Anda di halaman 1dari 17

Asupan Gizi Bagi Wanita Menopause

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Praktek Gizi Dalam Kesehatan


Reproduksi

Dosen Pengampu :

Mujahidatul Musfiroh, S.Kep,Ns., M.Kes, Med

Oleh Kelompok 1

Anggota :

1. Adinda Elsyira (R0419001)


2. Alya Ayu Kharisma (R0419003)
3. Desyiana Fadhilatus A (R0419008)
4. Fatimah Rachmawati (R0419010)

Universitas Sebelas Maret

Sekolah Vokasi

Progam Studi Kebidanan Sarjana Terapan

2020
I. Pendahuluan
Gizi berasal dari bahasa arab “Al-Gizzai” yang artinya makanan dan manfaatnya
untuk kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Siklus kehidupan wanita akan melalui fase-fase perkembangan yang dimulai sejak
bayi, balita, anak-anak, remaja dan lansia, termasuk didalamnya fase menopause. (kasdu,
2004). Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah
kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut atau disebut usia menopause sebagai
akibat dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang dideritanya, kesulitan
menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena penyakit pada
gigi, gigi yang berkurang, dan mual karena masalah depresi. Saat ini, Usia Harapan
Hidup wanita Indonesia adalah 67 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan
Usia Harapan Hidup orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. Hal ini berarti
wanita memiliki kesempatan untuk hidup rata- rata 25 tahun lagi sejak awal menopause.
Berbagai upaya perlu dilakukan agar waktu yang cukup lama dijalani dengan
semenyenangkan mungkin (Albiner, 2008). Bertambahnya usia menyebabkan beberapa
organ tidak melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi. Misalnya masa tulang
tidak melakukan pembentukan kembali. Meski demikian, setiap orang tetap
membutuhkan makanan bergizi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
(Francin, 2005). Makan-makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan kebutuhan
penduduk untuk hidup lebih berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan
zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang
memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan usia dan aktivitas.
(Sofianty,2010).
II. Pembahasan

1. Definisi Menopause
Menopause berasal dari bahasa Latin mensis yang berarti bulan dan bahasa
Yunani pausis yang berarti berhenti, kata ini merujuk hanya pada periode menstruasi
terakhir. Jika menarke langsung dapat ditentukan di saat wanita untuk pertama
kalinnya mengeluarkan darah haid, menopause baru bisa ditentukan dengan pasti satu
tahun setelah menstruasi berhenti (Bobak,2005). Menopause adalah berhentinya
fungsi reproduksi wanita ditandai dengan berhentinya menstruasi pada usia sekitar 50
tahun akibat dari tidak diproduksinya hormon estrogen oleh ovarium (Bohme, 2001;
Manuaba, 2010). Menopause mengacu pada kondisi yang disebut “perubahan hidup”
pada wanita, yakni saat menstruasi berhenti, seorang wanita dikatakan mengalami
menopause jika dalam setahun tidak lagi mengalami periode menstruasi. Pada masa
ini, aktivitas dari ovarium menurun sampai ovulasi berhenti (Kozier, 2011).
Sementara itu, WHO mendefenisikan menopause sebagai berhentinya menstruasi
secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan
amenorea berturut-turut, periode menstruasi terakhir secara retrospektif ditetapkan
sebagai saat menopause (Brashers, 2007).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan masa
dalam kehidupan wanita dimana dalam setahun menstruasi berhenti sebagai akibat
dari tidak diproduksinya lagi hormon estrogen di ovarium sehinnga masa
reproduksi wanita berakhir.
2. Fase menopause
Menurut Manuaba (2009), menopause menjadi tiga periode, yaitu :

a. Fase pra-menopause (klimakterium), pada pase ini seorang wanita


mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan 19
psikologi/kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama 4-5 tahun,
yang terjadi pada usia antara 48-55 tahun.

