve Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air bila
pompa telah di hidupkan atau di matikan
Hose Reel Berfungsi sebagai tempat menggulung selang
pemadam/fire hose didalam box hydrant
 
Fire Alarm System / System Otomatis Menggunakan Alarm

Nama Fungsi Alat Pemadam Kebakaran


Smoke Detektor Berfungsi untuk mendeteksi dan memberikan alarm
adanya asap atau api yang muncul di dalam gedung atau
luar gedung berfungsi sebagai penangkap asap dan
pemberi peringatan bila terdeteksi adanya asap dan
mengeluarkan alarm bunyi pada alarm bell
Heat Detector Berfungsi sebagai penagkap api dan memberi sinyal ke
panel sehingga mengeluarkan bunyi alarm pada alarm
bell
Panel MCFA Berfungsi sebagai pusat kontrol seluruh system jaringan
fire system
Indicating Lamp Berfungsi sebagai lampu untuk menandai terjadinya
deteksi asap/kebakaran
Push Button/Manual Berfungsi sebagai tombol darurat untuk menghidupkan
Switch alarm bila ditemui adanya kebakaran atau api
Alarm Bell/Sounder Berfungsi untuk membunyikan bell yang menandai
terjadinya dateksi api atau timbulnya kebakaran
Manual Call Point Berfungsi Untuk Menekan bell dan membunyikan alarm
bila terjadi kebakaran atau timbulnya api
Break Glass Berfungsi untun memecahkan kaca dan menekan tombol
darurat untuk menyalakan bell
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 31 dari 44

10.5. Kelengkapan Informasi Yang Terkait Dengan Keadaan Darurat


Struktur Organisasi penanggulangan Tanggap darurat:
- Pimpinan keadaan darurat : ( Direktur Utama ) Sofian M.diah,MBA
- Koordinator : HSE Senior ( Muliadi )
-Pengawas team Evakuasi : Syahmaun
Regu Inti : Rahmatsyah
-Petugas Komunikasi : Abdul Manaf
- P3K
- Pemadam Kebakaran
- Ketua Team Evakuasi : M . Ichwan AW
- Regu Bantu : Hendra . S , ST
- Rumah Sakit
10.6. Rencana Pelatihan Keadaan Darurat

Jenis dan Nama Training Durasi


(Hari)
Kesadaran Keselamatan 4 April 2020
Penanggulangan Kebakaran 5 Maret 2020
Dasar Pertolongan Pertama 2 Juni 2020
Analisa resiko 4 Agustus 2020
Keselamatan mengemudi 5 September 2020
Pengelolaan limbah 3 November 2020

11. INCIDENT REPORTING AND INVESTIGATION

Ketika kecelakaan kerja terjadi, kita sebagai professional keselamatan kerja harus


menanggapinya secara cepat. Kita harus membuat satu laporan kecelakaan kerja yang
baik dengan memasukkan semua data yang berkaitan. Fungsinya pasti supaya kecelakaan
kerja yang sama tak kan terulang kembali

Berikut 4 Langkah untuk Membuat Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja:

1. Dapatkan Fakta Berkaitan

Setelah kita pastikan ruangan Tempat Kejadian Kecelakaan Kerja sudah aman, kita mesti
menyatukan semua fakta yang ada berkaitan dengan kecelakaan. Sebagai contoh:

 Tanggal,waktu, serta tempat spesifik dari kecelakaan


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 32 dari 44

 Nama korban, Jabatan, Departemen serta atasan langsung


 Nama serta Data diri dari beberapa saksi
 Kejadian-kejadian sebelum kecelakaan berlangsung
 Tugas spesifik apakah yang sedang dikerjakan oleh korban saat itu
 Kondisi lingkungan (lantai yang licin, pencahayaan yang tidak cukup, bising, dan
lain-lain
 Situasi yang ada (termasuk juga tuhas, perlengkapan, peralatan, material, APD dan
sebagainya
 Luka yang diakibatkan (termasuk juga anggota tubuh yang terluka serta pemicu
dari luka itu)
 Tipe perawatan dari luka
 Gambar-gambar rekonstruksi kecelakaan
 Rusaknya ke perlengkapan, material dan sebagainya

Ada pula hal yang perlu dilihat dalam menyatukan data dari banyak saksi:

