Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETUGAS

Judul Kegiatn : Pelatihan Petugas


Penanggung Jawab Kegiatan
:
- Nama / NIP
: Ir. Kaharudin / 080.121.217
- Pangkat/ Jabatan
: Penata (IIIc) / Penyuluh Pertanian
Non Klas
Lokasi : Balai Diklat Pertanian NTB
Waktu Pelaksanaan : 01 - 04 Agustus 2005 dan 30 September s/d 3
Oktober 2005
Sumber Dana : PFI3P (Foor Farmer Incame Improvement
Trough Inovation Project) pada BPTP- NTB
TA. 2005

Mataram, 30 Desember 2005


Mengetahui Penanggung Jawab Kegiatan
Kepala BPTP – NTB

Dr. Ir. Mashur, MS Ir. Kaharudin


NIP : 080 068 795 NIP : 080 121 217

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, pelaksanaan kegiatan pelatihan petugas


P4MI Tahun anggaran 2005 telah terselenggara dengan sukses dan lancar
Berbagai materi tentang teknologi budidaya pertanian dan peternakan telah
disampaikan dalam kegiatan pelatihan petugas P4MI oleh peneliti dan penyuluh
pertanian dari Balai pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat sebagai
instruktur/ nara sumber dari kegiatan pelatihan.
Kegiatan pelatihan petugas P4MI di laksanakan di Aula Badan Diklat Pertanian
Nusa Tenggara Barat dengan peserta dari berbagai komponen yang terkait dalam kegiatan
Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi di Kabupaten Lombok Timur,
antara lain : Komite Investasi Desa (KID), Kepala Cabang Dinas Pertanian dan
Peternakan (KCD), Penyuluh pertanian lapang (PPL), staf teknis dari PIU, Dinas
pertanian dan peternakan, dinas kehutanan dan perkebunan, lembaga suwadaya
masyarakat (LSM)
Laporan ini menguraikan hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan petugas P4MI.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang memerlukan. Apabila ada kekurangan dan
kelemahan dalam penyusunan lapaoran ini, kami menerima saran dan kritik guna
penyempurnaan lebih lanjut

Mataram, 30 Desember 2005


Penanggung Jawab Kegiatan

Ir. Kaharudin
NIP : 080 121 217

ii
DAFTAR ISI

Hal
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ iv
I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Dasar pertimbangan ....................................................................................... 1
1.3. Tujuan............................................................................................................ 2
1.4. Luaran .......................................................................................................... 2
1.5. Perkiraan Manfaat dan dampak .................................................................... 2
II METODOLOGI ................................................................................................... 3
2.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 3
2.2. Peserta ......................................................................................................... 3
2.3. Materi ........................................................................................................... 4
2.4. Metode ......................................................................................................... 4
a. Penentuan Materi ..................................................................................... 4
b. Penyampaian Materi ................................................................................. 4
c. Evaluasi Respon Peserta ........................................................................... 5
d. Pengumpulan masalah dan Kebutuhan Teknologi ................................... 5
III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 6
3.1. Karakteristik Peserta .................................................................................... 6
3.2. Respon Peserta ............................................................................................ 6
3.3. Masalah dan Kebutuhan Teknologi .............................................................. 7
3.4. Dampak ....................................................................................................... 8
IV ORGANISASI PELAKSANA ............................................................................ 9
V PEMBIAYAAN .................................................................................................. 9
VI KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT ......................................................... 10
6.1. Kesimpulan .................................................................................................. 10
6.2. Tindak Lanjut ............................................................................................... 10

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
I Lampiran 1. Surat Keputusan Pelaksanaan .......................................................... 11