b. Fase menopause Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan


psikologi dan fisik yang semakian menonjol yang berlangsung sekitar 3-4
tahun pada usia antara 56-60 tahun.

c. Fase pasca-menopause (serium), terjadi pada usia diatas 60-65 tahun,


wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologi dan fisik, dan keluhan
semakin berkurang.
3. Penyebab terjadinya menopause
Menurut Saydam (2012), penyebab utama munculnya kondisi menopause ini jelas
sangat ditentukan oleh usia yang bersangkutan, yang menyebabkan juga munculnya
reaksi hormone yang dihasilkan oleh tubuh wanita. Kondisi hormone mengakibatnya
sel teliur melepaskan hormone estrogen dan progesteron, sampai akhirnya pelepasan
sel telur juga ikut berhenti. Indung telur wanita yang telah mencapai usia 45-50 tahun
biasanya mulai mengerut dan tidak lagi terangsang oleh hormone seks seperti sedia
kala.

4. Pengertian Gizi Nutrisi


Gizi (Nutrisi) adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan
dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.Gizi atau nutrisi
merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan sertahubungannya dengan
ksehatan, ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi)membahas sifat-sifat nutrient yang
terkandung dalam makanan,pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila
terjadi kekurangangizi, zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang
terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan di gunakan untuk
meningkatkan kesehatan tubuh.

5. Ciri-ciri Menopause (Akibat Hilangnya Estrogen) yaitu :


a. Rasa panas ditandai dengan kemunduran kulit yang ekstrem.
b. Gelisah, letih, dan ansietas.
c. Penurunan kekuatan pada tulang seluruh tubuh.
d. Peningkatan tekanaan darah.

6. Perubahaan kejiwaan menjelang menopause


a. Merasa tua.
b. Merasa tidak menarik lagi.
c. Merasa tertekan karena takut menjadi tua.
d. Mudah tersinggung.
e. Mudah kaget sehingga jantung berdebar.
f. Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami.
g. Rasa takut bahwa suami akan selingkuh.
h. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai orgasme.
i. Merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu.
j. Merasa memberatkan keluarga dan orang lain.

7. Perubahan fisik menjelang menopause


a. Kulit menjadi kendor (lemak bawah kulit mengendor).
b. Kulit mudah terbakar sinar matahari (timbul pigmentasi dan menjadi hitam).
c. Timbul bintik hitam pada kulit.
d. Kulit kering dan keriput (kelenjar kulit kurang berfungsi).
e. Metabolisme tubuh menurun (menurunya pengeluaran hormon tiroksin dan
insulin, pembakaran dan keperluan tubuh).
f. Kemampuan mereabsorpsi sari makanan semakin berkurang (sering terjadi
obstipasi).
g. Liang senggama terasa kering.
h. Kepuasan berkemih dan buang air besar semakin berkurang.
i. Tulang mengalami deklasifikasi (pengapuran).

