Anda di halaman 1dari 301

Editor : Hj. Zulhelmi. SE.

MM

FENOMENA DAN EKSISTENSI LEMBAGA


KEUANGAN SYARIAH DALAM
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYATAKAT

Zulhelmi, Kevin Afrizal Saputra, Sukma Nuriyanti, Ridwan,


Dinda Rahma Yuli, Fadila Primayeszky, Anisa Irvon, Maya
Latifah Sari, Windri Yulian Saputri, Ghenda Yulandari,
Indah Izdihar, Annisa Maulida Yasni, Wilda Irsyad, Diana
Ferta
FENOMENA DAN EKSISTENSI LEMBAGA KEUANGAN
SYARIAH DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI
MASYARAKAT
Penulis: Zulhelmi, Kevin Afrizal Saputra, Sukma Nuriyanti,
Ridwan, Dinda Rahma Yuli, Fadila Primayeszky, Anisa Irvon,
Maya Latifah Sari, Windri Yulian Saputri, Ghenda Yulandari,
Indah Izdihar, Annisa Maulida Yasni, Wilda Irsyad, Diana Ferta

Editor : Eliza, SS, M.Pd


Tata Bahasa : Hj. Zulhelmi, SE.MM
Layout : Kevin Afrizal Saputra, Sukma Nuriyanti dan
Ridwan
Desain Cover : Kevin Afrizal Saputra

Diterbitkan oleh:

PUSTAKA EGALITER
Klebengan Jl. Apokat CT 8 Blok E, No. 2A
Karanggayam, Depok, Sleman, Yogyakarta

Cetakan Pertama, Oktober 2022


ISBN 978-623-8018-62-8
vi+274 hlm, 15.5 x 23 cm

Hak cipta dilindungi undang-undang


All right reserved

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk


dan dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.

Isi di luar tanggung jawab percetakan.


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita ucapkan kepada Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kharunia-Nya
sehingga buku bunga rampai dengan judul “Fenomena Dan
Eksistensi Lembaga Keuangan Syariah Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat” pada tahun 2022 ini
dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin dan dapat
diterbitkan.
Buku ini merupakan output dari kegiatan KKN DR
2022 yang mengakaji masalah ekonomi masyarakat. Pihak-
pihakyang terlibat dalam pembuatan buku adala adalah
mahasiswa sebagai peneliti dan Ibu Hj. Zulhelmi selaku
dosen pembimbing KKN DR Kelompok 72. Kami berharap
buku ini dapat memberi dan menambah wawasan
pengetahuan bagi pembaca.
Dalam buku ini akan memberikan pengetahuan kepada
pembaca mengenai fakta atau fenomena-fenomena
bagaimana eksistensi, pengetahuan dan persepsi masyarakat
tentang lembaga keuangan syariah. Oleh karena itu buku ini
menjadi rujukan dalam menambah dan meningkatkan
pengetahuan pembaca atau masyarakat tentang lembaga
keuangan syariah.

ii
Kami mengucapkan terimaksih kepada para penulis
yang telah memberikan ide, pemikiran, dan solusi dalam
mengkaji buku ini dari sudut pandang yang berbeda. Kami
menyadari bahwa penulisan buku ini masih membutuhkan
saran dan kritik membangun untuk kesempurnaan penulisan
buku ini. Kami berharap buku ini dapat dijadikan salah satu
referensi akademis untuk mahasiswa UIN Sjech M. Djamil
Djambek Bukittinggi ataupun masyarakat pada umumnya
yang ingin mendapatkan dan menambah wawasan.

Bukittinggi, September 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................. iii

Kata Pengantar Editor ........................................................... vi

Kevin Afrizal Saputra: Pengetahuan Dan Persepsi


Masyarakat Mengenai Bank Syariah Di Jorong Koto
Malintang Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten
Lima Puluh Kota ....................................................................... 1

Sukma Nuryanti: Faktor-Faktor Yang Mendorong


Masyarakat Mengajukan Pinjaman Ke Koperasi
Konvensional Dari Pada Koperasi Syariah (Studi
Kasus Jorong Sarilamak Kec Harau 50 Kota) ......................... 29

Ridwan: Potensial Produk-Produk Bank Syariah


Dalam Menunjang Perekonomian Agraris Masyarakat
Di Jorong Guguak Puti Saindu Nagari Koto Laweh
Kabupaten Tanah Datar ........................................................... 47

Dinda Rahma Yuli: Pemahaman Masyarakat


Terhadap Produk Perbankan Syariah Daerah Jorong
Bintungan, Nagari Panyalaian, Kabupaten Tanah
Datar ......................................................................................... 69

iii
Fadila Primayeszky: Preferensi Masyarakat Dalam
Menggunakan Produk Tabungan Bank Konvensional
Dibanding Bank Syariah Di Nagari Simpang Pulai
Kabupaten Solok ....................................................................... 89

Anisa Irvon: Tingkat Pemahaman Masyarakat


Tentang Bank Syariah Dalam Meningkatkan
Perekonomian Jorong Koto Tangah Hilir Kec.Tilatang
Kamang ..................................................................................... 105

Maya Latifa Sari: Kontribusi Kspps Bmt Al-Hijrah


Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Pasar
Banto, Kota Bukittinggi ............................................................ 131

Windri Yulian Saputri: Faktor-Faktor Yang


Mendorong Masyarakat Dalam Melakukan Pinjaman
di PT. PNM Mekaar Dibandingkan Bank Syariah di
Nagari Sirukam Kabupaten Solok ............................................ 157

Ghenda Yulandari: Rendahnya Minat Masyarakat


Terhadap Bank Syariah Di Nagari Carocok Pesisir
Selatan....................................................................................... 175

Indah Izdihar: Tingkat Pemahaman Masyrakat Jorong


Kayu Tanduak Nagari Aia Angek Tentang Produk
Simpan Pinjam Bank Syariah ................................................... 209

iv
Annisa Maulida Yasni: Peran Lembaga Keuangan
Syar’iah Dalam M Kesejahteraan Pedagang Kaki Lima
Di Pasar Pakandangan Melalui Kredit Usaha Rakyat
(Kur) (Studi Kasus Nagari Pakandangan) ............................... 227

Wilda Irsyad: Efektifitas Dan Efesiensi Pemanfaatan


Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(Pnpm) Mandiri Di Pauh Kamang Mudiak,Kecamatan
Kamang Magek,Kabupaten Agam ............................................ 245

Diana Ferta: Persepsi Masyarakat Dalam Menyikapi


Keberadaan Bank Syariah Sebagai Lembaga Keuangan
Di Nagari Sikabau Kabupaten Dharmasraya........................... 263

Biografi Penulis ....................................................................... 285

v
PENGANTAR EDITOR

Alhamdulillah puji syukur kita ucapkan kepada Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kharunia-Nya
sehingga buku bunga rampai dengan judul “Fenomena Dan
Eksistensi Lembaga Keuangan Syariah Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat” pada tahun 2022 ini dapat diselesaikan
dengan sebaik mungkin dan dapat diterbitkan.
Buku ini merupakan output dari kegiatan KKN Daring
tahun 2022 yang mengakaji fenomena di tengah masyarakat
yang terkait dengan lembaga keuangan syariah.
Penyusunan buku ini merupakan bentuk pengabdian
kepada masyarakat di daerah masing-masing penulis yang
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
masyarakat. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan buku
adala adalah mahasiawa sebagai peneliti dan penulis dan Ibu
Hj. Zulhelmi, SE. MM selaku dosen pembimbing KKN
Daring Kelompok 72. Kami berharap buku ini dapat memberi
dan menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca.
Buku ini terdiri dari 13 artikel yang dimasukan kedalam
13 BAB didalam buku bunga rampai. Artikel ini berbasiskan
pengabdian oleh mahasiswa Prodi S1 Perbankan Syariah UIN
Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi kepada masyarakat

vi
dengan mengimplementasikan ilmu yang dipelajari selama di
kampus.
Kami mengucapkan terimaksih kepada para penulis
yang telah memberikan ide, pemikiran, dan solusi dalam
mengkaji buku ini dari sudut pandang yang berbeda. Kami
menyadari bahwa penulisan buku ini masih membutuhkan
saran dan kritik membangun untuk kesempurnaan penulisan
buku ini. Kami berharap buku ini dapat dijadikan salah satu
referensi akademis untuk mahasiswa UIN Sjech M. Djamil
Djambek Bukittinggi dan masyarakat pada umumnya yang
ingin mendapatkan dan menambah wawasan..
Terima kasih, wassalaam..

Bukittinggi, September 2022

Editor

vii
PENGETAHUAN DAN PERSEPSI MASYARAKAT
MENGENAI BANK SYARIAH DI JORONG KOTO
MALINTANG KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Kevin Afrizal Saputra


FEBI, S1 Perbankan Syariah
Gmail: afrizalkevin8@gmail.com

Abstrak
Bank syariah merupakan lembaga keuangan syariah yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
yang berlandaskan kepada Al-Qur’an dan sunnah. Pada saaat
sekarang ini pengetahuan masyarakat akan bank syariah
masih dikatakan minim, mengingat masyarakat beranggapan
bahwa bank syariah dalam operasionalnya sama saja dengan
bank konvensional. Anggapan inilah yang mempengaruhi
masyarakat kurang tertarik menggunakan produk dan
layanan bank syariah. Sehingga bank syariah di jorong Koto
Malintang kurang dikenal di tengah-tengah masyarakat. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
analisis yang tujuannya untuk mendeskripsikan dan
memberikan gambaran mengenai pengetahuan dan persepsi
masyarakat jorong Koto Malintang mengenai bank syariah.
Untuk memperoleh data-data tekait pengetahuan dan
persepsi masyarakat telah dilakukan pengumpulan data
dengan cara wawancara dengan beberapa masyarakat jorong
Koto Malintang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai pengetahuan masyarakat
jorong Koto Malintang tentang bank syariah dan meluruskan
persepsi atau pandangan mengenai bank syariah. Dan

1
sebagai mahasiswa perbankan syariah tentu juga kita sangaat
berperan memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk
meluruskan pandangan masyarakat mengenai bank syariah.
Kata kunci: Pengetahuan, Persepsi, Bank Syariah
A. Pendahuluan
Lembaga keuangan syariah merupakan salah satu
imstrumen penting dalam pembangunan ekonomi suatu
negara. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan
Lembaga Keuangan Syariah begitu signifikan terutama di
sektor perbankan syariah. Perbankan syariah merupakan
salah satu lembaga keuangan syariah yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia yang diawali dengan berdirinya
Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 November 1991.
Dengan semakin gencarnya pertumbuhan dan
perkembangan bank syariah diaharapkan mampu menjadi
salah satu penyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi
negara. Keberadaan bank syariah saat sekarang ini sudah
menjangkau kewilayah kota dan kabupaten di Indonesia,
bahkan sudah sampai ke pelosok desa walaupun di pelosok
desa masih belum merata. Ketidakmerataan inilah yang
menjadi salah satu faktor kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai bank syariah.
Pengetahuan mengenai perbankan syariah bisa
diperoleh melalui pendidikan formal dan informal. Dalam
pendidikan fornal pengetahuan mengenai perbankan syariah

2
bisa didapatkan melalui mata pelajaran dan mata kuliah
mengenai perbankan dan lembaga keuangan syariah.
Sedangkan pada pendidikan informal pengetahuan tentang
bank syariah dapat diperoleh dalam bentuk interaksi dengan
masyarakat sekitar, atau bisa dilakukan dengan sosialisasi
mengenai bank syariah. (Rakhmah & Wahyuni)
Minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat
tentang bank syariah akan berdampak negatif terhadap
pandangan masyarakat mengenai bank syariah. Disamping
itu juga masyarakat Indonesia juga sudah terbiasa
menggunakan produk dan layanan bank konvensional
sehingga untuk melepaskan diri bank konvensional akan
sangat sulit mengingat masyarakat sudah familiar dengan
bank konvensional. Maka dari itu sangat diperlukan bagi
masyarakat akan pengetahuan dan pemahaman tentang
mudaharat yang ditimbulkan bila menggunakan bank
konvensional yang menerapkan sistem bunga.
Secara umum pengetahuan masyarakat mengenai bank
syariah adalah bahwa bank syariah adalah bank islam yang
tidak menerapkan sistem riba sehinnga terhindar dari riba.
Namun kendati demikian walaupun pengetahuan paling
dasar sudah diketahui oleh masyarakat tapi masyarakat
masih tetap memilih untuk menggunakan produk dan
layanan bank konvensional, sebab masyarakat beranggapan

3
bahwa bertransaksi di bank syariah lebih ribet daripada bank
konvensional. Dan juga masyarakat juga beranggapan
bebisnis menggunakan jasa layanan bank konvensional akan
mendatangkan keuntungan yang lebih besar mengingat
tingkat suku bunga yang ditawarkan lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem bagi hasil yang diterapkan oleh
bank syariah.
Hal ini juga terjadi ditengah-tengah masyarakat Jorong
Koto Malintang, Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh
Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota yang mayoritas
sumber utama mata pencariannya sebagai petani. Masyarakat
lebih memilih bertranskasi menggunakan produk layanan
bank konvensional dengan anngapan lebih praktis dan
mudah, dan menurut masyarakat mengajukan pembiayaan ke
bank syariah prosesnya lebih sulit dibandingkan dengan bank
konvensional.
Dilihat dari permasalahan yang timbul ditengah-tengah
masyarakat Jorong Koto Malintang menimbulkan sedikit
banyaknya pernyataan yaitu:
1. Minimnya pengetahuan masyarakat Jorong Koto
Malintang mengenai bank syariah.
2. Adanya anggapan masyarakat bahwa bank syariah itu
sama saja dengan bank konvensional

4
3. Masyarakat Jorong Koto Malintang kurang paham dengan
konsep dan produk layanan bank syariah.
4. Dengan kurangnya pengetahuan mengenai bank syariah
ini mengakibatkan kurangnya minat masyarakat
menggunakan produk layanan bank syariah.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka
penulis akan mengkaji mengenai “Pengetahuan Dan
Persepsi Masyarakat Mengenai Bank Syariah di Jorong
Koto Malintang Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten
Lima Puluh Kota”
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif analisis yang tujuannya untuk mendeskripsikan dan
memberikan gambaran mengenai pengetahuan dan persepsi
masyarakat jorong Koto Malintang mengenai bank syariah.
Untuk memperoleh data-data tekait pengetahuan dan
persepsi masyarakat telah dilakukan pengumpulan data
dengan cara wawancara dengan beberapa masyarakat jorong
Koto Malintang.
Metode penelitian kulitatif merupakan metode
penelitian yang mengedepankan pada aspek
pemahamanmendalam terhadap suatu masalah dengan
menggunakan teknik analisis mendalam dalam mengkaji
suatu masalah secara kasus perkasus. Data-data yang

5
diperoleh dalam penelitain kualitatif ini dapat berupa data
primer dalam bentuk verbal baik itu dari ucapan seseorang,
gerak-gerik, atau perilaku yang ditunjukan. Dan juga
penelitian kualitatif ini juga dapat berupa data sekunder
berupa dokumen-dokumen, foto-foto, rekaman film, dan lain
sebagainya (Sitoyo & Sodik, 2015).
Ketika melakukan wawancara dengan beberapa
masyarakat Jorong Koto Malintang mengenai pengetahuan
dan persepsi mereka mengenai bank syariah mendapatkan
respon yang beragam. Hanya sedikiti dari responden yang
diwawancarai agak paham dengan dengan bank syariah ada
banyak yang kurang paham dan menganggap bank syariah
sama saja dengan dengan bank konvensional. Dan dari hasil
wawancara inilah dapat diketahui bahwa masih banyaknya
masyarakat memilih menggunakan produk layanan bank
konvensional dibandingkan menggunakan produk layanan
bank syariah.
C. Pembahasan
1. Pengetahuan
Bicara tentang pengetahuan maka kita akan bicara
tentang penalaran, kamampuan penalaran manusia
mendorong manusia mampu untuk mengembangkan
pengetahuan. Pengetahuan adalah kesadaran atau
pemahaman mengenai sesorang atau sesuatu seperti fakta,

6
informasi, deskripsi, atau keterampilan yang diperoleh
melalui pengalaman dan pendidikan dengan
mempersepsikan, menemukan atau belajar. Secara
etimologis, kata pengetahuan berasal dari kata “tahu”
yang artinya “mengerti”. Sedangkan secara terminologis,
pengetahuan adalah sebagai hasil dari usaha manusia
mencari tahu atau sesuatu yang diketahui manusia baik
yang sifatnya material ataupun non-material, baik yang
kongkrit maupun abstrak, baik yang kasat mata maupun
yang tidak kasat mata. (Rohman, Rukiyati, & Purwastuti,
2014)
a. Jenis-Jenis Pengetahuan
Berikut ini kan dipaparkan jenis-jenis
pengetahuan diantaranya pengetahuan spontan dan
pengetahuan sistematis-reflektif yang mana masing-
masing memiki karakteristik yang berbeda-beda.
(Rohman, Rukiyati, & Purwastuti, 2014)
1) Pengetahuan Spontan
Pengetahuan spontan diperoleh melalui
kebiasaan sehari-hari yang kemudian disebut juga
dengan faham orang awam. Yang mana
pengetahuan ini timbul dan diketahui oleh manusia
dari lingkungan sosial yang kemudian diwariskan

7
secara turun-temurun dari satu generasi kepada
generasi selanjutnya.
Dikutip dari buku karangan Arif Rohman,
dkk. Paham orang awam menurut Harold H. Tinus
(1984) memiliki empat sifat yaitu. Pertama,
pendapat orang awan biasanya lebih cenderung
bersifat kebiasaan dan meniru apa yang telah
diwariskan dari masa lalu yang berdasar pada adat
dan tradisi dalam kehidupan sehari-hari. Adat dan
tradisi inilah yang menjadi kepercayaan masyarakat,
dan kepercayaan ini juga yang membatasi keinginan
dan tingkah laku masyarakat. Kedua, pendapat
orang awam biasanya tidak jelas dan samar-samar
karena pendapat itu masih dangkal dan dapat
berbeda-beda dari seseorang kepada orang lainnya,
atau dari satu wilayah kepada wilayah lainnya.
Dapat diikatakan pula paham orang awam dapat
berupa fakta ataupun prasangka yang kadang kala
dapat membawa kepada kesesatan tetapi juga dapat
membawa kepada kebenaran dan kebaikan.
Ketiga,pendapat orang awan kebanyak adalah
kepercayaan yang belum teruji kebenarannya, yang
tidak diperoleh berdasarkan fakta ataupun berasal
dari sember yang terpercaya. Oleh karena itu,

8
pemikiran-pemikiran yang seperti ini perlu dicek
lagi dan dikritik agar tidak membawa kepada
kesesatan. Keempat, pendapat orang awam biasanya
jarang disertai dengan penjelasan-penjelasan yang
kongkrit. Misalnya: jika dikatakan bahwa bank
syariah sama saja dan berbeda dengan bank
konvensional dalam operasionalnya, maka
diperlukan penjelasan yang actual dan dapat
diterima secara logika kenapa dikatakan sama saja
dan kenapa dikatakan berbeda dalam
operasionalnya.
Pendapat orang awam diketahui memang
mempunyai kelemahan, tetapi tidak tertutup
kemugkinan pendapat orang awam ini tidak dapat
ditinggalkan atau tidak dipakai sama sekali. Karena
pendapat orang awam merupakan sebagai pengendal
terhadap yang samar-samar yang timbul alam
pemikiran manusia, namun hal itu terlebih dahulu
harus diteliti dan dan diperiksa kembali.
2) Pengetahuan Sitematis-Reflektif
Pengetahuan ini disebut juga dengan
pengetahuan manusia yang lebih kompleks karena
meliputi ilmu, filsafat, dan teologi. Pengetahuan

9
sistematis ini mempunyai ciri-ciri khusus yaitu
bermetode, bersifat universal, dan sistematis.
Dapat dikatakan juga pengetahuan manusia
berkembang dari pengetahuan spontan menuju
kepada pengetahuan sistematis reflektif yang
bersifat lebih kompleks dan teratur, yang
menggabungkan beberapa disiplin ilmu untuk
memperoleh pengetahuan yang benar terhadap
sesuatu. Pengetahuan sistematis reflektif ini dapat
diperoleh melalui pembelajaran pada pendidikan
disekolah ataupun forum grub diskusi.

b. Tingkatan pengetahuan
Dilihat dari tingkatannya, menurut Notoatmodjo
terdapat lima tingkatan pengetahuan yang dikutip dari
buku karangan Wawan dan Dewi, (Wawan & Dewi,
2011) yaitu:
1) Tahu, yaitu ingatan akan materi sebelumnya yang
telah didapat dan diterima kemudaianyang telah
dipelajari.
2) Memahami, yaitu paham dan mampu untuk
menjelaskan dengan benar mengenai objek atau
materi yang telah diketahui dan dapat memaparkan
kembali materi sesuai dengan apa yang telah

10
didapatkan tanpa mengubah maksudnya. Sehingga
dapat dikatakan bahwa orang yang telah memahami
materi yang didapat mampu untuk menyimpulkan
dan menjelaskan materi yang telah didapat.
3) Analisis, yaitu kemampuan seseorang dalam
mendalami meteri yang didapat dan
menyimpulkannya kembali yang diuatarakan dalam
sebuah pendapat atau opini
4) Sintesis, yaitu kemampuan seseorang dalam
menggabungkan bagian-bagian pengetahuanyang
dimilikinya menjadi sesuatu yang baru atau
mengembangkan suatu inovasi yang baru dari
gabungan inovasi-inovasi yang sudah ada
sebelumnya.
5) Evaluasi, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang
yang digunakan dalam melakukan penilaian kepada
suatu objek atau subjek berdasarkan kriteria tertentu
yang sudah ditentukan sebelumnya.
c. Sumber-Sumber Pengetahuan
Dikutip dari buku karangan (Rohman, Rukiyati,
& Purwastuti, 2014) Menurut Harold H. Tinus (1984)
bahwa terdapat empat sumber pengetahuan diataranya
yaitu:
1) Otoritas

11
Yang mana otoritas sebagai sumber
pengetahuan mempunyai nilai, tetapi juga
mengandung bahaya. Kesaksian atau otoritas hanya
sumber pengetahuan kedua bukan sumber yang
pertama. Sebagai sumber kedua pengetahuan akan
sangat berbahaya jika kita menyerahkan
pertimbangan kita yang bebas padanya dan tidak
berusaha mengemukakan mana yang benar dan
mana yang salah.
2) Persepsi Indera
Indera manusaia dapat dijadikan sumber atau
perantara untuk memperoleh pengetahuan dari apa
yang telah dialaminya. Penggunaan indera manusia
untuk memperoleh pengetahuan dapat melalui
penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan,
penyicipan rasa, atau pengalaman-pengalaman lain
yang kongrit. Pengunaan indera untuk memperoleh
pengetahuan perlu kehati-hatian dan kewaspadaan.
Prasangka dan emosi mungkin akan merusak
kekongkritan ilmu yang didapati
3) Akal
Akal memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan atau mengutarakan kebenaran
dengan diri sendiri bahwa pengetahuan dapat

12
diperoleh dari membandingkan suatu ide dengan ide
lainnya. Rasa itu sendiri tidak dapat memberikan
suatu pertimbangan yang kongkrit dan benar secara
umum.
4) Intuisi
Intusi sendiri merupakan sumber pengetahuan
yang diperoleh secara langsung dalam diri
seseorang tanpa melalui hasil pemikiran yang sadar
dan persepsi rasa langsung.
2. Persepsi
Persepsi mengacu kepada kecenderungan kita dalam
manafsirkan sesuatu dan menjadikannya dalam sebuah
pandangan menurut akal pikiran kita. Persepsi dapat
dikatakan sebuah pandangan seseorang terhadap sesuatu,
dan juga persepsi merupakan proses yang dijalankan otak
untuk menafsikan sebuah informasi kemudian
mengubahnya menjadi sebuah gambaran yang
memebrikan sebuah makna (Nevid, 2021). Dapat
dikatakan juga persepsi juga dapat diartikan sebagai
proses saat seseorang mengatur dan menginterprestasikan
kesan-kesan sensorisguna memberikan makna bagi
lingkungan mereka (Alizamar & Couto, 2016). Menurut
Kotler dan Keller (2009: 179), persepsi merupakan proses
dimana seseorang memilih, mengatur, dan

13
menerjemahkan suatu infromasi yang masukuntuk
menciptakan gambaran dunia yang berarti (Asy'ari, 2021).
Persepsi bisa timbul akibat adanya perhatian kepada
sesuatu atau mengalami sesuatu kejadian yang
memberikan pandangan terhadap sesuatu tersebut. Setiap
orang memiki persepsi yang berbeda-beda tergantung dari
pengetahuan dan pemahamannya terhadap sesuatu
tersebut. Karena sejatinya setiap orang memiliki
pemikiran dan penafsira yang berbeda-beda.
Dalam kehidupan sehari-hari indera mata, telinga,
kulit, memberikan peran dalam pembentukan persepsi
seseorang. Dengan mata kita dapat melihat suatu susana,
dengan mata kita dapat melihat dunia nyata dan dunia
maya, dan dengan sponta kita akan terbentuk persepsi.
Begitu juga dengan mendegar kita dapat merasa suasana
misalnya kita dapat merasakan bunyi angin yang
berhembus dan dengan demikian maka akan
menimbulkan sebuah persepsi.
a. Makna Persepsi
Dikutip dalam buku karangan (Alizamar &
Couto, 2016) persepsi memiliki beberapa makna yaitu:
1) Persepsi adalah sebuah pengetahuan

14
Persepsi adalah cara individu memberikan sebuah
makna atas sensasi yang tampak tentang apa yang
ada diluar sana.
2) Persepsi merupakan sebuah kebutuhan
Jika seseorang memperhatikan sesuatu ia akan
berusaha memberikan pemahaman terhadap apa
yang dilihatnya yang kemudian akan berpengaruh
kepada minat,kepentingam, kebutuhan, harapan dan
pengalaman.
3) Persepsi adalah sebuah asumsi
Asumsi merukan bagian dari persepsi, ketika
seseorang mengamati sesuatu maka ia akan
menafsirkan dan dari tafsiran tersebuat akan timbul
sebuah asumsi.
4) Persepsi adalah sebuah sikap
Sikap merupakan kecenderungan bertindak, berfikir,
mempersepsikan dalam mengahadapi sesuatu atau
sebuah objek.
3. Bank Syariah
Bank syariah pertama kali hadir di Indonesia tahun
1992 dengan berdirinya bank syariah pertama yaitu Bank
Muamalat Indonesia, kemudain diikiuti dengan berdirinya
Bank Mandiri Syariah dan bank-bank syariah lainnya.

15
Perbankan syariah mempunyai sistem operasional yang
berbeda dengan bank konvensional.
Pengertin bank syariah adalah bank yang
menghimpun dana dari masyarakat kemudian meyalurkan
kembali dalam bentuk pembiayaan yang berdasaran pada
prinsip syariah. Bank syariah dalam operasionalnya tidak
menggunakan sistem bunga akan tetapi menggunakan
sistem bagi hasil sesuai dengan prinsip dasar yang sesuai
dengan syariat islam.
Pada saat sekarang ini, bank syariah banyak
menghadapi tantangan berupa banyaknya berita yang
mengabarkan bahwa bank syariah adalah bank
konvensional yang hanya diberi label syariah. Tantangan
lainnya bagaimana mengedepankan ciri khas yang
dimiliki oleh bank syariah, yang mana membangun sector
rill dengan prinsip keadilan dan berlandaskan pada al-
qur’an dan sunnah.
a. Perbedaan Dasar Antara Bank Syariah Dengan Bank
Konvensianal
Sejatinya bank syariah dengan bank
konvensional itu sangatlah berbeda, bank syarih dalam
operasionalnya menerapkan prinsip-prinsip syariah,
menerapkan sistem bagi hasil dan bagi resiko antara
bank dan nasabahnya yang mana untung dan rugi akan

16
ditanggung bersama-sama. Bank syariah juga
mengelola keuangan lain seperti zakat dan
menghindari dari transaksi-transaksi yang berhubungan
dengan barang-barang yang haram dan mengandung
unsur maisir, gharar, dan riba (Faizul, Nurwahida, Sri
Wulandari, & Damayanti, 2021).
Sedangkan pada bank konvensional mereka
menggunakan uang tabungan nasabah lain untuk
dipinjamkan kepda debitur baik itu untuk keperluan
individu ataupun keperluan perusahaan atau organisasi.
Keuntungan yangmereka dapat dari pinjaman tersebu
berasal dari tingkat bunga yang sudah ditentukan yang
harus dibayarkan oleh kreditur, mau mereka untung
atau rugi yang jelas bunga tersebut harus mereka
bayarkan sesuai dengan yang sudah ditetapkan diawal
perjanjian.
Dibawah ini merupakan perbedaan mendasar
antara bank syariah dengan bank konvensianal menurut
(Ismail, 2011):
No Bank Syariah Bank Konvensional
Investasi hanya unuk Investasi tidak
proyek dan produk mempertimbangkan
1.
yang halal serta halal atau haram asalkan
menguntungkan kedua proyek yang dibiayai

17
belah pihak. menguntungkan.
Perjanjian yang dibuat
dalam bentuk akad Perjanjian menggunakan
2.
yang sesuai dengan hukum positif.
syariat islam.
Hubungan antara bank
Hubungan antara bank
dan nasabah hanya
3. dan nasabah adalah
sebatas kreditur dan
mitra.
debitur
Dewan pengawas
terdiri dari Bank Dewan pengawas terdiri
Indonesia selaku bank dari Bank Indonesia
4.
sentral, Bapepam, selaku bank sentral,
Komisaris, dan Dewan Bapepam, Komisaris.
Pengawas Syariah.
Penyelesaian sengketa
akan diusahakan
Penyelesaian sengketa
melalui jalan
akan dilakukan melalui
5. musyawarah antar
pengadilan negeri
bank dengan nasabah
setempat.
melalui pengadilan
agama.
Keuntunga yang Keuntungan yang
6.
didapat berasal dari didapat dari bunga yang

18
bagi hasil atau diberikan atau
pendapatan lainya dibebankan kepada
yang berdasarkan nasabah.
prinsip syariah.
Pembiayaan tidak
hanya berorientasi
untuk mendapatkan Pembiayaan berorientasi
7. keuntungan saja akan untuk mendapatkan
tetapi untuk membawa keuntungan.
kesejahteraan pada
masyarakat.

b. Produk-Produk Bank Syariah


Prospek perkembangan bank syariah untuk
sekarang ini bisa dibilang begitu pesat. Semakin
berkembangnya bank syariah tentu akan begitu
gencarnya bank syariah mengenalkan produknya
kepada masyarakat. Berikut ini beberapa contoh
produk yang ditawarkan oleh bank syariah (Rukayah,
2018):
1) Tabungan Syariah
Yaitu tabungan yang ditipkan pada bank
syariah yang mana biasanya menggunakan akad
wai’ah dan mudharabah yang artinya tabungan atau

19
uang yang kita simpan hanya dititipkan dan tidak
mendapatkan keuntungan sedikitpun. Biasanya
penarikannya dilakukan melalui beberapa ketentuan
yang sudah dijelaskan sebelumnya kepada nasabah,
bisa menggunkan buku tabungan, ATM, slip
penarikan ataupun dengan metode lain seperti
internet banking
2) Deposito Syariah
Deposito bank syariah tidak jauh berbeda
dengan deposito di bank konvensional dimana
penyetoran dan penarikannya hanya bisa dilakukan
pada waktu tertentu saja. Deposito bank syariah
menggunakan akad mudharabah yaitu dengan sitem
bagi hasil dimana untung dan ruginya ditanggung
bersama biasanya keuntungan yang dibagi memakai
perbandingan 60:40 untuk nasabah dan juga bank.
3) Rahn
Rahn atau bisa disebut juga dengan gadai
syariah dimana bank meninjamkan uang kepada
nasabah kemudian nasabah menjaminkan uang
pinjaman tersebut dengan menggadaikan harta yang
memiliki nilai dan dapat dijual. Uang yang
dipinjamkan tidak boleh mengandung bunga dan
nasabah wajib menyerahkan hartanya untuk jaminan

20
mana kala nasabah tidak dapat membayar utangnya
saat jatuh tempo. Jika nasabah tidak dapat
membayar utangnya setelah jatuh tempo yang telah
disepakati maka bank boleh menjual harta yang
menjadi jaminan gadai, bank hanya boleh
mengambil sesuai dengan nilai utang si nasabah dan
lebihnya dikembalikan kepada nasabah.
4) Giro Syariah
Giro syariah adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan kapan saja baik
melalui cek, bilyet giro, atau media lainnya dengan
pemindahbukuan yang berdasarkan pada prinsip-
prinsip syariah. Giro syariah biasanya menggunakan
akad mudharabah yaiu akad kerjasama antara
nasabah sebagai penyimpan dana dengan bank
sebagai pihak pengelola dana. Dan bisa juga
menggunakan akad wadi’ah yang mana nasabah
menitipkan dana kepada bank sebagai pengelola
dana dan jika mendapatkan keuntungan bank tidak
harus meberikan imbalan atas keuntungan yang
diperoleh.
5) Pembiayaan Syariah
Pembiayaan syariah merupakan bank
menyediakan dana untuk diberikan kepada nasabah

21
untuk keperluan nasabah baik itu individu ataupun
perusahaan dimana nasabah wajib mengembalikan
dana tersebut kepada bank sesuai dengan jumlah da
waktu yang telah ditentukan. Pembiayaan syariah
ini dapat berupa jual beli (ba’i) seperti salam dan
isthisna, sewa-menyewa, kerjasama seperti
mudharabah dan musyakah dan lain sebagainya.
4. Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat Mengenai Bank
Syariah di Jorong Koto Malintang
Pembentukan pemahaman tentang bank syariah
kepada masyarakat akan mendorong berkembananya bank
syariah dan mendorong masyarakat untuk beralih
menggunakan produk dan layanan bank syariah.
Penelitian ini mengambil objek masyarakat Jorong Koto
Malintang, Nagari Batu Payuang, Kecamatan Lareh Sago
Halaban yang mayoritas masyarakatnya yang bermata
pencarian bertani dan berkebun. Dari hasil wawancara
dengan masyarakat didapati bahwa masih minimnya
pengetahuan masyarkat mengenai bank syariah.
Masyarakat Jorong Koto Malintang secara umum sudah
tahu dengan bank syariah yang mana bank syariah ini
adalah bank islam yang tidak ada ribanya. Namun,
masyarakat tidak memahami bagaimana produk-produk

22
bak syariah dan bagaimana mekanisme bertransaksi di
bank syariah.
Dari hasil wawancara dengan masyarakat hampir
keselurahan dari masyarakat yang diwawancarai
mengatakan tahu dengan dengan bank syariah dan
mayoritas pernyataan dari masyarakat yang diwawancara
menjawab dengan jawaban yang sama, bahawa mereka
menyatakan hanya sekedar tahu dengan bank syariah yang
mana bank syariah adalah bank islam namun tidak begitu
paham dengan produk-produknya karena terdengar masih
asing ditelinga masyarakat.
Berdasarkan keterangan yang dipaparkan oleh
bapak Fakhrul yang mengatakan, “saya tahu dengan bank
syariah, tapi saya kurang paham dengan produk dan
mekanisme bertransksi di bank syariah, dan menurut saya
bank syariah ini sama saja dengan bank umum lainnya
karena saya perhatikan operasionalnya sama saja dengan
bank konvensianal. Dari teman saya juga dulu
mengatakan kepada saya bahwa di bank syariah ini tidak
memungut biaya administrasi nanum nyatanya tetap
dikenakan biaya administrasi.” (Fakhrul, komunikasi
Pribadi, 16 Agustus 2022).
Begitu juga dengan masyarakat lainnya yang
jawaban mereka idak jauh berbeda dengan apa yang

23
disampaikan oleh bapak Fakhrul. Anggapan mereka
mengenai bank syariah ini adalah bank syariah ini tidak
sebenar-benarnya syariah, mereka hanya menganggap
bank syariah ini hanya namanya saja yang syariah namun
operasionalnya sama saja dengan bank konvensional.
Dengan anggapan yang demikian masyarakat lebih
memilih untuk menggunakan bank konvensinal dan
lembaga keuangan lain untuk menyimpan dan meminjam
dana.
Beradasarkan wawancara tersebut diktahui pula
bahwa minimnya pengetahuan dan pemahaman
masyarakat mengenai bank syariah itu karena kurangnya
sosialisasi dan promosi bank syariah ke masyarakat yang
akibatnya kurangnya informasi yang diketahui tentang
bank syariah. Sebenarnya masyarakat ingin menabung
dan menggunakan poduk layanan syariah tapi karena
kurangnya sosialisasi dan promosi dari bank syariah
membuat masyarakat ragu-ragu untuk menabung dan
menggunakan produk bank syariah.
Saat ini hanya ada satu bank syariah yang lumayan
dekat dengan Jorong Koto malintang itupu hanya kantor
kas dari salah satu bank syariah yang berbentuk Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Masyakat berharap
adanya sosialisasi yang dberikan untuk mengedukasi

24
mereka mengenai bank syariah baik itu dari bank syariah
iu sendiri ataupun dari pihak lain seperti mahasiswa yang
paham akan bank syariah ataupun yang lainnya.
D. Kesimpulan
Saat sekarang ini pertumbuhan bank syariah bisa
dibilang begitu pesat. Dengan semakin gencarnya
pertumbuhan dan perkembangan bank syariah diaharapkan
mampu menjadi salah satu penyumbang terhadap
pertumbuhan ekonomi negara. Keberadaan bank syariah saat
sekarang ini sudah menjangkau kewilayah kota dan
kabupaten di Indonesia, bahkan sudah sampai ke pelosok
desa walaupun di pelosok desa masih belum merata.
Ketidakmerataan inilah yang menjadi salah satu faktor
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bank syariah.
Edukasi tentang pengetahuan bank syariah bagi
masyarakat sangat diperlukan untuk perkembangan bank
syariah ditegah-tengah masyarakat. Minimnya pengetahuan
dan pemahaman masyarakat tentang bank syariah akan
berdampak negatif terhadap pandangan masyarakat
mengenai bank syariah. Disamping itu juga masyarakat
Indonesia juga sudah terbiasa menggunakan produk dan
layanan bank konvensional sehingga untuk melepaskan diri
bank konvensional akan sangat sulit mengingat masyarakat
sudah familiar dengan bank konvensional.

25
Begitupun juga dengan masyarakat Jorong Koto
Malintang, mereka juga terbiasa mnggunakan produk dan
layanan bank kovensional. Mereka sanagat menerima
kehadiran bank syariah, tapi masyarakat hanya sekedar tahu
saja dengan bank syariah itu adalah bank islam yang tidak
ada ribanya namun masyarakat tidak paham akan produk dan
mekanismenya. Masyarakat Jorong Koto Malintang
beranggapan bahwa bank syariah ini hanya namanya saja dan
operasionalnya sama saja dengan bank konvensional.
Karena anggapan yang seperti itu masyarakat jadi
kurang tertarik untuk menabung dan meggunakan produk
layanan bank syariah, mereka lebih memilih menggunakan
bank konvensional dan lembaga keuangan non islam lainnya
karena menurut masyarakat dinggap lebih mudah dan sudah
terbiasa.
Masyarakat berharap adanya sosialisasi dan promosi
yang diadakan oleh bank syariah untuk mengedukasi
masyarakat mengenai bank syariah agar masyarakat paham
dan mengerti mengenai bank syariah serta menumbuhkan
minat masyarakat untuk menabung dan menggunakan
produk layanan bank syariah. Karena sejatinya sebagai
masyarakat muslim alangkah baiknya kita menggunakan
bank syariah karena bank syariah merupakan bank islam.

26
DAFTAR PUSTAKA
Alizamar, dan Couto, N. 2016. Psikologi Persepsi dan
Desain Informasi. Yogyakarta: Media Akademi.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.
Nevid, J. S. (2021). Sensasi dan Persepsi: Konsepsi dan
Aplikasi Psikologi. NUSAMEDIA.
Rohman, A., Rukiyati, & Purwastuti, A. 2014.
Epistemologidan Logika (Filsafat Untuk
Pengembangan Pendidikan). Yogyakarta: ASWAJA
PRESSINDO.
Sitoyo, S., & Sodik, M. A. 2015. Dasar Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Wawan, & Dewi. 2011. Teori dan Pengukuran pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika
Asy'ari, A. H. (2021). Pengaruh Persepsi, Motivasi, dan
Pengetahuan Masyarakat Dalam Memilih Produk
Bank Syariah di Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Bisnis, Vol. 7 No. 2.
Rakhmah, S. M., & Wahyuni, S. Pengaruh Persepsi
Mahasiswa Tentang Bank Syariah Terhadap Minat
Menabung di Perbankan Syariah. Jurnal Ilmiah Ilmu

27
Pendidikan Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial. Vol. 10
No. 1.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tenatang Bank Syariah.
Rukayah. (2018, 08 28). Mengenal Produk-Produk Bank
Syariah. https://pa sintang.go.id/index.php?sintang-
detail&berita-3008&mengenal-produk-produk-bank-
syariah. Diakses Senin 22 Agustus 2022 Pukul 14.47
WIB.
Wawancara
Bapak Fakhrul. Wawancara pribadi. Pengetahuan dan
pandangan terhadap bank syariah. 16 Agustus 2022.
Bapak Zulkarnain. Wawancara pribadi. Pengetahuan dan
pandangan terhadap bank syariah. 14 Agustus 2022.
Ibuk Ria Deswita. Wawancara pribadi. Pengetahuan dan
pandangan terhadap bank syariah. 19 Agustus 2022.

28
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG
MASYARAKAT MENGAJUKAN PINJAMAN KE
KOPERASI KONVENSIONAL DARI PADA KOPERASI
SYARIAH
( Studi Kasus Jorong Sarilamak Kec Harau 50 Kota )

Sukma Nuriyanti
FEBI, S1 Perbankan Syariah
Email : sukmany0707@gmail.com

abstrak
Semakin berkembangnya zaman semakin besar juga akan
kebutuhan uang tunai. Termaksud masyarakat Jorong
Sarilamak Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota yang
membutuhkan dana untuk itu banyak masyarakat itu lebih
memilih koperasi konvensional. Ada dua jenis koperasi yaitu
koperasi biasa dan koperasi syariah. Penelitian ini memiliki
jenis penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data
melalui wawancara, observasi kepada masyarakat Jorong
Sarilamak Kec Harau Kab 50 kota. Hasil penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa masyarakat jorong sarilamak lebih
mengetahui tentang koperasi konvensional dari pada
koperasi syariah dikarenakan mudah prosesnya walaupun
besar bunga nya. Bagi masyarakat disana mereka lebih
memilih koperasi konvensional dikarenkan beberapa faktor
yaitu dari segi pelayanan koperasi konvensional lebih bisa
bersosialisasi dengan masyarakat disana dengan kedekatan
mereka maka dengan mudah koperasi konvensional menarik
minat masyarakat disana untuk melakukan pinjaman ke
koperasi itu walaupun mayarakat sarilamak tau akan bunga
yang harus ditanggung oleh masyarakat itu. Seharusnya

29
masyarakat itu lebih memilih koperasi syariah dari pada
koperasi konvensional dikarenakan tidak mengandung riba
didalamnya, yang dimana riba di larang di agama islam.
Lokasi, karena lokasi juga menentukan minat masyarakat
untuk melakukan pinjaman kepada koperasi, Untuk itu
didaerah Jorong Sarilamak Kec Harau Kab 50 kota itu hanya
tersedia koperasi konvensional seperti Pt Marta, Mekar dll.
Sedangkan untuk koperasi syariah belum dapat ditemukan
dan hanya ada di kota payakumbuh yang kemungkinan
sangat jauh dari jorong sarilamak itu. Promosi, untuk
kegiatan promosi yang dilakukan oleh pihak koperasi yang
dimana pihak koperasi melakukan kombinasi yang terdapat
dari unsur-unsur atau pralatan promosi yang mencerminkan
koperasi tersebut.

