Anda di halaman 1dari 117

AKTIVATOR

drg. Benny saputra sp.Ort


KEDOKTERAN GIGI IIK Kediri
Alat pasif yang mudah lepas dan longgar di
mulut
Untuk aktivasi otot sehingga tjd perubahan
tulang rahang dan oklusi gigi jd normal serta
pertahankan relasi setelah perawatan
Merupakan paranti pasif ----> kekuatan fungsi
otot yang aktif.
• Dengan pemakaian aktivator ---->
rnenggunakan bibir, lidah, otot2 & gigi2
menahan &mengisap alat yang longgar
tetap pada kedudukannya
Periode Gigi Susu → Periode Gigi Campur
adalah waktu yang kritis

Lip Tongue
Forces Forces

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


• Dipakai untuk mengoreksi maloklusi --------->
memanfaatkan, menghalangi atau
memodifikasi kekuatan yang dihasilkan oleh
otot orofasial, erupsi gigi dan pertumbuh
kembangan dentomaksilofasial.
• Kekuatan otot -------> tergantung pada disain
peranti fungsionalnya.
– Koreksi maloklusi kelas II -------> menempatkan
mandibula ke bawah dan depan.
– koreksi maloklusi kelas III --------> mandibula
ke bawah dan belakang ---------> sulit.
• Indikasi:
– Mandibula retrusi ----------> kelas II yang ringan
disertai insisivi bawah yang retroklinasi atau
tegak.
– Tinggi muka normal atau sedikit berkurang.
– Mandibula protrusi --------> skeletal kelas III ringan
– FMPA normal atau sedikit berkurang.
– Tidak ada gigi yang berdesakan.

• Kontra indikasi:
– Maloklusi kelas II dengan insisivi bawah yang
proklinasi.
• Maloklusi kelas II yang parah: --------->
– Phase I: (perawatan pendahuluan )
mengubah relasi rahang pada masa pertumbuhan.
– Phase II:
• digunakan peranti cekat --------->mengoreksi
letak gigi dan kadang-kadang diperlukan
pencabutan gigi permanen.
Perbaiki dalam 3 jurusan :
Vertikal  over bite
Sagital  kelas II
Transversal lengkung gigi yg sempit
Fx :
• Merubah kedudukan gigi
• Merubah kedudukan alveolar
• Merubah kedudukan TMJ
• Merubah kedudukan mandibula jadi normal
• Perbaiki deep overbite
Peranti fungsionil digunakan pada kasus:
• pasien belum mengalami growth spurt
• Gigi terletak pada lengkung yang baik
• rasio tinggi muka atas dan bawah normal
• terdapat proklinasi insisivi atas dan insisivi
bawah hanya sedikit proklinasi
• bila mandibula dimajukan profil menjadi
lebih baik
• masih dimungkinkan untuk dilakukan
perawatan dengan peranti lain
• Aktivator ---------> disebut peranti Andresen.
• Desainnya ---------> blok akrilik menutupi
lengkung geligi atas dan bawah serta palatal,
longgar karena tidak mempunyai cengkeram.
• Aktivator dapat memajukan mandibula
beberapa milimeter --------> koreksi maloklusi
kelas II dan koreksi deep bite ± 3-4 mm.
• Berpengaruh pada pertumbuhan rahang.
• Dapat menggerakkan gigi anterior secara
tipping.
• Mengontrol erupsi gigi-gigi ------> mengubah
dimensi vertikal.
• memberi kesempatan gigi posterior bawah
tumbuh vertikal & gigi posterior atas ditahan
lempengan akrilik --------> koreksi deep bite.
• digunakan 14-16 jam sehari.
Bionator
• Disebut juga peranti Balters.
• Lempeng bagian palatal dibuang
• Ada sayap lingual ------> menstimulasi
mandibula agar diposisikan ke anterior.
• Ada lempeng akrilik di antara gigi-gigi atas
dan bawah -------> mengontrol dimensi
vertikal.
• Dianjurkan digunakan 24 jam sehari.
•Piranti yang sederhana
• Lebih mudah diterima pasien
• Indikasi mandibula yang kurang berkembang
• Mengubah skeletal, dentoalveolar dan otot
sekitar kraniofasial
• Komponen penunjang jaringan mukosa & gigi