8. Prinsip Gizi Pada Usia Menopause


Menopause di masukan kedalam kelompok rentan gizi meskipun tidak ada
hubungannya dengan pertumbuhan badan, bahkan sebaiknya sudah terjadi involusi
dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi
di sebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga
makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan,.
Makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah
dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan karbohidrat.
Gizi seimbang adalah memenuhi kebutuhan gizi per harinya dengan asupan za-zat
gizi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan
air. Kebutuhan gizi orangdewasa dengan berat normal adalah sekitar 2000-2200 Kkal
per hari. Dengan pemenuhan gizi secara seimbang ini diharapkan seseorang tidak
kelebiahan atau kekurangan berat badan dan jugaterjangkit suatu penyakit seperti
diabetes mellitus atau anemia. Apabila cukup mengkonsumsi gizi seimbang, tidak
diperlukan asupan gizi tertentu untuk mencegah ganguan. Namun, tidak ada salahnya
untuk mengatispasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause atau
berhentinya hormon estrogen dalam tubuh. Terutama, jika memilki resiko kena
gangguan tubuh tertentu yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Jenis
makanan tersebut diantaranya mengandung phytohormon estrogen, seperti kacang
kedelai atau pepaya. Selain itu, jangan lupa mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitaminD, seperti ikan tuna, salmon, minyak ikan, telur, dan susu.
Meskipun vitamin D sendiri sebenarnya bisa diperoleh dari sinar matahari yang dapat
diperoleh dengan mudah. Pada dasarnya, kecukupan gizi pada usia menopause sama
seperti kecukupan gizi pasa kelompok usia yang lebih muda. Satu satunya
pengecualian adalah penurunan kebutuhan akan energi yang mengikuti penambahan
usia.
Makanan yang dibutuhkan dalam masa menopause ini sebenarnya tidak terlalu
banyak. Pola makanannya juga tidak boleh sama seperti saat usia 30-40 tahun. Karena
kebutuhan nustrisinya jelas berbeda. Makan makanan yang sehat dan sesuai
kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup berkualitas pada wanita menopause.
Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah
sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan,
usia dan aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada
usia dewasa.
Prinsip dasar untuk memenuhi gizi pada wanita menopause yaitu :
a. Pemberian diet yang sesuai dengan penyakit yang diderita disamping
pengobatan
b. mengkonsumsi pil tambah darah, untuk mengatasi anemia
c. mengkonsumsi susu nonfat/makanan tinggi kalsium untuk menanggulangi
osteoporosis
d. mengkonsumsi cukup serat (sayuran dan buah) untuk mengatasi konstipasi
e. olah raga dengan teratur
f. membatasi asupan natrium / sodium yang terdapat pada makanan kemasan
biasanya camilan-camilan yang sering dikonsumsi.

Asupan gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi wanita menopause, antara lain:
a. Kalsium
Kadar estrogen mengalami penurunan yang signifikan selama menopause.
Keadaan ini membuat kebutuhan kalsium wanita mengalami peningkatan. Jika
kebutuhan tersebut tidak tercukupi, pengeroposan tulang akan lebih cepat
terjadi.
Karenanya, bagi wanita menopause yang tidak menggunakan pengganti
estrogen, dirinya dianjurkan untuk mendapatkan 1.200 miligram kalsium per
hari. Kalsium bisa didapatkan dari susu, keju, dan yoghurt.

b. Vitamin D
Vitamin D sangatlah penting untuk melindungi tulang Anda selama
menopause. Susu dan turunan produknya, seperti yoghurt dan keju, juga
berkhasiat dan mengandung vitamin D.

c. Buah dan sayur


Metabolisme melambat seiring bertambahnya usia, dan wanita di usia
pertengahan empat puluh cenderung menjadi lebih tidak aktif. Hal tersebut
malah akan menambah berat badan―salah satu gejala menopause yang paling
ditakuti.
Dengan mengonsumsi buah dan sayuran yang rendah kalori, Anda dapat
membantu mengurangi berat badan sekaligus mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan agar tetap sehat.

d. Zat besi
Kebutuhan zat besi Anda sebenarnya mengalami penurunan selama masa
menopause. Karena itu, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan seperti
potongan daging sapi, telur, atau serealia pada porsi yang sesuai. Kesemuanya
mengandung kandungan zat besi, yang baik untuk menunjang kesehatan tubuh
selama menopause.

e. Kedelai
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedelai mampu mengatasi keluhan hot
flash saat menopause. Ini karena kedelai mengandung senyawa isoflavon,
yang mampu menjadi duplikat estrogen di dalam tubuh.

f. Biji-bijian utuh
Beberapa biji-bijian, seperti gandum potong baja, quinoa, barley, dan
beras merah, menyediakan vitamin B yang membantu meningkatkan energi,
mengelola stres, dan menjaga fungsi sistem pencernaan saat menopause.
Di samping itu, asam folat dan serat dalam biji-bijian juga dapat
membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular yang mengintai wanita
menopause.

