PELAPORAN PELAYANAN KB
DISUSUN OLEH :
TINGKAT : II.B
AKADEMI KEBIDANAN
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,sehingga
kami mengharapkan sumbang saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat.
1.1 LATAR BELAKANG
Kegiatan pencatatan dan pelaporan program KB Nasional merupakan suatu proses untuk
mendapatkan data dan informasi yang merupakan suatu substansi pokok dalam system informasi
program KB nasional dan dibutuhkan untuk kepentingan operasional program.
Data dan informasi tersebut juga merupakan bahan pengambilan keputusan, perencanaan,
pemantauan, dan penilaian serta pengendalian program. Oleh karena itu, data dan informasi yang
dihasilkan harus akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya. Dalam upaya memenuhi harapan data
dan informasi yang dihasilkan merupakan data dan informasi yang berkualitas, maka selalu
dilakukan langkah – langkah penyempurnaan sesuai dengan perkembangan program dengan visi
dan misi, program baru, serta perkembngan kemajuan teknologi informasi.Dalam tahun 2001
pencatatan dan pelaporan program KB Nasional telah dilaksanakan sesuai dengan sisttem
pencatatan dan pelaporan yang disempurnakan melalui Instruksi Menteri Pemberdayaan
Perempuan / Kepala BKKBN Nomor 191/HK – 011/-D2/2000 tanggal 29 september 2000.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan Program KB Nasional meliputi : pengumpulan, pencatatan
serta pengolahan data dan informasi tentang kegiatan dan hasil kegiatan operasional.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum:
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dab mutakhir secara periodik
dan teratur untuk pengelolaa kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat
administrasi.SP2TP bertujuan agar semua hasil kegiatan puskesmas (didalam dan diluar
gedung)dapat dicatat serta dilaporkan kejenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara
benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolan upaya kesehatan masyarakat.
1. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok
puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur
2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur ke berbagai jenjang administrasi berikutnya
sesuai kebutuhan dengan menggunakan format yang telah ditetapkan secara benar,
berkelanjutan dan teratur sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. Digunakan data tersebut untuk mengambil keputusan dalam rangka pengolahan program
kesehatan masyarakat melalui puskesmas diberbagai tingkat administrasi.
4. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatn di puskesmas
termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri
Kesehatan RI no.63/Menkes/SK/II/1981
5. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan,
berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu
6. Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatan
puskesmas, untuk menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain yang dapat
memperberat beban kerja petugas puskesmas.
7. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan adalah
melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan dan
melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang berupa laporan lengkap
pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yang di tetapkan.
8. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah melakukan
pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkan data
tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulanan kepada instansi yang berwenang
dengan menggunakan format yang di tetapkan
9. Pencatatn dan pelapopran rekapitulasi kegiatan yang di selenggarakan setiap triwulan dan
tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu
tahun berjalan, serta melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan
triwulanan dan tahunan kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format
yang telah di tetapkan.
10.
BAB II
PEMBAHASAN
Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan
hasilnya disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu
Beberapa pengertian dasar dari SP2T4P menurut DepKes. Ri (1992) adalah sebagai berikut:
Sistem pencatatan dan pelaporan bertujuan agar semua hasil kegiatan puskesmas(di dalam dan di
luar gedung) dapat di catat serta di laporkan ke jenjangselanjutnyasesuia dengan kebutuhan
secara benar, berkala, dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
Tujuan Khusus :
1. Tercatatanya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai kebutuhan secara benar,
berkelanjutan , dan teratur.
3. Menciptakan kondisi yang efektif dan efisien sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan
kesenjangan.
E. Ruang lingkup
SP2TP di lakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas
keliling
Pencatatan dan pelaporan tercakup: data umum dan data demografi wilayah kerja
puskesmas, data ketenagaan dipuskesmas, data sarana yang dimiliki puskesmas dan data
kegiatan pokok puskesmas meliputi 18 upaya pokok puskesmas baik di dalam atau di luar
gedung
Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan,tribulanan, semester dan tahunan.
F. Macam-macam Pencatatan
Model naratif atau narasi. Sering di sebut tekhnik pencatatan yang berorientasi pada
sumber data.
Keuntungan
1. Sudah di kenal
2. Udah di kombinasikan dengan cara dokumentasi lain
3. Jika di tulis dengan tepat bisa mencakup seluruh keadaan pasien
4. Mudah di tulis
Kekurangan
a) Pencatatan
Semua kegiatan pokok baik di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas,
puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus di catat. Untuk memudahkan dapat menggunakan
formulir standar yang telah di tetapkan SP2TP. Jenis formulir standar yang digunakan dalam
pencatatan adalah sebagi berikut :
Kegunaan untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran penyakit di suatu keluarga.
Penggunaan dalam anggota keluarga yang mengindap salah satu penyakit misalnya penderita
TBC paru,Kusta, keluarga resiko tinggi yaitu ibu hamil resiko tinggi.
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pasien , riwayat dan perkembangan penyakit
Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan dan riwayat kehamilan
sampai kelahiran
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitative yang di berikan kepada balita dan anak pra sekolah
Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pelayanan dan pertumbuhan yang di peroleh
balita dan sekolah.
Merupakan alat untuk mengetahui identitas dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil
dan pelayanan kesehatan yang di terima ibu hamil.
Merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi baik fisik maupun
psikososial dan di gunakan untuk memantau kesehatan, deteksi dini penyakit, dan evaluasi
kemajuan kesehatan USILA.
9. Register
Merupakan formulir untuk mencatat dan merekap data kegiatan baik di dalam maupun di luar
gedung puskesmas, yang telah di catat di kartu dan catatan lainnya
b) Pelaporan
Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.
590/BM/DJ/INFO/V/96, pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan
februari sampai dengan desember dalam tahun yang sama.
H. Batasan
Dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan yang tepat dan benar diperlukan
keseragaman pengertian sebagai berikut :
1. Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi adalah suatu kegiatan merekam dan
menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan oleh fasilitas pelayanan KB.
2. Peserta KB adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi.
3. Peserta KB baru adalah PUS yang pertama kali menggunakan kontrasepsi atau PUS yang
kembali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan
keguguran atau persalinan.
4. Peserta KB lama adalah peserta KB yang masih menggunakan kontrasepsi tanpa diselingi
kehamilan.
5. Peserta KB ganti cara adalah peseta KB yang berganti pemakaian dari satu metode
kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.
6. Pelayanan fasilitas pelayanan KB adalah semua kegiatan pelyanan kontrasepsi oleh fasilitas
pelayanan KB baik berupa pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan-
tindakan lain yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang diberikan pada PUS baik
calon maupun peserta KB.
7. Pelayanan kontrasepsi oleh fasilitas pelayanan KB di dalam fasilitas pelayanan adalah
pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan-tindakan lain yang berkaitan
kontrasepsi kepada calon dan peserta KB yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB.
8. Pelayanan kontrasepsi oleh fasilitas pelayanan KB di luar fasilitas pelayanan adalah
pemberian peayanan kontrasepsi kepada calon dan peserta KB maupun tindakan-tindakan
lain yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan di luar fasilitas
pelayanan KB (TKBK,Safari,Posyandu).
9. Definisi fasilitas pelayanan KB:
a. Fasilitas pelayanan KB sederhana adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh
minimal seorang paramedis atau dan yang sudah mendapat latihan KB dan
memberikan pelayanan: cara sederhana (kondom,obat vaginal), pil KB,suntik
KB,IUD bagi fasilitas pelayanan yang mempunyai bidang yang telah mendapat
pelatihan serta upaya penanggulangan efek samping, komplikasi ringan dan upaya
rujukannya.
b. Fasilitas pelayanan KB lengkap adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh
minimaldokter umum yang telah mendapat pelatihan dan memberikan pelayanan:
cara sederhana, suntik KB,IUD bagi dokter atau bidan yang telah mendapat pelatihan,
implant bagi dokter yang telah mendapat pelatihan, kontap pria bagi fasilitas yang
memenuhi persyratan untuk pelayanan kontap pria.