Kata Kunci : Koperasi Konvensional. Koperasi Syariah,


Faktor-Faktor yang mendorong

A. Pendahuluan
Di era globalisasi yang semakin maju saat ini,
kebutuhan masyarakat akan pemenuhan kebutuhan layanan
lembaga keuangan sangat mendesak, baik bagi lembaga
keuangan perbankan maupun non-perbankan maupun
koperasi perbankan konvensional maupun berbasis syariah.
Secara umum lembaga keuangan merupakan jenis usaha di
bidang simpan pinjam yang melibatkan pihak ketiga dalam
proses transaksinya. Perkembangan ekonomi masyarakat saat
ini juga semakin maju sehingga melahirkan semakin banyak
lembaga keuangan yang dapat mempermudah pemilihan
lembaga keuangan untuk meminjam modal sesuai keinginan

30
nasabah. Pada umunya masyarakat Jorong sarilamak banyak
melakukan pinjaman ke koperasi konvensional dikarenakan
proses yang sangat cepat dan mudah tetapi dibalik
kemudahan itu ada resiko yang sangat besar seperti bunga
yang sangat besar yang harus ditanggung oleh peminjam
misalnya ada masyarakat meminjam uang sebesar Rp
4.500.000 dengan angsuran Rp 105.000/ minggu selama 50
minggu, berarti total biaya yang harus di bayar adalah Rp
5.250.000 berarti keuntungan / bunga yang didapatkan
koperasi tersebut sebesar Rp 750.000.
Faktanya, masih banyak orang yang menganggap
lembaga keuangan syariah dan konvensional itu sama karena
kurangnya sosialisasi dan pemahaman masyarakat tentang
cara kerja lembaga keuangan syariah. Setelah melihat
persepsi masyarakat yang masih kurang baik untuk koperasi
syariah, untuk menyikapi hal tersebut maka dirasa sangat
perlu bagi kami sebagai mahasiswa yang paham akan
koperasi syariah memberikan sosialisasi kepada masyarakat
agar masyarakat dapat memahami tentang lembaga keuangan
syariah terutama kepada koperasi syariah. Dan masyarakat
pun dapat memilih langkah apa yang harus dilakukan pada
saat sedang membutuhkan dana untuk kehidupannya. Oleh
karena itu, diperlukan kerjasama Bank Indonesia, bank
syariah, pemerintah pusat dan daerah, Majelis Ulama

31
Indonesia (MUI) dan dunia pendidikan untuk bersinergi
memberikan edukasi tentang konsep koperasi hukum
koperasi syariah kepada masyarakat. (Muktar : 2016)
Munculnya lembaga keuangan yang lebih
konvensional dibandingkan lembaga keuangan syariah juga
dapat menyebabkan kurangnya peminjam dari lembaga
keuangan syariah. Orang-orang tidak memahami perbedaan
antara kedua institusi tersebut. Kehadiran Koperasi Syariah
saat ini sangat penting bagi masyarakat Jorong Sarilamak
Kec Harau, karena prinsip dan kegiatannya menganut prinsip
Syariah Islam, yang tentu saja terpisah dari unsur lemah
Magrib (Maisyir, Ghoror dan Riba). Hal ini juga diperkuat
dengan keluarnya fatwa MUI baru-baru ini tentang larangan
bunga perbankan, karena termasuk riba dan disukai oleh
penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim, semua Namun,
mereka yang bersemangat untuk menerapkan prinsip-prinsip
Syariah Islam. dalam berbagai transaksi atau muamalat untuk
memenuhi semua kebutuhan masyarakat jorong sarilamak
kec harau kab 50 kota.
Yang dijelaskan didalam Al-quran terdapat pada surah
Ar- rum ayat 39 :
‫ّٰللاِّ َۚو َما ٓ ٰات َ ْيت ُ ْم‬
‫اس فَ ََل يَ ْرب ُْوا ِّع ْندَ ه‬ِّ َّ‫َو َما ٓ ٰات َ ْيت ُ ْم ِّ ِّم ْن ِّ ِّربًا ِّلِّيَ ْرب َُو ۟ا ِّف ْٓي ا َ ْم َوا ِّل الن‬
ٰٰۤ ُ
ْ ‫ول ِٕىكَ ُه ُم ْال ُم‬
َ‫ض ِّعفُ ْون‬ ‫ِّ ِّم ْن زَ ٰكو ٍة ت ُ ِّر ْيد ُْونَ َوجْ هَ ه‬
‫ّٰللاِّ فَا‬

32
Artinya : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu
berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak
bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya)”.
Koperasi syariah adalah lembaga keuangan berprinsip
yang beroperasi berdasarkan nilai-nilai syariah dan bebas
dari riba, karena tujuan didirikannya lembaga keuangan
syariah adalah untuk bekerja sama dengan Allah SWT dalam
bidang ekonomi dan melayani masyarakat dalam kegiatan
ekonomi modern dengan prinsip bagi hasil.

B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan
artikel ini adalah penelitian kualitatif. Menurut mahsun
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak
menggunakan angka-angka, melainkan menggunakan
penelitian untuk memperdalam dan mengevaluasi interaksi
antara konsep-konsep yang dipelajari secara eksperimental.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini merupakan metode
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini fokus pada
masyarakat jorong sarilamak yang meminjam uang kepada
pihak koperasi konvensional untuk memenuhi kepentingan

33
pribadi mereka hanya dengan hidup mewah dan membeli
barang-barang yang tidak berguna seperti lemari es, mesin
cuci, pakaian mahal, tas mahal dan hal-hal tidak berguna
lainnya. Dan juga melihat apa saja yang dilakukan
masyarakat Jorong Sarilamak setelah meminjam uang
kepada koperasi. Hal ini berpedoman pada rumusan masalah
serta fokus penelitian, dan juga mudah-mudahan penelitian
ini tidak melenceng dari data yang sangat tidak relevan dan
sesuai dengan tuujuan yang telah ditentukan. Data diperoleh
secara langsung dari hasil wawancara ke masyarakat Jorong
Sarilamak Kec Harau Kab 50 Kota.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya
merupakan data pelengkap seperti sumber data tertulis, foto
dan statistik. Jadi dalam penelitian ini sumber datanya
berasal dari masyarakat itu sendiri yang meminjam uang
kepada pihak koperasi demi mencukupi kebutuhan hidup.
Dalam teknik pengelolaan data kualitatif dapat disajikan
dalam bentuk paparan atau gambaran dari temmuan-temuan
yang ada dilapangan baik berupa adat atau informasi dari
hasil wawancara terhadap masyarakat Jorong Sarilamak Kec
Harau dan dilakukan nya observasi di lokasi Jorong
Sarialamak Kec Harau Kab 50 Kota banyak ditemukan
masyarakat yang meminjam uang ke koperasi konvensional

34
dari pada koperasi syariah. Misalnya ibu Yani beliau adalah
salah satu masyarakat sarilamak yang saya wawancarain dan
hasil wawancara nya bahwasanya beliau lebih memilih
koperasi konvensional dari pada koperasi syariah
dikarenakan beberapa faktor jika di koperasi konvensional
walaupun dengan bunga yang cukup besar dan dilarang juga
di agama tetapi beliau tetap memilih nya di karenakan proses
nya yang cepat dan tidak memiliki syarat yang begitu rumit
sedangkan jika di koperasi syariah di Jorong Sarilamak
belum ditemukan.
C. Pembahasan
1. Koperasi Konvensional
Koperasi menurut Undang-Undang Perkoperasian
No. 17 Tahun 2012. Koperasi adalah badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum
koperasi, dengan pemisahan hak patriarki para
anggotanya sebagai modal untuk pengelolaan usaha. serta
aspirasi dan kebutuhan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip koperasi. Sejarah koperasi kembali ke abad ke-20
sebagai usaha kecil yang dijalankan oleh orang-orang
kecil. Pada tahun 1908, Dr. Sutomo yang berperan
penting dalam koperasi mendirikan Budi Utomo,
kemudian pada tahun 1915 mendirikan peraturan
koperasi, kemudian pada tahun 1927, sebuah konfederasi

35
pedagang muslim.Gereja didirikan untuk
memperjuangkan status pembangunan ekonomi pribumi
pengusaha, dan dua tahun kemudian pada tahun 1929,
Partai Nasional Indonesia memperjuangkan popularitas
koperasi di Indonesia.
Sampai saat itu, jepang menjajah Indonesia pada
tahun 1942 dan mendirikan koperasi yang bernama
“Kumiyai”. 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1947
setelah Indonesia merdeka gerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres koperasi IX di Tasik, pada saat
diadakannya kongres tersebut dijadikan Hari Koperasi
Nasional pada tanggal 12 juli.
Secara umum koperasi dapat diartikan sebagai
badan usaha yang dimiliki dan dikelola oleh para
anggotanya. Namun, ada beberapa pengertian, yaitu:
Koperasi didirikan sebagai persekutuan orang-orang yang
kurang beruntung untuk melindungi kebutuhan hidup
mereka. Memenuhi kebutuhan hidup dengan biaya
serendah mungkin, itulah tujuannya. Dalam koperasi,
kebutuhan bersama didahulukan, bukan keuntungan.
Koperasi adalah perkumpulan orang-orang, biasanya
dengan kemampuan ekonomi terbatas, yang, melalui
bentuk organisasi bisnis yang dikendalikan secara
demokratis, masing-masing memberikan kontribusi yang

36
sama pada modal yang dibutuhkan. bersedia mengambil
risiko dan menerima imbalan yang sepadan dengan usaha
mereka.
Untuk masyarakat Jorong Sarilamak Kec Harau Kab
50 Kota yang ingin melakukan peminjaman dana kepada
koperasi konvensional harus memenuhi syarat tertentu
yaitu :
a. Seorang Warga Negara Indonesia (WNI)
b. Mengisi formulir pengajuan pinjaman dana yang
tersedia
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk pinjaman
dana di atas 50 juta
d. Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami-istri dan Surat
Nikah, bagi sudah menikah
e. Kartu Keluarga (KK), rekening listrik, slip gaji, dan
buku pensiun (jika diperlukan)
f. Persiapan berkas-berkas sebagai jaminan, seperti
BPKB, surat kepemilikan tanah, sertifikat deposito,
dan lain-lain jika hendak meminjam dana untuk
keperluan bisnis
g. Proposal pengajuan pinjaman dana, berisi tujuan
penggunaan dana yang didapat nantinya
Jadi untuk masyarakat Jorong Sarilamak untuk
melakukan pinjaman harus memenuhi syarat yang telah

37
diberikan dari pihak koperasi kepada masyarakat itu.
Dana pinjaman yang didapatkan tergantung kepada
jaminan apa yang diberikan kepada pihak koperasi itu.
Koperasi simpan pinjam diperbolehkan meminta jaminan
pinjaman. Hal ini untuk meminimalkan risiko dalam
proses simpan pinjam. Tetapi kebanyakan masyarakat
Jorong Sarilamak Kec Harau Kab 50 Kota mengajukan
pinjaman kepada masyarakat tidak memberikan jaminan
hanya saja melihat kondisi pereknomian dan lokasi rumah
masyarakat itu, jadi dengan begitu masyarakat Jorong
Sarilamak tentunya mudah sekali mendapatkan pinjaman
dana dari pihak koperasi. Tetapi dengan kemudahan
tersebut banyak sekali masyarakat jorong sarilamak
menyalah gunakan dana tersebut untuk menunjang gaya
hidupnya yang jauh lebih mewah, seperti membeli kulkas,
tv, mesin cuci, emas dan barang mewah lainnya.
Dengan begitu masyarakat Jorong Sarilamak
meminjam dana hanya untuk menunjang gaya hidup yang
glmor tetapi dari pihak koperasi tidak mempermasalahkan
untuk keperluan apakah dana tersebut digunakan oleh
masyarakat yang meminjam tetapi pihak koperasi hanya
mau bahwasanya angsuran nya harus dibayar tepat waktu.

38
2. Koperasi Syariah
Koperasi syariah di Indonesia sejalan dengan
perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia.
Awalnya, untuk memenuhi kebutuhan keuangan mikro
yang tidak terjangkau oleh perbankan, didirikanlah Bank
Rakyat Syariah (BPRS). Pembentukan BPRS tidak
menyelesaikan permasalahan yang ada, maka dibentuklah
koperasi syariah.
Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi
berasal dari bahasa latin yaitu cum yang berarti dengan
dan apareri yang berarti bekerja. Dari dua kata ini dalam
bahasa inggris dikenal dengan istilah co dan operation
yang dalam bahasa belanda disebut dengan istilah
cooperation veregening yang berarti bekerja sama dengan
orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (R.T.
Sutantya 2002, 1) Sedangkan secara terminologi, koperasi
adalah perkumpulan atau organisasi yang terdiri dari
orang perseorangan atau badan hukum yang bekerja sama
dengan hati nurani yang baik untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya secara sukarela atas dasar
kekeluargaan.
Dalam UU no. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, dalam bab I pasal 1 ayat 1 disebutkan
bahwa “koperasi adalah suatu badan hukum dagang yang

39
terdiri dari orang-orang perseorangan atau badan hukum
yang bekerja sama atas dasar kegiatannya berdasarkan
asas-asas perkoperasian sebagai serta gerakan ekonomi
kerakyatan yang berdasarkan asas kekeluargaan.” Dalam
undang-undang tersebut, tingkatan koperasi dibedakan
menjadi dua tingkatan, yaitu koperasi primer dan koperasi
sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan
oleh perseorangan, sedangkan koperasi sekunder adalah
koperasi yang didirikan oleh koperasi. (Fitria&Ika 2010,
12) Koperasi dalam fiqih Islam yang dikenal dengan
Syrkah Ta'awuniyyah atau serupa dengan al-Ikhtilat,
merupakan perkumpulan/mitra dalam perekonomian
menuju persatuan. Secara terminologi, koperasi adalah
kesepakatan antara orang-orang untuk mengumpulkan
modal dan keuntungan. (Junaedi B. SM 1993, 147)
Koperasi syariah adalah bisnis yang terorganisir dengan
baik, demokratis, mengatur diri sendiri, partisipatif dan
peduli sosial yang beroperasi menggunakan prinsip-
prinsip etika dengan memperhatikan sifat haram atau
haram dari bisnis yang mereka jalankan, seperti yang
diajarkan Islam. Sedangkan menurut Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
91 Tahun 2004 , apa yang dimaksud dengan Koperasi
Jasa Keuangan Syariah atau KJKS. -berbagi model

40
(Syariah). Dengan demikian, koperasi syariah adalah
badan usaha yang terdiri dari orang perseorangan atau
badan hukum untuk melakukan kegiatan ekonomi yang
kegiatannya berdasarkan prinsip syariah.
Untuk masyarakat Jorong Sarilamak Kec Harau Kab
50 Kota yang ingin melakukan pinjaman kepada koperasi
syariah memiliki syarat yang sama seperti meminjam
kekopersi konvensional tetapi yang berbeda adalah prinsip
nya jika di koperasi syariah memiliki Prinsip yang
digunakan BMT untuk mendapatkan keuntungan adalah
sistem bagi hasil dan prinsip jual beli. Karena BMT
seperti koperasi dan bukan lembaga keuangan perbankan
seperti bank, BMT tidak tunduk pada peraturan perbankan
yang berlaku.
Sistem akad (perjanjian) merupakan sistem dasar
yang masih ada dalam aturan syariah. Ada banyak akad
(perjanjian) di lembaga keuangan tergantung
peruntukannya, namun yang paling umum digunakan
adalah akad mudharabah (perjanjian bagi hasil) dan
murabahah (perjanjian jual beli). Yang paling penting dan
harus disepakati dalam aturan syariah adalah kontrak
(perjanjian) yang menguntungkan kedua belah pihak
seperti dalam transaksi atau kemitraan antara mitra.
Kontrak yang telah disepakati (agreement) dibuat terlebih

41
dahulu agar tidak menekan kedua belah pihak, baik BMT
maupun calon anggota.

3. Faktor-Faktor Masyarakat Memilih Koperasi


Konvensional Dari pada Koperasi Syariah
Ada beberapa faktor utama yang memungkinkan
masyarakat Jorong Sarilamak Kec Harau Kab 50 Kota
melakukan pinjaman ke koperasi konvensional daripada
koperasi syariah yaitu :
a. Pelayanan
Pelayanan adalah setiap tindakan yang diberikan
oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada
hakikatnya tidak terlihat atau tidak berhubungan
dengan aset lainnya, sedangkan menurut Luqman
pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara satu orang dengan orang lain.
(Lukman 2006 : 6). Tentunya bagi masyarakat jorong
sarilamak sangat ingin diberikan pelayanan yang
sangat baik dari pihak koperasi itu. Koperasi
konvensional maupun koperasi Syariah harus membuat
orang senang dan tertarik dengan layanannya.
Jadi dari hasil penelitian yang dilakukan
bahwasanya koperasi konvensional lebih unggul
pelayanannya dari pada koperasi syariah misalnya ada

42
beberapa masyarakat Jorong Sarilamak yang
diwawancaraiin masyarakat itu mengatakan bahwa
koperasi konvensional langsung turun ke lapangan
memberikan pelayanan nya yang sangat baik kepada
masyarakat itu maka dari itu banyak masyarakat yang
memilih koperasi konvensional dari pada koperasi
syariah.
b. Lokasi
Lokasi akan mempengaruhi masyarakat jorong
sarilamak untuk melakukan transaksi pinjam
meminjam kepada koperasi konvensional maupun
koperasi syariah. Untuk itu didaerah Jorong Sarilamak
Kec Harau Kab 50 Kota” itu hanya tersedia koperasi
konvensional seperti Pt Marta, Mekar dll. Sedangkan
untuk koperasi syariah belum dapat ditemukan dan
hanya ada di kota payakumbuh yang kemungkinan
sangat jauh dari jorong sarilamak itu. Seperti yang
disampaikan oleh Ibu Yuliana dalam proses
wawancara ia mengatakan bahwa “ Untuk dana yang
mendadak dan butuh cepat maka saya lebih memilih
koperasi konvensional dikarenakan dekat dengan
rumah saya jika memilih koperasi syariah tentu nya
membutuhkan waktu yang sangat lama dan jarak yang

43
sangat jauh membuat saya enggan mau memilih
koperasi syariah itu.”
c. Promosi
Untuk kegiatan promosi yang harus dilakukan
oleh pihak koperasi adalah kombinasi yang terdapat
dari unsur-unsur atau peralatan promosi yang
mencerminkan koperasi tersebut. Seperti yang telah
disampaikan oleh Ibu Marni dalam proses wawancara
ia mengatakan bahwa “ dikarenakan koperasi
konvensional sering bersosialisasi langsung dengan
masyarakat disini maka kami terpikat atas tawaran-
tawaran yang diberikan kepada kami. Dan untuk
koperasi syariah jarang sekali bahkan tidak pernah
bersosialisasi langsung kepada kami untuk itu
pengetahuan tentang koperasi syariah itu masih kurang
jelas”
D. Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di penulis yang
berjudul “faktor-faktor yang mendorong masyarakat
mengajukan pinjaman ke koperasi konvensional dari pada
koperasi syariah studi kasus Jorong Sarilamak Kecamatan
Harau Kabupaten 50 Kota” dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya masyarakat jorong sarilamak meminjam uang
kepada koperasi untuk keperluan mendadak dan ada pula

44
masyarakat itu meminjam dana hanya untuk berfoya-foya
seperti membeli barang-barang mahal seperti kulkas, mesin
cuci, dll. Tetapi ada beberapa faktor yang mendorong
masyarakat melakukan pinjaman ke koperasi konvensional
daripada koperasi syariah yaitu :
1. Pelayanan, mungkin pelayanan dari koperasi
konvensional lebih baik dari pada koperasi syariah
dikarenakan pihak koperasi konvensional mau turun
langsung kelapangan bersosialisasi dengan masyarakat itu
sedangkan menurut penjelasan masyarakat bahwasanya
koperasi syariah jarang bersosialisasi dengan masyarakat
jorong sarilamak.
2. Lokasi, karena lokasi juga menentukan minat masyarakat
untuk melakukan pinjaman kepada koperasi, Untuk itu
didaerah jorong sarilamak kec harau kab 50 kota itu hanya
tersedia koperasi konvensional seperti Pt Marta, Mekar
dll. Sedangkan untuk koperasi syariah belum dapat
ditemukan dan hanya ada di kota payakumbuh yang
kemungkinan sangat jauh dari jorong sarilamak itu.
3. Promosi, karena kegiatan promosi sering dilakukan oleh
pihak koperasi konvensional maka dari itu masyarakat
sarilamak lebih mengenal koperasi konvensional daripada
koperasi syariah.

45
DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks
B. SM, Junaedi. 1993. Islam Dan Interorenedrialisme :
Suatu Studi Fiqh Ekonomi Bisnis Modern. Jakarta:
Kalam Mulia.
Dendawijaya Lukman. 2006. Manajemen Perbankan.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Fitri dan Ika. 2010. Koperasi Syariah. Jakarta: Grasindo.
Muktar, B 2016, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya,
Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.
Sutantya, R.T. 2002. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

Wawancara
Yuliana. Wawancara Pribadi. Masyarakat Jorong Sarilamak
Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota
Mariani Yusi. Wawanacara Pribadi. Masyarakat Jorong
Sarilamak Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota.

46
POTENSIAL PRODUK-PRODUK BANK SYARIAH
DALAM MENUNJANG PEREKONOMIAN AGRARIS
MASYARAKAT DI JORONG GUGUAK PUTI SAINDU
NAGARI KOTO LAWEH KABUPATEN TANAH DATAR

Ridwan
FEBI, Perbankan Syariah S1
Ridwan.maverick@gmail.com

Abstrak
Sektor pertanian merupakan hal yang paling menunjang di
indonesia sendiri dimana sektor pertanian merupakan hal
yang dapat menunjang kehidupan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidup, sehingga perekonomian dapat
berkembang. Hasil-hasil pertanian dapat dijual langsung oleh
para petani langsung, dan bisa juga langsung di ekspor
melalui pemerintah yang dapat meningkatkan perekonomian.
Sektor pertanian ini banyak ditemui di daerah pedesaan atau
kampung kampung yang jauh dari perkotaan yang
merupakan tanahnya masih bagus untuk dijadikan lahan
pertanian, terutama berbagai macam bahan pangan seperti
padi, cabai, tomat, dan lain-lainya dalam bahan kebutuhan
dapur untuk memasak. Jorong Guguak Puti Saindu
merupakan penghasil bahan bahan kebutuhan tersebut.
Namun sangat disayangkan peran perbankan syariah belum
berdampak maksimal dalam pemenuhan modal para petani
tersebut, seperti pembelian bibit, pembelian pupuk organis,
dan hal hal yang dapat menunjang keberhasilan panen
mereka. Maka dari itu untuk menerima hasil akhir dari
penelitian ini adalah untuk menjelaskan potensial produk-
produk pembiayaan modal Bank Syariah dalam menunjang

47
kebutuhan pemenuhan pemodalan masyarakat petani Jorong
Guguak Puti Saindu. Maka dapat disimpulkan bahwa
apakah kegiatan promosi Lembaga Keuangan Syariah yang
masih kurang, ketidaktahuan masyarakat petani akan
potensial produk produk pembiayaan Bank Syariah.

Kata kunci: potensial produk pembiayaan bank syariah,


Rentenir, dampak, perekonomian, pertanian, pupuk.

A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki
potensial yang tinggi dalam hal pertanian. Dalam bidang
pertanian indonesia lebih unggul dari negara-negara
tetangga, semua hal itu dapat menjadikan Indonesia sebagai
negara agraris export yang bagus. Soekartawi (1996) pernah
mengatakan bergunaya sektor pertanian, beberapa antaranya
adalah mata pencaharian sebagian besar penduduk,
kontribusi terhadap PDB Indonesia, dan lain sebagainya dan
tentunya penyediaan pangan dan gizi dalam negeri. Dalam
beberapa kasus, sektor pertanian telah menjadi andalan atau
penopang perekonomian Indonesia ketika Indonesia
menghadapi masalah krisis ekonomi. Walaupun sangat
strategis, sektor pertanian dan pedesaan yang memiliki tanah
cukup potensial juga sering penduduk pedesaan itu sendiri
dihadapkan dengan banyak permasalahan, terutama
dihadapkan pada lemahnya tingat permodalan masyarakat itu
sendiri. Sebagai unsur penting dalam meningkatkan

48
pembangunan indonesia sendiri dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat itu sendiri, masalah permodalan
menjadikan masyarakat terbatas dalam ruang gerak mereka
dalam mengolah pertanian.(Hamid, 1986). Kebutuhan modal
akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan
zaman dengan semakin banyaknya pilihan barang dan model
bertani, terutama pada bagian teknologi. Sudah banyak
negara-negara tetangga yang menggunakan teknologi
canggih dalam pengolahan tanah dan tanaman pertanian itu
sehingga hasil produksi negara-negara tetangga kian unggul
dari Indonesia.
Ada tiga sifat melekat pada skim perkreditan pertanian
yang cukup berpeluang dapat menimbulkan ketidakefektifan.
Pertama, Pinjaman selalu memiliki tingkat bunga tetap.
Semua kredit, apapun bentuknya, dikenakan bunga sebagai
harga tetap dari dana yang dipinjam dan harus dilunasi pada
saat jatuh tempo. Kedua, terdapat kesenjangan dalam ruang
usaha peminjam(debitor) dengan lembaga
peminjam(kreditor), dimana resiko kegagalan pertanian
hanya dibebankan kepada debitor, sehingga itu dapat
merugikan pihak debitor. Dilain hal kreditor dapat
diuntungkan dimana keuntungan didapatkan dari bunga
pinjaman. Ketiga, Sistem keuangan pertanian sering
dikaitkan dengan keuangan non-pertanian.

49
Menurut Tampubolon (2002) Kredit dianggap sebagai
salah satu alat penting untuk memutus lingkaran setan antara
petani berpenghasilan rendah, mobilisasi modal rendah,
kapasitas produksi rendah, hasil rendah dan petani
berpenghasilan rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya
kapasitas permodalan petani, meskipun beberapa program
kredit telah dilaksanakan. Ketidakefisienan ini semakin
terlihat dengan mempertimbangkan tingkat outstanding
kredit atau kredit macet yang relatif tinggi.
Salah satu model pembiayaan alternarif bagi pelaku
bisnis pertanian yaitu sudah dimulainya dan dicobakan
adalah dengan metode skim syariah. Dalam metode
pembiayaan syariah dapat membantu para petani dalam
permodalan yang tentunya dalam metode syariah yang
mengharamkan riba (bunga) yang ada pada skim pembiayaan
konvensional.
Untuk itu tulisan ilmiah ini bertujuan untuk melakukan
observasi terhadap beberapa aspek yang menyangkut
lembaga pembiayaan (bank) Syariah, sejauh mana potensial-
potensial produk bank syariah dalam menunjang
keberhasilan sektor pertanian di indonesia terutama khusus
nya pada tulisan ilmiah ini pada masyarakat Jorong Guguak
Puti Saindu, Nagari Koto laweh. Tentunya menghindarkan
masyarakat lebih meminjam pada rentenir-rentenir yang

50
dapat merugikan masyarakat dengan sistem bunganya. Pada
bab-bab berikutnya disajikan dan diuraikan tentang
karakteristik dan gambaran masyarakat pertanian Guguak
Puti Saindu dan prospek potensial produk-produk
pembiayaan bank Syariah dalam menunjang keberhasilan
pertanian masyarakat desa Guguak Puti Saindu itu sendiri
agar meminimalis peminjaman kepada rentenir.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
ilmiah deskriptif kualitatif. Menurut Muhammad dan
Jaali(2005), bahwa metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan
menggambarkan dan melukiskan keadaan objek atau subjek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dll) pada saat
sekarang bedasarkan fakta-fakta yang terlihat. Prosedur
penelitian ilmiah yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tulisan maupun lisan dari objek yang diamati
disebut dengan metode penelitian ilmiah kualitatif.
Selanjutnya dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data
dan analisis dilakukan untuk mengembangkan suatu teori
yang substantif berdasarkan data yang empiris (Hasyim,
2018). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,
melakukan review terhadap beberapa aspek yang terkait
dengan lembaga keuangan syariah (bank), sejauh mana

51
potensial-potensial produk bank syariah dalam menunjang
keberhasilan sektor pertanian di indonesia terutama khusus
nya pada tulisan ilmiah ini pada masyarakat Jorong Guguak
Puti Saindu, Nagari Koto laweh. Tentunya menghindarkan
masyarakat lebih meminjam pada rentenir-rentenir yang
dapat merugikan masyarakat dengan sistem bunganya.
C. Pembahasan
Sektor pertanian adalah salah satu sektor ekonomi yang
merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat,
terkhususnya masyarakat yang berada di pedesaan. Pertanian
ini berkembang cukup pesat, dimana sebagian besar
masyarakatnya bekerja pada bidang ini. Menurut Rostow
dalam Arsyad (1999) menyatakan bahwa pertanian
merupakan sektor pemimpin (leading sector), lebih lanjut
pendapat Rostow, bahwa pada praktiknya tidak ada kawasan
ekonomi tunggal untuk semua negara yang dapat dianggap
sebagai kawasan terdepan dalam memajukan pembangunan
ekonomi. (Tri Haryanto, 2009).
Pada saat zaman sudah berilmu dan berteknologi
seperti ini tentunya pada teknologi pertanian, katakanlah
pengerahan modal yang baik untuk peralatan peranian,
masalah yang akan muncul berikutnya adalah karena
kemajuan teknologi tentunya sebagian besar petani tidak
mempunyai cukup modal sendiri terkait peralatan canggi

52
yang harus dibeli oleh petani. (Syukur et al ,2000)
mengemukakan pendapat bahwa pangsa kredit pertanian dan
sarana pertanian di Sumatera Barat masih kurang dari 3%
dari total pinjaman bank. Angka ini tentu jauh di bawah
pembiayaan angka sektor lain yang dimana sektor pertanian
merupakan sektor yang dikatakan penting juga dalam
pembangunan perekonomian Indonesia. Jikalau ada lembaga
pembiayaan yang bersedia memberikan kredit di sektor
pertanian biasanya telah mengantisipasi dengan beberapa hal
untuk meminimalkan resiko, diantaranya :
a. menetapkan bunga yang cukup tinggi,
b. sangat selektif dalam melakukan pembiayaan yang akan
memberikan keuntungan kepada lembaga pembiayaan itu
sendiri,
c. lebih memilih sebagai penghubung bagi kredit program
pemerintah karena untuk mengurangi resiko atau risk
yang diterima oleh lembaga itu sendiri
1. Pertanian Sebagai Salah Satu Sektor Pembangunan
Ekonomi
Dalam konteks pembangunan, pertanian digolongkan
sebagai salah satu sektor dalam ruang lingkup bidang
ekonomi (TAP MPR No. II/MPR/1983 Tentang Garis-garis
Besar Haluan Negara). Dengan demikian, sektor pertanian
sebagai salah satu sektor bidang ekonomi tidak terlepas dari

53
kegiatan bagaimana orang memilih dan menggunakan
sumber-sumber produksi yang serba terbatas (tanah, tenaga,
barangbarang modal) untuk membuat macam-macam barang
komoditi (barang) kemudian mendistribusikan kepada
anggota masyarakat guna untuk memenuhi kebutuhan
konsumsinya.
Pengertian tanaman pertanian menurut Sri Setyati
Harjadi (1979) dalam arti luas adalah sebagai tanaman yang
dapat dipergunakan oleh manusia untuk tujuan apapun,
sedangkan dalam arti sempit, tanaman pertanian merupakan
tanaman yang memiliki nilai mamfaat dan secara ekonomi
cocok dengan keberadaan eksistensi manusia itu sebagai
mahkluk hidup
Sektor pertanian yang tersebut diatas dalam pemerintah
di Indonesia dikoordinir oleh seorang menteri yang
mengepalai Departemen Pertanian. Masing-masing subsektor
dalam bentuk Direktoral Jendral yang dikepalai oleh seorang
Direktur Jendral. Aparatur di tingkat Provinsi dikenal adanya
Kantor Wilayah Departemen Pertanian, dengan dinas
otonomnya adalah Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas
Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan dan Dinas
Kehutanan. Namun dengan keluarnya Undang-Undang
Otonomi Daerah sejak itu Kantor Wilayah tidak ada lagi
pada tingkat provinsi (Su'ud, 2007).

54
2. Latar Belakang Perekonomian Masyarakat Jorong
Guguak Puti Saindu, Nagari Koto Laweh, Kecamatan X
koto, Kabupaten Tanah Datar
Petani bukan hanya sebuah profesi bagi sebagian orang
akan tetapi juga diperlukan ilmu untuk menjadikannya
sebagai bidang kerja yang bisa mendatangkan pendapatan
yang layak. Pengetahuan pertanian merupakan ilmu yang
memiliki berbagai macam pengetahuan seperti ilmu-ilmu
lainnya yang terus berkembang. Berbagai macam di sini
berarti banyak ilmu dasar yang mendukung profesi lain yang
harus mendukung ilmu pertanian. Berbagai hal seperti
pengetahuan, keterampilan, insentif dan teknologi yang
langsung dikelola oleh petani dalam bentuk usaha. Dalam hal
ini, ada juga faktor lain yang tidak bisa diambil andil oleh
petani karena sudah di atur oleh alam itu sendiri sepeti
cahaya matahari, air, suhu udara dan tentunya kondisi cuaca
itu sendiri. Ada juga yang dikatakan faktor pemasukan
pertanian itu seperti bibit, pupuk organik, tenaga kerja,
peralatan yang digunakan guna menunjang keberhasilan
produksi pertanian itu. Nagari Guguak Puti Saindu memiliki
kondisi geografis yang cukup luas, dimana sebagian besar
penduduk nya berprofesi sebagai petani. Dari data yang
didapat kan 95% merupakan petani, 3% sebagai pegawai dan
2% sebagai pedagang. Dengan banyaknya yang menjadikan

55
petani sebagai profesi unggulan di nagari Guguak Puti
Saindu maka banyak juga kendala yang mereka alami dalam
menjalankan profesi tersebut, seperti kendala kurangnya
modal, hama, dll. Terutama pembahasan ini terkait dengan
permodalan petani Guguak Puti Saindu, jika modal yang ada
pada petani kurang cukup tentunya akan hasil dari sayur
sayuran tersebut akan terjadi penurunan yang disebabkan
oleh kurangnya pupuk, racun insektisida, dll yang berkaitan
dengan pengolahan pertanian.
Bertani merupakan salah satu faktor pendorong
perekonomian masyarakat di daerah Guguak Puti Saindu.
Pengolahan lahan pertanian yang meliputi pengolahan lahan,
penaburan benih, pencabutan bibit, menanam dan memanen.
Para petani di daerah Guguak Puti Saindu sendiri memiliki
keunikan tersendiri dimana didalam satu lahan atau satu
petak tanah mereka bisa menanam 2 sampai 3 macam sayur
sayuran, seperti cabai dengan tomat, sayur kol dengan sayur
sawi, cabai rawit dengan sawi, dll nya. Mereka
menggabungkan itu untuk menghemat pupuk karena pupuk
yang digunakan oleh tanaman sayur itu memiliki mamfaat
yang sama bagi tanaman tersebut.
Tingkat pendidikan di Jorong Guguak Puti Saindu
sekitar 80% hanya tamatan SLTP, 10% tamatan SLTA, 5%
tamatan sarjana, dan sisanya tidak bersekolah. Dengan

56
gambaran tingkat pendidikan tersebut maka masyarakat
Jorong Guguak Puti Saindu dapat digolongkan rendah,
dengan rendahnya pendidikan tersebut dipengaruhi oleh
pendapatan masyarakat itu sendiri, pendapatan rendah
sehingga tidak bisa membiayai anaknya supaya meneruskan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun dibalik
rendahnya latar belakang pendidikan masyarakat Jorong
Guguak Puti Saindu, mereka pandai dalam hal bercocok
tanam dalam artian bertani.
3. Faktor-Faktor Turunnya Hasil Petanian Akibat Dari
Kurangnya Modal Masyarakat Guguak Puti Saindu.
Penurunan kualitas dan kantitas petani akan
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat Jorong
Guguak Puti Saindu itu sendiri, terlebih lagi sebagian besar
masyarakat Guguak Puti Saindu berprofesi sebagai petani
yang menjadikan sumber mata pencaharian mereka yang
tidak hanya semata mata sebagai cara untuk memperoleh
pendapatan saja, namun juga sebagai pemenuhan kebutuhan
rumah tangga mereka sendiri.
Modal adalah kebutuhan dasar untuk mendirikan atau
membuat suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh
pendapatan. Modal juga bisa dijadikan sebagai fondasi
dasar untuk menjalankan usaha, semakin banyak modal

57
maka akan semakin bagus juga kualitas dan kuantitas
hasil produksi, dan sebaliknya.
Kekurangan modal dalam produksi pertanian
masyarakat Jorong Guguak Puti Saindu mengakibatkan
hasil tani memiliki kualitas dan kuantitas yang kurang
bagus hal ini terjadi karena kurangnya asupan pupuk dan
racun insektisida yang diberikan kepada tanaman. “Bagi
masyarakat yang kekurangan biaya atau modal dalam
produksi pertanian, biasaya mereka meminjam kepada
tetangga, jika diberikan pinjaman maka pihak peminjam
memberikan pinjaman sebesar yang mereka pinjam
ketika hasil pertanian sudah terjual” (Gusniwati, 2022).
Adapun masyarakat juga memamfaatkan lahan berdua
dimana si pemilik lahan bekerja sama dengan pemodal,
pemilik lahan sebagai pekerja dan pemodal kadang
membantu sekali kali dan tentukan memberikan modal
agar bisa lahan tersebut dikerjakan oleh si pemilik tanah.
Dalam hal pemenuhan permodalan, bahkan petani
terpaksa meminjam kepada rentenir yang tentunya dapat
memberatkan mereka dengan bunga pinjaman nya.
Dimana bunga pinjaman tersebut dilarang keras oleh
agama islam. ”para petani terpaksa meminjam ke
rentenir jika tidak ada tetangga yang memiliki uang
untuk di pinjamkan. Ada beberapa petani yang

58
meminjam pembiayaan bank tetapi bank konvensional
dan tentunya ada bunganya, tetapi prospek pinjaman itu
tidak beralasan dasar pada pertanian. Mereka
menggadaikan bisa saja surat-surat kendaraan, sertifikat
rumah dll nya agar terpenuhi modal dalam produksi
pertanian mereka” (Gusniwati, 2022). Masyarakat
Jorong Guguak Puti Saindu jarang berinteraksi dengan
bank, karena menurut mereka berurusan dengan bank
berbelit belit, proses pengurusan nya panjang dan
berbagai alasan lainya. Padahal jika dikaji lebih dalam,
proses yang panjang itu berguna untuk meminimalisir
pembiayaan yang macet, tetapi masyarakat menganggap
berurusan dengan bank itu proses nya panjang jika
melakukan peminjaman pembiayaan.
Kekurangan modal merupakan hal yang menjadikan
masalah dalam masyarakat petani, jika modal kurang
tentunya tidak dapat membeli pupuk dan racun
insektisida yang bagus, hal hasil panen yang mereka
dapat kualitas dan kuantitasnya menjadi tidak cukup
bagus bahkan dapat menjadikan gagal panen akibat
hama. Pupuk merupakan bagian penting untuk
menunjang pertanian, di Jorong Guguak Puti Saindu
harga pupuk tergolong mahal.

59
Secara bertahap Indonesia pernah menggunakan
suatu cara yang disebut sebagai “rumus tani” atau rasio
harga pupuk dalam bentuk subsidi atau keringanan harga.
Secara garis besar, subsidi dipergunakan untuk
melindungi petani dimana menghindari resiko naik
turunnya harga hasil panen petani. Pada dasarnya jika
harga pupuk mahal tentunya para petani juga menaikkan
harga hasil tani guna menutupi harga pupuk yang dibeli
dan juga memperoleh keuntungan dan memberatkan
masyarakat yang membeli, namun jika harga pupuk bisa
dikatakan murah atau stabil maka tentunya harga hasil
panen yang dijual oleh para petani juga murah. Secara
umum, dapat dikatakan bahwa subsidi pertanian telah
cukup efektif walaupun belum dapat dievaluasi secara
menyeluruh (Arifin, 2013).
4. Potensial Produk Pembiayaan Bank Syariah Dalam
Menunjang Pertanian
Di Jorong Guguak Puti Saindu masyarakat nya yang
tergolong pendidikanya yang rendah, mereka takut berurusan
dengan lembaga bank dikarenakan mereka menganggap
prosedur mengurusnya yang panjang. Oleh karena itu
kurangnya kegiatan sosialisasi Lembaga Bank Syariah
(BPRS) yang paling dekat dengan Jorong Guguak Puti
Saindu, mengakibatkan masyarakat lebih memilih tidak

60
berurusan dengan lembaga bank. Padahal jika dilihat
pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah dapat memajukan
ekonomi agraris masyarakat Guguak Puti Saindu dengan
pembiayaan yang BPRS berikan.
Pembiayaan permodalan syariah menjadi salah satu
cara pembantu petani dalam masalah permodalan karena
metode akad yang digunakan lembaga syariah tentunya beda
dengan bank konvensional dimana bank syariah memiliki
akad dengan metode bagi hasil sedangkan bank konvensional
yang tentunya berpusat pada bunga. Pembiayaan syariah
dalam bidang pertanian juga memiliki kesempatan yang
besar, dimana faktor ini didukung oleh faktor demografi
Indonesia sendiri yang memiliki mayoritas penduduk yang
beragama muslim.
Sistem keuangan syariah di Indonesia telah didirikan
oleh beberapa lembaga keuangan. Salah satu lembaga
keuangan syariah yang tumbuh signifikan setiap tahun ke
tahun dan menunjukkan kinerja yang baik adalah Bank
Umum Syariah (BPRS). Bank Perkreditan Rakyat Syariah
atau di singkat dengan BPRS merupakan suatu lembaga
keuangan yang dibangun guna mengembangkan layanan
keuangan syariah dengan tujuan utama adalah menumbuhkan
dan meningkatkan usaha mikro, kecil dan menengah di
dalam pereknomian masyarakat.