 Beri pertanyaan terbuka pada saksi. Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang peluang
jawabannya bukan “Iya/Tidak”.
 Aplikasikan asas praduga tidak bersalah. Kita mungkin telah mendengar alurnya
dari rekanan kerja yang lainnya.
 Seandainya info yang dikatakan saksi berbeda, jadi kita tidak bisa menyalahkan
saksi.
 Hindarkan anggapan serta pertanyaan yang ke arah. Bila asas praduga tidak
bersalah tidak digunakan biasanya pertanyaan yang muncul ialah pertanyaan yang
menyudutkan ke saksi. Ini akan menyebabkan saksi merasa enggan untuk
memberi info selanjutnya
 Info yang dikumpulkan sebaiknya dapat diukur. Hindarkan untuk memakai kata
“dekat” lebih baik pakai kata “5 cm”.

2. Tetapkan Urutan Peristiwa


Berdasar pada bukti yang ada, Anda harusnya bisa untuk mengurutkan kejadian sampai
timbulnya kecelakaan. Pada laporan Anda, gambarkan posisi ini secara detil termasuk
juga:

 Peristiwa yang mengakibatkan kecelakaan


Contohnya: karyawan berjalan, lari, membungkuk, memanjat, mengangkut,
menggerakkan, memutar katup (valve), menggunakaan alat, serta sabagainya
 Peristiwa saat kecelakaan
Contohnya: karyawan tertabrak benda, terjebak diantara benda, jatuh dari
ketinggian, menghirup uap beracun, atau terpercik zat kimia beresiko.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 33 dari 44

 Peristiwa sesaat sesudah kecelakaan


Apakah yang karyawan kerjakan? Menggenggam lututnya, menggenggam sikunya,
tutup lukanya, berteriak.
 Kita perlu ikut untuk menggambarkan bagaimana rekanan kerjanya menanggapi
pada kecelakaan itu. Apa mereka memanggil perlindungan, memberi pertolongan
pertama, mematikan peralatan, mengalihkan korban, dan lain-lain

Kecelakaan harusnya digambarkan detil pada laporan investigasi kecelakaan supaya


pembaca mendapatkan bayangan yang pasti mengenai apakah yang berlangsung.
Anda bisa juga memakai diagram diagram yang secara efesien bisa menunjukkan
urutan terjadi kecelakaan. Lebih baik kembali bila anda bisa memasukkan foto
mengenai kecelakaan hingga pembaca bisa gampang mengerti.

3. Analisa Kecelakaan
Laporan Anda sebaiknya meliputi analisa yang dalam mengenai pemicu kecelakaan.
Pemicu itu mencakup:

 Pemicu/faktor langsung, contohnya tumpahan di lantai hingga


mengakibatkan terpeleset
 Pemicu/faktor tidak langsung, contohnya: karyawan tidak memakai sepatu
kerja yang anti licin atau tengah membawa tumpukan barang yang
menghambat pandangannya
 Aspek kontribusi lainnya, contohnya: tekanan pekerjaan, tidak ada rambu
peringatan, tidak ada training serta prosedur

4. Referensi
Referensi untuk perbaikan bisalah mencakup perbaikan langsung atau waktu
panjang misalnya:

 Pelatihan karyawan mengenai praktek kerja aman


 Pemeliharan mesin teratur yang mengawasi peralatan dalam keadaan
operasi yang baik
 Pelajari dari mekanisme kerja dengan referensi perbaikan
 Lakukan Analisis bahaya untuk pelajari bahaya lainnya dalam pekerjaan
spesifik serta melatih karyawan pada bahaya ini
 Pengendalian teknik untuk membuat pekerjaan lebih aman atau
pengendalian administrative untuk merubah langkah tugas dikerjakan.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 34 dari 44

12. AUDIT AND INSPECTION

Persiapan sebelum pemeriksaan, pertemuan pra audit dengan pimpinan


setempat,pemeriksaan lapangan,verifikasi informasi

Indicator keberhasilan kinerja penerapan HSE ditempat kerja adalah:


a. Tingkat pencapaian penerapan 0 – 59 % dan pelanggaran peraturan perundangan dikenai
tindakan hokum.
b. Untuk tingkat pencapaian peneapan 60 – 84%, diberikan sertifikat dengan kualifikasi baik.
c. Untuk tingkat penerapan 85 – 00%, diberikan sertifikat dengan kualifikasi sangat baik.