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


3 tipe bionator untuk maloklusi kelas II
• Bionator to open the bite
• Bionator to close the bite
• Bionator to maintain the bite

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Bionator to open bite (California Bionator)
• Diskrepansi anteroposterior
• Vertical development, ada deepbite

Bionator to close the bite


•Diskrepansi anteroposterior
•Vertikal ada openbite

Bionator to maintain the bite


• Memajukan mandibula
• Mempertahankan dimensi vertikal
• Digunakan pada tahap awal perawatan
• Gigi akan erupsi, akrilik diasah

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Open Bite Bionator

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Close Bite Bionator

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Construction Bite / gigitan malam
Malam yg medium hard dibentuk “Horseshoe Type”
Kelas II, mandibula dimajukan 2 – 4 mm
Jarak vertical 2,5 – 3,0 mm untuk wire
Pasien duduk tegak, dengan kaca, gigit malam
tanpa menutupi garis tengah gigi
Malam dicekatkan di maxilla & garis tengah gigi
harus = seperti semula, kecuali skeletal asimetris

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Model Kerja
Hasil cetakan harus baik, terutama jaringan
lunak pada daerah lingual bawah dan tidak
ada jaringan yang terlipat

Model kerja dgn gigitan malam sebaiknya di


trim bagian belakangnya, agar klinikus dan
lab mudah mengamatinya. Gigitan malam di
“mount”, di fixator, lalu alat dibuat.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Pasien dengan Bionator berkunjung ke klinik
setiap 6 minggu sekali.
Bionator dipakai sepanjang hari, kecuali makan,
sikat gigi, belajar bahasa, kontak sport & bermain
alat musik tertentu.
Pasien dg Bionator belajar bicara dengan suara
keras 1 1/2 jam / hari, hingga dapat berbicara
normal walaupun memakai alat.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Bila gigi-gigi seri bawah labioversi, maka
pada pembuatan Bionator, gigi-gigi seri
bawah harus ditutup akrilik, untuk mencegah
elongasi dan gigi menjadi lebih labioversi

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Kontra Indikasi

• Dolikofasial
• Adanya gigi berjejal yang parah
• Inklinasi gigi bawah yang labioversi

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Aktivasi

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Maloklusi kelas II divisi 1, disebabkan:

Rahang atas ke depan, rahang bawah


normal.

Rahang atas normal, gigi atas protrusi,


rahang
bawah kurang berkembang.

Rahang atas protrusi, rahang bawah kurang


berkembang.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Kesimpulan

Pada anak usia dini, bila sudah terpantau ada


nya kelainan rahang yang kurang berkembang,
gunakan piranti ortopedik atau miofungsional
untuk merangsang pertumbuhan rahang

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Twin Block
appliance

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


The Twin Block technique was developed by
Dr. William Clark of Scotland during the
early 1980’s. This technique develops a
new principle in functional orthopedics by
using the forces of occlusion as the
functional mechanism to correct the
malocclusion.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


• Terdiri atas peranti atas dan bawah ------->
waktu oklusi membentuk satu kesatuan di
bukal.
• Terdapat lempengan ------> berfungsi
menempatkan mandibula ke depan waktu
menutup.
• Kadang-kadang peranti atas dihubungkan
dengan headgear dipakai waktu malam.
• Cocok untuk pasien dengan deep bite normal
atau sedikit negatip.
• Bisa dipakai 24 jam.
• Dapat dipakai waktu makan.
• Koreksi over jet dapat dalam waktu singkat.
Twin Blocks are worn 24 hours per day. This
means that the patient eats with the appliances in
the mouth and the forces of mastication are
harnessed to maximize the functional response to
treatment.
Cooperation is excellent with Twin Blocks because
the appliance is not removed for two to three days
after it is fitted.
There are no aesthetic cheek pads, lip pads,
uncomfortable lingual extensions, as well as no
anterior wires.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Twin Blocks can be modified to treat a wide
range of malocclusions to achieve sagittal
and vertical correction of Class II division I,
Class II division II, Class I open bite, Class I
close bite, Class III, malocclusions, Lateral
Arch Constriction, and Anterior/Posterior
Arch Length Discrepancies.
It is advisable to use for early mixed
dentition dan Brachifacial
Twin Blocks are also indicated in treatment
of temporomandibular joint dysfunction.
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Contra Indication: dolicofacial
The basic appliances are separate upper
and lower plates. The upper plate includes
an expansion screw for lateral development
and occlusal pads that cover the molars.
The lower plate includes occlusal pads to
cover the lower bicuspids. These plates
interface at 700 angles and posture the
mandible in a forward position.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