c. Fasilitas pelayanan KB sempurna adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh
minimal dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah/dokter umum yang telah
mengikuti pelatihan dan memberikan pelayanan: cara seerhana, pil KB, suntik KB,
IUD, pemasangan dan pencabutan implant, kontap pria, kontap wanita bagi fasilitas
yang memenuhi persyaratan untuk pelayanan kontap wanita.
d. Fasilitas pelayanan KB paripurna adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh
minimal dokter spesialis kebidanan yang telah mngikuti pelatihan penanggulangan
infertilisasi dan rekanalisasi/dokter spesialis bedah yang telah mengikuti pelatihan
pengaggulangan infertilitas dan rekanalisasi serta memberikan pelayanan semua jenis
kontrasepsi ditambah dengan pelayanan rekanalisasi dan penanggulangan infertilitas.
10. Status fasilitas pelayanan KB adalah status kepemilikan pengelolaan fasilitas pelayanan KB
yang dikelompokkan dalam 4 (empat) status kepemilikan yaitu: Depkes, ABRI, Swasta
serta instansi pemerintah lain diluar Depkes dan ABRI.
11. Konseling adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas medis atau paramedic dalam
bentuk percakapan individual dalam usaha untuk membantu PUS guna meningkatkan
kemampuan dalam memilih pengunaan metode kontrasepsi serta memantapkan
penggunaan kontrasepsi yang telah dipilih.
12. Konseling baru adalah suatu kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas medis atau
paramedic kepada calon peserta KB yang akhirnya menjadi peserta KB baru pada saat itu.
13. Konseling lama adalah suatu kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas medis atau
paramedic kepada peserta KB untuk memantapkan penggunaan kontrasepsi.
14. Akibat sampingan atau komplikasi adalah kelainan dan atau gangguan kesehatan akibat
penggunaan kontrasepsi.
15. Akibat sampingan atau komplikasi ringan adalah kelainan dan atau gangguan kesehatan
penggunaan kontrasepsi yang penanganannya tidak memerlukan rawat inap.
16. Akibat sampingan atau komplikasi berat adalah kelainan dan atau gangguan kesehatan
akibat penggunaan kontraspsi yang penanganannya memerlukan rawat inap.
17. Kegagalan adalah terjadinya kehamilan pada peserta KB.
1. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Digunakan sebagai sarana untuk pendaftaran pertama bagi klinik KB baru dan
pendaftaran ulang semua klinik KB.
Pendaftaran ulang dilakukan setiap akhir tahun anggaran (bulan maret setiap tahun).
KArtu ini berisi infomasi tentang identitas klinik KB, jumlah tenaga, dan sarana klinik KB
serta jumlah desa di wilayah kerja klinik KB yang bersangkutan.
Dipergunakan sebagai tanda pengenal dan tanda bukti bagi setiap peserta KB. Kartu ini
diberikan terutama kepada peserta KB baru baik dari pelayanan KB jalur pemerintah maupun
swasta (dokter/bidan praktek swasta/apotek dan RS/Klinik KB swasta). Pada jalur pelayanan
pemerintah, kartu ini merupakan sarana untuk memudahkan mencari kartu status peserta KB
(K/IV/KB/85). Kartu ini merupakan sumber informasi bagi PPKBD/Sub PPKB tentang
kesertaan anggota binaannya di dalam berKB.
Dibuat bagi setiap pengunjung baru klinik KB yaitu peserta KB baru dan peserta KB
lama pindahan dari klinik KB lain atau tempat pelayanan KB lain. Kartu ini berfungsi untuk
mencatat ciri-ciri akseptor hasil pemeriksaan klinik KB dan kunjungan ulangan peserta KB.
Dipergunakan untuk mencatat semua hasil pelayanan kontrasepsi kepada semua peserta
KB setiap hari pelayanan. Tujuan penggunaan register ini adalah untuk memudahkan petugas
klinik KB dalam membuat laporan pada akhir bulan.
Buku Bantu hasil pelayanan kontrasepsi dokter/bps ini digunakan oleh dokter/bps untuk
mencatat hasil pelayanan peserta KB baru/ ulangan pada setiap hari pelayanan KB di tempat
pelayanan dokter/ bps.
