Anda di halaman 1dari 3

IV.

CONTOH PERHITUNGAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG
CONTOH 1---PT KIA Motors mengimpor barang dari Korea. PT KIA adalah importir
mobil yang telah memiliki Angka Pengenal Impor. PT KIA mengimpor unit 50 mobil,
dengan harga faktur $ 10.000 per unit. Biaya asuransi dan biaya angkut yang berkaitan
dengan impor mobil tersebut masing-masing adalah $3.000 dan $7.000. Bea masuk
yang dibayar oleh PT KIA Motors sebesar 5% dari CIF dan bea masuk tambahan
sebesar 20% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebesar $1
= Rp 9.000. Berapa PPh pasal 22 yang harus dibayar?
Harga faktur : 50 unit x $10.000                                   $500.000
Biaya asuransi                                                             $   3.000
Biaya angkut                                                               $   7.000
                                                                                 --------------
CIF                                                                             $510.000
Bea masuk: 5% x $510.000                                          $  25.500
Bea masuk tambahan:20% x $510.000                          $102.000
                                                                                 -------------
Nilai Impor                                                                  $ 637.500
Nilai Impor dalam rupiah:
$637.500 x Rp 9.000 =  Rp   5.737.500.000
PPh 22 yang harus dipungut (memiliki API)
2,5% x Rp 5.737.500.000 = Rp  143.437.500
CONTOH 2---PT Cipta Mandiri Bangsa mengimpor barang dari Jepang. PT Cipta Mandiri
Bangsa tidak memilki Angka pengenal Impor, adalah perusahaan percetakan yang
mengimpor mesin Fotokopi dari Jepang sebanyak 20 unit barang. Harga faktur per unit
sebesar US$500. Biaya asuransi dan biaya angkut antar daerah pabean masing-masing
5% dan 10% dari harga faktur. Pungutan pabean lain yang sah adalah Rp
22.500.000,-. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada waktu itu adalah Rp
9.000. Berapa PPh 22 yang harus dibayar?
Harga faktur 20 x $500                                                     $10.000
Biaya asuransi 5% x $10.000                                             $    500
Biaya angkut 10% x $10.000                                             $  1.000
                                                                                     ------------
CIF                                                                                  $11.500
CIF dalam Rupiah $11.500 x Rp 9.000 =      Rp 103.500.000
Pungutan pabean lainnya                            Rp   22.500.000
                                                              ---------------------
Nilai Impor                                                Rp 126.000.000
PPh 22 yang harus dipungut (tidak memiliki API):
Rp 126.000.000 x 7,5% = Rp 9.450.000
CONTOH 3---PT Traktor Bersatu, perusahaan penyewaan alat berat yang memiliki API,
mengimpor alat berat DOZER TRACTOR dari Jerman dengan harga faktur US$100.000.
Biaya asuransi sebesar US$5.000 dan ongkos angkut sebesar US$25.000. Kurs Tengah
BI (BI rate) waktu itu sebesar Rp 10.000 dan kurs pajak ditetapkan sebesar Rp 9.000
per US$1. Bea masuk dibayar oleh PT Traktor Bersatu sebesar 30% dari CIF. Berapa
PPh 22 yang harus dibayar dan Buat jurnal atas pembelian ini.
Harga faktur                                                                $100.000
Biaya asuransi                                                             $    5.000
Biaya angkut                                                               $  25.000
                                                                                 -------------
CIF                                                                             $130.000
CIF dalam rupiah $130.000 x Rp 9.000  = Rp 1.170.000.000
Bea masuk 30% x Rp 1.170.000.000    =  Rp    351.000.000
                                                           ------------------------
Nilai Impor                                             Rp 1.521.000.000
PPh 22 yang harus dipungut (memiliki API)
Rp 1.521.000.000 x 2,5% = Rp 38.025.000
JURNAL:
DOZER TRACTOR                     Rp 1.300.000.000