700

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Deviations from standard design are Twin Block
sagittal design, Twin Blocks to expand (i.e.
Schwarz and Jackson), Twin Block Quad Helix for
arch development, Twin Block Crozat for adult
treatment, Fixed Twin Blocks, Magnetic Twin
Blocks, and Sagittal Twin Blocks for TM Joint
therapy.

The laboratory requires upper and lower models


and a wax construction bite advanced 5 – 7 mm,
leaving 3 – 5 mm interocclusal clearance in the
first premolar region.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Mekanisme Kerja

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Twin Block Appliance.mp4
Removable tissue-borne

Frankel
• Disebut functional corrector / functional
regulator ciptaan Rolf Frankel -------->peranti
Frankel.
• Terdiri dari akrilik dengan pegas kawat.
• Fungsinya:
– Mengurangi gerakan gigi yang tidak diinginkan.
– mengatur otot yang berdekatan dengan gigi.
– menempatkan rahang pada posisi yang diinginkan.
• Sayap lingual membawa mandibula ke depan.
• Plat di labial dan sayap yang lebar di bukal
(buccal shield) --------> menahan tekanan bibir
dan pipi & sebagai penguat peranti.
• Disebut passive expansion -------> tidak ada
tekanan dari pipi dan bibir, terjadi ekspansi
lengkung geligi.
• Pemakaian peranti Frankel:
1. 2-3 jam tiap hari. pada minggu-minggu pertama.
2. Dipakai setiap malam.
3. 24 jam kecuali waktu makan.
FR, dikembangkan Rolf Frankel, Jerman,
adalah alat latihan, membantu dalam
maturasi, training dan reprograming
sistim orofacial neuramuscular.

E
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Frankel Appliance
Functional Regulator adalah alat lepas,
digunakan pada anak masa pertumbuhan,
mengakibatkan perkembangan otot, tulang dan
gigi geligi secara simultan.

•Bukan alat ortodontik untuk memperbaiki maloklusi


•Tidak menggeser gigi-gigi
• Memperbaiki kelainan fungsi sehubungan adanya
malformasi skeletodental
• Menegakkan kembali keadaan phisiologi orofacial
yang kompleks
•Berfungsi hanya melatih.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tujuan utama perawatan dengan alat
Frankel adalah “Facial Balance”
• Memperbaiki fungsi yang abnormal
• Menegakkan pola fungsi yang harmonis
• memperbaiki keadaan postural otot-otot yang
lemah, yang menentukan kedudukan postural
dan pergerakan mandibula.

Frankel & Frankel (1987):


Tujuan utama ini dapat dicapai dengan melatih
otot - otot yang terkait secara perlahan dan
intensif

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Perubahan posisi postural mandibula dalam ukuran
dan bentuk, tidak dapat dicapai dengan memajukan
mandibula secara mekanik, tetapi dengan
modifikasi aktifitas postural otot-otot yang terkait,
yang sebelum perawatan menunjukkan “Immature
Postural Pattern”

“Function Stimuli” adalah ransangan yang timbul


karena pemakaian FR, yang menimbulkan gaya
otot-otot pipi, bibir dan lidah, bila kontak langsung
dengan dentoalveolar dan palatum

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


FR berguna menghindari fungsi otot-otot
yang salah dan merangsang aktifitas
postural otot-otot secara direk dan indirek
untuk membantu mengembalikan kekuatan
“oral seal”