2. Lampiran 2. Surat Keputusan Pembentukan Panitia ............................................ 14

3. Lampiran 3. Daftar Nama Peserta ........................................................................ 17

4. Lampiran 4. Daftar KID, demplot dan pengolahan hasil (KMI) .......................... 19

5. Lampiran 5. Foto-foto kegiatan pelatihan .. .......................................................... 22

iv
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Balai pengkajian teknologi pertanian Nusa Tenggara Barat mempunyai
mandat menghasilkan teknologi pertanian lokal spesifik. Paket teknologi dan
komponen teknologi pertanian lokal spesifik sudah relatif banyak dihasilkan. Namun
sistem penyampaian (deliveri system) masih mengalami hambatan sehingga adopsi
teknologi berjalan lambat.
Guna memberikan kontribusi reel terhadap pembangunan pertanian dan
pembangunan di daerah, maka inovatif dan relevan dengan kebutuhan pengguna
teknologi. Demikian pula informasi dan teknologi yang dihasilkan perlu secara luas
disebarkan melalui petugas kepada pengguna agar dimanfaatkan secara efesien dan
efektif. Dengan demikian paradigma yang harus dikembangkan adalah bahwa
penelitian/pengkajian harus dimulai dan berakhir dengan petani. Dalam upaya
mencapai tujuan dan sasaran penelitian dan pengembangan pertanian yang telah
ditentukan,maka salah satu faktor yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan
pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan petugas, melalui pelatihan yang bersifat
teknis maupun yang non teknis dan dilakukan pendampingan dalam proses transfer
teknologi dan penerapan di tingkat petani atau pengguna teknologi sebagai tindak
lanjut dari program pelatihan.
Di wilayah P4MI sudah terbentuk struktur organisasi sampai ketingkat Desa,
yang mempunyai peran dalam pembinaan petani dan kelompok tani ada;ah LSM,
FAD, PPL dan Fasilitator desa untuk mempercepat adopsi teknologi. Struktur ini
dapat dimanfaatkan dengan membina LSM, FAD dan Fasilitator desa dalam system
delivery.

1.2. Dasar Pertimbangan


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat (BPTP – NTB)
merupakan salah satu dari komponen kegiatan Program Peningkatan Pendapatan
Petani Melalui Inovasi (P4MI) yaitu sebagai sumber teknologi inovasi, mempunyai
kewajiban melakukan pembinaan/pencerahan proses alih teknologi kepada petugas

1
fasilitator, LSM sebagai pendamping dalam pelaksanaan kegiatan P4MI melalui
pelatihan (Training of Trainner).

1.3. Tujuan
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petugas fasilitator, KID, LSM, PPL dan lain-lain terhadap teknologi usahatani yang
akan dikembangkan di wilayah Poor farmer (P4MI) dan mempercepat proses
penyebaran teknologi hasil litkaji Badan Litbang Pertanian atau Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat

1.4. Luaran
Para peserta pelatihan petugas fasilitator KID, LSM, PPL, dan lain0lain
lingkup wilayah Poor farmer (P4MI) kabupaten Lombok Timur telah memahami
dan menguasai hal-hal pokok yang berkaitan dengan teknologi sistem usahatani
guna mendukung program Poor Farmer (P4MI) dan menjadi tenaga fasilitator/
pengawal pelaksana SUT di daerahnya atau desa binaannya masing-masing.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak


Manfaat dari kegiatan pelatihan antara lain,
1. Proses transfer teknologi bisa lebih dipercepat
2. Adopsi teknologi lebih meluas

Dampak dari kegiatn pelatihan :


1. Petugas fasilitator, KID.LSM, PPL dan lain-lain mempunyai bekal pengetahuan
dan keterampilan dalam memfasilitasi dan pendampingan terhadap desa
binaannya sehingga kegiatan lebih terfokus pada teknologi inovasi yang
dibutuhkan.
2. Petani dapat mengadopsi langsung teknologi Inovasi yang disampaikan
oleh petugas fasilitator, KID.LSM, PPL dan lain-lain

2
II. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan pelatihan telah dilaksanakan dalam dua gelombang yaitu :
a.Gelombang pertama
Gelombang pertama dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 4 Agustus 2005 di Aula
Badan Diklat Pertanian NTB.

b. Gelombang Kedua
Gelombang Kedua dilaksanakan pada tanggal 30 September s/d 3 Oktober 2005
di Aula Badan Diklat Pertanian NTB.