61
Karena di Indonesia sendiri merupakan penduduk yang
mayoritas beragama islam dengan keuntungan itu
keberadaan bank syariah sangat diperlukan, dimana sistem
kinerja dan tata cara bank syariah sesuai dengan syariat islam
itu sendiri. Hal ini berlandaskan islam adalah agama yang
mengatur seluruh kehidupan manusia, baik itu dari segi
akidah, akhlak, ibadah, bermuamalah dan juga kehidupan
bermasyarakat (Abduh M.Khalid).
5. Akad-akad Pembiayaan Bank Syariah dalam Sektor
Pertanian
Tujuan pembiayaan tani jenis berjangka meliputi
pembiayaan untuk pembelian alat alat kerja contoh seperti
pembelian bibit, pupuk dan pestisida, cangkul, mesin bajak,
dan lain sebagainya sesuai alat alat pertanian. Ada beberapa
akad kerjasama yang dipakai oleh Bank Syariah seperti akad
Murabahah, Salam dan Paralel Salam. Tata cara Pembiayaan
Pertanian Murabahah adalah bentuk pembiayaan sewa
dimana barang yang dipilih oleh petani dijual oleh lembaga
pemberi pinjaman yaitu pihak Bank Syariah itu sendiri.
Akad Salam juga salah satu jenis akad yang dapat
digunakan untuk mempermudah pekerjaan petani yang
membutuhkan modal, dimana akad salam ini berguna dalam
pembelian suatu barang. Contoh nya petani ingin atau
membutuhkan alat mesin bajak sawah kemudian sipetani

62
melakukan pembiayaan modal ke lembaga keuangan dengan
akad salam, kemudian pihak bank membelikan alat tersebut
dengan harga yang mungkin tidak terlalu mahal karena bank
mempunyai nama dan reputasi baik, di istilahkan bank bisa
mendapatkan discount atau potongan harga. Kemudian
langkah terakhir petani yang berakad membayar angsuran
setiap bulanya sebesar pembiayaan yang dilakukan nya.
Adapun metode akad yang lain dapat digunakan dalam
melakukan pembiayaan yaitu Akad Musyarakah, dimana
Musyarakah merupakan akad digunakan untuk memudahkan
para petani juga karena bisa dilakukan pembayaran dalam
jangka pendek maupun pembayaran dengan menggunakan
jangka panjang yang sebagaimana sesuai dengan
kesepakatan pihak terkait.
D. Kesimpulan
Bertani merupakan salah satu faktor pendorong
perekonomian masyarakat di daerah Guguak Puti Saindu.
Pengolahan lahan pertanian yang meliputi pengolahan lahan,
penaburan benih, pencabutan bibit, menanam dan memanen.
Para petani di daerah Guguak Puti Saindu sendiri memiliki
keunikan tersendiri dimana didalam satu lahan atau satu
petak tanah mereka bisa menanam 2 sampai 3 macam sayur
sayuran, seperti cabai dengan tomat, sayur kol dengan sayur
sawi, cabai rawit dengan sawi, dll nya. Mereka

63
menggabungkan itu untuk menghemat pupuk karena pupuk
yang digunakan oleh tanaman sayur itu memiliki mamfaat
yang sama bagi tanaman tersebut.
Penurunan kualitas dan kantitas hasil pertanian akan
berpengaruh terhadap perekonomian pada masyarakat Jorong
Guguak Puti Saindu itu sendiri, terlebih lagi sebagian besar
masyarakat Guguak Puti Saindu berprofesi sebagai petani
yang menjadikan sumber mata pencaharian mereka yang
tidak hanya semata mata sebagai cara untuk memperoleh
pendapatan saja, namun juga sebagai pemenuhan kebutuhan
rumah tangga mereka sendiri. Kekurangan modal dalam
produksi pertanian masyarakat Jorong Guguak Puti Saindu
mengakibatkan hasil tani memiliki kualitas dan kuantitas
yang kurang bagus hal ini terjadi karena kurangnya asupan
pupuk dan racun insektisida yang diberikan kepada tanaman.
Kegiatan lembaga keuangan syariah dapat membantu
petanian di Jorong Guguak Puti Saindu dalam pemenuhan
modal produk pertanian mereka, namun karena kekurangan
informasi tentang sistem dan tata cara transaksi dari produk
yang mereka tawarkan oleh bank syariah sehingga mereka
kurang berinteraksi dengan lembaga keuangan syariah.
Sebenarnya lembaga keuangan syariah dapat menunjang
pertumbuhan dan kemajuan pertanian di daerah dengan
memberikan modal baik itu dengan akad yaitu akad

64
mudharabah, musyarakah, akad salam juga bisa dijadikan
sebagai alternatif untuk mensubsidi petani, cara itu dapat
memberikan peluang untuk diterapkan karena berbasis
pertanian.
Permasalahan yang selalu dihadapi oleh para petani
adalah bagian modal mereke sendiri, dengan kata lain,
dengan adanya produk pembiayaan pada lembaga
pembiyaan memiliki potensi menyakinkan untuk memajukan
pertanian di Indonesia.
Dengan begitu dapat kita tarik sebuah kesimpulan
dimana produk pembiayaan bank syariah dapat menunjang
dan membantu permodalan masyarakat pertanian di Jorong
Guguak Puti Saindu, dengan kata lain produk-produk
pembiayaan bank syariah memiliki potensial yang bagus
dalam pengembangan perekonomian agraris di Indonesia

Daftar Pustaka

65
Buku Teks
Arifin, B. (2013). Ekonomi Pembangunan Pertanian. Bogor:
IPB Press.
Su’ud, H. (2007). Pengantar Ilmu Pertanian. Banda Aceh:
Yayasan PeNA.
Jurnal Ilmiah
Djoewito, W., Haryanto, T., & Hidayati, N.A. (2009).
Ekonomi Pertanian. Jawa Timur: Airlangga University
Press.
Hasim, D. (2018) Studi Komparatif Terenduksinya Kampung
Nelayan Di Kota Tidore kepulauan Dan Kota Ternate
Provinsi Maluku Utara, Jurnal Ekonomi
Pembangunan, VI (1).
Hamid, E.S. 1986. Rekaman dari Seminar Dalam Kredit
Pedesaan di Indonesia. Mubyarto dan Edy Suandi
Hamid (Eds.) BPFE Yogyakarta
Soekartawi, 1996. Panduan Membuat Usulan Proyek
Pertanian Dan Pedesaan. (penerbit Andi, Yogyakarta)
Syukur, M. 2005. Perspektif Pembiayaan Syariah untuk
Sektor Pertanian. Mimeo.
Tampubolon, S.M.H 2002, Kredit untuk Petani
Wawancara

66
Gusniwati, wawancara Pribadi. Faktor Permodalan
Masyarakat Jorong Guguak Puti Saindu. Minggu 31 Juli
2022
Website
Abduh M Khalid dalam
http://www.amanahummah.co.id/index.php?option=com_con
tent&view=article&id=153%3Arepublika&catid=42%3Arok
stories&Itemid=29

67
68
PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PRODUK
PERBANKAN SYARIAH DAERAH JORONG
BINTUNGAN, NAGARI PANYALAIAN, KABUPATEN
TANAH DATAR
Dinda Rahma Yuli
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah
Email : rahmayulidinda@gmail.com

Abstrak
Bagi masyarakat diseluruh Indonesia maupun dunia, kata
bank bukan lagi sesuatu yang asing untuk di dengar. Bank
sendiri telah berdiri sejak lama dan dipergunakan untuk
kebutuhan dalam menyimpan dan mengelola dana dan lain-
lainya. Di Indonesia, mayoritas masyarakat beragama islam,
sehingga diciptakannya bank yang berbasis syariah atau
biasanya disebut dengan bank syariah. Pada bank syariah
prinsip-prinsip yang diterapkan haruslah sesuai dengan
kaidah-kaidah yang telah ditentukan dalam agama untuk
meningkatkan kenyamanan setiap masyarakat. Bank syariah
juga menyediakan beberapa produk yang dapat dipilih dan
dipergunakan oleh masyarakat dalam melakukan aktivitas
diperbankan atau menggunakan jasa perbankan. Maka dari
itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pemahaman masyarakat di Jorong Bintungan, Nagari
Panyalaian, Kab. Tanah Datar terhadap produk-produk yang
terdapat pada perbank-an syariah. Metode dalam penelitian
ini yang digunakan yaitu menggunakan data primer dan data
sekunder untuk mendapatkan informasi yang mendetail.
Dimana data primer ini dilakukan dengan melakukan
wawancara pada masyarakat setempat sedangkan data
sekunder dengan cara memperoleh dari internet, jurnal, buku
dan lain-lainya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

69
masyarakat di Jorong Bintungan, Nagari Panyalaian, Kab.
Tanah Datar sudah ada yang mengenal atau mengetahui apa
itu bank syariah namun masih banyak masyarakat Jorong
Bintungan Nagari Panyalaian, Kab. Tanah Datar yang
kurang mengetahui apa saja produk-produk yang ada pada
bank syariah. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap
produk-produk yang tersedia pada bank syariah tersebut
dapat dikarenakan salah satunya kurangnya sosialisasi yang
didapatkan oleh masyarakat.

Kata Kunci : Bank syariah, produk, pengetahuan


masyarakat

A. Pendahuluan
Sektor perbankkan bukan lagi sesuatu yang asing untuk
diketahui oleh khalayak banyak. Dimana sector perbankan
ini berhubungan dengan aktivitas keuangan. Perkembangan
dari perbankan ini merupakan sebuah kemajuan yang sangat
pesat, dengan kemajuan tersebut bank diharapkan dapat
mendorong pencapaian perekonomian kejenjang yang lebih
tinggi lagi dikarenakan dengan adanya bank maka dapat
menopang dalam membangun ekonomi nasional . Perbankan
sendiri merupakan lembaga keuangan yang sah dan legal
dimata dunia sehingga sector perbankan tidak dapat
diremehkan sama sekali keberadaannnya. Apalagi dengan
adanya sifat keamanan dan kehati-hatian yang diberikan
bank akan membuat pengguna jasa bank atau nasabah
menjadi lebih nyaman dalam melakukan aktivitas
diperbakan.

70
Berdasarkan sistemnya, bahwasanya kita dapat
mengenal dua jenis perbankan, yaitu bank bersifat
konvensional dan bank bersifat syariah. Bank konvensional
merupakan lembaga keuangan yang menggunakan system
suku bunga sedangkan bank syariah merupakan lembaga
keuangan yang menggunakan sistem bagi hasil, dimana
bank syariah ini mengikuti prinsip-prinsip yang sesuai
dengan aturan syariah.
“Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya
mengacu pada hukum islam dan dalam kegiatannya tidak
membebankan bunga” (Kasmir, 2004: 11) Dengan adanya
sistim yang sesuai dengan aturan syariah seperti bagi hasil
ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam persoalan
riba atau adanya bunga bank.
Dilihat dari tahun ketahun, perkembangan bank syariah
meningkat dengan baik, hal ini dapat mendorong bank
syariah untuk mencapai tahap yang lebih tinggi lagi. Dengan
berdirinya dan berkembangnya bank syariah diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan dan minat dalam masyarkat
untuk melakukan aktivitas dan menggunakan jasa pada bank
syariah. Karena dalam bank memiliki pelaksanaan yang
bersifat kehati-hatian, keadilan, kejujuran dan juga
keamanan. Pada perbankan, bank syariah dan bank
konvensional memiliki kesamaan yaitu terlihat pada

71
pengelolaan dananya. Namun pada prinsipnya memiliki
perbedaan tersendiri dimana yang telah dijelaskan bahwa
bank syariah lebih menggunakan prinsip-prinsip syariah atau
hukum yang sesuai dengan ajaran islam. Dengan adanya
bank syariah ini tentunya pihak bank syariah juga memiliki
produk-produk yang dapat memperlancar masyarakat untuk
melakukan kegiatan bertransaksi atau aktivitas yang
berkenaan pada bank syariah.
Dengan tersedianya produk-produk yang ada di bank
syariah ini maka diperlukan pemahaman dari masyarkat
terhadap produk-produk yang di sediakan oleh bank syariah
tersebut, sehingga dengan fenomena ini, penulis ingin
mengetahui tentang Bagaimana pemahaman masyarakat
terhadap produk perbankan syariah daerah Jorong
Bintungan, Nagari Panyalaian, Kab. Tanah Datar.
B. Metode Penelitian
Metode yang dipakai pada penelitian ini merupakan
metode data primer dan metode data sekunder. Data primer
yaitu menggunakan data yang turun kelapangan dan
melakukan wawancara kebeberapa masyarakat yang berada
di daerah Jorong Bintungan, Nagari Panyalaian guna
memperoleh informasi yang berhubungan dengan apa yang
akan diteliti. Dalam melakukan sebuah penelitian, teknik
pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara

72
random (acak). Data ini diambil langsung dari hasil
wawancara yang dilakukan di Jorong Bintungan Nagari
Panyalaian, Kab Tanah Datar. Sedangkan untuk data
sekunder merupakan data yang diambil dari buku ataupun
jurnal yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti. Ini
digunakan untuk membantu dalam menunjang sebuah
penelitian yang sedang dijalankan.
C. Pembahasan
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu informasi yang
didapatkan baik itu melalui pembelajaran atau
pengalaman dan lain-lainnya.
Skripsi berjudul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Produk Perbankan Syariah (Studi Kasus
Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar)”. Zaira
Khairina (2019) menyimpulkan bahwa “tingkat
pengetahuan bermula dari tahu tentang materi yang sudah
dipelajari yang kemudian dapat dijelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui kalau kemampuan atau
pengetahuan itu digunakan untuk menyusun pengetahuan-
pengetahuan baru dari pengetahuan yang sudah ada,
kemudian pengetahuan-pengetahuan ini di evaluasi atau
dinilai terhadap suatu objek”.

73
2. Bank Syariah
Lembaga keuangan syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatannya berdasarkan standar syariah
dan melalui jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah
(BUS) Dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
BUS merupakan bank syariah yang dalam kegiatannya
memberikan pelayanan dalam trafik harga. Sedangkan
BPRS adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak
lagi memberikan penawaran(jasa) dalam lalulintas biaya
(Nikensari, 2012: 130). Menurut Undang-Undang No. 21
tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum islam.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
bank syariah dapat diartikan sebagai lembaga keuangan
yang menjalankan usahanya berdasarkan aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh syariat islam, dimana tidak
terlepas dari Al-Qur’an dan Hadits, serta dalam kegiatan
usahanya tidak boleh ada atau dilarang keras adanya
unsur-unsur seperti riba, gharar, haram, maisir dan zalim

74
3. Produk-Produk Bank Syariah
a. Penghimpunan dana
Kegiatan usaha bank syariah dalam
menghimpun dana dari masyarakat bermacam-
macam bentuknya (Yusmad, 2018)
1) Titipan (Wadiah)
Pengertian wadiah menurut ascarya adalah
akad penitipan barang/uang antara pihak yang
mempunyai barang/uang dan pihak yang
diberikan kepercayaan dengan tujuan untuk
menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan
barang/uang tersebut (dalam Yusmad, 2018: 50).

2) Investasi (Mudharabah)
Pengertian mudharabah menurut ascarya
adalah akad antara pihak pemilik modal
(shahibul mal) dengan pengelola (Mudharib)
untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan.
Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi
berdasarkan nisbah yang telah disepakati pada
awal akad. (dalam Yusmad, 2018: 52).

75
b. Penyaluran Dana
Pada penyaluran dana menggunakan prinsip
bagi hasil dalam perbankan syariah, prinsip tersebut
yaitu (Hasan, 2014: 222-230)
1) Musyarakah
Musyarakah merupakan perjanjian
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam
menjalankan usaha tertentu dimana setiap pihak
memberikan kontribusi dana atau keahlian
(expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan yang telah dijanjikan diawal.
2) Mudharabah
Mudharabah merupakan suatu bentuk
kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana
pemilik modal (shahibul maal) menitipkan
sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dan membuat kesepakatan bagi hasil.
3) Muzara’ah
Muzara’ah adalah perjanjian kerja sama
pengolahan hasil pertanian antara pemilik tanah
dan petani, dimana pemilik tanah menyediakan
tanah pertanian untuk ditanami dan dirawat

76
dengan imbalan persentase tertentu dari hasil
panen mereka.
4) Musaqah
Musaqah adalah bentuk yang lebih
sederhana dari muzara’ah di mana si penggarap
hanya bertangung jawab untuk menyirami dan
memeliharanya. Petani atau penggarap berhak
atas persentase tertentu dari hasil panen.
Menurut Antonio (2019) pada perbankan
syariah terdapat prinsip jual-beli, diantaranya yaitu :
1) Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli
dimana lembaga keuangan menyebut besaran
keuntungan. Lembaga keuangan bertindak
sebagai penjual, sedangkan konsumen bertindak
sebagai pembeli. Biaya promosi(jual) adalah
harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan. Kedua belah pihak harus menyetujui
tingkat promosi dan jangka waktu pembayaran.
Tarif promosi dimaksud dalam kontrak jual beli
dan jika telah disepakati tidak dapat diubah
selama berlakunya kontrak. Dalam perbankan,
mudharabah dilakukan dengan potensi
pembayaran angsuran. Dalam transaksi ini

77
barang dikirim sekaligus setelah akad sedangkan
biaya dicicil.
2) Salam
Salam adalah transaksi jual beli yang
barang yang diperjual belikan belum ada atau
penyerahan barangnya dilakukan kemudian hari,
sedangkan pembebanan(pembayaran) dilakukan
dimuka. Oleh karena itu, barang dikirim dengan
cara ditangguhkan sementara harga dibuat secara
tunai. Lembaga keuangan bertindak sebagai
pembeli, sedangkan nasabah bertindak sebagai
penjual. Dalam praktek perbankan ketika barang
telah diserahkan ke bank, bank akan
mempromosikannya kepada rekanan nasabah
atau kenasabah itu sendiri dalam bentuk tunai
atau secara mencicil.
3) Istishna
Istishna adalah kontrak penjualan antara
klien dan produsen barang. Menurut Jumhur
Fuqaha, istishna adalah jenis khusus akad salam.
Barang dagangan istishna menyerupai produk
salam, namun dalam istishna pembayaran dapat
dilakukan melalui bank dalam beberapa kali
pembayaran.

78
Pada bank syariah terdapat prinsip sewa
menyewa antara lain yaitu: (Antonio, 2009)
1) Ijarah
Ijarah adalah akad peralihan hak pakai
(manfaat) atas suatu barang dalam jangka waktu
tertentu dengan pelunasan sewa kecuali diikuti
dengan pemindahan hak milik atas barang itu
sendiri.
2) Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik (IMBT).
Ijara muntahia bit tamlik adalah gabungan
dari akad jual beli dan sewa, atau sebagai
pengganti akad sewa yang berakhir dengan
kepemilikan barang di tangan penyewa, atau kata
lain sewa beli. Ijarah adalah kumpulan kegiatan
persewaan barang bergerak dan tidak bergerak
dengan cara memberikan pilihan atau alternatif
kepada penyewa untuk akhirnya membeli barang
yang disewa.
3) Produk Jasa atau akad Pelengkap
Prinsip Pertama Hiwalah (Pengalihan
Utang Piutang) adalah perjanjian yang
memberikan hak atau kewajiban dari pihak
pertama kepada pihak kedua, atau sebaliknya,
untuk menuntut pembayaran atau membayar dari

79
pihak ketiga, pembayaran hutang yang terutang
oleh pihak ketiga kepada pihak pertama.
Prinsip Kedua Qord Al Hasan yaitu
Produk layanan yang memberikan bantuan
keuangan jangka pendek dan cepat kepada
pelanggan. Produk ini digunakan untuk
mendukung usaha kecil dan kebutuhan social.
Dana yang digunakan bank berasal dari dana
zakat, infaq dan sodaqoh.
Prinsip ketiga wakalah adalah Produk
layanan yang memungkinkan bagi nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili
dirinya untuk melaksanakan pekerjaan jasa
tertentu seperti transfer
Prinsip ke-empat Kafalah yaitu
Kontrak jaminan yang dibuat oleh satu pihak
kepada pihak lain. Penberijaminan bertanggung
jawab untuk membayar kembali kewajiban
pelanggan atau melakukan layanan tertentu yang
menjadi hak penerimajaminan. Aplikasi ke bank
utama ini dikenal sebagai bank garansi
Prinsip ke-lima Rahn adalah Kontrak
utang yang menawarkan komoditas sebagai
jaminan utang. Bank memiliki hak untuk menjual

80
angunan apabila nasabah tidak dapat membayar
kembali pinjamannya (Kambali, 2021: 25-26)
Produk jasa lainnya yaitu Sharf yaitu
jasa layanan penukaran mata uang. Jual beli
valuta asing pada umumnya diperbolehkan
selama memenuhi unsur sharf.(Nikensari, 2012)
D. Pemahaman masyarakat Jorong Bintungan, Nagari
Panyalaian, Kab. Tanah Datar terhadap produk bank
syariah.
Penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara
kebeberapa masyarakat di daerah Jorong Bintungan, Nagari
Panyalaian, Kab.Tanah Datar. Pemahaman masyarakat
Jorong Bintungan, Nagari Panyalaian terhadap bank syariah
yang telah saya wawancarai mengetahui akan adanya
keberadaan sebuah bank syariah. Dan untuk pemahaman apa
itu bank syariah, masyarakat yang saya wawancarai sebagian
juga mengetahui apa itu bank syariah. Dimana masyarkat
mengetahui bahwa bank syariah merupakan bank yang
menjalankan aktivitasnya sesuai syariah islam.
Menurut ibuk Alvi yang saya wawancarai tentang bank
syariah dan produk bank syariah, beliau mengatakan bahwa
“Saya mengetahui adanya bank syariah, bank syariah itu
adalah bank yang aturanya sesuai dengan syariat islam,
untuk produknya saya tidak tahu apa saja, untuk sosialisasi

81
dari bank syariah saya tidak ada” jawaban ibuk alvi ini sama
dengan ibuk indah yang saya wawancarai, dimana ibuk indah
mengetahui adanya bank syariah dan tahu bank syariah
sesuai dengan syariat islam namun beliau tidak tahu produk-
produk yang ada pada bank syariah dan ibuk indah tidak ada
mendapatkan sosialisasi dari bank syariah.
Dari jawaban ibuk alvi dan ibuk indah, mereka
mengetahui bahwa adanya bank syariah dan apa itu bank
syariah. Namun, ibuk alvi dan ibuk indah tidak tahu
mengenai produk-produk apa saja yang tersedia dan
ditawarkan oleh bank syariah serta ibuk alvi dan ibuk indah
belum pernah mendapat sosialisasi dari pihak bank syariah.
Sehingga beliau kurang mendapatkan informasi mengenai
produk-produk bank syariah. Untuk saat ini Ibuk indah dan
ibuk alvi hanya menggunakan bank konvensional dikarena
telah lama menggunakan bank konvensional
Selanjutnya saya melakukan wawancara kepada ibuk
dewi dan ibuk sri warni, dimana ibuk dewi dan ibuk sri warni
mengatakan bahwa mereka tahu bank syariah dan juga dulu
pernah menabung dibank syariah karena adanya sosialisasi
dari bank syariah yang datang dan juga membantu dalam
proses pelaksanaan menabung, namun untuk produk-produk
terkait beliau tidak terlalu mengetahui dan mengingat lagi
dikarena beliau saat proses pelaksanaan menabung dibantu

82
oleh pihak sosialisasi dari bank syariah dan sosialisasi
tersebut sudah cukup lama. Namun untuk saat ini beliau
tidak lagi menabung di bank syariah.
Dari penjelasan tersebut, ibuk dewi dan ibuk sri warni
mengetahui adanya bank syariah dan juga sempat melakukan
transaksi dengan menabung dibank syariah dengan adanya
sosialisasi dari pihak bank yang membantu, namun
sosialisasi tersebut sudah cukup lama didapatkan beliau
sehingga beliau sudah tidak terlalu mengetahu dan
mengingat produk-produk yang terdapat pada bank syariah
dan juga ibuk sri warni juga telah tidak lagi menabung
dibank syariah.
Wawancara lainnya yang saya lakukan adalah dengan
ibuk Salvia, dimana ibuk Salvia mengatakan “saya tidak tahu
tentang hal seperti itu” Beliau tidak tahu bank syariah dan
juga tidak tahu apa saja produk yang ada pada bank syariah
dan beliau juga belum ada mendapatkan sosialisasi terkait
bank syariah.
Dari hasil wawancara yang saya lakukan di Jorong
Bintungan, Nagari Panyalaian. Masyarakat banyak yang
mengetahui adanya bank syariah selain bank konvensional
dan dari masyarakat yang saya wawancarai juga telah ada
yang dulunya menabung di bank syariah. Namun masih ada
masyarakat yang belum mengetahui bank syariah dan

83
produk-produk bank syariah. Dalam hasil wawancara yang
saya lakukan, masyarakat juga banyak yang belum
mengetahui produk-produk bank syariah apa saja yang ada di
bank syariah yang akan ditawarkan kepada nasabah.
Sebagian masyarakat yang saya wawancara juga mengatakan
bahwa belum ada mendapat sosialisasi terkait bank syariah
sehingga dapat dikatakan sosialisasi pada masyarakat masih
belum merata. Tidak meratanya sosialisasi atau promosi
yang dilaksanakan dapat membuat masyarakat tidak
memahami/mengetahui macam-macam produk yang tersedia
dalam bank syariah. Padahal dengan tahunya masyarakat
terhadap produk-produk bank syariah dapat menumbuhkan
keinginan atau minat masyarakat untuk menggunakan jasa
lembaga keuangan syariah. Minat sendiri dapat dikatakan
sebagai kecendrungan atau ketertarikan yang dirasakan
terhadap sesuatu.
Minat memiliki dua dimensi: dimensi kognitif dan
dimensi emosional. Dimensi kognitif berarti bahwa minat
selalu didahului oleh pengetahuan, pengetahuan yang
diperoleh dan dikembangkan, pemahaman dan konsep, hasil
pengalaman atau interaksi dengan lingkungan.Dimensi
emosional mengacu pada tingkat emosional yang dinyatakan
dalam proses evaluasi untuk menentukan kegiatan yang
disukai. Oleh karena itu ketika suatu kegiatan melibatkan

84
kepentingan pribadi yang kuat, ia akan memperhatikan
dengan seksama terhadap kegiatan tersebut. Aspek human
interest mengikuti pembelajaran fiqh sangat kuat dan juga
menjadi dasar untuk menciptakan situasi belajar yang
kondusif dimana keinginan dapat terpenuhi. (Andi Achru P.,
2019: 205)
Jadi diharapkan bank syariah dapat kembali melakukan
sosialisasi kepada masyarakat secara merata untuk
meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan jasa
pada bank syariah. Terutama pada macam-macam produk
yang terdapat pada bank syariah dikarenakan produk bank
syariah merupakan salah satu kebutuhan yang akan
meningkatkan minat masyarakat
E. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas kita dapat menarik
sebuah kesimpulan bahwasanya :
1. Bank syariah dapat diartikan sebagai lembaga keuangan
yang menjalankan bisnisnya berdasarkan aturan hokum
islam, yang tidak terlepas dari Al-Qur’an dan Hadist, serta
dalam kegiatan usahanya tidak boleh ada atau dilarang
keras adanya unsur-unsur seperti bunga uang (riba),
gharar, haram, maisir dan zalim. bank syariah juga
memiliki/menyediakan produk-produk yang dapat
memperlancar dan mempermudah masyarakat dalam

85
melakukan transaksi atau aktivitas yang berkenaan pada
bank syariah. Seperti pada penghimpunan dana terdapat
akad (investasi)Mudharabah dan wadi’ah. Pada
penyaluran dana terdapat akad bagi hasil, jual-beli, sewa
menyewa dan akad pelengkap. Pada jasa bank lain seperti
sharf dan ijarah.
2. Pemahaman pada masyarakat Jorong Bintungan, Nagari
Panyalaian, Kab. Tanah Datar terhadap produk-produk
yang terdapat pada bank syariah masih banyak yang
belum mengetahui produk perbankan syariah yang ada.
Untuk meningkatkan minat pada masyarakat tersebut
maka diperlukannya sosialisasi terkait bank syariah yang
merata kepada masyarakat agar adanya peningkatan
penggunaan jasa perbankan syariah.

86
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2019. Bank Syariah Dari
Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insan.
Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Perbankan Syariah (Sebuah
Pengantar). Jakarta : Referensi(GP Press Group)
Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Nikensari, S. I. (2012). Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah
& Aplikasinya. Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI
PUTRA.
Yusmad, Muammar Arafat. 2018. Aspek Hukum Perbankan
Syariah Dari Teori Ke Praktik. Yogyakarta :
Deepublish
Jurnal
Andi Achru P. 2019. Pengembangan Minat Belajar Dalam
Pembelajaran. Jurnal Idaarah, Vol. III, No. 2. UIN
Alauddin Makassar
Kambali, Muhammad (2021) Produk Operasionalisasi
Bank Syariah: Studi Penerapan Prinsip Syariah Pada
Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Islam Malasya
Berhard (BIMB). Al-Iqtishod: Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Ekonomi Islam.
Skripsi
Khairina, Zaira. 2019. Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Produk Perbankan Syariah ( Studi Kasus

87
Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh
Besar).skripsi. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry Banda Aceh.
Narasumber
Alvi Syukrina. Wawancara Pribadi. Senin, 16 Agustus 2022
Indah Purnama Sari. Wawancara Pribadi. Senin, 15 Agustus
2022
Salvi. Wawancara Pribadi. Senin, 17 Agustus 2022
Sri anggra dewi. Wawancara Pribadi. Senin, 17 Agustus
2022
Sri Warni. Wawancara Pribadi. Senin, 17 Agustus 2022

88
PREFERENSI MASYARAKAT DALAM
MENGGUNAKAN PRODUK TABUNGAN BANK
KONVENSIONAL DIBANDING BANK SYARIAH DI
NAGARI SIMPANG PULAI KABUPATEN SOLOK
Fadila Primayeszky
FEBI, Perbankan Syariah
Email : primayeszkyfadila@gmail.com

Abstrak
Artikel ini berjudul “Preferensi masyarakat dalam
menggunakan produk tabungan bank konvensional
dibanding bank syariah di nagari simpang pulai kabupaten
solok”. Ditulis oleh Fadila Primayeszky, mahasiswa program
studi S1 Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN)
Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kenapa minat masyarakat
Simpang Pulai lebih memilih bank konvensional dari pada
bank syariah dan untuk mengetahui bagaimana minat
masyarakat antara bank konvensional dengan bank syariah.
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Lapangan dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Untuk mengumpulkan data, peneliti
menggunakan teknik wawancara dan internet.

Kata Kunci : Minat Masyarakat, Bank konvensional dan


Bank Syariah.

A. Pendahuluan
Preferensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah pilihan, kecenderungan, minat atau kesukaan.
Preferensi merupakan kecenderungan untuk memilih sesuatu
yang lebih disukai dari pada yang lainnya. Preferensi disini

89
bisa juga diartikan sebagai hal yang menjadi dasar seseorang
minat terhadap sesuatu yang mereka sukai atau mereka pilih.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat. Perbankan
merupakan pendorong perekonomian. Di Indonesia, industri
perbankan terbagi menjadi dua yaitu bank konvensional dan
bank syariah.
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang Perbankan, menjelaskan bank yaitu
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk kredit ataupun bentuk lainnya untuk meningkatkan
taraf hidup rakyat. Dengan ini, usaha perbankan terdapat tiga
kegiatan utama, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana,
dan memberikan jasa bank lainnya (Arlen, 2021).
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki
jumlah warga negara muslim terbanyak didunia.
Pada masa yang canggih ini seharusnya masyarakat
lebih bisa mengetahui lebih lagi tentang bank syariah
terutama tentang produk atau sistem yang ada di bank
syariah, sehingga bank syariah dapat menarik minat
masyarakat untuk menggunakan bank syariah karena
pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat yang cukup.

90
Sedangkan pada bank konvensional sama-sama kita
ketahui bahwa pada bank konvensional ini mereka
menerapkan sistem bunga. Yang mana bunga ini di bayar
tetap atau setiap bulannya. Sistem bungan ini tidak
memandang untung dan rugi antara nasabah dengan pihak
bank, tentu hal seperti ini adalah larangan yang harus
dihindari dalam ajaran islam karena termasuk ke dalam riba.
Dan juga sistem ini hanya menguntungkan satu pihak dan
merugikan pihak lainnya.
Dari sekian banyak pemerintah melakukan pendirian
bank syariah di beberapa kota di Indonesia, ternyata bank
konvensional masih menjadi bank yang memiliki banyak di
gunakan oleh masyarakat. Walaupun sudah bertentangan
dengan ajaran islam tetapi masih banyak masyarakat yang
tetap menggunakan bank konvensional untuk melakukan
transaksi. Hal ini dapat diartikan bahwa minat masyarakat
terhadap bank konvensional masih tinggi dari pada minat
masyarakat terhadap bank syariah. Saat ini bank
konvensional dengan bank syariah dapat dipilih oleh
masyaakat sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.
Bank syariah adalah bank yang menggunakan sistem
perbankan sesuai dengan prinsip syariah yaitu berdasarkan
Al-Quran dan Hadist. Walaupun masyarakat indonesia
mayoritas muslim, kehadiran bank yang berdasarkan prinsip

91
syariah masih terasa asing dibandingkan bank konvensional.
Hal inilah yang menyebabkan kebingungan pada masyarakat
karena munculnya lembaga keuangan yang berlandaskan Al-
Quran dan Hadist.
Minat merupakan ketertarikan seseorang atau
masyarakat terhadap sesuatu yang menjadikan mereka
tertarik. Rasa minat sendiri tidak bisa timbul dengan
sendirinya tanpa ada yang menjadi dasarnya misalkan minat
dalam menabung dan menggunakan produk pada bank.
Penulis telah melakukan wawancara kepada beberapa
masyarakat di Simpang Pulai, Kecamatan Kubung,
Kabupaten Solok mengenai minat masyarakat terhadap bank
konvensional dan bank syariah. Dari hasil wawancara
terhadap beberapa masyarakat, mereka berminat
menggunakan bank konvensional karena sudah dari dulu
menggunakan bank konvensional ini bahkan sebelum adanya
bank syariah. Oleh karena itu mereka sudah terbiasa
menggunakan bank konvensional. Dan bank konvensional
sudah ada dimana mana dan mudah untuk ditemukan, hal
inilah yang mempermudah mereka untuk melakukan
transaksi tanpa kesusahan untuk mencari bank konvensional.
Dan beberapa masyarakat yang lebih berminat
terhadap bank syariah menyampaikan bahwa, mereka
berminat karena pada bank syariah tidak terdapat bunga atau

92
riba yang dimana riba di larang dalam islam, juga tidak
adanya potongan di setiap bulannya. Mereka berpikir bahwa
bank syariah ini dapat di gunakan oleh masyarakat yang
memiliki ekonomi menengah ke bawah dan juga mereka
beranggapan bank syariah mempermudah nasabahnya dalam
melakukan transaksi tanpa ada sistem keuntungan atau rugi
yang hanya di tanggung oleh sepihak saja.
Dari wawancara tersebut ada beberapa masyarakat
beranggapan bahwa sistem pada bank syariah seperti bagi
hasil sama dengan sistem bunga pada bank konvensional.
Masyarakat mengklaim, bahwa bagi hasil hanyalah nama
lain dari sistem bunga.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul: “Preferensi masyarakat
dalam menggunakan produk tabungan bank konvensional
dibanding bank syariah di nagari simpang pulai kabupaten
solok”.
B. Metode Penelitian
Dalam mendapatkan data-data untuk penelitian ini,
telah dilakukan wawancara dengan masyarakat sekitar.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli tahun 2022,
tepatnya di nagari simpang pulai kabupaten solok.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
kepada masyarakat setempat dengan cara bertanya secara

93
langsung yang bertujuan agar peneliti dapat mengetahui
perbandingan minat masyarakat terhadap bank konvensional
dengan bank syariah.
C. Pembahasan
Penyebabkan masyarakat Simpang Pulai lebih
memilih bank konvensional dibanding bank syariah., karena
faktor dari dalam diri sendiri dan faktor dari luar seperti
faktor pengetahuan, faktor motivasi, faktor kepercayaan,
faktor keluarga, produk dan lokasi.
Berdasarkan hasil penelitian pada masyarakat
Simpang Pulai, ada beberapa faktor penyebab masyarakat
lebih memilih bank konvensional dibanding bank syariah
atau sebaliknya yaitu :
1. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
dapat mendorong masyarakat untuk bisa menentukan
pilihannya sesuai dengan informasi atau pengetahuan
yang mereka punya. Pengetahuan sendiri merupakan
bentuk dari keingintahuan seseorang terhadap suatu objek
yang mereka rasa itu penting untuk mereka cari tahu.
Bentuk dari pengetahuan ini bisa melalui antar manusia
dengan manusia, penglihatan, atau indra yang bisa
menghasilkan pengetahuan baru. Tidak hanya melalui
manusia saja tapi dengan memanfaatkan teknologi yang

94
sudah berkembang saat ini bisa menjadi ladang ilmu baru
untuk dapat menghasilkan pengetahuan yang terbaru,
yang dimana teknologi selalu cepat mengeluarkan
informasi terbaru setiap harinya.
Seperti halnya pengetahuan masyarakat terhadap
produk dan jasa pada Perbankan merupakan sumber
utama agar masyarakat paham dan tahu ingin
menggunakan produk atau jasa dari bank yang mereka
ketahui sistem kerja bank tersebut. Oleh karena itu,
pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap produk
atau jasa pada bank dapat menyebabkan minat yang
kurang akibat keterbatasan pengetahuan atau ilmu yang
mereka miliki terhadap bank tersebut.
Pada masyarakat Simpang Pulai, banyak masyarakat
yang mengaku belum mengetahui tentang produk bank
syariah, seperti bagaimana sistem bagi hasil itu. Bahkan
ada yang berpendapat bahwa sistem bagi hasil pada bank
syariah sama dengan sistem bunga pada bank
konvensional. Masyarakat juga menuturkan bahwa
mereka tidak mengetahui juga belum terlalu tahu tentang
produk dan proses kerja dalam bank syariah. Hal inilah
yang menyebabkan masyarakat lebih menggunakan bank
konvensional.

95
Ada beberapa masyarakat yang sudah paham dan
tahu bagaimana sistem bagi hasil pada bank syariah dan
mencari tahu lebih dalam lagi tentang produk atau jasa
pada bank syariah. Walaupun minimnya pengetahuan
masyarakat tentang sistem bank syariah, rasa ingin tahu
mereka terhadap bank syariah ternyata masih ada.
Dari hasil penelitian, rata-rata masyarakat berpikir
bahwa sistem bagi hasil sama dengan sistem bunga.
Kalimat bagi hasil hanya bahasa samaran agar terdengar
seperti memakai prinsip syariah. Pada situasi seperti ini
terlihat jelas pengetahuan dan informasi yang di dapat
oleh masyarakat masih sedikit.
2. Faktor Movitasi
Dalam penelitian ini, motivasi masyarakat berminat
pada bank syariah yaitu tidak adanya unsur riba dan
memakai prinsip syariah. Pada faktor motivasi ini bisa
menjadi bentuk pendorong masyarakat ke arah yang
mereka inginkan. Motivasi ini ada karena mereka merasa
perlu dan butuh pada objek tersebut. Faktor motivasi ini
bisa datang dari dalam diri sendiri atau dari lingkungan.
Dari hasil penelitian, rata-rata masyarakat yang
sudah menggunakan tabungan bank syariah termotivasi
karena diri sendiri. Mereka sadar bahwa di dalam islam
riba di haramkan, oleh karena itu mereka beralih

96
menggunakan bank syariah. Dalam wawancara, terlihat
mereka belum terlalu mengenal tentang produk pada bank
syariah yang mereka tahu hanya sistem bagi hasil tapi itu
hanya sebagian dari mereka saja. Selebihnya hanya
termotivasi karena takut ada unsur riba pada bank
konvensional.
3. Faktor Keluarga
Faktor keluarga juga berperan sebagai bentuk minat
masyarakat terhadap produk bank yang ingin digunakan.
Salah satu contohnya seperti antara anaknya yang kuliah
dan orang tua. Dari hasil wawancara rata-rata orang tua
mengarahkan anaknya untuk lebih menggunakan
tabungan yang sama dengan mereka, hal ini mereka
lakukan agar mempermudah mereka dalam melakukan
transaksi antar keluarga. Setelah diteliti ada beberapa
anggota keluarga yang memang menggunakan bank
konvensional yang sama. Alasannya agar memudahkan
mereka untuk melakukan transaksi antar keluarga seperti
tidak dikenakan biaya admin.
4. Faktor kepercayaan
Faktor kepercayaan menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan bank syariah dapat di percaya oleh
nasabah sebagai bank yang bisa berlaku jujur dan amanah
sesuai dengan prinsip syariah. Hal tersebut karena

97
masyarakat percaya bahwa bank syariah dapat mengelola
dana dengan baik tanpa merugikan kedua belah pihak.
Pada bank konvensional, masyarakat juga memiliki rasa
kepercayaan yang besar kepada bank tersebut. Mereka
percaya karena sudah dari dulu menggunakan bank
konvensional.
Hal ini kembali lagi ke masyarakat lebih
mempercayai antar masing-masing bank mana yang lebih
menguntungkan mereka dalam bertransaksi atau
memanfaatkan produk dan jasa pada bank tersebut.
5. Produk
Produk juga merupakan faktor pendorong bagi
masyarakat untuk mentukan pilihan mereka ingin
menggunakan bank konvensioanl atau bank syariah untuk
menabungkan uang mereka. Masyarakat tentu akan
tertarik kepada produk yang mereka rasa lebih bagus dari
bank konvensional, maka ini bisa menjadi daya tarik
untuk masyarakat menggunakan bank syariah dalam
kebutuhan mereka. Tapi kenyataannya masih banyak
masyarakat yang kurang tertarik ke produk-produk yang
ada pada bank syariah.
Produk sendiri tentu memiliki tujuan agar dapat
digunakan oleh masyarakat untuk bisa memenuhi
kebutuhan mereka, seperti produk tabungan yang

98
dikeluarkan oleh bank kepada nasabah dan tentunya
sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Masyarakat
lebih banyak mengetahui tentang produk pada bank
konvensional dari pada produk di bank syariah. Hal ini
sangat penting dalam menentukan minat masyarakat.
Faktor produk sama pentingnya dengan faktor
pengetahuan dan saling berkaitan pada masyarakat
tentang bank konvensional dan bank syariah.
6. Lokasi
Faktor lokasi juga mempengaruhi minat masyarakat
terhadap bank konvensional dengan bank syariah.
Masyarakat menuturkan bahwa, bank syariah hanya ada di
pusat kota saja dan itu hanya ada 4 bank syariah saja dan
1 bank syariah bertempatan di rumah sakit ibu dan anak.
Berbeda dengan bank konvensional yang tersebar di
berbagai tempat tidak hanya memusatkan di pusat kota
saja. Hal inilah juga salah satu kurangnya minat
masyarakat untuk menggunakan bank syariah untuk
kehidupan sehari hari mereka.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan ada
beberapa masyarakat yang berpendapat yang menjadi
menarik minat mereka untuk menabung menggunakan
bank konvensional karena adanya keuntungan yang
ditawarkan oleh bank konvensional kepada nasabahnya,

99
seperti deposito dengan bungan yang cukup tinggi. Hal
inilah yang menjadi salah satu peminat bank konvensional
lebih banyak dibandingkan bank syariah.
Sama dengan bank konvensional, bank syariah juga
memberikan keuntungan untuk nasabahnya. Bedanya
dengan bank konvensional keutungan yang ditawarkan
oleh bank syariah sesuai dengan prinsip syariah yang
dimana tidak ada keuntungan atau kerugian yang hanya
ditanggung oleh satu pihak saja, contohnya seperti prinsip
bagi hasil. Keuntungan dari sistem bagi hasil adalah kita
terhindar dari risiko bunga yang menjadi riba. Selain itu,
sistem bagi hasil akan menguntungkan pihak nasabah
yang menyimpan dananya di bank syariah.
Jadi ada perbedaan antara sistem bunga dengan
sistem bagi hasil. Dalam bunga, penentuan tingkat suku
bunga dibuat pada perjanjian awal dengan pedoman harus
selalu untung. Sementara itu, dalam bagi hasil penentuan
besarnya rasio dibuat dengan pedoman untung rugi.
Sebagian masyarakat sudah ada yang mengetahui
perbedaan antara sistem bunga pada bank konvensional
dengan sistem bagi hasil pada bank syariah, walaupun
sudah mengetahui perbedaan tersebut masyarakat masih
tetap memilih menabung menggunakan bank

100
konvensional. Hal tersebut di karenakan beberapa faktor
yang sudah di jelaskan di atas.
Langkah-langkah untuk meningkatkan jumlah minat
Masyarakat untuk menggunakan bank syariah sebagai
berikut:
1. Melakukan promosi yang dapat menarik perhatian
masyarakat agar nantinya timbul rasa ingin tahu
masyarakat. Pada kesempatana ini bank dapat
menjelaskan promosi atau produk yang ada pada
perbankan syariah secara singkat namun jelas agar mudah
dimengerti dan diterima oleh masyarakat.
2. Jaminan keamanan. Walaupun sudah pasti keamanan dari
bank konvensional dan bank syariah diberikan jaminan
keamanan, namun tidak menutup kemungkinan masih ada
masyarakat yang rangu terhadap sistem keamanan pada
bank syariah. Oleh karena itu, bank syariiah perlu
menjamin keamnan pada dana yang akan disimpan oleh
nasabah. Dengan begitu masyarakat atau nasabah akan
percaya kepada bank syariah.
3. Perbedaan pada bank konvensional dengan bank syariah
terlihat sangat berbeda. Bank syariah yang menerapkan
prinsip islam, sedangkan bank konvensional tidak. Hal ini
bisa menjadi daya tarik masyarakat untuk menggunakan

101
bank syariah yang nanti akan menimbulkan rasa aman,
nyaman dan dapat dipercaya oleh masyarakat.
4. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat
atau nasabah.
5. Lakukan sosialisai. Hal ini sangat penting agar dapat
memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap
mutu dan manfaat dari produk bank syariah.
6. Menarik minat pada masyarakat juga diperlukannya
bimbingan agar nantinya masyarakat mengetahui produk
pada bank syariah dan tidak salah dalam memahaminya.
7. Bagi masyarakat yang tidak tahu atau kurang berminat
terhadap bank syariah, strategi memberikan hadiah bisa
menjadi salah satu langkah agar menarik minat dan
perhatian masyarakat untuk menggunakan bank syariah.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan pada
pembahasan tentang preferensi masyarakat dalam
menggunakan tabungan bank konvensional dibandingkan
bank syariah di nagari Simpang Pulai Kabupaten Solok dapat
disimpulkan bahwa minat dari masyarakat simpang pulai
terhadap bank syariah tidak sebanyak minat masyarakat
kepada bank konvensional. Hal ini terjadi karena beberapa
faktor yang menyebabkan minimnya masyarakat dalam
penggunaan bank syariah pada kehidupan sehari hari.

102
Berkembangnya bank syariah bisa kita lihat dari minat
masyarakat untuk menggunakan bank syariah sebagai alat
untuk bertransaksi antar sesama. Dari penelitian ada
beberapa faktor yang menjadikan bank konvensional terlihat
lebih unggul dibandingkan bank syariah, padahal di
Indonesia sendiri mayoritas penduduk beragama islam yang
mana pada ajaran islam riba di larang, sedangkan pada bank
konvensional ada sistem riba tersebut. Faktor-faktornya yaitu
faktor pengetahuan, faktor motivasi, faktor keluarga, faktor
kepercayaan, produk dan lokasi.
Minat masyarakat dapat bertambah jika bank syariah
mengikuti langkah-langkah dalam meningkatkan jumlah
minat masyarakat untuk menggunakan bank syariah dalam
kehidupannya mereka masing-masing.

103
DAFTAR PUSTAKA

Skripsi:
Majid, Arlen Astriawan. Skripsi. 2021. Analisis
perbandingan minat masyarakat terhadap bank
syariah dan bank konvensional. Fakultas Ekonomi
Bisnis Islam IAIN Bukittinggi.
Wawancara beberapa masyarakat setempat.