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


• Ada 4 tipe peranti Frankel:
1. FR I -------> koreksi maloklusi kelas I dan kelas II
divisi 1.
2. FR II -------> koreksi maloklusi kelas II divisi 2.
di AS lebih banyak menggunakan FR-2 yang
didisain mirip FR-1, kecuali ada “lingual wire” di
belakang gigi-gigi seri atas.
1. FR III -------> koreksi maloklusi kelas III.
2. FR IV -------> koreksi gigitan terbuka anterior dan
dengan pola fasial yang hiperdivergen.
McNamara, tipe alat-alat Frankel:
• FR I:
– Some Class II open bites
• FR II:
– Class II, Div. 1
– Class II, Div. 2
– Some Class II open bites
• FR III:
– Class III
• FR IV:
– Class I skeletal open bites

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


• FR I:
– tipe yang paling terkenal.
– mempunyai lempeng akrilik di vestibulum insisivi
bawah untuk memberi kesempatan lengkung
geligi bawah berkembang.
– Dapat diberi lempeng akrilik menutupi insisivi
bawah (incisor capping) untuk membantu koreksi
deep bite.
– desain kompleks, sukar pembuatannya, mudah
distorsi dan rusak meskipun dapat direparasi.
FR I:
Class II open bites

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


FR II:
Class II, Div. 1
Class II, Div. 2
Class II open bites

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


FR III:
Class III

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


FR IV:
Class I skeletal
open bites

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


FR-2 terdiri dari akrilik dan kawat, yang
terpenting alat pada vestibular bukal, dimana
“Shield Buccal” dan “Pad” di labial bawah
bekerja untuk mengendalikan dan melatih
otot-otot yang menyimpang dan meniadakan
tekanan otot pada gigi-gigi.
A
F B

D
C

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


B

E
F
D

B
C
A
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Pemakaian FR menimbulkan efek pada
pertumbuhan kraniofasial:
• Perkembangan dentoalveolar
• Perkembangan skeletal

FR2; ekspansi pasif lengkung rahang


karena:
1. Vestibular shields menyebabkan otot pipi tidak
menyentuh gigi
2. Ada tekanan lidah pada gigi
3. Perluasan vertical vestibular shields menekan
mukosa alveolar, terjadi rangsangan pada
periosteum, sehingga pada sisi lateral alveolus
terbentuk tulang baru
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
1976; van der Linden dan Dulerloo:
• Atas: gigi posterior erupsi ke arah bukal dan
interior, jadi ke bawah dan keluar
• Bawah: gigi post erupsi ke arah vertikal dan
lingual

Frankel: tidak adanya tekanan otot bukal dapat


menegakkan gigi bawah bagian post selama
erupsi dan arah erupsi terarah, kurang ke
lingual

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Frankel 1974:
• Perawatan dimulai pada early mixed
• Alat FR adalah matrix alveolar growth
• Masa perkembangan terbaik untuk ekspansi:
sebelum dan selama erupsi C dan P’s

Mosch 1971 dan McDougall 1982:


Dengan alat Frankel menyebabkan ekspansi,
terbesar terjadi didaerah P dan M max. 4-5 mm.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Post-Treatment Stability
Frankel dan Frankel 1989; 80 pasien dengan
FR-1 dan FR-2:
• Rata-rata perawatan mulai umur 8 tahun
• Memakai alat kurang lebih selama 2 ½ tahun, selama
18 jam / hari
• Alat sebagai retensi 2 tahun
• Tidak memakai retensi lebih dari 4 ½ tahun
• Rata-rata umur 18 tahun, setelah diteliti, relaps sedikit

Skeletal Growth
Perawatan maloklusi kelas II div 1, prinsipnya dengan
memajukan rahang bawah, sehingga dapat
memperbaiki hubungan max mand, skeletal dan
dentoalveolar
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Menurut McNamara 1984, non-growing
patient, dengan alat frankel tidak dapat
memperbaiki diskrepansi skeletal alat
hanya berguna untuk retensi, agar otot-
otot bukal dan perioral kendur

McNamara 1990, adaptasi dentoalveolar


terhadap Acrylic Splint Herbst lebih baik
daripada dengan alat Frankel

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Frankel 1992, tinggi muka bagian bawah tidak
bertambah pada perawatan dengan FR, karena
kurangnya latihan lip seal

