Anda di halaman 1dari 37

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk

si
ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Palangkaraya mengadili perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat

do
gu pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan
antara:

In
A
JAMES RINGKUANGAN NIK 6371010703730017,Tempat tanggal lahir
Menado 07 Maret 1973/49 tahun, Jenis kelamin laki-laki, Agama
ah

Kristen, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pelaut, Alamat Jl.

lik
Merak I Perumnas BLB No.35 RT.012 RW. 001,Kelurahan Basirih
Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin,
am

ub
Provinsi Kalimantan Selatan dalam hal ini memberikan kuasa
kepada Tugimin,S.H.,M.H., Advokat pada Kantor Law Firm “TOEGY
ep
Law Office & Legal Consultant”, beralamat di Jl. Wildan Sari
k

No.45.RT.06/RW.01 Kelurahan Telaga Biru, Kecamatan


ah

Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin 70119 Provinsi Kalimantan


R

si
Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14 Februari
2023, selanjutnya disebut sebagai Penggugat;

ne
ng

Lawan
PT. MARITIM BARITO PERKASA (ADARO LOGISTICS), berkedudukan di

do
gu

Jalan Hauling Road PT. Adaro Tabalong – Kelanis, Rangga Ilung,


Kecamatan Jenamas, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan
Tengah 73763 dan di Jalan Tembus Pelabuhan Martapura Baru
In
A

No.25 RT.017, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang diwakili oleh


Djoko Kartiko Sutanto, jabatan Direktur Utama PT. Maritim Barito
ah

lik

Perkasa dan Yance Rahadian, jabatan Direktur PT. Maritim Barito


Perkasa, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Hendrik, S.H.,
m

ub

Advokat, Chandra Yusab, S.H., Advokat, Beny Kakasan,S.H.,


Advokat, Deddy Ismardiadji,S.H. Marianus George Gifta Daulima
ka

Crewing Departement Head PT. Maritim Barito Perkasa, Gusti


ep

Ariensyah Faddilah, Crewing Operation Staff PT. Maritim Barito


ah

Perkasa, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 31 Maret 2023,


R

selanjutnya disebut sebagai Tergugat;


es

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


M

ng

Palangkaraya tersebut;
on

Halaman 1 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Membaca berkas perkara yang bersangkutan;

R
Mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

si
Memperhatikan bukti-bukti yang diajukan kedua belah pihak;

ne
ng
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang bahwa Penggugat dengan Surat Gugatan tanggal 02
Maret 2023 yang dilampiri anjuran atau risalah penyelesaian, yang diterima dan

do
gu didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Palangkaraya pada tanggal 06 Maret 2023 dalam Register Nomor

In
A
4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
Adapun yang menjadi alasan diajukannya gugatan ini, adalah sebagai berikut;
ah

DASAR GUGATAN

lik
1. Bahwa, berdasarkan ketentuan Pasal 337 Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran menyatakan bahwa: “Ketentuan
am

ub
ketenagakerjaan di bidang pelayaran dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan”;
ep
2. Bahwa, berdasarkan SEMA Nomor 5 Tahun 2021 tentang Hasil Rapat
k

Pleno Kamar Perdata Tahun 2021 yang menyatakan bahwa: “Pengadilan


ah

Hubungan Industrial berwenang memeriksa dan memutus perselisihan


R

si
antara anak buah kapal dan pengusaha kapal sebagaimana merujuk
kepada Pasal 337 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

ne
ng

Pelayaran;
3. Bahwa, gugatan Perselisihan Hubungan Industrial ini berupa

do
gu

permasalahan Pemutusan Hubungan Kerja, diajukan setelah melewati


proses Mediasi Bipartit dan Mediasi Tripartit sebagaimana disyaratkan oleh
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
In
A

Hubungan Industrial, yakni dengan dikeluarkannya Nota Anjuran oleh


Dinas Koperasi Usaha Mikro Dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin Nomor :
ah

lik

412/970/Diskopumker-PHI-JS/2020 tertanggal 26 November 2020,


kemudian pada tanggal 28 Desember 2020 Mediator Dinas Koperasi
m

ub

Usaha Mikro Dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin mengeluarkan Risalah


Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;
ka

4. Bahwa, oleh karena TERGUGAT menolak dan atau tidak bersedia untuk
ep

melaksanakan isi Anjuran yang dikeluarkan oleh Mediator Dinas Koperasi


ah

Usaha Mikro Dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin, maka untuk


R

mendapatkan kepastian hukum, PENGGUGAT mengajukan gugatan ini ke


es

Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Palangka Raya


M

ng

oleh karena itu sudah sepantasnyalah apabila Pengadilan Hubungan


on

Halaman 2 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Industrial Pada Pengadilan Negeri Palangka Raya memeriksa dan

R
mengadili kemudian memutus perkara ini;

si
DALAM POKOK PERKARA

ne
ng
1. Bahwa, TERGUGAT adalah salah satu perusahaan yang merupakan
bagian dari PT. Adaro Logistics dimana PT. Adaro Logistics merupakan
anak perusahaan dari PT. Adaro Energy Indonesia Tbk., yang semuanya

do
gu tergabung didalam Grup Adaro yang memiliki tambang batu bara yang
berada di daerah Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah;

In
A
2. Bahwa, TERGUGAT merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pelayaran angkutan laut dimana kapal-kapal TERGUGAT menjalankan
ah

kegiatan berupa penongkangan dan pemuatan batu bara ke kapal untuk di

lik
eksport maupun mengangkut batu bara dari pelabuhan muat sampai
pelabuhan bongkar atau dengan kata lain kapal-kapal TERGUGAT yang
am

ub
mengangkut batu bara dari tambang yang berada di daerah Kabupaten
Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah sampai ke ke kapal untuk di
ep
eksport maupun untuk pembangkit listrik;
k

3. Bahwa, PENGGUGAT yang berprofesi sebagai Pelaut yang


ah

dipekerjakan oleh TERGUGAT sebagai awak kapal pada kapal-kapal milik


R

si
dan/atau yang dioperasikan oleh TERGUGAT, dimana PENGGUGAT
mendapat pekerjaan, upah dan perintah dari TERGUGAT sebagai pemberi

ne
ng

kerja sehingga PENGGUGAT dengan TERGUGAT memiliki hubungan


kerja sebagaimana ketentuan Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor

do
gu

13 Tahun 2003 tentang Ketenegakerjaan yang menyatakan bahwa :


“Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan
pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur
In
A

pekerjaan, upah, dan perintah”;


4. Bahwa, TERGUGAT mempekerjakan PENGGUGAT sebagai Awak
ah

lik

Kapal secara terus menerus terhitung sejak tanggal 21 Maret 2006 sampai
dengan 24 Februari 2020 dengan jabatan terakhir PENGGUGAT sebagai
m

ub

Juru Mudi dangan Upah terakhir sebesar Rp.4.000.000,- (Empat Juta


Rupiah);
ka

5. Bahwa, sebagaimana ketentuan Pasal 59 ayat (1), ayat (2), ayat (4),
ep

ayat (5), ayat (6) dan ayat (7) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
ah

tentang Ketenagakerjaan Jo. Keputusan Meteri Tenaga Kerja dan


R

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep.100/MEN/VI/2004 tentang


es

Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu maka,


M

ng

PENGGUGAT merupakan Pekerja PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak


on

Halaman 3 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tertentu) atau pekerja tetap

R
yang bekerja di perusahaan TERGUGAT dengan uraian sebagai berikut :

si
- Bahwa, PENGGUGAT yang berprofesi sebagai Pelaut yang

ne
ng
dipekerjakan sebagai Awak Kapal bukan merupakan pekerjaan
tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya
akan selesai dalam waktu tertentu, pekerjaan yang sekali selesai

do
gu atau yang sementara sifatnya, pekerjaan yang diperkirakan
penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling

In
A
lama 3 (tiga) tahun, pekerjaan yang bersifat musiman atau
pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,
ah

atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau

lik
penjajakan;
- Bahwa, PENGGUGAT sebagai Awak Kapal dengan jabatan
am

ub
sebagai Juru Mudi yang merupakan jabatan atau pekerjaan bisnis inti
(core business) yang bersifat tetap karena tanpa adanya Juru Mudi
ep
kapal tidak bisa dijalankan sebagaimana ketentuan Pasal 117 Jo.
k

Pasal 219 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,


ah

sehingga bisnis atau perusahaan tidak berjalan;


R

si
- Bahwa, PENGGUGAT telah bekerja secara terus menerus tanpa
terputus selama lebih dari 3 (tiga) tahun yaitu 13 tahun 11 bulan

ne
ng

dengan menandatangani Perjanjian Kerja Laut berulang kali/lebih


dari 2 (dua) kali dimana semua Perjanjian Kerja Laut tersebut telah

do
gu

berakhir dengan tidak adanya waktu kapan berakhirnya Perjanjian-


Perjanjian Kerja Laut tersebut;
6. Bahwa, selain itu selama bekerja pada perusahaan TERGUGAT,
In
A

TERGUGAT setiap tahunnya menyetorkan Pajak Penghasilan Pasal 21


(PPh 21) yang menunjukkan bahwa PENGGUGAT adalah sabagai
ah

lik

Pegawai Tetap atau Penerima Pensiun atau Tunjangan Hari Tua/Jaminan


Hari Tua Berkala sebagaimana yang diatur pada ketentuan Pasal 21
m

ub

Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan;
ka

7. Bahwa, berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 313


ep

K/Pdt.Sus-PHI/2018 dalam pertimbangan hukumnya, Mahkamah Agung


ah

berpendapat dengan mempertimbangkan Ketentuan Pasal 337 Undang


R

Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang pada pokoknya


es

“hubungan kerja berdasarkan Perjanjian Kerja laut tunduk pada Undang-


M

ng

Undang Ketenagakerjaan”;
on

Halaman 4 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Bahwa, berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1428

R
K/Pdt.Sus-PHI/2017 dalam pertimbangan hukumnya, Mahkamah Agung

si
diantaranya berpendapat bahwa :

ne
ng
- Dengan mempertimbangkan Ketentuan Pasal 337 Undang
Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang pada
pokoknya mengatur bahwa “ketentuan Ketenagakerjaan di bidang

do
gu Pelayaran tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang
Ketenagakerjaan, karenanya Perjanjian Kerja Laut (PKL) yang dibuat

In
A
antara Penggugat dan Tergugat tunduk pada Ketentuan Undang
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan”;
ah

- Sesuai fakta-fakta di persidangan, Perjanjian Kerja Laut (PKL)

lik
yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat telah diperpanjang
lebih dari 1 (satu) kali, karenanya tidak sesuai dengan ketentuan
am

ub
Pasal 59 ayat (3) dan (7) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, sehingga hubungan kerja antara
ep
Penggugat dengan Tergugat demi hukum menjadi Perjanjian Kerja
k

Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)……..dst;


ah

9. Bahwa, berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 146


R

si
K/Pdt.Sus-PHI/2020 dalam
pertimbangan hukumnya, Mahkamah Agung telah membatalkan Putusan

ne
ng

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin


Nomor 20/Pdt.Sus-PHI/2019/PN.Bjm tanggal 15 Oktober 2019, Mahkamah

do
gu

Agung berpendapat bahwa “Judex Facti Pengadilan Hubungan Industrial


pada Pengadilan Negeri Banjarmasin telah salah menerapkan hukum,
Dengan tidak adanya waktu kapan berakhirnya Perjanjian Kerja Laut
In
A

antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT maka demi hukum berubah


menjadi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu”;
ah

lik

10. Bahwa, berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1262


K/Pdt.Sus-PHI/2020 dalam pertimbangan hukumnya, Hakim Anggota II
m

ub

SUGIYANTO, S.H.,M.H. menyatakan beda pendapat (dissenting opinion)


dengan alasan yang pada pokoknya sebagai berikut :
ka

- Berdasarkan ketentuan Pasal 337 Undang Undang Nomor 17


ep

Tahun 2008 tentang Pelayaran, dikatakan bahwa hubungan kerja


ah

berdasarkan Perjanjian Kerja laut tunduk pada Undang-Undang


R

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


es

- Berdasarkan ketentuan Pasal 59 ayat (1) dan Ayat (2) Undang-


M

ng

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


on

Halaman 5 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa perusahaan Tergugat bergerak dalam bidang pelayaran

R
angkutan laut, oleh karena itu jabatan masinis dan mualim adalah

si
merupakan jabatan atau pekerjaan bisnis inti (core business) yang

ne
ng
bersifat tetap karena tanpa adanya masinis dan mualim kapal tidak
bisa dijalankan sehingga bisnis atau perusahaan tidak berjalan, oleh
karena PENGGUGAT bekerja sebagai Masinis yang merupakan

do
gu pekerjaan bersifat tetap;
- Perjanjian Kerja Laut antara PENGGUGAT dengan Tergugat,

In
A
sebagaimana bukti P-3 tidak sah dan batal demi hukum, dengan
demikian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) antara
ah

PENGGUGAT dengan Tergugat beralih menjadi Perjanjian Kerja

lik
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT);
am

ub
11. Bahwa, berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 372
K/Pdt.Sus-PHI/2021 dalam pertimbangan hukumnya, Mahkamah Agung
telah membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
ep
k

Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 19/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Bjm


ah

tanggal 26 Agustus 2020, Mahkamah Agung berpendapat “Judex Facti


R

si
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin
telah salah menerapkan hukum dan Dalam Pertimbangannya Mahkamah

ne
ng

Agung berpendapat bahwa terhadap fakta hukum demikian seharusnya


diterapkan ketentuan Pasal 59 ayat (1) dan (7) Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, hubungan kerja demi hukum

do
gu

menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)............dst”;


12. Bahwa, berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1381
In
A

K/Pdt.Sus-PHI/2022 dalam pertimbangan hukumnya, Mahkamah Agung


telah membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
ah

lik

Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 7/Pdt.Sus-PHI/2022/PN Bjm,


tanggal 31 Mei 2022, Mahkamah Agung berpendapat bahwa Judex Facti
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin
m

ub

telah salah menerapkan hukum dan Dalam Pertimbangannya Mahkamah


Agung berpendapat yang pada pokoknya “Bahwa sesuai bukti P.10 berupa
ka

ep

Buku Pelaut Penggugat Nomor C 079960 dan bukti P.11 berupa Surat
Keterangan Masa Berlayar Nomor AL/556/07/17/KSOP.BJM-22 tanggal 5
ah

Juli 2022, diketahui bahwa Penggugat sudah mulai bekerja pada kapal-
R

es

kapal yang dioperasikan oleh Tergugat I dan Tergugat II sejak tanggal 27


M

Mei 1996 sampai dengan 17 Desember 2020 secara terus menerus dan
ng

on

Halaman 6 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk pekerjaan yang bersifat tetap serta telah dilakukan perpanjangan

R
perjanjian kerja berulang kali, oleh karena itu sesuai ketentuan Pasal 59

si
ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta

ne
ng
Kerja, demi hukum Perjanjian Kerja Laut/Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT) menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)”;
13. Bahwa, berdasarkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial

do
gu pada Pengadilan Negeri Palangka Raya Nomor : 2/Pdt.Sus-
PHI/2022/PN.Plk. tanggal 11 Agustus 2022 Jo. Putusan Nomor :

In
A
1/Pdt.Sus-PHI/2022/PN.Plk., Jo. Putusan Nomor : 3/Pdt.Sus-
PHI/2022/PN.Plk., Jo. Putusan Nomor : 4/Pdt.Sus-PHI/2022/PN.Plk.
ah

tanggal 4 Agustus 2022, Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial

lik
pada Pengadilan Negeri Palangka Raya dalam amar putusannya pada
pokoknya menyatakan “PENGGUGAT sebagai Nakhoda, Mualim I, Mualim
am

ub
II, Masinis I, Masinis II, Masinis III, Juru Minyak dan Juru Mudi I
merupakan pekerjaan bisnis inti (core business) yang bersifat tetap”;
ep
14. Bahwa, sejalan dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1381
k

K/Pdt.Sus-PHI/2022 dan Putusan Nomor : 4/Pdt.Sus-PHI/2022/PN.Plk.,


ah

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Palangka Raya


R

si
dalam amar putusannya pada pokoknya juga telah menyatakan Juru Mudi
merupakan pekerjaan bisnis inti (core business) yang bersifat tetap dan

ne
ng

Menyatakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Para Penggugat demi hukum


berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu sebagaimana

do
gu

Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


Palangka Raya Nomor : 14, 15 dan 16/Pdt.Sus-PHI/2022/PN Plk tanggal 2
Februari 2023;
In
A

15. Bahwa terhitung sejak tanggal 24 Februari 2020, TERGUGAT


melakukan Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak terhadap
ah

lik

PENGGUGAT dengan alasan PENGGUGAT meninggalkan kapal tanpa


ijin;
m

ub

16. Bahwa upah PENGGUGAT dibayarkan oleh TERGUGAT


terhitung sampai dengan tanggal 24 Februari 2020;
ka

17. Bahwa, PENGGUGAT sangat keberatan dan menolak jika


ep

dikatakan kalau PENGGUGAT telah meninggalkan kapal tanpa ijin


ah

sehingga dijadikan sebagai alasan Pemutusan Hubungan Kerja yang


R

dilakukan oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT terhitung mulai tanggal


es

24 Februari 2020, dikarenakan :


M

ng

1. Bahwa, PENGGUGAT tidak pernah meninggalkan kapal tanpa


on

Halaman 7 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ijin dari Nakhoda;

R
2. Bahwa, TERGUGAT sama sekali tidak mempertimbangkan

si
keterangan yang telah diberikan oleh Nakhoda sebagai atasan

ne
ng
langsung PENGGUGAT di atas kapal;
3. Bahwa, PENGGUGAT tidak pernah mendapatkan sanksi dari
Nakhoda yang berupa tindakan disiplin atas pelanggaran yang

do
gu dituduhkan kepada PENGGUGAT tersebut;
4. Bahwa, PENGGUGAT tidak pernah mendapatkan teguran

In
A
ataupun berupa sanksi administrasi, baik berupa Surat Peringatan
Pertama, Ke-dua maupun Ke-tiga;
ah

5. Bahwa, PENGGUGAT tidak pernah melakukan tindak pidana

lik
yang dibuktikan dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap yang menyatakan bahwa PENGGUGAT telah terbukti melakukan
am

ub
tindak pidana yang diatur dalam KUHP;
6. Bahwa, Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh
ep
TERGUGAT kepada PENGGUGAT tanpa penetapan dari lembaga
k

penyelesaian perselisihan hubungan industrial;


ah

7. Bahwa Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh


R

si
TERGUGAT kepada PENGGUGAT tidak dapat dibenarkan menurut
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang seharusnya Batal

ne
ng

Demi Hukum;
18. Bahwa, Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan

do
gu

PENGGUGAT meninggalkan kapal tanpa ijin merupakan bentuk sikap


arogansi yang ditunjukkan oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT
maupun kepada Nakhoda kapal, karena TERGUGAT sama sekali tidak
In
A

mempertimbangkan keterangan yang telah diberikan oleh Nakhoda


sebagai atasan langsung PENGGUGAT di atas kapal dan sebagai pihak
ah

lik

yang diberikan kewenangan untuk memberikan sanksi berupa tindakan


disiplin kepada Anak Buah Kapal i.c. PENGGUGAT apabila terbukti dan
m

ub

benar telah meninggalkan kapal tanpa ijin dari Nakhoda;


19. Bahwa, kewenangan Nakhoda yang dapat memberikan sanksi
ka

berupa tindakan disiplin atas pelanggaran yang dilakukan oleh


ep

PENGGUGAT tersebut, telah diatur dalam Pasal 142 ayat (1) jo. Pasal 143
ah

ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
R

Pelayaran;
es

20. Bahwa, TERGUGAT yang sama sekali tidak mempertimbangkan


M

ng

keterangan yang telah diberikan oleh Nakhoda selaku atasan langsung


on

Halaman 8 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PENGGUGAT di atas kapal, adalah merupakan salah satu pelanggaran

R
terhadap ketentuan Pasal 138 ayat (4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun

si
2008 tentang Pelayaran yang menyatakan bahwa : “Pemilik atau Operator

ne
ng
Kapal wajib memberikan keleluasaan kepada Nakhoda untuk
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan”;

do
gu 21. Bahwa, kalau toh benar (quod non), PENGGUGAT telah
melakukan pelanggaran berupa meninggalkan kapal tanpa ijin Nakhoda,

In
A
namun pada kenyataannya PENGGUGAT juga tidak pernah mendapatkan
teguran ataupun sanksi administrasi dari TERGUGAT berupa Surat
ah

Peringatan Pertama, Ke-dua maupun Ke-tiga terkait kesalahannya

lik
tersebut sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 161 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
am

ub
22. Bahwa, kalau toh benar PENGGUGAT (quod non) terbukti secara
sah telah melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian
ep
k

kerja, peraturan perusahaan ataupun perjanjian kerja bersama, maka


ah

sebagaimana ketentuan Pasal 161 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13


R
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, PENGGUGAT memperoleh uang

si
pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang

ne
ng

penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

do
gu

23. Bahwa, setelah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada


PENGGUGAT, TERGUGAT juga menolak memberikan Uang Pesangon,
In
A

Uang Penghargaan Masa Kerja dan hak-hak lainnya sebagaimana yang


diatur dalam Ketentuan Pasal 156 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-
ah

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenegakerjaan dengan alasan


lik

TERGUGAT menganggap perselisihan ini telah selesai dengan telah


dibayarkannya upah PENGGUGAT hingga tanggal 24 Februari 2020 yang
m

ub

ditransfer melalui rekening Bank Mandiri PENGGUGAT yang dituangkan


dalam Perjanjian Bersama;
ka

ep

24. Bahwa, PENGGUGAT sangat keberatan atas sikap TERGUGAT


yang tidak bersedia/menolak untuk memberikan Uang Pesangon, Uang
ah

Penghargaan Masa Kerja dan hak-hak lainnya sebagaimana yang diatur


R

dalam Ketentuan Pasal 156 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang
es
M

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenegakerjaan, dengan alasan:


ng

on

Halaman 9 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa, Perjanjian Bersama tersebut hanya didasari pada

R
Perjanjian Kerja Laut Nomor : No. PK. 301/9/14/KSOP.CWB.2019

si
tertanggal 06 November 2019 yang merupakan Perjanjian Kerja Laut

ne
ng
terakhir yang ditandatangani oleh PENGGUGAT;
2. Bahwa, PENGGUGAT adalah Pekerja Tetap yang telah bekerja
selama 13 tahun 11 bulan di Perusahaan TERGUGAT dengan telah

do
gu menandatangani Perjanjian Kerja Laut secara berulang kali atau lebih
dari 2 (dua) kali perpanjangan;