g. Air
Wanita menopause wajib mengonsumsi air putih pada jumlah yang tepat
setiap hari. Hal ini bertujuan agar keluhan kulit dan vagina kering tidak
bertambah parah. Di samping itu, minum air putih juga membantu
mengurangi perut kembung yang terjadi akibat perubahan hormon.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Nutrisi pada Menopause


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status nutrisi pada wanita menopause
diantaranya :
a. Penurunan hormone
Menurunya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi
lambat, sehingga menimbulkan gangguan buang air besar misalnya sembelit.
Redahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid menyebabkan pengapuran
pada tulang (dekalsifikasi), artinya tulang kekurangan kalium sehingga
keropos dan mudah patah. Menurunnya pengeluaran hormon insulin dan
tiroksin menyebab-kan perubahan pada metabolisme tubuh. Perubahan
metabolisme, penurunan estrogen, serta menurunnya pengeluaran hormon
paratiroid menyebabkan perubahan sistem jantung dan pembuluh darah.
b. Gizi
Gizi seimbang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh baik
untuk energi, penambahan kalsium dan sebagainya.
10. Terapi yang Dapat Dilakukan oleh Wanita Menopause
a. Olahraga teratur dan hindari stres
Untuk mencegah gejala lebih awal dan meningkatkan kekuatan tulang dengan
jalan kaki, jogging, medetasi dan yoga.
b. Konsumsi makanan kaya kalsium
Untuk mengurangi pengeroposan dan patah tulang dengan asupan susu, keju,
kacang-kacangaan, serta roti.
c. Terapi Sulih Hormone (TSH)
Tujuan dasar terapi ini untuk menggantikan estrogen yang hilang agar jangka
panjang dan pendek dapat teratasi.
d. Makan buah-buahan dan sayuran
Pepaya, kedelai, bengkoang dan terong yang banyak mengandung zat
antioksidan pencegah penuaan dan serangan radikal bebas. Mengandung
vitamin B1, B6, B12, asam Folat, serta vitamin E dan A. Ada juga selenium
pada golongan mineral, isofalvon, dan karetonoid.
e. Kurangi asupan kafein
Untuk mempercepat penyerapan kalsium dengan menghindari kopi, teh,
minuman soda, dan alkohol.
f. Jauhi rokok :
Menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan rentan osteoporosis.
III. Kesimpulan
1. Menopause merupakan masa dalam kehidupan wanita dimana dalam setahun
menstruasi berhenti sebagai akibat dari tidak diproduksinya lagi hormon estrogen di
ovarium sehinnga masa reproduksi wanita berakhir.
2. Pada dasarnya, kecukupan gizi pada usia menopause sama seperti kecukupan gizi
pasa kelompok usia yang lebih muda. Satu satunya pengecualian adalah penurunan
kebutuhan akan energi yang mengikuti penambahan usia. Namun, tidak ada salahnya
untuk mengatispasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause atau
berhentinya hormon estrogen dalam tubuh. Terutama, jika memilki resiko kena
gangguan tubuh tertentu yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.
IV. Saran
1. Bagi ibu menopause Ibu menopause perlu meningkatkan pengetahuan mengenai
konsumsi gizi yang baik saat menopause dengan mengikuti penyuluhan dari tenaga
kesehatan serta mencari informasi melalui media cetak ataupun media elektronik
sehingga dapat membantu meningkatkan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause.
2. Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah
sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan,
usia dan aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada
usia dewasa. Selain itu, jangan lupa mengkonsumsi makanan yang mengandung
vitaminD, seperti ikan tuna, salmon, minyak ikan, telur, dan susu. Meskipun vitamin D
sendiri sebenarnya bisa diperoleh dari sinar matahari yang dapat diperoleh dengan
mudah.
V. Daftar Pustaka

