Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Wayan Widia Maryanti

Nim : 041330517

1. Studi Kasus.
Pada tanggal 15 Juni 2020 dilakukan dan disepakati transaksi jual beli Murabahah
antara bank Syariah Amanah dengan Dina dengan harga jual sebesar Rp.200.000.000
dengan keuntungan yang disepakati sebesar Rp.50.000.000. Uang muka yang dibayar
oleh Dina sebesar Rp.25.000.000 kepada Bank Syariah Amanah. Sesuai dengan
pencatatan yang ada pada Bank Syariah Amanah nilai persediaan (harga perolehan)
mobil SUV yang dipesan oleh Dina sebesar Rp.125.000.000. Pembayaran jual beli
tersebut dilakukan dengan cara Tangguh selama jangka waktu 10 bulan dan dilakukan
setiap tanggal 15 sebesar Rp.17.500.000 (dalam administrasi Bank Syariah setiap
angsuran dilakukan pembagian untuk angsuran pokok sebesar Rp.12.500.000 dan untuk
pembayaran margin sebesar Rp.5.000.000).
Pertanyaan :
1) Buatlah tabel angsuran untuk sisa pembayaranDina.
Jawab:

 Uang muka = Rp. 12.500.000


 Margin = Rp. 5.000.000
 Sisa pembiayaan = Rp. 175.000.000

Sumber : BMP Modul 5 Halaman 5.18

2) Buatlah jurnal yang dilakukan oleh Bank Syariah Amanah atas ;


a. Transaksi murabahah dan penyerahan Mobil SUV kepada Dina oleh
Bank Amanah.
Jawab:
b. Uang muka yang diserahkan Dina
Jawab :

c. Pembayaran angsuran pembiayaan Murabahahuntuk tanggal 15 Juli 2020.


Jawab :

Sumber : BMP Modul 5 Halaman 5.18 - 5.19

2. Studi Kasus.
Tuan Robi memesan rumah melalui Bank Syariah SEJAHTERA dengan akad Istishna
senilai Rp.400.000.000. Pada akhir masa akad ternyata terdapat perubahan harga
material sehingga mengakibatkan nilai kontrak berubah dan hal tersebut sudah
disepakati dalam akad. Nilai rumah yang dipesan oleh Tuan Robi menjadi
Rp.550.000.000, sebagai akibat penyesuaian harga-harga material yang meningkat.
Maka Bank Syariah Sejahtera akan mencatat klaim tambahan sesuai kesepakatan.
Pertanyaan :
1. Jelaskanlah bagaimana perhitungan tambahan margin Bank Syariah Sejahtera dari
studi kasus diatas.
Jawab :
PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna bagian penyelesaian awal khususnya paragraf 33
menjelaskan bahwa peraturan pengakuan dan pengukuran atas pendapatan dan biaya
istishna atau akibat perubahan pesanan dan tagihan tambahan sebagai berikut.
a. nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati oleh penjual dan
pembeli ditambahkan kepada pendapatan istishna dan biaya Istishna;
b. Jika kondisi pengenaan setiap tagihan tambahan yang dipersyaratkan dipenuhi
maka jumlah biaya setiap tagihan tambahan yang diakibatkan oleh setiap tagihan
akan menambah biaya istishna; sehingga pendapatan istishna akan berkurang
sebesar jumlah penambahan biaya akibat klaim tambahan;
c. Perlakuan Akutansi (a) dan (b) juga berlaku pada istishna paralel, Akan tetapi
biaya perubahan pesanan dan tagihan tambahan ditentukan oleh produsen atau
kontraktor dan disetujui penjual berdasarkan akad istishna paralel.
Perubahan pesanan yang disepakati oleh penjual dan pembeli akhir dicatat dengan
jurnal sesuai dengan yang umum atas penambahan biaya biaya yang dikeluarkan dan
pendapatan yang akan diterima.

Dalam kasus ini, Bank Syariah Sejahtera tidak memperhitungkan tambahan margin
sehubungan dengan kenaikan harga material walaupun harga pokok barang baru bah.
Hal ini sesuai dengan kesepakatan antara Tuan Robi dan Bank Syariah Sejahtera ketika
perubahan harga harga material di Akomodasi, namun tidak mempengaruhi margin
istishna yang diterima oleh Bank Syariah Sejahtera.

Sumber : BMP Modul 5 Halaman 5.83 - 5.84

2. Buatlah jurnal yang dibutuhkan dari studi kasus diatas.


Jawab :

Sumber : BMP Modul 5 Halaman 5.83 - 5.84

3. Studi Kasus
Bank Syariah AQU menerima permohonan pengajuan pembiayaan Mudharabah dari
sebuah perusahaan informasi teknologi PT. Indonesia Information Technology (IIT)
yang mempunyai fokus pada pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
perusahaan. Proposal PT IIT disetujui dan PT IIT akan mendapat fasilitas pembiayaan
Mudharabah sebesar Rp.1000.000.000 dalam jangka waktu 3 tahun terhitung sejak
tanggal 5 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2020. Nisbah yang disepakati
dalam akad tersebut adalah 40 untuk Bank dan 60 untuk nasabah (IIT) dengan sistem
bagi hasil Profit/Loss Sharing.
PT IIT mencatat laba bersih sebesar Rp.90.000.000 pada tahun pertama dan segera
dibagihasilkan kepada Bank Syariah AQU pada awal tahun kedua akad.
Pertanyaan :
1. Berdasarkan kasus diatas buatlah perhitungan pembagian porsi bagi hasil dan
buatlah jurnal untuk Bank Syariah AQU.
Jawab :
Jurnal yang dibuat oleh Bank Syariah AQU pada saat menerima bagi hasil tersebut
sebagai berikut.

Sumber : BMP Modul 6 Halaman 6.18

2. Jelaskanlah bagaimana pencatatan akuntansi pembiayaan mudharabah jika PT IIT


mengalami kerugian pada tahun pertama sebesar Rp.90.000.000 dan berdasarkan fakta
yang disepakati antara kedua belah pihak terungkap bahwa kerugiaan terjadi karena
diakibatkan kesalahan/kelalaian dari PT IIT.
Jawab :

Pada kerugian diakibatkan kesalahan atau kelalaian dari PT. IIT


Bank Syariah AQU tidak mencatat kejadian ini dalam jurnal karena kerugian yang
diakibatkan oleh pengelola dana (mudharib) menjadi beban dari pengelola dana tanpa
mengurangi investasi mudharabah Bank Syariah AQU.

Kerugian yang diakibatkan penghentian pembiayaan mudharabah yang terjadi sebelum


masa akad berakhir maka kerugian tersebut diakui sebagai pengurangan pembiayaan
mudharabah, sedangkan kerugian pengelolaan yang timbul akibat kelalaian atau
kesalahan mudharib akan dibebankan kepada pengelola dana (mudharib). Pengurangan
pembiayaan mudharabah dapat dilakukan dengan metode langsung, yaitu mengurangi
saldo perkiraan pembiayaan mudharabah atau dapat juga dilakukan secara tidak
langsung yaitu dengan cara pembentukan cadangan penghapusan pembiayaan
mudharabah yang merupakan perkiraan pengurang (contra account) dari pembiayaan
tersebut.

Sumber : BMP Modul 6 Halaman 6.19

Anda mungkin juga menyukai