In
A
3. Bahwa, antara pembayaran gaji terakhir kepada PENGGUGAT
dengan kewajiban TERGUGAT untuk membayar Uang Pesangon,
ah

Uang Penghargaan Masa Kerja dan uang penggantian hak yang

lik
seharusnya diterima oleh PENGGUGAT adalah merupakan 2 (dua)
hal yang berbeda;
am

ub
4. Bahwa, kesepakatan yang dibuat antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT dalam Perjanjian Bersama yang ditandatangani
ep
tersebut, hanyalah sebatas pembayaran gaji terakhir PENGGUGAT
k

yang mengacu pada Pasal 5 huruf a Perjanjian Kerja Laut Nomor :


ah

No. PK. 301/9/14/KSOP.CWB.2019 tertanggal 06 November 2019


R

si
yang merupakan Perjanjian Kerja Laut terakhir yang ditandatangani
oleh PENGGUGAT;

ne
ng

5. Bahwa, kewajiban TERGUGAT untuk membayar uang pesangon,


Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan uang

do
gu

penggantian hak yang seharusnya diterima oleh PENGGUGAT


mengacu kepada ketentuan Pasal 156 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenegakerjaan;
In
A

6. Bahwa, baik di dalam Perjanjian Kerja Laut Nomor : No. PK.


301/9/14/KSOP.CWB. 2019 tertanggal 06 November 2019 maupun
ah

lik

Perjanjian Bersama yang ditandatangani tersebut sama sekali tidak


terdapat kesepakatan mengenai Uang Pesangon, Uang
m

ub

Penghargaan Masa Kerja dan uang penggantian hak yang


seharusnya diterima oleh PENGGUGAT sehingga kewajiban
ka

TERGUGAT untuk membayar Uang Pesangon, Uang Penghargaan


ep

Masa Kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima


ah

oleh PENGGUGAT wajib mengacu kepada ketentuan Pasal 156 ayat


R

(2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
es

tentang Ketenagakerjaan;
M

ng

7. Bahwa, Perjanjian Bersama yang ditandatangani tersebut


on

Halaman 10 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bukanlah merupakan kesepakatan dan bukan merupakan bentuk

R
penyelesaian atas hak-hak PENGGUGAT berupa Uang Pesangon,

si
Uang Penghargaan Masa Kerja dan uang penggantian hak yang

ne
ng
seharusnya diterima oleh PENGGUGAT sebagaimana ketentuan
Pasal 156 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenegakerjaan;

do
gu 8. Bahwa, isi dari Perjanjian Bersama tersebut, sama sekali tidak
menyebutkan bahwasanya “Perjanjian Bersama ini merupakan

In
A
kesepakatan dan bentuk penyelesaian atas hak-hak PENGGUGAT
berupa Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan uang
ah

penggantian hak yang seharusnya diterima oleh PENGGUGAT

lik
sebagaimana ketentuan Pasal 156 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenegakerjaan”;
am

ub
9. Bahwa, sampai dengan saat (gugatan ini didaftarkan),
PENGGUGAT tidak pernah mendapatkan pembayaran atas Uang
ep
Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan uang penggantian
k

hak yang seharusnya diterima oleh PENGGUGAT sebagaimana


ah

ketentuan Pasal 156 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang
R

si
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenegakerjaan;
10. Bahwa, Perjanjian Bersama yang dibuat, pada dasarnya

ne
ng

merupakan salah satu syarat atau bukti administrasi yang harus


ditandatangani oleh PENGGUGAT agar dapat dibayarkannya gaji

do
gu

terakhir PENGGUGAT (sampai dengan tanggal 24 Februari 2020),


oleh karena itu hanya dibuat 1 (satu) rangkap saja yang kemudian
oleh TERGUGAT diserahkan ke bagian keuangan/ accounting guna
In
A

pengajuan proses pembayaran gaji terakhir PENGGUGAT;


11. Bahwa, kemudian Perjanjian Bersama tersebut dikirim oleh
ah

lik

TERGUGAT kepada PENGGUGAT melalui pesan singkat whatsapps


dalam bentuk foto;
m

ub

25. Bahwa, apa yang telah diuraikan oleh PENGGUGAT dalam


keberatan PENGGUGAT terhadap alasan TERGUGAT yang menolak
ka

memberikan hak-hak PENGGUGAT berupa Uang Pesangon, Uang


ep

Penghargaan Masa Kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya


ah

diterima oleh PENGGUGAT sebagaimana ketentuan Pasal 156 ayat (2),


R

ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
es

Ketenegakerjaan, menunjukkan sikap arogansi dan perbuatan tipu daya


M

ng

yang dilakukan oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT dengan


on

Halaman 11 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mewajibkan PENGGUGAT untuk menandatangani Perjanjian Bersama

R
sebagai salah satu syarat administrasi pengajuan ke bagian

si
Keuangan/accounting agar gaji terakhir PENGGUGAT terhitung sampai

ne
ng
tanggal 24 Februari 2020 dapat dibayarkan dan sekaligus secara sepihak
dijadikan sebagai alasan oleh TERGUGAT untuk menolak memberikan
hak-hak PENGGUGAT berupa Uang pesangon, Uang Pesangon, Uang

do
gu Penghargaan Masa Kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya
diterima oleh PENGGUGAT sebagaimana ketentuan Pasal 156 ayat (2),

In
A
ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenegakerjaan karena TERGUGAT merasa perselisihan ini telah selesai
ah

dengan telah dibayarkannya upah PENGGUGAT hingga tanggal 24

lik
Februari 2020 yang ditransfer melalui rekening Bank Mandiri
PENGGUGAT yang dituangkan dalam Perjanjian Bersama;
am

ub
26. Bahwa, dalam pembuatan perjanjian terdapat syarat-syarat yang
merupakan dasar dalam pembuatan perjanjian yang mengacu kepada
ep
syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana ditetapkan pada Pasal 1320
k

KUHPerdata yaitu Kesepakatan Para Pihak yang berarti “adanya


ah

penyesuaian kehendak yang bebas antara para pihak mengenai hal-hal


R

si
pokok yang diinginkan dalam perjanjian. Setiap pihak harus memiliki
kemauan yang bebas (sukarela) dari kekhilafan, paksaan, dan penipuan

ne
ng

untuk mengikatkan diri”;


27. Bahwa, apabila terdapat unsur kekhilafan, paksaan, atau

do
gu

penipuan dalam hal pembuatan perjanjian, hal ini berarti melanggar syarat
sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1321 KUHPerdata
yang pada pokoknya menyatakan : “bahwa tiada suatu persetujuan pun
In
A

mempunyai kekuatan jika diberikan karena kekhilafan atau diperoleh


dengan paksaan atau penipuan”;
ah

lik

28. Bahwa, Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak yang


dilakukan oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT tanpa adanya
m

ub

kesalahan dari PENGGUGAT dan terlebih-lebih TERGUGAT tidak


bersedia membayar Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan
ka

uang penggantian hak yang seharusnya diterima oleh PENGGUGAT


ep

sebagaimana ketentuan Pasal 156 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang-
ah

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dapat dipandang


R

sebagai pelanggaran hak asasi manusia karena TERGUGAT telah :


es

- Mengabaikan prinsip-prinsip dasar PENGGUGAT untuk


M

ng

memperoleh hak hidup yang layak sebagaimana tertuang dalam pasal


on

Halaman 12 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
28 Undang – Undang Dasar 1945 ayat (1) yang berbunyi : “Setiap

R
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian

si
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.“ dan

ne
ng
- ayat (2) yang berbunyi : “Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja”;

do
gu 29. Bahwa, Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh
TERGUGAT kepada PENGGUGAT terjadi pada saat sebelum

In
A
diundangkannya Undang – Undang Nomor : 11 tahun 2020 tentang Cipta
Kerja tanggal 02 November 2020, maka uang pesangon dan hak-hak
ah

lainnya yang belum dibayar oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT

lik
mengacu kepada Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
am

ub
30. Bahwa, ketentuan Pasal 337 Undang – Undang Nomor 17 Tahun
2008 tentang Pelayaran menyatakan bahwa : “Ketentuan Ketenagakerjaan
ep
di bidang Pelayaran dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang –
k

undangan dibidang ketenagakerjaan”;


ah

31. Bahwa, ketentuan Pasal 151 ayat (1) Undang – Undang Nomor
R

si
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa :
“pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/ serikat buruh dan pemerintah,

ne
ng

dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi


pemutusan hubungan kerja”;

do
gu

32. Bahwa, ketentuan Pasal 151 ayat (3) Undang – Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menegaskan bahwa : “Dalam hal
perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak
In
A

menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan


hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan
ah

lik

dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial”;


33. Bahwa, ketentuan Pasal 155 Undang – Undang Nomor 13 Tahun
m

ub

2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa :


(1) Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana
ka

dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum;


ep

(2) Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan


ah

industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh


R

harus tetap melaksanakan segala kewajibannya;


es

34. Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan


M

ng

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berupa tindakan skorsing kepada


on

Halaman 13 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pekerja/buruh yang sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja

R
dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa

si
diterima pekerja/buruh;Bahwa, Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor :

ne
ng
03 Tahun 2015 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar
Mahkamah Agung Tahun 2015 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas
Bagi Pengadilan disepakati bahwa: “Pasca Putusan MK Nomor 37/PUU-

do
gu IX/2011, tertanggal 19 September 2011 terkait dengan upah proses, maka
isi amar putusan adalah MENGHUKUM PENGUSAHA MEMBAYAR UPAH

In
A
PROSES SELAMA 6 BULAN. Kelebihan waktu dalam proses PHI
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
ah

tentang Penyelesaian Hubungan Industrial, bukan lagi menjadi tanggung

lik
jawab para pihak” (Vide Huruf B. Rumusan Kamar Perdata angka 2
Perdata Khusus huruf f);
am

ub
35. Bahwa, berdasarkan Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung
Nomor : 652 K/Pdt.Sus-PHI/2017 (Kahar Husain Vs PT Iswanto) tanggal
ep
13 Juli 2017 dalam pertimbangan hukumnya, Mahkamah Agung telah
k

memperbaiki Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan


ah

Negeri Makassar, Mahkamah Agung berpendapat bahwa “Putusan


R

si
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Makassar perlu
diperbaiki sepanjang mengenai upah proses yaitu bahwa upah proses

ne
ng

selama perselisihan adalah 6 (enam) bulan, sesuai SEMA Nomor 03


Tahun 2015”;

do
gu

36. Bahwa, terkait upah proses selama-lamanya 6 bulan telah


menjadi Yurisprudensi di Mahkamah Agung sejak diterbitkannya Surat
Edaran Mahkamah Agung Nomor : 03 Tahun 2015 tentang Pemberlakuan
In
A

Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2015


Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan dimana hal ini
ah

lik

dapat dilihat pada putusan-putusan Mahkamah Agung lainnya diantaranya


dalam putusan perkara Nomor : 573K/Pdt.Sus-PHI/2017 (Rustam Bantulu
m

ub

Vs Pimpinan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nusantara) tanggal 8 Juni


2017, putusan perkara Nomor : 679 K/Pdt.Sus-PHI/2017 (Nurlailah Vs
ka

Koperasi Pegawai PT. Telekomunikasi Anuta Pura Palu) tanggal 31Juli


ep

2017, putusan perkara Nomor : 1339K/Pdt.Sus-PHI/2017 (PT. Oh Sung


ah

Electronics Indonesia Vs Royadi, dkk.) tanggal 30 November 2017,


R

putusan perkara Nomor : 1464K/Pdt.Sus-PHI/2017 (PT. Ohsung


es

Electronics Indonesia Vs Maulana Yusuf,dkk.) tanggal 20 Desember 2017;