Lip Seal Exercise


• Latihan penting untuk mensukseskan terapi
Frankel, berguna menahan otot-otot perioral
dan mempertinggi daya napas hidung
• Latihan dengan tusuk gigi / tongue depressor
dijepit antara bibir atas dan bawah, selagi
penderita bernapas melalui hidung, sebanyak
30 / hari

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Penderita maloklusi kelas II, sebelum perawatan
dengan FR:
• Kadang-kadang perlu alat cekat untuk me-align gigi
depan atas dan bawah.
• Pada severe max constriction perlu RPE.
• Perlu lip bumper, dll.

Sebelum tindak bedah, dapat juga digunakan FR dulu

Frankel 1992: pasien openbite dengan FR-1, dapat


mengurangi bertambahnya tinggi muka bagian bawah.
Karena penggunaan FR-1 dapat membuat forward
rotation.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


McNamara mengembangkan alat Frankel,
tergantung pada:
• Tehnikmencetak
• Pengambilan registration bite
• Preparation model
• Construction appliance

Keberhasilan terapi Frankel tergantung:


Pada rasa fit dan comfort pemakai alat, untuk itu
pengambilan cetakan harus akurat agar pembuatan
vestibular shields dan lip pad tepat berada di daerah
vestibular sulcus, vertically and horizontally

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Pengambilan Impression
Pembuatan alat Frankel harus akurat berdasarkan cetakan
rahang atas dan bawah yang akurat, kontur jaringan lunak
vestibular dan kedalaman sulkus harus tercetak baik.

• Paling baik digunakan sendok cetak perseorangan


dari akrilik.
• Cetakan rahang bawah harus lebih akurat.
• Sendok cetak tidak menekan jaringan lunak.
• Gunakan wax untuk tepi sendok.
• Gunakan bahan cetak alginate.
• Bahan cetak di daerah depan bawah jangan terlalu
banyak
• Pada waktu dicetak lidah pasien tidak diangkat

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Model preparation
Vestibular dan kedalaman sulkus, penting untuk
pembuatan labial pad, tinggi vestibular shield dan
tuberosity maxilla

1. Pembuatan model studi dengan basis gips keras


2. Hilangkan non anatomical defects sekitar gigi
dan jaringan
3. Basis diperlebar 5 mm dibagian bukal dan labial
agar pembuatan vestibular shield tepat
4. Construction bite pada model, baru bagian
belakang ditrim

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


5. Siapkan model dengan kedalaman labial
sulkus rahang bawah 10 – 12 mm dari tepi
gingival insisivus bawah. Kedalaman daerah
maxilla tuberosity paling sedikit 10 mm dari
bagian posterior gingival margin. Gunanya:
agar alat cekat dalam mulut (fit dan comfort)
sehingga kerja sama pasien menjadi lebih
baik
6. Daerah vestibular dari wax dan mandibula
dipertegas
Pembuatan bite regisration harus akurat.

Bila terlalu protrusi pasien merasa tidak


enak dan akan mengeluh.

Bila mandibula kurang protrusi, ruang aliran


udara tidak cukup terbuka.

Untuk relining alat sukar, mahal dan


membutuhkan waktu.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Bite registration
• Moderate Class II, mandibula dimajukan 4-6
mm ke anterior, hingga hubungan gigi-gigi seri
end to end
• Severe Class II, mandibula maju 4-6 mm ke
anterior, dipakai selama 4-6 bulan, lalu
dimajukan lagi 4-6 mm, hingga hubungan gigi
seri end to end
• Align skeletal midline (bukan dental midline).
Gigi seri tidak tertutup wax.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


• Vertical opening bagian posterior umumnya
terjadi 2-3 mm. Pada kasus open bite,
usahakan kawat hanya membuat open bite
yang ringan (slight)
• Class III construction bite registration,
mandibula dimundurkan, tetapi pasien masih
merasa enak (comfort), terjadi vertical open
bite, yang menguntungkan bila ada crossbite,
gigi dapat segera didorong kedepan
Wax construction bite:
• Horse Shoe Type or Wafers
• Kekuatan wax medium / bahan silicone untuk
menghindar distorsi dan tetap stabil, bila suhu
berubah.
• Pada pengambilan construction bite,
mandibula dimajukan secara bertahap, yaitu
2-3 mm.

