Anda di halaman 1dari 5

Oklusi

Oklusi adalah perubahan hubungan permukaangigi geligi pada Maksila dan


mandibula, yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak
penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi
antara Dental system. Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara
gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu
hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik
terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi
berkontak dalam keadaan berfungsi.

 Konsep Dasar Oklusi


 Oklusi seimbang
Oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu oklusi baik
atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas
memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam
kedudukan sentrik maupun eksentrik.
 Oklusi morfologis
oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya menilai
baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan
lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak.
 Oklusi dinamis
oklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional
occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian
antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya
kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi
dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya,
otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo
mandibula. Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan
mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut
dikatakan normal (Gunadi, Haryanto A; dkk).

 Jenis-jenis Oklusi
 Oklusi Ideal
merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan hubungan fungsional
yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu
keadaan oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah
keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah dan
molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan
didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.
 Oklusi Normal
menggambarkan oklusi normal sebagai suatu kondisi oklusi yang
berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk
mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam
keadaan sehat.
 Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:
 oklusi statik
merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB)
dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam
keadaan tidak berfungsi (statik). Pada oklusi statik, hubungan cusp
fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to
marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa.
Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet)
dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan millimeter (mm). Jarak gigit
(overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA
terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tingg gigit (overbite)
adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.
 oklusi dinamik
merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang
melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun kedepan
(antero-posterior). Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke
lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi
karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke
lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan
adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi
keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik
digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada
balancing side.
 Oklusi sentrik
posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula dalam
keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris
di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat
ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat
pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi
supraposisi ataupun overhanging restoration.

 Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai


berikut:
 Intercupal Contact Position (ICP)
Kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya
 Retruded Contact Position (RCP),
Kontak maksimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke
posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke
lateral.
 Protrusif Contact Position (PCP)
Kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan ke anterior
 Working Side Contact Position (WSCP)
kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral.

 Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
 Bilateral balanced occlusion , bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi
keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak
 Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja
kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak
 Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi
anterior, sedang pada gigi posterior
 Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalam klasifikasi diatas.
(Hamzah, Zahreni,dkk)

 Hubungan Mandibula Terhadap Maksila


Relasi sentrik merupakan hubungan mandibulaterhadap maksila, yang
menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih kebelakang dari oklusi sentris
(mandibula terletak paling posterior dari maksila) atau kondil terletak paling distal
dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral.
Pada keadaan kontak ini gigi-geligi dalam keadaan Intercuspal Contact Position
(ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada posisi RCP. Jarak Inter-Oklusal
(Psycological Rest Position ) yaitu jarak antara oklusal premolar RA dan RB
dalamkeadaan istirahat, rileks dan posisi tegak lurus.Pada keadaan ini otot-otot
pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukkan otot-otot kelompok
elevator dan depressor tonus adanya kontraksinya dalam keadaan seimbang,
dankondil dalam keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan
untuk setiap individu.

Anda mungkin juga menyukai