Berikan rencana Audit dan Inspeksi dari internal kontraktor yang mengacu pada program
PP EPC

Kontraktor harus melaksanakan Evaluasi berupa Pre Job Safety Meeting (di awal project),
Work In Progress (WIP) ketika proeject berjalan 40 – 50%, dan final Evaluasi di akhir
project. Jadwal Evaluasi akan ditentukan oleh Tim Procurement PP EPC

Berikan Checklist Inspection yang akan digunakan untuk setiap inspeksi dan rencana serta
Jadwal Inspeksi (sesuai Program HSE yang direncanakan)

13. CONTINUAL IMPROVEMENT

1. Menetapkan masalah yang dihadapi


Banyaknya masalah yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan dapat dipetakan
melalui matrik masalah. Memberikan nilai berdasarkan urgensi permasalahan
menggunakan pendekatan diagram pareto untuk mengetahui frekuensi permasalahan
dan menetapkan parameter dominan.

2. Mengumpulan data
mengumpulkan data terkait masalah yang akan diselesaikan. Data yang dikumpulkan
harus jelas dan valid.

3. Mencari akar masalah


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 35 dari 44

Dalam mencari akar masalah, metode Fishbone Diagram atau dikenal juga dengan Cause-Effect


Diagram dapat diterapkan. Fishbone Diagram membantu dalam mengidentifikasi
berbagai sebab potensial dari suatu masalah.

Selain metode Fishbone Diagram, pendekatan 5-Why juga dapat menjadi pilihan untuk


mengurutkan akar masalah. Dengan mengumpulkan orang-orang yang relevan dan
memiliki semangat perbaikan, tanyakan 5 mengapa suatu masalah bisa terjadi.

4. Cari alternatif perbaikan


Setelah memahami masalah yang terjadi, rumuskan alternatif perbaikan dalam bentuk
matrik sehingga memudahkan untuk melihat solusi mana yang paling baik. Tetapkan dua
atau tiga alternatif perbaikan yang akan dijalankan.

5. Menjalankan solusi
Terapkan solusi di lokasi atau tempat sesuai dengan data yang ada. Kemudian melakukan
pengukuran hasilnya berdasarkan periode data awal, misal 1 minggu, 1 bulan atau 3
bulan.

6. Analisa hasil pengukuran


Melakukan analisa apakah sudah sesuai dengan target ingin dicapai? jika belum kembali
ke langkah 3 (mencari akar masalah), jika sudah sesuai maka dapat berlanjut ke langkah 7

7. Standarisasi
Membuat standarisasi berupa SOP apabila hasil yang ditargetkan tercapai.

8. Mencari masalah baru (Continuous improvement)


Petakan lagi masalah-masalah baru untuk terus melakukan perbaikan.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 36 dari 44

14. SUBCONTRACTOR MANAGEMENT

Dalam mengelola sistem pemilihan dan evaluasi subkontraktor sebuah proyek tentu tidak

lepas dari proses untuk memenuhi kriteria-kriteria tertentu agar semua faktor terpenuhi.

Berikut ini secara umum akan dijelaskan proses pemilihan dan evaluasi Subkontraktor:

1. Pra Kualifikasi (Pre Qualification)


Seleksi yang tepat dari peserta tender (subkontraktor) untuk kontrak konstruksi adalah sangat
penting, dan proses prakualifikasi peserta tender sangat membantu dalam seleksi
tersebut. Prakualifikasi yang cermat terhadap peserta tender akan menghasilkan
penawaran yang lebih kompetitif dan representatif, dan proses ini akan mengidentifikasi
penawar tidak dapat melaksanakan pekerjaan, seperti yang diperlukan. Proses ini
menjelaskan persiapan dokumentasi, dan metode evaluasi yang diperlukan selama proses
prakualifikasi.
2. Evaluasi Penawaran (Bid Evaluation)
Dalam fase ini, akan dibahas secara umum metode evaluasi penawaran (bid evaluation) untuk
mendapatkan suatu proses yang obyektif dan fair. Proses ini melibatkan evaluasi secara
kuantitatif tidak hanya dari sisi komersial namun juga dari sisi teknis seperti kapasitas
konstruksi, pengalaman kerja, pengelolaan waktu, dan jaminan terhadap hasil kerja yang
dapat mempengaruhi kesuksesan Proyek.
3. Penilaian Kinerja Subkontraktor (Subcontractor Performance)
Berikut ini adalah hal-hal umum yang perlu dipertimbangkan saat proses evaluasi
penawaran:
1. Rencana Konstruksi (Construction Plan)

 (a)   Organisasi Lapangan (Site Organization)


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 37 dari 44

 Organisasi yang diajukan dirancang dengan baik agar seluruh fungsi dapat berjalan baik
untuk mendukung kinerja sesuai dengan lingkup kerja.

 Penugasan staff di lapangan yang kompeten sesuai jumlah dan fungsinya.

(b)  Rencana Tenaga Kerja (Manning Schedule)


 Jadual penugasan dari key personel sesuai dengan schedule kerja yang sudah disepakati.

 Jadual penugasan dari tenaga kerja lain (diluar personel kunci) sesuai dengan schedule
kerja.

 Rencana mobilisasi tenaga kerja secara logis mengikuti aktifitas atau urutan perkerjaan
sebagaimana tertuang dalam schedule.

(c)   Rencana Mobilisasi Tenaga Kerja (Manpower Mobilization Plan)

 Rencana yang diajukan menjamin mobilisasi tenaga kerja dalam jumlah yang cukup.

 Rencana mobilisasi sesuai dengan

 Rencana mobilisasi sesuai dengan kategori masing-masing tugas sesuai lingkup kerja.

 Rencana mobilisasi sesuai dengan kurva yang logis.

 Rasio yang wajar antara tenaga kerja langsung dan tidak langsung.

(d)  Rencana Mobilisasi Peralatan Konstruksi (Construction Equipment Mobilization Plan)

 Rencana dibuat secara realistis dari sisi jumlah, jenis, kapasitas, dll.

 Rencana mobilisasi peralatan sesuai dengan pekerjaan (work volume), schedule, dan


metode.

 Peralatan yang dimobilisasi dilengkapi dengan kelengkapan dokumen yang diperlukan


(sertifikat inspeksi, dll).

 Jika peralatan didatangkan dari luar (rental) atau import maka diperlukan jaminan berupa
surat dukungan (supporting letter) dari penyedia alat.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 38 dari 44

(e)     Rencana Fasilitas Sementara (Temporary Site Facilities Plan)

 Rencana dibuat secara realistis dan meliputi semua kebutuhan dan fasilitas dengan area
yang cukup sesuai peruntukan.

 Rencana fasilitas sementara dilengkapi dengan sarana utilitas seperti listrik, air dll. dengan
sumber yang jelas.

 Rencana dibuat dengan mempertimbangkan sistem keamanan termasuk pagar jika tidak
disediakan oleh Kontraktor utama.

 Jadual penyiapan fasilitas sementara dibuat secara baik agar sesuai dengan jadual
konstruksi.

(f)     Rencana Procurement (Procurement Plan)


 Perencanaan yang matang terkait dengan semua material yang disiapkan Subkontraktor
(subcontractor-supplied materials), pengiriman dilakukan secara tepat sesuai kebutuhan di
lapangan.
 Sumber (source) dari material yang disuplai oleh Subkontraktor harus cukup dan dapat
diterima.

(g)     Penanganan Material (Material Handling Plan)

 Sistem material handling yang menjadi tanggung jawab Subkontraktor dilakukan secara


tepat dengan menunjukkan prosedur standar.

 Rencana material handling dibuat secara realistis dan tepat yaitu dengan menempatkan
staf, tenaga kerja dan equipment sesuai kebutuuhan.

2. Jadual Kerja

(a)    Kontijensi dalam jadual kerja


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 39 dari 44

 Jadual kerja dibuat berdasarkan Project Master Schedule dan sesuai dengan milestone dan


ketentuan progress.

 Jadual kerja yang diusulkan meliputi kontinjensi yang cukup untuk memungkinkan
pemulihan keterlambatan yang tak terduga.

(b)    Pengaturan Waktu Kegiatan untuk Item Pekerjaan Kritis (Timing of Activity for Critical

Work Items)

 Pengaturan waktu untuk kegiatan kritis harus dibuat rinci.

 Resources untuk pekerjaan kritis harus cukup dengan analisis yang jelas.

(c)     Kontrol Terhadap Jadual Kerja (Schedule Control Work)


 Penugasan schedule/project controller yang memenuhi kualifikasi.
 Proposal mencakup kerja penuh waktu untuk schedule controller dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan.
 Sistem yang terkomputerisasi untuk penjadualan (scheduling) dan control.
3. Kondisi Komersial (Commercial Conditions)

(a)    Kesesuaian terhadap termin pembayaran (Conformity to Payment Terms)

 Penyimpangan dari sistem pembayaran yang ditentukan dalam Dokumen Penawaran


diusulkan.

 Tidak ada permintaan untuk mengubah masa jatuh tempo pembayaran.

 Tidak ada permintaan untuk mengubah persentase untuk uang muka (Down Payment).

 Tidak ada permintaan untuk mengubah persentase untuk uang retensi dan / atau periode
di mana ia ditahan.

(b)    Kesesuaian dengan Persyaratan Jaminan (Conformity to Guarantee Requirements)


 Tidak ada permintaan untuk mengubah persyaratan Performance Bond.
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 40 dari 44

 Tidak ada permintaan untuk mengubah item, atau ruang lingkup jaminan.

 Tidak ada permintaan untuk mengubah periode di mana Subkontraktor adalah pihak yang
memiliki tanggung jawab.

(c)     Kesesuaian dengan Persyaratan Kewajiban (Conformity to Liability Requirements)

 Tidak ada permintaan untuk mengubah item dan / atau lingkup kewajiban yang akan
dialihkan pada Kontraktor.

 Tidak ada permintaan untuk mengubah kondisi yang berkaitan dengan Liquidated


Damage untuk keterlambatan.

(d)    Kesesuaian Umum Persyaratan Komersial (General Conformity to Commercial Conditions)

 Tidak ada permintaan untuk perubahan kondisi kontrak, sebagaimana ditentukan dalam
Dokumen Penawaran, dan proposal sepenuhnya sesuai dengan kondisi komersial yang
diusulkan.

 Tidak ada permintaan untuk perubahan materi dari kondisi substansial atau penting dari
kontrak sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Penawaran.

 Tidak ada permintaan untuk modifikasi atau perubahan dari ketentuan termasuk dalam
kondisi kontrak yang ditentukan dalam Dokumen Penawaran, yang mungkin tidak dapat
diterima.

4. Pengalaman Kerja Yang Sesuai (Related Job Experience)

(a)    Pengalaman Bidang Konstruksi yang sejenis (Record of Similar Plant Construction)

 Subkontraktor telah bekerja pada Proyek yang serupa sekurangnya sepuluh (10) tahun.

 Catatan pengalaman kerja untuk proyek sejenis (Similar Size Jobs).

 Subkontraktor pernah bekerja sama dengan Kontraktor untuk proyek sejenis.


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 41 dari 44

(b)    Pengalaman kerja di luar negeri (jika ada) (Jobs Performed outside of the Home

Country)    

5. Pengalaman Personel (Experience of Personnel)

(a)    Site Manager / Construction Manager


 Orang yang diusulkan untuk posisi Site Manager/Construction Manager telah memegang
posisi yang sama sekurangnya sepuluh (10) tahun di industri konstruksi.

 Kontraktor berhak melakukan interview untuk memastikan kualifikasi sesuai pengalaman.

(b)    Superintendent dan Senior Engineers
 Setiap orang yang diusulkan untuk posisi Superintendent atau Senior Engineer untuk
memiliki pengalaman kerja yang cukup, dan telah bekerja di posisi yang sama selama
sekurangnya tujuh (7) tahun di industri konstruksi.
 Setiap orang yang diusulkan untuk posisi Superintendent atau Senior Engineer untuk
perbah memegang posisi supervisor, atau sejenisnya di industri konstruksi selama lebih
dari lima (5) tahun.

(c)    QC

 Setiap orang yang diusulkan untuk posisi QC memiliki pengalaman kerja yang cukup, dan
telah bekerja di posisi tersebut selama lebih dari tujuh (7) tahun di industri konstruksi.