Pajak Penghasilan pasal 22        Rp      38.025.000
       Kas                                                                     Rp 1.338.025.000
CONTOH 4---PT ABC mengimppor barang dari USA dengan harga US$30.000. Asuransi
yang dibayar diluar negeri sebesar 5% dari harga dan biaya angkut sebesar 10% dari
harga. Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing 10% dan 20%.
(Berdasarkan kurs pajak US% = Rp 10.000). PT ABC tidak memiliki API dan mengimpor
melalui PT XYZ; importir yang memiliki API. Berdasarkan perjanjian kedua
pihak, handling fee dtetapkan sebesar 1,5% dari harga impor. Hitung PPh 22 yang
harus dipungut dan Jurnal transaksi ini.
Harga faktur                                                                $ 30.000
Biaya asuransi                                                             $  1.500
Biaya angkut                                                               $ 30.000
                                                                                -------------
CIF                                                                             $ 61.500
CIF dalam rupiah $61.500 x Rp 10.000               = Rp    615.000.000
Bea masuk 10% x Rp 615.000.000                     = Rp     61.500.000
Bea masuk tambahan 20% x Rp 615.000.000      = Rp   123.000.000
                                                                        ------------------------
Nilai Impor                                                          Rp   922.500.000
Pajak Penghasilan pasal 22= 2,5% X Rp   922.500.000 = Rp 23.062.500
Handling Fee = 1,5% x Rp   922.500.000 = Rp 13.837.500
JURNAL
Barang X (NI+Handling fee)          Rp  936.337.000
Pajak Penghasilan pasal 22           Rp    23.062.500
                          Kas                                                 Rp  959.400.000
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS PEMBELIAN OLEH INSTANSI
PEMERINTAH, BUMN/BUMD, DAN INSTANSI TERTENTU
CONTOH 1---Dinas Pendidikan Nasional Kota Yogyakarta membeli mebel dan peralatan
kantor lain dari PT Furniture senilai Rp 220.000.000 (termasuk PPN 10%). PPh 22 yang
harus dipungut oleh bendaharawan Dinas Pendidikan Nasional kota Yogyakarta adalah
sebagai berikut:
DPP PPN = (100/110) x Rp 220.000.000 = Rp 220.000.000
PPh pasal 22 = Rp 220.000.000 x 1,5% = Rp  3.000.000,-
CONTOH 2---PT TELKOM Jakarta Selatan pada bulan Maret 2005 telah melakukan
beberapa transaksi antara lain sebagai berikut:
1.    Melakukan pembelian benda-benda pos seperti perangko dan materai langsung ke PT
(persero) Pos Indonesia. Jumlah keseluruhan nilai pembelian benda-benda pos tersebut
adalah Rp 9.800.000
2.    Membayar tagihan pembelian kertas continous form dari PT Indah Kiat Paper sebesar
Rp 55.000.000 (termasuk PPN)
3.    Membayar tagihan pembelian paper clip dari CV Clip Baru dengan nilai total sebesar Rp
1.045.000 termasuk PPN
4.    Membayar tagihan atas pembelian semen kepada PT Indo Semen untuk pembangunan
kantor cabang sebesar Rp 65.000.000 (tidak termasuk PPN)
5.    Membayar tagihan listrik kepada PT PLN (persero) cabang Jakarta Selatan sebesar Rp
25.000.000
Pembelian Benda POS---Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik,
gas, air minum/PDAM, dan benda-benda pos, dikecualikan dari pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22, sesuai dengan 236/KMK.03/2003
Pembelian Kertas---Atas pembelian kertas continous form dipungut PPh pasal 22
sebesar:
PPh 22= DPP PPN x tarif PPh 22
PPh 22= (100/110 x Rp 55.000.000) x 0,1%
PPh 22= Rp 50.000.000 x 0,1%
PPh 22= Rp 50.000 PPh ini tidak bersifat final dan dipungut oleh industri kertas pada
saat penjualan kertas dalam negeri.
Pembelian Paper Clip---Atas pembelian ini tidak dikenakan PPh pasal 22 karena DPP
PPN-nya (100/110 x Rp 1.045.000 = Rp 950.000) dibawah Rp 1.000.000 dan bukan
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
Pembelian Semen---atas pembelian semen dipungut oleh industri semen sebesar:
PPh 22 = Rp 65.000.000 x 0,25% = Rp 162.500
Tagihan listrik---Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air
minum/PDAM, dan benda-benda pos, dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan
Pasal 22, 236/KMK.03/2003

Anda mungkin juga menyukai