Anda di halaman 1dari 648

JELAJAH EKONOMI

NAGARI

Awiani Gusri, Fira Wahyuni Ramadhan,


Indah Rahmadini, Liza Sepri Andina, Mifta
Huljannah, Ravi Khaliq, Rayzul Hawari, Ririt
Eka Putri, Selviana Widya Putri, Siska
Reflina, Syaifullah Ramadhan, Wahyuni Al
Munawarah, Wenny Febrinasari, Wiwi Nur
Asni, Yolanda Effendy, Yulia Addina Rahmah

Editor

Ali Rahman, SH,. MH

PRODI S1 PERBANKAN LP2M IAIN BUKITTINGGI


SYARIAH

ii
JELAJAH EKONOMI
NAGARI
Awiani Gusri, Fira Wahyuni Ramadhan, Indah
Rahmadini, Liza Sepri Andina, Mifta Huljannah,
Ravi Khaliq, Rayzul Hawari, Ririt Eka Putri,
Selviana Widya Putri, Siska Reflina, Syaifullah
Ramadhan, Wahyuni Al Munawarah, Wenny
Febrinasari, Wiwi Nur Asni, Yolanda Effendy, Yulia
Addina Rahmah

Editor : Ali Rahman, SH,. MH


Tata Bahasa : Syaifullah Ramadhan,
Tata Letak : Yolanda Effendy
Sampul : Awiani Gusri

Diterbitkan oleh

LP2M Press
Jl. Gurun Aua Kubang Putiah-Agam

ISBN 978-602-6377-68-5

Perpustakaan Nasional
Katalog DalamTerbitan

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang

All right reservend

iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur hanya milik
Allah Tuhan semesta alam semata, karena rahmat, taufiq,
hidayah dan inayah Nya, buku Jelajah Ekonomi Nagari
ini dapat diterbitkan. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan seluruh orang yang senantiasa mengikuti
sunnah beliau.
Buku ini merupakan simbol semangat intelektual
dalam mengkaji ilmu ekonomi. Kontributor dari buku ini
adalah para peneliti (Mahasiswa) dan bapak Ali
Rahman,SH,MH selaku dosen pembimbing KKN DR
Kelompok 72. Kami berharap buku ini dapat
memberikan kontribusi dalam menambah khasanah
pengetahuan masa kini yang lebih aplikatif dan
tranformatif. Selanjutnya buku ini terdiri dari 16 penulis
yang memiliki topik dan tema yang berbeda.
Dalam Buku Jelajah Ekonomi Nagari ini
merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian
utama pemerintah baik pusat maupun daerah terutama

iv
yang berbasis di masyarakat bawah adalah keadaan
ekonomi. Keadaan ekonomi masyarakat nagari selalu
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mulai dari
kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan papan,
kebutuhan sekunder misalnya pendidikan formal dan
informal, sarana transportasi, sarana hiburan, dan
kebutuhan tersier.
Dalam hal ini, Pemerintahan Nagari harus
menjalankan fungsinya dengan baik karena segala
persoalan yang terjadi apalagi menyangkut masalah
kehidupan masyarakat secara keseluruhan hendaknya
menjadi prioritas utama untuk diselesaikan dibanding
dengan persoalan-persoalan lain yang ada di nagari.
Peran aktif dalam menjelajahi pemerintahannagari dalam
menyelesaikan masalah yang ada di nagariadalah wujud
dari pelaksanaan fugas dan fungsi dari pemerintahan
nagariitu sendiri, yang harus berpedoman bagi
peningkatan kualitas perekonomian masyarakat yang
dilanda krisis ekonomi.
Oleh karena itu, buku ini menjadi rujukan penting
dalam peningkatan mutu perekonomian masyarakat
yang dilandasi oleh krisis ekonomisehingga segala

v
kebijakan, peraturan , dan petunjuk teknis dalam
pelaksanaan buku Jelajah Ekonomi Nagari dapat
mengacu ke buku ini. Berbagai persoalan yang muncul
terkait dengan teknik menyakut masalah ekonomi
masyarakat maka dari itu diharapkan bisa diselesaikan
melalui ketentuan ketentuan yang ada dalam buku ini,
namun tidak menutup kemungkinan bahwa di kemudian
hari akan ada timbul persoalan persoalan baru sebagai
konsekuensi dari penerapan buku ini, dan
penyelesaiannya belum terangkum dalam buku ini, maka
akan ada penyelesaian tersendiri.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para
penulis yang telah memberikan ide, pemikiran dan solusi
dalam mengkaji buku ini dari sudut pandang yang
berbeda. Kami menyadari bahwa penulisan buku ini
membutuhkan saran dan kritik membangun untuk
kesempurnaan kajian ilmu ekonomi yang lebih
komprehensif. Kami berharap buku ini dapat dijadikan
salah satu referensi akademis untuk mahasiswa IAIN
Bukitinggi yang ingin mendapatkan informasi wawasan
kekinian tentang kajian ilmu ekonomi. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.

vi
Saya mengucapkan terima kasih kepada TIM
LP2M IAIN BUKITINGGI dibawah sepervisi Rektor
bidang akademik, yang telah merevisi Buku Jelajah
Ekonomi Nagari. Tim menyadari bahwa Buku “Jelajah
Ekonomi Nagari“ edisi tahun 2021 ini masih jauh dari
kata sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk menyempurnakan Buku
ini. Saran dan kritik tersebut bisa disampaikan langsung
kepada TIM untuk ditindaklanjuti, sehingga menjadi
lebih baik lagi.

vii
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................iv
Daftar Isi ......................................................................viii
Awiani Gusri: Penurunan Produksi Padi
Berdampak terhadap Perekonomian Petani di
Jorong Lungguk Batu Kabupaten Pasaman ................... 1
Fira Wahyuni Ramadhan: Antisipasi Praktek
Rentenir terhadap UMKM (Studi Kasus: Desa
Silungkang Kecamatan Silungkang Kota
Sawahlunto) ..................................................................41
Indah Rahmadini: Meluruskan Persepsi
Masyarakat Jorong Seberang Parit Kecamatan
Akabiluru tentang Bank Syariah Terkini ........................79
Liza Sepri Andina: Kurangnya Minat dan
Pemahaman Masyarakat Tapus Kecamatan
Padang Gelugur terhadap Bank Syariah .......................119
Mifta Huljannah: Merosotnya Hasil Pertanian
Masyarakat Padang Mandiangin Kecamatan
Lengayang disebabkan Hama Wereng dan
dampaknya terhadap Perekonomian Masyarakat...........172
Ravi Khaliq: Persepsi Masyarakat terhadap Bank
Syariah di Jorong Cingkariang Nagari
Cingkariang ..................................................................215

viii
Rayzul Hawari: Potensi Produk Perbankan
Syariah Mudharabah dalam Meningkatkan Hasil
Pendapatan Pertanian Kampung Pancahan .................250
Ririt Eka Putri: Turunnya Harga Gambir
Berdampak pada Perekonomian Masyarakat di
Kapur IX .......................................................................273
Selviana Widya Putri: Produktifitas Budidaya Ikan
terhadap Perekonomian di Jorong Sentosa
Kecamatan Padang Gelugur ..........................................304
Siska Reflina: Dampak Menurunnya Harga Getah
Karet terhadap Kesejahteraan Masyarakat di
Jorong Koto Sawah Kecamatan Mapat Tunggul
Kabupaten Pasaman ......................................................348
Syaifullah Ramadhan: Peran Perbankan Syariah
yang Masih Minim dalam Mendorong Laju
Ekonomi Pedagang Pasar di Nagari Lubuk Basung .......390
Wahyuni Al Munawarah: Strategi Promosi
terhadap Objek Wisata serta Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Jorong Sonsang .........................................427
Wenny Febrinasari: Dampak Peremajaan Kelapa
Sawit terhadap Pendapatan Masyarakat Nagari
Koto Gadang Kecamatan Koto Besar Kabupaten
Dharmasraya ................................................................474
Wiwi Nur Asni: Tingkat Pemahaman Masyarakat
tentang Asuransi syariah di Aua Kuniang .....................511

ix
Yolanda Effendy: Minat dan Pengetahuan
Masyarakat Jorong Sianok Anam Suku Kabupaten
Agam Bertransaksi di Bank Syariah...............................551
Yulia Addina Rahmah: Persepsi Masyarakat
Sungai Landai yang Berprofesi Petani
Menggunakan Bank Syariah ..........................................593

x
PENURUNAN PRODUKSI PADI BERDAMPAK
TERHADAP PEREKONOMIAN PETANI DI
JORONG LUNGGUK BATU KABUPATEN
PASAMAN
Awiani Gusri
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Sektor pertanian memegang peranan strategis dalam
pembangunan perekonomian nasional, sektor pertanian
merupakan tumpuan hidup bagi sebagian besar penduduk
Indonesia, karena hampir setengah dari angkatan kerja di
Indonesia bekerja di sektor ini. Sektor pertanian ini lebih
banyak ditemui di daerah pedesaan yang menghasilkan
berbagai macam bahan pangan salah satunya padi.
Jorong Lungguk Batu merupakan salah satu desa di
Kecamatan Bonjol yang merupakan penghasil padi.
Namun sangat disayangkan dari tahun ke tahun produksi
padi di daerah ini mengalami penurunan, hal ini sangat
berdampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar
dimana sektor ini adalah sumber pendapatan mereka.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan dan menggambarkan mengenai
dampak penurunan produksi padi terhadap perekonomian
petani di Jorong Lungguk Batu. Data yang digunakan
peneliti diperoleh melalui wawancara dengan petani dan
pengamatan peneliti sendiri. Berdasarkan hasil yang

1
diperoleh dari analisa dan pengamatan peneliti, maka
dapat disimpulkan bahwa penurunan produksi padi
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, yang
pertama penurunan terhadap pendapatan petani, kedua
ketersediaan pangan menurun dan yang ketiga bahan
pangan lain ikut mengalami kenaikan harga.

Kata kunci: Penurunan, Produksi Padi, Dampak,


Perekonomian

PENDAHULUAN
Secara empiris peran sektor pertanian dalam
perekonomian nasional terbukti cukup nyata, baik dalam
kondisi perekonomian yang normal maupun pada saat
perekonomian menghadapi krisis. Hal ini dapat terlihat
dari 2 (dua) indikator penting, yaitu: kontribusi sektor
pertanian terhadap PDB Indonesia dan penyerapan
tenaga kerja. Besarnya kontribusi sektor pertanian dapat
dilihat dari PDB Indonesia, sektor pertanian merupakan
penyumbang ketiga terbesar setelah sektor industri
pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Pada tahun 2005, kontribusi sektor pertanian terhadap
PDB Indonesia berdasarkan harga konstan tahun 2000
tercatat sebesar 14,54%. Sementara itu dilihat dari
penyerapan tenaga kerja sektoral, sektor pertanian

2
nampaknya masih mendominasi dengan penyerapan
tenaga kerja sebesar 44% (Tri Haryanto, 2009).
Kecamatan Bonjol sebagian besar wilayahnya
merupakan lahan pertanian meliputi tanaman pangan,
seperti: padi, jagung, kacang, ubi kayu, ubi jalar, buah-
buahan, sayur-sayuran, rempah-rempah, dst. Berdasarkan
data yang di dapat dari BPS Kabupaten Pasaman,
produksi padi di Kecamatan Bonjol mengalami fluktuasi
tetapi cenderung mengalami penurunan dari tahun 2012-
2017.
Tabel Luas Tanam, Luas Panen, Dan Produksi
Padi Sawah di Kecamatan Bonjol
Tah Luas Tanam Luas Total Produksi
un (Ha) Panen (Ha) (Ton)

2012 3.681 3.754 17.268

2013 3.889 3.481 15.665

2014 3.404 3.206 13.786

2015 3.138 3.129 13.065

3
2016 3.113 3.145 15.729

2017 3.088 3.069 14.409

Sumber: BPS Kabupaten Pasaman, 2017


Nagari Koto Kaciak yang merupakan bagian dari
Kecamatan Bonjol, dimana sebagian besar wilayahnya
adalah lahan pertanian. Nagari Koto Kaciak Juga
memiliki beberapa jorong, salah satunya Jorong Lungguk
Batu, yang mana daerah ini pernah mengalami bencana
banjir bandang pada tahun 2014 silam. Hal ini menjadi
pukulan mendalam bagi masyarakat, selain trauma
masyarakat juga mengalami kerugian harta benda yang
jumlahnya lumayan banyak. Lahan sawah masyarakat
juga menjadi korban dari bencana ini yang menyebabkan
pada tahun tersebut produksi padi masyarakat menurun
Secara topografi, Jorong Lungguk Batu terletak
di legok/ceruk dari Perbukitan Sangku, dimana Sungai
Sangku mengalir dan bermuara ke Sungai Batang
Kumpulan. Mata pencaharian penduduk pada umumnya
adalah bertani (sawah dan ladang), yang berpenduduk
sebanyak 1.260 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 364
(sumbarprov.go.id, 2014).Jorong Lungguak Batu

4
merupakan salah satu desa penghasil padi di Nagari Koto
Kaciak. Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai
petani dan rata-rata masyarakat di daerah ini mengolah
lahan pertanian sendiri. Produksi padi mengalami
fluktuasi dan tidak menentu dari tahun ke tahun. Namun
hal ini justru menjadi pedoman bagi petani agar siap
menghadapi kerugian yang telah diketahui sebelumnya.
Penurunan produksi padi di Jorong Lungguk Batu
diperkirakan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
serangan hama (tikus, belalang dan keong), kurang
optimalnya pemupukan, aliran irigasi yang tidak lancar,
perubahan iklim yang tidak menentu. Selain itu, para
petani padi di Jorong Lungguk Batu sebagian besar
masih menggunakan sistem teknologi tradisional dalam
pengolahan lahan pertanian. Dampak dari penurunan
produksi padi ini terlihat dari kelesuan perekonomian
masyarakat di daerah ini. Selama beberapa tahun terakhir
luas lahan pertanian di Jorong Lungguk Batu semakin
berkurang, hal ini disebabkan karena meluapnya sungai
yang ada di sekitaran lahan, akibatnya banyak lahan-
lahan petani yang diterjang luapan air sungai tersebut dan
terbawa arus, bahkan sampai saat sekarang menjadi

5
bagian dari sungai tersebut yang semakin melebar. Serta
perubahan alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan
atau perkebunan (Etrizal, 2021).
Fluktuasi tinggi atau rendahnya produksi padi
oleh petani, sangat erat kaitannya dengan tingkat
pendapatan yang diperoleh petani itu sendiri. Bila dalam
pengelolaan usaha taninya, petani mendapat keuntungan
yang lebih besar maka mereka (petani) akan berusaha
untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi
padinya, demikian sebaliknya. Pada umumnya petani
padi berusaha agar pendapatan usaha taninya meningkat
dengan alokasi sumber daya yang dimilikinya.
Produktivitas usaha tani adalah hasil perbandingan antara
jumlah produksi habis usaha tani yang diperoleh dengan
luas lahan yang diusahakannya (Bambang Sumantri,
2006).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Menurut Muhammad dan Jaali
(2005), bahwa metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan

6
menggambarkan dan melukiskan keadaan objek atau
subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dll)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang terlihat.
Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tulisan maupun lisan dari objek yang
dapat diamati disebut dengan metode penelitian
kualitatif. Selanjutnya dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data dan analisis dilakukan untuk
mengembangkan suatu teori yang substantif berdasarkan
data empirik (Hasyim, 2018). Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran
mengenai dampak penurunan produksi padi terhadap
perekonomian petani di Jorong Lungguk Batu. Data-data
diperoleh melalui wawancara yang dilakukan bersama
para petani di Jorong Lungguk Batu dan pengamatan
peneliti.

PEMBAHASAN
Pertanian merupakan salah satu sektor bidang
ekonomi yang menjadi sumber penghasilan masyarakat,
khususnya masyarakat pedesaan. Pertanian ini
berkembang pesat hampir di sebagian daerah di

7
Indonesia, dimana sebagian besar masyarakatnya bekerja
pada bidang ini. Menurut Rostow dalam Arsyad (1999)
menyatakan bahwa pertanian merupakan sektor
pemimpin (leading sector) maksudnya adalah sektor atau
kegiatan ekonomi yang mengalami pertumbuhan pesat
dan menciptakan kekuatan ekspansi ke berbagai sektor
lain dalam perekonomian. Lebih lanjut menurut Rostow,
bahwa pada kenyataannya tidak ada satu sektor ekonomi
pun yang baku untuk semua negara yang dapat
dipandang sebagai sektor pemimpin dalam menciptakan
pembangunan ekonomi (Tri Haryanto, 2009).

1. Pertanian Sebagai Satu Sektor Bidang Ekonomi


Dalam konteks pembangunan, pertanian
digolongkan sebagai salah satu sektor dalam ruang
lingkup bidang ekonomi (TAP MPR No. II/MPR/1983
Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara). Dengan
demikian, sektor pertanian sebagai salah satu sektor
bidang ekonomi tidak terlepas dari kegiatan bagaimana
orang memilih dan menggunakan sumber-sumber
produksi yang serba terbatas (tanah, tenaga, barang-
barang modal) untuk membuat macam-macam barang

8
komoditi (barang) kemudian mendistribusikan kepada
anggota masyarakat guna untuk memenuhi kebutuhan
konsumsinya.
Dengan menggunakan istilah sektor pertanian
untuk pengertian pertanian dalam arti luas, maka dari
segi komoditi yang diusahakan dan pengurusnya di
Indonesia terdapat subsektor pertanian sebagai berikut:
a. Subsektor pertanian tanaman pangan
b. Subsektor tanaman perkebunan
c. Subsektor peternakan
d. Subsektor perikanan, dan
e. Subsektor kehutanan.
Dari kelima faktor tersebut, tiga sektor
diantaranya berhubungan dengan komoditi tanaman
pertanian dan dua sektor berhubungan dengan peternakan
dan perikanan. Pengertian tanaman pertanian menurut Sri
Setyati Harjadi (1979) dalam arti luas adalah sebagai
tanaman yang digunakan oleh manusia untuk tujuan
apapun. Dalam arti sempit, tanaman pertanian adalah
tanaman-tanaman yang berfaedah atau bermanfaat dan
secara ekonomi cocok dengan rencana kerja dan
eksistensi manusia. Jumlah tanaman yang secara

9
ekonomik cocok kepada kegiatan manusia mungkin
sekitar 1000-2000 spesies yang menduduki tempat
penting dalam perdagangan mungkin antara 100-200
spesies dan lima belas spesies yang melengkapi pangan
dunia yaitu: gandum, padi, jagung, kentang, barley, ubi
jalar, ubi kayu, kedelai, kacang tanah, pisang dan kelapa.
Sektor pertanian yang tersebut diatas dalam
pemerintah di Indonesia dikoordinir oleh seorang menteri
yang mengepalai Departemen Pertanian. Masing-masing
subsektor dalam bentuk Direktoral Jendral yang dikepalai
oleh seorang Direktur Jendral. Aparatur di tingkat
Provinsi dikenal adanya Kantor Wilayah Departemen
Pertanian, dengan dinas otonomnya adalah Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Perkebunan, Dinas
Peternakan, Dinas Perikanan dan Dinas Kehutanan.
Namun dengan keluarnya Undang-Undang Otonomi
Daerah sejak itu Kantor Wilayah tidak ada lagi pada
tingkat provinsi (Su'ud, 2007).

10
2. Latar Belakang Perekonomian Masyarakat Jorong
Lungguk Batu
Pertanian bukan hanya sebuah profesi bagi
sebagian orang akan tetapi juga diperlukan ilmu untuk
menjadikannya sebagai bidang kerja yang bisa
mendatangkan pendapatan yang layak. Ilmu pertanian
merupakan suatu disiplin ilmu yang kompleks
sebagaimana ilmu-ilmu yang lainnya yang terus
berkembang. Kompleks dimaksudkan disini adalah
karena banyaknya cabang-cabang ilmu dasar yang
penunjang profesi lainnya yang harus menunjang ilmu
pertanian. Pertanian sebagai suatu bidang studi memberi
suatu paket tertentu sebagai klasifikasi seorang penuntut
ilmu pertanian. Dilain pihak ilmu pertanian sebagai ilmu
terapan terdapat permasalahan yang berbeda, terutama
dan pengembangan hal-hal yang berhubungan satu sama
lain, manusia, tanaman maupun hewan, dengan berbagai
sarana dan lingkungan yang serasi.
Berbagai hal seperti pengetahuan, keterampilan,
perangsang dan teknologi dikelola oleh petani dalam
bentuk usaha ataupun perusahaan. dalam hubungan ini
berbagai faktor lain yang terlibat dalam proses produksi

11
yang berasal dari alam yang tidak bisa diatur oleh petani
seperti intensitas sinar matahari, unsur hara, kelembaban,
suhu udara serta cuaca.Keseluruhan faktor-faktor tersebut
akan berpengaruh kepada pertanian di samping ada
faktor-faktor lain pemberian air dan peningkatan
kesuburan tanah yang dalam kondisi tertentu dapat
diubah oleh manusia kepada usaha pertanian, input-input
berupa, benih, pupuk, pestisida, alat-alat pertanian,
tenaga dan juga pengangkutan adalah faktor-faktor yang
berasal dari bidang ekonomi yang ikut menentukan
keberhasilan dari pertanian dalam mendapatkan produksi.
Semua ini termasuk tantangan bagi ilmu pertanian dari
berbagai sumber bidang keahlian sebagai terapan suatu
profesi.
Secara umum bila terdengar ucapan pertanian,
maka secara spontan orang mengasosiasikan seolah-olah
suatu profesi yang bersifat teknis semata dengan latar
belakang tanah, tanaman ataupun ternak. Sangatlah sukar
dibayangkan bahwa dalam istilah pertanian ada unsur
lain yang tersembunyi yaitu unsur manusia. Ketika
disadari, manusia tersebut berperan berdasarkan pada
pengalaman-pengalaman yang dijalaninya barulah dapat

12
disimpulkan bahwa pertanian adalah suatu profesi yang
bukan hanya bersifat teknis semata (pengolahan tanah,
bercocok tanam ataupun memelihara ternak,
memberantas hama, mengatur air pengairan, dll) tetapi
juga berupa hal-hal yang non teknis. Unsur ini adalah
menyangkut dengan masalah ekonomi (ekonomi
sosiologi, manajemen, agribisnis, hukum, dll), dari segi
pelaksanaan aktivitas pertanian.
Menurut W.J. Timer dalam Slamet Djojosoediro
(1972), Pertanian adalah suatu ketentuan sosial yang
merupakan rangka di mana produksi bumi berlaku
sebagai penunjuk arah bagi pengembangan dan struktur
(susunan) dari suatu kelompok masyarakat, akan tetapi
dalam hal ini manusialah yang senantiasa berperan dalam
mengendalikan petunjuk arah itu.Menurut Prof. A.
Adiwilaga (1975) pertanian merupakan suatu kegiatan
manusia menggunakan tanah dengan maksud untuk
memperoleh hasil tanaman maupun hewan, tanpa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang
bersangkutan untuk mendatangkan hasil
selanjutnya.Mosher (1965) menyebutkan bahwa
pertanian adalah sejenis produksi khas yang didasarkan

13
atas pertumbuhan tanaman dan hewan. Sedangkan K. A.
Tohir menyebutkan bahwa ilmu pertanian adalah
pengetahuan atau ilmu yang mempelajari pertanian dan
masalah-masalah lainnya.
Jadi penggabungan dari kedua kata tersebut antara
ilmu dan pertanian adalah suatu hal yang harus didalami
bagi yang berminat untuk mengembangkan dan
mensosialisasikan dirinya di bidang tersebut karena ilmu
pertanian dan demikian juga ilmu lainnya dalam arti
umum tidak hanya satu himpunan pengetahuan tetapi
juga metodologi. Ilmu telah memberikan metode-metode
dan sistem, yang bila tanpa ilmu akan merupakan
kebetulan dan acak-acakan belaka (Su’ud, 2017). Jorong
Lungguk Batu merupakan salah satu daerah di Nagari
Koto Kaciak yang berpenduduk 1.260 jiwa dengan
jumlah KK sebanyak 364. Secara topografi, Jorong
Lungguk Batu terletak di legok/ceruk dari Perbukitan
Sangku, dimana Sungai Sangku mengalir dan bermuara
ke Sungai Batang Kumpulan. Mayoritas penduduknya
bermata pencaharian di sektor pertanian
(sumbarprov.go.id, 2014). Sektor pertanian yang dikelola
di daerah ini adalah padi, karet, coklat, pinang dll. Lahan

14
pertanian yang digunakan oleh petani padi Jorong
Lungguk Batu merupakan lahan sawah atas kepemilikan
pribadi dan ada juga lahan sewa.
Bertani padi merupakan salah satu faktor
pendorong perekonomian masyarakat di daerah ini
disamping bertani karet. Pengelolaan pertanian tanaman
padi yang meliputi pengolahan lahan, penaburan benih,
pencabutan bibit, menanam dan memanen. Petani di
daerah ini memiliki keunikan tersendiri, sebab untuk
setiap tahap dalam pengelolaan padi sawah dilakukan
serentak, jadi jika satu petani turun kesawah untuk
pengolahan lahan petani lain juga melakukan hal serupa.
Hal ini sudah menjadi kebiasaan petani di daerah ini,
selain sebagai ajang silaturahmi dengan petani sekitar
lahan juga akan mengurangi kemungkinan terserang
hama padi berlebihan pada seorang petani, karena padi
mereka sama-sama bertumbuh.Kehidupan masyarakat di
Jorong Lungguk Batu bisa terbilang sederhana, 97%
masyarakatnya berprofesi sebagai petani, 1% berprofesi
sebagai guru dan 2% berprofesi sebagai wiraswasta.
Tercatat dari tahun 2008 tingkat pendidikan di Jorong
Lungguak Batu sekitar 90% masyarakatnya

15
berpendidikan SLTA, 7% Sarjana dan 3% tidak
bersekolah. Dengan tingkat pendidikan yang telah di
gambar tersebut, daerah ini memiliki kualitas sumber
daya manusia yang cukup rendah, hal ini dipengaruhi
oleh kemampuan ekonomi masyarakat di sini untuk
melanjutkan pendidikan anaknya. Pendapatan masyarakat
ditentukan oleh seberapa besar hasil tani, jika hasil padi
dan harga jual meningkat perekonomian masyarakat akan
menguat untuk beberapa bulan sampai pendapatan
tersebut habis dibelanjakan seperti inilah siklus
perekonomian daerah ini. Hasil tani karet pada tahun
2014 mengalami penurunan harga yang sangat drastis
dari 15.000/kg menjadi 5.000/kg, hal ini menjadi
tantangan bagi perekonomian masyarakat karena getah
karet juga merupakan faktor pendorong perekonomian di
daerah ini. Untuk tahun 2021 ini, pendapatan masyarakat
dari getah karet sedikit meningkat ditunjang oleh harga
getah karet semakin meningkat di harga 8.000-8.500/kg.

16
3. Faktor-Faktor Penyebab Penurunan Produksi
Padi
Penurunan produksi padi akan berpengaruh
terhadap perekonomian masyarakat daerah, terlebih
sektor tersebut merupakan sumber pendapatan mereka.
Maka perlu bagi petani untuk menanggulangi faktor
penyebab penurunan tersebut baik secara umum maupun
secara spesifik, dengan begitu diharapkan produksi padi
bisa membaik seperti semula. Produksi yang diharapkan
tidak hanya untuk memperoleh pendapatan yang layak
dari masa ke masa, namun juga kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga sendiri.
a. Irigasi
Irigasi adalah penyiraman di tanah pertanian
secara buatan untuk membantu pertumbuhan
tanaman. Irigasi diperlukan di daerah-daerah yang
bercurah hujan rendah dan bermusim kemarau
panjang. Beberapa negara padang pasir, seperti
Mesir dan Oman. Benar-benar tergantung pada
irigasi untuk menanam tanaman pangan, tetapi
irigasi juga digunakan untuk meningkatkan
produksi hasil pertanian di banyak wilayah

17
beriklim sedang di dunia. Dalam metode irigasi
tradisional air yang diambil dari mata air atau
sumur. Mata air bisa langsung dialirkan melalui
saluran-saluran menuju lahan-lahan pertanian,
tetapi air sumur harus dinaikkan lebih dahulu. Ini
bisa dilakukan dengan tangan dengan
menggunakan ember atau berbagai mesin yang
digerakkan manusia, listrik, atau hewan (Bramwell,
2019).
Sebagian besar pengairan sawah di Jorong
Lungguk Batu berasal dari Sungai Sangku, sungai
yang mengalir di pertengahan kampung ini
merupakan sumber utama air bersih masyarakat
sekitar dan juga sumber pengairan sawah. Salah
satu faktor penurunan produksi padi di Jorong
Lungguak Batu adalah pengairan sawah yang tidak
lancar, ketika tanaman membutuhkan pasokan air
yang cukup untuk menghadapi musim kemarau
panjang. Penyebab utama pengairan yang tidak
lancar yaitu ketika daerah mengalami hujan lebat
dalam kurung waktu lama mengakibatkan sungai-
sungai sekitar lahan seperti Sungai Sangku yang

18
bermuara di Sungai Batang Kumpulan meluap. Ini
mengakibatkan pipa paralon yang digunakan untuk
mengairi lahan terbawa arus, justru ini masalah
bagi petani untuk mengumpulkan para petani-
petani sekitar untuk mengumpulkan iuran
pembelian pipa paralon baru dan bergotong royong
untuk memperbaiki aliran irigasi kembali, tak
jarang juga ada petani yang enggan untuk ikut
membantu padahal juga memiliki lahan sawah yang
perlu pengairan.
b. Lahan
Lahan merupakan suatu lingkungan yang
secara fisik terdiri dari iklim, topografi, hidrologi
dan vegetasi dimana pada batas-batas tertentu dapat
mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan.
Dalam pengertian lahan, tanah termasuk komposisi
di dalamnya. Rayes (2007) mendefinisikan istilah
tanah dengan mempunyai tiga pengertian. Pertama,
tanah sebagai media tumbuh tanah. Kedua, tanah
merupakan benda alami tiga dimensi di permukaan
bumi yang terbentuk dari interaksi antara bahan
induk, iklim, organisme dan topografi dalam kurun

19
waktu tertentu. Ketiga, tanah adalah sebagai
ruangan/tempat di permukaan bumi yang
digunakan manusia untuk melakukan segala
macam aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Lahan pertanian memiliki manfaat secara langsung
maupun tidak langsung. Menurut Iqbal dan
Sumaryanto (2007) fungsi lahan adalah sebagai
tempat manusia beraktivitas untuk
mempertahankan eksistensi. Aktivitas yang
pertama kali dilakukan adalah pemanfaatan lahan
untuk bercocok tanam (pertanian dan perkebunan),
selain itu lahan pertanian juga bermanfaat baik
secara sosial dan ekonomi maupun lingkungan
(Rahman, 2018).
Lahan pertanian di Jorong Lungguk Batu
dari tahun ke tahun berkurang, hal ini berpengaruh
terhadap jumlah produksi padi yang dihasilkan tiap
tahunnya. Lahan sawah berkurang akibat luapan
sungai yang menjadikan sebagian lahan terbawa
arus, serta banyak masyarakat yang merubah alih
fungsi sawah menjadi perumahan dan perkebunan.
Hal ini merupakan dampak dari bencana banjir

20
bandang yang pernah menerjang daerah ini pada
tahun 2014 silam, dimana rumah-rumah warga
yang menjadi korban bencana ini terpaksa
menjadikan sawah sebagai tempat pendirian rumah
baru karena tidak memiliki cukup uang untuk
membeli tanah, jadi menggunakan sawah sendiri
sebagai media pendirian rumah. Alasan masyarakat
merubah alih fungsi lahan sawah menjadi
perkebunan adalah sulitnya mendapatkan air untuk
irigasi, jadi masyarakat lebih memilih untuk
menanam sayur-sayuran (timun, terong, labu,
bayam, kangkung, dll), rempah-rempah/bumbu
dapur (jahe,kunyit, lengkuas, dll) yang tidak
membutuhkan begitu banyak air.
c. Pupuk
Dalam dunia pertanian pupuk mempunyai
peran yang sangat strategis dalam peningkatan
produksi pangan dan komoditas pertanian lain.
Secara konsisten Indonesia pernah menggunakan
suatu formula yang dikenal sebagai “rumus tani”
atau rasio harga pupuk terhadap harga padi sebagai
basis pengambilan keputusan stabilisasi harga input

21
dan besaran subsidi terhadap pupuk. Subsidi pupuk
yang dilaksanakan pada masa lalu dilakukan secara
terpadu dengan penyaluran sarana produksi lain,
umumnya dalam bentuk paket dan merupakan
bagian program pemerintah.
Secara ideologi, subsidi digunakan untuk
melindungi petani dan mengurangi resiko panen
dan risiko fluktuasi harga, ditambah untuk
mengamankan rezim atau suatu administrasi
pemerintah. Logikanya harga output yang tinggi
diharapkan mampu insentif bagi peningkatan
produksi dan produktivitas, sedangkan ketersediaan
input diharapkan mengurangi beban petani karena
fluktuasi harga dan gejolak eksternal. Secara
umum, dapat dikatakan bahwa subsidi pertanian
baik input maupun output telah cukup efektif
walaupun belum dapat dievaluasi secara
menyeluruh (Arifin, 2013).
Pupuk merupakan instrumen penting untuk
menunjang pertanian, di Jorong Lungguk Batu
penyediaan pupuk hanya bisa dilakukan oleh warga
yang merupakan anggota kelompok tani dan

22
memiliki kartu kelompok tani, masyarakat bisa
memperoleh pupuk dengan harga yang lebih murah
dibandingkan jika masyarakat membelinya secara
langsung di toko. Namun, dibalik kemudahan ini
tidak semua petani bisa mendapatkan pupuk dari
anggota kelompok tani karena ketersediaannya juga
terbatas, masyarakat memperoleh pupuk ini dengan
cara kredit dan pembayarannya setelah selesai masa
panen. Bagi petani yang tidak mendapat pupuk
secara kredit, terpaksa membeli secara langsung ke
toko dengan harga yang lebih tinggi, karena dijual
secara eceran kepada petani yang hanya mengambil
1 karung pupuk, lain halnya dengan anggota
kelompok tani yang membeli dalam jumlah banyak
yang dihitung sebagai harga grosiran.
d. Hama
Sebelum pestisida digunakan di lahan
pertanian, penggerek batang padi adalah hama
utama pada tanaman padi di Indonesia khususnya.
Pada tahun 1970 terjadi ledakan hama penggerek
batang padi, hal ini diduga akibat pembangunan
irigasi teknis. Dengan pembangunan irigasi yang

23
baik mengakibatkan suatu daerah yang mempunyai
saluran irigasi teknis dapat menanam padi secara
terus menerus sepanjang tahun. Akibatnya,
penggerek batang padi berlipat ganda dengan cepat
tanpa bisa dikontrol lagi. Setelah serangan tersebut
berhasil dikendalikan dengan pestisida, hama ini
sempat dinyatakan sebagai hama yang kurang
berbahaya. Jika sebelumnya disebut hama utama
maka setelah keberhasilan pengendaliannya dengan
pestisida di awal 70-an maka hama tersebut hanya
digolongkan sebagai hama potensial saja. Hal
tersebut selain karena populasi hama penggerek ini
sudah menurun, pada saat itu telah timbul hama
wereng coklat. Kemunculan hama wereng coklat
diduga akibat dari penggunaan pestisida yang
kurang bijaksana. Sementara sibuk dengan hama
wereng coklat, hama penggerek batang padi mulai
mengganas kembali. Banyaknya penggunaan
pestisida dan varietas padi umur pendek
mengakibatkan hama ini membentuk generasi baru
yang umurnya lebih pendek, telurnya lebih banyak

24
dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan
baru dengan cepat (Widagdo, 1994).
Di Jorong Lungguk Batu hama padi sangat
banyak macamnya, mulai dari tikus, keong,
belalang, hama penggerek batang padi, wereng
coklat dll. Hama belalang muncul pada saat benih
bertumbuh hingga masa tanam, hama ini hidup
dengan cara memakan daun benih yang telah lama
disemaikan tersebut. Beda lagi pada hama keong,
keong muncul pada saat padi muda dialiri air yang
cukup hal ini mengakibatkan keong berkembang
dengan cepat. Cara hama ini bertahan hidup adalah
dengan memakan batang hingga daun padi, petani
harus bijaksana dalam mengatasi hama ini selain
menimbulkan kerugian bagi petani juga dapat
mengakibatkan luka jika tidak hati-hati dalam
menginjakkan kaki di sawah. Selanjutnya hama
tikus timbul ketika sawah harus dikurangi kadar
airnya atau dalam bahasa Minang disebut dengan
“kasiang aia”, hama ini termasuk berbahaya karena
bisa memakan padi dalam jumlah banyak, hama
tikus adalah permasalahan utama petani di Jorong

25
Lungguak Batu karena sangat sulit untuk
menanggulanginya.

4. Dampak Penurunan Produksi Padi Terhadap


Perekonomian
Padi/beras merupakan makanan pokok
masyarakat indonesia, dengan produksi padi yang
menurun dari tahun ke tahun akan mengganggu
ketersediaan bahan pangan. Terganggunya
ketersediaanbahan pangan dapat mengakibatkan banyak
permasalahan ekonomi seperti menurunnya pendapatan
dari para petani secara signifikan, juga dapat
menyebabkan kenaikan harga-harga bahan pangan
lainnya dan selanjutnya menyebabkan inflasi terhadap
perekonomian daerah tersebut (Tentoea, 2013).
Beberapa waktu lalu, masyarakat disuguhkan
dengan adanya debat publik yang nyaris tidak produktif
tentang impor beras atau liberalisasi perdagangan sektor
pertanian secara umum. Walaupun banyak pendapat
simpang siur, kebijakan impor beras tersebut tidak dapat
dilepaskan dari kebijakan pangan murah (cheap food
policy) yang konon pro-rakyat miskin dan telah

26
dilaksanakan melalui program beras untuk keluarga
miskin (raskin). Program raskin itu sendiri merupakan
penyempurnaan dari instrumen operasi pasar murni
(OPM) dan operasi pasar khusus (OPK) yang disebabkan
oleh penurunan daya beli masyarakat sejak krisis
ekonomi tahun 1997. Pada daerah perkotaan total
konsumen beras sebesar 96%, sedangkan total produsen
beras hanya sekitar 4%. Lain lagi halnya di daerah
pedesaan total konsumen beras sebesar 60% dan total
produsennya sekitar 40%, hal ini dipicu oleh sebagian
besar profesi masyarakat di pedesaan adalah sebagai
petani, jadi lebih memungkinkan produksi padi/beras
lebih besar dibanding perkotaan.
Perubahan harga padi/beras tidak terlalu
berpengaruh terhadap konsumsi beras. Kebijakan pangan
murah oleh pemerintah memperoleh kritik yang cukup
keras, karena dianggap tidak memberikan insentif dan
kesempatan yang cukup kepada petani padi dan bahan
pangan lain untuk meningkatkan produksi dan
produktivitasnya. Beberapa ekonom di bidang pertanian
sebenarnya telah mengusulkan strategi kebijakan
kecukupan pangan di samping penurunan produksi padi

27
yang sedang melanda untuk menjamin ketersediaan dan
kecukupan pangan di seluruh Indonesia yang dapat
dijangkau dan aman dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Strategi kebijakan ini adalah bagian yang tak terpisahkan
dari seluruh dimensi ketahanan pangan khususnya di
tingkat mikro rumah tangga, karena ketahanan pangan
mencakup tiga aspek penting yaitu, ketersediaan,
aksesibilitas, dan stabilitas (Arifin, 2013).
Penurunan produksi padi sangat mempengaruhi
perekonomian suatu daerah apalagi sektor tersebut adalah
sumber pendapatan di daerah tersebut. Ditambah lagi
sejak krisis ekonomi margin antara harga gabah di
tingkat petani dan harga beras di tingkat konsumen
melebar sangat besar, akibatnya nilai tambah pengolahan
dan perdagangan beras tidak dinikmati oleh petani dan
konsumen, tetapi lebih banyak memberikan keuntungan
kepada pedagang, dan penggilingan padi. Di Jorong
Lungguk Batu penurunan produksi padi berdampak
terhadap perekonomian masyarakatnya, hal ini dapat
terlihat dari hal-hal berikut:
a. Pendapatan petani menurun

28
Kelesuan ekonomi tidak hanya dirasakan
oleh pemerintahan tetapi juga berdampak terhadap
buruk perekonomian masyarakat, ditambah lagi
pada masa pandemi covid-19 yang sedang
melanda. Semua bidang ekonomi mengalami
perubahan dengan adanya bencana virus ini. Pada
sektor pertanian saat ini sedang mengalami
penurunan produksi pangan seperti padi dan harga
jual padi yang tidak menentu setiap tahunnya, ada
kalanya produksi padi meningkat tetapi harga padi
menurun dan ada juga ketika produksi padi
menurun harganya meningkat. Hal ini merupakan
permasalahan kompleks yang biasa terjadi di
Jorong Lungguk Batu.
Pendapatan masyarakat Jorong Lungguk
Batu tidak hanya pada sektor pertanian, pada sektor
perkebunan seperti karet walaupun produksinya
stabil tetapi harga dari getah karet sangatlah turun,
hal ini berlangsung lama dari tahun 2014 silam
sampai dengan sekarang. Dengan mayoritas
masyarakat yang merupakan petani, mereka tidak
punya pilihan lain untuk bertahan hidup, selain

29
terus menggarap lahannya untuk menopang hidup
dari tahun ke tahun. Begitulah mirisnya kehidupan
di pedesaan, semua perekonomian dan kebutuhan
digantungkan pada hasil bumi. Sedangkan hasil
bumi selalu tidak menentu jika terus diharapkan.
Dampak penurunan pendapatan ini dapat
diatasi jika pendapatan petani meningkat meskipun
tingkat harga sama atau tidak berubah, ekonomi
pedesaan akan berputar lebih baik karena tingkat
pengeluaran terhadap produk-produk non-farm juga
meningkat (Arifin, 2013).
b. Ketersediaan pangan menurun
Pangan merupakan kebutuhan hidup
terpenting bagi manusia, setelah udara dan air.
Oleh karenanya ketahanan pangan individu, rumah
tangga, dan komunitas merupakan hak asasi
manusia (HAM). Konsep ketahanan pangan
menyangkut ketersediaan dan keterjangkauan
terhadap pangan yang cukup dan bermutu.
Sedangkan kemandirian pangan diartikan sebagai
kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi setiap
rumah tangga, baik dari segi kecukupan, mutu

30
aman, merata dan terjangkau (Rahman, 2018).
Produksi padi yang turun di Jorong Lungguk Batu
akan menyebabkan ketersediaan pangan di daerah
ini juga menurun. Akibat lain dari peristiwa ini
adalah harga beras akan meningkat di pasaran
karena ketersediaan beras yang menipis. Pada
akhirnya para pedagang akan membeli beras dari
luar daerah yang akan menyebabkan harga beras
naik. Hal seperti ini akan menjadi permasalahan
baru bagi masyarakat miskin yang perlu
diupayakan penanggulangannya oleh pemerintah
setempat agar tidak ada lagi warga yang kelaparan.
Ledakan gizi buruk dan gizi kurang adalah
salah satu contoh dari buruknya sinergi antara,
ketersediaan pangan di tingkat makro, aksesibilitas
dan rumah tangga terhadap bahan pangan.
Masyarakat-masyarakat seperti ini lah yang masuk
dalam kategori miskin dan memiliki akses yang
buruk terhadap pangan. Perlunya kebijakan untuk
menunjang pembangunan pertanian di Jorong
Lungguk Batu untuk mengentaskan kemiskinan
dan ketahanan pangan. Secara teoritis,

31
pembangunan pertanian dapat meningkatkan
ketahanan pangan melalui peningkatan jumlah
persediaan dan perbaikan akses atau daya beli
terhadap pangan. Pembangunan pertanian ini dapat
dilakukan dengan peningkatan produktivitas
tanaman pangan melalui varietas unggul, lonjakan
produksi peternakan dan perikanan (Arifin, 2013).

c. Harga bahan pangan lain tidak stabil (inflasi)


Penurunan produksi padi berdampak pada
harga beras di pasaran yang tidak stabil, ini juga
akan mempengaruhi harga bahan pangan lain
mengalami kenaikan harga seperti: buah-buahan,
sayur-sayuran dan berbagai jenis sembako lainnya.
Kenaikan harga bahan pangan di pasar biasa
disebut dengan inflasi, inflasi secara umum
(Antonio, 2001) dipahami sebagai meningkatnya
harga barang secara keseluruhan. Dengan demikian
terjadi penurunan daya beli atau decreasing
purchasing power of money.
Daya beli masyarakat yang menurun
mengakibatkan perekonomian pasar tidak berjalan

32
dengan lancar, hal ini tidak hanya dirasakan oleh
petani tetapi juga berdampak pada pendapatan yang
diterima oleh pedagang pasar. Dampak kenaikan
harga ini bisa dilihat dari kondisi Pasar Inpres
Kumpulan yang merupakan pasar induk di
Kenagarian Koto Kaciak. Ketika harga bahan
pangan naik sedangkan pendapatan masyarakat
menurun, keadaan pasar ini sangat berbeda dari
yang biasanya ramai menjadi sepi pembeli.
Masyarakat yang memiliki perekonomian baik
akan tetap membelanjakan kebutuhan hidupnya di
pasar, lain lagi halnya dengan masyarakat petani
akan lebih memilih untuk memanfaatkan sumber
pangan yang ditanam sendiri untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

KESIMPULAN
Sektor pertanian merupakan tumpuan hidup bagi
sebagian masyarakat Indonesia, hampir sebagian
masyarakat Indonesia bekerja pada sektor ini. Sektor
pertanian ini banyak ditemui di daerah pedesaan, sebab
dapat dikatakan sebagian kehidupan masyarakat

33
pedesaan bertumpu pada hasil bumi. Mereka memperoleh
pendapatan dan memenuhi kebutuhan dari bertani atau
berladang, biasanya tanaman yang mereka ditanami
seperti: padi, ubi jalar, ubi kayu, sayur-sayuran, buah-
buah, rempah-rempah, dll. Hasil panen dari tanaman
inilah yang akan menjadi sumber pemenuhan kebutuhan
sehari-hari mereka, dengan cara dijual atau dikonsumsi
sendiri.
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor bidang
ekonomi tidak terlepas dari kegiatan bagaimana orang
memilih dan menggunakan sumber-sumber produksi
yang serba terbatas (tanah, tenaga, barang-barang modal)
untuk membuat macam-macam barang komoditi (barang)
kemudian mendistribusikan kepada anggota masyarakat
guna untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya.Sektor
pertanian yang berkembang di Jorong Lungguak Batu
salah satunya adalah padi sawah, hampir sebagian
masyarakatnya bekerja sebagai petani. Daerah yang
terletak di legok/ceruk Perbukitan Sangku ini masih
memiliki alam yang asri dan terjaga, sehingga tanaman
tumbuh subur di daerah ini. Tanaman padi merupakan
sumber pendapatan petani/masyarakat, namun sangat

34
disayangkan beberapa tahun terakhir produksi padi
mereka mengalami penurunan atau fluktuasi.
Terdapat beberapa faktor dan dampak dari
penurunan produksi padi ini terhadap perekonomian
masyarakat sekitar. Faktor yang pertama adalah lahan
sawah dari tahun ke tahun yang semakin berkurang, hal
ini terjadi karena lahan sawah yang berada di pinggiran
sungai terbawa arus pada saat Sungai Batang Kumpulan
meluap. Sungai ini dari hari ke hari semakin melebar dan
menghabiskan lahan sawah masyarakat, penyebab lain
karena banyak masyarakat yang merubah alih fungsi
sawah menjadi perumahan dan perkebunan. Kedua,
pengairan yang tidak lancar menyebabkan banyak sawah
yang kekeringan padahal sangat membutuhkan pasokan
air ketika musim kemarau melanda. Salah satu penyebab
pengairan yang tidak lancar yaitu pipa paralon yang
digunakan sebagai jalan air sering terbawa arus ketika
hujan, sulit bagi petani untuk mengumpulkan iuran untuk
membeli pipa paralon kembali. Bahkan ada beberapa
petani sekitar yang enggan untuk ikut bergotong royong
memperbaiki saluran air padahal sawah mereka juga
berada di area sana. Ketiga, hama yang sulit diatasi untuk

35
tiap tahap pengelolaan sawah dan hama merupakan
musuh besar petani. Hama ini terdiri atas, belalang, tikus,
keong, hama penggerek batang padi, wereng coklat, dll.
Keempat, pupuk yang sulit didapatkan oleh para petani
termasuk faktor penurunan produksi padi, karena
penggunaan pupuk yang sedikit sangat berdampak pada
pertumbuhan padi.
Dampak penurunan produksi padi terhadap
perekonomian masyarakat di Jorong Lungguak Batu,
yaitu: pertama, penurunan pendapatan petani, dengan
produksi padi yang menurun tentunya berpengaruh
terhadap pendapatan petani ditambah lagi harga padi
yang tidak stabil. Walaupun pendapatan tidak hanya
bersumber dari padi sawah, namun pada tanaman getah
karet yang produksinya stabil tetapi harganya sangat
turun. Kedua, ketersedian pangan bisa saja menurun
karena produksi yang sedikit tidak hanya digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sendiri akan tetapi untuk
dijual untuk mendapatkan uang. Alhasil menyebabkan
penurunan persediaan pangan, dan untuk memenuhi
kebutuhan akan pangan masyarakat harus membeli beras
dengan harga yang cukup mahal. Terakhir, penurunan

36
produksi padi ini juga berdampak terhadap kenaikan
bahan pangan lain. Bahan pangan lain yang mengalami
kenaikan harga seperti ubi kayu, ubi jalar, sembako, dll.
Harga bahan pangan yang tidak stabil dapat
mengakibatkan inflasi, dengan demikian terjadi
penurunan daya beli masyarakat. Hal ini tidak hanya
berdampak pada petani saja, akan tetapi pedagang pasar
akan mengalami penurunan penjualan barang
dagangannya. Contohnya, pada saat sekarang Pasar
Inpres Kumpulan mengalami penurunan pembeli yang
signifikan. Dan mereka para petani memanfaatkan bahan
makanan dari hasil tanaman sendiri untuk memenuhi
kebutuhan akan tetapi mereka akan ke pasar jika ada
kebutuhan yang tidak tersedia di ladang mereka.

37
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Antonio, M.S. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke
Praktek. Jakarta: Gema Insani.
Arifin, B. (2013). Ekonomi Pembangunan Pertanian.
Bogor: IPB Press.
Bramwell, M. (2019). Pertanian Dunia. Bandung:
Usborne Publishing, Ltd.
Djoewito, W., Haryanto, T., & Hidayati, N.A. (2009).
Ekonomi Pertanian. Jawa Timur: Airlangga
University Press.
Rahman, S. (2018). Membangun Pertanian Dan Pangan
Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan.
Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Su’ud, H. (2007). Pengantar Ilmu Pertanian. Banda
Aceh: Yayasan PeNA.
Widagdo, H. (1994). Pengendalian Hama Penggerek
Batang Padi. Yogyakarta: Andi Offset.

Jurnal Ilmiah
Fauzi, E., & Sumantri, B. (2006). Analisa Dan
produktivitas Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah

38
Di Desa Lawang Agung Kecamatan Kedurang
Kabupaten Bengkulu Selatan. Agrisep, 4 (1), 24-
40.
Hasim, D. (2018). Studi Komparatif Tereduksinya
Kampung Nelayan Di Kota Tidore Kepulauan
Dan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, VI (1).

Skripsi
Tentoea, A.P. (2013). Analisis Produksi Padi Di
Kabupaten Kendal (Studi Kasus Kecamatan
Limbangan Kabupaten Kendal). Universitas
Diponegoro, Semarang.

Wawancara
Etrizal. Wawancara Pribadi. Faktor dan Dampak
Penurunan Padi. Senin 28 Juli 2021.

Website
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman. (2017). Tabel
Luas Tanam, Luas Panen, Dan Produksi Padi
Sawah Per Kecamatan 2012-2017. Diakses dari

39
https://pasamankab.bps.go.id/ pada 2 Juli 2021
Pukul 12:36.
Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral. (2014).
Tanggapan Bencana Gerakan Tanah Longsor Di
Jorong Lungguak Batu Kabupaten Pasaman.
Diakses dari http://sumbarprov.go.id pada 28 Juni
2021 Pukul 14:38.

40
ANTISIPASI PRAKTIK RENTENIR TERHADAP
UMKM (STUDI KASUS: DESA SILUNGKANG,
KECAMATAN SILUNGKANG, KOTA
SAWAHLUNTO)
Fira Wahyuni Ramadhan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
UMKM adalah singkatan dari usaha mikro, kecil dan
menengah dan mikro menganut prinsip persatuan,
ekonomi kerakyatan, kemandirian, keseimbangan
kemajuan, keberlanjutan, keadilan dan efisiensi, serta
kesatuan ekonomi nasional. Usaha kecil, menengah, dan
mikro adalah usaha rakyat yang saat ini mendapat
perhatian dan keistimewaan hukum, antara lain bantuan
kredit komersial berbunga rendah, penyederhanaan
persyaratan izin usaha, bantuan pengembangan komersial
dari instansi pemerintah, dan fasilitas lainnya. Berbagai
persoalan permodalan dan non permodalan menyulitkan
usaha kecil, menengah dan mikro untuk mencapai
transformasi skala besar. UMKM tidak hanya
membutuhkan modal, tetapi juga konsultasi atau
bimbingan bisnis. Begitu banyak terjadi di Desa
Silungkang ini, para pelaku UMKM kesulitan untuk
mencari modal dalam usahanya. Sehingga para UMKM
ini melakukan pinjaman kepada rentenir yang berakibat
fatal terhadap usaha mereka. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Penelitian kuantitatif menilai sifat dari kondisi di mana

41
fenomena itu terjadi. Tujuan penelitian kuantitatif hanya
sebatas mendeskripsikan karakteristik. Data yang
diperoleh melalui wawancara terhadap pelaku UMKM
dan dari sumber-sumber terpercaya yang akan menjadi
bukti kuat terhadap perkembangan ekonomi tanpa adanya
praktek rentenir di wilayah Silungkang. Berdasarkan
hasil yang diperoleh dari analisa, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa UMKM dikatakan mampu
mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Pertama
perkembangan UMKM terbukti merupakan penggerak
utama sektor riil yang berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua UMKM
merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas
bidang bekerja dan memberikan berbagai layanan
ekonomi kepada masyarakat. Di sisi lain, dalam proses
pengembangan UMKM sering menghadapi beberapa
masalah, masalah pertama pelaku UMKM tanpa terlalu
banyak saluran dan modal kerja akan sulit untuk
melakukan kegiatan menghasilkan. Kedua timbulnya
pemikiran untuk melakukan pinjaman kepada rentenir
yang mengakibatkan semakin menjadi beban dalam
berusaha.
Kata Kunci : Usaha Mikro Kecil Menengah, Sektor Riil,
Rentenir.

PENDAHULUAN
Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan
usaha yang memegang peranan penting dalam
perekonomian Indonesia, baik dari segi penciptaan
lapangan kerja maupun jumlah usaha (Rudjito, 2003).

42
UMKM adalah singkatan dari usaha mikro, kecil
dan menengah dan mikro menganut prinsip persatuan,
ekonomi kerakyatan, kemandirian, keseimbangan
kemajuan, keberlanjutan, keadilan dan efisiensi, serta
kesatuan ekonomi nasional. Di Indonesia, Hari UMKM
Nasional diperingati pada tanggal 31 Maret setiap
tahunnya. Usaha kecil, menengah, dan mikro adalah
usaha rakyat yang saat ini mendapat perhatian dan
keistimewaan hukum, antara lain bantuan kredit
komersial berbunga rendah, penyederhanaan persyaratan
izin usaha, bantuan pengembangan komersial dari
instansi pemerintah, dan kemudahan lainnya.
Menurut Ina Primiana, UMKM didefinisikan
sebagai empat kegiatan ekonomi utama yang
berkembang menjadi motor penggerak pembangunan
Indonesia, yaitu; manufaktur, agribisnis, bisnis kelautan,
dan sumber daya manusia (Ina Primiana, 2009).
Sedangkan menurut M. Kwartono, UMKM didefinisikan
sebagai kegiatan ekonomi seseorang dengan kekayaan
bersih paling banyak Rp 200.000.000,- yang tidak
memperhitungkan tanah dan bangunan tempat
perusahaan berada Atau mereka yang punya omset

43
penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,- dan
milik warga negara Indonesia (M. Kwartono,2007).
UMKM memiliki berbagai keunggulan sebagai
pendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, usaha kecil,
menengah dan mikro tidak bisa lepas dari masalah klasik
yang menghambat perkembangannya. Berbagai persoalan
permodalan dan non permodalan menyulitkan usaha
kecil, menengah dan mikro untuk mencapai transformasi
skala besar. Usaha kecil, menengah dan mikro tidak
hanya membutuhkan modal, tetapi juga konsultasi atau
bimbingan bisnis.
Di Indonesia, jenis bisnis yang berkembang
masyarakat adalah usaha kecil, menengah dan mikro,
dimana usaha kecil, menengah dan mikro adalah salah
satunya terlibat dalam kegiatan bisnis di berbagai bidang
bisnis tertentu. Usaha kecil, menengah dan mikro
dikatakan mampu mengatasi pengangguran dan
kemiskinan. Pengangguran dalam Islam dan kemiskinan
juga harus diatasi. Usaha kecil, menengah dan mikro juga
kegiatan ekonomi terutama dilakukan oleh masyarakat
dan terbukti mampu bertahan dari krisis ekonomi yang
sudah terjadi di Indonesia (Syarif, T. 2008, hal. 35).

44
Usaha kecil, menengah dan mikro juga diyakini
mampu berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan
dengan menciptakan lapangan kerja. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) 2018-2019, lebih dari 99%
dari unit bisnis di Indonesia adalah sektor usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM). Pada tahun 2018
Indonesia memiliki jumlah unit usaha sekitar 64.194.057
unit dan Pangsa (99,99%), pada tahun 2019 sebanyak
65.465.497 unit dan Pangsa (99.99%). Perkembangan
tahun 2018-2019 sebanyak 1.271.440 dengan persen
(1.98%). Hal ini menunjukkan bahwa usaha kecil,
menengah dan mikro merupakan tumpuan perekonomian
Indonesia. Usaha kecil, menengah dan mikro merupakan
penggerak penting bagi pembangunan ekonomi lokal dan
masyarakat.
Selain itu, perkembangan usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) terbukti merupakan penggerak
utama sektor riil yang berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan
Perkembangan Data Kredit Usaha Mikro, Kecil,
Menengah (UMKM) Terhadap Total Kredit dalam
Triliun Rupiah periode 2017-2019, jumlah UMKM pada

45
tahun 2017 sebanyak 942,39, tahun 2018 sebanyak
1032,64, tahun 2019 sebanyak 1098,14. Dari data
tersebut terjadinya peningkatan yang sangat pesat
terhadap UMKM dalam sektor pengkreditan.
Berdasarkan interpretasi tersebut menunjukkan
adanya sektor usaha mikro dan kecil dan usaha
menengah (UMKM) dan perannya sebagai pilar sangat
penting perekonomian Indonesia. UMKM merupakan
kegiatan usaha yang dapat memperluas bidang bekerja
dan memberikan berbagai layanan ekonomi kepada
masyarakat. UKM memainkan peran yang sangat penting
mendorong pertumbuhan dalam proses keadilan
dan meningkatkan pendapatan masyarakat perekonomian
berperan dalam mencapai stabilitas nasional.
Adapun upaya pemberdayaan ekonomi kegiatan
untuk komunitas pedagang kecil di daerah pedesaan dan
perkotaan, pembiayaan sering gunakan itu sebagai alat
untuk membantu mereka memecahkan masalah modal
terbatas, tempat terbatas, pergerakan pedagang kecil
dalam pengelolaan dan perbaikan modal kerja yang
dibutuhkan pedagang adalah modal kerja
variabel/sementara yang dapat dibiayai lembaga

46
keuangan dalam jangka pendek. untuk akhir ini banyak
langkah dan kebijakan telah diadopsi pengembangan
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), terutama di
bidang keuangan.
Di sisi lain, dalam proses pengembangan usaha,
usaha kecil, menengah dan mikro sering menghadapi
beberapa masalah. Faktor-faktor tersebut antara lain
sumber daya manusia yang rendah, sarana dan prasarana
yang terbatas, faktor-faktor seperti teknologi produksi,
kurangnya dana dan saluran pembiayaan yang terbatas.
Pelaku usaha kecil, menengah dan mikro tanpa terlalu
banyak saluran dan modal kerja akan sulit untuk
melakukan kegiatan menghasilkan. Tanpa modal kerja
yang cukup, usaha mikro ini akan kehilangan kesempatan
untuk meningkatkan.
Sumber keuangan yang digunakan oleh para
pelaku UMKM ini biasanya layanan paralel pemberi
pinjaman uang lebih sering disebut rentenir. Mereka
memberikan pinjaman dengan suku bunga tinggi sangat
tinggi dan memberatkan bagi pengusaha mikro. peserta
UKM cenderung gunakan jasa rentenir untuk berbagai
alasan. Salah satunya karena prosedur pinjaman

47
sederhana dan mudah, biasanya tidak menggunakan
agunan, dan jumlah pinjaman ditentukan sesuai dengan
kebutuhan operator.
Dale W Adam, menyebutkan rentenir adalah
individu yang memberikan kredit jangka pendek, tidak
menggunakan jaminan yang pasti, bunga relatif tinggi
dan selalu berupaya melanggengkan kredit dengan
nasabah (Dimyati, 1997, hal 16). sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia rentenir adalah orang
yang memberikan nafkah dan membungakan
uang,/tukang riba/pelepas uang/lintah darat (KBBI, 1995,
hal 457).
Alasan lain mengapa banyak usaha kecil,
menengah dan mikro terjerumus ke dalam pinjaman
adalah: (1) Mereka membutuhkan pinjaman dengan
sangat cepat dan tidak tahu waktu; (2) Mereka tidak
dapat menghitung antara biaya (bunga dan denda) itu
harus dibayar pada tingkat keuntungan operasional; (3)
rentenir dapat memberikan layanan yang sangat ramah
pengguna dan sesuai dengan selera sosial; (4) Tidak
banyak lembaga keuangan (bank dan non-bank) yang
mampu membelinya. (Dimyati, 1997, hal. 10-12).

48
Rencana pemerintah seringkali bersifat amal dan
top-down. Akibatnya, semua program yang ada tidak
dapat menumbuhkan semangat usaha, juga tidak dapat
meningkatkan kesejahteraan peserta usaha UMKM.
Padahal, semua bantuan yang diberikan pemerintah tidak
digunakan untuk hal-hal produktif dan jangka panjang,
melainkan untuk konsumsi dan kebutuhan pragmatis.
Kalaupun ada, hanya akan sedikit meningkatkan
kesejahteraan usaha mikro, terutama usaha mikro yang
ikut di dalamnya. Akibatnya, pelaku UMKM tidak dapat
mengembangkan usahanya karena perputaran dana
komersial berkisar pada urusan konsumen. Tidak
menutup kemungkinan usaha kecil, menengah dan mikro
yang sudah mulai sejahtera kembali lagi ke dalam
perangkap kemiskinan. Selanjutnya, untuk menjaga
kelangsungan usaha dan kebutuhan hidup, mereka telah
terlibat dalam jajaran rentenir. Oleh sebab itu artikel ini
membahas tentang Antisipasi Praktik Rentenir Terhadap
UMKM Studi Kasus di Desa Silungkang Tigo, Kota
Sawahlunto.

49
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan metode deskriptif
kuantitatif. Penelitian kuantitatif menilai sifat dari
kondisi fenomena yang tampak. Tujuan penelitian
kuantitatif hanya sebatas mendeskripsikan karakteristik.
Data yang diperoleh melalui wawancara terhadap pelaku
UMKM dan dari sumber-sumber terpercaya yang akan
menjadi bukti kuat terhadap perkembangan ekonomi
tanpa adanya praktek rentenir di wilayah Silungkang.
Menurut (Ruseffendi 2010, hal 33), metode
penelitian adalah prosedur atau metode ilmiah untuk
memperoleh data untuk tujuan tertentu, dan penelitian
deskriptif adalah penelitian yang menggunakan
observasi, wawancara, atau angket tentang keadaan
terkini dari subjek yang diteliti. Dalam mengumpulkan
data untuk pengujian melalui survei metode menjawab
pertanyaan. Melalui penelitian deskriptif ini, Saya akan
menjelaskan keadaan yang sebenarnya dari keadaan saat
ini sedang dipelajari.Sugiyono (2017:2) mengatakan
bahwa metode penelitian pada dasarnya adalah ini adalah
fitur ilmiah untuk memperoleh data untuk tujuan dan

50
tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam metode
kuantitatif.
Metode yang digunakan untuk metode penelitian
dalam artikel ini penelitian kuantitatif, seperti yang telah
disebutkan sebelumnya (Sugiyono 2017, hal 8) Metode
penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai metode
penelitian berdasarkan filosofi positivis, digunakan untuk
mempelajari populasi atau beberapa sampel,
menggunakan peralatan penelitian untuk mengumpulkan
data, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik,
tujuannya adalah untuk menunjukkan hipotesis telah
diatur.

PEMBAHASAN
Dalam dunia perekonomian pada saat ini banyak
para pelaku umkm terjerat dengan rentenir yang
disebabkan oleh terhimpitnya ekonomi masyarakat
karena dilanda covid-19. Hal inilah yang mengakibatkan
timbulnya masalah baru di dalam perekonomian dan
semakin menurunnya jual beli di dalam masyarakat. Oleh
Karena itu perlu dilakukan tindak lanjut oleh pemerintah

51
agar para pelaku umkm tidak lagi terus menerus
melakukan pinjaman haram ini.
1. Praktek Rentenir Di Masyarakat Silungkang
Sering terjadi pada sekarang ini masyarakat
mengalami peminjaman kepada rentenir yang
mengakibatkan para pelaku UMKM semakin terpuruk.
Berdalih dengan bunga yang kecil dan sebagainya
mengakibatkan banyak terjebak di kemudian hari.
Banyak jenis rencana bunga yang berlaku untuk sistem
keuangan modern, dan sering membedakan antara
"bunga sederhana" dan "bunga". Dalam konsep bunga
sederhana, bunga hanya dibebankan pada pokok hanya
dalam hutang. Dalam konsep berbunga, bunga
dibebankan, mengenai besarnya pokok dan bunga dalam
selang waktu tertentu. Dalam konsep islam sekecil
apapun bunga di dalam perekonomian tetaplah haram.
Disebutkan dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 130 :

َ‫ٱَّلل لَ َعلَّكُ ْم ت ُ ْف ِلحُون‬ ۟ ُ‫ض َعفَةً ۖ َوٱتَّق‬


َ َّ ‫وا‬ ْ َ ‫ٱلربَ َٰ َٰٓو ۟ا أ‬
َ َٰ ‫ض َٰ َعفًا ُّم‬ ِ ‫وا‬ ۟ ُ‫َٰيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
۟ ُ‫وا ََل ت َأْكُل‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah


kamu memakan riba dengan berlipat ganda] dan

52
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan”.
Peminjam pemberi pinjaman uang biasanya orang
kelompok atau komunitas yang rentan ada dua jenis
tingkatan menengah dan bawah kategori tingkat
kemiskinan, pertama, kemiskinan mutlak adalah sebuah
kondisi tingkat pendapatan seseorang tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan seperti sandang, pangan, papan,
transportasi, kesehatan dan pendidikan dasar. kedua,
kemiskinan relatif, yaitu menghitung kemiskinan
menurut rasio distribusi pendapatan suatu daerah
dikatakan relatif karena berkaitan dengan distribusi
pendapatan di antara kelas-kelas sosial. Pemberi
pinjaman uang pada dasarnya adalah manfaat dari bunga
mereka memberi pelanggan berbeda dipinjam karena
ingin membantu seseorang. Menolong seseorang sulit,
biasanya tidak beri bunga atau jaminan karena jenis
pinjaman ini bukan pinjaman sistem riba tetapi
meminjam karena hubungan darah atau keluarga.
Nasabah yang meminjam uang pada rentenir di
Desa Silungkang Tigo merasa diuntungkan dengan
adanya rentenir, karena rentenir di Silungkang Tigo

53
selalu memberikan jumlah pinjaman yang diinginkan
dengan cepat dan efisien, serta tidak perlu hanya
memberikan Jaminan kepada pemberi pinjaman uang
adalah melalui perjanjian lisan dan kesepakatan tentang
cara membayar angsuran pinjaman harian atau mingguan.
Oleh karena itu, dengan sistem ini, nasabah rentenir di
Desa Silungkang Tigo akan diuntungkan dengan adanya
rentenir. Dibandingkan dengan lembaga pemberi
pinjaman lainnya, masyarakat merasa sangat sulit untuk
prosedur peminjaman. Mulai dari klausul penjaminan
pinjaman, surat pengelolaannya sulit, dan lamanya dana
dipinjamkan kepada masyarakat atau nasabah.
Praktik rentenir menyebabkan rusaknya ukhuwah
dan menimbulkan perselisihan. Kami melihat rentenir
hanya memutar-mutar kaki sambil menikmati bunga
yang akan terus mengalir ke kantong mereka. Riba
dilarang dalam Sunnah Riba dilarang dalam Islam dan
tidak hanya mengacu pada Quran, tetapi juga pada
Sunnah. Ini seperti posisi umum Hadis, yang lebih lanjut
menjelaskan aturan yang digariskan dalam Al-Qur'an dan
Hadis yang melarang

54
“Muhammad ibn ash-shobah dan zuhairu ibn
harb dan utsmann ibn abi syaibah, mereka dilaporkan
mengatakan kepada husyaim, abu zubair dari jabir
r.a. mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengutuk
makan riba, wakilnya dan penulisnya, serta dua orang
saksinya dan beliau mengatakan mereka itu sama- sama
dikutuk.”(Mahmoud Matraji 1993, hal 108)
Hadits shahih ini jelas merupakan hujjah atau
siapa saja yang membantu riba. Rasulullah membenci
semua yang terlibat, dan dia mengatakan kepada mereka
bahwa mereka sama (Abdirrahman Ali Khumais Ubaid
2001, hal 6).
“Dari Abdullah bin Mas'ud Radliyallaahu'anhu
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Riba
memiliki 73 pintu, yang paling ringan adalah seperti
laki-laki yang dinikahkan dengan ibunya, yang paling
berat Pinjaman riba merusak kehormatan umat Islam."
(Muhammad Bin Yazid Abu'Abdillah al-Qazwaini, t.th,
hal.764).
Ibnu Majah menceritakannya secara singkat,
Hakim menceritakannya secara lengkap, dan
menurutnya, hadits itu benar. Hadis menyatakan bahwa

55
lintah darat mutlak terhadap perilaku yang dilarang,
bahkan jika tidak termasuk dalam bab terkenal tentang
lintah darat. Seperti disebutkan sebelumnya, persamaan
paling sembrono menyamakan rentenir dengan orang
yang berzina dengan ibunya adalah karena ada
penindasan yang bertentangan dengan rasionalitas normal
dalam rentenir.

“Diriwayatkan dari Abi Sa’id Al-Khudri ra, dia


telah berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw telah
bersabda: “janganlah kamu menjual emas dengan emas
(mata uang), kecuali sama jumlahnya serta janganlah
melebihkan sebagiannya. Maka janganlah kamu menjual
perak dengan harga perak, kecuali jika jumlahnya sama
dan janganlah melebihi sebagiannya, dan janganlah
menjualnya dengan sebagian uang dan sebagian dari
penundaan. (Ahmad Mudjab Mahalli dkk. 2004, hal.
52).

56
Hadits tersebut melarang transaksi barang riba
dengan membedakan kualitas dan kuantitas, dan
menggunakan uang tunai dan penundaan dalam transaksi,
yang akan menyebabkan selisih harga terhadap barang
tersebut.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada
salah satu pelaku UMKM di Desa Silungkang yaitu ibu
Caca dan ibu Ega, ada beberapa oknum yang masuk
untuk menawarkan jasanya dengan berdalih “Pinjaman
Jokowi”. Di sini penulis mengamati ada kejanggalan
terhadap pinjaman tersebut yaitu : para warga boleh
meminjam sebanyak Rp 2.000.000,. dengan sistem
kelompok dan angsuran terhadap pinjaman tersebut Rp
50.000,. per 50 minggu dengan jangka waktu selama 1
tahun. Di sini sudah jelas ada sistem bunga sebesar Rp
500.000., yang harus dibayarkan kepada oknum tersebut.
Program tersebut sudah menjerat beberapa warga
silungkang, kurang lebih ada 5 orang yang meminjam
kepada oknum tersebut dalam sepengetahuan ibu Caca.
Hal ini yang mengakibatkan warga semakin terpuruk
dalam perekonomian di bidang UMKM.

57
Di sisi lain hasil dari wawancara tersebut ada tiga
orang warga silungkang yang menjadi lintah darat. Inilah
yang akan merusak negeri ini dengan adanya pekerjaan
haram yang dilakukan oleh warga silungkang. Dalam
sistem praktek rentenir ini mereka meminjamkan uang
dengan sistem yang sangat tidak etis. Keterlambatan
pembayaran dari waktu yang ditentukan setiap
minggunya akan dikalikan Rp 100.000., tidak termasuk
pokok pinjaman. Bagaimana cara ekonomi di Desa
Silungkang ini akan bangkit dari keterpurukan sedangkan
warga sendiri melakukan pekerjaan haram yang sama
sekali tidak diridhoi oleh Allah SWT.
Allah SWT mengharamkan secara tegar praktik riba.
Allah SWT berfirman:
ِ ‫ّٰللاُ ۡال َب ۡي َع َو َح َّر َم‬
‫الر َٰبوا‬ ‫َوا َ َح َّل ه‬
Artinya: "Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba." (QS Al Baqarah: 275).
Kemudian Allah juga memerintahkan orang-orang
beriman untuk menghentikan praktik lintah darat. Allah
berfirman:
َ‫الر َٰ َٰٓبوا ا ِۡن كُ ۡنتُمۡ ُّم ۡؤمِ ن ِۡين‬ َ ‫َٰٰۤيـا َ ُّي َها الَّذ ِۡينَ َٰا َمنُوا اتَّقُوا ه‬
َ ‫ّٰللا َوذَ ُر ۡوا َما َبق‬
ِ َ‫ِى مِن‬

58
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang beIum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman" (QS Al
Baqarah 278).
Allah SWT mengancam akan menindak orang-orang
yang tidak menaati perintahnya untuk meninggalkan riba.
Allah berfirman:
ۚ‫ّٰللا َو َرسُ ۡولِه‬ ٍ ‫فَا ِۡن لَّمۡ ت َۡف َعلُ ۡوا فَ ۡاذَنُ ۡوا ِب َح ۡر‬
ِ ‫ب ِمنَ ه‬
Artinya: "Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah
dan RasulNya akan memerangimu."(QS Al Baqarah
279).
Dapat dilihat dengan jelas dari ayat-ayat di atas
bahwa Allah mengancam rentenir, termasuk pemberi
pinjaman dan peminjam. Imam Al-Qurthubi menjelaskan
bahwa ketika seseorang bertanya kepada Imam Malik,
seseorang berkata: "Jika ada yang masuk ke rongga perut
anak Adam, istri saya akan menceraikan." Dia berkata,
"Pulanglah, saya Temukan jawaban atas pertanyaan
Anda terlebih dahulu! datang keesokan harinya dan
Imam Malik mengatakan hal yang sama. Beberapa hari
kemudian, pria itu kembali dan Imam Malik berkata:

59
"Istrimu bercerai. Saya memeriksa semua ayat Al-Qur'an
dan Hadits para nabi, kecuali riba, saya tidak menemukan
kasus terburuk memasukkan anak Adam, karena Allah
menghukum pelakunya dengan memerangi dia. "
(Lihat Tafsir Al Qurthubi).
2. Dampak Praktik Rentenir Terhadap UMKM
Pemberi pinjaman uang adalah profesi berurusan
dengan rentenir. Peminjam uang menjadi lebih tertarik di
lingkungan masyarakat. Padahal kepentingan berdampak
besar bagi masyarakat dalam bidang ekonomi dan sosial.
Dalam Islam, jelas bahwa praktik lintah darat hanya akan
berdampak negatif, namun sebagian masyarakat
berpandangan sebaliknya dan meyakini bahwa praktik
lintah darat juga berdampak positif bagi perekonomian
masyarakat. Berikut ini akan dibahas terlebih dahulu
dampak negatif lintah darat terhadap masyarakat, antara
lain:
1) Kelompok-Kelompok Kapitalisme
Munculnya kelompok ekonomi bermula dari
peristiwa sejarah, yaitu beberapa kegiatan ekonomi
pertama kali dimulai oleh orang-orang sukses. Pada
gilirannya, mereka yang cenderung beroperasi melalui

60
penimbunan dan sirkulasi bertindak dan bereaksi satu
sama lain dalam model pertumbuhan ekonomi yang
kompleks. Ketika kelas kapitalis yang kuat ini
menginvestasikan modal mereka sendiri bersama-sama
dengan modal orang lain, mereka memastikan bahwa
sebagian besar produksi untuk diri mereka sendiri.
Kapitalis memuaskan para penyumbang kapital yang
sebenarnya dengan keamanan kapital dan bunga yang
sangat sedikit, sehingga dia dapat dengan bebas mengatur
pekerjaannya dan mengumpulkan semua keuntungan
yang diperoleh darinya, seringkali dengan mengorbankan
keuntungan langsung dari faktor produksi ini. harga,
menempatkan modal mereka di tangannya. Dalam proses
produksi ini, borjuasi telah menjadi begitu kuat sehingga
menguasai semua kemungkinan kehidupan manusia.
Ini menghancurkan masyarakat dan membuat
mereka egois dan sombong. Karena setiap aktivitas
hanya didorong oleh uang. Juga mengganggu ketertiban
ekonomi, karena dengan menguasai alat-alat produksi,
kapitalis dapat memperoleh keuntungan yang maksimal,
tidak hanya dari permintaan yang tidak masuk akal akan
komoditas berbahaya seperti alkohol dan rokok, tetapi

61
juga untuk mendirikan monopoli politik, karena orang-
orang bersikeras untuk mencoba memasukkan Berbagai
tindakan termasuk pajak progresif diterapkan untuk
melemahkan kekuatan kapitalis, tetapi mereka kemudian
dicemooh oleh penghindaran pajak, penimbunan pasar
gelap, dan produk palsu termasuk kebutuhan sehari-hari.
Ekonomi bebas bunga yang dianjurkan oleh Islam adalah
satu-satunya solusi untuk meringankan penderitaan
manusia yang merendahkan dalam sistem ekonomi
kapitalis. Di bawah sistem regulasi nasional, sebagian
besar ekonomi akan berada di bawah pengawasan
kesejahteraan nasional.
Ekonomi bebas bunga yang dianjurkan oleh Islam
adalah satu-satunya solusi untuk meringankan
penderitaan manusia yang merendahkan dalam sistem
ekonomi kapitalis. Di bawah sistem pengaturan nasional,
sebagian besar perekonomian dikuasai oleh negara untuk
kepentingan rakyat, dan sebagian besar tabungan adalah
simpanan kolektif negara untuk kepentingan rakyat, dan
bagian modal hanya dikukuhkan dalam cara berikut.
Keuntungan biasa. Ini adalah cara untuk menyingkirkan
kapitalisme buatan manusia dan memurnikan kehidupan

62
sosial, ekonomi dan politik melalui kerjasama dan niat
baik.
2) Inflasi
Inflasi biasanya dipahami sebagai kenaikan harga
barang secara keseluruhan. Oleh karena itu, daya beli
uang menurun atau daya beli uang menurun. Oleh karena
itu, berdasarkan pemahaman ini, sangat logis untuk
mengambil bunga atas mata uang sebagai kompensasi
atas penurunan daya beli mata uang ketika dipinjamkan.
Selain itu, Islam mendorong investasi besar daripada
motif tradisional. Jika ada motif profit taking dan inflasi
tradisional, dalam hukum Islam, selain dua hal tersebut,
ada kewajiban membayar zakat dan melarang
pembungkaman harta (Ruslan.H.Prawiro, 1980, hal 75).
3) Menimbulkan egoisme moral-spiritual
Kepentingan moral Lembaga kepentingan adalah
sumber bahaya dan kejahatan. Mensejahterakan dan
menghancurkan masyarakat melalui pengaruhnya
terhadap karakter manusia. Diantaranya, bunga akan
membangkitkan cinta akan uang untuk mencapai
kesuksesan dan kemakmuran. Cepat atau lambat,

63
masyarakat seperti itu akan hancur (M. Syafi’I Antonio,
2001, hal 77).
Bunga dapat menumbuhkan sikap egois,
kekejaman, pikiran sempit dan keras hati. Seseorang
yang membayar bunga atas uangnya seringkali kejam.
Alasan berikut membuktikannya: Jika peminjam dalam
kesulitan, maka setiap aset yang ada harus diserahkan
untuk membayar akumulasi bunga dan menghasilkan
bunga lagi. Ia juga terdorong untuk serakah, iri dengan
milik orang lain, dan cenderung pelit. Secara psikologis,
praktik pinjam uang juga bisa membuat orang malas
menginvestasikan dananya ke sektor bisnis. Hal ini
terlihat dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia
akhir-akhir ini. Orang yang punya dana sebaiknya tidur
di rumah dan menunggu bunganya dibayarkan di akhir
bulan, karena menurutnya, meskipun dia tidur, uangnya
beroperasi pada tingkat 60% hingga 70% per tahun.
4) Menimbulkan kepongahan sosial-budaya
Pengeluaran di masyarakat merusak semangat
pelayanan, dan orang tidak mau melakukan apapun
kecuali apa yang baik untuk mereka. Kebutuhan
seseorang dianggap sebagai peluang bagi orang lain

64
untuk mendapatkan keuntungan. Kepentingan orang kaya
dianggap bertentangan dengan kepentingan orang miskin.
Masyarakat yang demikian tidak akan mencapai
persatuan dan kepentingan bersama untuk mencapai
keberhasilan dan kemakmuran. Cepat atau lambat,
masyarakat seperti itu akan terpecah.
Riba dianggap curang dan eksploitasi mengambil
bunga dari debitur berarti mengambil uang debitur tanpa
memberikan pengembalian. Hal ini tidak hanya
memperburuk keadaan debitur, tetapi juga gagal untuk
membangun hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan dan jujur antara kreditur dan debitur. Di
sisi lain, kreditur dapat menghasilkan uang tanpa harus
bekerja atau mengambil resiko apapun. Ini tidak adil, dan
pihak dengan kepentingan ekonomi hanya berhak
mendapat imbalan jika mengambil risiko. Pembiayaan
berbasis bunga cenderung memperlebar jurang antara
kaya dan miskin (Daud Vicary Abdullah dkk, 2012, hal
73).
5) Menimbulkan kezaliman ekonomi
Ada banyak jenis pinjaman sesuai dengan sifat
pinjaman dan kebutuhan peminjam. Bayar bunga atas

65
berbagai jenis utang. Berikut ini adalah bentuk pinjaman
yang mengandung ketidakadilan: Terhadap Dhuafa,
sebagian orang miskin mengandalkan pinjaman untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagian dari
pendapatan mereka juga diambil oleh pemilik modal
dalam bentuk bunga. Fakta telah membuktikan bahwa
pembayaran bunga dalam jumlah besar yang terus
menerus telah mengurangi standar hidup masyarakat dan
merusak pendidikan anak-anak mereka. Selain itu,
kecemasan debitur yang terus berlanjut juga berdampak
pada kehidupan pribadi dan keluarga debitur, serta
melemahkan perekonomian nasional.
Pembayaran bunga pula merendahkan energi beli
di golongan warga. Dampaknya, industri yang penuhi
produk buat kalangan miskin serta menengah hendak
hadapi penyusutan permintaan. Apabila kondisi tersebut
terus bersinambung, secara berangsur-angsur tetapi tentu
sektor industri juga hendak merosot. Dominasi Sumber
Dana, Pinjaman modal kerja umumnya diajukan oleh
para orang dagang, pengrajin, serta para petani buat
tujuan-tujuan yang produktif. Tetapi, upaya mereka buat
bisa lebih produktif tersebut kerap terhambat ataupun

66
malah sirna sebab kemampuan modal oleh para kapitalis
(M. Syafi’i Antonio, 2001, hal 78).
Sebaliknya akibat positif yang bisa dialami dari
terdapatnya pinjaman dari rentenir, merupakan: Dalam
keadaan menekan, lembaga kredit bisa menolong krisis
keuangan sementara. Serta eksistensi lembaga keuangan
informal dalam waktu yang relatif pendek bisa tingkatkan
mengonsumsi serta prestasi warga serta menolong warga
dalam pengadaan input-output penciptaan.
3. Antisipasi dan Program Pemerintah Terhadap
UMKM
Pemerintah Sawahlunto mengantisipasi praktik
rentenir dan mendorong pengembangan usaha mikro,
kecil dan menengah, dan mulai membiayai program dana
bergulir. Anggaran sebesar Rp 400 juta telah
digelontorkan sedikitnya 25 usaha kecil, menengah, dan
mikro. Pengelolaan dana bergulir dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknologi Daerah (UPTD) Dana Bergulir
Kota Sawahlunto, melalui penerapan model organisasi
pelayanan publik daerah untuk memperoleh
pengembalian modal bergulir.