Pohan, Atika.2017.PENGETAHUAN IBU MENOPAUSE TENTANG KEBUTUHAN GIZI PADA


MASA MENOPAUSE DI DESA SUBUR KECAMATN AIR JOMAN KABUPATEN ASAHAN
JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 16 | Nomor 1 | Januari 2017 I S S N : 2443 - 0536
JURNAL STINDO PROFESIONAL [81]. http://jurnalstipro.com/wp-
content/uploads/2019/01/jurnal_atika_pohan_terbit_januari_2017_edisi_1.pdf.
Diakses pada Rabu, 25 Maret 11.00 WIB

Yeni, Mardha.2013.GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENOPUASE TENTANG


KEBUTUHAN GIZI PADA MASA MENOPAUSE DI LINGKUNGAN II KELURAHAN TANJUNG
GUSTA MEDAN TAHUN
2013.http://balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Marda%20Yeni.pdf
diakses pada Rabu, 25 Maret 2020 pukul 12.38 WIB

Prasetyo, boby agung.2018.7 Makanan Tepat untuk Wanita Menopause.


https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3616543/7-makanan-yang-tepat-untuk-
wanita-menopause diakses pada Rabu, 25 Maret 2020 pukul 12.00 WIB.
GIZI DALAM DAUR ULANG KEHIDUPAN
PADA MASA MENSTRUASI
Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi

Oleh Kelompok 1
Anggota :
1. Aina Alifyana Devi (R0419002)
2. Caroline Dharmawan (R0419007)
3. Evinka Shella Dewi (R0419009)
4. Fauziah Rahmawati (R0419011)

