Dosen Pengampu :
Oleh Kelompok 1
Anggota :
Sekolah Vokasi
2020
I. Pendahuluan
Gizi berasal dari bahasa arab “Al-Gizzai” yang artinya makanan dan manfaatnya
untuk kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Siklus kehidupan wanita akan melalui fase-fase perkembangan yang dimulai sejak
bayi, balita, anak-anak, remaja dan lansia, termasuk didalamnya fase menopause. (kasdu,
2004). Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah
kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut atau disebut usia menopause sebagai
akibat dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang dideritanya, kesulitan
menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena penyakit pada
gigi, gigi yang berkurang, dan mual karena masalah depresi. Saat ini, Usia Harapan
Hidup wanita Indonesia adalah 67 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan
Usia Harapan Hidup orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. Hal ini berarti
wanita memiliki kesempatan untuk hidup rata- rata 25 tahun lagi sejak awal menopause.
Berbagai upaya perlu dilakukan agar waktu yang cukup lama dijalani dengan
semenyenangkan mungkin (Albiner, 2008). Bertambahnya usia menyebabkan beberapa
organ tidak melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi. Misalnya masa tulang
tidak melakukan pembentukan kembali. Meski demikian, setiap orang tetap
membutuhkan makanan bergizi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
(Francin, 2005). Makan-makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan kebutuhan
penduduk untuk hidup lebih berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan
zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang
memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan usia dan aktivitas.
(Sofianty,2010).
II. Pembahasan
1. Definisi Menopause
Menopause berasal dari bahasa Latin mensis yang berarti bulan dan bahasa
Yunani pausis yang berarti berhenti, kata ini merujuk hanya pada periode menstruasi
terakhir. Jika menarke langsung dapat ditentukan di saat wanita untuk pertama
kalinnya mengeluarkan darah haid, menopause baru bisa ditentukan dengan pasti satu
tahun setelah menstruasi berhenti (Bobak,2005). Menopause adalah berhentinya
fungsi reproduksi wanita ditandai dengan berhentinya menstruasi pada usia sekitar 50
tahun akibat dari tidak diproduksinya hormon estrogen oleh ovarium (Bohme, 2001;
Manuaba, 2010). Menopause mengacu pada kondisi yang disebut “perubahan hidup”
pada wanita, yakni saat menstruasi berhenti, seorang wanita dikatakan mengalami
menopause jika dalam setahun tidak lagi mengalami periode menstruasi. Pada masa
ini, aktivitas dari ovarium menurun sampai ovulasi berhenti (Kozier, 2011).
Sementara itu, WHO mendefenisikan menopause sebagai berhentinya menstruasi
secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan
amenorea berturut-turut, periode menstruasi terakhir secara retrospektif ditetapkan
sebagai saat menopause (Brashers, 2007).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan masa
dalam kehidupan wanita dimana dalam setahun menstruasi berhenti sebagai akibat
dari tidak diproduksinya lagi hormon estrogen di ovarium sehinnga masa
reproduksi wanita berakhir.
2. Fase menopause
Menurut Manuaba (2009), menopause menjadi tiga periode, yaitu :
Asupan gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi wanita menopause, antara lain:
a. Kalsium
Kadar estrogen mengalami penurunan yang signifikan selama menopause.
Keadaan ini membuat kebutuhan kalsium wanita mengalami peningkatan. Jika
kebutuhan tersebut tidak tercukupi, pengeroposan tulang akan lebih cepat
terjadi.
Karenanya, bagi wanita menopause yang tidak menggunakan pengganti
estrogen, dirinya dianjurkan untuk mendapatkan 1.200 miligram kalsium per
hari. Kalsium bisa didapatkan dari susu, keju, dan yoghurt.
b. Vitamin D
Vitamin D sangatlah penting untuk melindungi tulang Anda selama
menopause. Susu dan turunan produknya, seperti yoghurt dan keju, juga
berkhasiat dan mengandung vitamin D.
d. Zat besi
Kebutuhan zat besi Anda sebenarnya mengalami penurunan selama masa
menopause. Karena itu, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan seperti
potongan daging sapi, telur, atau serealia pada porsi yang sesuai. Kesemuanya
mengandung kandungan zat besi, yang baik untuk menunjang kesehatan tubuh
selama menopause.
e. Kedelai
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedelai mampu mengatasi keluhan hot
flash saat menopause. Ini karena kedelai mengandung senyawa isoflavon,
yang mampu menjadi duplikat estrogen di dalam tubuh.
f. Biji-bijian utuh
Beberapa biji-bijian, seperti gandum potong baja, quinoa, barley, dan
beras merah, menyediakan vitamin B yang membantu meningkatkan energi,
mengelola stres, dan menjaga fungsi sistem pencernaan saat menopause.
Di samping itu, asam folat dan serat dalam biji-bijian juga dapat
membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular yang mengintai wanita
menopause.
g. Air
Wanita menopause wajib mengonsumsi air putih pada jumlah yang tepat
setiap hari. Hal ini bertujuan agar keluhan kulit dan vagina kering tidak
bertambah parah. Di samping itu, minum air putih juga membantu
mengurangi perut kembung yang terjadi akibat perubahan hormon.
Oleh Kelompok 1
Anggota :
1. Aina Alifyana Devi (R0419002)
2. Caroline Dharmawan (R0419007)
3. Evinka Shella Dewi (R0419009)
4. Fauziah Rahmawati (R0419011)
Asupan gizi yang sesuai pada masa menstruasi akan sangat berpengaruh terhadap siklus
menstruasi. Fungsi sistem reproduksi dapat ditingkatkan dengan menjaga status gizi.
Perbaikan status gizi dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Jenis makanan atau zat gizi yang berpengaruh pada masa menstruasi antara lain asam folat,
Vitamin C, Vitamin E, Vitamin B12, Omega 3, Kalsium, Seng dan protein.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prathita, Y. A., Syahredi, S., & Lipoeto, N. I. (2017). Hubungan Status Gizi
dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 104-109.Diakses pada tanggal 24
Maret 2020
2. Wahyuni, Y., & Dewi, R. Gangguan siklus menstruasi kaitannya dengan
asupan zat gizi pada remaja vegetarian. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian
Journal of Nutrition), 6(2), 76-81.Diakses pada 25 Maret 2020
3. Novita, Riris. "Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya." Amerta Nutrition 2.2 (2018): 172-
181.