104
TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG
BANK SYARIAH DALAM MENINGKATKAN
PEREKONOMIAN JORONG KOTO TANGAH HILIR
KEC.TILATANG KAMANG

Anisa Irvon
FEBI, Perbankan Syariah S1
Email: anisairvon18@gmail.com

Abstrak
Pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat
masyarakat Jorong Koto Tangah Hilir memahami perbankan
syariah dalam meningkatkan perekonomian. Setelah itu,
warga Jorong Koto Tangah Hilir tidak tertarik menggunakan
jasa Bank Syariah. Perbankan dalam perekonomian modern
merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindarkan,
kedua belah pihak memiliki hubungan yang tidak dapat
dipisahkan. Bank memberikan modal atau meminjamkan
uang untuk bisnis dan peminjam memperoleh tambahan
modal dari bank untuk mengembangkan bisnis. Dalam usaha
ekonomi, masyarakat Jorong Koto Tangah Hilir melalui
proses penuangan atau penyetoran uang ke bank biasa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif, terutama ucapan manusia yang tertulis atau lisan
atau perilaku yang dapat diamati. Teknik ini menggambarkan
permasalahan yang terjadi pada masa sekarang, karena dalam
penelitian ini penulis akan mendeteksi peristiwa yang terjadi
secara alami, bukan artifisial. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penangkapan masyarakat tentang
perbankan syariah di Jorong Koto Tangah Hilir bahkan
kurang dikenal masyarakat karena perbankan syariah kurang

105
sosialisasi sehingga masyarakat kurang memahami tentang
perbankan syariah di Jorong Koto Tangah Hilir, terdapat
pada bagian sebelumnya. menyimpulkan bahwa opini publik
tentang perbankan syariah masih kurang. Badan usaha masih
cenderung menggunakan jasa bank biasa untuk
mengembangkan usahanya dengan cara meminjam kredit
atau meminjamkan dari bank biasa. perlu dilakukan
sosialisasi yang maksimal di seluruh wilayah kota
Bukittinggi dan sekitarnya yang terkait dengan bank syariah.
Signifikansi penelitian ini didasarkan pada hasil akhir
penelitian, bank syariah.

Kata Kunci : Tingkat Pemahaman, Perbankan Syariah,


Meningkatkan Perekonomian

A. Pendahuluan
Bank sebagai lembaga keuangan, dapat dengan aman
melakukan berbagai jenis kegiatan keuangan. Industri
perbankan adalah satu lembaga yang berperan besar pada
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, bahkan
tingkat pertumbuhan industri perbankan suatu negara
dijadikan ukuran berasal taraf pertumbuhan pertumbuhan
ekonomi negara tersebut. Perbankan syariah memegang
peran penting dalam perekonomian nasional. Financial
institution Syariah adalah lembaga keuangan syariah yang
menghimpun dana dari pihak yang surplus dan
menyalurkannya kepada pihak yang defisit.
Keberadaan bank pada perekonomian modern adalah
suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan, ke 2 belah

106
pihak mempunyai korelasi yang tidak dapat dipisahkan.
Bank memberikan modal atau meminjamkan uang kepada
usaha, serta peminjam memperoleh tambahan kapital asal
bank buat berbagi bisnis mereka. Dalam usaha ekonominya,
masyarakat Jorong Koto Tangah Hilir melalui proses
pembayaran atau penyetoran uang di bank biasa. Di hilir
Jorong Koto Tangah, wawasan masyarakat tentang
perbankan syariah masih luas karena masyarakat dulu hanya
mengenal perbankan biasa, sehingga masyarakat Jorong
Koto Tangah Hilir menganggap perbankan syariah dan
perbankan biasa sama saja.
Rendahnya kehadiran bank syariah pada pangsa pasar
bank syariah. (Rahmanto, Hanif 2017:21) Hal ini diperkuat
dengan sejumlah penelitian yang menemukan bahwa
orientasi keagamaan atau pemahaman keagamaan
mempengaruhi minat menggunakan jasa perbankan, barang-
barang muslim (Zahrotun, Nikmah, 2013:12). Asal
pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa dipahami bahwa tingkat
pencerahan keagamaan warga menjadi keliru satu faktor
yang melatar belakangi menggunakan jasa Bank Islam.
Tingkat pemahaman agama penting untuk mendukung minat
masyarakat dalam penggunaan perbankan syariah. Bank
syariah memiliki banyak keuntungan karena tidak hanya
mengandalkan Syariah untuk melakukan transaksi dan

107
operasional halal, meskipun terbuka tidak hanya untuk
nasabah Muslim tetapi pula non-Muslim.
Hal ini memperkuat fakta bahwa Perbankan Syariah
menunjukkan kesempatan yang sama kepada semua nasabah
dan tidak membeda-bedakan nasabah. Badan keuangan Islam
ialah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menyediakan pembiayaan dan layanan dalam aliran
pembayaran dan peredaran uang, yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah islam. Bank syariah
mempunyai produk atau layanan yang tidak akan tersedia
pada bank biasa. Prinsip-prinsip seperti musyarakah,
mudharabah, murabahah, ijarah, istishna, dll. Tidak
mengandung prinsip bunga mirip yang berkembang di bank
konvensional. menjadi sesuatu yang relatif baru, keberadaan
bank syariah serta produk-produknya tentu akan menjadi
pilihan yang mungkin diminati atau tidak. Reaksi masyarakat
terhadap forum keuangan syariah dapat diungkapkan melalui
pandangan warga terhadap perbankan syariah. Kesan rakyat
awam wacana bank syariah adalah bank syariah itu seperti
sistem bagi hasil dan bank syariah artinya bank islam.
Di Jorong Koto Tangah Hilir, penduduknya mayoritas
beragama Islam, dengan mata petani dan pedagang. Namun,
dengan semboyan tradisional Basandi Syarak, Syarak
Basandi Kitabullah, berjalan baik dengan menghormati

108
perbedaan dan melarang satu agama menindas pengikut yang
lain. Namun, banyak dari masyarakat tersebut yang tidak
sepenuhnya mengenali bank syariah dan produk-produknya.
Menurut survey yang dilakukan peneliti di Jorong Koto
Tangah Hilir, Kecamatan Tilatang Kamang merupakan
daerah dekat kota Bukittinggi yang banyak terdapat bank
syariah dan konvensional. Bank Syariah Kota Bukittinggi
sudah mulai mengembangkan bukti keberadaan Bank
Muamalat, Bank Syariah Indonesia, Bank Nagari Syariah,
dll. Namun pada Jorong koto Tangah masih ada rakyat yg
belum sepenuhnya memahami perbankan syariah dan jua
belum sepenuhnya tahu produk yang ditawarkan, prosedur,
sistem dan seluk beluk perbankan syariah. Kesenjangan tadi
bisa mempengaruhi rakyat pada proses pengambilan
keputusan menabung pada bank syariah khususnya di Jorong
Koto Tangah Hilir.
Maka berdasarkan permasalahan tersebut, Dampak
kurangnya pengenalan artinya pemahaman rakyat terhadap
bank syariah pada Jorong Koto Tangah Hilir semakin
disalahpahami oleh rakyat. serta Jika dilema ini tidak
diselesaikan dengan cepat oleh bank syariah, opini publik
akan kurang menguntungkan. Mengingat isu-gosip negatif
yang sudah dijelaskan, penulis sangat ingin mengkaji judul.

109
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penelitian ini artinya kualitatif
deskriptif, khususnya kata-istilah tertulis atau verbal insan
atau sikap yg diamati. Metode ini menggambarkan
perseteruan yang terjadi pada masa kini, karena dalam
penelitian ini penulis akan mendeteksi insiden yang terjadi
secara alami, bukan artifisial. (Lexy J. Moleong, 2007: 6)
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif deskriptif ialah
penelitian yang bertujuan buat tahu insiden yg dialami sang
subjek penelitian mirip sikap, persepsi, motivasi dan
tindakan, serta orang lain di umumnya serta lain-lain.
perilaku yg digambarkan secara lisan dan bahasa, pada
konteks tertentu, secara impulsif dan memakai metode alami
yang berbeda. Artikel ini bertujuan menaikkan pengetahuan
perbankan syariah bagi rakyat Nagari Jorong Koto Tangah
Hilir dan melihat tingkat pemahaman rakyat perihal
perbankan syariah dan produknya.
Kegiatan menulis ini dilakukan di Jorong Koto
Tangah Hilir, Kec.Tilatang Kamang Kab. agama. Untuk
memperoleh data terkait perbankan syariah Jorong Koto
Tangah, wawancara, observasi, dokumentasikan masyarakat
sekitar hilir Jorong Koto Tangah dan menggunakan teknik
penelitian dokumenter dari berbagai dokumen seperti e-

110
book, jurnal terkait dengan masalah yang dibahas dalam
artikel ini .
C. Pembahasan
1. Profil Nagari koto Tangah
Penelitian yang dilakukan terhadap persepsi
masyarakat terhadap perbankan syariah dilakukan di
Nagari Koto Tangah. Koto Tangah memiliki 28 nagari
secara umum, termasuk Koto Malintang, Sungai Tuak,
Aur Jalikur, Patanangan, Luak Tunggang, Giriang
Giriang, Bukareh, Guguak Koto Aua, Koto Tangah Hilir,
Pandan, Rawang Bunian, Dalam Koto, Dangau Baru,
Baringin, Tampunak, Tambuo, Patangahan, Gantiang,
Tanjuang Barulak, Tibarau, Parak Laweh, Ngungun, Uba,
Kaluang, Sonsang, Anduriang Munggu Gadang (AMG),
Situmbuak, Pincuran, Koto Laweh, Nagari Koto Tangah
terletak pada Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten
Agam, Provinsi Sumatera Barat. Luas Nagari: 5,5
kilometer persegi atau 5,78 ri wilayah Kabupaten Tilatang
Kamang. Berjarak km dari ibu kota kabupaten, 7 km dari
ibu kota kabupaten, dan bermil-mil dari ibu kota provinsi.
Nagari Koto Tangah berpenduduk 17.219 (2018) yang
terdiri dari 8.256 laki-laki dan 8.963 perempuan. Batas
wilayah Nagari Koto Tangah meliputi :

111
a. Utara berbatas Nagari Kamang Mudik dan Nagari
Magek
b. Selatan berbatas Nagari Kapau dan Nagari Gadut
c. Barat berbatas Nagari Koto Rantang dan Nagari Pasia
Laweh
d. Timur Berbatas Nagari Koto Baru III Jorong dan
Nagari Panampuang
Jorong Koto Tangah Hilir merupakan kawasan
dengan banyak pontesial dan memiliki keuntungan untuk
berbisnis. Karena Jorong Koto Tangah Hilir merupakan
daerah dengan lahan garapan dan persawahan. tenaga
honorer/guru, tukang ojek, pemotong batu/kayu,
kontraktor rumah, kontraktor mebel, petani, sawah,
tukang kebun, petani, pegawai negeri, pensiunan, lain-
lain.
2. Pengetahuan Bank Syariah
Hukum Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008
(Nonie Afrianty, Desi Isnaini, Amimah Oktarina, 2020),
mendefinisikan bank syariah sebagai lembaga keuangan
yang melakukan operasi bisnis berdasarkan prinsip
Syariah (hukum Islam). Hukum Prinsip-prinsip Majelis
Ulama Indonesia (MUI), mirip prinsip keadilan dan
keseimbangan ('adl wa tawazun), bunga (maslahah),
universalisme serta non-gharar, maysir, riba, objek tidak

112
adil dan ilegal. Dan bank syariah juga mempunyai fungsi
sosial seperti menyelenggarakan baitul harta benda yaitu
menerima uang dari zakat, infaq, sedekah, tunjangan atau
dana sosial lainnya dan mentransfernya ke pengelola
wakaf (nazhir) dan uang tadi akan ditransfer ke pihak
yang sinkron.
Algaoud dan Lewis (Algaoud dan Lewis, 2004 )
menyatakan: Bank Syariah sebagai lembaga keuangan
memberikan layanan tanpa bunga kepada nasabahnya.
Dan pembayaran dan penarikan bunga tidak
diperbolehkan dalam transaksi apa pun, karena penarikan
atau pembayaran bunga dilarang oleh Islam dan ilegal.
Larangan ini yang membedakan sistem perbankan syariah
dengan sistem perbankan konvensional. Dan bank syariah
didirikan dengan tujuan untuk memasarkan dan
meluaskan penerapan prinsip syariah pada transaksi
keuangan.
3. Produk perbankan syariah
a. Produk penghimpun
Menurut undang-undang, hanya bank yang
diperbolehkan mengumpulkan modal langsung dari
masyarakat. Di bank syariah, penghimpunan dana
dari masyarakat dilakukan sesuai dengan prinsip

113
Wadiah dan Mudharabah terlepas dari nama produk
yang terlibat.
1) Asas wadi'ah
Prinsip wadi'ah yad dhamanah diabadikan
dalam produk giro. wadi'ah yad dhamanah
yang bertanggung jawab atas keutuhan kiriman
agar dapat digunakan nantinya.
2) Prinsip Mudharabah
Dalam prinsip ini, deposan bertindak sebagai
maal shahibul (pemilik modal) dan bank
bertindak sebagai pengelola.
b. Produk Penyebaran
1) Murābahah
Pembelian dan penjualan barang pada harga
pembelian yang tepat dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Dalam
'murabahah', penjual harus menunjukkan harga
produk yang dibelinya dan menentukan jumlah
keuntungan tambahan.
2) Salam
Salam ialah jenis penjualan dan bisa
didefinisikan menjadi: “Pembelian dengan
pembayaran yang ditangguhkan dalam kondisi
tertentu atau penjualan barang yang

114
ditangguhkan dengan imbalan uang tunai
segera.
3) Istishna
Istishna merupakan akad jual beli antara al
mustashni (pembeli) serta AS-shani (pembuat
serta penjual). berdasarkan kontrak, pembeli
menginstruksikan pembuat buat memasok
almashnu (barang pesanan) dalam spesifikasi
yang diminta sang pembeli serta menjualnya
menggunakan harga yang disepakati.
4) Ijarah
Ijarah artinya perjanjian sewa antara pemilik
ma'jur dan musta'jir buat membarui penyewa
yang disewanya.
5) Musyarakah
Musyarakah ialah perjanjian antara 2 pihak atau
lebih buat suatu perusahaan tertentu di mana
masing-masing pihak menyampaikan kontribusi
modal menggunakan syarat mereka
membuatkan manfaat serta risiko yang
disepakati.
6) Mudharabah
Mudharabah adalah bisnis yang berisiko, yaitu
akad kerjasama bisnis antara pemilik dana dan

115
pengelola dana di mana keuntungan dibagi
menurut nilai tukar yang disepakati oleh
pemilik dana.
7) Qardh
Qardh adalah pemberian pinjaman bank pada
nasabah yang dipergunakan buat keperluan
mendesak seperti dana talangan menggunakan
kriteria eksklusif .
c. Produk Jasa bank Syariah :
1) Wakalah
Wakālah adalah salah satu perjanjian yang
memberikan wewenang dari agen kepada agen
untuk melakukan pekerjaan atas nama prinsipal.
2) Kafalah
Kafalah dan Dhamana memiliki arti yang sama,
dijamin. Jaminan berarti mempertanggung
jawabkan hak ulayat/wajib kepada orang lain
atau menyerahkan penanggung jawab produksi
atau pengambilan barang pengganti kepada
pemegang hak.
3) Sharf
Ash-Sharf membeli serta menjual mata uang.
Awalnya mata uang hanya emas dan perak, koin

116
emas, dinar dan koin perak disebut dirham. Uang
berasal kedua jenis ini dianggap uang intrinsik.
4) Hawalah
Hawalah adalah akad untuk mengalihkan suatu
hutang dari seorang debitur kepada pihak lain
yang berkewajiban untuk melunasi hutang
tersebut. Dalam perbankan syariah, kendaraan
hiwalah sering digunakan untuk membantu
pemasok memperoleh modal tunai untuk
melanjutkan produksi.
5) Rahn
Akad syar'a Rahn ialah menahan sesuatu
menggunakan cara yg memungkinkan buat
dilepaskan. Artinya, membuahkan nilai harta
syari’ah sebagai jaminan atas hutang, sehingga
pihak tersebut dapat menanggung seluruh atau
sebagian hutang tersebut.
4. Peran Bank Syariah Dalam Perekonomian
a. Penyedia jasa keuangan
Bank syariah memiliki kontrak dan ketentuan yang
berbeda dari bank biasa. Namun, bank syariah
permanen menyediakan layanan keuangan antara
bank dan nasabah pada mengelola risiko

117
perdagangan dan mendistribusikan laba serta
kerugian secara adil.
b. Merangsang kemajuan usaha
Bantuan ekonomi yang diberikan oleh bank syariah
sangat menarik bagi masyarakat Indonesia yang
ingin menjalankan usaha. Khusus untuk pembiayaan
akad al-mudharabah, misalnya sebagian kecil
keuntungan jika hasil perdagangan yang dihasilkan
kecil dan sebagian besar keuntungan jika hasil
perdagangan besar.
c. Melakukan kegiatan sosial.
Uang disatukan dari zakat, infaq serta sedekah
sebelum diberikankan pada yang berkuasa.
d. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Bank syariah menjunjung tinggi nilai-nilai
pemerataan, kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
berinvestasi di lembaga keuangan syariah tidak
bergantung pada suku bunga tinggi atau rendah
karena tidak harus membayar biaya bunga
pinjaman.
e. Tidak terpengaruh oleh krisis mata uang
Bank syariah tidak dapat secara langsung
dipengaruhi oleh fluktuasi mata uang. Hal ini

118
dimungkinkan karena operasional bank syariah
tidak menetapkan konsep bunga (riba).
f. Persaingan sehat antar bank
memberikan bagian keuntungan yang tinggi kepada
pelanggan merupakan bentuk persaingan.
Akibatnya, bank syariah dengan rasio bagi hasil
yang tinggi diuntungkan dari posisi bagi hasil dan
bagi hasil bank syariah. (Yulia Anggraini et al.,
2019: 221).
5. Ciri Produk Bank Syariah
Aplikasi suatu transaksi berdasarkan cara dan
Prinsip operasi harus memenuhi ciri serta persyaratan
berikut: (Sumar'in, 2012: 66):
a. Transaksi hanya dilakukan atas dasar prinsip saling
menguntungkan.
b. Prinsip perdagangan bebas dikenal selama objeknya
sah serta baik (thayib).
c. Uang hanya berfungsi menjadi alat tukar dan satuan
ukuran lainnya, bukan menjadi komoditas .
d. Tidak mengandung keausan, didesain sesuai prinsip
menang-menang
e. Kegagalan untuk mematuhi prinsip nilai waktu uang
untuk keuntungan yang diperoleh dari bisnis dikaitkan

119
dengan risiko yang melekat dalam bisnis ini sesuai
dengan prinsip al-ghunmu bil ghurmi.
f. Transaksi atas dasar kesepakatan yang jelas, benar dan
untuk kepentingan semua pihak tanpa merugikan pihak
lain.
g. Tidak ada aturan penetapan harga berdasarkan tawaran
atau penawaran.
h. Tidak mengandung unsur yang rusak.
6. Pemahaman Masyarakat Jorong Koto Tangah Hilir
Dalam Meningkatkan Perekonomian Terhadap Bank
Syariah
Pengembangan usaha di Jorong Koto Tangah Hilir
menghadapi banyak tantangan antara lain kurangnya
modal, tenaga kerja tidak terampil, dll. Salah satu faktor
pendukung yang bisa membantu perkembangan usaha
masyarakat Jorong Koto Tangah Hilir artinya peran dan
donasi lembaga keuangan dalam menyampaikan pinjaman
melalui kredit atau pembiayaan. Pengembangan bisnis
tidak hanya membutuhkan energi kerja yg sangat
terampil, namun pula investasi kapital yg memadai.
Bank Syariah menjadi galat satu lembaga keuangan
pada kota Bukittinggi diperlukan dapat menyampaikan
kontribusi konkret bagi perkembangan komersial rakyat
Jorong Koto Tangah Hilir. Salah satu kontribusi yang

120
dapat dilakukan bank syariah ialah menyampaikan
pembiayaan pada rakyat miskin Jorong Koto Tangah
Hilir. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ria,
seorang penjual hijab mengatakan: “Sebenarnya aku lebih
senang menggunakan bank konvensional daripada bank
syariah buat menjalankan usaha aku. karena bank syariah
mempunyai ketika proses yang lambat”(Ria, Masyarakat
Jorong Koto Tangah Hilir, Wawancara dilakukan pada
tanggal 11 Agustus 2022) sesuai hal tadi dapat diketahui
bahwa pelaku usaha pada Jorong Koto Tangah Hilir
cenderung memakai bank konvensional buat berbagi
usahanya.
Hal ini dikarenakan rakyat menduga bahwa sistem
pelayanan yang dilakukan sang bank syariah memakan
saat yang lama dibandingkan dengan bank konvensional.
Selain itu, layanan bank syariah diklaim kompleks, yang
semakin memperumit tugas agen komersial. Dengan
asumsi tadi, masyarakat Jorong Koto Tangah Hilir lebih
memilih memakai jasa bank konvensional daripada bank
syariah. Namun hal ini tidak sama menggunakan alasan
yang dikemukakan Ibu Siti yang menyatakan bahwa:
“Saya punya tabungan di bank syariah. Tetapi jika saya
ingin mendapatkan pinjaman, saya akan meminjam dari
bank biasa, bukan bank syariah. Karena dari awal saya

121
pakai bank biasa. (Siti, komunitas Jorong Koto Tangah
Hilir, wawancara dilakukan pada 11 Agustus 2022) sesuai
hasil wawancara diketahui bahwa salah satu pelaku usaha
Jorong Koto Tangah Hilir cenderung menggunakan jasa
perbankan biasa buat menerima pinjaman.
Dan bank syariah hanya untuk tabungan. Hal ini
telah mereka lakukan sejak lama, yang menghasilkan
mereka lebih nyaman dan praktis menerima kredit asal
bank konvensional dibandingkan bank syariah. Inilah
tantangan besar bagi bank syariah buat membentuk warga
Jorong Koto Tangah Hilir mengenal serta merasa nyaman
menggunakan brand Bank Syariah, karena bank
konvensional memiliki daerah spesifik pada hati rakyat
Jorong Koto Hilir. Begitu juga dengan hasil wawancara
yang dilakukan oleh Ibu Rita, seorang pedagang
kelontong yang menyatakan bahwa: “Dulu saya
mendapatkan pinjaman dari bank biasa, dan juga seorang
teman menyarankan untuk menabung di bank syariah
karena mudah dan tidak memerlukan agunan. Awalnya
saya tidak mau, tapi akhirnya saya setuju dan
memutuskan untuk meminjam ke bank syariah” (Rita,
Komunitas Jorong Koto Tangah Hilir, Wawancara
dilakukan pada 11 Agustus 2022)

122
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Ibu
Rita, beliau baru mau mecoba meminjam di Bank Syariah
atas rekomendasi dari temannya.
Menurut pelaku ekonomi Jorong Koto Tangah Hilir,
perbankan syariah belum mendapatkan kepercayaan dari
para pengusaha Jorong Koto Tangah Hilir. Hal ini
membuat mereka masih ragu untuk menggunakan jasa
bank syariah dalam proses pengembangan usaha. dengan
demikian, bisa ditinjau bahwa intinya eksistensi bank
syariah di hati rakyat Jorong Koto Tangah Hilir tidak
banyak berkontribusi terhadap hal tersebut. Salah satu
penyebabnya adalah sistem yang ada pada bank syariah
masih disalahpahami oleh rakyat Jorong Koto Tangah
Hilir. Tumbuh tidaknya usaha yang terdapat pada Jorong
Koto Tangah Hilir tidak merata di donasi bank syariah,
tetapi pula tergantung di individu atau pengusaha itu
sendiri.
Secara awam, bank syariah sudah menghasilkan dan
memfasilitasi pelaku komersial. salah satunya buat
mempermudah dunia usaha melalui produk yang
ditawarkan. Hal ini dibuktikan menggunakan beberapa
temuan yang dikemukakan sang (Budi, Gautama, Siregar,
2015:15) yang menyatakan bahwa pada upaya
pengembangan usaha ketika ini, bank syariah memberikan

123
produk-produk yang digunakan untuk pengembangan
usaha. Hambatan yang dihadapi bank syariah ialah masih
adanya pelaku usaha yang tidak mempercayai jasa bank
syariah. kebiasaan mirip itu hampir ditemukan di
beberapa sudut atau wilayah kota Bukittinggi.
7. Faktor Faktor Penentu Tingkat Pengetahuan dan
Pemahaman Warga Terhadap Produk Perbankan
Syari’ah
a. Faktor-faktor yang mensugesti asal kurangnya
pengetahuan rakyat terhadap produk Bank Syariah.
1) Kurangnya pencerahan rakyat buat terus
mengenal bank syariah.
2) Jaringan bank syariah masih terbatas
dibandingkan menggunakan bank konvensional
3) Pengenalan yang dilakukan oleh Bank Syariah
kurang dibandingkan dengan bank konvensional
lainnya.
4) Umur, juga bisa menghipnotis persepsi serta
keadaan pikiran seorang.
5) Pendidikan ialah upaya yang menantang buat
membuatkan karakter serta kemampuan pada
dalam serta di luar sekolah serta berlangsung
seumur hidup.

124
8. Solusi dan Strategi Meningkatkan Pangsa Pasar Bank
Syariah Akan Perekonomian
a. Sumber Daya Insani
Masalah utama bank syariah adalah kualitas
asal daya manusia. menurut (Said Sa'ad Marathon
200:13), kurang lebih 60% asal daya manusia pada
bank syariah berasal dari bank konvensional. sesuai
hasil penelitian ini bisa dipahami bahwa salah satu
faktor penghambat keberadaan bank syariah di
Indonesia merupakan situasi sumber daya manusia
yg tidak sesuai menggunakan pengalaman yang
sebenarnya. Sebab itu, Sumber Daya Insani sangat
berpengaruh terhadap pola dan cara pengelolaannya.
Sumber Daya Insani yang dimiliki bank syariah
akan berdampak besar di mekanisme, sistem serta
etika kerja bank syariah.
b. Peraturan
Awalnya, eksistensi bank syariah di Indonesia
tidak banyak mendapat perhatian pemerintah.
Akibatnya, regulasi bank syariah kurang
diperhatikan pemerintah. Namun, keberadaan bank
syariah menerima perhatian lebih setelah krisis mata
uang tahun 1998, yang mungkin telah memberikan
banyak kontribusi bagi perekonomian. Maka,

125
seiring berjalannya waktu, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah no. 21 Tahun
2008 perihal Bank umum Syariah. Oleh sebab itu,
menggunakan peraturan ini, pangsa pasar bank
syariah akan meningkat serta sejajar menggunakan
bank konvensional.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan
dapat disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat perihal
perbankan syariah di Jorong Koto Tangah Hilir masih
kurang. Faktor-faktor yang memperngaruhi kurangnya
pengetahuan rakyat terhadap produk Bank Syariah.
1. Kurangnya pencerahan rakyat buat terus mengenal bank
syariah.
2. Jaringan bank syariah masih terbatas dibandingkan
menggunakan bank konvensional.
3. Pengenalan yang dilakukan oleh Bank Syariah kurang
dibandingkan dengan bank konvensional lainnya.
4. Umur, juga bisa menghipnotis persepsi serta keadaan
pikiran seorang.
5. Pendidikan upaya yang menantang buat membuatkan
karakter serta kemampuan pada dalam serta di luar
sekolah serta berlangsung seumur hidup

126
Perbankan syariah di kalangan pengusaha di Jorong
Koto Tangah Hilir cenderung kurang memberikan kontribusi
bagi perekonomian masyarakat Jorong Koto Tangah Hilir.
Badan usaha masih cenderung menggunakan jasa bank biasa
untuk mengembangkan usahanya dengan cara meminjam
kredit atau meminjamkan dari bank biasa. Bagi praktisi
perbankan syariah sebaiknya menginformasikan kepada
seluruh masyarakat Jorong Koto Tangah Hilir tentang ide
dan produk yang ditawarkan perbankan syariah. Seharusnya
masyarakat menggunakan jasa bank syariah dalam
melakukan kegiatan pembangunan ekonomi karena bank
syariah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat

127
DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks
Algaoud. M. Latifa dan Mervyn K.Lewis. (2004). Perbankan
Syariah, Prinsip, Praktik, Dan Prospek. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta.
Lexy. J. Moelong. (2007). Qualitative Research Methods.
Bandung: Youth Rosda Karya.
Sumar’in. (2012). Konsep Kelembagaan Bank Syariah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jurnal Ilmiah
Budi Gautama Siregar. (2015). Peranan Bank Syariah dalam
Pengembangan Kewirausahaan. Jurnal At-Tijarbo.
Zahrotun. Nikmah. (2013). Pengaruh Dimensi Religiusitas
Masyarakat Santri Desa Kajen Kecamatan Margoyos
Kabupaten Pait Terhadap Minat Menabung (Studi
Kasus Bprs Artha Mas Abadi). Jurnal Iain Walisongo.
Rahmanto Hanif. (2017). Pengaruh Promosi, Kualitas
Layanan, Dan Pemahaman Agama Terhadap Minat
Masyarakat Desa Straten Kab. Semarang Untuk
Menabung Di Bank Syariah. Jurnal Ekonomi.

128
Yulia A. et al. (2015). Perkembangan Bank Syariah Pada
Lembaga Berbasis Agama Islam Di Ponegoro. Annual
Conferen for Muslim Scholras.

Wawancara
Ria. Wawancara Pribadi. Masyarakat Jorong Koto Tangah
Hilir. Kamis, 11 Agustus 2022
Rita. Wawancara Pribadi. Masyarakat Jorong Koto Tangah
Hilir. Kamis, 11 Agustus 2022
Siti. Wawancara Pribadi. Masyarakat Jorong Koto Tangah
Hilir. Kamis, 11 Agustus 2022

129
130
KONTRIBUSI KSPPS BMT AL-HIJRAH DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN PEDAGANG PASAR
BANTO, KOTA BUKITTINGGI

Maya Latifah Sari


FEBI, Perbankan Syariah
Email : mayalatifasari2001@gmail.com

ABSTRAK
Artikel yang berjudul “Kontribusi KSPPS BMT Al-Hijrah
Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedagang Pasar Banto,
Kota Bukittinggi” ini disusun oleh Maya Latifah Sari, NIM
3319286, Program Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi Bisnis Islam, Universitas Agama Islam Negeri
(UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Kajian artikel
ini dilatarbelakangi oleh dampak Kspps Bmt Al-Hijrah
terhadap pertumbuhan pendapatan pedagang Pasar Banto di
Kota Bukittinggi. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui
dampak Kspps Bmt Al-Hijrah terhadap pendapatan pedagang
Pasar Banto di Kota Bukittinggi. Metode penelitian yang
dipakai peneliti yakni penelitian lapangan kualitatif. untuk
pengumpulan data, peneliti memakai pendekatan wawancara.

Kata Kunci : Kontribusi, Pendapatan, Pasar Banto

A. Pendahuluan
Perusahaan mikro, kecil, dan menengah (UKM) yakni
umum di Indonesia, serta mereka memainkan peran penting

131
dalam perekonomian negara dengan menciptakan lapangan
kerja serta memperluas pendapatan masyarakat.
Perusahaan dengan sedikit karyawan dan sedikit total
modal ataupun nilai aset dianggap bisnis kecil. Definisi yang
diberi oleh pemerintah ataupun lembaga lain dengan tujuan
tertentu mempengaruhi modal awal, aset, serta jumlah
karyawan. Sukirno (2004)
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang
terus meningkat menunjukkan prospek yang menjanjikan.
Jika ditangani serta dikembangkan dengan baik, hal ini
berpotensi menjadi kekuatan ekonomi yang kuat dengan
sendirinya; misalnya, keberhasilan ataupun kegagalan suatu
usaha perusahaan sering disebut-sebut terhambat oleh
kurangnya dana, meskipun hal ini jarang terjadi. penting
untuk setiap usaha baru, tetapi jangan biarkan besarnya
pendanaan pertama Anda menghentikan Anda. (Yohanes,
2011)
Keuangan di Indonesia bisa diterima melalui berbagai
macam lembaga, termasuk namun tidak terbatas pada bank
konvensional, bank syariah, lembaga keuangan syariah, serta
organisasi keuangan non-Islam. Lalu, dari mana para
pedagang pasar banto di Bukittinggi mendapatkan uang guna
memperluas operasi serta meningkatkan keuntungan
mereka?

132
Setelah saya melaksanakan observasi ke lapangan serta
melaksanakan beberapa wawancara kebeberapa pedagang
yang ada bahwasanya mereka mengatakan mereka lebih
banyak cendrung memakai jasa rentenir. Jika dibandingkan
dengan bank serta perusahaan keuangan non-bank yang
menyediakan layanan simpan pinjam, pekerjaan rentenir
tidak jauh berbeda. Seorang rentenir, di sisi lain, yakni pria
ataupun wanita mandiri yang menjalankan perusahaannya
sendiri sesuai aturannya sendiri dan tidak terikat oleh
undang-undang yang ditetapkan. Pedagang pasar banto pada
umumnya beragama Islam, namun masih memakai jasa non-
syariah seperti rentenir guna mengembangkan usahanya.
sebab bunga identik dengan Riba, terjemahan harfiah dari
kata itu dalam kebanyakan bahasa yakni lebih ataupun
bertambah. (rifai, 1978)
Lalu bagaimana kontribusi yang dilaksanakan oleh
KSPPS BMT Al Hijrah dalam meningkatkan pendapatan
pedagang di pasar Banto Bukittinggi yang berbasis syariah.
Memberi kontribusi berarti memberi sesuatu yang berharga
kepada orang lain, apakah itu uang, properti, kerja keras,
energi, ataupun waktu. Operasi bisnis lembaga keuangan
syariah mematuhi hukum Islam dengan mengecualikan
praktik yang dianggap tidak pantas oleh otoritas agama.
Organisasi keuangan Islam seperti BMT bisa ditemukan di

133
pasar banto. Sebagai lembaga keuangan syariah, BMT
didedikasikan guna melindungi kelas menengah dari praktik
pinjaman predator baik bank tradisional maupun rentenir
ilegal. BMT berkontribusi terhadap kesejahteraan para
pedagang dengan memberi pelayanan yang mengutamakan
nilai-nilai kebaikan (kepercayaan) serta sangat peka terhadap
norma-norma sosial. BMT juga berperan guna meningkatkan
pendapatan pedagang di dalam menambah modal maupun
dalam menyimpan uang. Saat memanfaatkan BMT,
pedagang lebih cenderung memakai layanan yang disediakan
oleh bank syariah. Artikel ini membahas bagaimana peran
BMT dalam meningkatkan pendapatan masyarakat pasar
banto, kota bukittinggi.

B. Metode Penelitian
Data untuk penelitian ini dikumpulkan di tempat,
menjadikannya semacam penelitian lapangan (field reseach).
(halim, 2010) sementara itu pendokumentasian kejadian
lapangan sesuai data, penyajian data, analisis data, serta
penjelasan penyelesaian masalah yang sedang terjadi,
penelitian ini memakai teknik penelitian deskriptif kualitatif,
serta data menjelaskan hasil penelitian lapangan. Menurut
Sukardi, tujuan penelitian deskriptif yakni guna
“menggambarkan dan menginterpretasikan objek menurut

134
apa adanya”, maka penelitian ini hanya bertujuan guna
melaksanakan wawancara dengan pengurus KSPPS BMT Al
Hijrah serta pedagang Pasar Bawah Bukittinggi tentang
pengalaman mereka dengan produk bank. dan pilihan
pembiayaan.
KSPPS BMT Al Hijrah terletak di Jln. Perintis
Kemerdekaan di kota Bukittinggi ialah di kawasan pasar
bawah; penulis melaksanakan survei serta wawancara
langsung di sana guna mengumpulkan data untuk judul
penelitian itu di atas. Data asli yakni informasi yang
dikumpulkan dari subjek penelitian itu sendiri, sementara itu
data sekunder yakni informasi yang didapat dari data primer.
Wawancara dengan Pimpinan dan Pedagang BMT Al Hijrah,
yang juga termasuk klien perusahaan, akan memberi
sebagian besar data utama penelitian ini. Data sekunder, di
sisi lain, yakni informasi tambahan yang didapat dari sumber
lain yang sudah akrab dengan topik yang ada, seperti ikhtisar
perusahaan, strukturnya, serta kepemilikan perpustakaan.
Dalam penelitian ini, kami mengandalkan sumber
informasi sekunder yang ditemukan dalam temuan tinjauan
pustaka, yang kami lakukan dengan membaca berbagai buku
serta artikel yang membahas masalah yang telah kami
diskusikan. Untuk analisis ini, kami memakai metode
pengumpulan data berikut:

135
1. Metode wawancara
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara yakni semacam pengumpulan data, serta
pertanyaan-pertanyaan itu dirumuskan sebelum
wawancara. Narasumber yang diwawancarai termasuk
manajemen puncak dari BMT Al Hijrah serta pelanggan
tetap dari pasar banto yang termasuk klien perusahaan.
2. Observasi
Kunjungan langsung ke lokasi penelitian
memungkinkan peneliti guna melihat fenomena yang
diminati secara langsung. Temuan dari penelitian ini
dikumpulkan dengan melaksanakan survei terhadap
pedagang di pasar Banto di kota Bukittinggi tentang
pengalaman mereka dengan KSPPS BMT Al Hijrah serta
pendapat mereka tentang pengaruhnya terhadap penjualan
mereka.
3. Dokumentasi
Data tertulis serta catatan yang berkaitan dengan
masalah yang penulis selidiki termasuk dokumentasi,
suatu metode pengumpulan data. Penelitian ini bertumpu
pada dokumen yang mengikat secara hukum yang dibuat
secara internal oleh BMT Al Hijrah di kota Bukittinggi,
yang dikenal sebagai profil bisnis.

136
C. Pembahasan
1. Profil KSPPS BMT AL Hijrah
a. Waktu pendirian
Pada tanggal 16 Januari 2006, hari pertama
Muharram 1428 H, 23 orang dari berbagai kalangan
termasuk lima ulama, sepuluh pemerhati
kemiskinan, dua tenaga medis, sebanyak delapan
orang dari Majil Taklim, dan sebanyak tiga
pengurus masjid datang. bersama-sama membentuk
koperasi bernama BMT Al Hijrah. Misi bersama
mereka yakni guna memajukan kesejahteraan
ekonomi serta sosial anggota dan komunitas mereka
melalui koperasi. Bermodalkan awal Rp
66.000.000.
b. Maksud Berdirinya Perusahaan
Dengan memperhatikan hukum Islam, BMT Al
Hijrah didirikan dengan tujuan guna mendorong
pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan lembaga
warga. Mengingat keadaan ekonomi lokal, yang
telah dimanipulasi oleh kebijakan yang
bertentangan dengan etos Islam, hal ini bisa
dimengerti.

137
c. Legalitas dan Bentuk Organisasi
KJKS BMT Al Hijrah Bukittinggi Akta Notaris
Elfita Achtar, nomor 55-2006. Badan Hukum No.
188.45-333-2006 dikeluarkan oleh Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia pada tanggal 17 September 2006. sesuai
surat dari Kantor Koperindag Kota Bukittinggi
No.0516/597/DKOPERINDAG/KUKM/IX.2015,
tanggal 29 September 2015, sehingga KJKS
berubah nama menjadi Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah, disingkat KSPPS, pada
tanggal 11 Oktober 2016 diselenggarakan rapat
anggota perubahan anggaran dasar untuk menjadi
KSPPS B Maka setelah itu KJKS BMT Al Hijrah
disebut KSPPS BMT Al Hijrah.
d. Lokasi Usaha
Alamat saat ini yakni Jalan Perintis Kemerdekaan
No. 33 di Bukittinggi; nomor telepon yakni
0752.627118. Segmen Usaha yakni untuk kegiatan
ekonomi masyarakat yang terjadi di pasar, yang
didominasi oleh praktek rentenir yang merugikan
kegiatan ekonomi masyarakat bawah. Adanya
praktek pinjam meminjam uang kepada rentenir
ataupun dengan istilah “Julo-Julo” dimana

138
peminjam dikenakan margin yang tinggi dalam
waktu yang singkat, sehingga banyak dari mereka
yang terlilit hutang serta dinyatakan pailit.
e. Manajamen perngurus BMT Al Hijrah Bukittinggi
Jumlah pengurus yakni:
1) Pengurus
Ketua : Dr. H. Metrizal, SpA Wk.
Ketua Dana : DR. Zainuddin Tanjung, MA
Sekretaris : H. Al Chairi
Wk. Sekretaris : Hj. Mardhiah
Bendaharawan : H. Ismail Djohar.,SH. MM
2) Pengawas Syariah
DR H. Zulkifli Djakfar MA.
H. Gusrizal., LC. MA
Ashabul Fadhli fadhli S.H.I, M.H.I
3) Pengawas Operasional
Ferry AB SE
H.Baitar
4) Pengelola Ada 6 pekerja pada tahun 2021,
termasuk:
H. Damuar, S. Sos.
Mufatis Agus., Bc. Ak
Nila Dasriani, SPd.
Khairunnisa AZ

139
Rahmi AMD
Riri Ferdina SE
Berikut Gambar Struktur BMT Al Hijrah
Bukittinggi:

2. Kegiatan Usaha dan Produk-produk KSPPS BMT Al


Hijrah
Secara fungsional, operasional KSPPS BMT Al
Hijrah hampir sama dengan BMT lainnya, baik di BPRS
maupun BMT mandiri; satu-satunya perbedaan yakni
dalam hal ruang lingkup serta struktur. Jika dilihat dari
fungsi operasional utama BMT, KSPPS BMT Al Hijrah
menjalankan dua fungsi utama dalam kaitannya dengan
perekonomian masyarakat:
a. Fungsi pengumpulan dana (funding)
b. Fungsi penyaluran dana (financing)
Sebagai lembaga keuangan syariah, KSPPS BMT
Al Hijrah menjalankan dua fungsi sebagai berikut:

140
1) Tabungan Tabungan yakni simpanan syariah umum
yang penyetoran serta penarikannya bisa dilaksanakan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan anggota. Akad
didasarkan pada konsep syariah mudharabah
musyarakah serta punya rasio 30%. Anggota: 70%
BMT.
Paket tabungan BMT terdiri dari:
a) Simpanan ataupun Tabungan Haji Mudharabah
b) Simpanan ataupun Tabungan Qurban Mudharabah
c) Simpanan ataupun Tabungan Mudharabah
d) Deposito Mudharabah Ketentuan
2) Item Pembiayaan Paket keuangan yang telah dibuat
KSPPS BMT Al Hijrah antara lain:
a) Murabahah. Murabahah, menurut fiqh, yakni akad
jual beli produk di mana penjual menunjukkan
pembelian barang kepada pembeli dan kemudian
menuntut sejumlah keuntungan/keuntungan tertentu.
Perbankan Murabahah yakni akad jual beli produk
yang menetapkan harga beli/harga beli serta
keuntungan (margin) yang disepakati.
b) Mudharabah. Dalam fiqh, mudharabah yakni
pemilik modal (shahibul maal) yang menawarkan
modalnya kepada pengelola (mudharib) untuk

141
ditanami, sementara itu hasil usaha dibagi sesuai
kesepakatan para pihak.
c) Ba’i Bitsaman Ajil (BBA). Ba'i Bitsaman Ajil
(BBA) yakni akad pembiayaan dengan akad jual
beli dimana BMT menyediakan uang untuk
investasi ataupun penyediaan barang modal serta
usaha anggotanya, yang selanjutnya diproses secara
angsuran ataupun angsuran.
d) Qardhul Hasan. Pembiayaan ini diberi khusus untuk
kelompok miskin serta individu tertentu, termasuk
dalam situasi darurat; perkembangan pinjaman di
bawah pembiayaan ini sebanding dengan jumlah
total pinjaman yang diberikan.
Bapak H. Damuar selaku penanggung jawab
menyampaikan bahwasanya “Pengumpulan serta
pendistribusian zakat, infaq, shadaqah, wakaf, dan dana
sosial lainnya kepada yang paling berhak yakni bagian
dari misi KSPPS BMT Al Hijrah sebagai lembaga
ataupun lembaga Amil Zakat (LAZ ataupun BAZ). sebab
KSPPS BMT Al Hijrah membantu mereka yang
membutuhkan modal untuk usaha kecil serta menengah,
BMT mampu memberi pinjaman modal usaha kepada
mereka yang menginginkannya”. (H. Damuar, pimpinan

142
KSPPS BMT Al Hijrah , Wawancara dilaksanakan pada
tanggal 04 Agustus 2022)
3. Lembaga Keuangan Syariah
a. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga keuangan (financial institution)
yakni perusahaan yang fokus utamanya yakni pada
jasa keuangan. Ini menyiratkan bahwasanya
pekerjaan lembaga akan selalu punya hubungan
dengan sektor keuangan, baik melalui perpajakan
publik ataupun penyediaan layanan keuangan
lainnya. Meskipun peraturan ini mengutamakan
lembaga keuangan yang membiayai investasi
perusahaan, namun Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990
mendefinisikan lembaga keuangan sebagai setiap
lembaga yang kegiatannya di bidang keuangan,
menghimpun serta menyalurkan dana kepada
publik.
Agar jelas, undang-undang ini tidak
membatasi operasi pembiayaan lembaga keuangan
sambil memberi preferensi lembaga keuangan guna
mendanai investasi perusahaan. Sebenarnya,
investasi, konsumsi, dan distribusi produk serta
layanan keuangan perusahaan yang sesuai syariah

