Anda di halaman 1dari 2

NAMA: KUNTO NUGROHO

NIP : 7095062P

ESSAY/STUDI KASUS :
1. Dalam usaha penerapan SMAP di perusahaan X, Direksi Perusahaan X membuat
kebijakan bahwa dalam setiap proses lelang minimal harus diikut oleh 3 mitra kerja.
Setelah 3 tahun berjalan, terdapat perubahan Direksi dan Direksi baru ingin
mengevaluasi proses lelang yang selama ini berjalan dan melihat apakah kebijakan
terdahulu masih cukup efisien.
Hasil review menunjukkan bahwa 3 mitra kerja yang sama diperbolehkan ikut serta
dalam proses lelang setiap tahunnya. Lebih jauh lagi diketahui bahwa walaupun dari
perusahaan yang berbeda, kepemilikan perusahaan mitra kerja yang ikut serta dalam
lelang adalah orang yang sama. 
Hasil review juga menunjukkan bahwa pemilih perusahaan-perusahaan mitra kerja
yang mengikuti lelang ternyata memilik hubungan kerabat dengan kepala pengadaan
perusahaan X. Walaupun dari hasil review belum terbukti bahwa kepala pengadaan
menerima kickback ataupun gratifikasi dari mitra kerja, Direksi mengkhawatirkan
proses lelang yang ada di perusahaan
Sebutkan dan jelaskan yang bisa dilakukan oleh Direksi Perusahaan X untuk
memitigasi kemungkinan penyuapan pada bidang pengadaan!

Jawaban Soal No.1 :


Kondisi yang ada pada Perusahan X berdasarkan hasil review, ada indikasi
ketidaksesuaian, yaitu :
1. Sejumlah 3 mitra kerja yang sama diperbolehkan ikut serta dalam proses lelang
setiap tahunnya.
2. Lebih jauh lagi diketahui bahwa walaupun dari perusahaan yang berbeda,
kepemilikan perusahaan mitra kerja yang ikut serta dalam lelang adalah orang
yang sama.
3. Pemilihan perusahaan-perusahaan mitra kerja yang mengikuti lelang ternyata
memilik hubungan kerabat dengan kepala pengadaan perusahaan X.
4. Belum terbukti bahwa kepala pengadaan menerima kickback ataupun gratifikasi
dari mitra kerja,

Langkah Mitigasi yang harus dilakukan oleh Direksi Perusahaan X, sebagai berikut:

1. Melakukan assesment pada bidang pengadaan, meliputi:


a) Menguji alur/aktivitas probis,
b) Melakukan identifikasi adanya penyuapan,
c) Klasifikasi dan jenis fraud
d) Identifikasi penyebab, Red Flag, Kontrol Eksisting
e) Kemungkinan, dampak dan level risikonya dari penyuapan tersebut

2. Merencanakan mitigasi dan rencana aksi mitigasi, dengan cara:


a) Mengkaji kembali syarat-syarat RKS/TOR Kontrak.
b) Meningkatkan persyaratan pengawasan.
c) Melakukan penambahan syarat/analisis pekerjaan.
d) Pengaturan persyaratan Penyedia lebih ketat.
e) Membuat komitmen anti penyuapan untuk setiap pegawai dan manajemen.
f) Mengelola ketidakcukupan pengendalian penyuapan melalui diklat berjenjang.
g) Peningkatan intensitas sosialisasi anti penyuapan (SMAP) kepada seluruh pegawai
dan manajemen secara masif dan rutin.

3. Menunjuk penanggung jawab (PIC) untuk masing-masing pelaksana mitigasi.

4. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas efektivitas mitigasi, dengan cara:


a) Melakukan pengukuran, analisa & evaluasi kinerja internal dan eksternal (Mitra
Kerja).
b) Melakukan Audit Internal secara rutin/berkala.
c) Melakukan Tinjauan Manajemen Puncak.
d) Tinjauan Dewan pengarah (jika ada) dan FKAP.

Tahar Peningkatan:
a) Jika diperlukan, segera melakukan tindakan korektif dengan berpedoman pada
aturan pengadaan yang berlaku, dengan memperbaiki persyaratan peserta lelang
yang dituangkan dalam RKS/TOR.
b) Secara berkala, meninjau keefektifan atas tindakan korektif yang diambil.

ESSAY/STUDI KASUS :
2. Pak Banu adalah seorang pegawai PLN. Pada hari Lebaran Bu Ida memberikan
hampers ke Pak Banu dengan nilai hamper senilai Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu
rupiah),- . Pak Banu tidak bisa menolak hampersnya karena hubungan pertemanan
mereka yang baik. Penerimaan Pak Banu termasuk gratifikasi yang ?
A. Wajib dilaporkan
B. Tidak wajib Dilaporkan

Jawaban Soal No.2 :


Penerimaan Pak Banu termasuk gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan, dikarenakan
nilai pemberian masih di bawah Rp. 1.000.000,-

(Menurut booklet Gratifikasi yang dirilis KPK, bentuk gratifikasi yang tidak wajib
dilaporkan, salah satunya adalah :
Hadiah tanda kasih dalam bentuk uang atau barang yang memiliki nilai jual dalam
penyelenggaraan pesta pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan potong gigi,
atau upacara adat/agama lainnya dengan batasan nilai per pemberi dalam setiap acara
paling banyak Rp 1.000.000,-. Pemberian terkait dengan musibah atau bencana yang
dialami oleh penerima, bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau anak penerima gratifikasi
paling banyak Rp 1.000.000,-).

Anda mungkin juga menyukai