2.2. Peserta
Kegiatan pelatihan diikuti oleh petugas fasilitas lingkup kabupaten Lombok
Timur dengan jumlah peserta 100 orang antara lain :
a. Gelombang Pertama sebanyak 50 orang
- Komisi Investasi Desa (KID) 33 orang
- Kepala Cabang Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok timur 7 orang
- Penyuluh pertanian lapangan (PPL) Lombok Timur 3 orang
- Dinas pertanian dan peternakan Lombok Timur 1 orang
- Dinas kehutanan dan perkebunan Lombok Timur 1 orang
- Lembaga suwadaya masyarakat (LSM) 3 orang
- PIU Lombok Timur 2 orang

b. Gelombang Kedua sebanyak 50 orang


- Komisi Investasi Desa (KID) 32 orang
- Kepala Cabang Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok timur 13 orang
- Penyuluh pertanian lapangan (PPL) Lombok Timur 3 orang
- Lembaga suwadaya masyarakat (LSM) 2 orang

3
2.3. Materi
Materi pelatihanyang diberikanbersifat teknis dan non teknis yang teknis
difokuskan pada teknologi hasil litkaji Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Nusa Tenggara Barat
Materi pelatihan antara lain :
1. Kebijakan pemerintah tentang panduan P4MI
2. Dinamika kelompok tani
3. Profil komoditas di kabupaten Lombok Timur (ZAE Lotim)
4. Teknologi budidaya tanaman pisang
5. Inisiatif lokal
6. Teknologi penggemukan dan manajemen terpadu pemeliharaan sapi Bali
7. Teknologi budidaya padi gogo
8. Agribisnis dan budidaya ternak kambing
9. Agribisnis dan budidaya tanaman jagung
10. Teknologi budidaya ayam buras
11. Sistem usahatani lahan kering
12. Teknologi pengolahan hasil (pasca panen)
13. Pemberdayaan perempuan (gender)

2.4. Metode
a. Penentuan materi
Penentuan materi pelatihan berdasarkan :
1. Hasil dari PRA di desa Lingkup kegiatan Poor Farmer Lombok timur dan
sesuai dengan kebutuhan petani
2. Berdasarkan hasil dari Temu Informasi Teknologi pertanian yang
dilaksanakan tanggal 18 Juni 2005 yang menjaring permasalahan-
permasalahanusahatani dan kebutuhan inopasi teknologi pertanian

b. Penyampaian materi
Penyampaian materi dilaksanakan dengan dua cara yaitu
1. Didalam kelas dengan cara

4
- Ceramah / kuliah
- Tanya jawab/ diskusi
2. Dilapangan yaitu untuk melakukan praktek atau kunjungan lapang

c. Evaluasi respon peserta


Untuk mengetahui respon peserta dari materi yang di sampaiakan,
sebelum penyampaian materi di hari pertama di bagikan daftar pertanyaan
mengenai materi pelatihan, dan pada hari terakhir sebelum penutupan di bagikan
lagi daftar pertanyaan yang sama mengenai materi pelatihan yang telah di
sampaikan

d. Pengumpulan masalah dan kebutuhan teknologi


Pengumpulan dan kebutuhan teknologi di kumpulkan melalui kegiatan
temu informasi teknologi pertanian yang dihadiri oleh para KID (Komite Investasi
Desa) dan petugas lapang dari desa-desa wilayah Poor Farmer, Bappeda dan
Dinas lingkup pertanian Lombok Timur, para peneliti/ pengkaji dari BPTP NTB
serta masyarakat/ petani sekitar yang terkait. Peserta di bagi dalam beberapa
kelompok. Dalam pembahasan dan diskusi, setiap kelompok menghimpun
permasalahan usahatani dan kebutuhan inovasi teknologi serta kebutuhan materi
pelatihan yang dibutuhkan.

5
III.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Peserta


Berdasarkan biodata yang dihimpun latar belakang pendidikan peserta
berfariasi, untuk petugas lapang seperti KCD, PPL, Dinas dan PIU berlatar
belakang pendidikan pertanian dan peternakan, sedangkan LSM dan KID rata-rata
berpendidikan diluar bidang pertanian dan peternakan sehingga pemahaman dan
keterampilan dibidang teknologi pertanian dan peternakan masih kurang.
Unsur peserta ada laki-laki dan perempuan, namun pesertanya masih mayoritas
laki-laki yaitu 80% dan perempuan 20%.