67
Gusri Maizurni, Kepala UPTD Dana Bergulir,
mengatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran
sebesar Rp 500 juta yang akan digunakan sebagai dana
bergulir untuk mendukung sektor mikro, kecil dan
koperasi. Dana bergulir hanya berlaku untuk 3% dari
layanan pinjaman setiap tahun. Dan juga layanan
pinjamannya sendiri cukup mudah karena hanya 3%,
sangat ringan dibandingkan dengan layanan pinjaman
bank tradisional. Ia menambahkan: Layanan pinjaman ini
lebih merupakan tanggung jawab masyarakat dengan
menggunakan skema dana bergulir sebagai modal untuk
memperkuat pengembangan usaha yang ada.
Wali Kota Sawahlunto Deri Asta mengatakan
program dana bergulir yang diluncurkan bertujuan untuk
mendorong pengembangan wirausaha. Pemerintah
Sawahlunto saat ini sangat mendorong pengembangan
jiwa wirausaha. Bagi Deri Asta, mendorong
kewirausahaan adalah beberapa hal. Dimulai dengan
meningkatkan perekonomian masyarakat, membuka
lapangan kerja, dan membuka lapangan kerja
masyarakat. Deri Asta menambahkan, rencana dana
bergulir, rencana dana bergulir merupakan bagian

68
penting dari rencana unggulan yang dilakukan Deri Asta-
Zohirin Sayuti dan terkait dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi
kerakyatan berbasis ekonomi kreatif.
Tentu saja, tidak kalah pentingnya dengan adanya
program dana bergulir dapat membantu usaha kecil,
menengah dan mikro lepas dari jebakan rentenir yang
akan merusak dan melemahkan pertumbuhan usaha kecil,
menengah dan mikro itu sendiri. Marwan, Kepala Dinas
Koperindag Sawahlunto, mengatakan pemerintah akan
kembali memperkuat permodalan dana bergulir tersebut.
Jika dana bergulir UPTD mengalokasikan 400 juta rupiah
pada 2019, pihaknya berencana menambah 500 juta
rupiah pada 2020 (sumbar.bpk.go.id).
Pengelolaan dana bergulir dikelola oleh Unit Pelaksana
Teknologi Daerah (UPTD) Dana Bergulir Kota
Sawahlunto, melalui penerapan model organisasi
pelayanan publik daerah untuk memperoleh
pengembalian modal bergulir. Gusri Maizurni, Kepala
UPTD Dana Bergulir, mengungkapkan pihaknya sedang
menyiapkan anggaran Rp 500 juta yang akan digunakan
sebagai dana bergulir untuk mendukung sektor mikro,

69
kecil, dan koperasi. Deri Asta menambahkan, rencana
dana bergulir yang menjadi bagian penting dari rencana
unggulan yang dilakukan Deri Asta-Zohirin Sayuti ini
terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi
kreatif.
Dalam antisipasi terhadap praktik rentenir ini
tentu tidak mudah, harus banyaknya rasa syukur terhadap
apa yang diperoleh dari usaha yang dijalani. Karena
dengan cara begitu bisa terhindar dari godaan rentenir
yang ingin menjerumuskan ke dalam perbuatan haram
ini.
Ada beberapa cara supaya terhindar dari praktik
rentenir ini, yaitu :
1) Jangan tergiur dengan janji dan iming-iming
bunga rendah sebelum melakukan pinjaman,
karena bisa saja perjanjian itu berubah dengan
apa yang disepakati di awal tanpa adanya
perjanjian hitam diatas putih. Ini yang akan
menjebak dan merugikan si peminjam.
2) Berhati-hati dengan bunga yang tinggi saat
mengajukan pinjaman karena rentenir akan

70
menentukan bunga sesuai dengan
keinginannya. Tidak menutup kemungkinan
bunga yang harus dibayar lebih besar dari
jumlah uang yang dipinjamkan.
3) Jatuh tempo pembayaran yang singkat untuk
melunasi pinjaman, ini akan mengakibatkan si
peminjam harus mengejar target pada saat
pelunasan. Ketika usaha sedang sepi pembeli
si peminjam harus memutar otak supaya dapat
menyelesaikan tagihannya, inilah yang akan
membuat si peminjam akan meminjam lagi
kepada orang lain untuk menutupi tagihannya
yang pertama.
4) Jika meminjam kepada rentenir siap-siap akan
ada penagihan kepada orang yang
bersangkutan karena belum melunasinya, ini
akan mempermalukan diri sendiri kepada
lingkungan sekitar dan akan menjadi buah
bibir di masyarakat.
5) Akan mengakibatkan stres yang
berkepanjangan karena sudah membengkak
utang. Harus siap mental dalam hal ini

71
semakin menunda pembayaran akan semakin
besar bunga yang harus dibayarkan (modal
rakyat.id).
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada
pelaku UMKM yaitu kepada ibu Melvi sebagai penjual
online. Ibu Melvi sudah terjebak di dalam pinjaman
rentenir yang mengakibatkan usahanya bangkrut dan
habis satu persatu. Sekarang ibu Melvi harus melunasi
utang-utangnya yang ada dimana-mana. Begitu juga
dengan ibu Jessica sebagai pelaku UMKM penjual
gorengan, untuk memenuhi kehidupan dan modal jualan
Ibu Jesika melakukan pinjaman online di beberapa
aplikasi dengan sistem bunga yang cukup besar. Dari
aplikasi tersebut Ibu Jesika melakukan sistem gali lubang
tutup lubang yang mengakibatkan tidak habis-habisnya
pada saat pembayaran. Pada saat jatuh tempo ibu Jesika
mencari akal kesana-kemari supaya ada orang
disekitarnya meminjamkan uang, karena pada masa sulit
ini orang-orang terdekatnya tidak ada yang bisa
meminjamkannya uang. Akhirnya, ibu Jesika terpaksa
menjual aset-aset berharga yang ada di rumahnya untuk
melunasi pinjaman online dengan sistem bunga tersebut.

72
Oleh sebab itu, jangan sekali-sekali meminjam
kepada rentenir atau pinjaman online dan sebagainya.
Sebaiknya mengajukan bantuan ke Kantor Desa terdekat
ini akan memudahkan para UMKM dalam menjalankan
usahanya. Sekarang juga banyak program Pemerintah
dalam meringankan para UMKM seperti bantuan covid-
19, bantuan langsung tunai (BLT) kepada para pelaku
UMKM Masih banyak bantuan-bantuan lainnya.

KESIMPULAN
Banyak jenis rencana bunga yang berlaku untuk
sistem keuangan modern, dan sering membedakan antara
"bunga sederhana" dan "bunga". Peminjam pemberi
pinjaman uang biasanya orang kelompok atau komunitas
yang rentan ada dua jenis tingkatan menengah dan bawah
kategori tingkat kemiskinan, pertama, kemiskinan mutlak
adalah sebuah kondisi tingkat pendapatan seseorang tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang,
pangan, papan, transportasi, kesehatan dan pendidikan
dasar.
Nasabah yang meminjam uang pada rentenir di
Desa Silungkang Tigo merasa diuntungkan dengan

73
adanya rentenir, karena rentenir di Silungkang Tigo
selalu memberikan jumlah pinjaman yang diinginkan
dengan cepat dan efisien, serta tidak perlu hanya
memberikan jaminan kepada pemberi pinjaman uang
adalah melalui perjanjian lisan dan kesepakatan tentang
cara membayar angsuran pinjaman harian atau mingguan.
Seperti disebutkan sebelumnya, persamaan paling
sembrono menyamakan rentenir dengan orang yang
berzina dengan ibunya adalah karena ada penindasan
yang bertentangan dengan rasionalitas normal dalam
rentenir. Hadits tersebut melarang transaksi barang riba
dengan membedakan kualitas dan kuantitas, dan
menggunakan uang tunai dan penundaan dalam transaksi,
yang akan menyebabkan selisih harga terhadap barang
tersebut.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada
salah satu pelaku UMKM di Desa Silungkang yaitu ibu
Caca dan ibu Ega, ada beberapa oknum yang masuk
untuk menawarkan jasanya dengan berdalih Pinjaman
Jokowi. Pada gilirannya, mereka yang cenderung
beroperasi melalui penimbunan dan sirkulasi bertindak
dan bereaksi satu sama lain dalam model pertumbuhan

74
ekonomi yang kompleks. Kapitalis memuaskan para
penyumbang kapital yang sebenarnya dengan keamanan
kapital dan bunga yang sangat sedikit, sehingga dia dapat
dengan bebas mengatur pekerjaannya dan
mengumpulkan semua keuntungan yang diperoleh
darinya, seringkali dengan mengorbankan keuntungan
langsung dari faktor produksi ini. Juga mengganggu
ketertiban ekonomi, karena dengan menguasai alat-alat
produksi, kapitalis dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal, tidak hanya dari permintaan yang tidak masuk
akal akan komoditas berbahaya seperti alkohol dan
rokok, tetapi juga untuk mendirikan monopoli politik,
karena orang-orang bersikeras untuk mencoba
memasukkan Berbagai tindakan termasuk pajak progresif
diterapkan untuk melemahkan kekuatan kapitalis, tetapi
mereka kemudian dicemooh oleh penghindaran pajak,
penimbunan pasar gelap, dan produk palsu termasuk
kebutuhan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Abdullah, Daud Vicary & Keon Chee. (2012). Buku
Pintar Keuangan Syariah. Jakarta:Zaman.

75
Abu ‘Abdillah al-Qazwaini, Muhammad Bin Yazid, t.th.
Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Beirut:Darul-Fik.
Ahmad Mudjab, Mahalli dkk, (2004), Hadis-Hadis
Muttafar ‘Alaih. Jakarta: Kencana.
Ali Khumais Ubaid, Abu Abdirrahman. (2001). Hidup
Bahagia Tanpa Riba, Jakarta: Pustaka Ishlahul
Ummah.
Antonio, M. Syafi’I, (2001). Bank Syariah dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Gema Insani.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1995). Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-2 Cet. Ke-4.
Jakarta : Balai Pustaka.
M. Kwartono,(2007), Analisis Usaha Kecil Menengah,
Yogyakarta:CV.Andi Offset
Matraji, Mahmoud, (1993). Shahih Muslim, Lebanon:
Dar El Fiker.
Primiana, Ina. 2009. Menggerakkan Sektor Riil UKM
&Industri. Bandung: Alfabeta.
Rudjito. (April 2003). Berdasarkan strategi
pengembangan usaha kecil, menengah dan mikro
berbasis sinergi bisnis, makalah yang diterbitkan
pada seminar tentang peran industri perbankan
dalam memperkuat ketahanan nasional

76
Kementerian Pertahanan Indonesia dan
kerjasama.
Ruseffendi, H. E. T. (2010). Perkembangan pendidikan
matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ruslan.H.Prawiro, (1980). Sumber Daya, Bandung:
Alumni.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.
Syarif, T. (2008), Kajian Efektivitas Mode Promosi
Pemasaran Produk UMKM, Jakarta: Grafindo.
Jurnal Ilmiah
Dimyati, Khudzaifah. "Belt and Road Initiative" . “Studi
Kasus Masyarakat Transisi Kartasura Kabupaten
Sukaharjo Tentang Tinjauan Praktek Pinjaman
(Tingkat Bawah).” Semarang: Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro, 1997, 10-
12.
_________________. Profil Praktek Pelepas Uang
(Rentenir) Dalam Masyarakat Transisi Studi
Kasus Di Kartasura Kabupaten Sukaharjo.”
Semarang: Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro, 1997, 16.

77
Link
https://sumbar.bpk.go.id/uptd-dana-bergulir-salurkan-
pinjaman/ diakses Rabu, 7 Juli 2021. Pukul 18.25
wib.
https://www.modalrakyat.id/blog/5-alasan-sebaiknya-
menghindari-pinjaman-dana-dari-rentenir diakses
Rabu, 7 Juli 2021. Pukul 22.45 wib.
Wawancara
Ibu Caca dan ibu Ega. Wawancara Pribadi. Praktek
Rentenir di wilayah Silungkang. Selasa 6 Juli
2021.
Ibu Melvi dan ibu Jesika. Wawancara Pribadi. Korban
dari Praktek Rentenir dan Pinjaman Online. Rabu,
7 Juli 2021.

78
MELURUSKAN PERSEPSI MASARAKAT
JORONG SEBERANG PARIT KECAMATAN
AKABILURU TENTANG BANK SYARIAH
TERKINI

Indah Rahmadini
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Bank syariah sebagai lembaga keuangan menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip
yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadis. Sistem
operasional bank syariah berbeda dengan bank
konvensional. Bank Syariah tidak menggunakan sistem
bunga dalam semua bentuk transaksinya baik bunga
yang diperoleh dari nasabah yang meminjam dana atau
bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank
syariah. Bank syariah hanya mengenal sistem bagi hasil
pada semua akad yang dipraktekkan. Namun dalam
proses perkembanganya bank syariah masih belum
terlalu dikenal oleh masyarakat bahkan kebanyakan
masyarakat memiliki persepsi bahwa bank syariah sama
dengan bank konvensional. Persepsi merupakan suatu
proses interpretasi terhadap suatu objek yang ditangkap
oleh panca indera baik itu berupa penglihatan,
pengecapan, penciuman, pendengaran atau perasaan, lalu
diteruskan melalui otak, dan otak akan memproses
interpretasi / penafsiran. Jadi persepsi itu dapat diartikan

79
suatu proses yang terjadi terhadap suatu objek yang kita
dapat dari memperhatikan, dan menafsirkan semua
pengalaman secara selektif. Persepsi individu umumnya
terbentuk oleh budaya sekitar karena ia menerima
pengetahuan dari generasi sebelumnya. Pengetahuan
yang didapat itu digunakan untuk memberi makna
terhadap apa yang ia lihat baik berupa fakta, peristiwa
dan gejala yang dihadapi.

Kata kunci: Persepsi, Masyarakat, Bank Syariah.

PENDAHULUAN
Remaja ini, lembaga keuangan di Indonesia jauh
semakin berkembang, khususnya lembaga keuangan
berbasis bank. Sudah banyak berdiri lembaga keuangan
berbasis bank yang mulai dikenal dan dapat dinikmati
oleh masyarakat khususnya dalam pelayanan jasa
keuangan. Layanan yang ditawarkan sesuai dengan
entitas dan sistem operasional keuangan yang ada
dimasing-masing lembaga.Bank pada umumnya
(Andrianto dan Anang Firmansyah, 2019) merupakan
lembaga yang menjalankan fungsi menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan
kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Di

80
Indonesia terdapat dua macam sistem operasional
perbankan, yaitu sistem bank konvensional dan sistem
bank syariah.Sistem operasional yang ada di bank syariah
sangat berbeda dengan sistem yang ada di bank
konvensional, Bank syariah tidak mengenal sistem
bunga, melainkan hanya mengenal sistem bagi hasil, dan
sistem bagi hasil ini diperoleh bank atau nasabah
berdasarkan suatu perjanjian atau akad yang telah
disepakati antara kedua belah pihak ketiga transaksi
dilakukan.
Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, mendefinisikan bank Syariah sebagai
suatu lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip Syariah (hukum islam) yang
diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI),
seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme, serta
tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan objek
yang haram. Dan bank syariah juga memiliki fungsi
sosial seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana
yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola

81
wakaf (nazhir) dan dana tersebut akan disalurkan
kembali kepada pihak atau golongan yang sesuai
kehendak pemberi wakaf (wakif).
Dalam aktivitas menghimpun dan menyalurkan
dana bank syariah memberikan dan mengenakan imbalan
berdasarkan pada prinsip bagi hasil, dimana porsi bagi
hasil ditentukan saat akad kerjasama dilakukan. Setiap
perjanjian yang terdapat di bank syariah harus tunduk
dan patuh pada syarat dan rukun akad yang diatur dalam
syari’at Islam. Bank Syariah memiliki tujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat. Walaupun sudah memiliki sistem
yang baik dalam operasional namun, dalam proses
perkembanganya bank syariah masih belum terlalu
dikenal oleh masyarakat, pada umumnya masyarakat
memiliki persepsi bahwa bank syariah sama saja dengan
bank konvensional. Sama-sama mengandung unsur riba.
Setelah melihat persepsi masyarakat yang masih
kurang baik untuk bank syariah, untuk menyikapi hal
tersebut maka dirasa sangat perlu bagi beberapa oknum
seperti kampus-kampus yang memiliki pengetahuan

82
tentang bank syariah, para ulama dan dai, dan bank
syariah sendiri untuk memberikan sosialisasi secara terus
menerus kepada masyarakat untuk mencapai titik temu
sehingga tercapai pemahaman mengenai perbankan
syariah yang benar. Oleh karena itu dituntut kerja sama
Bank Indonesia, perbankan syariah, pemerintah pusat dan
daerah, majelis ulama Indonesia (MUI) dan dunia
pendidikan untuk bersinergi memberikan pendidikan
mengenai konsep perbankan syariah kepada masyarakat.
Persepsi yang biasa dikenal dengan sudut
pandang merupakan suatu proses menginterpretasikan
suatu objek yang ditangkap melalui panca indra baik itu
dilihat, didengar, dicium, dan dirasakan, lalu diteruskan
melalui otak, dan otak akan memproses interpretasi /
penafsiran. Jadi persepsi dapat diartikan suatu proses
yang terjadi terhadap suatu objek yang kita dapat dari
memperhatikan, dan menafsirkan semua pengalaman
secara selektif (Mulyana, 1996: 39). Persepsi individu
umumnya terbentuk oleh budaya sekitar karena ia
menerima pengetahuan dari generasi sebelumnya.
Pengetahuan yang didapat itu digunakan untuk memberi

83
makna terhadap apa yang ia lihat baik berupa fakta,
peristiwa dan gejala yang dihadapi.
Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi
diantaranya, pertama pelaku persepsi yakni seorang
individu akan mencoba menafsirkan suatu objek yang
dilihatnya biasanya dipengaruhi oleh karakter pribadi
dari pelaku persepsi tersebut, Kedua, target (Objek)
merupakan suatu target atau sasaran yang akan diamati
akan mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Penilaian
masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah
diantaranya dapat diwakili dengan persepsi masyarakat
terhadap perbankan syariah. Artikel ini membahas
mengenai persepsi masyarakat Jorong Seberang Parit
tentang bank syariah. Yang bertujuan agar masyarakat
lebih memahami mengenai apa itu bank syariah, yang
dengan harapan masyarakat dapat menjadikan bank
syariah sebagai lembaga untuk menyimpan, dan
meminjam dana, untuk membangun atau mendirikan
mereka.

84
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel
ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, metode ini
merupakan gabungan penelitian deskriptif dan kualitatif,
jenis penelitian deskriptif kualitatif menampilkan data
apa adanya tanpa adanya proses rekayasa terhadap data-
data yang ada. Data dikumpulkan melalui wawancara
langsung ke masyarakat di Jorong Seberang Parit,
Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meluruskan
persepsi masyarakat Jorong Seberang Parit, Kecamatan
Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota mengenai
perbankan syariah agar masyarakat lebih memahami lagi
mengenai apa itu perbankan syariah. Sehingga peneliti
mengangkat judul yaitu “ Meluruskan Persepsi
Masyarakat Seberang Parit Kecamatan Akabiluru
Tentang Bank Syariah Terkini”.

85
PEMBAHASAN
1. Pengertian Perbankan Syariah
Bank syariah (Kementerian Agama Republik
Indonesia , 2013) merupakan suatu lembaga keuangan
berbasis bank yang dalam kegiatanya baik dalam
menghimpun dan menyalurkan dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar bagi hasil.
Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah (Nonie Afrianty, Desi Isnaini,
Amimah Oktarina, 2020), mendefinisikan bank Syariah
sebagai suatu lembaga keuangan yang menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah (hukum
islam) yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI), seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl
wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme,
serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan
objek yang haram. Dan bank syariah juga memiliki
fungsi sosial seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima
dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau
dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) dan dana tersebut akan

86
disalurkan kembali kepada pihak atau golongan yang
sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).
Algaoud dan Lewis (Andrianto dan Anang
Firmansyah, 2019) menyatakan: Perbankan Islam sebagai
suatu lembaga keuangan yang memberikan layanan
bebas bunga kepada nasabahnya. Dan melarang
pembayaran dan penarikan bunga dalam setiap
transaksinya, karena menarik atau membayar bunga
dilarang dalam islam dan hukumnya adalah haram.
Larangan inilah yang membedakan antara sistem
perbankan syariah dengan sistem perbankan
konvensional. Dan bank syariah didirikan bertujuan
untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan
prinsip-prinsip Islam ke dalam transaksi keuangan serta
bisnis lain yang terkait.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bank syariah
adalah suatu lembaga keuangan yang dalam semua
aktivitasnya baik dalam menghimpun dan menyalurkan
dana mengenakan imbalan atas dasar prinsip bagi hasil.
Dan imbalan yang diterima oleh bank syariah dan
nasabah didasarkan dari akad yang telah disepakati dalam
perjanjian. Seluruh perjanjian yang ada di bank syariah

87
harus tunduk pada rukun akad yang diatur dalam syari’at
Islam.
2. Latar Belakang Berdiri Perbankan Syariah Di
Indonesia
Perkembangan bank syariah di negara-negara
islam memiliki pengaruh sangat besar ke Indonesia .
(Andrianto dan Anang Firmansyah, 2019) pada awal
tahun 1980-an, pembicaraan mengenai Bank Syariah
sebagai tonggak ekonomi islam mulai dilakukan. Para
tokoh seperti Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam
Rahardjo, A.M. Saefuddin, M. Amien Azis, mulai
melakukan kajian mengenai perbankan syariah. Dan
berbagai ujian coba skala relatif terbatas telah dilakukan.
Diantaranya (Muhammad Syafi'i Antonio, 2001) uji coba
yang dilakukan adalah Baitut Tamwil- Salman di
Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta
lembaga serupa juga dibentuk salah satunya adalah
koperasi Ridho Gusti.
Upaya lebih khusus untuk mendirikan bank islam
di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis
Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus
1990 menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan

88
perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. musyawarah
nasional kelas IV MUI membahas secara mendalam
berlangsung di hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 agustus
1990. Dibentuklah kelompok kerja berdasarkan amanah
Munas IV MUI, yang didirikan bertujuan untuk
membahas mengenai pendirian bank islam di Indonesia.
3. Karakteristik Bank Syariah
Pengelolaan harta dalam prinsip Islam
ditekankan pada keseimbangan antara kepentingan
individu dan masyarakat (SUSANTI, 2019). Setiap harta
yang dimiliki harus dimanfaatkan secara baik untuk hal-
hal produktif terutama kegiatan investasi yang
merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam
masyarakat. Dalam menginvestasikan harta tidak semua
orang mampu menghasilkan keuntungan secara langsung.
Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga perantara yang
menghubungkan masyarakat pemilik dana dan pengusaha
yang memerlukan dana. Bank syariah sebagai lembaga
keuangan yang menjalankan kegiatan operasional
berdasarkan prinsip islam merupakan salah lembaga yang
bisa dijadikan sebagai perantara dari kegiatan tersebut.

89
Sistem operasional yang ada di bank syariah
sangat berbeda dengan sistem yang ada di bank
konvensional, Bank syariah tidak mengenal sistem
bunga, melainkan hanya mengenal sistem bagi hasil, dan
sistem bagi hasil ini diperoleh bank atau nasabah
berdasarkan suatu perjanjian atau akad yang telah
disepakati antara kedua belah pihak ketika transaksi
dilakukan. Transaksi atau kegiatan usaha yang dilakukan
bank syariah harus memenuhi karakteristik transaksi
syariah sebagai berikut:
a. Implementasi transaksi yang sesuai dengan
paradigma dan asas transaksi Syariah. memiliki
karakteristik dan persyaratan sebagai berikut:
a) Setiap transaksi yang dilakukan berdasarkan
prinsip saling paham dan saling ridha.
b) Setiap transaksi yang dilakukan memiliki prinsip
bebas bertransaksi dan diakui selama objeknya
halal lagi baik.
c) Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan
satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas.

90
d) Setiap transaksi yang dilakukan tidak
mengandung unsur riba, haram, maysir, gharar,
dan kezaliman.
e) Menganut prinsip al-ghunmu bil ghurmi, dimana
keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha
terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan
usaha tersebut, tidak menganut prinsip time value
of money (waktu adalah uang).
a. Tidak dibenarkan menggunakan dua transaksi secara
bersamaan terkait (ta'alluq) dalam satu akad.
Transaksi yang dilakukan harus berdasarkan pada
suatu perjanjian yang jelas, tanpa merugikan pihak
lain.
b. Tidak dibenarkan adanya pembebanan biaya terlalu
tinggi atau terlalu rendah pada suatu objek (Distorsi
harga) (M. Prawiro, 2018) baik melalui rekayasa
penawaran (ikhtiar) maupun melalui rekayasa
permintaan (najasy).
c. Tidak mengandung unsur suap menyuap (risywah).
Transaksi syariah dapat dilakukan melalui aktivitas
bisnis yang bersifat komersial dapat dilakukan antara
lain berupa investasi untuk mendapatkan bagi hasil,

91
jual beli barang untuk mendapatkan laba dan
pemberian layanan jasa untuk mendapatkan imbalan.
Dan aktivitas sosial yang bersifat non komersial,
dapat dilakukan antara lain berupa: menghimpun
dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf dan
hibah serta pemberian dana pinjaman atau talangan
(qardh).

4. Akad-akad Perbankan Syariah


Secara umum akad dapat diartikan sebagai suatu
ikatan yang terbentuk dan lahir dari sebuah kesepakatan
yang dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih. Di
dalam perbankan syariah akad dilaksanakan berdasarkan
jenis transaksi yang dijalankan. Berikut adalah bentuk-
bentuk akad di perbankan syariah:
a. Akad Wadiah
Akad wadiah merupakan perjanjian
penitipan uang/barangdari pemilik untuk
penyimpan dana. pemilik dana/barang adalah
sebagai nasabah yang menyimpan dana/barang ke
bank syariah (penyimpan dana) dan dana/barang
tersebut akan dikelola oleh pihak bank, boleh

92
disalurkan kembali kepada nasabah yang
membutuhkan dana/barang tersebut, dengan
syarat pihak bank dapat mengembalikan dana itu
sewaktu-waktu kapanpun pemilik dana/barang itu
membutuhkan.
b. Akad Mudharabah
Akad mudharabah merupakan suatu
perjanjian pembiayaan dari pemilik dana kepada
pengelolah dana untuk menjalankan aktivitas
bisnis tertentu berdasarkan syariah dengan
menggunakan sistem mudharabah antara kedua
belah pihak sesuai nisbah yang telah disepakati.
c. Akad Musyarakah
Akad Musyarakah merupakan suatu
perjanjian yang dilakukan oleh dua atau lebih
pemilik dana/barang dalam melakukan bisnis
berdasarkan syariah dengan prinsip mudharabah
antara kedua belah pihak sesuai nisbah yang telah
disepakati, dan untuk pembagian kerugian sesuai
dengan modal masing-masing.
d. Akad Murabahah

93
Akad murabahah merupakan suatu
perjanjian penanaman dana berupa kegiatan tukar
menukar barang dengan harga yang diperoleh dari
barang ditambah persentase keuntungan (margin)
yang sudah disetujui oleh para pihak, dimana
penjual terlebih dahulu memberikan informasi
harga perolehan kepada pembeli.
e. Akad Salam
Akad salam merupakan suatu bentuk
perjanjian pembiayaan terhadap barang yang
belum ada ditempat dan yang diketahui hanya
spesifikasinya saja. Sedangkan pembayaran
dilakukan dimuka secara penuh (tunai).
f. Akad Istishna
Akad istishna adalah akad persetujuan
pembiayaan berupa jual beli barang berupa
pemesanan barang dengan persyaratan dan
karakteristik sesuai dengan yang disepakati serta
pembayaran sesuai kesepakatan.
g. Akad Ijarah
Akad ijarah atau dikenal dengan istilah
transaksi sewa menyewa merupakan suatu

94
perjanjian pemindahan hak guna atas suatu
barang dalam waktu tertentu sesuai kesepakatan
tanpa pemindahan hak milik atas barang tersebut
dengan pembayaran sewa (ujrah).
h. Akad Qardh
Akad qardh dikenal dengan istilah akad
pinjaman tanpa agunan dimana si peminjam dana
harus mengembalikan pokok pinjaman secara
menyeluruh atau cicilan dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan.
5. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah
Bank syariah yang berperan sebagai lembaga
keuangan menganut asas berdasarkan prinsip syariah,
demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian dalam
melakukan kegiatan usahanya. Bank syariah memiliki
tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan bersama,
dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Serta memiliki tiga
fungsi utama (Andrianto dan Anang Firmansyah, 2019)
yaitu bank Syariah berfungsi untuk menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk titipan (wadiah) dan
investasi, untuk menyalurkan dana (lending) kepada

95
masyarakat yang membutuhkan dana, dan berfungsi
untuk memberikan pelayanan dalam bentuk jasa kepada
nasabah atau para investor.
a. Fungsi Bank Syariah untuk Menghimpun Dana
Masyarakat
Fungsi utama bank syariah adalah
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
titipan menggunakan akad al-wadiah dan
menggunakan akad al-mudharabah dalam bentuk
investasi.
a) Al-wadiah merupakan perjanjian penitipan
dana/barangdari pemilik untuk penyimpan
dana. pemilik dana/barang adalah sebagai
nasabah yang menyimpan dana/barang ke
bank syariah (penyimpan dana) dan
dana/barang tersebut akan dikelola oleh pihak
bank, boleh disalurkan kembali kepada
nasabah yang membutuhkan dana/barang
tersebut, dengan syarat pihak bank dapat
mengembalikan dana itu sewaktu-waktu
kapanpun pemilik dana/barang itu
membutuhkan.

96
b) Al-mudharabah merupakan suatu perjanjian
pembiayaan dari pemilik dana kepada
pengelolah dana untuk menjalankan aktivitas
bisnis tertentu berdasarkan syariah dengan
menggunakan sistem mudharabah antara
kedua belah pihak sesuai nisbah yang telah
disepakati.
b. Fungsi Bank Syariah sebagai Penyalur Dana
Kepada Masyarakat
a) Kegiatan menyalurkan dana merupakan
fungsi kedua dari bank syariah dimana dari
kegiatan ini bank syariah akan memperoleh
pendapatan. Masyarakat bisa mendapatkan
pembiayaan dari bank syariah dengan
ketentuan dan syarat yang berlaku di bank
syariah. Return atau pendapatan yang
diperoleh bank syariah atas penyaluran dana
ini tergantung pada akad yang telah disepakati
kedua belah pihak.
b) Dalam kegiatan menyalurkan dana ke
masyarakat bank syariah menggunakan
berbagai jenis akad diantaranya adalah akad

97
jual beli dan akad kemitraan atau kerjasama
usaha. Return yang diperoleh dari akad jual
beli berasal dari penyaluran dananya dalam
bentuk margin keuntungan. Margin
keuntungan adalah selisih antara harga jual
kepada nasabah dengan harga beli bank.
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas.
Penyaluran dana kepada nasabah yang
menggunakan akad kerja sama usaha adalah
bagi hasil.
c. Fungsi Bank Syariah memberikan Pelayanan
Jasa Bank
a) Dalam menjalankan fungsinya disamping
menghimpun dana dan menyalurkan dana
kepada masyarakat, bank syariah juga
berfungsi memberikan pelayanan jasa
perbankan kepada nasabahnya. Pelayanan jasa
diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.
Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang
dapat diberikan oleh bank syariah antara lain
jasa pengiriman uang (transfer),

98
pemindahbukuan, penagihan surat berharga
dan lain sebagainya.
b) Untuk dapat memuaskan nasabah agar
mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat dan
optimal bank syariah selalu berusaha dan
berlomba-lomba untuk meningkatkan
teknologi informasinya dalam sistem
pelayanan. Aktivitas pelayanan jasa
merupakan salah satu aktivitas yang sangat
diharapkan oleh bank syariah untuk dapat
meningkatkan pendapatan bank. Dimana
melalui aktivitas ini bank syariah akan
memperoleh fee dari pelayanan jasa yang
diberikan. Bank syariah sebagai lembaga yang
terus berkembang untuk meningkatkan
kualitas produk dan pelayanan jasa terus
memberikan inovasi. Berlomba-lomba untuk
berinovasi dalam meningkatkan kualitas
produk, layanan jasanya. Dengan pelayanan
jasa tersebut, maka bank syariah mendapat
imbalan berupa fee yang disebut feebased
income.

99
6. PrinsipPrinsip Dasar dalam Perbankan Syariah
Bank syariah dalam mengelola kegiatan usaha
memiliki beberapa prinsip-prinsip dasar (Supriadi,
Ismawati, 2020). Berikut adalah prinsip -prinsip dasar
yang terdapat di perbankan syariah:
a. Maysir, Dalam bahasa Arab maysir identik
dengan kata qimar. Maysir mengarah pada
perolehan kekayaan secara mudah atau
perolehan harta berdasarkan peluang,
bagaimanapun caranya entah dengan mengambil
hak orang lain, atau tidak. Undang-Undang
nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
mendefinisikan maysir sebagai transaksi yang
digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak
pasti atau bersifat untung-untungan. Dapat
disimpulkan bahwa maysir merupakan transaksi
yang digantungkan kepada sesuatu yang tidak
pasti dan mengandung unsur judi, taruhan atau
permainan yang beresiko yang jelas telah jelas
dalam hukum Islam bahwa hal tersebut sangat
dilarang (haram).

100
b. Gharar; secara makna berarti akibat, bencana,
bahaya, risiko, dan sebagainya. Dalam Islam,
yang termasuk gharar adalah semua transaksi
ekonomi yang melibatkan unsur ketidakjelasan,
penipuan atau kejahatan. Dalam Al-Qur'an kata
gharar dan derivasinya disebutkan sebanyak 27
kali dalam QS Ali-Imran/3: 185 dan Al-Anfal/8:
49. Dapat disimpulkan bahwa gharar adalah
transaksi yang mengandung ketidakjelasan dan
keraguan.
c. Haram; berarti larangan dan penegasan yang kata
haram ini sendiri diulang sebanyak 83 kali dalam
Al-Qur'an antara lain QS Al-Baqarah/2:173, QS
An-Nahl/16: 115, dan QS Al-Maidah/5:3. Setiap
orang dalam menjalankan aktivitas ekonomi
diharapkan menghindari hal-hal yang haram,
baik zat, maupun caranya seperti dalam
memproduksi, mendistribusikan dan
mengkonsumsi suatu barang dan lain
sebagainya.
d. Riba,; berarti tambahan atau lebih. Menurut ilmu
fiqih riba secara terminologi memiliki arti

101
tambahan khusus yang dimiliki salah satu pihak
dari dua pihak yang terlibat tanpa ada imbalan
tertentu. Jadi riba adalah tambahan pendapatan
yang didapat secara batil dan tidak sah pada
suatu transaksi baik secara kualitas maupun
kuantitasnya. Tegasnya, hakikat pelarangan riba
dalam Islam merupakan suatu penolakan resiko
finansial tambahan yang ditetapkan dalam
transaksi uang maupun jual beli yang
dibebankan pada satu pihak saja, sedangkan
pihak lain mendapatkan keuntungan. Hal
tersebutlah yang membuat riba sangat dilarang
dalam islam karena membuat orang lain
dirugikan dan ini adalah kegiatan yang zalim dan
dalam islam sangat dilarang.
e. Batil; artinya batal dan tidak sah. Mengurangi
timbangan dan mencampurkan barang yang baik
dengan yang tidak baik untuk mendapatkan
keuntungan dalam suatu kegiatan ekonomi ini
adalah kegiatan batil dan islam sangat melarang
kegiatan yang mengandung unsur batil.

102
7. Operasional Perbankan Syariah
Perbankan syariah (Andrianto dan Anang
Firmansyah, 2019) memiliki sistem operasional yang
berbeda dengan perbankan konvensional. Sistem bagi
hasil yang dirancang bank syariah bertujuan untuk
membina kebersamaan dalam menanggung risiko. Untuk
pengerahan dana masyarakat, shahibul maal berhak atas
bagi hasil dari usaha lembaga keuangan sesuai dengan
yang telah disepakati bersama. Bagi hasil yang diterima
shahibul maal akan naik turun secara wajar sesuai
keberhasilan usaha lembaga keuangan dalam mengelola
dana yang dipercayakan kepadanya. Dan tidak ada biaya
yang perlu digerakkan karena bagi hasil bukan konsep
biaya.
Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah
sebagian besar pembiayaan disalurkan kepada nasabah
dalam bentuk barang yang dibeli bank untuk nasabah.
Sehingga pembiayaan bisa diberikan ketika ada barang
terlebih dahulu, baru ada uang maka nasabah dipacu
untuk memproduksi barang/jasa atau mengadakan
barang/jasa. Selanjutnya barang yang dibeli menjadi
jaminan utang.

103
8. Perbedaan Perbankan Syariah Dengan
Perbankan Konvensional
Secara garis besar bank syariah dan bank
konvensional memiliki hal-hal yang membedakan antara
bank konvensional dengan bank syariah adalah (Otoritas
Jasa Keuangan , 2017) sebagai berikut:
No. Bank Konvensional Bank Syariah

1. Bebas nilai Berinvestasi pada


usaha yang halal

2. Sistem bunga Atas dasar bagi hasil,


margin keuntungan
dan fee

3. Besaran bunga tetap Besaran bagi hasil


berubah-ubah
tergantung kinerja
usaha

4. Profit Profit dan falah


oriented (kebahagiaan oriented (kebahagiaan
dunia saja) dunia dan akhirat)

104
5. Hubungan debitur- Pola hubungan:
kreditur
1. Kemitraan
(musyarakah dan m
udharabah)
2. Penjual – pembeli
(murabahah,
salam dan istishna)
3. Sewa
menyewa (ijarah)
4. Debitur – kreditur;
dalam
pengertian equity
holder (qardh)

6. Tidak ada lembaga Ada Dewan Pengawas


sejenis dengan Dewan Syariah (DPS)
Pengawas Syariah

Prinsip bagi hasil memiliki perbedaan dengan


sistem bunga bank, berikut ini adalah perbedaan prinsip
bagi hasil dengan sistem bunga bank:

105
No. Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil

1. Asumsi selalu untung Ada kemungkinan


untung/rugi

2. Didasarkan pada jumlah Didasarkan pada


uang (pokok) pinjaman rasio bagi hasil dari
pendapatan/keuntung
an yang diperoleh
nasabah pembiayaan

3. Nasabah kredit harus Margin keuntungan


tunduk pada untuk bank (yang
pemberlakuan disepakati bersama)
perubahan tingkat suku yang ditambahkan
bunga tertentu secara pada pokok
sepihak oleh bank, pembiayaan berlaku
sesuai dengan fluktuasi sebagai harga jual
tingkat suku bunga di yang tetap sama
pasar uang. hingga berakhirnya
Pembayaran bunga masa akad. Porsi
yang sewaktu-waktu pembagian bagi hasil
dapat meningkat atau berdasarkan nisbah

106
menurun tersebut tidak (yang disepakati
dapat dihindari oleh bersama) berlaku
nasabah di dalam masa tetap sama, sesuai
pembayaran angsuran akad, hingga
kreditnya. berakhirnya masa
perjanjian
pembiayaan (untuk
pembiayaan
konsumtif)

4. Tidak tergantung pada Jumlah pembagian


kinerja usaha. Jumlah bagi hasil berubah-
pembayaran bunga ubah tergantung
tidak meningkat kinerja usaha (untuk
meskipun jumlah pembiayaan
keuntungan berlipat berdasarkan bagi
ganda saat keadaan hasil)
ekonomi sedang baik

5. Eksistensi bunga Tidak ada agama


diragukan kehalalannya yang meragukan
oleh semua agama keabsahan bagi hasil

107
termasuk agama Islam

6. Pembayaran bunga Bagi hasil tergantung


tetap seperti yang pada keuntungan
dijanjikan tanpa proyek yang
pertimbangan proyek dijalankan. Jika
yang dijalankan oleh proyek itu tidak
pihak nasabah untung mendapatkan
atau rugi keuntungan maka
kerugian akan
ditanggung bersama
kedua pihak

9. Meluruskan Persepsi Masyarakat Tentang


Perbankan Syariah
Setiap insan manusia dalam menjalankan
hidupnya tidak akan pernah lepas dari lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Mulai dari
insan tersebut lahir saat itulah insan tersebut
berhubungan dengan dunia sekitarnya. Dari situ pulalah
insan tersebut menerima stimulus dari luar dirinya, yang
berkaitan dengan persepsi. Setiap insan manusia

108
memiliki persepsi yang berbeda terkait sesuatu dilihat
dari faktor pengetahuan dan pengalamannya terhadap
suatu peristiwa.
Persepsi merupakan (Luqman Santoso, 2016)
tahapan yang terjadi dalam diri seseorang dalam
memperhatikan, mengorganisasikan dan menafsirkan
suatu pengalaman secara selektif. Pada dasarnya persepsi
yang terjadi pada seorang insan terbentuk dari budaya
sekitarnya yang menjadi tempat ia menerima berbagai
pengetahuan dari generasi sebelumnya. Kemudian
pengetahuan tersebut digunakan memaknai suatu fakta,
peristiwa, dan sesuatu yang dihadapinya. Persepsi
sebagai suatu tahapan dimana seorang insan
mengorganisasikan dan menafsirkan indera mereka agar
dapat memberikan makna tersendiri untuk mereka.
Menurut Stephen ada tiga faktor yang
mempengaruhi persepsi yang pertama faktor yang berada
dalam diri yang mempersepsi (perceiver) yaitu berupa
sikap, alasan atau sebab, minat, pengalaman, dan dugaan.
Faktor kedua yaitu yang berada dalam objek yang
dipersepsikan (target), yaitu berupa sesuatu yang baru,
suara, ukuran, latar belakang dan dekatnya. Dan faktor

109
yang ketiga berada dalam situasi (situation), yaitu
berupa bentuk, keadaan pekerjaan dan social setting.
Persepsi merupakan suatu proses interpretasi
terhadap suatu objek yang ditangkap oleh panca indera
baik itu berupa penglihatan, pengecapan, penciuman,
pendengaran atau perasa, lalu diteruskan melalui otak,
dan otak akan memproses interpretasi / penafsiran. Jadi
persepsi itu dapat diartikan suatu proses yang terjadi
terhadap suatu objek yang kita dapat dari
memperhatikan, dan menafsirkan semua pengalaman
secara selektif. Persepsi individu umumnya terbentuk
oleh budaya sekitar karena ia menerima pengetahuan dari
generasi sebelumnya. Pengetahuan yang didapat itu
digunakan untuk memberi makna terhadap apa yang ia
lihat baik berupa fakta, peristiwa dan gejala yang
dihadapi.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
masyarakat memiliki persepsi yang berbeda mengenai
bank syariah (Abdul Hadi Sirat, 2021) , beberapa faktor
tersebut adalah sebagai berikut.
a) Masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat
tentang bank syariah.

110
b) Peran ulama dan dai masih relatif kecil. Masih
rendahnya peran ulama dan dai untuk membantu
perkembangan bank syariah.
c) Belum optimalnya peran akademisi perguruan
tinggi untuk bank syariah.
d) Masih belum optimalnya peran ormas islam untuk
mendukung gerakan bank syariah.
Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan
9 orang masyarakat Jorong Seberang Parit. Pada
umumnya masyarakat tersebut memiliki persepsi yang
sama mengenai perbankan syariah, yaitu bank syariah
sama saja dengan bank konvensional, sama-sama
mengandung riba dan menggunakan sistem bunga dalam
mendapatkan keuntungan, dan ada juga masyarakat yang
berpendapat bahwa bank syariah juga menggunakan
sistem bunga dalam mengenakan imbalan. Faktor
pengetahuan, pendengaran, dan budaya yang mereka
dapat sangat mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap bank syariah.
Dari sini penulis dapat memahami bahwa
masyarakat masih belum memiliki pengetahuan dan
pengalaman mengenai perbankan syariah dan pada

111
umumnya masyarakat Jorong Seberang Parit masih
menggunakan jasa bank konvensional baik dalam
mengelola dana mereka maupun untuk peminjaman dana.

KESIMPULAN
Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
atau prinsip yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan
hadis. Dalam sistem operasionalnya memiliki sistem
yang berbeda dengan bank konvensional. Bank Syariah
tidak menggunakan sistem bunga melainkan
menggunakan sistem bagi hasil. Dalam menjalankan
aktivitasnya menghimpun dan menyalurkan dana bank
syariah menerima dan memberi imbalan didasarkan
prinsip yang ada dalam Al-Qur’an dan hadis (syariat
islam ). Dan Imbalan itu dibayarkan kepada nasabah
didasarkan dari akad dan perjanjian yang telah disepakati
oleh nasabah dengan bank syariah. Setiap perjanjian
yang ada harus tunduk dan patuh pada syarat dan rukun
akad yang diatur dalam syariah Islam.

112
Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga,
melainkan juga memiliki orientasi pencapaian
kesejahteraan. Bank syariah adalah bank yang
berasaskan, antara lain, pada asas kemitraan, keadilan,
transparansi dan universal serta melakukan kegiatan
usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Bank
syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan
pada prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip
kehati-hatian. Dan bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
keadilan bersama, dan pemerataan kesejahteraan
rakyat.Namun, dalam proses perkembanganya bank
syariah masih belum terlalu dikenal oleh masyarakat dan
bahkan masyarakat memiliki persepsi bahwa bank
syariah sama dengan bank konvensional. Persepsi inilah
yang menyebabkan bank syariah masih belum maju.
Persepsi pada dasarnya merupakan pola respon
seseorang tentang sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor kesiapan, tujuan, kebutuhan, pengetahuan,
pengalaman, faktor lingkungannya dan sebagainya.
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi( pandangan)
diantaranya: pertama, pelaku persepsi yakni bila seorang

113
individu memandang pada suatu target dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sarat
dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari
pelaku persepsi individu itu. Kedua, target (Objek)
merupakan karakteristik-karakteristik dalam target yang
akan diamati dapat mempengaruhi apa yang
dipersepsikan. Berdasarkan penjelasan diatas maka
disimpulkan, bahwa masyarakat masih banyak yang
memiliki persepsi negatif terhadap bank syariah. Dan
setelah dilakukan wawancara terhadap masyarakat
Jorong Seberang Parit. Dari hasil wawancara dengan
masyarakat ada beberapa alasan yang membuat
masyarakat masih kurang paham dengan bank syariah
yaitu pertama istilah bank syariah masih asing di
matanya karena istilah yang digunakan di bank syariah
jarang ia dengar yang menyebabkan hal ini menambah
kesulitan mereka dalam memahami bank syariah, kedua
masyarakat masih terbiasa dengan adanya Bank
Konvensional karena mereka beranggapan bahwa Bank
Konvensional masih lebih baik dari Bank Syariah,
Masyarakat lebih memahami lagi apa itu bank syariah,
latar belakang bank syariah, karakteristik bank syariah,

114
tujuan dan fungsi bank syariah, Akad-akad Perbankan
Syariah, prinsip bank syariah prinsip prinsip dasar dalam
perbankan syariah, dan operasional perbankan syariah.

115
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Andrianto Dan Anang Firmansyah. (2019). Manajemen
Bank Syariah. Surabaya: Cv. Penerbit Qiara
Media.
Dadang Husen Sobana. (2016). Hukum Perbankan Di
Indonesia. Bandung: Cv Pustaka Setia.
Kementerian Agama Republik Indonesia . (2013). Buku
Saku Perbankan Syariah. Jakarta: Kementerian
Agama Republik Indonesia .
Muhammad Syafi'i Antonio. (2001). Bank Syariah Dari
Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.
Nonie Afrianty, Desi Isnaini, Amimah Oktarina. (2020).
Lembaga Keuangan Syariah. Bengkulu: Cv. Zigie
Utama.
Sobana, D. H. (2016). Hukum Perbankan Di Indonesia.
Bandung: Cv Pustaka Setia.

Jurnal Ilmiah
Abdul Hadi Sirat. (2021). Persepsi Masyarakat Terhadap
Perbankan Syariah Di Kota Makassar.Makassar:
Balai Penelitian Dan Pengembangan Makassar.

116
Andrianto Dan Anang Firmansyah. (2019). Manajemen
Bank Syariah. Surabaya: Cv. Penerbit Qiara
Media.
Andrianto Dan Anang Firmansyah. (2019). Manajemen
Bank Syariah. Surabaya: Cv. Penerbit Qiara
Media.
Dadang Husen Sobana. (2016). Hukum Perbankan Di
Indonesia. Bandung: Cv Pustaka Setia.
File:///C:/Users/Arifh/Appdata/Local/Microsoft/Window
s/Inetcache/IE/YFYO0GYP/7002-17810-1-
PB[1].Pdf. (T.Thn.).
Http://Digilib.Uinsby.Ac.Id/1758/7/Bab%204.Pdf.
(T.Thn.).
Kementerian Agama Republik Indonesia . (2013). Buku
Saku Perbankan Syariah.Jakarta: Kementerian
Agama Republik Indonesia .
Luqman Santoso. (2016). Persepsi Masyarakat Umum
Terhadap . Salatiga: Iain Salatiga.
M. Prawiro. (2018). Arti Komunikasi Dalam Komunikasi,
Pasar, Ekonomi.
Muhammad Syafi'i Antonio. (2001). Bank Syariah Dari
Teori Ke Praktek.Jakarta: Gema Insani.

117
Nonie Afrianty, Desi Isnaini, Amimah Oktarina. (2020).
Lembaga Keuangan Syariah.Bengkulu: CV. Zigie
Utama.
Otoritas Jasa Keuangan . (2017). Perbankan Syariah Dan
Kelembagaan .Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.
Sobana, D. H. (2016). Hukum Perbankan Di Indonesia.
Bandung: Cv Pustaka Setia.
Supriadi Dan Ismawati. (T.Thn.). Implementasi Prinsip-
Prinsip Perbankan Syariah .
Supriadi, Ismawati. (2020). Implementasi Prinsip-Prinsip
Perbankan Syariah . Makassar: UIN Alauddin
Makassar.
Susanti, M. (2019). Pemahaman Masyarakat Tentang
Perbankan Syariah. Bengkulu: Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu.
Wawancara
Samirah, Nur Asni, M. Taswin, Diki Fernando, Nofriadi,
Niko Abdullah, Dayatullah, M. Kamal, Umar
Saleh.

118
KURANGNYA MINAT DAN PEMAHAMAN
MASYARAKAT TAPUS KECAMATAN PADANG
GELUGUR TERHADAP BANK SYARIAH

Liza Sepri Andina


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Bank syariah ini merupakan bank yang menggunakan
prinsip-prinsip syariah dan lahirnya bank syariah di
Indonesia merupakan suatu bentuk penerapan ekonomi
islam yang tentunya sangat dibutuhkan oleh masyarakat
muslim. Namun demikian, masih ada kendala yang
menghambat masyarakat untuk mau berpaling dari bank
konvensional ke bank syariah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui rendahnya minat terhadap bank
syariah, dan bagaimana pemahaman masyarakat Tapus,
Kec. Padang Gelugur terhadap Bank syariah. Dan alasan
kenapa masyarakat kurang berminat dan kurang
memahami tentang bank syariah ini, dan disini juga
menjelaskan apa saja produk-produk yang terdapat di
bank syariah ini yang banyak disalah artikan oleh
masyarakat bahwa bank syariah sama dengan bank
konvensional, bagaimana perbedaan antara bank syariah
dan konvensional agar lebih jelas dan dapat dibaca atau
dapat dipahami oleh masyarakat sehingga masyarakat
bisa membedakan antara keduanya dan juga membahas
strategi pemasaran untuk produk bank syariah dalam

119
menyaingi perbankan konvensional agar lebih diminati,
juga agar bank syariah ini lebih dikenal lagi oleh
masyarakat bukan hanya bank konvensional saja, apa lagi
kita sebagai umat Islam yang seharusnya mendukung
bank syariah ini agar berkembang dan diminati.

Kata Kunci: Kurangnya Minat, Pemahaman


Masyarakat,Strategi Meningkatkan Produk

PENDAHULUAN
Bank syariah adalah bank dengan lembaga usaha
dalam memberikan pembiayaan dan jasa-jasa dalam
lalulintas pembayaran dan juga peredaran uang dengan
mengedepankan prinsip-prinsip sesuai syariah, dengan
tujuan untuk menyelamatkan ekonomi dari umat islam
dari adanya riba, walaupun ada perbedaan pendapat atau
pemahaman mengenai hukum bunga bank, akan tetapi
hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang mendorong
berkembangnya bank syariah di negara dengan penduduk
yang mayoritas muslim, termasuk juga di negara
Indonesia. (Ismail, 2011)
Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir
Tahun 1963 di Kota Mit Ghamr (Antonio, 2001). Prinsip
awal pendiriannya adalah mengambil bentuk sebuah

120
usaha bank simpanan yang berbasis Profit Sharing
(pembagian laba). Akan tetapi keberhasilan yang didapat
ini berhenti karena adanya masalah politik yang terjadi,
yaitu intrusi pemerintah Mesir. Dengan demikian,
operasional Mit Ghamr diambil alih oleh National Bank
of Egypt dan Bank Sentral Mesir (1967). Baru pada masa
Rezim Anwar Sadat (1971) sistem perbankan dihidupkan
kembali dengan dibukanya Nasser Social Bank.
Keberhasilan diatas mengilhami para petinggi OKI
hingga akhirnya berdirilah Islamic Development Bank
(IDB) bulan Oktober 1975. (Syafi'i, 2002)
Perlu diketahui berdirinya perbankan syariah di
Indonesia diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan pengusaha, serta masyarakat muslim, serta
pemerintah menilai pentingnya kehadiran perbankan
syariah di Indonesia. Hal ini diterima dengan
didirikannya Bank Muamalat pada Tahun 1991.
Berdasarkan dengan namanya, perbankan syariah ini
melaksanakan kegiatannya berdasarkan dengan ketentuan
hukum syariah. menggunakan prinsip-prinsip agama
Islam sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
Hadist. Tidak diperbolehkannya ada bunga (riba) dan

121
juga haram, dan harus jauh dari unsur yang bersifat
untung. Misalnya perjudian (maysir) atau pun yang
bersifat meragukan ataupun samar (gharar). (basaria,
2016)
Muhammad syafi’i Antonio. Dia berkata, bahwa
bank syariah ini dikategorikan bank Islam, ketika bank
itu beroperasi berdasarkan dengan prinsip syariah Islam.
Atau bank yang tata cara pengoperasiannya berdasarkan
ketentuan Al-Qur’an dan Hadist. Sementara itu, ahli
ekonomi Islam, mengatakan, bank syariah adalah
lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan dan
lalu lintas pembayaran, serta peredaran uang dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam. Dalam
Undang-Undang perbankan syariah No. 21 Tahun 2008
mengatakan bahwasannya perbankan syariah ini adalah
semua hal yang berkaitan dengan bank syariah dan
bagian usaha syariah, meliputi kelembagaan, dan
kegiatan usaha beserta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Peran bank syariah sebagai alternatif lembaga
keuangan bagi masyarakat saat ini juga berkembang,

122
bahkan telah banyak bank yang awalnya berbasis
konvensional, ikut membuka unit usaha syariah . hal ini
membuktikan bahwa bank syariah memiliki posisi
tersendiri di mata masyarakat Indonesia yang sebagian
besar penduduknya beragama Islam. Namun
perkembangan bank syariah tersebut tidak serta merta
meningkatkan pangsa pasar bank syariah di Indonesia.
Hal ini dikarenakan masih kurangnya minat masyarakat
menjadi nasabah bank syariah. Kurangnya minat
masyarakat terhadap bank syariah banyak faktor. Salah
satu faktornya adalah kurangnya pengetahuan dan
pemahaman serta persepsi masyarakat yang umumnya
keliru atau tidak tepat terhadap bank syariah.
Dari hasil survei yang telah diamati oleh penulis,
menyatakan bahwa masih minimnya masyarakat Tapus,
Kec.Padang Gelugur yang melakukan transaksi di bank
syariah. Di daerah ini masyarakatnya lebih memilih dan
mengenali bank konvensional dibandingkan bank syariah
hal ini dibuktikan bahwa dalam kehidupan sehari-hari
bank yang masyarakat Tapus, Kec. Padang Gelugur
gunakan dalam transaksi baik itu menabung,
pembiayaan, maupun transfer adalah dengan

123
menggunakan bank konvensional. Dan juga di daerah
Tapus, ini belum terdapat adanya bank yang berbasis
syariah, bank syariah ini hanya ada di Kabupaten
Pasaman yaitu Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk
Sikaping, yang mana jarak tempuh dari daerah Tapus,
Kec. Padang Gelugur ke Kab. Pasaman ini cukup jauh
juga yaitu sekitar 1 jam perjalanan. Sehingga banyak
masyarakat belum mengetahui tentang bank syariah ini
dan terkadang ada juga masyarakat yang tahu mengenai
bank syariah tapi mereka enggan menggunakannya
karena jarak tempuh untuk sampai kesana cukup jauh.
Dan masyarakat Tapus, Kec. Padang Gelugur
juga beranggapan bahwa bank syariah ini sama saja
dengan bank konvensional, yaitu sama-sama memakai
sistem bunga, masyarakat beranggapan bahwa
keuntungan yang diperoleh bank syariah adalah dari hasil
bunga. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat yang
kurang, akan menyebabkan rendahnya minat masyarakat
untuk mau mengenal ataupun bergabung dalam bank
syariah. Pemahaman yang rendah terhadap perbankan
syariah salah satu diakibatkan kurang sosialisasi yang
dilakukan terhadap prinsip dan sistem ekonomi syariah.

124
Dengan begitu, Berdasarkan hal yang diatas dapat
mempengaruhi pemahaman dan juga sikap masyarakat
terhadap bank syariah. Maka salah satu cara untuk
mendorong perkembangan bank syariah agar diminati
oleh masyarakat Tapus, Padang Gelugur ini adalah
meningkatkan kualitas pelayanan dan mengadakan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai perbankan
syariah.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian adalah dengan menggunakan metode kualitatif.
Menurut Danim (2002) Dia mengatakan bahwa kualitatif
termasuk konstruktivisme yang persepsinya bahwa
kenyataan memiliki ukuran standar dan interaktif. Dapat
pula diartikan sebagai upaya pertukaran pengalaman
sosial yang dapat didefinisikan lewat hasil penelitian.
Jadi, penelitian yang bersifat kualitatif ini beranggapan
bahwa kebenaran itu bersifat antusias dan juga dapat
ditemukan dari kajian terhadap seseorang, dengan
melalui interaksi ataupun melewati situasi sosial.

125
Penelitian dilakukan pada Desa Tapus, Kec. Padang
Gelugur, Kab. Pasaman. Waktu penelitian dilaksanakan
Juni 2021. Adapun pemilihan Desa Tapus, kec. Padang
Gelugur sebagai subjek penelitian karena di daerah ini
ditemukan beberapa fenomena yang menarik untuk
diteliti karena kurangnya minat masyarakat Tapus, Kec.
Padang Gelugur terhadap bank syariah.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
masyarakat Tapus Kec. Padang Gelugur. Sedangkan
sumber data sekunder dari penelitian ini adalah jurnal
terkait perbankan syariah. Teknik wawancara penelitian
ini menggunakan wawancara bebas terpimpin.
Menurut Arikunto (2013:199), wawancara bebas
terpimpin adalah wawancara dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan secara bebas tetapi tetap berada
pada konsep yang sudah ditetapkan. Dalam penelitian ini
dilakukan wawancara kepada masyarakat Tapus, Kec.
Padang Gelugur.
Jadi menurut Widoyoko, observasi ini merupakan
pencatatan dan juga pengalaman secara sistematis pada

126
unsur-unsur yang terlihat dalam suatu gejala pada objek
penelitian. Dalam penelitian ini observasi dilakukan
dengan mencatat jawaban-jawaban yang sudah diberikan
narasumber. Sedangkan pada dokumentasi menurut
Riyanto (2012:103) adalah suatu cara untuk
mengumpulkan data dengan mencatat data yang telah
ada. Pada penelitian ini pengumpulan yang akan
digunakan adalah pengumpulan yang digunakan yaitu
seperti, dokumen, notulen rapat, catatan harian, dan
lainnya.

PEMBAHASAN
Berbicara mengenai masyarakat Tapus,
Kec.Padang Gelugur tentang bank syariah. Ternyata
masih banyak masyarakat belum mengetahui atau
mendengar tentang bank syariah. Hal ini dikarenakan
Tidak adanya bank Syariah di daerah Tapus, Kec. Padang
Gelugur ini, bank syariah ini hanya terdapat di daerah
Lubuk Sikaping tepat nya di Kabupaten Pasaman yang
jarak tempuh dari desa Tapus ke Kab. Pasaman itu
sekitar 1 jam perjalanan, dan bagi beberapa orang yang
paham, dengan jarak tempuh sejauh ini menjadikan

127
masyarakat menjadi enggan untuk menggunakan bank
syariah dan juga kurangnya sosialisasi yang diberikan
bank syariah ke masyarakat Tapus Kec. Padang Gelugur.
Peran pemahaman seseorang tentang bank syariah
bank syariah akan mempengaruhi minat menabung
masyarakat. Karena semakin banyak pengetahuan dan
pemahaman tentang bank syariah, maka hal tersebut akan
menjadi pertimbangan sebelum orang tersebut
memutuskan untuk menjadi nasabah bank syariah. selain
itu ikon/promosi berpengaruh terhadap minat menabung.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Yus,
seorang Petani (Juni,2021) menyatakan bahwa,
“sosialisasi yang diberikan oleh pihak bank syariah
terhadap masyarakat desa Tapus, Kec. Padang Gelugur
belum pernah dilakukan selama ini, mereka hanya
mendengar tentang bank syariah dari keluarga atau
teman, dan juga diperoleh dari berita dan di televisi”.
Dan ibu Yenti, seorang Ibu Rumah Tangga
(Juni,2021) menambahkan bahwa, “belum pernah
mendengar, mengetahui tentang bank syariah secara jelas
karena memang belum pernah mendapat undangan
Talkshow atau seminar yang membahas bank syariah di

128
desa Tapus, Kec Padang Gelugur. Dengan dua penjelasan
di atas dapat kita pahami bahwa pemahaman dan
pengetahuan masyarakat Tapus, Kec. Padang Gelugur
tentang bank syariah masih minim. Hal ini terbukti dari
adanya masyarakat yang belum mengetahui dan
mendengar keberadaan bank syariah. Pernyataan diatas,
terlihat bahwa keberadaan dan informasi tentang
perkembangan bank syariah di desa Tapus, Kec. Padang
Gelugur masih sangat kurang. Hal ini dibuktikan dengan
masih banyaknya masyarakat yang baru mengetahui bank
syariah, padahal perkembangan perbankan syariah di
Indonesia sudah cukup lama yaitu mulai tahun 1992.
Bapak Rozi seorang Petani (Juni,2021)
menyatakan “selama ini sebagian besar masyarakat
hanya mengetahui bank yang sering menawarkan
pinjaman kredit kepada masyarakat Tapus, Kec. Padang
Gelugur dan bank tersebut adalah bank konvensional.
Pada bank konvensional nasabah hanya sekedar
menyalurkan dana kepada pihak bank tanpa memikirkan
peredaran uang di bank konvensional itu haram atau
halal. Sedangkan di bank syariah, terdapat jaminan
mengenai kehalalan mengenai pemutaran uangnya

129
dengan bisnis yang sesuai dengan syariah. sehingga
diperlukan pemahaman yang lebih agar masyarakat
Tapus, Kec.Padang Gelugur tidak salah menilai tentang
bank syariah. oleh karena itu pemahaman tentang bank
syariah dan produk bank syariah sangat diperlukan oleh
masyarakat Tapus, kec. Padang Gelugur agar masyarakat
memiliki minat lebih untuk menggunakan bank syariah.
tidak hanya itu saja, pemahaman tentang bank syariah
juga akan mempengaruhi pandangan masyarakat
mengenai penilaian terhadap bank syariah. pandangan
masyarakat Tapus kec. Padang Gelugur terhadap bank
syariah tergantung pada sejauh mana masyarakat
mengetahui tentang bank syariah itu sendiri.
1. Kurangnya Minat Masyarakat Terhadap Bank
Syariah
Minat adalah “sumber motif yang dapat
mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin
dilakukan ketika mereka bebas memilih” ketika
seseorang menilai sesuatu akan bermanfaat, maka
disitulah seseorang akan menjadi berminat, kemudian
hal tersebut akan mendatangkan suatu kepuasan. Ketika
kepuasan menurun maka disitu minatnya juga akan

130
menurun. Sehingga minat ini tidak akan bersifat
permanen, akan tetapi minat hanya sementara atau bi saja
berubah.
Menurut Sabria minat ini mengandung 3 unsur
yaitu: Pertama unsur kognisi (mengenal) adalah bahwa
minat itu didahului oleh pemahaman, pengetahuan, dan
juga informasi mengenai objek yang ingin dituju oleh
minat, Kedua emosi (perasaan) karena dalam pengalaman
atau partisipasi itu disertai dengan adanya perasaan
tertentu (biasanya perasaan bahagia atau pun senang),
Ketiga konasi (kehendak) yaitu merupakan kelanjutan
unsur diatas yakni diwujudkan dalam bentuk keinginan
dan hasrat untuk melakukan suatu keinginan.
Menurut kartika, Indikator dari minat itu sendiri adalah
terdiri dari sebagai berikut:
a. Adanya dorongan dari dalam diri kita sendiri,
misalnya adanya dorongan rasa ingin tahu
terhadap sesuatu. Ataupun adanya dorongan
untuk menumbuhkan minat seseorang dalam
beraktivitas, dorongan dalam bekerja dan lain-
lain.

131
b. Motivasi sosial, misalnya motif sosial, terhadap
suatu pakaian, ataupun terhadap minat menjalin
kerja sama ataupun suatu hubungan.
c. Faktor emosional, minat ini akan berhubungan
langsung dengan emosi. Apabila seseorang
tersebut mendapatkan suatu kesuksesan maka
secara langsung akan menimbulkan perasaan
senang dan bahagia, sehingga akan menambah
minat dan juga aktivitas beraktifitas. Namun
apabila orang itu mengalami suatu kegagalan
maka minat tersebut otomatis akan menurun juga
dengan sendirinya. (siti, 2019)
Minat masyarakat pada bank syariah juga faktor
penting yang perlu dimiliki oleh masyarakat sehingga
dapat menentukan suatu keputusan untuk memilih jasa
layanan bank mana yang hendak mereka gunakan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa
masyarakat Tapus, Kec padang Gelugur.
Menurut ibu Elvi yang berprofesi sebagai ibu
rumah tangga (17, juni 2021), mengatakan bahwa “saya
belum berminat untuk bergabung menjadi nasabah dari
bank syariah karena saya sudah memiliki tabungan di

132
bank konvensional. Selain itu jika saya pikir untuk apa
saya menggunakan dua buah jasa bank, uang saya untuk
menabung tidak sebanyak itu. (Budhi, 2004). Menurut
ibu Yurmadalius yang berprofesi sebagai Guru dan Juga
sebagai Wirausaha (17, Juni 2021) yang sudah menjadi
nasabah bank syariah menjelaskan bahwa “ saya
bergabung menjadi nasabah dari bank syariah awalnya
ditawarkan oleh teman saya setelah saya bergabung
menjadi member HNI dimana untuk mengirimkan hasil
gaji saya dari HNI ini membutuhkan bank syariah untuk
tempat pengambilan gaji dari usaha yang saya ikuti ini”
Menurut Ibu Ema, seorang Wirausaha (17, Juni
92021) menjelaskan bahwa “saya sudah lama menjadi
nasabah konvensional, dan juga saya kurang berminat
pada bank syariah karena tempatnya yang jauh di daerah
lubuk sikaping jadi saya merasa jika saya ingin
mengambil uang, terlalu repot jika harus ke sana dulu,
tapi jika konvensional kan sudah sejak dulu saya pakai
dan juga dekat dari rumah saya” Dari hasil wawancara
responden mengatakan bahwa, mereka belum berminat
menjadi nasabah bank syariah, karena beberapa orang
sudah memiliki tabungan pada bank konvensional dan

133
juga mereka merasa enggan menggunakan bank syariah
ini karena terlalu jauh dari lokasi tempat tinggal mereka.
Mungkin mereka akan mulai berminat ketika bank
syariah membuka cabang di daerah sekitar tempat tinggal
mereka.
Solusi dan faktor yang mempengaruhi rendahnya
minat masyarakat tapus, Kec. padang Gelugur terhadap
bank syariah, karena banyak masyarakat yang masih
tidak mengenali apa itu bank syariah,produk maupun
prinsip pada bank syariah, dimana hal ini menjadi sebab
kurang berkembang nya bank syariah, serta berdampak
menurunnya keinginan atau minat masyarakat untuk
beralih dari bank konvensional ke bank syariah, dan
pemahaman bank syariah yang terdapat di benak
masyarakat, tidak ada bedanya dengan produk bank
konvensional. Berikut ini beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya minat masyarakat pada bank
syariah: (Alhifni, 2019).
a. Faktor pelayanan
Masih terbatasnya nya penyebaran kantor cabang
bank syariah. hal ini juga mempengaruhi

134
pelayanan kepada masyarakat yang ingin
menggunakan jasa pada bank syariah.
b. Faktor pengetahuan
Kurangnya pengetahuan masyarakat pada
lembaga syariah dapat menjadi salah alasan yang
cukup kuat untuk tidak menggunakan jasa pada
bank syariah, karena ini disebabkan masyarakat
kurang memahami produk bank syariah.
c. Faktor keberadaan bank syariah
Keberadaan bank syariah masih sangat sulit
ditemukan dilingkungan jika dibandingkan
dengan bank konvensional apa lagi pada
perdesaan, bank konvensional sangat mudah
dijumpai sehingga masyarakat lebih tertarik
menggunakannya.
d. Faktor prosedur
Masyarakat mengira bahwa prosedur pembiayaan
yang ada pada bank syariah itu rumit, sehingga
menyebabkan masyarakat lebih tertarik
melakukan pembiayaan pada bank konvensional.
e. Faktor promosi

135
Tidak ada nya promosi yang dilakukan oleh pihak
bank syariah terhadap produk-produknya kepada
masyarakat, sehingga hal ini dapat menyebabkan
masyarakat kurang mengenal produk yang ada di
bank syariah.
f. Faktor keuntungan bunga
Di dalam bank syariah ini sangat tidak dianjurkan
untuk mengejar yang namanya keuntungan, oleh
sebab itu keuntungan yang didapat nasabah
sangat kecil, sehingga masyarakat kurang
berminat.
Adapun solusi untuk meningkatkan minat
masyarakat pada bank syariah adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan pelayanan kepada nasabah
Jika bank syariah ingin mengajak masyarakat
untuk bergabung menggunakan jasa bank syariah
ini, maka harus meningkatkan pelayanan. Seperti
pelayanan yang ramah,sopan, cepat dan cermat
yang diharapkan nasabah dari bank syariah.
b. Melaksanakan prinsip syariah
Prinsip syariah harus tetap diperhatikan dan
dijalankan dalam melaksanakan kegiatan dan juga

136
harus terbebas dari tiga unsur yaitu, gharar
(penipuan), riba (bunga) dan maisir (perjudian)
agar percayaan masyarakat tetap terjaga.
c. Melaksanakan fungsi sosial
Wajib menjalankan fungsi sosial yaitu menerima
dana dari zakat, sedekah, infak, hibah, ataupun
dana sosial lainnya dan juga menyalurkan dana
itu kepada organisasi pengelola zakat. Yang
sesuai dengan Undang Undang perbankan syariah
pada pasal 4 ayat 2.
d. Mengoptimalkan kegiatan promosi
Strategi promosi yang akan dibuat oleh bank
syariah ini, harus tepat sasaran. Karena jika
strategi yang dibuat tepat maka akan
meningkatkan jumlah nasabah pada bank syariah,
dan juga promosi yang dilakukan oleh bank
syariah dapat mengenalkan masyarakat tentang
prinsip-prinsip dan juga akad yang ada pada bank
syariah.
e. Memberikan hadiah bagi nasabah setia
Berikan hadiah kepada nasabah yang telah setia
memakai jasa bank syariah ini, sebagai bentuk

137
penghargaan terhadap kepercayaan masyarakat
yang telah mau bergabung pada bank syariah.
(Dayan, 2017)
2. Pemahaman Masyarakat Terhadap Bank Syariah
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia
pemahaman ini berasal dari kata dasar “ paham” yang
berarti pandangan pikiran, pengetahuan, pandang pandai
dan mengerti besar terhadap suatu hal. Sedangkan
pemahaman merupakan cara, proses, perbuatan
memahami dan memahamkan. (Nasional, 2005). Maksud
pemahaman merupakan kemampuan untuk menjelaskan
dan menginterpretasikan sesuatu, ini berarti bahwa
seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah
memperoleh pemahaman akan mampu menjelaskan atau
menerangkan kembali tentang apa saja yang telah ia
dapat atau terima. Selain dari itu, bagi seseorang yang
telah dapat memahami hal tersebut, maka dari itu dia bisa
memberikan klarifikasi atau mengartikan secara luas
sesuai dengan keadaan sekitarnya, dan dia mampu untuk
menghubungkannya dengan kondisi yang terjadi pada
saat ini dan juga yang akan datang. Pemahaman tersebut
dimaksudkan untuk kepentingan memberi bantuan bagi

138
pengembangan potensi yang ada pada dirinya dan juga
dapat menyelesaikan masalah-masalah apa yang sedang
dihadapi. Dalam kenyataannya manusia ini berbeda-beda
dalam kemampuan berpikirnya, karakteristik
kepribadiannya, dan tingkah lakunya. Semua itu bisa
dapat saja kita ukur dengan bermacam-macam cara.
(Ulva, 2018).
Terlebih lagi jika pemahaman tentang bank
syariah masih sangat minim, maka dalam penggunaan
produk-produk bank syariah pasti minim pula, sebab,
pemahaman adalah kemampuan menangkap makna
sedalam-dalamnya dan dengan tepat apa yang ingin
disampaikan oleh orang lain. Pemahaman yang dimaksud
disini adalah bagaimana seseorang itu dapat
membedakan, menduga, menerangkan, memperluas,
menyimpulkan, memberikan contoh dan memperkirakan
tentang apa itu produk-produk bank syariah. (Ramadhan,
2021). Disini peneliti telah melakukan wawancara
mengenai pemahaman masyarakat tentang bank syariah.
Penelitian dilakukan dengan mewawancarai masyarakat,
Tapus, Kec. Padang Gelugur. Adapun hasil wawancara
peneliti dengan masyarakat Memperoleh Beberapa

139
pemahaman dari masyarakat yaitu: Menurut Bapak ibu
Nova seorang guru (17, Juni 2021) mengatakan bahwa
“saya mengetahui bank syariah tetapi saya tidak
menggunakan bank syariah ini. Alasannya, menurut saya
bank syariah sama saja dengan bank konvensional, hanya
saja mungkin istilah-istilahnya nya saja yang berbeda”.
Bu Nova hanya mengetahui bahwa bank syariah adalah
bank islam dan tidak paham mengenai bank syariah baik
mekanisme maupun sistem operasionalnya dan dia juga
mengatakan bahwa bank syariah sama saja dengan bank
konvensional.
Hasil wawancara dengan Bapak Edi seorang
Petani (17, Juni 2021) Beliau mengatakan”saya sudah
menggunakan Bank BRI dan tidak berminat
menggunakan Bank Syariah. saya mengetahui adanya
bank syariah, waktu itu saya pernah melihatnya di daerah
Lubuk Sikaping tetapi saya tidak tahu apa saja produk
dan jasa yang diberikan oleh bank syariah ini, serta
mekanisme dan syarat-syarat apa saja yang digunakan
ketika melakukan pembiayaan ataupun menabung di
bank syariah, dan saya pun belum pernah melihat pihak
dari bank syariah melakukan promosi atau pun

140
mengadakan sosialisasi ke masyarakat Tapus, Kec.
Padang Gelugur ini”.
Hasil wawancara bersama Ibu Tiwi seorang
Mahasiswa (17,Juni 2021) mengatakan “Saya tidak
pernah menggunakan Bank Syariah, saya hanya
menggunakan Bank Konvensional saja yaitu Bank
Nagari. Saya mengetahui adanya bank syariah dan sering
mendengar dari tetangga saya, tetapi saya kurang
memahami begitu jelas apa saja produk dan yang ada di
Bank Syariah. Saya hanya mendengar dari tetangga saya
bahwa pada bank syariah ada namanya ijarah (upah) dan
menurut saya ijarah ini sama dengan bunga pada Bank
Konvensional namanya saja yang berbeda tapi maknanya
sama”. Menurut Bapak Bambang seorang Petani (17,
Juni 2021) “saya mengetahui adanya bank syariah, tetapi
saya tidak pernah menggunakan bank syariah karena saya
sudah menggunakan bank konvensional dan juga disini
tidak terdapat adanya bank syariah, dan juga saya tidak
mengetahui apa-apa tentang bank syariah saya tidak
paham mengenai apa saja produk/jasa yang ada. Saya
juga tidak pernah melihat ada pihak bank syariah yang
melakukan promosi kepada masyarakat Tapus, Kec.

141
Padang Gelugur ini. Dan juga saya juga tidak berminat
menggunakan bank syariah karna saya juga tahu apa-apa
tentang bank syariah ini saya hanya mengetahui
keberadaannya saja”.
Hasil wawancara dengan Ibu melania seorang
Mahasiswa (17 Juni 2021) “saya merupakan nasabah dari
bank konvensional, saya tidak pernah menggunakan bank
syariah, dan mengenai pengetahuan saya mengenai bank
syariah saya hanya mengetahui bahwa tidak terdapat
adanya bunga pada bank syariah. lainnya saya tidak
paham baik prinsip ataupun sistem operasionalnya
syariah maupun mekanismenya yang ada di bank syariah.
selain itu saya tidak mengetahui sama sekali produk dan
jasa yang ditawarkan oleh bank syariah sehingga ketika
saya ditanya berminat untuk menabung di bank syariah,
maka saya akan menjawab tidak karena memang tidak
tahu apa-apa tentang bank syariah, dan pendapat saya,
berharap bahwa bank syariah dapat melakukan promosi-
promosi yang dibarengi dengan penjelasan kepada
masyarakat Tapus, Kec. Padang Gelugur serta pemberian
pemahaman mengenai bank syariah agar masyarakat
paham mengenai bank syariah dan berminat untuk

142
menabung di bank syariah, mana tahu mungkin suatu saat
ketika bank syariah telah membuka cabang disini dan
saya paham mengenai bank syariah, kan bisa saja suatu
saat saya bergabung menggunakan jasa bank syariah
tersebut.
Hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
pemahaman masyarakat Tapus, Kec. Padang Gelugur
masih sangat rendah. Keterbatasan pengetahuan serta
tidak adanya promosi dan sosialisasi yang dilakukan
pihak bank syariah menyebabkan sebagian masyarakat
tidak mengetahui apa itu bank syariah serta produk apa
saja yang ada di bank syariah. Menurut hasil wawancara
yang telah dilakukan, mereka menganggap bahwa bank
syariah sama saja dengan bank konvensional. Sebenarnya
pada dasarnya dari segi pengoprerasian bank syariah dan
konvensional itu berbeda. Serta produk-produk yang
ditawarkan. Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan
yang pada usaha pokok memberikan jasa dan kredit
dalam pembayaran serta menjalankan peredaran dan
juga pengoperasiannya haruslah disesuaikan dengan
prinsip syariah yang telah ditetapkan. Perbedaan antara
bank syariah dan bank konvensional terletak dalam jenis

143
keuntungan yang diambil bank dari transaksi-transaksi
yang dilakukan. Bila bank konvensional mendasarkan
keuntungan dari pengambilan bunga, maka dalam bank
syariah tidak adanya bunga melainkan disebut sebagai
imbalan, baik berupa jasa dan bagi hasil. Pada umumnya
masyarakat hanya tahu bahwa bank syariah adalah bank
tanpa bunga. Bank syariah dianggap seperti bank-bank
pada umumnya, hal ini tidak terlepas dari akibat
kurangnya pemahaman dari masyarakat serta tidak
adanya promosi dan sosialisasi yang dilakukan pihak
bank syariah sehingga sebagian masyarakat tidak tahu
apa itu bank syariah, serta juga produk apa saja yang ada
di bank syariah. Dengan kurangnya pemahaman dan juga
minimnya informasi pada masyarakat dapat memberikan
pemahaman yang berbeda mengenai bank syariah. hal ini
tidak sesuai dengan realita sesungguhnya bahwa bank
syariah merupakan bank yang mengadopsi nilai-nilai
syariat Islam yang mengharamkan riba.
Pemahaman masyarakat bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam sektor internal, secara garis besar masyarakat
Tapus, Kec. Padang Gelugur yang menjadi responden

144
mempunyai fisik yang sehat, terutama indra dan mata.
Kedua indra tersebut merupakan peranan seseorang
untuk mulai memahami sesuatu. Tidak hanya itu,
keadaan psikis dengan psikomotor masyarakat tapus,
Kec. Padang gelugur juga normal. Tidak ada responden
yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata atau setara
dengan keterbelakangan mental. Ini bisa dibuktikan
dengan penjabaran masyarakat dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, terkecuali faktor
eksternal. Di Dalam faktor eksternal, tiap masyarakat
Tapus, Kec. Padang Gelugur mempunyai perbedaan,
seperti faktor pendidikan, ekonomi, pengalaman dan
hubungan sosial. (Toyyibi, 2021). Adapun beberapa
faktor eksternal tersebut, antara lain.
a. Pemahaman masyarakat berdasarkan faktor
pendidikan
Setiap masyarakat yang paham terhadap
bank syariah dan produk bank syariah
dikarenakan oleh beberapa faktor eksternal.
Seperti faktor eksternal dalam segi pendidikan
dimana tingkat pendidikan seseorang akan
berpengaruh ketika memberikan respon terhadap

145
suatu hal. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka dalam menangkap informasi
yang datang akan lebih rasional.
b. Pemahaman masyarakat berdasarkan faktor
ekonomi
Selain faktor pendidikan ada pula faktor
ekonomi, dimana pada penelitian ini informan
memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda-
beda. Masyarakat dengan status ekonomi yang
baik akan mudah mencukupi kebutuhan primer
maupun kebutuhan sekundernya, dibandingkan
dengan masyarakat yang status ekonominya yang
lebih rendah.
c. Pemahaman masyarakat berdasarkan faktor
pengalaman
Faktor ketingga adalah faktor pengalaman,
dimana faktor ini pengalaman seseorang tentang
berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan
kehidupan kehidupan dalam proses
perkembangannya pemahaman masyarakat
berpengaruh terhadap seberapa sering masyarakat
membaca, mendengar, bahkan mengikuti

146
pelatihan, seminar dan organisasi yang dapat
memperluas pengalaman masyarakat untuk
memperoleh informasi tentang suatu hal.
d. Pemahaman masyarakat berdasarkan faktor
hubungan sosial
Selain pendidikan, ekonomi dan
pengalaman adapun faktor eksternal yaitu
hubungan sosial, masyarakat dengan interaksi
sosial yang bagus antara satu masyarakat dengan
yang lainnya akan lebih besar terpapar informasi.
Hubungan sosial juga berperan terhadap
pemahaman seseorang dalam mempengaruhi
kemampuan individu sebagai komunikasi untuk
menerima informasi yang akan menjadi
pengetahuan. Peningkatan pemahaman mengenai
produk bank syariah dimaksudkan agar
masyarakat mengetahui manfaat dari produk bank
syariah. dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat diharapkan mereka dapat memilih
produk pada bank syariah yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.

147
e. Pemahaman masyarakat berdasarkan faktor
informasi
Informasi adalah suatu hal yang sangat
penting untuk memberikan pengaruh atau dampak
terhadap pemahaman seseorang. Berdasarkan
hasil wawancara, mereka kekurangan informasi
dalam memahami bank syariah. ini disebabkan
oleh terbatasnya pengetahuan serta kecilnya
edukasi yang didapatkan mereka dari pihak bank
syariah maupun dari media seperti, media cetak,
televisi, dan juga media sosial.
3. Produk Pada Bank Syariah
Disini saya juga akan membahas mengenai apa
saja produk yang ada pada bank syariah, karena setelah
saya melakukan wawancara terhadap beberapa
masyarakat Tapus, Kec. Padang Gelugur, banyak
masyarakat yang menjawab tidak mengetahui sama
sekali apa saja produk yang ada di bank syariah tersebut,
dan ini juga menjadi salah satu hal yang membuat
masyarakat enggan bergabung dalam bank syariah.
Produk dalam perbankan syariah

148
Baiklah disini ada beberapa produk jasa yang ditawarkan
oleh bank syariah yaitu antara lain.
Al-Wadi’ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana
yang sewaktu-waktu bisa diambil. Dengan menggunakan
sistem wadiah ini, bank tidak lagi ada kewajiban, tetapi
dibolehkan untuk memberikan bonus kepada nasabah.
Deposito mudharabah, nasabah menyimpan di bank
dalam kurun waktu tertentu. Dan keuntungan investasi
nasabah terhadap dana yang dilakukan, keuntungan ini
diperoleh dari nisbah bagi hasil antara pihak bank dengan
nasabah. Al-Musyarakah (joint venture), selain ini
ditetapkan pada bentuk joint venture atau partnership.
Tercapainya keuntungan akan dibagi dalam rasio yang
telah disepakati dan sementara itu kerugian akan dibagi
juga berdasarkan rasio yang telah dimiliki oleh masing-
masing pihak. Perbedaan mendasar dengan mudharabah
ialah dalam konsep ini ada campuran tangan pengelola
manajemennya sedangkan mudharabah tidak ada
campur tangan.
Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara
penyedia modal dengan pengusaha. Dari setiap
keuntungan yang telah diraih akan dibagi menurut rasio

149
yang telah disepakati. Pada risiko kerugian akan
ditanggung penuh oleh pihak bank kecuali kerugian yang
disebabkan oleh kesalahan kelalaian, pengelola, dan
pihak nasabah seperti penyelewengan, penyalahgunaan
dan juga kecurangan. Al-Muzara’ah, adalah bank
memberikan pembiayaan kepada nasabah dan berjalan
dalam bidang perkebunan/pertanian berdasarkan atas
bagi hasil panen. Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang
sederhana dari muzara’ah. Dalam hal ini, nasabah hanya
bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan,
serta sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah
tertentu dari hasil panen.
Bai’ al-Murabahah, adalah penyaluran dana
dalam bentuk jual beli, bank akan membelikan barang
yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya
kembali ke penjual jasa dengan harga yang dinaikkan
sesuai margin keuntungan yang diputuskan oleh bank dan
pengguna jasa dapat mencicil barang tersebut. Biaya plat
harus sesuai akad pada awal dan angsurannya ini sama
dengan harga pada pokok dan margin yang telah
disepakati. Bai As-Salam, bank akan memberikan barang
yang akan dibutuhkan di kemudian hari, sedangkan

150
pembayaran dilakukan dimuka. Barang yang telah dibeli
wajib ditimbang dan diukur dengan jelas dan spesifik dan
penentuan harga beli berdasarkan keikhlasan dan yakin
antara kedua belah pihak.
Bai Al-Istishna, merupakan bentuk As-Salam
khusus dimana harga barang bisa dibayar saat kontrak,
dibayar secara angsur, atau dibayar di kemudian hari.
Secara terpisah masing-masing penjual dan juga pembeli
diikat secara terpisah oleh bank, tidak sama dengan As-
Salam dimana sejak awal penjual dan pembeli diikat
secara bersamaan. Al Ijarah, adalah akad yang pemindah
hak guna barang dan jasa melalui pembayaran dalam
upah sewa, tanpa adanya sangkut paut terhadap
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-
Ijarah al-Muntahia Bit-Tamlik sama dengan ijarah
adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa
melalui pembayaran upah sewa, namun dimana akhir
sewa terjadi pemindahan kepemilikan atas barang sewa.
Al-Wakalah, adalah, suatu akad pada transaksi
perbankan syariah, yang merupakan akad (perwakilan)
yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan
dalam syariat Islam. Al-Kafalah, adalah penanggung

151
memberikan jaminan kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban dari pihak yang kedua atau yang
ditanggungkan. Atau bisa disebut sebagai pengalihan
tanggung jawab kepada seseorang. Al-Hawalah, adalah
akad pemindahan yang dalam praktiknya memindahkan
utang dari tanggungan orang yang berhutang menjadi
tanggungan orang yang berkewajiban membayar utang.
Ar-Rahn, adalah suatu akad transaksi pada perbankan
syariah, yaitu merupakan akad yang bersifat gadai yang
sesuai dengan syariah. Al-Qardh, adalah salah satu akad
yang terdapat pada sistem perbankan syariah yang tidak
lain adalah memberikan pinjaman baik berupa uang
maupun lainnya tanpa mengharapkan imbalan atau bunga
(riba). Mungkin berniat untuk minta tolong walaupun
tidak secara langsung . (Wijayanti, 2017).
4. Membedakan Bank Syariah dan Konvensional
Karena banyak sekali masyarakat Tapus, Kec.
Padang Gelugur yang belum memahami atau tahu antara
perbedaan dari bank syariah dan konvensional, maka
disini peneliti juga akan memberikan penjelasan
mengenai perbedaan diantara kedua nya.