143
semuanya dimungkinkan melalui operasi lembaga
keuangan. Biasanya disebut sebagai prinsip-prinsip
syariah, mereka yakni fondasi yang menjadi dasar
kontrak Islam tradisional. Dengan kata lain, ajaran
Islam memberi dasar prinsip-prinsip yang mengatur
organisasi keuangan.
b. Fungsi dan Peran Lembaga Keuangan Syariah
Penggunaan layanan keuangan syariah guna
memfasilitasi perdagangan produk (baik komoditas
maupun jasa). Memperoleh sumbangan dari
masyarakat umum dengan tujuan guna menyalurkan
kembali sumbangan itu dalam bentuk pembiayaan
yang sesuai syariah.
Menyebarkan informasi yang diperlukan bagi
mereka yang memanfaatkan jasa keuangan guna
menghasilkan uang sesuai hukum syariah. sesuai
hukum syariah, organisasi keuangan diwajibkan
untuk secara hukum menjamin keamanan uang
publik yang dipercayakan kepada mereka.
Membangun pasar untuk uang sehingga bisa dipakai
sesuai hukum syariah.
Memfasilitasi akses ke sumber daya serta
menasihati anggota masyarakat tentang bagaimana
menanggapi masalah, terutama yang bersifat

144
keuangan, sama pentingnya dengan kesejahteraan
masyarakat seperti halnya individu individu yang
tinggal di sana. Sebab berlandaskan pada prinsip-
prinsip Islam, organisasi ini bisa memberi
kepercayaan kepada penduduk setempat akan
kemampuan mereka guna menangani masalah
ekonomi.
Beri orang cara guna mengambil alih dalam
masyarakat mereka dan buat perubahan dengan
melembagakan semacam mekanisme kontrol sosial,
seperti sistem guna mengawasi tindakan setiap
orang. Kekompakan serta kekuatan masyarakat
harus dilestarikan demi partisipasinya dalam usaha
ekonomi
4. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
a. Pengertian dan aspek legalitas koperasi syariah
BMT
Istilah Baitul Maal wat Tamwil meliputi
istilah Baitul Maal dan Baitut Tamwil. Baitul Maal
yakni lembaga keuangan yang bertujuan guna
mengelola uang (sosial) nirlaba. Dana itu berasal
dari ZISWA (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf)
ataupun sumber lain yang sah seperti hibah. Selain
itu, uang itu dibagikan kepada mustahiq (mereka

145
yang berhak) ataupun untuk kesejahteraan umum.
Dalam hal ini Baitul Maal hampir identik dengan
LAZIS (Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sedekah).
sementara itu Baitut Tamwil termasuk entitas
keuangan yang operasionalnya dimotivasi oleh
maksimalisasi keuntungan dalam pengumpulan
serta pengeluaran kas masyarakat.
Uang dikumpulkan melalui simpanan dari
pihak luar, dan kemudian diinvestasikan ataupun
dibiayai sesuai hukum syariah. Menurut penulis
(Hosen dan Hasan Ali), BMT yakni lembaga
keuangan mikro yang mengembangkan usaha mikro
dengan dana yang didapat dari dana masyarakat,
deposito biasa, deposito berjangka, ataupun
deposito, serta melalui kerjasama antar lembaga,
yang kesemuanya tunduk pada bagi hasil. BMT
menyatukan usaha nirlaba dan nirlaba di bawah satu
atap. Secara fungsional, bagaimanapun, ia terus ada
sebagai entitasnya sendiri (entitas). Ini juga
menyiratkan bahwasanya operasi nonprofit dari
pengelolaan uang ZIS dipisahkan dari bisnis yang
mencari profit. Koperasi syariah, ataupun BMT,
yakni lembaga keuangan terkecil, berbeda dengan
bank besar yang bisa berpartisipasi dalam pasar

146
uang. Dia membidik sektor bisnis yang kurang
diminati, seperti pedagang kecil. Selain UU
Koperasi, UU No. 7/1992 memberi kerangka hukum
bagi BMT serta lembaga keuangan koperasi lainnya
untuk berfungsi dengan sistem bagi hasil daripada
sistem bunga. Meski begitu, BMT berbeda dengan
bank syariah sebab melayani masyarakat sekitar
(rakyat biasa).
b. Dasar ataupun Badan Hukum didirikannya BMT
Dasar hukum didirikanya BMT yakni terdapat
dalam “Al-Quran surat (At-Taubah :60)

‫علَ ْي َها‬ ِ َ‫ص َد ٰقتُ ِل ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َو ْالع‬
َ َ‫ام ِليْن‬ َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫ّٰللا‬
‫سبِ ْي ِل ه‬
َ ‫َار ِميْنَ َوفِ ْي‬ ِ ‫ب َو ْالغ‬ ِ ‫الرقَا‬ ِ ‫َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُ ْوبُ ُه ْم َوفِى‬
‫ع ِل ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬
َ ُ‫ّٰللا‬ ِ ‫ضةً ِمنَ ه‬
‫ّٰللا َۗو ه‬ َ ‫سبِ ْي ۗ ِل فَ ِر ْي‬
َّ ‫َواب ِْن ال‬
Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu,
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf
yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana”

147
Meskipun ayat ini menjelaskan tanggung
jawab zakat umat Islam, ayat ini juga mencatat
bahwasanya praktik itu tidak terstruktur dengan baik
selama masa Muhammad serta tidak ada lembaga
yang menampung hasilnya. Akibatnya, Nabi
memerintahkan agar kita membangun organisasi
keuangan yang unik guna menyimpan dana zakat,
dan dia menyebutnya Baitul Maal.
Mengingat BMT termasuk koperasi yang
menyediakan jasa keuangan berbasis syariah dan
telah menawarkan jasa keuangan berbasis syariah,
maka BMT termasuk lembaga keuangan syariah
non bank, salah satu lembaga ekonomi serta
keuangan yang cukup dikenal masyarakat. (Eliza,
2018).
5. Kontribusi BMT Al Hijrah
Setelah penulis melaksanakan observasi ke lokasi
serta melaksanakan wawancara, penulis mendapatkan
informasi kontribusi pihak KSPPS BMT Al Hijrah dalam
meningkatkan pendapatan pedagang di pasar banto di kota
bukittinggi ialah :
a. Memberikan produk pembiayaan syariah
Pembiayaan yakni pemberian uang ataupun
tagihan yang sebanding dengannya, berlandaskan

148
kesepakatan ataupun kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai guna
membayar kembali uang ataupun tagihan itu setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan ataupun bagi
hasil. Dengan hadirnya pembiayaan berbasis syariah,
pedagang bisa terhindar dari bunga ataupun riba.
Mengacu pada tanya jawab yang dilaksanakan
penulis dengan Hj. Damuar S.sos selaku pimpinan di
KSPPS BMT Al Hijrah menyatakan: “Agar merchant
di pasar BMT Banto punya akses ke berbagai pilihan
pembiayaan, termasuk pilihan syariah, merchant bisa
memilih jenis pembiayaan yang paling sesuai
kebutuhan mereka ketika mereka mendirikan ataupun
memperluas operasinya. Dan beliau mengatakan pihak
BMT melaksanakan kerja sama dengan para pedagang
melaluioperasi simpan pinjam yang mana pedagang
bisa meminjam modal ke BMT guna menambah modal
dalam usahanya”. (H. Damuar, pimpinan KSPPS
BMT Al Hijrah , Wawancara dilaksanakan tanggal 04
Agustus 2022)
b. Mengurangi pratek riba
Salah satu perintah Islam yakni melarang
ataupun mengutuk riba melalui ayat-ayat Al-Qur'an
dan hadits Nabi agar tidak merugikan masyarakat.

149
Namun, sebagian umat Islam terus terlibat dalam riba
dalam urusan perbankan ataupun non-perbankan, yang
punya dampak merugikan bagi masyarakat.
Mengacu pembicaraan yang dilaksanakan penulis
dengan Hj. Damuar S.sos selaku pimpinan di KSPPS
BMT Al Hijrah menyatakan:“BMT ini awalnya
dibentuk guna mengekang aktivitas riba para rentenir
terhadap pedagang pasar. Para rentenir serta rentenir
memberi pinjaman berbunga tinggi kepada para
pedagang sehingga mereka bisa memperluas usaha
mereka.” (H. Damuar, pimpinan KSPPS BMT Al
Hijrah, Wawancara dilaksanakan tanggal 04 Agustus
2022).
c. Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan pada nasabah
Pengusaha yang sukses dalam apa yang mereka
lakukan yakni mereka yang bisa berpikir kreatif
tentang bagaimana memanfaatkan peluang serta
memecahkan masalah, kemudian
mengimplementasikan ide-ide itu dalam bentuk
perusahaan yang menguntungkan. Pola pikir serta
kepribadian wirausaha yakni kualitas terpenting bagi
pemilik bisnis yang sukses. Pengetahuan, keahlian,
ataupun kompetensi membentuk pola pikir serta
kepribadian wirausahawan.

150
Kompetensi didasarkan pada keakraban
seseorang dengan dunia bisnis. Seperti yang dikatakan
di atas, seorang wirausahawan yakni seseorang yang
punya kombinasi unik antara semangat wirausaha serta
kapasitas untuk berinovasi. Bapak Hj Damuar
mengatakan, mengutip wawancara yang telah
dilakukannya, bahwa: “Perlu adanya pembinaan serta
inspirasi bagi para pengusaha baru yang akan
memulai usaha sebab pedagang tidak hanya berkreasi
tetapi memikirkan perusahaan yang akan
dikembangkan yang akan menghasilkan prospek yang
fantastis”. (H. Damuar , pimpinan KSPPS BMT Al
Hijrah , Wawancara dilaksanakan tanggal 04 Agustus
2022).
d. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kecil
Standar hidup suatu komunitas bisa dilihat
sebagai indikator kesehatan ekonominya. Penghapusan
kemiskinan, peningkatan kesehatan, pendidikan, serta
produksi semuanya berkontribusi pada peningkatan
kualitas hidup penduduk. Akibat kehadiran BMT di
Pasar Banto, Bukittinggi, kesejahteraan ekonomi
pedesaan yang tidak punya akses uang dalam jumlah
besar berpotensi untuk berkembang.

151
Menurut wawancara yang dilaksanakan oleh
Bapak Damuar S.sos:“ Selain mendukung BMT Al-
Hijrah, tujuan program itu yakni guna meningkatkan
taraf hidup usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) yang akan memakai dana itu guna
mendirikan serta mengembangkan perusahaannya
sendiri.” (H. Damuar, pimpinan KSPPS BMT Al
Hijrah, Wawancara dilaksanakan tanggal 04 Agustus
2022) .
e. Meningkatkan Pendapatan Pedagang Tentang
Kontribusi KSPPS BMT Al hijrah
Pedagang secara keseluruhan cukup merespon
baik dengan keberadaan KSPPS BMT Al Hijrah yang
ada di sini. Kebanyakan Pedagang di pasar banto
sudah pernah mendengar istilah KSPPS BMT Al hijrah
tetapi mereka belum terlalu paham mengenai sistem
serta produk yang ada pada BMT tersebut. dan salah
satu pedagang di pasar banto mengatakan bahwasanya
peran serta kontribusi KSPPS BMT Al hijrah:
“Menurut saya KSPPS BMT Al hijrah sangat penting
sebab bisa menambah modal usaha dan bisa
mengembangkan usaha yang saya dirikan”. (Melda
Susanti, Pedagang Pasar Banto, Wawancara
dilaksanakan pada tanggal 04 Agustus 2022)

152
Dari hasil wawancara itu didapat bahwasanya
prdagang pasar banto sangat membutuhkan kontribusi
dari pihak KSPPS BMT Al hijrah agar bisa memajukan
usaha serta meningkatkan pendapatan pedagang pasar
banto.
D. Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di penulis yang
berjudul “KONTRIBUSI KSPPS BMT AL-HIJRAH
DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
PEDAGANG PASAR BANTO, KOTA BUKITTINGGI”
dapat disimpulkan bahwa penawaran Produk & Layanan dari
KSPPS BMT Al Hijrah Kegiatan KSPPS BMT Al Hijrah
serupa dengan BMT lain di BPRS dan BMT mandiri dari
segi fungsi; perbedaan utama terletak pada ruang lingkup dan
organisasi. KSPPS BMT Al Hijrah punya dua tujuan utama
dalam kaitannya dengan ekonomi lokal: (1) mengumpulkan
uang (funding), serta (2) mendistribusikan uang tunai
(financing).
Kontribusi BMT Al Hijrah Setelah penulis
melaksanakan observasi ke lokasi serta melaksanakan
wawancara, penulis mendapatkan informasi kontribusi pihak
KSPPS BMT Al Hijrah dalam meningkatkan pendapatan
pedagang di pasar banto di kota bukittinggi yaitu: Bank yang
menganut hukum syariah akan memberi dana dalam bentuk

153
pinjaman ataupun wesel kepada nasabah yang telah setuju
guna membayar kembali bank setelah jangka waktu tertentu,
beserta bunga dan potongan keuntungan.

154
Daftar Pustaka

Book:
Haafi Abdul Halim. 2010. Metodologi Penelitian
Pendidikan. STAIN.
Johan, Suwinto. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta:
Graha ilmu.
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah
Di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Rifai, Moh. 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: PT
Karya Toha Putra.
Subagio, Joko. 1997. Metodologi Penelitian. Teori dan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukiro, Sodono dkk. 2004. Pengantar Bisnis. Jakarta:
Kencana

Skripsi:
Eliza, Erma. Skripsi. 2018. Strategi Pemasaran Produk
Pembiayaan Murabahah Pada Kspps BMT Al Hijrah
Bukittinggi. Falkutas Ekonomi Islam IAIN Bukittiggi.

Sumber lainnya:
Buku Laporan Pengurus 2021 BMT Al Hijrah Bukittinggi.

155
Narasumber:
H. Damuar, Pimpinan KSPPS BMT Al Hijrah.
Melda Susanti, Pedagang Pasar Banto.

156
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG
MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN PINJAMAN DI
PT. PNM MEKAAR DIBANDINGKAN BANK SYARIAH
DI NAGARI SIRUKAM KABUPATEN SOLOK

Windri Yulian Saputri


FEBI, Perbankan Syariah S1
Email : windridedek@gmail.com

Abstrak
Atikel ini berjudul “ Faktor-Faktor yang Mendorong
Masyarakat Sirukam dalam Melakukan Pinjaman di Pt. Pnm
Mekar dibandingkan Bank Syariah” Ditulis Oleh Windri
Yulian Saputri, mahasiswa program studi S1 perbankan
Syariah Universitas Islam Negeri M. Djamil Djambek
Bukittinggi. Nagari Sirukam terletak Kecamtan Payung
Sekaki Kabupaten Solok, Nama nagari sirukam berasal dari
kata “suruakkan” atau sembunyikan. Sieukam salah satu
nagari yang memiliki sumber daya alam cukup beragam,
potensi untuk tujuan investasi baik bidang pertanian dan
perkebunan. Dari sector pertanian di Nagari Sirukam yang
menjadi unggulan masyarkat adalah menanam padi.
Pengelolaan sawah yang dimilki masyarakat nagari sirukam
merupakan milik sendiri. Dengan pola pengelolaan padi
masyarakat sangat bergantung pada penjualan hasil produkdi
padi tersebut menjadi beras dan sekaligus untuk bekal hidup
masyarakat. Tetapi sudah beberapa tahun sekarang
masyarakat mengalami kendala dalam pengelolaan menanam
padi, kendala yang dialami yaitu tidak adanya air untuk
pengelolaan padi hal tersebut dikarenakan tempat irigasi air
putus dan longsor sehingga mengakibatkan air tidak sampai

157
pada sawah-sawah masyarakat. Hal tersebut membuat
masyarakat tidak bisa melakukan menanam padi dan
membuat mata pencarian masyarakat terputus dan banyak
juga masyarakat nagari sirukam membeli beras untuk bekal
hidup. Semua keperluan untuk sekarang dibeli semua seperti
beras, bahan masakan dan sebaginya untuk kelangsungan
hidup tetapi mata pencarian masyarakat berkurang.
Dari hal tersebutlah masyarakat nagari sirukam banyak
meminjam kepada pt. pnm mekar unruk melanjutkan
kebutuhan sehari-hari. Metode penelittian yang dilakukan
adalah pengumpulan data dilakukan dengan caea bertanya
secara langsung informasi dan mendatangi masyarkat
sirukam, kabupaten solok. Masyarkat banyak meminjam di
pt. pnm mekar tersebut karena proses nya murah dan tidak
menunggu lama untuk dana nya cair, hal tersebut lah yang
menarik masyarakat untuk meminjam ke pt. pnm mekar
tersebut dan kenapa masyarakat disini tidak ada atau jarang
meminjam ke bank syarih dikarenakan masyarkat banyak
yang tidak mengetahui bank syariah tersebut dan bank
syariah disini adanya dikota, masyarakat yang tinggal di
nagari sirukam termasuk agak jauh dari kotanya sehingga
membuat masyarakat tidak mengetahui bank syariag tersebut
dan bank syariah juga jarang masuk ke daerah-daerah
kampung.

Kata Kunci: PNM Mekar, Pinjaman, Pengelolaan dan


Pertanian Menanam Padi

A. Pendahuluan
PNM mengeluarkan layanan pinjaman modal untuk
perempuan prasejatera,nasabah nya berkelompok. Nasabah
PNM Mekaar memilikipengeteahuan dan keterampilan
dalam ber usaha tetapi keterbatan dalam modal aau tidak

158
memiliki modal sehingga bakat yang dimilki tidak
termanfaatkan. Dengan kendala tersebut pnm membuat
system tangguang renteng agar kalau ada nasabah yang
macet bisa dibayarkan dengan tabungan nya duulu agar
kelompok tersebut dan nasabah yang lain tidak kena imbas
nya dari satu nasabah yang bermasalah umtuk nasabah agar
bisa mencapai cita-cita nya bisa mengembangkan usaha yang
akan dikembangkan baik yang baru mulai atau yang sudah
berjalan.
Berdasarkan undang-undang No. 21 tahun 2008
tentang perbankan syariah merupakan bank yang
mebnjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
atau prinsip hukum islam. Syariah bank dasarnya entitas
yang nmelakukan penghimpunan dana dari masyarakat
dalam bentukpembiayaan atau dengan kata laian
melaksanankan fungsi intermediasi keuangan. Dalam system
perbankan Indonesia ada dua system yaitu bank konvensonal
dan bank syariah. bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa majelis ulama
Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbvangan (‘adl
wa tawazun), kemaslatan (maslahah), universalisme
(alamiyah), serta tidak mengandung gharar, masyir, riba,
zalim, objek yang haram. UU juga mengamlamkan bank

159
syariah untuk menjalankan fungsi social dengan menjalankan
fungsi seperti Lembaga Baitul mal, yaitu menerima dana
yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
social lainnya dan menyalurkan kepada pengelola wakaf
(nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf/wakif
(andrianto,SE,M,Al, dan Dr. M. Anang Firmansyah, S.E.,
M.M, 2019, hal 23-24)
Masyarakat mengalami kendala dalam pengelolaan
menanam padi, kendala yang dialami yaitu tidak adanya air
untuk pengelolaan padi hal tersebut dikarenakan tempat
irigasi air putus dan longsor sehingga mengakibatkan air
tidak sampai pada sawah-sawah masyarakat. Hal tersebut
membuat masyarakat tidak bisa melakukan menanam padi
dan membuat mata pencarian masyarakat terputus dan
banyak juga masyarakat nagari sirukam membeli beras untuk
bekal hidup. Semua keperluan untuk sekarang dibeli semua
seperti beras, bahan masakan dan sebaginya untuk
kelangsungan hidup tetapi mata pencarian masyarakat
berkurang. Dari hal tersebut lah masyarakat nagari sirukam
banyak meminjam kepada pt. pnm mekar unruk melanjutkan
kebutuhan sehari-hari. Metode penelittian yang dilakukan
adalah pengumpulan data dilakukan dengan caea bertanya
secara langsung informasi dan mendatangi masyarkat
sirukam, kabupaten solok. Masyarkat banyak meminjam di

160
pt. pnm mekar tersebut karena proses nya murah dan tidak
menunggu lama untuk dana nya cair, hal tersebut lah yang
menarik masyarakat untuk meminjam ke pt. pnm mekar
tersebut dan kenapa masyarakat disini tidak ada atau jarang
meminjam ke bank syarih dikarenakan masyarkat banyak
yang tidak mengetahui bank syariah tersebut dan bank
syariah disini adanya dikota, masyarakat yang tinggal di
nagari sirukam termasuk agak jauh dari kotanya sehingga
membuat masyarakat tidak mengetahui bank syariag tersebut
dan bank syariah juga jarang masuk ke daerah-daerah
kampung. Maka dari penjelasan peneliti tertarik untuk
meneliti dan menjadikan landasan kenapa masyarakat lebih
memilih pt. pnm mekar dibandingkan bank syariah untuk
meminjam demi kebutuhan. Penelitian ini berjudful: “Faktor-
Faktor yang Mendorong Masyarakat Sirukam dalam
Melakukan Pinjaman di Pinjaman di PT.PNM Mekar
dibandingkan Bank Syariah”
B. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data data terkait untuk penelitian
artikel ini, dengan Kerjasama masyarakat di nagari sirukam,
kabupaten solok. Telah dilakukan wawancara denga
masyarakat sekitar dinagari sirukam. Penelitian dilaksanakan
pada kelompok dinagari sirukam yang telah bergabung
dengan pnm mekar, dilakukan pada bulan agustus 2022,

161
pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, tepatnya dinagari
sirukam kabupaten solok. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara kepada masyarakat nagari sirukam,
dengan cara bertanya secara langsung informasiminat
masyarkat meminjam di nagari sirukam kabupaten solok.
Pendekatan digunakan peneliti ini kualitatif, tipe yang
digunakan penelitian deskriptif Analisa, Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara,
observasi, dan dokuemen. Teknil pemilihan informan
penelitian yaitu dengan cara purposive sampling. Purposive
sampling adalah Teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:122).
C. Pembahasan
Nagari sirukam memiliki luas 133,40 kilometer persegi
dan memiliki2 kilometer jarak dari kantorwali nagari ke
ibukota kecamatan, dan ke ibukota provinsi 67 kilometer.
Kabupaten solok merupakan salah satu sentra produksi beras
terbesar di sumatera barat, yang dikenal dengan nama bareh
solok. Kabupaten solok bukan lah daerah baru tetapi daerah
sudah lama ada sebelum undang-undang pembentukan
wilayah dikeluarkan. Kabupaten solok rata-rata menjadikan
pertanian dan perkebunana/ladang sebagia sector unggulan
dalam bermata pencarian guna meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran mereka. Di dalam kabupaten solok terdapat

162
kecamatan khusus nya kecamatan paying sekaki lebih
tepatnya nagari sirukam yang memiliki mata pencarian
petani yaitu menanam padi yang dimilki setiap masyarkat
atau milik pribadi.
Nagari sirukam terdiri dari 4 wilayah jorong, yaitu:
kubang nan duo, koto tingga, lubuak pulai, gantiang. Dari
semua jorong tersebut penduduk nagari sirukam rata-rata
sumber pebdapatan nya yaitu dari hasil panen padi
Berdasarkan data statistic terakhir 2017 penduduk nagari
Sirukam berjumlah 5308 jiwa. Sebagian penduduk sirukam
menggantungkan ekonomi nya kepda sector pertanian,
berkebun, dan pemanfaatan hasil hutan. Di dalam nagari
terdapat banyak sawah-sawah yang cukup luas dan sangat
memdai hasil nya setiap tahunnya, masyarkat nagari sirukam
masih menggunakan cara-cara menggarapan dan pengelolaan
secara tradisional tetapi sawah masih terpelihara secara baik.
Tetapi bebrapa akhir tahun ini masyarakat kesulitan dalam
menggarapan sawah tersebut karena air yang dibutuhkan
tidak ada/putus dikarenakan saluuran irigasi bandar longsor
dan air pun mulai menyusut dari kepala yang seing disebut
masyarakat disini kapalo banda. Hal tersebut membuat
masyarakat banyak menjadikan sawah mereka
perkebunan/perladangan seperi menanam ubi, jagung,
terong, daan sebagainya bagi masyarakat yang memiliki

163
modal, tetapi bagi masyarakat yang tidak memiliki modal
mereka pergi kerja kedaerah alahan Panjang setiap harinya
pegi pagi pulang sore demi mencukupi kelangsungan hidup
rumah tangga nya dan hal yersebut lah membuat masyarakat
banyak meminjam di pt pnm mekar sebab hasil yang mereka
dapatkan sehari-hari kerja hanya nisa untuk makan sehari
hari dan kebutuahn semakin meningkat apalagi amal-anak
mereka sedang buruh biaya sekolah dan masyarakat yang
terpaksa atau harus meminjam uang bagaimana pun caranya
gar kebutuhan tersebut dan berhubung pt. pnm mekar masuk
kedaerah nagari sirukam ini dengan meminjam duit yang
tidak banyak proses nya, mereka masyarakat membuat
kelompok dan mengajukan pinjaman ke perusaahan pt. pnm
mekar tersebut dan mereka mencukupi berkas atas
persyaratan yang diminta lalu beberapa hari dana yang
mereka ajukan akan cair.
Hal tersebut lah yang banyak tersejadi di masyarakat
nagari sirukam, mereka membayar setiap minggu kepada
petugas- petugas mekar tersebut. Dan jika dibandingkan
dengan kan syariah, masyarakat banyak yang tidak
megetahui bank syariah tersebut. Karena kuranfg nya
pengetahuan masyarakat tentang bank syariah, masyarakat
kurang berminat dalam melakukan pinjaman.

164
Alasan bank syariah kalah dengan bank konvensional
karena sitem bank syariah kurang dikenal masyarakat luas,
system bank ini bagi hasil. Ada bebrapa lain sistim bank
syariah yaitu sl-wadiah (simpanan) yang berarti uang
nasabah yang dijaga dan dikembalikan kapanpun yang
diinginkan nasabah tanpa bunga. Untuk alasan lain kenapa
bank syariah kalah dengan bank konvensional adalah karena
su,ber daya manusia yang tidak memadai, akademis yang ada
di Indonesia kebanyakan adalah memilih ilmu perekonomian
konvensional. Dengan alas an karena lebih mudah dan
dianggap lebih baik. Inilah membuat perkembvangan bank
syariah itu sendiri jadi lambat di Indonesia. Menuerut
statistic perbankan syariah (SPS) tingkat pertumbuhan
nasabah memang lebih banyak kepada bank syariah di 3
sampai 5 tahun terakhir. Akan tetapi, dari segi jumlah
nasabah masih dikuasai oleh bank konvensional walaupun
persentase pertumbuhannya dapat dibilang tidak stabil.
Alasan mengapa bank konvensional lebih unggul jumlah
nasabahnya dari pada bank syariah adalah:
1. Bank konvensional setiap tahun mengadakan undian
untuk nasabah-nya dengan nilai fantastis. Salah satu cara
marketing bank konvensional untuk memikat nasabahnya.
2. Sering naiknya suku bunga tabungan (simpanan) stiap
tahunnya

165
3. Menjadi sponsor. Hal ini bukan menjadi rahasia lagi jika
bank konvensional sering berkontribusi dalam beberapa
event besar, untu sekedar memamerkan nama.
4. Mobil transaksi berjalan, yang memudahkan masyarakat
di kampung bisa menabung di mobil tersebur tanpa harus
ke bank jaraknya kemungkinan jauh.
Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank
syariah memiliki persamaan, terutama dslam sisi teknis
penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi computer
yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh
pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan
keuangan. Akan tetapi terdapat banyak perbedaan mendasar
diantara keduanya. Perebedaan itu menyangkut aspel pegal,
struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan
kerja ( zulkifli rusby, 2017, hal 107)
Perbandingan bank konvensional dan bank syariah
adalah ( zulkifli rusby, 2017, hal 112):
ISLAM KONVENSIONAL
1. Melakukan investasi- 1. Investasi yang halal
investasi yang halal saja dan haram

2. Berdasarkan prinsip bagi 2. Memakai perangkat


hasil, jual beli, atau sewa bunga

166
3. Profit dan falah oriented 3. Proft oriented an

4. Hubungan dengan nasabah 4. Hubungan dengan


dalam bentuk hubungan nasabah dalam bentuk
kemitraan hubung debitor-
debitor

5. Penghimpun & 5. Tidak terdapat dewan


penyaluran dana harus sejenis
sesuai dengan fatwa
dewan pengawas syariah

Indonesia merupakan negara yang masuk dalam


kategori negara berkembang karena Indonesia tidak dapat
terlepas dari kegiatan perencanaan pembangunan terutama
mengenai Perencanaan pembangunan perekonomian yang
lebih baik pembangunan suatu proses perubahan social
bersifat partisipastif secara luas untuk memajukan keadaan
social dan kebendaan. Secara teknis, pembangunan berarti
membangkitkan masyarakat di negara-negara sedang
berkembang dari keadaan kemiskinan dari keadaan

167
kemiskinan, tingkat mwlwk huruf yang rendah,
pengangguran, dan ketidakadilan social. (Rohmad, 2016:
02).
1. Pemodalan Nasinal Madani Mekaar Di Nagari Sirukam
Kabupaten Solok
PNM Mekaar berada di Nagari Sirukam sejak 2020,
pnm mekaar meminjan kan modal kepada masyarakat
pelaku usaha mikro sirukam yang bergabung dengan
mekaar, dengan mengemaskan produk, kredit yang
diberikan secara bertahap, tim PNM Account Officer
(AO) melakukam pendampingan usaha pada tiap nasabah
sirukam. Pembiayaan yang ada di pnm mekar sirukam
diperuntukan bagi masyarakat yang ingin membuka usaha
tapi tidak mempunyai modal atau biaya, dan mereka
mengajukan oinjaman di mekaar.
Semenjak sawah yang diharapkan masyarakat
sirukam untuk kelansungan hidup dan memenuhu
kebutuhan tidak bisa di garap lagi dikarenakan air untuk
menggarap sawah tersebut tidak ada dan semenjak Tahun
2020 PNM Mekar masuk ke sirukam dan memberikan
modal atau bantuan kepada ibuk-ibuk yang tidak memiliki
modal untuk usaha dan untuk membantu melancarkan
perekonomian keluarga nya. Dan memiliki cara lain agar

168
nasabah nya bertahan dan mampu meningkatkan
produktifitas sehari-hari.
2. Peran PNM Mekaar terhadap usaha mikro di Nagari
Sirukam
PNM Mekaar memberikan fasilitasi Wanita sebagai
nasabah dengan memberikan program-program
pemberdayaan seperti bantuan modal untuk
mengembangkan usaha maupun pemberian modal untuk
Wanita yang akan membuat usaha serta pendampingan
usaha yang dijalankan. Dalam hal ini bebrapa program
yang dijalankan oleh PNM Mekaar dalam membantu
perekonomian usaha mikro di nagari sirukam kabupaten
solok yaitu berupa pinjaman modal dengan pinjaman
modal tersebut bisa membantu nasabah yang memerlukan
bantuan. Dengan bantuan modal nasabah bisa
mengunakan pinjaman modal tersebut dengan membantu
perekonomian keluarga mereka. Dengan cara nasabah
menggunakan modal pendanaan dengfan membuka usaha
ataupun dengan mengembangkan usha nasabah yang
sudah berjalan.
Dari 2020 sampai hari ini PNM memberikan
bantuan berupa modal, bantuan ini berguna unruk
membantu nasabah nagari sirukam untuk mendukung
perekonomian masyarakat. Bantuan nya berupa:

169
1. Pinjaman modal
2. Bantuan banpres (BPUM)
3. Bantuan subsidi
4. Pemberian sembako secara acak
Keberhasilan usaha industry kecil dipengaruhi
bebrapa factor. Kinerja yang dilakukan mekaar adalah
salah satu bentuk erja dari setiap pengusaha, kinerja yang
dilakukan bentuk tingkat keberhasilan nasabah mekaar
keberhasilan yang di dapatkan karena peran pnm mekaar
merupakan struktur anak perusahaan yang membantu
perusahan untuk keberhasilan di sirukam dengan adanya
program mekar ini sangat membantu pelaku umkm
sirukam dalam meningkatkan kualitas usaha nya. Mualai
dari yang tidak punya usaha tetapi mempunyai niat
membuka usaha pnm mekaar memberikan bantuan serta
binaan terhadap nasabah-nasabhnya yang berusaha. Selain
meminjam modal pnm mekaar juga memberikan bantuan
subsidi, sembako dan BPUM. (suyatno 2010).

D. Kesimpulan
Berdasrkan hasil penelitian mengenai peran PNM
Mekaar bagi kelangsungan hidip masyarakat di Nagari
Sirukam Kabupaten Solok maka dapat disimpulkan Peran
PNM Mekaar Sirukam Kabupaten Solok sangat besar dalam

170
mengembankan dan meningkatkan produktifitas nasabah
dengan memberikan modal untuk usaha yang efektif. Modal
yang diberikan untuk membangun usaha dan melangsungkan
ekonomi keluarga yang baik dan pnm mekar juga
memberikan 3 modal agar nasabah bisa memenihi kebutuhan
berupa modasl finansial, inteltual, dan social.
Masyarkat banyak meminjam di pt. pnm mekar
tersebut karena proses nya murah dan tidak menunggu lama
untuk dana nya cair, hal tersebut lah yang menarik
masyarakat untuk meminjam ke pt. pnm mekar tersebut dan
kenapa masyarakat disini tidak ada atau jarang meminjam ke
bank syarih dikarenakan masyarkat banyak yang tidak
mengetahui bank syariah tersebut dan bank syariah disini
adanya dikota, masyarakat yang tinggal di nagari sirukam
termasuk agak jauh dari kotanya sehingga membuat
masyarakat tidak mengetahui bank syariag tersebut dan bank
syariah juga jarang masuk ke daerah-daerah kampung.
Sumber daya manusia yang tidak memdai, aktivis yang
diplih ilmu perekonomian konvensional, lebih mudah dan
lwebih murah karena masyarakat males menunggu proses
yang lama hal-hal tersebut lah yang membuat masyarakat
kurang mendalami perkembangan bank syariah / kurang
paham dengan bank syariah.

171
Masyarakat mengalami kendala dalam pengelolaan
menanam padi, kendala yang dialami yaitu tidak adanya air
untuk pengelolaan padi hal tersebut dikarenakan tempat
irigasi air putus dan longsor sehingga mengakibatkan air
tidak sampai pada sawah-sawah masyarakat. Hal tersebut
membuat masyarakat tidak bisa melakukan menanam padi
dan membuat mata pencarian masyarakat terputus dan
banyak juga masyarakat nagari sirukam membeli beras untuk
bekal hidup. Semua keperluan untuk sekarang dibeli semua
seperti beras, bahan masakan dan sebaginya untuk
kelangsungan hidup tetapi mata pencarian masyarakat
berkurang. Dari hal tersebut lah masyarakat nagari sirukam
banyak meminjam kepada pt. pnm mekar unruk melanjutkan
kebutuhan sehari-hari.

172
DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks
Rusby Zulkifli, 2017. Manajemen Perbankan Syariah.
Pekanbaru Riau Pusat Kajian Pendidikan Islam UIR.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R dan D. Bandung : Alfabeta.
Andrianto, Anang Firmansyah, 2019. Manajemen Bank
Syariah. Surabaya : CV. Penerbit Qiara Media.
Zaini Rohmad, 2016. Sosiologi Pembangunan. Yogyakarta :
Perpustakaan Nasional.
Jurnal Ilmiah,Disertasi, tesis,skripsi
Charm dan Purnama, Suyatno. 2010. Motivasi dan
Kemampuan Usaha dalam Meningkatkan
Keberhasilan Usaha Industry Kecil. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan vol 12 no. 2,
Helina dan Sri Rahmadani dan Wazakaria Akbar, Riska.
2021. Peran PNM Mekar bagi Ketahanan Usaha
Mikro Saat Pandemic Covid-19 di Kelurahan Lubuk
Buaya Kota Padang. Jurnal Pendidikan Sejarah vol. 6
no. 2 Juli 2021
Wawancara

173
Waniska. Wawancara pribadi. Peran PNM Mekar pada
Masyarakat Sirukam dan Pengetahuan Masyarakat terhadap
Bank Syariah. Selasa 2 Agustus 2022 Jam 16:38.
Rani. Wawancara pribadi. Peran PNM Mekar pada
Masyarakat Sirukam dan Pengetahuan Masyarakat terhadap
Bank Syariah. Senin 8 Agustus 2022 Jam 10:05.
Loli. Wawancara pribadi. Peran PNM Mekar pada
Masyarakat Sirukam dan Pengetahuan Masyarakat terhadap
Bank Syariah. Kamis 11 Agustus 2022 Jam 13:52.

174
RENDAHNYA MINAT MASYARAKAT TERHADAP
BANK SYARIAH DI NAGARI CAROCOK PESISIR
SELATAN

Ghenda Yulandari
FEBI, S1 Perbankan Syariah
Email: gendayulandari@gmail.com

Abstrak
Artikel ini mencoba mendeskripsikan informasi publik
mengenai keinginan bertransaksi dengan bank syariah.
Umumnya masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan mata
pencahariannya yakni sebagai nelayan. Di Indonesia bisa
dilihat bahwasanya perkembangan lembaga keuangan
syariah terus mengalami peningkatan tetapi belum di ikuti
dengan ketertarikan minat masyarakatnya dalam
bertantransaksi dengan Bank Syariah. Hal itu dikarenakan
masih rendahnya pemahaman dari masyarakat mengenai
Bank Syariah. Ini juga menjadi alasan mengapa banyak yang
akhirnya menghubungkan lembaga keuangan Islam dengan
yang konvensional. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif
dan termasuk studi lapangan yang dilaksanakan di Nagari
Carocok Pesisir Selatan. Peneliti akan memakai sumber data
primer serta sekunder untuk studi ini. Sumber data utama
dikumpulkan langsung dari masyarakat. sementara itu
sumber data sekunder, peneliti memakai berbagai sumber,
baik berupa catatan Nagari Carocok Pesisir Selatan. guna
mendapatkan data yang akurat, peneliti memakai teknik
wawancara. Sesudah semua data terkumpul, peneliti
mengkajinya dengan teknik analisis data kualitatif dan
prosedur induktif. Dari studi ini bisa didapat kesimpulan
umum bahwasanya minat masyarakat terhadap Bank Syariah

175
masih rendah dikarenakan akses informasi Bank
Konvensional lebih tinggi di bandingkan Bank Syariah serta
pengetahuan dan kepercayaan masyarakat Nagari Carocok
Pesisir Selatan terhadap Bank Syariah masih belum
sepenuhnya.

Kata Kunci: Bank Syariah, Pemahaman Masyarakat, Minat


Masyarakat

A. Pendahuluan
Sesuai dengan prinsip syariah, bank syariah menerima
simpanan dari nasabah dan meminjamkan uang kepada
bisnis dan individu melalui penyediaan pembiayaan dan
layanan lainnya. Operasionalnya diatur dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Perbankan Syariah terus mengalami perkembangan dari
tahun ke tahun. (Mardiani, 2015)
Untuk sebagian besar, Indonesia memiliki salah satu
populasi Muslim tertinggi di dunia. Sayang sekali potensi
perbankan syariah belum diapresiasi dengan baik oleh
masyarakat luas. Sebagai salah satu wilayah di Sumatera
Barat, Kabupaten Pesisir Selatan sebagian besar terdiri dari
daratan dan perairan. Sehingga sebagai sumber penghimpun
bagi masyarakat yang umumnya bekerja sebagai nelayan
masyarakatnya cenderung memanfaatkan hasil laut yang di
dapatkan sebagai sumber mata pencaharian guna
mempertahankan dan memenuhi kelangsungan hidup dari

176
keluarga dan dirinya. Hasil pendapatan yang tidak menentu
dari masyarakat dan kebutuhan yang terus meningkat seiring
dengan perkembangan yang semakin maju. Munculah
pemikiran dari masyarakat untuk bisa mencukupi kebutuhan
hidupnya maka dengan meminjam kepada lentenir, koperasi
umum ataupun bank konvensional. Hal itu disebabkan sebab
masyarakat nelayan khususnya tidak mampu merencanakan
masa depan sebab kondisi musim yang tidak menentu
(musim paceklik) yang membuat nelayan tidak bisa
beraktivitas lagi. Padahal jika diperhatikan kebutuhan
masyarakat akan jasa keuangan sangat besar. Tentu dalam
hal ini perbankan semakin dibutuhkan di tengah-tengah
masyarakat baik di daerah pedesaan ataupun perkotaan.
Seperti jasa penagihan surat-surat berharga, jasa pengiriman
uang, jasa bank garansi sampai dengan jasa kartu kredit.
(Kasmir, 2015)
Dan pada kenyataannya juga masyarakat Nagari
Carocok Pesisir Selatan masih banyak yang menjatuhkan
pilihan dalam melaksanakan transaksi pada lembaga
keuangan selain Bank Syariah. Dimana mereka lebih
berminat meminjam kepada koperasi umum ataupun kepada
Bank Konvensional. Seperti yang terlihat kebanyakan
masyarakat meminjam kepada koperasi umum di karenakan
syaratnya yang mudah dan pencairan dananya cepat. Dimana

177
tentunya masyarakat terutama nelayan yang penghasilannya
tidak menentu ingin cepat mendapatkan dana itu walaupun
dengan bunga yang besar. sebab bank pada umumnya
memakai struktur bunga, beberapa ulama percaya
bahwasanya bunga jelas dilarang sebab diklasifikasikan
sebagai riba. Oleh sebab itu, warga pantai selatan Nagari
Carocok tidak sepenuhnya menyadari hal ini, sebab banyak
yang percaya bahwasanya bank syariah dan konvensional
memakai sistem yang sama. Sehingga dari hal ini terlihat
bahwasanya minat masyarakat Nagari Carocok Pesisir
Selatan lebih cenderung kepada Bank Konvensional. sebab
jika dilihat promosi dari Bank Konvensional itu sendiri lebih
gencar dilaksanakan di bandingkan Bank Syariah.
Bagi masyarakat yang bermata pencaharian baik
sebagai nelayan, pedagang, petani tentunya ingin
mendapatkan modal yang memadai di setiap lembaga
keuangan. sebab uang yakni salah satu komponen
manufaktur yang paling penting. Dikarenakan usaha
masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan sebagai nelayan
ingin punya alat tangkap yang lebih modern. Tetapi sangat
disayangkan tidak semua masyarakat nelayan punya alat
tangkap yang modern dikarenakan dana yang tidak cukup
dari penghasilan setiap harinya. Sehingga mengenai masalah
permodalan di Nagari Carocok Pesisir Selatan sudah banyak

178
instansi perbankan Konvensional yang menawarkan
beberapa pinjaman baik kepada nelayan, pedagang, petani
dan usaha-usaha lainnya inilah yang menjadi alternatif
peminjaman dana bagi mereka sekarang ini.
Terkait dengan hal itu penulis ingin berpartisipasi
dalam memberi pemahaman akan hal perbankan syariah.
sesuai apa yang saya pelajari sebagai Mahasiswa Perbankan
Syariah. Diharapkan sosialisasi ataupun terobosan-terobosan
yang diberi oleh perbankan syariah sendiri terus gencar
dilakukan. Sehingga bisa menghasilkan solusi yang baik
nantinya guna membantu permasalahan di tengah-tengah
masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan. Dan juga di ikuti
dengan seiring berkembangnya Bank Syariah dalam era
globalisasi seperti sekarang ini.
B. Metode Penelitian
Kegiatan penelitian kepada masyarakat ini yakni
penelitian lapangan dimana dilaksanakan di Nagari Carocok
Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif. memakai teknik studi kasus yang
menekankan pada keinginan masyarakat guna bertransaksi
dengan bank syariah. Dan seberapa jauh pemahaman
masyarakat terhadap Bank Syariah. Ada dua jenis
pengumpulan informasi yang digunakan dalam penyelidikan
ini: data primer dan data sekunder. Ketika informasi diambil

179
langsung dari sumbernya. Yang mana penulis dapatkan
langsung dari Masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan
terutama yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Data
primer adalah informasi yang sudah dikumpulkan khusus
untuk tujuan studi lebih lanjut. sementara itu data historis,
ataupun data primer, termasuk bukti ataupun saksi utama
dari kejadian-kejadian sebelumnya. (Tarjo, 2019)
Sedangkan sumber data sekunder yang peneliti
gunakan guna menunjang penelitian ini memakai dokumen
yang berhubungan dengan Nagari Carocok Pesisir Selatan
serta didukung dengan berbagai sumber lainnya baik buku,
jurnal, artikel dan sebagainya. Selain itu, guna mendapatkan
data yang lebih andal, peneliti memakai wawancara
mendalam serta observasi sebagai teknik pengumpulan data.
Dengan mewawancarai beberapa masyarakat Nagari
Carocok terhadap minatnya kepada Bank Syariah dan
melaksanakan sosialisasi terkait pemahaman masyarakat
akan Bank Syariah terutama pada masyarakat yang bermata
pencaharian sebagai nelayan.
C. Pembahasan
1. Gambaran Lokasi Penelitian
a. Kependudukan
Kabupaten Pesisir Selatan terletak antara 00°
59' dan 20° 28' LS dan 10° 10' BT, dengan jumlah