3.2. Respon Peserta


Dari hasil pengamatan dan diskusi selama kegiatan pelatihan baik didalam
kelas saat penyampaian materi maupun di lapangan saat prakterk/ kunjungan lapang
respon peserta terhadap semua materi yang disampaiakan baik yang teknis maupun
yang non teknis cukup baik, dan dari hasil evaluasi sebelum penyampaian materi
dan setelah penyampaian materi respon peserta cukup baik hal ini ditandai dengan
adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta dalam menjawab
sejumlah daftar pertanyaan pre test dan pos tes yang diberikan. Terdapat
peningkatan pengetahuan dari nilai kategori kurang (<5) menjadi sedang sampai
baik (>5) sebanyak 82,5% pada pelatihan gelombang pertama dan 80% pada
pelatihan gelombang kedua. Hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 di
bawah ini.
Tabel 1 : Hasil pre test dan post test peserta pelatihan P4MI angkatan II tanggal
1 s/d 4 Agustus 2005
No. Nilai Peserta Pre Test (%) Post Test (%) Peningkatan (%)
1. 0–3 29,82 0 29,82
2. 4–5 33,33 17,5 15,8
3. 6–8 33,33 66,7 33,33
4. >8 3,52 15,8 12,28
Jumlah 100 100

6
Tabel 2 : Hasil pre test dan post test peserta pelatihan P4MI angkatan II tanggal
30 September s/d 3 Oktober 2005
No. Nilai Peserta Pre Test (%) Post Test (%) Peningkatan (%)
1. 0–3 28 0 28
2. 4–5 34 20 14
3. 6–8 28 56 28
4. >8 10 24 14
Jumlah 100 100

3.3. Masalah dan Kebutuhan Teknologi


Dari permasalahan dan kebutuhan teknologi yang dihadapi petani yang di
infentarisasi melalui temu informasi setelah di lakukan kegiatan pelatihan, dari
sejumlah materi yang di sampaiakan baik yang menyangkut teknologi
sistemusahatani tanaman pangan maupun teknologi budidaya peternakan, menurut
peserta pelatihan sangat relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani
lahan kering saat ini, dan merupakan jawaban atau jalan keluar bagi pemecahan
permasalahan yang sebagian besar yang dihadapi petani/ pengguna teknologi karena
sifatnya aplikatif.
Matrik permasalahan dan kebutuhan teknologi di Kabupaten Lombok Timur.
No. Permasalahan Kebutuhan Teknologi
1. Curah hujan yang relatif kurang, hasil Diperlukan teknologi efisiensi
dan kualitas tanaman yang semakin penggunaan air dan pola usahatani
menurun yang dikombinasikan dengan ternak
2. Tingginya biaya usahatani pada Teknologi alternatif dengan sisitem
pengolahan lahan terutama yang TOT (Tanpa Olah Tanah)
berbatu
3. Rendahnya pengetahuan dan Dibutuhkan keterampilan pengolahan
keterampilan petani dalam hasil
pengolahan hasil pertanian

7
4. Pemeliharaan dan sistem Dibutuhkan informasi tentang sapta
perkandangan ternak sapi dan usaha ternak sapi dan teknologi
kambing belum intensif pemeliharaan kambing
5. Kurang pakan ternak pada musim Perlu upaya membudayakan
kemarau, dilain pihak masih banyak penanaman hijauan pakan ternak di
limbah pertanian yang terbuang lahan kering dan pelatihan teknologi
belum dimanfaatkan pengawetan hijauan pakan ternak dan
pembuatan pakan sederhana dari
limbah pertanian
6. Kebutuhan modal usahatani yang Petani diharapkan dapat memilah dan
sulit, bunga Bank dirasakan cukup memilih komoditas yang mempunyai
tinggi nilai ekonomi tinggi serta dapat
mencari mitra usaha yang dapat
menyediakan sarana produksi dan
membantu pemasaran hasil.