M

ng

37. Bahwa, berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, maka


on

Halaman 14 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh TERGUGAT kepada

R
PENGGUGAT pada tanggal 24 Februari 2020 adalah tidak sah secara

si
hokum, namun demikian PENGGUGAT tidak keberatan dan bisa

ne
ng
menerimanya;
38. Bahwa, selain daripada itu yang menjadikan keberatan bagi
PENGGUGAT adalah belum dibayarkannya Uang Pesangon, Uang

do
gu Penghargaan Masa Kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya
diterima oleh PENGGUGAT sebagaimana ketentuan Pasal 156 ayat (2),

In
A
ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenegakerjaan, oleh karenanya sudah sewajarnya dan berdasarkan
ah

hukum apabila PENGGUGAT menuntut agar TERGUGAT membayar Uang

lik
Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan uang penggantian hak
kepada PENGGUGAT secara tunai dan sekaligus;
am

ub
39. Bahwa, dikarenakan Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan
oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT merupakan Pemutusan
ep
Hubungan Kerja secara sepihak tanpa adanya kesalahan yang dilakukan
k

oleh PENGGUGAT sehingga PENGGUGAT berhak mendapatkan Uang


ah

pesangon, Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan uang


R

si
penggantian hak yang harus dibayar oleh TERGUGAT kepada
PENGGUGAT sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 164 ayat

ne
ng

(3) jo Pasal 156 ayat (2), (3) dan (4) Undang - Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan;

do
gu

40. Bahwa, berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1243


K/Pdt.Sus-PHI/2020 dalam pertimbangan hukumnya, Mahkamah Agung
telah membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
In
A

Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 13/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Bjm


tanggal 16 Juni 2020, Mahkamah Agung berpendapat bahwa “alasan-
ah

lik

alasan keberatan dari Pemohon Kasasi dapat dibenarkan, oleh karena


Judex Facti Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
m

ub

Banjarmasin tidak tepat dalam menilai, menimbang dan menerapkan


hukum” dan Dalam Pertimbangannya Mahkamah Agung berpendapat
ka

bahwa “Penggugat yang diputus hubungan kerja oleh Tergugat dengan


ep

tanpa kesalahan maka Penggugat berhak mendapatkan kompensasi (vide


ah

Pasal 164 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


R

Ketenagakerjaan)”;
es

41. Bahwa, oleh karena sejak 24 Februari 2020 PENGGUGAT sudah


M

ng

tidak diperkenankan bekerja kembali oleh TERGUGAT, sedangkan belum


on

Halaman 15 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adanya penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan

R
industrial, maka berdasarkan ketentuan Pasal 155 ayat (3) Undang-

si
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan jo. Putusan

ne
ng
Mahkamah Agung Nomor 652 K/Pdt.Sus/2017 jo. Surat Edaran Mahkamah
Agung Nomor 03 tahun 2015 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat
Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2015 Sebagai Pedoman

do
gu Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan jo. Putusan Mahkamah
Konstitusi No 37/PUU-IX/2011 tanggal 19 September 2011 yang pada

In
A
pokoknya menghukum Pengusaha membayar upah proses selama 6
(enam) bulan kepada Pekerja/Buruh. Oleh karenanya sudah
ah

sepantasnyalah apabila PENGGUGAT mohon agar Pengadilan Hubungan

lik
Industrial pada Pengadilan Negeri Palangka Raya memerintahkan
TERGUGAT untuk membayar upah proses selama 6 (enam) bulan kepada
am

ub
PENGGUGAT;
42. Bahwa, perincian uang pesangon dan hak-hak lainnya yang
ep
harus dibayarkan oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT, adalah sebagai
k

berikut :
ah

UANG PESANGON DAN HAK-HAK LAINNYA PENGGUGAT DENGAN


R

si
MASA KERJA SEJAK 21 MARET 2006 S/D 24 FEBRUARI 2020
(13 tahun 11 bulan)

ne
ng

URAIAN PERHITUNGAN JUMLAH


Uang Pesangon Rp.4.000.000,- X 9 bulan X 2 Rp. 72.000.000,-
Uang Pengahargaan Masa Rp.4.000.000,- X 5 bulan Rp. 20.000.000,-

do
gu

Kerja
Uang Penggantian Hak Rp.92.000.000,- X 15 % Rp. 13.800.000,-
J U M LAH Rp. 105.800.000,-
In
A

Sehingga total uang pesangon dan hak-hak lainnya yang harus dibayar
TERGUGAT kepada PENGGUGAT adalah sebesar : Rp. 105.800.000,-
ah

lik

(Seratus Lima Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah) secara tunai dan
sekaligus;
m

ub

43. Bahwa, perincian upah proses yang harus dibayarkan oleh


TERGUGAT kepada PENGGUGAT secara tunai dan sekaligus sebesar : 6
ka

bulan x Rp.4.000.000,- = Rp. 24.000.000,- (Dua Puluh Empat Juta


ep

Rupiah);
ah

TUNTUTAN DALAM PERKARA


R

Berdasarkan alasan-alasan sebagaimana terurai di atas, mohon kepada Ketua


es

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Palangka Raya c.q.


M

ng

Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk berkenan
on

Halaman 16 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memutus :

R
1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

si
2. Menyatakan PENGGUGAT sebagai Juru Mudi merupakan pekerjaan

ne
ng
bisnis inti (core business) yang bersifat tetap;
3. Menyatakan PENGGUGAT adalah Pekerja dengan Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) yang bekerja pada TERGUGAT;

do
gu 4. Menyatakan, Pemutusan Hubungan Kerja tanggal 24 Februari 2020
yang dilakukan TERGUGAT kepada PENGGUGAT adalah tidak sah

In
A
secara hukum;
5. Menyatakan Putus Hubungan Kerja antara PENGGUGAT dengan
ah

TERGUGAT terhitung sejak 24 Februari 2020;:-

lik
6. Menghukum, TERGUGAT untuk membayar Uang Pesangon dan hak-
hak lainnya kepada PENGGUGAT secara tunai dan sekaligus dengan
am

ub
perincian sebagai berikut :
a. Uang Pesangon dan hak-hak lainnya sebesar Rp. 105.800.000,-
ep
(Seratus Lima Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah); dan
k

b. Upah Proses selama 6 bulan sebesar Rp. 24.000.000,- (Dua


ah

Puluh Empat Juta Rupiah);


R

si
Sehingga total keseluruhan yang harus dibayar TERGUGAT kepada
PENGGUGAT adalah sebesar : Rp. 105.800.000,- + Rp. 24.000.000,- =

ne
ng

Rp. 129.800.000,- (Seratus Dua Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Ribu
Rupiah) secara tunai dan sekaligus;

do
gu

7. Biaya perkara menurut hukum;


Atau:
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan
In
A

Negeri Palangka Raya berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya


(ex aequo et bono );
ah

lik

Menimbang bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk


Penggugat dan Tergugat masing-masing menghadap Kuasanya tersebut;
m

ub

Menimbang bahwa sebelum persidangan dilanjutkan Majelis Hakim


menghimbau kepada kedua belah pihak untuk menyelesaikan perkara a quo
ka

secara damai, akan tetapi tidak berhasil;


ep

Menimbang bahwa oleh karena upaya perdamaian tidak berhasil,


ah

pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan yang


R

isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;


es

Menimbang bahwa selanjutnya dalam perkara a quo persidangan


M

ng

dilaksanakan secara elektronik (e-litigasi);


on

Halaman 17 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut pihak

R
Tergugat memberikan jawaban tertanggal 17 Mei 2023 pada pokoknya

si
sebagai berikut :

ne
ng
I. DALAM EKSEPSI
1. PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN
NEGERI PALANGKARAYA TIDAK BERWENANG SECARA

do
gu KOMPETENSI RELATIF UNTUK MEMERIKSA DAN MENGADILI
PERKARA A QUO.

In
A
A. Penggugat dalam Surat Gugatan tertanggal 2 Maret 2023
(selanjutnya disebut “Surat Gugat”) secara jelas dan tanpa
ah

keraguan mendalilkan dan mengakui bahwa:

lik
3. Bahwa, gugatan Perselisihan Hubungan Industrial ini berupa
permasalahan Pemutusan Hubungan Kerja, diajukan setelah
am

ub
melewati proses Mediasi Bipartit dan Mediasi Tripartit
sebagaimana disyaratkan oleh Undang-Undang Nomor 2
ep
Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
k

Industrial, yakni dengan dikeluarkannya Nota Anjuran oleh


ah

Dinas Koperasi Usaha Mikro Dan Tenaga Kerja Kota


R

si
Banjarmasin Nomor : 412/970/Diskopumker-PHI-JS/2020
tertanggal 26 November 2020, kemudian pada tanggal 28

ne
ng

Desember 2020 Mediator Dinas Koperasi Usaha Mikro Dan


Tenaga Kerja Kota Banjarmasin mengeluarkan Risalah

do
gu

Penyelesaian Perselisihan Hubungan- lndustria!;


Penggugat sendiri yang mendalilkan kalau perselisihan ini telah
diupayakan penyelesaian oleh Mediator Kota Banjarmasin, namun
In
A

Penggugat menjadi salah kaprah, aneh dan kehilangan arah tatkala


Penggugat mengajukan gugatan di Pengadilan Hubungan Industrial
ah

lik

Pada Pengadilan Negeri Palangkaraya, seyogyanya alur


penyelesaian perselisihan diajukan Penggugat dengan mengajukan
m

ub

gugatan di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


Banjarmasin, bukan di Pengadilan Hubungan Industrial
ka

padaPengadilan Negeri Palangkaraya.


ep

B. Bahwa Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian


ah

Perselisihan Hubungan Industrial (selanjutnya disebut “UU PHI”)


R

khususnya Pasal 81 telah mengatur bahwa “Gugatan perselisihan


es

hubungan industrial diajukan kepada Pengadilan Hubungan


M

ng

Industrial pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi


on

Halaman 18 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tempat pekerja/buruh bekerja” yang mana Pasal 81 tersebut sejalan

R
dengan UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (selanjutnya

si
disebut “UU Pelayaran”) khususnya Pasal 1 ayat (40) yang

ne
ng
menentukan bahwa “Awak kapal adalah orang yang bekerja atau
dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik kapal atau operator kapal
untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya

do
gu yang tercantum dalam buku sijil”. Sedangkan Penggugat adalah
awak kapal yang bekerja pada PT Maritim Barito Perkasa yang

In
A
berkedudukan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Sehingga sesuai kompetensi relatif, seharusnya Penggugat
ah

mengajukan gugatan Perselisihan Hubungan Industrial di

lik
Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri
Banjarmasin.
am

ub
Dengan demikian, sangatlah patut dan adil apabila Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara a quo agar Surat Gugat Penggugat dinyatakan
ep
ditolak atau dinyatakan setidak-tidaknya tidak dapat diterima (Niet
k

Ontvankelijke Verklaard) karena Pengadilan Hubungan Industrial


ah

Pada Pengadilan Negeri Palangkaraya tidak memiliki kewenangan


R

si
untuk memeriksa dan memutus perkara ini secara kompetensi
relatif.

ne
ng

2. EXCEPTIO PEREMPTORIA
Gugatan Penggugat ini merupakan hal yang wajib dieksepsi karena ini

do
gu

masuk sebagai Exceptio Peremptoria. Gugatan Penggugat ini dalam


ilmu hukum acara merupakan bukan suatu persoalan karena hal yang
menjadi perselisihan tersebut sudah terselesaikan, karena Penggugat
In
A

dan Tergugat telah menandatangani Perjanjian Bersama No.