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Alat Frankel digunakan sepanjang hari,
kecuali makan, sikat gigi, olah raga yang
dapat mengganggu penggunaan alat
tersebut dan berenang

FR-2 dipakai 2 jam / hari selama 2 minggu


atau 20-22 jam / hari, kecuali makan, sikat
gigi, belajar bahasa, olah raga yang kontak
dengan mulut, berenang di danau / sungai
atau pertandingan renang

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
A B
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Lip Seal Exercise
Pasien berusaha menjepit bibir atas dan bawah
sesering mungkin, boleh dengan menjepit lempeng
plastik, popsicle sticks atau tusuk gigi.

Dierkes 1992, untuk menguatkan otot bibir, pasien


dengan alat FR minum dengan “straw”

“The Pterygold response”


Pasien dengan FR, sesudah 3-4 bulan akan
menunjukkan pola dan sudah tidak mampu lagi
mereposisi mand nya lebih ke posterior.

Otot Pterygold merupakan salah satu penentu mand


posture dan translation

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort
Perawatan dengan terapi Frankel ada 4
tahap
• Pre-Frankel Orthodontic Therapy
– Gigi seri sebagai penuntun / guide, maka semua gigi
seri harus di align anteroposterior dan vertikal,
digunakan alat cekat
• Frankel Therapy
• Post-Frankel Orthodontic Therapy
– Final detailing posisi gigi-gigi (6-12 bulan), yang
menggunakan alat cekat dan sebagai retensi
• Retention Phase
– Retensi konvensional / Frankel, agar hasil terapi lebih
stabil

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


“Ideal time” FR digunakan pada
“middle / late mixed dentition”
• Pada early mix FR tidak perlu pakai terlalu lama.
• Late mix / early permanent dipakai 20-22 jam / hari,
lamanya 18- 24 bulan, lalu memakai alat cekat untuk
me-“align”

Kesimpulan Pemakaian FR-2:


• Initial efek: pada jar lunak, otot-otot, tapi tidak
gigi
• Perubahan anteroposterior adalah posisi
rahang
• Alat “tissue borne”