 Setiap orang yang diusulkan untuk posisi QC telah bekerja pada Proyek serupa untuk lebih
dari sepuluh (10) tahun

6. Company Turnover

(a)    Annual Turnover Tendency


 Turnover tahunan dalam periode lima (5) fiscal tahun apakah meningkat.
7. Potensi Koordinasi (Job Potential Coordination)

(a)    Catatan Pekerjaan dengan Kontraktor (Record of Work with Contractor)


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 42 dari 44

 Subkontraktor telah bekerja untuk Kontraktor pada dua (2) atau lebih pada Proyek
sebelumnya.

(b)    Pengalaman bekerja dengan Kontraktor utama lainnya (Experience of Working for Other

Nationality Main Contractor)

 Subkontraktor pernah bekerja untuk Kontraktor Utama lainnya (domestik).

 Subkontraktor pernah bekerja dengan Kontraktor Utama dari negara lain.

 (c)   Catatan Pekerjaan Tepat Waktu (Record of Jobs Completed on Time)


 Akan menjadi nilai tambah jika Subkontraktor dapat menunjukkan Job List yang berisi
proyek-proyek tanpa keterlambatan.

8. Sumber Daya (Resources)

 (a)   Tenaga Kerja (Manpower)

 Subkontraktor mempekerjakan tenaga kerja langsung dalam jumlah yang cukup.

 (b)   Tenaga Kerja dari Luar (Outside Manpower)

 Subkontraktor memiliki akses untuk mendapatkan tenaga kerja dari luar dengan jumlah
yang cukup saat diperlukan.

 (c)   Construction Equipment
 Subkontraktor memiliki Construction Equipment yang sesuai dengan jumlah yang cukup.

 (d)   Pengadaan Peralatan dari luar (Outside Source of Construction Equipment Mobilization)

 Subkontraktor memiliki akses untuk mendapatkan Construction Equipment dari pihak luar,
akan lebih bernilai jika disertai dengan surat dukungan.

9. Kesesuaian dengan dokumen tender (Conformity to Bid Requirement)

 (a)   Kesesuaian dengan Rincian Harga (Conformity to Price Breakdown Requirement)


No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 43 dari 44

 Harga rincian penawaran diberikan sesuai dengan format yang ditentukan.

 (b)   Penyerahan Data Pendukung (Submission of Required Supporting Data)

 Subkontraktor telah mengajukan semua data dan informasi pendukung yang diperlukan
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen Penawaran

(c) Kesesuaian Umum terhadap Dokumen Penawaran (General Conformity to Bid

Requirements)

 (d)  Mutu Dokumen (Document Quality)

 Proposal yang diajukan oleh Subkontraktor dirancang dengan baik dan konsisten, dan
bahasa yang digunakan adalah spesifik dan tanpa ambiguitas yang dapat mengakibatkan
kesalahan interpretasi.

10. Pertimbangan Khusus (Special Consideration)

(a)    Kemampuan Khusus (Special Capabilities)

 Subkontraktor memiliki kemampuan khusus dengan teknologi yang canggih dan hanya
sedikit yang memiliki kemampuan tersebut.

(b)    Pencapaian yang luar biasa pada proyek terdahulu (Remarkable Past Achievements)

 Subkontraktor memiliki catatan khusus dalam menyelesaikan proyek dengan tingkat


kesulitan tinggi dan hanya sedikit yang memiliki kemampuan tersebut.

Proses evaluasi yang saya tulis di atas bisa saja dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sesuai

dengan karakteristik proyek.

15. LIST OF ATTACHMENT

ATTACHMENT 1 : HSE POLICIES


ATTACHMENT 2 : HSE PROGRAM PLAN
ATTACHMENT 3 : ORGANIZATION CHART OF CONTRACTOR
ATTACHMENT 4 : TRAINING MATRIX & TRAINING PLAN
No Dokumen F-FDH-HSE-170-0

HSE PLAN PROJECT Tanggal Efektif 01 Desember 2017


FOR EXTERNAL
No Revisi 01
PROVIDER
Halaman 44 dari 44

ATTACHMENT 5 : LEGAL COMPLIANCE


ATTACHMENT 6 : MASTERLIST OF PROCEDURE AND FORM
ATTACHMENT 7 : HIRADC
ATTACHMENT 8 : EMERGENCY BOOKLET
ATTACHMENT XX : XXX

Anda mungkin juga menyukai