977/CREW/PB/02/20 yang tegas butir dalam perjanjian bersama
ah

lik

hubungan kerja berakhir tanggal 24 Februari 2020 dan hubungan kerja


dinyatakan selesai. Bahkan Perjanjian Bersama tersebut sudah
m

ub

mendapatkan AKTA BUKTI PENDAFTARAN PERJANJIAN BERSAMA


MELALUI BIPARTIT Nomor 92/Bip/2020/PHI-PN.Bjm yang diterbitkan
ka

Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Banjarmasin.


ep

Penggugat pun mengakui adanya Perjanjian Bersama ini sebagaimana


ah

tampak dalam Surat Gugat halaman 6, posita angka 23.


R

Penandatanganan Perjanjian Bersama dan telah terbitnya Akta


es

Pendaftaran Perjanjian Bersama merupakan bukti tidak terbantahkan


M

ng

kalau hubungan kerja telah selesai, segala hak dan kewajiban telah
on

Halaman 19 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sama-sama dilaksanakan tanpa terkecuali. Hingga saat ini Perjanjian

R
Bersama tersebut tidak pernah dibatalkan atau dinyatakan batal demi

si
hukum, maka menjadi patut dan adil jika Majelis Hakim Pemeriksa

ne
ng
Perkara a quo untuk menolak Surat Gugat Penggugat atau menyatakan
setidak-tidaknya tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard).
II. KONPENSI

do
gu A. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa segala hal yang termuat di dalam Eksepsi secara

In
A
proporsional, mutatis-mutandis, mohon dianggap termuat pula di
Dalam Pokok Perkara ini;
ah

2. Bahwa Tergugat membantah setiap dan seluruh pernyataan,

lik
dalil, klaim, maupun petitum Penggugat kecuali yang diakui
kebenarannya oleh Tergugat secara tegas dan tertulis;
am

ub
3. Bahwa Penggugat Dalam Pokok Perkara posita 3 mengaku
sebagai pelaut yang mana pelaut merupakan awak kapal yang
ep
definisi dan pengaturannya secara khusus ada di UU Pelayaran
k

Pasal 1 angka 40 juncto Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2000


ah

(selanjutnya disebut “PP Kepelautan”) Pasal 1 angka 2 yang


R

si
berbunyi:
"Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di

ne
ng

atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan


tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum

do
gu

dalam buku sijil.”


Juncto
“Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas
In
A

kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas


atas kapal sesuai dengan jabatannya dalam buku sijil;”
ah

lik

Oleh karena Penggugat adalah pelaut atau awak kapal, maka


hubungan keperdataan yang ada antara Penggugat dan Tergugat
m

ub

didasarkan kepada Perjanjian Kerja Laut sebagaimana Pasal 224


UU Pelayaran yang berbunyi:
ka

(1) Setiap orang yang bekerja di kapal dalam jabatan apa pun
ep

harus memliki kompetensi, dokumen pelaut dan disijil oleh


ah

Syahbandar.
R

(2) Sijil Awak Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


es

dilakukan dengan tahapan:


M

ng

a. penandatangan perjanjian kerja laut yang dilakukan


on

Halaman 20 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh pelaut dan perusahaan angkutan laut diketahui oleh

R
Syahbandar; dan

si
b. berdasarkan penandatanganan perjanjian kerja

ne
ng
laut, Nahkoda memasukkan nama dan jabatan Awak Kapal
sesuai dengan kompetensinya ke dalam buku sijil yang
disahkan oleh Syahbandar.

do
gu 4. Bahwa Perjanjian Kerja Laut dan Adendum yang ditandatangani
Penggugat merupakan sebuah kesepakatan yang memenuhi

In
A
ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Sehingga Penggugat wajib tunduk atas hal-hal yang telah disepakati
ah

dalam Perjanjian Kerja Laut yang ditanda tangani dan barang tentu

lik
secara hukum Majelis Hakim Pemeriksa perkara wajib untuk melihat
dan berpatokkan pada Perjanjian Kerja Laut dan Addendumnya
am

ub
sebagai undang-undang bagi Penggugat dan Tergugat
sebagaimana hal ini jelas ditegaskan oleh pasal 1338 Kitab
ep
Undang-undang Hukum Perdata.
k

5. Bahwa terhadap posita 1 Dasar Gugatan Surat Gugat,


ah

barangtentu Tergugat menolak dengan tegas apabila Pasal 337 UU


R

si
Pelayaran secara partial tidak komprehensif ditafsirkan bahwa
semua hal terkait dengan awak kapal/ pelaut mengacu ke Undang-

ne
ng

undang No. 13 Tahun 2003 (selanjutnya disebut “UU


Ketenagakerjaan”). Itu sama saja Penggugat singkat akal dalam

do
gu

melihat pasal 337 UU Pelayaran tersebut. Padahal dalam proses


Penggugat menjadi pelaut itu tunduk kepada UU Pelayaran.
6. Bahwa Tergugat tegas menolak posita 2 Dalam Pokok Perkara
In
A

Surat Gugat, tatkala Penggugat menggunakan Pasal 1 angka 15


UU Ketenagakerjaan, karena sangatlah jelas yang mengatur hal-hal
ah

lik

terkait awak kapal atau pelaut ada di KUHD, UU Pelayaran, dan PP


Kepelautan bukan UU Ketenagakerjaan sehingga dalam hal
m

ub

mengenai hukum materiil atas awak kapal/pelaut, perjanjian kerja


laut, hubungan kerja, berakhirnya hubungan kerja, dan hak atas
ka

berakhirnya hubungan kerja awak kapal yang jelas dan tegas diatur
ep

dalam KUHD, UU Pelayaran, dan PP Kepelautan maka itu yang


ah

digunakan dalam menyelesaikan setiap sengketa perselisihan


R

bukan UU Ketenagakerjaan yang notabene tidak mengatur hal


es

tersebut. Janganlah kita melupakan adagium hukum yang sangat


M

ng

terkenal yakni Lex Specialis Derogat Legi Generali.


on

Halaman 21 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Saking dianggap Lex Specialisnya pengaturan perjanjian kerja laut

R
dan awak kapal di KUHD, UU Pelayaran, dan PP Kepelautan untuk

si
urusan ketenagakerjaan, Pasal 51 ayat (2) UU Ketenagakerjaan

ne
ng
mengamanahkan:
“Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang

do
gu berlaku.”
Lebih lanjut, hal ini ditegaskan dan dijelaskan dalam Penjelasan

In
A
Pasal 51 ayat (2) UU Ketenagakerjaan yang berbunyi:
“Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis harus sesuai
ah

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain

lik
perjanjian kerja waktu tertentu, antarkerja antardaerah, antarkerja
antarnegara dan perjanjian kerja laut”
am

ub
Ini membuat terang benderang bahwasanya Perjanjian Kerja Laut
yang dibuat harus mengacu dan tunduk kepada peraturan
ep
perundang-undangan yang mengatur tentang Perjanjian Kerja Laut,
k

bukan mengacu atau tunduk pada ketentuan mengenai perjanjian


ah

kerja yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan.


R

si
7. Bahwa Tergugat secara tegas membantahposita 4 Dalam Pokok
Perkara Surat Gugat.. Penggugat yang telah menandatangani

ne
ng

beberapa Perjanjian Kerja Laut semestinya sangat paham bahwa


dalam Perjanjian Kerja Laut tersebut selalu ada klausula Pasal 14

do
gu

yang berbunyi:
“Dengan menandatangani perjanjian kerja laut ini maka semua
perjanjian kerja laut yang sebelumnya diadakan oleh Pihak II
In
A

dianggap tidak berlaku.


Hal ini menegaskan bahwa atas Perjanjian Kerja Laut sebelumnya
ah

lik

sudah selesai dan tidak ada kaitannya. Lalu bagaimana mungkin


ada klaim hubungan kerja dimulai sejak 21 Maret 2006 hingga 24
m

ub

Februari 2020?
Semoga Penggugat ingat bahwa setiap berakhirnya Perjanjian Kerja
ka

Laut, Penggugat turun kapal selama sebulan atau lebih, dan selama
ep

turun kapal tidak ada hubungan kerja antara Penggugat dan


ah

Tergugat sehingga tidak ada pembayaran upah kepada Penggugat


R

dalam periode turun kapal tersebut.


es

Bahkan dalam Perjanjian Kerja Laut terdapat Adendum yang tidak


M

ng

terpisahkan dari Perjanjian Kerja Laut yang ada. Silakan Penggugat


on

Halaman 22 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melihat kembali Adendum Pasal 14 ayat (1) yang berbunyi:

R
“Berakhirnya hubungan kerja Pihak Pertama dan Pihak Kedua

si
karena yang hal-hal yang diatur dalam Perjanjian Kerja Laut,

ne
ng
Addendum Perjanjian Kerja Laut atau Kebijakan Perusahaan
(Policy), tidak menimbulkan hak Pihak Kedua berupa pesangon,
uang penghargaan masa kerja, uang sisa cuti, uang penggantian

do
gu hak, biaya kembali ke point of hire dan/atau uang pisah. Pihak
Kedua hanya berhak atas upah proporsional bulan berjalan dan

In
A
Pihak Kedua tidak dapat melakukan tuntutan atau gugatan
apapun kepada Pihak Pertama”
ah

Semakin jelas dan terang bagi Majelis Hakim Yang Mulia Pemeriksa

lik
Perkara a quo bahwa klaim masa kerja itu adalah sesuatu yang
mengada-ngada, mesti ditolak dan gugatan ini pun sesuatu yang
am

ub
tidak dapat diajukan karena Penggugat dan Tergugat sudah
memperjanjikan hal tersebut.
ep
8. Bahwa Tergugat menolak tegas posita 5 Penggugat pada Surat
k

Gugat Dalam Pokok Perkara yang membuat seolah-olah terjadi


ah

peristiwa hukum seperti yang senyatanya tidak pernah ada atau


R

si
terjadi. Hal tersebut dikarenakan Penggugat dalam surat
gugatannya mengakui bahwa Penggugat adalah seorang juru mudi

ne
ng

yang aturannya secara tegas mengatakan juru mudi adalah awak


kapal sebagaimana telah diatur secara khusus oleh UU Pelayaran

do
gu

(Lex Specialis).
Ketika Penggugat adalah awak kapal maka terikat pada Perjanjian
Kerja Laut yang telah ditandatangani Penggugat yang mana
In
A

terdapat masa berlaku perjanjian yang telah diperjanjikan saat


menandatangani Perjanjian Kerja Laut tersebut. Selalu ada periode
ah

lik

kerja yang disepakati antara Penggugat dengan Tergugat diatur


dalam Perjanjian Kerja Laut.
m

ub

Oleh karena itu sepatutnya Penggugat telah sangat paham bahwa


hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat tidak secara terus
ka

menerus atau berkesinambungan sebagaimana yang didalilkan oleh


ep

Penggugat, karena fakta yang ada setiap berakhirnya Perjanjian


ah

Kerja Laut, Penggugat turun kapal, tidak bekerja dan tidak


R

mendapat upah.
es

Sesuai dengan pekerjaan Penggugat sebagai juru mudi yang


M

ng

mengacu ke KUHD, UU Pelayaran, PP Kepelautan dan


on

Halaman 23 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menggunakan Perjanjian Kerja Laut maka tidak ada hubungan

R
sama sekali dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (selanjutnya

si
disebut “PKWT”) atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu

ne
ng
(selanjutnya disebut “PKWTT”).
Penggugat tidak menampilkan secara terang benderang adanya
Perjanjian Kerja Laut yang dibatasi oleh waktu, Penggugat tidak

do
gu menyampaikan bahwa Perjanjian Kerja Laut terdapat masa berakhir
dan ada masa Penggugat turun dari kapal serta tidak bekerja untuk

In
A
Tergugat, malah Penggugat ingin mengaburkan fakta tersebut, agar
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini tidak mengetahui Penggugat
ah

adalah awak kapal atau pelaut yang semestinya tunduk kepada

lik
ketentuan hukum yang mengatur tentang awak kapal dan/atau
pelaut.
am

ub
Kekhususan Perjanjian Kerja Laut sangat jelas diatur di Pasal 398
KUHD yang mengatur dan mengenal PKL waktu tertentu atau biasa
ep
disebut PKL periodik. Waktu dalam PKL ini menunjukkan waktunya
k

sudah ditentukan, misalnya PKL ditentukan hanya 3 bulan, 6 bulan,


ah

3 tahun atau 5 tahun. Hal ini berbeda dengan PKWT yang ada di
R

si
pasal 59 ayat 4 dan 6 UU Ketenagakerjaan yang menyebutkan yang
namanya waktu tertentu itu waktunya terbatas 2 tahun bisa

ne
ng

diperpanjang sekali 2 tahun bisa diperbaharui sekali 2 tahun.