Tutie M. Jatim, drg Sp. Ort


Fixed tooth-borne appliance.
• Contoh:
– Herbst appliance
– Lasper jumper
Herbst Appliance
The Herbst Appliance, oleh Emil Herbst,
diperkenalkan 1905, prinsip mekanik “Jumping
the Bite” terdiri dari band pada ke 4 P1 dan ke 4
M1, wire di lingual dan buccal disolder, agar
hubungan rahang A dan B menjadi kelas I
• Herbst appliance.
– Awalnya peranti lepasan, pada perkembangannya
menjadi peranti cekat -------> terdiri atas splint
yang disemen ke lengkung gigi atas dan bawah.
– Pada molar pertama atas dan premolar pertama
bawah.
– Dihubungkan lengan telescopic pin and tube
untuk menentukan seberapa banyak mandibula
dimajukan.
– dipakai terus menerus -------> keberhasilan koreksi
maloklusi tinggi.
Merupakan “Tooth Borne”
• Efek dentoalveolar Akrillik Splint Herbst > FR
• Efek distalisasi ASH = extra oral traction
• Akrillik Splint Herbst tebalnya 2,5-3,0 mm (Biocryl).
Seluruh permukaan oklusal gigi bawah tertutup akrillik
Persiapan sebelum memakai alat Herbst
• Bila gigi seri atas ekstrim linguoversion procline
dulu dengan alat cekat
• Gigi seri atas extrud diintrud + utility arch.
• Selama terapi dengan Herbst, tidak ada occlusal
interferences yang menghambat majunya rahang
bawah
• Bila lower anterior facial heights pendek hindari
intrusi gigi seri bawah
• Pada perawatan dengan Herbst, dapat ditambahkan
Rapid Maxillary Expansion, yang diaktifasi satu
putaran / hari. Bila Herbst alat lepasan, skrup expansi
diputar satu kali / minggu
Bite registration untuk alat Herbst
• 3 lempeng malam dibentuk tapal kuda, dengan
mandibula dimajukan 3-4 mm (supaya hubungan gigi
depan end to end) dan tinggi vertikal 3 mm lalu
pasien disuruh menggigit.
• Gigitan malam tidak menutupi gigi depan overjet
dan hubungan midline dapat terlihat
Penempatan alat Acrylic Splint Herbst
• Akrillik splint atas dan bawah ditempatkan, bila M2
atas sudah erupsi plunger bawah boleh meluas ke
distal
• Bila belum erupsi panjang plunger di potong,
karena akan mengiritasi jar
• Plunger sepanjang mungkin sampai pasien
maksimum dapat membuka mulut
• Pasien dengan kaca, membuka mulut selebar
mungkin plunger bawah dimasukkan ke dalam
sleeves atas, menutup mulut plunger masuk ke
dalam tube dan rahang bawah harus pada posisi ke
depan
• Splint dilepas waktu dibersihkan dan sikat gigi
• Rahang bawah selalu di kedepankan, walau
alat dilepas
• Selama adaptasi, otot terasa capai dan sakit
perlahan menjadi biasa
• Mula-mula soft diet, hindari makanan keras
dan sticky
• Sedapat mungkin alat lepasan, rahang bawah tidak di
“bonded”
• Alat diaktifasi 2-3 mm setiap kali secara bertahap
• Alat rahang atas dan alat bantu harus di
“bonded”
• Oral higienis dipertahankan
• Umumnya jumlah waktu perawatan dengan Herbst
adalah 9 - 12 bulan
• Lasper jumper / fixed tooth-borne appliance.
– Prinsipnya sama dengan peranti Herbst.
– lengan metal diganti pegas yang kuat terbungkus
plastik yang lentur dan dilekatkan langsung
dengan busur pada peranti cekat.
Efek Peranti Fungsional pada Maloklusi
Kelas II Divisi 1:
Efek pada dental:
• Retroklinasi insisivi atas dan proklinasi insisivi
bawah.
• Menahan erupsi gigi anterior bawah dan
memberi kesempatan gigi posterior bawah
erupsi -------> kurva Spee datar, dengan acrylic
capping.
• Mengarahkan gigi posterior bawah erupsi ke
depan dan ke atas serta menahan erupsi gigi
posterior atas ke depan --------> relasi molar
kelas I.
• Pada Frankel adanya buccal shield pada
lengkung geligi rahang atas ------->
berkembang.
• Efek pada skeletal:
– Memberi kesempatan pertumbuhan mandibula
dengan adanya pergerakan kondili mandibula ke
anterior pada fossa artikularis / pertumbuhan
tulang rawan kondili yang bergerak ke depan di
dalam fosa glenoid.
– Menghalangi pertumbuhan maksila ke depan.
– Penambahan tinggi muka bagian bawah dengan
adanya pertumbuhan gigi posterior rahang
bawah.
Efek Peranti Fungsional pada
Maloklusi Kelas III:
• Efek pada dental:
– Proklinasi insisivi atas dan retroklinasi insisivi
bawah.
– Memberi kesempatan gigi posterior atas tumbuh
ke bawah dan depan
– Menahan pertumbuhan gigi posterior bawah.

• Efek pada skeletal:


– Belum ada bukti yang menunjang.
Perawatan kelas II divisi 1
Koreksi
kelas II
Nance appliance
Koreksi kelas III

bionator bruxism
Keuntungan aktivator:
 Early treatment
 Tdk sering kontrol
 Tdk rusak jaringan lunak
 Tdk ganggu estetik
 Dapat untuk perbaiki kebiasaan tdk baik
 Nafas mll hidung
 Kurangi tjd karies
Kerugian aktivator:
 tdk bs pd px tdk kooperatif
 Hanya pd kasus ttt
 Umur mrpkn faktor penting
 Tdk dapat dipakai pd gigi yg tll berjejal jejal
TERIMA KASIH

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai