Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa menopause merupakan masa dimana wanita berhenti haid atau tidak
haid lagi. Hal ini disebabkan karena ovarium telah berhenti melepaskan sel telur
dan berhenti menghasilkan esterogen. Pada masa ini wanita mengalami banyak
perubahan seperti hormon, psikologi, fisik dan emosional

Secara istilah, menopause berarti penghentian fisiologis permanen fungsi


utama ovarium dikarenakan usia lanjut. Kedua fungsi ovarium yang berhenti
tersebut adalah mematangkan dan melepas sel telur, serta melepas hormon yang
mendukung pembentukan serta peluruhan dinding rahim (Verawaty & Rahayu).
Usia menopause berbeda – beda di tiap negara, usia rata – rata adalah antara 45
dan 55, dan sedikit lebih awal atau sedikit terlambat dari angka diatas juga
dianggap normal (Mackenzie, 1984)

Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir seluruh dunia


sekitar 70–80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina
dan 10% di Jepang dan di Indonesia dari beberapa data tampak bahwa salah satu
faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola makannya. Pola makan
wanita Eropa dan Amerika dapat lebih meningkatkan kadar estrogen di dalam
tubuh dibandingkan dengan wanita Asia, sehingga ketika masa Menopause tiba
jumlah estrogen drastis menurun menyebabkan tingginya sindroma (Proverawati,
2010).

Data dari WHO (World Health Organization) tahun 2013 jumlah wanita di
dunia yang memasuki fase menopause diperkirakan mencapai 1,42 milyar orang.
Jumlah wanita menopause di Indonesia tahun 2013 sebanyak 15,5 juta orang
bahkan pada tahun 2015 diperkirakan akan ada 60 juta wanita yang akan
mengalami menopause (Achadiat, 2012). Jumlah wanita menopause di Bali tahun
2013 sebanyak 605.701 orang (BPS, 2013).

1
Dimasa pra menopause, produksi estrogen yang cukup akan melindungi
wanita secara alami dari penyakit – penyakit tertentu seperti osteoporosis dan
kolesterol tinggi. Sedangkan memasuki masa perimenopause, tubuh wanita
memproduksi lebih sedikit estrogen sehingga membuatnya menjadi lebih rentan
terhadap penyakit – penyakit tersebut dan beberapa risiko kesehatan lainnya.

Dimasa menopause berbagai penyakit bermunculan sebagai akibat dari


perubahan hormone yaitu masalah kencing atau infeksi saluran kemih yang
disebabkan karena jaringan uretra dan vagina wanita menjadi kurang elastis
sehingga terkadang merasa sulit untuk menahan atau mengontrol buang air kecil,
penyakit kardiovaskular salah satunya tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh
penurunan kadar esterogen karena hormon ini membantu meminimalkan tekanan
darah, osteoporosis adalah penyait tulang dimana tulang menjadi lemah, rapuh
dan lebih rentan terhadap fraktur/patah yang disebabkan karena beberapa tahun
setelah penghentian menstruasi, wanita kehilangan kepadatan tulang pada tingkat
yang sangat cepat, gangguan kognitif atau psikologis studi penurunan mental telah
menunjukan baahwa esterogen memiliki efek mendalam pada kemampuan mental
perempuan karena hormon esterogen membantu mencegah hilangnya memori dan
penurunan fungsi kognitif yang berhubungan dengan penuaan, selanjutnya
gangguan katarak dan penyakit mata lainnya progesteron dan esterogen dapat
melindungi wanita dari penyakit katarak dan membantu meminimalkan risiko
masalah penglihatan.

Menopause merupakan faktor risiko untuk penyakit infeksi saluran kemih,


penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, osteoporosis, gangguan
kognitif atau psikologis dan gangguan katarak atau penyakit mata lainnya. Untuk
mencegahnya bisa dilakukan dengan mengubah kebiasaan dan gaya hidup kearah
yang lebih sehat diantaranya membiasakan diri mengkonsumsi makanan dengan
kadar antioksidan tinggi seperti buah – buahan, brokoli, paprika, dan zaitun,
selanjutnya mengkonsumsi bahan makanan yang mampu membuat produksi
hormon esterogen, hormon fitoestrogen terkandung pada jenis makanan yaitu
pada kacang kedelai dan gandum karena hormon fitoestrogen mampu
meningkatkan produksi hormon esterogen di dalam tubuh wanita (Haryono 2016).

2
Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan,
bahkan membahayakan jiwa. Akibat tekanan darah tinggi yang sering timbul
adalah penyakit infark jantung, kelumpuhan pada jaringan otak, penyakit ginjal
serta kerusakan pada jaringan – jaringan selaput mata (Dekker, 1996).

Hasil penelitian Boedhi darmojo, dkk tahun 1989 menemukan bahwa


prevalen hipertensi pada perempuan (16,0%) lebih besar dari pada laki – laki
(13,6%), begitu pula berbagai daerah di indonesia ditemukan bahwa perempuan
mempunyai prevalen hipertensi lebih besar daripada laki – laki, Hasil penelitian
menemukan bahwa wanita dalam masa menopause lebih tinggi tekanan darahnya
(Darmojo, 1994).

Di Desa kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung sesuai


dengan data puskesmas terdapat populasi wanita menopause sebanyak 213 orang
sesuai dengan penentuan besaran sampel maka diperoleh hasil besaran sampel
yaitu 68 orang, dari 68 orang sampel yang menderita hipertensi sebanyak 22
orang dan yang non hipertensi sebanyak 46 orang sampel.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik meneliti bagaimana


pola makan dan kejadian hipertensi pada wanita yang sudah mengalami
menopause.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pola makan dan kejadian hipertensi pada wanita yang sudah
mengalami menopause.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui pola makan dan kejadian hipertensi pada wanita yang
sudah mengalami menopause di Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung.

2. Tujuan Khusus :
a. Mengidentifikasi jenis makanan sumber lemak pada wanita yang sudah
mengalami menopause.

3
b. Mengidentifikasi frekuensi makanan sumber lemak pada wanita yang sudah
mengalami menopause.
c. Mengidentifikasi jumlah konsumsi lemak pada wanita yang sudah mengalami
menopause.
d. Mengidentifikasi kejadian hipertensi pada wanita yang sudah mengalami
menopause.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan bahan bacaan tentang pola makan dan kejadian hipertensi pada wanita yang
sudah mengalami menopause.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang ilmu gizi dalam bidang gizi masyarakat khususnya mengenai
pola makan dan kejadian hipertensi pada wanita yang sudah mengalami
menopause.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause

1. Pengertian Menopause

Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang

berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan, istilah menopause itu sendiri

berarti wanita mengalami berhenti dari menstruasi dan merupakan tanda akhir dari

periode reproduksinya. Biasanya, para wanita mengalami menopause pada usia 50

tahun.Namun, banyak pula yang mengalaminya di usia 40 tahun dan hal itu

dinamakan dengan menopause dini sehingga dianggap tidak normal. Kendati ada

yang mengalami di usia 60 tahun, namun presentasenya amat kecil.

Ketika menopause sudah mendekat siklus dapat terjadi dalam waktu – waktu

yang tidak menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama

beberapa bulan . Sekitar 80% wanita mulai mengalami menstruasi tidak teratur.

Kenyataannya hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa

disertai ketidak teraturan siklus yang berkepan jangan (Haryono, 2016).

2. Kebutuhan Gizi pada Wanita Menopause

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup. Bahwa kebutuhan kedua hal

tersebut berbeda pada tiap orang, tergantung berat, tinggi badan, usia dan

aktivitasnya. Kalsium, misalnya, bisa diperoleh dari susu, keju, yogurt, ikan

kering yang dimakan seluruhnya beserta tulangnya (antara lain ikan teri), sereal,

kacang – kacangan dan hasil olahannya (misalnya tahu dan tempe). Dalam

5
sejumlah makanan, ada zat isoflavon yang tugasnya mirip esterogen yang bisa

didapat antara lain dari kacang – kacangan.

b. Tak hanya sekedar cukup, tapi jenisnya pun harus diperhatikan. Penuhi

kebutuhan karbohidrat. Juga, batasi mengkonsumsi lemak. Sebaiknya, hanya

gunakan lemak dengan asam lemak tak jenuh.

c. Tambahkan vitamin dalam menu sehari – hari. Vitamin yang diperlukan antara

lain : vitamin A, C dan E untuk antioksidan. Vitamin A dapat diperoleh dengan

mengkonsumsi hati, kuning telur, susu dan mentega. Sedangkan dari tumbuhan,

vitamin ini bisa diperoleh leawt sayuran warna hijau, jingga dan buah seperti.

Tomat sedangkan vitamin E banyak di dapat lewat kacang – kacangan, sayur dan

buah. Vitamin D untuk penyerapan kalsium yang terdapat kuning telur, hati,

mentega dan keju. Vitamin B kompleks yang berguna untuk memperlambat

datangnya menopause terdapat pada kacang – kacangan dan sereal.

d. Untuk memperlambat datangnya menopause, hindai kafein, kopi, alkohol,

minuman bersoda, rempah – rempah dan maknan berlemak (Haryono, 2016).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun

2013, angka kecukupan gizi untuk wanita dari rentan umur 50-64 tahun untuk

kebutuhan energi yaitu 1900 Kkal, protein 57 gram, dan lemak 285 gram.

B. Masalah Kesehatan Pada Wanita Menopause

Pada masa menopause terjadi banyak perubahan dalam tubuh dikarenakan

penurunan hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Penurunan

kadar esterogen dalam tubuh sebenarnya dapat menyebabkan beberapa komplikasi

dan kondisi serius.

6
Salah satu efek serius dari penurunan kadar esterogen adalah :

1. Peningkatan resiko penyakit kardiovaskular. Selain sebagai hormon seks,

esterogen berperanan penting dalam kesehatan perempuan. Hormon ini membantu

meminimalkan tekanan darah dengan membuka dan merapikan pembuluh darah.

Ini adalah alasan mengapa wanita yang berusia lebih dari 51 tahun menjadi lebih

rentan terhadap penyakit jantung, stroke, dan masalah tekanan darah (Haryono,

2016).

2. Resiko tingginya infeksi saluran kemih yang diakibatkan karena jaringan

dalam uretra dan vagina wanita menjadi kurang elastis dan nantinya berefek

seperti akan sulit untuk menahan atau mengontrol buang air kecil.

3. Osteoporosis adalah penyakit tulang dimana tulang akan menjadi lemah, rapuh

dan lebih rentan terhadap fraktur/patah. Dikarenakan beberapa tahun setelah

penghentian menstruasi wanita kehilangan kepadatan tulang pada tigkat yang

sangat cepat, bahkan lebih dari 30% wanita pada usia 65 tahun mengalami

osteoporosis, dan lebih dari 70% pada usia 80 tahun.

4. Gangguan psikologis, studi penurunan mental telah menunjukan bahwa

esterogen memiliki efek mendalam pada kemampuan mental perempuan.

Tampaknya bahwa hormon ini membantu mencegah hilangnya memori dan

penurunan fungsi kognitif yang berhubungan dengan penuaan.

5. Gangguan katarak dan penyakit mata lainnya, progesteron dan esterogen dapat

melindungi terhadap katarak dan membantu meminimalkan risiko masalah

penglihatan serius (Haryono, 2016).

7
C. Pola Makan

1. Pengertian

Pola makan adalah susunan jenis, frekuensi dan jumlah pangan yang

dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Konsumsi

masyarakat ini dapat menunjukan tingkat keberagaman pangan masyarakat

(Baliwati. Dkk. 2004).

2. Faktor yang mempengaruhi pola makan pada wanita menopause

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang, antara lain

faktor budaya, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference,

rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.

a. Budaya

Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian

pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai contoh,

nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang Italia, curry

(kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok, selain makana-

makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh

masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan penduduk Amerika

bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.

b. Agama/Kepercayaan

Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi.

Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan daging babi.

Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran

agama (Protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.

8
c. Status sosial ekonomi

Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh

status sosial dan ekonomi, salah sataunya pekerjaan. Pekerjaan disini memang

tidak secara langsung mempengaruhi status gizi, tetapi pekerjaan ini dihubungkan

dengan pendapatan dalam keluarga yang pada akhirnya akan mempengaruhi

perubahan gaya hidup, dalam hal ini terutama perubahan pada komsumsi yang

menentukan status gizi anak.

Sebagai contoh, orang kelas menegah ke bawah atau orang miskin di desa tidak

sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal.

Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang

mahal harganya. Kelompok sosial juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan,

misalnya kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok masyarakat,

sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.

d. Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan gizi yang

diperoleh, tetapi perlu diikuti oleh kemauan untuk menerapkan pengetahuan yang

diperolehnya dalam rangka peningkatan status gizi. Sehingga pola makan dan

status gizi disini ditentukan juga oleh kemampuan seseorang untuk menerapkan

pengetahuan gizi ke dalam pemilihan pangan dan pengembangan cara

pemanfaatan pangan yang sesuai.

e. Personal preference

Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan

makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa

9
kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan tempe, begitu pula

dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan kerang, begitu pula anak

perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan

tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka

mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka sering

dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan

tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak bibinya.

f. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang

Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena

berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan

sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan

rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya

untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan

dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu hipotalamus.

g. Kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan

atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut.

Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar dari pada

makan.

D. Hipertensi

1. Pengertian hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh

darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dibagi

menjadi dua, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik adalah tekanan dalam arteri yang

10
terjadi saat dipompanya darah dari jantung ke seluruh tubuh. Adapun diastolik

yaitu sisa tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat.

Tekanan ini dinyatakan dalam bentuk angka pecahan. Tekanan sistolik ditulis

diatas, sedangkan diastolik di bawah. Jika hasil pengukuran tensi 120/80 mmHg,

artinya sistolik anda 120 dan diastolik 80. Satuan mmHg adalah milimeter air

raksa, sebagai satuan tekanan darah. Pengukurannya didasarkan seberapa besar

tekanan dalam arteri yang menyebabkan naiknya kolom air raksa pada alat

pengukur tekanan darah (Marliani & Tantan, 2007).

Bila tekanan itu terlampau tinggi, kegiatan memompa jantung di perlamban,

atau pembuluh darah pada anggota tubuh di lebarkan sedikit. Sering pengaturan –

pegaturan ini bekerja sama secara berurut. Akan tetapi pada penderita tekanan

darah tinggi, pengaturan darah terganggu (Dekker, 1996).

2. Penyebab hipertensi

Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua. Yang pertama, hipertensi primer

yang tidak diketahui penyebabnya. Yang kedua, hipertensi sekunder, disebabkan

kelainan ginjal dan kelainan kelenjar tiroid. Tapi kasus hipertensi yang terjadi

kebanyakan adalah hipertensi primer. Umumnya karena faktor genetik. Berbagai

penelitian dan studi kasus menguatkan hal tersebut. Jika seorang dari keluarga

mempunyai hipertensi, 25% kemungkinan anda akan mendapatkannya. Apabila

kedua orang tua memiliki hipertensi, 60% kemungkinan anda akan mengidapnya,

pola hidup tidak sehat, seperti merokok, aktivitas fisik yang sangat minimal

sehingga menimbulkan obesitas, asupan garam berlebihan, kebiasaan minum

alkohol, dan pola makan berlemak merupakan faktor risiko hipertensi.

11
Tetapi pada kebanyakan kasus hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50

tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause

(Marliani & Tantan, 2007).

3. Klasifikasi hipertensi

a. Klasifikasi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik (menurut WHO)

Tabel 1

Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan darah


Sistolik Diastolik
Normal 120 mmHg 80 mmHg
Hipertensi Ringan 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi Sedang 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Hipertensi Berat 180-209 mmHg 110-119 mmHg
b. Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu

1) Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya

2) Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit yaitu

kelainan ginjal dan kelainan kelenjar tiroid (Marliani & Tantan, 2007).

4. Usaha pencegahan hipertensi

a. Pola hidup sehat

Ubah pola hidup anda dengan pola hidup sehat untuk memperbaiki derajat

kesehatan. Perubahan ini mencakup hal – hal sebagai berikut :

1) Mengurangi asupan garam

2) Mengurangi berat badan pada penderita yang obesitas

3) Melakukan aktivitas fisik dan berolah raga

4) Mengurangi makan – makanan berlemak

12
5) Mengurangi minuman beralkohol dan kafein

6) Menghindari stres

7) Menghindari obat – obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah

8) Mengontrol kadar gula darah dan kolesterol bagi penderita hipertensi dengan

penyakit kencing manis dan kolesterol berlebih (hiperkolesterolemi) (Semple,

1992).

13
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Pola Makan
PadaWanita
Menopause Hipertensi pada
wanita menopause

Penjelasan Kerangka Konsep :

Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada wanita

menopause antara lain karena faktor genetik, pola hidup tidak sehat, seperti

merokok, aktivitas fisik yang sangat minimal sehingga menimbulkan obesitas,

asupan garam berlebihan, kebiasaan minum alkohol, dan pola makan berlemak

merupakan faktor risiko hipertensi. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pola

konsumsi lemak pada wanita menopause yang hipertensi dan non hipertensi

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas adalah variabel yang suatu saat jika berada bersama variabel

lain memiliki perubahan variasi dan nilai yang sifatnya mempengaruhi variabel

lain. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah pola konsumsi

lemak pada wanita yang sudah mengalami menopause selama tiga bulan terakhir

14
dibedakan menjadi tiga yaitu meliputi jenis makanan yang di konsumsi, frekuensi

makan dan jumlah makanan yang dikonsumsi.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh adanya perubahan yang

terjadi pada variabel lain yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini yang

termasuk variabel terikat adalah wanita mnopause yang menderita hipertensi dan

non hipertensi.

2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Cara Hasil Skala


Operasional Pengukuran Ukur Ukur
Pola Makan Pola makan yaitu Dengan Jumlah jenis Ordinal
meliputi wawancara bahan makanan
Jenis : semua jenis
a) Jenis adalah menggunakan yang dikonsumsi
makanan sumber
makananan SQ-FFQ. selama tiga bulan
lemak yang
yang terakhir yang
dikonsumsi selama
dikonsumsi. dikatagorikan
tiga bulan terakhir
menjadi :
 Lemak jenuh
 Lemak tak
jenuh

b) Frekuensi Frekuensi: Dengan Frekuensi Ordinal


adalah penggunaan bahan wawancara penggunaan
jumlah makanan sumber menggunakan bahan makanan
penggunaan lemak selama tiga SQ-FFQ. yang
bahan bulan terakhir. dikatagorikan
makanan menjadi :
yang  Sering
dikonsumsi.  Cukup
 Jarang

15
 Tidak pernah
Ordinal
c) Jumlah Jumlah adalah Dengan Jumlah konsumsi
adalah jumlah konsumsi wawancara zat gizi makro
banyaknya bahan makanan menggunakan yang
bahan sumber lemak yang SQ-FFQ. dikatagorikan
makan yang dikonsumsi selam meliputi :
dikonsumsi. tiga bulan terakhir.  Lebih
 Normal
 Defisit tingkat
ringan
 Defisit tingkat
sedang
 Defisit tingkat
berat

d) Kejadian Kejadian hipertensi Dengan 1. Normal Ordinal


hipertensi adalah kejadian mengukur 2. Hipertensi
setelah dilakukannya tekanan darah ringan
pengukuran tekanan menggunakan 3. Hipertensi
darah. tensimeter. sedang
4. Hipertensi
berat
5. Hipertensi
sangat berat

BAB IV

METODE PENELITIAN

16
A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan

retrosfektif dimana variabel bebas yaitu pola konsumsi lemak pada kejadian

terdahulu dan kejadian hipertensi dilakukan pengamatan pada saat ini.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kerobokan.

Adapun pertimbangan memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian yaitu :

a. Adanya sampel wanita menopause sebagai sampel penelitian.

b. Belum pernah dilakukan penelitian yang sama di Desa Kerobokan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan januari sampai dengan bulan juni

tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah wanita yang sudah mengalami menopause yang

berdiam atau tinggal di lokasi penelitian yaitu di Desa Kerobokan, Kecamatan

Kuta Utara, Kabupaten Badung.

2. Sampel

a. Sampel

17
Sampel adalah bagian dari populasi yang ada di lokasi penelitian, dengan

kreteria sebagai berikut:

1) Kreteria inklusi sampel adalah:

a) Bersedia untuk menjadi sampel

b) Mampu berkomunikasi

c) Wanita menopause tidak dalam keadaan sakit atau menderita penyakit lain

yang dapat mempengaruhi hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan dokter

d) Pada saat penelitiian sampel berada di lokasi

e) Dapat dilakukan pengukuran tensi

2) Kreteria eksklusi sampel adalah:

a) Saat dilakukan penelitian sampel mengalami sakit

b) Saat melakukan penelitian sampel tidak ada di lokasi atau keluar kota

Penentuan besar sampel tersebut dapat didapat dari rumus

N
n=
1+ N ¿ ¿

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Jumlah sampel

d2 = Tingkat kepercayaan ketepatan yang diinginkan (0,1)

Perhitungan Besar Sampel

18
N
n=
1+ N ¿ ¿

213
n
1+ 213¿ ¿

213
n =68,05
3,13

Perhitungan besar sampel dibulatkan dari 68,05 menjadi 68 sampel.

b. Teknik sampling adapun teknis pengambilan sampel sebagai berikut

1) Pengambilan sampel pada kelompok senam lansia

2) Dari kelompok tersebut didata wanita yang sudah mengalai menopause

3) Setelah di peroleh 68 orang sampel lalu dilakukan wawancara dengan form

SQ-FFQ

4) Selanjutnya dilakukan pengukuran tekanan darah oleh tenaga kesehatan dari

puskesmas setempat.

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung meliputi:Identitas

responden seperti: nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan

terakhir, dan agama. Data pola makan yaitu jenis, frekuensi dan jumlah makanan

yang dikonsumsi oleh sampel dengan menggunakan form SQ-FFQ selama tiga

bulan terakhir dan data tekanan darah(tensi).

b. Data Sekunder

19
Data sekunder adalah data yang didapat oleh peneliti berdasarkan catatan yang

sudah ada, yaitu data monografi Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara,

Kabupaten Badung.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh 7 orang

enumerator yang sudah diberikan pengarahan sebelumnya.

a. Data Primer

Cara yang akan digunakan dalam pengumpulan data yaitu untuk pengambilan

data:

1) Idenstitas responden meliputi: nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan terakhir, dan agama, di mana akan peroleh dengan cara wawancara

langsung dengan responden/sampel dengan bantuan kuisioner.

2) Data pola konsumsi lemak diperoleh dengan wawancara dengan menggunakan

form SQ-FFQ dengan menggali informasi mengenai makanan apa saja yang

pernah dikonsumsi selama tiga bulan terakhir.

3) Tekanan darah

Data tekanan darah diukur menggunakan tensimeter yang dibantu oleh tenaga

puskesmas yang berkompeten dibidang tersebut.

b. Data Sekunder

20
Cara yang akan digunakan dalam pengumpulan data monografi Desa

Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, peneliti akan melakukan

pencatatan dokumen yang sudah ada di kantor desa setempat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data meliputi:

1. Form kuisioner data identitas responden/sampel.

2. Form SQ-FFQ untuk memperoleh data jenis, frekuensi dan jumlah bahan

makanan sumber lemak yang dikonsumsi.

3. Tensimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah

responden/sampel.

4. Laptop digunakan sebagai entri data dan analisis data.

F. Cara pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Data identitas sampel seperti : nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan terakhir, dan agama akan diolah secara deskriptif.

b. Data pola konsumsi lemak meliputi jenis, frekuensi dan jumlah bahan

makanan sumber lemak selama tiga bulan terakhir. Dikatagorikan menjadi

menjadi tiga yaitu :

1) Jenis bahan makanan sumber lemak yang dikonsumsi selama tiga bulan

terakhir dikatagorikan menjadi :

 Lemak jenuh

1. Konsumsi

2. Tidak konsumsi

 Lemak tak jenuh

21
1. Konsumsi

2. Tidak konsumsi

2) Frekuensi penggunaan bahan makanan sumber lemak selama tiga bulan

terakhir yang dikatagorikan menjadi :

Sering : bila dikonsumsi harian

Cukup : bila dikonsumsi mingguan

Jarang : bila dikonsumsi bulanan

Tidak pernah : bila tidak dikonsumsi

3) Data jumlah konsumsi

Data jumlah makanan yang dikonsumsi diolah dan dianalisis nilai gizinya

untuk penyajian data secara deskriftif lemak sampel ditentukan dengan cara

menghitung rata – rata konsumsinya dalam sehari kemudian dibandingkan

dengan AKG, dengan rumus :

Konsumsi Lemak
×100 %
Kebutuhan Lemak

Kemudian dikatagorikan menjadi :

Lebih : > 120%

Normal : 90-120%

Defisit tingkat ringan : 80-89%

Defisit tingkat sedang : 70-79%

Defisit tingkat berat : < 70%.

22
c. Kejadian hipertensi adalah hasil pengukuran tekanan darah yang dikatagorikan

menjadi empat yaitu :

Hasil pengukuran tekanan darah dikatagorikan menjadi yaitu :

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan darah


Sistolik Diastolik
Normal 120 mmHg 80 mmHg
Hipertensi Ringan 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi Sedang 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Hipertensi Berat 180-209 mmHg 110-119 mmHg

3. Analisis Data

Data dianalisis sesuai data dan variable dengan menggunakan table frekuensi

dan tabel silang kemudian disajikan dalam bentuk narasi deskriptif. Tabel

frekuensi digunakan untuk variabel jenis , frekuensi, dan jumlah konsumsi bahan

makanan sumber lemak yang dikonsumsi dan tekanan darah, tabel silang

digunakan untuk variabel jenis bahan makanan sumber lemak dengan tekanan

darah, frekuensi penggunaan bahan makanan sumber lemak dengan tekanan darah

dan jumlah konsumsi bahan makanan sumber lemak yang dikonsumsi dengan

tekanan darah.

23
24
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Desa Kerobokan

Kerobokan terletak di wilayah dataran rendah dengan ketinggian kurang dari

100 meter yang didominasi oleh daerah persawahan dan permukiman. Di

kelurahan ini, terdapat dua buah pantai, yaitu Pantai Petitenget dan Pantai Batu

Belig. Di kelurahan ini juga terdapat Pura Petitenget, salah satu Pura Dhang

Khayangan di Bali.Seperti hal nya desa/kelurahan lainnya di Bali, kelurahan ini

juga memiliki beberapa banjar/lingkungan, antara lain: Banjar/Lingkungan

Taman, Banjar/Lingkungan Taman Merthanadi, Banjar/Lingkungan Pengubengan

Kauh, Banjar/Lingkungan Pengubengan Kangin, Banjar/Lingkungan Pengipian,

Banjar/Lingkungan Batubelig, Banjar/Lingkungan Batubelig Kangin,

Banjar/Lingkungan Umalas Kauh, Banjar/Lingkungan Umalas Kangin,

Banjar/Lingkungan Dukuh Sari, Banjar/Lingkungan Kuwum, dan

Banjar/Lingkungan Uma Sari

2. Karakteristik Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ada di lokasi penelitian yaitu Desa

Kerobokan Kecamatan Kuta Utara.

a. Umur
Karakteristik umur dari 68 sampel yang dikumpulkan, umur tertinggi yaitu 70

tahun dan terendah 57 tahun. Distribusi umur sampel seperti pada tabel 2

25
Tabel 2
Distribusi Sampel Menurut Umur

Umur F %
57-62 25 36,8
65-70 43 63,2
Total 68 100,0

b. Pekerjaan

Karakteristik sampel berdasarkan jenis pekerjaannya, dari 68 sampel yang

dikumpulkan sebagian besar tidak bekerja/pensiun yaitu 33 sampel (48,5%) dan

pekerjaan dengan sampel terkecil yaitu sebanyak 15 sampel (22,1%), distribusi

pekerjan sampel seperti pada tabel 3.

Tabel 3

Distribusi Pekerjaan Sampel

Pekerjaan sampel F %
Buruh/petani 15 22,1
Wiraswasta 20 29,4
Tidak bekerja 33 48,5
Total 68 100,0

c. Pendidikan

Karakteristik sampel berdasarkan tingkat pendidikan dari 68 sampel yang

dikumpulkan sebagian besar sampel memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar

sebamyak 35 orang (51,5%), sedangkan tingkat pendidikan responden yang paling

kecil yaitu SMA sebanyak 5 orang (7,4%).

26
Tabel 4

Distribusi Pendidikan Sampel

Pendidikan F %

Tidak Sekolah 20 29,4


SD 35 51,5
SMP 8 11,8
SMA 5 7,4
Total 68 100,0 %

3. Pola Makan

Dalam kehidupan sehari – hari pola makan setiap orang berbeda-beda, baik

dari segi jenis, jumlah, dan frekuensi. Banyak yang mempengaruhi pola makan

dalam masyarakat yang salah satunya di pengaruhi oleh kesehatan, begitu juga

sebalikanya kesehatan dapat mempengaruhi pola makan seseorang. Data pola

makan yang diambil pada wanita menopause meliputi jumlah konsumsi lemak.

selain itu data lain yang diambil yaitu jenis makanan yang dikonsusmsi dan

frekuensi makan sampel.

27
a. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi

Tabel 5

Distribusi Jumlah Tingkat Konsumsi Lemak yang Dikonsumsi Sampel

Jumlah Penggunaan
No N %
Bahan Makanan
1 Lebih 14 20,6
1 Normal 11 16,2
9
2 Defisit tingkat ringan 13,2
13
3 Defisit tingkat sedang 19,1
21
4 Defisit tingkat berat 30,9
Total 68 100,0 %

Konsumsi lemak pada wanita menopause harus disesuaikan dengan kebutuhan

untuk menghindari terjadinya kadar lemak yang berlebihan dalam darah. Adapun

jumlah konsumsi lemak dari 68 sampel adalah sebanyak 11 orang termsuk dalam

katagori normal, 9 orang termasuk dalam katagori defisit tingkat ringan, 13 orang

termasuk dalam katagori defisit tingkat sedang, 21 orang termasuk dalam defisit

tingkat berat, dan 14 orang dalam kategori lebih.

b. Jenis Makanan yang Dikonsumsi

Jenis bahan makanan yang dikonsumsi seseorang berbeda – beda. Adanya

perbedaan jenis makanan berpengaruh pada perbedaan zat gizi yang terkandung

dalam bahan makanan yang memberi gambaran perlunya diupayakan suatu

keragaman dalam mengkonsumsi bahan makanan. Semakin bervariasi jenis

bahan makanan yang dikonsumsi, maka semakin tercapai keseimbangan

komposisi zat – zat gizi yang diperlukan tubuh.

28
Dari hasil SQ/FFQ yang telah diperoleh dari sampel wanita menopause maka

diperoleh jenis bahan makanan yang di konsumsi sampel (68 orang) dapat

dilihat pada tabel

Tabel 6
Distribusi sampel berdasarkan jenis penggunaan bahan makanan
sumber lemak jenuh

No Kategori n %
1 Konsumsi 62 91,2
2 Tidak Konsumsi 6 8,8
Total 68 100,0%

Dari hasil yang diperoleh yang telah dilakukan kepada 68 orang sampel

dapat diketahui dari 68 sampel sebanyak 62 orang (91,2%) yang mengkonsumsi

bahan makanan sumber lemak jenuh sedangkan sebanyak 6 sampel (8,8%) dengan

kategori tidak mengkonsumsi bahan makanan sumber lemak jenuh.

Tabel 7
Distribusi sampel berdasarkan jenis penggunaan bahan makanan
sumber lemak tak jenuh

No Kategori N %

29
1 Konsumsi 68 100,0
2 Tidak Konsumsi 0 0,0
Total 68 100,0%

Dari hasil yang diperoleh yang telah dilakukan kepada 68 orang sampel

dapat diketahui seluruh sampel yaitu 68 orang (100,0%) mengkonsmsi lemak tak

jenuh.

c. Frekuensi Bahan Makanan yang Dikonsumsi

Dalam kehidupan sehari – hari frekuensi makan bahan makanan bisa

mempengaruhi keadaan kesehatan sesorang, apalagi yang dikonsumsi bahan

makanan yang tinggi lemak atau minyak. Berikut data hasil SQ/FFQ dari hasil

penelitian yang diambil dari sampel wanita menopause berupa frekuensi makan

bahan makanan tinggi lemak atau minyak dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 8
Distribusi sampel berdasarkan frekuensi menurut penggunaan bahan
makanan

No Kategori n %

30
1 Sering 12 17,6
2 Cukup 34 50,0
3 Jarang 16 23,5
4 Tidak pernah 6 8,8
Total 68 100,0%

Dari hasil yang diperoleh dan dikelompokkan menjadi 4 katagori yang

telah dilakukan kepada 68 orang sampel dapat diketahui dari 68 sampel sebanyak

12 orang (17,6%) yang mengkonsumsi bahan makanan sumber lemak dengan

frekuensi sering, 34 sampel (50,0%) dengan kategori frekuensi cukup, sebanyak

16 orang (23,5%) termasuk kategori jarang dan sebanyak 6 orang (8,8%)

termasuk kategori tidak pernah.

4. Tekanan Darah

Hasil pengukuran tekanan darah diambil satu kali pada saat pengumpulan data

di Desa Kerobokan yang dilakukan oleh tenaga puskesmas . Tekanan darah

normal apabila > tekanan sistolik menunjukan angka > 120 mmHG dan tekanan

diastolik < 80mmHg.

Tekanan darah sistolik sampel berkisar antara 120 mmHg sampai dengan

150 mmHg. Sedangkan tekanan darah diastolik berkisar antara 80 mmHg sampai

dengan 100 mmHg. Data yang dikumpulkan menunjukan meunjukan 46 sampel

memiliki tekanan darah normal dan 22 orang sampel memiliki tekanan darah tidak

normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 9

Distribusi sampel menurut tekanan darah

No Kriteria n %

31
1 Hipertensi 22 32,4
2 Non 46 67,6
Hipertensi
Jumlah 68 100%

5. Perbandingan Pola Makan dengan Tekanan Darah

a. Jumlah Tingkat Konsumsi lemak yang Dikonsumsi dengan Tekanan Darah

Tabel 10

Distribusi Lemak dengan Tekanan Darah

Tingkat Hipertensi Non Hipertensi Jumlah


No Konsumsi
N % N % n
Lemak
1 Normal 3 13,6 8 17,4 11
Defisit Tingkat
2 4 18,2 5 10,9 9
Ringan

Defisit Tingkat
3 4 18,2 9 19,6 13
Sedang

Defisit Tingkat
4 2 9,1 19 41,3 21
Berat
5 Lebih 9 40,9 5 10,9 14
Jumlah 22 100% 46 100% 68

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tertera pada tabel diketahui bahwa

tingkat konsumsi lemak diperoleh sebanyak 2 sampel hipertensi (9,1%),

sedangkan sebanyak 19 sampel non hipertensi (41,3%) memiliki tingkat konsumsi

defisit tingkat berat.

b. Perbandingan Jenis makanan sumber lemak yang Dikonsumsi dengan

Tekanan Darah

32
Tabel 11
Distribusi Sampel Jenis bahan makanan sumber lemak jenuh yang
Dikonsumsi dengan Tekanan Darah

Tekanan Darah
Lemak Total
No Hipertensi Non Hipertensi
Jenuh
N % N % N %
1 Konsumsi 20 32,3 42 67,7 62 100,0
Tidak
2 2 33,3 4 66,7 6 100,0
konsumsi

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tertera pada tabel diketahui bahwa

sampel tidak mengkonsumsi lemak jenuh berjumlah 2 orang (33,3) memiliki

tekanan darah di atas normal (hipertensi).

Tabel 12
Distribusi Sampel Jenis bahan makanan sumber lemak jenuh yang
Dikonsumsi dengan Tekanan Darah

Tekanan Darah
Lemak tak
No Hipertensi Non Hipertensi Total
Jenuh
n % N % N %
1 Konsumsi 22 32,4 46 67,6 68 100,0
Tidak
2 konsumsi 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tertera pada tabel diketahui bahwa

sampel yang mengkonsumsi lemak tak jenuh berjumlah 22 orang (32,4%)

memiliki tekanan darah hipertensi.

c. Frekuensi Penggunaan Bahan Makanan dengan Tekanan Darah

33
Dalam kehidupan sehari – hari frekuensi makan bahan makanan bisa

mempengaruhi keadaan kesehatan seseorang, apalagi yang dikonsumsi bahan

makanan yang tinggi lemak atau minyak. Berikut data hasil SQ/FFQ dari hasil

penelitian yang diambil dari sampel wanita menopause berupa frekuensi makan

bahan makanan tinggi lemak atau minyak dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Penggunaan Bahan Makanan Sumber Lemak

dengan Tekanan Darah

Tekanan Darah
Total
No Frekuensi Hipertensi Non Hipertensi
n % N % N %
1 Sering 2 33,3 4 66,7 6 100,0
2 Cukup 9 26,5 25 73,5 34 100,0
3 Jarang 7 43,8 9 56,3 16 100,0
Tidak 4 33,3 8 66,7 12
4
pernah 100,0

Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan frekuensi penggunaan bahan

makanan tinggi lemak yang dikonsumsi dimana sebanyak 4 sampel (33,3%) tidak

mengkonsumsi bahan kanan sumber lemak tetapi memiliki tekanan darah

hipertensi.

B. Pembahasan

Usia menopause berbeda – beda di tiap negara, usia rata – rata adalah antara

45 dan 55, dan sedikit lebih awal atau sedikit terlambat dari angka diatas juga

dianggap normal (Mackenzie, 1984). Penelitian ini memperlihatkan bahwa usia

minimal 57 tahun sedangkan umur tertinggi sampel yaitu 70 tahun.

34
Pola makan adalah susunan jenis, frekuensi dan jumlah pangan yang

dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Konsumsi

masyarakat ini dapat menunjukan tingkat keberagaman pangan masyarakat

(Baliwati. Dkk. 2004). Menurut Supariasa 2012, perbandingan jumlah kandungan

zat gizi yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang yang dibandingkan

dengan angka kecukupan gizi (AKG) agar mengetahui kecukupan gizi yang dapat

dipenuhi. Pada penelitian ini, jumlah konsumsi makanan sampel di peroleh

melalui kuisioner SQ-FFQ.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 68 sampel wanita

menopause di Desa Kerobokan dilihat dari tingkat konsumsi lemak yaitu dari 68

sampel sebanyak 14 sampel (20,6%) termasuk kategori lebih, sedangkan sebanyak

9 sampel (13,2%) defisit tingkat ringan, 13 sampel (19,1%) termasuk defisit

tingkat sedang dan sebanyak 21 sampel (30,9%) defisit tingkat berat. Hal tersebut

sesuai dengan penelitian Anggi Tri Febrianto, (2009) diketahui sampel memiliki

tingkat konsumsi lemak lebih sebanyak 3 sampel, defisit tingkat ringan 12 sampel,

dan defisit tingkat sedang sebanyak 7 sampel.

Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan jenis bahan makanan tinggi

lemak yang dikonsumsi sampel dimana dikelompokkan menjadi jenis lemak

jenuh dan jenis lemak tak jenuh diperoleh 16 jenis bahan makana yaitu

kelompok lemak jenuh meliputi : daging babi, daging ayam, daging bebek,

daging kambing, telur ayam, telur bebek, ikan kering, jeroan, minyak kelapa,

dan tepung susu, kelompok lemak tak jenuh meliputi : margarin, tempe, ikan

segar, bayam, kacang tanah, dan tahu. Hasil penelitian menunjukan tidak ada

35
perbedaan yang bermakna dari jenis bahan makanan sumber lemak yang

dikonsumsi antara sampel hipertensi maupun non hipertensi dikarenakan oleh

faktor geografis atau letak penelitian bertempat pada daerah yang sama, selain

itu karena kondisi sampel merupakan usia lanjut yang kemampuan untuk

meneima makanan terbatas sehingga mereka hanya makan makanan yang

dianggap mampu untuk mereka makan.

Jenis makanan yang dikonsumsi oleh seseorang sangat mempengaruhi

kondisi orang tersebut. Astawan, Made menyatakan dalam tulisannya rahasia

kesehatan dan umur panjang penduduk Okinawa tradisional terletak pada pola

makan dan gaya hidup sehari – hari. Dalam menu hariannya, mereka umumnya

mengkonsumsi kacang –kacangan, sayuran, buah – buahan, ikan laut, rumput

laut, dan biji – bijian, jenis kacang yang paling banyak dikonsumsi adalah

kacang kedelai, baik dalam bentuk polong rebus (edamame) maupun dalam

bentuk olahan, seperti miso, tahu, dan kembang tahu (yuba). Sup miso dengan

campuran bayam dan nasi mrupakan ciri khas menu sarapan penduduk Okinawa.

Konsumsi minyak nabati dan lemak hewani sangat terbatas. Kontribusi lemak

terhadap sumbangan energi tidak lebih dari 20%. Jenis asam lemak yang

dominan dikonsumsi adalah asam lemak tidak jenuh tunggal, seperti yang

terdapat pada minyak rape seed. Selain pada rape seed,asam lemak tersebut juga

dapat diperoleh pada minyak canola dari biji – bijian lainnya. Hal tersebut

membebaskan tubuh dari timbunan kolesterol dan trigliserida berlebih, penyebab

timbulnya berbagai penyakit (Astawan, 2005).

Dalam kehidupan sehari – hari frekuensi makan bahan makanan bisa

mempengaruhi keadaan kesehatan seseorang, apalagi yang dikonsumsi bahan

36
makanan yang tinggi lemak atau minyak. Untuk frekuensi makan bahan makanan

tinggi lemak dibagi dalam empat kategori yaitu sering bila dikonsumsi harian,

cukup bila dikonsumsi mingguan, jarang bila dikonsumsi bulanan dan tidak

pernah bila tidak pernah dikonsumsi. Hasil yang diperoleh yaitu tidak adanya

perbedaan yang berarti dikarenakan sampel makan dalam sehari sebanyak tiga

kali, sedangkan untuk bahan makanan tinggi lemak tertentu seperti daging babi

dan dading kambing jarang dikonsumsi. Frekunsi makan seseorang menentukan

bagaimana status gizi orang tersebut. Astaan, Made menyatan rata – rata pola

konsumsi pangan penduduk Okinawa sehari – hari terdiri dari 0-3 sajian pemanis;

0-3 sajian daging, unggas dan telur 1-2 sendok makan minyak dan kondimen; 1-3

sajian ikan berlemak seperti sarden, makarel, dan salmon; 2-4 sajian buah –

buahan, teh, kedelai, dan kacang – kacangan lainnya; 7-13 sajian nasi, mie, roti,

biji – bijian utuh, dan sayuran.

Walaupun konsumsi lemak yang berlebih dapat meningkatkan atau

mempengaruhi tekanan darah, namun seseorang menderita tekanan darah tinggi

tidak hanya disebabkan oleh konsumsi lemak yang berlebih saja. Penyakit tekanan

darah tinggi merupakan penyakit yang multi faktor. Konsumsi lemak yang tinggi

hanya salah satu dari berbagai faktor risiko penyakit tekanan darah tinggi.

Pada kasus dalam penelitian ini terjadinya penyakit tekanan darah tinggi tidak

hanya disebabkaan karena pola konsumsi (asupan lemak) tetapi ada kemungkinan

disebabkan oleh faktor lain. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 22 orang

sampel (32,4%) mengalami hipertensi, hal ini disebabkan karena masa menopause

terjadi banyak perubahan dalam tubuh dikarenakan penurunan hormon seks

perempuan yaitu esterogen dan progesteron (Haryono, 2016).

37
Faktor bawaan salah satu penyebab penyakit tekanan darah tinggi yang tidak

dapat diacuhkan. Faktor – fator bawaan dari orang tua mungkin penting dalam

menentukan apakah kita menderita tekanan darah tinggi atau tidak, kemungkinan

menderita tekanan darah tinggi kurang lebih satu berbanding tiga, salah satu orang

tua menderita tekanan darah tinggi atau pernah mendapat stroke sebelum usia 70

tahun. Risiko ini meningkat menjadi tiga banding lima jika kedua orang tua

mengalaminya. Dengan riwayat kesehatan keluarga yang demikian adalah penting

untuk mengukur tekanan darah secara teratur.

Selain itu, stres dapat mempengaruhi tekanan darah namun belum bisa

dipastikan pengaruh apa yang ditimbulkan stres. Stres itu sendiri bisa

meningkatkan pengeluaran hormon stres oleh tubuh, yang berakibat naiknya

tekanan darah. Belum bisa dipastikan apakah stres ini mendorong arterosklerosis.

Tetapi stres mendorong kita untuk membentukkebiasaan yang merugikan, bahkan

merusak, seperti minum-minuman keras dan merokok sampai berlebihan di

samping makan secara tidak teratur (Heslet,1997).

walaupun penelitian ini timbulnya penyakit tekanan darah tinggi ada

kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain selain pola makan tetapi sebaliknya

pola makan tetap harus diperhatikan sebagai salah satu upaya pencegahan terkena

penyakit tekanan darah tinggi.

38
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisi data yang dilakukan terhadap wanita

menopause di Desa kerobokan Kecamatan Kuta Utara maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Pola konsumsi lemak sampel yaitu diperoleh sebanyak 2 sampel hipertensi

(9,1%), sedangkan sebanyak 19 sampel non hipertensi (41,3%) memiliki

tingkat konsumsi defisit tingkat berat.

2. Jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh sampel terdiri dari jenis lemak

jenuh dan tak jenuh dan diperoleh 16 jenis bahan makanan suber lemak yang

dikonsumsi.

3. Frekuensi makan bahan makanan sumber lemak yang dikonsumsi sampel

sebanyak 4 sampel (33,3%) dengan kategori tidak pernah mengkonsumsi

bahan kanan sumber lemak tetapi memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).

B. SARAN

Pada wanita yang sudah mengalami menopause penurunan fungsi endokrin

yang memicu perubahan fungsi saraf dan natrium dalam darah, apalagi bila asupan

lemak yang berlebih akan memicu tekanan darah tinggi, mencegah terjadinya

penyakit tekanan darah tinggi pada wanita menopause ada beberapa hal yang dapat

dilakukan yaitu : batasi konsumsi bahan makanan yang tinggi lemak atau sumber

lemak, mengkonsumsi bahan makanan yang beraneka ragam, hindari merokok dan

minum alkohol, olah raga yang teratur, dan rutin mengecek tekanan darah.

39
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Pro Health For Better Life. (Online), available

: https://forbetterhealth.wordpress.com/2008/01/19/pola-makan/ (diakses
pada tanggal 28 November 2016)

Anonim, 2016. Hipertensi Pada Wanita Menopause. (Online), available

: http://manfaat.in/kesehatan-3/hipertensi-pada-wanita-menopause/
(tanggal akses 29 november 2016)

Astawan, Made. 2005. Diet Okinawa bikin Sehat dan Bugar sampai Usia Lanjut
(online).Aailable:http://m.depkes.go.id/popups/articleswindow.php?id=
338&print=print (15 Juli 2017)

Bintanah Sufiati, dkk. 2016. Perhitungan Kebutuhan Gizi Individu. Semarang:


NextBook

Dekker, 1996. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi.Jakarta: Sinar Harapan

Haryono Rudi, 2016. Siap Menghadapi Menstruasi & Menopause. Yogyakarta:


Gosyen Publishing

Imtihani T R, 2012. Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, Motivasi, Promosi, dan


Peer Group Dengan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji (Western
Fast Food) Pada Remaja Putri (Skripsi). Semarang: Program Studi Ilmu
Gizi, FK Universitas Diponegoro

Mackenzie, 1995. Menopause Tuntunan Praktis Untuk Wanita. Jakarta: Arcan

Marliani, T S. 2007. 100 Questions & Answers Hipertensi. Jakarta: PT Elex


Media Komputido

41
Proverawati A, 2010.Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta: Nuha
Medika

Semple, 1992. Buku Pintar Kesehatan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Arcan

Verawaty, L Rahayu. 2012.Merawat & Menjaga Kesehatan Seksual Wanita.


Bandung: PT Grafindo Media Pratama

42
LAMPIRAN

43
Lampiran 1

SURAT PERJANJIAN BERSEDIA

MENJADI SAMPEL PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Tempat/Tgl Lahir :

Pekerjaan :

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi sampel penelitian

dan akan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yang berjudul

“POLA MAKAN DAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA YANG

SUDAH MENGALAMI MENOPAUSE”.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa ada

paksaan dari pihak manapun dan saya berhak menuntut atas kerahasiaan informasi

yang saya berikan.

Denpasar,.....,...........2017

Yang membuat pernyataan,

(...........................................)

44
Lampiran 2

IDENTITAS SAMPEL

Kode Sampel :

Nama Sampel :

Jenis Kelamin :

Tempat,tanggal lahir :

Umur :

Alamat :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

1. Tidak bekerja
2. Buruh/petani
3. Pedagang/wiraswasta
4. Pegawai swasta
5. PNS
6. Lainnya

45
Lampiran 3

Form SQ-FFQ (Semi Quantitative-Food Frequency Questionaire)


Kode Sampel :

Nama Sampel :

Jumlah
N Pemakaian Frekuensi Penggunaan
Bahan Makanan
o UR Gra Har Bula
T m i Minggu n Tidak Pernah
(1
) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8 )
  Karbohidrat            
1 Beras            
2 Singkong            
3 Ubi Jalar            
4 jagung            
5 Roti            
6 Mie            
7 Tepung Beras            
8 Tepung Terigu            
9 kentang            
10 Makaroni            
11 Bihun            
               
               
  Protein Hewani            
1 Daging babi            
2 Daging sapi            
3 Daging ayam            
4 Daging kambing            
5 Daging bebek            
6 Ikan segar            
7 Ikan kering            
8 Udang            
9 Telur ayam            
10 Telur bebek            
11 Jeroan            
               
               
  Protein Nabati            
1 Tahu            
2 Teempe            
               

46
(1
) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
  Sayur-sayuran            
1 Daun singkong            
2 Sawi hijau            
3 Bayam            
4 Kangkung            
5 Kacang panjang            
6 Buncis
7 Wortel
8 Terong
9 Pakis[are
10 Nangka ma
11 Timun

Buah-buahan
1 Pepaya
2 Apel
3 Jeruk
4 Pisang
5 Mangga
6 Anggur
7 Pir
8 Semangka
9 Melon

Susu dan Hasil Olahan


1 Tepung susu
2 Tepung susu skim
3 Susu kental manis
4 Keju
5 Es krim
6 Yoghurt
7 Cokelat

Minyak
1 Minyak kelapa
2 Minyak kelapa sawit
3 Margarin
4 Mentega

47
Serba-serbi
1 Kopi
2 Teh
3 Sirup
4 Selai

48
Lampiran 4

RENCANA KEGIATAN

Waktu
Kegiatan 2016 2017
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst
Persiapan
proposal
                   
Seminar awal

                   
Perbaikan
proposal
                   
Persiapan
proposal
                   
Pelaksanaan
penelitian
                   
Pengolahan
dan
penyusunan
                   
Seminar
akhir
                   

49

Anda mungkin juga menyukai