152
Ada beberapa karakteristik dan ciri utama Bank Syariah
yang membedakannya dengan Bank Konvensional,
diantaranya.
a. Berdimensi Keadilan dan pemerataan melalui
sistem bagi hasil. Dengan sistem bagi hasil, pihak
pemberi modal dan peminjam menanggung
bersama resiko laba maupun rugi. Hal seperti ini
dapat membuat kekayaan akan beredar tidak
hanya pada satu kelompok saja. Dan juga akan
terjadi suatu proses penyebaran modal terhadap
kesempatan usaha. Yang seperti ini pada akhirnya
menciptakan kesetaraan dapat terlaksana. Berbeda
dengan bank konvensional, yang ada hanya
pemutaran modal pada pemilik modal.
b. Jaminan. Bank Syariah ketika proyek yang
sedang dikerjakan menjadikannya sebagai
jaminan bank syariah, sementara pada
konvensional dengan adanya kekayaan dari
peminjam sebagai jaminannya. Oleh karena itu
yang mampu meminjam hanya orang-orang kaya
saja, sementara si fakir dan si lemah tidak dapat
meminjam.Para konglomerat selalu ditawari

153
kredit, sehingga pengusaha lemah tidak dapat
tidak pernah mendapat bagian.
c. Menciptakan rasa kebersamaan. Bank syariah
membuat suasana kebersamaan di antara si
peminjam dengan pemilik modal. Keduanya
berusaha untuk menghadapi risiko secara adil.
Dan rasa kebersamaan mampu membuat seorang
peminjam merasa tenang sehingga dapat
mengerjakan proyeksi dengan baik.
d. Bersifat mandiri. Bank syariah bersifat mandiri
dan tidak berpengaruh secara langsung oleh
gejolak moneter, baik dalam negri maupun
Internasional, karena kegiatan operasi bank tidak
menggunakan perangkat bunga. Oleh sebab itu
sistem ini tidak mengakibatkan inflasi,
mendukung investasi, mendukung pembukaan
terhadap lapangan kerja baru dan pemerataan
pendapatan.
e. Persaingan sehat. Persaingan antara bank syariah
tidak akan saling menyingkirkan akan tetapi
saling mendukung. Berlomba-lomba supaya lebih
tinggi dari pada yang lain dalam bentuk porsi bagi

154
hasil kepada para nasabah merupakan bentuk
persaingan antara bank syariah. Sehingga, jika si
peminjam dibina dengan baik oleh mereka pasti
akan berhasil. Dan kesempatan seperti ini terbuka
untuk semua bank islam. Berbeda dengan bank-
bank konvensional, persaingan antara bank-bank
mereka saling mematikan. Bank yang sudah
berkembang dengan sangat mudah memberikan
bunga dengan besar kepada pihak nasabahnya.
Sementara yang kecil hanya melihat dengan
kesedihan. Dan mengangkat kaum dhuafa
dipertegas merupakan kewajiban bank syariah.
Dan sebab itu, tiang dari bank syariah ini adalah
bank perkreditan rakyat (BPR)

Ada juga beberapa ciri lain membedakan bank syariah


dan juga bank konvensional yaitu dilihat dari
falsafahnya, organisasi dan operasional, yakni:
a. Dari segi falsafah, bank syariah tidak
berdasarkan bunga, spekulasi, dan gharar
(ketidakjelasan). Sementara, bank
konvensional bunga.

155
b. segi operasional, dana masyarakat dalam bank
syariah berupa titipan dan investasi yang baru
akan mendapatkan hasil jika diusahakan
terlebih dahulu. Sementara bank konvensional
dana masyarakat berupa simpanan yang harus
dibayar bunganya pada saat jatuh tempo. Dan
bank syariah ini selain mengenai penyaluran
dana pada usaha yang halal dan juga
menguntungkan. Sedangkan, pada bank
konvensional penyaluran dana tidak ada
mempertimbangkan unsur kehalalnya.
c. Dari segi organisasi, bank syariah memiliki
dewan pembina syariah sementara bank
konvensional tidak memilikinya.

Dari masalah bunga, perbedaan bunga (dalam


bank konvensional) dan bagi hasil (dalam bank syariah)
yang sering dianggap sama terutama oleh masyarakat
Tapus, Kec. Padang Gelugur yang belum atau tidak tahu
sama sekali perbedaannya,dan perbedaan antara
keduanya sebagai berikut:

156
a. Penentuan bunga ditetapkan pada waktu akad
dengan asumsi selalu untung. Sementara, resiko
bagi hasil ditentukan pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
b. Besarnya persentase berdasarkan jumlah
uang/modal yang dipinjamkan. Sementara, resiko
bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang
diperoleh.
c. Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan tidak
peduli apakah proyek yang dijalankan nasabah
untung atau rugi. Sementara, dalam bagi hasil
untung dan rugi ditanggung bersama.
d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat
meskipun jumlah keuntungan berlipat/keadaan
ekonomi sedang booming. Sedangkan pada
pembagian laba jumlahnya meningkat sesuai
dengan jumlah peningkatan pendapatan.
e. Eksistensi bunga diragukan atau bahkan dikecam
oleh umat Islam, sementara, tidak ada yang
meragukan bagi hasil. (Azuar, 2019)

157
5. Strategi pemasaran untuk produk bank syariah dalam
menyaingi perbankan konvensional agar lebih
diminati
Konsep strategi pemasaran diatas dapat
diimplementasikan pada pemasaran produk bank syariah,
sehingga minat masyarakat untuk menggunakan produk
dan jasa layanan bank syariah mengalami peningkatan
terkhusus lagi pada daerah Tapus, Kec. Padang Gelugur
yang sangat minimnya minat terhadap bank syariah ini,
dan pada akhirnya bank syariah tidak lagi menjadi bank
alternatif, akan tetapi menjadi bank prioritas bagi
masyarakat. (Kasmir, Pemasaran Bank, 2005) Diketahui
bahwa selama ini pada aspek produk dari bank syariah
diturunkan dari kata bahasa asing, yakni dari bahasa
Arab. Hingga diketahui, dalam aspek produk pada bauran
pemasaran, bahwasannya produk yang baik itu ialah
produk yang mengarah pada konsumen. Dalam arti
produk tersebut dekat dan tidak asing dengan konsumen,
sehingga mereka mudah tertarik untuk
memanfaatkannya.
Dari segi harga, bukan rahasia lagi, bahwa
kontraprestasi yang diambil oleh bank syariah, terutama

158
pada pembiayaan, baik dalam bentuk nisbah bagi hasil,
margin, ujrah, dan sebagainya, masih tergolong tinggi
dari pada yang diambil oleh bank konvensional. Pasti
seorang konsumen, akan lebih memilih bekerja sama
dengan bank lebih murah bukan malah sebaliknya. Bank
syariah tidak bisa lagi mengandalkan jargo syariah, atau
membicarakan bunga bank adalah haram, sedangkan
margin atau bagi hasil adalah halal. Karena pokok
bahasan tersebut sudah jauh dibahas pada awal
diperkenalkan nya bank syariah. pada era sekarang ini,
bank syariah harus bicara mengenai sesuatu yang realita,
salah satunya adalah kontraprestasi atau balas jasa.
Seperti yang telah diketahui, ada dua macam
perbedaan dari golongan nasabah bank syariah, ada
golongan dengan tipe realistis, dan golongan nasabah
dengan tipe syariah mindset atau loyalis. Golongan
mindset atau loyalis tidak begitu berpengaruh terhadap
besarnya jasa yang telah diberikan bank syariah.
golongan nasabah tersebut memiliki anggapan bahwa
menggunakan jasa bank syariah adalah suatu kewajiban,
dan bagian dari perintah agama, atau setidaknya mereka
menganut paham bahwa konsep bunga bank adalah riba.

159
Tetapi disayangkan, nasabah yang tipe seperti itu
jumlahnya tidaklah banyak, yaitu berasal dari masyarakat
yang menganut pemahaman atau aliran Islam tertentu.
Yang kedua, pada golongan nasabah realistis, adalah
golongan nasabah yang memilih bank dengan
berdasarkan pada keunggulannya, termasuk yang murah
dalam balas jasanya, bukan tentang syariah atau tidaknya.
Dan jumlah nasabah golongan realistis ini jumlahnya
lebih besar dari pada nasabah loyalis. Mereka juga aktif
menjadi nasabah bank konvensional. Mengambil alih
nasabah dari bank konvensional untuk menjadi bank
syariah, merupakan salah satu cara memenangkan
persaingan bisnis perbankan dan juga bank syariah harus
memiliki produk yang mampu mengakomodir kebutuhan
nasabah golongan tersebut. Yaitu dengan layanan produk
jasa perbankan yang kompetitif.
Adapun tindakan riil untuk mengatasi hal ini
adalah setidaknya bank syariah tidak menerapkangap
yang lebar dengan bank konvensional terkait
kontraprestasi atau balas jasa layanan perbankan yang
diberikan. Hal berikutnya yang menjadi perhatian bagi
penulis adalah perihal akses masyarakat ke lembaga

160
keuangan syariah. sampai dengan saat ini, diketahui
keberadaan bank syariah masih belum sebanyak bank
konvensional, terlebih lagi pada daerah Tapus, Kec.
Padang Gelugur tepatnya tempat tinggal saya yang belum
terdapat bank syariah, semua bank yang ada di daerah
saya selalu berbasis konvensional, keberadaan bank
syariah hanya terdapat di daerah Lubuk Sikaping
tepatnya di Kab. Pasaman yang jarak tempuhnya dari
Tapus, Kec. Padang Gelugur lumayan jauh.
Minimnya akses bank syariah merupakan salah
satu kendala yang cukup berarti bagi bank syariah. akan
tetapi hal tersebut dapat disiasati misalnya bank syariah
bekerja sama dengan bank konvensional terkait dengan
pembukaan Kantor Layanan Syariah (LKS). Aplikasinya,
misalnya bank Mandiri syariah membuka kantor cabang
layanan syariah di kantor unit bank Mandiri
konvensional. Maksudnya, kantor bank konvensional
juga melayani nasabah bank syariah, terkait dengan
transaksi perbankan, yakni dengan menyediakan tempat
khusus bagi petugas bank syariah di bank konvensional
untuk melayani nasabah. Dengan hal yang seperti ini

161
dapat mengatasi permasalahan ketidak sediaan kantor
dari bank syariah di daerah atau di suatu tempat tertentu.
Konsep yang ada pada LKS, nampak merugikan
bagi bank konvensional, karena beranggapan jika
nasabah bank konvensional akan lebih memilih kepada
bank syariah. hal ini dapat diantisipasi dengan regulasi
yang ditetapkan oleh pemerintah, bahwa pelaksanaan
konsep LKS tersebut dalam upaya program pemerintah
terkait percepatan pertumbuhan bank syariah. bank
syariah ini harus didukung oleh pemerintah, agar
bersaing dengan bank konvensional, tanpa adanya
dukungan ini bank syariah tidak cukup mampu untuk
bersaing, apalagi bank konvensional ini merupakan milik
pemerintah (BUMN).
Jika pada konsep KELAS ini tidak bisa
dijalankan, maka setidaknya bank syariah bisa mengganti
akses layanan dengan kas keliling. Yakni dengan
menyediakan mobil kas keliling maka dapat
mengunjungi daerah-daerah tertentu untuk bisa melayani
nasabah yang jauh dari jangkauan akses pada kantor bank
syariah. Misalnya, penyediaan kantor kas keliling di
pasar-pasar tradisional, kantor kelurahan atau kecamatan,

162
atau tempat-tempat yang banyak dikunjungi oleh publik,
seperti taman kota. Dengan kunjungan mobil kas keliling
minimalnya seminggu sekali, akan memberikan dampak
positif, setidaknya masyarakat akrab dengan bank syariah
dan mudah untuk menjangkaunya.
Secara garis besar, implementasi strategi
pemasaran produk bank syariah adalah dengan
melakukan kebutuhan nasabah pada prioritas utama.
Bank syariah ini harus bisa mengidentifikasi apa yang
menjadi prioritas dari kebutuhan nasabah, bisa melalui
produk layanan dari perbankan yang cukup berkualitas,
dan mudah dipahami. Agar mudah dijangkau maka bank
syariah harus berupaya menyediakan akses layanan pada
bank syariah ini. Dan selanjutnya bank syariah akan
memiliki nilai tawar yang lebih layak disandingkan
dengan bank konvensional, dan pada akhirnya bank
syariah mampu memenangkan persaingan bisnis
perbankan konvensional yang diikuti dengan peningkatan
jumlah pangsa pasar. (Karjuni, 2017)

163
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penulis, membahas
mengenai kurangnya minat masyarakat terhadap bank
syariah, minat timbul karena adanya suatu dorongan pada
diri kita sendiri untuk melakukan sesuatu yang kita sukai
sehingga kita merasa senang jika melakukannya, begitu
pula terhadap bank syariah jika masyarakat khususnya
Tapus, Kec. Padang Gelugur ini memiliki minat terhadap
bank syariah pasti mereka tidak akan ragu untuk
menggunakannya, tetapi sayangnya masih banyak
masyarakat yang belum berminat untuk bergabung
menggunakan bank syariah ini karena pada daerah
Tapus, Kec. Padang Gelugur belum terdapat bank syariah
hanya ada bank konvensional saja, sehingga masyarakat
disini hanya menggunakan bank konvensional dan juga
ketidaktahuan mereka mengenai apa yang ada pada bank
syariah ini. Juga faktor penting yang perlu dimiliki
sehingga masyarakat dapat menentukan kepuasan untuk
memilih jasa layanan bank apa yang ingin digunakan.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya minat masyarakat
pada bank syariah seperti, pelayanan, pengetahuan,
keberadaan syariah, prosedur, promosi, sosialisasi dan

164
lainya. Seharusnya bank syariah ini mengadakan
sosialisasi kepada masyarakat Tapus, Kec. Padang
Gelugur guna untuk memperkenalkan apa saja prinsip
bank syariah, produk-produknya, akad, kelebihannya
dibandingkan bank konvensional. Mungkin itu dapat
menambah pemahaman dan pengetahuan masyarakat
mengenai bank syariah dan juga kemungkinan jika bank
syariah ini melakukan sosialisasi ataupun promosi
dengan baik maka masyarakat untuk bergabung pada
bank syariah itu pasti ada.
Sedangkan mengenai pemahaman masyarakat
Tapus, Kec. Padang Gelugur terhadap bank syariah
masih kurang, karena berdasarkan hasil wawancara
masyarakat hanya sekedar tahu adanya bank syariah
tetapi tidak memahami tentang bank syariah secara
detail. Hanya sebagian masyarakat yang paham tentang
bank syariah bahkan ada yang tidak tahu sama sekali
tentang bank syariah ini. Banyak masyarakat yang tidak
mengetahui produk apa saja yang ada di bank syariah ini
dan beberapa masyarakat juga menganggap bahwa bank
syariah ini tidak ada bedanya dengan bank konvensional
sama-sama mengambil keuntungan dari bunga hanya saja

165
di bank syariah istilah nama nya diganti. Kurang nya
pemahaman masyarakat Tapus, Kec. Padang Gelugur
dikarenakan minimnya informasi yang didapatkan dari
pihak bank syariah maupun dari media-media seperti,
televisi, media cetak serta media sosial yang
menyebabkan masyarakat tidak mengetahui apa itu bank
syariah, dan juga karna di daerah Tapus, Kec. Padang
Gelugur ini belum terdapat bank syariah hanya bank
konvensional saja, bank syariah hanya terdapat di Lubuk
Sikaping tepatnya di Kab. Pasaman yang jaraknya cukup
jauh dari daerah Tapus, Kec. Padang Gelugur.
Minimnya akses bank syariah juga merupakan
salah satu kendala yang cukup berarti bagi bank syariah.
akan tetapi hal tersebut dapat diatasi misalnya dengan
bank syariah bekerja sama dengan pihak bank
konvensional terkait dengan pembukaan Kantor Layanan
Syariah agar memudahkan masyarakat untuk bergabung
(LKS). Aplikasinya, misalnya bank Mandiri syariah
membuka kantor cabang layanan syariah di kantor unit
bank Mandiri konvensional. Maksudnya, kantor bank
konvensional juga melayani nasabah bank syariah, terkait
dengan transaksi perbankan, yakni dengan menyediakan

166
tempat khusus bagi petugas bank syariah di bank
konvensional untuk melayani nasabah. Dan ini bisa
mengatasi permasalahan ketidak adaan nya kantor bank
syariah pada daerah atau tempat tertentu.
Konsep LKS tampak merugikan bagi bank
konvensional, karena beranggapan bahwa nasabah pada
bank konvensional akan mulai berpindah ke bank
syariah. hal ini dapat diantisipasi dengan regulasi yang
ditetapkan oleh pemerintah, bahwa pelaksanaan konsep
LKS tersebut dalam upaya program pemerintah terkait
percepatan pertumbuhan bank syariah. Apabila konsep
KLS tersebut tidak dapat diaplikasikan atau dijalankan,
setidaknya bank syariah menyediakan akses seperti
layanan kas keliling. Yakni dengan adanya penyediaan
mobil kas keliling supaya dapat mengunjungi daerah-
daerah tertentu untuk melayani nasabah yang mungkin
jauh dari layanan akses kantor bank syariah. Misalnya,
penyediaan kantor kas keliling di pasar-pasar tradisional,
kantor kelurahan atau kecamatan, atau tempat-tempat
yang banyak dikunjungi oleh publik, seperti taman kota.
Dengan kunjungan mobil kas keliling minimalnya
seminggu sekali, akan memberikan dampak positif,

167
setidaknya masyarakat akrab dengan bank syariah dan
mudah untuk menjangkaunya.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Prenada
Media Group
Juliandi, Azuar, (2019) Studi Perilaku Konsumen.
Medan: Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah
Aqli. hal. 44-46
Kasmir. (2005). Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana
Nainggolan, Basaria. 2016. Perbankan Syariah di
Indonesia. Depok: Pt Grafindo Persada
Syafi.i, Muhammad. (2002). Bank Syariah. Jakarta:
Gema Insani

Jurnal
Amanda, siti malisharah. (2019). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Syariah.

168
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Islam, Vol. 1
No. 2
Alhifni, Reni. (2019). Faktor Penyebab Kurangnya Minat
Masyarakat Menabung di Lembaga Keuangan
Mikro Syariah. Journal Syirkah, 5 (1)
Dayan, Muhammad, fahriansyah & Suprianto. (2017).
Analisis Minat Masyarakat Muslim Menjadi
Nasabah Bank Syariah. jurnal Ilmiah
Mahasiswa,Vol 1 No. 1
Imran, Bambang Hendrawan. (2017). Pengaruh Persepsi
masyarakat tentang Bank Syariah Terhadap Minat
Menggunakan Produk Bank Syariah. Journal Of
Business Administration, Vol. 1 No. 2
Karjuni, Agus. (2021). Strategi Pemasaran Syari’ah
Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah. Ecoban
Kers, Journal Of Economy vol 2 No. 1
Ramdlan, Ahmad. (2021). Persepsi Pemahaman
Masyarakat Tentang Perbankan Syariah. Jurnal
Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Vol 1 No. 2. Hal
209-218.
Santoso, dan Ulfah Rahmawati. (2016). Produk Kegiatan
Usaha Perbankan Syariah Dalam Mengembangkan

169
UKM di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Jurnal Penelitian, vol 10 No. 2
Toyyibi. (2021). Pemahaman Masyarakat Tentang
Perbankan Syariah Melalui Keberadaan Lembaga
Keuangan Syariah di Era Industri. Saujana, Jurnal
perbankan Syariah dan Ekonomi Syariah, Vol 03
No. 01
Wijayanti, Anita. (2017). Bank Syariah VS Bank
Konvensional: Kinerja Keuangan Berbasis Risiko
Keuangan. Journal Dinamika Sosial Ekonomi, vol.
6 No. 2

Skripsi
Maria, Ulfa. (2018). Pemahaman Masyarakat Tentang
Bank Syariah. Institut Agama Islam Negeri, Metro
Wawancara
Bambang, Wawancara Pribadi. Seorang Petani di Tapus
Kecamatan Padang Gelugur. 17, Juni 2021
Edi, Wawancara Pribadi. SeorangPetani di tapus
Kecamatan padang Gelugur. 17, Juni 2021
Ema, wawancara Pribadi. Seorang Wirausaha di Tapus
Kecamatan Padang Gelugur. 17, Juni 2021

170
Elvi, Wawancara Pribadi. Seorang Ibu Rumah tangga.
Juni 2021
Melania, Wawancara Pribadi. Seorang Mahasiswa. 17,
Juni 2021
Nova, Wawancara Pribadi.Seorang Guru di Tapus, Kec.
Padang Gelugur. 17, Juni 2021
Rozi, Wawancara Pribadi. Seorang Petani di Tapus
Kecamatan Padang Gelugur. 17, Juni 2021
Tiwi. Wawancara Pribadi. Mahasiswa. 17, Juni 2021
Yus. Wawancara Pribadi. Seorang Petanidi Tapus
Kecamatan Padang Gelugur. 17, Juni 2021
Yenti. Wawancara Pribadi. Ibu Rumah Tangga. 17, Juni
2021
Yurmadalius. Wawancara Pribadi. Seorang Guru
dan Wirausaha di Tapus Kecamatan Padang
Gelugur. 17, Juni 2021

171
MEROSOTNYA HASIL PERTANIAN
MASYARAKAT PADANG MANDIANGIN
KECAMATAN LENGAYANG DISEBABKAN
HAMA WERENG DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT
Mifta Huljannah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Serangan hama wereng sangat berpengaruh sekali
terhadap produksi padi di kampung padang mandiangin,
Kecamatan lengayang, Kabupaten pesisir selatan. Karena
Hama wereng tersebut sering sekali menyerang padi yang
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: cuaca,
varietas benih, jarak tanam, dan penanaman tidak
serentak. Pembagian Faktor-faktor tersebut merupakan
akar dari semua permasalahan dalam kegiatan budidaya
tanaman padi yang sering sekali terjadi. Masalah-masalah
yang sering timbul seperti ini harus segera diminimalisir
agar pengaruhnya tidak berkepanjangan dan tidak
merugikan petani. Didalam pengaruh budidaya tanaman
padi, petani di Desa Padang mandinagi, kecamatan
lengayang, kabupaten pesisir selatan menghadapi
menurun hasil padi masyarakat yang disebabkan hama
wereng dan ini sangat berdampak sekali bagi
perekonomian bagi masyarakat tersebut. Padi merupakan
hasil pertanian yang utama karena merupakan bahan
pokok makanan masyarakat Indonesia bahkan
dunia.Tanaman padi Juga merupakan hasil pertanian

172
yang utama bagi masyarakat desa padang mandiangan,
karena mayoritas mata pencaharian mereka dari sana.
Kata Kunci :Hama wereng, padi, perekonomian
PENDAHULUAN
Pengertian dari pertanian dalam arti luas yaitu
suatu kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang
berasal dari berbagai tumbuh-tumbuhan dan atau hewan
yang pada mulanya untuk mencapai segala sesuatu untuk
mencapai kesempurnaan yang telah diberikan oleh alam
guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan
tersebut. Pengertian lain dari pertanian dalam arti sempit
yaitu segala aspek biofisik yang berkaitan dengan suatu
usaha dalam menyempurnakan budidaya tanaman padi
untuk memperoleh hasil produksi padi yang mempunyai
fisik yang maksimum.
Serangan hama wereng sangat berpengaruh
terhadap produksi padi di kampung padang mandiangin,
Kecamatan lengayang, Kabupaten pesisir selatan. Hama
tersebut sering sekali menyerang padi masyarakat setiap
tahunnya karena disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain: cuaca, varietas benih, jarak tanam, dan penanaman
Yang juga tidak serentak Sama sekali. Faktor-faktor

173
tersebut juga merupakan akar permasalahan dalam
kegiatan budidaya tanaman pada.Adanya permasalah
yang sering sekali datang harus segera diminimalisir
dengan cepat agar pengaruhnya tidak berkepanjangan
dan tidak merugikan petani.Dalam budidaya tanaman
padi, petani di Desa Padang mandinagi, kecamatan
lengayang, kabupaten pesisir selatan menghadapi
menurun hasil padi masyarakat yang disebabkan hama
wereng dan ini sangat berdampak sekali bagi
perekonomian masyarakat.
Indonesia adalah negara yang merupakan salah
satu negara Paling agraris dimana, sebagian besar
penduduknya yang tinggal di pedesaan dengan rata-rata
mata pencaharian mereka mayoritas sebagai petani.
Dimana Penduduk Indonesia pada umumnya
mengkonsumsi hasil pertanian untuk makanan pokok
mereka. Salah satu aspek yang sangat penting yaitu
Pertanian di Indonesia perlu sekali ditingkatkan
produksinya semaksimal mungkin untuk menuju
swasembada pangan akan tetapi, didalam tantangan
dalam mencapai hal tersebut kemungkinan sangat besar
karena luas wilayah pertanian yang semakin lama

174
semakin sempit, penyimpangan iklim, pengembangan
komoditas lain, teknologi yang belum modern, serta
adanya penurunan hasil produksi padi yang disebabkan
hama wereng.
Hasil produksi tanaman padi di Indonesia belum
bisa memenuhi target kebutuhan masyarakat karena ada
di beberapa daerah di Indonesia yang masih mengalami
kelaparan, Nagari lakitan utara Kecamatan Lengayang
merupakan daerah yang sebagian besar mata pencarian
penduduknya adalah bertani, sehingga daerah tersebut
dapat dikatakan daerah pertanian tanaman padi
sawah.Lebih dari 75% petani menjadikan padi sebagai
jenis tanaman utamanya. Karena wilayah nagari
kampung padang mandiangin lakitan utara Kecamatan
lengayang yang tertinggal dan pernah dijadikan sebagai
lumbung beras. Kenyataannya menunjukkan bahwa
beberapa tahun terakhir ini produksi padi di kampung
padang mandiangin nagari lakitan utara kecamatan
lengayang secara umum mengalami penurunan sehingga
hal ini menjadi ekonomi masyarakat tersebut menurun
dan sangat berpengaruh sekali bagi ekonomi masyarakat
ditambah lagi Meningkatnya modal kegiatan usaha tani

175
padi sawah terutama disebabkan oleh faktor tingginya
biaya sewa, bibit, dan upah (upah pengolahan tanah, upah
panen, pasca panen dan lain-lain), tingginya harga
pemeliharaan dan perawatan (pupuk, pestisida,
insektisida, dan pengamanan dari hama lainnya).
Hal ini antara lain disebabkan oleh terjadinya
penurunan jumlah areal sawah yang tidak tergarap oleh
para petani, serta meningkatnya beban biaya usaha tani
yang harus dikeluarkan oleh petani, dan tidak sesuai
dengan jumlah tenaga kerja untuk menggarap areal
sawah.Hama tanaman padi menjadi hal penting yang
selalu saja dibicarakan dalam budidaya pertanian,
termasuk pertanian padi sawah. Hal ini karena hama
dianggap sebagai musuh petani dalam memperoleh
produksi padi. Tanaman padi yang sehat adalah tanaman
yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tetapi yang
terjadi tanaman padi juga tidak luput dari serangan hama
dan penyakit. Sebagian besar hama adalah jenis serangga
dan berbagai jenis serangga hama tersebut mempunyai
musuh alami (natural enemy). Musuh alami serangga
hama umumnya berupa Arthropoda dari jenis serangga

176
dan laba-laba, serta dapat digolongkan menjadi predator
dan parasitoid.
Permasalahan yang dialami petani adalah karena
adanya hama tanaman padi yang menyebabkan
kerusakan pada tanaman. Hama tanaman tersebut
sebelum mencapai tahap yang lebih parah dan meluas
umumnya menunjukkan gejala-gejala penyakit yang
diderita tetapi masih dalam tahap yang ringan dan masih
sedikit.Tetapi petani sering mengabaikan hal ini karena
ketidaktahuannya dan menganggap gejala tersebut sudah
biasa terjadi pada masa tanam, sampai suatu saat timbul
gejala yang sangat parah dan meluas, sehingga sudah
terlambat untuk dikendalikan.Kampung padang
mandiangin, kecamatan lengayang, kabupaten pesisir
selatan merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang
memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Kecamatan
ini memiliki penggunaan lahan yang didominasi oleh
sawah dan kebun oleh karena itu, masyarakat di wilayah
ini kebanyakan adalah petani.

177
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan
langsung di desa yang menjadi objek penelitian. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk mendapatkan
data dan informasi dengan Tanya jawab secara langsung
pada pihak yang mengetahui tentang objek yang diteliti.
Wawancara juga dapat disebut suatu percakapan Tanya
jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk
berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu
masalah tertentu,
Dalam penelitian ini peneliti menanyakan
beberapa pertanyaan yang sudah terstruktur kepada
narasumber yang dianggap bertanggung jawab
dibidangnya diharapkan dapat memberikan jawaban dan
data secara langsung, jujur dan valid.Ini metode
wawancara ini bahwa setiap pengguna metode ini selalu
muncul beberapa hal.Inti dan metode wawancara ini
bahwa setiap pengguna metode ini selalu muncul
beberapa hal, yaitu pewawancara, responden, materi

178
wawancara. Dalam hal ini adalah para pengelola usaha
tani di Desa padang mandiangin.
2. Dokumentasi
Yaitu mempelajari dan menelaah dokumen-dokumen
atau catatan yang terdapat di Desa tersebut.Misalnya
jumlah kepala rumah tangga Warga yang memiliki usaha
tani yang ada di Desa padang mandiangin nagari lakitan
utara kecamatan lengayang kabupaten pesisir selatan.
3. Studi Pustaka
Yaitu penelitian ini didasarkan pada bahan-bahan
dari percakapan dengan mengumpulkan data berupa
teori-teori yang bersumber dari literatur, artikel, majalah,
jurnal, website dan buku-buku yang berhubungan
langsung dengan penelitian tersebut.
4. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap,
tahap berikutnya adalah tahap analisis data, maka untuk
menyusun dan menganalisis data-data tersebut dengan
menggunakan metode analisis deskriptif analisis.Metode
analisis deskriptif adalah prosedur pemecahan yang
diselidiki dengan menggambarkan dan melukiskan
keadaan subjek dan objek (seseorang atau lembaga) saat

179
sekarang dengan berdasarkan fakta yang tampak
sebagaimana yang dimaksud.Analisis data yang
dilakukan yaitu bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan dilapangan dan kemudian
dikonstruksikan menjadi hipotesis dan teori.
Metode analisis yang digunakan yaitu dengan
menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif ini
metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran
secara obyektif terhadap fenomena sosial. Pengukuran
tersebut dilakukan dengan cara menjabarkan fenomena
sosial kedalam beberapa komponen masalah yaitu berupa
variabel dan indikator.Metode penelitian yang saya
gunakan yaitu metode survei lapangan. Survei yaitu
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi
dengan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok (Singarimbun,1989).
Jumlah petani yang terdapat di nagari lakitan utara yaitu
sebanyak 367 Jiwa. Dalam Metode ini diharapkan akan
memperoleh hasil yang mampu membantu dalam
penelitian yang akan dilakukan.
5. Metode survei lapangan

180
Yang dilakukan dalam metode survei lapangan ini
tidak hanya untuk pengambilan sampel berupa kuesioner
saja tetapi juga melakukan Beberapa pertanyaan tentang
hama wereng yang menyebabkan hasil padi masyarakat
drastis menurun.

PEMBAHASAN
1. Tanaman Padi
Padi Menurut (Oryza sativa L) adalah salah satu
komoditas tanaman pangan yang utama di
Indonesia.karena Beras masih dipandang sebagai produk
kunci bagi kestabilan perekonomian dan politik .
Tanaman Padi berasal dari dua benua yaitu Asia dan
Afrika Barat tropis dan subtropis. Sejarah ini
membuktikan bahwa tanaman padi sudah ada sejak 3000
tahun SM di Zhejiang (Cina). Fosil butir padi dan gabah
ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-
800 SM.Selain Cina dan India, ada beberapa negara asal
padi yaitu Bangladesh, Burma, Vietnam, dan Thailand.
Tanaman padi juga termasuk golongan graminae,
yaitu sejenis rumput yang berumpun. Dalam 1 bibit saja
padi akan tumbuh hingga 20 lebih anakan. Sebagian

181
besar masyarakat Indonesia menjadikan tanaman padi
menjadi sumber makanan pokok bahkan dunia. Tanaman
padi termasuk juga tanaman yang berumur pendek. Padi
pada dasarnya setelah dipanen tidak akan tumbuh lagi
tetapi akan mati. Iklim yang Sangat cocok bagi tanaman
padi yaitu tumbuh di cuaca yang panas dan mengandung
uap air. Tanaman padi Sangat membutuhkan curah hujan
yang ideal yaitu rata-rata 200 mm/bulan. Salah satu
Keragaman jumlah produksi tanaman padi sangat
dipengaruhi oleh keragaman curah hujan. Tanaman padi
dapat tumbuh dengan baik pada suhu diatas 230 celcius.
Maksimal Tinggi tempat penanaman yang baik yaitu 0–
1500 mdpl.
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak
ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan pendapatan
suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang
menggambarkan tingkat perubahan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang atau jasa
yang diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat Pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh,
naik turunnya pendapatan warga, pertumbuhan

182
penduduk, dan tak luput dari campur tangan
alam.Contohnya,hama wereng padi yang mengakibatkan
hasil pertanian masyarakat menurun dan masyarakat
menjadi enggan untuk bercocok tanaman karena
masyarakat sangat takut sekali oleh hama yang
mengakibatkan gagal panen, dan contoh kedua
terjadinya banjir bandang yang terjadi di daerah Simpang
Semadam Kecamatan lengayang Kabupaten pesisir
selatan yang memakan banyak korban jiwa mengurangi
jumlah penduduk yang ada, akan tetapi lahan pertanian
yang mereka bangun selama ini untuk memenuhi
kebutuhan hidup habis terhantam banjir, hingga warga
yang memiliki lahan mengalami kerugian besar, inilah
yang mempengaruhi pendapatan warga menurun. Hal ini
merupakan resiko besar yang diambil oleh masyarakat
yang menebangi pohon hutan sekitar daerah semadam
Fenomena tersebut menandakan bahwa tidak ada
keharmonisan lagi antara manusia dengan alam, sehingga
akibatnya dirasakan oleh manusia itu sendiri. Jika alam
raya dipelihara akan berdaya guna tetapi jika kita rusak
maka akan menimbulkan bencana, bencana yang
datangnya karena ulah manusia dan dampaknya juga

183
dirasakan oleh manusia sebagai penghuninya itulah
sebabnya manusia diciptakan sebagai khalifah di muka
bumi untuk memberikan kesejahteraan yang signifikan
bagi alam dan juga masyarakat yang menghuninya.
Tanaman padi pada dasarnya memiliki banyak
hama dan penyakit yang menyerang selama masa tanam.
Dalam Pengendalian hama dan penyakit padi sangat
penting dilakukan untuk mencegah menurunnya kualitas
dan kuantitas hasil panen. Hama yang sering menyerang
tanaman padi antara lain adalah keong mas, tikus,
burung, wereng, orong-orong,ulat, walang sangit
mengakibatkan hasil padi masyarakat menurun sehingga
Penyakit yang menyerang tanaman padi ini sangat sulit
sekali untuk menghilangkan dari padi masyarakat. Dalam
merawat tanaman padi sebaiknya pemberantasan hama
dan penyakit tidak menggunakan pestisida kimia
melainkan dengan cara yang lain. Pestisida kimia ini
sangat berpengaruh sekali terhadap ketidakseimbangan
dalam ekosistem sawah.
Apalagi Pestisida kimia juga tidak baik bagi
petani yang melakukan penyemprotan, sehingga secara
tidak langsung akan membahayakan bagi kesehatan

184
petani itu sendiri. Di jalur lakita Utara termasuk
Kabupaten Pessel sering terjadi mengalami ledakan
populasi hama yang tinggi, hal ini menunjukkan
ketidakberdayaan musuh alaminya.Tidak hanya hama
wereng saja Hama keong sawah juga memakan tanaman
muda padi yang baru tumbuh sehingga Tanaman padi
yang baru ditanam muda kemungkinan akan diserang
keong sawah yang merugikan akan lebih besar. Cara
Penanggulangan hama keong sawah dapat menggunakan
pestisida nabati dengan cara mengambil keong sawah
secara manual.selain hama keong dapat mengakibatkan
padi rusak melainkan disisi lain Keong sawah dapat juga
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk cair
sehingga mengurangi biaya produksi para petani dan
sebagai bahan pakan ternak unggas maupun dijadikan
berbagai olahan pangan sehingga menambah pendapatan
petani.
Hama Wereng juga termasuk sejenis hama yang
menyerang tanaman padi dengan menghisap cairan sel
tanaman sehingga tanaman menjadi kering. Serangan
hama wereng ini sangat mudah sekali menyebar secara
cepat dan luas. Adapun cara Pengendalian hama wereng

185
ini dapat dilakukan dengan lampu perangkap (light
traps), berdasarkan pengamatan dalam pengendalian
musuh alami, serta penggunaan pestisida ramah
lingkungan maupun pestisida kimia yang
direkomendasikan sesuai ambang batas Tertentu.
Dan bisa kita lihat di atas bahwa hama wereng ini
dapat mengakibatkan hasil panen masyarakat menurun
dan menyebabkan hasil tani tidak memuaskan.
Sedangkan batasan petani kecil adalah :
a. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang
dari setara 240 kg beras per kapita per tahun
b. Petani yang memiliki lahan sempit,
c. Petani yang memiliki modal dan memiliki
tabungan yang terbatas
d. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan
sehingga mengakibatkan kurangnya dinamik.
Jumlah petani kecil di dunia tidak diketahui
secara pasti, hal ini diduga bahwa kira-kira setengah dari
kehidupan penduduk di dunia bergantung kepada
pertanian subsisten dan kira-kira 40% dari tanah
pertanian digarap oleh petani kecil.Selanjutnya 60% dari
semua petani adalah petani kecil yang menghasilkan kira-

186
kira 40% dari seluruh produksi.Kemudian, 20% dari
lahan tanaman di dunia berbentuk usaha tani yang
luasnya kurang dari 5 hektar.kemungkinan Usaha tani
kecil yang jumlahnya kira-kira 130 juta ini menyediakan
kehidupan langsung kepada ribuan juta penduduk.Karena
banyaknya sumber pertanian yang bisa diolah, dengan
keadaan Indonesia yang memiliki tanah yang subur,
seperti sayur-sayuran, buah-buahan, makananan pokok,
bumbu dapur, dan bahan-bahan dalam pelengkap
kehidupan.
Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada
petani kecil adalah terbatasnya sumber daya dasar tempat
ia berusaha. Pada umumnya, mereka hanya menguasai
sebidang lahan kecil.Kadang-kadang disertai dengan
ketidakpastian dalam pengelolaannya.Lahannya sering
tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa
petak.Mereka mempunyai tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah.Mereka
sering terjerat oleh hutang dan tidak terjangkau oleh
lembaga kredit dan sarana produksi.
Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi sektor
bisnis dan biaya yang tidak sehat, mereka tidak

187
mendapatkan dukungan ekspansi yang memadai. Mereka
memiliki pengaruh kecil dalam pengawasan dan
organisasi yayasan kota, dan mereka juga tidak mampu
melawan orang-orang yang lebih hebat dari daerah
setempat dalam menggunakan organisasi yang didukung
pembayar pajak. Dengan demikian, daya tahan mereka
secara teratur bergantung pada orang lain dan dampak
dari lingkungan yang buruk atau biaya rendah dapat
membawa bencana bagi peternak dan keluarga mereka.
Karena segala sesuatunya telah diselesaikan dan
dikendalikan dari tempat yang lebih tinggi, perbaikan
yang berpihak pada daerah setempat mengharuskan
semua pengaturan pilihan dan pelaksanaan dilakukan
oleh daerah itu sendiri. Dalam pembangunan padi,
penciptaan padi dipengaruhi atau disampaikan oleh
aktivitas beberapa faktor penciptaan tanpa penundaan
sesaat, termasuk luas atau luas lahan, pupuk kandang,
pestisida atau pestisida dan pekerjaan. Peternak Tandan
Jatidiri memberikan gratis pupuk kandang dan bibit
kepada peternak, ini merupakan salah satu upaya
terkoordinasi antara pengurus tandan peternak dengan
dinas agribisnis Rezim Pantai Selatan.

188
Pekerjaan agribisnis atau pertanian di dunia
keuangan sangat penting karena mereka adalah
pemimpin proyek moneter dan salah satu komponen yang
menentukan keberhasilan atau kekecewaan dari latihan
moneter suatu negara. erat kaitannya dengan
perekonomian, karena Indonesia merupakan salah satu
bangsa yang memiliki kekayaan bumi dan kekayaan alam
yang melimpah. Jika dilihat dari aset normal, Indonesia
memiliki terbesar, dan ini adalah perspektif yang kuat
bagi para ahli keuangan untuk memiliki pilihan untuk
menangani pertanian ini secara mengagumkan dan
menggunakan strategi berbasis syariah. Salah satu teknik
pembelajaran yang menjadi pilihan utama adalah model
pembelajaran yang bermanfaat (learning model).
kerjasama bersama). Model ini bergantung pada cara
berpikir Homo Homini Sociu yang menekankan bahwa
manusia adalah makhluk sosial. Ini menunjukkan bahwa
kolaborasi adalah kebutuhan vital, dengan asumsi kita
menghubungkannya untuk situasi ini, ekonomi dan
hortikultura sangat penting, saling terkait.
2. Gambaran Usaha Tani Padi Di Desa Padang
Mandiangin Kecamatan Lengayang

189
a. Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Padang
Mandiangin Dalam Usaha Tani Padi
Kemiskinan adalah masalah yang paling
membingungkan karena merupakan masalah negara
ini dari zaman ke zaman yang tidak dapat dicabut
sampai ke akar-akarnya dan sulit dihilangkan dari
kehidupan individu. Masalah kebutuhan adalah
kekhawatiran yang signifikan untuk setiap
pertemuan, terutama otoritas pemerintah. Berbagai
cara telah ditempuh untuk mengatasi masalah
kemiskinan namun belum memiliki pilihan untuk
diselesaikan baik di masyarakat perkotaan maupun di
kota-kota.Dalam Al-quran Surat Al-Ra‟d ayat 11
berbunyi sebagai berikut :

Artinya :Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang


selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki

190
keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Allah.
Di bagian ini dijelaskan bahwa naik turunnya
suatu negara bergantung pada mentalitas dan perilaku
mereka sendiri. Jelas kemelaratan suatu bangsa atau
individu ditentukan oleh masyarakat atau diri sendiri.
Dengan asumsi individu perlu berubah dari kemiskinan
menjadi lebih baik maka orang akan mengubahnya
sendiri transform Invalid.
Kehadiran usaha budidaya ini merupakan salah
satu cara bagi masyarakat setempat di Kota Padang
Mandiangin untuk merubah nasibnya, memberikan
bantuan keuangan kepada pemerintah dengan
memanfaatkan lahan sawah untuk membina organisasi
budidaya. Karena faktor kotoran dalam hortikultura di
Indonesia menempati posisi utama. Tanah sebagai salah
satu komponen ciptaan yang merupakan pabrik
pembuatan barang-barang hortikultura adalah tempat
terjadinya penciptaan dan dari mana terciptanya agraria.
Derajat lahan hortikultura mempengaruhi derajat
penciptaan pedesaan. Luas tanah atau tanah agraris di

191
Indonesia dipengaruhi oleh pembagian dan pembagian
bidang tanah. sawah.
Kata keuangan seperti yang ditunjukkan oleh
referensi Kata Besar Bahasa Indonesia adalah studi
tentang standar// penciptaan, pengangkutan, dan
pemanfaatan produk dan kekayaan (seperti hak moneter,
industri, dan pertukaran). Demikian pula, perekonomian
juga dapat diartikan sebagai pemanfaatan uang, tenaga,
waktu, dll. Perekonomian juga dapat diartikan sebagai
keberadaan keuangan suatu negara. Sementara itu,
sebagaimana ditunjukkan oleh referensi Kata Bahasa
Indonesia, masyarakat adalah hubungan keberadaan
manusia (kumpulan individu-individu yang hidup
masing-masing di suatu tempat dengan ikatan aturan).
tertentu) Masyarakat umum juga dapat diartikan sebagai
hubungan individu yang dibatasi oleh keyakinan
bersama.
Perekonomian lokal telah diciptakan oleh alam
sekitarnya sebagai kota yang memiliki tanah yang luas
dan subur, sehingga pemanfaatannya dalam pertanian
sangat besar. Usaha budidaya padi yang dilakukan oleh
daerah setempat sebagai pekerjaan genetik, pengalihan

192
atau ladang bayaran telah membuat komitmen yang
signifikan terhadap bantuan keuangan pemerintah daerah
setempat, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan
keuangan daerah setempat di Padang Mandiangin Kota,
Wilayah Lengayang terus berjalan dalam perkembangan
dari waktu ke waktu.
Sepenggal percakapan di atas telah mengupas
tentang pekerjaan penduduk sekitar, pekerjaan yang tidak
termasuk dalam bidang hortikultura juga telah dikenang
untuk perputaran ekonomi daerah. Pengembangan
moneter daerah adalah cara terorganisir untuk
meningkatkan kualitas dengan menggunakan (secara
finansial) keberadaan individu yang tinggal masing-
masing di satu tempat.
b. Sejarah Singkat Adanya Kelompok Tani
Sesuai dengan Dinas Hortikultura Republik
Indonesia dalam buku yang berjudul Getaran
Keseluruhan, bahwa tandan peternak memiliki pengertian
sebagai berbagai peternak yang berkembang berdasarkan
kedekatan dan keserasian, seperti halnya kepentingan
biasa dalam menggunakan aset agraria untuk bekerja
sama mengembangkan peternakan. efisiensi dan bantuan

193
pemerintah dari individu-individunya. Kapasitas
mendasar dari tandan peternak pada dasarnya adalah
sebagai kendaraan dalam ukuran pengajaran dan
pembelajaran, kendaraan untuk partisipasi, dan
kendaraan untuk berkreasi.

Rombongan peternak arah baru di kota Padang


Mandiangin kecamatan Lengayang merupakan kelompok
peternak yang ingin bekerjasama dalam arisan dan
mempercepat pengembangan ekonomi individu. Para
peternak membingkai pertemuan untuk membuat
kemajuan bersama lebih cepat. Sekretariat kelompok
ternak baru Hidayah berada di Kota Padang Mandiangin,
Kecamatan Lengayang, Rezim Pesisir Selatan.
Maka sesuai komitmen pembudidaya padi dalam
menggarap bantuan keuangan pemerintah daerah di kota
Padang Mandiangin, Kecamatan Lengayang, Pesisir
Selatan, tandan budidaya ini membantu meningkatkan
dan memajukan perputaran uang acara dan terus
berlanjut. menawarkan lebih banyak dalam mengerjakan
bantuan keuangan pemerintah individu di kota ini.

194
Rombongan peternak arah baru ini didirikan pada
tahun 2018 bertempat di Langgar di kota Padang
Mandiangin, Kawasan Lengayang, Lokal Pantai Selatan,
yang pertama kali dipimpin oleh Bapak Ikmal. Sudah ada
sekelompok peternak di kota yang bernama Glad ini
dipimpin oleh Bapak Drs Damanhuri Skd. Meskipun
demikian, karena perkembangan kota, tandan peternak
resmi menjadi tandan peternak baru. Kerangka waktu
yang signifikan yang telah ditetapkan oleh kelompok
peternak ini telah memberikan kontribusi besar bagi
bisnis budidaya padi di daerah setempat, dan akan terus
berkembang dan berkembang. Tandan peternak ini
berkreasi sesuai dengan caranya dan tersedia hanya
sebagai pelengkap dan akomodasi bagi peternak dalam
melakukan usaha budidayanya.
3. Kelompok Tani hidayah baru Desa Kampung
Padang Mandiangin kecamatan lengayang kabupaten
pesisir selatan.
a Struktur Kelompok Tani hidayah baru desa kampung
padang mandiangin
Kelompok merupakan kumpulan orang-orang
yang bekerja sama, maka kelompok tani ini juga

195
memiliki struktur demi berjalannya program yang baik.
Dalam kelompok tani ini ada pengurus yang terlibat
dalam mengurus kelompok tani Jati Diri ini, strukturnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini Invalid :
Struktur Kelompok Tani

No Nama Jabatan
1 Insanul pawi Penasehat ( kepala
Desa )
2 Ikmal Ketua kelompok
tani hidayah baru
3 Rahidun Sekretaris
4 Sukardi Bendahara
5 ● Rahimin Anggota
● Samidan
● Hasan
● Edi
● Jumaidi
● Hamidun
● Kinder
● Sir

196
● Gilang
● Eko
● Tomi
● Roni

Sumber data ketua kelompok tani hidayah baru di desa


kampung padang mandiangin nagari

b Visi dan Misi Kelompok Tani hidayah baru di desa


kampung padang mandiangin nagari lakitan utara
kecamatan lengayang kabupaten pesisir selatan.
Visi :
1. Mewujudkan Usaha Tani berkompeten di
kalangan masyarakat khususnya petani yang
menjalankan.
Misi :
1) Menciptakan usaha tani yang mampu dalam
pengembangan ekonomi masyarakat Desa
kampung padang mandiangin
2) Menyiapkan kegiatan-kegiatan dalam
berjalannya usaha tani
3) Memberikan kepuasan lebih kepada para petani

197
4) Mengembangkan hubungan yang saling
menguntungkan
Sesuai respon yang diberikan oleh lurah kampung
padang mandiangin, gerombolan peternak sudah ada
sejak lama, keberadaan gerombolan peternak ini
memberikan banyak keuntungan bagi penghuninya, salah
satunya adalah untuk mengurangi beban di daerah
setempat. untuk membeli pupuk kandang dan benih.
fasilitator dan komunikator. Berdasarkan hasil pertemuan
dengan narasumber bahwa peternak tandan memiliki
komitmen yang tinggi untuk kemajuan budidaya di kota
ini, peternak tandan di kota ini memiliki banyak kerja
dan kapasitas dalam peningkatan budidaya di kota.
a Motivator: Pengurus tandan peternak
dipercayakan untuk memberikan inspirasi kepada
seluruh peternak, dengan fokus pada setiap usaha
yang berkaitan dengan budidaya dan memberikan
latihan yang signifikan dalam menyelesaikan
budidaya secara mengagumkan.
b Mediator: Ada barisan gerombolan peternak
yang dipercayakan sebagai perantara. Pergeseran
di sini berfungsi untuk menambah organisasi

198
yang berguna untuk budidaya, termasuk
mendekatkan otoritas publik untuk bekerja
dengan semua masalah kemajuan budidaya dan
lebih dekat dengan tandan peternak lain sehingga
mereka dapat memperoleh informasi tentang
budidaya dari orang lain.
c Fasilitator: Ada sederet ketua kelompok peternak
yang dipercaya untuk menangani semua masalah
yang terkait dengan budidaya di kota ini. Seperti
pemberian bibit dan kompos gratis serta
pemberian informasi perkembangan padi
d Komunikator: Pengurus tandan peternak
dipercayakan untuk membantu korespondensi
warga dalam membuat organisasi pembudidaya
sehingga mereka lebih banyak menawarkan
bantuan keuangan pemerintah daerah setempat.
4. Faktor Pendorong dan Penghambat Berjalannya
Usaha Tani Padi
Budidaya padi mungkin merupakan organisasi yang
paling mendorong dalam pertanian. Desa Terutung
Megara Bakhu merupakan salah satu kota di Kabupaten
Aceh Tenggara yang sebagian besar penduduknya adalah

199
petani padi. Para petani padi di Desa Terutung Megara
Bakhu sudah lama menjalankan usahatani padi dengan
alasan bercocok tanam menawarkan lebih untuk gaji
keluarga. Budidaya padi dapat mengatasi masalah
kehidupan dan menjaga daya tahannya, namun tidak
semua peternak dapat mengembangkan usaha budidaya
padi mengingat setiap usaha dapat menciptakan atau
tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendorong
atau menghambat faktor-faktor yang akan mempengaruhi
kemajuan industri budidaya. Akibat eksploitasi yang
diarahkan di kota Terutung Megara Bakhu, dapat diduga
bahwa beberapa faktor pendorong dan penghambat
dalam usaha budidaya padi ini, antara lain:
a Faktor pendorong
1) Banyaknya petani padi
2) Pekerja yang mencukupi
3) Lahan yang cukup luas untuk usaha tani padi
4) Fasilitas pertanian dari pemerintah yang
disalurkan melalui pengurus kelompok tani padi
seperti : Bibit dan pupuk gratis.
b Faktor penghambat

200
1) Pengetahuan yang kurang dalam membasmi hama
terutama yaitu tikus, dan dapat memberikan
dampak buruk seperti kerugian yang mencapai
hitungan ton.
2) Modal usaha yang masih terbatas

a. Biaya usaha tani padi


Pemanfaatan sementara pengeluaran keluarga.
Selain itu dapat dibuktikan, dalam memberikan biaya
budidaya padi, para pucuk keluarga yang biaya
pembuatannya akan menjadi biaya yang ditimbulkan
pada saat akan dilaksanakannya latihan budidaya,
misalnya perekrutan tenaga kerja selama masa tanam
sampai kumpul muncul dan penyewaan mesin.
kemampuan itu dalam bekerja dengan mengolah
pekerjaan. Padi. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh
peternak masih tergolong mahal, artinya biaya yang
digunakan merupakan modal pasti yang dihemat dari
hasil panen yang lalu, melainkan tidak memiliki biaya
lebih dan akan diperoleh dari individu yang memiliki
modal lebih dalam menyelesaikan usaha budidaya.

201
Biasanya di wilayah eksplorasi ini, dalam
mengawasi budidaya padi, para peternak telah
menggunakan teknik-teknik masa kini, seperti
penggunaan mesin pengayak padi saat mengumpulkan,
dan penggunaan mesin tambahan dalam mengembangkan
sawah. Bagaimanapun, masih ada beberapa pendekatan
untuk mengawasi budidaya secara adat yang telah turun
temurun dari zaman ke zaman, misalnya menjaga padi
yang diawali dengan membuat orang-orangan sawah di
ladang, benar-benar menggunakan parang dan scraper,
menarik dan menanam pisau. beras dengan tangan dalam
partisipasi bersama antara pemilik ladang dan individu
yang dibayar untuk bekerja.
Untuk membina usaha budidaya padi, yang paling
dibutuhkan adalah tata air, sistem tata air di kota ini
sebenarnya menggunakan teknik adat. Jiwa leluhur
sebenarnya menggambarkan masyarakat, yang terus-
menerus ditemukan dalam kolaborasi mereka untuk
membuat aliran di pegangan padi mereka, hidup mereka
penuh dengan bantuan.
5. Dampak Sektor Pertanian Indonesia Di Masa
Pandemi Wabah Covid-19

202
Indonesia adalah negara pedesaan yang memiliki
konsekuensi bagi perkembangan keberadaan hampir
seluruh individu Indonesia, sehingga otoritas publik perlu
fokus pada wilayah agraris yang kokoh dan kuat. Oleh
karena itu, salah satu bidang yang menopang
pembangunan finansial adalah bidang pertanian.
Indonesia adalah negara perdesaan, ini
menyiratkan bahwa peternak memegang peranan penting
dalam perekonomian masyarakat Indonesia secara
umum. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya individu
atau tenaga kerja di bidang hortikultura. Peternakan dan
hortikultura merupakan basis besar perekonomian
Indonesia. Jika sedikit banyak beruntung kerangka
agribisnis ini bisa cukup menonjol untuk diperhatikan
dari otoritas publik, maka, pada saat itu kita bisa bebas
sejauh memenuhi unsur pangan rakyat. Pertimbangan
otoritas publik itu mengingat mendukung kawasan
pertanian untuk bidang eksplorasi dan inovasi yang
sebanding. Sebaiknya jika tidak ada pertimbangan luar
biasa dari otoritas publik, jangan berharap sektor ini
harus diciptakan.

203
Peneliti Pertanian Prof Zun di Universitas
Venezuela dan juga pemegang nabel dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa kawasan hortikultura
akan tergencet jika tidak ada pertimbangan tinggi dari
otoritas publik di negara agraris. Dengan asumsi saat itu
ada bencana, kita akan mengakui betapa pentingnya
bahan makanan yang diciptakan oleh kawasan
hortikultura. Dengan demikian, perbaikan wilayah
agraria tidak boleh diabaikan, bahkan perlu menjadi
perhatian dan kepentingan utama penguasa. Memang
Indonesia bisa menjadi negara maju, meski harus
dibangun di atas pertanian. . Dengan asumsi ini mungkin,
akan datang ketika semua bangsa di seluruh Indonesia
akan bergantung terutama pada bahan makanan mereka
dari ibu pertiwi ini. Selandia Baru, Vietnam, dan
berbagai negara adalah contoh negara-negara yang
peningkatan keuangannya bergantung pada agribisnis.
Indonesia perlu membenahi contoh penguatan
agraria untuk menggarap kualitas dan jumlah barang
hortikultura Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
pangan pokok negara kita. Kemajuan mendasar yang
harus ditempuh adalah penataan benih, bibit dan tata cara

204
pengembangan untuk menuai dan pasca koleksi inovasi.
Contoh penguatan agraria harus dilakukan dengan
kerjasama yang dapat diterima dari berbagai daerah
untuk membina pertanian. Terlebih lagi, dari China dan
juga negara-negara lain untuk mencegah penyebaran
Novel Coronavirus (Covid-19) atau Corona masuk ke
Indonesia.
Pilihan ini diambil setelah Organisasi Kesehatan
Dunia atau WHO menetapkan status dunia (Pandemic)
yang diidentifikasi dengan Covid-19, kesempatan ini
akan bekerja atas bantuan pemerintah para peternak dan
keluarganya. Peluang ini berubah menjadi peluang pasar
untuk beberapa bulan ke depan dan dalam hal apa pun,
untuk pergantian acara pertanian yang dapat dikelola.
Infeksi ini telah mencemari sejumlah besar bidang
ekonomi dunia. Masyarakat Indonesia diharapkan tidak
terpaku pada stok pangan saat ini. Kita bisa mengambil
latihan dari wabah ini, untuk menggarap kualitas dan
jumlah hortikultura Indonesia sebagai agribisnis yang tak
tertandingi.
Pokok Permasalahan

205
dampak Covid 19 tidak bisa dianggap remeh, karena
sangat berdampak juga dalam sektor pertanian, salah satu
imbasnya yaitu terganggunya produksi petani di seluruh
daerah (Komisi IV DPR RI Siaran Pers
23/4/2020).Setidaknya ada 6 dampak mempengaruhi
sektor pertanian:
1) Harga Pasar dan Pertanian,
Ketika melihat meningkatnya tingkat kepedulian,
rekomendasi untuk “jarak sosial” mengurangi perjalanan,
mengurangi keramaian, penutupan dan praktik
perlindungan lainnya untuk memperlambat penyebaran
Covid 19, konsumen akan membuat kesulitan sehingga
akan mempengaruhi stabilitas supply dan demand barang
dan jasa serta harga yang kemungkinan meningkat.
2) Rantai Pasokan Pangan Lambat dan Kekurangan
Karena penyaluran logistik pertanian terganggu.
3) Kesehatan Petani
Petani adalah populasi relatif orang tua
dibandingkan dengan populasi pekerja umum. Sensus
penduduk 2017 menunjukan usia rata-rata petani hampir
58 tahun usianya. Operator pertanian utama berusia 65
tahun ke atas 11,7%. Jika Covid 19 ini tidak terbendung

206
hingga menembus petani dampaknya menimbulkan
Kepanikan masyarakat bawah akan menambah
keterpurukan produksi pangan.
4) Tenaga Kerja Pertanian Petani akan rentan jika
infeksi tak terbendung.
5) Keselamatan Pekerja dan Alat Pelindung Diri
(APD) Para peternak kemungkinan sangat rentan
karena berbaur dengan kotoran.
6). Kerusakan Sumber Daya Pangan
Karena sayuran dan buah-buahan akan rentan
dihinggapi virus hal ini disebabkan buah-buahan mudah
membusuk. Secara khusus Covid 19 sangat berdampak
pada pertanian daerah, salah satu dampak Covid 19 salah
satunya pertanian Sumatera Barat.Beberapa wilayah
pertanian di Sumatera Barat yang sempat disurvey,
memang terjadi penurunan pemesanan hasil panen dari
pasar yang sangat drastis hal ini disebabkan mulai
sepinya pasar dan pelanggan.Pengusaha bawang di
Alahan Panjang bapak, Uda Yuliandra Pratama SP
mengatakan bahwa para petani di daerah Alahan Panjang
merasakan panik dengan informasi virus Corona yang
tersebar.

207
Sedangkan bapak, Widya Erja, SP, menyampaikan
sebagai Penyuluh Pertanian di BPP Batusangkar,
Sumatera Barat juga menyampaikan berbagai keluhan
petani di lapangan dan di pasar, baik sepinya pembeli,
sulitnya menjual hasil panen, sampai kepada krisis
ekonomi pada petani.

Solusi yang Diharapkan


Beberapa harapan petani ditengah mewabahnya
virus Corona ini tetap dapat melaksanakan aktivitas
bertani seperti biasanya dan selalu mendapat edukasi dari
berbagai instansi mengenai wabah virus corona dan
penanganan dalam mengurangi penyebaran virus corona
ini.Dan para petani menginginkan untuk diadakan pos-
pos penanganan virus corona di setiap desa-desa yang
mereka tempati.
Hendaknya pemerintah pusat dan pemerintah
daerah terus berkontribusi memastikan pertanian berjalan
lancar dan aman terkhusus bahan pangan dan bahan
pokok, terutama dari berbagai kondisi pertanian seperti
terjadinya serangan OPT. Mempercepat merealisasikan
kebijakan pemerintah dalam menjaga Keberlanjutan

208
pertanian dalam negeri. Melalui Kementerian Pertanian
telah mengeluarkan Surat Edaran Sekjen Kementerian
Pertanian No. 1056/SE/RC.10/03/2020 tentang Strategi
dalam Pencegahan dan Perlindungan Covid 19.
1. penyediaan bahan pangan pokok utamanya beras
dan jagung bagi 267 juta masyarakat Indonesia.
2. percepatan ekspor komoditas strategis dalam
mendukung keberlangsungan pertanian dan
ekonomi nasional.
3. Sosialisasi kepada petani dan kepada petugas
lapangan (PPL dan POPT) untuk pencegahan
berkembangnya virus corona sebagaimana standar.
4. pembuatan dan pengembangan pasar tani di setiap
provinsi, optimasi pangan lokal, koordinasi
infrastruktur logistik, dan e-Marketing.
5. program kegiatan padat karya agar sasaran
pembangunan pertanian dicapai dan masyarakat
langsung menerima dana tunai.

KESIMPULAN
Pembangunan moneter menyiratkan peningkatan
kegiatan ekonomi yang menyebabkan produk atau

209
administrasi yang dibuat meningkat dan keberhasilan
daerah meningkat.Sebagai contoh, hama wereng yang
membuat hasil hortikultura daerah setempat menjadi
rusak dan masyarakat menjadi ragu-ragu untuk bercocok
tanam mengingat masyarakat setempat sangat takut
padinya diserang gangguan tersebut, dan model
selanjutnya adalah peristiwa banjir bandang yang terjadi
di kawasan Simpang Semadam, Kecamatan Semadam,
Rezim Pantai Selatan yang menghanguskan sejuta bahan
pangan. Jumlah korban tewas tersebut mengurangi
jumlah penghuni yang ada, namun tanah agraris yang
mereka bangun selama ini untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari telah dilanda banjir, sehingga penduduk yang
memiliki wilayah mengalami kemalangan yang sangat
besar, hal inilah yang mempengaruhi upah
penghuni.Jumlah peternak kecil di dunia tidak diketahui
secara pasti, diperkirakan sekitar sebagian dari total
penduduk bergantung pada sarana agribisnis dan sekitar
40% lahan hortikultura dikembangkan oleh peternak
kecil. Selain itu, 60% dari semua peternak adalah
peternak kecil yang menghasilkan sekitar 40% dari
semua ciptaan. Kemudian, pada saat itu, 20% lahan

210
berkembang dunia adalah melalui budidaya, yang
luasnya kurang dari 5 hektar. Peternakan kecil ini, yang
jumlahnya sekitar 130 juta, memberikan pekerjaan
langsung kepada banyak orang. agribisnis yang dapat
ditangani, dengan keadaan Indonesia yang memiliki
tanah subur, seperti sayuran, hasil alam, ragam makanan
pokok, bumbu dapur, dan bahan-bahan pelengkap
kehidupan.
Selanjutnya, daya tahan mereka sering bergantung
pada orang lain dan dampak lingkungan yang buruk atau
biaya rendah dapat membawa kegagalan bagi peternak
dan keluarga mereka. Karena segala sesuatu telah
diselesaikan dan dikendalikan dari tempat yang lebih
tinggi, perbaikan yang berpihak pada daerah
mengharuskan semua pilihan dan pelaksanaan
pengaturan diselesaikan oleh daerah sendiri. Dalam
pengembangan padi, penciptaan padi dipengaruhi atau
disampaikan oleh aktivitas beberapa faktor penciptaan
tanpa penundaan sesaat, termasuk luas atau luas lahan,
kompos , pestisida atau pestisida dan kerja.Gangguan
wereng padi yang membuat hasil panen pedesaan di
daerah tersebut menurun dan masyarakat menjadi ragu-

211
ragu untuk bercocok tanam mengingat masyarakat
setempat sangat takut padi mereka diserang gangguan
tersebut, dan model selanjutnya adalah kejadian Banjir
bandang yang terjadi di kawasan Simpang Semadam,
kawasan Semadam, rezim pantai selatan yang memakan
banyak korban jiwa. mengurangi penduduk saat ini,
namun tanah agraris yang mereka kumpulkan selama ini
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari telah dilanda
banjir, sehingga penduduk yang memiliki wilayah
mengalami kemalangan yang sangat besar, ini adalah hal
yang mempengaruhi pendapatan penghuni.
DAFTAR PUSTAKA
Aarsten, Van. 1953. Pengertian Pertanian. Diakses 20
Juni 2021 jam 20.00 di halaman website
Akmal. 2021. Hasil wawancara dengan ketua kelompok
tani. desa padang mandiangin kecamatan
lengayang, pada hari kamis 3 juni 2021.
Alimar, S.E. 2021, hasil wawancara terhadap
pengembangan usaha tani. Desa padang
mandiangin, kecamatan lengayang kabupaten
pesisir selatan. Pada hari selasa 15 juni 2021.
Baehaki, S.E. 2021. Berbagai Serangga Hama Tanaman

212
Padi. Desa padang mandiangin kecamatan
lengayang kabupaten pesisir selatan. Angkasa.
Dinas Pertanian Indonesia.Agriculture Sector Review
Indonesia.2013. Diakses 21 Juni 2021 jam 21.00
di halaman website.
Ernawati, 2021.Hasil wawancara tentang hasil panen
masyarakat.Desa padang mandiangin, kecamatan
lengayang kabupaten pesisir selatan, pada hari
senin 14 juni 2021.
Herlinda S, Rauf A, 2021. Arthropoda Predator
penghuni ekosistem persawahan.di desa padang
mandiangin kecamatan lengayang kabupaten
pesisir selatan, J. Entomol.Indones.
Ikmal, 2021.Hasil wawancara terhadap ketua kelompok
tani. Desa padang mandiangin. Pada hari rabu 30
juni 2021.
Kalsum, Ummi dan Romza, Edy. 2014. Pengamatan
hama penyakit dan musuh alami hama tanaman
padi di Desa padang mandiangin Kecamatan
lengayang Kabupaten pesisir selatan. Painan:
Jurnal Ilmiah AgrIBA No2 Edisi juni Tahun 2021.
Rouw, A. 2008.Analisis dampak keragaman curah hujan

213
terhadap kinerja produksi padi sawah, Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian. 11(2):146-155.
Sembiring, Abdul Sani. 2013. Sistem pakar diagnosa
penyakit dan hama tanaman padi. Medan: Jurnal
Pelita Informatika Budi darma.Vol 3.Maret 2013.
Sudarmo, S. 2021. Wawancara tentang Pengendalian
Serangan Hama, Penyakit dan Gulma. Kanisius.
Desa padang mandiangin kecamatan lengayang
kabupaten pesisir selatan. 16 hal.
Sukiarwan, edi, 2021. Hasil wawancara terhadap
dampak perekonomian masyarakat terhadap
hama wereng. desa padang mandiangin
kecamatan lengayang kabupaten pesisir selatan.
Sumantri. 1980. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT
Gramedia.

214
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP
PERBANKAN SYARIAH DI JORONG
CINGKARIANG NAGARI CINGKARIANG
Ravi Khaliq
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Penelitian ini membahas tentang Persepsi
Masyarakat Terhadap Bank Syariah. Adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Pandangan
Masyarakat Terhadap Bank Syariah. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui seberapa jauh pemahaman atau
pandangan masyarakat mengenai Bank Syariah. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif deskriptif yaitu jenis penelitian yang digunakan
untuk memperoleh informasi tentang keadaan menurut
situasi yang ada pada saat melakukan penelitian. Adapun
metode pengumpulan data yaitu observasi dan
wawancara. Berdasarkan hasil dari analisis data dan
pembahasan mengenai persepsi masyarakat terhadap
Perbankan Syariah di Nagari Cingkariang Jorong
Cingkariang yang terdapat pada bagian sebelumnya,
diperoleh kesimpulan bahwa pandangan masyarakat
terhadap perbankan syariah masih kurang. Hal ini
diungkapkan oleh sekitar 80% dari informan.
Kebanyakan masyarakat di Jorong Cingkariang sudah
tahu apa itu Bank Syariah, tetapi mereka tidak tahu akad
dan produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh bank
syariah sehingga masyarakat tidak berminat untuk

215
menabung di bank syariah dan juga akses bank syariah
yang masih kurang di daerah tersebut. Dari hasil
wawancara penulis dengan masyarakat ada beberapa
alasan yang membuat masyarakat masih kurang paham
dengan bank syariah yaitu pertama istilah bank syariah
masih asing di matanya karena istilah yang digunakan di
bank syariah jarang ia dengar yang menyebabkan hal ini
menambah kesulitan mereka dalam memahami bank
syariah, kedua masyarakat masih terbiasa dengan adanya
Bank Konvensional karena mereka beranggapan bahwa
Bank Konvensional masih lebih baik dari Bank Syariah,
ketiga lokasi Bank Syariah yang sulit untuk dijangkau
sehingga menyebabkan mereka merasa kesulitan untuk
melakukan transaksi.

Kata Kunci : Persepsi, Bank Syariah, Menabung

PENDAHULUAN
Keberadaan bank dalam perekonomian modern
merupakan kebutuhan yang sulit dihindari, keduanya
memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Bank
memberikan modal atau pinjaman kepada pelaku bisnis,
peminjam menerima tambahan modal dari bank untuk
meningkatkan usaha. Di dalam usaha dagang masyarakat
Jorong Cingkariang melakukan proses pemasukan dana
atau penyimpanan dana rata-rata pada Bank
Konvensional.

216
Di Jorong Cingkariang pengetahuan masyarakat
tentang Perbankan Syariah masih awam dikarenakan
masyarakat sebelumnya hanya mengetahui tentang
Perbankan Konvensional oleh sebab itu masyarakat di
Jorong Cingkariang menganggap bahwa sama saja
halnya Perbankan Syariah dan Konvensional, Namun
sebenarnya Perbankan Syariah kini menjadi hal yang
sedang eksis dalam dunia perekonomian. Seperti yang
kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara
dengan penduduk muslim terbanyak. Maka, dengan
begitu penduduk negara Indonesia sangat ingin
bertransaksi dengan Perbankan Syariah, karena tidak
ingin terjerumus kedalam hal-hal yang dilarang oleh
agama islam, salah satunya yaitu riba. Riba adalah hal
yang sangat dilarang dalam islam, karena riba
memberikan dampak yang negatif kepada pelakunya
maupun kepada orang lain yang berada disekitarnya.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia
sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari perkembangan dan
kemajuan perbankan syariah di dunia internasional. Awal
1980-an merupakan tonggak awal dimulainya diskusi
pendirian bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam.

217
Tahun 1990-an merupakan tonggak baru yang secara
khusus memprakarsai berdirinya bank syariah di
Indonesia, yang dimotori oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
Prakarsa khusus ini diawali dengan
diselenggarakannya Lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan pada 18-20 Agustus 1990. Hasil lokakarya ini
kemudian dibahas lebih mendalam dalam Musyawarah
Nasional IV MUI di Jakarta pada 22-25 Agustus 1990.
Dari hasil Munas ini, dibentuk kelompok kerja yang
disebut Tim Perbankan MUI untuk mendirikan bank
syariah di Indonesia, dan bertugas untuk melakukan
pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait.
Hasilnya, pada November 1991 ditandatangani pendirian
PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang mulai
beroperasi pada Mei 1992 (Antonio, 2001). Selain BMI,
pionir perbankan syariah yang lain adalah Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Mardhatillah dan BPR
Berkah Amal Sejahtera yang didirikan pada tahun 1991
di Bandung, yang diprakarsai oleh Institute for Sharia
Economic Development (ISED). Perkembangan
perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari besar

218
kecilnya dukungan atau ada tidaknya dukungan dari
Pemerintah, yang salah satunya tercermin pada kebijakan
perbankan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Komitmen
dukungan Pemerintah terhadap perkembangan bank
syariah di Indonesia berawal sejak tahun 1992. Sebelum
tahun 1992, Pemerintah belum memberikan
komitmennya untuk mengembangkan perbankan syariah
di Indonesia sehingga belum ada satupun peraturan yang
menuju ke arah pengembangan bank syariah. Dukungan
lebih besar dari Pemerintah baru dimulai sejak tahun
1998. Oleh karena itu, tahun 1998 dapat dipakai sebagai
pembatas dua periode kebijakan Pemerintah mengenai
bank syariah. Pada tanggal 16 juli 2008 disahkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah sebagai landasan hukum tersendiri
bagi bank syariah di Indonesia. Pada pasal 34 ayat (1)
Undang-Undang tata kelola yang baik yang mencakup
prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
profesional, dan kewajaran dalam menjalankan kegiatan
usahanya.
Prinsip Syariah berlandaskan pada nilai-nilai
keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, keuniversalan.

219
Nilai-nilai tersebut diterapkan dalam pengaturan
perbankan syariah. Prinsip perbankan syariah merupakan
bagian dari ajaran Islam yang berkaitan dengan ekonomi.
Salah satu prinsip dalam ekonomi Islam adalah larangan
riba dalam berbagai bentuk dan menggunakan sistem
antara lain sistem bagi hasil. Pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil, tingkat keuntungan bank ditentukan dari
besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi
hasil. Produk perbankan syariah terdiri dari produk
penghimpunan dana yang terdiri dari produk; Wadiah
dan Mudharabah, produk penyaluran dana meliputi
produk; Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Salam,
Ijarah, dan Istishna, dan produk jasa keuangan, terdiri
dari; Kafalah, Wakalah, Hawalah, Rahn, dan Qardh yang
termasuk ke dalam kelompok bagi hasil adalah
Mudharabah dan Musyarakah.

METODE PENELITIAN
Penulisan tentang Pandangan Masyarakat
terhadap Bank Syariah menggunakan penelitian kualitatif
deskriptif. Metode kualitatif deskriptif merupakan
penelitian untuk memperoleh informasi tentang keadaan

220
menurut situasi yang ada pada saat melakukan penelitian.
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
lebih tentang perbankan syariah kepada masyarakat di
Nagari Cingkariang Kec. Banuhampu Kab. Agam.
Kegiatan penulisan artikel ini dilaksanakan di
Jorong Cingkariang Nagari Cingkariang Kec.
Banuhampu Kab. Agam. Untuk mendapatkan data- data
terkait dengan perbankan syariah yang ada di nagari
panampuang ini, telah dilakukan wawancara kepada
masyarakat sekitaran rumah, karena kendala dari covid-
19 dan untuk mengatasi kurangnya interaksi dengan
masyarakat banyak, maka hanya beberapa orang saja
untuk mencari informasi pengetahuan masyarakat tentang
perbankan syariah.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Syariah
Ada banyak definisi bank. Fungsi yang dijalankan
bank sangat beragam sehingga sulit membuat definisi
bank yang berlaku secara umum. Akan tetapi fungsi
utama bank adalah untuk melayani peminjaman dan
penyimpanan uang. Di satu pihak, bank meminjam uang,

221
tetapi di pihak lain, bank meminjamkan uang. Kini bank-
bank umumnya mengkhususkan pelayanan dalam
bidang-bidang yang khusus- pertanian, industri, atau
perdagangan luar negeri. Bank komersial melayani
masyarakat umum dan masyarakat dagang (Rivai
Wirasasmita 1999, 16). Pengertian Perbankan menurut
pasal 1 butir 1 Undang-undang nomor 7 tahun 1992
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Sedangkan dalam Undang-undang
nomor 10 tahun 1998 pasal 1 pengertian bank, bank
umum dan Bank Perkreditan Rakyat disempurnakan
menjadi: Bank badan usaha yang menghimpun dana
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Sedangkan pengertian Bank Umum
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau “berdasarkan prinsip usaha
syariah” yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran (Wiroso 2011, 39)

222
B. Produk - Produk Perbankan Syariah
1. Produk penghimpunan
Sesuai ketentuan dalam perundang-undangan hanya
Bank yang diperkenankan untuk melakukan
penghimpunan dana dari masyarakat secara
langsung. Dalam bank syariah penghimpunan dana
dari masyarakat yang dilakukan dengan prinsip
Wadiah dan Mudharabah tanpa membedakan nama
produk yang bersangkutan.
a) Wadiah
Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari
satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun
badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penyimpan
menghendakinya.
b) Mudharabah
Istilah “Mudharabah” merupakan istilah yang
paling banyak digunakan oleh bank-Bank
Islām. Prinsip ini juga dikenal sebagai “qirādh”
atau “muqaradah”. Mudharabah adalah
perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana
pihak pertama (shahib al‟mal) menyediakan

223
dana, dan pihak kedua (mudharib) bertanggung
jawab atas pengelolaan usaha.
2. Produk Penyaluran
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa
dalam bank konvensional pengelolaan dana yang
dilakukan dalam bentuk pemberian kredit, seperti
kredit modal kerja, kredit investasi, kredit
perumahan, kredit kendaraan bermotor, kredit
sindikasi dan macam-macam kredit lainnya,
karakteristiknya sama yaitu kredit.
a) Murābahah
Dalam Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan
Syariah yang diterbitkan oleh Direktorat
Perbankan Syariah, Bank Indonesia
mengemukakan: Bai
Murābahah(bai‟murabahah), jual beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang disepakati. Dalam bai‟ murabahah,
penjual harus memberitahu harga produk yang
ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya.

224
b) Salam
Salam dan Salaf (meminjam) mempunyai arti
yang sama. Salam adalah sejenis penjualan dan
bisa didefinisikan sebagai berikut: “Pembelian
suatu komoditi untuk pengiriman yang
ditangguhkan dengan pembayaran segera
sesuai dengan persyaratan tertentu atau
penjualan suatu komoditi untuk pengiriman
yang ditangguhkan sebagai imbalan atas
pembayaran segera. Salam adalah akad jual
beli muslam fiih (barang pesanan) dengan
penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi
(penjual) dan pelunasannya dilakukan segera
oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut
diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
c) Istisna
Istishna adalah akad jual beli antara al
mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen
yang juga bertindak sebagai penjual).
Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi
produsen untuk menyediakan al-
mashnu(barang pesanan) sesuai spesifikasi

225
yang disyaratkan pembeli dan menjualnya
dengan harga yang disepakati. Cara
pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka,
cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka
waktu tertentu.
d) Ijarah
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara
pemilik ma‟jur (obyek sewa) dan musta'jir
(penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas
obyek sewa yang disewakannya.Ijarah
Muntahiyah bittamlik adalah akad sewa-
menyewa antara pemilik obyek sewa dan
penyewa untuk mendapatkan imbalan atas
obyek sewa yang disewakannya dengan “opsi
perpindahan hak milik” obyek sewa pada saat
tertentu sesuai dengan akad sewa.
e) Musyarakah
Dalam Glosarium Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional dijelaskan pengertian
Musyarakah sebagai berikut: Musyarakah
adalah akad antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing

226
pihak memberikan kontribusi dana (modal)
dengan ketentuan bahwa keuntungan
danresiko(kerugian) akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan
f) Mudharabah
Dalam kamus Istilah Keuangan dan
Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia dijelaskan beberapa istilah
yang terkait dengan Mudharabah yaitu
usaha yang berisiko (risky business) adalah
akad kerjasama usaha antara pihak pemilik
dana (shahibul-maal) dengan pihak
pengelola dana (mudharib) dimana
keuntungan dibagi sesuai nisbah yang
disepakati, sedangkan kerugian ditanggung
pemilik dana (modal). Istilah lain dari
Mudharabah adalah muqaradhah dan
qiradh.
g) Qardh
Sesuai dengan fungsinya Bank Syariah
harus melaksanakan fungsi sosial, yaitu

227
berupa menghimpun dan menyalurkan dana
zakat dan dana kebajikan.

3. Produk Jasa Perbankan Syariah


Diantara produk jasa perbankan syariah
adalah:
a) Wakalah
Wakālah adalah pelantikan seorang untuk
mengambil tempat orang yang melantiknya
untuk mengerjakan suatu tugas bagi
pihaknya. Wakālah merupakan salah satu
perjanjian yang memberikan kuasa orang
yang mewakili kepada wakil untuk
menjalankan suatu kerja bagi pihak diwakili
itu. Dalam Glossori Himpunan Fatwa
Dewan Syariah Nasional, memberikan
penjelasan pengertian Wakālah sebagai
berikut: Wakālah adalah akad pelimpahan
kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain
dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
b) Kafalah

228
Kafalah dan Dhamanah mempunyai arti
yang sama, yaitu jaminan. Yang mana yang
dimaksud dengan Jaminan adalah
bertanggung jawab atas hak yang thabit /
wajib bagi orang lain atau menghadirkan
seseorang yang mempunyai suatu tanggung
jawab untuk diambil tindakan atau
mendapatkan suatu barang pengganti
kepada pihak yang berhak. Dengan ini,
berarti jaminan adalah menempatkan
tanggung jawab seseorang kepada tanggung
jawab orang lain.
c) Sharf
Ash-Sharf adalah jual beli mata uang.
Asalnya mata uang hanya emas dan perak,
uang emas disebut dinar dan uang perak
disebut Dirham. Mata uang dari kedua jenis
itu disebut mata uang intrinsik. Zaman
sekarang, mata uang juga berbentuk nikel,
tembaga dan kertas yang dibeli nilai
tertentu. Mata uang dari jenis-jenis tersebut
disebut mata uang menurut nominal.

229
d) Hawalah (Hiwalah)
Hawalah atau hiwalah adalah akad
pengalihan hutang dari pihak yang
berhutang kepada pihak lain yang wajib
menanggung (membayar)-nya. Daw f wa
feuy. Ui
e) Rahn
Akad rahn (Zuhaili, BMI) menurut syara`
adalah menahan sesuatu dengan cara yang
dibenarkan yang memungkinkan untuk
ditarik kembali. Yaitu menjadikan barang
yang mempunyai nilai harta menurut
pandangan syara` sebagai jaminan
hutang,hingga orang yang bersangkutan
boleh mengambil hutang semuanya atau
sebagian. Juga termasuk rahn adalah
transaksi yang menggunakan surat berharga
(sebagai jaminan) dengan barang
Disamping itu dalam melaksanakan fungsi
ini bank syariah melaksanakan transaksi
yang sifatnya tolong menolong yaitu
pinjaman Qardh, yaitu pinjaman uang.

