Anda di halaman 1dari 2

Nama : Vincent Coryzon Mangasi Siagian

Tingkat :2
Mata Kuliah : Penulisan Karya Ilmiah
Dosen : Pdt. Adolf Bastian Simamora,M.Th
Tugas : Membuat Laporan Penelitian
Judul Penelitian : Pola Perilaku Berpacaran Kristen yang Tidak SeIman

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pacaran merupakan suatu topik yang hangat dan lazim ditemui di tengah-tengah kalangan
pemuda. Di dalam gereja, seringkali kita bisa melihat banyak teman-teman kita yang sudah
berpacaran ataupun sedang PDKT (pendekatan) kepada lawan jenisnya. Namun demikian,
banyak orang Kristen (bahkan di antaranya mungkin teman kita atau kita sendiri) yang tidak
berpasangan dengan orang yang seiman dan sepadan. Pacaran merupakan suatu topik yang
hangat dan lazim ditemui di tengah-tengah kalangan pemuda. Di dalam gereja, seringkali kita
bisa melihat banyak teman-teman kita yang sudah berpacaran ataupun sedang PDKT
(pendekatan) kepada lawan jenisnya. Namun demikian, banyak orang Kristen (bahkan di
antaranya mungkin teman kita atau kita sendiri) yang tidak berpasangan dengan orang yang
seiman dan sepadan. Istilah Kristen di sini bukan hanya sekedar menunjuk kepada orang Kristen
secara umum tetapi kepada pengikut Kristus yang tunduk kepada Firman Tuhan.

Berpacaran adalah suatu tahap yang melampaui tahap persahabatan antara seorang pria dan
wanita, sebagai persiapan untuk memasuki tahap pernikahan. Banyak orang tidak mengerti
keseriusan berpacaran dan hanya mengira kalau itu hanya untuk senang-senang. Pacaran
melibatkan emosi dan jiwa, sehingga jangan heran kalau setiap kegagalan dalam berpacaran akan
menimbulkan dampak pada hidup seseorang. Kalau sudah menyadari bahwa pacaran adalah
sesuatu yang serius. pacaran adalah sesuatu yang serius tidaklah cukup. Kita juga sebagai orang
Kristen harus menyadari bahwa setiap hidup kita adalah untuk Tuhan (Kolose 1:16) dan tujuan
hidup kita adalah untuk mempermuliakan Tuhan dan menikmati Dia di dalam setiap aspek
kehidupan kita, termasuk di dalam hal mencari pasangan hidup. Karena itu, kita tidak boleh
sembarangan di dalam berpacaran dan di dalam mencari pacar.

Memang benar kalau ada kemungkinan pasangan yang tidak seiman tersebut bisa bertobat.
Namun demikian, bertobat atau tidak bertobat bukan terletak di tangan kita. Allah yang sudah
menetapkan umat pilihan-Nya sehingga Dia tahu apakah seseorang akan bertobat atau tidak. Kita
hanya dapat menginjili orang tersebut. Masalah percaya atau tidak, itu di luar kedaulatan kita.
Kehidupan pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan kudus. Karena itu, pernikahan dan pacaran
(persiapan pernikahan) tidak boleh dipermainkan atau dibuat mainan. Seksualitas (keintiman)
juga diciptakan Tuhan sebagai sesuatu yang kudus yang boleh dinikmati oleh manusia secara
bertanggung jawab di dalam pernikahan. Seksualitas dilakukan bukan sekedar untuk memuaskan
nafsu birahi melainkan untuk menikmati suatu keintiman yang menggambarkan relasi antar
Pribadi Allah Tritunggal dan menggambarkan relasi Kristus dengan jemaat-Nya.

Anda mungkin juga menyukai