180
penduduk 515.549 dan Pantai membentang sekitar
234 kilometer di sepanjang area seluas 5.749,89 km
persegi. Fitur geografis berikut menentukan distrik
administratif pesisir selatan:
1) Bagian Utara berbatasan dengan Kota Padang.
2) Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten
Solok, Solok Selatan serta Provinsi Jambi.
3) Bagian Selatan berbatasan dengan Provinsi
Bengkulu.
4) Bagian Barat berbatasan dengan Samudra
Indonesia.
Adapun secara administrasi Kabupaten Pesisir
Selatan punya 15 Kecamatan dan 182 Nagari.
Nagari Carocok menjadi salah satu daerah yang
digolongkan sebagai tempat penghasil ikan
terbanyak di Kabupaten Pesisir Selatan disamping
daerah lainnya seperti Tarusan, Batang Kalang,
Teluk Betung, Teluk Kasai, Muaro Batang Kapas,
Muaro Air Haji serta Muaro Kandis. (Najmi, 2021)
Kawasan ini memiliki peran penting bagi
masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan dan
pemerintahan di sana karena merupakan sumber
utama hasil perikanan tangkap. Oleh sebab itu,
warga Nagari Carocok sangat bergantung pada hasil

181
laut untuk bertahan hidup. Baik sebagai nelayan
penuh waktu ataupun nelayan paruh waktu.
b. Pendidikan Masyarakat
Tingkat pendidikan masyarakat di Nagari
Carocok Pesisir Selatan cukup bervariasi dari
sekedar hanya tamatan SD saja sebab factor
ekonomi keluarga sehingga langsung membantu
orang di laut sebagai nelayan. Ataupun juga ada
yang berhenti sampai SMP yang kemudian
membantu ekonomi dengan menjadi nelayan.
Namun banyak juga dari tingkat pendidikan sarjana
yang terjun langsung sebagai nelayan di karenakan
sulitnya mencari lowongan pekerjaan.
Terlepas dari kenyataan bahwasanya orang tua
mereka punya latar belakang pendidikan yang
terbatas, menurut temuan para ahli, banyak anak-
anak didorong guna melanjutkan pendidikan tinggi
guna mengubah nasib orang tua mereka. Jangan
sampai anak-anak dari masyarakat Carocok tidak
bisa lepas dari cara berpikir tradisional dan
konservatif.
Menurut temuan para ahli, usia produktif
nelayan berkisar antara 15 hingga 64 tahun. Ini
yakni usia optimal bagi karyawan. Selama masa

182
produktif, yang sering bertepatan dengan
bertambahnya usia, pendapatan seseorang akan
meningkat berdasarkan jenis pekerjaan yang
dilakukan. Usia jelas sangat berkorelasi dengan
kekuatan fisik seseorang saat melaksanakan tugas.
Yang, jika usia seseorang melebihi fase
produktifnya, bisa membatasi kekuatan fisiknya,
mengakibatkan produksi yang lebih rendah dan,
dengan demikian, kehilangan pendapatan.
(Hoktaviandri, 2018)
c. Keadaan Ekonomi Masyarakat
Seperti penjelasan sebelumnya, masyarakat
Nagari Carocok Pesisir Selatan yang mayoritasnya
hidup dengan hasil nelayan. yang punya sumber
pendapatan yang tidak pasti dan keuangan yang
tidak mencukupi tidak punya akses ke teknologi
kontemporer. Selain itu, Komunitas nelayan
memiliki tantangan dalam mengeksploitasi sumber
daya laut karena persaingan pasar dan hambatan
regulasi. Menurut pendapat salah satu narasumber
bernama bapak Eri (47 tahun) ia mengatakan
bahwasanya keadaan nelayan semakin sulit apalagi
jika sudah tiba musim panceklik. Adapun jumlah
nelayan di Nagari Carocok berkisar kurang lebih

183
296 nelayan. Walaupun program pemerintah sudah
diluncurkan untuk para nelayan seperti bantuan alat
dan kapal ialah Modal Kerja Masyarakat Pesisir
(MKPEMP) yang sudah ada sejak tahun 2000, dan
juga program Gerakan Pensejahteraan Masyarakat
Pesisir (GEPEMP). Namun hal ini belum bisa
menopang kehidupan nelayan.
Sehingga saat itu para nelayan melaksanakan
musyawarah bersama guna membuat koperasi
umum yang diberi nama “Jasa Usaha Bersama”
yang awal berdirinya pada tahun 1992. Adapun
untuk memperkuat hubungan antara para nelayan
maka diadakan perkumpulan setiap 1 bulan sekali.
Dengan dana simpanan wajib yang ditetapkan
sekitar 50. 000,- per orang. Dengan kisaran anggota
30 orang. Adapun dana simpanan wajib yang sudah
di tetapkan itu berguna bagi masyarakat nelayan
yang membutuhkan untuk diberi pinjaman ataupun
ada kecelakan dalam bekerja.
Karena kurangnya SDM di wilayah Carocok,
khususnya di kalangan nelayan skala kecil, akan
lebih sulit bagi perekonomian mereka untuk
tumbuh. Dengan rata-rata penghasilan yang di
dapatkan perhari dalam sekali melaut sekitar

184
100.000,- per hari. Ini dikarenakan keterbatasan
peralatan yang masih memakai alat tradisional.
Disamping itu banyak juga masyarakat yang
kehidupan ekonominya sekarang menjadi lebih
baik, terbukti dari mampunya masyarakat Nagari
Carocok Pesisir Selatan dalam menyekolahkan
anaknya hingga sarjana untuk bisa mengubah nasib
ke dua orang tuanya.
d. Agama
Nagari Carocok Pesisir Selatan termasuk
daerah yang memegang erat pedoman Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Seluruh
masyarakat asli Carocok Pesisir Selatan beragama
Islam. Seperti pernyataan dari bapak Adlisno (50
tahun) ia menjelaskan bahwasanya Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah sudah lama
dipakai oleh masyarakat Carocok Pesisir Selatan
sebagai pegangan hidup. Yang mana ini sudah
dilaksanakan secara turun temurun. Dimana pepatah
mengungkapkan:
Adat sepanjang jalan
Cupak sepanjang Betung
Lain lubuk lain ikannyo
Lain pedang lain bilalangnyo

185
Lain nagari lain adatnyo
2. Bank Syariah
Untuk menghindari haramnya riba, bank syariah
tidak mengenakan bunga deposito. Bank Syariah adalah
lembaga keuangan yang beroperasi sesuai dengan ajaran
Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW. guna
memberikan pembiayaan atau jasa lainnya dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang sesuai dengan
aturan hukum Islam adalah fungsi utama dari bank
syariah.
Berikut beberapa produk Bank Syariah diantaranya:
a. Produk penyaluran dana (Lending)
Meliputi prinsip jual beli (Bay’),sewa (ijarah) serta
bagi hasil (syirkah).
b. Produk penghimpunan dana (funding)
Bentuknya bisa berupa Giro, Tabungan Syariah, dan
Deposito Berjangka di bank Syariah.
c. Produk penyedia jasa
Berupa letter of credit (L/C), Bank Garansi Syariah,
Transfer serta inkaso, Sharf (Jual Valuta Asing) serta
Jasa Pembayaran. (Juprianto, 2017)
Namun sangat disayangkan sekali bahwasanya
pemahaman masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan
belum sepenuhnya mengetahui apa yang terkait dengan

186
Bank Syariah dikarenakan Sulitnya lembaga keuangan
perbankan dan non-bank berbasis syariah guna
menjangkau lapisan masyarakat dari kelas ekonomi
menengah ke bawah, khususnya nelayan di wilayah
pesisir. Tidak mengherankan jika kekosongan segmen
pasar keuangan di daerah pesisir Selatan ini di isi dengan
lembaga keuangan non formal seperti lentenir, koperasi
umum. Bahkan lebih banyak masyarakat yang
bekerjasama dengan Bank Konvensional seperti
peminjaman PNM (Permodalan Nasional Madani) yang
sudah punya 2. 668 kantor cabang. (Wilardjo, 2005)
3. Pemahaman Masyarakat Carocok Pesisir Selatan
Terhadap Bank Syariah
Bank Syariah yakni bank yang menerapkan prinsip
syariah dalam operasional bisnisnya. Adapun berdasarkan
survei yang sudah dijalankan di Nagari Carocok Pesisir
Selatan yang mayoritas nya beragama muslim dan sangat
erat memegang pedoman Adat Basandi Syarak Syarak
Basandi Kitabullah, tetapi hal itu sangat disayangkan
sebab masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan belum
sepenuhnya mengetahui Bank Syariah, dikarenakan
pemahaman masyarakat itu masih kurang.
Penduduk Carocok Pesisir Selatan hanya tahu
sedikit mengenai perbankan syariah dan segala sesuatu

187
yang bisa memengaruhi kebahagiaan konsumen, terutama
di kota-kota nelayan. Berikut dari hasil wawancara
dengan masyarakat Carocok Pesisir Selatan yang
mayoritasnya beragama muslim. bisa didapat beberapa
pemahaman dari masyarakat diantaranya:
a. Pemahaman Ibuk Yuli mengenai Bank Syariah
“Menurut pemahaman ibu Yuli (47) tahun, ia
kurang memahami yang berhubungan dengan Bank
Syariah, sebab informasi yang diberi masih minim,
terbuktinya dari tidak pernah mensosialisasikan apa
saja yang berkaitan dengan Bank Syariah, sehingga hal
ini yang membuat Ibuk Yuli dan Orang-orang di nagari
itu tidak memahami bank syariah dalam hal operasi
dan teknik yang mereka gunakan”
b. Pemahaman Bapak Hengki mengenai Bank Syariah
“Bapak Hengki (37) Tahun mengungkapkan, Dia
punya usaha sembako di kawasan Batu Kalang;
Namun, dia tidak tahu apa-apa mengenai bank syariah,
sebab dia hanya pernah bertransaksi dengan Bank BRI
(konvensional), dan sekarang menjadi agen di Bank
BRI (konvensional). Lebih lanjut, Menurutnya, satu-
satunya perbedaan antara bank syariah dan bank lain
adalah pada label”.

188
c. Pemahaman Ibuk Enen mengenai Bank Syariah
“Hasil informasi yang di dapatkan dari Ibuk
Enen (40) tahun ia lebih tertarik untuk meminjam
kepada lentenir di Bandingkan Bank Konvensional
apalagi terkait dengan Bank Syariah dikarenakan
persyaratan peminjaman lentenir lebih mudah hanya
dengan memakai KTP saja peminjaman langsung bisa
diperoses. Dengan hanya berjualan kue keliling yang
harus mencukupi 3 orang anak dengan hasil yang pas-
pasan dimana kebutuhan terus meningkat tentunya
dana yang di dapatkan harus cepat sehingga lentenir
menjadi alternatifnya.
Dari hasil wawancara yang saya lakukan selama
proses pelayanan di Nagari Carocok Pesir Selatan,
Meskipun perbankan syariah semakin populer, masih
banyak orang yang sepertinya masih asing dengannya.
Sebagian besar masyarakat di Nagari Carocok Pesisir
Selatan percaya bahwasanya bank syariah dan bank
umum lainnya pada dasarnya sama. Bank konvesional
serta bank syariah identik dalam segala hal. Adapun
orang-orang yang mengenal bank syariah tetapi tidak
mengenal barangnya, tentunya jika masyarakat umum
tidak mengetahui barang bank syariah, masyarakat tidak
akan tertarik memakai jasa bank syariah.

189
Sebab mereka akan beranggapan bahwasanya
fasilitas pendukung yang di berikan oleh Bank
Konvensional lebih lengkap apalagi di dukung dengan
banyaknya Bank Konvensional seperti Bank BRI, Bank
Nagari yang dekatnya tidak jauh dari pasar berada tepat di
Nagari Carocok Pesisir Selatan. Masyarakat mengaku
bahwasanya letak kantor Bank Syariah sendiri jauh dari
tempat tinggalnya, sementara itu di lokasi tempat
masyarakat berada di dominasi oleh Bank Konvensioal
sehingga Bank Syariah masih dianggap sebelah mata oleh
Kebanyakan masyarakat.
Pertumbuhan bank syariah di Indonesia saat ini
menghadapi beberapa kendala. Seperti halnya dengan
masalah Fiqh, khususnya kesepakatan ulama bahwasanya
bunga itu halal, haram, dan diragukan (Rusby, 2017).
Sementara orang Kristen juga mematuhi larangan riba
yang ditemukan dalam Lukas 6:34-35, tidak ada aturan di
Indonesia yang menentukan bagaimana mengoperasikan
bank syariah (Muhammad , 2004), SDM yang identik
dengan bank konvensional serta terbatasnya jaringan
ATM bank syariah membatasi sosialisasi perbankan
syariah. (Hasan, 2014)

190
4. Minat Masyarakat Carocok Pesisir Selatan Terhadap
Bank Syariah
Bank Syariah yakni lembaga intermediasi keuangan
yang operasional operasionalnya bebas dari MAGRIB,
antara lain Maysir, Garar, Riba, Risywah, dan Batil, yang
dilarang oleh Islam. Sebaliknya, bank tradisional
mendasarkan operasi operasionalnya pada gagasan bunga,
yang menurut mayoritas akademisi identik dengan riba.
Mengenai distribusi uang, bank syariah terlibat
dalam investasi serta keuangan. Karena bank syariah
beroperasi berdasarkan prinsip investasi atau penyertaan,
dan karena keuntungan akan diterima tergantung pada
keberhasilan perusahaan yang menjadi subjek penyertaan
menurut rasio bagi hasil yang ditetapkan, praktik ini
dikenal sebagai investasi. dengan apa yang sudah
didiskusikan dan disepakati sebelumnya. Karena bank
syariah menyediakan uang untuk kebutuhan nasabah yang
sudah memperoleh dan layak menerimanya, praktik ini
dikenal sebagai pembiayaan.
Hubungan antara Bank dan uang dalam suatu unit
usaha yakni erat dan signifikan. Namun perlu diingat
bahwasanya dalam melaksanakan kegiatannya harus
memberantas ketidakadilan, ketidakjujuran, serta
eksploitasi dari satu pihak ke pihak lain (bank dan

191
nasabahnya). Posisi bank syariah terhadap kliennya yakni
sebagai mitra investor dan pedagang, sementara itu posisi
tradisional yakni kreditur ataupun debitur.
Setiap lembaga keuangan Islam menganut prinsip
mencari keridhaan Allah guna mencapai keutamaan di
dunia serta akhirat. Sebab itu, segala tindakan lembaga
keuangan yang dianggap menyimpang dari ajaran agama
wajib dihindari. (QS. Al-Baqarah [2]: 175) menjelaskan
salah satu prinsip yang harus dipegang oleh bank syariah
dalam menjalankan usahanya:

ْ ‫الر ٰبوا ََل يَقُ ْو ُم ْونَ ا ََِّّل َك َما يَقُ ْو ُم الَّذ‬


‫ِّي‬ ِّ ِّ َ‫اَلَّ ِّذيْنَ يَأ ْ ُكلُ ْون‬
‫س ٰذلِّكَ بِّاَنَّ ُه ْم قَالُ ْٓوا اِّنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِّمثْ ُل‬ ِّ ِّۗ ِّ ‫شي ْٰط ُن ِّمنَ ْال َم‬ َّ ‫طهُ ال‬ ُ َّ‫يَت َ َخب‬
‫ظةٌ ِّ ِّم ْن‬ َ ‫وا فَ َم ْن َج ٰۤا َء ٗه َم ْو ِّع‬ِّۗ ‫الر ٰب‬
ِّ ِّ ‫ّٰللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬ ‫وا َوا َ َح َّل ه‬ۘ ‫الر ٰب‬
ِّ ِّ
ٰٰۤ ُ
َ‫ول ِٕىك‬ ‫عادَ فَا‬ ‫ف َوا َ ْم ُر ٗ ٓه اِّلَى ه‬
َ ‫ّٰللاِّ ِّۗ َو َم ْن‬ َ ِّۗ َ‫سل‬
َ ‫َّر ِّبِّ ٖه فَا ْنتَهٰ ى فَلَهٗ َما‬
َ‫ار ۚ ُه ْم فِّ ْي َها ٰخ ِّلد ُْون‬
ِّ َّ‫ب الن‬ ْ َ‫ا‬
ُ ٰ‫صح‬

Artinya :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak bisa berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu
yakni disebabkan mereka berkata (berpendapat).
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,

192
Padahal Allah sudah menghalalkan jual beli dan
menghalalkan riba. Orang-orang yang sudah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba). Maka baginya
apa yang sudah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang
itu yakni penghuni-penghuni neraka, mereka kekal
di dalamnya. (QS. Al-Baqarah [2] : 275).
Dalam surah Al-Baqarah ayat 275 Al-Qur'an
disebutkan bahwasanya melaksanakan transaksi jual beli
yakni haram. Dimana khususnya riba meminta lebih
banyak dana selain pinjaman pertama. Ada hubungan
antara riba dan bunga bank. Bank konvensional
mengenakan bunga, tetapi bank syariah tidak
melaksanakan riba. Sebaliknya, bank syariah membagi
pendapatan sesuai konsep bagi hasil, juga dikenal sebagai
margin keuntungan. Keyakinan Islam melarang riba di
bank sebab membebani peminjam, tetapi tujuan bank
dalam Islam yakni guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan
dengan masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan terkait

193
dengan minat masyarakatnya terhadap Bank Syariah
sebagai berikut:
“Menurut Kak Nila, 35 tahun, ia akrab dengan Bank
Syariah, bank yang berbasis bagi hasil. Yang tindakan
operasinya sesuai prinsip syariah. Tetapi ia mengeluhkan
terkait lokasi yang belum ada di dekat nagari Carocok.
Dimana Bank Syariah masih terletak jauh berkisar 1 jam
dalam perjalanan”
“Menurut Kak Iwit 34 tahun terkait dengan Bank
Syariah ia merasakan bahwasanya Tidak ada unsur riba
dalam pengelolaan uang bank syariah, dan
pelaksanaannya sesuai prinsip syariah. Sehingga hal inilah
yang membuat Kak Iwit berminat untuk memakai jasa
Bank Syariah guna melaksanakan transaksi”.
“Menurut Kak Diva, 21 tahun dan bertransaksi di
bank syariah, tidak adanya riba membuatnya merasa
nyaman saat bertransaksi. Dimana ditentukan oleh
kesepahaman antara Bank dan Nasabah. Ia melaksanakan
transaksi di Bank BSI Painan yang pelayanannya sangat
menyenangkan meski jarak jauh, namun ia senang dengan
gaya berpakaian dan sikap pelayanan Bank Syariah itu
mampu menggelitik minat Kak Diva untuk bertransaksi di
Bank Syariah”.

194
Berikut hasil wawancara yang dilaksanakan dengan
masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan terkait dengan
minat masyarakatnya terhadap Bank Konvensional
sebagai berikut:
“Menurut Ibu Yuli (47) tahun ia kurang memahami
terkait dengan Bank Syariah. Dan Alasan dia tertarik
dengan bank konvensional yakni sebab ATM ada di
mana-mana, serta akses koneksi ATM, sehingga kita bisa
menarik uang dengan mudah di mana pun kita berada. Ini
jelas sangat nyaman bagi masyarakat.”
“Bapak Hengki (37) tahun mengungkapkan yang
mempunyai usaha sembako di daerah Batu Kalang ia
lebih berminat kepada Bank Konvensional sebab ia
termasuk salah satu agen dari Bank BRI (konvensional)
dimana kebutuhan fasilitas memadai dan ATMnya
dimana-mana”
“Menurut Ibu Enen (47) tahun alasan ia lebih
berminat kepada Bank Konvensional sebab lokasinya
yang dekat dengan rumah dan masih kurangnya
pemahaman mengenai Bank Syariah hingga ia masih
memakai jasa Bank Konvensional”
Dari hasil wawancara itu ada beberapa factor utama
yang menyebabkan masyarakat Nagari Carocok Pesisir

195
Selatan masih rendah minatnya kepada Bank Syariah
diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor lokasi
Letak bank syariah yang sangat jauh menjadi
alasan lain mengapa masyarakat Carocok Pesisir
Selatan lebih memilih bank konvensional dibandingkan
bank syariah. Jelas, ini menunjukkan bahwasanya
semakin jauh bank syariah berada, semakin sedikit
orang yang memakai layanan mereka. Ini menunjukkan
bahwasanya kantor Bank Islam dibangun berbeda dari
kantor Bank biasa.
b. Faktor pengetahuan
Banyak dari masyarakat Carocok Pesisir Selatan
yang masih tidak mengetahui mengenai produk Bank
Syariah maupun mengenai sistem bagi hasil pada Bank
Syariah. Sehingga sebagaian dari mereka masih
memilih Bank Konvensional, Koperasi Umum,
Lentenir dan sebagainya, Padahal pengetahuan
mengenai produk ataupun jasa serta pengetahuan
lainnya yang dimiliki masyarakat termasuk salah satu
modal utama yang akan memengaruhi keputusan
masyarakat dalam memakai produk ataupun jasa
tersebut. Sangat disayangkan sekali jika masyarakat
kurang akan pengetahuan terkait Bank Syariah baik

196
berupa produk ataupun jasa yang akan berdampak pada
tidak berminatnya masyarakat sama sekali pada produk
ataupun jasa yang diberi oleh Bank Syariah.
c. Faktor promosi
Seperti warga Nagari Carocok Pesisir Selatan
yang menilai Bank Umum Syariah kurang sosialisasi.
Agar warga Nagari Carocok Pesisir Selatan tetap
memakai bank tradisional seperti Bank BRI, Bank
Nagari, dll. Bank Syariah belum mempromosikan
produk ataupun sistem bagi hasil mereka sejauh
masyarakat umum punya pemahaman yang
menyeluruh mengenai salah satu. Dibandingkan Bank
Konvensional yang lebih gencar dalam melaksanakan
promosi sementara itu Bank Syariah di Nagari Carocok
Pesisir Selatan masih kurang. Padahal jika dilihat dari
hasil wawacara naasumber jika Bank Syariah terus
gencar dalam melaksanakan promosi maka akan
dipastikan peluang masyarakat dalam memakai Bank
Syariah semakin besar.
Berikut beberapa permasalahan perkembangan
Bank Syariah diantaranya:
a. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap
operasional operasional bank syariah.

197
Pada dasarnya, sistem ekonomi Islam melarang
praktik riba dan perolehan kekayaan yang tidak adil
oleh pihak-pihak tertentu. Namun, bentuk produk dan
layanan, prinsip dasar hubungan antara bank dan
nasabah, dan praktik bisnis halal di bank syariah masih
perlu disebarluaskan. Maraknya disparitas fitur produk
bank konvensional dan produk bank syariah sudah
menimbulkan resistensi di kalangan konsumen jasa
perbankan. Keengganan ini sebagian disebabkan oleh
kurangnya kemungkinan guna menghasilkan
pendapatan yang konsisten melalui bunga deposito.
b. Aturan perbankan yang diterapkan belum sepenuhnya
mengakomodasi aktivitas bank syariah.
Karena banyaknya variasi pelaksanaan
operasional antara bank konvensional dan bank
syariah, peraturan perbankan harus diubah agar sesuai
prinsip syariah agar bank syariah bisa berfungsi dengan
sukses dan efisien. Klausul ini termasuk persyaratan
peraturan:
1) Instrumen yang diperlukan guna menyelesaikan
masalah likuiditas.
2) Instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah
untuk keperluan tanggung jawab bank sentral.
3) Standar untuk akuntansi, audit, dan pelaporan

198
4) ketentuan yang mengatur prinsip kehati-hatian dan
lain-lain.
c. Jaringan Kantor Bank Syariah yang belum luas.
Pembentukan jaringan kantor Bank Syariah
diperlukan guna memperluas jangkauan pelayanan
kepada masyarakat. Selain itu, tidak adanya bank
syariah saat ini menghambat pertumbuhan kerjasama
antar bank syariah. Kerjasama diperlukan antara lain
guna memindahkan uang antar institusi guna mengatasi
masalah likuiditas. Sumber daya manusia dengan
pengalaman perbankan syariah masih terbatas.
Pengembangan sumber daya manusia di bidang
perbankan syariah sangat penting sebab keberhasilan
pertumbuhan bank syariah di tingkat mikro terutama
tergantung pada kualitas manajemen dan tingkat
pengetahuan dan keterampilan manajer bank. Sumber
daya manusia di perbankan syariah harus punya
pemahaman yang signifikan mengenai industri
perbankan, pemahaman mengenai penerapan prinsip
syariah dalam praktik perbankan, dan komitmen yang
kuat untuk menerapkannya secara konsisten.
Tentang perkembangan bank syariah melalui
konversi bank konvensional menjadi bank syariah
ataupun pembukaan kantor cabang syariah oleh bank

199
umum konvensional, masalah ini menjadi lebih
signifikan sebab diperlukan pergeseran mental untuk
beralih dari sistem bisnis bank konvensional ke sistem
berbasis prinsip syariah. (Antonio, 2001)
5. Strategi Bank Syariah Dalam Menarik Minat
Masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan untuk
Bertransaksi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terkait
fenomena masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan
yang umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan
maka ini bisa dijadikan fokus utama guna menarik
masyarakat nelayan dalam memakai jasa Bank Syariah.
Diantaranya:
a. Qard
Dalam model pembiayaan Qardh ini termasuk
sejenis pinjaman tanpa bunga dalam bentuk pinjaman
tunai (uang muka yang bisa ditarik setiap saat dalam
jangka waktu yang disepakati). bisa ditentukan,
misalnya, bahwasanya nelayan tidak mampu
membayar dalam jangka waktu yang ditentukan.
Namun tentu saja, lembaga keuangan para pihak harus
terlebih dahulu mengkonfirmasi bahwasanya nelayan
sudah berusaha dan tidak bisa lagi menangkap ikan,

200
ataupun bahwasanya kematian itu tidak disengaja dan
tidak disengaja.
b. Ijarah
Nelayan pasti akan membutuhkan peralatan
untuk manufaktur, seperti perahu, alat tangkap, dan
mesin lainnya. Dan diketahui juga bahwasanya
pendapatan nelayan masih tergolong miskin, sehingga
dengan uang tunai yang sedikit ini, mereka akan
membutuhkan lebih banyak dana guna menopang
operasi mereka. sebab ijarah ini termasuk model
pembiayan peminjaman alat produksi yang bisa
disewakan dalammasa untuk tertentu yang dicicil
sesuai kesepakatan dalam akad.
c. Murabahah
Nelayan bisa memakai pembiayaan syariah ini
dengan cara berkelompok agar tidak memberatkan
nelayan dikarenakan kapal yang cukup mahal. Pada
akhir waktu, prosedur pembayaran lengkap juga bisa
dilaksanakan dengan cara mencicil. Ini juga guna
mempersiapkan potensi tragedi ataupun tenggelamnya
kapal.
d. Salam
Model pembiayaan salam ini dimaksudkan untuk
dipakai pada saat cuaca buruk ataupun kelaparan,

201
seperti gelombang besar ataupun musim hujan, yang
membuat masyarakat nelayan tidak punya pendapatan.
Bank bisa membantu nelayan dengan menjual
keterampilan mereka, seperti produksi jaring ikan.
Dalam rangka menjual temuan bersih ini ke organisasi
keuangan Islam. sebab salam ini termasuk transaksi
jual beli barang yang belum ada. Oleh sebab itu,
produk diserahkan secara kasar kepada Bank yang
berfungsi sebagai pembeli, sementara itu konsumen
yang bertindak sebagai penjual membayar secara tunai.
Diharapkan target awal yang dilaksanakan oleh
Bank Syariah Nagari Carocok Pesisir Selatan terutama
guna menarik para nelayan agar minat memakai
produk-produk Bank Syariah awal yang baik dalam
melaksanakan promosi sehingga Bank Syariah lebih
dikenal luas lagi oleh masyarakat Nagari Carocok
Pesisir Selatan. (Akhmad, 2017)
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan
pada pembahasan tentang “Rendahnya Minat Masyarakat
Terhadap Bank Syariah di Nagari Carocok Pesisir Selatan “
dapat disimpulkan bahwa Nagari Carocok Pesisir Selatan
termasuk salah satu wilayah di Sumatera yang sebagian besar
meliputi daratan dan perairan. Sebagian besar mata

202
pencaharian masyarakat sebagai nelayan disamping ada juga
yang bekerja sebagai petani ataupun pedagang. Mengingat
hasil nelayan yang tidak menentu dikarenakan musim
panceklik, hal inilah yang membuat umumnya masyarakat
kewalahan dalam mencukupi kebutuhan mereka. Uang yang
mereka peroleh dari nelayan hampir tidak cukup guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari; terkadang hasilnya tidak
mencukupi. Agar masyarakat ataupun nelayan meminjam
dari koperasi umum, pemberi pinjaman, ataupun bank
tradisional. Bank syariah harus mengembangkan kemajuan
baru untuk bisa mengiklankan barang-barang mereka secara
lebih efektif mengingat masih kurangnya kesadaran
masyarakat.
Padahal, perbankan syariah sangat mempunyai
kontribusi yang besar dalam mensejahterakan perekonomian
pada sistem keuangan nasional. Dimana fungsi perbankan
syariah hampir sama dengan fungsi bank biasa. Sistem
operasi bank konvensional dan bank syariah berbeda. Dalam
sistem operasionalnya, Bank Konvensional pada umumnya
menerapkan sistem suku bunga dan kesepakatan berdasarkan
peraturan nasional dalam operasionalnya. Sebaliknya, bank
syariah tidak memakai bunga dalam transaksinya. Namun,
kegiatannya memakai perjanjian ataupun rasio bagi hasil.
sebab menurut hukum Islam, bunga termasuk dalam kategori

203
riba. Dalam pengaturan bagi hasil termasuk operasi
pembelian dan penjualan, konsumen dan bank berbagi
keuntungan.
Masyarakat Nagari Carocok Pesisir Selatan sebenarnya
mempunyai ketertarikan kepada Bank Syariah namun sebab
akses untuk ke Bank Syariah yang masih kurang di wilayah
Carocok Pesisir Selatan inilah membuat masyarakat masih
memakai Bank Konvensional. Seperti halnya saat ini masih
banyak kendala yang dihadapi masyarakat salah satunya
terkait dengan pemahaman masyarakat mengenai Bank
Syariah. Padahal jika ditelusuri lebih jauh Bank Syariah akan
sangat bisa dengan mudah mendapatkan hati ditengah-tengah
masyarakat sebab mayoritas masyarakatnya beragama Islam
Masyarakat hanya sekedar mengetahui bahwasanya Bank
Syariah ada di Pesisir Selatan yang belum lama ini baru
berdiri berjarak 1 jam dari Carocok tapi baik mekanisme,
operasional, seluk beluk. Selain itu keunggulan dari Bank
Syariah baik jasa ataupun produk yang ditawarkan tidak
begitu diketahui oleh masyarakat Carocok Pesisir Selatan
pada umumnya. Mereka hanya mengetahui keberadaan bank
syariah, dan tidak ada lagi yang mereka ketahui mengenai
bank syariah. Penduduk Pesisir Selatan terus percaya
bahwasanya bank syariah dan bank konvensional punya

204
mentalitas yang sama dengan yang harus dihadapi oleh
lembaga-lembaga Islam.
Disisi lain perbankan syariah harus terus
mengembangkan teknologinya agar bisa lebih bersaing
dengan Bank Konvensional. Sosialisasi dengan masyarakat
mengenai Bank Syariah sangat penting dilaksanakan kepada
masyarakat Pesisir Selatan. Namun bukan saja pihak Bank
Syariah tetapi diharapkan semua instansi, masyarakat,
mahasiswa, pemerintah saling tolong menolong dalam
memberi pemahaman mengenai Bank Syariah kepada
masyarakat Pesisir Selatan.

205
Daftar Pustaka

Buku Teks
Akhmad, dkk. 2017. Analisis Pembiayaan Usaha Nelayan
Skala Kecil Oleh Lembaga Keuangan Syariah (Studi
Kelurahan Untia Makassar)
Antonio, Muhammad Syafi’I. 2001. Jakarta : Gema Insani
Press
Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Perbankan Syariah (Sebuah
Pengantar). Ciputat : GP Press Group
Kasmir. 2015. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : Rajawali
Pers
Mardiani. 2015. Aspek Hukum Keuangan Syariah Di
Indonesia. Jakarta : Prenada Media Group
Muhammad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan
Profit Margin Pada Bank Syariah. Yogyakarta : UII
Press
Tarjo. 2019. Metode Penelitian Sistem 3X Baca. Yogyakarta
: CV Budi Utama
Jurnal
Hoktaviandri. 2018. Problematika Internal Nelayan
Tradisional Carocok Kecamatan Koto XI Tarusan :
Studi Faktor-Faktor Sosial Budaya Penyebab
Kemiskinan. Majalah Ilmiah Tabuah : Ta’limat,

206
Budaya, Agama dan Humaniora. Vol. 22 No. 1. ISSN
(Online) 2614-7793
Juprianto, dkk. 2017. Analisis Minat Masyarakat Muslim
Menjadi Nasabah Bank Syariah. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa
Najmi dan Widya Fitri. 2021. Perkembangan Teknologi
Penangkapan Ikan dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan
Muara Kandis Kecamatan Linggo Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011-2018.
Galanggang Sejarah. Vol. 3. No. 3. ISSN (Online) :
2684 : 8767.
http://ejournal.pamaaksara.org/index.php/gs
Rusbi, Zulkifli. 2017. Manajemen Perbankan Syariah. Riau :
Perpustakaan Nasional : Catalog Dalam Terbitan
(KDT)
Wilardjo dan Setia Budhi. 2005. Pengertian, Peranan Dan
Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia. Value
Added
Wawancara
Eri. Wawancara Pribadi. Keadaan Ekonomi Nagari Carocok
Pesisir Selatan. 4 Juli 2022
Adlisno. Wawancara Pribadi. Agama Masyarakat Nagari
Carocok Pesisir Selatan. 4 Juli 2022

207
Yuli. Wawancara Pribadi. Pemahaman mengenai Bank
Syariah. 11 Juli 2022
Hengki. Wawancara Pribadi. Pemahaman mengenai Bank
Syariah. 13 Juli 2022
Enen. Wawancara Pribadi. Pemahaman mengenai Bank
Syariah. 13 Juli 2022
Nila. Wawancara Pribadi. Minat Terhadap Bank Syariah. 17
Juli 2022
Iwit. Wawancara Pribadi. Minat Terhadap Bank Syariah. 17
Juli 2022
Diva. Wawancara Pribadi. Minat Terhadap Bank Syariah. 19
Juli 2022

208
TINGKAT PEMAHAMAN MASYRAKAT JORONG
KAYU TANDUAK NAGARI AIA ANGEK TENTANG
PRODUK SIMPAN PINJAM BANK SYARIAH

Indah Izdihar
FEBI S1 Perbankan Syariah
Email: indahizdihar881@gmail.com

Abstrak
Pemahaman Masyarakat Jorong Kayu Tanduak Nagari Aia
Angek tentang Produk Simpan Pinjam Bank Syariah. tujuan
penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang produk simpan pinjam bank syariah dan
memebedakan produk simpan pinjam bank syariah dengan
bank konvensional. Produk simpan pinjam bank syariah
menurut Kementrian Koperasi UKM RI Tahun 2009 pasal 1,
koperasi syariah adalah suatu bentuk koperasi yang segala
kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, simpanan,
sesuai pola bagi hasil (syariah), dan investasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman
masyarakat jorong kayu tanduak tentang produk simpan
pinjam bank syariah masih rendah, hal ini karena masyarakat
jorong kayu tanduak hanya tau dengan produk simpan
pinjam bank konvensional yang mereka pakai.

Kata Kuci: Pemahaman, Produk Simpan Painjam, Bank


Syariah

A. PENDAHULUAN
Kegiatan ekonomi adalah suatu kegiatan yang sudah
diatur oleh syariat islam, yang termasuk konsumsi, investasi,

209
dan simpanan. Pada saaat ini berkembang zaman, hampir
semua masyarakat melakukan investasi terhadap lembaga
keuangan. Transaksi dilembaga keuangan banyak terjadi
karena lembaga keuangan sangat diperlukan dalam
perekonomian zaman sekarang sebagai media antara
masyarakat yang mempunyai modal dan masyarakat yang
memerlukan modal. Hal itu sesuai dengan fungsi lembaga
keuangan itu sendiri.
Adanya perbedaan sistem bank syariah dengan bank
konvensional, yaitu terhadap prinsip beserta kaidahnya yang
digunakan dalam transaksi bank itu sendiri. Dalam sistem
syariah tidak dikenal adanya transaksi “perkiraan” maupun
“bunga” (yang umumnya menjadi dasar perhitungan dalam
bisnis keuangan simpan pinjam secara konvensional).
Konsep bunga islam dalam ajaran islam dianggap
mengandung aspek (riba) yang diharamkan. Seperti firman
Allah SWT Q.S Al-Baqarah ayat 275.

َ‫شي ْٰط ُن ِّمن‬ َّ ‫طهُ ال‬ ُ َّ‫ِّي يَت َ َخب‬ْ ‫الر ٰبوا ََل يَقُ ْو ُم ْونَ ا ََِّّل َك َما يَقُ ْو ُم الَّذ‬ ِّ ِّ َ‫اَلَّ ِّذيْنَ يَأ ْ ُكلُ ْون‬
‫ّٰللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬‫وا َوا َ َح َّل ه‬ ۘ ‫الر ٰب‬
ِّ ِّ ‫س ٰذلِّكَ بِّاَنَّ ُه ْم قَالُ ْٓوا اِّنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِّمثْ ُل‬ ِّ ِّۗ ِّ ‫ْال َم‬
‫ف َوا َ ْم ُر ٗ ٓه اِّلَى ه‬
ِّۗ ِّ‫ّٰللا‬ َ ‫ظةٌ ِّ ِّم ْن َّر ِّبِّ ٖه فَا ْنتَهٰ ى فَلَهٗ َما‬
َ ِّۗ َ‫سل‬ َ ‫وا فَ َم ْن َج ٰۤا َء ٗه َم ْو ِّع‬ ِّۗ ‫الر ٰب‬ ِّ ِّ
ٰٰۤ ُ
َ‫ار ۚ ُه ْم فِّ ْي َها ٰخ ِّلد ُْون‬
ِّ َّ‫ب الن‬ ُ ٰ‫صح‬ ْ َ ‫ول ِٕىكَ ا‬ ‫عادَ فَا‬َ ‫َو َم ْن‬

210
Artinya: “orang-orang yang Makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Perkembangan keuangan syariah banyak melewati
persaingan dengan lembaga keuangan lain. baik yang sama
pada keuangan syariah atau pun dengan keuangan
konvensional. Bank saling besaing untuk memperoleh
anggota baru dan mempertahankan anggota tersebut yang
telah mereka miliki. Yang paling pertama lembaga keuangan
harus mempertimbangkan kepuasan anggotanya. Lembaga
keuangan bisa melakukan dengan cara meningkatkan
kualitas pelayanan dan kepercayaan supaya tercipta kepuasan
yang akan menjadikan anggota tetap dengan lembaga
tersebut.

211
Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman-pemahaman pada produk-produk bank syariah
juga membedakan tentang produk bank syariah dengan
produk bank konvensional. Pada di jorong katu tanduak ini
kebanyakan masyarakat belum paham pada produk-produk
bank syariah tetapi hanya memilih untuk menabung dalam
bank konvensional.
B. Metode Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Jorong Kayu Tanduak,
Nagari Aia, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Disini banyak masyarakat yang simpan pinjam pada bank
konvensional. Daerah ini dijadikan lokasi penelitian adalah
karena jorong ini banyak meminjam modal pada bank
konvensional dengan tujuam dan maksud yang berbeda-beda
untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Menurut Creswell (2008) mendefinisikan metode
penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau
penelusuran untuk mengekspolorasi dan memahami suatu
gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut, peneliti
mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan
mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Informasi
kemudian yang berupa kata maupun teks. Kumpulan
informasi tersebut kemudian di analisis. Dari hasil analisis
peneliti kemudian menjabarkan dengan penelitian-penelitian

212
ilmuwan lain yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir kualitatif
dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.
Metode penelitian yang dilakukan yang digunakan
adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian berupa pengumpulan data. Subjek
penelitian ini adalah tingkat pemahaman masyarakat Jorong
Kayu Tanduak tentang Produk-produk perbankan syariah.
Objeknya simpan pinjam pada bank konvensional. Data
penelitian dihimpun dengan metode observasi dan
wawancara. Observasi meliputi peran sebagai suber dari
bukti pada sebuah studi kasus. Observasi dalam penelitian
kualitatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu observasi
partisipatif (participatory observation) dan observasi non
partisipatif (non participatory observation) (Sugiyono, 2010:
145). Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia
dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu
merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi
(Bungin,2012: 100).
Wawancara merupakan salah satu proses untuk
mendapatkan keterangan dengan tujuan peneliti tanya jawab
dengan tatap muka antar peneliti dengan responden (yang
diwawancarai), dengan adanya pedoman untuk diwawancarai
atau tidak. Wawancara yang penulis lakukan adalah dengan

213
beberapa pihak internal yang mempunyai keterkaitan dengan
penelitian yang penulis lakukan. Wawancara dilakukan
kepada Jorong Kayu Tanduak.
C. Pembahasan
1. Tingkat Pemahaman Masyarakat Jorong Kayu
Tanduak Nagari Aia Angek Terhadap Produk Simpan
Pinjam Perbankan Syariah. Persepsi Pemahaman
Masyarakat Jorong Kayu Tanduak tentang produk-
produk Bank Syariah.
Bank syariah memberikan layanan akan
memberikan layanan terhdap nasabahnya. tanpa adanya
bunga/riba. Pembayaran atau penarikan dalam bank
syariah bunga tidak dipernolehkan dalam transaksi
apapun. Karena transaksi dengan bunga dilarang keras
oleh islam karena bunga atau riba itu haram hukumnya.
Pada larangan riba ini membedakan antara bank. Karena
bank syariah didirikan dengan tujuan memasarkan dan
meluaskan prinsip syariah pada lembaga keuangan.
Secara umum masyarakat Jorong Kayu Tanduak
belum dan sulit mengetahui perbedaan antara bank
syariah dengan bank konvensional karena masyarakat
tidak tahu didalam ada fungsi serta akadnya, tidak hanya
dengan akadnya, tetapi juga belum mengetahui tentang
produk, sistem dan manfaatnya. Namun, apabila

214
masyarakat mengenal bank syariah secara mendetail maka
masyarakat akan tertarik menjadi nasabah bank syariah,
karna bank syariah dilaksanakan menurut syariat islam.
Sebagian besar Masyarakat Jorong Kayu Tanduak
pekerjaannya adalah bertani. Bertani disini dapat dua
golongan yaitu 1) masyarakat yang mempunyai lahan 2)
masyarakat yang tidak mempunyai lahan. Namun, kedua
golongan tersebut hampir semua mengikuti simpan
pinjam kepada bank dengan alasan yang berbeda setiap
masyarakat.
Masyarakat pada Jorong Kayu Tanduak umumnya
mengikuti simpan pinjam pada Bank Konvensional. Bank
konvensional itu sendiri yaitu bank yang melakukan
perputaran uang sesuai kesepakatan nasional dan
internasional, berdasarkan hukum formil suatu negara.
Bank konvensional memiliki beberapa kegiatan, yaitu
menerima dana masyarakat yaitu tabungan, deposito, dan
juga giro. Selain itu bank konvensional juga sama dengan
bank syariah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan simpanan.
Ada beberapa alasan kenapa masyarakat lebih
memilih bank konvensional yaitu:

215
a. Mendapatkan keuntungan berupa bunga
Alasan pertama masyarakat memilih bank
konvensional adalah akan mendapatkan bunga.
Walaupun bunganya tidak terlalu tinggi tetapi
masyarakat tertarik untuk menabung pada bank
konvensional ini.
b. Memiliki kebebasan dalam transaksi
Bank konvensional menawarkan fitur-fitur yang cukup
lengkap untuk para nasabahnya. Dimana nasabah tidak
hanya menympan uang tetapi juga bisa melakukan
transaksi lainnya.
c. Uang yang disimpan mudah di ambil
Ketika masyarakat/nasabah memerlukan dana dengan
cepat, uang yang disimpan bisa diambil kapan saja.
Uang tersebut bisa diambil melalui ATM atau teller
pada bank tersebut.
d. Bisa meminjam uang dengan mudah
Jika uang nasabah yang disimpan pada bank, maka
uang tersebut disalurkan ke masyarakan dalam bentuk
pinjaman dan kerdit. Ini berarti saat masyarakat
membutuhkan dana untuk modal usaha ataupun untuk
keperluan lainnya maka bisa pengajuan pinjaman
kepada bank. Proses pengajuan pinjaman yang mudah
sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama. Jika

216
pengajuan disetujui oleh bank, maka masyarakat harus
membayar dengan cicilan setiap bulan beserta
bunganya.
Jadi masyarakat lebih memilih bank konvensional
disbanding bank syariah dengan alasan diatas, dan
tanpa mengetahui produk-produk bank syariah dahulu.
Seperti yang kita lihat sebelumnya masyarakat
Jorong Kayu Tanduak belum paham tentang masalah
produk-produk pada bank syariah, makanya lebih memilih
pada produk bank konvensioanal.
2. Mengenal Bank Syariah dan Produk Bank Syariah
a. Perngetian
Yaitu lembaga bank yang menjalankan prinsip
sesuai dengan hukum islam yang di atur oleh MUI.
Prinsipnya yaitu keadilan, keseimbangan,
kemaslahatan, dan tidak mengandung unsur riba
atau unsure yang dilarang oleh agama islam.
Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, bank syariah
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum
islam. Prinsip syariah yang dimaksud mencakup
prinsip keadilan dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan (‘adl wa tawazun), kemaslahatan

217
(maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim, dan obyek
yang haram, sebagaimana yang diatur dalam fatwa
Majelis Ulama Indonesia.
b. Fungsi
Fungsi utama bank syariah yaitu menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan lagi dana itu
kepada masyarakat. Fugsi bank syariah ini juga
memberikan pelayanan dalam bentuk jasa
perbankan syariah.
c. Jenis
Jenis bank syariah ada dua yaitu : pertama,
bank umum syariah. kedua, bank pembiayaan
syariah. pada kedua jenis usaha bank, sama sama
memiliki fungsi menghimpun dan lalu menyalurkan
dana pada masyarakat. Akan tetapi pada kedua jenis
ini ada perbedaan cara dalam sistem operasi yang
dilkukan pada nasabah.
d. Istilah istilah dalam bank
1) Pembiayaan
Pembiayaan harus dilakukan sesuai dengan
prinsip syariah. Semua bentuk pembiayaan di
bank syariah harus ada pada akad yang telah
dikeluarkan fatwanya oleh Dewan Syariah

218
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) atau
pernystssn kesesuaian syariah dari DSN MUI.
2) Ujroh
Ujroh yaitu perjanjian sewa menyewa barang
didalam waktu yang ditentukan melalui pada
pembayaran sewanya. Contoh : ujroh rental
motor, penyewa motor memanfaatkan motor
yang disewa, pemberi sewa mendapatkan
imbalan atas sewa motor.
3) Akad
Sebuah perjanjian tertulis antara bank dengan
nasabah. dalam perjanjian yang dibuat ini
terdapat persyaratan dan hukum yang berlaku.
e. Produk Perbankan Sariah
1) Tabungan Syariah
Tabungan adalah layanan penyimpanan uang dari
pihak bank kepada nasabah. tabungan syariah ini
dikelola dengan prinsip syariah dan dibank
syariah ini tabungan nasabah dijamin tanpa
adanya riba. Pada bank syariah ini ada 2 akad
yaitu akad mudharabah (berinvestasi) dan akad
wadiah (titipan).