Digunakan sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan dan hasil-hasil kegiatan pelayanan
kontrasepsi oleh klinik KB diwilayah kabupaten/kotamadya (Rekapitulasi Laporan
F/II/KB/90)
Penjelasan umum
1) Kartu ini digunakan sebagai sarana untuk pendaftaran pertama dan pendaftaran
ulang semua klinik KB. Pendaftaran ulang dilakukan setiap akhir tahun anggaran
(bulan Maret setiap tahun). Kartu ini berisi informasi tentang identitas klinik, tenaga
dan saran klinik KB yang bersangkutan.
2) Kartu ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan tambahan lembar ”khusus” pada
lembar pertama yang dipergunakan untuk laporan ke BKBN pusat.
3) Ditandatangani oleh penanggung jawab klinik KB yang bersangkutan.
4) Kartu pendaftaran ini setelah diisi dan masing – masing dikirim :
1 lembar K/O/KB/85 yang khusus (bagian sebelah kanan dari lembar pertama
untuk BKBN pusat di Jakarta.
1 lembar untuk BKBN propinsi
1 lembar untuk Unit Pelaksana Propinsi
1 lembar untuk BKBN Kabupaten/kotamadya
1 lembar untuk Unit Pelaksana Kabupaten/Kotamadya.
1 lembar untuk arsip klinik KB yang bersangkutan.
Penjelasan Umum
1) Kartu Tanda Akseptor KB Mandiri diisi oleh klinik KB/RS pemerintah maupun
swasta dan Dokter/Bidan yang berpraktek swasta, untuk diberikan kepada setiap
peserta KB baru.
2) Kartu ini dimaksudkan sebagai kartu tanda pengenal (kartu identitas) dan agar
selalu dibawa keklinik KB/RS atau ketempat pelayanan KB lainnya yang
dikehendaki oleh peserta KB.
3) Bagi peserta KB aktif yang masih menggunakan kartu lama (K/I/KB/85) dan ingin
mendapatkan pelayanan KB melalui jalur swasta dapat pula diberikan kartu
akseptor yang baru ini.
4) Apabila kartu ini hilang, rusak (tidak dapat dibaca lagi) atau peserta KB yang
bersangkutan berganti cara maka harus diganti dengan kartu yang baru.
Penjelasan umum.
Kartu Status Peserta KB diisi dan diberikan lagi setiap pengunjung baru, yaitu
pengunjung yang datang keklinik KB dengan status sebagai peserta KB baru atau peserta
KB pindahan dari klinik KB/tempat pelayanan kontrasepsi lain.
Penjelasan Umum
1) Laporan bulanan klinik KB dibuat oleh petugas klinik KB sebulan sekali, yaitu pada
setiap akhir bulan kegiatan pelayanan kontrasepsi di klinik KB.
2) Laporan bulanan klinik KB sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan pelayanan
kontrasepsi dan hasilnya, yaitu pelayanan oleh klinik KB (di dalam dan diluar klinik
KB) serta PPKBD/Sub PPKBD diwilayah binaan klinik KB yang bersangkutan.
3) Laporan bulanan klinik KB ditandatangani oleh pimpinan klinik KB atau petugas
yang ditunjuk.
4) Laporan bulanan klinik KB dibuat rangkap 5(lima), yaitu:
1 (satu) lembar dikirim ke BKKBN Pusat
1(satu) lembar dikirim ke BKKBN Kabupaten Kota Madya
1 (satu) lembar dikirim ke Unit Pelaksana tingkat Kabupaten Kota Madya
1 (satu) lembar dikirim ke Camat
1 (satu) lembar sebagai arsip untuk klinik kB yang bersangkutan
5) Laporan bulanan klinik KB yang dikirim ke BKKBN Pusat (Minat Biro Pencatatan
dan Pelaporan) dengan menggunakan sampul atau amplop khusus tanpa dibubuhi
perangko dan sudah harus dikirimkan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan
berikutnya.
6) Pengisian laporan bulanan klinik kB ini didasarkan pada data yang terdapat dalam:
Register klinik KB (R/I/KB/89)
Register alat kontrasepsi KB (R/I/KB/85)
Laporan bulanan PLKB (F/I/PLKB/90)
Laporan-laporan serta catatan-catatan lainya.
F. Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB (REK/F/II/89)
Penjelasan Umum.
CARA-CARA ANALISA
Tujuan dari analisa ini adalah untuk melihat trend (perkembangan dengan cara
membandingkan hasil kegiatan pelayanan, kontrasepsi dari bulan kebulan(tahun-
ketahun).
Misalnya mengenai :
Dalam pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kontrasepsi masih dirasakan adanya
kelebihan dan kekurangan, sehingga perlu selalu dilakukan monitoring dan evaluasi. Melalui
sitem Pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi dari hasil monitoring dan evaluasi
tersebut dapat diketahui hambatan dan permasalahan yang timbul, sehingga dapat dilakukan
perbaikan.
a. Cakupan Laporan
Dalam melakukan monitoring dan evaluasi tehadap cakupan terhadap laporan
meliputi jumlah, ketepatan waktu data yang dilaporkan, mulai dari tingkat lapangan
sampai ketingkat pusat.
b. Kualitas Data
Dalam melakukan evaluasi terhadap kualitas dan pencatatan dan pelaporan
pelayanan kontrasepsi perlu dilihat bagaimana masukan laporanya, baik laporan
bulanan maupun laporan tahunan serta bagaimana informasi yang disajikan setiap
bulanan atau tahunan. Dalam hal ini sering/dapat terjadi laporan mengalami
keterlambatan dan cakupanya belum dapat optimal maupun kualitas dan kuantitas
datanya serta informasi yang disampaikan belum optimal. Keterlambatan penyajian
data dan informasi setiap bulannya dapat disebabkan oleh proses pengumpulan
laporan yang terlambat serta banyaknya kesalahan pengolahan ke bawah dan
kesamping sehingga memperlambat proses pengolahanya.
c. Tenaga
Dalam melakukan evaluasi terhadap tenaga pencatatan dan pelaporan pelayanan
kontrasepsi, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan/jumlah tenaga dan
kualitas tenaga:
Ketersediaan/jumlah tenaga
Bagaimana kondisi jumlah petugas RR Klinik yang melakukan pencatatan
pelaporan pelayanan kontrasepsi.
Kualitas Tenaga
d. Sarana
Dalam melakukan evaluasi terhadap sarana, perlu dilihat bagaimana sarana
pendukung kelancaran pelaksanaan pencatatan dan pelaporan diantaranya :
Ketersediaan formulir dan kartu
Ketersediaan Buku Petunjuk Teknis Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
Kontrasepsi
Ketersediaan faksimili untuk seluruh Kabupaten/Kota untuk kecepatan pelaporan
Ketersedian computer sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota
4. PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB
Tujuan sistem rujukan disini adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan, dan efisiensi
pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus terutama ditujukan
untuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping, komplikasi, dan kegagalan
penggunaan kontrasepsi.
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatau system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah
yang timbul, baik secara vertical maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih
kompeten, terjangkau dan rasional, tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Dengan pengertian
tersebut, maka merujuk berarti meminta pertolongan secara timbal balik kepada fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten untuk penanggulangan masalah yang sedang dihadapi.
Tata Laksana
a. Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya penaggulangan
b. Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan penggunaan kontrasepsi
c. Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai kondisi klien
berikut upaya penanggulangan yang telah diberikan serta saran-saran upaya
pelayanan lanjutan yang harus dilaksanakan,terutama tentang penggunaan
kontrasepsi.
BAB III
PENUTUP
3. KESIMPULAN
Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi adalah suatu kegiatan merekam dan
menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan oleh fasilitas pelayanan KB.
Tujuan system rujukan disini adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus terutama ditujukan
umtuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping, komplikasi dan kegagalan
penggunaan kontrasepsi.
System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara
vertical maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau
dan rasional.
DAFTAR PUSTAKA
www.kesehatanibu.depkes.go.id
www.khanzhima.wordpress.com
www.babel.bkkbn.go.id
Yunitari’s blog pencatatan pelaporan pelayanan KB, yunitari’sblogspot.com