Bahwa Penggugat berupaya menggiring persidangan yang mulia ini

do
gu

dengan menempatkan Penggugat sebagai pekerja Perjanjian Kerja


Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) yang tunduk pada UU
Ketenagakerjaan, padahal kenyataannya Penggugat bukanlah
In
A

pekerja yang tunduk pada UU Ketenagakerjaan dan aturan


pelaksananya melainkan tunduk pada ketentuan hukum yang
ah

lik

mengatur tentang awak kapal dan/atau pelaut sebagaimana diatur


dalam KUHD, UU Pelayaran dan PP Kepelautan, dimana dalam
m

ub

ketentuan yang mengatur tentang awak kapal tersebut tidak


mengenal PKWTT.
ka

Bahkan untuk menggiring maksudnya Penggugat mengutip Pasal


ep

117 dan Pasal 219 UU Pelayaran yang tidak ada hubungan dengan
ah

posita Penggugat.
R

9. Bahwa Penggugat pun melontarkan posita yang tidak ada


es

hubungan antara pajak penghasilan dengan status pekerja.


M

ng

Memangnya kalau status pekerja dengan Perjanjian Kerja Laut atau


on

Halaman 24 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan PKWT tidak dipotong pajak penghasilan? Logika yang

R
sangat aneh dari Penggugat, sehingga posita 6 Surat Gugat patut

si
untuk ditolak atau dikesampingkan.

ne
ng
10. Bahwa Penggugat pun mengutip beberapa putusan
Mahkamah Agung maupun putusan pengadilan hubungan industrial
pada posita 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 35, dan 40, tentunya putusan

do
gu yang dikutip adalah yang berpihak pada kepentingan Surat Gugat
Penggugat. Artinya Tergugat pun bisa menampilkan beragam

In
A
putusan yang bahkan sudah menjadi Yurisprudensi yang sejalan
dengan kedudukan Tergugat.
ah

Setiap putusan yang dikutip Penggugat belum tentu sama

lik
kondisinya dengan perkara ini, bisa jadi disana belum ada
Perjanjian Bersama sedangkan di perkara ini sudah ada Perjanjian
am

ub
Bersama bahkan ada Akta Pendaftaran Perjanjian Bersama; jadi hal
seperti ini tidak bisa seperti pinang dibelah dua.
ep
Penggugat juga perlu ingat-ingat bahwa Majelis Hakim Pemeriksa
k

yang mulia ini tidak terikat melaksanakan Yurisprudensi, karena itu


ah

adalah pedoman bukan kitab yang harus diikuti secara utuh, harus
R

si
melihat kedudukan kasus per kasus. Tentunya pada akhirnya
hukum yang harus digunakan karena sistem hukum di Indonesia

ne
ng

menganut aliran rechtsvinding yang menegaskan hakim harus


mendasarkan putusannya kepada peraturan perundang-undangan

do
gu

yang berlaku yang dalam hal ini Perjanjian Kerja Laut, awak kapal
secara tegas diatur secara khusus (Lex Specialis) dalam UU
Pelayaran, PP Kepelautan dan KUHD.
In
A

Semua posita 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 40 tentunya Tergugat
tolak dan mohon kiranya Majelis Hakim Pemeriksa Perkara a quo
ah

lik

mengabaikan posita-posita tersebut dengan memeriksa dan


memutus sesuai hukum yang berlaku serta seadil-adilnya.
m

ub

11. Bahwa Tergugat menolak posita 15 yang mengatakan


adanya PHK sepihak, mohon kira Penggugat mengecek Perjanjian
ka

Bersama yang telah ditandatangani juga oleh Penggugat sehingga


ep

sangatlah patut posita 15 Surat Gugat untuk dikesampingkan.


ah

12. Bahwa jika Penggugat yakin tidak meninggalkan kapal


R

tanpa izin sebagaimana termaktub posita 17, 18, 19, 20, dan 21
es

Surat Gugat, silakan dibuktikan. Oleh karena Tergugat menolak


M

ng

dalil-dalil tersebut dan yakin 100% Penggugat meninggalkan kapal


on

Halaman 25 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanpa izin yang tentunya melanggar Perjanjian Kerja Laut dan

R
Addendum No. PK.301/9/14/KSOP.CBW.2019 (selanjutnya disebut

si
“PKL James”) yang mana sanksinya memang bukan surat

ne
ng
peringatan atau teguran tapi pemutusan hubungan kerja. Proses
berakhirnya pun sudah ada terdapat Perjanjian Bersama
sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2004

do
gu tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (selanjutnya
disebut “UU PPHI”). Lagi-lagi Tergugat sampaikan, Lex Specialis

In
A
Derogat Legi Generali.
13. Bahwa Tergugat pun menolak seluruh dalil-dalil nomor 22,
ah

23, 24, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 38, dan 39 Surat Gugat yangmana

lik
pada pokoknya semua dalil-dalil itu mengkaitkan dengan
pemutusan hubungan kerja dan permintaan uang pesangon, uang
am

ub
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.
Benar adanya pemutusan hubungan kerja sebagaimana telah diatur
ep
dalam PKL James yang telah ditanda tangan Penggugat bahwa jika
k

Penggugat meninggalkan kapal tanpa izin maka dapat dilakukan


ah

pemutusan hubungan kerja. Jadi menjadi benar, tepat dan wajar


R

si
pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Tergugat. PKL James
pun telah mengatur jika terjadi PHK karena hal tersebut Penggugat

ne
ng

tidak mendapatkan hal seperti uang pesangon, uang penghargaan


masa kerja, jelas banget tertera dalam PKL James.

do
gu

Bahkan dalam posita 37 Surat Gugat, Penggugat secara terang


mengatakan Penggugat tidak keberatan dan bisa menerima
pemutusan hubungan kerja yang ada, menjadi benar dan tepat
In
A

kemudian Penggugat membuat Perjanjian Bersama. Dengan


adanya Perjanjian Bersama memang tidak diperlukan laginya ada
ah

lik

putusan pengadilan hubungan industrial yang ada Perjanjian


Bersama itu perlu didaftarkan ke pengadilan, hal itu sudah dilakukan
m

ub

Tergugat dan telah terbit Akta Pendaftaran Perjanjian Bersamanya.


Penggugat juga tidak bisa mengkalim adanya masa kerja 13 tahun
ka

11 bulan karena Perjanjian Kerja Laut Penggugat dan Tergugat


ep

tidak terus menerus, selalu ada masa berakhir yang tertulis di


ah

Perjanjian Kerja Laut dan ketika berakhir Perjanjian Kerja Laut itu
R

tidak ada hubungan kerja, tidak ada upah serta Penggugat punya
es

kebebasan untuk datang kembali untuk bekerja dengan membuat


M

ng

Perjanjian Kerja Laut baru atau bekerja di perusahaan lain.


on

Halaman 26 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Klaim untuk meminta uang pesangon, uang penghargaan masa

R
kerja pun tidak berdasar karena PKL James sudah mengatur hal

si
tersebut dan juga ketentuan pesangon di UU Ketenagakerjaan

ne
ng
menjadi Lex Generali dibandingan KUHD, UU Pelayaran dan PP
Kepelautan (Lex Specialis) yang mana pemberian pesangon bagi
awak kapal bukan terjadi dalam hal seperti yang terjadi pada

do
gu Penggugat.
Perjanjian Bersama yang ditandatangani Penggugat pun secara

In
A
gamblang menyepakati bahwa segala sesuatu yang menyangkut
hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat dinyatakan selesai,
ah

artinya masing-masing pihak telah menyesalaikan hak dan

lik
kewajibannya, sudah tuntas semua hak dan kewajiban. Kalaupun
sekarang diminta Penggugat setelah 3 tahun lalu, tentunya ini
am

ub
cuman cara Penggugat untuk coba-coba mendapatkan
“penghasilan saja” padahal sangat paham semua sudah selesai
ep
apalagi mengetahui terdapat Perjanjian Bersama.
k

14. Bahwa Tergugat menyangkal posita 25, 26, dan 27 Surat


ah

Gugat karena sangat hiperbola, mengada-ngada dan tidak ada


R

si
pijakan dasar hukumnya. Bagaimana mungkin Tergugat yang
memberikan sanksi pemutusan hubungan kerja kepada Penggugat

ne
ng

sebagaimana yang telah disepakati dalam PKL James disebut


arogansi, kecuali hal itu tidak pernah disepakati.

do
gu

Bagaimana mungkin pembuatan dan penandatanganan Perjanjian


Bersama disebut tipu daya, jelas ada nama dan tanda tangan
Penggugat di Perjanjian Bersama. Jika Perjanjian Bersama yang
In
A

ditandatangani 3 tahun lalu itu dianggap ada tipu daya, hingga saat
ini Perjanjian Bersama masih berlaku dan mengikat, tidak ada
ah

lik

putusan pengadilan yang menyatakan Perjanjian Bersama tidak


berlaku atau batal.
m

ub

15. Bahwa upah proses yang diminta Penggugat


sebagaimana terdapat dalam posita 34, 35, 36, dan 41, tentunya
ka

Tergugat menyangkal Penggugat memiliki hak tersebut, karena


ep

tidak ada perselisihan antara Penggugat dan Tergugat, yang mana


ah

sudah terdapat Perjanjian Bersama dan Akta Pendaftarannya.


R

Fakta hukum, Penggugat sangat mengetahui jika sudah ada


es

Perjanjian Bersama pada tanggal berakhirnya hubungan kerja pada


M

ng

tanggal 24 Februari 2020 yang ditanda tangan Penggugat, jadi


on

Halaman 27 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sudah tidak ada perselisihan yang belum selesai, tidak ada

R
perselisihan yang belum tuntas. Dengan demikian, hubungan kerja

si
antara Penggugat dan Tergugat telah berakhir.

ne
ng
16. Bahwa Tergugat menolak posita 42 dan 43 yang
menuliskan upah Penggugat senilai Rp4.000.000,-, silakan
Penggugat membuktikan hal tersebut. Termasuk perhitungan

do
gu pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian
hak serta upah proses tentunya Tergugat menolak, sebagaimana

In
A
dalil-dalil yang sudah Tergugat sampaikan di posita-posita di atas.
Dengan adanya fakta hukum yang sangat jelas dan telah diuraikan di atas
ah

maka sesuai dengan azas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan,

lik
sangatlah patut, apabila Tergugat memohon kepada Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara a quo untuk memutuskan gugatan Penggugat
am

ub
dinyatakan ditolak untuk seluruhnya.
III. REKONPENSI
ep
1. Bahwa segala hal yang termuat di dalam Eksepsi dan Konpensi
k

yang diajukan Tergugat Konpensi secara proporsional, mutatis-


ah

mutandis, sejauh dibenarkan oleh hukum, mohon secara hukum


R

si
dianggap termuat pula di dalam Gugatan Rekonpensi ini;
2. Bahwa di dalam Gugatan Rekonpensi ini Tergugat di dalam

ne
ng

Konpensi mengambil posisi sebagai Penggugat Rekonpensi dan


memposisikan Penggugat di dalam Pokok Perkara sebagai Tergugat

do
gu

Rekonpensi;
3. Bahwa Menurut hukum dan demikian pula faktanya bahwa
Tergugat Rekonpensi bekerja di Penggugat Rekonpensi jelas dan tidak
In
A

dapat dikatakan lain bahwa berstatus sebagai awak kapal atau pelaut
karena:
ah

lik

a. Tergugat Rekonpensi telah memenuhi persyaratan Bagian


Kedua tentang Persyaratan Kerja di Kapal Pasal 17 dan Pasal 18
m

ub

PP Kepelautan yang berbunyi:


Pasal 17
ka

Untuk dapat bekerja sebagai awak kapal, wajib memenuhi


ep

persyaratan:
ah

a. memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut dan/atau Sertifikat


R

Keterampilan pelaut;
es

b. berumur sekurang-kurangnya 18 tahun;


M

ng

c. sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan


on

Halaman 28 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kesehatan yang khusus dilakukan untuk itu

R
d. disijil.

si
Pasal 18

ne
ng
(1) Setiap pelaut yang akan disijil harus memiliki Perjanjian
Kerja Laut yang masih berlaku.
b. Tergugat Rekonpensi bekerja di kapal milik Penggugat

do
gu Rekonpensi yang mana untuk bekerja wajib berstatus sebagai
awak kapal atau pelaut.

In
A
c. Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi
menandatangani PKL James yang diketahui dan diberi penomoran
ah

oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP)

lik
Banjarmasin.
4. Bahwa dengan ditandatanganinya PKL James oleh Penggugat
am

ub
Rekonpensi sebagai pemilik kapal dan Tergugat Rekonpensi sebagai
awak kapal atau pelaut, maka berlakulah kesepakatan dalam Perjanjian
ep
Kerja Laut itu seperti undang-undang, sedemikian Tergugat Rekonpensi
k

wajib melaksanakan setiap pasal dan/atau ayat dalam PKL James


ah

tersebut.
R

si
Tergugat Rekonpensi pun wajib tunduk dan patuh atas peraturan
perundang-undangan antara lain KUHD, UU Pelayaran dan PP

ne
ng

Kepelautan.
5. Bahwa jika Tergugat Rekonpensi menganggap adanya hal yang

do
gu

belum selesai dengan hubungan kerja maka pemeriksaan perkara


menjadi adil, tepat dan menimbulkan kepastian hukum dengan
mengacu pada hukum kekhususan yakni KUHD, UU Pelayaran, PP
In
A

Kepelautan dan Perjanjian Kerja Laut dan Adendumnya bukan kepada


hukum materiil di UU Ketenagakerjaan.
ah

lik

6. Bahwa Tergugat Rekonpensi telah melakukan perbuatan


meninggalkan kapal tanpa izin yang hal itu merupakan pelanggaran.
m

ub

PKL James telah mengatur khususnya pada pasal 9 ayat (1)


Addendum yang berbunyi:
ka

“Pihak Pertama dan sepakat atas


ep

1. Pihak Pertama dapat melakukan pengakhiran hubungan


ah

kerja apabila pihak kedua:


R

a. …
es

b. Meninggalkan kapal tanpa pemberitahuan kepada pihak


M

ng

kedua.”
on

Halaman 29 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Konsekuensi dari pelanggaran tersebut Tergugat Rekopensi berakhir

R
hubungan kerja dan berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Addendum atas

si
pengakhiran hubungan kerja tidka timbul hak Tergugat Rekonpensi. Hal

ne
ng
itupun ditegaskan dan disepakati juga di pasal 14 Addendum yang
berbunyi:
“Berakhirnya hubungan kerja Pihak Pertama dan Pihak Kedua

do
gu karena yang hal-hal yang diatur dalam Perjanjian Kerja Laut,
Addendum Perjanjian Kerja Laut atau Kebijakan Perusahaan

In
A
(Policy), tidak menimbulkan hak Pihak Kedua berupa pesangon,
uang penghargaan masa kerja, uang sisa cuti, uang penggantian
ah

hak, biaya kembali ke point of hire dan/atau uang pisah. Pihak

lik
Kedua hanya berhak atas upah proporsional bulan berjalan dan
Pihak Kedua tidak dapat melakukan tuntutan atau gugatan apapun
am

ub
kepada Pihak Pertama”
7. Bahwa Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi pun
ep
telah menandatangani Perjanjian Bersama No. 977/CREW/PB/02/20
k

yang tegas butir dalam perjanjian bersama hubungan kerja berakhir


ah

tanggal 24 Februari 2020 dan hubungan kerja dinyatakan selesai.


R

si
Bahkan Perjanjian Bersama tersebut sudah mendapatkan AKTA BUKTI
PENDAFTARAN PERJANJIAN BERSAMA MELALUI BIPARTIT Nomor

ne
ng

92/Bip/2020/PHI-PN.Bjm yang diterbitkan Pengadilan Hubungan


Industrial Pada Pengadilan Negeri Banjarmasin.

do
gu

8. Bahwa atas berakhirnya PKL JAMES, Penggugat Rekonpensi


telah membayarkan upah proporsional bulan Februari 2020 yang hak
tersebut telah dibayarkan dengan cara ditransfer ke rekening Tergugat
In
A

Rekonpensi, Bank Mandiri Cabang Banjarmasin, No rekening


0310012457720 pada tanggal 25 Februari 2020; sedemikian tuntas dan
ah

lik

selesai seluruh kewajiban Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi


kepada Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi.
m

ub

Berdasarkan seluruh uraian di atas, Tergugat memohon kepada Majelis Hakim


Yang Mulia selaku Pemeriksa perkara a quo untuk memeriksa, mengadili dan
ka

berkenan mengeluarkan putusan dengan amar sebagai berikut:


ep

I.DALAM EKSEPSI
ah

1. Menerima dan mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;


R

2. Menyatakan secara hukum bahwa Pengadilan Hubungan


es

Industrial pada Pengadilan Negeri Palangkaraya tidak berwenang


M

ng

secara kompetensi relatif untuk menerima, memeriksa dan memutus


on

Halaman 30 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perkara ini;

R
3. Menyatakan menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya

si
dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard).

ne
ng
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke

do
gu Verklaard);
2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya hukum

In
A
yang timbul dari perkara ini.
III. DALAM REKONPENSI
ah

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi

lik
untuk seluruhnya;
2. Menyatakan secara hukum Perjanjian Kerja Laut dan Addendum
am

ub
No. PK.301/9/14/KSOP.CBW.2019 tanggal 6 November 2019 antara
Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi dan Tergugat
ep
Rekonpensi/Penggugat Konpensi adalah sah dan mempunyai
k

kekuatan hukum sebagai Perjanjian Kerja Laut;


ah

3. Menyatakan secara hukum Tergugat Rekonpensi/Penggugat


R

si
Konpensi adalah pelaut atau awak kapal berdasarkan Perjanjian
Kerja Laut No. PK.301/9/14/KSOP.CBW.2019 dan Addendum tanggal

ne
ng

6 November 2019, bukan Pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu


Tidak Tertentu atau Pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu;

do
gu

4. Menyatakan secara hukum Tergugat Rekonpensi/Penggugat


Konpensi telah melakukan pelanggaran Perjanjian Kerja Laut No.
PK.301/9/14/KSOP.CBW.2019 dan Addendum tanggal 6 November
In
A

2019 berupa meninggalkan kapal tanpa pemberitahuan kepada


Penggugat Rekonpensi/ Tergugat Konpensi;
ah

lik

5. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Perjanjian Bersama


No. 977/CREW/PB/02/20 dan telah mendapat Akta Bukti Pendaftaran
m

ub

Perjanjian Bersama Melalui Bipartit No. 92/Bip/2020/PHI-PN.Bjm.


yang diterbitkan oleh Pengadilan Hubungan Industrial Pada
ka

Pengadilan Negeri Banjarmasin Kelas 1A;


ep

6. Menyatakan secara hukum Tergugat Rekonpensi/Penggugat


ah

Konpensi tidak berhak atas uang pesangon, uang penghargaan


R

masa kerja dan/atau uang penggantian hak;


es

7. Menyatakan secara hukum bahwa Penggugat Rekonpensi telah


M

ng

menyelesaikan segala kewajibannya terhadap Tergugat Rekonpensi.


on

Halaman 31 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain,

R
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).:

si
Menimbang bahwa atas Jawaban gugatan dari Tergugat tersebut,

ne
ng
Penggugat telah mengajukan Replik tertulis tanggal 25 Mei 2023 dan Tergugat
mengajukan Duplik tertulis tanggal 29 Mei 2023 sebagaimana tercantum
dalam berita acara;

do
gu Menimbang bahwa untuk membuktikan eksepsinya Tergugat telah
mengajukan bukti awal surat berupa:

In
A
1. Fotokopi dari Asli Relaas panggilan sidang Tergugat Nomor
4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN.Plk tertanggal 10 Maret 2023, diberi tanda T -1;
ah

2. Fotokopi dari Asli Perijinan Berusaha Berbasis Resiko Nomor

lik
Induk Berusaha 8120100921109 yang diterbitkan Menteri
Investasi/Kepaal Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik
am

ub
Indonesia, diberi tanda T- 2;
3. Fotokopi dari fotokopi Perjanjian Kerja Laut
ep
No.PK.301/9/14/KSOP.CBW.2019 tanggal 06 November 2019 ditanda
k

tangani Penggugat dengan Tergugat di Syahbandar Celukan Bawang,


ah

diberi tanda T- 3;
R

si
4. Fotokopi dari fotokopi Surat Persetujuan Olah Gerak
No.KSOP.Celukan Bawang/11/2/2019 yang diterbitkan Kesyahbandaran

ne
ng

dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Celukan Bawang pada tanggal 30


Oktober 2019, diberi tanda T- 4;

do
gu

5. Fotokopi dari fotokopi Surat Persetujuan Olah Gerak


No.KSOP.Celukan Bawang/14/15/2019 yang diterbitkan
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Celukan Bawang
In
A

pada tanggal 30 Desember 2019, diberi tanda T- 5;


6. Fotokopi dari fotokopi Surat Persetujuan Olah Gerak No.
ah

lik

AL.820/4/3/KSOP.CBW-2020 Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan


Kelas IV Celukan Bawang pada tanggal 31 Januari 2020, diberi tanda
m

ub

T-6;
Menimbang bahwa untuk membuktikan bantahan terhadap Eksepsi
ka

Penggugat telah mengajukan bukti awal surat berupa :


ep

1. Fotokopi dari fotokopi unduhan artikel internet dari situs resmi


ah

https://www.adaro.com/pages/read/7/54/Adaro Logistics yang


R

diakses pada tanggal 30 Mei 2023, diberi tanda P-1;


es
M

2. Fotokopi dari fotokopi tangkapan layar mesin pencari otomatis


ng

on

Halaman 32 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Google alamat PT. Adaro Indonesia Port Kelanis, diberi tanda P-2;

R
3. Fotokopi dari fotokopi Perjanjian Kerja Laut Nomor:

si
PK.680/28/V/UPP.RI-18 tertanggal 11 Mei 2018 antara Tergugat

ne
ng
dengan Penggugat, diberi tanda P-3;
4. Fotokopi dari Asli Salinan Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor: 1143 K/Pdt.Sus-PHI/2022 Jo No. 36/Pdt.Sus-

do
gu PHI/2021 tanggal 8 Agustus 2022 dalam perkara antara ALZUKLI
berlawanan dengan PT. HABCO PRIMATAMA, diberi tanda P-4;

In
A
Menimbang bahwa para pihak menyatakan tidak ada lagi hal-hal yang
akan diajukan dan mohon putusan;
ah

Menimbang bahwa untuk menyingkat putusan segala sesuatu yang

lik
termuat dalam berita acara persidangan dianggap telah termuat dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dengan putusan ini;
am

ub
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat yang
ep
pada pokoknya adalah mengenai perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja;
k

Menimbang bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan alat bukti


ah

surat pendahuluan baik yang diajukan oleh Kuasa Penggugat maupun yang
R

si
diajukan oleh Kuasa Tergugat hanya sepanjang yang relevan dengan perkara
ini, sehingga untuk alat-alat bukti yang tidak dipertimbangkan dalam perkara

ne
ng

aquo dianggap dikesampingkan karena tidak relevan;


Menimbang bahwa oleh karena dalam jawabannya Tergugat telah

do
gu

mengajukan eksepsi mengenai kewenangan mengadili (kompetensi relatif),


maka berdasarkan Pasal 162 R.Bg Pengadilan harus mempertimbangkan
terlebih dahulu eksepsi tersebut sebagai berikut;
In
A

Menimbang bahwa dalam eksepsinya Tergugat berpendapat


Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Palangkaraya tidak
ah

lik

berwenang memeriksa dan mengadili perkara aquo karena Penggugat


mendalilkan perselisihan ini telah diupayakan penyelesaian oleh Mediator Kota
m

ub

Banjarmasin dan sesuai dengan ketentuan Pasal 81 Undang-undang Nomor 2


Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang
ka

sejalan dengan UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran sedangkan


ep

Penggugat adalah awak kapal yang bekerja pada PT. Maritim Barito Perkasa
ah

yang berkedudukan di Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan maka


R

seharusnya Penggugat mengajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial


es

Negeri Banjarmasin;
M

ng

Menimbang bahwa atas eksepsi Tergugat Majelis Hakim akan


on

Halaman 33 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempertimbangkan apakah Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

R
Negeri Palangkaraya berwenang memeriksa perkara Aquo;

si
Menimbang bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Agung Nomor

ne
ng
631/ K/Pdt. Sus-PHI/2021 Jo Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 55/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Bjm,
putusan Mahkamah Agung Nomor 760 / K/Pdt. Sus-PHI/2021 Jo Putusan

do
gu Pengadilan Hubungan pada Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor
57/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Bjm, putusan Mahkamah Agung Nomor 766

In
A
K/Pdt.Sus-PHI/2021 Jo Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 54/Pdt.Sus-PHI/2020/PN.Bjm, didalam
ah

putusan tersebut mengabulkan Eksepsi Tergugat yang menyatakan

lik
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin tidak
berwenang mengadili perkara Aquo, karena gugatan Penggugat diberlakukan
am

ub
ketentuan khusus yang ternyata gugatan Penggugat tidak diajukan di tempat
dimana Perjanjian Kerja Laut (PKL) ditanda-tangani oleh kedua belah pihak di
ep
Kesyahbandaran Rangga Ilung yang masuk wilayah hukum Pengadilan
k

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Palangkaraya dan berdasarkan


ah

putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


R

si
Palangkaraya Nomor 1/Pdt.sus-PHI/2022/PN.Plk, Nomor 2/Pdt.sus-
PHI/2022/PN.Plk, Nomor 3/Pdt.sus-PHI/2022/PN.Plk, Nomor 4/Pdt.sus-

ne
ng

PHI/2022/PN.Plk yang menyatakan menolak eksepsi Tergugat tentang


kompetensi relatif karena gugatan diajukan berdasarkan Perjanjian Kerja Laut

do
gu

yang ditanda-tangani kedua belah pihak di Kesyahbandaran Rangga Ilung


yang masuk wilayah hukum Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Palangkaraya;
In
A

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di atas, maka


gugatan harus diajukan di tempat Penggugat dan Tergugat menandatangani
ah

lik

Perjanjian Kerja Laut (PKL) tersebut, dan berdasarkan bukti T-3 pada tanggal
06 November 2019 antara Tergugat dengan Penggugat telah ditanda-tangani
m

ub

Perjanjian Kerja Laut Nomor PK.301/9/14/KSOP.CBW.2019 di


Kesyahbandaran Celukan Bawang Bali Utara masuk dalam wilayah hukum
ka

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar. Adapun


ep

untuk Perjanjian Kerja Laut yang ditanda-tangani Penggugat dengan Tergugat


ah

tertanggal 11 Mei 2018 di Kesyahbandaran Rangga Ilung (bukti P-3) haruslah


R

dikesampingkan karena yang dipedomani adalah Perjanjian Kerja Laut (PKL)


es

yang ditanda-tandangani oleh kedua belah pihak yang terakhir tanggal 06


M

ng

November 2019 di Kesyahbandaran Celukan Bawang wilayah hukum


on

Halaman 34 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar yang

R
diperkuat dengan bukti T-4 sampai dengan T-6 tentang Surat Persetujuan

si
Olah Gerak yang diterbitkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas

ne
ng
Pelabuhan Kelas IV Celukan Bawang dengan Nama Kapal Kuat tempat
Penggugat bekerja, maka gugatan aquo tidak memenuhi dengan ketentuan
Pasal 81 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

do
gu Perselisihan Hubungan Industrial yang menyatakan bahwa ”Gugatan
perselisihan hubungan industrial diajukan kepada Pengadilan Hubungan

In
A
Industrial pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
pekerja/buruh bekerja”;
ah

Menimbang bahwa dengan demikian beralasan hukum menyatakan

lik
gugatan seharusnya diajukan ditempat ditanda-tandangani Perjanjian Kerja
Laut terakhir Kesyahbandaran Celukan Bawang yang masuk wilayah hukum
am

ub
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar dan
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Palangkaraya tidak
ep
berwenang memeriksa dan mengadili perkara Aquo;
k

Menimbang bahwa sebagaimana Eksepsi Tergugat mengenai


ah

Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Palangkaraya tidak


R

si
berwenang secara Kompetensi Relatif untuk memeriksa dan mengadili
Perkara Aquo dengan dalil bahwa perselisihan ini telah diupayakan

ne
ng

penyelesaian oleh Mediator Kota Banjarmasin dan sesuai dengan ketentuan


Pasal 81 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

do
gu

Perselisihan Hubungan Industrial yang sejalan dengan UU Nomor 17 Tahun


2008 tentang Pelayaran sedangkan Penggugat adalah awak kapal yang
bekerja pada PT. Maritim Barito Perkasa yang berkedudukan di Kota
In
A

Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan maka seharusnya Penggugat


mengajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial Negeri Banjarmasin;
ah

lik

Menimbang bahwa mengenai dalil eksepsi Tergugat terkait


Kompetensi Relatif tersebut di atas, Majelis Hakim tidak sependapat dengan
m

ub

dalil-dalil Eksepsi Kompetensi Relatif dari Tergugat tersebut di atas, oleh


karena itu haruslah ditolak;
ka

Menimbang bahwa mengenai Kompetensi Relatif dalam perkara a quo


ep

Majelis Hakim mempertimbangkan dalam pertimbangan hukumnya


ah

sebagaimana telah diuraikan di atas berdasarkan bukti-bukti surat


R

pendahuluan yang telah diajukan oleh Penggugat dan Tergugat, yang pada
es

pokoknya Majelis Hakim berpendapat bahwa berdasarkan Perjanjian Kerja


M

ng

Laut terakhir Kesyahbandaran Celukan Bawang yang ditandatangani para


on

Halaman 35 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pihak masuk dalam wilayah hukum Pengadilan Hubungan Industrial pada

R
Pengadilan Negeri Denpasar maka secara ex officio Majelis Hakim

si
berpendapat bahwa Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

ne
ng
Palangkaraya tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo;
Menimbang bahwa karena eksepsi mengenai kewenangan mengadili
(kompetensi relatif) dari Tergugat dikabulkan dan nilai gugatan dibawah

do
gu Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) sesuai dengan ketentuan
Pasal 58 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

In
A
Perselisihan Hubungan Industrial maka biiaya perkara dibebankan kepada
Negara;
ah

Memperhatikan Pasal 162 R.Bg dan Undang-undang Nomor 2 Tahun

lik
2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial serta peraturan-
peraturan lain yang bersangkutan;
am

ub
MENGADILI:
1. Menyatakan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
ep
Negeri Palangkaraya tidak berwenang mengadili perkara ini;
k

2. Membebankan biaya perkara kepada Negara sebesar


ah

Rp242.000,00 (dua ratus empat puluh dua ribu rupiah);


R

si
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Palangkaraya pada

ne
ng

hari Kamis, tanggal 15 Juni 2023, oleh kami Hotma E. P. Sipahutar S.H., M.H.,
sebagai Hakim Ketua, Lela Yulianty, S.H., M.H., dan Muhammad Suhri

do
gu

Burhan,S.H.,M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut


diucapkan pada hari Jumat, tanggal 23 Juni 2023, dalam persidangan terbuka
untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota
In
A

tersebut, Ika Melinda Meliala, S.H., Panitera Pengganti, Kuasa Penggugat dan
Kuasa Tergugat dan telah dikirim secara elektronik melalui Sistem Informasi
ah

lik

Pengadilan Negeri Palangkaraya pada hari itu juga.


m

ub

Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,


ka

ep

Lela Yulianty, S.H., M.H. Hotma E. P. Sipahutar, S.H., M.H.


ah

es

Muhammad Suhri Burhan, S.H., M.H.


M

ng

Panitera Pengganti,
on

Halaman 36 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
Ika Melinda Meliala, S.H.

do
gu Perincian Biaya:

Materai : Rp10.000,00

In
A
Redaksi : Rp -
ah

Biaya Proses ATK : Rp -

lik
PNBP/Leges : Rp -
am

ub
Biaya Pemanggilan : Rp232.000,00

Jumlah : Rp242.000,00
ep
k

(dua ratus empat puluh dua ribu rupiah)


ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 37 dari 36 hal, Putusan PHI Nomor 4/Pdt.Sus-PHI/2023/PN Plk


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Anda mungkin juga menyukai