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN SARJANA TERAPAN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
Pendahuluan
Menstruasi merupakan proses kompleks yang melibatkan beberapa hormon, organ
seksual dan sisterm saraf. Hormon memiliki pengaruh penting dalam menstruasi, jika
hormon tidak seimbang maka siklus akan terganggu. Siklus menstruasi merupakan pertanda
klinis fungsi reproduksi wanita. Panjang siklus menstruasi diketahui sebagai prediktor
kesehatan seperti kanker payudara dan faktor risiko kardiovaskular. Siklus menstruasi
didefinisikan siklus pendek jika 25 hari, normal 26–34 hari, atau panjang 35 hari. Siklus
menstruasi yang tidak normal juga dikaitkan dengan penurunan fertilitas. Jarak siklus
menstruasi berbeda pada setiap wanita, umumnya berkisar 15-45 hari rata-rata 28 hari dan
lamanya berkisar 2-8 hari rata-rata 4-6 hari dengan darah yang dikeluarkan berkisar 60-80 ml
per siklus. Fase-fase siklus menstruasi tersebut adalah fase menstrual, fase preovulatori,
ovulasi dan fase pasca ovulatori.
Berat badan sebagai representasi massa lemak tubuh memiliki pengaruh terhadap
keseimbangan hormon dan menstruasi. Berat badan berlebih dan obesitas merupakan kondisi
abnormal ditandai dengan penumpukan lemak berlebihan melebihi batas kebutuhan skeletal
dan fisik yang dapat mengganggu kesehatan. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia, status
gizi, keadaan emosi dan massa lemak tubuh. Remaja vegetarian cenderung mengalami
defisiensi beberapa zat gizi seperti protein, zat besi (Fe), Vitamin B12. Protein nabati
merupakan protein dengan nilai biologis rendah karena tidak mengandung semua asam amino
esensial yang dibutuhkan untuk proses fisiologis tubuh. Asupan zat besi vegetarian adalah zat
besi nonheme yang terdapat dalam bahan makanan nabati yang kandungan zat besi rendah
dan tingkat penyerapannya sangat rendah. Absorpsi besi yang efektif dan efisien memerlukan
suasana asam dan adanya reduktor, seperti vitamin C. Absorpsi besi dalam bentuk nonheme
dapat meningkat empat kali lipat dengan adanya vitamin C. Oleh karena itu, kekurangan
vitamin C dapat menghambat proses absorpsi besi. Vitamin C dapat menghambat
pembentukan hemosiderin yang diimobilisasi untuk membebaskan besi jika diperlukan.
Vitamin C juga memiliki peran dalam pemindahan besi dari transferin di dalam plasma ke
feritin hati. Vitamin B12 yang berasal dari bahan pangan nabati jumlah dan tingkat
penyerapannya juga sangat rendah. Hal ini sebagai risiko potensial defisiensi zat gizi bagi
kelompok remaja putri yang mengalami menstruasi setiap bulan.
Asupan zat gizi yang kurang dari kebutuhan tubuh dapat menyebabkan siklus
menstruasi tidak teratur. Selain itu kelebihan dan kekurangan gizi secara umum berdampak
pada penurunan fungsi hipotalamus memberikan ransangan impuls ke Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Kedua hormon ini berperan penting dalam
mengatur siklus menstruasi. Zat gizi yang harus dipenuhi diantaranya zat gizi makro seperti
karbohidrat, lemak dan protein. Asupan karbohidrat dapat berpengaruh terhadap pemenuhan
kalori selama fase luteal, asupan protein berpengaruh terhadap panjang fase folikuler dan
asupan lemak berpengaruh terhadap hormon reproduksi. Hal tersebut mempengaruhi jumlah
insulin dan leptin. Dalam sistem reproduksi hormon tersebut berpengaruh terhadap GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormone). Sekresi GnRH akan berpengaruh terhadap pengeluaran
FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang akan merangsang
ovarium untuk terjadi folikulogenesis (berakhir dengan ovulasi) dan steroidogenesis
(menghasilkan estrogen dan progesteron).
Pembahasan
Kematangan organ reproduksi pada wanita ditandai dengan menstruasi. Pada masa
remaja terjadi peningkatan kebutuhan gizi dikarenakan pada masa remaja laju pertumbuhan
meningkat. Status gizi menujuk pada asupan gizi yang telah diterima tubuh. Kekurangan
nutrisi pada wanita / remaja putri dapat menyebabkan terjadinya hormonal berupa :
1. Gangguan siklus ovulasi, hal ini dapat mengganggu terjadinya gangguan fertilitas