3.4. Dampak
Dampak dari kegiatan pelatihan dapat dilihat pada sejumlah KID yang ada
diwilayah Poor Farmer atau P4MI, dalam pelaksanaan demplot teknologi, KID dan
LSM telah melakukan pelatihan teknologi pertanian dan peternakan dan pelatihan
gender untuk pemberdayaan kelompok wanita tani. BPTP – NTB diundang sebagai
nara sumber. Nama KID, demplot teknologi dan pemberdayaan kelompok wanita
tani terlampir.

8
IV. ORGANISASI PELAKSANAAN

Untuk mendukung kelancaran kegiatan pelatihan petugas diperlukan tenaga


dan organisasi pelaksanaan dengan susunan keanggotaan sebagai berikut :
1. Pelindung/ Penanggu Jawab : Kepala BPTP NTB/ Kuasa
Pengguna Anggaran
2. Ketua/ Penanggung Jawab Kegiatan : Ir. Kaharudin
Wakil Ketua : Ir. Achmad Muzani
3. Sekretaris : Arrif Surahman, S.Pi, M.Si
4. Bendahara : Mekar Dwi Wahyuni
Seksi – Seksi
1. Seksi materi dan persidangan : Ir. Hj. Andri Nurwati
Ir. H. Noor Inggah
Jasti Roesti
Abdullah Sika
2. Seksi akomudasi dan konsumsi : Hj. Siti Marlinda
Duarti Andriawati
Bq. Puji Ahumi
Tri Lestari Susilowati
3. Seksi publikasi dan dokumentasi : Ir. M. Sofyan Souri
Ibnu Trianto
Kamarudin
4. Seksi umum : Ir. M. Luthfi
Rosidi Raba
Ida Royani
Zulkarnaen
Zulkipli Yamani
Tohri

V. PEMBIAYAAN

Kegiatan pelatihan petugas dibiayai oleh proyek peningkatan pendapatan


petani miskin melalui Inovasi (P4MI) pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Nusa Tenggara Barat TA. 2005 atau PFI3) (Poor Farmer Incame Inprovement
Traough Inovation Project)

9
VI. KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

6.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan petugas tersebut dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dari sejumlah materi pelatihan bagi tenaga pasilitator Komite Infestaris
Desa (KID), LSM, PPL, dan peserta lainnya merupakan pedoman didalam
melakukan proses pendampingan atau pengawalan teknologi sistem usaha
tani terhadap petani/ desa binaan yang ada dalam lingkup program Poor
Farmer Lombok Timur.
2. Dari sejumlah materi pelatihan dapat menjawab atau merupakan solusi bagi
permasalahan dan kebutuhan teknologi yang dihadapi petani lahan kering
saati ini
3. Melalui kegiatan pelatihan petugas proses diseminasi dan penyebarluasan
informasi teknologi pertanian hasil kajian Badan Litbang atau Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat dapat di percepat
sampai ke pengguna teknologi

6.2. Tindak lanjut


Untuk tindak lanjut dari kegiatan pelatihan petugas akan dianjurkan bagi
petugas pasilitator desa khususnya Komite Inpestasi Desa (KID) yang akan
melakukan kegiatan demplot program peningkatan pendapatan petani miskin
melalui inopasi (P4MI) lingkup Poor Farmer (PFI3P) Kabupaten Lompok
Timur didalam menyusun rencana kegiatan harus mengikuti kaidah teknologi
yang di anjurkan sesuai dengan materi pelatihan yang telah di berikan pada saat
pelatihan, dan dilakukan monitoring pada setiap Komite Investasi Desa (KID)
yang melakukan kegiatan Demplot, kesesuaian antara materi yang diberikan
dengan operasional pelaksanaan pada proses pendampingan untuk pengguna
teknologi (petani) di desa binaannya dengan harapan teknologi inovasi yang
diterapkan dapat memberikan peningkatan pengetahuan dan pendapatan petani.

Anda mungkin juga menyukai