230
Sesuai karakteristik ekonomi syariah uang
bukan komoditi sehingga tidak
diperkenankan yang menghasilkan atau
bertambah uang.
Fwe ggw kuy s
C. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Perbedaan antara bank syariah dan konvensional
dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 1.1
Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional


1. Melakukan investasi 1. Investasi yang halal
yang halal saja. dan haram.
2. Berdasarkan prinsip bagi 2. Memakai perangkat
hasil, jual-beli, dan sewa. bunga.
3. Profit dan falah Oriented. 3. Profit oriented.
4. Hubungan dengan 4. Hubungan antara
nasabah dalam bentuk nasabah dengan bank
kemitraan. dalam bentuk
5. Penghimpunan dan hubungan debitor-

231
penyaluran dana harus kreditor.
sesuai dengan fatwa 5. Tidak terdapat dewan
Dewan Pengawas Syariah sejenis.

D. Profil Nagari Cingkariang


Penelitian yang dilakukan mengenai
meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap
perbankan syariah ini dilaksanakan di Nagari
Cingkariang. Dimana secara keseluruhan Nagari
Cingkariang memiliki 6 jorong, yang mana terdiri dari
Jorong Cingkariang, Jorong Sungai Landai, Jorong
Sungai Buluah, Jorong Andaleh, Jorong Tanah Biriang
dan Jorong Baringin. Yang akan diteliti yaitu di Jorong
Cingkariang.
Nagari Cingkariang berada di Kecamatan
Banuhampu, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Luas Nagari: 5,07 kilometer persegi atau 17,81 persen
dari luas wilayah Kecamatan Banuhampu. Nagari
Cingkariang berjarak 1 kilometer dari ibu kota kota
kecamatan. Nagari Cingkariang berpenduduk 5.357jiwa
(2017) terdiri dari 2.570 laki-laki dan 2.787 perempuan.
Batas wilayah Nagari Cingkariang terdiri dari :

232
1. Timur berbatas Nagari Sungai Pua Kecamatan
Sungai Puar
2. Selatan berbatas Nagari Padang Luar Kecamatan
Banuhampu
3. Barat berbatas Nagari Sungai Tanang Kecamatan
Banuhampu
4. Utara Berbatas Nagari Batagak Kecamatan
Sungai Pua
Fasilitas Pendidikan:
1. SD 2 unit (negeri)
2. MI 1 unit (negeri)
Fasilitas Kesehatan
1. Puskesmas Pembantu 1 unit

Jorong Cingkariang merupakan daerah yang


cukup potensial dan memberikan banyak keuntungan
kepada masyarakat yang mau bekerja dan berusaha.
Karena Jorong Cingkariang merupakan daerah yang
mempunyai lahan Perkebunan dan persawahan .
Sehingga masyarakatnya bermata pencaharian sebagai,
petani sawah, kebun, ada pula sebagai peternak, PNS,
pensiunan PNS/Polri/TNI, Pegawai/Guru Honorer,

233
Tukang Ojek, Tukang batu/kayu, Wiraswasta, Pengusaha
Mebel dan lain-lain. Delak aoi fwa
E. Persepsi Masyarakat Terhadap Perbankan
Syariah di Jorong Cingkariang Nagari
Cingkariang
Pada penelitian ini penulis lebih fokus terhadap
pandangan masyarakat terhadap bank syariah. Bank
syariah mulai berkembang di era tahun 90an dengan
diawali oleh Bank Muamalat Indonesia.Bank syariah
merupakan lembaga keuangan yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan dengan syariah Islam.
Namun di Indonesia sendiri perkembangan bank syariah
cukup lambat mengingat di negara lain sudah lama
mereka mengadopsi bank syariah dan telah menjadi
bagian dari dunia perbankan di negaranya namun
keterlambatan itu pun bukanlah suatu penghalang bagi
tumbuh kembangnya perbankan syariah di Indonesia
pada umumnya dan bagi masyarakat muslim pada
khususnya.
Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan
dari bank syariah itu sendiri adalah dengan melalui
peningkatan strategi pelayanan nasabah atau calon

234
nasabah tersebut. Karena dengan meningkatkan,
melakukan dan memberikan pelayanan yang terbaik
kepada nasabah dapat menjadi satu pilihan apabila bank
syariah ingin berkembang dan semakin tumbuh jumlah
nasabahnya dari tahun ketahun.
Selanjutnya pembentukan persepsi akan
memberikan dampak yang baik terhadap kemajuan bank
syariah dan juga akan mendorong masyarakat untuk
dapat menggunakan jasa bank syariah sebagai lembaga
keuangan mereka. Suatu persepsi memang sangatlah
penting, karena persepsi adalah sebuah proses saat
individu mengatur dan mengekspresikan kesan-kesan
mereka guna untuk memberikan arti tersendiri bagi
orang-orang di sekitarnya.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan
mewawancarai 10 informan yang berada di Jorong
Cingkariang. Dari hasil wawancara yang dilakukan ke
informan memperoleh beberapa pandangan atau persepsi
masyarakat Jorong Cingkariang mengenai berbagai
persepsi yang akan memberikan dampak positif bagi
kemajuan bank syariah itu sendiri dan juga akan menarik

235
minat masyarakat untuk menggunakan jasa atau
pelayanan bank syariah.
Masyarakat secara keseluruhan cukup merespon
baik dengan keberadaan Bank Syariah yang ada.
Kebanyakan masyarakat di Jorong Cingkariang sudah
pernah mendengar istilah Bank Syariah tetapi mereka
belum terlalu paham mengenai sistem dan produk yang
ada pada bank syariah serta kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat tentang bank syariah. Sehingga masyarakat di
Jorong Cingkariang kurang berminat untuk menabung di
bank syariah. Dari hasil wawancara yang diperoleh dari
masyarakat di Jorong Cingkariang diantaranya yaitu
masyarakat masih menganggap bahwa bank syariah dan
bank konvensional itu sama hanya saja istilahnya yang
berbeda. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Fera Melinda,
salah satu masyarakat di Jorong Cingkariang.
“menabung di bank syariah dengan bank
konvensional mungkin sama saja dan yang
membedakannya hanya istilahnya saja”
Hal ini juga dikemukakan oleh Ibu Betriani beliau
mengatakan bahwa masyarakat yang masih kurang
memiliki gambaran mengenai seperti apa bank syariah

236
sebenarnya sudah mengetahui apa itu bank syariah tetapi
belum memahami apa itu bank syariah dan keunggulan
yang dimiliki oleh bank syariah. Kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai Bank Syariah juga dibenarkan oleh
Ibu Ferina yang berpendapat bahwa sebagian besar
masyarakat hanya tahu tentang Bank Syariah tanpa
memahaminya, masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui konsep perbankan syariah, masih ada juga
yang bingung dengan sistem bunga dan bagi hasil, masih
ada yang belum tahu mengenai istilah-istilah yang ada di
Bank Syariah.
Dalam upaya memberikan arah kepada
masyarakat maka sangat penting adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang keberadaan bank syariah saat
ini meyakini masih banyak masyarakat yang belum
memahami benar perbedaan bank syariah dengan bank
konvensional. Sosialisasi yang diperlukan adalah pihak
bank syariah menyampaikan kepada masyarakat tentang
berbagai programnya terutama produk-produknya. Resi
Melinda mengemukakan bahwa ia sudah pernah
mendengar istilah Bank Syariah tetapi belum terlalu
memahami tentang bank syariah dan produk produk yang

237
ada pada Bank Syariah ia hanya mengetahui bahwa Bank
Konvensional itu haram karena adanya riba. Dapat
disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat mengenai
Bank Syariah khususnya produk-produk Bank Syariah
masih sangat kurang.
Begitu juga halnya dengan informan lainnya,
mereka sama sekali tidak menggunakan layanan Bank
Konvensional karena mereka tahu bahwa Bank
Konvensional tersebut menggunakan prinsip bunga yang
berarti riba. Namun mereka juga tidak menggunakan
layanan Bank Syariah karena kurangnya pemahaman dan
rumitnya bertransaksi menggunakan layanan Bank
Syariah tersebut. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat
di Jorong Cingkariang tidak menggunakan layanan Bank
Konvensional dan Bank Syariah untuk menabung.
Berbeda halnya dengan Ibu Heby yang lebih
memilih menabung di bank konvensional daripada bank
syariah dengan alasan ia lebih suka menabung di Bank
Konvensional dibanding dengan Bank Syariah karena
pelayanan di Bank Konvensional lebih cepat dan akses
untuk bertransaksi juga sangat mudah di jangkau. Begitu
pula halnya dengan Ibu Mira yang lebih suka

238
menggunakan produk Bank Konvensional daripada Bank
Syariah dikarenakan pelayanannya yang cepat.
Berbeda dengan Ibu Henny dan Bu Mira, Ibu Tari
sangat enggan akan menggunakan produk Bank
Konvensional dikarenakan Ibu Tari sudah mengetahui
sistem dan produk pada Bank Syariah, Ibu Tari sudah
lama menggunakan produk Bank Syariah walaupun dulu
pernah menggunakan produk-produk pada Bank
Konvensional.
Berbeda dengan pemahaman masyarakat yang
sudah benar-benar mengetahui tentang Bank Syariah
seperti yang dijelaskan oleh Ibu Tari yang telah
menggunakan produk Bank Syariah. Beliau juga
mengemukakan alasannya lebih memilih menabung di
bank syariah daripada di bank konvensional. “Menurut
saya Wadiah adalah jika saya menitipkan uang ke bank
maka pihak bank akan menjaga dan mengembalikan uang
tersebut setiap saat saya meminta dan Bank harus
bertanggung jawab atas pengembalian titipan tersebut”.
Dan beberapa informan lagi menyatakan bahwa mereka
menggunakan produk Bank Konvensional hanya dengan
niat untuk menabung, mereka tidak menggunakan produk

239
Bank Syariah karena mereka masih awam akan adanya
Bank Syariah dan juga lokasi Bank Syariah yang sedikit
jauh dari tempat tinggal mereka.
Dari wawancara tersebut dapat penulis simpulkan
bahwa masyarakat Jorong Cingkariang ingin
menggunakan produk Perbankan Syariah, namun
masyarakat belum terlalu mengerti sistem yang
digunakan Bank Syariah dan produk-produknya,
masyarakat hanya mengetahui bahwa di dalamPerbankan
Syariah tidak terdapat unsur bunga. Untuk itu masyarakat
Jorong Cingkariang sangat memerlukan informasi
ataupun ilmu mengenai Perbankan Syariah.
Ada beberapa alasan yang juga menyebabkan
masyarakat di Jorong Cingkariang tidak memilih untuk
menabung di Bank Syariah dikarenakan lokasi
keberadaan bank syariah yang cukup jauh dengan lokasi
penelitian sehingga membuat masyarakat enggan untuk
menjadi nasabah di bank syariah. Oleh karena itu
masyarakat juga menginginkan agar pihak bank dapat
memberikan jasa dan pelayanannya yang bisa
memberikan mereka kemudahan dalam bertransaksi dan
bisa berhubungan langsung dengan pihak bank syariah

240
saat mereka membutuhkan bantuan. Sangat penting
adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang perbankan
syariah saat ini. Dengan memahami keberadaannya
diharapkan mampu memperkenalkan kepada masyarakat
dalam hal ini masyarakat di Jorong Cingkariang untuk
bermuamalah secara islami. Bank syariah dianggap
seperti bank-bank pada umumnya karena tidak
terlepasdari kurangnya pemahaman dari masyarakat serta
kurangnya sosialisasi dan informasi yang dilakukan oleh
pihak bank kepada masyarakat mengenai perbankan
syariah sehingga memberikan pandangan atau persepsi
yang berbeda-beda. Sosialisasi sangat dibutuhkan untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat yang
berkaitan dengan pengenalan konsep bank syariah,
istilah-istilah, serta produk-produk yang ada pada bank
syariah yang kurang paham dengan hal tersebut.
Dalam upaya memberikan arah kepada
masyarakat, maka sangat penting adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang keberadaan bank syariah saat
ini.Ia meyakini bahwa masih banyak masyarakat yang
kurang paham tentang bank syariah atau masih
memandang bahwa bank syariah itu sama saja dengan

241
bank konvensional. Bank syariah bukan hanya sekedar
bank yang tidak berbasis bunga selain itu sistem yang
tidak memungut bunga, bank syariah dapat melakukan
berbagai transaksi apa saja yang dapat dilakukan oleh
bank konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah
atau bank syariah atau bank islam, seperti halnya dengan
bank konvensional juga berfungsi sebagai lembaga
intermediasi, yaitu menghimpun dana masyarakat dan
menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkannya
dalam bentuk pembiayaan. Bedanya hanyalah bahwa
bank syariah melakukan kegiatan usahanya tidak
berdasarkan bunga atau Masyarakat menginginkan agar
bank syariah dapat melakukan edukasi kepada
masyarakat sehingga dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik dengan tujuan bahwa masyarakat ingin
mengetahui dan memahami bank syariah terlepas dari
menabung atau tidaknya mereka pada bank syariah
setidaknya mereka mau mengetahui konsep bank syariah.
Dari hasil wawancara penulis dengan masyarakat
ada beberapa alasan yang membuat masyarakat masih
kurang paham dengan bank syariah yaitu pertama istilah
bank syariah masih asing di matanya karena istilah yang

242
digunakan di bank syariah jarang ia dengar yang
menyebabkan hal ini menambah kesulitan mereka dalam
memahami bank syariah, kedua masyarakat masih
terbiasa dengan adanya Bank Konvensional karena
mereka beranggapan bahwa Bank Konvensional masih
lebih baik dari Bank Syariah, ketiga lokasi Bank Syariah
yang sulit untuk dijangkau sehingga menyebabkan
mereka merasa kesulitan untuk melakukan transaksi.
Berdasarkan penuturan narasumber di atas
disimpulkan pemahaman masyarakat terhadap bank
syariah masih kurang. Hal ini diungkapkan oleh sekitar
80% dari informan. Kebanyakan masyarakat di Jorong
Cingkariang sudah tahu apa itu Bank Syariah, tetapi
mereka tidak tahu akad dan produk-produk apa saja yang
ditawarkan oleh bank syariah sehingga masyarakat tidak
berminat untuk menabung di bank syariah dan juga akses
bank syariah yang masih kurang di daerah tersebut.
Untuk mengatasi persepsi masyarakat yang
kurang memahami tentang bank syariah maka pihak bank
perlu melakukan beberapa upaya seperti memberikan
gambaran atau memberikan sosialisasi kepada
masyarakat secara luas yang menjadi sebuah kebutuhan

243
untuk melihat pemahaman masyarakat yang masih begitu
rendah. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan
mengadakan seminar-seminar yang memperkenalkan
konsep perbankan syariah baik secara teori maupun
pengaplikasiannya sehingga mudah untuk dipahami oleh
masyarakat luas. Sosialisasi juga dapat dilakukan dengan
promosi melalui media-media seperti media
elektronik,media cetak bahkan media sosial yang akhir-
akhir ini memberikan manfaat baik bagi masyarakat
maupun instansi tertentu. Walaupun dengan cara seperti
ini tidak memberikan jaminan bahwa bank syariah akan
mendapatkan banyak nasabah namun setidaknya dapat
memberikan pemahaman yang akan mendorong
seseorang untuk menabung dan akan memandang bahwa
bank syariah itu sebenarnya tidak sesuai dengan realita
yang ada.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa pemahaman dan pengetahuan masyarakat Jorong
Cingkariang tentang Bank Syariah masih sangat kurang
dan akan mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap
Bank Syariah itu sendiri sudah mengetahui bank syariah
tetapi belum memahami mengenai konsep bank syariah,

244
akad atau transaksi yang ada dalam bank syariah. Sangat
penting adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang
perbankan syariah saat ini.
Dengan memahami keberadaannya diharapkan
mampu memperkenalkan kepada masyarakat dalam hal
ini masyarakat di Jorong Cingkariang untuk
bermuamalah secara islami. Dari hasil wawancara yang
penulis lakukan bahwa jawaban terbesar masyarakat
adalah masyarakat mengharapkan Edukasi atau
sosialisasi mengenai Bank Syariah karena masyarakat
masih begitu kurang memahami tentang Perbankan
Syariah, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih
mendukung dengan adanya kehadiran Bank Syariah di
tengah pertumbuhan bank konvensional yang sangat
pesat.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari analisis data dan
pembahasan mengenai persepsi masyarakat terhadap
Perbankan Syariah di Nagari Cingkariang Jorong
Cingkariang yang terdapat pada bagian sebelumnya,
diperoleh kesimpulan bahwa pandangan masyarakat

245
terhadap perbankan syariah masih kurang. Hal ini
diungkapkan oleh sekitar 80% dari informan.
Kebanyakan masyarakat di Jorong Cingkariang sudah
tahu apa itu Bank Syariah, tetapi mereka tidak tahu akad
dan produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh bank
syariah sehingga masyarakat tidak berminat untuk
menabung di bank syariah dan juga akses bank syariah
yang masih kurang di daerah tersebut. Untuk mengatasi
persepsi masyarakat yang kurang memahami tentang
bank syariah maka pihak bank perlu melakukan beberapa
upaya seperti memberikan gambaran atau memberikan
sosialisasi kepada masyarakat secara luas yang menjadi
sebuah kebutuhan untuk melihat pemahaman masyarakat
yang masih begitu rendah.
Dari hasil wawancara penulis dengan masyarakat
ada beberapa alasan yang membuat masyarakat masih
kurang paham dengan bank syariah yaitu pertama istilah
bank syariah masih asing di matanya karena istilah yang
digunakan di bank syariah jarang ia dengar yang
menyebabkan hal ini menambah kesulitan mereka dalam
memahami bank syariah, kedua masyarakat masih
terbiasa dengan adanya Bank Konvensional karena

246
mereka beranggapan bahwa Bank Konvensional masih
lebih baik dari Bank Syariah, ketiga lokasi Bank Syariah
yang sulit untuk dijangkau sehingga menyebabkan
mereka merasa kesulitan untuk melakukan transaksi.

247
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Diana, A. Y. (2005). Gambaran Umum: Bank Syariah.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK).
Hasnati, dkk. (2019). Perbandingan Prinsip Good
Corporate Governance Pada Bank Konvensional
dan Bank Syariah dalam Sistem Hukum di
Indonesia. Bogor: Universitas Ibn Khaldun
Heri N, P. (2013). Optimalisasi Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil pada Bank Syariah di Indonesia.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Nursihabudin, Apud, dkk. Persepsi Masyarakat Petani
Tentang Perbankan Syariah. Cirebon: CV. Elsi
Pro.
Wawancara
Betriani. Wawancara Pribadi. Pandangan Terhadap
Perbankan Syariah. 28 Juni 2021.
Fera Melinda. Wawancara Pribadi. Pandangan Terhadap
Perbankan Syariah. 28 Juni 2021.
Ferina. Wawancara Pribadi. Pandangan Terhadap
Perbankan Syariah. 28 Juni 2021.
Heby. Wawancara Pribadi. Pandangan Terhadap
Perbankan Syariah. 30 Juni 2021.

248
Mira. Wawancara Pribadi. Pandangan Terhadap
Perbankan Syariah. 30 Juni 2021.
Resi Melinda. Wawancara Pribadi. Pandangan Terhadap
Perbankan Syariah. 10 Juli 2021.
Tari. Wawancara Pribadi. Pandangan Terhadap
Perbankan Syariah. 10 Juli 2021.

249
POTENSI PRODUK PERBANKAN SYARIAH
MUDHARABAH DALAM MENINGKATKAN
HASIL PENDAPATAN PERTANIAN KAMPUNG
PANCAHAN
Rayzul Hawari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Mudharabah merupakan salah satu produk yang
ditawarkan lembaga keuangan syariah, baik itu
Perbankan Syariah maupun Takaful atau Asuransi
Syariah. Adapun pengertian Mudharabah adalah bentuk
kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana pemilik
modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan
kerjasama dengan kontribusi seratus persen modal dari
pemilik modal dan keahlian dari pengelola. Dalam
penerapannya akad mudharabah ini memiliki kesamaan
dengan beberapa bentuk kerjasama yang selama ini yang
dijalankan oleh masyarakat Kampung Pancahan, yang
mana orang pemilik lahan memberikan lahannya kepada
penggarap dengan modal dari pemilik lahan dan apabila
sudah memasuki panen maka hasilnya dibagi 3 yaitu dua
bagian bagi si pemilik modal sedangkan satu bagian
dimiliki oleh penggarap.

Kata Kunci:Mudharabah, Lembaga Keuangan Syariah,


Perbankan Syariah, Takaful, Asuransi Syariah, Kampung
Pancahan.

PENDAHULUAN

250
Dalam beberapa tahun belakangan ini, pemerintah
sangat gencar dalam memajukan Lembaga Keuangan
berbasis Syariah salah satunya adalah pengkonversian
gabungan beberapa Bank Syariah di Indonesia yaitu BRI
Syariah, BNI Syariah dan Bank Mandiri Syariah menjadi
Bank Syariah Indonesia (BSI). Lembaga keuangan
tersebut pada awalnya bersaing seketat mungkin dengan
sesama bank syariah, maka tidak ayal banyaknya tawaran
dan produk yang ditawarkan oleh masing-masing bank
syariah ini menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan akan
citra kinerja bank syariah kedepannya. Maka dari itu
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat peta Road Map
perjalanan pendirian BSI ini kedepannya yang dimulai
semenjak 2016 lalu, pada tahun 2019 OJK mendorong
bank syariah dan unit usaha syariah milik pemerintah
mengkonsolidasi atau merger perbankan. Diantaranya
adalah PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Mandiri
Syariah, Unit Usaha Syariah, PT Bank Tabungan Negara
(Persero)Tbk.
Pada 2 juli 2020, menteri BUMN Erick thohir
berencana menggabungkan bank syariah BUMN yakni,

251
BRI syariah, BNI Syariah, BTN Syariah dan Mandiri
Syariah. Oktober 2020, akhirnya pemerintah secara resmi
mengumumkan rencana merger bank syariah yaitu
Mandiri Syariah, BRI Syariah dan BNI Syariah. Pada 27
januari 2021, OJK secara resmi mengeluarkan izin
merger usaha tiga bank syariah. Surat terbit dengan
nomor SR/3/PB.1/2021. 1 Februari 2021, presiden
Jokowi meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau
(BSI).
Berdasarkan itu pula artikel ini membahas tentang
bagaimana penerapan, pengenalan berbagai akad yang
ada di lembaga keuangan syariah yang nantinya akan
menjadi acuan masyarakat kampung pancahan dalam
meningkatkan modal serta pendapatan yang dihasilkan
dari akad kerjasama pertanian atau yang dikenal dengan
akad Mudharabah. Dalam hal ini dapat meningkatkan
ekonomi berbasis syariah dan terjauh dari riba yang akan
menyengsarakan pelakunya dan dapat mematikan
ekonomi kemasyarakatan berbasis syariah.

METODE PENELITIAN

252
Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu
penelitian kualitatif deskriptif analitis yang bertujuan
nantinya akan menerangkan bagaimana bentuk upaya
akad Mudharabah ini dalam meningkatkan kualitas serta
kuantitas hasil pertanian masyarakat kampung pancahan.
Data yang dikumpulkan melalui pendekatan-pendekatan
serta pelacakan pengetahuan masyarakat tentang akad
Mudharabah ini, yang pada akhirnya nanti akan
melakukan wawancara dengan berbagai petani yang
berkaitan langsung di lapangan dan juga melakukan
penelitian yang dilakukan di kenagarian terkait hasil
pertanian yang didapatkan selama ini. Dalam metode ini
juga diharapkan mampu menyajikan data sebaik-baiknya
demi mendapatkan perkembangan ilmu pengetahuan
selanjutnya dan mendapatkan racun didalam melakukan
penelitian selanjutnya.

PEMBAHASAN
Kampung pancahan adalah nama suatu daerah
yang bertempat di kenagarian Tarung-tarung, kecamatan
Rao, kabupaten Pasaman. Daerah ini memiliki lahan
pertanian yang cukup luas, daerahnya juga memiliki

253
potensi yang cukup besar sebagai daerah lumbung padi
nasional yang rata-rata lahan yang dimiliki oleh
masyarakat disini adalah sekitar 2 Hektar per kepala
keluarga, adapun data dari keseluruhannya adalah sekitar
46.234 (Ha) dari jumlah keseluruhan yang dimiliki
(Badan Pusat Statistik Pasaman. Hal. 23).
Dari data di atas juga kita dapatkan bahwa betapa
besarnya potensi yang didapatkan oleh lembaga
keuangan syariah dalam meningkatkan kinerjanya
dengan mensosialisasikan berbagai produk yang
ditawarkan berarti ikut andil dalam pengembangan
kemasyarakatan keuangan dan kerjasama berlandaskan
syariat islam.

1. Pengenalan Kerjasama Mudharabah


Kampung Pancahan adalah salah satu kampuang
dari sekian banyak kampuang di kenagarian Taruang-
taruang, yang terletak di sebelah selatan dari Kecamatan
Rao, Kabupaten Pasaman. Daerah ini merupakan salah
satu daerah yang mana mayoritas masyarakatnya
berprofesi sebagai petani, baik pertanian padi, jagung,
karet dan kelapa sawit. Luas daerahnya berkisar 84,66

254
Km persegi, atau 35,85% dari luas keseluruhan
kecamatan Rao (langgam.id). Berdasarkan data diatas
dapat disimpulkan betapa luasnya daerah kenagarian
Taruang-taruang, yang 75% merupakan lahan pertanian
persawahan (langgam.id). Adapun tingkat pendidikan
masyarakat di kampung Pancahan ini rata-rata tamatan
sekolah menengah atas (SMA), sebagian masyarakatnya
ada juga menyambung pendidikan ke jenjang lebih tinggi
yakni universitas.
Banyaknya masyarakat berprofesi sebagai petani
tradisional yang mana tiap panen hasil pertanian dan juga
tingkat kinerjanya masih tidak sesuai dengan tuntutan
syariat islam bab muamalat. Disini saya menemukan
bahwa kinerja antar masyarakat dalam mengelola lahan
pertanian belum sepenuhnya mengenal istilah
Mudharabah yakni kerjasama antar dua pihak atau lebih
dalam mengelola lahan, yang mana pemodal memberikan
modal dan bibit pertanian sedangkan penggarapnya lah
yang bekerja, kemudian hasilnya dibagi sesuai dengan
kesepakatan. Namun, faktanya yang saya temukan di
lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan syariat,
sedangkan di kampung Pancahan ini kerjasama antara

255
pengelola dan pemilik lahan, yang mana pemilik lahan
memberikan modal dan juga semua kebutuhan pertanian
dari pemilik, sedangkan pengelola hanya mengerjakan
apa yang menjadi keahliannya. Hasil yang didapatkan,
dibagi tiga, dua buat si pemilik lahan sedangkan satu
bagian buat pengelola lahan pertanian (wawancara
dengan tokoh masyarakat).
Jika dilihat-lihat dari semua yang diwawancara,
rata-rata masyarakat yang menjadi pengelola mengalami
ketertekanan dan juga hasil yang didapatkannya tidak
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan kehidupan
keluarganya. Inilah yang menjadi permasalahan tersebut,
bagaimana caranya kerjasama Mudharabah ini dapat
terealisasi di kampung Pancahan (pejabat bank syariah).
Untuk mendukung terealisasinya program ini maka
dibutuhkan kerjasama antar berbagai pihak salah satunya
adalah niniak mamak dan alim ulama yang ada di
kampung pancahan, yang merupakan tokoh terkemuka
dalam berbagai hal yang mencolok seperti proses
pengenalan program Mudharabah ini kedepannya dan
juga berbagai program-program akad kerjasama yang
lainnya yang nantinya akan menjadikan terealisasinya

256
masyarakat hidup tanpa riba (wawancara dengan tokoh
masyarakat pancahan).

2. Proses Perealisasian Akad Kerjasama


Mudharabah
Perealisasian adalah proses menerapkan sesuatu
yang nantinya akan digunakan kedepannya dengan
berbagai instrumen yang ditekankan (KBBI), adapun
yang dimaksud dengan perealisasian akad mudharabah
adalah menerapkan akad kerjasama mudharabah yang
nantinya akan digunakan di lingkungan tertentu dengan
menerapkan instrumen yang telah ditetapkan. Dalam
beberapa waktu sebelum pengenalan akad ini, penduduk
kampung pancahan masih menerapkan cara tradisional
dalam melakukan kerjasama antar masyarakat itu sendiri.
Adapun untuk modal, sebelumnya mereka melakukan
hutang pada pihak penadah padi (toke padi) yang berada
di kampung pancahan, sistemnya dengan mengambil
dahulu kebutuhan obat-obatan dan pupuk yang
diinginkan, dan untuk pembayarannya dengan menjual
hasil tani mereka ke penadah tadi (wawancara dengan
tokoh masyarakat).

257
Dalam beberapa kasus saya temukan, kadang
penadah padi ini mengambil hasil tani masyarakat ini
dengan menekan harganya, dikarenakan beberapa
masalah seperti, hutang yang amat besar dan juga hasil
pertanian yang buruk kadang disebabkan hama yang
menyerangnya. Selain melakukan penghitungan padi ini
juga, mereka juga melakukan hutang di bidang
perikanan, usaha masyarakat di kampung ini rata-rata
semuanya untuk mendapatkan modal pupuk, pelet dan
obat-obatan herbisida atau sebagainya, dengan
melakukan hutang dengan penadah sesuai dengan jenis
usaha yang di naunginya. Jadi dapat dibayangkan hasil
tani maupun hasil kolam yang dihasilkan rata-rata
separuh hasilnya sekitar 50% dari pendapatan total
digunakan untuk membayar hutang tadi, jika hasil yang
didapatkanmaksimal atau tinggi, jika hasil yang
didapatkan sedikit karena beberapa faktor seperti faktor
alam, lingkungan dan juga faktor-faktor lainnya, maka
hasil dari keseluruhan yang didapatkan hanya untuk
menutupi hutang, bahkan saking parahnya tidak
sepenuhnya menutupi hutang dan bahkan berhutang lagi

258
demi menyambung kebutuhan hidupnya (wawancara
dengan tokoh masyarakat).
Dari hasil deskripsi diatas maka tidak ayal,
dibutuhkannya solusi dalam mengatasi masalah
permodalan diatas, dengan cara memberikan tajuk
pengenalan berbagai akad dan produk-produk perbankan
syariah seperti akad mudharabah dalam hal kerjasama di
bidang pertanian. Dengan melakukan sosialisasi dan
tajuk pengenalan maka diharapkan bisa terjalinnya
ekonomi rabbani dan jauh dari unsur riba.

3. Rentenir koperasi 46 di Kampung Pancahan


Berbagai solusi yang ditawarkan dalam
menangani permasalahan permodalan di lingkungan
kampuang pancahan, salh satunya adalah adanya pihak
yang memanfaatkan situasi sulitnya solusi permodalan
yang didapatkan masyarakat dengan melakukan
peminjaman dana kepada pihak terkait, yaitu berupa
peminjaman dengan meminjam sejumlah dana dan
dikembalikan dengan jumlah yang lain atau berlebih
yang disebut bunganya. Solusi macam ini dapat menjadi
benalu bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat kampung

259
pancahan, pasalnya mereka bukan hanya memberikan
pinjaman akan tetapi meminta bunga atas pinjaman yang
berikan.
Kita sudah mengetahui bahwa riba adalah musuh
nyata dan pelakunya adalah pendosa yang amat besar,
Adapun dari pihak pemuka agama, niniak mamak
kampung pancahan sama sekali tidak mengetahui hal ini,
sedangkan dalam peraturan adat minangkabau harus
sesuai dengan Adat Basandi Syara`, Syara` Basandi
Kitabullah, merupakan semboyan kita sebagai orang
minangkabau. Untuk mengatasi hal diatas maka kita
sebagai masyarakat yang mengetahui perlu melakukan
pengkajian ulang dan melakukan pencarian solusi bagi
masyarakat kedepannya agar riba ini dapat dihancurkan
dari muka bumi ini.

4. Akad Mudharabah Solusi Permodalan Masyarakat


Akad mudharabah adalah bentuk kerjasama
antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan
kerjasama dengan kontribusi seratus persen modal dari

260
pemilik modal dan keahlian dari pengelola (langgam.id).
Perbankan syariah adalah salah satu lembaga yang
memberikan permodalan yang berlandaskan kepada
hukum syar`i.
Menurut Ulama Fiqih kerjasama “mudharabah”
(perniagaan) sering juga disebut dengan “Qiradh”.1
Dalam Fiqhus Sunnah juga disebutkan bahwa
mudharabah bisa dinamakan dengan qiradh yang
artinya memotong. Karena pemilik modal memotong
sebagian hartanya agar diperdagangkan dengan
memperoleh sebagian keuntungan.Mudharabah
berasal dari kata dharb yang berarti memukul atau
berjalan. Dalam bidang ekonomi Islam, pengertian
memukul atau berjalan lebih tepatnya adalah proses
seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan
usahanya. Sedangkan secara istilah, mudharabah
merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan
seluruh dana, sedangkan pihak kedua(pengelola dana)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi
di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian

261
finansialnya hanya ditanggung oleh pengelola dana
(Dewi, 2009, hal. 181).
Sedangkan menurut pengertian istilah fiqh al-
mudharabah adalah sebagai berikut:
a. Mazhab Hanafi Mudharabah adalah akad atas suatu
syarikat dalam keuntungan dengan mata uang tunai
yang diserahkan kepada pengelola dengan
mendapatkan sebagian dari keuntungannya jika
diketahui dari jumlah keuntungannya.
b. Mazhab Syafi'i Mudharabah adalah suatu akad
yang memuat penyerahan modal kepada orang lain
untuk mengusahakannya dan keuntungannya dibagi
antara mereka berdua.
c. Mazhab Hambali Mudharabah adalah penyerahan
suatu modal tertentu dan jelas jumlahnya atau
semaknanya kepada orang yang mengusahakannya
dengan mendapatkan bagian tertentu dari
keuntungannya (Muhammad, 2004, hal. 37).
Adapun beberapa sumber hukum akad mudharabah
yakni:

262
1. Al-Qur`an
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya
kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga
malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan
(demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran
malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu
sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan
kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa
akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit
dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang
yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran
dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang
baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat
untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang
paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan

263
mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al Muzammil: 20).

2. Hadits

‫ار َحدَّثَنَا َنص ُْر‬ ُ ‫ت ْالبَ َّز‬


ٍ ِ‫علِي ٍ ْالخ َََّّل ُل َحدَّثَنَا بِ ْش ُر بْنُ ثَاب‬
َ ُ‫س ُن بْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا ْال َح‬
َ‫ع ْن أ َ ِبي ِه قَال‬
َ ‫ب‬
ٍ ‫ص َه ْي‬ُ ‫ِح ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫صال‬ َ َ‫اود‬ ُ َ‫الر ْح َم ِن ب ِْن د‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ْب ُن ْالقَاس ِِم‬
َ ‫ع ْن‬
‫ث فِي ِه َّن ْال َب َر َكةُ ْال َب ْي ُع ِإ َلى أَ َج ٍل‬
ٌ ‫س َّل َم ث َ ََّل‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّٰللا‬ َ ‫ّٰللا‬ ُ ‫قَالَ َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬
‫ت ََل ل ِْلبَي ِْع‬
ِ ‫ِير ل ِْلبَ ْي‬
ِ ‫شع‬ َّ ‫ضةُ َوأ َ ْخ ََّلطُ ْالب ُِر بِال‬ َ َ‫َو ْال ُمق‬
َ ‫ار‬

Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali


Al Khallal] berkata, telah menceritakan kepada kami
[Bisyr bin Tsabit Al Bazzar] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Nashr bin Al Qasim]
dari ['Abdurrahman bin Dawud] dari [Shalih bin
Shuhaib] dari [Bapaknya] ia berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga hal
yang di dalamnya terdapat barakah; jual beli yang
memberi tempo, peminjaman, dan campuran
gandum dengan jelai untuk dikonsumsi orang-orang

264
rumah bukan untuk dijual." (HR. Ibnu Majah, No.
2280).

Dalam menjalankan kinerjanya, perbankan


syariah menawarkan berbagai sektor pembiayaan yang
nantinya akan membantu permodalan masyarakat dalam
mencapai tujuan yang diinginkannya.
Adapun beberapa macam-macam akad
Mudharabah:
1. Mudharabah Mutlaqah
Mudharabahmutlaqah yaitu penyerahan
modal tanpa syarat. Pengusaha atau mudharib
bebas mengelola modal itu dengan usaha apa
saja yang menurutnya akan mendatangkan
keuntungan dan di daerah mana saja yang
mereka inginkan. Dalam bank teknik
mudharabah mutlaqah adalah kerjasama
antara bank bank dengan mudharib atau
nasabah yang mempunyai keahlian atau
keterampilan untuk mengelola suatu usaha
yang produktif dan halal. Hasil keuntungan
dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama

265
berdasarkan nisbah yang disepakati (Mansur,
2009,hal. 83).
Ada beberapa ketentuan umum dalam
produk ini:
a. Bank wajib memberitahukan kepada
pemilik dana mengenai nisbah dan tata
cara pemberitahuan keuntungan dan
atau pembagian keuntungan secara
risikoyang dapat ditimbulkan dari
penyimpanan dana. Apabila telah
tercapai kesepakatan, maka hal
tersebut harus dicantumkan dalam
akad.
b. Untuk tabungan mudharabah, bank
dapat memberikan buku tabungan
sebagai bukti penyimpanan, serta kartu
ATM dan atau alat penarikan lainya
kepada penabung. Untuk deposito
mudharabah, bank wajib memberikan
sertifikat atau tanda penyimpan
(bilyet) deposito kepada deposan.

266
c. Tabungan mudharabah dapat diambil
setiap saat oleh penabung sesuai
dengan perjanjian yang disepakati,
namun tidak diperkenankan
mengalami saldo negatif.
d. Deposito mudharabah hanya dapat
dicairkan sesuai dengan jangka waktu
yang telah disepakati. Deposito yang
diperpanjang, setelah jatuh tempo akan
diperlakukan sama seperti deposito
baru, tetapi bila pada akad sudah
dicantumkan perpanjangan otomatis
maka tidak perlu dibuat akad baru.
e. Ketentuan-ketentuan yang lain yang
berkaitan dengan tabungan dan
deposito tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah
(Karim, 2004, hal. 99-100).
2. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah yaitu
penyerahan modal dengan syarat-syarat
tertentu. Dalam akad dicantumkan bahwa

267
modal tersebut hanya untuk usaha yang telah
ditentukan (terikat pada usaha tertentu).
Pengusaha atau nasabah harus mengikuti
syarat-syarat yang dikemukakan oleh pemilik
modal, selain dari syarat-syarat yang
dikemukakan maka dana shahibul maal tidak
diperkenankan untuk dipakai. Dalam teknis
perbankan yang dimaksudkan dengan
mudharabah muqayyadah adalah akad kerja
sama antara shahibul maal dengan bank.
Modal yang diterima, dikelola oleh bank
untuk diinvestasikan dalam proyek yang
sudah ditentukan oleh shahibul maal.
Pembagian bagi hasil keuntungan dilakukan
sesuai nisbah yang disepakati bersama, antara
pihak-pihak yang terlibat dalam kerja sama
tersebut (Mansur, 2009, hal.83).
Jenis-jenis mudharabah muqayyadah:
1. Mudharabah Muqayyadah On
Balance Sheet (investasiterikat).
MudharabahmuqayyadahOnBalan
ceSheet (investasi terikat) yaitu

268
pemilik dana (shahibul maal)
membatasi atau memberi syarat
kepada mudharib dalam
pengelolaandana seperti misalnya
hanya melakukan mudharabah bidang
tertentu, cara, waktu dan tempat
tertentu saja (Karim, 2009, hal.36).
2. Mudharabah Muqayyadah Of Balance
Sheet
MudharabahMuqayyadahOfBalan
ce Sheet ini merupakan jenis
mudharabah dimana penyaluran dana
mudharabah langsung kepada
pelaksana usahanya, dimana bank
bertindak sebagai perantara (arranger)
yang mempertemukan antara pemilik
dana dengan pelaksana usaha. Pemilik
dana dapat menetapkan syarat-syarat
tertentu yang harus dipatuhi oleh bank
dalam mencari kegiatan usaha yang
akan dibiayai dan pelaksanaan
usahanya (Karim, 2009, hal. 101-102).

269
KESIMPULAN
Kampung Pancahan adalah salah satu kampung
yang terletak di Nagari Taruang-taruang, Kecamatan
Rao, Kabupaten Pasaman. Kampuang ini memiliki 1000
kepala keluarga (Data sensus penduduk, thn 2021).
Sebagian besar penduduknya adalah bergerak pada mata
pencaharian sebagai petani, hampir rata-rata masyarakat
memiliki lahan pertanian sekitar 1 hektar per kepala
keluarga. Di kampung ini memiliki ekonomi masyarakat
berpusat pada hasil pertanian, banyak masyarakat
membentuk kerjasama pertanian maupun perkebunan
dengan menggunakan sistem yang masih tidak sesuai
dengan syar'i, misalnya saja kerjasama hanya berfokus
pada meraup keuntungan semata dengan perjanjian
kerjasama yang masih dikatakan ilegal di daftar
kerjasama yang ada di instansi terkait. Selain itu, modal
adalah salah satu kendala naiknya hasil pertanian
masyarakat setempat, disini modal masih minim
pengetahuan tentang permodalan syariah.

270
Mudharabah adalah salah satu solusi yang
diharapkan dapat menjadi penyangga naiknya tatanan
perekonomian yang baik dan sesuai dengan syariat
agama islam. Dengan adanya sosialisasi melalui berbagai
media yang ada, diharapkan perekonomian dapat
meningkat dengan pesat kedepannya.

271
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Karim, Adiwarman. (2004). Bank Islam: Analisis Fiqih
dan Keuangan. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Mansur. (2009). Seluk Beluk Ekonomi Islam. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.
Sudarsono, Heri. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah. Yogyakarta: Ekonisia
Suwiknyo, Dwi. (2009). Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat
Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wawancara
Rajo Manguncang. Wawancara Pribadi. Potensi Modal
Syariah Mudharabah di Kampung Pancahan. Senin 5 Juli
2021.

272
TURUNYA HARGA GAMBIR BERDAMPAK
PADA PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI
KAPUR IX
Ririt Eka Putri
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Harga gambir menjadi salah satu hal yang sangat
penting bagi para petani gambir. Hal tersebut akan
berhubungan langsung dengan kondisi perekonomian
masyarakat. Karena gambir merupakan mata pencaharian
umum masyarakat Kapur IX. Jika harga gambir itu
sendiri rendah atau mengalami penurunan, maka kondisi
perekonomian masyarakat juga akan menurun dan daya
beli masyarakat juga akan sedikit di pasaran. Oleh sebab
itu harga gambir menjadi penentu bagi perekonomian dan
kemakmuran masyarakat. Yang secara langsung juga
akan mempengaruhi pendapatan para pedagang.
Walaupun masyarakat Kapur IX mayoritas bermata
pencaharian sebagai petani gambir, mata pencaharian lain
yang dilakukan masyarakat yaitu sebagai petani karet,
berdagang dan petani sawah. Daerah Kapur IX menjadi
salah satu penghasil gambir terbesar di Indonesia. Karena
Gambir memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena
itu, mata pencaharian masyarakat Kapur IX yaitu sebagai
Petani Gambir. Tanaman Gambir yang ada di Sumatera
barat sebagian besar merupakan tanaman yang
diusahakan secara turun-temurun dan dianggap sebagai
tabungan hidup serta sumber pendapatan bagi

273
masyarakat. Ada banyak hal yang menjadi faktor penentu
dari perubahan harga gambir itu sendiri. Faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya permasalahan yang
dihadapi dalam pengusahaan komoditi gambir yaitu
diantaranya: kualitas gambir rendah dan besarnya
kehilangan dalam pengolahan yang memerlukan
perbaikan mutu, rantai distribusi yang panjang dan
didominasi pihak luar. Hal tersebut yang menjadi faktor
penyebab harga gambir yang tidak stabil. Mengakibatkan
pendapatan para petani gambir juga tidak stabil,
terkadang mendapatkan pendapatan yang rendah tidak
sesuai dengan proses kerja pengolahan dari gambir itu
sendiri. Terkadang bisa mendapatkan harga yang mahal
jika gambir tersebut memiliki kualitas dan mutu yang
bagus.

Kata Kunci : Harga Gambir, Perekonomian dan


Pendapatan Masyarakat.

PENDAHULUAN
Menurut Adi (2011), produksi gambir terbesar di
dunia adalah Indonesia, dengan memasok 80%
kebutuhan gambir dunia. Berdasarkan data yang
didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2018, Kabupaten Lima Puluh
Kota memiliki luas lahan gambir yaitu 16.199 ha dengan
produksi 10.881,95 ton/tahun (Lampiran 1). Ditelusuri

274
jauh lebih dalam, penghasil gambir terutama di
Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu berasal dari
Kecamatan Kapur IX, Bukit Barisan dan Pangkalan Koto
Baru. Kebanyakan dari produksi gambir diekspor ke
beberapa Negara antara lain: India, Singapura,
Bangladesh, Jepang, Malaysia, Italia, USA, Thailand,
dan Uni Emirat Arab Pakistan, dan Nepal (Jastra, 2016).
Tujuan ekspor gambir Indonesia yang terbesar yaitu ke
negara India dan Singapura. India membutuhkan gambir
setiap tahun yaitu 6000 ton atau sekitar 68% diimpor dari
Indonesia. Selain itu, volume ekspor gambir ke
Singapura pernah mencapai 92.1% dari produksi gambir
yang dimiliki oleh Indonesia (Sa’id, 2009 dalam
Andasuryani 2014).
Secara tradisional, umumnya masyarakat di
Sumatera Barat memanfaatkan gambir sebagai bahan
campuran makanan sirih dan penyamakan kulit.
Sedangkan gambir secara modern, digunakan sebagai
bahan baku industri farmasi dan makanan (Dhalimi,
2006). Salah satu contohnya yaitu di Jepang, perokok
menjadikan gambar sebagai pelega kerongkongan karena
dapat menetralisir nikotin. Di samping itu, gambir juga

275
banyak dimanfaatkan oleh perusahaan industri seperti
industri kosmetik, pangan, tekstil, biopestisida, hormone
pertumbuhan, pigmen serta tinta (Marlinda, 2018).
Gambir adalah genus tumbuhan yang termasuk
suku Rubiaceae. Di Indonesia gambir pada umumnya
digunakan untuk menyirih. Kegunaan yang lebih penting
adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna.
Gambir juga mengandung katekin, suatu bahan alami
yang bersifat antioksidan. Gambir merupakan mata
pencarian masyarakat di Kapur IX. Gambir adalah salah
satu tanaman yang banyak dijumpai di daerah Sumatra
barat. Khususnya di daerah Kecamatan Kapur IX (Muaro
Paiti). Petani gambir di Kecamatan Kapur IX pada
umumnya mengolah gambir menjadi produk dengan
menggunakan peralatan yang sederhana yang diperoleh
secara turun temurun. Kapur IX merupakan sebuah
Kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera
Barat, Indonesia. Salah satu daerah penghasil Gambir
terbesar di Indonesia.
Pada umumnya masyarakat bermata pencaharian
sebagai petani Gambir (Ngampo atau Mangampo) dan
menyadap getah pohon karet. Hampir setiap masyarakat

276
yang berprofesi sebagai petani Gambir memiliki lahan
Gambir sendiri. Karena Gambir memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Oleh karena itu, mata pencaharian
masyarakat Kapur IX yaitu sebagai Petani Gambir.
Tanaman Gambir yang ada di Sumatera barat sebagian
besar merupakan tanaman yang diusahakan secara turun-
temurun dan dianggap sebagai tabungan hidup serta
sumber pendapatan bagi masyarakat (Husein, dkk, 2018,
hal 138).
Dari data BP3K (Badan Penyuluh Pertanian
Perikanan dan Kehutanan) produksi Gambir terbesar
terdapat di Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh
Kota dengan produksi sebesar 3.725 ton (Husein, dkk,
2018). Luas lahan Gambir di Kabupaten Lima Puluh
Kota tercatat di Badan pusat statistik sebesar 21.399 Ha.
Harga gambir menjadi salah satu hal yang penting
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat Kapur
IX khususnya Muaro Paiti. Jika harga gambir menurun,
maka perekonomian masyarakat juga ikut menurun.
Oleh sebab itu harga gambir menjadi penentu bagi
perekonomian dan kemakmuran masyarakat. Pentingnya
pasar sebagai penentu harga juga perlu dilihat pada pasar

277
Gambir, karena pasar Gambir telah berlangsung lama di
nagari-nagari sentra, yaitu salah satunya Nagari Muaro
Paiti Kecamatan Kapur IX. Kajian penentuan harga di
pasar Gambir bertujuan agar berjalannya fungsi pasar
Gambir sehingga lebih berkelanjutan dan membantu
aktor-aktor yang terlibat di dalamnya (Nasrul, 2015, hal
78).

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Mahsun (2012:257) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian tanpa menggunakan angka-
angka tetapi menggunakan pendalaman dan penghayatan
terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji
secara empiris yang berlangsung secara stimulant dengan
kegiatan analisis data. Metode yang dipakai dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh
secara langsung di lapangan. Dengan kata lain penelitian
menggambarkan semata-mata berdasarkan fakta atau
fenomena yang hidup pada penuturnya.
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode simak dan cakap. Jenis penelitian ini

278
adalah penelitian kualitatif. Mahsun (2012:257)
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
tanpa menggunakan angka-angka tetapi menggunakan
pendalaman dan penghayatan terhadap interaksi antara
konsep yang sedang dikaji secara empiris yang
berlangsung secara stimulant dengan kegiatan analisis
data. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data diperoleh secara langsung di
lapangan. Dengan kata lain penelitian menggambarkan
semata-mata berdasarkan fakta atau fenomena yang
hidup pada penuturnya.

PEMBAHASAN
Produk domestik regional bruto (PDRB)
merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi
perekonomian suatu daerah. Tentu saja penurunan ekspor
dalam beberapa tahun belakangan ini terjadi akan
berdampak pada perekonomian Kabupaten Lima Puluh
Kota dan bisa memperburuk perekonomian Kabupaten
Lima Puluh Kota khususnya di Kapur IX. Masyarakat
mau tidak mau harus memilih alternatif pekerjaan lain
ketika harga penjualan gambir anjlok. Dan kondisi

279
tersebut tentu sangat merugikan para petani gambir yang
pada umumnya memang berlatar belakang perekonomian
menengah kebawah. Jadi fluktuasi harga penjualan
komoditi gambir ini berperan terhadap perekonomian
masyarakat di Kapur IX. Penurunan ekspor gambir dalam
beberapa tahun belakang ini terjadi akan berdampak pada
perekonomian di Kapur IX, mau tidak mau masyarakat di
Kapur IX harus mencari alternatif pekerjaan lain ketika
harga penjualan gambir anjlok. Dan kondisi tersebut
sangat merugikan petani gambir yang pada umumnya
memang berlatarbelakang perekonomian menengah
bawah. Dan bagi petani yang tidak memiliki uang yang
cukup untuk menahan kembali lahan yang mereka
tinggalkan serta untuk meminimalisir waktu dan biaya
pembersihan lahan.
Walaupun tanaman ini hanya di tanam di daerah
pegunungan tertentu, beberapa pusat dataran menjadi
tempat pengolahan ekspor gambir. Petani di pegunungan
yang menanam ini seringkali tergantung pada anggota
suku-suku terkaya di desa-desa terkemuka seperti
payakumbuh untuk mendapatkan alat yang diperlukan
guna memasarkan gambir. Dalam usaha kebun gambir,

280
modal diperlukan untuk menyediakan peralatan dalam
pengolahan dan pembangunan pondok, tempat petani
melakukan pengolahan. Sumbangan modal atau pinjaman
sangat diperlukan oleh petani pada awal usaha kebun
gambir ini.
1. Faktor Penentuan Harga Gambir
Sebagai faktor penentuan harga gambir
terletak pada harga di pasar dan harga biasanya
ditentukan oleh tokek atau pengepul. Toke juga tidak
dapat semenana dalam menetapkan harga gambir. Toke
biasanya berpedoman pada harga impor dan ekspor
gambir untuk luar negri. Harga gambir cenderung
mengalami naik turun. Faktor lain penentuan harga
gambir yaitu bentuk, warna dan jumlah gambir dalam 1
kilogram juga mempengaruhi harga gambir itu sendiri.
Petani tidak bisa mempengaruhi harga gambir di pasaran,
petani hanya bisa pasrah akan harga yang telah
ditentukan oleh toke atau pengepul. Jika petani ingin
harganya tinggi maka petani harus meningkatkan kualitas
gambirnya. Harga gambir lebih sering turun daripada
naik, sehingga ekonomi masyarakat di Kapur IX rendah
karena sebagian besar mata pencarian masyarakat di

281
Kapur IX adalah sebagai petani gambir. Masyarakat di
Kapur sangat tergantung pada hasil pertanian gambir
tersebut. Di kapur IX sangat jarang ditemukan
masyarakat yang bermata pencarian selain petani gambir.
Pada saat sekarang ini harga gambir mengalami
penurunan karena pandemic covid 19. Gambir tidak bisa
di ekspor keluar negeri sehingga toke tidak dapat
membeli gambir dengan jumlah banyak dan uang pun
tidak bisa di putar lagi. Harga juga tergantung pada
jumlah ekspor keluar negeri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan
komoditi gambir yaitu diantaranya: kualitas gambir
rendah dan besarnya kehilangan dalam pengolahan yang
memerlukan perbaikan mutu, rantai distribusi yang
panjang dan didominasi pihak luar (Singapura dan India),
posisi tawar petani yang rendah dimana belum ada
jaminan harga yang stabil pada tingkat yang
menguntungkan petani, kurangnya informasi pasar
internasional mengenai harga riil gambir, adanya
kebiasaan mencampur gambir dengan bahan-bahan lain

282
sehingga harga jualnya lebih rendah serta peran
pemerintah daerah yang terbatas.
Walaupun gambir merupakan salah satu
komoditas ekspor terbaik dunia, teknik pembudidayaan
tanaman gambir masih bersifat tradisional. Petani dalam
melakukan budidaya gambir lebih mengandalkan
kesuburan lahan tanpa melakukan pemupukan, sehingga
umur produktif hanya 5-6 tahun, karena tanaman sudah
tidak subur. Bila dipelihara secara intensif, umur
produktifnya dapat mencapai 20-30 tahun bahkan lebih.
Pembukaan lahan pada umumnya dilakukan dengan
tebang bakar pada awal musim kemarau, kemudian lahan
dibersihkan dan dibakar, selanjutnya dibuat lobang-
lobang tanam.
Panen sudah dapat dilakukan pada umur satu
setengah tahun. Panen dilakukan dengan cara memotong
ranting dengan berikut daun dengan panjang potongan
40-60 cm dari ujung ranting. Selanjutnya sebagai produk
akhir. Proses pengelolaan secara umum terdiri dari enam
tahap, yaitu: perebusan bahan ( daun dan ranting muda),
pengempaan, pengendapan, penirisan, pencetakan, dan
pengeringan. Dari berbagai proses pengolahan gambir

283
tersebut sama sekali belum tersentuh oleh teknologi
pengolahan yang maju dimana teknologi pada dasarnya
akan mempermudah proses pengolahan dan mampu
meningkatkan mutu dan kualitas gambir yang diolah.

2. Kualitas Gambir Yang Menjadi Faktor Penentu


Harga
Kualitas Gambir menjadi salah satu faktor
penentuan harga dari Gambir tersebut. Kualitas gambir
yang bagus dan kadar getah yang terkandung dalam
gambir akan mendapatkan harga yang tinggi dan mahal,
namun sebaliknya kualitas gambir yang kurang bagus
dan kadar getah yang kurang akan mendapatkan harga
yang rendah dan murah sesuai dengan kualitasnya pula.
Kualitas Gambir bisa dilihat dari tekstur warna, dan berat
Gambir. Gambir yang memiliki kualitas bagus cenderung
berwarna hitam pekat karena memiliki getah gambir
murni yang lebih banyak. Sedangkan untuk kualitas
gambir yang kurang bagus biasanya petani menggunakan
bahan campuran untuk pengolahan gambir tersebut yang
membuat warna Gambir akan cenderung berwarna coklat

284
dan tekstur yang lebih mudah hancur karena memiliki
getah gambir yang lebih sedikit.
Untuk campuran gambir tersebut biasanya petani
menggunakan pupuk dan tanah agar tekstur gambir lebih
padat dan mudah untuk dibentuk. Kalau gambir yang
kualitas bagus biasanya memiliki bobot yang ringan,
sedangkan gambir yang berkualitas kurang bagus bobot
nya cenderung agak berat, semakin ringan bobot gambir
semakin bagus pula kualitasnya dan banyak mengandung
getah gambir maka sebaliknya semakin berat bobot
gambir semakin buruk pula kualitasnya. Tingkat ketuaan
daun gambir juga bisa mempengaruhi kualitas dan harga
gambir, daun yang mudah tidak memiliki getah yang
bagus untuk diolah, tapi daun yang terlalu tua juga tidak
bagus kualitasnya.

3. Hasil Perhitungan Penerimaan Kotor


Penerimaan kotor petani gambir dalam satu bulan
sangat tergantung kepada harga jual gambir per kg.
Harga jual gambir per kg sangat fluktuatif dan tergantung
kepada harga gambir internasional. Komoditi gambir
merupakan produk ekspor Sumatera Barat dan yang

285
menjadi Negara tujuan adalah India. Sehubungan dengan
harga internasional adalah berfluktuasi maka harga
tersebut dapat diskenariokan menjadi (a) skenario harga
pesimis, (b) skenario harga moderat, dan (c) skenario
harga optimis. Skenario harga pesimis apabila range
harga gambir berada antara Rp. 20.000 – Rp. 29.000.
Oleh karena skenario harga pesimis diasumsikan dengan
harga terendah sebesar Rp. 20.000,- per kg, maka
penerimaan kotor rata-rata petani gambir dalam satu
bulan dengan konsep RG = P. f(Q) adalah Rp. 20.000,- x
195 kg = Rp. 3.900.000,-. Skenario harga moderat
apabila harga gambir berada pada range Rp. 30.000 – Rp.
39.900. skenario harga moderat juga dengan asumsi
dengan harga terendah adalah Rp.30.000,- per kg, maka
penerimaan kotor rata-rata petani per bulan adalah
sebesar Rp. 30.000,- x 195 kg = Rp. 5.850.000,-. Situasi
kondisi skenario harga moderat ini membuat petani
gambir lebih lega bila dibandingkan dengan skenario
harga pesimis. Apabila skenario harga gambir optimis
yaitu antara range Rp. 40.000 - Rp. 49.900. Dengan
asumsi yang sama dengan dua skenario sebelumnya,
maka penerimaan kotor rata-rata petani gambir setiap

286
bulan akan menjadi Rp. 40.000,- x 195 kg = Rp.
7.800.000,- Kondisi skenario harga optimus membuat
harapan kesejahteraan petani semakin tinggi. Penerimaan
kotor dan keuntungan ekonomi produk gambir ditentukan
oleh harga gambir moderat dan harga optimis.

4. Hasil Keuntungan Ekonomi


Produk Gambir Keuntungan ekonomi merupakan
suatu konsep mikroekonomi yang menjelaskan hasil
penerimaan kotor berdasarkan skenario harga dikurangi
dengan total biaya produksi gambir seperti pada poin b.
Dalam bentuk formulasi πG = RG – TC, dimana πG
adalah keuntungan ekonomis gambir dalam Rp/bulan.
Keuntungan ekonomi produk gambir dapat dilihat
berdasarkan skenario harga gambir di atas; 1. Skenario
harga pesimis Keuntungan ekonomi berdasarkan skenario
harga pesimis produk gambir adalah Rp. 3.900.000 – Rp,
1.880.000 = Rp. 2.020.000,- 2. Skenario harga moderat
Keuntungan ekonomi berdasarkan skenario harga pesimis
produk gambir adalah Rp. 5.850.000 – Rp, 1.880.000 =
Rp. 3.970.000,- 3. Skenario harga optimis Keuntungan
ekonomi berdasarkan skenario harga pesimis produk

287
gambir adalah Rp. 7.800.000 – Rp, 1.880.000 = Rp.
5.920.000,- Keuntungan ekonomi berdasarkan skenario
harga gambir di atas memperlihatkan bahwa petani
gambir merupakan subsektor pertanian yang feasible
untuk dikembangkan pada masa yang akan datang.
Apalagi jika kesimbangan skenario harga optimis bisa
dipertahan dan menjadi perhatian bagi pengambil
kebijakan di setiap daerah penghasil gambir.
Tabel Kenaikan Harga Bahan Pokok Dari
Bulan Februari – Juli 2021
Komoditas
2/7/2021 5/7/2021 6/7/2021 7/7/2021 8/7/2021 9/7/2021
(Rp)

Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Beras
11,700 11,700 11,750 11,700 11,700 11,650

Beras
Kualitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Bawah I 10,700 10,700 10,700 10,700 10,700 10,600
(kg)

Beras
Kualitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Bawah II 10,350 10,350 10,350 10,350 10,350 10,350
(kg)

288
Beras
Kualitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Medium 11,750 11,750 11,750 11,750 11,750 11,650
I (kg)

Beras
Kualitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Medium 11,550 11,550 11,550 11,550 11,550 11,450
II (kg)

Beras
Kualitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Super I 13,050 13,050 13,050 13,050 13,050 12,900
(kg)

Beras
Kualitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Super II 12,650 12,650 12,650 12,650 12,650 12,550
(kg)

Daging Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Ayam 35,800 35,200 35,000 34,750 34,700 34,350
Daging
Ayam
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Ras
35,800 35,200 35,000 34,750 34,700 34,350
Segar
(kg)
Daging Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Sapi 123,850 123,900 123,900 123,950 123,650 123,750
Daging
Sapi Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kualitas 127,450 127,500 127,500 127,550 127,250 127,400
1 (kg)

289
Daging
Sapi Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kualitas 118,450 118,500 118,450 118,500 118,250 118,250
2 (kg)
Telur Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Ayam 25,650 25,400 25,400 25,350 25,350 25,250
Telur
Ayam Rp Rp Rp Rp Rp
Ras Rp 25,400 25,400 25,350 25,350 25,250
Segar 25,650
Rp Rp Rp Rp Rp
(kg)
31,950 32,100 32,300 32,300 32,350

Bawang Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Merah 31,750 31,950 32,100 32,300 32,300 32,350
Bawang
Merah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Ukuran
31,750 29,750 29,750 29,800 29,850 29,900
Sedang
(kg)
Bawang Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Putih 29,750 29,750 29,750 29,800 29,850 29,900
Bawang
Putih
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Ukuran
29,750 36,500 36,450 37,050 37,000 36,500
Sedang
(kg)
Cabai Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Merah 35,250 36,300 36,150 36,400 36,350 35,150
Cabai
Merah Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Besar 35,750 36,900 36,950 37,850 37,700 37,200
(kg)

290
Cabai
Merah Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Keriting 35,650 57,850 58,350 58,200 58,750 58,800
(kg)

Cabai Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rawit 56,700 46,600 46,800 46,400 47,300 47,250
Cabai
Rawit Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Hijau 46,800 15,350 15,350 15,300 15,300 15,300
(kg)
Minyak Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Goreng 15,300 14,250 14,250 14,250 14,250 14,200
Minyak
Goreng Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Curah 14,200 16,000 16,000 16,000 16,000 15,950
(kg)

Minyak
Goreng
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kemasan
16,000 15,400 15,350 15,400 15,400 15,400
Bermerk
1 (kg)

Minyak
Goreng
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kemasan
15,400 14,150 14,150 14,150 14,150 14,150
Bermerk
2 (kg)

Gula Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pasir 14,150 15,400 15,400 15,400 15,400 15,350

291
Gula
Pasir
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kualitas
15,450 13,250 13,250 13,250 13,250 13,250
Premium
(kg)
Gula
Pasir Rp
Lokal 13,250
(kg)

Berdasarkan penjelasan table di atas beras


kualitas bawah I dari tanggal 02 sampai tanggal 08 juli
harga tetap yaitu sebesar Rp. 10.700, sedangkan pada
tanggal 09 juli harga beras turun yaitu Rp. 10.600.
Berdasarkan penjelasan table di atas beras kualitas bawah
II dari tanggal 02 juli sampai 09 juli harganya tetap yaitu
sebesar Rp. 10.350, pada beras kualitas ini tidak
mengalami kenaikan maupun penurunan. Berdasarkan
penjelasan table di atas beras kualitas medium I dari
tanggal 02 juli sampai 08 juli harga nya tetap yaitu
sebesar Rp. 11.750, sedangkan pada tanggal 09 juli harga
turun sebesar Rp. 11.650.
Berdasarkan penjelasan table di atas beras
kualitas medium II harga beras pada tanggal 02 juli
sampai 08 juli harganya tetap sebesar Rp. 11.550,

292
sedangkan pada tanggal 09 juli harganya mengalami
penurunan sebesar Rp. 11.450. Berdasarkan penjelasan
table di atas beras kualitas super I dari tanggal 02 juli
sampai tanggal 08 juli harga tetap sebesar Rp. 13.050,
sedangkan pada tanggal 08 juli harga beras mengalami
penurunan Rp. 12.900. Berdasarkan penjelasan table di
atas beras kualitas super II dari tanggal 02 juli sampai
tanggal 08 juli harganya tetap sebesar Rp. 12.650,
sedangkan pada tanggal 09 juli harganya mengalami
penurunan Rp. 12.550.
Jadi harga beras rata-rata dari tanggal 02 juli
sampai 05 juli sebesar Rp. 11.700, sedangkan pada
tanggal 06 juli mengalami kenaikan sebesar Rp. 11.750,
dari tanggal 07 juli sampai 08 juli harga beras mengalami
penurunan lagi sebesar Rp. 11.700, dan pada tanggal 09
juli mengalami penurunan lagi sebesar Rp. 11.650.
Berdasarkan penjelasan tabel di atas harga daging ayam
ras segar pada tanggal 02 juli sebesar Rp. 35.800,
sedangkan pada tanggal 05 juli mengalami penurunan
sebesar Rp. 35.200, pada tanggal 06 mengalami
penurunan lagi sebesar Rp. 35.000, pada tanggal 07 juli
harga pun naik lagi sebesar Rp.34.750, dan tanggal 08

293
juli turun lagi sebesar Rp. 34.700 dan tanggal 09 juli
turun lagi sebesar Rp. 34.350.
Berdasarkan penjelasan tabel di atas harga daging
sapi kualitas I pada tanggal 02 juli sebesar Rp. 127.450,
sedangkan pada tanggal 05 juli sampai tanggal 06 juli
mengalami kenaikan sebesar Rp. 127.500,pada tanggal
07 mengalami kenaikan lagi sebesar Rp. 127.550, dan
pada tanggal 08 juli mengalami penurunan sebesar Rp.
127.250, pada tanggal 09 juli mengalami kenaikan Rp.
127.400. Berdasarkan penjelasan tabel di atas harga
daging sapi kualitas II pada tanggal 02 juli sebesar Rp.
118.450, sedangkan pada tanggal 05 juli mengalami
kenaikan Rp. 118.500, sedangkan pada tanggal 06 juli
mengalami penurunan lagi sebesar Rp. 118.450, pada
tanggal 07 juli mengalami kenaikan lagi Rp. 118.500,
dan pada tanggal 08 juli sampai 09 juli harganya turun
lagi sebesar Rp. 118.250.
Jadi harga daging sapi rata-rata pada tanggal 02
juli Rp. 123.850, pada tanggal 05 juli sampai tanggal 06
juli sebesar Rp. 123.900, pada tanggal 07 juli sebesar Rp.
123.950, pada tanggal 08 juli sebesar Rp. 123.650, dan
pada tanggal 09 juli sebesar Rp. 123.750. Berdasarkan

294
penjelasan tabel di atas harga telur ayam ras segar pada
tanggal 02 juli sebesar Rp. 25.650, sedangkan pada
tanggal 05 juli sampai tanggal 06 juli harganya turun
sebesar Rp. 25.400, sedangkan pada tanggal 07 juli
sampai tanggal 08 juli harganya turun lagi sebesar Rp.
25.350, dan pada tanggal 09 juli harganya turun lagi
sebesar Rp. 25.250.
Berdasarkan penjelasan tabel di atas harga
bawang merah ukuran sedang pada tanggal 02 juli
sebesar Rp. 31.750, pada tanggal 05 juli harganya naik
Rp. 31.950, sedangkan pada tanggal 06 juli harga naik
menjadi Rp. 32.100, pada tanggal 07 juli sampai tanggal
08 juli harga naik lagi menjadi Rp. 32.300, dan pada
tanggal 09 juli harga naik menjadi Rp. 32.350.
Berdasarkan penjelasan tabel di atas harga bawang putih
ukuran sedang pada tanggal 02 juli sampai tanggal 06 juli
Rp. 29.750, sedangkan pada tanggal 07 juli harga naik
sebesar Rp. 29.800, pada tanggal 08 juli harga naik lagi
menjadi Rp. 29.850 dan pada tanggal 09 juli harga naik
lagi menjadi Rp. 29.900.
Berdasarkan penjelasan tabel diatas harga cabai
merah besar pada tanggal 02 juli sebesar Rp. 35.750,

295
sedangkan pada tanggal 05 juli harga naik menjadi Rp.
36.300, pada tanggal 06 juli harga turun menjadi Rp.
36.150, pada tanggal 07 juli harga naik lagi menjadi Rp.
36.400, pada tanggal 08 juli harga turun menjadi Rp.
36.350, dan pada tanggal 09 juli harga turun lagi sebesar
Rp. 35.150.
Berdasarkan tabel di atas harga cabai merah
keriting pada tanggal 02 juli Rp. 35.650, sedangkan pada
tanggal 05 juli harga naik menjadi Rp. 36.900, pada
tanggal 06 juli harga naik lagi menjadi Rp. 36.950, pada
tanggal 07 juli harga naik lagi sebesar Rp. 37.850, pada
tanggal 08 juli harga turun menjadi Rp. 37.700, dan pada
tanggal 09 juli harga turun lagi menjadi Rp. 37.200. Jadi
harga cabe merah rata-rata pada tanggal 02 juli yaitu Rp.
35.250, pada tanggal 05 juli Rp. 36.500, pada tanggal 06
juli Rp. 36.450, pada tanggal 07 juli Rp. 37.050, pada
tanggal 08 juli Rp. 37.00, dan pada tanggal 09 juli Rp.
36.500.
Berdasarkan penjelasan tabel diatas harga cabai
rawit hijau pada tanggal 02 juli sebesar Rp. 46.800, pada
tanggal 05 juli harga turun menjadi Rp. 46.600, pada
tanggal 06 juli harga naik lagi menjadi Rp. 46.800, pada

296
tanggal 07 juli harga turun menjadi Rp. 46.400, pada
tanggal 08 juli harga naik menjadi Rp. 47.300, dan pada
tanggal 08 juli harga turun sebesar Rp. 47.250.
Berdasarkan tabel di atas harga cabai rawit merah pada
tanggal 02 juli sebesar Rp. 66.650, pada tanggal 05 juli
harga naik menjadi Rp. 68.400, pada tanggal 06 juli
harga naik lagi menjadi Rp. 69.00, pada tanggal 07 juli
harga naik lagi menjadi Rp. 69.250, pada tanggal 08 juli
harga naik lagi menjadi Rp. 69.550, dan pada tanggal 09
juli harga naik lagi menjadi Rp. 69.700.
Jadi harga cabai rawit rata-rata pada tanggal 02
juli sebesar Rp. 56.700, pada tanggal 05 juli sebesar Rp.
57.850, pada tanggal 06 juli sebesar Rp. 58.350, pada
tanggal 07 juli sebesar Rp. 58.200, pada tanggal 08 juli
sebesar Rp. 58.750, dan pada tanggal 09 juli sebesar Rp.
58.800. Berdasarkan tabel di atas harga minyak goreng
curah pada tanggal 02 juli sebesar Rp. 14.200, pada
tanggal 05 sampai tanggal 08 juli harga naik menjadi Rp.
14.250, dan pada tanggal 09 juli harga turun menjadi Rp.
14.200.
Berdasarkan tabel di atas harga minyak goreng
kemasan bermerek I pada tanggal 02 juli sampai tanggal

297
08 juli sebesar Rp. 16.000, dan pada tanggal 08 juli harga
turun menjadi Rp. 15.950. Berdasarkan tabel di atas
harga minyak goreng kemasan bermerek II pada tanggal
02 juli sampai tanggal 05 juli sebesar Rp. 15.400, pada
tanggal 06 juli harga turun menjadi Rp. 15.350, pada
tanggal 07 juli sampai tanggal 09 juli harga naik sebesar
Rp. 15.400.
Jadi harga minyak goreng rata-rata pada tanggal
02 juli sebesar Rp. 15.300, pada tanggal 05 juli sampai
tanggal 06 juli sebesar Rp. 15.350, pada pada tanggal 07
juli sampai tanggal 09 juli Rp. 15.300. Berdasarkan tabel
di atas harga gula pasir kualitas premium pada tanggal 02
juli Rp. 15.450, sedangkan pada tanggal 05 juli sampai
08 juli harga turun sebesar Rp. 15.400, dan pada tanggal
09 juli harga turun lagi menjadi Rp. 15.350.
Berdasarkan tabel di atas harga gula pasir lokal
pada tanggal 02 juli sampai 09 juli Rp. 13.250 harganya
tetap tidak mengalami penurunan maupun kenaikan.
Jadi harga gula pasir rata-rata pada tabel di atas sebesar
Rp. 14.150, harganya tetap tidak mengalami perubahan.
Jadi kesimpulan dari tabel di atas adalah pada bulan juli
2021 begitu banyak mengalami perubahan harga pada

298
bahan pokok, sering mengalami turun dan kenaikan
harga bahan pokok dan penghasilan masyarakat pada saat
ini mengalami penurunan, perekonomian pun menjadi
rendah.

KESIMPULAN
Gambir adalah salah satu tanaman yang banyak
dijumpai di daerah Sumatra barat. Khususnya di daerah
Kecamatan Kapur IX (Muaro Paiti). Petani gambir di
Kecamatan Kapur IX pada umumnya mengolah gambir
menjadi produk dengan menggunakan peralatan yang
sederhana yang diperoleh secara turun temurun. Kapur
IX merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Lima
Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Salah satu daerah
penghasil Gambir terbesar di Indonesia. Tanaman gambir
sangat banyak manfaatnya bagi industri obat-obatan dan
kosmetik sebagai bahan dasar pembuatan produk
tersebut. Negara yang menerima impor gambir dari
Indonesia adalah Negara India dan Singapura.
Masyarakat di Kapur IX perekonomiannya sangat
tergantung pada pertanian gambir. Penurunan ekspor
gambir pada saat ini tentu saja akan sangat berdampak

299
pada perekonomian di Kapur IX. Gambir adalah jenis
tumbuhan yang termasuk suku rubiaceae. Produsen
gambir terbesar di dunia adalah Indonesia, dengan
pemasok 80% kebutuhan gambir dunia. Secara
tradisional, umumnya masyarakat di Sumatera Barat
memanfaatkan gambir sebagai bahan campuran makan
sirih dan penyamakan kulit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan
komoditi gambir yaitu diantaranya: kualitas gambir
rendah dan besarnya kehilangan dalam pengolahan yang
memerlukan perbaikan mutu, rantai distribusi yang
panjang dan didominasi pihak luar (Singapura dan India),
posisi tawar petani yang rendah dimana belum ada
jaminan harga yang stabil pada tingkat yang
menguntungkan petani, kurangnya informasi pasar
internasional mengenai harga riil gambir, adanya
kebiasaan mencampur gambir dengan bahan-bahan lain
sehingga harga jualnya lebih rendah serta peran
pemerintah daerah yang terbatas. Kualitas Gambir bisa
dilihat dari tekstur warna, dan berat Gambir. Gambir
yang memiliki kualitas bagus cenderung berwarna hitam

300
pekat karena memiliki getah gambir murni yang lebih
banyak. Sedangkan untuk kualitas gambir yang kurang
bagus biasanya petani menggunakan bahan campuran
untuk pengolahan gambir tersebut yang membuat warna
Gambir akan cenderung berwarna coklat dan tekstur yang
lebih mudah hancur karena memiliki getah gambir yang
lebih sedikit.
Pada bulan juli 2021 begitu banyak mengalami
perubahan pada bahan pokok, sering mengalami
penurunan maupun kenaikan, sedangkan penghasilan
masyarakat pada saat ini mengalami penurunan, dan
perekonomian pun menurun. Produksi gambir oleh petani
masih berbentuk constant return to scale yang
mencerminkan pertimbangan peningkatan input terhadap
peningkatan output. Penerimaan kotor petani gambir
dalam satu bulan sangat tergantung kepada harga jual
gambir per kg. Harga jual gambir per kg sangat fluktuatif
dan tergantung kepada harga gambir internasional.
Komoditi gambir merupakan produk ekspor Sumatera
Barat dan yang menjadi Negara tujuan adalah India.
Sehubungan dengan harga internasional adalah
berfluktuasi maka harga tersebut dapat diskenariokan

301
menjadi (a) skenario harga pesimis, (b) skenario harga
moderat, dan (c) skenario harga optimis.

302
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Ilmiah
Rahmadini V. (2015). Implikasi Penurunan Ekspor
Gambir Indonesia ke India Terhadap
Perekonomian Masyarakat Kabupaten Lima
Puluh Kota. Jurnal Jom FISI, Vol 2. No 1.
Aimon, H., Elida & Azhar Z. (2017). Model Nilai
Tambah Produk Pertanian Gambir. Economac :
Journal Open Acces, Vol 3, 2549-9807.

Disertasi, Tesis, Skripsi


Makapur Z. (2021). Kajian Suhu dan Lamanya Waktu
Perebusan Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)
Terhadap Mutu Gambir. Skripsi, UNAND,
Padang.
Putri. S.M. (2013). Usaha Gambir Rakyat di Lima Puluh
Kota, Sumatera Barat 1833-1930. Lembaran
Sejarah : Universitas Gadjah Mada. Vol 10. No 2.

303
PRODUKTIVITAS BUDIDAYA IKAN TERHADAP
PEREKONOMIAN DI JORONG SENTOSA
KECAMATAN PADANG GELUGUR
Selviana Widya Putri
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi,
mendeskripsikan dan menganalisis data tentang studi
produktivitas budidaya ikan air tawar terhadap
perekonomian masyarakat di Jorong Sentosa Kecamatan
Padang Gelugur Kabupaten Pasaman yang dapat dilihat
dalam budidaya ikan disini Modal yang paling penting
dalam usaha perkolaman ikan air tawar di Tapus Jorong
Sentosa Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman. Dan mencari tahu bagaimana dalam
pengelolaan bibit ikan air tawar di Jorong Sentosa
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.
Mengamati bagaimana perkembangan pendidikan
masyarakat terhadap Produktivitas ikan air tawar di
Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman. Bagaimana perkembangan budidaya perikanan
air tawar terhadap pendapatan masyarakat dan
ketenagakerjaan di Jorong Sentosa Kecamatan Padang
Gelugur Kabupaten Pasaman. Budidaya perikanan yang
ada di Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman ada dua macam yaitu budidaya
perikanan keramba dan budidaya perikanan kolam,
budidaya perikanan keramba setiap tahun mengalami
peningkatan dilihat dari meningkatnya jumlah unit
keramba, sedangkan budidaya ikan air tawar di kolam

304
mengalami penurunan disebabkan lahan berkurang
dikarenakan banyaknya dibangunan perumahan karena
bertambah besarnya jumlah penduduk. Perkembangan
budidaya ikan air tawar tersebut memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk membuat usaha-usaha baru
yang berhubungan dengan budidaya perikanan seperti
usaha pembuatan keramba, usaha pembuatan pelet, usaha
penjualan pelet, usaha penjualan ikan, usaha penjualan
budidaya benih ikan, usaha penyewaan lahan, dengan
demikian dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
serta memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat
dan dapat mengurangi angka pengangguran. jenis
penelitian disini kualitatif dengan subjek penelitian
diambil secara peneliti menghubungi informan secara
berantai. Data dikumpulkan dengan cara wawancara,
observasi, dan dokumentasi, maka teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis
analisis kualitatif dengan jasa sebagai berikut: daftar
gambar, daftar tabel, dokumentasi dan reduksi data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa studi tentang
Produktivitas ikan air tawar di jorong sentosa kecamatan
padang gelugur kabupaten pasaman dapat dijelaskan
bahwa: modal dalam usaha kolam ikan di Jorong Sentosa
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman dapat
diungkapkan bahwa masyarakat Padang Gelugur pada
umumnya menggunakan modal sendiri dan hanya
sebagian masyarakat yang bergabung dengan toke.
pengelolaan bibit ikan air tawar di Jorong Sentosa
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman dapat
diungkapkan bahwa pengelolaan bibit harus dilakukan
dengan baik dan sebelum melepaskan bibit ke dalam
kolam ikan kolam tersebut terlebih dahulu diberikan

305
pupuk. pendidikan masyarakat di Jorong Sentosa
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
terhadap Produktivitas ikan air tawar, dapat diungkapkan
bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat
esensial bagi masyarakat, termasuk bagi masyarakat
Padang Gelugur pendidikan sangatlah penting.
Pendidikan masyarakat padang gelugur pada saat
sekarang ini sudah mulai meningkat. Mengetahui
bagaimana perkembangan budidaya ikan air tawar
terhadap terhadap pendapatan masyarakat di Tapus
Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman.

Kata Kunci: Modal, Bibit Ikan Air Tawar, Pendidikan,


Budidaya Perikanan.

PENDAHULUAN

Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur


Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
Masyarakat sudah banyak yang membuat usaha budidaya
ikan air tawar baik budidaya ikan di kolam maupun di
karamba. Di dalam proses kegiatan usaha budidaya ikan
terdapat banyak kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
tenaga kerja seperti pembuat kolam, penjual ikan,
pembuat keramba, penjual alat-alat keramba, penjaga
keramba, pemanen ikan, dan penjual ikan. Terkait

306
dengan usaha budidaya perikanan, banyak usaha-usaha
yang mendukung jalannya usaha tersebut, seperti usaha
pembuatan pelet, penjual makanan ikan, penyewaan
lahan, dan usaha mendukung lainnya. Hal tersebut diduga
memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat
termasuk pendapatan dan ketenagakerjaan di Jorong
Sentosa Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Menurut Sabari (2000). Dampak merupakan sesuatu yang
muncul sebagai akibat dari munculnya suatu kegiatan,
dan dalam penelitian ini adalah kegiatan budidaya
perikanan yang dapat memberikan pekerjaan bagi
masyarakat agar dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman. Sehubungan dengan
berkembangnya usaha budidaya ikan air tawar
memberikan peluang dan kesempatan kepada masyarakat
untuk membuat usaha yang mendukung jalannya proses
budidaya perikanan, dan banyaknya usaha yang muncul
memberikan peluang dan kesempatan kerja kepada
masyarakat Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman.

307
Pembudidayaan Perikanan merupakan suatu
usaha yang dilakukan untuk mensejahterakan
perekonomian masyarakat, pembudidayaan ikan air tawar
serta membudidayakan ikan air tawar agar sampai pada
pemasaran yang dijual belikan sehingga mendatangkan
hasilnya. Sumber perikanan adalah binatang atau
tumbuhan yang hidup di perairan darat maupun laut.
Usaha perikanan di Indonesia merupakan perikanan
rakyat yang masih banyak dikelola dengan menggunakan
peralatan yang sederhana. (Eva Bonawati dan Sriyanto :
2013). Indonesia sangat kaya dengan sungai, rawa,
danau, telaga, sawah, tambak, dan laut. Boleh dikatakan
sebagian besar alam di negara kita terdiri dari perairan.
kekayaan alam ini merupakan sebuah anugerah kearah
pengembangan perikanan. Baik perikanan kolam maupun
perikanan laut. Segala macam hasil perikanan,
merupakan sumber bahan makanan berprotein tinggi.
Bahkan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan gizi
manusia agar tumbuh sehat dan pintar yang akan
menghasilkan potensi kerja yang tinggi dalam menunjang
pembangunan bangsa. Pembangunan sumber daya
perikanan menjadi salah satu andalan bagi bangsa

308
Indonesia . sejarah dengan arah kebijakan menekankan
pada program pengembangan agribisnis perikanan
dengan tujuan menjalankan budidaya perikanan yang
berdaya saing dan berwawasan lingkungan, memperkuat
pengembangan usaha perikanan tahap nasional secara
efisien, lestari, dan berbasis kerakyatan, memelihara
kelanjutan sumber daya perikanan serta ekosistem
perairan umum serta memperkuat pengawasan dan
pengendalian dalam pemanfaatan sumber daya perikanan
(Roki Murlianto :2008).

Pemeliharaan kolam ikan merupakan hal yang


sangat penting bagi masyarakat. Sama pentingnya dengan
teknik pemeliharaan itu sendiri. Kolam ikan dapat berupa
tempat pemeliharaan yang dibuat di pekarangan rumah,
empang, atau sawah. Sejak zaman nenek moyang dulu
masyarakat Padang Gelugur sudah memanfaatkan kolam
ikan dan budidaya di keramba. Dalam pemeliharaan ikan
air tawar di kolam dan keramba tersebut. Masyarakat
memberikan makan ikan yang biasa digunakan adalah
dengan memberikan pelet dengan aturan tiga kali sehari.
Ikan merupakan salah satu pangan yang potensial untuk

309
memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Ikan juga
merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat
memenuhi kebutuhan pangan bergizi bagi masyarakat
sehingga dapat meningkatkan pendapatan penduduk dan
dapat memberikan nilai materialistik yang cukup. Untuk
itu, maka peningkatan dan pembudidaya ikan air tawar di
kolam maupun di keramba selalu ditingkatkan di daerah
yang memiliki potensi untuk budidaya ikan ( Irwan
Efendi : 2009).