2. Kurangnya nutrisi juga dapat berpengaruh terhadap pematangan seksual,
pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan akan menjadi penyebab terganggunya fungsi
reproduksi. Terganggung fungsi reproduksi akan tampak dengan adanya gangguan
menstruasi yang terjadi.
Pada pemenuhan kebutuhan gizi untuk pertumbuhan normal diperlukan nutrisi yang
memadai, kecukupan zat gizi energi, protein, lemak dan kesediaan nutrisi esensial sebagai
bahan pertumbuhan tubuh. Gizi atau makanan, selain sebagai pertumbuhan, perkembangan
fisik dan mental juga dibutuhkan untuk mendukungan kesuburan seorang wanita.
Asupan gizi yang sesuai dapat meningkatkan fungsi reproduksi. Namun asupan yang
tidak sesuai akan berpengaruh terhadap gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi
merupakan suatu petunjuk yang penting dalam melihat adanya gangguan fungsi sistem
reproduksi yang berhubungan dengan risiko terjadinya berbagai penyakit seperti kanker
rahim, kanker payudara, infertilitas serta patah tulang.
Makanan yang bergizi tinggi dan berlemak tinggi akan menyebabkan pertambahan
berat badan pada remaja putri. Hal ini akan disertai dengan kandungan kolesterol yang
meningkat. Adanya kolestrol yang berlebih maka dapat menjadi prekusor dari hormon
estrogen. Obesitas pada wanita dapat menimbulkan risiko gangguan mentruasi dan penyakit
lain seperti meningkatnya prevalensi kanker yang sensitif terhadap hormon wanita. Sel-sel
lemak tidak hanya penyimpan energi tetapi juga berperan sebagai organ endokrin yang aktif
sehingga menimbulkan kerentanan penyakit pada obesitas.
Pada remaja putri dengan status gizi lebih dapat mengalami gangguan menstruasi. Hal
tersebut terjadi seiring dengan peningkatan produksi estrogen. Selain dari ovarium, estrogen
juga akan diproduksi oleh jaringan adiposa. Peningkatan hormon estrogen tersebut
menyebabkan terjadi peningkatan hormon androgen yang dapat mengganggu perkembangan
folikel sehingga tidak terjadi kematangan folikel. Selain itu peningkatan estrogen juga dapat
merangsang hipotalamus dan kelenjar hipofisis sehingga produksi luteinizing hormone (LH)
semakin banyak. LH yang terlalu cepat keluar dapat mennyebabkan hiperandrogenisme kadar
testosterone yang rendah sehingga ovulasi tidak terjadi.
Pada remaja putri dengan status gizi kurang juga dapat mengakibatkan gangguan
menstruasi. Hal tersebut berkaitan dengan penurunan hormon gonadotropin untuk mensekresi
luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Pada keadaan tersebut
maka estrogen akan turun sehingga berdampak pada menstruasi. Penurunan LH akibat status
gizi yang rendah maka dapat menyebabkan pemendekan fase luteal. Kekurangan gizi
merupakan faktor penting yang berhubungan dengan gangguan hipotalamus, hipofisis dan
ovarium. Pemenuhan kebutuhan zat gizi juga dapat berpengaruh terhadap dismenorea. Pada
saat terjadi menstruasi hormon esterogen meningkat dan hormon progesteron menurun,
sehingga akan menyebabkan terbentuknya prostaglandin.
Adanya status gizi yang tidak normal akan berpengaruh terhadap hormon reproduksi
tersebut. Ketika prostaglandin bertambah banyak maka menyebabkan vaso spasme pada
arteriol uterin yang membuat iskemia dan kram pada perut bagian bawah sehingga terjadi
rasa nyeri. Remaja putri dengan status gizi yang baik dan menjaga berat badan tetap ideal
akan mencapai pubertas secara normal, mengalami menstruasi secara normal dan tanpa
gangguan.
Adanya keadaan yang demikian maka akan mendukung remaja putri dalam
hubungannya dengan reproduksi di masa mendatang. Fungsi sistem reproduksi dapat
ditingkatkan dengan menjaga status gizi. Perbaikan status gizi dapat dilakukan dengan
perbaikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Jenis makanan yang berpengaruh terhadap fungsi reproduksi diantaranya :
1. Makanan dengan kandungan asam folat
Asam folat berkolaborasi dengan vitamin B12 dan vitamin C untuk membantu
tubuh dalam memecah, menggunakan, sekaligus membentuk protein baru. Senyawa
protein ini akan membantu pembentukan sel darah merah dan memproduksi DNA,
membangun fondasi dasar tubuh yang membawa informasi genetik seseorang.
Salah satu fungsi asam folat adalah membentuk sel darah merah. Tanpa asam
folat yang cukup, maka produksi sel darah merah akan selalu di bawah normal
sehingga wanita yang sedang menstruasi mudah mengidap anemia
2. Makanan dengan kandungan vitamin C
Vitamin C berguna untuk pertumbuhan sel, meningkatkan peredaran darah dan
umumnya untuk mengembangkan sistem pertahanan tubuh. Gejala kekurangan
vitamin C salah satunya adalah anemia. Jadi Vitamin C sangat berperan penting dalam
sehari-hari terutama ketika haid. Vitamin C dapat ditemukan pada anggur dan lemon
3. Makanan dengan kandungan vitamin E
Vitamin E dapat menghilangkan beberapa gejala PMS. Sumber Vitamin E
terdapat pada alpukat dan kuning telur.
4. Makanan dengan kandungan vitamin B12 dan omega 3
Ketidaknyamanan saat mengalami kram menstruasi dapat diatasi dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung omega 3 dan vitamin B12. Anda dapat
menemukannya di dalam telur, kacang-kacangan, biji-bijian, yoghurt, dan makanan
laut.
Vitamin B12 merupakan salah satu zat gizi mikro yang perperan dalam
sintesis hemoglobin pada fase ovulasi. Pemenuhan asupan vitamin B12 tidak
berhubungan dengan siklus menstruasi disebabkan oleh kegunaan vitamin B12 yang
tidak lansung berkaitan aktifitas otak dan kerja hormon FSH namun lebih kepada
sintesis hemoglobin yang berperan pada fase ovulasi.
5. Kalsium
Kalsium adalah zat gizi yang wajib Anda konsumsi saat menstruasi. Mineral
yang satu ini dapat membantu Anda untuk mengurangi perut kram dan kembung.
Kalsium juga dapat membantu meningkatkan suasana hati Anda dan meningkatkan
konsentrasi. Dapatkan kalsium dalam susu, yoghurt, keju, almond, brokoli, dan
sayuran hijau lainnya.
6. Seng, dan aluminium
Zat gizi tersebut banyak terkandung dalam kacang-kacangan, sayuran hijau,
buah-buahan, daging dan juga ikan laut. Status besi yang rendah dalam tubuh
berdampak pada kadar hemoglobin menurun di bawah batas normal. Peranan dari
hemoglobin adalah mengantar oksigen dalam tubuh termasuk ke otak. Siklus
menstruasi dikendalikan oleh sistem hormon dan dibantu oleh kelenjar hipofisis pada
otak. Apabila kinerja otak berkurang karena jumlah oksigen yang diterima tidak
optimum maka akan mempengaruhi kerja hipotalamus. Hipotalamus yang terganggu
akan berdampak pula pada kerja hormon estrogen dan progesteron menjadi terhambat.
Sehingga biasanya siklus menstruasi tersebut tidak teratur dan panjang
(oligomenorrhea). Setiap hari, tubuh membutuhkan zat besi sebesar 18 mg.
7. Makanan yang mengandung protein
Asupan protein yang adekuat sangat penting untuk mengatur integritas, fungsi,
dan kesehatan manusia dengan menyediakan asam amino sebagai prekursor molekul
esensial yang merupakan komponen dari semua sel dalam tubuh.
Pemenuhan kebutuhan protein yang kurang dari kebutuhan tubuh akan
mempengaruhi kadar estrogen sehingga kadar FSH tidak mencapai puncak. Dampak
dari pertumbuhan follikel terhenti adalah tidak terjadi ovulasi. Keadaan ini
berpengaruh pada perpanjangan siklus menstruasi.
Kesimpulan

Asupan gizi yang sesuai pada masa menstruasi akan sangat berpengaruh terhadap siklus
menstruasi. Fungsi sistem reproduksi dapat ditingkatkan dengan menjaga status gizi.
Perbaikan status gizi dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Jenis makanan atau zat gizi yang berpengaruh pada masa menstruasi antara lain asam folat,
Vitamin C, Vitamin E, Vitamin B12, Omega 3, Kalsium, Seng dan protein.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prathita, Y. A., Syahredi, S., & Lipoeto, N. I. (2017). Hubungan Status Gizi
dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 104-109.Diakses pada tanggal 24
Maret 2020
2. Wahyuni, Y., & Dewi, R. Gangguan siklus menstruasi kaitannya dengan
asupan zat gizi pada remaja vegetarian. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian
Journal of Nutrition), 6(2), 76-81.Diakses pada 25 Maret 2020
3. Novita, Riris. "Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya." Amerta Nutrition 2.2 (2018): 172-
181.

Anda mungkin juga menyukai