219
2) Deposito Syariah
Deposito syariah yaitu sebuah investasi dengan
prinsip berbasis mudharabah. Investasi ini untuk
nasabah badan (non perorangan) dan perorangan.
Pada pilihan waktu yang berjangka satu, tiga,
enam, atau dua belas bulan atau harian pilihan di
tujuh, empat belas, dan dua puluh satu hari.
Produk ini akan berakhir pada saat jatuh tempo
atau nasbah menutup sebelum jatuh tempo.
3) Gadai Syariah (Rahn)
Rahn yaitu menahan sesuatu menggunakan cara
yang memungkinkan untuk dilepaskan. Contoh
nya indah adalah seorang pemberi pinjaman dan.
Suatu hari ada seseorang bernama winda
meminjam uang kepada indah. Jadi indah dan
winda membuat sebuah perjanjian atau akad
tentang pengembalian dana yang dipinjam oleh
winda. Hal ini dilakukan untuk memberikan
keyakinan atau ketengan bagi indah si pemberi
pinjaman dan winda si peminjam dana agar tidak
terjadi kesalahpahaman.
4) Giro Syariah
Giro syariah yaitu produk simpan pinjam yang
dibuat bank untuk nasabahnya menyimpan uang.

220
Giro syariah pastinya menjalankannya dengan
prinsip syariah. orang yang menabung di giro
syariah dapat menarik uangnya kapan saja atau
setiap saat.
5) Pembiayaan Syariah (ijarah)
Ijarah yaitu suatu perjanjian sewa antara pemilik
ma’jur dan musta’jir buat membaharui penyewa
yang disewanya.
6) Simpan pinjam perbankan perbankan syariah
Menurut Nur S. Buchori (2008), pengertian
koperasi syariah adalah jenis koperasi yang
mensejahterakan ekonomi para anggotanya
sesuai norma dan moral islam dan berguna untuk
menciptakan persaudaraan dan keadilan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip islam.
Kegiatan pada koperasi simpan pinjam syariah yang
kegiatannya mencakup yang mencerminkan aspek bisnis
(tamwill) dan aspek sosial (mall). Kegiatan usaha koperasi
syariah secara legal mengacu pada Peraturan Menteri
Koperasi dan UKM Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam, dan
Pembiayaan Syariah oleh Koperasi. Sedang secara aspek
syariah mengacu pada fatwa DSN-MUI yang relevan
untuk produk koperasi syariah. Kegiatan bisnis koperasi

221
syariah meliputi tigak produk yaitu, Simpanan, Pinjaman,
dan Pembiayaan. Sedangkan kegiatan sosial meliputi
kegiatan menghimpun dan menyaluurkan dana zakat,
infak/sedekah, dan wakaf.
Alasan masyarakat Jorong Kayu Tanduak Nagari
Aia Angek memilih Koperasi Simpan Pinjam Bank
Konvensional dibanding Bank Syariah.
Berdasarkan hasil penelitian ini masyarakat di
Jorong Kayu Tanduak bisa dikatakan tidak ada meminjam
kepada bank syariah, dan hanya meminjam kepada bank
konvensional. Dari wawancara yang diteliti, mengapa
masyarakat ini tidak ada yang meminjam atau menabung
kepada bank syariah? sebagian masyarakat menjawab
dengan jawaban yang sama yaitu karena pertama, kurang
nya pemahaman tentang bank syariah, karena bank
syariah hampir tidak ada mencari nasabah ke jorong kayu
tanduak ini makanya kurang minat juga msyarakat
terhadap bank syariah. Kedua, bank konvensional bisa
dibilang sering ke jorong kayu taduak untuk mencari
nasabah dan sebagian besar masyarakat disini menabung
dan meminjam kepada bank konvensional. Ketiga,
mudahnya dana cair dari bank konvensional tidak
membutuhkan waktu lama cukup dengan ktp, kk, dan
jaminan maka dana langsung cair.

222
Masyarakat di jorong kayu tanduak nagari aia angek
ikut simpan pinjam pada bank dengan alasan berbeda
beda. Hasil wawancara ada beberapa alasan yaitu :
pertama pada ibuk Liza Ernalita beliau ikut simpan
pinjam kepada bank konvensional dengan alasan untuk
modal usaha, beliau bekerja sebagai petani dan merajut
diruman, beliau meminjam untuk modal usaha rajut beliau
dengan jumlah Rp. 11.000.000-, dengan pembayaran
perbulan Rp. 484.000-, selama dua tahun kedepan, dengan
bunga Rp. 616.000-,.
Kedua, ibuk Vista, beliau meminjam pada bank
konvensional untuk modal usaha untuk bertani seperti
untuk membeli pupuk, bibit, dan lain sebagainya Rp.
30.000.000-, pembayaran perbulan Rp. 910.000-, selama
3 tahun, bunga yang beliau bayar yaitu Rp. 2.760.000-,.
Ketiga, ada ibuk Rika dengan meminjam pada
bank konvensional unyuk memenuhi kebutuhan hidup
karena pacsa melahirkan dan tidak mempunyai lahan
pertanian, pinjaman Rp. 20.000.000-, denga pembayaran
perbulan Rp. 610.000-, selama 3 tahuan dengan bunga
yang ditanggung ibuk rika sebesar Rp. 1.960.000-,.
Dari yang kita lihat di atas berbagai macam
simpan pinjam kepada bank konvensional dengan alasan
yang berbeda. Masyarakat di jorong kayu tanduak masih

223
kurang paham tentang adanya riba dimana riba haram
pada agama kita. Seperti yang kita tahu masyarakat tidak
keberatan dengan bunga yang di bayar, yang jelas
kebutuhan hidup mereka terpenuhi. Jadi kurangnya
pemahaman masyarakat tentang bank syariah dan masalah
simpan pinjam lainnya. Alasan tidak meminjam kepada
bank syariah sudah jelas dengan kurangnya bank syariah
memasuki jorong kayu tanduak untuk mencari nasabah,
dan kurangnya pemahaman masyarakat pada bank
syariah.
D. Kesimpulan
Rendahnya pemahaman masyarakat tentang produk
bank syariah dapat dilihat dari tiga kategori pada komponen
hasil penelitian, yaitu:
Pertama, kategori masyarakat tidak paham, secara
umum masyarakat dikarenakan informasi yang diterima
tentang bank syariah dan produk simpan pinjam bank syariah
tidak akurat dan informasi tersebut berasal dari sumber yang
tidak jelas.
Kedua, kategori masyarakat kurang paham,
dikarenakan kesalahpahaman dalam mendeskripsikan
informasi yang diterima, sehingga masyarakat beranggapan
bahawa sistem bank syariah atau simpan pinjam bank syariah
sama dengan bank konvensioanal dan menganggap yang

224
membedakan bank syariah dan konvensional hanyalah ijab
dan Kabul.
Ketiga, kategori masyarakat mengikut pada yang sudah
ada, maksudnya disini masyarakat hanya melanjutkan karena
masyarakat di jorong ini sudah lumayan lama mengenal
produk simpan pinjam bank konvensonal,tanpa mau
mencoba produk simpan pinjam bank syariah.

225
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. (2002). Dasar-Dasar Manajemen Bank


Syari’ah. Jakarta: Alvabet.
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemah (Surabaya :
Al-Hidayah, 1971)
John W, Creswell. (2008). Pendidikan Penelitian,
Perencanaan, dan evaluasi pendekatan kualitatif.
London : Publikasi Sage.
Ali Zainudin. (2010). Hukum Perbankan Syariah. Jakarta:
Sinar Grafika.
Muhammad. (2015). Manajemen Dana Bank Syariah.
Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Sumber lisan:
Liza Ernalita. Wawancara Pribadi. 12 Agustus 2022
Masyarakat Jorong Kayu Tanduak Nagari Aia Angek
Vista. Wawancara Pribadi. 13 Agustus 2022 Masyarakat
Jorong Kayu Tanduak Nagari Aia Angek
Rika. Wawancara Pribadi. 13 Agustus 2022 Masyarakat
Jorong Kayu Tanduak Nagari Aia Angek.

226
PERAN LEMBAGA KEUANGAN SYAR’IAH DALAM M
KESEJAHTERAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR
PAKANDANGAN MELALUI KREDIT USAHA RAKYAT
(KUR)
(STUDI KASUS NAGARI PAKANDANGAN)

Annisa Maulida Yasni


FEBI, Perbankan Syariah S1
Email: Annisamaulidayasni@Gmail.Com

Abstrak

Lembaga Keuangan Syari’ah (Lks) Mempunyai Peran Yang


Begitu Besar, Menghimpun Dana Dari Masyarakat Dan
Menggunakannya Sebagai Modal Usaha Hingga
Pertumbuhan Ekonomi Lahir. Lembaga Keuangan Islam
Juga Memainkan Peran Yang Sangat Penting Dalam
Pembangunan Ekonomi Negara. Meskipun Kesejahteraan
Merupakan Sector Paling Banyak Ditemui Di Masyarakat
Luas, Namun Masih Banyak Usaha Mikro Yang Kekurangan
Modal Untuk Menjalankan Usahnya, Serta Tidak Mampu
Meningkatkan Omzet Dan Pendapatan Usaha Atau
Pengasilannya. Kredit Usaha Rakyat (Kur) Merupakan
Program Pemerintah Yang Ditujukan Untuk Menguatkan
Umkm. Tujuan Dari Lks Untuk Meningkstkan Kuantitas
Usaha Dan Meningkatkan Penghasilan Masyarakat. Sifat
Penelitian Ini Merupakan Penelitian Survey Lapangan
Dengan Pedekatan Kualitatif Melalui Analisis Deskripsi.
Penelitian Ini Bertujuan Untuk Memperkuat Program
Pemerintah Untuk Mendorong Pengembangan Pedagang

227
Kaki Lima / Usaha Kecil Di Pasar Pakandangan, Hal Ini
Menperlihatkan Bahwa Kredit Usaha Rakyar (Kur) Hal Ini
Akan Mempercepat Laju Perekonomian Dan Pada Akhirnya
Meningkatkan Kemakmuran Dan Kesejahteraan Rakyat. Kur
Hadir Untukmenyediakan Modal Usaha Dan Investasi Untuk
Memajukan Struktur Perusahaan Yang Ditawarkan.
Penelitian Ini Berusaha Menganalisis Serta Mendistribusikan
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Di Pasar Pakandangan
Kecamatan Enam Lingkung. Penelitian Ini Menggunakan
Kualitatif Dan Deskritif, Motode Pengumpulan Data
Berbasis Wawancara, Dan Analisis Data Yang Tepat Untuk
Memperoleh Informasi Dan Data Yang Diperlukan Untuk
Penelitian.

Kata Kunci : Meningkatkam Kesejahteraan Pedangan Kaki


Lima Di Pasar Pakandangan, Paritmlintang

A. Pendahuluan
Peran Adalah Pelaksanaan Rencana Yang Disiapkan
Dengan Baik. Keberadaan Umkm Sebagai Salah Satu Bentuk
Usaha Yng Tumbuh Dan Berkembang Pada Masyarakat
Indonesia Memiliki Tujuan Dalam Menumbuhkan Serta
Mengtembangkan Kesejahteraan Para Pedangang.
Perbnakan Syariah Sendiri Muncul Atau Lahir Untuk
Memenuhi Kebutuhan Umat Islam Yang Sangat
Membutukan Dan Menginginkan Bank Yang Dapat
Beroperasi Sesuai Ajaran Islam Tanpa Riba. Bank Syariah
Mentransfer Uangnya Ke Berbagai Jenis Usaha Sesuai
Dengan Kebutuhan Nasabah., Kita Harus Bertindak Sesuai
Dengan Ajaran Dan Prinsip-Prinsip Islam. Setelah

228
Deregulasikn Sector Perbankan Pada Tahun 1983, Bank
Syariah Telah Menetapkan Posisi Yang Kuat Di Negara Ini.
Sejak Saat Ini, Bank Berhak Menentukan Tingkat
Ataubesaran Bunga, Termasyuk 0% Atau Tanpa Bumga.
Bank Kemudian Menepatkan Ketentuan Untuk Menentukan
Imbalan Yang Merekan Terima Dan Pelanggaran Mungkin
Tertarik Atau Tidak ( Bagi Hasil), Sehingga Membuat Posisi
Bank Lebih Aman.
Peran Perbankan Syariah Dalam Pembangunan
Ekonomian Negara Manapun, Termasuk Indonesia.
Indonesia Merupakan Salah Satu Yang Sangat Penting Dan
Hamper Semua Sector Yang Terkait Dengan Aktifitas
Keuangan Memerlukan Berbagai Layanan Perbankan, Oleh
Karna Itu Dunia Perbankan Sangat Dibutuhkan Baik Oleh
Pelaku Isnis Maupun Individu Saat Ini Dan Masa Depan
Yang Akan Dating. Perkembangan Perbankan Syariha
Memegang Peranan Penting Dalam Pertumbuhan Perbankan
Syariah Di Indonsia. Dengan Aktifnya Pengembangan Bank
Syariah, Diharapkan Mampu Mendukung Perkemnagan
Umkm Secara Optimal.
Keberadaan Lembaga Sector Keuangan Sangat Penting
Untuk Mendukung Permodalan Di Sector Riil, Terutama
Dalam Bentuk Konsep Perbankan Konvesional San Prinsip
Syariah. Pada Hakikatnya Lembaga Perbankan Syariah

229
Mempunyai Tugas Utama Mengumpulkan Data Komunitas
Dan Kembalikan Uang Tersebut Kepada Yang
Membutuhkan. Penerapan Prinsip Syariah, Sebagai Lembaga
Keuangan Syariah Adalah Untuk Menyediakan Uang Atau
Tagihan Yang Disebut Pembiayaan.
Sector Ukm Adalah Contributor Yang Sangat Penting
Bagi Perekonomian Indonesia Masa Krisis, Ketika Ukm
Memiliki Ketahanan Menghadapi Krisis Ekonomi
Ketergantungan Pada Faktor.
Berhubung Fungsi Bank, Yaitu Fungsi Lembaga
Keuangan Yang Menghimpun Dan Menyalurkan Dana
Masyarakat Serta Memfasilitasi Transaksi Komersial. Usah
Kecil Yang Merupakan Salah Satu Kekuatan Yang Dapat
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi. Ukm Merupakan Salah
Satu Kekuatan Ekonomi. Usaha Kecil Berkembang Sangat
Pesat Akhir-Akhir Ini, Sehingga Perbankan Syariah
Memiliki Potensi Untuk Menumbuhkan Ekonomi Lokal.
Pengembangan Lembaga Keuangan Daerah Yang
Menyediakan Berbagai Layanan Untuk Menarik Perhatian
Masyarakat, Serta Memili Dan Menggunakan Jasa Lembaga
Keuangan Seperti Bank Dan Lembaga Keuangan Serta
Alternatif Sarana Pendanaan Usaha. Bankdan Lembaga
Keuangan Ada Di Tengah Masyarakat, Dan Menyediakan
Layanan Keuangan Bisnis Seperti Pinjaman Yang

230
Membutuhkan Dana Bisnis. Hal Ini Terlihat Dari Peran
Lembaga Keuanga Yang Berfungsi Sebagai Entitas. Dalam
Dunia Moderan Saat Ini, Peran Bank Dalam Mendongrak
Perekonomian Suatu Negara Ini Sangat Besar. Hampir
Semua Industry Yang Terkait Dengan Berbagai Kegiata
Keuangan Membutuhkan Layanan Perbankan Setiap Saat
Itulah Sebabnya Kami Tidak, Dan Tidak Akan Pernah
Menyerah Pada Industry Perbankan.
Perana Bank Sayriah Adalah Untuk Menyediakan Tata
Kelola Perusahaan, Serta Dukungan Pembiayaan,
Pengamatan Pelanggan Dana Sarana Pengenvabgab Bisnis.
Menyelenggarakan Seminar Untuk Mendukung
Pertumbuhan Dan Melakukan Penelitian Komparatif Dengan
Perusahaan Sejenis Ukm, Lembaga Keuangan Seperti Bank,
Khususnya Bank Syariah Ini Memainkan Peran Yang Sangat
Penting Dalam Memenuhi Kebutuhan Modal Kerja Anda.
Fenomena Banyak Ukm Yang Terjerumus Ke Dalam
Zona Merah Karena Kekurangan Dana Usaha, Suku Bunga
Tradisional Bank Tidak Dapat Mendukung Pertumbuhan
Usaha Kecil Usaha. Karena Tingakt Pendapatan Yang
Dibayarkan Tidak Sebanding Dengan Kinerja Pengusahan.
Bank Syariah Dengan Sistem Bagi Hasil Dapat Memenuhi
Kebutuhan Modal Kinerja Pemilik Usaha Kecil.

231
Ukm Merupakan Salah Satu Penggerak Utama Di
Balik Perkembangan Intribusi Manufakur. Geraka Di Sector
Usaha Kecil Sangat Penting Pertumbuhan Ekonomi Dan
Penciptaan Lapangan Kerja, Ukm Sangat Fleksibel Dan
Dapat Dengan Mudah Beradaptasi Dengan Fluktuasi
Permintaan Pasar. Menurut Mulydi Nitisusastro, Ukm Juga
Termasuk Usaha Milik Pasangan.
Sejauh Ini, Sector Usaha Mikro , Kecil Dan Menengah
(Umkm) Telah Berkinerja Baik, Mendukung Pemulihan Dan
Pertumbuhan Ekono,I Nasional. Sector Tersebut Juga
Menjadi Motor Penggerak Perekonomian Saat Kritis
Melanda. Melalui Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan
Kecil Dalam Bentuk Penambahan Modal Atau
Meningkatkan Jenis Usaha, Hal Ini Akan Berdampak Pada
Peningkatkan Pendapatan Dan Tingkat Pendapatan, Secara
Langsung Mengurangi Kemiskinan Dan Mengurangi
Pengangguran.
Pinjaman Rakyat Ini Bertujuan Untuk Mendukung
Perekonomian Ukm Dengan Memberikan Pinjaman Untuk
Usaha Yang Dimukai Oleh Ukm. Tentu Saja, Ketika Anda
Mengajukan Pinjaman, Anda Perlu Mengikuti Berbagai
Produser Yang Ditetapkan Oleh Masing-Masing Bank.
Permohonan Juga Perlu Menyadari Hak Dan Kewajiban
Yang Timbul Bagi Debitur Dan Kriditur Masing-Masing

232
Karena Adanya Perjanjian Kredit Perdata, Yang Semuanya
Dapat Bermasalah Tanpa Pengetahuan Yang Baik Tentang
Masalah Perdata Pengakuan.
Kegitan Ekonomi Untuk Kesejahteraan Para
Pedangang Kaki Lima Merupakan Magrut Yang Menarik
Minat Masyarakat Luas Dan Tidak Dapat Dipisahkan Dari
Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat, Kepenuhan Sandang
Dan Pangan Harus Setiap Hari, Oleh Dari Maka Itu Para
Pedangang Kaki Lima Yang Berada Di Pasar Pakandangan
Mencari Nafkah Dari Hasil Dagngan Mereka Tersebut. Dan
Dengan Cara Meminjan Kur Tersebut Maka Bisa Lah Para
Pedagang Kaki Lima Dapat Modal Yang Telah
Meminjamnya Dari Kur Dari Bank Tersebut.
B. Metode Penelitian
Dalam Penelitian Ini, Metode Yang Digunakan Adalah
Deskriptif Dan Kualitatif. Penelitian Kualitatif Adalah
Teknik Penelitian Yang Dapat Menghasilkan Data Deskriptif
Berupa Kata-Kata Tertulis Dan Lisan, Dari Orang-Orang
Dan Perilaku Yang Dapat Diamati. Untuk Pengumpulan
Data, Penelitian Menggunakan Dua Teknik Yaitu
Wawancara Dan Observasi.
Wawancara Yaitu Proses Tanya Jawab Secara
Langsung Sedangkan Observasi Adalah Pengumpulan Data
Yang Dialakukan Oleh Peneliti Dengan Mengamati Secara

233
Langsung Dan Mencatat Gejala-Gejala Yang Diperiksa.
Maka Dari Itu Dilakukanlah Wawancara Ke Kios Pasar
Pakandangan Untuk Mengetahui Apakah Dalam
Peminjaman Kur Adakah Perubahan Dalam Ekonomi Dalam
Meningktkan Kesejahteraan Pedagang Kaki Lima Terebut
Yang Ada Kios Pasar Pakandangan.
Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Pedagang
Kaki Lima Pasar Pakmendapatkan Informasi Dan Data
Pedagang, Dan Bagaimana Perekonomian Para Pedangan
Setelah Meminjam Kur, Para Pedangan Tersebut Memiliki
Kehidupan Sejahtera Dan Memantu Perekonomianya.
Pada Sebelumnya Para Pedgang Sudah Meminjam Kur
Pada Masa Pendemi Karena Banyaknya Usaha Atau Barang
Dagangan Tersebut Tidak Terlalu Banyak Peminat, Karena
Pendemi Melonjak Tinggi Dan Tidak Ada Yang Mau
Membeli Jajanan Di Dagangan Kaki Lima Tesebut. Setelah
Pendemi Tersebut Sudah Mulai Mereda Baru Lah Para
Pedang Kaki Lima Dipasar Pakandangan Bisa Berdagangan
Normal Seperti Biasanya.
Dan Pada Saat Itu Para Pedagang Kaki Lima Tersebut
Mulai Meminjam Kembali Kur Untuk Tambahan Modal
Usahanya Itu. Hubungan Antara Lembaga Keuangan Syriah
(Lks) Dan Umkm Sangat Penting. Hal Ini Karena Mikro,
Kecil Dan Menengah (Umkm) Merupakan Usaha Kecil

234
Yang Dijalankan Oleh Para Pengusaha Kecil Dengan Modal
Kecil. Namun Memberikan Kontribusi Yang Signifikan
Terhadap Salah Satu Pilar Perekonomian Indonesia. Di
Samping Itu, Merupakan Perusahaan Rentan Karena
Kurangnya Akses Permodalan, Kapasitas Produksi Yang
Rendah Dan Peluang Pasar Yang Relative Kecil.
C. Pembahasan
1. Lembaga Keuangan Syariah (Lks)
Suatu Lembaga Yang Membeerikan Dana
Mengenakan Imbalan Atas Kegiatannya Baik Yang
Berkaitan Dengan Penghimpunan Dana Maupun
Penyaluran Dana, Atau Berdasarkan Prinsip Syariah,
Yaitu Baik Penjualan Maupun Bagi Hasil. Dalam
Pinjaman Syariah, Pihak Perusahaan Pembiayaan Sebagai
Penyedian Dana Syariah Harus Ikut Menanggung Sebagai
Resiko Dari Hasil Perjanjian Bersama Konsumen,
Sedangkan Konvesional, Nasabah Sepenuhnya
Menanggung Resiko Apabila Tidak Dapat Mengenbalikan
Pinjaman.
Perkembangan Bank Dan Lembaga Keuangan
Syariah Di Indonesia Mengalami Peningkatan Baik Dari
Segi Kuantitas Maupun Jenisnya. Perbankan Syariah
Yang Mulai Beroperasi Di Indonesia Padatahun 1992
Dengan Berdirinya Bank Muamalat Dan Disusul Dengan

235
Asuransi Syariah Takaful Yang Didirikan Padatahun
1994. Kedua Lembaga Keuangan Syariah Tersebut Bisa
Katakan Menjadi Pionir Tumbuhnya Bisnis Syariah Di
Indonesia.
Lembaga Perbankan Syariah Pada Indonesia Wajib
Mulai Melangkah Untuk Mengakses Unit Bisnis Mikro
Dan Mini Pada Wilayah Tau Pedesaan Dan Pedalaman,
Sebagai Akibatnya Dia Mampu Menyalurkan
Likuiditasnya, Tetapi Dalam Waktu Bisnis Dan Mini
Mampu Berkembang Menggunakan Baik.
Bank Syariah Di Indonesia Meyalurkan Tigas Jenis
Kredit Kur
a. Kur Kecil
b. Kur Mikro
c. Kur Super Mikro
Berdasarkan Informasi Dari Situs Resmi
Kementrian Coordinator Bidang Perekonomian, Daftar
Bank Penyalur Kredit Umkm Atau Kur:
a. Bri
b. Bank Mandiri
c. Bni
d. Btn
e. Bca
f. Bank Bukopin

236
g. Bank Maybank Indonesia
h. Bank Sinarmas
Pinjaman Syariah Adalah Pinjaman Atau Pinjaman
Yang Dilakukan Oleh Lembaga Keuangan Dengn
Menggunakan Sistem Perdagangan Berdasarkan Hukum
Islam. Dalam Sisten Syariah, Seluruh Imbalan Jasa
Disesuaikan Dengan Prinsip Syariah.
Jenis Pembiayaan Syariah:
a. Pembiayaan Konsumtif Syariah
b. Pembiayaan Investasi
c. Pembiayaan Modal Kerja Syariah
Bank Syariah Tidak Menerapkan Sistem Suku
Bunga Dalam Transaksinya. Menurut Hukum Islam,
Bunga Termasuk Dalam Katagori Riba. Akibanynya,
Sistem Operasi Perbankan Syariah Menggunakan
Perjanjian Bagi Hasil Atau Kouta. Kontrak Antara Klien
Dan Bank Syariah Didasarkan Pada Pembagian
Keuntungan Dan Termasuk Aktivitas Perdangan.
Fungsi Lembaga Keuangan Syariah Lembaga
Keuangan Dibutuhkan Di Banyak Tempat Karena Tidak
Hanya Sebagai Tempat Menyimpan Uang, Tetapi Juga
Menjadi Tempat Pengumpulan Dana Pengakseskan Dana.
Lembaga Keuangan Memprioritaskan Target
Nasabahnya, Yaitu Kalangan Menengah Kebawah Yang

237
Merupakan Pedagang. Kelas Menengah Kebawah Rentar
Terhadap Utang. Oleh Karna Itu Maka Pedagang Kaki
Lima Meminjam Kur Untuk Modal Usaha Bisa Dibayar
Atas Perjanjian Yang Telah Diterapkan Dari Pihak Bank
Tersebut Kesejahteraan.
Seperti Diketahui, Para Pedagang Menggunakan
Berbagai Cara Untuk Bersaing Secara Ekonomi, Salah
Satunya Dengan Menjalani Hubungan Atau Kemitraan
Dengan Lembaga Keuangan.
a. Kredit Usaha Rakyat (Kur)
Penyaluran Kur Telah Berjalan Selama 7 Tahun
(2007-2004). Untuk Sementara Penyaluran Kur
Dihentikan Dikarenakan Sudah Hamper Melampaui
Target. Walaupun Demikian, Berdasarkan Rapat
Koordinasi Materi Yang Diadakan Pada Tranggal 15
Desember 2014 Diputuskan Program Kur Akamn
Dilmjutkan Pada Tahun 2015 Dengan Beberapa
Perbaikan.
Beberapa Perbaikan Diperlukan Untuk
Meningkatkan Kualitas Program Kur Terutama
Akurasinya. Hal Ini Kaitan Temuan Bpk Yang
Dimaksud Antara Lain:
1) Penyusunan Perpres Tentang Badan Kebijakan
Pembiayaan Usaha Kecil

238
2) Penyusunan Keputusan Materi Coordinator
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kur
3) Penerbitan Pmk Tata Cara Pembayaran Subsidi
Kredit Usaha Rakyat (Kur)
4) Kur Tahun 2015
Salah Satu Program Pemerintahan Dalam
Meningkatkan Akses Pembiayaan Kepada Usaha
Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm) Yang
Disalurkan Melalui Lembaga Keuangan Dengan Pola
Pinjaman. Program Kur Dimaksudkan Untuk
Memperkuat Kemampuan Permodalan Usaha Dalam
Rangka Pelaksanaan Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sector Riil Dan Pembedayaan Umkm.
Dalam Rangka Mewujudkan Hal Tersebut,
Pemerintah Menerbitkan Intruksi Presiden Nomor 6
Tahun 2007 Tentang Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sector Riil Dan Pemberdayaan
Umkm. Program Kur Secara Resmi Diluncurkan
Pada Tanggal 5 Novenber 2007. Pembiayaan Yang
Disalurkan Kur Bersumber Dari Dana Perbankan
Atau Lembaga Keuangan Yang Berupa Kur. Dana
Yang Disediakan Berupa Dana Keperluan Modal
Kerja Serta Investasi Yang Disalurkan Kepada Pelaku
Umkm Individu/Perorangan, Badan Usaha Dana Atau

239
Kelompok Usaha Yang Memiliki Usaaha Produktif
Dan Layak Namun Belum Memiliki Agunan
Tambahan Atau Feasible Namun Belum Bankable.
Di Nagari Pakandangan Para Pedangan Kaki
Lima Sangat Terbantu Adanya Pinjaman Kridit
Usaha Rakyat (Kur). Skema Kur Membantu
Merchant, Khususnya Umkm Untuk Menambahkan
Modal Usaha Dan Memulai Usaha Barunya. Manfaat
Yang Didapatkan Oleh Pedagang Kaki Lima Yaitu
Bisa Mengembangkan Usahnya Dan Mesejahterakan
Mereka. Dan Harapan Untuk Program Kur Dapat
Terus Dilanjutkan Karena Dengan Bunga Yang
Rendah 7% Ini Sangat Membantu Meringankan
Beban Bisnis Dan Mendorong Perkembangan Dan
Pertumbuhan Usaha Kecil.
Keberadaan Umkm Sebagai Salah Satu Bentuk
Usaha Yang Tumbuh Dan Berkembang Pada
Masyarakat Indonesia Memiliki Tujuan Dalam
Menumbuhkan Serta Mengembangkan Kesejahteraan
Para Pedagang. Manfaat Kur Juga Meluas Ke
Masyarakat Berpenghasilan Rendah Dengan
Meningkatkan Keejahteraan Melalui Skala Ekonomi
Yang Lebih Besar Usahnya, Terlihat Dari Komposisi
Penyaluran Kur Makro Besar 64,6% Kur Kecil 35%

240
Dan Kur Kecil Tki Sebesar 0,40%. Perubahaan
Kebijakan Pendanaan Umkm Diharapkan Dapat
Mendorong Pertumbuhan Umkm Di Indonesia.
Penyaluran Kur Dinilai Cocok Untuk
Memperkuat Kemampuan Pengembangan Usaha
Nasabah Dan Memiliki Dampak Sosial Yang Besar.
Meningkatkan Kesejahteraan Kelurga Dampak Ahli
Pada Dunia Bisnis.
Kesejahteraan Adalah Keadaan Mampu
Memenuhi Segala Kebutuhan Fisik Dan Emosional
Suatu Keluarga, Sesuai Dengan Taraf Hidupnya.
Peningkatan Kesejahteraan Pedagang Kaki
Lima Dipasar Pakandangan Saat Ini Perubahan Gaya
Hidup Masyarkat. Untuk Memenuhi Kebutuhan
Hidup, Perubahan Pola Dasar Mengarah Pada
Perluasan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Dan
Pasar, Terutama Nilai-Nilai Sosial Dan Budaya
(Grannovetter Dalam Diele-Evers, 1988:78).
Demikian Pula, Van Kessel (1996:97) Berpendapatan
Bahwa Yang Baru Muncul Melalui Pertukaran Bebas
Di Bidang Ekonomi.
Untuk Mekstabilakan Perekonomian Para
Pedangang Kaki Lima Untuk Usaha Modal Tersebut
Makalah Para Pedangang Kaki Lima Meminjam Kur.

241
Pemberian Kredit Usaha Rakyat (Kur) Dapat Menjadi
Bnatuan Para Usaha Kecil Mikro Baik Langsung
Maupun Tidak Langsung.
D. Kesimpulan
Peran Adalah Pelaksanaan Rencana Yang Disiapkan
Dengan Baik. Keberadaan Umkm Sebagai Salah Satu Bentuk
Usaha Yng Tumbuh Dan Berkembang Pada Masyarakat
Indonesia Memiliki Tujuan Dalam Menumbuhkan Serta
Mengtembangkan Kesejahteraan Para Pedangang.
Penelitian Ini Berusaha Menganalisis Serta
Mendistribusikan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Di Pasar
Pakandangan Kecamatan Enam Lingkung. Penelitian Ini
Menggunakan Pendekatan Kualitatif Dan Deskritif Dengan
Menggunakan Mrtode Pengumpulan Data Melalui
Wawancara Dan Analisis Data Yang Sesuai Untuk
Mendapatkan Informasi Dan Data Yang Dibutuhkan Dengan
Dalam Penelitian.
Di Nagari Pakandangan Para Pedangan Kaki Lima
Sangat Terbantu Adanya Pinjaman Kredit Usaha Masyarakat
(Kur), Karena Adanya Skema Kur Ini Membantu Para
Pedangang Khususnya Ukm Untuk Menambah Modal
Usahanya Dan Memulai Usaha Barunya. Manfaat Yang
Didapatkan Oleh Pedagang Kaki Lima Yaitu Bisa
Mengembangkan Usahnya Dan Mesejahterakan Mereka.

242
Daftar Pustaka
Buku
Pandji Anoraga, 2000. Manajemen Bisnis . Jakarta. Rineka
Cipta
Muhammad, I.A.J. 2009. Tafsir Ath Thabari Vol. Iv. Jakarta:
Pustaka Azzam Uu No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah
Adiwarman A, Karim, 2013. Bank Islam. Jakarta.
Rajagrafindo
Kasmir, 2002. Dasar-Dasar Perbankan.
Jakarta.Rajagrafindo
Jurnal
Www. Seputar- Indonesia. Com 14 Desember 2014. Raih
Dukungan Bank Syariah, Akses Tanggal

243
244
EFEKTIFITAS DAN EFESIENSI PEMANFAATAN
DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI PAUH KAMANG
MUDIAK, KECAMATAN KAMANG MAGEK,
KABUPATEN AGAM

Wilda Irsyad
FEBI , S1 Perbankan Syariah
Email: wildairsyad09@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan dana PNPM Mandiri oleh masyarakat jorong
Pauh; untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi
pemanfaatan dana PNPM Mandiri oleh masyarakat jorong
pauh.Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dan wawancara langsung dengan informan. Data
yang dikumpulkan dengan teknik obsevasi, wawancara,i.
Teknik penelitian data dalam penilitian yaitu metode
kualitatif, dimana dalam penelitian ini di gambarkan tentang
mengenai efektifitas dan efesiensi pemanfaatan dana PNPM
Mandiri oleh masyarakat jorong Pauh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengelolaan Dana PNPM Mandiri di
Jorong Pauh sudah baik, jika tidak semua dikelola, namun
perubahan yang terjadi nyata di masyarakat setelah
menerima PNPM Mandiri membuat jumlah masyarakat yang
dimanfaatkan lebih maksimal. Dan sudah efektif dan efisien.

Kata Kunci : Efektifitas, Efesiensi, PNPM Mandiri

A. Pendahuluan
PNPM Mandiri adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan

245
berkelanjutan. Kemiskinan adalah Mereka tidak mampu
memenuhi berbagai kebutuhan dasar seperti pangan,
sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan masyarakat itu
sendiri., merancang program nasional pemberdayaan
masyarakat mandiri. PNPM Mandiri di daerah khusus dan
desa tertinggal.maka dari itu pemerintah wajib mengatur
pembangunan pada wilayah desa juga kota secara seimbang
agar pembangunan desa tidak terlalu ketinggalan pada
perkembangan zaman.
Dalam melaksanakan pembangunan yg seimbang
sangat diperlukan bisnis & kiprah aktif, Masyarakat dan
pemerintah wajib sanggup membangun pembangunan yg
partisipatif. Pembangunan yg dilaksanakan dengan baik dan
penuh pencerahan, dimana pencerahan rakyat yg nantinya
akan membawa perubahan yg positif dan banyak sekali
perkembangan kehidupan rakyat yg terdapat pada suatu
pemerintahan..
Efektivitas dan efisiensi pembangunan dapat
dimaksimalkan melalui kerjasama masyarakat. Kerjasama
masyarakat sangat membantu program pemerintah berjalan
dengan baik. Kolaborasi komunitas adalah proses teknologi
yang memberi komunitas kesempatan dan kekuatan yang
lebih luas untuk menyelesaikan berbagai masalah secara
bersama-sama. Pemerintah sebagai pencipta program bina

246
lingkungan masyarakat berperan penting dalam
pembangunan kehidupan masyarakat, untuk mewujudkan
perubahan masyarakat agar masyarakat dapat mengalami
perubahan, perubahan ke arah yang lebih baik, maka dari itu
masyakarakat perlu modal untuk berhasil menjalankan
program tersebut.
Di sini pemerintah memberikan modal, salah satu cara
dan program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan
masalah pembangunan serta meningkatkan efektivitas
pembangunan dan penciptaan lapangan kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Perencanaan Pembangunan Nasional. Program ini bertujuan
untuk secara mandiri meningkatkan kesejahteraan dan
kesempatan kerja bagi masyarakat miskin
Salah satu program PNPM Mandiri adalah PNPM
Mandiri Perdesaan. Ini memberikan pendanaan kepada desa
tertinggal atau berkembang sementara dalam bentuk
partisipasi dalam pembangunan atau pengentasan
kemiskinan, pengembangan dan pengelolaan dana PNPM
Mandiri untuk membuat kehidupan desa menjadi lebih
baik.Jika ingin PNPM Mandiri efektif dan efisien dalam
penggunaannya, pemerintah dan masyarakat harus
menjaganya , Itu berarti kita perlu mengelola dana yang

247
tersedia dengan lebih baik untuk menunjukkan hasil yang
jauh lebih baik dari sebelumnya.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
kualitatif dengan jumlah informan 1 orang, penelitian
kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian
tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsional organisasi, aktivitas sosial. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi masyarakat jorong Pauh,
kemudian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang
di berikan PNPM Mandiri dalam mengantaskan kemiskinan
dan mensejahterakan masyarakat.
Teknik pengumpulan datanya dilakukan pada sumber
data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
wawancara.
C. Pembahasan
1. Sejarah terbentuknya PNPM Mandiri
Mulai tahun 2007, Pemerintah Indonesia
menginisiasi Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM
Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan untuk
Kawasan Khusus dan Desa Tertinggal, dan PNPM
Mandiri. PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program
percepatan pengentasan kemiskinan secara terpadu dan

248
berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan
merupakan pengembangan lebih lanjut dari Program
(PPK) yang sebelumnya telah sukses. Bagian dari
pencapaian PPK adalah keberhasilannya dalam
menyediakan lapangan kerja dan pendapatan bagi
masyarakat miskin, efisiensi dan efektivitas operasi, dan
memperkuat partisipasi masyarakat.
Secara historis, PNPM Mandiri didirikan pada
tanggal 30 April 2007 oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono di kota Palu, Sulawesi Tengah. Agustus-
Desember 2006: Pemerintah mengklaim bahwa
pernyataan presiden bahwa tingkat kemiskinan menurun,
dikutip dari pidatonya 16 Agustus 2005, adalah bohong,
dan bahwa pemerintah telah menyangkal tingkat
kemiskinan terbaru. sengaja mencela angka-angka untuk
Sembunyikan dari BPS. Presiden mengadakan
serangkaian rapat kabinet dan menyerukan rilis statistik
kemiskinan terbaru BPS pada Oktober 2006. Lakukan
survei individu untuk menghindari perbedaan dalam
statistik kemiskinan. Menko Kesra saat itu, Bapak Abrizal
Bakri, dikonfirmasi oleh 11 kementerian atau lembaga
untuk menangguhkan semua proyek dan kegiatan sensus
yang dilakukan oleh kementerian atau lembaga sebesar Rs
850 miliar pada tahun 2007. sawah. 23 Mei 2006:

249
Pertemuan Menko Kesra, Menko Perekonomian, Menteri
Keuangan, pejabat Bapenas dan staf terkait, Program
Pembangunan Daerah (PPK) dan Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Akan
Tenggat waktu pendanaan dari pinjaman bank semakin
dekat, tetapi harus diintegrasikan ke dalam wadah
program nasional dan diperluas ke semua desa dan
kecamatan miskin. Pada rapat tanggal 23 Mei 2006 antara
Menko dan Menteri terkait, diputuskan bahwa Menko
Perekonomian yang saat itu dipimpin oleh Bapak
Boediono akan fokus pada menjaga stabilitas ekonomi
makro, sedangkan Menko akan fokus pada kesejahteraan
masyarakat. Disepakati bahwa Pak Aburizal 20 Bakrie
sepakat untuk mengkoordinir program-program untuk
meningkatkan kemaslahatan bersama. disemua
kementrian atau lembaga termasuk yang ditujukan untuk
menanggulangi kemiskinan. Tanggal 23 Mei 2006: Rapat
antara Menko Kesra, Menko Perekonomian, Menteri
Keungan dan Kepala Bappenas berserta staf terkait
memutuskan untuk melanjutkan Program Pengemebangan
Kecamatan (PPK) dan Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang mendekati closing
date dalam pendanaanya melaui pinjaman Bank Dunia,
namun perlu diintregrasikan dalam suatu wadah Progam

250
Nasional dan akan di-scale up ke seluruh desa dan
kecamatan.
Dalam rapat tanggal 23 Mei 2006, Menko
Perekonomian dengan Menteri terkait disepakati bahwa
Menko Perekonomian yang saat itu dipimpin oleh Bapak
Baculier menyetujui hal tersebut. Mengkoordinasikan
program-program yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di kementerian atau lembaga
mana pun, termasuk yang ditujukan untuk pengentasan
kemiskinan. Pertemuan Tingkat Menteri 7 September
2006 dikhususkan untuk Kemenko Kesejahteraan anti-
kemiskinan, dengan anggota parlemen tentang
kemiskinan, usaha kecil dan menengah, tenaga kerja,
Direktorat PMD, Departemen Dalam Negeri dan
Direktorat Pemukiman.(Patel Title 2019)
2. Dasar hukum PNPM Mandiri
Sebelum terbitnya UU Desa No. 6 Tahun 2014,
tidak ada peraturan perundang-undangan yang mengatur
secara jelas tugas, fungsi, wewenang, dan anggaran
pemerintah desa dalam kaitannya dengan pemberdayaan
masyarakat. Keberadaan UU No. 6 Tahun 2014 secara
tegas menyatakan pemberdayaan Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (12). Pasal
tersebut berbunyi: “pemberdayaan masyarakat desa

251
adalah upaya mengembangkan kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui
penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
prioritas kebutuhan masyarakat desa”12 lebih lanjut di
Pasal 18 menyebutkan. “Kewenangan desa meliputi
kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa dan 10 Kriswantoro Kuwarasan, 11
Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Pasal 1 Ayat 12) 12 Pemberdayaan Masyarakat Pada
Program PNPM Mandiri, Desa Peradapan, CSR dan
Posdaya-Rahmawati, Asrori,dan Hotnier |89 23
pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul adat istiadat desa (PRASTIYA
2014).
PNPM Mandiri merupakan program nasional
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat. Dalam rangka meningkatkan efektivitas
pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja,
pemerintah mencanangkan program nasional pada tahun
2007 untuk memperkuat kemandirian masyarakat. Melalui