Sumatera barat adalah salah satu daerah penghasil


ikan dan untuk meningkatkan hasil ikan dan menjangkau
pemasaran ikan di Sumatera Barat maka dibentuklah
balai benih ikan (BBI). Jorong Sentosa Kecamatan
Padang Gelugur merupakan daerah binaan dari balai
benih ikan dan sektor perikanan yang dikembangkan
adalah dibidang budidaya ikan air tawar yang dilakukan
di kolam-kolam maupun keramba. Jorong Sentosa
Kecamatan Padang Gelugur adalah Nagari dengan
penghasilan ikan air tawar terbesar di kabupaten pasaman
dan menjadi acuan dari daerah lain dari segi
perkembangan dan kemajuan budidaya ikan air tawar.

310
Perkembangan ini didukung oleh beberapa faktor
seperti lahan dan tempat yang bagus untuk
pembudidayaan ikan yang disertai dengan pengairan
yang cukup faktor makanan seperti pelet ikan dan faktor
pemasarannya dengan menggunakan mobil sekaligus
dilengkapi dengan tabung oksigen agar dapat bertahan
hidup selama diperjalanan. Selain adanya faktor
penunjang tersebut, masih ada beberapa faktor lagi yang
berpengaruh dalam pengembangan pembudidayaan ikan,
yaitu lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) dan
balai benih ikan di padang gelugur. LPM adalah sebuah
lembaga yang terdiri dari tokoh masyarakat di Jorong
Sentosa Kecamatan Padang Gelugur yang salah satu
tujuannya adalah menjaga persatuan masyarakat dan
sekaligus mengawasi agar tidak terjadi kecurangan dalam
jual beli ikan di jorong sentosa kecamatan padang
gelugur. BBI Padang gelugur berdiri pada tahun 1952
dan berada dibawah naungan Dinas Kelautan dan
Provinsi Sumatera Barat (Pusat Statistik Kabupaten
Pasaman : 2008)

311
Menurut Erwin (2021), perikanan dimulai sejak
zaman penjajahan Belanda dengan penyerahan benih
ikan air tawar. Namun pada pertengahan abad ke 16
praktek budidaya perikanan menyebar luas seperti
kolam/empang, keramba, tangki, serta keramba apung.
Namun demikian pada akhir 1970-an terjadi peningkatan
teknologi baru dalam perikanan memberikan kontribusi
pada ketersediaan benih yang dihasilkan dan
perkembangan pada ikan. Sedangkan usaha budidaya
ikan di keramba mulai masuk pada tahun 2001 dan juga
mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Jorong
Sentosa Kecamatan Padang Gelugur adalah jorong yang
banyak mempunyai kolam ikan, kolam ikan ini dipelihara
dan dibudidayakan serta dibesarkan sebagai ukuran bibit
ikan air tawar yang dilepaskan ke dalam kolam ataupun
keramba, dengan modal yang sangat besar yaitu pelet nya
mencapai Rp 360.000 per karung pelet, pupuk, dedak,
obat bibit ikan air tawar tapi menjanjikan keuntungannya
yang besar pula, belakangan ini ikan air tawar drastis
turun, tambah dengan produksi serta permintaan yang
kurang lancar dikarenakan covid-19 membuat
masyarakat terpuruk akan ekonomi dalam memenuhi

312
kebutuhan keluarganya, karena kebutuhan dalam
keluarga harus dipenuhi, budidaya ikan air tawar di
jorong sentosa kecamatan padang gelugur dilakukan
masyarakat secara turun temurun sebagai mata pencarian
hampir 85% masyarakat mempunyai kolam ikan.
Pendapatan kolam ikan kadang mencukupi kebutuhan
keluarga. Pendapatan kolam ikan berkisar dari Rp
2.000.000 – 20.000.000 ataupun lebih tergantung besar
kolam dan jumlah bibit yang masuk, itupun kalau
hasilnya baik baik saja jika panennya tidak baik maka
penghasilannya tidak baik sama sekali sehingga
penghasilan mengalami penurunan dari Rp 1.000.000 –
8.000.000.

Dengan adanya usaha perikanan kolam ikan air


tawar tersebut masyarakat lebih mudah dalam
meningkatkan usaha kolam ikannya. Pada umumnya
masyarakat di jorong sentosa kecamatan padang gelugur
kabupaten pasaman mengelola usaha kolam ikan. Usaha
ini merupakan usaha yang sangat besar dan merupakan
kebutuhan sehari hari masyarakat di jorong sentosa
kecamatan padang gelugur kabupaten pasaman. Pada

313
masyarakat di Jorong Sentosa Kecamatan Padang
Gelugur Kabupaten Pasaman mulai menggunakan usaha
kolam ikan sejak beredarnya bibit ikan di kabupaten
pasaman. Dimana masyarakat harus lebih memperhatikan
usaha kolam ikannya agar tidak mengalami turunya
Produktivitas ikan air tawar tersebut. Pada saat sekarang
ini masyarakat di Jorong sentosa kecamatan padang
gelugur kabupaten pasaman sedang mengalami
kewalahan karena usaha kolam ikan tersebut tidak
berjalan dengan baik sehingga turunnya produktivitas
kolam ikan yang hasilnya tidak sebanding dengan
sebelumnya. Tanpa adanya usaha kolam ikan tersebut
masyarakat akan terasa canggung dalam melaksanakan
usaha lain. Karena usaha kolam ikan tersebut merupakan
usaha yang diandalkan di Jorong Sentosa Kecamatan
Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.

Masyarakat kabupaten pasaman adalah


masyarakat yang kaya akan adanya usaha kolam ikan
tersebut. Pada masyarakat kabupaten pasaman ini
merupakan masyarakat yang memiliki usaha kolam ikan
tersendiri. Masyarakat ini juga merupakan masyarakat

314
yang relatif rata-ratanya memiliki usaha kolam ikan,
hanya beberapa warga yang tidak memiliki usaha kolam
ikan tersebut. Terutama pada kampung yang namanya
kampung padang gelugur Jorong Sentosa Kecamatan
Padang Gelugur Kabupaten Pasaman. Dalam
meningkatkan usaha kolam ikan air tawar tersebut
masyarakat Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman sedang mengalami penurunan
produktivitas usaha kolam ikan air tawar dan mengalami
kerugian yang sangat besar sehingga masyarakat jorong
sentosa kecamatan padang gelugur kabupaten pasaman
kewalahan karena usaha kolam ikan tersebut merupakan
usaha yang sangat lancar dalam usaha tersendiri.

Ada beberapa penyebab terjadinya penurunan


produktivitas usaha kolam ikan yaitu modal, pengolahan
bibit ikan. Disamping itu masyarakat harus
memperhatikan dan membelajarkan usaha kolam ikan
dengan baik dan pengelolaan yang baik juga agar tidak
mengalami turunya produktivitas usaha kolam ikan di
Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman. Berdasarkan observasi awal melalui

315
pengamatan dan Tanya jawab kepada beberapa
pengelolaan kolam ikan air tawar, masalah yang
ditemukan dilapangan adalah bagaimana pengelolaan
bibit ikan tersebut sehingga petani sulit dalam
meningkatkan pendapatan mereka karena harga ikan
terkadang naik terkadang turun dimana usaha kolam ikan
air tawar sudah banyak mengeluarkan modal untuk
kolam ikan mulai dari pembelian bibit ikan, makanan
ikan, obat jika ikan terkena penyakit dan perawatan
kolam ikan seperti upah tenaga kerja untuk
membersihkan kolam ikan. Pada saat panen harga ikan
turun, banyak pengelola kolam ikan tidak memperoleh
keuntungan bahkan sebagian kerugian dan ada juga
sebagian yang hanya modalnya saja yang didapatkan
(pulang modal). Harga ikan akan naik apabila terjadi
pada saat ikan dipasaran sedikit sedangkan permintaan
terhadap ikan banyak, sedangkan harga ikan turun atau
rendah terjadi apabila saat ikan dipasaran dalam jumlah
yang banyak dan permintaan terhadap ikan tidak
sebanding dengan jumlah ikan di pasaran.

316
Ikan air tawar sulit dalam memodelkan kolamnya,
karena modalnya dalam jumlah yang besar. Seperti
pembelian bibit ikan, pengelola kolam ikan membeli
bibit ikan membutuhkan uang dalam jumlah yang besar,
begitu juga pada makanan ikan (pelet) yang harganya
sekurang pangan ikan apung Rp 360.000 rb / karung (30
kg) dan pakan benam seharga Rp 460.000 rb / karung (50
kg) makanan ikan (pelet) diberikan 2 kali sehari sampai
panen selama 3 bulan, makanan ikan (pelet) diberikan
minimal sehari 1 karung pelet sebagian petani ada yang
memberikan 2 karung pelet sebagian petani tidak
sanggup dalam memodalkan kolam ikannya, petani
tersebut diberi modal oleh orang yang memasarkan ikan
(toke ikan), toke tersebut mengambil keuntungan dari
harga pelet, sehingga pada saat panen mendapatkan
keuntungan yang tidak sedikit kalau harga ikan mahal,
jika harga ikan murah sebagian mengalami kerugian.

Berdasarkan hasil pengamatan diatas peneliti


tertarik melakukan penelitian yang berjudul
“Produktivitas Budidaya Ikan Terhadap Perekonomian

317
DI Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman”

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini termasuk kepada penelitian


kualitatif. Menurut (Moleong ; 2010) metode penelitian
kualitatif sering disebut metode naturalistik karena
penelitiannya yang dilakukan pada kondisi alamiah
(natural setting) disebut metode kualitatif karena ada
yang terkumpul analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa jorong sentosa kecamatan
padang gelugur kabupaten pasaman merupakan salah
satu daerah yang masyarakatnya banyak mempunyai
usaha budidaya ikan air tawar.

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk


memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Sebagai anggota masyarakat dengan kebaikan
atau kesukarelaan dia dapat memberikan pandangan
tentang nilai kebudayaan yang menjadi latar penelitian
setempat (Moleong 2010). Untuk itu yang menjadi

318
informan kunci dalam penelitian ini kepada jorong dan
masyarakat yang ada disekitar tempat petani ikan air
tawar. Semua data dan keterangan yang dibutuhkan
peneliti akan di dapat dengan informan dengan baik dan
cara yang sesuai. Penentuan informan diambil dengan
teknis rainball sampling yaitu peneliti menghubungi
informan secara berantai. Adapun sumber informasi juga
didapat dari informan Wali Nagari, Masyarakat di Jorong
Sentosa Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
Pasaman. Teknis analisis data yaitu reduksi data, display
data, interpretasi data

PEMBAHASAN

Jorong sentosa kecamatan padang Gelugur


merupakan salah satu kecamatan di kabupaten pasaman ,
provinsi Sumatera Barat. Luas kecamatan : 4,52 persen
dari luas kabupaten pasaman. Berdasarkan posisi
geografisnya, kecamatan ini di sebelah utara berbatasan
dengan kecamatan rao selatan, sebelah selatan berbatasan
dengan kecamatan panti, sebelah timur berbatasan
dengan kecamatan Mapat Tunggul Selatan dan sebelah
barat kecamatan duo koto. Kecamatan padang gelugur
319
terletak pada ketinggian 250-1.220 meter di atas
permukaan laut, dan dilalui 16 sungai. Jorong Sentosa
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten pasaman
memiliki kolam ikan air tawar sebagai usaha masyarakat,
kata kepala dinas perikanan kabupaten pasaman M Dwi
Richie di padang gelugur luas area kolam Ikan air tawar
memiliki luas 4.467 hektar, untuk meningkatkan
produksi ikan, dinas perikanan kabupaten pasaman terus
mendorong budidaya ikan air tawar untuk terus
melakukan inovasi.

Berdasarkan keterangan dari sebagian pengelola


kolam ikan, mereka memiliki kolam ikan yang banyak,
dengan luas mulai dari yang kecil sampai yang besar,
begitu juga sebaliknya ada pengelola ikan yang hanya
memiliki kolam ikan 12 buah kolam saja dengan luas
kolam yang kecil sampai yang besar. Dan ada juga
sebagian yang mempunyai 2 kolam ikan dengan luas
kolam yang kecil dan besar. Sebagian pengelola kolam
ikan air tawar memiliki kolam ikan yang tidak luas
sehingga ikan yang dimasukkan sedikit sesuai daya
tampung kolam ikan tersebut dan produksi ikan akan

320
sedikit pula sehingga penjualan tidak terlalu banyak.
Banyaknya ikan tergantung pada luas kolam. Adapun
besar produksi ikan di kecamatan padang gelugur sampai
13.520,27 ton.

Maka dari itu masyarakat jorong sentosa


kecamatan padang gelugur harus meningkatkan
produktivitas dalam budidaya ikan karena sekarang ini
membutuhkan biaya yang tinggi, maka dari itu
memerlukan kejelian dalam memperhatikan hal – hal
yang mampu mengurangi turunnya produktivitas ikan.
Masyarakat padang gelugur mayoritas bekerja sebagai
petani dengan penghasilan utama adalah padi, jagung,
sawit, karet, cabe, dan hasil tumbuhan lain nya sangat
banyak sekali di padang gelugur dan adapun kolam ikan
mas, nila, lele, pegawai sipil, dan dll nya. Banyaknya
usaha-usaha yang muncul memberikan dampak terhadap
pendapatan masyarakat baik yang mempunyai usaha
maupun yang bekerja pada usaha-usaha tersebut, sesuai
dengan hasil penelitian dari kohar dan bambang tahun
(2009) yang menyatakan bahwa perkembangan budidaya
perikanan memberikan dampak yang positif terhadap

321
penurunan kemiskinan, peningkatan pendapatan dan
penyerapan tenaga kerja. Usaha membutuhkan tenaga
kerja untuk membantu dalam proses kegiatan usaha.
Termasuk budidaya perikanan dan usaha yang
berhubungan dengan budidaya perikanan. Dengan
adanya usaha-usaha yang berhubungan dengan budidaya
perikanan memberikan kesempatan kerja bagi
masyarakat. Adapun yang harus kita bahas tentang
sejarah berdirinya ekonomi islam dan yang bersangkutan
dengan ekonomi islam

Sejarah Berdirinya Ekonomi Islam

Ekonomi syariah adalah ekonomi yang


berdasarkan dengan ketentuan syariah. Lahirnya
Rasulullah SAW melakukan aktivitas perdagangannya,
ketika beliau berumur 16 – 17 Tahun. Rasulullah SAW
ketika itu melakukan perdagangan di sekitar masjidil
haram dengan sistem murabahah, yaitu jual beli yang
harga pokoknya dapat dinegosiasikan. Rasulullah SAW
memulai aktivitas perdagangan karena pada saat itu
perekonomian Abu Thalib mengalami kesulitan. Ketika
Rasulullah berusia 20 tahunan Rasulullah memulai bisnis
322
kongsi dagang dengan Khadijah. Bisnis Rasulullah
berkembang pesat, sampai Rasulullah memberikan mahar
kepada Khadijah 100 ekor unta merah ( pada saat itu unta
merah adalah kendaraan termahal). Abu Hadziq 2014.

Sekitar tahun 1911 telah berdiri organisasi sarekat


dagang islam (SDI) yang beranggotakan tokoh-tokoh
atau intelektual muslim saat itu, serta ekonomi islam ini
sesuai dengan pedoman seluruh umat islam di dunia yaitu
di dalam Al-Qur’an yang mengatakan bahwa jika kamu
akan bermuamalah, hendaklah kamu menuliskannya
dengan benar, dan hendaklah orang yang berhutang itu
juga menuliskan agar tidak adanya kekeliruan, agar tidak
mengurangi sedikitpun dari hutangnya. Jika orang yang
menghutangkan itu lemah akalnya atau lemah keadaan
nya atau tidak mampu menirukan nya, maka hendaklah
walinya yang menirunya dengan jujur. Selain itu juga
harus di datangkan dua orang saksi dari orang laki-laki
yang sudah dewasa dan berakal sehat dan dua orang saksi
perempuan yang kamu kehendaki, dan janganlah saksi itu
enggan memberikan keterangan apabila mereka
dipanggil, dan janganlah engkau jemu menulis hutang itu

323
baik kecil maupun besar sampai batas waktu
pembayarannya. Kecuali jika muamalah itu perdagangan
tunai kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu
tidak menuliskannya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi menyulitkan
(Q.S Al-Baqarah:282).

Perkembangan ekonomi islam yang semakin


marak ini merupakan cermin dan kerinduan umat islam
di Indonesia ini, khususnya seorang pedagang,
berinvestasi, bahkan berbisnis yang secara islami dan di
ridhoi Allah SWT. Dukungan serta komitmen dari bank
Indonesia dalam keikutsertaannya dalam perkembangan
ekonomi islam dalam negeri pun merupakan jawaban
atas gairah dan kerinduan dalam praktek ekonomi islam
di dalam negeri yang masih dalam kerusakan ini, serta
awal kebangkitan ekonomi islam di Indonesia maupun di
seluruh dunia, misalnya di Indonesia berdiri Bank
Muamalat tahun 1992 pada awal tahun 1997, terjadi
krisis ekonomi di Indonesia yang berdampak besar
terhadap goncangan lembaga perbankan yang berakhir
likuidasi pada sejumlah bank, bank islam atau bank

324
syariah malah bertambah semakin pesat. Pada tahun
1998, sistem perbankan islam dan gerakan ekonomi
islam di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat
pesat

Pengertian Ekonomi Syariah

Pengertian ekonomi secara bahasa adalah berasal


dari bahasa yunani oikos (rumah tangga) dan nomos
(peraturan atau hukum), sedangkan ekonomi islam
menurut istilah digunakan untuk aturan-aturan yang
berlandaskan hukum islam. Sedangkan pengertian dari
ekonomi syariah adalah kaitan antara aturan-aturan
dalam aktivitas pemenuhan kebutuhan manusia dengan
aturan yang bersumber dari wahyu ilahi.

Dasar Ekonomi Syariah

Dalam ekonomi tauhid, manusia sebagai pelaku


ekonomi hanyalah sejajar struktur trustee (pemegang
amanah). Oleh sebab itu, manusia harus mengikuti
ketentuan Allah dalam segala aktivitasnya, termasuk
aktivitas ekonomi. Ada tiga aspek yang sangat mendasar

325
dalam islam, yaitu aspek aqidah (tauhid), hukum
(syariah), dan akhlak. Ketika seseorang memahami
tentang ekonomi islam secara keseluruhan. Maka ia harus
mengerti ekonomi islam dalam ketiga aspek tersebut .
ekonomi islam dalam dimensi aqidahnya mencakup atas
dua hal:

1) Pemahaman tentang ekonomi islam yang bersifat


ilahiyah.
2) Pemahaman tentang ekonomi islam yang bersifat
rabbaniah.

Adapun pembahasan tentang ekonomi islam


sebagai ekonomi rabbaniah, berpijak pada ajaran tauhid
rububiyah. Tauhid rububiyah adalah mengesakan Allah
melalui segala hal yang telah diciptakan-Nya, dengan
selalu meyakini bahwa Allah merupakan pencipta alam
semesta, Allah juga sang pemberi rezeki, dan Allah
adalah Tuhan mengatur alam semesta. Atas dasar kaidah
di atas, maka segala aktivitas dalam ekonomi islam yang
membawa kemaslahatan dan tidak ada larangan di
dalamnya, maka dari itu, adanya penelitian tentang
beberapa larangan-larangan dalam aktivitas ekonomi
326
akan sangat membantu aplikasi ekonomi islam itu
sendiri.

Karena mayoritas penyebab dilarangnya suatu


transaksi adalah karena adanya beberapa faktor, yang
umum bersifat merugikan dan membawa kerusakan bagi
manusia, selain aspek aqidah dan syariah dalam ekonomi
islam. Satu aspek lagi yang menjadi nafas bagi tumbuh
kembangnya ekonomi islam, yaitu aspek moral (akhlak)
yang selalu menjadi spirit dalam setiap aktif aktivitas
yang terbangun di dalamnya. Segala macam ajaran yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits yang berkaitan
dengan perekonomian islam adalah untuk menjunjung
tinggi moral.

Tujuan Ekonomi Syariah

Manusia hidup terdiri dari kumpulan individu


yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dalam
pemenuhan hajat hidup manusia untuk mencapai
kebahagiaan, namun guna menjamin tercapainya
kebahagiaan masing-masing individu tanpa memberikan
gangguan bagi individu yang lain, perlu adanya satu

327
tatanan masyarakat. Tatanan masyarakat harus sesuai dan
berasal dari aturan prima causa yang dianggap sebagai
sumber asal dari seluruh alam semesta beserta hukum
yang terdapat di dalamnya.

Dalam pandangan dunia islam, kebahagiaan


hidup yang hendaknya dicapai oleh manusia adalah
kebahagiaan dunia maupun akhirat. Motif ekonomi yang
digunakan dalam ekonomi syariah juga merupakan
tatanan guna meraih kebahagiaan didunia dan akhirat.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya sistem ekonomi
syariah senantiasa berdasarkan wahyu dan berkaitan
dengan hukum-hukum fiqih. Ekonomi islam
dikembangkan oleh para filsuf muslim. Berbeda dengan
ilmu ekonomi konvensional yang berdasarkan pada
tindakan individu dengan rasionalitas yang bertujuan
untuk mencapai kepuasan atau keuntungan, ilmu
ekonomi syariah mendasarkan tindakan individu sebagai
bentuk ibadah, hubungan vertikal antara manusia dengan
sang pencipta sebagai bentuk ketakwaan terhadap ajaran
religius.

328
Dalam agama islam ajaran yang terkandung
dalam ilmu ekonomi harus berkaitan dengan nilai tauhid
khilafah dan keadilan yang dianggap sebagai nilai-nilai
islam. Sistem ekonomi syariah cenderung didefinisikan
sebagai suatu upaya dalam pemenuhan keadilan. Dalam
konteks ekonomi keadilan tersebut adalah pemerataan
aset dan sumber daya yang ada, baik dalam bentuk
pendapatan maupun konsumsi.

Perkembangan Ekonomi Islam Di Indonesia

Dikutip dalam sebuah artikel bahwa, di Indonesia


praktek ekonomi islam, khususnya perbankan syariah
sudah ada sejak 1992. Diawali dengan berdirinya Bank
Muamalat Indonesia (BMI) dan bank-bank perkreditan
rakyat syariah (BPRS). Namun pada dekade hingga tahun
1998, perkembangan bank syariah boleh dibilang agak
lambat. Pasalnya, sebelum terbitnya UU No.10 Tahun
1998 tentang perbankan, tidak ada perangkat hukum
yang mendukung sistem operasional bank syariah kecuali
UU No.7 Tahun 1992 dan PP No. 72 Tahun 1992.
Berdasarkan UU No.7 Tahun 1992 itu bank syariah
dipahami sebagai bank bagi hasil. Selebihnya bank
329
syariah harus tunduk kepada peraturan bank umum yang
berbasis konvensional. Karenanya manajemen bank bank
syariah cenderung mengadopsi produk-produk perbankan
konvensional yang “disyariatkan” dengan variasi produk
yang terbatas.akibatnya tidak semua keperluan
masyarakat terakomodasi dan produk yang ada tidak
kompetitif terhadap semua produk Bank Konvensional.”

Perkembangan sistem ekonomi syariah di


Indonesia sendiri belum begitu pesat seperti di Negara-
negara lain, secara sederhana, perkembangan itu
dikelompokkan menjadi perkembangan industri
keuangan syariah dan perkembangan ekonomi syariah
non keuangan. Industri keuangan syariah relative dapat
dilihat dan diukur perkembangannya melalui data-data
keuangan yang ada, sedangkan non keuangan perlu
penelitian yang lebih dalam untuk mengetahuinya.

Pengertian Perikanan

Perikanan didefinisikan sebagai suatu kegiatan


ekonomi dalam bidang pembudidayaan baik ikan air
tawar ataupun ikan yang hidup bebas di air laut atau

330
perairan umum. Secara umum, perikanan dibagi atas
perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan
tangkap adalah kegiatan ekonomi yang mencakup
penangkapan atau pengumpulan hewan dan tanaman air
yang hidup bebas di laut maupun perairan umum secara
bebas. Sedangkan perikanan budidaya adalah kegiatan
ekonomi yang mencakup pembudidayaan hewan dan
tanaman air yang hidup di laut maupun di perairan bebas.

Perilaku Usaha Bidang Perikanan

Perilaku usaha di bidang perikanan saat ini


disebut sebagai perilaku utama meliputi nelayan,
pembudidaya ikan, dan pengelolaan hasil perikanan.
Ketika golongan pelaku ini sangat penting artinya
masyarakat dan pemerintah, karena mereka berperan
sebagai penyuplai hasil perikanan yang dibutuhkan
masyarakat. Bahkan sumbangan mereka terhadap GNP
cukup signifikan. Sedangkan sektor perikanan terhadap
GNP rata-rata 2,27% dari GNP Nasional. Pencapaian itu
tak lepas dari kontribusi produksi pelaku utama
(tradisional) yang mencapai 87% dari populasi ikan
nasional. Di samping pelaku utama tersebut, meliputi
331
pedagang ikan, koperasi perikanan dan industri
perikanan. (Muhfizar,2020)

Pembudidayaan Perikanan

Pembudidayaan Ikan dapat dibedakan atas


pembudidayaan ikan air tawar dan pembudidayaan ikan
air laut yang tinggal di daerah pesisir pantai, sedangkan
pembudidayaan ikan air tawar umumnya tinggal di
wilayah darat atau dataran tinggi. Sektor perikan
memang unik. Beberapa karakteristik yang melekat di
dalamnya tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian.
Tidaklah heran jika kemudian penanganan masalah di
sektor ini memerlukan pendekatan tersendiri. Selain
berhadapan dengan sumber daya yang bergerak lurus.
Pengelolaan sumber daya perikanan juga dihadapkan
pada masalah peliknya hak kepemilikan. Interaksi faktor
ini kemudian melahirkan eksternalitas yang berakibat
pada terjadinya degradasi lingkungan dan seterusnya
terjadinya pencemaran perairan, yang berdampak pada
kesehatan ikan dan penurunan kualitas hasil perikanan.

332
Budidaya perikanan ini memiliki keuntungan
yang besar, sehingga selain dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat jorong sentosa kecamatan
padang gelugur kabupaten pasaman dan dapat
memberikan keuntungan baik secara pribadi bagi
masyarakat jorong sentosa kecamatan padang gelugur
kabupaten pasaman dengan adanya pengelolaan budidaya
yang baik. Pengelolaan budidaya perikanan yang baik
salah satunya yaitu dengan memperhatikan kualitas air
kolam. Pengelolaan kualitas air pada budidaya perikanan
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang
biasanya dilakukan dalam budidaya perikanan adalah
dengan proses pergantian air kolam secara berkala.
Kecepatan pergantian air yang teratur dan maksimal,
akan dapat meningkatkan kualitas air dalam budidaya
perikanan. Namun, apabila proses pergantian air ini tidak
teratur, maka belum tentu dapat menghilangkan kadar air
yang berbahaya dalam air, sehingga kualitas airnya
belum baik.

Adapun Perikanan di jorong sentosa kecamatan


padang gelugur kabupaten pasaman menurut M Dwi

333
Richie selaku kepala dinas perikanan di kabupaten
pasaman mengatakan sektor andalan di daerah pasaman
adalah bidang perikanan dan sudah menjadi program
prioritas menurutnya potensi budidaya ikan air tawar di
daerah padang gelugur sangat besar karena didukung
oleh sumber air yang sangat memadai. Hal itu telah
sesuai dengan RPJMD kabupaten pasaman pada tahun
2016 sampai 2021 mendatang, tahun 2019 lalu, luar area
perikanan mencapai 4.332 hektar di kabupaten pasaman
dengan jumlah produksi sebanyak 53.540,26 ton. Ia
mengatakan pemerintah daerah telah menetapkan
beberapa kecamatan untuk sebagai daerah percontohan
serta budidaya ikan air tawar, di antaranya jorong sentosa
kecamatan padang gelugur. Hal itu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang ada di daerah dan luar
daerah, potensi budidaya ikan air tawar di pasaman
sangat besar, karena didukung oleh sumber air yang
cukup memadai. Sedangkan pemasaran hasil produksi
ikan masyarakat sampai ke luar provinsi. Produksi ikan
tidak hanya di pasaman saja, bahkan sampai ke daerah
tetangga seperti Sumatra utara, jambi, Bengkulu dan lain
sebagainnya.

334
Pertama, bila dilihat dari uraian diatas berbicara
tentang modal, modal merupakan suatu penghasilan,
pendapatan dan keuntungan. Masyarakat jorong sentosa
menggunakan modal yang besar untuk usaha kolam
ikannya. Modal merupakan salah satu hal yang paling
penting untuk memulai usaha, karena modal merupakan
pengaruh kesejahteraan ekonomi baik itu individu,
kelompok, dan suatu bangsa. Dilihat dari modal usaha
kolam ikan di jorong sentosa kecamatan padang gelugur
kabupaten pasaman memerlukan modal yang sangat
besar untuk pembuatan kolam ikan dan keramba tersebut
pembuatan kolam dan keramba tersebut dengan
menggunakan eskavator. Masyarakat padang gelugur
cenderung dengan usaha kolam karena kolam ikan
merupakan suatu penghasilan yang besar.

Modal yang digunakan untuk kolam tersebut


yaitu modal sendiri, modal yang dikeluarkan untuk
pengisian kolam yaitu berupa: untuk makanan ikan atau
pelet, modal untuk bibit, modal untuk membersihkan
empang kolam, modal untuk penjaga kolam, modal untuk
pupuk, modal untuk pembelian makanan apabila terkena

335
penyakit dan sebagainya. Kedua, dilihat dari uraian diatas
berbicara tentang pengelolaan bibit ikan yang merupakan
suatu usaha kolam di jorong sentosa kecamatan padang
gelugur, bibit ikan yang bermacam – macam, pada
umumnya bibit ikan yang digunakan masyarakat untuk
penghasilan yang baik yaitu bibit gelas halus yang
berumur dua minggu. Telah dijelaskan juga dalam
pembahasan di atas.

Pengelolaan bibit ikan yang baik harus mampu


mengelola bibit yang besar dan berkualitas sangat tinggi.
Pengelolaan bibit ikan dilakukan dengan berbagai macam
cara. Bibit yang dilepaskan ke dalam kolam ikan harus
sesuai dengan luas kolam. Begitu juga pada kolam
pemijahan yang bertujuan agar bibit yang dihasilkan dari
proses pemijahan menjadi bibit unggul dan terhindar dari
penyakit dan hama yang dapat membunuh bibit tersebut.
Bibit yang kurang sehat dapat dilihat dari gerak geriknya
yang kurang lincah, ikan terlihat pasif, nafsu makan
mulai berkurang, malas berenang atau mengapung
dipermukaan air dan bibit ikan yang terluka akibat
penangkapan awal yang kurang berhati-hati. Hal ini bisa

336
membuat pembudidaya mengalami kerugian baik
berbentuk materi juga kerugian baik berbentuk materi
juga kerugian waktu yang digunakan selama
pembudidayaan ikan.

Ketiga, pendidikan merupakan usaha, pengaruh,


perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
bertujuan kepada pendewasaan seorang anak, atau lebih
tepat membantu anak agar cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri (Langeveld, dalam hasbullah:2005)
Tujuan pendidikan dalam hal ini agar anak beregenerasi
baru dan menghayati, memahami, dan mengamalkan
nila-nilai dan norma-norma dalam kehidupan, sehingga
terwujud sikap batin yang mampu mendorong secara
spontan untuk melahirkan semua perbuatan bermoral
atau perbuatan yang baik.

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka


mempengaruhi seorang anak agar dapat menyesuaikan
diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan
demikian akan menimbulkan perubahan pada dirinya.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan
dapat dilihat bahwa pendidikan di padang gelugur jorong
337
sentosa pada umumnya tamat SMA dan juga ada tamat
perguruan tinggi. Pada dasarnya masyarakat belajar
sendiri dan ada juga yang belajar dari orang lain
alasannya kalau belajar sendiri kita hanya memberikan
makanan 3x sehari, kalau mendengar dari orang lain kita
mendapatkan masukan dalam pemberi makanan ikan
lebih dari 3x sehari bisa menjadi 5x sehari. Itu gunanya
masyarakat padang gelugur sekolah agar masyarakat
padang gelugur mengetahui bagaimana cara
membudidaya ikan air tawar yang baik.

Keempat, mengetahui bagaimana perkembangan


budidaya perikanan terhadap pendapatan masyarakat di
jorong sentosa kabupaten pasaman. Banyaknya usaha-
usaha yang muncul memberikan dampak terhadap
pendapatan masyarakat baik yang mempunyai usaha
maupun yang bekerja pada usaha-usaha tersebut, yang
menyatakan bahwa perkembangan budidaya memberikan
dampak positif terhadap penurunan kemiskinan,
peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.
Dampak perkembangan budidaya perikanan terhadap
ketenagakerjaan masyarakat. Salah satu usaha

338
membutuhkan tenaga kerja untuk membantu dalam
proses kegiatan usaha. Termasuk budidaya perikanan air
tawar dan usaha yang berhubungan dengan budidaya
perikanan. Dengan adanya usaha-usaha yang
berhubungan dengan budidaya perikanan memberikan
kesempatan kerja bagi masyarakat.

Perkembangan budidaya perikanan membawa


dampak terhadap masyarakat setempat, seperti
berdampak terhadap pendapatan masyarakat. Banyaknya
usaha-usaha yang mendukung proses kegiatan budidaya
perikanan, dengan perkembangan budidaya perikanan
bisa memberi peluang kepada masyarakat untuk
membuka usaha-usaha baru yang berhubungan dengan
budidaya perikanan, usaha-usaha tersebut adalah.

a. Pembuatan keramba
Usaha ini dilakukan oleh beberapa orang
masyarakat, dengan melakukan usaha jasa
pembuatan keramba ini masyarakat bisa
menambah pendapatan, dan membuka lapangan
pekerjaan baru untuk masyarakat.
b. Penjaga keramba
339
Saat ini masyarakat sudah banyak yang memiliki
karamba, setiap orang terkadang mempunyai satu
unit keramba bahkan ada yang mempunyai 6
lebih karamba, hal ini yang membuat masyarakat
mempunyai karamba meminta bantuan untuk
merawat dan menjaga karamba mereka.
c. Penjual pelet (makanan ikan)
Pemilik budidaya ikan membutuhkan pakan ikan
yang sesuai dan yang pasti mudah didapat,
dengan hal ini membuka kesempatan untuk
masyarakat membuat usaha penjualan ikan
khususnya di daerah yang budidaya perikanan
sudah berkembang seperti di jorong sentosa
kecamatan padang gelugur kabupaten pasaman.
Dengan membuat usaha penjualan pelet
masyarakat dapat meningkatkan pendapatan
mereka.
d. Pembuatan pelet
Masyarakat membuat usaha pembuatan pelet ini
dilakukan secara individu tidak berbentuk
kelompok. Modal yang mereka gunakan juga
menggunakan dana pribadi, tetapi terkadang

340
mereka memperoleh bantuan dari pemerintah
berupa mesin baru, genset dan barang-barang lain
yang membantu pengembangan usaha pembuatan
pelet tersebut.
e. Penjaga kolam
Kegiatan yang dilakukan sebagai penjaga kolam
adalah member makan ikan setiap hari,
membersihkan kolam, menangani ikan yang sakit
atau mati dan ikut membantu proses panen. Biaya
operasional budidaya ikan di kolam ditanggung
oleh pemilik, dan hasil dari panen dibagi 3
bagian, 2 bagian untuk pemilik kolam dan satu
bagian untuk penjaga kolam.
f. Usaha penyewaan lahan untuk kolam ikan
Di daerah padang gelugur ini masyarakat banyak
yang membuat kolam ikan di lahan kebun atau di
hutan, karena lahan di jorong sentosa kecamatan
padang gelugur kabupaten pasaman sudah banyak
dibangun rumah ataupun ruko, ada beberapa
masyarakat yang memiliki lahan kebun di hutan
yang tidak dikelola dengan baik oleh karena itu
masyarakat memiliki lahan kebun di hutan yang

341
tidak dikelola dengan baik oleh karena itu
masyarakat memiliki inisiatif untuk penyewaan
lahan mereka untuk membuat kolam ikan, hal
tersebut juga dapat menambah pendapatan
masyarakat.
g. Penjual ikan
Penjual ikan ini dilakukan masyarakat di pasar-
pasar daerah jorong sentosa kecamatan padang
gelugur kabupaten pasaman dan di ekspor ke luar-
luar daerah seperti: lubuk sikaping, bukittinggi,
simpang empat, payakumbuh, padang dan daerah-
daerah sekitar lainnya. Penjual ikan mendapatkan
ikan dari pemilik keramba dan kolam ikan yang
ada di jorong sentosa kecamatan padang gelugur
kabupaten pasaman. Hal ini juga akan
memberikan peningkatan pendapatan kepada
masyarakat dan juga dalam usaha penjualan ikan
ini membutuhkan tenaga kerja sebanyak 4 orang
hal ini juga memberikan kesempatan kerja
kepada masyarakat.
h. Penyuplai benih ikan

342
Semakin banyaknya budidaya perikanan maka
kebutuhan akan benih ikan semakin meningkat,
berdasarkan hasil wawancara dahulunya pemilik
keramba ataupun kolam ikan mendapatkan benih
ikan dari luar daerah seperti pekan baru, jambi,
sekarang pemerintah setiap tahunnya memberikan
pelatihan kepada masyarakat tentang pembenihan
ikan dan dilengkapi dengan sertifikasi CPIB
(Cara Pembenihan Ikan yang Baik). Oleh karena
itu masyarakat jorong sentosa kecamatan padang
gelugur kabupaten pasaman sudah mulai
membuat hatchery (tempat pembudidayaan bibit
ikan air tawar) untuk penyuplai benih ikan, dan
masyarakat sudah bisa membeli benih ikan air
tawar di jorong sentosa kecamatan padang
gelugur kabupaten pasaman tentu dengan
membuat hatchery atau usaha penyuplai benih
ikan ini akan menambah pendapatan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad Fauzi tahun (2001) tentang pengaruh
budidaya perikanan terhadap penyerapan tenaga

343
kerja yang memberikan peluang dan mengurangi
angka pengangguran.

KESIMPULAN

Modal yang digunakan masyarakat jorong


sentosa kecamatan padang gelugur kabupaten pasaman
menggunakan modal sendiri dalam usaha kolam ikan air
tawar dan budidaya keramba tersebut dan tidak ada
bantuan dari pemerintahan. Pengelolaan bibit ikan air
tawar sebelum bibit ikan dimasukkan kedalam kolam
ikan, kolam ikan terlebih dahulu di pupuk dan
dikeringkan . memberikan makanan ikan air tawar, pelet
yang digunakan untuk makan ikan air tawar adalah pelet
yang sesuai dengan usia ikan air tawar. Pendidikan di
dalam masyarakat jorong sentosa kecamatan padang
gelugur kabupaten pasaman pada umumnya banyak yang
tamat SMA dan ada juga di perguruan tinggi. Masyarakat
yang berusaha dengan budidaya kolam ikan tersebut
belajar sendiri untuk pengelolaan usaha kolam ikan air
tawar dalam pembudidayaan ikan air tawar.

344
Perkembangan budidaya perikanan memberikan
peluang kepada masyarakat untuk membuka usaha baru
dan peluang kerja bagi masyarakat yang berhubungan
dengan budidaya perikanan ikan di kolam dan budidaya
ikan di keramba, budidaya perikanan keramba cenderung
mengalami tren peningkatan setiap tahunnya tetapi tidak
untuk perkembangan budidaya di kolam cenderung
mengalami tren menurun, dan perkembangan budidaya
perikanan ikan air tawar memberikan dampak terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat.

345
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Afrianto, Eddy dan Leviawati, Levi. (1988). Beberapa
Metode Budidaya Ikan Yogyakarta : Kanisius

Inarita. (2010). Teknik Cerdas Budidaya Ikan Mas


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Jurnal Ilmiah

Anonim (1993). Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian


Departemen Pertanian.

Bonawati (2013). Geografi Pertanian Yogyakarta

Efendi, Irwan (2009). Ekonomi Rakyat Berbasis


Perikanan : Studi Sosial Ekonomi di Jorong
Sentosa Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
pasaman. (Skripsi). Padang. UNP

Effendi, K. (1993). Sumber Daya Manusia Peluang Kerja


dan Kemiskinan. Tiara Yogyakarta.

Instalasi Balai Benih Ikan (BBI) Padang Gelugur Dinas


Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat.

Kohar, M dan Bambang, AW. (2009) Dampak


Perkembangan perikanan Budidaya Terhadap
Penurunan Kemiskinan, Peningkatan Pendapatan

346
dan Penyerapan Tenaga Kerja di jorong sentosa
kecamatan padang gelugur. Penelitian Bidang
Budidaya Universitas Diponegoro, semarang.

Martini. (2007). Studi Ekonomi Keluarga Petani Ikan Air


Tawar di Jorong Sentosa Kecamatan Padang
Gelugur Kabupaten Pasaman. (Skripsi) Padang.
STKIP PGRI

Roki, Murlianto (2008). Faktor–Faktor Yang


Mempengaruhi Pendapatan Ikan Mas di Jorong
Sentosa Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten
pasaman. (skripsi) STKIP PGRI. Padang

Siska, Julisa (2011). Pengaruh Harga, Modal, dan Luas


Kolam terhadap Pendapatan Petani Ikan Air Tawar
di Jorong Sentosa Kecamatan Padang Gelugur
Kabupaten Pasaman. (Skripsi) Padang. STKIP
PGRI

https://news.klikpositif.com/baca/90071/mentri-kp-ingin-
tingkatkan-budidaya-ikan-air-tawar-di-
pasaman.html
https://www.iaeipusat.Org/memberpost/ekonomi-
syariah/sejarah ekonomisyariah?language=id

347
DAMPAK MENURUNNYA HARGA GETAH
KARET TERHADAP KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DI JORONG KOTO SAWAH
KECAMATAN MAPAT TUNGGUL KABUPATEN
PASAMAN
Siska Reflina
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi,
mendeskripsikan dan menganalisis data tentang
rendahnya harga karet yang telah memberikan berbagai
dampak terhadap kondisi sosial ekonomi petani karet di
jorong koto sawah dikarenakan lebih dari 90% penduduk
di jorong koto sawah menggantungkan hidupnya dari
komoditas karet.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui penghasilan petani karet di jorong koto
sawah, bagaimana mengembangkan usaha kebun karet,
untuk mengetahui kontribusi kebun karet dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga.Kegiatan penelitian
dilakukan di jorong koto sawah kecamatan mapat tunggul
pada tahun 2021.Bentuk penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Peneliti
menentukan subjek utama dalam penelitian ini berjumlah
7 orang yaitu petani karet yang ada di jorong koto sawah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
menurunnya harga getah karet yang semula 1 kilo gram
sebesar Rp. 11000 melonjak turun secara drastis yang

348
berkisar Rp. 7500 sampai Rp. 8500 sangat tidak bisa
untuk mensejahterakan petani. Ditambah lagi harga-
harga bahan pokok yang meningkat tentu ini sangat
membebani petani, karena kebanyakan petani karet lebih
banyak pengeluaran dibandingkan daripada
pendapatannya.Adapun upaya para petani dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga di jorong koto
sawah, selain dari mengandalkan karet sebagai mata
pencaharian utama. Mereka juga mencari alternatif
lainnya dengan berjualan, melangsir getah, menanam
pinang dan bercocok tanam.

Kata Kunci: Harga Getah Karet, Kesejahteraan.


PENDAHULUAN
Masyarakat di jorong koto sawah kecamatan
mapat tunggul 90% bermata pencaharian sebagai petani
karet, maka dari itu masyarakatnya sangat bergantung
sekali terhadap hasil dari perkebunan karet itu sendiri.
Apalagi di era globalisasi seperti saat sekarang yang
mana semuanya semakin canggih, tentu kebutuhan
masyarakat akan semakin tinggi. Kebutuhan manusia itu
luas dan kompleks, antara lain meliputi kebutuhan dasar
fisik akan makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya.
Dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat ini
menyebabkan pasar harus mampu memenuhi segala
keinginan konsumen, tapi sangat disayangkan kebutuhan

349
yang tinggi dari masyarakat tidak diimbangi dengan
tingkat pendapatan masyarakat yang sama juga. Bahkan
saat ini pendapatan masyarakat tidak mampu memenuhi
kebutuhan paling penting dari masyarakatnya. Karena
terkendala cuaca yang tidak menentu yang mana ketika
hujan para petani karet ketika dia menorah getah karet
lalu turun hujan deras, oleh sebab itu getah yang keluar
dari hasil torehan tersebut akan mencair seperti air dan
tidak beku dan akhirnya tidak akan menghasilkan apa-
apa. Hal ini sangat berpengaruh tidak hanya pada
kebutuhan masyarakat yang tidak mampu terpenuhi tapi
juga akan mengganggu proses permintaan dan penawaran
di pasar, dikarenakan pendapatan masyarakat tidak
memenuhi daya beli masyarakat itu sendiri yang
menyebabkan permintaan terhadap produk pemenuh
kebutuhan masyarakat menjadi menurun.
Maka dari itu jika harga getah karet menurun
secara drastis maka sebagian dari masyarakat itu sendiri
melakukan pinjaman ke berbagai Bank konvensional
untuk memenuhi kebutuhannya sebelum harga getah
karet kembali naik lagi. Kenapa masyarakat melakukan
pinjaman ke Bank konvensional, karena Bank yang

350
berbasis syariah di daerah Pasaman ini sangat sulit sekali,
maka dari itu lah masyarakat melakukan pinjaman ke
Bank yang terdekat supaya mudah, tidak terlalu jauh dari
kampung dan bisa menghematkan biaya.Karet
merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang
mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan
perekonomian di Indonesia. Karet juga salah satu
komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai
penghasil devisa Negara selain minyak dan gas.
Indonesia merupakan Negara produsen dan eksportir
karet terbesar dunia.Selain peluang ekspor yang semakin
terbuka, pasar karet di dalam negeri masih cukup besar.
Pasar potensial yang akan menyerap pemasaran karet
adalah industry ban, otomatis, aspal dan lain-lain.
Karet merupakan komoditas ekspor sehingga
harganya sangat dipengaruhi permintaan luar negeri,
dengan adanya krisis dan kurangnya permintaan menjadi
penyebab utama anjloknya harga karet. Jorong koto
sawah yang berada di kecamatan mapat tunggul
kabupaten pasaman sebagian besar penghasilan
masyarakatnya berasal dari perkebunan karet, sehingga
harga getah karet mentah di pasaran atau di pabrik

351
menjadi pemicu utama dari besar kecilnya pendapatan
masyarakat di jorong koto sawah ini.Sementara harga
getah karet di pasar saat ini sedang dalam keadaan yang
kurang menguntungkan sehingga sangat mempengaruhi
harga beli masyarakat.Di jorong koto sawah sendiri
turunnya harga karet sudah terjadi semenjak beberapa
tahun terakhir dan hal ini menyebabkan perekonomian di
jorong koto sawah semakin memburuk, untuk saat ini
harga karet mentah di jorong koto sawah tidak terlalu
memburuk hingga saja mengalami penurunan dan harga
karet di tahun 2021 Rp 10500.Sebagai mata pencaharian
utama sebagian besar masyarakat di jorong koto sawah
tentunya harga karet mentah di pasar yang semakin
memburuk juga dapat mengganggu pertumbuhan
ekonomi masyarakatnya termasuk daya beli masyarakat
terhadap kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat itu
sendiri.
Daftar Harga Getah Karet 5 Tahun Terakhir
No Tahun Harga

1 2017 Rp. 11000

352
2 2018 Rp. 15000

3 2019 Rp. 10000

4 2020 Rp. 9500

5 2021 Rp. 7000

Sumber: petani di jorong koto sawah


Penurunan harga karet tersebut diduga telah
memberikan berbagai dampak terhadap kondisi
kesejahteraan ekonomi petani karet khususnya di jorong
koto sawah kecamatan mapat tunggul kabupaten
pasaman dikarenakan hampir 90%penduduk di jorong
koto sawah menggantungkan hidupnya dari komoditas
karet. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang “ Dampak Menurunnya Harga
Getah Karet Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di
Jorong Koto Sawah Kecamatan Mapat Tunggul
Kabupaten Pasaman”.

METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian ini menggunakan metode
wawancara atau yang sering disebut dengan metode

353
kualitatif.Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk
membangun suatu proporsi dan menjelaskan makna
dibalik realitas sosial yang terjadi.Yaitu sebuah fenomena
yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
Sesuai dengan penjelasan di atas, bentuk
penelitian ini adalah kualitatif. Maka dari itu bahwa
penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat
generalisasi dari hasil penelitian dilakukan sehingga
subjek yang telah terjamin dalam fokus penelitian
ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu, pada
penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan
sampel. Subjek penelitian yang akan menjadi informan
yang berbagi informasi yang diperlukan selama proses
penelitian. Adapun informasi yang akan menjadi subjek
penelitian ini adalah masyarakat di jorong koto sawah.

PEMBAHASAN
1. Getah Karet
Di jorong koto sawah kecamatan mapat tunggul
kabupaten pasaman perkebunan karet merupakan mata
pencaharian utama dan komoditas yang banyak untuk

354
menghasilkan uang. Karena 90% dari warga masyarakat
jorong koto sawah bekerja sebagai petani karet, lalu karet
yang siap ditoreh dan pada musim panas karet tersebut
akan membeku terus di kumpulkan dalam satu tempat,
dan di timbang ke bos nya masing-masing. Bahan mentah
getah karet akan di ekspor ke berbagai daerah bahkan
sampai luar negeri untuk diolah supaya bisa menjadi
bahan jadi seperti, pembuatan ban, aspal, sandal dan lain
sebagainya.
Pada dasarnya karet bermula dari alam yaitu dari
getah pohon karet ataupun dari produksi manusia. Pada
saat pohon karet dilukai atau digores dengan pisau
khusus pemotong karet maka getah yang dihasilkan akan
keluar jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet yaitu
pohon karet yang subur dan daunnya yang rindang.
Produksi karet terbesar salah satunya adalah Indonesia,
karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam
keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju
tahan air dan lain-lain. Pengembangan perkebunan karet
memberikan peranan penting bagi perekonomian
nasional, yaitu untuk sumber devisa, sumber bahan baku
industri, sumber pendapatan dan kesejahteraan

355
masyarakat serta sebagai pengembangan pusat dan pusat
pertumbuhan perekonomian di daerah dan sekaligus
berperan dalam pelestarian atau untuk fungsi lingkungan
hidup. Untuk mendukung keberhasilan pengembangan
karet, perlu disusun teknis budidaya tanaman karet yang
digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang terkait
pengolahan komoditi tersebut. (Husodo, 2004)
a. Usaha Para Petani Dalam Pengembagan Getah
Karet Di Jorong Koto Sawah
Petani karet adalah petani yang mendapatkan
penghasilan dari usaha tani karet.Berusahatani
karet sangat menjanjikan Karena harga jual semula
getah karet begitu tinggi.Akan tetapi, petani karet
butuh usaha dan kesabaran yang cukup tinggi sebab
membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan
panen dan tidak sedikit yang mengalami kegagalan
ataupun mendapatkan hasil yang kurang
maksimal.Hal ini mungkin diakibatkan oleh
pemeliharaan yang kurang maksimal.Permasalahan
yang dihadapi petani karet saat ini yaitu masih
rendahnya produktivitas. (Soekartawi, 2006)

356
Hal ini disebabkan karena kebun yang
sebagian besar dimiliki belum mengeluarkan getah
dan kurang perawatan. Penyebab lain yaitu areal
kebun karet yang telah tua sehingga kurang
produktif dan perlu segera diremajakan.
Berdasarkan hasil dari temuan yang saya teliti
sendiri dalam wawancara dengan petani karet di
jorong koto sawah bahwasanya petani karet
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu milik
sendiri dan milik orang lain. Karet milik sendiri
adalah sebuah lahan karet yang tanam sendiri, yang
diwariskan secara turun temurun maupun dibeli
dari orang lain. Sebagaimana hasil dari wawancara
dengan beberapa informan yang menyebutkan
bahwa lahan karet yang digarap oleh petani karet di
jorong koto sawah adalah milik sendiri.
Karet milik orang lain yaitu sebuah lahan
karet milik sendiri atau milik beberapa orang yang
digarap bukan oleh pemilik lahan tersebut akan
tetapi digarap oleh orang lain dan ketika panen
hasil dari karet tersebut dibagi dua ada juga yang
dibagi tiga. Dengan demikian dapat saya simpulkan

357
bahwa berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa informan terkait dengan usaha tani karet
ada yang memiliki lahan milik sendiri dan ada juga
milik orang lain. Ada juga yang memiliki karet
sendiri tetapi juga menggarap milik orang lain
untuk menambah penghasilan. (Hornby, 2010)
Karet adalah salah satu komoditi perkebunan
penting, baik sebagai sumber pendapatan,
kesempatan kerja, pendorong pertumbuhan
ekonomi dan lain sebagainya.Namun sebagai
Negara yang luas dan produksi yang cukup besar
Indonesia masih menghadapi beberapa kendala,
yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet
rakyat yang merupakan mayoritas.Rendahnya
produktivitas kebun karet di jorong koto sawah
disebabkan oleh banyaknya pepohonan karet yang
tua, mati, rusak dan dedaunannya yang gugur serta
tidak produktif.Oleh karena itu perlu
pengembangan bibit unggul serta kondisi kebun
yang menyerupai hutan, lalu perempatan
peremajaan karet di jorong koto sawah untuk
pengembangan industri.Selama 5 tahun mendatang

358
diperkirakan akan diperlukan investasi baru dalam
industri pengolahan, baik untuk menghasilkan
pertumbuhan karet maupun produk-produk karet
lainnya, karena produksi bahan baku karet akan
meningkat. Kayu karet sebenarnya mempunyai
potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan tetapi belum optimal, sehingga
diperlukan upaya pemanfaatan lebih lanjut. (Yodir,
1986)
Maka dari itu karet sangatlah dibutuhkan oleh
khalayak orang banyak, tanpa adanya karet
manusia tidak ada bisa membuat sesuatu yang
dibutuhkan dari bahan karet tersebut. Contohnya
saja pembuatan ban mobil, motor dan masih
banyak yang lainnya yang akan terus berkelanjutan
dari masa sekarang dan sampai di masa yang akan
datang bahan mentah karet akan terus bermanfaat
dan akan digunakan oleh manusia untuk olah
sebagai bahan jadi yang serba guna.
Usaha petani karet ini merupakan
pengelolaan sumber tenaga kerja, sumber daya
alam, permodalan bahkan sampai untuk

359
menghasilkan suatu produk pertanian karet secara
efektif dan seefisien mungkin sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki taraf
hidup para petani khususnya di jorong koto sawah.
Usaha tani karet yaitu proses produksi tanaman dan
hewan yang dikelola oleh petani tersebut dan dapat
berlangsung apabila terdapat lahan (media) yang
luas. Lahan serta proses produksi yang dilakukan
petani itu sendiri, jika masyarakat di jorong koto
sawah mempunyai tanah yang luas tentu mereka
akan bisa membuka lahan karet yang luas pula.
Maka di kemudian hari akan menghasilkan
perkebunan karet yang begitu besar untuk dikelola
hasilnya. (Mangkuprawira, 2011)
Dalam usaha tani karet pada dasarnya
merupakan sebagian dari permukaan bumi dimana
seorang petani, sebuah keluarga petani atau badan
usaha lainnya bercocok tanam atau memelihara
ternak.Keberhasilan suatu usaha tani karet
ditentukan oleh faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitas. Beberapa faktor
yang erat pengaruhnya antara lain: pembibitan,

360
pembukaan dan persiapan lahan, seleksi dan
penanaman bibit, pemeliharaan tanaman dan panen.
(Budiman, 2012)
Seterusnya jika masyarakat di jorong koto
sawah ingin mempunyai perkebunan karet yang
luas, tentu pasti memerlukan modal yang cukup
besar, berteknologi tinggi bahkan memerlukan alat
dan bibit yang banyak untuk ditanami. Semua itu
dilakukan untuk kelangsungan hidupnya dan
keluarganya di masa yang akan datang agar
kebutuhan primer dan sekundernya akan tetap
terpenuhi sebagai mana mestinya, tanpa harus
meminjam uang ke Bank yang terdekat yaitu Bank
konvensional. Sebab Bank yang berbasis syariah di
daerah mapat tunggul ini atau yang lebih luasnya di
daerah pasaman ini sangat sulit sekali, hanya saja
ada satu bank yang berbasis syariah di daerah
sekitaran lokasi pasaman ini dari rao sampai
dengan lubuk sikaping yang mana Bank itu di
tempatkan di Lubuk Sikaping dan diberi nama
“Bank Mandiri Syariah KCP Lubuk Sikaping”

361
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
pengembangan usaha
1. Perencanaan
Yaitu dokumen disediakan oleh entrepreneur
sesuai pula dengan pandangan penasehat
profesionalnya yang membuat rincian tentang
masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan
masa depan. Yang mencakup analisis, tentang
manajerial keadaan fisik bangunan (lahan),
pekerja produk, sumber permodalan. (Kasmir,
Kewirausahaan, 2006)
2. Modal
Dalam menjalankan suatu usaha diperlukan
sejumlah modal (uang) dan tenaga (keahlian).
Modal merupakan barang maupun uang yang
bersama dengan faktor produksi lain akan
menghasilkan barang baru. Dengan kata lain
modal yaitu sejumlah uang atau barang yang
digunakan untuk memulai suatu usaha.
Modal dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu:

362
a. Modal tetap yaitu modal yang tidak habis
pakai dalam suatu proses produksi seperti
lahan.
b. Modal bergerak yaitu modal yang habis di
pakai dalam satu kali proses produksi, seperti
pupuk, bibit.
3. Sumber daya manusia
Salah satu aspek yang tidak kalah pentingnya
dalam pengembangan usaha yaitu sumber daya
manusia (SDM) yang dimilikinya. Manusia
menjadi motor penggerak kegiatan usaha perlu
dikelola secara profesional. Pengelolaan
manusia sebagai aset paling berharga dalam
mengembangkan usaha.keadaan sumber daya
manusia pada saat ini lebih difokuskan kepada
kualitas tenaga kerja, dimana tenaga kerja
adalah faktor yang turut mempengaruhi tinggi
rendahnya suatu pendapatan dari usaha yang
dijalankannya, keberhasilan suatu usaha juga
didukung oleh faktor kemauan, karyawan yang
sangat tinggi untuk melaksanakan tugasnya
dalam menghasilkan produk. (Nugroho, 2012)

363
c. Pendapatan petani karet di jorong koto sawah
Pendapatan merupakan ukuran penghasilan
yang diterima oleh petani dari usaha taninya,
pendapatan tersebut digunakan untuk indikator
penting karena merupakan sumber utama dalam
mencukupi kebutuhan sehari-hari.Atau yang
diterima atas hasil kerjanya dalam suatu periode
tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun
tahunan.Pendapatan petani merupakan pendapatan
yang berasal dari bidang pertanian maupun yang
berasal dari usaha tani sendiri, pendapatan yang
berasal dari luar pertanian dan pendapatan yang
bersumber dari berburuh tani.
Berdasarkan hasil wawancara yang saya
lakukan kepada informan, dapat disimpulkan
bahwa pendapatan para petani karet di jorong koto
sawah keseluruhannya menurun baik dia yang dari
hasil karet sendiri, maupun karet milik orang lain.
Berikut adalah pendapatan para petani karet di
jorong koto sawah sebelum harga karet turun dan
sesudah harga karet turun. Dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini:

364
Pendapatan Masyarakat Di Jorong Koto Sawah
No Nama Sebelum harga Sesudah harga
petani karet karet turun karet turun

1 Sias Rp 4.000.000 RP 2.500.000

2 Raimah Rp 1.200.000 RP 850. 000

3 Mawardi Rp 3.000.000 Rp 2.000.000

4 Taslim Rp 1.400.000 RP 950.000

5 Antoni Rp 1.700.000 Rp 1.000.000

6 Erlita Rp 950.000 Rp 650.000

7 Ruji Rp 1.500.000 Rp 800.000

Sumber: hasil wawancara dengan para petani tahun


2021
Dari tabel diatas dapat diperoleh keterangan
bahwa penurunan harga karet sangat berdampak
bagi pendapatan masyarakat di jorong koto
sawah.Jadi pendapatan yang ditampilkan dalam
tabel diatas yaitu pendapatan perbulan.Jadi data
yang ditampilkan diatas merupakan daftar

365
penghasilan perbulannya walaupun sebenarnya
masyarakat di jorong koto sawah itu ada yang
panen sekali dalam seminggu dan ada juga yang
dua minggu sekali. (Zuriah, 2006)
Hari-hari panen biasanya tergantung
kebiasaan para petani memanennya atau ketika
kebutuhan terdesak disitu biasanya para petani
memanen hasil karet mereka. Tapi kebanyakan
petani di jorong koto sawah itu memanen hari
selasa dan jumat sebab pada hari itu adalah hari
pasar, dan toke karet akan masuk ke jorong koto
sawah maka harga karet akan lebih mahal
dibandingkan dengan hari biasanya.
d. Pengeluaran petani karet di jorong koto sawah

Pengeluaran masyarakat terdiri dari


pengeluaran pangan dan non pangan.Pengeluaran
pangan adalah salah satu variabel yang bisa
digunakan untuk menganalisis tingkat
kesejahteraan masyarakat, dengan melihat terhadap
pengeluaran total.Semakin rendah pangsa pasar
maka pengeluaran pangan berarti tingkat

366
kesejahteraan masyarakat semakin baik.Konsumsi
maupun pengeluaran rumah tangga seperti
kebutuhan pangan dan non pangan yang
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, bisa terjadi
apabila tingkat pendapatan rendah maka terlebih
dahulu memperhatikan pengeluaran untuk bahan
pangan dibanding bahan makanan. (Swastha,
2000)Namun demikian, seiring dengan pergeseran
dan peningkatan pendapatan, proporsi pengeluaran
untuk bahan makanan akan menurun dan
meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan non
pangan. Seiring dengan kondisi tersebut akan
terukur tingkat kesejahteraan masyarakat, apakah
pendapatan yang diterima dari mata pencaharian
sebagai petani karet mampu dibelanjakan hanya
untuk memenuhi kebutuhan pangan atau kebutuhan
non pangan.
Pendapatan yang diperoleh rumah tangga
petani tersebut digunakan sebagai memenuhi
kebutuhan rumah tangga sehari-hari baik
kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya.Pada
tingkat pendapatan tertentu, rumah tangga petani

367
karet mengalokasikan pendapatannya untuk
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan pangan
lainnya.Kebutuhan pangan yaitu bahan-bahan
pangan yang dikonsumsi yang mana bersumber
dari karbohidrat contohnya: padi-padian, umbi-
umbian, pangan hewani seperti daging, ikan, ikan,
telur, dan susu, minyak dan lemak, kacang-
kacangan, bahan minuman seperti gula, kopi, teh,
sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
Sedangkan pengeluaran non pangan seperti
perumahan, barang serta jasa.

e. Upaya petani karet di jorong koto sawah dalam


meningkatkan kesejahteraan keluarga
Upaya-upaya yang dilakukan oleh petani
karet untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga
selain dengan bertani karet ataupun dengan
mengelola lahan karet ke menjadi lahan yang bisa
diolah kembali seperti, menanam pinang, sari
wangi, kelapa sawit, cabe dan sayur-sayuran yang
mungkin bisa merubah perekonomian di dalam
keadaan harga karet yang belum ada kenaikan saat

368
sekarang. Berdasarkan hasil wawancara yang saya
lakukan kepada para informan bahwasanya
jawaban-jawaban yang dinyatakan oleh para
informan tersebut beragam, ada dengan bercocok
tanam, berhemat, fokus melangsir karet dan sawit,
dan ada juga yang memang fokus untuk terus
menggarap karet yang dimilikinya.

Dengan demikian dapat saya simpulkan


bahwa upaya para petani karet dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga di jorong koto sawah,
berdasarkan hasil wawancara dengan informan
penelitian bahwa memang para petani masih
mengandalkan karet sebagai mata pencaharian
utama mereka.Walaupun memang ada sebagian
petani mencari alternatif lainnya dengan berjualan,
bercocok tanam, dan melangsir karet, melangsir
disini adalah sebuah pekerjaan yang menyediakan
jasa untuk mengantar karet masyarakat dari kebun
karet ke tempat penjualan atau disebut dengan
tempat toke karet.Maka dari itu kepada pemerintah
agar lebih memperhatikan nasib para petani karet

369
terkhususnya petani karet di Jorong Koto Sawah
Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman
yang mana mata pencaharian utama adalah bertani
karet.Pemerintah harus mampu meningkatkan nilai
ekspor komoditas karet agar lebih baik lagi.Serta
kepada petani diharapkan agar lebih mengupayakan
mata pencahariannya selain daripada bertani karet
agar tidak terus-terusan bergantung hanya bertani
karet.Memanfaatkan kekayaan alam yang diberikan
Allah dengan mencoba menanam tanaman yang
harganya melambung tinggi seperti buah-buahan,
sayur-sayuran.

2. Kesejahteraan
a. Pengertian kesejahteraan
Definisi kesejahteraan dalam konsep dunia
modern adalah sebuah kondisi dimana seorang
dapat memenuhi kebutuhan pokok,baik itu
kebutuhan akan makanan,pakaian,tempat
tinggal,air minum yang bersih serta kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki
pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang

370
kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial
yang mengantarkan pada status sosial yang sama
terhadap sesama warga lainnya.Kalau menurut
HAM, maka definisi kesejahteraan kurang lebih
berbunyi bahwa setiap laki-laki ataupun
perempuan,pemuda dan anak kecil memiliki hak
untuk hidup layak baik dari segi
kesehatan,makanan,minuman,perumahan, dan jasa
sosial, jika tidak maka hal tersebut telah melanggar
HAM. (Sumito, 2010)
Adapun pengertian kesejahteraan menurut
UU tentang kesejahteraan yaitu suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun
spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang
memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk
mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.

371
Kesejahteraan merupakan salah satu aspek
yang cukup penting untuk menjaga dan membina
terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, dimana
kondisi tersebut juga diperlukan untuk
meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial
dalam masyarakat.Maka setiap individu
membutuhkan kondisi yang sejahtera, baik
sejahtera dalam hal materil dan dalam hal non
materil sehingga dapat terciptanya suasana yang
harmonis dalam masyarakat.
b. Pengertian kesejahteraan ekonomi
Kesejahteraan ekonomi adalah cabang ilmu
ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro
untuk menentukan secara serempak efisiensi
alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi
pendapatan yang saling berhubungan.Kegiatan
ekonomi adalah kegiatan yang tidak terlepas dari
pasar, pada dasarnya kegiatan ekonomi lebih
mementingkan sebuah keuntungan bagi pelaku
ekonomi dari pasar tersebut.Sehingga sangat sulit
dalam menemukan ekonomi yang dapat
mensejahterakan, apabila dilihat dari mekanisme

372
pasar yang ada.Keadaan pasar yang begitu
kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan
salah satu hal yang menjadi penghambat untuk
menuju kesejahteraan. Kompetitif dalam pasar
adalah hal yang sangat wajar, karena persaingan
menjadi sesuatu yang wajib dalam mekanisme
pasar. (Basri, 2005)
Dalam kegiatan pasar akan banyak
mempengaruhi optimal atau tidaknya kegiatan
ekonomi tersebut. Kompetisi dalam pasar juga
bisa menimbulkan dampak negatif untuk
terwujudnya ekonomi kesejahteraan.Dimana
kompetisi pasar memuat konteks sosial yang
perlu diperhatikan dalam pencapaian ekonomi
kesejahteraan menjadi lebih sulit tercapai.Maka
perlu adanya ilmu kesejahteraan ekonomi dalam
membangun suatu kegiatan ekonomi yang dapat
memberikan atau menciptakan suatu kondisi yang
sejahtera dalam skala bermasyarakat ataupun
lingkungan keluarga.
Disini terdapat 2 jenis-jenis kesejahteraan
ekonomi yaitu sebagai berikut:

373
1. Kesejahteraan Ekonomi Konvensional
Kesejahteraan ekonomi konvensional
menekankan hanya pada kesejahteraan material,
dengan mengabaikan kesejahteraan spiritual dan
moral.Dimana kesejahteraan ekonomi
konvensional mengandalkan dua pendekatan
untuk menentukan kesejahteraan ekonomi, yaitu
pendekatan Neo-klasik dan pendekatan ekonomi
kesejahteraan yang baru (modern). (Sukirno,
2007)Pendekatan Neo-klasik berasumsi bahwa
nilai guna adalah kardinal dan konsumsi
tambahan yang menyediakan peningkatan yang
semakin kecil dalam nilai guna.
Pendekatan Neo-klasik lebih lanjut
berasumsi bahwa semua individu mempunyai
fungsi nilai guna yang serupa, oleh karena itu hal
tersebut mempunyai makna untuk
membandingkan nilai guna individu dengan nilai
guna milik orang lain. Maka dengan konsumsi itu
sendiri, memungkinkan untuk membangun suatu
fungsi kesejahteraan sosial dengan sekedar
menjumlahkan semua fungsi nilai guna

374
individu.Pendekatan modern perkembangan dari
neo klasik dimana perpaduan antara kesejahteraan
tidak dapat diukur hanya dengan materi tapi non
materi juga dipertimbangkan untuk menentukan
sebuah kesejahteraan.Karena kesejahteraan
meliputi jasmani yang bersifat materil dan rohani
yang bersifat nonmaterial.
2. Kesejahteraan Ekonomi Syariah
Kesejahteraan ekonomi syariah bertujuan
untuk mencapai kesejahteraan manusia secara
menyeluruh, merupakan kesejahteraan materil,
kesejahteraan spiritual dan moral.Konsep
ekonomi kesejahteraan syariah bukan saja
berdasarkan manifestasi nilai ekonomi, namun
juga nilai moral dan spiritual, nilai sosial dan nilai
politik islami. (Dumairi, 1999)Dalam pandangan
syariah terdapat tiga segi sudut pandang dalam
memahami kesejahteraan ekonomi sebagai
berikut:
Pertama, jika kita lihat dari
pengertiannya, sejahtera adalah aman, sentosa,
damai, makmur, dan selamat (terlepas) dari segala

375
bentuk gangguan, kesukaran, dan lain sebagainya.
Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian
islam yang berarti selamat, sentosa, aman, dan
damai. Dari pengertian diatas dapat kita pahami
bahwa masalah kesejahteraan sosial sejalan
dengan misi islam itu sendiri.
Kedua, jika kita lihat dari kandungannya
bahwa seluruh aspek ajaran islam memang selalu
terkait dengan masalah kesejahteraan sosial.
Hubungan dengan Allah contohnya, harus
dibarengi dengan hubungan dengan sesama
manusia (hablum minallah wa hablum minannas).
Demikian juga anjuran beriman selalu diiringi
dengan anjuran melakukan amal shaleh, yang
mana di dalamnya termasuk mewujudkan
kesejahteraan sosial.
Ketiga, upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial adalah dengan
misi kekhalifahan yang dilakukan sejak Nabi
Adam As. Kesejahteran sosial dalam islam
merupakan pilar paling penting dalam keyakinan
seorang muslim yaitu kepercayaan bahwa

376
manusia diciptakan oleh Allah SWT.dan (QS
Luqman:32) yang merupakan dasar bagi piagam
kebebasan sosial islam dari segala bentuk
perbudakan. Menyangkut hal seperti ini, AL-
QUR’an dengan tegas menyebutkan bahwa tujuan
dari misi kenabian Muhammad SAW, merupakan
melepaskan manusia dari beban dan rantai yang
membelenggunya (Q.S Al-A’raaf:157), islam
mengakui pandangan universal bahwa kebebasan
individu adalah bagian dari kesejahteraan yang
sangat tinggi. Menyangkut masalah kesejahteraan
individu dalam kaitannya dengan masyarakat.
(RI, 2005)
c. Indikator Kesejahteraan
Konsep martabat manusia yang dapat kita
lihat dari 4 indikator di bawah ini:
a. Rasa aman
b. Kesejahteraan
c. Kebebasan
d. Jati diri
Untuk melihat tingkat kesejahteraan rumah
tangga suatu wilayah khususnya di jorong

377
koto sawah terdapat beberapa indikator yang
bisa dijadikan ukuran, antara lain sebagai
berikut:
a. Tingkat pendapatan keluarga
b. Komposisi pengeluaran rumah tangga
dengan membandingkan pengeluaran
untuk pangan dengan non-pangan
c. Tingkat pendidikan keluarga
d. Tingkat kesehatan keluarga
e. Kondisi perumahan serta fasilitas yang
dimiliki dalam rumah tangga
Kesejahteraan bisa diukur dengan beberapa
aspek kehidupan seperti:
a. Dengan melihat kualitas hidup dari segi
materi, seperti kualitas rumah, bahan
pangan dan lain-lain.
b. Dengan melihat kualitas hidup dari segi
fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan
alam, dan lain-lain.
c. Dengan melihat kualitas hidup dari segi
mental, seperti fasilitas pendidikan,
lingkungan budaya, dan lain-lain.

378
d. Dengan melihat kualitas hidup dari segi
spiritual, seperti moral, etika, keserasian
penyesuaian dan lain-lain.
Dalam mengetahui realitas tingkat
kesejahteraan, pada dasarnya terdapat
beberapa faktor yang bisa menyebabkan
terjadinya kesenjangan di tingkat
kesejahteraan antara lain:
a. Sosial ekonomi rumah tangga ataupun
masyarakat
b. Potensi regional (sumber daya alam,
lingkungan dan infrastruktur) yang
mempengaruhi perkembangan struktur
kegiatan produksi
c. Kondisi kelembagaan yang membentuk
jaringan kerja produksi dan pemasaran
pada skala lokal, regional dan global
d. Struktur kegiatan ekonomi sektoral yang
menjadi dasar kegiatan produksi rumah
tangga ataupun masyarakat.

379
3. Konsep Kesejahteraan Ekonomi dalam Pandangan
Islam
Ekonomi islam yang merupakan salah satu
bagian dari syariat islam, tujuannya tentu tidak pernah
lepas dari tujuan utama syariat islam. Tujuan paling
utama ekonomi islam yaitu merealisasikan tujuan
manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat, serta kehidupan yang baik dan terhormat.
(Chapra, 2000) Ini adalah definisi kesejahteraan dalam
pandangan islam, yang tentu saja berbeda secara
mendasar dengan pengertian kesejahteraan dalam
ekonomi konvensional yang sekuler dan materialistik.
Secara terperinci, tujuan ekonomi islam bisa
dijelaskan sebagaimana dibawah ini:
1. Kesejahteraan ekonomi merupakan tujuan
ekonomi yang terpenting. Kesejahteraan ini
mencakup kesejahteraan individu, masyarakat
dan Negara
2. Penggunaan sumber daya secara optimal,
efisien, efektif, hemat dan tidak mubazir
3. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia,
seperti makan, minum, pakaian, tempat

380
tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan
serta sistem Negara yang menjamin
terlaksananya kecukupan kebutuhan dasar
secara adil di bidang ekonomi
4. Menjamin kebebasan individu
5. Distribusi harta, kekayaan, pendapatan dan
hasil pembangunan secara adil dan merata
6. Kerja sama dan keadilan
7. Kesamaan hak dan peluang.
Masalah kemiskinan dan ketercabutan
tetap berlanjut dan bahkan semakin
dalam.Kebutuhan-kebutuhan tetap tidak
terpenuhi, ketidakadilan justru semakin
bertambah.Masalah yang dihadapi Negara
sejahtera yaitu bagaimana menghapuskan
ketidakseimbangan yang diciptakannya. System
ini tidak memiliki mekanisme filter yang
disepakati selain harga untuk mengatur
permintaan secara agregat, dunia hanya bersandar
sepenuhnya kepada mekanisme pasar untuk
menghapuskan ketidakseimbangan yang ada.

381
4. Keterkaitan Penurunan Harga Karet Di Jorong
Koto Sawah Terhadap Bank Syariah
Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh
penurunan harga karet mempengaruhi kemampuan
nasabah dalam melakukan pinjaman ke Bank Syariah
“Bank Mandiri Syariah KCP Lubuk Sikaping”.Hal
tersebut dibuktikan dengan tunggakan yang dialami
oleh sebagian nasabah di jorong koto sawah itu
sendiri.Dimana bank mencatat ada sekitar 25 % dari
nasabah yang melakukan pinjaman merupakan petani
karet. Pada awal periode 2019 ada sekitar 5 orang
nasabah yang mengalami gagal bayar karena
disebabkan penurunan harga karet di jorong koto
sawah menurun secara drastis. Namun hal tersebut
terus mengalami perubahan pada setiap bulannya,
karena harga jual mentah getah karet yang berkisar 7
ribu saja yang dulunya bisa mencapai 15 ribu per
kilonya.Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data wawancara dan
dokumentasi.Kemudian dokumentasi dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
bank berupa bukti otentik.Semua data-data tersebut

382
dianalisis secara deduktif.Penurunan harga karet
mengakibatkan pengaruh terhadap kemampuan
nasabah dalam melakukan pinjaman ke bank.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti
lakukan maka sebagian besar nasabah yang mayoritas
penghasilan utamanya dari perkebunan karet
mengalami kesulitan untuk membayar angsuran kredit
akibat sedikitnya penghasilan yang
diperolehnya.Dengan jumlah pemasukan yang
berkurang tersebut dan kebutuhan hidup keluarga
yang semakin tinggi mengakibatkan kesulitan untuk
membagi antara angsuran yang setiap bulannya harus
dibayar dan kebutuhan keluarga untuk setiap harinya
yang harus dipenuhi.Dengan demikian, maka
penurunan harga karet mempengaruhi kemampuan
nasabah dalam melakukan pinjaman di Bank Mandiri
Syariah KCP Lubuk Sikaping.

KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil penelitian yang telah saya
lakukan di jorong koto sawah kecamatan mapat tunggul
tentang dampak menurunnya harga karet terhadap

383
kesejahteraan petani maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:Penghasilan petani karet di jorong koto sawah
sangatlah menurun drastis dalam beberapa waktu terakhir
ini, diakibatkan oleh menurunnya harga karet dari yang
dulunya pada tahun 2018 pernah mencapai Rp. 15000 per
kilonya sekarang sudah sekitar Rp. 8000 perkilonya.
Cara agar dapat mengembangkan kebun karet
adalah dengan memberi pupuk, oles, dan rajin
membersihkan rumput liar yang berada di sekitar karet
seperti, mengroundop tumbuhan yang bisa mengganggu
perkembangan karet itu sendiri. Agar produksi pada
getah yang ada di pohon karet mengalir dengan deras dan
juga dengan penanaman bibit-bibit unggul agar kualitas
getah baik dan lancar.
Kontribusi yang didapat dari bertani karet
sangatlah mampu untuk menopang kehidupan
masyarakat selama ini. Akan tetapi beberapa tahun
terakhir ini harga getah menurun sangatlah drastis sampai
pada level terendahnya Rp. 7000. Hal ini tentu membuat
masyarakat merasa kebingungan karena harga getah
turun tanpa menurunnya juga harga bahan pokok.
Adapun upaya para petani dalam meningkatkan

384
kesejahteraan keluarga di jorong koto sawah, jika dilihat
dari penelitian bahwa memang para petani masih
mengandalkan karet sebagai mata pencaharian utama
mereka. Walaupun ada sebagian petani mencari alternatif
lainnya dengan berjualan, langsir getah, memanen buah
pinang dan bercocok tanam untuk menambah
penghasilan selain dengan bertani karet yang memang
para petani pun belum tahu kapan getah akan naik
kembali atau paling tidaknya harga getah kembali stabil.

385
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Budiman, H. (2012). Budidaya Karet Unggul,
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Dale Yoder. (1986). Perencanaan Dan Pengembangan,
Jakarta : Raja Grafindo.
Departemen Agama RI. (2005). Al-Qur’an dan
terjemahnya, Bandung : Jumanatul ‘Ali-ART.
Dumairi. (1999). Perekonomian Indonesia, Jakarta :
Erlangga.
Husodo. (2004). Analisis Pengembangan Pertanian
Karet, Jakarta : Raja Grafindo.
Ikhwan Abidin Basri. (2005). Islam dan Pembangunan
Ekonomi, Jakarta : Gema Insani.
Iwan Nugroho. (2012). SumberDaya Manusia Jakarta :
Rajagrafindo.
Kasmir. (2006). Kewirausahaan Jakarta : Raja grafindo
Persada.
Nurul Zuriah. (2006). Metode Penelitian Sosial dan
Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.
Richard Hornby. (2010). Pengembangan Usaha, Jakarta :
Perpustakaan Unika Atma Jaya.

386
Soekartawi. (2006). Ilmu Usahatani dan Penelitian
Untuk Pengembangan Petani Kecil, Jakarta : UI-
Press.
Sjafri Mangkuprawira. (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sukirno. (2007). Makro Ekonomi Modern, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Swastha dkk.(2000). Analisis Perilaku Konsumen.Edisi
Pertama Yogyakarta : Liberty.
Umar Chapra. (2000). Islam Dan Tantangan Ekonomi,
Jakarta : Gema Insani Press.
Warkum Sumitro. (2010). Asas-asas Perbankan Islam
dan Lembaga-lembaga Terkait Cee Keempat,
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Jurnal Ilmiah
Ariani, analisis konsumsi pangan tingkat masyarakat
mendukung pencapaian diversifikasi pangan,
penelitian utama BNPT Banten, jurnal 33(1): 20-
28 tahun 2010.
Ariningsih E dkk, Strategi peningkatan ketahanan pangan
rumah tangga rawan pangan. Analisis Kebijakan
Pertanian 6 (3): 239-255 Tahun 2008.

387
Dewa K. “Struktur Penguasaan Lahan Dan Pendapatan
Rumah Tangga Tani (Studi Kasus Di Kabupaten
Kapus Dan Barito Selatan, Kalimantan Tengah)”,
jurnal penelitian, volume 1 No.3.
Belladina Sannia, “Hubungan Kualitas Karet Rakyat
Dengan Tambahan Pendapatan Petani Di Desa
Program Dan Non-Program”, Jiia,Volume 1 No.1,
Januari 2013.
Wawancara
Sias , petani karet di Jorong Koto Sawah, wawancara
pribadi. 21 Juni 2021
Raimah , petani karet di Jorong Koto Sawah, wawancara
pribadi. 21 Juni 2021
Mawardi, petani karet di Jorong Koto Sawah, wawancara
pribadi. 21 Juni 2021
Taslim, petani karet di Jorong Koto Sawah, wawancara
pribadi. 22 Juni 2021
Antoni, petani karet di Jorong Koto Sawah, wawancara
pribadi. 22 Juni 2021
Erlita, petani karet di Jorong Koto Sawah, wawancara
pribadi.23 Juni 2021

388
Ruji, petani karet di Jorong Koto Sawah, wawancara
pribadi.24 Juni 2021

389
PERAN PERBANKAN SYARIAH YANG MASIH
MINIM DALAM MENDORONG EKONOMI
PEDAGANG PASAR DI NAGARI LUBUK
BASUNG
Syaifullah Ramadhan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Tulisan ini membahas tentang Peran Perbankan Syariah
yang masih minim dalam mendorong laju Ekonomi
Pedagang Pasar Di Nagari Lubuk Basung. Bank Syariah
merupakan bank yang bekerja tanpa bergantung pada
pendapatan yang bersifat Riba (Bunga). Artikel ini
adalah sebuah Penelitian Deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Dalam menganalisis data, peneliti
menggunakan strategi subjektif, teori dan
membandingkan data diamati dengan wawancara. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyaknya para
pedagang Pasar Inpres Padang Baru Lubuk Basung
menggunakan sistem Bank Konvensional dalam
menjalankan Usahanya, dan hanya sebagian persen para
pedagang meminjam dana ke Bank Syariah dalam
penambahan modal, Prinsip bagi hasil yang dilakukan
Bank Syariah berupa dua akad, yaitu Murabahah dan
Musyarakah.

Kata Kunci : Pembiayaan, Bank, Pasar, Pedagang.

390
PENDAHULUAN
Bank Syariah merupakan bank yang bekerja tanpa
bergantung pada pendapatan yang bersifat Riba (Bunga) .
Bank Syariah atau yang biasa disebut dengan Premium
Free Bank, adalah suatu yayasan moneter/perbankan
yang kegiatan dan barang-barangnya dibuat berdasarkan
Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW, secara keseluruhan
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang memiliki
bisnis dasar pemberian pembiayaan dan administrasi
yang berbeda dalam lalu lintas pembayaran angsuran dan
arus kas yang diubah tugasnya sesuai dengan standar
syariat Islam. Bank syariah menjauhi kerangka premium
dalam menjalankan bisnisnya. Kehadiran bank
syariah/bank syariah dapat dimanfaatkan sebagai
jawaban elektif atas persoalan pertikaian antara premi
dan riba. (Muhammad, 2005 :1)
Di Indonesia, berdirinya bank syariah sudah
cukup lama dicari oleh umat Islam, hal ini terungkap
dalam pilihan Musyawarah Tarjih Muhammadiyah yang
diselenggarakan di Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun
1968, Pengurus Tarjih mengusulkan kepada Pimpinan
Pusat Muhammadiyah untuk mencoba pengakuan dari

391
asal usul kerangka moneter, terutama perbankan
perusahaan sesuai standar Islam. Situasi bank syariah
dalam kerangka keuangan publik dibuka setelah
dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan.
Pasal 13 (c) undang-undang tersebut menyatakan bahwa
salah satu organisasi Bank Rustic adalah untuk
memberikan pembiayaan kepada klien tergantung pada
standar bagi hasil, sesuai dengan pengaturan yang
ditentukan oleh undang-undang tidak resmi. Oleh karena
itu, Pemerintah menetapkan PP No. 72 Tahun 1992
tentang Perbankan Berdasarkan Standar Bagi Hasil dan
dideklarasikan pada tanggal 30 Oktober 1992 dalam
Jurnal Negara Republik Indonesia No. 119 Tahun 1992.
Dalam PP tersebut diatur secara eksplisit menyatakan
bahwa mengelola rekening dengan standar bagi hasil
tidak boleh mengarahkan latihan bisnis yang tidak
didasarkan pada standar bagi hasil, secara tidak terduga,
bank yang latihan bisnisnya tidak didasarkan pada
standar bagi hasil tidak diizinkan untuk memimpin
latihan bisnis yang bergantung pada standar bagi hasil.
(Hak, 2011:16-17).

392
Sebagai aturan umum, ide keuangan Islam
menawarkan kerangka moneter yang sesuai dengan
hukum Islam/standar syariah. Ada beberapa ide unik
dalam keuangan tradisional yang dianggap membawa
malapetaka karena mengandung komponen riba,
komponen riba dipandang sangat bertentangan dengan
Syariah yang menawarkan item keuangan gratis premium
yang berbeda sebagai pembiayaan bagi hasil. (Novi,
2015: 65). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia
saat ini semakin pesat sebagai salah satu fondasi
kerangka keuangan publik. Kehadiran bank syariah di
Indonesia telah resmi dimulai sejak lahirnya UU No. 10
Tahun 1998 tentang Perbankan di Indonesia yang
merupakan dampak dari pemutakhiran UU No. 7 Tahun
1998. UU No. 10 Tahun 1998 merupakan alasan yang
sah bagi adanya kerangka keuangan ganda, khususnya
kegiatan kerangka keuangan reguler yang diikuti oleh
perbankan syariah di Indonesia. (Dheni dkk, 2015: 2).
Peningkatan ini diikuti oleh aliran organisasi tempat kerja
keuangan syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Administrasi keuangan syariah yang diidentikkan
dengan administrasi pembiayaan yang ditawarkan oleh

393
bank syariah tergabung dalam item-item yang ada pada
bank syariah, salah satunya adalah pembiayaan
murabahah. Murabahah adalah kesepakatan dan
perolehan barang dagangan dengan biaya pertama
dengan keuntungan tambahan yang disepakati. Dalam
murabahah, pedagang harus memberitahukan harga
barang yang dibelinya dan memutuskan tingkat
keuntungannya, terlepas dari apa yang disepakati oleh
musyawarah dalam akad. Murabahah dapat dilakukan
untuk pembelian berdasarkan permintaan, dalam kitab al-
Umm, Imam Syafi'I menamakan pertukaran semacam ini
sebagai al-Aamir Bisy Syira. Untuk situasi ini, klien
dapat mengatur seseorang untuk membeli barang tertentu
yang dia butuhkan. Kedua pemain mencapai kesepakatan
tentang produk dan label harga unik yang mungkin dapat
ditanggung klien. Sejak saat itu, kedua pemain juga harus
sepakat tentang berapa banyak keuntungan atau ekspansi
yang harus dibayar klien. Pembelian dan penjualan
dilakukan setelah barang dagangan diterima oleh klien.
(Mujahidin, 2016:54). Melalui pembiayaan murabahah,
bank syariah akan mendapatkan pendapatan transaksi
dari biaya yang disepakati antara klien dan bank syariah.

394
Berangkat dari landasan di atas, saya tertarik
untuk mengambil judul “Peran Perbankan Syariah yang
Masih Minim dalam Mendorong Laju Ekonomi
Pedagang Pasar Di Nagari Lubuk Basung”.

METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jalan Veteran, Pasar Inpres
Padang Baru, Lubuk Basung. Penelitian ini dimulai
pada bulan Juni sampai Juli 2021 dan untuk
Peminjaman dana BSM KCP Agam yang terletak di
Jl. Gajah Mada, Cubadak, Lubuk Basung, Agam,
Sumatera Barat 26452.

2. Jenis dan Sumber Data


Artikel ini adalah sebuah penelitian Deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan data yaitu.
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari responden melalui
wawancara secara langsung dengan pihak-pihak
para Pedagang Pasar di nagari Lubuk Basung.

395
b. Data Sekunder
Yaitu data yang penulis peroleh dari pihak lain dari
laporan-laporan kantor, seperti data, laporan
keuangan khususnya laporan Dana Peminjaman
Akad Mudharabah, deskripsi umum tentang ruang
lingkup dan data-data lain yang berhubungan
dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
dengan cara sebagai berikut.
a. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan alat pengumpulan
data dengan mengajukan berbagai pertanyaan
secara lisan untuk ditanggapi secara lisan pula.
Dalam penyelidikan ini pencipta mengarahkan
pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait,
misalnya pedagang dan pekerja bank di Bank
Mandiri Syariah KC Lubuk Basung.

b. Dokumentasi

396
Dokumentasi adalah metode pengumpulan
informasi melalui meletakkan account, seperti file
dan termasuk perasaan, hipotesis diidentifikasi
dengan masalah penelitian. Dalam pemeriksaan ini
pencipta akan mengumpulkan informasi melalui
dokumentasi dari laporan di Bank Mandiri Syariah
KC Lubuk Basung.

4. Analisa Data
Analisa Data adalah interaksi sengaja
mencari dan mengumpulkan informasi yang diperoleh
dari hasil pertemuan, catatan lapangan, persepsi,
dokumentasi dengan memilah informasi ke dalam
klasifikasi, menggambarkan dan membuat tujuan yang
dapat dirasakan tanpa orang lain dan orang lain.
Analisa Data yang dipimpin oleh pencipta
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
strategi subjektif. Untuk penyelidikan subjektif,
penulis esai menggunakan strategi pemeriksaan yang
mencerahkan, khususnya pemeriksaan informasi,
menghubungkan hipotesis terkait dengan keadaan
sebenarnya dalam menangani masalah tersebut.

397
PEMBAHASAN
Peran Perbankan Syariah Dalam Mendorong Laju
Ekonomi Pedagang Pasar di nagari Lubuk Basung

Gambar : Peta Administrasi Lubuk Basung


Nagari Lubuk Basung merupakan kesatuan
wilayah asli dengan segala potensinya dalam sistem
pakar publik di wilayah Nagari Lubuk Basung. Nagari
Lubuk Basung memiliki luas 11.340, dengan wilayah
daratan di atas permukaan laut 40-200 m dan curah hujan
3750 mm/tahun dan suhu biasa 28-32 c. Berdasarkan data
yang didapat dari lingkungan kerja Sekda Nagari Lubuk
Basung, Nagari Lubuk Basung terdiri dari 7 Jorong yaitu
Jorong Siguhung, Jorong Balai Ahad, Jorong Sangkir,
Jorong Surabayo, Jorong Sungai Jariang, Jorong Parit
Panjang, Jorong Pasar Lubuk Basung. Jumlah penduduk
Nagari Lubuk Basung yang lengkap dari lingkungan

398
kerja Kepala Balai Kota Jorong Lubuk Basung adalah
23.781 laki-laki dan 23.283 perempuan.
Di Nagari Lubuk Basung terdapat 2 bidang usaha
yang dijadikan sebagai tempat tukar menukar yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu untuk berjualan di
bidang usaha tersebut yaitu pasar Inpres Padang Baru dan
pasar lama Lubuk Basung. Jadi orang berbelanja di pasar
ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Di
pasar ini ada Fasilitas yang membantu pertukaran
pembeli, misalnya los ikan, tempat pedagang menjual
Bahan Pangan, Busana, Peralatan Rumah tangga, Area
Parkir, dan tak ketinggalan dengan Kuliner makanan
yang disediakan.
Berdagang dan Bertani adalah jenis pendapatan
terbesar bagi orang-orang di Lubuk Basung. Salah satu
pegangan bisnis yang cukup besar untuk melengkapi
perdagangan di Lubuk Basung adalah Pasar Inpres
Padang Baru Lubuk Basung, di pasar ini ada pertukaran
barang dan perdagangan pasar 2x setiap minggu di mana
ada 400 pedagang pada tahun 2020. Dari sini, Bank
Mandiri Syariah merupakan satu-satunya Bank Syariah

399
di Lubuk Basung yang dapat menarik Pedagang tertentu
untuk menyimpan dan meminjam dana di BSM.
Dalam usaha mikro, terutama dalam mendirikan
usaha, variabel pendukung yang dibutuhkan adalah aset
atau yang disebut modal. Namun, pedagang sering
melihat masalah umum, terutama mendapatkan arus kas
untuk mempertahankan bisnis. Dalam penelitian ini,
analisis menelusuri sebagian besar pedagang tradisional
di pasar Baru Padang Baru lebih sering menyediakan
dana untuk pengelolaan rentenir dengan alasan ada
komponen modal sosial di masyarakat yang dapat
dianggap sebagai faktor eksternal, terutama predatory.
Kesederhanaan yang diberikan oleh manajemen sex
lender dalam kegiatan pembiayaan. Inilah mengapa
perilaku rentenir semakin banyak dalam konteks wilayah
bisnis tradisional, salah satunya Pasar Padang Baru.
Dimana masih banyak pedagang besar dan kecil,
menyalurkan hasil usahanya kepada rentenir (tradisional)
daripada lembaga keuangan formal Islam. Dikarenakan
pinjaman melalui Rentenir atau bank Konvensional lebih
mudah atau tidak ribet dalam peminjamannya.

400
Namun, pada kenyataan saat ini di lapangan yang
telah diperoleh analis, daya pikat praktik pembiayaan
pada administrasi pemberi pinjaman Konvensional tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor luar, tetapi juga
dipengaruhi oleh elemen dalam yang terdapat pada setiap
pedagang. Faktor batin ini terdiri dari kebutuhan-
kebutuhan yang dimiliki oleh setiap orang, seperti
kebutuhan pokok dan tambahan. Ada 4 proses pemikiran
di balik Pedagang memilih pembiayaan dari pemberi
pinjaman Rentenir atau Bank Konvensional. Proses
pemikiran ini menggabungkan (1) niat utama adalah
persyaratan arus kas untuk menghasilkan uang tunai, (2)
alasan berikutnya adalah kebutuhan periode terbatas
(kritis), (3) alasan ketiga adalah kekurangan alternatif
yang berbeda (terkendala), (4) alasan keempat adalah
budaya. dapatkan dari rentenir. Dari 4 proses pemikiran
tersebut, jelas individu membutuhkan landasan keuangan
formal, khususnya syariah untuk membendung
peningkatan pembiayaan santai yang menjamur di
lingkungan setempat.
Dilihat dari tata cara pengumpulan informasi,
penyusun menggunakan strategi pengumpulan informasi

401
dengan menggunakan metode pertemuan dan
dokumentasi kepada Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk
Basung. Untuk situasi ini, penulis memanfaatkan
informasi dokumentasi untuk melihat berbagai informasi
yang diperlukan dalam penelitian ini. Beberapa jenis
dokumentasi yang digunakan adalah dokumentasi dari
Badan Wawasan Pusat (BPS) Perpres Agam, Koperindag
Rezim Agam dan dokumentasi laporan anggaran
Perdagangan Efek Indonesia (BEI). Rapat ini
disampaikan dalam bentuk hard copy kepada salah satu
pekerja Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk Basung untuk
memenuhi beberapa hal yang nantinya akan melihat
pembukaan KCP Bank Syariah Mandiri Lubuk Basung di
wilayah Lubuk Basung. Dalam panduan pertemuan
tersebut, penulis mengambil beberapa pertanyaan yang
berisi komponen untuk melihat peluang bisnis Bank
Syariah Mandiri di Lubuk Basung.
Jumlah Penduduk Usia Produktif di Kecamatan
Lubuk Basung Tahun 2016- 2020
Jumlah Kenaikan / Penurunan
Umur
Tahun Penduduk
(th) Jumlah %
(Jiwa)

402
2016 15-64 64535 - -
2017 15-64 46707 172 0.36
2018 15-64 47637 930 1,19
2019 15-64 48351 714 1.49
2020 15-64 48672 321 0.66
Tabel 1, Sumber Data: Arsip data Badan Pusat
Statistik Kab.Agam tahun 2020
Dari keterangan di atas terlihat jelas bahwa
jumlah penduduk usia produksi di Lubuk Basung
mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir, pada
tahun 2017 jumlah penduduk usia produksi meningkat
sebesar 172 atau 0,36%. Dibandingkan dengan tahun
2016, terjadi peningkatan sebanyak 930 orang pada tahun
2016, meningkat 1,19% dibandingkan tahun 2015. Pada
tahun 2017, total usia produksi meningkat sebanyak 714
orang, meningkat 1,49% dibandingkan tahun 2016. Pada
tahun 2018, total usia produksi meningkat sebanyak 321
orang atau 0,66% mulai tahun 2019. Tabel di bawah ini
menunjukkan jumlah pedagang di Lubuk Basung.

Jumlah pedagang di Pasar Inpres Padang Baru Lubuk


Basung

403
Jumlah Kenaikan / Penurunan
Tahun
Pedagang Jumlah %

2016 318 - -
2017 339 21 7
2018 377 38 11
2019 386 9 2
2020 400 14 4
Tabel 2 Sumber Data :Arsip Dinas Koperasi Dan
Perdagangan Kab.Agam

Terlihat jelas dari tabel di atas bahwa jumlah


pedagang di pasar Inpres Lubuk Basung Padang Baru
meningkat sebanyak 21 orang pada tahun 2017,
meningkat sebesar 6,60% dibandingkan tahun 2016.
Jumlahnya meningkat di tahun 2018 Jumlah pedagang
meningkat 38, atau 11,20% lebih banyak dari tahun 2017.
Pada tahun 2019, jumlah pedagang meningkat 9, yang
merupakan peningkatan 2,38% dari tahun 2018. Pada
tahun 2020, jumlah pedagang meningkat 14, atau 3,62%
lebih banyak dari tahun 2018.

404
Jumlah Nasabah Pembiayaan (Pedagang Inpres Padang
Baru, Lubuk Basung) di Bank Syariah Mandiri KC
Lubuk Basung Tahun 2016-2020
Jumlah Kenaikan / Penurunan
Tahun
Nasabah Jumlah Persentase %
2016 42 - -
2017 56 14 33.33
2018 66 10 17.85
2019 73 7 10.6
2020 85 12 16.43
Tabel 3Sumber Data: Jumlah nasabah pembiayaan Bank
Syariah Mandiri KC Lubuk Basung tahun 2016-2020)

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah nasabah


pembiayaan BSM dari pedagang Pasar Padang Baru
mengalami peningkatan sebanyak 14 nasabah atau
33,33% dibandingkan tahun 2016. Pada tahun 2018,
jumlah pelanggan meningkat, dan pada tahun 2017
mengalami penurunan sebanyak 10 pelanggan atau
17,85%. Menambah jumlah nasabah di tahun 2019, dan
menurun sebanyak 7 nasabah atau 10,6% di tahun 2019.
Pada tahun 2020, akan terjadi peningkatan 12 pelanggan
dan peningkatan 16,43% pada tahun 2019.

405
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa
masih relatif sedikit individu (pedagang) yang
menggunakan administrasi keuangan syariah dalam
transaksi pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KC
Lubuk Basung. Artinya BSM sebenarnya memiliki
kebebasan yang memadai dalam memanfaatkan Nasabah
dari para Pedagang di Nagari Lubuk Basung.
Isu yang dapat dilihat dari Bank Syariah Mandiri
KCP Lubuk Basung saat ini adalah Bank Syariah
Mandiri Lubuk Basung selama 4 tahun terakhir, tepatnya
2016-2020 masih dalam kelas mengisi lubang pasar
(Market Nicher) menyiratkan bahwa masih sedikit
Nasabah di Pasar Inpres Padang Baru Lubuk Basung
terkendala oleh Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk
Basung dengan Pangsa Pasar 10-19%. Kemudian, pada
saat di tahun 2020 Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk
Basung baru mencapai pada kategori Pengikut Pasar
(Market Follower), masih kurang upaya Bank Syariah
Mandiri KCP Lubuk Basung dalam mengoptimalkan
potensi pasar.

406
1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Konvensional dan Bank Syariah memiliki
kesamaan dalam beberapa aspek, terutama dalam hal
penerimaan kas khusus, mekanisme transfer, inovasi
PC yang digunakan, dan persyaratan umum untuk
memperoleh pembiayaan (seperti NPWP, proposal,
laporan keuangan, dll). Namun, ada banyak perbedaan
penting. Di antara keduanya. Perbedaan termasuk
perspektif hukum, struktur organisasi, kegiatan yang
didanai dan tempat kerja. Masyarakat secara bertahap
mulai melihat bahwa ada beberapa perbedaan antara
bank syariah dan bank tradisional, terutama dalam
kerangka sistem bunga yang disebut Riba dalam
Islam. Inti dari pembiayaan perbankan syariah
bukanlah jual beli mata uang atau kenaikan biaya yang
disebut bunga, melainkan peredaran keuntungan yang
diperoleh para visioner bisnis.
Metode yang digunakan bank syariah hampir
sama dengan investment banking, pada umumnya
proyek yang dilakukan adalah mudharabah (trust
financing) dan musyarakah (organization financing),
sedangkan spekulasi adalah murabahah (jual beli).

407
Hasilnya tergantung pada ukuran pertukaran. Artinya,
semakin tinggi pertukaran keuntungan yang diperoleh
dengan berdagang, semakin menonjol hasil yang
diperoleh, begitu pula sebaliknya. Industri perbankan
syariah pada dasarnya dapat menerapkan konsep
"mayoritas sama dengan pengiriman, ringan sama
dengan pengiriman". Pada saat yang sama, kebiasaan
dengan stan bunga jelas. Ini berarti bahwa jika
seseorang menyimpan uang dalam tabungan
tradisional sebesar 5,5% dari biaya pembiayaan
tahunan, maka pada saat itu, akan ada keadaan darurat
terkait mata uang atau kondisi mata uang yang
mencurigakan, termasuk keadaan darurat politik.
2. Prinsip Perbankan Syariah di BSM KCP Lubuk
Basung
Standar Syariah Islam yang diterapkan di BSM
KCP Lubuk Basung adalah standar hukum Islam
untuk kegiatan keuangan perbankan (penyimpanan
aset dan pembiayaan tambahan untuk pelatihan bisnis
atau kegiatan yang berbeda) berdasarkan Surat
Keputusan yang dikeluarkan oleh Yayasan Komite
Syariah Nasional (DSN) Tempat pendaftaran adalah

408
untuk mengeluarkan perintah agama di bidang hukum
Syariah. Bank Syariah adalah bank yang
menyelesaikan kegiatan usahanya sesuai dengan
standar syariah yang terbagi menjadi bank umum
syariah dan bank pembiayaan pribadi syariah. Bank
Umum Syariah adalah bank syariah yang memberikan
bantuan dalam jenis usaha pembayaran angsuran
selama pelaksanaannya. (UU No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah). Perbedaan antara bank
syariah dan bank biasa memiliki beberapa
karakteristik dasar, yaitu pelaksanaan dan fungsi bank
yang menggunakan alat dan objek usahanya adalah
perantara, manajer investasi, investor, jasa sosial dan
keuangan. Aturan pokok aktivitasnya adalah
memusuhi riba dan antimaysir, dan kebutuhan
administrasinya adalah tidak lepas dari penggunaan
nilai (standar syariah Islam), di mana uang tunai
sebagai alat pembayaran dan bukan komoditi dan
untuk pembagiannya menggunakan system
keuntungan, pembelian dan penjualan, dan sewa.
Bentuk yang diciptakan berupa tujuan sosial-
ekonomi Islam dan keuntungan, Sumber likuiditas

409
Jangka Pendek erat sebagai mitra usaha, serta
Pinjaman yang diberikan juga terbatas, dan juga
mengatur Lembaga Penyelesaian sengketa komersial
dan nonkomersial, berorientasi laba dan nirlaba,
dimana Risiko usaha dapat diselesaikan di pengadilan
dan Badan Arbitrase Syariah Nasional, jika ada
permasalahan yang lain adanya Dewan Pengawasan,
yang mana dihadapi bersama antara pihak bank
dengan nasabah menggunakan prinsip keadilan dan
kejujuran yang tidak menimbulkan negative spread.
Investasi dipegang oleh Dewan Komisaris, Dewan
Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional dan
yang terpenting Pelayanan yang diberikan harus
bersifat halal.
Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk Basung
adalah bank yang melakukan kegiatan keuangannya
dengan standar syariah (hukum Islam), bank ini
mengumpulkan aset tanpa membayar bunga dan di
kredit tidak ada pendapatan yang dibebankan.
Kerangka tersembunyi adalah penolakan Islam untuk
tidak mengumpulkan atau meminjamkan dengan
bunga yang sering disebut riba. Dalam melakukan

410
tujuannya, bank syariah berpegang teguh pada standar
yaitu : Prinsip murabahah, Prinsip mudharabah,
Prinsip musyarakah. Prinsip wadiah dan Prinsip ijarah.
Pembiayaan pada standar syariah adalah
pengaturan aset atau tunggakan yang tergantung pada
pemahaman atau kesepakatan antara bank dan pihak
lain yang mengharuskan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang tunai atau jaminan setelah
jangka waktu tertentu dengan pembayaran atau
pembagian keuntungan. Sumber perkiraan atau
pelaksanaan kegiatan keuangan Islam adalah premis
yang sah dari Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Bank yang
bergantung pada standar syariah melarang
penggunaan harga utama dengan bunga tertentu. Bank
yang berdasarkan prinsip syariah, mengharamkan
bunga karena riba.(Antonio, 2001: 160)
Standar pada regular banking (Bank
Konvensional) hanya ada satu aturan yaitu Bunga atau
dalam Islam disebut Riba, hal ini tidak sama dengan
bank syariah dimana terdapat beberapa pilihan aturan
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah
khususnya pedoman bagi hasil, aturan jual beli, aturan

411
sewa, dan aturan administrasi. Bagi hasil merupakan
standar yang tepat untuk penguatan usaha kecil
menengah (UMKM). Sebagai aturan, pedoman bagi
hasil dapat dilakukan dalam empat perjanjian, yaitu
mudharabah khusus, musyarakah, muzara'ah, dan
musaqah. Meskipun demikian, secara praktis akad
yang banyak digunakan adalah mudharabah dan
musyarakah.
Pembiayaan dengan akad mudharabah dan
musyarakah pada dasarnya merupakan pembiayaan
yang sempurna, hal ini karena pada pembiayaan
tersebut digunakan prinsip bagi hasil keuntungan
(profit sharing). Selain menggunakan prinsip bagi
hasil keuntungan (profit sharing), hal lain yang
membuat ideal adalah adanya pembagian kerugian
(loss sharing). Burhanuddin (2011). Kerugian
pembiayaan dengan akad mudharabah akan
ditanggung sepenuhnya oleh bank, kecuali jika
nasabah mengajukan kecerobohan dan dengan sengaja
menimbulkan kerugian. Kerugian pembiayaan dengan
akad musyarakah akan ditentukan oleh modal masing-
masing individu, khususnya bank dan nasabah. Pada

412
dasarnya, dengan pedoman pembagian kerugian,
kedua pemain, khususnya klien dan bank, akan
berusaha untuk menghindari kerugian. Mereka akan
bekerja sama untuk menghindari kerugian bisnis
mereka, klien akan bekerja keras dalam
mengembangkan bisnis mereka, kemudian kembali
bank memberikan arahan dan pengawasan dalam
bisnis.
3. Mekanisme Penyaluran Dana kepada UMKM
Capra (2000) berpendapat bahwa kerangka
keuangan Islam, sebagai bagian yang berbeda dari
perspektif Islam, adalah metode untuk mendukung
mewujudkan tujuan kerangka sosial dan Ekonomi
Islam. Beberapa tujuan dan fungsi penting yang
diharapkan dari sistem perbankan Islam adalah
sebagai berikut. Pengembangan ekonomi yang
diperluas dengan bisnis dan pengembangan ekonomi
yang ideal (kemakmuran dengan kerja penuh dan
kecepatan pengembangan ekonomi yang ideal),
Pemerataan dan kekayaan yang adil (keadilan
finansial dan penyampaian pembayaran kelimpahan
yang tidak memihak), keamanan nilai uang tunai

413
untuk memberdayakan mekanisme perdagangan
menjadi unit perhitungan yang dapat diandalkan,
standar angsuran yang adil dan nilai simpanan yang
stabil (stability in the value of money), Mobilisasi dan
investasi tabungan bagi pembangunan ekonomi
dengan cara-cara tertentu yang menjamin bahwa
pihak-pihak yang berkepentingan mendapatkan bagian
pengembalian yang adil (mobilisation of savings), dan
poin terakhir Pelayanan efektif atas semua jasa-jasa
yang biasanya diharapkan dari sistem perbankan
(effective other services).
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, diakui
adanya pisah batas terhadap total kekayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, khusus percontohan
Usaha Mikro adalah memiliki total kekayaan paling
banyak Rp. 50.000.000. Standar untuk Usaha Kecil
adalah memiliki total aset lebih dari Rp. 50.000.000
paling banyak Rp. 500.000.000 sedangkan untuk
Usaha Menengah memiliki sumber daya bersih. lebih
dari Rp. 500.000.000 sampai dengan Rp.
10.000.000.000.

414
Penyaluran dana atau bantuan tersebut masih
diliputi oleh piutang murabahah sebesar Rp80,95
triliun atau 59,71% diikuti pembiayaan musyarakah
sebesar Rp25,21 triliun (18,59%) dan pembiayaan
mudharabah sebesar Rp11,44 triliun (8,44). %), dan
piutang Qardh bertambah menjadi Rp11,19 triliun
(8,25%). Sebanyak 80,85% dari pembayaran absolut
aset keuangan syariah atau Rp. 135,58 triliun
dimasukkan sumber daya ke dalam kegiatan
pembiayaan. Penyaluran dana yang rutin terjadi
selama ini adalah melalui akad mudharabah dan
musyarakah. Dengan cara ini, bagian terlampir
menggambarkan instrumen untuk item dan sirkulasi
aset bank syariah dalam kontrak mudharabah dan
musyarakah.
a. Pembiayaan Murabahah
Murabahah secara bahasa berasal dari
lafazh ribh yang mengandung makna ziyadah
(tambahan), sedangkan pengertian murabahah
dalam susunan kata umumnya bercirikan
fuqaha. Hanafiyah mencirikan murabahah
sebagai menjual sesuatu yang dimiliki dengan

415
biaya barang dengan biaya tambahan. Sesuai
dengan pengaturan ini, Malikiyah mencirikan
murabahah dengan menjual produk dengan
label harga yang disertai dengan keuntungan
tambahan yang diketahui oleh penjual dan
pembeli. Dalam fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) No. 04/DSN MUI/IV/2000,
pengertian murabahah adalah menjual suatu
barang dengan menetapkan harga barang
tersebut kepada pembeli dan pembeli
mengikutinya dengan biaya yang lebih besar
sebagai manfaat.(Rivai dkk, 2010: 687)
Jadi, yang dimaksud dengan pembiayaan
murabahah adalah kesepakatan jual beli antara
bank dengan nasabah dimana bank syariah
membeli barang dagangan yang dibutuhkan
nasabah dan kemudian menawarkannya kepada
nasabah yang bersangkutan dengan biaya
pengadaan di samping keuntungan/keuntungan
yang disepakati. antara bank dan klien. Dalam
murabahah, bank syariah disini dapat bertindak
sebagai penjual dan pembeli. Sebagai penjual,

416
jika bank syariah menawarkan barang
dagangan kepada klien, sedangkan dikatakan
pembeli jika bank syariah membeli produk dari
penyedia untuk ditawarkan kepada klien.
b. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah sering disinggung sebagai
syirkah yang mengandung makna ikhtilat
(pencampuran), lebih tepatnya memadukan
salah satu dari dua sumber daya dengan
sumber daya yang berbeda tanpa memiliki
pilihan untuk mengenali keduanya. satu
pertemuan tidak terpisah dari yang lain. Dalam
kata Terminologi, musyarakah menyiratkan
kesepakatan antara setidaknya dua individu
untuk berhubungan dalam modal dan manfaat.
Musyarakah adalah kesepakatan kerjasama
yang terjadi antara pemilik modal (peserta
musyarakah) untuk menggabungkan modal dan
memimpin usaha bersama dalam suatu
persekutuan, dengan proporsi pemberian
manfaat dalam pengertian dengan pengertian,

417
sedangkan kemalangan ditanggung relatif
sesuai dengan komitmen modal.
Dari ketiga definisi di atas, Musyarakah
adalah kesepakatan partisipasi antara
setidaknya dua pertemuan untuk membingkai
hubungan dalam modal dan manfaat dan
kerugian yang didapat dibagi tergantung pada
pengaturan relative(Komitmen).Macam-
macam Perdagangan Nagari Lubuk Basung
dibagi menjadi dua, yaitu pedagang besar dan
pedagang kecil. Ada banyak jenis pedagang
grosir dan pedagang kecil.
1) Pedagang besar
Pedagang besar adalah kelompok
distributor tunggal terbesar, mewakili
sekitar setengah, semuanya sama, agen,
menangani pembeli atau penjual serta
dalam melakukan negosiasi. Pedagang
grosir dipisahkan menjadi 3 kelompok
dasar, pedagang grosir, agen, dan
perwakilan. (Philip dkk, 2006: 102-103)

418
2) Pedagang kecil
Pedagang kecil atau pengecer merupakan
praktik perdagangan yang terkait dengan
penjualan produk atau layanan langsung
kepada pembeli akhir untuk penggunaan
pembeli individu dan nonbisnis.

Dalam menyelidiki keadaan nasabah di lapangan,


salah satunya adalah mengetahui keadaan pesaing dan
hambatan yang dialami saat Bank Syariah Mandiri KCP
Lubuk Basung untuk mencapai tujuan Market Challenger
sebelumnya. Dampak kehadiran bank dan lembaga non
Bank di wilayah kecamatan Lubuk Basung yang akan
menjadi pesaing Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk
Basung untuk menjaring nasabah di Lubuk Basung,
khususnya para pedagang Pasar inpres Padang Baru
Lubuk Basung. Berikutnya adalah informasi jumlah bank
dan lembaga non Bank di Lubuk Basung.

Data Bank Dan Lembaga Keuangan Yang Ada Di


Kecamatan

419
Lubuk Basung
No. Nama Lembaga
1 Bank Syariah Mandiri (BSM) KCP Lubuk Basung
2 Bank Negara Indonesia (BNI) Lubuk Basung
3 Bank Rakyat Indonesia (BRI) Lubuk Basung
4 PT BPR Pembangunan Nagari Lubuk Basung
5 Bank Nagari Cabang Lubuk Basung
6 Koperasi Indonesia Sinar Silayang
7 PT BPR Bumi Putera
8 PT Pegadaian (Persero) UPC Lubuk Basung
9 KPRI RSUD Lubuk Basung
10 BMT Agam Madani Nagari Lubuk Basung
Tabel 4 Sumber data: Arsip Data Lembaga Keuangan
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Agam

Dari informasi di atas, terlihat jelas bahwa Bank


Syariah Mandiri Lubuk Basung memiliki pesaing yang
cukup banyak, dan lebih dari 10 bank dan lembaga
keuangan lainnya telah serius memasuki kawasan Lubuk
Basung. panjang. Pesaing ini juga memberikan bantuan
seperti kredit cadangan yang dibutuhkan secara lokal.
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan
bahwa pemahaman masyarakat tentang perbankan
syariah dan masyarakat (pengusaha) terhadap rentenir

420
dan bank tradisional masih terlalu lama untuk mengubah
budaya atau kebiasaan. Untuk menghadapi situasi
kompetitor dan kendala lain yang menghambat arus Bank
Syariah Mandiri KCP Lubuk Basung perlu dilakukan
dengan mengoptimalkan promosi dan forecasting 4C
terkait consumers value, consumers cost, consumers
convenience dan consumers communication. Hal ini
sangat penting untuk dapat dengan cepat menarik
nasabah dari persaingan ketat dengan lembaga keuangan
Lubuk Basung. Ini cukup banyak.

KESIMPULAN
Nagari Lubuk Basung memiliki luas wilayah
11.340, dengan luas geologi di atas permukaan laut 40-
200 m dan curah hujan 3750 mm/tahun dan suhu normal
28-32 c. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
tempat kerja Sekda Nagari Lubuk Basung, Nagari Lubuk
Basung terdiri dari 7 Jorong yaitu Jorong Siguhung,
Jorong Balai Ahad, Jorong Sangkir, Jorong Surabayo,
Jorong Sungai Jariang, Jorong Parit Panjang, Jorong
Pasar Lubuk Basung. Salah satu bidang usaha yang
cukup besar untuk melengkapi bursa di Lubuk Basung

421
adalah Pasar Inpres Padang Baru Lubuk Basung, di pasar
ini terdapat perdagangan produk dan bursa pasar 2x
seminggu dimana terdapat 400 Pedagang pada tahun
2020.
Isu yang dapat dilihat dari Bank Syariah Mandiri
KCP Lubuk Basung saat ini adalah Bank Syariah
Mandiri Lubuk Basung selama 4 tahun terakhir, tepatnya
2016-2020 masih dalam kelas mengisi lubang pasar
(Market Nicher) menyiratkan bahwa masih sedikit
Nasabah di Pasar Inpres Padang Baru Lubuk Basung
terkendala oleh Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk
Basung dengan Pangsa Pasar 10-19%. Prinsip Perbankan
Syariah di BSM KCP Lubuk Basung Standar Syariah
yang diterapkan di BSM KCP Lubuk Basung adalah
standar hukum Islam, dalam Kegiatan keuangan
Perbankan (penyimpanan aset dan tambahan pembiayaan
latihan bisnis, atau kegiatan yang berbeda) berdasarkan
fatwa yang diberikan oleh yayasan Dewan Syariah
Nasional (DSN) yang berkedudukan memberikan fatwa
di bidang syariah.
Bentuk yang diciptakan berupa tujuan sosial-
ekonomi Islam dan keuntungan, Sumber likuiditas

422
Jangka Pendek erat sebagai mitra usaha, serta Pinjaman
yang diberikan juga terbatas, dan juga mengatur
Lembaga Penyelesaian sengketa komersial dan
nonkomersial, berorientasi laba dan nirlaba, dimana
Risiko usaha dapat diselesaikan di pengadilan dan Badan
Arbitrase Syariah Nasional, jika ada permasalahan yang
lain adanya Organisasi Pengawasan, yang mana dihadapi
bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip
keadilan dan kejujuran dan tidak mungkin terjadi
negative spread.
Bentuk los-los yang ada di dalam pasar ada yang
seperti los yang di lantaikan semen dan atas loteng, ada
yang berupa meja meja (pedagang kaki lima) yang dialas
dengan terpal. Dampak kehadiran bank dan yayasan
moneter di wilayah kecamatan Lubuk Basung yang akan
menjadi pesaing Bank Syariah Mandiri KCP Lubuk
Basung untuk menjaring nasabah di Lubuk Basung,
khususnya dealer Pasar Dazzle Padang Baru Lubuk
Basung. Jika dilihat dari keterangan di atas, sangat
terlihat jelas bahwa jumlah pesaing Bank Syariah
Mandiri di Lubuk Basung cukup banyak, lebih dari 10

423
unit Bank dan lembaga keuangan lainnya yang telah
berada di wilayah Lubuk Basung secara serius.
Situasi pesaing dan kendala-kendala lain yang
menghambat pergerakan Bank Syariah Mandiri KCP
Lubuk Basung harus ditangani dengan optimalisasi
promosi serta memprediksi bauran pemasaran 4C terkait
consumers value, consumers cost, consumers
convenience dan consumers communication yang sangat
penting untuk bisa dengan cepat menarik nasabah dari
ketatnya persaingan dengan lembaga keuangan di Lubuk
Basung yang cukup banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Akhmad Mujahidin, 2016, Hukum Perbankan Syariah.
(Jakarta: PT Rajawali Pers)
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari
Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press dan
Tazkia Cendekia
Burhanudin. 2011. Perilaku Organisasional. Yogyakarta.
CAPS.

424
Fadhila,Novi.2015.“Analisis Pembiayaan Mudharabah
dan Murabahah Terhadap Laba Bank Syariah
Mandiri”. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis,
15(1):65-77.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Rivai, Veithzal 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik.Jakarta :
PT. Raja Grafindo.
Saputra Dheni Mahardika dkk, 2015. Analisis Risiko
Pembiayaan Musyarakah terhadap Pengendalian
Pembiayaan Nasabah. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB),Vol. 28 No. 2 November 2015.
Umer Chapra, 2000,Sistem Moneter Islam, (Edisi
terjemahan) Gema Insani Press & Tazkia Cendekia,
Jakarta.
Tabel
Tabel 1, Sumber Data: Arsip data Badan Pusat Statistik
Kab.Agam tahun 2020
Tabel 2, Sumber Data: Arsip dinas koperasi dan
perdagangan Kab.Agam

425
Tabel 3, Sumber Data: Jumlah nasabah pembiayaan Bank
Syariah Mandiri KC Lubuk Basung tahun 2016-
2020)
Tabel 4 Sumber Data: Arsip Data Lembaga Keuangan
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Agam
Wawancara
Deswita, Wawancara Pribadi. Salah satu Pedagang kecil.
Pasar Padang Baru Lubuk Basung. 25 Juni 2021.
Edi, Wawancara Pribadi. Salah satu Pedagang Besar.
Pasar Padang Baru Lubuk Basung. 25 Juni 2021.
Elvi, Wawancara Pribadi. Seorang Karyawan Bank. 1
Juli 2021.

426
STRATEGI PROMOSI TERHADAP OBJEK
WISATA SERTA PENINGKATAN EKONOMI
MASYARAKAT JORONG SONSANG
Wahyuni al Munawarah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya daya tarik
wisata taman tirtasari di Jorong Sonsang,objek wisata ini
sangat membutuhkan strategi promosi yang tepat untuk
mempromosikan daya tarik wisata dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat yaitu
dengan,promosi wisata melalui media massa,serta
membagikan brosur kepada setiap pengunjung taman
tirtasari,dan memberikan petunjuk jalan di batas kota
untuk memudahkan pengunjung mencari lokasi wisata
ini, Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis
strategi promosi yang sudah ada dan mengevaluasi
strategi promosi tersebut kearah yang lebih baik guna
untuk kemajuan daya tarik objek wisata Taman Tirta Sari
guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi
setempat,dengan bertambahnya jumlah kunjungan
wisatawan maupun mancanegara sesuai dengan potensi
yang dimiliki daya tarik Taman Tirta Sari. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan data
kualitatif.teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi,kemudian
memakai teknik purposive sampling dengan informannya
tiga orang pengurus Taman Tirta Sari,dua orang

427
pengunjung,dan satu orang masyarakat setempat,teknik
dari penelitian ini yaitu terdiri dari reduksi data,
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan.
Kata Kunci : Strategi, Objek Wisata, Peningkatan
Ekonomi
PENDAHULUAN
Promosi merupakan salah satu variabel yang
sangat penting untuk dilaksanakan dalam objek wisata,
kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat
komunikasi, namun juga sebagai alat untuk
mempengaruhi wisatawan. Sebagai negara kepulauan,
Indonesia memiliki beberapa tempat wisata alam yang
potensial. Saat ini, pemerintah dan masyarakat telah
mengembangkan kawasan pariwisata, bahkan daerah-
daerah kecil. Hal ini karena masyarakat memastikan
bahwa pariwisata perjalanan merupakansektor penting
bagi peningkatan ekonomi di Indonesia.
Sumatera Barat hanya terkenal dengan wisata
kuliner dan budaya tetapi juga banyak wisata alam yang
indah untuk dikunjungi. Banyak tempat wisata
bermunculan di daerah yang belum terdengar
sebelumnya. Masyarakat menyadari potensi wisata alam
dapat meningkatkan pendapatan daerah pemukiman di

428
sekitarnya. Untuk menarik minat wisatawan berkunjung
ke suatu tempat wisata diperlukan media promosi untuk
menggambarkan tempat tersebut, yaitu dengan cara
promosi di media massa,membagikan brosur,serta
memasang petunjuk jalan.
Menurut Miller dinyatakan di Amerika Serikat.
Kongres. Rumah. Komite Perdagangan Antar Negara dan
Asing. Subcommittee on Transportation and Commerce
(1975, p.68), “ada banyak cara yang lebih canggih dan
berhasil untuk mempromosikan produk pariwisata”.
Salah satunya mengandalkan ulasan media sosial.
Namun, sesuatu yang viral di media sosial akan
memudar. Oleh karena itu, diperlukan media yang lebih
permanen dan brosur tampaknya menjadi pilihan untuk
dipertimbangkan.Menurut Dileep (2019), bagi para
pelaku pariwisata, brosur merupakan alat penjualan
terpenting yang berisi informasi yang dapat menarik
klien untuk memilih liburan di suatu objek wisata.
Menurut Ashworth dan Goodal (2013), brosur
tetap menjadi prinsip utama tempat wisata, peran
persuasif biasanya lebih penting daripada
menginformasikan untuk meyakinkan kepada wisatawan

429
untuk berkunjung dari pada pesaing Keunikan dan
keunggulan brosur yang menampilkan gambar-gambar
menarik dari tempat wisata dapat mengundang
wisatawan untuk menandatangani suatu objek
wisata.Dalam ekonomi wilayah dikenal dengan istilah
basis ekonomi. Sektor yang menjadi basis ekonomi salah
satunya yaitu pariwisata. Ekonomi sangat berbasis
penting terhadap perkembangan wilayah melalui
produksi dari sebuah wilayah baik untuk konsumsi
wilayah itu sendiri maupun yang berorientasi ekspor dan
menjadikan sumbu awal dalam multiplier effect terhadap
sektor-sektor lainnya. Hal ini berkaitan dengan penelitian
terhadap basis ekonomi yang dibahas yaitu pariwisata
yang saat ini banyak menjadi tumpuan bagi beberapa
wilayah. Pariwisata ini mempunyai multiplier effect yang
akan berdampak terhadap perkembangan di sebuah
wilayah yakni nya pada Jorong Sonsang.
Dengan adanya objek wisata di Jorong Sonsang
akan berdampak baik terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat sekitar yaitu pariwisata memiliki dampak
langsung terhadap perekonomian, antara lain terhadap
lapangan kerja,serta belanja wisatawan yang akan

430
meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,dengan
ramainya kunjungan terhadap Taman Tirta Sari maka
banyak juga wisatawan yang berbelanja di kawasan
wisata tersebut, dimana salah satu mata pencaharian
masyarakat Jorong Sonsang yaitu dengan berjualan di
kawasan wisata.Pembangunan kepariwisataan perlu terus
dilanjutkan dan ditingkatkan dengan menggunakan
sumberdaya dan potensi, kepariwisataan akan menjadi
kekuatan ekonomi dan non-ekonomi yang dapat
diandalkan dalam menunjang perekonomian masyarakat
di Jorong Sonsang.
Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti
mengenai strategi promosi objek wisata untuk
meningkatkan ekonomi dengan judul “Strategi Promosi
Terhadap Objek Wisata Serta Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Jorong Sonsang”

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan data kualitatif. . penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang mana peneliti ditempatkan sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data

431
dilakukansecara penggabungan dan analisis data yang
bersifat induktif hal ini dijelaskan oleh sugiyono
(Sugiyono. 2010:9).
Menurut Poerwandi (2005), penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang menghasilkan,serta mengolah data
yang bersifat deskriptif, seperti wawancara dan
observasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu Teknik
purposive sampling merupakan teknik pengambilan
sampel dari populasi penelitian yang didasarkan atas ciri-
ciri dan suatu karakteristik tertentu untuk mencapai
tujuan penelitian yang dikehendaki oleh peneliti. melalui
wawancara yang dilakukan kepada dua orang pengurus
Taman Tirta Sari, dua orang pengunjung, dan satu orang
masyarakat setempat. Analisis data pada penelitian ini
melalui Reduksi data, penyajian data, dan pengambilan
kesimpulan.
PEMBAHASAN
a. Strategi Promosi Objek Wisata
Strategi promosi dalam kata lain
mempromosikan sesuatu atau memberi tahu sesuatu,
dalam mempromosikan sesuatu maka dapat

432
dilakukan dengan berbagai cara agar apa yang kita
promosikan menarik dimata orang.Pada hal ini
strategi dalam mempromosikan objek wisata yaitu
dengan cara membagikan brosur, iklan,dan
komunikasi langsung lainnya, Pada Objek Wisata
Taman Tirtasari strategi promosi yang dilakukan
dengan cara memberikan brosur kepada beberapa
pengunjung dan memberikan iklan, serta
mempromosikan objek wisata Taman Tirtasari lewat
media social, di sana pengurus objek wisata ini
mempromosikanTaman Tirtasari secara detail,
dengan memberikan beberapa gambar Taman
Tirtasari dan membuat video-video pendek untuk
menarik para pengunjung media sosial agar dapat
berkunjung ke Taman Tirtasari. Hal ini disampaikan
melalui wawancara peneliti terhadap ketua pengurus
Taman Tirtasari yaitu bpk. Sulaiman. (wawancara
25-juni 2021).
Menurut Marpaung (2002:78) objek wisata
adalah suatu bentukan atau aktivitas yang
berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan
atau pengunjung untuk dapat datang ke

433
suatutempat/daerah tertentu.selain itu objek wisata
yaitu dasar bagi kepariwisataan. Menurut Fandeli
dalam (Asriandy, 2016) objek wisata atau tempat
wisata adalah sebuah tempat rekreasi atau tempat
berwisata seperti objek wisata yang terdapat di
seluruh dunia dapat berupa wisata alam (gunung,
danau, sungai, pantai, laut) dan objek wisata
bangunan (museum, benteng, situs peninggalan
sejarah, dan lain-lain.)
Objek wisata merupakan segala sesuatu yang
ada di daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik
agar orang-orang ingin datang dan berkunjung ke
tempat tersebut. Daya tarik wisata merupakan segala
sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan dan daerah
tujuan pariwisata yang yang disebut destinasi
pariwisata hal ini dijelaskan oleh UU No 10 tentang
kepariwisataan. Letak kawasan geografis yang
terdapat dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas

434
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang terkait dan saling melengkapi agar
terwujudnya kepariwisataan merupakan pengertian
dari Destinasi Pariwisata.
Menurut UU tentang kepariwisataan. No. 9
Tahun 1990 yaitu salah satu tujuan penyelenggaraan
kepariwisataan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, juga
memperluas dan meratakan kesempatan berusaha
dan lapangan kerja serta mendorong pembangunan
daerah , untuk itu sudah selayaknya pariwisata dapat
dijadikanalternatif sebagai penggerak perekonomian
sehingga sedemikian rupa yang menjadi sumber
pendapatan bagi setiap daerah yang memiliki profesi
untuk menyelenggarakannya dalam upaya
memperoleh atau peningkatan pendapatan suatu
daerah tersebut.
Segala sesuatu yang berkenaan dengan wisata,
termasuk objek dan daya tarik wisata serta usaha-
usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata yang di dalamnya terdapat beberapa
komponen pariwisata yaitu

435
a. Atraksi yaitu Atraksi alam, atraksi budaya, dan
atraksi buatan
b. Amenitas yaitu berhubungan dengan fasilitas atau
akomodasi
c. Hal yang berhubungan dengan berbagai jenis
transportasi, jarak atau kemudahan dalam
pencapaian serta unsur-unsur pendukung lainya
seperti masyarakat, pelaku industri pariwisata dan
institusi pengembangan yang akan membentuk
system yang sinergis dalam menciptakan motivasi
kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan
wisatawan disebut Aksesibilitas.(Kamus Besar
Bahasa Indonesia Depdikbud; 1995).

Taman Tirtasari yang berada di jorong sonsang


merupakan objek wisata buatan yaitu yang berupa
bendungan alam yang di dalamnya terdapat ternakan
ikan,serta beberapa permainan air,di antara nya:
sepeda air, balon air, dan perahu air. Di Taman
Tirtasari terdapat bukit yang dinamakan bukit tasia,
dan bukit bulek, fungsi bukit itu ditujukan bagi para
wisatawan untuk menikmati pemandangan alam dari

436
atas bukit. Di dalam Taman Tirtasari terdapat
beberapa objek foto yang dijadikan pengunjung
untuk menjadi spot foto seperti : rumah pohon,
rumah hobbit, dan beberapa spot foto lainnya. Untuk
membuat pengunjung nyaman berada di Taman
Tirtasari disediakan uga beberapa tempat duduk,atau
pondok-pondok untuk pengunjung agar bisa duduk
beristirahat dengan tenang. Di dalam kawasan
Taman Tirtasari juga banyak masyarakat Jorong
Sonsang yang berjualan di sepanjang kawasan
Taman Tirtasari. Tujuan Utama orang datang ke
Taman Tirtasari yaitu untuk melepaskan penat
dengan memberi ribuan ikan yang ada pada
bendungan Taman Tirtasari yang akan membuat
mata kita akan terasa segar melihat ribuan ikan yang
bercerebut dengan makanan yang dikasih
pengunjung, makanan yang dikasih pengunjung
untuk ikan telah disediakan oleh pengurus Taman
Tirtasari yang akan dijual kepada pengunjung.
(wawancara pengurus Taman Tirtasari Bpk
Sulaiman,25 juni 2021).

437
Menurut ismayanti dalam pranata (2012 :10)
jenis wisata dibagi menjadi beberapa jenis yakni
sebagai berikut :
1. Wisata kuliner
Wisata kuliner ini bukan semata-mata hanya
untuk mengenyangkan dan memanjakan perut
dengan aneka ragam masakan khas dari suatu
daerah. tujuan wisata ini juga mendapatkan
pengalaman yang menarik juga menjadi
motivasinya dalam berwisata kuliner. Pada objek
wisata Taman Tirtasari wisata kuliner yang
diminati wisatawan yaitu dengan memakan
makanan khas kampung dengan makan gulai itiak
lado ijau,dan pangek bada. Serta beberapa
kerupuk,dan kue yakni kue pilin,dan kue bawang
richie pisau.
2. Wisata olahraga.
Wisata olahraga ini memadukan kegiatan
olahraga dengan kegiatan wisata. Kegiatan dalam
wisata olahraga dapat berupa olahraga yang aktif
yang mengharuskan wisatawan melakukan
gerakan olah tubuh secara langsung. Pada objek

438
wisata Taman Tirtasari wisata olahraga yang bisa
dinikmati wisatawan yaitu dengan mendaki bukit
yang ada di sekeliling Taman Tirtasari yang
dinamakan Bukit Tasia dan bukik Bulek.
3. Wisata komersial.
Wisata komersial ini yaitu perjalanan dengan
melakukan untuk mengunjungi pameran-pameran
dan pekan raya yang bersifat komersial seperti:
pameran industry, pameran dagang, dan pameran
lainnya. Pada objek wisata Taman Tirtasari
wisatawan bisa mengunjungi beberapa kerajinan
yang ada di Jorong Sonsang yakni dengan
mengunjungi pameran ikat cincin perak,dan
bordiran jilbab atau mukena.
4. Wisata bahari.
Wisata bahari ini merupakan Perjalanan yang
banyak dikaitkan dengan berbagai olahraga air
seperti danau, pantai, air laut. Pada objek wisata
Taman Tirtasari wisatawan bisa menikmati wisata
bahari dengan menaiki wahana air yang telah
tersedia di Taman Tirtasari yakninya bisa
bersepeda air,dan bola air.

439
5. Wisata industry.
Wisata industry ini merupakan suatu Perjalanan
yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau
pelajar serta orang-orang awam ke suatu tempat
perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk
mengadakan suatu penelitian. Wisata industri
yang biasanyadijadikan penelitian oleh beberapa
mahasiswa atau beberapa wisatawan yaitu dengan
meneliti kerajinan ikat cincin perak yang dibuat
oleh pemuda-pemuda Jorong Sonsang.
6. Wisata bulan madu.
Wisata bulan madu yaitu suatu kunjungan yang
dilakukan oleh para pasangan pengantin baru
yang sedang berbulan madu dengan menggunakan
fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi
kenikmatan perjalanan. Pada objek wisata taman
tirtasari juga disediakan beberapa homestay yang
akan digunakan bagi pengunjung akan menginap
dan menikmati indahnya alam Jorong Sonsang
yang bisa juga digunakan bagi wisatawan yang
baru-baru menikah.
7. Wisata cagar alam.

440
Wisata cagar alam ini merupakan perjalanan yang
dilakukan oleh agen-agen atau biro perjalanan
yang mengkhususkan usaha-usaha dengan
mengatur wisata ke tempat atau cagar alam,
taman lindung, pegunungan, hutan daerah, dan
lainnya yang kelestariannya dilindungi oleh
undang-undang.
Ketika tidak adanya objek wisata disuatu daerah
kepariwisataan akan sulit untuk dikembangakan.
Daya tarik suatu wisata sangat berhubungan erat
dengan salah satu travel motivation dan salah satu
travel fashion, karena wisatawan ingin
mengunjungi serta mendapatkan suatu
pengalaman tertentu dalam kunjungannya ke
suatu objek wisata.

Objek wisata terdiri dari 2 bagian yaitu Objek


wisata alam Objek wisata sosial budaya
1) Objek wisata alam
Objek wisata alam ini yang berada
di sebuah Jorong Sonsang yang bernama
Taman Tirtasari, objek wisata alam yang

441
terdapat di Taman Tirtasari ini yaitu berupa
bendungan ikan,taman ,serta dikelilingi
perbukitan dan terdapat hamparan sawah.
♦ Pada bendungan ikan wisatawan bisa
memberi makanan ikan yang telah
disediakan oleh pengurus Taman
Tirtasari,selain itu wisatawan juga bisa
menaiki wahana air yang telah
disediakan dengan budget
RP.15.000/wahana. Pemuda Jorong
Sonsang juga memanfaatkan
bendungan tersebut dengan
mengadakan mancing bersama 2 kali
dalam setahun. Dengan diadakannya
lomba memancing inilah yang
membuat perekonomian
masyarakatsekitar jadi meningkat
,disebabkan banyaknya pengunjung
yang datang pada acara mancing
bersama,dengan ini masyarakat bisa
berjualan di Taman Tirtasari.

442
♦ Pada taman di Taman Tirtasari
terdapat kawasan-kawasan bunga serta
terdapat beberapa rumah hobbit,dan
rumah pohon yang dijadikan untuk
spot foto,selain untuk berfoto-foto
pengunjung bisa beristirahat di
pondok-pondok yang telah
disediakan,biasanya pengunjung juga
memanfaatkan Taman Tirtasari untuk
liburan keluarga di akhir pekan untuk
melepas penat-penat serta kejenuhan.
♦ Pada Taman Tirtasari ini juga
dikelilingi perbukitan yang dinamakan
bukit Thasia,dan bukik
Bulek,pengunjung dapat mendaki
bukit tersebut yang ditemani beberapa
pemuda pemudi Taman Tirtasari,pada
pendakian bukit itu pemuda pemudi
menjelaskan sejarah-sejarah bukit
thasia dan bukit bulek,sepanjang jalan
wisatawan disambut dengan hamparan
bunga dan pohon-pohon rindang,di

443
puncak bukit pengunjung akan
menikmati pemandangan sawah,serta
bendungan yang ada di Taman
Tirtasari.
2) Objek wisata sosial dan budaya
Objek wisata sosial dan budaya
yang ada pada Taman Tirtasari ini yaitu
dengan adanya pelestarian budaya yaitu
dengan cara menampilkan di setiap akhir
pekan(weekend) beberapa tarian
daerah,randai,dan pencak silat yang
dimainkan atau ditampilkan oleh pemuda
pemudi Taman Tirtasari. Penampilan
kesenian budaya tadi tidak hanya menarik
perhatian pengunjung local,namun juga
menarik perhatian pengunjung
mancanegara.
Hal ini juga ditujukan terhadap
masyarakat Jorong Sonsang agar tidak
melupakan budaya kesenian.Objek wisata
sosial budaya ini juga diajarkan kepada
beberapa wisatawan mancanegara yang

444
ingin mengetahui atau mempelajari
kebudayaan yang dilestarikan oleh
masyarakat Jorong Sonsang.Untuk
menarik perhatian pengunjung objek
wisata Taman Tirtasari maka dilakukanlah
beberapa kegiatan promosi.Kegiatan
promosi pariwisata merupakan program
kegiatan pemerintah untuk
memperkenalkan keindahan alam dan
pariwisata Indonesia.
Salah satu jenis komunikasi yang
sering digunakan oleh pemasar disebut
dengan promosi, penjualan merupakan
unsur penting dalam kegiatan promosi
produk. unsur penting dalam sebuah
kegiatan promosi produk yaitu Sebagai
salah satu elemen bauran promosi.
Promosi merupakan suatu upaya
pemasaran yang bersifat media dan non
media untuk merangsang coba-coba dari
konsumen, meningkatkan permintaan dari
konsumen atau untuk memperbaiki

445
kualitas suatu produk yang dipromosikan
hal ini dijelaskan oleh Sutisna (2003).
Menurut Tjiptono dalam (Manap,
2016: 104) Promosi pada hakekatnya yaitu
suatu komunikasi pemasaran maksudnya
yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas
produknya agar dapat menerima, membeli
dan loyal pada suatu produk yang
ditawarkan pada perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Sistaningrum dalam
(Manap, 2016: 1014 ) mengungkapkan arti
promosi adalah suatu upaya atau kegiatan
perusahaan dalam mempengaruhi
“konsumen aktual “ maupun “konsumen
potensial” agar melakukan pembelian
terhadap produk yang ditawarkan,saat ini
atau dimasa yang akan datang.Konsumen
aktual yaitu konsumen yang langsung

446
membeli produk yang ditawarkan pada
saat atau sesaat setelah promosi produk
yang telah di lancarkan. Konsumen
potensial yaitu konsumen yang berminat
melakukan pembelian terhadap produk
yang ditawarkan perusahaan di masa yang
akan datang.
Promosi merupakan variabel
khusus pemasaran untuk menarik
perhatian wisatawan potensial ke Objek
Wisata Taman Tirtasari dan menikmati
bermacam-macam kegiatan yang
dirancang dan dikelola dalam pariwisata.
Kegiatan ini dilakukan oleh pengurus
Taman Tirta Sari yaitu dengan
menghidupkan budaya yaitu menarik
perhatian wisatawan dengan menampilkan
beberapa tarian daerah, (tari
pasambahan,tari piring,tari rampak
tilatang,dan tari bagurau).Untuk
meningkatkan minat pengunjung Taman
Tirtasari,maka pengurus Taman Tirtasari

447
bekerjasama dengan Dinas Pariwisata
Agam,dan anggota DPRD Kab. AGAMA,
dengan mengadakan pelatihan Literasi
yang diikuti oleh 28 jorong di kenagarian
Koto Tangah, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan promosi Taman
Tirtasari.selain itu untuk meningkatkan
minat dan kunjungan pariwisata
lokal,nasional,dan internasional, maka
pengurus mengadakan berbagai
kesenian,dan kebudayaan.adapun bentuk
kesenian tersebut yaitu,tari, randai,pencak
silat,dan pertanian edukasi yang dibentuk
dalam sebuah paket kunjungan wisata,hal
ini lah yang ditawarkan kepada semua
pengunjung. Sebagai daya tarik wisata
Taman Tirtasari pengurus juga
mengadakan berbagai lomba yaitu,lomba
fotografi,selfie,video pendek,dan
mewarnai. Dalam mendukung
perekonomian masyarakat sebagai dampak
dari adanya wisata pengurus taman

448
Tirtasari juga bekerjasama dengan
kepolisian daerah resort pekan kamis,
menetapkan Jorong Sonsang sebagai Desa
tangguh : tangguh dalam bidang
perekonomian, tangguh dalam bidang
kesehatan, tangguh dalam bidang
keamanan. Apapun tangguh dalam bidang
ekonomi pengurus mengadakan perikanan
dengan mengaktifkan embung Tirtasari
sebagai kolam ikan,Tangguh dalam bidang
kesehatan pengurus Tirtasari mengadakan
rumah isolasi untuk penderita covid19
kalo sekira nya ada masyarakat yang
positif, Tangguh dalam bidang keamanan
pengurus Tirtasari mengaktifkan kembali
KAMTIBMAS atau SISKAMLING
dengan mengadakan ronda bergilir setiap
malam.
Untuk mendukung perekonomian
masyarakat dalam bidang wisata pengurus
tirtasari menggiatkan kembali ekonomi
kreatif,seperti mengingat cincin dari

449
perak,dan mengaktifkan kembali kerajinan
membordir,seperti bordiran mukena,baju
dan jilbab.hal inilah yang membantu
selama ini agar meningkatnya
perekonomian masyarakat jorong sonsang.
Dan hal inilah yang dikerjakan pemuda
pemudi tersebut.Pemuda pemudi taman
tirtasari membuat sebuah gallery sebagai
promosi untuk para pengunjung yang bisa
dijadikan sebagai souvenir yang isinya
ikat cincin perak dan bordiran
mukena,jilbab tersebut.(Sulaiman,
wawancara tanggal 25 juni 2021).
Menurut Soekadijo, (1997: 241) yaitu
kegiatan promosi memiliki dua macam
promosi, yaitu:
1) Promosi langsung (consumer promotion)
yaitu promosi langsung yang dilakukan
oleh semua lembaga yang bersangkutan
dengan pemasaran. Pada Taman Tirtasari
promosi langsung biasanya dipromosikan
oleh beberapa pengurus yang stay di area

450
Taman Tirtasari dengan memberi tahu
beberapa keunikan dan keindahan yang
ada pada Taman Tirtasari, serta menarik
pengunjung agar betah di objek wisata ini.
2) Promosi tidak langsung (dealer
promotion)
yaitu promosi yang ditujukan kepada
penyalur produk pariwisata, seperti biro
perjalanan umum dan cabang-cabangnya,
agen perjalanan, organisasi perjalanan dan
sebagainya. Objek wisata Taman Tirtasari
melakukan promosi tidak langsung
dengan cara bergabung dengan Destinasi
Wisata Agam. Dengan ini Taman tirtasari
secara tidak langsung akan ter promosi,
bergabungnya objek wisata Taman
Tirtasari dengan Destinasi agam yang di
adakan pertemuan sekali sebulan dan
utusan dari Taman Tirtasari akan
mempromosikan serta menjelaskan
keadaan suatu objek wisata.

451
Menurut Mayasari, (2014:11)
selain promosi ada juga kegiatan publikasi
yang harus disampaikan kepada konsumen
melalui media massa, ada dua macam jenis
publikasi:
a. Publikasi langsung, biasanya publikasi ini
disampaikan langsung kepada sasaran
tetapi tergantung dari tujuan dan anggaran
yang dimiliki. Biasanya di Taman
Tirtasari pemuda pemudi membagikan
brosur tentang Taman Tirtasari, selain itu
juga melakukan pameran berupa
permainan tradisional yang disebut
dengan Randai. Wisata Taman Tirtasari
juga melakukan beberapa kegiatan lomba
sekali dalam setahun dengan jenis lomba
fotografi, selfie, video pendek, serta
mewarnai.
b. Publikasi melalui media massa, publikasi
ini memanfaatkan media massa untuk
menyampaikan pesan ke khalayak juga ke
konsumen potensial, di Taman Tirtasari

452
Sonsang publikasi melalui media
biasanya berupa postingan di media social
dengan membuat video pendek Taman
Tirtasari dan memposting beberapa bentuk
pamphlet.
c. Publikasi intern, merupakan suatu promosi
dan publikasi yang dapat berhasil, maka
kegiatannya juga harus berdasarkan oleh
kebijaksanaan umum mengenai
pemasaran, strategi pemasaran yang
matang, memilih taktik pemasaran yang
cocok, dan memilih sarana komunikasi
yang sesuai.
Kegiatan pemasaran suatu
pariwisata membutuhkan konsep serta
dukungan dari pemerintah maupun
masyarakat lokal, dengan begitu
masyarakat dan pemerintah bisa saling
membantu dalam kegiatan pemasaran
pariwisata. Pemasaran wisata ini dibatasi
dengan berbagai upaya-upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan oleh

453
Organisasi Pariwisata Nasional dan/atau
badan-badan usaha pariwisata, pada taraf
internasional, nasional dan lokal, guna
memenuhi kepuasan wisatawan baik
secara kelompok maupun pribadi masing-
masing, dengan tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan pariwisata.
b. Peningkatan Ekonomi
Meningkatkan ekonomi dengan kata lain
yaitu sebagai pertumbuhan ekonomi,
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator ekonomi yang menjadi perhatian
bagi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi di
Indonesia saat ini terus berkembang dan
menunjukkan angka perbaikan dalam
meningkatkan pendapatan. Salah satu
sektortersebut adalah pariwisata yang saat ini
telah berkembang dan menjadi salah satu
industri terbesar bagi pertumbuhan ekonomi
di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya perkembangan jumlah

454
kunjungan wisatawan nusantara maupun
mancanegara.
Menurut Taufik (2015) pengembangan
pariwisata menjadi pilihan yang sangat
penting terutama bagi suatu daerah karena
pariwisata mempunyai sifat multi efek yang
ditimbulkan. Pertumbuhan ekonomi
merupakan dampak utama yang ditujukan
terbentuknya lapangan pekerjaan, stimulasi
investasi sehingga dapat berkembang produk
pariwisata baik jasa maupun barang sehingga
pariwisata di suatu daerah dapat berkembang
dengan baik.
Pariwisata memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi melalui beberapa jalur
(Bridal Et al, 2010).
a. Sektor pariwisata sebagai penghasil untuk
memperoleh barang modal yang
digunakan dalam proses produksi
(McKinnon, 1964).

455
b. Perkembangan pariwisata sebagai
investasi dibidang infrastruktur (Sakai,
2006).
c. Perkembangan sektor pariwisata
mendorong pengembangan sektor-sektor
ekonomi yang lainnya melalui direct,
indirect daninduced effect (Spurr: 2006).
d. Pariwisata ikut berkontribusi dalam
peningkatan kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan (Lee Dan Chang,
2008).
e. Pariwisata menyebabkan positive,
economies, of scale(Wang Dan Wang,
2004).
Keberadaan objek wisata Taman
Tirtasari bagi masyarakat Jorong Sonsang
mengharuskan mereka untuk merubah
segalanya, mulai dari tempat tinggal, hingga
mata pencaharian sebagian penduduk dan
masih banyak perubahan lainnya. Perubahan
fungsi wilayah yang dulunya kawasan
penduduk berubah menjadi kawasan wisata

456
Taman Tirtasari. Keadaan tersebut membuat
mereka harus mengubah mata pencahariannya
dari yang semula berladang atau bertani
sekarang banyak masyarakat Jorong Sonsang
yang membuka usaha di sekitar Objek wisata
Taman Tirtasari dengan berjualan
makanan,minuman,dan jajanan lainnya.
Perkembangan ekonomi terhadap
pariwisata sangat berdampak positif baik
secara langsung, dan tidak langsung. Menurut
Dristato dan Anggraeni (2013), dampak
ekonomi langsung merupakan dampak yang
timbul akibat dari aktivitas ekonomi yang
terjadi antara wisatawan dengan masyarakat
lokal dengan berdagang di lokasi wisata
tersebut.
Menurut Amanda(2009) menjelaskan
bahwa dampak ekonomi tidak langsung
adalah manfaat yang diterima dari dampak
langsung yang mengakibatkan kenaikan pada
input dari suatu unit usaha, sedangkan
dampak ekonomi lanjutan merupakan dampak

457
ekonomi yang diperoleh berdasarkan
pengeluaran yang dikeluarkan oleh tenaga
kerja lokal yang berada di lokasi wisata
tersebut.
Dampak positif langsungnya yaitu
membuka lapangan pekerjaan untuk
masyarakat sekitar seperti yang telah
dikatakan oleh Ketua Pengurus Taman
Tirtasari masyarakat sekitar bisa bekerja
sebagai anggota- anggota dari Taman
Tirtasari,sebagai bagian
kebersihan,keamanan, parkir, dan lainya yang
sesuai dengan kemampuan, skill yang dimiliki
oleh masyarakat sekitar yang bisa digunakan
oleh pengurus Taman Tirtasari,selain itu
masyarakat sekitar juga bisa berjualan dengan
berbagai macam jualan seperti:
makanan,minuman,dan jajanan ringan lainnya
masyarakat bisa berjualan di sekitar Taman
Tirtasari, sehingga masyarakat sekitar akan
mengalami peningkatan taraf hidup atau bisa
juga dikatakan dengan yang namanya

458
peningkatan ekonomi. Selain untuk
masyarakat sekitar dampak ekonomi terhadap
adanya suatu objek wisata juga berdampak
terhadap pemerintah daerah,yang akan
mendapatkan pendapatan dari pajak.
Sedangkan dampak ekonomi yang tidak
langsung yaitu kemajuan pemikiran dan
perkembangan dari suatu objek wisata,serta
adanya ide- ide pemikiran dari pemuda-
pemudi masyarakat Jorong Sonsang yang
akan memberi masukan-masukan terhadap
perkembangan dari objek wisata Taman
Tirtasari, yang mana apabila suatu
perkembangan objek wisata diatur,dan ditata,
serta dipantau dengan baik akan menghasilkan
dampak positif terhadap sektor
ekonominya.begitu juga sebaliknya apabila
perkembangan objek wisata tidak
diatur,ditata,dan dipantau dengan baik maka
akan berdampak negatif terhadap siapapun,
dan akan mengalami kerugian baik bagi pihak
pengurus,maupun bagi masyarakat setempat

459
yang ikut aktif dalam pengembangan objek
wisata tersebut.
Pengaruh dari jumlah kunjungan
wisatawan sangat berarti untuk
pengembangan industri pariwisata dan
pendapatan asli suatu daerah sehingga
wisatawan domestic maupun mancanegara
tertarik untuk berkunjung ke suatu objek
wisata. Adanya dukungan alokasi dana dari
pemerintah setiap tahunnya menjadikan sektor
pariwisata berpeluang mendorong pendapatan
asli daerah membuat jumlah kunjungan
wisatawan menghasilkan suatu hal positif
menambah pendapatan asli suatu daerah. (
mohammad,2011)
Menurut Pitana (2009) mengemukakan
bahwa dampak pariwisata terhadap kondisi
ekonomi dapat dikategorikan ke dalam 7
kategori seperti berikut:
1. Dampak terhadap penerimaan devisa
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
3. Dampak terhadap kesempatan kerja

460
4. Dampak terhadap distribusi manfaat atau
keuntungan
5. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
ekonomi masyarakat
6. Dampak terhadap pembangunan pada
umumnya
7. Dampak terhadap pendapatan pemerintah
Pengembangan pariwisata di
Jorong Sonsang sangat berdampak baik
bagi pendapatan masyarakat, peningkatan
pendapatan terjadi pada berbagai bidang
mata pencaharian masyarakat seperti
pedagang, pekerja jasa, jasa pariwisata
dan sebagainya. Pengembangan wisata
Taman Tirtasari di Jorong Sonsang juga
banyak membuka peluang baru bagi
masyarakat untuk mendapat penghasilan
tambahan dalam bidang pertanian,
misalnya pada Taman Tirtasari juga
mengadakan event makan basamo di ateh
pamatang sawah yang dilakukan oleh
masyarakat sekitar yang berdampak pada

461
hasil pertaniannya sekaligus
mempromosikan hasil- hasil pertanian
yang ada di Jorong Sonsang.
Sedikit demi sedikit warga Jorong
Sonsang merasakan dampak manfaat dari
adanya objek wisata Taman Tirtasari
tersebut, manfaat yang dirasakan lainnya
yaitu seperti pemilik Homestay yang
didirikan oleh beberapa masyarakat jorong
Sonsang ,selain itu juga berpengaruh
terhadap pemandu bisa sedikit demi
sedikit menambah penghasilan atau
perekonomian terhadap pemilik Homestay
(Sulaiman, wawancara 25 juni 2021).
Table 1
Jumlah pekerja di Taman Tirtasari Jorong Sonsang
No Jenis pekerjaan yang ada di Jumlah
objek wisata pekerja

1 Pengurus & anggota Taman 50 orang


Tirtasari

462
2 Pengurus yang bergabung 2 orang
dengan pokdarwis agam

3 Pelaku kesenian 50 orang

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat berapa


anggota dan pengurus Taman Tirtasari, para-para anggota
tersebut diambil dari masyarakat jorong sonsang yang
aktif dan peduli terhadap Taman Tirtasari. Hal ini akan
membuat Taman Tirtasari semakin maju dengan adanya
pengurus yang aktif serta anggota yang bisa membantu
serta memberikan masukan- masukan dalam objek
Wisata Taman Tirtasari.
Table 2
Daftar usaha di Taman Tirtasari Jorong Sonsang
No Nama usaha Jumlah pengusaha

1 Pedagang tetap di 20 orang


Taman Tirtasari

2 Usaha kuliner dan 10 orang


oleh-oleh

463
3 Usaha kerajinan ikat 30 orang
cincin perak

4 Usaha kerajinan 20 orang


bordir jilbab

5 Usaha homestay 5 orang

Dari tabel 2 di atas dapat dilihat beberapa usaha-


usaha yang ada pada Jorong Sonsang serta yang ada pada
Objek Wisata Taman Tirtasari, usaha- usaha di atas yakni
usaha-usaha kecil yang didirikan oleh masyarakat Jorong
Sonsang, biasanya usaha-usaha kecil itu didirikan oleh
sekelompok-sekelompok masyarakat jorong sonsang.

Table 3
Perbandingan pendapatan masyarakat sebelum/sesudah
adanya objek wisata
N Sebelum / Sesudah /
Nama usaha
o bulan bulan

1 Usaha kuliner Rp. 4500.000 Rp. 11.000.000

464
dan oleh- oleh

2 Usaha Rp. 2500.000 Rp. 6000.000


kerajinan ikat
cincin perak

3 Usaha Rp. 1500.000 Rp. 2000.000


kerajinan
bordir jilbab

4 Usaha Rp. Rp. 65.000.000


homestay 35.000.000

Dari table 3 di atas dapat dilihat perbandingan


antara pendapatan masyarakat Jorong sonsang sebelum-
sesudah adanya objek wisata Taman Tirtasari. Hal ini
sangat berdampak baik bagi masyarakat setempat untuk
meningkatkan ekonomi keluarga nya, dengan
meningkatnya ekonomi masyarakat jorong sonsang maka
akan berdampak baik pula bagi kepala daerah nya.
Pada tanggal 27 juni 2021 peneliti mewawancarai
salah seorang penjual usaha kuliner/ oleh-oleh yang
berada di kawasan Jorong Sonsang mengalami kenaikan

465
pendapatan dengan adanya Objek wisata Taman
Tirtasari, (usaha kuliner dan oleh-oleh Desra.),sedangkan
pada usaha kerajinan ikat cincin perak peneliti
mewawancarai salah satu pondok cincin yang berada di
kawasan Taman Tirtasari, (wais rahman),untuk usaha
kerajinan bordir jilbab peneliti mewawancarai salah
seorang masyarakat jorong sonsang yang membuka
usaha di bidang bordir jilbab ( nur azizah), dan usaha
homestay peneliti mewawancarai salah seorang
masyarakat Jorong Sonsang yang membuka usaha
homestay syariah ( fesyen ). Dari hasil wawancara
tersebut dapat dilihat peningkatan ekonomi yang terjadi
pada Jorong Sonsang akibat adanya objek wisata Taman
Tirtasari,hal tersebut telah dijelaskan oleh ketua pengurus
Taman Tirtasari.
Taman Tirtasari secara umum berdampak positif
terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Jorong
Sonsang yaitu dengan melibatkan masyarakat dan
menempatkan masyarakat sebagai aktor utama
pembangunan dalam setiap aspek pengelolaan Taman
Tirtasari, manfaat ekonomi pariwisata dapat berupa
tambahan pendapatan, peluang kerja, dan usaha baru

466
yang dapat terdistribusi secara merata kepada setiap
masyarakat, dan begitu juga dengan masyarakat Jorong
Sonsang mendukung penuh adanya promosi pada Taman
Tirtasari karena dapat membawa dampak ekonomi yang
positif dan dapat dirasakan masyarakat secara nyata.
Berbagai manfaat ekonomis di atas dapat tercapai karena
adanya pengembangan desa wisata Taman Tirtasari di
Jorong Sonsang.
Akan tetapi dengan adanya pandemic pada saat
ini ekonomi masyarakat Jorong sonsang agak menurun
dikarenakan sepi nya pengunjung terhadap objek wisata
Taman Tirtasari, akan tetapi dengan seiringnya pandemic
saat ini para-para pedagang sangat bersyukur karena
masih adanya pendapatan per bulannya walaupun tidak
sebanyak sebelum adanya pandemi, para pedagang juga
bersyukur dengan adanya objek wisata di Jorong Sonsang
mereka juga bisa menyibukkan dirinya daripada berdiam
diri di rumah. Berdasarkan wawancara peneliti dengan
salah satu pedagang di objek wisata Taman Tirtasari
yaitu Irdawati, biasanya ibu ini mendapatkan jual beli
seminggu sebesar 2.100.000 sebelum adanya pandemi
akan tetapi setelah adanya pandemi penjualan ibu ini

467
berkurang menjadi 1.800.000 per bulan, akan tetapi ibu
ini sudah sangat bersyukur karena masih ada pemasukan
per minggunya, dengan adanya objek wisata ini maka
ekonomi para pedagang akan tetap hidup. Itulah yang
dirasakan oleh salah satu pedagang yang ada di Taman
Tirtasari. Selain itu dengan adanya objek wisata Taman
Tirtasari juga berdampak baik bagi pemuda- pemuda
yang sedang menganggur akibatnya mereka mendapatkan
lapangan pekerjaan yang ada pada objek wisata ini
dengan bisa bekerja, hal ini telah disusun rapid an dibagi
oleh pengurus Taman Tirtasari supaya tidak terjadinya
ketidakadilan, pendanaan pemuda-pemuda yang sedang
menganggur biasanya dilakukan sekali sebulan agar
mereka juga bisa ikut bergabung dan memajukan Taman
Tirtasari secara bersama- sama. Biasanya pemuda-
pemuda yang ikut berpartisipasi di Taman Tirtasari akan
di kasih upah sekali seminggu, hal ini akan mengurangi
tingkat pengangguran yang ada di Jorong Sonsang.
Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
Jorong Sonsang biasanya untuk pemuda-pemudi yang
ada di jorong ini akan dilatih dengan menghidupkan
ekonomi kreatif seperti di ajarkan untuk membuat oleh-

468
oleh khas Taman Tirtasari dan ada juga yang ikut belajar
membordir kain, bordiran kain serta oleh-oleh khas
Taman Tirtasari telah menempuh kancah nasional
banyaknya wisatawan yang suka dengan oleh-oleh
tersebut serta suka dengan bordiran masyarakat Jorong
Sonsang yang dikenal dengan bordiran yang rapi dan
bagus. Itulah cara masyarakat Jorong Sonsang untuk
meningkatkan Ekonominya,sera para- para pedagang dan
usaha- usaha lainnya yang ada di objek wisata Taman
Tirtasari.

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
diuraikandiatas, maka dapat ditarik kesimpulan yakni :
secara garis besar dengan pertimbangan antara kekuatan,
kelemahan, peluang, serta ancaman yang ada
bahwasanya indikator promosi yang tepatdiadakan
sebagai daya tarik objek wisata Taman Tirtasari yaitu
dengan melakukan promosi di setiap kegiatan,promosi
penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal,
pemasaran langsung, dan bergabung dengan destinasi
Agam. Sebagian indikator promosi tersebut sudah

469
dilakukan oleh pengurus Taman Tirtasari namun belum
efektif terlaksana, selain itu untuk promosi melalui
hubungan masyarakat dengan penjualan personal akan
sulit terlaksana pada saat ini yaitu pada saat
pandemi,apalagi pada saat PPKM Mikro akan sulit sekali
itu akan terjadi karena kurang nya atau terbatas nya
pengunjung yang berdatangan ke objek wisata Taman
Tirtasari. Mungkin cara promosi yang paling efektif yaitu
dengan membagikan brosur atau dengan memasang
papan iklan, selain itu juga yang akan berperan penting
yaitu dengan mempromosikan melalui media sosial dan
mengadakan beberapa event yang bisa dilakukan secara
online.
Selain itu pariwisata sangat berpengaruh positif
terhadap peningkatan ekonomi masyarakat
sekitar,dengan adanya objek wisata maka akan
menghidupkan ekonomi setempat,faktor lain yang
berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi yaitu :
angkatan kerja, dan umur harapan hidup. pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif dan sangat signifikan
terhadap pariwisata. Faktor lain yang berpengaruh

470
terhadap pariwisata adalah nilai tukar dan indeks harga
konsumen.

471
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Abdul Manap. 2016. Revolusi Manajemen Pemasaran.
Edisi Pertama. Jakarta :Mitra Wacana Media.
Ali, Mohammad, dkk. 2011. Psikologi Remaja
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Amanda, S., 2009, “Analisis Willingness To Pay
Pengunjung Obyek Wisata Danau Situ Gede Dalam
Upaya Pelestarian Lingkungan”, Skripsi, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Amir, Taufiq. (2015). Inovasi Pendidikan Melalui
Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik
Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan.
Jakarta: Kencana
Ashworth, G., & Goodall, B. 1988. Tourist images:
Marketing considerations. In B. Goodall, & G.
Ashworth (Eds.), Marketing in the tourism
industry. The promotion of destination regions (pp.
213–238). London: Croom Helm
Asriandy, Ian. 2016. Strategi Pengembangan Obyek
Wisata Air Terjun Bissappu di Kabupaten

472
Bantaeng. Skripsi. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Brida, J. G., & Zapata, S., 2010,"Cruise Tourism:
Economic, Sosio-Cultural and
Enviromental Impacts",Int. J. Leisure and Tourism
Marketing1(3), 205-226.
Marpaung, Happy, 2002. Pengetahuan Pariwisata edisi
revisi. Bandung: Alfabeta.
Mayasari, Yuriska, dkk. 2014. Penerapan Teknik Probing
Prompting dalam Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang. Jurnal
pendidikan Matematika FMIPA UNP. Vol. 3 No 1
Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I Ketut. (2009).
Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata: Memahami
Pariwisata sebagai systemic Linkage. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sustina. 2003. Perilaku Konsumen Dan Komunikasi
Pemasaran, Bandung:Remaja Rosdakarya
Wawancara

473
Sulaiman. Wawancara pribadi. Pengenalan tentang objek
wisata Taman Tirtasari, dan peningkatan
ekonomi terhadap objek wisata di Jorong Sonsang.
25 juni 2021
Wais Rahman. Wawancara pribadi tentang pendapatan
salah satu usaha ikat cincin perak sebagai mata
pencaharian untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat Jorong Sonsang 27 juni 2021
Desra. Wawancara pribadi tentang pendapatan usaha
kuliner dan oleh-oleh di Taman Tirtasari 27 juni
2021
Nur hazizah. Wawancarai pribadi tentang pendapatan
usaha bordir jilbab di Jorong Sonsang 27 juni 2021
Fesyetti. Wawancara pribadi tentang pendapatan
homestay di Jorong Sonsang 27 juni 2021

474
DAMPAK PEREMAJAAN KELAPA SAWIT
TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT
NAGARI KOTO GADANG, KECAMATAN KOTO
BESAR, KABUPATEN DHARMASRAYA

Wenny Febrina Sari


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Dampak peremajaan kelapa sawit terhadap pendapatan
masyarakat nagari Koto Gadang memiliki dampak
negatif terhadap pendapatan masyarakat dan bisa
dikatakan mengalami kemerosotan yang sangat
merugikan di dalam perekonomiannya sehingga untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, masyarakat harus
melakukan pekerjan sampingan. Dalam Islam, pertanian
atau peternakan mendapat perhatian yangbesar dalam
ajaran Islam, Islam mendorong umatnya untuk mengolah
dan menggunakan tanah secara efisien. Kelapa sawit
merupakan salah satu komoditas yang penting dan
strategis di nagari Koto Gadang karena peranannya
cukup besar dalam mendorong perekonomian
masyarakat, terutama bagi petani perkebunan,
Peremajaan merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit
Indonesia, pada masa ini kehilangan pendapatan dari
hasil kelapa sawit selama masa peremajaan yang
merupakan tantangan terbesar bagi masyarakat nagari
Koto Gadang untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan
finansial sehari-hari.Perkebunan kelapa sawit
475
berdasarkan status konsesimeliputi perkebunan besar
milik negara, perkebunan besar swasta dan perkebunan
petani kecil. Pada tahun 2017, Indonesia memiliki luas
areal perkebunan kelapa sawit sebesar 12 juta hektar
yang terdiri dari perkebunan besar negara sebesar 752
hektar, dan perkebunan rakyat sebesar 4,7 juta hektar.
Perkebunan rakyat merupakan salah satu pengusahaan
perkebunan yang memiliki luas areal dan produksi kelapa
sawit terbesar kedua di Indonesia, sehingga perkebunan
rakyat berpengaruh besar pada produksi kelapa sawit
Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
terdapat sejumlah permasalahan baru yang muncul,
menyusul adanya permasalahan petani yang telah dapat
teratasi. Dalam ekonomi rumah tangga masyarakat
kelapa sawit terdapat permasalahan penting, yaitu
pendapatan masyarakat yang tergantung pada
produktivitas tanaman kelapa sawit dan produktivitas
kebun tergantung kepada umur tanaman kelapa sawit.
Saatitu, masyarakat terpaksa harus memenuhi kebutuhan
hidup keluarga dan menyiapkan sejumlah biaya untuk
revitalisasikebunsawitnya.

Kata Kunci : Kelapa Sawit, Peremajaan Kelapa Sawit ,


petani, dan Masyarakat.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris dimana
perkembangan dibidang pertanian menjadi prioritas
utama karena Indonesia merupakan salah satu negara

476
yang memberikan komitmen tinggi terhadap
pembangunan ketahanan pangan sebagai komponen
strategi dalam pembangunan nasional. Keputusan Nomor
7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengatur bahwa
mewujudkan keamanan pangan adalah kewajiban
pemerintah dan masyarakat. Sebagian besar mata
pencaharian penduduk Indonesia adalah di sektor
pertanian ( Departemen Penyuluhan dan Pengelolaan
Pertanahan, 2013, hal. 2 ).
Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)
merupakan tanaman perkebunan yang memegang
peranan penting bagi Indonesia sebagai komoditas
andalan untuk ekspor maupun komoditas yang
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
nagari Koto Gadang. Kelapa sawit memiliki banyak
kegunaan, termasuk industri makanan dan non-pangan.
Limbah hasil olahan kelapa sawit dapat juga
dimanfaatkan sebagai pupuk dan makanan ternak
sehingga masyarakat melakukan budidaya kelapa sawit.
Perkebunan kelapa sawit rakyat dibagi menjadi
perkebunan asosiasi dan perkebunan non-asosiasi. Petani
kelapa sawit skala kecil bekerja sama dengan perusahaan

477
milik negara dan swasta. Produsen kelapa sawit kecil
yang tidak terkait disebut produsen plasma, dan produsen
kecil kelapa sawit yang tidak terkait disebut produsen
kecil mandiri. Petani plasma dalam pembangunan kebun
lebih menguntungkan daripada petani mandiri, karena
petani plasma mengelola kebun dengan bantuan koperasi,
dan petani kecil mandiri mengelola kebun tanpa bantuan,
sehingga kebun kecil petani mandiri kurang dikelola (
Suharno , 2015 ).
Peremajaan adalah mengganti tanaman lama yang
sudah tidak ekonomis lagi dengan tanaman baru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peremajaan
kelapa sawit antara lain kapan melakukan replanting, apa
saja kriteria replanting tanaman, dan jenis bibit apa yang
digunakan Dan dari mana sumber dananya untuk
membiayai peremajaan. Menurut ( Ginting , 2008 ),
pertimbangan utama peremajaan kelapa sawit adalah
umur tanaman akan mencapai dan telah mencapai umur
ekonomis sekitar 25, dan tanaman tua dengan
produktivitas rendah atau kurang adalah 13 ton
RFF/ha/tahun, yang berarti keuntungan petani berkurang.
Petani menggunakan fasilitas kelompok tani yang sudah

478
mapan dan masih aktif untuk berpartisipasi dalam
kegiatan rehabilitasi. Kelompok tani yang dimaksud
adalah kelompok berdasarkan tempat tinggal atau
wilayah,yang diperlukan untuk mendorong interaksi
antar anggota, karena mereka saling mengenal dan
tinggal berdekatan.Jika penerapan
revivalditerapkansendiri,yang lain akan mudah ditiru
oleh petani. Salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan kegiatan pemulihan adalah partisipasi petani
yang berpartisipasidalam kegiatanpemulihan tersebut. (
Slamet, 1994 ) berpendapat bahwa agar partisipasi
terjadi, harus ada kesempatan untuk berpartisipasi,
kemauan untuk berpartisipasi, dan kemampuan untuk
berpartisipasi. ( Tjokronegoro, 1996 ) menunjukkan
bahwa partisipasi akan dipengaruhi oleh kebutuhan,
motivasi dan struktur sosial. Orang akan berpartisipasi
saatdibutuhkan,menuai keuntungan dan meningkatkan
status mereka.
Perkebunan kelapa sawit di Nagari Koto Gadang
berkembang pesatdalam beberapa tahun terakhir,
terutama dalam halpengembangan luas lahan, produksi,
jumlah tenaga kerja dan nilai ekspor. Perkembangan

479
areal penanaman kelapa sawit bahkan lebih cepat dari
areal penanaman karet. Area penanaman karet
merupakan tanaman masyarakat tradisional yang telah
ada lebih dari 100 tahun. Diharapkan luas tanam kelapa
sawit akan melebihi luas tanam karet di masa mendatang.
Peremajaan ( Replanting ) kelapa sawit diperkirakan
berdampak terhadap pendapatan masyarakat nagari Koto
Gadang, terutama karena pemanfaatan lahan untuk kebun
kelapa sawit pada umumnya lebih intensif dari
pengusahaan tanaman lain dan adanya hargaminyak
sawit mengalami kenaikandibandingkantahun-tahun
sebelumnya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian
kualitatif deskriptif yang bertujuan memberikan
gambaran terhadap bagaimana dampak dari peremajaan
kelapa sawit di nagari Koto Gadang dan untuk
mendapatkan data-data terkait dengan dampak
peremajaan kelapa sawit terhadap pendapatan masyarakat
nagari Koto Gadang, saya sebagai penulis telah
melakukan wawancara dengan salah satu pengurus KUD
nagari Koto Gadang. Selain itu saya juga mendapatkan

480
data berupa laporan dari hasil wawancara beberapa
masyarakat nagari Koto Gadang yang merasakan dampak
dari hasil peremajaan kelapa sawit. Disamping itu saya
juga melakukan observasi yaitu berupa survei ke kebun
kelapa sawit untuk melihat proses peremajaan kelapa
sawit yang telah dan akan ditumbang.

PEMBAHASAN
Pertanian sebagai sumber kehidupan manusia
dapat dipelajari dari berbagai perspektifsepertiteknologi,
teknologi, biologi, sosiologi, pedagogi, ekonomi, hukum,
dan politik. Sebagai ilmu, ilmubisnis adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana petani dapat
menentukan,mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan faktor-faktor produksi dengan cara yang
seefektif dan seefisienmungkin, sehingga
perusahaandapat memberikan saranyang terbaik.
Pertanian adalah kegiatan manusia yang menggunakan
sumber daya hayati untuk menghasilkan makanan, bahan
baku industri atau energi, dan untuk mengelola
lingkungan.. Dalam arti sempit pertanian diartikan
sebagai pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga

481
dimana diproduksi bahan makanan utama seperti beras,
palawija, dan tanaman-tanaman hortikultura yaitu sayur-
sayuran dan buah-buahan. Pertanian rakyat diusahakan di
tanah-tanah sawah, ladang dan pekarangan. Walaupun
tujuan penggunaan hasil tanaman tersebut tidak baku,
pada umumnya hasil pertanian sebagian besar
masyarakat adalah untuk konsumsi keluarga.
1. Pengertian Peremajaan ( Replanting )
Peremajaan ( Replanting ) merupakan suatu
istilah yang umum dikenal di dunia perkebunan yang
berarti menanam kembali (tanaman sejenis dengan
tanaman sebelumnya) dengan alasan tanaman asal
sudah terlalu tinggi sehingga sulit dipanen, terlalu tua,
atau produktivitasnya terlalu rendah, jenis tanaman
masih memiliki prospek yang baik. Padahal, tanaman
kelapa sawit hinggausia 100 tahun masih
bisaberbuah,tapi tidak bisadipanen. Ketinggian kelapa
sawit maksimal 12 meter, selebihnya makin sulit dan
mahal panennya. Replanting atau peremajaan juga
dimaksudkan untuk menjaga tingkat produktivitasnya
tetap tinggi.

482
Menurut ( Hadi, 2012 ) menjelaskan bahwa
peremajaan ( replanting ) yang dilakukan secara
perorangan merupakan suatu ancaman ketika
melaksanakan replanting karena akan mengakibatkan
performa kebun tidak standar produktivitas menjadi
rendah.
Adapun alur proses peremajaan( replanting ) adalah
sebagai berikut :
a. Pertama penumbangan tanaman lama. Menurut (
Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005 ), pohon-
pohon kelapa sawit yang akan ditumbangkan
terlebih dahulu selanjutnya diracun dengan
herbisida paraquat dan diquat sebanyak 50-74 ml
per pohon yang dimasukkan atau disuntik dengan
bor atau kapak di lubang sekitar atau di sekitar
pangkal batang 1 m dari tanah. Setelah empat
minggu dan daun kelapa sawit mengering,
selanjutnya dilakukan pangkas akar.
Pemangkasanakar adalah pemotongan besar akar
kelapa sawit di dekat pangkal batang dan
permukaan tanah. Hal ini untuk
memudahkanpemindahan tanaman kelapa sawit

483
dari permukaan tanah pada saat penebangan.
Kedua, pencacahan cabang dan batang. Kegiatan
pencacahan adalah kegiatan membagi batang sawit
menjadi beberapa bagian dengan ketebalan sekitar
15-20 cm. Tujuan dari pencacahan ini adalah
mempermudah serta mempercepat proses
pembusukan sehingga biomassa sawit dapat
dimanfaatkan kembali menjadi pupuk bagi tanaman
baru. Selain itu pencacahan juga bermanfaat untuk
mencegah datangnya hama seperti kumbang.
Kumbang akan dengan cepat menyerang batang
yang tumbang secara utuh. Proses pencacahan ini
mudah dilakukan karena batangnya masih segar
dan lembab. Alat mesin yang digunakan yaitu
excavator dengan kapasitas 20 ton yang dilengkapi
dengan alat chipping bucket ( Fadhilla, 2011 )
b. Ketiga pemupukan. ( Fadhilla, 2011 ) menyatakan
pemupukan merupakan kegiatan mendistribusikan
hasil cacahan sehingga dapat merata dan teratur.
Tujuan dari pemupukan adalah memastikan hasil
dekomposisi biomassa dapat bermanfaat secara
merata. Pada kegiatan ini, alat mesin yang

484
digunakan yaitu excavator dengan kapasitas 20 ton
yang dilengkapi dengan alat chipping bucket
c. Keempat penanaman tanaman penutup. Dalam
modemonokultur,dianjurkanuntuk menanam
kacang sebagai penutup tanah segera setelah
persiapan tanahselesai. Penanaman LCC pada areal
tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat
memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi
tanah, mencegah erosi, mempertahankan
kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan
tumbuhan pengganggu atau Gulma ( Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2008 )
d. Kelima pemancangan. Pemancangan atau patok
tersebut dimaksudkan untuk memberikan rambu-
rambuuntukmembuat lubang tanam bibit sawit
sesuai dengan jarak tanam yang direncanakan.
Selain itu, tiang pancang juga dapat digunakan
sebagai acuan untuk membuat jalan setapak, parit,
terasering atau kuda, serta untuk
menanamtanamanpenutup tanah dan kacang-
kacangan. ( Pahan, 2012 )

485
e. Keenam Konversi tanah. ( Mangoensoekarjo dan
Semangun, 2005 ) mengemukakanbahwa alih
fungsilahan dilakukan untuk mengatur drainase dan
mencegah erosi, terutama di daerah lereng.
Drainase buruk akan mengganggu ketersedian
unsur hara dan perkembangan akar. Sedangkan
erosi menyebabkan tanah lapisan atas terdegradasi
sehingga sulit unsur hara dan memunculkan subsoil
ke permukaan. Beberapa tindakan dalam konversi
tersebut adalah pembuatan teras kontur, teras
individu, benteng kontur, rorak, dan parrot sistem (
sistem drainase )
f. Ketujuh. Lubang tanam untuk kelapa sawit dibuat
dengan ukuran panjang x lebar x kedalaman lubang
( 60 cm x 60 cm x 60 cm ). Tetapi ada juga yang
berdimensi 50 cm x 40 cm x 40 cm ). Pada saat
menggali, tanah atas diletakkannya di sebelah utara
dan tanah bawah diletakkan disebelah selatan
lubang. Ajir ditancapkan di samping lubang dan
bila lubang telah selesai dibuat, ajir ditancapkan
lagi di tengah-tengah lubang ( Setyamidjaja, 2006
). Menurut ( Pahan, 2012 ),pole-well excavator (

486
PHD ) dapat digunakanuntuk merealisasi sumur
benih secara manual dan mekanis . Sistem tanam
yang dianjurkan adalah membuat lubang tanam
sebulan sebelum musimtanam. Hal ini untuk
mengurangi akumulasi tanah dan mengontrol
ukuran lubang. Ukuran ini harusdikendalikan,
karena ukuran kebun merupakan salah satu aspek
penting dari perkebunan kelapa sawit.
g. Kedelapan. tanaman kelapa sawit berbentuk
segitiga sama sisi pada bidangdatar atau datar
sampai bergelombang. Sementara pada areal
berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari 120
derajat perlu dibuat teras kontur dengan jarak
tanam sesuai ketentuan. Penanaman bibit kelapa
sawit merupakan salah satu tahapan yang penting
pada proses peremajaan karena investasi yang
sebenarnya dari perusahaan perkebunan yaitu bibit
yang ditanam dilapangan. Pokok yang ditanam
akan menentukan produksi selama satu generasi
yang akan datang, 20 sampai 30 tahun ( Pahan,
2012, hal. 2 ). Waktu tanam yang dilakukan pada
saat tanah cukup lembab agar akar dapat

487
berkembang biak setelah penanaman.
Untukmengatasi masalah ini, benih dalam kantong
plastik biasanya disiram dengan air satu hari
sebelum disemai. Hal ini dilakukan agar bibit tidak
mengalami stress lingkungan. Apabila tanah
tersebut lembab, maka akan mampu menyesuaikan
dengan lingkungan ( Tim Bina Karya Tani, 2009 )
2. Tujuan Peremajaan ( Replanting ) dan Faktor
Strategis Internal
Tujuan dilakukannya peremajaan ( Replanting )
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan produktivitas tanaman yang sudah
menurun dengan melakukan peremajaan tanaman.
Sebagai pedoman nya, jika hasil panen kurang dari
10 ton/ha/tahun, maka perludilakukan revitalisasi.
b. Memudahkan petani memanen karena tanaman
sudah terlalu tinggi. Semakin tua tanaman, maka
tinggi batang akan mencapailebih dari 12 meter,
sehingga sulit untukberproduksi atau menghasilkan
buah baru. Karena sulit memanen maka akan ada
biaya tambahan ( biaya panen lebih tinggi ).

488
c. Mengambil bibit dengan bibit yang lebih unggul
dan lebih tinggi produktivitasnya.
d. Memperbaiki tingkat kerusakan tanaman, terutama
jika jumlah tanamannya dibawah 80 pohon/ha.

Faktor Kekuatan merupakan faktor internal yang


sangat mempengaruhi dalam peremajaan perkebunan
kelapa sawit pola plasma di nagari Koto Gadang Kec.
Koto Besar Kab. Dharmasraya. Faktor ini harus
dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam peremajaan
perkebunan kelapa sawit pola plasma, faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Lahan Plasma Telah Menjadi Milik Petani
Lahan yang diberikan perusahaan kepada petani
untuk diolah seluas 2,5 Ha per kepala keluarga (
KK ), dimana 2 Ha dijadikan lahan kelapa sawit
dan 0,5 Ha dijadikan lahan di teras, sebagian besar
petani juga menanam kelapa sawit..
b. Petani Merupakan Anggota Kelompok Tani dan
KUD
Kelompok tani yang ada di nagari Koto Gadang
untuk sekarang berjumlah 200 kelompok, dimana

489
tiap-tiap kelompok terdiri dari 20-25 orang dengan
satu ketua dan satu sekretaris. Kelompok tani
merupakan penghubung antara KUD dengan
petani-petani plasma yang ada serta memberikan
informasi-informasi terbaru bagi anggota didalam
kelompok.Peran KUD nagari Koto Gadang
terhadap kelompok-kelompok tani yang ada seperti
adanya unit usaha penjualan pupuk dimana
kegiatan ini adalah penyaluran pupuk kepada
anggota yang dikhususkan untuk anggota petani
plasma. Adanya unit usaha angkutan sangat
berperan dalam memenuhi kebutuhan para petani
plasma untuk mengangkut hasil produksi kelapa
sawit ke pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN.
c. Petani Memiliki Tabungan Kelompok dan
Memiliki IDAPERTABUN Petani yang memiliki
lahan plasma di nagari koto gadang, dan masuk ke
dalam keanggotaan kelompok tani memiliki
tabungan kelompok yang dikelola oleh kelompok
masing-masing. Ada 3 pengurus yang
mengelolanya yaitu ketua, sekretaris, dan
bendahara. Selain memiliki tabungan kelompok,

490
petani memiliki IDAPERTABUN ( Iuran Dana
Peremajaan Tanaman Perkebunan ),
IDAPERTABUN ini memiliki paket yang berbeda-
beda setiap petani, paket yang disediakan mulai
dari 8 juta, 10 juta, dan 12 juta. Pembayaran
IDAPERTABUN ini dipotong melalui KUD.Pada
tahun 2012,rata-ratarumah tangga petani sampel
sudah membayar IDAPERTABUN.
d. Hubungan Petani Dengan Perusahaan Inti Yang
Masih Kuat, Menurut hasil penelitian ( Marwan,
2012, hal. 12 ), hubungan antara petani dan bagian
inti plasma tidak transparan, terutama dalam hal
harga RFF buram, sehingga hubungan yang tidak
menguntungkan ini termasuk dalam faktor internal
kelemahan. Berbeda hal dengan petani Nagari Koto
Gadang serta perusahaan inti yang sampai sekarang
masih berhubungan baik. Ini dibuktikan dengan
masih transparannya harga TBS serta terus
diberikannya harga terbaru melalui koperasi di
mana koperasi mendapatkan informasi harga TBS
dari PKS inti plasma dan PKS mendapatkan
informasi dari Dinas Perkebunan. Hubungan baik

491
ini juga dibuktikan dengan petani plasma
memberikan hasil TBS ke perusahaan inti
e. Pengalaman Petani Dalam Budidaya Kelapa Sawit
Cukup TinggiSemakin lama petani berusaha tani,
semakin cenderung mempunyai sikap yang lebih
berani dalam mengambil dan menanggung resiko
penerapan teknologi baru atau perubahan-
perubahan yang terjadi khususnyadi bidang
pertanian. Keputusan juga memiliki
dampakbesarpada hasil produksi di masa depan.
Faktor kelemahan di dalam program
peremajaan kelapa sawit merupakan faktor internal
dan faktor tersebut memberikan pengaruh yang
negatif serta menghambat peremajaan perkebunan
kelapa sawit pola plasma yang ada di nagari Koto
Gadang, sehingga faktor kelemahan ini minimisasi
sangat penting sehingga mendorong proses
peremajaan kelapa sawit.

Adapun kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:


a. Petani tidak memiliki modal yang mencukupi untuk
melakukan peremajaan. Faktor permodalanmenjadi

492
faktor yang sangat memberatkan petani saat
melakukanperemajaan. Wawancara yang dilakukan
kepada petani, mereka rata-rata tidak akan sanggup
melakukan peremajaan apabila dilaksanakan
dengan modal sendiri.
b. Kurangnya pengetahuan petani tentang umur
ekonomis kelapa sawit. Faktor ini juga salah satu
faktor yang menghambat dalam kegiatan
peremajaan kelapa sawit, ini dikarenakan apabila
petani-petani tidak ingin tahu dalam hal peremajaan
maka petani sendiri akan sangat kesulitan apabila
peremajaan dilakukan. Menurut
AdministrasiUmumPerkebunan, petani harus
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
penanaman kembali. Padasaat yang sama, sumber
pendapatan harus hilanguntukjangka waktuyang
cukup lama, setidaknya
selamatanamanbelummenghasilkan (4 tahun).
Pernyataan tersebut sebaiknya diketahui oleh
petani-petani dimana lahan sawitnya akan
diremajakan.

493
3. Pengertian Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakantanaman industriyang
pentinguntuk produksi minyak nabati, minyak industri,
dan bahan bakar. Perkebunannya menghasilkan
keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan
lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat
mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit
mengarah ke bawah dan ke samping. Selain itu juga
terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke
samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Buah kelapa sawit memiliki banyakwarna, dari
hitam, ungu hingga merah, tergantung dari biji yang
digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang
muncul dari tiap pelepahnya. Minyak dihasilkan oleh
buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan
buah. Setelah masa pematangan, kandungan asam lemak
bebas ( FFA Free Fatty Acid atau asam lemakbebas )
akan meningkat, dan buah akan rontok dengan
sendirinya. Indonesia adalah produsen minyak sawit
terbesar di dunia.

494
Produksi kelapa sawit adalah hasil yang dipanen
dari usaha perkebunan tanpa melalui proses pengolahan
lebih lanjut. Pada tahun 1980 produksi kelapa sawit
Indonesia sebesar 721,17 ribu ton, tahun 2013 sebesar
27,74 juta ton atau tumbuh rata-rata sebesar 11,95% per
tahun. Peningkatan produksi kelapa sawit selama kurun
waktu tersebut terutama terjadi pada perkebunan rakyat
sebesar 58,89% dan perkebunan besar swasta sebesar
14,48%, sedangkan produksi dari perkebunan besar
negeri relatif lambat sebesar 5,44% ( Dinas Perkebunan
Indonesia, 2007, hal. 4 ).
Kelapa sawit merupakantanaman industri yang
dapat dimanfaatkan sebagai penghasil minyak nabati,
minyak industri, dan bahan bakar. Kelapa sawit terdiri
dari dua spesies, yaitu elaeis guineensis dan elaeis
oleifera, yang digunakan dalam pertanian
komersialuntukmenghasilkan minyak sawit. Pohon
Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat
di antara Angola dan Gambia, pohon kelapa sawit elaeis
oleifera, berasal dari Amerika tengah dan Amerika
selatan. Kelapa sawit menjadi populer setelah
RevolusiIndustri pada akhir abad ke-19, yang

495
mengakibatkan tingginya permintaan minyak nabati
dalam industri makanan dan sabun ( Dinas Perkebunan
Indonesia, 2007, hal. 1 ).
Menurut ( Owolarafe O.K dan Arumughan, 2007,
hal. 1-7 ) faktor-faktor yang mempengaruhi harga kelapa
sawit ialah harga buah kelapa sawit, investasi, nilai tukar
rupiah terhadap USD. Faktor-faktor kenaikan harga
kelapa sawit menurut ( Abdul Aziz Karia, dkk, 2013, hal.
259-267 ) yaitu produksi kelapa sawit, ekspor kelapa
sawit, Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil (CPO).
Menurut ( May dan Amaran M. H, 2011, hal. 30-35 )
faktor-faktor yang mempengaruhi harga kelapa sawit
yaitu warna kematangan kelapa sawit, umur kelapa sawit,
harga minyak kelapa sawit (crude palm oil (CPO)), harga
kelapa sawit.
Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengertian dari kelapa sawit
adalah pemanfaatan tumbuhan industri yang dilakukan
oleh manusia untuk menghasilkan bahan bakar industri,
bahan biodiesel dan sebagainya.

4. Ciri-ciri petani kelapa sawit

496
Dalam hal ini ciri-ciri petani kelapa sawit adalah
seseorang yang menggeluti profesi sebagai petani di
bidang pertanian kelapa sawit, petani kelapa sawit terbagi
menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Pertama Petani Plasma. Yaitu kebun petani yang
awalnya dibangun oleh perusahaan inti, kemudian
setelah memulai peristiwa konversi, status dan
posisi petani sebagai petani pemilik aset produktif,
bersertifikat, yang berdaulat penuh dan tergabung
dalam kelembagaan ekonomi yang telah
berpengalaman pada pengelolaan kebun kelapa
sawit, juga memiliki persyaratan bank teknis,
sehingga menjadi layak bank. Biasanya petani yang
memiliki lahan sawit ini adalah petani yang
mengikuti program pembukaan trans di lokasi
tersebut, atau pendatang yang membeli kebun sawit
kepada peserta tran yang pindah
b. Kedua Petani Swadaya Kemitraan. Yaitu petani
kelapa sawit yang kebunnya tidak terikat
perusahaan mitra. Laluapapentingnya perkebunan
rakyat sebelum adanya proyekrevitbun,Meski
keberadaannya berbeda, status mereka sebagai

497
pemilik dan petani di atastanah sendiri sudah jelas.
Petani yang memiliki kebun sawit seperti ini adalah
petani yang membuka lahan sendiri dengan surat
izin yang legal.

5. Kelebihan sistem kemitraan program


peremajaankebun kelapa sawit pada KUD nagari
Koto Gadang.
Setelah diadakan wawancara dengan berbagai
pihak yang menjadi kelebihan sistem kemitraan program
peremajaan ( replanting ) kebun kelapa sawit anggota
KUD nagari Koto Gadang Kec.Koto Besar
Kab.Dharmasraya adalah sebagai berikut :
a. Petani anggota KUD nagari Koto Gadang bisa
mendapatkan bantuan dana BPDPKS ( Badan
Pengelola Dana Peremajaan ( Replanting ) Kelapa
Sawit ). Program peremajaan ( Replanting ) ini
memerlukan biaya yang cukup besar, oleh karena
itu petani anggota KUD perlu mendapatkan dana
peremajaan ( Replanting ) yang berasal dari
BPDPKS, bantuan dana ini sebesar Rp.
50.000.000/kavling atau per 2 Ha. Dana ini sifatnya

498
hibah yang artinya petani anggota KUD tidak perlu
mengembalikan dana tersebut.
b. Dengan sistem kemitraan petani anggota KUD
nagari Koto Gadang bisa dengan mudah
mendapatkan bibit kelapa sawit yang bersertifikat.
Bibit bersertifikat adalah bibit unggul yang diakui
perusahaan besar perkebunan terutama PTPN dan
perusahaan lainnya, dimana produktivitasnya lebih
baik daripada bibit asal-asalan yang tidak
bersertifikat. Tonase produksi sawit bibit biasa
tanpa sertifikat antara 1-2 ton/ha/bulan, sedangkan
tanaman sawit dengan bibit bersertifikat produksi
bisa mencapai 2-3 ton/ha/bulan.
c. Dengan sistem kemitraan petani anggota KUD
nagari Koto Gadang pada masa tanaman belum
menghasilkan (TBM) tidak perlu
mengelola/mengurusi proses peremajaan. Karena
hal ini diserahkan sepenuhnya pengelolaanya
kepada koperasi dan PTPN sebagai mitra bapak
angkat maka petani anggota koperasi tidak perlu
sibuk mengelola tanaman kelapa sawit selama

499
tanaman belum menghasilkan penyerahandilakukan
setelah produksi normal (TM) dipabrik.

6. Kekurangan sistem kemitraan program


peremajaan kelapa sawit anggota KUD nagari
Koto Gadang
Setelah diadakan observasi, maka kekurangan di
dalam sistem kemitraan program peremajaan kelapa
sawit KUD Nagari Koto Gadang bisa dilihat dari :
a. Biaya peremajaan ( Replanting ) sistem kemitraan
yang cukup tinggi. Biaya peremajaan perkebunan
kelapa sawit sistem kemitraan menjadi lebih mahal
karena RAB (rencana anggaran biaya) yang dibuat
menggunakan standar bersama yakni standar Dinas
Perkebunan, standar PTP.N kemudian disetujui
oleh pihak Koperasi atau KUD.
b. Kecuali kacang dankelapa sawit, perkebunan tidak
dapat menghasilkan tanaman lain.Dibandingkan
dengan rencana peremajaan mandiri atau
standalone,rencana peremajaan ( Replanting )
paguyuban petani tidak dapatmenumbuhkan apa
yang diinginkan petani semaunya,dan petani harus

500
mematuhi semua peraturan yang diberlakukan oleh
PTPN sebagai mitra. Jika peremajaan ini dilakukan
secara mandiri petani bebas melakukan tumpang
dari sampai tanaman sawit menghasilkan, seperti
jagung, padi, ubi kayu, ubi jalar, dan lain-lain. Hal
ini sangat membantu disaat petani tidak punya
penghasilan dari kebun kelapa sawit yang sedang
diremajakan.
c. Kurangnya transparansi masalah penggunaan dana
peremajaan kelapa sawit menjadi polemik
tersendiri di kalangan anggota KUD nagari Koto
Gadang. Transparansi dalam koperasi adalah hal
yang sangat penting karena berhubungan dengan
kepercayaan anggota, kepercayaan anggota dengan
pengurus berhubungan dengan partisipasi anggota.
Maju mundurnya koperasi juga tergantung dari
partisipasi anggota, semakin tinggi partisipasi
anggota semakin maju suatu koperasi dan
sebaliknya.
d. Meningkatnya ketidakpuasan petani anggota KUD
terhadap proses regenerasi kelapa sawit. Dalam
program peremajaan ini melibatkan banyak pihak,

501
mulai dari tahap pembajakan tanah tahap sati,
tumbang/cincang batang kelapa sawit, kemudian
pembajakan tahap kedua ( penghalusan tanah ),
membuat tanam lobang tanam, tanam kacangan,
menanam batang bibit sawit, pengendalian gula,
pemupukan, pembersihan piringan sawit dan lain-
lain. Pekerjaan pekerjaan tersebut melibatkan
banyak pihak yang terkadang terjadi kurangnya
pengawasan dari pihak yang terkait, sementara
pemilik lahan ( anggota KUD ) sudah merasa
menyerahkan semua pekerjaan tersebut kepada
KUD dan PTPN.
7. Kebutuhan Pembiayaan publik dan privat untuk
program Peremajaan
Urgensi peremajaan ( Replanting ) lahan
perkebunan kelapa sawit, terutama bagi perkebunan
mandiri, mendorong upaya yang lebih besar terkait
pengalokasian dana publik maupun privat demi
terpenuhinya kebutuhan minyak sawit (CPO) dimasa
yang akan mendatang. Biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan peremajaan relatif beragam untuk masing-
masing daerah, berkisar antara Rp.45-60 juta. Namun

502
dalam melakukan estimasi ini, biaya peremajaan adalah
sebesar Rp.55 juta per hektar. Kebutuhan dana tersebut
dipenuhi dari dua sumber pendanaan, yaitu dana publik
dan dana privat.
Dana masyarakat merupakan dana yang
dihimpun, dikelola dan disalurkan oleh BPDPKS untuk
berbagai proyek, salah satunya pengaktifankembali
perkebunan kelapa sawit. Sementara itu dana privat
merupakan sisa dana untuk peremajaan sawit yang harus
dipenuhi dari sumber lain, seperti dana pribadi atau
tabungan perkebunan atau pinjaman ke lembaga
keuangan seperti bank atau lembaga pinjaman mikro.
Terkait dengan akses ke sumber pendanaan
formal, perkebunan sendiri memiliki tantangan, seperti
kesulitan dalam memenuhi persyaratan sertifikat lahan
yang juga dapat digunakan sebagai jaminan atas
pinjaman, perkebunan mandiri cenderung tidak memiliki
pencatatan keuangan yang baik seperti pekebun plasma,
praktik berkebun yang dilakukan lebih tidak
terstandarisasi, sehingga meningkatkan risiko terhadap
potensi hasil setelah peremajaan atau replanting, serta
mayoritas pekebun mandiri tidak memiliki rekening di

503
bank yang memberikan pinjaman. Risiko lainnya terkait
dengan harga yang diterima oleh pekebun mandiri yang
cenderung tidak terstandarisasi karena tidak ada kontrak
formal antara pekebun dengan pedagang pengumpul,
berbeda dengan pekebun plasma yang memiliki kontrak
dengan koperasi atau perusahaan yang menggunakan
harga sesuai dengan dinas perkebunan setempat.
Hal ini dapat mempengaruhi arus kas pekebun
mandiri dan berdampak pada kemampuannya untuk
mengembalikan pinjaman, apalagi di 3 tahun awal
peremajaan. Pembiayaan tidak hanya menyediakandana
untukpenanaman kembali, tetapi juga membayar biaya
hidup jika petani tidak memiliki sumber pendapatan lain.
Dengan memperhatikan hal tersebut, masuk akal jika
institusi keuangan tidak mau masuk ke ranah pembiayaan
replanting untuk pekebun mandiri karena banyak risiko
yang harus ditanggung, apalagi ini dapat mempengaruhi
reputasi bank. Oleh karena itu, penyelesaian itu harus
dimulai dari tingkat hulu pekebun mandiri ( Shibo dan
Selamat, 2018, hal. 19 )

504
8. Dampak program peremajaan ( replanting )
terhadap pendapatan masyarakat di nagari Koto
Gadang
Pendapatan adalah hasil yang paling diantisipasi
dan diharapkan dari menjalankanbisnis,dan besarkecilnya
pendapatan tergantung pada jumlahuang yang diperoleh
dari kegiatan bisnis. Pendapatan mempunyai arti sebagai
berikut penghasilan yang diperoleh dalam jangka waktu
tertentu, dimana tingkat pendapatan bisa dijadikan tolak
ukur keberhasilan suatu usaha. Pendapatan memiliki
pengaruh besar terhadap keberhasilan bisnis. Jika
dihubungkan dengan kegiatan peremajaan perkebunan
kelapa sawit, petani akan mengalami kehilangan
pendapatan selama 4 tahun kedepan, karena tempat dan
mata pencaharian mereka akan diremajakan petani akan
berkurang tingkat pendapatannya. Dampak dari program
peremajaan ini ada dampak positif dan ada dampak
negatifnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu
anggota KUD nagari Koto Gadang. Memaparkan bahwa
tingkat pendapatan masyarakat dan petani yang
bersumber dari kelapa sawit sebesar Rp. 1.911.993 per

505
bulan ( 90,30% ) dan non kelapa sawit sebesar Rp.
252.310 per bulan ( 9,70% ). Sehingga total pendapatan
masyarakat dan petani plasma per bulan sebesar Rp.
2.111.302 atau 25.407.624 per tahun. Jika dilakukan
peremajaan petani akan kehilangan pendapatan sebesar
Rp. 2.117.302 per bulan atau Rp. 25.407.624 pertahun.
Salah satu dampak dari diberlakukannya
peremajaan atau replanting adalah adanya peningkatan
kesejahteraan pekebun sawit ( BPDPKS, 2019 ).
Pasalnya, lahan yang ditanami kembali akan memiliki
tandan buah segar (TBS) yang lebih berkualitasdari
kondisi awal. ( Shibao dan Slamat, 2018. Johnston et al.,
2020 ). Diiringi dengan kenaikan harga CPO,
peningkatan output TBS kelapa sawit dapat memberikan
peningkatan pendapatan untuk pekebun.

KESIMPULAN
Perkebunan kelapa sawit di nagari Koto Gadang
telah tumbuh cukup pesat, khususnya pada tahun 2003
sampai 2020, luas kebun kelapa sawit tumbuh rata-rata
sebesar 6,54 % per tahun. Pendapatan masyarakat dan
petani memiliki pendapatan yang beragam. Selain itu

506
dampak dari peremajaan sawit terhadap pendapatan
masyarakat dan petani ada yang berdampak positif dan
ada yang berdampak negatif. Pada dampak negatif
berupa merosotnya pendapatan petani dan masyarakat
nagari Koto Gadang, kemudian sisi atau dampak
positifnya yaitu berupa adanya permintaan bibit yang
meningkat, meningkatkan daya saing komoditas strategis.
Peremajaan ( Replanting ) merupakan suatu
istilah yang umum dikenal di dunia perkebunan yang
berarti menanam kembali ( tanaman sejenis dengan
tanaman sebelumnya ) dengan alasan tanaman asal sudah
terlalu tinggi sehingga sulit dipanen, terlalu tua atau
produktivitasnya dianggap terlalu rendah, dan jenis
tanaman masih memiliki prospek yang baik. Kelapa
sawit adalah pemanfaatan tumbuhan industri yang
dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan bakar
industri, bahan biodiesel dan sebagainya. Peremajaan
dilakukan dengan pola kemitraan kemudian pemerintah
dan perusahaan inti mengarahkan serta memberikan
informasi kepada petani dalam peremajaan yang baik dan
benar

507
Berdasarkan pembahasan pada artikel ini dapat
disimpulkan bahwa peremajaan yang dilakukan di nagari
Koto Gadang menggunakan pola kemitraan dimana
petani sebagai peserta, PTPN sebagai kontraktor, dan
Bank sebagai penyandang dana dengan. Peremajaan
dilakukan dengan memanfaatkan pengalaman
berbudidaya kelapa sawit yang tinggi serta hubungan
yang masih baik antara kelembagaan perkebunan dengan
nilai prioritas. Didalam program peremajaan ( Replanting
) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
proses program peremajaan di nagari Koto Gadang.

508
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Badan Pusat Statistik. (2016). Perkebunan Indonesia
Kelapa Sawit 2015-2017, Jakarta: BPS Kelapa
Sawit Indonesia.
Fadhilla. (2011). Cara Pemupukan Tanaman Kelapa
Sawit. Jakarta
Hakim dan Suherman. (2018). Replanting Kelapa Sawit,
Jakarta: Penebar Swadaya
Pahan, Iyung. (2006). Panduan Lengkap Kelapa Sawit.
Penebar Swadaya
Purwanto. (2016). Tips Sukses Usaha dan Berkebun
Sawit, Yogyakarta: Forest Publishing.
Setyamidjaja, D. (1991). Bertanam Kelapa Sawit,
Yogyakarta: Kasinus
Syakir, M. 2010. Budidaya Kelapa Sawit, Bogor: Aska
Media
Tim Bina Karya Tani. (2009). Pembibitan Kelapa Sawit,
Bina Karya: Jakarta
Wibowo, H.W dan A. Junaedi. (2017). Peremajaan
KelapaSawit ( Elaeis guineensis Jacq. ) di

509
Seruyan Estate, Minamas Plantation Group,
Seruyan, Kalimantan Tengah. Bul. Agrohorti

Disertasi, tesis, skripsi


Marwan. (2012). Strategi peremajaan kelapa sawit pola
plasma di kecamatan pangkalan kuras kabupaten
pelalawan. Universitas Riau, Pekanbaru
Ongki Sahri Nurohman. (2020). Upaya Petani Kelapa
Sawit Dalam Memenuhi Kebutuhan Ekonomi
Keluarga Pada Masa Replanting Menurut
Ekonomi Islam. UIN Suska Riau, Pekanbaru

Wawancara
Anis. Wawancara Pribadi. Dampak Peremajaan Kelapa
Sawit. Senin 21 Juni 2021
Indra Wida. Wawancara Pribadi. Pendapatan
Masyarakat setelah terjadi peremajaan. Selasa 22
Juni 2021
Mispardianis. Wawancara Pribadi. Dampak Peremajaan.
Selasa 22 Juni 2021

510
TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT
TENTANG ASURANSI SYARIAH DI AUA
KUNIANG
Wiwi Nur Asni
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Beberapa tahun belakangan ini asuransi syariah
berkembang dengan sangat pesat Indonesia, bukan hanya
ansuransi saja tapi lembaga keuangan lainya juga sudah
mulai berbasis syariah, asuransi hadir untuk memenuhi
kebutuhan, kepentingan dalam kalangan masyarakat yang
sedang terkena musibah, tapi seiring dengan
berkembangnya asuransi syariah tersebut di belakangnya
masih sangat banyak masyarakat yang tidak tahu atau
belum kenal sama sekali dengan keberadaan asuransi
syariah itu sendiri. kebanyakan masyarakat hanya
mengetahui tentang asuransi konvensional yang mana
asuransi ini lebih dulu hadir dan berkembang dikalangan
masyarakat dari pada asuransi syariah, ditambah dengan
masih sedikitnya masyarakat yang menggunakan asuransi
syariah membuat rasa percaya terhadap asuransi tersebut
masih sangat minim, pengetahuan yang minim ini
menjadi alasan bagi mereka untuk tetap bertahan di
asuransi konvensional. Selain itu masyarakat juga
beranggapan bahwa asuransi konvensional dan syariah
itu sama saja. Apalagi ditambah dengan isu isu buruk
terkait asuransi yang mengatakan bahwa asuransi
tersebut sebuah penipuan, citra ini masih sangat melekat

511
di pikiran masyarakat. Sehingga membuat masyarakat
takut menggunakan asuransi tersebut, ditambah lagi
minimnya pengetahuan tentang asuransi tersebut.

Kata Kunci: Pemahaman Masyarakat, Asuransi


Syariah, Aua Kuniang

PENDAHULUAN
Dalam hidup yang kita lalui dan segala hal yang
kita lakukan penuh dengan resiko, Berhadapan dengan
resiko merupakan suatu hal yang pasti, kapanpun,
dimanapun dan semakin bertambahnya zaman maka akan
semakin besar pula resiko yang akan dihadapi. Kita
sebagai manusia tidak seorangpun mengetahui tentang
apa yang akan terjadi masa yang akan datang dan resiko
apa yang sudah menunggu, ini dikarenakan dimasa yang
akan datang merupakan penuh dengan ketidakpastian
dan belum jelas resiko yang akan terjadi. Resiko dapat
menimpa diri kita sendiri, sakit, kematian, kehilangan
harta benda seperti kebakaran, kerugian, kecelakaan.
Kerugian yang ditimbulkan bukan hanya tentang
kerugian berupa fisik maupun mental bagi yang terkena
musibah tapi berefek kepada yang lainya.

512
Kesadaran masyarakat untuk mengantisipasi
resiko merupakan hal yang sangat menarik karena
masyarakat mempunyai banyak hal karena masyarakat
memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya baik secara
modernmaupuntradisional. Dalam tradisional misalnya
dengan menggunakan ritual-ritual khusus maupun secara
modern yaitu dengan menggunakanasuransi.
Cara-cara masyarakat dalam menghadapi resiko
telah banyak dijelaskan dan dibahas oleh berbagai
ilmuwan yang dipublikasikan lewat media-media sosial
elektronik, banyak media yang membahas ataupun
menayangkan situasi dan cara masyarakat di pedesaan
yang lebih cenderung menghadapi resiko tersebut dengan
ritual-ritual yang diturunkan oleh leluhurnya dan untuk di
nagari aua kuniang, kecamatan Pasaman, kabupaten
Pasaman Barat provinsi Sumatera Barat sendiri biasanya
ritual itu dinamakan dengan (tolak bala). Melihat dari
perilaku masyarakat tersebut yang melakukan berbagai
cara untuk mengatasi suatu resiko, baik itu dengan cara
ritual-ritual maupun dengan menggunakan asuransi yang
sebagaimana sudah lama berkembang di sekitar
masyarakat.

513
Menurut (dewi, 2019) Asuransi merupakan
sebuah lembaga yang dapat didirikan atas dasar untuk
menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai risiko yang
mungkin terjadi, dengan harapan pada saat dialihkan
resiko ke pihak asuransi maka perusahaan menjadi lebih
fokus dengan usaha yang dijalankan. Sedangkan menurut
Prof. Mehr dan Cammack asuransi adalah alat sosial
untuk mengurangi risiko, dengan menghubungkan
sejumlah yang menandai unit-unit yang terkena risiko,
sehingga kerugian-kerugian individual mereka secara
kolektif dapat diramalkan. Kemudian kerugian yang
dapat diramalkan untuk dipikul merata oleh mereka yang
sudah bergabung. (dewi, 2019, hal 92).
Masalah pemahaman masyarakat tentang asuransi
syariah tidak bisa dilepaskan dari permasalahan
pemahaman masing-masing individu dalam memandang
aspek hukum dari asuransi, banyak pemikiran masyarakat
yang muncul yang berbeda-beda dari kalangan
masyarakat dalam menyikapi aspek hukum asuransi dan
kepercayaan-kepercayaan terhadap hal itu, kehalalan
suatu produk dan keharaman serta citra penipuan yang
terdapat didalam asuransi tersebut. Maka itu perlu adanya

514
cara-cara yang mampu meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan yang mendasar masyarakat terhadap
asuransi syariah. Agar masyarakat mampu mengerti dan
membedakan asuransi tersebut.
Pada saat ini masyarakat yang mengetahui tentang
asuransi sudah tergolong banyak tapi berbeda halnya
dengan asuransi syariah, dimana asuransi ini masih
tergolong asing oleh sebagian masyarakat. Sebagian
masyarakat lebih banyak memilih asuransi konvensional
dikarenakan masyarakat sekarang masih beranggapan
bahwa asuransi syariah sama saja dengan asuransi
konvensional tidak ada bedanya, oleh sebab itu
masyarakat menjadi tidak ingin berpaling dari asuransi
yang sudah lama mereka gunakan atau mereka
mempercayai terhadap asuransi. Ditambah dengan
masyarakat belum banyaknya yang
menggunakanasuransi syariah tersebut, jadi rasa percaya
mereka terhadap asuransi tersebut masih terlalu kecil
untuk beralih ke asuransi lain. Artikel ini bermaksud
untuk menganalisis tentang tingkat pemahaman
masyarakat terhadap asuransi syariah di kalangan
masyarakat.

515
METODE PENELITIAN
Pada penulisan artikel ini, penulis menggunakan
penelitian kualitatif deskriptif, yang mana analisis
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
terhadap bagaimana pemahaman masyarakat Aua
Kuniang, kecamatan Pasaman, kabupaten Pasaman barat
tentang asuransi syariah. Untuk mendapatkan data data
dan segala informasi terkait tentang tingkat pemahaman
masyarakat tentang asuransi syariah, maka telah
dilakukan wawancara dengan masyarakat sekitar baik
yang menggunakanasuransi ataupun sama sekali tidak
menggunakanasuransi sama sekali sebanyak empat
orang, yang mana dua orang yang menggunakan asuransi
dan dua orang yang tidak menggunakan asuransi,
wawancara dilakukan pada hari Jumat tanggal 25 Juni
2021. disamping itu telah dilakukan juga observasi
terhadap tempat yang diteliti.

PEMBAHASAN
Menurut (prodjodikoro, 1987) Asuransi adalah
suatu perjanjian dimana pihak yang menjamin berjanji
kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah

516
uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin
akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu
peristiwa yang belum jelas.
Istilah asuransi dalam perkembanganya di
Indonesia berasal dari kata belanda “assurantie” yang
kemudian menjadi “asuransi” dalam bahasa Indonesia.
Istilah assurantie bukanlah istilah asli bahasa belanda
akan tetapi berasal dari bahasa latin yaitu assurance yang
berarti “meyakinkan orang” kata ini kemudian dikenal
orang dalam bahasa prancis sebagai assurance.
Sedangkan dalam bahasa belanda istilah
“pertanggungan” dapat diterjemahkan menjadi
danassurance insurance. Kedua istilah ini sebenarnya
memiliki pengertian berbeda , insurance mengandung arti
menanggung segala sesuatu yang mungkin terjadi.
Sedangkan assurance berarti menanggung sesuatu yang
pasti terjadi. Istilah assurance lebih lanjut dikaitkan
dengan pertanggungan yang berkaitan dengan masalah
jiwa seseorang.(Soemitra, 2009, hal. 243)
Menurut (Salim, 2000) mengartikan asuransi
sebagai suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-
kerugian kecil yang sudah pasti sebagai pengganti

517
(substitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti.
Jadi Secara sederhana, dalam asuransi, orang bersedia
membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang
agar bisa menghadapi kerugian-kerugian besar yang
mungkin terjadi pada waktu mendatang. Besar kerugian -
kerugian yang mungkin terjadi tersebut dipindahkan
kepada perusahaan asuransi.
Asuransi dapat diartikan dari dua sudut
pandangan. Pertama, asuransi sebagai perlindungan
terhadap risiko keuangan yang disediakan pihak insurer.
Kedua, asuransi alat penggabungan risiko dari banyak
orang atau perusahaan melalui sumbangan aktual atau
yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar
klaim. Ciri-ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer
risiko bahwa asuransi memerlukan penyatuan (pooling)
risiko, yaitu insurer menggabungkan risiko dari banyak
tertanggung. Melalui gabungan maupun kombinasi ini
insurer meningkat kemampuannya untuk meramalkan
kerugian-kerugian harapan (expected losses). (dewi,
2019)
Asuransi pada umumnya adalah suatu perjanjian
timbal balik dalam mana pihak penanggung dengan

518
menerima premi, meningkatkan diri untuk memberikan
pembayaran kepada pengambil asuransi atau orang yang
ditunjuk, karena terjadinya suatu peristiwa yang belum
pasti yang disebut dalam perjanjian, baik karena
pengambilan asuransi atau tertunjuk menderita kerugian
yang disebabkan oleh peristiwa mengenai hidup,
kesehatan maupun meninggalnya seseorang tertanggung.
(Poedjosoebroto, 1980, hal. 82)
Pengertian asuransi terdapat dalam pasal 1 angka
(1) undang-undang No 2 tahun 1992(untuk selanjutnya
diangkat dengan UUP) tentang usaha perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
atau yang ditanggung jawabkan hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin dideritatertanggung yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meningeal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan (B., 2010)

519
Asuransi konvensional merupakan produk
asuransi yang menggunakan prinsip jual beli risiko. Jadi
premi asuransi konvensional tersebut sebenarnya
dibayarkan untuk membelirisiko yang terjadi. Dari segi
perusahaan dan nasabah, sementara itu dengan asuransi
konvensional menerapkan sistem sebaliknya. Yang mana
transaksi yang dilakukan haruslah pasti dan tidak boleh
keliru. Pengelolaan dana ini dalam asuransi konvensional
pun tidak bisa lepas dari riba. Ini karena dana yang
dikumpulkan biasanya akan dikelola ke deposit dan
obligasi. Yang mana instrumen ini tersebut sering kali
tidak bisa lepas dari hasil bunga dan riba. Termasuk pula
beberapa perusahaan yang biasa menjual barang-barang
haram yang dilarang dalam ajaran islam.
Menurut (subagyo dkk, 2016) Pada era revolusi
industri, era mekanisasi pertanian dan reformasi produk
asuransi telah bermunculan beberapa jenis asuransi
antara lain: asuransi kendaraan, asuransi pertanian,
asuransi pabrik, asuransi perjalanan, asuransi pesawat,
asuransi satelit, asuransi handphone/laptop, asuransi
kesehatan, asuransi pendidikan, perkembangan usaha
perasuransian, tidak hanya meliputi pada usaha

520
perasuransian saja, akan tetapi juga pada usaha
penunjang asuransi seperti usaha perasuransian, serta
adanya perubahan fungsi asuransi menjadi fungsi
investasi.
Prinsip-Prinsip Asuransi Menurut (Subagyo dkk,
2016) setidaknya ada 6 prinsip dasar tentang asuransi di
dalam dunia asuransi yang bisa menjadi catatan kita juga
a. Insurable interest
Adalah hak untuk mengadakan asuransi antara
tertanggung dan yang diasuransikan yang diakui oleh
hukum. Prinsip ini sering diartikan sebagai
kepentingan yang dipertanggungkan. Kepentingan
adalah hak atau kewajiban tertanggung terhadap benda
pertanggungan. Kepentingan dalam asuransi
dirumuskan dalam pasal 250 KUHD dan pasal 268
KUHD, yang mensyaratkan kepentingan harus
terdapat 3 unsur yaitu yang dapat dinilai dengan uang;
dapat diancam oleh suatu bahaya dan tidak
dikecualikan oleh undang - undang.
b. Utmost good faith
Adalah adanya kejujuran oleh si penanggung
mengenai syarat dan kondisi asuransi dan si

521
tertanggung sendiri juga harus memberikan
keterangan yang jelas dan jujur tentang objek yang
dipertanggungkan. Nah, prinsip ini adalah tindakan
untuk mengungkapkan semua fakta dari objek yang
diasuransikan baik yang diminta ataupun tidak
secara lengkap dan akurat. Prinsip ini sering dikatakan
sebagai prinsip itikad baik. Pasal 1338 (3) BW
menyatakan bahwa setiap perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik.
c. Indemnity
Seperti yang ditulis dalam KUHD pasal 252,
253 dan 278, pihak penanggung akan menyediakan
dana kompensasi agar si tertanggung dapat berada
dalam posisi keuangan sebelum terjadi peristiwa
tertentu yang mengakibatkan kerugian tersebut.
Prinsip ini sering dikatakan sebagai prinsip ganti rugi.
Isi prinsip indemnitas adalah keseimbangan,
seimbang antara jumlah ganti kerugian dengan
kerugian yang benar-benar diserita oleh tertanggung,
keseimbangn antara jumlah pertanggungan dengan
nilai sebenarnya benda pertanggungan. Prinsip ini
hanya berlaku bagi asuransi kerugian, tetapi tidak

522
berlaku bagi asuransi jumlah (jiwa), karena pada
asuransi jumlah prestasi penanggung adalah
membayar sejumlah uang seperti yang telah
ditetapkan pada saat perjanjian ditutup.
d. Proximate cause, Penyebab yang menimbulkan
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa ada
intervensi dari sesuatu.
e. Subrogation
Setelah klaim dibayar maka ada pengalihan hak
tuntut dari Tertanggung kepada Penanggung. Prinsip
ini diartikan sebagai penyerahan hak menuntut /
menggugat dari tertanggung kepada Penanggung
maka ketika jumlah ganti kerugian sepenuhnya
sudah diganti oleh Penanggung. Dasar hukum prinsip
ini terdapat dalam pasal 284 KUHD.
f. Contribution
Penanggung memiliki hak untuk mengajak
Penanggung yang lain untuk menanggung bersama-
sama, namun kewajiban memberikan indemnity
terhadap Tertanggung tidak harus sama. Prinsip ini
terjadi jika ada double insurance sebagaimana diatur
dalam pasal 278 KUHD, yaitu jika dalam satu-satunya

523
polis, ditandatangani oleh beberapa Penanggung.
Dalam hal yang demikian, maka penanggung itu
bersama-sama menurut imbangan dari jumlah-jumlah
untuk Penanggung telah menandatangani polis,
memikul kewajiban sesuai harga sebenarnya dari
kerugian yang diderita oleh tertanggung

1. Asuransi Syariah.
Menurut (Nuraeni, 2018) Asuransi syariah pada
awalnya adalah suatu kelompok yang bertujuan
membentuk arisan untuk meringankan beban
keuangan individu dan menghindari kesulitan
pembiayaan, Secara umum konsep asuransi
merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok
orang yang masing-masing menghadapi kerugian kecil
sebagai suatu yang tidak dapat diduga. Apabila
kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang
menjadi anggota perkumpulan itu, kerugian itu akan
ditanggung bersama oleh mereka.
Berdasarkan fatwa dewan syari’ah nasional No
21/DSN-MUI/X/2001, bahwa asuransi syariah
(ta’min, takaful, tadhamun) adalah usaha saling

524
melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah
orang melalui investasi dalam bentuk asset-aset dan
tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko bahaya tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Asuransi syariah adalah salah satu sistem
asuransi yang mana peserta peserta saling
menanggung risiko dengan cara menghibahkan
sedikit, sebagian atau seluruh melalui dana tabarru’
hal semacam ini sering dikatakan sharing of risk.
Dana akan digunakan untuk membayar klaim jika
suatu saat nanti peserta mengalami musibah. Yang
tidak diduga Dan perusahaan ini bertindak sebagai
salah satu pemegang amanah dalam mengelola dana
dan menginvestasikan dana tersebut dari kontribusi
peserta yang sudah membayar kalim. Ini menandakan
itu perusahaan itu hanya bertindak dalam koridor
operasional saja dan bukan malah sebagai
menanggung.
Hukum asuransi syariah merupakan panduan
boleh atau tidaknya asuransi di indonesia hukum
asuransi syariah dalam agama islam dan sesuai Al-

525
Quran, dalam al-Quran dan hadis hukum asuransi
berbasis syariah dan penerapanya terdapat dalam
beberapa ayat yaitu:An-Nisa 9.

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-


orang yang sekiranya mereka meninggalkan
keturunan yang lemah di belakang mereka yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh
sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah,
dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar.

HR Muslim dari abu Hurairah, “barang siapa


melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan
didunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya
pada hari kiamat”
Dalam asuransi syariah menggunakan akad-
akad yang digunakan yaitu: (abdullah, 2018)
a. Akad Tabarru: adalah akad semua bentuk akad
yang dilakukan dengan tujuan kebijakan dan

526
tolong-menolong bukan semata untuk tujuan
komersial.
b. Akad Tijarah: adalah akad yang dilakukan untuk
tujuan komersial, bentuk akadnya
menggunakanmudharabah.
c. Akad wakalah bil ujrah, yaitu akad tijarah yang
memberikan kuasa kepada perusahaan sebagai
wakil peserta untuk mengelola dana tabarru’ dan
atau dana investasi peserta, sebagai kuasa atau
wewenang yang diberikan dan berupa ujrah (fee).
d. Akad Mudharabah, adalah akad tijarah yang
memberikan kuasa kepada perusahaan sebagai
mudharib untuk mengelola investasi dan tabarru’
clan/ untuk dana investasi peserta, serta kuasa atau
wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa
bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati
sebelumnya.
2. Perbedaan (Takaful) Asuransi Syariah dengan
Asuransi Konvensional.
Hasil kajian para cendekiawan muslim dan pakar
ekonomi mengenai takaful dan asuransi konvensional
antara lain mengemukakan perbedaan antara takaful

527
dan asuransi konvensional, yaitu sebagai berikut:
(Ichsan, 2007)
a. Operasional asuransi takaful berasaskan ajaran
Islam, seperti menghilangkan unsur-unsur yang
diharamkan. Sedangkan asuransi konvensional
tidak berasaskan syariat sehingga operasionalnya
perusahaan tidak dapat terhindar dari unsur yang
dilarang oleh Islam, seperti unsur al-gharar, al-
maisir dan al-riba.
b. Dari sudut kontrak, kontrak takaful adalah didasari
atas prinsip al-takaful dan al-mudharabah,
sedangkan kontrak asuransi konvensional adalah
sebuah kontrak berdasarkan kepada perniagaan
atau jual beli semata.
c. Takaful mengamalkan prinsip saling jamin-
menjamin, kerjasama dan saling bantu-membantu
berlandaskan konsep tabarru’ di antara para
peserta, sedangkan asuransi konvensional tidak ada
pengamalan tabarru’ hanya perjanjian ganti
kerugian oleh perusahaan asuransi.
d. Peserta takaful akan mendapat dua keuntungan
yaitu keuntungan investasi dan bantuan manfaat

528
keuangan, sedangkan peserta asuransi konvensional
hanya mendapat satu keuntungan yaitu uang
pengganti.
e. Takaful memiliki Dewan Pengawas Syariah yang
berfungsi untuk mengawasi skim dan pelaburan
dana wang yang diperoleh, sedangkan asuransi
konvensional tidak memiliki dewan ini.
f. Dalam takaful investasi dana berasaskan kepada
sistem bagi hasil (al-Mudharabah), sedangkan
dalam asuransi konvensional pelaburan dana
berasaskan bunga (interest).
g. Dana yang terkumpul (premi) merupakan milik
peserta dalam perusahaan takaful. Sedangkan
dalam asuransi konvensional dana yang terkumpul
dari peserta adalah menjadi milik perusahaan
asuransi.
h. Dalam takaful uang yang diberikan kepada peserta
berasal dari dana tabarru’, sedangkan dalam
asuransi konvensional dana yang diambil adalah
berasal dari uang milik perusahaan asuransi.
i. Keuntungan yang diterima oleh perusahaan takaful
akan dibagikan kepada peserta sesuai dengan

529
perjanjian akad al mudharabah, sedangkan dalam
asuransi konvensional seluruh keuntungan menjadi
milik perusahaan asuransi.
3. Tingkat Pemahaman Masyarakat Tentang
Asuransi Syariah.
Tingkat pengetahuan masyarakat sangatlah
penting, pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
sangat berpengaruh terhadap orang tersebut dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari, bukan hanya
itu tingkat pengetahuan seseorang juga sangat
menentukan bagaimana kehidupan dimasa yang akan
datang. Apalagi di era sekarang yang sudah maju dan
berkembang jadi pengetahuan sangatlah penting.
Masyarakat harus lebih pintar untuk mengetahui cara
melindungi diri, melindungi harta dan segala hal yang
mereka miliki dengan cara menggunakan asuransi
misalnya.
Sebagai umat islam kita juga harus bisa memilih
mana asuransi yang cocok untuk kita gunakan dan
sesuai dengan ajaran islam, Tapi sayangnya hanya
sebagian masyarakat yang mengetahui tentang hal ini,
untuk memilih asuransi pun kita juga harus memiliki

530
pengetahuan, agar kita bisa memilih dan membedakan
mana asuransi konvensional dan asuransi syariah
yang sesuai dengan yang diajarkan oleh agama.
Perkembangan dan pertumbuhan asuransi syariah
di Indonesia mengalami pencapaian yang baik,
terlebih lagi ketika ditetapkannya keputusan menteri
keuangan tahun 2003 tentang perizinan bagi
pembukaan perusahaan asuransi dan unit usaha
syariah dari perusahaan konvensional, asuransi syariah
di indonesia mulai mengalami perkembangan dan
pertumbuhan yang signifikan sehingga sekarang.
Perkembangan pasca-KMK 2003, dalam waktu empat
tahun saja lahir 40 perusahaan asuransi syariah,
sampai saat ini asuransi syariah berkembang sangat
pesat. Banyak asuransi konvensional yang melahirkan
unit atau cabang yang berbasis syariah dan beberapa
perusahaan yang sedang dalam persiapan untuk
mendirikan asuransi islam baru. (Fauzi, 2019, hal. 94)
Pertumbuhan asuransi syariah didukung oleh
ketentuan regulasi yang menjamin kepastian hukum
kegiatan asuransi syariah. Ketentuan hukum yang
mengatur asuransi syariah antara lain: keputusan

531
menteri keuangan nomor:4421/KMK.06/20003
tanggal 30 september 2003 tentang penilaian
kemampuan dan kepatutan bagi direksi dan komisaris
perusahaan perasuransian. Keempat, keputusan
menteri keuangan nomor:422/KMK.06/2003 tanggal
30 september 2003 tentang penyelenggaraan usaha
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.
Kelima keputusan menteri keuangan nomor:
423/KMK.06/2003 tanggal 30 september 2003 tentang
pemeriksaan perusahaan perasuransian. Keenam,
keputusan menteri keuangan
nomor:424/KMK.06/2003 tanggal 30 september 2003
tentang keuangan perusahaan asuransi dan dan
perusahaan reasuransi. Ketujuh keputusan menteri
keuangan nomor:426/KMK.06/2003 tanggal 30
september 2003 tentang perizinan usaha perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi. Ketentuan
asuransi syariah yang sebelumnya belum diatur dalam
UU No 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian,
sekarang sudah diatur dan disatukan dalam undang-
undang yaitu UU No 40 tahun 2014 tentang
perasuransian. Sebagaimana yang disebutkan

532
sebelumnya bahwa asuransi berbasis investasi baik
konvensionalmaupun syariah belum ada pengaturan
secara khusus meskipun dan peraturan otoritas jasa
keuangan sendiri. (Fauzi, 2019, hal 95)
Dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan
(Nelva dkk, 2021) pada tanggal 25 juni 2021 terhadap
sepuluh (empat) masyarakat yang tinggal di aua
kuniang kecamatan pasaman, yaitu dua orang yang
menggunakan asuransi dan dua orang yang tidak
menggunakan asuransi sama sekali, hasilnya dari
empat tersebut hanya satu orang yang mengenal atau
mengetahui tentang asuransi syariah, sedangkan tiga
orang lainya tidak mengetahui atau mengenal asuransi
syariah itu sendiri. Faktorpengetahuan, factor social,
factor penghasilan, budaya, penghasilan dan pekerjaan
ini semua mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka
terhadap asuransi syariah tersebut. masyarakat yang
tinggal jauh dari pusat kota tentu pola pikirnya akan
berbeda dengan masyarakat yang sudah tinggaldi kota.
Masyarakat yang tinggal di pedesaan tentu
kebudayaan dan norma-norma masih berlaku dan
sangat kental, maka dari pola kebudayaan pula mereka

533
melindungi apa yang mereka punya dan mengatasi
resiko dengan cara mereka sendiri, sedangkan pola
kebudayaan ini sangat erat kaitanya dengan agama dan
dan ritual-ritual terdahulu. Hanya sebagian kecil dari
mereka yang mau melihat keluar dan mau menerima
hal baru. Jika dikota-kota masyarakat sudah sangat
paham dengan asuransi syariah, berbeda halnya
dengan masyarakat pedesaan yang masih sedikit asing
dengan asuransi itu sendiri, rasa enggan dan takut
ditipu lebih mendominasi disini.
Ini membuktikan bahwa, keberadaan asuransi
syariah di tengah masyarakat masih sangat belum
diketahui kehadiranya oleh masyarakat, walaupun
sebagian dari mereka sudah ada yang
menggunakanasuransi, tapi yang mereka gunakan
hanya asuransi konvensional yang lebih dulu mereka
ketahui dan mereka kenal dibandingkan asuransi
syariah. Bahkan ada juga sebagian dari mereka yang
beranggapan asuransi konvensional dan syariah itu
sama. Jika dilihat dari segi pengertian asuransi syariah
dan konvensional itu sangat berbeda sebagaimana

534
yang telah dibahas diatas. Selain itu dari segi prinsip
pengelolaan juga sangat berbeda.
Prinsip pengelolaan risiko asuransi syariah adalah
berbagi risiko (risk sharing), yaitu resiko yang
ditanggung bersama sesame peserta asuransi. Hal ini
dimaknai dari fatwa DSN MUI bahwa asuransi
syariah adalah kegiatan melindungi dan tolong
menolong di antara sejumlah orang/pihak yang berarti
risiko yang terjadi juga akan dibagi kepada semua
peserta asuransi syariah. Sementara itu prinsip
pengelolaan risiko asuransi konvensional adalah
transfer risiko (risk transfer) risiko asuransi
konvensional adalah transfer risiko (risk transfer)
yaitu prinsip risiko dengan cara mentransfer atau
memindahkan resiko peserta asuransi ke perusahaan
asuransi. (Fauzi, 2019)
Tantangan terbesar asuransi syariah salah satunya
yaitu produk (takaful) asuransi syariah dan cara kerja
adalah salah satu kendala besar pertumbuhan asuransi
syariah ini, akibatnya masyarakat menjadi tidak
tertarik menggunakan asuransi syariah ini dan jauh
lebih memilih asuransi konvensional. Selain itu

535
tantangan terbesar asuransi syariah yaitu adalah
bagaimana pihak asuransi meyakinkan masyarakat
dan semua manfaat dan keuntungan dalam
menggunakan asuransi syariah, pihak asuransi perlu
mensosialisasikan serta mengkomunikasikan tentang
nilai dari asuransi tersebut, kita juga harus bisa
meyakinkan bahwa asuransi syariah bukan serta merta
berasal dari agama, tapi disana juga disana
memperlihatkan keuntungan dan segala manfaat yang
diberikan dari produk asuransi tersebut mudah dikenal
dan diingat. Tapi pada saat ini kenyataan yang kita
temukan di lapangan menunjukan para pelaku
ekonomi syariah saat ini masih menghadapi segala
tantangan berat dalam menanamkan prinsip syariah ini
dikarenakan ekonomi konvensional sudah sangat
mengakar kuat dalam perekonomian nasional saat ini
dan itu semua membuat umat islam terlena.
Dalam berasuransi kita juga harus menggunakan
asuransi yang sesuai dengan agama yang diajarkan
dalam islam, ini karena berasuransi secara islam
merupakan salah satu prinsip hidup yang didasarkan
pada tauhid, setiap manusia pasti menyadari kalau

536
sesungguhnya setiap diri kita tidak memiliki daya dan
upaya apapun ketika musibah datang dari Allah SWT.
baik itu berupa kebakaran, kecelakaan ataupun
kematian sekalipun. Tapi disini manusia mempunyai
berbagai cara dalam mengatasi atau menangani segala
resiko yang terjadi, cara yang paling sederhana yaitu
dengan menanggung sendiri resiko tersebut, selain itu
bisa juga dengan cara mengalihkan resiko ke pihak
yang lain dan yang terakhir bisa juga dengan cara
mengelola secara bersama. Mekanisme asuransi
syariah terkait dengan kelompok. Ini menunjukan
bahwa musibah bukan masalah pribadi (individual),
melainkan secara kelompok, walaupun musibah
tersebut hanya menimpa individu. Terlebih lagi
musibah itu menyangkut masyarakat, seperti tsunami,
gempa, banjir bandang, badai, tanah longsor, gunung
meletus yang datang menimpa masyarakat luas.
Adapun kendala-kendala dalam pengembangan
asuransi syariah yaitu.
a. Kesadaran masyarakat sangat kurang terhadap
sangat pentingnya keberadaan produk asuransi

537
syariah hanya dikenal sedikit oleh masyarakat
sekitar
b. produk-produk yang ditawarkan oleh asuransi
syariah masih terbatas dibandingkan asuransi
konvensional yang jauh lebih dulu hadir.
c. Sosialisasi dan edukasi masyarakat mengenai
produk-produk asuransi syariah masih sangat
kurang terhadap masyarakat dibandingkan asuransi
konvensional yang mana merajai produk asuransi
yang ada.
d. nilai komunikasi dan Integrating brand yang
diharapkan terhadap produk asuransi ini sesuai
sehingga market share nya bertambah.
e. Sumber daya manusia bidang yang terdapat pada
asuransi syariah masih sangat rendah dibandingkan
asuransikonvensional yang sudah lama hadir. Ini
menyebabkan pemahaman mereka terhadap
asuransi konvensional sudah sangat paham oleh
mereka karena mereka sudah menganggap hal itu
semacam umum bagi mereka.

538
Manfaat Asuransi Pada dasarnya asuransi
memberikan banyak manfaat bagi pihak tertanggung,
antara lain: (Ichsan, 2007)
a. Rasa aman dan perlindungan Polis asuransi yang
dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa
aman dari risiko atau kerugian yang mungkin
timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-
benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak
atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau
ditentukan berdasarkan perjanjian antara
tertanggung dan penanggung.
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang
untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi
yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara
periodik dengan memperhatikan secara cermat
faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam
asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai
pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat
kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak.
Semakin besar nilai pertanggungan, semakin besar

539
pula premi periodik yang harus dibayar oleh
tertanggung.
c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan
untuk memperoleh kredit
d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber
pendapatan Premi yang dibayarkan setiap periode
memiliki substansi yang sama dengan tabungan.
Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga
atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai
dengan perjanjian kedua belah pihak).
e. Alat penyebaran risiko Risiko yang seharusnya
ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga
pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi
tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha Investasi
yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan
risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai
macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan,
dan lain-lain).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman


Masyarakat

540
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Masyarakat tentang asuransi syariah sb:
a. FaktorBudaya dan Norma-Norma
Jika dilihat dari segi budaya, masyarakat yang
berada di pedesaan, budayanya masih kental, maka
dari itu mereka menjadikan budaya dan norma-
norma yang ada untuk mengatasi resiko yang
terjadi. Yaitu dengan menggunakan ritual-ritual
yang mereka yakini.
b. Kurangnya Pengenalan tentang Asuransi Syariah
Kurangnya pengenalan tentang asuransi syariah
terhadap masyarakat, membuat masyarakat
beranggapan bahwa asuransi syariah dan
konvensional itu sama saja. Karena sedikitnya
sosialisasi dari agen asuransi syariah.
c. Faktor Pekerjaan
Kebanyakan dari mereka memiliki pekerjaan
sebagai petani, pekerjaan sebagai petani
penghasilanmereka pun hanya sedikit, karena itu
mereka beranggapan bahwa, tidak perlu
menggunakan asuransi, karena harta yang mereka
miliki sedikit.

541
d. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan yang minim terhadap asuransi syariah,
membuat masyarakat beranggapan bahwa, asuransi
syariah dengan konvensional sama saja, mereka
menjadi tidak bisa membedakan mana asuransi
syariah dan mana yang konvensional. Mereka tidak
mengetahui cara membedakan mana produk
asuransi syariah dan konvensional ditambah lagi
kebanyakan produk syariah banyak dikembangakan
oleh asuransi konvensional ini yang membuat
mereka menjadi bingung membedakan.
e. Factor Masyarakat dan Sosial
Penghasilan yang sedikit membuat masyarakat
enggan dalam menggunakan asuransi tersebut,
terlebih bagi mereka yang sudah lama dalam
menggunakan asuransi konvensional, membuat
mereka malas berpaling menggunakan asuransi
syariah.
f. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor
yang sangat berefek kepada masyarakat, faktor
lingkungan sangat bisa membentuk suatu

542
kepribadian seseorang, jika di lingkungannya
banyak yang menggunakan asuransi syariah, maka
masyarakat yang lainya juga akan mengenal apa itu
asuransi syariah. Karena kebanyakan sifat
masyarakat tidak ingin ketinggalan dari yang lain,
maka itu pengaruh di lingkungan ini sangat
berpengaruh.

5. Faktor Penyebab Kurangnya Minat Masyarakat


terhadap Asuransi Syariah.
Selain masyarakat yang beranggapan bahwa
asuransi syariah dan konvensional itu sama, ada
beberapa faktor kenapa masyarakat tidak mau beralih
dari asuransi yang sudah lama mereka gunakan.
a. Rata-rata produk syariah kebanyakan
dikembangkan oleh perusahaan yang awalnya
memasarkan produk asuransi konvensional. Ini
menyebabkan produk syariah kalah saing
dibandingkan asuransi konvensional yang mana
produk ini lebih dulu ada dibandingkan produk
syariah.

543
b. Masih sedikit masyarakat yang menggunakan
asuransi syariah, membuat masyarakat menjadi
lebih percaya akan asuransi konvensional. Karena
rasa percaya terhadap masyarakat masih rendah
membuat mereka yang sudah menggunakan
asuransi konvensional lebih memilih bertahan,
karena masih sedikitnya orang-orang yang
menggunakan asuransi konvensional.
c. Kurangnya kemampuan masyarakat dalam
membaca atau membedakan produk asuransi
syariah dan konvensional. Ini dikarena produk yang
ada di asuransikonvensionalhampir sama dengan
produk asuransi syariah.
d. Kurangnya pengenalan dan sosialisasi dan
pengenalan produk-produk pada asuransi syariah
lebih dalam oleh pemerintah maupun agen asuransi
sendiri kepada masyarakat, membuat pengetahuan
masyarakat terhadap asuransi syariah itu sendiri
hanya sedikit.
Maka dari itu dapat dilihat bahwa dari keadaan
tersebut, keberadaan asuransi syariah di tengah
masyarakat masih banyak belum diketahui oleh orang

544
awam, disamping itu masyarakat masih banyak belum
mengetahui tentang yang mana produk asuransi
konvensional dan mana yang asuransi syariah. Disney
dukungan pemerintah sangat penting. Dukungan dari
pihak kalangan pemerintah akan berpengaruh besar
dalam pengembangan asuransi syariah. Disini yang
paling dibutuhkan bukannya peran dari asuransi
syariah saja, tapi juga dari pemerintah, jika dilihat dari
beberapa kendala yang dihadapi, pemerintah harus
lebih gencar memperkenalkan produk asuransi syariah
itu pada masyarakat, memperkenalkan bahwa
keuntungan asuransi ini sangat banyak keuntungannya
bagi mereka, bukan hanya pada masyarakat yang
mudah dijangkau saja tapi dapat mereka yang sulit
dijangkau sekalipun.

KESIMPULAN
Asuransi syariah merupakan asuransi yang
berlandasan ajaran islam, asuransi ini bersifat tolong-
menolong dan didalamnya tidak ada riba. Sedangkan
asuransi konvensional merupakan asuransi yang memiliki

545
prinsip jual beli, dan didalamnya tidak terlepas dari riba.
Asuransi syariah terkait dengan kelompok. Ini
menunjukan bahwa musibah bukan masalah pribadi
(individual), melainkan secara kelompok, walaupun
musibah tersebut hanya menimpa individu. Terlebih lagi
musibah itu menyangkut masyarakat, seperti tsunami,
gempa, banjir bandang yang datang menimpa masyarakat
luas. Asuransi syariah dan konvensional itu sangat jauh
berbeda baik dari prinsip dan akad-akad yang digunakan
di antara keduanya.
Dilihat dari pemaparan diatas maka dapat
disimpulkan, bahwa masyarakat masih banyak yang
belum mengetahui apa itu asuransi syariah dan apa
perbedaan antara asuransi syariah dan konvensional,
selain faktor pengetahuan masih banyak faktor yang
membuat masyarakat yang tidak tahu akan keberadaan
asuransi tersebut. ditambah di daerah tersebut perusahaan
asuransi yang berbasis syariah masih sedikit Dan masih
sedikitnya masyarakat yang menggunakan asuransi
syariah tersebut, membuat masyarakat sedikit ragu
dengan asuransi tersebut.

546
Disamping itu produk-produk syariah banyak
dikembangkan oleh asuransi konvensional membuat
masyarakat beranggapan bahwa asuransi syariah dan
konvensional itu sama tidak ada beda diantara keduanya.
Faktor budaya dan norma-norma yang ada, menjadi salah
satu penghambat, karena kepercayaan masyarakat
terhadap budaya dan norma tersebut menjadikan budaya
tersebut untuk mengatasi segala resiko yang terjadi
diantara mereka dengan ritual-ritual yang orang terdahulu
nenek moyang ajarkan kepada mereka.
Dalam berasuransi kita juga harus menggunakan
asuransi yang sesuai dengan agama yang diajarkan dalam
islam, ini karena berasuransi secara islam merupakan
salah satu prinsip hidup yang didasarkan pada tauhid,
setiap manusia pasti menyadari kalau sesungguhnya
setiap diri kita tidak memiliki daya dan upaya apapun
ketika musibah datang dari Allah SWT. baik itu berupa
kebakaran, kecelakaan ataupun kematian sekalipun. Tapi
disini manusia mempunyai berbagai cara dalam
mengatasi atau menangani segala resiko yang terjadi,
cara yang paling sederhana yaitu dengan menanggung
sendiri resiko tersebut, selain itu bisa juga dengan cara

547
mengalihkan resiko ke pihak yang lain dan yang terakhir
bisa juga dengan cara mengelola secara bersama.
Tapi dalam berasuransi memberikan pemahaman
terhadap masyarakat sangat penting dan untuk
memberikan pemahaman itu dibutuhkan orang atau
sumber daya manusia yang ahli dalam bidang asuransi
tersebut, karena disini dalam penggunaannya orang
tersebut harus hali dalam menyampaikan baik dari akad-
akad, produk dan perbedaan antara asuransi konvensional
dan asuransi syariah. tapi sayanya dilihat dari keadaan
sekarang sumber daya manusia di bidang itu sangat
sedikit sekali, ini dikarenakan masyarakat lebih ke
ekonomi konvensional yang mana ekonomi ini lebih dulu
berkembang.

548
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Dewi I.A.M.S. (2019). Manajemen Resiko. Bali: UNHI
Press.
Fauzi W. (2019). Hukum Asuransi di Indonesia. Padang:
Andalas University Press
Nuraeni. (2018). Analisis Factor-Faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Asuransi Syariah pada
PT. Prudential. Banten: Maulana Hasanuddin
Prodjodikoro W. (1987). Hukum Asuransi di
Indonesia.Jakarta: Intermasa.
Salim A. (2000). Asuransi dan Manajemen Resiko Cet
Keenam. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Soemitra A. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Subagiyo D.T & Salviana F.M. (2016). Hukum Asuransi.
Surabaya: PT. Revka Petra Media.

Jurnal Ilmiah.
Abdullah J., (2018). Akad-Akad dalam Asuransi Syariah.
Tawazun:Journal Of Sharia Economic Law 1(1), 20-21.

549
B E., (2010). Klaim Ganti Rugi dalam Perjanjian
Asuransi Kendaraan Bermotor, Pranata Hukum,
5(2), 101.
IchsanN., (2007).Antara Asuransi Konvensional dengan
Takaful. dalam Jurnal Koordinat, 8(2),161-162.

Wawancara
Nelva. Dilla w. Indah S. Sari. Wawancara kelompok.
Asuransi Syariah. Jumat 25 Juni 2021.

550
MINAT DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
JORONG SIANOK ANAM SUKU KABUPATEN
AGAM BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH
Yolanda Effendy
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Dilihat dari fenomena yang terjadi dilapangan, subjek
penelitian terkhusus di lokasi yang diteliti yaitu Jorong
Sianok Anam Suku, Kec IV Koto, Kabupaten Agam
menimbulkan sedikit pernyataan yaitu: minimnya
pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah.
masyarakat beranggapan bahwasannya bank syariah ini
sama saja dengan bank konvensional. masyarakat
beranggapan bahwa bank syariah itu hanya namanya saja
yang syariah namun penerapannya tidak. Jenis penelitian
yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, analisis yang
bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan
gambaran terkait pengetahuan dan minat masyarakat
jorong Sianok untuk bertransaksi di bank syariah. Untuk
mendapatkan data-data terkait dengan pengetahuan dan
minat masyarakat terhadap bank syariah telah dilakukan
wawancara dengan beberapa masyarakat sekitar. Minat
merupakan rasa lebih suka serta rasa keterikatan pada
sesuatu perihal ataupun aktivitas, tanpa terdapat yang
menyuruh. pengetahuan merupakan suatu ataupun
seluruh yang diketahui serta dimengerti atas dasar
keahlian kita berpikir, merasa, ataupun mengindra. Bank
syariah secara universal merupakan lembaga keuangan

551
yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa lain
dalam kemudian lintas pembayaran dan peredaran uang
disesuaikan dengan prinsip syariah. Dari hal ini dapat
kita ambil kesimpulan bahwasannya pengetahuan
sangatlah berpengaruh terhadap minat masyarakat dan
tentu saja pendorong pengetahuan masyarakat harus juga
dilakukan dengan berbagai macam cara dan strategi
promosi dari pihak bank. Dan tentu juga peranan kita
sebagai mahasiswa perbankan yang seharusnya juga
mampu memberikan sosialisasi bagi masyarakat.

Kata Kunci: Pengetahuan, Bank Syariah, Minat

PENDAHULUAN
Lembaga keuangan pada zaman yang modern ini
sangat diperlukan dalam perekonomian sebagai perantara
antara masyarakat yang kelebihan dana dan kelompok
masyarakat yang memerlukan dana. Menurut SK Menkeu
RI No. 792 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah badan
keuangan yang melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan dan penyaluran dalam
bentuk konsumsi atau distribusi barang dan jasa.
Kenaikan pertumbuhan lembaga keuangan
syariah( lks, perihal yang baru berlangsung di lembaga
keuangan). Kenaikan yang terus bertambah menjadikan

552
lembaga keuangan syariah selaku lembaga keuangan
yang mempunyai kekuatan dalam pemulihan
perekonomian di indonesia. Perihal tersebut pasti saja
bisa kita amati dari prinsip sosial yang terdapat di
lembaga keuangan syariah yang berlandasan Al- quran
serta hadist Dalam perihal ini ekonomi islam maupun
prinsip syariah sudah digadang- gadang selaku sistem
perekonomian yang bisa buat menuntaskan perkara
perekonomian yang terdapat.
UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
merupakan cikal bakal lahirnya sistem keuangan dengan
menggunakan sistem bagi hasil yang operasionalnya
berlandaskan prinsip syariah. Pada tahun 1998 UU No. 7
Tahun 1992 diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang
secara tegas mengakui keberadaan bank yang
berdasarkan prinsip syariah di samping bank
konvensional sehingga diberlakukan sistem perbankan
ganda (dual banking system). Setelah itu lambat laun
berkembang praktek ekonomi syariah di Indonesia baik
dalam bentuk lembaga keuangan bank maupun lembaga
keuangan non bank.

553
Lembaga keuangan syariah hendak terus menjadi
besar pertumbuhannya bila warga mempunyai
permintaan serta bersemangat yang besar sebab aspek
kenaikan uraian serta pengetahuan tentang lembaga
keuangan syariah, di samping aspek pemicu yang lain.
Oleh sebab itu, upaya buat tingkatkan pengetahuan warga
tentang lembaga keuangan syariah jadi strategi isu dalam
pengembanagan lembaga keuangan syariah di masa yang
hendak tiba. Semakin pengetahuan tentang lembaga
keuangan syariah terus menjadi besar mungkin buat
bertransaksi di lembaga keuangan syariah.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman
masyarakat mengenai keuangan syariah dapat berdampak
pada persepsi negatif masyarakat mengenai lembaga
keuangan syariah itu sendiri. Disamping itu juga
dikarenakan masyarakat indonesia sudah terbiasa dengan
lembaga keuangan konvensional menyebabkan sebagian
masyarakat sulit untuk melepaskan diri dari lembaga
keuangan konvensional yang sudah mendarah daging.
Maka dari itu, pemahaman dan pengetahuan masyarakat
mengenai kemudharatan sistem bunga, kemudian
pemahaman tentang prinsip dasar operasional lembaga

554
keuangan syariah sangat diperlukan untuk melepaskan
belenggu tersebut. Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai keuangan syariah dan disertai dengan tingkat
persaingan pasar yang sangat kompetitif menjadi
tantangan tersendiri bagi keuangan syariah dalam
bersaing dengan keuangan konvensional.
Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan
perbankan syariah dihadapkan pada persaingan antara
tingkat bunga bank konvensional dengan tingkat bagi
hasil yang diterima nasabah. Persaingan tersebut
mengarah pada faktor pilihan masyarakat dalam
berinvestasi. Pada kenyataannya, masyarakat lebih
memilih berinvestasi di bank konvensional adalah
berdasarkan tingkat bunga yang ditawarkan. Dengan kata
lain faktor penghambat pertumbuhan keuangan syariah
adalah adanya anggapan bahwa berbisnis dengan
memanfaatkan jasa keuangan konvensional lebih
mendatangkan keuntungan karena bunganya yang tinggi
dibandingkan dengan sistem bagi hasil yang diterapkan
bank syariah, walaupun sistem bank konvensional
menggunakan sistem riba.

555
Dilihat dari fenomena yang terjadi dilapangan,
subjek penelitian terkhusus di lokasi yang diteliti yaitu
Jorong Sianok Anam Suku, Kec IV Koto, Kabupaten
Agam menimbulkan sedikit pernyataan yaitu:
1. Minimnya pengetahuanmasyarakat terhadap bank
syariah.
2. Masyarakat beranggapan bahwasannya bank syariah
ini sama saja dengan bank konvensional.
3. Masyarakat beranggapan bahwa bank syariah itu
hanya namanya saja yang syariah namun
penerapannya tidak.
4. Dan masyarakat kurang paham dengan konsep dan
produk-produk bank syariah.
5. Minat masyarakat bertransaksi di bank syariah masih
kurang dikarenakan kurangnya edukasi tentang bank
syariah.
Dari pernyataan diatas dalam hal ini penulis akan
mengkaji “Minat dan Pengetahuan Masyarakat Sianok
Anam Suku, Kec IV Koto, Kabupaten Agam Bertransaksi
di Bank Syariah.”

556
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian
kualitatif, analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan
atau memberikan gambaran terkait pengetahuan dan
minat masyarakat jorong Sianok untuk bertransaksi di
bank syariah. Untuk mendapatkan data-data terkait
dengan pengetahuan dan minat masyarakat terhadap bank
syariah telah dilakukan wawancara dengan beberapa
masyarakat sekitar.
Ketika melakukan wawancara dengan beberapa
masyarakat terkait pengetahuan dan minat mereka atau
tanggapan mereka untuk bertransaksi di bank syariah ini
sangat beragam, ada yang paham dengan perbedaan bank
syariah dengan konvensional, dan ada juga yang
menganggap bank syariah itu sama saja dengan bank
konvensional hanya saja namanya yang berbeda. dan
dengan wawancara ini dapat mengetahui bahwasannya di
jorong sianok masyarakat masih banyak yang belum
menggunakan bank syariah.

557
PEMBAHASAN
1. Minat
Minat merupakan rasa lebih suka serta rasa
keterikatan pada sesuatu perihal ataupun aktivitas, tanpa
terdapat yang menyuruh. Atensi pada dasarnya
merupakan penerimaan hendak sesuatu ikatan antara diri
sendiri dengan suatu diluar diri. Terus menjadi kokoh
ataupun dekat ikatan tersebut, hingga terus menjadi besar
minatnya. Crow and Crow berkata kalau atensi
berhubungan dengan style gerak yang mendesak seorang
buat mengalami ataupun berurusan dengan orang,
barang, aktivitas pengalaman yang dirangsang oleh
aktivitas itu sendiri (Djaali, 2014)
Minat merupakan suatu dorongan yang
menimbulkan terikatnya kepedulian orang pada objek
tertentu semacam pekerjaan, pelajaran, barang serta
orang lain. Barang berhubungan dengan aspek kognitif,
efisien serta motorik serta ialah sumber motivasi buat
melaksanakan apa yang di idamkan. Atensi pula bisa
dikatakan selaku sesuatu kecenderungan buat
membagikan atensi serta aksi terhadap orang. Kegiatan
ataupun suasana yang jadi objek dari atensi tersebut

558
dengan perasaan bahagia. Dalam batas tersebut tercantum
sesuatu penafsiran kalau didalam atensi terdapat
pemusatan atensi subjek, terdapat usaha( buat mendekati,
mengenali, mempunyai, memahami, ataupun
berhubungan) dari subjek yang dicoba dengan perasaan,
bahagia, terdapat energi penarik dari objek.
Faktor- faktor yang Pengaruhi Minat Ada pula
faktor- faktor yang pengaruhi minat, antara lain (Saleh&
Wahab, 2004)
1. Dorongan dari dalam pribadi. Misal dorongan buat
makan. Dorongan buat makan bakal membangkitkan
minat buat bekerja ataupun mencari penghasilan,
minat terhadap pembuatan masakan dan lain- lain.
2. Motif sosial. Bisa jadi aspek yang membangkitkan
minat buat melaksanakan suatu kegiatan tertentu.
3. Aspek emosional. Minat memiliki ikatan yang erat
dengan emosi.
Jadi, minat bukanlah hal yang bisa diamati,
namun merupakan hal yang bisa disimpulkan adanya
karena suatu yang bisa kita saksikan. Setiap kegiatan
yang dicoba oleh seorang itu didorong oleh sesuatu

559
kekuatan dari dalam diri orang itu sendiri, kekuatan
pendorong inilah yang disebut motif maupun minat.

2. Pengetahuan
Pengetahuan Dalam Encyclopedia of Philosophy,
pengetahuan diucap selaku justified true belief, adalah
keyakinan yang benar. Sebaliknya bagi Amsal Bakhtiar,
pengetahuan adalah hasil proses dari usaha manusia buat
ketahui. Pengetahuan merupakan data yang sudah
diinterpretasikan oleh seorang dengan memakai sejarah,
pengalaman, serta skema interpretasi yang dimilikinya(
Indarti). Pengetahuan bagi kamus besar bahasa Indonesia
merupakan seluruh sesuatu yang dikenal, keahlian.
Menurut Maufur, pengetahuan merupakan suatu
ataupun seluruh yang diketahui serta dimengerti atas
dasar keahlian kita berpikir, merasa, ataupun mengindra.
Mengindra yang diartikan maufur, dapat dengan metode
melaksanakan studi serta observasi, pengamatan yang
dicoba dengan terencana buat mendapatkan data yang
dibutuhkan. Berikutnya Maufur menerangkan kalau
pengetahuan adalah totalitas penjelasan serta inspirasi
yang tercantum dalam pernyataan pernyataan yang dibuat

560
mengenai suatu indikasi/ kejadian, baik yang bersifat
alamiah, sosial, maupun individual.
Dengan demikian, pengetahuan pada dasarnya
ialah totalitas uraian serta gagasan yang tercantum pada
statement statement berkaitan dengan indikasi ataupun
kejadian yang memiliki kenyataan. Sebaliknya bagi Jujun
S. Suriasumantri pengetahuan pada hakikatnya adalah
segenap apa yang kita tahu tentang objek tertentu,
tercantum di dalamnya merupakan ilmu. Dengan
demikian ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang
dikenal oleh manusia disamping bermacam pengetahuan
yang lain, semacam seni serta agama. (Susanto, 2011)
Adopsi adalah subjek yang cocok dengan
pengetahuan, sikap, serta perilakunya terhadap stimulus.
adopsi memiliki 6 bagian yaitu,
1) Tau(know) ialah mengingat modul yang sudah
dipelajari tadinya. Kata kerja buat mengukur
seseorang kalau hal- hal yang dipelajarinya, antara
lain mengatakan, menguraikan, mendefinisikan
serta melaporkan. Oleh sebab itu ketahui ialah
tingkatan pengetahuan yang sangat rendah.

561
2) Menguasai(comprehension) adalah keahlian buat
menerangkan secara benar objek yang dikenal serta
bisa menginterpretasikan modul tersebut secara
benar., orang yang sudah dimengerti wajib bisa
menerangkan, mengatakan contoh, merumuskan
serta meramalkan.
3) Aplikasi(application) ialah keahlian buat memakai
modul yang sudah dipelajari dalam suasana
ataupun keadaan yang nyata.
4) Analisis(analysis) ialah keahlian buat menjabarkan
modul ataupun sesuatu objek ke dalam
komponenkomponen/ bagian kecil, namun masih
terdapat. Keahlian analisis ini dilihat dari
pemakaian kata kerja.
5) Sintesis(synthesis) adalah keahlian buat menyusun
rumusan baru dari perumusan yang telah terdapat.
Semacam menyusun, bisa merancang, bisa
meringkaskan, bisa membiasakan terhadap sesuatu
teori ataupun rumusan yang sudah terdapat.
6) Penilaian(evaluation) ialah keahlian buat
melaksanakan evaluasi terhadap sesuatu modul

562
ataupun objek yang didasarkan pada sesuatu
kriteria yang ditetapkan sendiri.
3. Bank Syariah
Bank syariah terdiri atas 2 kata, ialah( 1) bank,
serta( 2) syariah. Kata bank berarti suatu lembaga
keuangan yang berperan selaku perantara keuangan dari
2 pihak, ialah pihak yang berkelebihan dana serta pihak
yang kekurangan dana. Kata syariah dalam tipe bank
syariah di Indonesia merupakan peraturan perjanjian
berlandaskan yang dicoba oleh pihak bank serta pihak
lain buat penyimpanan dana serta/ maupun pembiayaan
aktivitas usaha serta aktifitas yang lain cocok dengan
hukum Islam (Zainudin, 2008)
Penggabungan kedua kata yang diartikan, jadi“
bank syariah”. Bank syariah secara universal merupakan
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit serta jasa lain dalam kemudian lintas pembayaran
dan peredaran uang yang disesuaikan dengan prinsip-
prinsip syariah. oleh sebab itu, usaha bank hendak
senantiasa berkaitan dengan permasalahan duit selaku
masalah utamanya (sudarsono, 2003)

563
Sejak mula kelahirannya, perbankan syariah
dilandasi dengan kedatangan gerakan renaisans islam
modern, adalah neorevivalis serta modernis (saeed,
1996)). tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan
berlandaskan etika ini merupakan sebagai upaya
kalangan muslim buat meningkatkan aspek kehidupan
ekonominya dengan berlandasan Al- Quran serta As-
Sunnah. dengan demikian, bisa ditarik definisi umum jika
bank syariah yakni lembaga keuangan yang mengalami
peranan perantara dalam penghimpunan dana publik dan
penyaluran pembiayaan kepada masyarakat sesuai
dengan prinsip- prinsip syariah.
Bank syariah bukan cuma bank bebas bunga.
namun juga memiliki pantai sejahtera. secara
fundamental ada sebagian ciri bank syariah, adalah
(Soemitra, 2009)
1) penghapusan riba.
2) pelayanan kepada kepentingan publik serta
mewujudkan target sosio- ekonomi islam.
3) bank syariah bersifat universal yang merupakan
gabungan dari bank komersial serta bank investasi.

564
4) bank syariah bakal mengadakan penilaian yang
lebih hati- hati terhadap permintaan pembiayaan
yang berorientasi pada penyertaan modal sebab
bank komersial syariah mempraktikkan bagi hasil.
5) kerangka yang dibentuk dalam menolong bank
menanggulangi likuiditasnya dengan
memanfaatkaninstrumen pasar uang antar bank
syariah serta instrumen bank sentral berbasis
syariah.

Riba diharamkan dengan kepada suatu sesuatu


bonus yang berlipat ganda. Para pakar tafsir berkomentar
kalau pengambilan bunga dengan tingkatan yang
lumayan besar adalah fenomena yang banyak
dipraktekkan. Allah berfirman dalam surat Al- Imran
ayat 130:

Artinya:
" Hai orang- orang yang percaya, janganlah
kalian memakan riba dengan berlipat ganda dan

565
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat."

Di Indonesia, regulasi menimpa bank syariah


tertuang dalam UU Nomor. 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah. Bank Syariah merupakan Bank yang
melaksanakan aktivitas yang dijalankan bersumber pada
Prinsip Syariah serta bagi jenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah, Unit Usaha Syariah serta Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (Soemitra, 2009)
Peranan Bank Syariah Diantaranya Tercantum
Dalam Pembukuan Standar Akuntansi Yang Dikeluarkan
Oleh Accounting And Auditing Organization For Islamic
Financial Institution( AAOIFI), Selaku Berikut (arif m.
n., 2017)
1) manajer investasi, bank syariah bisa mengelola
investasi dana nasabah.
2) investor, Dalam pengiriman dana, bank syariah
bekerja selaku investor( owner dana). Selaku
investor, penanaman dana yang dicoba oleh bank
syariah wajib dicoba pada sektor- sektor yang
produktif dengan resiko yang sedikit serta tidak

566
melanggar syarat syariah. Tidak hanya itu, dalam
menginvestasikan dana bank syariah wajib
memakai perlengkapan investasi yang cocok
dengan syariah. Investasi yang cocok dengan
syariah meliputi akad jual beli( murabahah, salam,
serta istishna), akad investasi( mudharabah serta
musyarakah), akad sewa- menyewa( ijarah serta
ijarah muntahiya bittamlik), serta akad yang lain
yang dibolehkan oleh syariah.
3) penerapan aktivitas selaku karakteristik yang
menempel pada bukti diri keuangan syariah, bank
islam pula harus mempunyai kewajiban buat
menghasilkan serta mengelola zakat dan dana- dana
sosial yang lain.

Produk-produk keuangan bank syariah yang


diperuntukan buat mobilisasi serta tabungan bagi
pembangunan perekonomian dengan metode yang adil
sehingga keuntungan yang adil bisa dipastikan untuk
seluruh pihak. Dalam produk dana ataupun
penghimpunan dana yang diberikan bank syariah
merupakan selaku berikut.

567
Produk Pendanaan
1. Pendanaan dengan prinsip wadiah
a. Giro wadiah
Giro wadiah merupakan produk keuangan
bank syariah berbentuk simpanan dari nasabah
dalam wujud rekening giro( giro) buat
keamanan serta kemudahan pemakainya. Dalam
pembagian keuntungannya, bank diperbolehkan
buat membagikan insentif kepada nasabah,
sepanjang ini tidak disyaratkan tadinya.
Besarnya bonus pulsa tidak diresmikan dimuka.
b. Tabungan wadiah
Tabungan wadiah Merupakan Produk Jiwa
Manulife Bank syariah Berbentuk simpanan
Dari Nasabah hearts Wujud Rekening
(tabungan) buat review Keamanan Serta
kemudahan pemakainya, semacam giro wadiah,
namun tidak sefleksibel giro wadiah, Sebab
Nasabah tidak Bisa menarik dananya dengan
cek. Ciri tabungan wadiah ini pula semacam
tabungan konvensional kala nasabah penyimpan
diberi garansi buat bisa menarik dananya

568
sewaktu- waktu dengan memakai bermacam
sarana yang disediakan oleh bank, semacam
kartu ATM, serta sebagainya tanpa bayaran.

2. Pendanaan dengan prinsip qardh


Simpanan giro serta tabungan juga dapat
memakai qardh, pada saat bank dikira sebagai
penerima kredit tanpa bunga dari nasabah deposan
selaku owner modal. Bank bisa menggunakan dana
pinjaman dari nasabah deposan buat tujuan apa
saja, tercantum aktivitas produktif mencari
keuntungan. Giro serta tabungan qardh mempunyai
ciri menyamai giro serta tabungan wadiah. Bank
selaku peminjam bisa membagikan bonus sebab
bank memakai dana buat tujuan produktif serta
menciptakan keuntungan. Wujud simpanan qardh
semacam ini tidak umum digunakan oleh bank
syariah. cuma bank syariah Iran yang memakai
akad qardh buat simpanan.

3. Pendanaan dengan prinsip mudharabah

569
a. Tabungan mudharabah Berbeda dengan prinsip
wadiah serta qardh, bank seolah- olah
memperoleh dana pinjaman tanpa bunga dari
nasabah, tabungan mudharabah
mengintegrasikan rekening tabungan dengan
prinsip mudharabah dengan untuk hasil yang
disepakati bersama. Mudharabah adalah prinsip
untuk hasil serta untuk kerugian kalau nasabah
selaku pemilik modal( shahibul mal)
membagikan uangnya kepada bank selaku
pengusaha( mudharib) buat diusahakan.
b. Deposito/ investasi umum( tidak tergantung)
Bank syariah menerima simpanan deposito
berjangka( pada biasanya buat satu bulan ke
atas) lewat rekening investasi universal dengan
prinsip mudharabah al mutlaqah. rekening
investasi lebih bertujuan buat mencari
keuntungan daripada uangnya. Deposit bisa
menarik dananya dengan pemberitahuan terlebih
dulu.
c. Deposito/ investasi khusus( terikat) Tidak hanya
rekening investasi universal, bank syariah pula

570
menawarkan rekening investasi spesial( special
investment account) kepada nasabah yang mau
mempunyai dananya langsung dalam proyek
yang disukainya yang dilaksanakan oleh bank
dengan prinsip mudharabah al muqayyadah.
Dalam mudharabah al muqayyadah bank di
idamkan dana nasabah ke dalam proyek- proyek
tertentu nasabah. Jangka waktu investasi serta
untuk hasil yang disepakati bersama serta
hasilnya langsung berkaitan dengan
keberhasilan proyek investasi yang diseleksi.
d. Sukuk al mudharabah Akad mudharabah juga
bisa dimanfaatkan oleh bank syariah buat
menghimpun dana dengan menerbitkan sukuk
yang ialah obligasi syariah. dengan obligasi
syariah, bank memperoleh alternatif sumber
dana jangka panjang( 5 tahun ataupun lebih)
sehingga bisa digunakan buat pembiayaan-
pembiayaan jangka panjang. (Ascarya, Akad
dan Produk Bank Syariah , 2008)

4. Pendanaan dengan prinsip ijarah Akad ijarah

571
Dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk
penghimpunan dana dengan menerbitkan sukuk
yang merupakan obligasi syariah. obligasi syariah
ini dapat menggunakan beberapa prinsip yang
dibolehkan dalam syariah, seperti menggunakan
prinsip bagi hasil (sukuk al mudharabah dan sukuk
al musyarakah), menggunakan prinsip jual beli
(sukuk al murabahah, sukuk al salam, dan sukuk
istishna), menggunakan prinsip sewa (Ascarya,
Akad dan Produk Bank Syariah , 2008)
Produk Pembiayaan
1. Pembiayaan modal kerja
Kebutuhan pembiayaan modal kerja bisa
dipadati dengan bermacam metode, antara lain:
a) Bagi hasil Kebutuhan modal kerja usaha yang
bermacam- macam, seperti buat membayar
tenaga kerja, rekening listrik serta hawa,
bahan baku serta sebagainya bisa dipadati
dengan pembiayaan berpola untuk hasil
dengan akad mudharabah ataupun
musyarakah. Dengan berbagi hasil,
kebutuhan modal kerja pihak pengusaha

572
terpenuhi, sedangkan kedua belah pihak
memperoleh khasiat dari pembagian efek
yang adil. Supaya bank syariah bisa berfungsi
aktif dalam usaha serta mengurangi mungkin
resiko, semacam moral hazard, hingga bank
bisa memilah buat memakai akad
musyarakah.
b) Jual beli Kebutuhan modal kerja usaha
perdagangan buat membiayai barang
dagangan bisa dipadati dengan pembiayaan
berpola jual beli dengan akad murabahah.
Dengan berjual beli kebutuhan modal penjual
terpenuhi dengan harga senantiasa,
sedangkan bank syariah menemukan
keuntungan margin tetap dengan resiko.
Dengan modal kerja usaha kerajinan serta
produsen kecil bisa dipadati dengan akad
salam. Dalam perihal ini, bank syariah
membuka mereka dengan input pembuatan
selaku modal salam yang bisa ditukarkan
dengan komoditas buat dipasarkan kembali.

573
(Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah ,
2008)
2. Pembiayaan Investasi
a) Bagi hasil
Kebutuhan investasi secara universal bisa
dipadati dengan pembiayaan berpola bagi
hasil dengan akad mudharabah ataupun
musyarakah. Sebagai contoh, pembuatan
pabrik baru, ekspansi pabrik, usaha baru,
ekspansi usaha, serta sebagainya. Dengan
metode ini bank syariah serta pengusaha
berbagi resiko usaha yang saling
menguntungkan serta adil. Supaya bank
syariah bisa berfungsi aktif dalam aktivitas
usaha serta kurangi tampaknya resiko,
semacam moral hazard, hingga bank bisa
memilah buat akad musyarakah.
b) Jual beli
Kebutuhan investasi sebagiannya serta bisa
dipenuhi dengan pembiayaan berpola jual
beli dengan akad murabahah. Dengan metode
ini bank syariah bisa keuntungan margin jual

574
beli dengan efek yang minimum. Sementara
itu, pengusaha memperoleh kebutuhan
investasinya dengan perkiraan anggaran yang
senantiasa serta kemudahan perencanaan.
Sebaliknya kebutuhan investasi yang
membutuhkan jangka waktu buat
membangun serta bisa dipenuhi dengan akad
istishna seperti industri maupun industri
konstruksi.
c) Sewa
Kebutuhan peninggalan investasi yang
biayanya sangat besar serta membutuhkan
waktu lama buat memproduksinya pada
biasanya tidak dilakukan dengan metode
berbagi hasil ataupun kepemilikan sebab
resikonya sangat besar ataupun kebutuhan
modalnya tidak terjangkau. Kebutuhan
investasi semacam itu bisa dipadati dengan
pola pembiayaan sewa dengan akad ijarah
ataupun ijarah muntahiya bittamlik (Ascarya,
Akad dan Produk Bank Syariah , 2008).

575
Dengan metode ini bank syariah bisa
mengambil arti dengan memahami
kepemilikan aset serta pada waktu yang sama
menerima masukan dari sewa. Penyewa pula
mengambil arti dari skim ini dengan
memenuhinya kebutuhan investasi yang
mendorong serta mencapai tujuan dalam
waktu yang normal tanpa wajib menghasilkan
bayaran modal yang besar. (Ascarya, Akad
dan Produk Bank Syariah , 2008)
3. Pembiayaan aneka barang, perumahan serta
properti
a) Bagi Hasil
kebutuhan barang konsumsi, perumahan atau
properti dapat dipenuhi dengan pembiayaan
berpola bagi hasil dengan akad musyarakah
mutanaqisah, misalnya pembelian mobil,
sepeda motor, apartemen, rumah dan
sebagainya. dengan cara ini bank dan
nasabah bermitra untuk membeli aset yang
diinginkan nasabah. aset tersebut kemudian
disewakan ke nasabah. bagian sewa dari

576
nasabah digunakan sebagai cicilan pembelian
porsi aset yang dimiliki oleh bank syariah,
sehingga pada periode waktu tertentu aset
tersebut telah dimiliki oleh nasabah.
b) Jual Beli
Kebutuhan barang konsumsi, perumahan
ataupun properti apa saja beroperasi sales
manager bisa dipadati dengan pembiayaan
berpola jual beli dengan akad murabahah.
Dengan akad ini bank syariah penuhi
kebutuhan nasabah dengan membelikan
peninggalan yang diperlukan nasabah dari
pemasok setelah itu menjual kembali kepada
nasabah dengan mengambil keuntungan dari
keuntungan yang di idamkan. Tidak hanya
menemukan keuntungan, bank syariah juga
hanya berisiko yang sedikit. Sedangkan itu,
nasabah memperoleh kebutuhan asetnya
dengan harga yang senantiasa.
c) Sewa
Kebutuhan barang konsumsi, perumahan,
ataupun properti pula bisa dipadati dengan

577
pembiayaan berpola sewa dengan akad ijarah
muntahiya bittamlik. Dengan akad ini bank
syariah membeli peninggalan yang
diperlukan nasabah menyewakannya kepada
nasabah dengan perjanjian kepemilikan di
akhir periode dengan harga yang disepakati
di dini akad. Dengan metode ini bank syariah
senantiasa memahami kepemilikan
peninggalan sepanjang periode akad serta
pada waktu yang sama menerima masukan
dari sewa. Sedangkan itu klien penuhi
kebutuhannya dengan bayaran yang bisa
diperkirakan tadinya. (Ascarya, Akad dan
Produk Bank Syariah , 2008)
d) Produk Jasa Perbankan
Produk jasa perbankan dengan pola yang lain
pada biasanya memakai akad- akad tabarru
yang tidak ada buat mencari keuntungan,
namun selalu sarana pelayanan kepada
nasabah dalam melaksanakan transaksi
perbankan. Oleh sebab itu, bank selaku
penyedia jasa cuma merasakan bayaran

578
administrasi. Jasa perbankan kalangan ini
yang bukan tercantum akad tabarru akad
sharf yang ialah akad pertukaran duit dengan
duit serta ujr yang adalah bagian dari ijarah(
sewa) yang harga buat memperoleh upah(
ujrah) ataupun fee. (Ascarya, Akad dan
Produk Bank Syariah , 2008).

Walaupun UU Nomor. 21 Tahun 2008


tentang Perbankan Syariah sudah dikeluarkan,
tetapi Indonesia masih menganut sistem
perbankan ganda( dual banking system). Ini
berarti memperkenankan 2 sistem perbankan
secara koeksistensi. 2 sistem perbankan itu
merupakan bank universal serta bank bersumber
pada 14 bagi hasil( yang secara tersirat
mengakui sistem perbankan bersumber pada
prinsip Islam (Sutedi, 2009)
Untuk jendela Islam, pengaturannya ada
dalam Pergantian Pasal 6 UU Nomor. 21 Tahun
2008 jadi jendela pembukaan kantor bank yang
melakukan aktivitas bersumber pada prinsip

579
syariah oleh bank universal konvensional. Pasal
6 melaporkan semacam berikut (Sutedi, 2009)
a) Pembukaan kantor cabang bank
syariah serta unit usaha syariah cuma
bisa dicoba dengan izin Bank
Indonesia.
b) Pembukaan kantor cabang, kantor
perwakilan, serta jenis- jenis kantor
yang lain di luar negara oleh bank
universal syariah serta bank
konvensional yang mempunyai unit
usaha syariah cuma bisa dicoba
dengan izin Bank Indonesia.
c) Pembukaan kantor di dasar kantor
cabang harus dilaporkan serta cuma
bisa dicoba sehabis pesan penegasan
dari Bank Indonesia.
d) Bank pembiayaan rakyat syariah tidak
diizinkan buat membuka kantor
cabang, kantor perwakilan, serta tipe
kantor yang lain di luar negara.

580
4. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank
Konvensional
Ada perbedaan konsep mendasar antara bank
syariah dan bank konvensional, pada bank
konvensional terdapat 2 perjanjianyang saling
terpisah. Peratama, perjanjian antara pihak
bankdengan pihak nasabah penabung, kedua
perjanjian antara pihakbank dan nasabah
peminjam. Keuntungan bank adalah dengan
mengambil selisih dengan tingkat bunga dari yang
ditawarkan kepada nasabah penabung dengan
tingkat bunga yang dikenakan kepada nasabah
peminjam.
Pada bank syariah terdapat kesatuan perjanjian
antara bank dan nasabah penabung dan antara
pihak bank dan nasabah pembiayaan. Nasabah
penabung menaruh dananya di bank syariah
dengan mendapatkan jumlah nisbah bagi hasil.
Kemudian dana tersebut digunakan untuk
pembiayaan kepada nasabah pembiayaan, dan
bank mendapatkan sejumlah nisbah bagi hasil atas
usaha yang dibiayai. Oleh sebab itu bagi hasil

581
yang akan didapatkan nasabah penabung
bergantung pada bagi hasil yang diterima bank
syariah dari nasabah pembiayaan. (arif m. n.,
2017)
Ada beberapa ciri-ciri bank syariah yang dapat
membedakan dengan bank konvensional, antara
lain yaitu, (sumitro, 1996)
1. Beban biaya yang disepakati bersama pada
waktu akad perjanjian diwujudkan dalam
bentuk jumlah nominal yang besarnya
tidak kaku dan dapat dilakukan dengan
kebebasan untuk tawar menawar dalam
batas wajar.beban biayanya hanya hanya
dikenakan sampai batas waktu yang telah
ditentukan dalam kesepakatan kontrak.
2. Penggunaan persentase dalam hal
kewajiban untuk melakukan pembayaran
selalu dihindari karena persentase bersifat
melekat pada sisa hutangmeskipunaku baas
waktu nya telah berakhir sehingga yang
digunakan adalah nisbah bagi hasil.

582
3. Dalam kontrak-kontrak pembiayaan
proyek, bank syariah tidak menerapkan
perhitungan berdasarkankeuntungan yang
ditetapkan di awal. Haltersebut disebabkan
pada dasarnya yang mengetahui untung
ruginya suatu proyek yang dibiayai bank
hanya allah.
4. Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk
deposito tabungan oleh penyimpan
dianggap sebagai titipan, sedangkan bagi
bank syariah dianggap sebagai titipan yang
diamanatkan sebagai penyertaan dana pada
proyek-proyek yang dibiayai bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
5. Terdapat dewan pengawa syariah dalam
struktur organisasi bank syariah yang
bertugas mengawasioperasional bank
syariah yang bertugas mengawasi
operasional bank dari segi syariahnya.
Selain itu manajer serta pimpinan bank
syariah harus menguasai dasar-dasar

583
muamalah islam. Danur dsn ini lah yang
membedakan struktur organisasi antara
bank konvensionaldengan bank syariah.
6. Fungsi kelembagaan bank syariah selain
menjembatani antara pihak pemilik modal
dan pihak yang membutuhkan dana, juga
mempunyai fungsi khusus. Yaitu fungsi
amanah.
Adapun kelebihan dan kelemahan perbankan
syariah yaitu , Kelebihan dari perbankan diantaranya
yaitu kesesuaian dalam prinsip syariah, sistem adil dan
menentramkan, terbukti tahan krisis dan mempunyai
payung hukum perundang-undangan. Sedangkan
kelemahan dari bank syariah yaitu jaringan kantor
serta atm yang masih rendah dan belum merata,
loyalitas nasabah, minimnya dana pemasaran dan
promosi, serta keterbatasan teknologi dan produk.
Pada saat ini sumber daya untuk di sektor
perbankan sudahlah banyak namun masih didapati
juga pada lembaga keuangan syariah seperti bank
syariah, bank perkreditan rakyat syariah (bprs) masih
mempekerjakan orang-orang yang latar belakangnya

584
masih pada perbankan umum bukan latar belakang
orang yang berpendidikan perbankan syariah.
Dikarenakan hal ini pengetahuan yang masih kurang
terhadap karyawan bank itu sendiri yang membuat
nasabah menjadi tidak paham atau ragu terhadap
prosedur atau operasional bank syariah.
Didapat dari hasil melalui wawancara bersama
beberapa masyarakat didapati bahwasannya masih
banyak diantara mereka yang tidak mengetahui
perbedaan antara bank syariah dengan bank
konvensional yang mereka ketahui hanyalah bank
syariah itu bebas riba. Namun dari mana tidak ribanya
mereka tidak mengetahuinya. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat
jorong sianok terhadap bank syariah maupun bank
konvensional, yang mereka tahu hanyalah mereka
menabung dan bisa melakukan transaksi di bank
tersebut.
Namun dikarenakan di daerah jorong sianok lebih
mengutamakan agama oleh karena itu kebanyakan
dari masyarakat yang menabung atau bertransaksi di
bank syariah hanya ikut-ikutan saja tanpa paham apa

585
itu bank syariah. Sebagian lainnya yang tidak
menggunakan bank syariah mereka hanya mengatakan
bahwasannya perbedan bank syariah dan bank
konvensional itu hanya namanya saja sedangkan
sistem atau prosedurnya sama saja.
Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwasanya
kurangnya pengetahuan masyarakat berdampak
kepada minat untuk bertransaksi di bank
konvensional. Adapun yang menjadi nasabah di bank
syariah itu hanya karena alasan bank syariah itu kan
sesuai ajaran agama dan bebas riba namun mereka
tidak paham akan konsep dan eksistensi yang
sebenarnya dari bank syariah tersebut.
Dilihat dari segi produk pembiayaan (pinjaman)
masyarakat jorong Sianok lebih banyak melakukan
peminjaman dana ke bank konvensional dibandingkan
ke bank syariah dikatakan menurut mereka prosedur
di bank konvensional lebih gampang dan tidak ribet
dibandingkan bank syariah.

586
KESIMPULAN
Pengetahuan dan minat merupakan satu kesatuan
yang bisa saja berhubungan satu sama lain. Pengetahuan
merupakan sesuatu atau semua yang diketahui dan
dipahami atas dasar kemampuan kita berpikir, merasa,
maupun mengindra. Mengindra yang dimaksud maufur,
bisa dengan cara melakukan penelitian dan observasi,
pengamatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
memperoleh informasi yang diperlukan. Sedangkan
minat juga dapat dikatakan sebagai suatu kecenderungan
untuk memberikan perhatian dan tindakan terhadap
orang. Aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari
minat tersebut dengan perasaan senang. Dalam batasan
tersebut terkandung suatu pengertian bahwa didalam
minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk
mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai, atau
berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan
perasaan, senang, ada daya penarik dari objek
Pengetahuan masyarakat jorong sianok
berpengaruh signifikan terhadap minat bertransaksi di
bank syariah. Hal ini diperoleh melalui hasil wawancara
dengan masyarakat yang mana mereka memberikan

587
persepsinya tentang bank syariah. Dalam wawancara ada
beberapa orang yang masih meragukan sistem dari bank
syariah ini apakah memang betul sudah syariah atau
hanya namanya saja yang syariah. Sebenarnya untuk
mengatasi hal ini yang perlu dilakukan adalah melakukan
edukasi yang mumpuni kepada masyarakat tentang bank
syariah. bagaimana prosedurnya, produknya dan
penjelasan mengenai perbedaan bank syariah dengan
bank konvensional.
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit atau jasa-jasa yang
lainya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Adapun produk-produk bank syariah yaitu
penghimpunan dana, penyaluran dana dan jasa. Pada
produk penghimpunan dana terdapat beberapa bagian
yaitu tabungan, deposito dan giro. Pada penyaluran dana
atau pembiayaan secara garis besar dibagi menjadi dua
jenis yaitu pembiayaan konsumtif dan pembiayaan
produktif. Terakhir pada produk jasa selain menjalankan
fungsinya sebagai intermediasi antara pihak yang
kelebihan dana dan kekurangan dana. Bank syariah dapat

588
pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan
kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa
sewa atau keuntungan.
Perbedaan pada bank konvensional dengan bank
syariah pada dasar terletak pada prinsip dasar dan
operasionalnya. Seperti pada prinsip dasar pada bank
konvensional bebas nilai, uang sebagai komoditas dan
adanya bunga. Sedangkan pada bank syariah tidak bebas
nilai, uang sebagai alat tukar dan bukan sebagai
komoditas dan sistem bagi hasil jual beli dan sewa. dari
segi resiko usaha pada bank konvensional risiko bank
tidak terkait langsung dengan debitur, resiko debitur
tidak terkait langsung dengan baik dan kemungkinan
terjadi negative spread. sedangkan pada bank syariah
dihadapi dengan bersama antar bank dan nasabah dengan
prinsip keadilan dan kejujuran serta tidak mungkin terjadi
negative spread.
Dari hasil wawancara dengan beberapa
masyarakat maka didapat hasil yang bisa dikatakan masih
banyak masyarakat yang tidak paham akan apa
perbedaan bank syariah dengan bank konvensional. dari
segi operasionalnya, akad dan hal lainnya. dalam segi

589
pembiayaan juga masih banyak menggunakan dari bank
konvensional hal ini dikarenakan mudahnya prosedurnya.
namun pada dasarnya semuanya sama saja hanya saja
sosialisasi terhadap perbankan syariah ini masih minim
dan tidak segencar bank konvensional.
Dari hal ini dapat kita ambil kesimpulan
bahwasannya pengetahuan sangatlah berpengaruh
terhadap minat masyarakat dan tentu saja pendorong
pengetahuan masyarakat harus juga dilakukan dengan
berbagai macam cara dan strategi promosi dari pihak
bank. Dan tentu juga peranan kita sebagai mahasiswa
perbankan yang seharusnya juga mampu memberikan
sosialisasi bagi masyarakat.

590
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
arif, m. N. (2017). lembaga keuangan syariah "suatu
kajian teoritis praktis". jkarta: cv pustaka setia.

Ascarya. (2008). Akad dan Produk Bank Syariah .


Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Indarti, N. Manajemen Pengetahuan : Teori dan Praktik.


yogyakarta: Gadjah Mada.

seaad, a. (1996). islamic banking nd interest: a study of


the prohibition of riba and its cntenporary
interpretataion. leiden: EJ brill.

Shaleh, A. R., & Wahab, M. A. (2004). Psikologi Suatu


Pengantar (Dalam perspektif islam). jakarta:
kencana.

Soemitra, A. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Islam


Cet. Ke-4. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.

sudarsono, h. (2003). bank dan lembaga keuangan


syariah: deskripso dan ilstras. yogyakarta:
ekonisia.

591
sumitro, w. (1996). azas-azas perbankan islam dan
lembaga-lembag terkait BMUI daan takaful di
indonesia. jakarta: raja grafindo persada.

Susanto. (2011). Fisafat Ilmu: Suatu Kajian dalam


Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan
Aksiologis. jakarta: Bumi Aksara.

Sutedi, A. (2009). Perbankan Syariah : Tinjauan dan


Beberapa Segi Hukum. jakarta: Ghalia
Indonesia.

Zainudin, A. (2008). Hukum Perbankan Syariah. Cet.


Ke-1. Jakarta: Sinar Grafik.

Wawancara
David Ricardo. Wawancara Pribadi. Minat Bertransaksi
Di Bank Syariah. Kamis 24 Juni 2021
Rahmayulis. Wawancara Pribadi. Perbedaan Bank
Konvensional Dengan Bank Syariah. Rabu 23 Juni 2021
Arlina. Wawancara Pribadi. Pengetahuan Terhadap
Bank Syariah. Rabu 23 Juni 2021

592
PERSEPSI MASYARAKAT SUNGAI LANDAI
YANG BERPROFESI PETANI MENGGUNAKAN
BANK SYARIAH
Yulia Addina Rahmah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah

Abstrak
Sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting
dalam pembangunan nasional,baik di masa terdahulu
maupun dimasa sekarang dan bahkan pada masa yang
akan datang. Meskipun demikian, sektor pertanian tetap
saja masih dihadapkan pada beberapa hal permasalahan
yang serius, diantaranya kurangnya permodalan petani.
Perbankan syariah secara teori memiliki potensi besar
sebagai pendukung pembiayaan pertanian karena secara
legal formal merupakan lembaga intermediasi keuangan.
Akan tetapi, faktanya menunjukkan penyaluran kredit
bank syariah ke sektor pertanian masih jauh sangat kecil
yang dinyatakan langsung oleh masyarakat. Di samping
itu, untuk melakukan investasi dengan hasil pertanian
masyarakat juga lebih memilih dengan mengoperasikan
pada bank konvensional, hal itu terjadi juga akibat dari
beberapa faktor. Seperti lokasi bank konvensional lebih
dekat ketimbang bank syariah, dll. Tulisan ini bertujuan
melakukan review terhadap potensi dan peran serta
berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam
pembiayaan dan berinvestasi di sektor pertanian, dan
juga untuk mengetahui kemauan masyarakat dalam
bergabung pada bank syariah. Hasil dari analisis persepsi

593
menunjukkan bahwa petani menilai keberadaan bank
berperan penting dalam mendukung kegiatan usaha tani
ataupun aktivitas perekonomian lainnya. Dari sisi
pelayanan karyawan, sarana dan prasarana yang dimiliki,
serta produk pembiayaan pertanian dari perbankan,
petani menilai hal tersebut sudah cukup baik. Petani
mengakui pernyataan setuju terhadap masing-masing
atribut persepsi dengan persentase di setiap perbedaan.
Hasil dari analisis dengan model wawancara
menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan yang
signifikan untuk meningkatkan peluang petani
mengakses pembiayaan pertanian syariah dari bank
adalah jarak rumah petani ke kantor layanan bank, dan
pandangan petani terhadap sistem bunga kredit bagi hasil
yang diberikan oleh bank syariah. Sehingga menjadi
pertinbangan bagi masyarakat untuk ikut serta bergabung
dalam perbankan. Harapannya agar Pemerintah berupaya
untuk meningkatkan pembiayaan ke sektor pertanian,
diantaranya dengan memperbesar alokasi anggaran ke
sektor pertanian, peningkatan efektivitas dana APBN,
mendorong perbankan syariah lebih ekspansif dalam
pembiayaan pertanian, walaupun menentukan cara-cara
untuk pembiayaan alternatif yang sesuai dengan
karakteristik pertanian.
Kata kunci : Sektor Pertanian, Pembiayaan, Minat
Masyarakat Bergabung di Bank Syariah.

PENDAHULUAN
Kegiatan pertanian memiliki peran yang sangat
penting dalam pembangunan nasional di setiap masa ke

594
masa, di antaranya: sebagai penyerap tenaga kerja,
kontribusi terhadap produk-produk, sumber devisa, bahan
baku, sumber bahan pangan, serta pendorong
bergeraknya sektor- sektor ekonomi yang riil lainnya.
Berdasarkan pengalaman pembangunan pada era akhir
tahun 1990-an juga menunjukkan bahwa sektor pertanian
ini membuktikan mampunya menjadi penyangga
perekonomian nasional saat terjadi krisis ekonomi pada
masa itu. Dari pengalaman tersebut memberikan
pelajaran berharga bahwa menggantungkan
perekonomian pada kegiatan ekonomi yang tidak
berbasis sumber daya (resource based) ternyata sangat
rentan terhadap guncangan dan dinamika lingkungan
eksternal. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan dari
semua pihak, baik itu pihak pemerintah, swasta, serta
masyarakat untuk mengembangkan sektor ekonomi yang
berbasis sumber daya, terutama sektor pertanian.
Dengan perannya yang sangat penting, sektor
pertanian ini masih menghadapi banyak permasalahan,
terutama pada keterbatasan permodalan petani.
Kebutuhan modal diperkirakan akan semakin meningkat
di masa mendatang seiring dengan semakin naiknya

595
harga-harga input pertanian, baik pupuk, obat-obatan
tanaman, maupun upah tenaga kerja yang digunakan
untuk pembangunan lahan pertanian. Dengan
kecenderungan seperti ini, maka peran lembaga keuangan
baik pada lembaga swasta maupun tidak seharusnya akan
semakin signifikan mengambil tindakan untuk
memberikan simpan pinjam. Disamping itu terlalu
memanfaatkan pembiayaan sektor pertanian ini dari
anggaran pemerintah saja, sangatlah tidak mencukupi
serta bukan pilihan yang bijaksana sebagai petani di
daerah ini mengingat semakin besar-beban anggaran
yang telah ditetapkan Dan harus ditanggung pemerintah
untuk membiayai pembangunan keseluruhan sektor.
Sehingga tidak sedikit masyarakat yang harus menambah
permodalan dengan berbagai cara yang dilakukan.
Dharmawan, et al. (2009) mengidentifikasi
penyebab utama kemiskinan di sektor pertanian adalah
rendahnya penguasaan sumber daya produktif seperti
lahan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Tidak jarang ditemui permasalahan lain di temui, seperti
problem klasik lainnya yaitu penguasaan teknologi yang
masih sangat jauh di bawah rata-rata dan ketersediaan

596
infrastruktur yang masih belum memadai dari tahun ke
tahunnya. Teknologi dan infrastruktur yang masih
terbatas menyebabkan rendahnya produktivitas lahan
yang diusahakan karena lahan yang diolah oleh petani itu
tidaklah sedikit. Tidak hanya it, masyarakat petani di
Sungai Landai kec. Banuhampu kab. Agam juga
dihadapkan pada kesulitan akses terhadap kelembagaan,
keuangan (permodalan). Kendala akses pada lembaga
keuangan formal memperparah kondisi kemiskinan
karena menyebabkan para petani terjebak pada praktik
perintah uang. (Beik dan Hafidudin 2008; Syarif 2014,
Prayoga .2017).
Karakteristik pertanian Indonesia, khususnya
pada wilayah Sungai Landai kab. Agam krc. Banuhampu
masih identik dengan produktivitas yang rendah. Salah
satu penyebabnya adalah kepemilikan lahan yang rendah,
dimana rata-rata kepemilikan lahan petani di daerah ini
hanya berkisar 80 m. Selain itu, sebagian besar petani
memiliki keterbatasan dalam sisi permodalan yang
selanjutnya membatasi laju sektor pertanian yang
dilakukan seperti bercocok tanam sayur (Hamid et al.
1986; Syukur et al. 1990; Hermawan dan Andrianita

597
2012). Sebenarnya usaha tani yang juga padat modal
harus dibiayai dengan modal sendiri karena kesulitan
mengakses modal dari luar, di samping minimnya
pemanfaatan teknologi (Nurmanaf 2007; Hendayana et
al. 2009).
Pembiayaan pertanian termasuk salah satu
kebijakan paling penting untuk mengatasi permasalahan
kemiskinan di Sungai Landai kec. Banuhampu dan
memiliki peran utama dalam pembangunan pertanian
(Meyer dan Nagarajan 2000). Pentingnya simpan pinjam
dalam pembangunan pertanian yang berhubungan dengan
proses pertanian yang sebagian besar merupakan petani
kecil dengan penguasaan lahan yang sempit, sehingga
tidak memungkinkan untuk melakukan pemupukan
modal untuk investasi pada teknologi baru yang harus di
kembangkan di daerah ini. Dengan demikian dukungan
pembiayaan harus dilakukan. Syukur et al. (1990 dan
1998) menyatakan bahwa peranan simpan pinjam sebagai
pelancar pembangunan pertanian antara lain:
a. Membantu petani kecil dalam mengatasi
keterbatasan modal dengan menggunakan margin
yang relatif ringan,

598
b. Menghilangkan ketergantungan para petani
dengan pedagang perantara dan pelepas uang,
dengan demikian petani berperan dalam
memperbaiki struktur dan pola pemasaran hasil
pertanian pada pasar terdekat seperti pasar sayur
padang luar,
c. Mekanisme transfer pendapatan diantara
masyarakat bertujuan untuk mendorong
pemerataan,
d. Sebagai insentif bagi para petani untuk
meningkatkan produksi usahataninya.
Peningkatan akses petani terhadap sumber
permodalan dapat memperbaiki penggunaan input usaha
tani serta penguasaan terhadap teknologi, sehingga hal ini
dapat mendorong peningkatan produktivitas usahatani
(Zeller 1998). Dengan mengakses pembiayaan pertanian
pada bank syariah , rumah tangga para petani dapat
meningkatkan produksi dan pendapatan mereka untuk
memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup. Namun,
seperti yang sudah dijelaskan di atas untuk peningkatan
aksesibilitas petani terhadap sumber pembiayaan masih
menemui banyak kendala. Berbagai jenis simpan pinjam

599
dari program yang dikeluarkan Pemerintah masih belum
sesuai harapan (Ashari 2006), terutama jika berada di
luar jangkauan dari kredit program yang dijadikan
sebagai parameter keberhasilan masyarakat dalam
bertani. Lembaga keuangan formal, seperti perbankan
maupun bank syariah pun belum bisa diandalkan sebagai
penyalur pembiayaan pertanian. (BI.2012) Karena terjadi
problem seperti terlihat kurang berpihak terhadap sektor
pertanian, dimana jumlah pembiayaan yang disalurkan
bagi sektor pertanian hanya beberapa persen saja
Pembiayaan pertanian merupakan salah satu
kebijakan untuk mengatasi permasalahan permodalan
petani di pedesaan. Salah satu peran penting pembiayaan
untuk sektor pertanian yaitu membantu petani kecil
dalam mengatasi keterbatasan modal di segala sisi,
menghilangkan ketergantungan petani terhadap pedagang
perantara di pasar, (Meyer, 2000) dan membantu petani
dalam meningkatkan produksi sayur sayuran sebagai
usaha taninya. Sehingga pembiayaan sebagai solusi
dalam memperbaiki input baik pada permodalan maupun
pada pembelian obat-obatan tanaman usaha tani serta
penguasaan teknologi.

600
Pandangan dari beberapa masyarakat bahwa
hubungan antara karakteristik petani dengan lembaga
keuangan syariah diduga menjadikan petani sulit
mendapatkan akses ke lembaga keuangan syariah
(Mohamed, 2003). Karakteristik petani merupakan salah
satu faktor yang menentukan akses lembaga keuangan
syariah seperti umur, pendidikan . Berdasarkan
pernyataan Morduch (1999), dimensi-dimensi ini dapat
diidentifikasi sebagai kendala, apakah keuangan tersedia
saat dibutuhkan; kenyamanan, mudah diakses;
kontinuitas, dapatkah keuangan diakses berulang kali;
dan fleksibilitas, produk yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu.
Dari berbagai problem terkait dengan peningkatan
akses petani terhadap sumber pembiayaan, salah satu
solusi yang dapat didorong adalah pengoptimalan peran
bank syariah, terutama yang berbasis di pedesaan.
Perbankan, baik bank konvensional maupun bank syariah
namun lebih mendominan bank konvensional merupakan
salah satu bentuk lembaga keuangan yang keberadaannya
sudah banyak ditemui di pedesaan, khususnya di Sungai
Landai.

601
Berdasarkan informasi masyarakat, faktor yang
menjadi penghalang akses petani terhadap sumber
pembiayaan terdiri dari tiga macam, yaitu:
(1) faktor utama yang internal yang berasal dari
diri petani itu sendiri.
(2) faktor penunjang lainnya, seperti usia petani.
(3) faktor ekonomi yang berlangsung.
Ketiga faktor-faktor ini tersebut akan terintifikasi
dengan sendirinya, sehingga pada akhirnya akan
mempengaruhi akses petani terhadap sumber-sumber
pembiayaan yang akan di dimanfaatkan.
Faktor yang berasal dari diri petani dibagi
menjadi beberapa aspek, yaitu: umur petani, tingkat
pendidikan petani, jumlah anggota keluarga, pengalaman
berusaha tani, keikutsertaan dalam kepengurusan
kelompok tani dan risiko kegagalan usahatani.
Sedangkan faktor ekonomi terdiri dari: skala usaha tani,
kepemilikan lahan dan rasio pendapatan usahatani.
Studi Anggraeni et al. (2013) mengenai akses
pertanian terhadap pembiayaan syariah menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi akses pertanian
terhadap pembiayaan syariah adalah variabel dummy

602
akses pinjaman, umur pengusaha atau petani, dummy
jenis usaha 2 (manufaktur), dan omset usaha. Selain itu,
diketahui juga bahwa pengusaha menjadikan keuangan
syariah sebagai lembaga keuangan komplementer dengan
perbankan formal. Jika Adanya pembiayaan bank syariah
yang banyak diminati oleh masyarakat sungai landai
tentu ini terbukti memberikan dampak positif terhadap
perkembangan bank syariah terdekat
Selain itu, dalam penulisan artikel ini juga
dilakukan analisis persepsi petani terhadap Bank Syariah.
Persepsi merupakan proses dimana individu memilih,
mengorganisasikan dan mengartikan stimulus yang
diterima melalui informasi yang diberikan menjadi suatu
makna, sehingga diperoleh suatu keputusan tertentu
(Rangkuti 2003; Sumarwan 2004). Persepsi petani
terhadap keberadaan perbankan akan mempengaruhi
preferensi petani untuk mengakses produk-produk dari
bank syariah (Suraya et al. 2010).
Berdasarkan hal tersebut, menarik untuk diteliti
bagaimana persepsi masyarakat sungai landai yang
berprofesi petani menggunakan bank syariah.
METODE PENELITIAN

603
Penelitian dilakukan di Sungai Landai kec.
Banuhampu kab. Agam. Pertimbangan untuk
mendapatkan data-data terkait dengan minat masyarakat
Sungai Landai kab. Agam kec. Banuhampu yang
berprofesi petani dalam menggunakan bank syariah itu
menggunakan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif
deskriptif analitis yang bertujuan untuk mendeskripsikan
atau memberikan gambaran terhadap bagaimana minat
masyarakat Sungai Landai kab. Agam kec. Banuhampu
yang berprofesi petani dalam menggunakan bank syariah.
Data yang dikumpulkan yaitu melalui pendekatan kepada
masyarakat dengan cara melacak dan mewawancarai
data-data terkait yang dilakukan masyarakat petani dalam
melakukan pembiayaan usaha tani maupun investasi hasil
usaha tani sebagai simpanan. Disamping itu, wawancara
dilakukan dengan mempersiapkan daftar pertanyaan yang
ditanyakan langsung kepada masyarakat tani setempat.
Sehingga data yang dihasilkan benar-benar data primer.
PEMBAHASAN
Pembiayaan atau kredit merupakan salah satu
faktor pelancar pembangunan pertanian. Syukur 1990)

604
memaparkan peranan pembiayaan atau kredit tersebut
adalah:
a. Memberikan bantuan kepada petani kecil dalam
mengatasi kesulitan atau keterbatasan modal
b. Mengurangi ketergantungan petani dengan
pedagang perantara dan pelepas uang, dengan
demikian berperan dalam memperbaiki struktur
dan pola pemasaran hasil pertanian di pasar,
terutama pasar padang lua sebagai tempat
pemasaran masyarakat Sungai Landai.
c. mekanisme transfer pendapatan diantara
masyarakat untuk mendorong pemerataan
d. insentif bagi petani untuk meningkatkan
produksi usahatani. Tetapi nyatanya masih
banyak petani yang tidak dapat mengakses
pembiayaan dari lembaga keuangan formal yang
memiliki tingkat suku bunga yang relatif rendah.
Kegiatan pertanian memiliki sifat tergantung
musim yang berarti banyak menghadapi ketidakpastian,
sehingga perlu modal yang fleksibel (Karyani, 2016).
Akses pembiayaan petani dari lembaga keuangan dapat
diidentifikasi dari beberapa dimensi, yaitu (i)

605
ketersediaan, tersedianya lembaga keuangan di
lingkungan sekitar, (ii) kenyamanan, mudah diakses, (iii)
kontinuitas, dapatkah keuangan diakses berulang kali,
dan (iv) fleksibilitas, produk yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu (Morduch,1999). Salah satu lembaga
keuangan yang dapat diakses petani yaitu lembaga
keuangan yang berada dekat dengan lingkungan, yaitu
lembaga keuangan syariah (Sayaka dan Rivai, 2011).
Akses lembaga keuangan syariah memiliki hubungan
dengan karakteristik nasabah. Karakteristik nasabah
khususnya petani yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan,
jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha tani,
status lahan, luas lahan, dan pendapatan.Mayoritas petani
berjenis kelamin laki-laki menyatakan terdapat
kenyamanan, keberlanjutan, dan fleksibilitas akses
pembiayaan dari lembaga pembiayaan syariah. Begitu
juga dengan petani berjenis kelamin perempuan, yaitu
menyatakan terdapat kenyamanan, keberlanjutan, dan
fleksibilitas akses pembiayaan dari lembaga pembiayaan
syariah. Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh pelajar lainnya bahwa petani laki-laki merasa
nyaman mengakses pembiayaan dari lembaga

606
pembiayaan syariah karena terus berlanjut dari periode
satu ke periode selanjutnya.
Selanjutnya, menurut Bappenas (2015), umur
dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu umur 15-49
tahun (sangat produktif), umur 50-65 tahun (produktif),
dan umur lebih dari 64 tahun (tidak produktif). Mayoritas
petani yang kategori usia sangat produktif (15-49) dan
produktif (50-62) menyatakan terdapat keberlanjutan
akses pembiayaan dari lembaga keuangan syariah.
Mayoritas petani kategori usia tidak produktif (>62)
menyatakan terdapat ketersediaan akses pembiayaan dari
lembaga keuangan syariah seperti bank syariah. Terdapat
fleksibilitas dan kenyamanan akses pembiayaan dari
lembaga keuangan syariah, bank syariah baik kategori
usia sangat produktif (15-49) dan produktif (50-62)
ataupun kategori usia tidak produktif. Sejalan dengan
penelitian Ashari (2006), pada petani dengan usia
produktif memiliki pengalaman mengenai akses
pembiayaan sehingga terdapat keberlanjutan dan
kenyamanan akses lembaga keuangan syariah, yaitu bank
syariah yang sedang digunakan atau dimanfaatkan.

607
Pendidikan meningkatkan kemampuan petani
dalam memahami cara akses pembiayaan dari lembaga
keuangan (Karyani, 2016). Mayoritas petani yang berada
pada wilayah gurun yang menyatakan terdapat
ketersediaan, keberlanjutan, fleksibilitas akses
pembiayaan dari lembaga keuangan syariah pada tingkat
pendidikan tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, dan
perguruan tinggi. Mayoritas petani dengan jumlah
tanggungan keluarga lebih dari tujuh menyatakan
terdapat ketersediaan, kenyamanan, dan fleksibelitas
akses pembiayaan dari lembaga pembiayaan syariah
seperti bank syariah. Mayoritas petani wilayah gurun ini
dengan jumlah tanggungan keluarga kurang dari tiga dan
antara tiga dan tujuh menyatakan terdapat kenyamanan
dan keberlanjutan akses pembiayaan dari lembaga
pembiayaan syariah. Menurut informasi yang
berkembanh dari masyarakat ke masyarakat, kebanyakan
petani yang memiliki jumlah tanggungan keluarga
banyak, tidak lancar dalam pembayaran pembiayaan
sehingga sulit mengakses pembiayaan dari lembaga
pembiayaan bank syariah untuk selanjutnya. Berdasarkan
hal tersebut petani yang memiliki jumlah tanggungan

608
keluarga banyak, tidak dapat merasakan kenyamanan dan
fleksibilitas (Agunan, 2020). Petani yang memiliki
pengalaman usahatani lebih lama, maka lebih mudah
dalam mengakses pembiayaan dari lembaga pembiayaan
syariah (Agunan, 2015). Lembaga pembiayaan syariah
akan lebih percaya pada petani yang memiliki
pengalaman usaha tani yang cukup lama (Ardiansyah,
2014).
Petani di wilayah gurun itu rata-rata bercocok
tanam dengan sayur, kebanyakan menyatakan terdapat
kenyamanan dan keberlanjutan akses pembiayaan dari
lembaga pembiayaan bank syariah. Petani sayur dengan
lama usaha tani dari sekian tahun menyatakan terdapat
ketersediaan akses pembiayaan dari lembaga pembiayaan
bank syariah terdekat.
Begitu juga dengan halnya sertifikat tanah adalah
salah satu sertifikat yang bisa dijadikan agunan, petani
yang memiliki lahan maka peluang mengakses lembaga
keuangan pada bank syariah lebih besar dibandingkan
dengan petani yang tidak memiliki lahan (Karyani,
2016). Mayoritas petani sayur dengan status kepemilikan
lahan pemilik menyatakan terdapat ketersediaan akses

609
pembiayaan dari lembaga keuangan, bank syariah.
Sedangkan mayoritas petani sayur penyewa, penggarap,
dan pemilik dan penggarap menyatakan terdapat
keberlanjutan akses pembiayaan lembaga keuangan, bank
syariah. Mayoritas petani sayur dari semua kategori yang
memiliki status kepemilikan menyatakan bahwa terdapat
kenyamanan dan fleksibilitas akses pembiayaan lembaga
keuangan bank syariah. Luas lahan adalah salah satu aset
yang dimiliki petani dan menjadi salah satu ukuran
penilaian lembaga keuangan bank syariah untuk
menyetujui permohonan pembiayaan sehingga mudah
mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan
(Mu’allim, 2003). Begitu juga dengan petani berbagai
kategori yang memiliki luas lahan menyatakan bahwa
terdapat kenyamanan, keberlanjutan, dan fleksibel akses
pembiayaan dari lembaga keuangan syariah. Dan para
petani yang tidak memenuhi kriteria prosedur mengakses
pembiayaan pada bank syariah menyatakan tidak terdapat
ketersediaan akses pembiayaan dari lembaga keuangan
bank syariah. Hal tersebut terjadi karena sudah terjadi
kecekcokan atau hubungan yang tidak bagus terlebih
dahulu.

610
Menurut pengakuan masyarakat, pendapatan
memiliki dampak pada pengangsuran pembiayaan dan
pemilihan produk pembiayaan ketika mengakses
pembiayaan dari lembaga keuangan bank syariah. Para
petani sayur yang memperoleh pendapatan yang dapat
melebihi kebutuhannya, menyatakan bahwa terdapat
kenyamanan dan keberlanjutan akses pembiayaan dari
lembaga keuangan yaitu bank syariah. Mayoritas petani
yang bercocok tanam itu dengan pendapatan lebih itu
menyatakan terdapat fleksibilitas akses lembaga
keuangan bank syariah. Namun, hasil wawancara dengan
petani sayuran menyatakan bahwa mayoritas petani
mengalami sedikit kendala yaitu mengenai kesulitan
dalam menjangkau lembaga keuangan syariah
dikarenakan lembaga keuangan syariah di Kecamatan
hanya tersedia dengan jumlah sedikit. Petani yang akan
mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan bank
syariah harus menempuh jarak sekian Km menggunakan
kendaraan umum maupun pribadi walaupun letaknya
strategis, namun masih ada kesulitan bagi para
nasabahnya.

611
Di balik kendala itu semua, masih ada mayoritas
pernyataan petani terdapat kenyamanan akses
pembiayaan dari lembaga keuangan bank syariah karena
pelayanan lembaga keuangan syariah baik dan ramah
sehingga menarik. Pernyataan terdapat keberlanjutan
akses pembiayaan dari lembaga keuangan syariah karena
jika sudah meminjam satu kali akan ditawarkan produk
baru dengan pembiayaan yang lebih tinggi. Hal tersebut
dikarenakan ada beberapa lembaga keuangan syariah
dapat disesuaikan pembayarannya tidak sebulan sekali
walaupun banyak dilakukan oleh lembaga keuangan
syariah non formal. Lembaga keuangan bank syariah
memberi jangka waktu dirasa cukup oleh petani sayur
dalam mengakses pembiayaan dan produk yang
ditawarkan beragam. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Mu’allim (2003) menyatakan bahwa pelayanan
akses pembiayaan dari lembaga keuangan syariah sudah
cukup baik. Penelitian Financing, Budi (2019)
menyatakan semakin jauh jarak bank syariah maka
peluang petani untuk mengakses pembiayaan dari bank
syariah kecil. Penelitian Wati (2018), merupakan salah
seorang masyarakat Sungai Landai yang pernah mencari

612
informasi menyatakan aksesibilitas pembiayaan dari bank
syariah sudah baik dilihat dari fleksibilitas (volume
pinjaman).
1. Faktor Peluang Akses Petani Ke Pembiayaan
Pertanian Syariah
Model yang digunakan untuk menduga faktor-
faktor yang mempengaruhi peluang petani mengakses
pembiayaan pertanian syariah dari bank adalah model
regresi logistik. Variabel atau faktor yang diduga
mempengaruhi peluang akses petani terhadap
pembiayaan pertanian syariah adalah usia petani, tingkat
pendidikan formal petani, jarak rumah petani ke kantor
layanan Perbankan, biaya yang harus dikeluarkan petani
untuk mendapatkan pembiayaan (cost of fund), dummy
pandangan petani terhadap sistem bunga kredit atau
pinjaman, dan jumlah anggota keluarga petani (family
size).
Model regresi logistik secara keseluruhan dapat
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi akses
petani terhadap pembiayaan pertanian yang diajukan
kepada lembaga keuangan berupa bank. Hasil pengujian
parameter secara parsial dengan uji wald pada

613
menunjukkan bahwa terdapat tiga peubah yang
berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 1 persen,
yaitu jarak rumah petani ke kantor layanan bank, cost of
fund, dan pandangan petani terhadap bunga kredit
dengan nilai odds ratio masing-masing. Variabel jarak
rumah petani ke kantor layanan bank memiliki tanda
bahwa semakin jauh jarak rumah petani dengan kantor
layanan bank maka peluang petani untuk mengakses
pembiayaan pertanian akan semakin kecil.
Apabila rumah petani lebih dekat dengan kantor
layanan perbankan, maka petani lebih mudah dan cepat
dalam mengakses informasi tentang bank, sehingga dapat
meningkatkan peluang petani dalam mengakses
pembiayaan. Hal ini selaras dengan Ibrahim dan Bauer
(2013) yang menyatakan semakin jauh jarak rumah
petani maka biaya transaksi yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan pembiayaan akan semakin besar.
Dari sisi bank selaku kreditur, lebih mudah untuk
mengenali karakter dan memonitoring petani sebagai
calon debitur yang memiliki rumah lebih dekat
dibandingkan dengan petani yang rumahnya lebih jauh,
sehingga hal ini dapat meningkatkan peluang

614
disetujuinya permohonan pembiayaan yang diajukan oleh
petani.
Temuan ini sesuai dengan Okten dan Osili
(2004), yang menyatakan biaya untuk screening dan
monitoring debitur dipengaruhi oleh jarak rumah debitur
ke kantor layanan lembaga keuangan.
2. Persepsi Petani Terhadap Bank Syariah
Persepsi adalah proses dalam memahami
lingkungan yang melibatkan pengorganisasian dan
penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman
psikologis (Silalahi 2012). Analisis persepsi dalam
penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana
persepsi petani gurun sebagai nasabah terhadap
keberadaan bank syariah . Persepsi petani yang dilihat
dibagi dalam tiga instrumen kelompok, yaitu 1) persepsi
petani terhadap pelayanan dari karyawan bank syariah ,
2) persepsi petani terhadap sarana dan prasarana yang
dimiliki bank syariah, dan 3) persepsi petani terhadap
produk pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah .
Hasil analisis persepsi menggunakan Skala Likert
menunjukkan bahwa, persepsi petani terhadap perbankan
dilihat dari ketiga aspek sudah baik. Petani menyatakan

615
setuju terhadap masing-masing atribut dengan persentase
yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan
bank syariah dapat diterima oleh petani. Namun akan
lebih baik keberadaan nya lebih dekat dengan lingkungan
petani, agar lebih mudah untuk dijangkau.
2.1 Persepsi Petani Terhadap Pelayanan dari
Karyawan Bank Syariah
Pelayanan yang baik merupakan suatu
prinsip yang harus dimiliki oleh setiap karyawan
dari perusahaan yang bergerak di bidang jasa,
termasuk bank syariah. Semakin baik pelayanan
yang diberikan, maka akan meningkatkan
kepuasan dan kepercayaan nasabah terhadap bank
syariah. Dan apabila anggota atau nasabah sudah
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan,
maka hal ini akan menumbuhkan loyalitas dalam
diri anggota atau nasabah.
Persepsi petani terhadap pelayanan yang
diberikan oleh karyawan bank syariah dibuat
dalam 6 variabel, yaitu;
a. kecepatan dan ketepatan pelayanan,
b. ketelitian dan keakuratan pelayanan,

616
c. Kemampuan karyawan dalam menjelaskan
produk,
d. Keramahan dan kesopanan karyawan,
e. Penampilan karyawan, dan kesiapan
karyawan dalam menangani keluhan nasabah
(anggota).
Persepsi petani terhadap aspek pelayanan
dari karyawan dapat diketahui bahwa persepsi
petani terhadap pelayanan yang diberikan oleh
karyawan bank syariah sangat baik. Hal ini
terlihat dari masing-masing variabel yang
ditanyakan, dimana petani merasa sangat setuju
dengan bentuk atau pola pelayanan pada bank
syariah selama ini. Dari sini terlihat bahwasanya
petani merasa sudah dilayani kebutuhannya
dengan baik oleh karyawan bank syariah.
Pola pelayanan yang diterapkan bank
syariah lebih mengedepankan nuansa
kekeluargaan dan bersifat informal, dengan tetap
memperhatikan aspek kehati-hatian. Kondisi ini
mampu menghilangkan kesan ‘kaku’ yang
melekat pada lembaga keuangan. Hal ini juga

617
yang mengakibatkan petani sebagai nasabah
(anggota) bank syariah merasa lebih nyaman
ketika sedang bertransaksi.
2.2 Persepsi Petani Terhadap Sarana dan
Prasarana yang dimiliki Bank Syariah
Berdasarkan informasi yang diperoleh,
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh bank
syariah tentunya sangat menunjang kegiatan
operasional bank syariah dan mempengaruhi
tingkat kepuasan nasabah (anggota) terhadap
pelayanan dari bank syariah. Dengan bukti
banyaknya persepsi- persepsi baik yang
dikemukakan oleh petani sebagai pengguna bank
syariah untuk proses kegiatam bertaninya, dan di
samping itu banyaknya petani-petani yang lain
terus menggunakan bank syariah bahkan ikut
menyebarluaskan ke lingkungan terdekat.
Oleh sebab itu penulis mengatakan bahwa
petani menyatakan setuju atau puas dengan sarana
dan prasarana yang dimiliki bank syariah, dengan
kata lain petani mempersepsikan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh bank syariah sudah

618
baik. Petani menilai kebersihan dan kenyamanan
ruangan kantor pelayanan sangat baik. Desain
interior ruangan yang rapi dan adanya fasilitas
pendingin ruangan menjadikan petani sebagai
nasabah (anggota) merasa nyaman ketika
bertransaksi. Sebanyak 75 persen petani
menyatakan setuju dengan memadainya jumlah
kursi yang ada di ruang pelayanan. Begitu juga
dengan variabel ketersediaan media hiburan dan
fasilitas pendukung transaksi dalam ruang
pelayanan bank syariah.
2.3 Persepsi Petani Terhadap Produk
Pembiayaan Yang Dimiliki oleh Bank
Syariah
Menurut masyarakat, fitur yang dimiliki
oleh produk pembiayaan akan mempengaruhi
keputusan seseorang untuk memilih produk
tersebut. Produk pembiayaan pertanian dari salah
satu bank syariah yang sering diakses oleh
masyarakat menggunakan akad murabahah,
dengan skema angsuran jatuh tempo (dibayar
ketika panen). Pola pembiayaan ini terbukti

619
digemari oleh nasabah (anggota) bank syariah
terutama petani. Hal itu dapat dilihat dari persepsi
petani yang sangat menyetujui terkait fitur produk
yang melekat pada produk pembiayaan pertanian
oleh bank syariah .
Petani menyatakan sangat setuju bahwa
produk pembiayaan pertanian oleh bank syariah
sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan
dalam hal ini mengandung dua dimensi
pengertian, yaitu waktu dan jumlah. Dari sisi
waktu, petani membutuhkan pembiayaan pada
saat akan memulai kegiatan usaha tani.
Sedangkan dimensi jumlah terkait dengan
ketepatan jumlah pembiayaan yang dibutuhkan
petani untuk kegiatan usaha taninya.
Persepsi petani akan kedua hal ini
menunjukkan bahwa petani merasa sangat setuju
akan kebijakan yang diterapkan oleh bank syariah
dalam hal waktu pencairan pembiayaan dan
jumlah pembiayaan yang diberikan. Hal ini
ditunjukkan dengan skor rata-rata untuk variabel
waktu dan jumlah. Dalam hal prosedur dan

620
persyaratan untuk mengajukan pembiayaan
pertanian, sejauh ini petani menganggap hal
tersebut cukup sederhana sehingga tidak
merepotkan mereka. Hal itu direpresentasikan
dengan persepsi petani yang sangat setuju dengan
prosedur dan persyaratan yang ditentukan oleh
bank syariah. Begitu juga dengan nilai margin
atau bagi hasil pembiayaan yang diterapkan oleh
bank syariah. Petani menganggap jumlah tersebut
masih wajar dan relatif rendah jika dibandingkan
dengan lembaga keuangan mikro lainnya.
Dalam menyalurkan dananya pada
nasabah, secara garis besar produk pembiayaan
syariah terbagi kedalam empat kategori yang
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya
yaitu:
a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan
dengan adanya perpindahan kepemilikan barang
atau benda. Tingkat keuntungan bank ditentukan
di depan dan menjadi bagian harga atas barang
yang dijual. Yang termasuk pembiayaan jual beli

621
yaitu pembiayaan murabahah yaitu transaksi jual
beli di mana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank
Bertindak sebagai penjual sementara
nasabah sebagai pembeli, pembiayaan salam ini
lah transaksi jual beli dimana barang yang yang
diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu,
barang diserahkan secara tangguh sementar
pembayaran dilakukan tunai, pembiayaan istishna
menyerupai produk salam tapi dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam
beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna
dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada
pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
b. Pembiayaan dengan prinsip sewa
Transaksi ijarah
Dilandasi adanya perpindahan manfaat.
Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja
dengan prinsip jual beli, tapi bedanya terletak
pada objek transaksinya. Pada jual beli
transaksinya adalah barang, sedangkan pada
ijarah objek transaksinya adalah jasa.

622
c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Produk pembiayaan berdasarkan prinsip
bagi hasil yaitu pembiayaan musyarakah yaitu
transaksi yang dilandasi adanya keinginan para
pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan
nilai aset yang mereka miliki secara bersama-
sama.
Sedangkan pembiayaan mudharabah yaitu
bentuk kerjasama antara dua atau lebih dimana
pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.
Masyarakat lebih memilih terlibat dalam produk
akad mudharabah ketimbang produk-produk akad
yang lain.
Menurut pengakuan masyarakat sungai
landai, kec. Banuhampu kab. Agam bahwa bank
syariah juga melakukan berbagai pelayanan jasa
perbankan kepada nasabah dengan mendapat
imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa
perbankan antara lain sharf (jual beli valuta asing)
yaitu jual beli mata uang yang tidak sejenis ini,

623
penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang
sama (spot). Bank mengambil keuntungan dari
jual beli valuta asing ini, ijarah (sewa) jenis
kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak
simpanan dan jasa tata laksana administrasi
dokumen, bank mendapat imbalan sewa dari jasa
tersebut. Semntara masyarakat tidak pernah
terlibat dalam produk ini.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat
Terhadap Bank Syariah
Menurut sebagian dari masyarakat, Faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi masyarakat bank syariah,
terdapat dua yaitu sebagai berikut; (Harminee, 2016)
a. Faktor internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu
faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu
yang mencakup beberapa hal antara lain sebagai
berikut:
1) Fisiologis, yaitu informasi masuk
melalui alat indra, selanjutnya informasi
yang diperoleh pada saat berada di
lingkungan maupun di wilayah bank

624
syariah tersebut, baik fasilitas yang
diberikan maupun pelayanan kepada
masyarakat sebagai nasabah ini akan
mempengaruhi dan melengkapi usaha
untuk memberikan arti terhadap
lingkungan sekitarnya. Kapasitas indra
untuk untuk mempersepsi pada tiap orang
berbeda-beda sehingga interpretasi
terhadap lingkungan juga berbeda.
Sehingga menimbulkan perbedaan
persepsi terhadap penggunaan bank
syariah
2) Perhatian, masyarakat secara individu
memerlukan sejumlah energi yang
dikeluarkan untuk memperhatikan atau
memfokuskan kepada bentuk fisik dan
fasilitas mental yang ada pada suatu obyek
bank syariah. Energi tiap masyarakat
berbeda-beda sehingga perhatian seorang
masyarakat yang satu dengan yang lainnya
terhadap objek lembaga keuangan yang
dikemukakan juga berbeda dan hal ini

625
akan mempengaruhi persepsi terhadap
pemanfaatan bank syariah.
3) selanjutnya mengenai Minat, minat
yaitu persepsi masyarakat terhadap bank
syariah bervariasi tergantung kepada
seberapa banyak energi atau perceptual
vigilance yang digerakkan untuk
mempersepsi lembaga keuangan ini.
Perceptual vigilance merupakan
kecenderungan seseorang untuk
memperhatikan tipe tertentu dari stimulus
atau dapat dikatakan sebagai minat.
4) Kebutuhan yang searah yaitu faktor ini
dapat dilihat dari bagaimana kuatnya
masyarakat individu mencari objek-objek
pada bank syariah yang akan digunakan
atau pesan yang dapat memberikan
jawaban sesuai dengan yang diharapkan .
5) Pengalaman dan keinginan seperti
memenuhi kebutuhan yaitu pengalaman
dapat dikatakan tergantung pada ingatan
dalam arti sejauh mana masyarakat

626
tersebut dapat mengingat kejadian-
kejadian lampau untuk mengetahui suatu
rangsang yang dapat menjadi pedoman,
apakah layak untuk dilakukan kembali
seperti sedia kala, atau menggunakan
metode sesuai produk yang ditawarkan
saat itu.
6) Suasana hati yaitu keadaan emosi
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam
mengambil keputusan tentang
menggunakan bank syariah atau tidak,
mood ini menunjukkan bagaimana
perasaan masyarakat individu pada waktu
yang dapat mempengaruhi bagaimana
masyarakat dalam menerima, bereaksi dan
mengingat. Baik dalam kondisi keuangan,
maupun anggaran panen yang akan
diperoleh.
b. Faktor eksternal
Dengan informasi dari data-data yang
sudah penulis dapat, menurut penulis faktor ini
digunakan untuk bank syariah yang dipersiapkan

627
atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan,
lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut
menentukan didasari atau tidaknya rangsangan
tersebut. Elemen-elemen tersebut dapat
mengubah sudut pandang masyarakat terhadap
dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana
masyarakat dapat merasakannya atau
menerimanya.
Sementara itu faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap
bank syariah adalah sebagai berikut:
1) Ukuran dan penempatan dari objek
bank syariah atau stimulus yaitu faktor ini
menyatakan bahwa semakin besarnya
hubungan suatu objek, maka semakin
mudah untuk dipahami, bentuk ini akan
mempengaruhi persepsi masyarakat
individu dan dengan melihat bentuk
ukuran objek bank syariah seperti produk-
produk maupun lokasi daripada bank
tersebut, maka masyarakat individu akan

628
mudah untuk perhatian pada gilirannya
membentuk persepsi.
2) Keunikan dan kekontrasan stimulus
yaitu stimulus dari luar akan memberi
makna lebih bila sering diperhatikan
maupun sering dikunjungi dibandingkan
dengan yang hanya sekali dilihat dan tidak
mencari tahu bagaimana dengan bank
syariah, kekuatan dari stimulus merupakan
daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi obyek bank syariah
tersebut. (Hasminee, 2016)
KESIMPULAN
Dari penulisan artikel ini, kesimpulan yang dapat
penulis ambil mengenai Persepsi petani terhadap akses
lembaga bank syariah di Kecamatan Banuhampu
kabupaten Agam mayoritas menyatakan terdapat
kenyamanan, keberlanjutan dan fleksibilitas karena
pelayanan yang diberikan oleh lembaga bank syariah
sangat baik. Namun mayoritas petani menyatakan tidak
terdapat ketersediaan. Lembaga bank syariah memberi
jangka waktu yang dirasa cukup oleh petani dalam

629
mengakses pembiayaan dan produk yang ditawarkan
beragam. Kurangnya petani yang mengakses lembaga
bank syariah dikarenakan ketersediaan lembaga
keuangan syariah hanya tersedia dengan jumlah sedikit.
Berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penambahan
pembukaan kantor cabang di Kecamatan Banuhampu,
Kabupaten Agam.
Variabel-variabel yang signifikan untuk
meningkatkan peluang akses petani ke pembiayaan
pertanian syariah adalah jarak rumah petani ke kantor
layanan bank syariah, cost of fund, dan pandangan petani
terhadap sistem bunga kredit.Petani menilai keberadaan
bank syariah berperan dalam mendukung kegiatan
usahatani pada daerah gurun ataupun aktivitas
perekonomian lainnya. Dari sisi pelayanan karyawan,
sarana dan prasarana yang dimiliki, serta produk
pembiayaan pertanian dari bank syariah, petani menilai
hal tersebut sudah cukup baik. Sebagai contoh, petani
menyatakan setuju terhadap masing-masing atribut
persepsi dengan persentase yang berbeda.
Jadi, secara afektif sikap petani terhadap
produk bank syariah boleh dikatakan tergolong besar,

630
petani suka dengan produk yang disediakan oleh Bank
syariah, petani merasa bahwa Bank Syariah memiliki
sebuah manfaat untuk petani dalam memenuhi
kebutuhan usaha tani, produk yang ditawarkan berupa
produk penghimpun dana dari masyarakat (funding),
produk penyaluran dana kepada masyarakat
(financing) dan pelayanan jasa (Fee based income
product) membuat petani tertarik untuk
menggunakannya, petani tertarik dan senang untuk
menggunakan produk bank syariah karena produk yang
ditawarkan bank syariah menggunakan prinsip syariah
yaitu bebas bunga dan sistem bagi hasil. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Asaad 2011) yang menyatakan
bahwa tiga hal yang menjadi ciri dari pembiayaan
syariah, yaitu bebas dari bunga (interest free), bagi hasil
serta resiko (profit loss sharing) serta perhitungan
bagi hasil dilakukan pada saat transaksi berakhir, hal ini
berarti pembagian hasil dilakukan setelah ada
keuntungan riil, bukan berdasar pada asumsi bahwa
besarnya keuntungan usaha yang akan diperoleh di atas
bunga kredit.

631
Secara konatif sikap petani terhadap produk
bank syariah dalam kategori setuju atau baik
tergolong kepada anggaran yang besar, petani ingin
menggunakan fasilitas produk Bank Syariah untuk
memenuhi kebutuhan permodalan pertanian mereka,
petani akan menggunakan produk pembiayaan bank
syariah berdasarkan prinsip bagi hasil, sikap petani
menunjukan sikap yang positif baik secara kognitif,
afektif dan konatif. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Hurriyati, 2005) yang menyatakan bahwa ada
tiga komponen pembentuk sikap, yaitu komponen
kognitif dapat dipahami sebagai komponen
kepercayaan yang didasari oleh pengetahuan, persepsi
serta pengalaman mengenai suatu objek.
Komponen afektif yaitu emosi - emosi yang ada
pada diri seseorang dalam kaitannya dengan suatu objek.
Komponen konatif dipahami sebagai kesiapan untuk
berperilaku tertentu yang didasari oleh suatu sikap
tertentu.Sikap petani terhadap Bank Syariah positif
karena petani tertarik dan senang dengan produk yang
ditawarkan oleh Bank Syariah serta ingin mencoba
menggunakan produk Bank Syariah hal ini terlihat dari

632
sikap yang mereka miliki tidak menolak adanya bank
Syariah serta senang dengan adanya Bank Syariah di
lingkungan, apalagi jika dapat dengan mudah di jangkau
oleh masyarakat Sungai Landai kec. Banuhampu kab.
Agam.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sarlito (2012)
yang menyatakan bahwa sikap dinyatakan dalam tiga
domain ABC, yaitu Affect, Behaviour, dan
Cognition.Affect adalah perasaan yang timbul (senang,
tak senang), Behaviour adalah perilaku yang mengikuti
perasaan itu mendekat, menghindar, dan cognition
adalah penilaian terhadap objek sikap (bagus, tidak
bagus).Promosi yang dilakukan oleh bank syariah
dirasa kurang menyeluruh oleh petani serta masih
sedikit kantor yang dimiliki oleh bank syariah, selain itu
pesaing yang memberikan kemudahan akses bagi
petani membuat sedikit petani yang menggunakan
Bank Syariah, kegiatan yang dilakukan oleh bank
syariah untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi dan
promosi kepada masyarakat agar masyarakat lebih
mengenal dan mengerti produk – produk yang dimiliki
oleh perusahaan itu sudah menjadi nilai tambah dalam

633
mengembangkan bank syariah di lingkungan ini. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Apriyanti (2018)
yang menyatakan bahwa terdapat beberapa kelemahan
bank syariah diantaranya yaitu promosi bank syariah
yang kurang menyeluruh ke berbagai masyarakat,
kantor yang dimiliki sedikit, ketidaktahuan masyarakat
tentang bank syariah, fasilitas anjungan tunai mandiri
(ATM) sedikit. Hal ini diperkuat oleh pendapat salah
seorang petani yang berada dekat penulis yang
menyatakan bahwa sikap masyarakat terhadap sistem
serta produk perbankan syariah menunjukan bahwa
sebagian masyarakat tidak mengetahui produk yang
ditawarkan oleh perbankan syariah.

634
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Ashari. (2006). Potensi Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) Dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan
dan Kebijakan Pengembangannya. Pusat Studi
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 4(2):146-164.
Beik IF, Hafiduddin D. (2008). Enhancing the role of
sukuk in agriculture sector financing in Indonesia:
proposed model. Di dalam Ali SS, editor.
Proceeding of International Conference of
Islamic Capital Market (2007 Ags 25-27);
Jakarta, Indonesia. Jeddah (KSA): Islamic
Development Bank. 85-96.
Hurriyati, Ratih. (2005). Bauran Pemasaran Dan
Loyalitas Konsumen. Bandung: Bandung:
Alfabeta.
Rangkuti F. (2003). Measuring Consumer Satisfaction:
Gaining Customer Relationship Strategy. Jakarta
(ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Sayaka, B., & Rivai, R. S. (2011). Peningkatan akses
petani terhadap kredit ketahanan pangan dan

635
energi. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian, Kementerian Pertanian.
Sumarwan U. (2004). Perilaku Konsumen, Teori dan
Penerapannya Dalam Pemasaran. Bogor (ID):
Ghalia Indonesia.
Uma, Hasminee. (2016) Persepsi:Pengertian,Definisi,
dan Faktor yang Mempengaruhi. Bandung:
Garuda.
Jurnal Ilmiah
Anggraeni L, Puspitasari H, Ayubbi SE, Wiliasih R.
(2013). Akses UMKM Terhadap Pembiayaan
Mikro Syariah dan Dampaknya Terhadap
Perkembangan Usaha: Kasus BMT Tadbiirul
Ummah, Kabupaten Bogor. Jurnal Al-Muzara’ah.
1(1):56-67
[BI] Bank Indonesia. (2012). Statistik Perbankan
Indonesia. Vol: 10 No. 6 Mei 2012. Jakarta (ID).
BI.
Dharmawan, Arya Hadi. (2010). Agenda Riset Strategis
Bidang Penanggulangan Kemiskinan
Hamid ES, Mubyarto, Dumairy. (1986). Kredit pedesaan
di Indonesia. Yogyakarta (ID): BPFE

636
Hendayana R, Bustaman S, Sunandar N, Jamal E. (2009).
Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan dan
Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kementerian Pertanian. Bogor.
Hermawan H, Andrianyta H. (2012). Lembaga keuangan
mikro agribisnis: terobosan penguatan
kelembagaan dan pembiayaan di pedesaan. Pusat
Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Kementerian Pertanian. Bogor. 10(2)
Karyani, T., & Akbar, U. (2016). Aksesibilitas Petani
Mangga Gedong Gincu Terhadap Lembaga
Keuangan Formal dan Non-Formal Studi Kasus
Gapoktan Sami Mulya Kecamatan Sedong
Kabupaten Cirebon. Jurnal Agribisnis Terpadu,
9(2).
Meyer, Richard L. Nagarajan, Geetha. (2000). Jurnal
Financial Markets in Asia: Policies Paradigms,
and Performance. Asian Development Bank.

637
Mu’allim, A. (2003). Persepsi Masyarakat terhadap
Lembaga Keuangan Syariah. Al-Mawarid Journal
of Islamic Law, (10), 25992.
Prayoga A, Fahmi, I, Asmara A. (2017). Daya saing
BMT berdasarkan aspek kelembagaan. Jurnal
Infokop 27 (1): 1-14
Silalahi U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung
(ID): Refika Aditama.
Suraya, Sumardjo, Mangkuprawira S, Hafidhuddin D.
(2010). Farmers Perceptions and Preferences in
Ciamis and Bantul on Islamic Microfinance
Institutions (BMT). Journal of Economics,
Business and Accountancy Ventura. 13(3):245–
252.
Syukur M, Sumaryanto CM, Rasahan CA. (1990).
JurnalPola Pelayanan Kredit untuk Masyarakat
Berpenghasilan Rendah di Pedesaan Jawa Barat.
Bogor (ID). Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian, Departemen Pertanian
Mohamed, Khalid. (2003). Access to Formal and Quasi-
Formal Credit by Smallholder Farmers and
Artisanal Fishermen: A Case of Zanzibar.

638
Research on Poverty Alleviation (REPOA).
Jurnal persepsi masyarakat dengan lembaga
keuangan. ISBN 9987.
Morduch, Jonathan. (1999). The Microfinance
Promise.Journal of Economic Literature 37(4):
1569–1614.
Asaad, Mhd. (2011). “Peningkatan Peranan Perbankan
Syariah Untuk Pembiayaan Usaha Pertanian.”
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman.
Disertasi tesis, skripsi
Nurmanaf AZ. (2007). Lembaga informal pembiayaan
mikro lebih dekat dengan petani. Analisis
Kebijakan Pertanian 5(2): 99-109. Pusat Analisis
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian.
Wawancara
Febriyanti. wawancara pribadi. Pandangan terhadap
bank syariah sebagai petani. 25 Juni 2021

639

Anda mungkin juga menyukai