252
PNPM Mandiri, mekanisme upaya penanggulangan
kemiskinan direstrukturisasi dengan mengikutsertakan
komponen masyarakat.(Londa, n.d.)
Gambaran Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri menyebutkan bahwa program ini
berfokus pada upaya penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat. Dampak suatu
program menjadi nyata apabila diwujudkan dalam jumlah
uang yang dihasilkan atau dikeluarkan dalam
melaksanakan program yang direncanakan.(PRASTIYA
2014).
Program non fisik yang berjalan di Jorong Pauh
adalah Save Pinjam Perempuan. Di sinilah perempuan
bisa berkumpul, bergiliran menerima dan mendanai
bantuan simpan pinjam perempuan. Setiap dana yang
diterima harus digunakan untuk memulai atau
mengembangkan usaha yang sepadan dengan usahanya.
Skema simpan pinjam untuk perempuan sedang
dilaksanakan. Penerapan aturan kelompok penerima dana
Setiap kelompok terdiri dari maksimal 1 sampai dengan 9
orang, dan satu kelompok terdiri dari ketua kelompok,
sekretaris dan bendahara. Jika sebuah bisnis ingin
mengajukan pinjaman, aplikasi yang diajukan berisi
jumlah faktur, jenis bisnis, aplikasi untuk letter of credit,

253
salinan identifikasi, pernyataan tanggung jawab bersama,
dan rencana konfirmasi ulang Anda harus menyerahkan
simpan pinjam wanita usul. Kelompok simpan pinjam
juga bertemu setiap bulan untuk membahas kelancaran
pembiayaan dengan Upk Pnpm Mandiri
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM Mandiri) adalah program yang dibentuk
oleh pemerintah untuk memberdayakan masyarakat.
jorong Pauh, program tersebut bertujuan untuk
mengurangi pengangguran dan kemiskinan di jrong Pauh
dari program PNPM Mandiri tersebut mengurangi KK
kemiskinan di jorong Pauh
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, Ada
masyarakat yang sudah memulai dan mengembangkan
usahanya yang telah mendapatkan dana dari PNPM
Mandiri melalui Program Simpan Pinjam Nonfisik Agar
program Simpan Pinjam Wanita berjalan lancar selama
ini, masyarakat Jorong Pauh terus mengelola dana PNPM
Mandiri dengan baik melalui Simpan Pinjam Wanita.,
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dana
tersebut bukan hanya untuk membuka usaha tetapi dana
tersebut juga di gunakan masyarakat jorong Pauh untuk
Bertani dan juga berkebun, Masyarakat mengelola dana
tersebut untuk membeli bibit yang ingin di tanam nya

254
untuk berkebun dan juga membeli pupuk untuk berkebun
sedangkan masyarakat yang bertani untuk memberi upah
untuk pekerja dan juga untuk membeli pupuk.
Masyarakat yang ikut dalam PNPM Mandiri di jorong
Pauh terdapat 2 kelompok yang setiap kelompoknya
terdapat 150 orang.
3. Kepuasan Masyarakat jorong Pauh terhadap Dana
PNPM Mandiri
Di sisi lain, tujuan umum Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri jorong Pauh adalah
untuk secara mandiri meningkatkan kesejahteraan dan
kesempatan kerja bagi penduduk miskin, dan tujuan
khusus adalah
a. Partisipasi seluruh masyarakatjorong Pauh, termasuk
masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas
adat terpencil, dan kelompok masyarakat rentan dan
sering terpinggirkan, dalam proses pengambilan
keputusan dan pengembangan pengelolaan
b. Peningkatan kapasitas kelembagaan dari berlabuh,
perwakilan dan orang-orang yang bertanggung jawab.
c. Meningkatkan kemampuan Pemerintah untuk melayani
khususnya masyarakat miskin, melalui kebijakan,
program dan penganggaran yang berpihak pada
masyarakat miskin jorong Pauh

255
d. Peningkatan sinergi masyarakat, memungkinkan
pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi,
lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat, serta
kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan dan
upaya pengentasan kemiskinan.
e. Meningkatkan mata pencaharian dan kemandirian
masyarakat komunitas dan kapasitas pemerintah daerah
dan kelompok peduli masyarakat mengatasi
kemiskinan di wilayah tersebut.
f. Meningkatkan modal sosial masyarakat,
mengembangkannya sesuai potensi sosial budaya dan
memelihara kearifan lokal.
g. Peningkatan inovasi dan pemanfaatan teknologi,
informasi, dan komunikasi tepat guna untuk penguatan
masyarakat.
Perlu diketahui bahwa Lembaga Swadaya memiliki
berupa pembangunan fisik dan non fisik. Setiap
pembangunan yang terjadi diharapkan dapat memberikan
manfaat langsung dari masyarakat tempat kegiatan
pembangunan tersebut berlangsung.Pembangunan
bendungan,Pembangunan bendungan ini akan
memungkinkan orang yang ada untuk penampungan air
yang akan di alirkan ke sawah masyarakat dan masyarakat
tidak kesulitan lagi dan menyediakan lampu jalan untuk

256
memudahkan orang berjalan. Fasilitasnya menyala, jadi
bahkan di malam hari berlangsung. Demikian pula dengan
pembangunan non fisik seperti pendidikan, gizi melalui
kegiatan dana bergulir.
Sementara yang merupakan tujuan umum Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri bertujuan
untuk secara mandiri meningkatkan kesejahteraan dan
kesempatan kerja masyarakat miskin, namun tujuan
khusus pertama adalah memberdayakan masyarakat
miskin, masyarakat Jorong Pauh. meningkatkan
partisipasi. Kemampuan pemerintah untuk melayani
khususnya masyarakat miskin, melalui kebijakan,
program dan pengangguran bagi masyarakat miskin.
Meningkatnya keberadaan dan kemandirian
masyarakat serta kapasitas pemerintah atau daerah dan
kelompok perduli setempat dalam menanggulangi
kemiskinan di wilayahnya. Meningkatnya modal sosial
masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial
dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan (Dan et al. 2020)
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PNPM Mandiri jorong Pauh dalam meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat sangat penting karena
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang telah di

257
tetapkan, Usulan kegiatan yang dapat dibiayai oleh PNPM
Mandiri di jorong Pauh dapat dikategorikan menjadi
empat jenis kegiatan, antara lain:
a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana dasar
yang dapat memberikan manfaat jangka pendek
maupun jangka panjang secara ekonomi bagi
masyarakat miskin atau rumah tangga miskin,
b. kegiatan pelatihan peningkatan pelayanan kesehatan
dan pendidikan
c. kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan
masyarakat; Kegiatan Membangun,
d. Tambahan Modal Simpan Pinjam untuk Kelompok
Wanita (SPP).
Pelaksanaan PNPM Mandiri pada tahun 2007
diawali dengan Program Pengembangan Kecamatan
(PPK) sebagai basis pengembangan pemberdayaan
masyarakat, serta program pendukung seperti PNPM
Generasi.
Program Penanggulangan Kemiskinan jorong Pauh
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat, PNPM Mandiri
diperluas mencakup Program Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Daerah untuk mengintegrasikan Pusat
Pertumbuhan Ekonomi dengan wilayah sekitarnya. PNPM
Mandiri diberdayakan melalui berbagai program

258
pemberdayaan masyarakat jorong Pauh yang dilaksanakan
oleh berbagai departemen/sektor pemerintah daerah.
Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 akan diprioritaskan
desa tertinggal. Melalui PNPM Mandiri, Penataan
Kembali Mekanisme Penanggulangan Kemiskinan dan
Pemerataan Pembangunan melibatkan elemen masyarakat
mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi.
Integrasi berbagai program pemberdayaan
masyarakat ke dalam Kerangka Kebijakan PNPM Mandiri
bertujuan untuk memperluas jangkauan pembangunan ke
daerah terpencil dan terisolir. Hal ini juga diharapkan
untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan
yang sering diduplikasi di seluruh proyek. Mengingat
proses pemberdayaan biasanya memakan waktu lima
hingga enam tahun.

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
disimpulkan untuk melaksanakan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di Jorong Pauh,
Kecamatan Kamang Magek. Pengelolaan Dana Kemandirian
Pnpm oleh masyarakat Jorong Pauh dikelola dengan sangat
optimal, namun tidak semua melakukannya secara maksimal,

259
namun jumlah masyarakat yang menguasai dana secara
maksimal lebih banyak.
Dan setiap kelompok yang menerima dana berbeda
dalam pengelolaannya. Pemanfaatan dana Pnpm Mandiri
oleh masyarakat Jorong Pauh untuk program SPP sudah
efektif dan efisien. Hal ini diwujudkan dalam praktik di
masyarakat, seperti banyaknya masyarakat yang memulai
usaha atau meningkatkan produktivitas usahanya setelah
menerima dana dari Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM) melalui simpan pinjam
perempuan. program.

260
Daftar Pustaka

Dan, Efektifitas, Efisiensi Pemanfaatan, Pnpm Mandiri, D I


Desa, and Lamasi Pantai. 2020. “PROGRAM
NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI DI DESA
LAMASI PANTAI KECAMATAN.”
Londa, Verry Y. n.d. “Efektivitas Pelaksanaan Program
Nasional Kelurahan Ranotana Kota Manado.”
PatelNo Title No Title No Title. 2019. “済無,” 9–25.
PRASTIYA, YEKA. 2014. “Efektifitas Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Mandiri Perkotaan
Dalam Menunjang Pembangunan Desa.”
http://eprints.umsida.ac.id/1052/.

261
262
PERSEPSI MASYARAKAT DALAM MENYIKAPI
KEBERADAAN BANK SYARIAH SEBAGAI LEMBAGA
KEUANGAN DI NAGARI SIKABAU KABUPATEN
DHARMASRAYA

Diana Ferta
FEBI, Perbankan Syariah
Email: frtadna27@gmail.com

Abstrak
Perbankan syariah yang saat ini terlihat sedang berkembang
mengikuti perkembangan yang sama dengan bank
tradisional. Bank tradisional yang menganut sistem suku
bunga, dan bank syariah yang menganut sistem bagi hasil,
hidup berdampingan. Permasalahan yang dihadapi perbankan
syariah terutama kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap perbankan syariah akibat dominasi bank tradisional,
dan perbankan syariah masih dipandang dengan kecurigaan.
Penelitian ini membahas tentang persepsi masyarakat
terhadap respon bank syariah sebagai lembaga keuangan.
Untuk merumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana
tanggapan masyarakat terhadap bank syariah sebagai
lembaga keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan opini masyarakat
terhadap bank syariah. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan saat ini berdasarkan keadaan saat ini pada saat
melakukan penelitian dengan menggunakan metode
pengumpulan data, data yang diamati dan dipelihara.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
pemahaman masyarakat tentang perbankan syariah di Nagari

263
Sikabau, masyarakat hanya mengetahui tentang keberadaan
bank syariah tetapi tidak memahami secara detail bank
syariah guru. Hanya sebagian orang yang mengetahui
tentang perbankan syariah dan sebagian orang bahkan tidak
mengetahui atau memahami apapun tentang perbankan
syariah. Kebanyakan orang tidak mengetahui produk dan
layanan yang ada di bank syariah. Ketidaktahuan masyarakat
karena minimnya informasi yang diperoleh dari bank syariah
dan media, mengakibatkan masyarakat tidak mengetahui
tentang bank syariah.

Kata Kunci : Persepsi, Bank Syariah, Lembaga Keuangan.

A. Pendahuluan
Bank adalah lembaga keuangan yang bertindak sebagai
perantara antara mereka yang memiliki kelebihan uang dan
mereka yang tidak memiliki cukup uang. Bank syariah
adalah salah satu lembaga yang menjalankan tiga fungsi
utama: menerima simpanan, meminjamkan uang, dan
menyediakan layanan pengiriman uang. Bank syariah
melakukan segala upaya untuk mendistribusikan kembali
dana yang dibutuhkan dalam bentuk pinjaman kepada orang
yang membutuhkan. Bank Islam mencari klien yang layak,
aman dalam pendanaan dan menguntungkan dalam bisnis.
Pendapatan bank dari pendanaan dibagikan kepada penabung
sesuai dengan kuota atau bagi hasil yang disepakati. Ini
adalah sistem operasi perbankan syariah yang biasa disebut
dengan Sistem Bagi Hasil. (Zainul Arifin, 2002:12).

264
Dalam sejarah ekonomi umat Islam, pembiayaan
kontrak berdasarkan prinsip Syariah telah menjadi
sebahagian daripada tradisi umat Islam sejak zaman Nabi
Muhammad, dengan amalan seperti menerima aset yang
didepositkan, memberi pinjaman untuk kegunaan dan tujuan
perniagaan, dan kiriman wang adalah perkara biasa. Sejak
zaman Nabi Muhammad. Oleh itu, fungsi utama bank -
menerima deposit, menyalurkan dana dan memindahkan
dana - telah menjadi sebahagian daripada kehidupan Muslim.
Islam memandang keuangan dan perbankan sebagai
tempat simpanan dana awam. Kewujudan perbankan Islam di
tengah-tengah perbankan tradisional bertujuan untuk
menyediakan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam
yang memerlukan atau ingin menerima perkhidmatan
perbankan. Islam tidak membenarkan orang Islam terlibat
dalam sebarang jenis transaksi yang berkaitan dengan
faedah. Inilah perbezaan antara bank Islam dan bank
tradisional. Islam melarang transaksi yang mengandungi
unsur Galar, Mysir, dan Riba.
Perbedaan utama antara bank syariah dan bank
tradisional adalah bank syariah tidak membolehkan riba
(bunga). Jual beli diperbolehkan, tetapi riba dilarang. Oleh
karena itu, dilarang membayar dan menerima bunga atas
uang yang dipinjam atau dipinjamkan. Sebagai alternatif

265
skema bunga, beberapa ahli percaya bahwa skema bagi hasil
adalah alat terbaik dalam kasus ini. Mereka mengakui bahwa
ketika sistem bagi hasil beralih dari pembiayaan proyek
individu ke pendanaan institusional, semua fungsi yang
dilakukan oleh bank tradisional yang menggunakan sistem
suku bunga menjadi kurang efisien. (Muhammad Syafi’I,
2001:205).
Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia,
menjadikannya pasar peluang untuk pengembangan
keuangan syariah. Bank syariah pertama kali didirikan di
Indonesia adalah PT. Bank Muamalat Indonesia pada tahun
1992, namun bank ini terus berkembang. Sejak dibukanya
Bank Muamalat Indonesia, keberadaannya belum diakui di
industri perbankan. Dasar hukum mudharabah untuk
beroperasi tidak berdasarkan prinsip-prinsip Islam karena
memungkinkan untuk berbagai jenis bisnis. Berdirinya
perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari kehendak
masyarakat khususnya umat Islam yang memandang suku
bunga sebagai hal yang haram dan merupakan alternatif dari
perbankan tradisional.
Saat ini, perbankan syariah sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat karena rekam jejak dan kontribusinya terhadap
pertumbuhan industri perbankan, dan hasilnya semakin
nyata. Namun masih banyak yang beranggapan bahwa

266
menabung di bank syariah sama dengan menabung di bank
tradisional. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
tentang kegiatan perbankan syariah dan kurangnya sosialisasi
seputar perbankan syariah. Mengingat mayoritas masyarakat
Nagari Sikabau beragama Islam, kehadiran bank syariah
tidak dapat mengalihkan pikiran nasabah bank tradisional ke
bank syariah. Hal ini penting bagi dunia perbankan dalam
menentukan pilihan dalam menggunakan jasa perbankan,
apakah akan menggunakan jasa bank syariah atau bank
tradisional yang pertama kali berperan dalam perbankan
Indonesia. Perkembangan tidak lepas dari perilaku
konsumtif.
Dalam kehidupan seharian, manusia mempunyai
keperluan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup,
baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tertier. Namun,
kadangkala manusia tidak mempunyai modal yang cukup
untuk menyara mereka, sehingga sering meminjam daripada
saudara mara atau jiran yang mereka kenali. Terdapat juga
hutang/kredit dengan bank untuk modal perniagaan atau
untuk memenuhi keperluan lain. Seiring dengan
perkembangan ekonomi yang semakin meningkat,
perkhidmatan pembiayaan telah disediakan oleh institusi
kewangan perbankan dan institusi kewangan bukan
perbankan. Namun, di tengah-tengah pertambahan penduduk

267
yang sangat besar, khususnya masyarakat Nagari Sikabau,
mereka masih belum mengenali perbankan Islam.
Pengetahuan masyarakat yang belum mengetahui
praktik bisnis bank syariah saat masih berkembang. Persepsi
atau opini masyarakat sangat beragam tentang layanan,
sistem operasi, dan kemudahan akses keuangan atau produk
yang ditawarkan. Namun, konsep syariah yang tertanam kuat
dalam sistem operasi dan mekanisme bank syariah menjadi
kekuatan tersendiri agar bank ini dapat berkembang secara
luas di masyarakat. Berdasarkan permasalahan tersebut,
penulis akan melakukan penelitian tentang bagaimana
persepsi masyarakat bereaksi terhadap keberadaan bank
syariah seperti lembaga keuangan di Nagari Sikabau,
Kab.Dharmasraya.
B. Metode Penelitian
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini tergolong penelitian
hukum empiris. Tujuan penelitian hukum empiris adalah
untuk mempertimbangkan hukum yang dikonseptualisasikan
sebagai perilaku aktual sebagai fenomena sosial yang tidak
tertulis di alam tetapi dialami oleh setiap orang dalam
kehidupan sosial
Dalam hal ini, studi emperis yang dimaksud berkenaan
dengan persepsi masyarakat Nagari Sikabau terhadap
keberadaan Bank Syariah sebagai lembaga keuangan. Objek

268
penelitian emperis adalah fakta sosial. Dalam penulisan ini,
penulis menggunakan Penelitian kualitatif bertujuan untuk
memahami fenomena yang berkaitan dengan pengalaman
seperti tindakan, persepsi, motivasi dan perilaku dengan cara
mendeskripsikannya dalam kata-kata dan bahasa dengan
menggunakan berbagai metode alami dalam konteks alam
tertentu. Ini adalah penelitian yang saya lakukan.
Dalam pendekatan kualitatif, penulis menganalisis
hasil penelitian ini dengan menjelaskan dan memberi makna.
Data yang akan dikumpulkan bukanlah data numerik,
melainkan data berupa naskah wawancara. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan keadaan
yang sebenarnya dari situasi tersebut. Oleh karena itu,
peneliti langsung ke tempat kejadian. Deskriptif berarti
mengidentifikasi dan menginterpretasikan data yang ada.
Misalnya, situasi yang dialami, aktivitas perspektif, sikap
yang muncul, proses yang sedang berlangsung, kekacauan
yang muncul, dan konflik yang intens.
C. Pembahasan
1. Deskripsi Umum Tentang Nagari Sikabau Kabupaten
Dharmasraya
Nagari Sikabau adalah sebuah nagari yang terletak
di Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya,
Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kecamatan Pulau

269
Punjung secara geografis terletak di. Nagari Sikabau
memiliki luas 132.79 kilometer persegi, dengan jumlah
penduduk berjumlah 9.674 jiwa yang terdiri dari 5.013
laki-laki dan 4.661 perempuan. Nagari Sikabau terdiri
dari 11 jorong, antara lain: Jorong Kapalo Koto, Jorong
Bukit Barangan, Jorong Bukit Mindawa, Jorong
Kampung Baru, Jorong Koto Sikabau, Jorong Parik
Tarajak, Jorong Tabek Pamatang, Jorong Tanjung Salilok,
Jorong Sungai Sonsang, Jorong Campur Jaya, dan Jorong
Koto Panjang.
Batas wilayah Nagari Sikabau adalah sebagai
berikut :
Utara : Nagari Sungai Kambut dan Sungai Dareh
Timur : Kecamatan Sitiung
Selatan : Nagari Tebing Tinggi
Barat : Kabupaten Solok Selatan dan Nagari Sungai
Kambut
Nagari sikabau adalah kawasan dengan banyak
kemungkinan dan keuntungan besar bagi mereka yang
ingin bekerja dan berbisnis. Karena Nagari Sikabau
adalah daerah dengan perkebunan dan sawah, di mana
petani padi, petani karet, petani kelapa sawit mencari
nafkah, orang yang memelihara ayam, bebek, sapi,
kerbau, pegawai negeri, pensiunan, guru sukarela, dll.

270
Ada juga, tukang ojek, tukang bangunan, wiraswasta,
wiraswasta, dll.
Seluruh Nagari Sikabau atau 99,8 orang di sini
menganut agama Islam yang terbagi menjadi beberapa
suku yaitu Suku Patapang, Suku Tigo Nini, Suku Piliang,
Suku Mandailing dan Suku Melayu. Meski ada beberapa
suku di Nagari ini, masyarakatnya tetap hidup rukun.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat masih
menganjurkan sikap gotong royong untuk melakukan
segala kegiatan, baik kepentingan umum maupun pribadi,
seperti pengaturan perkawinan, pengaturan kematian, dan
lain-lain. Dalam segala persoalan yang muncul di
masyarakat, selalu lakukan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
2. Persepsi dan Pemahaman Masyarakat Nagari Sikabau
Mengenai Bank Syariah
Bank Islam berkembang pada tahun 1990-an,
bermula dengan Bank Muamalat yang ketika itu
menyediakan kemudahan perbankan baru di Indonesia.
Strategi sangat penting jika anda mahu perbankan Islam
berkembang. Bank Islam adalah institusi kewangan yang
mesti memberikan yang terbaik untuk pelanggan dan
masyarakat mereka dengan menawarkan beberapa ilmu
dan insentif terbaik yang boleh ditawarkan. Pemahaman

271
yang lebih baik juga akan menggalakkan orang ramai
untuk beralih kepada perbankan Islam sebagai institusi
kewangan mereka. Pemahaman adalah sangat penting
kerana pemahaman ialah kebolehan untuk menerangkan
dan mentafsir sesuatu.(Muhammad Abdullah, 2015: 3).
Masyarakat Nagari Sikabau memiliki pandangan
yang berbeda tentang keberadaan bank syariah sebagai
lembaga keuangan. Untuk lebih jelasnya, berikut
kesimpulan penulis berdasarkan wawancara dengan
informan.
a. Ibu Dewi
Ibu Dewi adalah seorang penjual ikan. Dia tidak
menabung di bank syariah tetapi meminjam uang dari
bank syariah. Awalnya, ibu Dewi meminjam uang dari
bank syariah karena temannya juga menggunakan bank
syariah. Ibu Dewi mengatakan bahwa sistem yang
berlaku di bank syariah saat ini sama dengan sistem
perbankan konvensional. Menurut bu Dewi, bank
syariah juga mengeluarkan biaya atau beban
operasional dari mulai pinjaman hingga pendirian
usaha, sama seperti bank biasa. Semuanya juga
diperhitungkan dari awal saat kita mengambil
pinjaman, jadi ditentukan keuntungan dan cicilannya,
bahkan untuk bank syariah jumlah cicilannya bisa lebih

272
besar dari bank biasanya. Ini termasuk perbankan
Islam tetapi tidak semuanya. Bu Dewi hanya mengenal
akad ijarah multijasa, akad, mudharabah dan
murabahah. Dia tidak tahu detail produknya, dia hanya
tahu namanya. Ibu Dewi belum pernah melihat pihak
bank syariah mempromosikan ke masyarakat Nagari
Sikabau dan Ibu Dewi tidak tertarik untuk menyimpan
tabungannya di bank syariah karena sudah
menggunakan bank biasa.
b. Ibu Ratna
Ibu Ratna seorang IRT. Ibu Ratna tahu ada bank
syariah tetapi dia tidak menyimpan uang simpanannya
di bank syariah. Bu Ratna tidak menyimpan di bank
Islam kerana dia tidak tahu apa-apa tentang perbankan
Islam. Bu Ratna tidak faham apa itu bank syariah.
Lebih-lebih lagi produk dan perkhidmatan yang
terdapat di bank Islam, Bu Ratna langsung tidak
mengetahuinya. Bu Ratna juga tidak pernah melihat
bank syariah mempromosikan produknya kepada
masyarakat Nagari Sikabau. Ibu Ratna tidak berminat
untuk menyimpan uang simpanannya di bank syariah
kerana tidak tahu apa-apa tentang bank Islam dan
kurang maklumat tentang bank Islam.Ibu Ratna
berharap bank syariah dapat melakukan promosi

273
dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat
Nagari Sikabau dan memberikan pemahaman tentang
bank syariah agar masyarakat paham dan peduli
tentang menabung atau bertransaksi dengan bank
syariah.
c. Bapak Budi
Pak Budi bekerja sebagai petani getah. Dia
meminjam uang dari bank Islam dan apa yang dia tahu
tentang bank Islam ialah apabila dia meminjam uang
dari bank Islam, kadar faedahnya sangat rendah. Tetapi
kini Pak Budi tidak lagi menggunakan bank Islam
kerana lebih suka menyimpan uangnya di bank lain.
Pak Budi juga tidak tahu produk yang ada di bank
Islam. Pada masa ini, Pak Budi tidak lagi berminat
untuk mendeposit di bank Islam, tetapi jika bank Islam
menawarkan promosi dan tawaran yang menarik,
beliau boleh beralih menggunakan bank Islam.
d. Ibu Rama
Ibu Rama merupakan nasabah bank Nagari
Syariah Sikabau. Ibu Rama tidak meminjam di bank
syariah tetapi beliau hanya menabung. Menurutnya,
bank syariah memiliki biaya atau beban yang lebih
sedikit dari bank konvensional. Begitu juga dengan
potongan-potongan biayanya setiap bulan, lebih sedikit

274
dibanding dengan bank konvensional. Ibu Rama
mengatakan bank syariah memiliki banyak program-
program yang menarik, seperti kerja sama dengan
pembangunan perumahan, bekerja sama dengan dinas
peternakan, dan lain sebagainya. Hanya saja ibu Rama
tidak mengetahui tentang produk-produk yang ada
dalam bank syariah karena memang ibu Rama tidak
pernah melakukan pembiayaan di bank syariah, ibu
Rama hanya menabung di bank syariah. Ibu Rama juga
tidak pernah melihat adanya pihak bank syariah
melakukan promosi ke masyarakat di Nagari Sikabau.
e. Bapak Anto
Pak Anto adalah pelanggan bank tradisional, dia
tidak pernah menyimpan di bank Islam. Pak Anto
hanya tahu tidak ada kepentingan dalam bank Islam.
Pak Anto juga masih asing dengan bank Islam, baik
dari segi operasinya mahupun mekanisme sedia ada di
bank Islam. Tambahan pula, Pak Anto juga tidak
mengetahui produk dan perkhidmatan yang terdapat di
bank Islam, jadi apabila ditanya sama ada beliau
berminat untuk deposit di bank Islam, Pak Anto
menjawab tidak kerana beliau tidak tahu mengenai
bank Islam. Pak Anto tidak pernah melihat bank

275
syariah mempromosikan atau bersosial di Nagari
Sikabau.
3. Analisis Persepsi dan Pemahaman Masyarakat Nagari
Sikabau Mengenai Bank Syariah
Daripada hasil temu tersebut, dapat dilihat bahawa
pemahaman masyarakat Nagari Sikabau tentang
perbankan Islam masih sangat rendah. Pengetahuan yang
terhad serta kurangnya promosi dan sosialisasi yang
dilakukan oleh bank Islam menyebabkan segelintir
masyarakat tidak mengetahui apa itu bank Islam dan
apakah produk bank Islam.
Menurut hasil wawancara dengan ibu Dewi, ia
menganggap bahwa Bank syariah sama seperti bank biasa.
Pada dasarnya, bank syariah dan biasa berbeda dalam
kegiatan dan produk yang ditawarkan. Bank syariah
adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menyediakan layanan kredit, pembayaran dan distribusi
dan yang kegiatannya diatur oleh prinsip-prinsip Syariah
Islam.
Perbedaan antara bank Islam dan bank konvensional
terletak pada jenis keuntungan yang bank perolehi
daripada transaksi yang mereka jalankan. Jika bank
konvensional untung daripada bunga, dalam bank Islam
tidak ada faedah tetapi hanya ganjaran, dalam bentuk

276
perkongsian keuntungan. Secara umum, orang ramai baru
tahu bahawa bank Islam adalah bank tanpa faedah. Bank
syariah dianggap sebagai perbankan umum, yang tidak
lepas dari ketidaktahuan masyarakat dan kurangnya
promosi dan sosialisasi bank syariah sehingga masyarakat
tidak mengetahui detail perbankannya, barang-barang
muslim dan produknya. Ketidaktahuan dan minimnya
informasi yang dinikmati masyarakat menimbulkan
pemahaman yang berbeda tentang bank syariah. Hal ini
tentu saja tidak sejalan dengan fakta bahwa bank syariah
adalah yang menganut nilai-nilai Syariah Islam yang
mengharamkan riba. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pemahaman masyarakat Nagari Sikabau tentang
perbankan syariah antara lain:
a. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman
pribadi atau pengalaman orang lain, langsung atau
melalui media, dan apa yang dikatakan dapat diterima
sebagai kebenaran yang diterima. Berdasarkan
informasi dari berbagai sumber, semua mengatakan
bahwa mereka tidak mengetahui produk dan layanan
yang ditawarkan oleh bank syariah. Sebagian
masyarakat sudah mengetahui keberadaan perbankan
syariah, namun tidak mengetahui apa-apa tentang

277
produk perbankan syariah karena belum mengetahui
produk dan layanan yang terkandung di dalamnya.
Karena mereka yakin dukungan dana yang diberikan
masih kalah dengan bank syariah. Utilitas yang
disediakan oleh bank tradisional. Pemahaman dan
pengetahuan masyarakat tentang perbankan syariah
akan mempengaruhi opini masyarakat terhadap
perbankan syariah itu sendiri.
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang bank
syariah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain masyarakat yang tidak lagi mencari informasi
tentang bank syariah karena menganggap bank syariah
lebih seperti bank umum, bank yang biasa mereka
gunakan. Sebagian orang beranggapan bahwa
menabung itu sama di mana-mana, hal ini akhirnya
membuat mereka merasa nyaman untuk menyimpan
tabungannya di bank, sehingga mereka memutuskan
untuk memilih untuk tidak menyimpan tabungannya di
bank syariah. Penyuluhan yang nyata harus dilakukan
oleh bank syariah dengan memberikan pengetahuan
kepada masyarakat melalui promosi langsung atau
melalui media elektronik atau cetak. Iklan langsung
dapat dilakukan dengan mengadakan seminar
perbankan, memperkenalkan konsep-konsep perbankan

278
syariah seperti produk dan layanan di perbankan
syariah, namun materi harus disampaikan sedapat
mungkin agar lebih mudah dipahami masyarakat.
Sekaligus memberikan promosi yang menarik agar
nantinya masyarakat lebih tertarik untuk beralih ke
bank syariah.
b. Pengalaman Terdahulu
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh, kita
dapat merenungkan apa yang telah kita alami dan
menggunakannya untuk menemukan kebenaran.
Berdasarkan wawancara dengan lima responden di
atas, hanya tiga responden yaitu Dewi, Budi dan Rama
yang pernah menggunakan bank syariah. Mereka
mengklaim bahwa bank syariah sama dengan bank
biasa, hanya saja bank syariah memiliki suku bunga
yang lebih rendah daripada bank biasa.
c. Faktor Sosial dan Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi pengalaman
seseorang dan mempengaruhi cara berpikirnya.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, hanya satu orang
yang diwawancarai tahu tentang bank syariah di
daerahnya, ibu Dewi yang tahu tentang bank syariah
dari teman-temannya.

279
d. Faktor Informasi
Elemen informasi merupakan faktor yang sangat
penting yang mempengaruhi pemahaman. (Irvanto
Septian, 2015: 28). Menurut hasil wawancara dengan
lima responden, mereka tidak memahami informasi
tentang bank syariah. Padahal, mereka memiliki
pengetahuan yang terbatas dan tidak ada pendidikan
dari perbankan syariah atau media seperti televisi,
media cetak dan jejaring sosial.

4. Upaya Pihak Bank Syariah Untuk Mensosialisasikan


Produk Bank Syariah
Indonesia merupakan negara dengan penduduk
muslim terbesar di dunia. Mengingat hal tersebut
merupakan aset yang berpotensi kuat jika dibarengi
dengan kualitas sumber daya manusia yang sepadan.
Namun sayangnya, potensi demografi yang begitu besar
tidak serta merta memudahkan terbentuknya sosialisasi
perbankan syariah. Sebagian besar komunitas Muslim
masih tidak jelas tentang perbankan Islam.
Demikian pula fenomena yang terjadi di Nagari
Sikabau Kabupaten Dharmasraya memiliki pemahaman
yang terbatas tentang operasional bank syariah, sehingga
menjadi kendala bagi perkembangan bank syariah di

280
daerah. Orang awam mempunyai pengalaman yang luas
dalam perbankan konvensional dan mempunyai sedikit
atau tiada pemahaman tentang produk, mekanisme, sistem
dan selok-belok perbankan Islam. Unit perbankan Islam
masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan bank
konvensional, sehingga masih ramai yang tidak tahu atau
benar-benar faham tentang produk dan perkhidmatan yang
ditawarkan, mekanisme, sistem dan kerumitan bank
Islam. Kelemahan ini boleh menjejaskan masyarakat atau
pelanggan mereka dalam proses membuat keputusan
menabung di bank Islam. Bank Islam hendaklah
menggunakan segala cara agar masyarakat lebih
mengetahui tentang bank Islam yang menjamin
kesejahteraan dan tidak mengandungi unsur-unsur yang
memudaratkan.
Kondisi Bank Syariah di Nagari Sikabau saat ini
dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus
menjadi titik penilaian dan dorongan untuk
pengembangan Bank Syariah lebih lanjut agar peran Bank
Syariah di Nagari Sikabau lebih dirasakan oleh
masyarakat untuk meningkatkan kualitas mereka.
kesehatan -sekarang. Bank syariah diharapkan dalam
perkembangannya ke depan mampu menggambarkan
secara sempurna bentuk Islam dalam perekonomian

281
khususnya aspek aplikasi keuangan. Berdasarkan
fenomena di atas, bank syariah sangat penting untuk
memenuhi peran dan fungsi strategi mensosialisasikan
dan mempromosikan perbankan syariah kepada
masyarakat atau nasabahnya.
Pengiklanan merupakan salah satu faktor yang
menentukan kejayaan sesuatu program pemasaran. Dalam
menghadapi persaingan yang sengit hari ini, ahli
perniagaan tidak boleh bergantung semata-mata kepada
peningkatan kualiti dan pembangunan produk. Kualiti
keseluruhan sesuatu produk jika pengguna tidak pernah
mendengarnya dan tidak pasti sama ada produk itu
berguna kepada mereka, maka mereka tidak akan
mengambil berat tentangnya. dan tidak akan pernah
membelinya. Oleh itu, adalah perlu untuk
mempromosikan melalui komunikasi dengan masyarakat,
pemasangan sepanduk dan brosur di tempat-tempat
strategik, menggunakan televisyen, radio, media sosial
seperti Instagram, Facebook dan cara lain.
Promosi bisa mendatangkan peluang besar yang
menguntungkan kedua belah pihak yaitu produsen (bank
syariah) dan konsumen (nasabah). Bank yang tertarik
dengan produk yang mereka tawarkan dikenal konsumen
melalui promosi lanjutan, dan konsumen dapat

282
menemukan kategori produk yang sesuai dengan
kebutuhan mereka melalui program Promosi yang
dijalankan oleh bank.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan yang dijelaskan dalam
pembahasan mengenai persepsi masyarakat terhadap bank
syariah sebagai lembaga keuangan, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman masyarakat terhadap bank syariah di Nagari
Sikabau adalah masyarakat tidak hanya mengenal bank
syariah tetapi juga tidak memasukkan bank syariah dalam
rinci. Hanya sebagian orang yang mengerti tentang
perbankan syariah dan bahkan ada yang tidak tahu apa-apa
tentang perbankan syariah. Sebagian besar masyarakat belum
mengetahui apa saja produk dan layanan bank syariah.
Ketidaktahuan masyarakat disebabkan kurangnya informasi
yang diperoleh dari bank syariah dan media seperti TV,
media cetak dan jejaring sosial, menyebabkan masyarakat
tidak mengetahui apa itu perbankan syariah dan apa produk
dari perbankan syariah, sehingga masyarakat kurang tertarik
menggunakan perbankan syariah. perbankan. bank. layanan
perbankan Islam. Orang mengira bank syariah itu seperti
bank biasa, juga mengandung rentenir tapi tidak sebanyak
bank biasa.

283
Daftar Pustaka

Buku
Arifin, Zainul. 2002. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah.
Jakarta: Alvabet.
Antonio, M Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.
Septian, Irwanto. 2015. Analisis Minimnya Tingkat
Pemahaman Masyarakat terhadapt Produk-produk
Bank Syariah dalam Meningkatkan Pendapatan
Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jurnal
Abdallah, Muhammad. 2015. Minat Menabung di Bank
Syariah. Jurnal Ekonomi dan Keuangan : Vol 3 No.
7.
Wawancara
Dewi. Wawancara Pribadi. Jumat 12 Agustus 2022
Ratna. Wawancara Pribadi. Jumat 12 Agustus 2022
Budi. Wawancara Pribadi. Sabtu 13 Agustus. 2022
Rama. Wawancara Pribadi. Minggu 14 Agustus. 2022
Anto. Wawancara Pribadi. Sabtu 13 Agustus. 2022

284
Biografi Penulis

Kevin Afrizal Saputra


Penulis berasal dari Kabupaten Lima
Puluh Kota, lahir pada 30 April 2001.
Penulis merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Saat ini, Penulis sedang
menempuh pendidikan S1 Perbankan
Syariah di Universitas Islam Negeri
(UIN) Sjech M.Djamil Djambek. Dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu Pengetahuan
Dan Persepsi Masyarakat Mengenai Bank Syariah Di Jorong
Koto Malintang Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten
Lima Puluh Kota.

Sukma Nuriyanti
Penulis berasal dari Kota Pinang
Sumatera Utara, yang lahir pada 07 Juli
2001.Saat ini, Penulis masih sedang
menempuh jenjang pendidikan S1
Perbankan Syariah di Universitas Islam
Negeri (UIN) Sjech M.Djamil Djambek.
Dengan penelitian yang saya lakukan
berguna agar dapat melibatkan kepada masyarakat Jorong
Sarilamak Kec Harau Kab 50 Kota agar lebih bijaksana lagi
dalam melakukan transaksi pinjam meminjam dan untuk di
sarankan kepada masyarakat Jorong Sarilamak Kec Harau
Kab 50 Kota untuk memilih Koperasi Syariah.

285
Ridwa
Penulis berasal dari Jorong Guguak Puti
Saindu Nagari Koto Laweh Kab.Tanah
datar Kec.X koto yang bernama
Ridwan, lahir pada 26 Januari 1999,
penulis merupakan anak ke 3 dari 3
bersaudari dari pasangan bapak Rusdi
dan Ibuk Syamsidar. Alhamdulillah
sampai sekarang ini penulis masih melanjutkan pendidikan
di UIN Bukittinggi dengan Prodi Perbankan Syariah S1 dan
InsyaAllah akan mengantarkan saya untuk mendapatkan
gelar sarjana S1, penelitian penulis melihatkan seberapa
Potensial produk produk pembiayaan perbankan syariah
dalam menunjang ekonomi masyarakat agraris di jorong
guguak puti saindu Nagari koto laweh kabupaten tanah datar,
kecamatan X koto. Insyaallah setelah tamat, penulis
memiliki harapan menjadikan perbankan syariah menjadi
pilihan utama masyarakat di indonesia dalam melakukan
pembiayaan maupun menabung.

Dinda Rahma Yuli


Penulis lahir pada 23 Desember 1999.
Saat ini, penulis masih sedang menempuh
pendidikan di S1 Perbankan Syariah di
Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil
Djambek Bukittinggi.Dengen penelitian
ini, penulis ingin mengetahui pemahaman
masyarakat Jorong Bintungan, Nagari Panyalaian, Kab.
Tanah Datar terhadap produk-produk bank syariah.

286
Fadila Primayeszky
Penulis berasal dari Solok, yang lahir
pada 10 Mei 2001. Saat ini, penulis
masih sedang menempuh pendidikan S1
Perbankan Syariah di Universitas Islam
Negeri (UIN) Sjech M.Djamil Djambek
Bukittinggi. Dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis berguna agar
dapat melihat bagaimana kesadaran masyarakat dalam
penggunaan bank syariah di kehidupan sehari hari.

Anisa Irvon
Penulis bernama Anisa Irvon, yang lahir
pada 26 Mei 2000. Hingga kini, penulis
masih sedang menempuh pendidikan S1
Perbankan Syariah di Universitas Islam
Negeri (UIN) Sjech M.Djamil Djambek.
Dengan topik yang penulis akan angkat,
pembahasan topik ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar tingkat pemahaman masyarakat tentang perbankan
syariah dalam meningkatkan perekonomian Jorong Koto
Tangah Hilir, Kec.Tilatang Kamang.

287
Maya Latifah Sari
Penulis berasal dari Bukittinggi, yang
lahir pada 10 Mei 2001.Saat ini, Penulis
masih sedang menempuh pendidikan S1
Perbankan Syariah di Universitas Islam
Negeri (UIN) Sjech M.Djamil Djambek.
Dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis berguna agar dapat melihat bagaimana kontribusi
KSPPS BMT Al Hijrah dalam meningkatkan pendapatan
pedagang yang berada di Pasar Banto, Kota Bukittinggi.

Widri Yullian Saputri


Penulis ini Bernama Windri Yulian
Saputri biasa dipanggil Windri kalau
dikampus dan dipanggil Dedek kalau
sama teman-teman dekat dan keluarga.
Ia lahir di Kubang Nan Duo pada Juli
2001. Ketika menulis artikel ini penulis
tercatat sebagai mahasiswa aktif
semester 6 prodi S1 Perbankan Syariah, universitas islam
negeri sjech M. Djamil Djambek Nukittinggi. Untuk
menghubungi penulis muda ini bisa melalui E-mail
windridedek@gmail.com dan bisa juga menjalin hubungan
di Instagram @windriys

288
Ghenda Yulandari
Penulis adalah mahasiswi asal Kampung
Pansur Dusun. Kampung Pansur, Kel.
Jinang Kampung Pansur Ampang Pulai,
Kec. Koto XI Tarusan, Kab. Pesisir
Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Dengan
nama panggilan ghenda. Ghenda Lahir di
Tarusan 05 Februari 2001. Anak kedua
dari 2 bersaudara dari pasangan bapak Musriandi dan ibuk
Yulidar. Kakak laki-laki bernama Ghenta Riwanda. Saat ini,
penulis masih sedang menempuh pendidikan S1 perbankan
Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil
Djambek. Dengan topik yang diangkat penulis ini bertujuan
untuk mengetahui minat dan ketertarikan masyarakat
terhadap bank syariah di Nagari Carocok Pesisir Selatan dan
sekaligus untuk mengenalkan jasa ataupun produk-produk
Perbankan Syariah di Nagari Carocok Pesisir Selatan
terutama masyarakat yang bermata pencaharian sebagai
nelayan.

Indah Izdihar
Penulis adalah mahasiswa asal kayu
tanduak nagari aia angek kec x koto
tanah datar. Dengan nama panggilan
indah. Indah lahir pada tanggal 27 april
2001 di payakumbuh. Sekarang penulis
masih sedang menempuh pendidikan
S1 Perbankan Syariah di Universitas Islam Negeri Sjech M.
Djamil Djambek Bukittinggi. Mahasiswa yang biasa
dipanggil indah memiliki hobi jualan sambil kuliah.
Memiliki cita cita menjadi wanita karir yang sukses.

289
Annisa Maulida Yasni
Penulis berasal dari Kabupaten.Padang
Pariaman, yang lahir pada 14 Juli 2000.
Saat ini penulis masih menempuh S1
perbankan syariah di UIN Bukittinggi.
Dengan penelitian Peran lembaga
keuangan syariah dalm meningkatkan
kesejahteraan pedagang kaki lima dipasar
pakandangan memalalui kredit usaha rakyat.

Wilda Irsyad
Penulis berasal dari Pauh,kamang
mudiak Kecamatan Kamang
Magek,Kabupaten Agam, Lahir di
Anduring 19 September 2000. Saat ini
Penulis masih menempuh Pendidikan S1
Perbankan Syariah di UIN Syech
M.Djamil Djambek Bukittinggi dengan
topik yang di angkat bertujuan untuk mengetahui Efektifitas
dan Efesiensi Pemanfaatan Dana Program Nasional
Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
di Jorong Pauh Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek
Kabupaten Agam.

290
Diana Ferta
Penulis berasal dari Kabupaten
Dharmasraya, lahir di Sikabau 27 Juni
2000. Hingga saat ini penulis masih
menempuh studi Perbankan Syariah di
UIN Syech M.Djamil Djambek
Bukitinggi dengan topik yang diangkat
bertujuan untuk mengetahui Persepsi
Masyarakat tentang Bank Syariah
sebagai Lembaga Keuangan di Nagari
Sikabau Kabupaten Dharmasraya.

291

Anda mungkin juga menyukai