STEP 2 Last Edited
STEP 2 Last Edited
Diagnosing the problems berkonsentrasi pada identifikasi masalah-masalah yang ada, analisis
struktur dan perilaku dari masalah tersebut, dan pengambilan keputusan mengenai skala
prioritas. Hal mendasar yang harus dilakukan pertama kali dalam mengidentifkasi masalah
adalah mendefinisikan kata ‘masalah’ itu sendiri. Masalah itu sendiri didefinisikan sebagai
perbedaan yang terjadi antara situasi saat ini dengan situasi yang diinginkan. Adapun tahapan-
tahapan yang harus dilakukan untuk dapat melakukan identifikasi masalah dengan baik seperti
tabel di bawah ini.
1. Listing Problems
Setiap permasalahan yang timbul dari perbedaan antara situasi sekarang dan situasi yang
diinginkan harus dicatat. Pendekatan mendasar yang dilakukan dalam mendata setiap
permasalahan yaitu berdasarkan:
a. Standar eksternal
Standar eksternal merupakan standar yang diberlakukan oleh pihak di luar pelaku (dalam hal ini
industri pakan ayam), contohnya Standar Nasional Indonesia (SNI). Adanya standar ini
membantu kita dalam mengidentifikasi kinerja suatu perusahaan berdasarkan standar yang
berlaku. Apabila kondisi yang berlangsung saat ini tidak sesuai dengan standar yang ada maka
terdapat gap dan permasalahan di antaranya yang harus diselesaikan. Tabel 2.1 memperlihatkan
beberapa masalah yang terdapat pada industri pakan ternak apabila dilihat berdasarkan standar
eksternal yang ada.
Merurut data Badan Pusat Statistik (2015), 1.790.342 (BPS, 2016). Dengan demikian upah buruh
Rata-rata upah per bulan buruh peternakan dan peternakan seharusnya terletak pada kisaran tersebut
perikanan di bawah mandor (supervisor)
atau lebih.
Indonesia, yang didalamnya termasuk tenaga
kerja industri pakan, tahun 2007-2016 berada
dalam rentang Rp. 611.000 – Rp. 855.600.
4. Harga bahan baku pakan cenderung tinggi
Harga bahan baku seharusnya tidak menyimpang jauh
Kebijakan penghentian impor ini
mengakibatkan naiknya harga jagung sampai dari harga acuan. Berdasarkan Permendag No. 27 tahun
Rp6.000,- /kg dari sebelumnya rata-rata Rp 2017, harga acuan jagung yaitu Rp 2.500 – Rp 3.150
3.000,-/kg.
5. Pengelolaan lingkungan dalam industri
pakan yang buruk Kementrian Lingkungan Hidup telah membuat sebuah
Sekitar 50% perusahaan pakan belum instrumen pengendalian lingkungan dalam perusahaan,
memenuhi standar pengelolaan limbah dari yaitu program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
KLHK, sehingga mengakibatkan pencemaran
dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper). Poin
lingkungan (Trobos, 2014). Pada tahun 2017,
ada beberapa perusahaan di Semarang yang di penilaiannya adalah AMDAL atau dokumen lingkungan,
demo oleh masyarakat sekitar pabrik akibat pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran
adanya pencemaran udara, hama kutu, serta
udara, dan pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan
limbah yang langsung dibuang ke sungai oleh
perusahaan pakan yang bersangkutan. beracun).
b. Standar internal
Dalam suatu organisasi beberapa kasus menunjukkan bahwa ‘orang’ atau pelaku organisasi itu
sendiri bisa menjadi masalah. Oleh karena itu, dalam proses ini, orang merupakan salah satu
objek sekaligus subjek yang harus dipertimbangkan dalam rangka mengenali secara detail
permasalahan yang ada. Identifikasi masalah melalui standar internal dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu, membandingkan kondisi sekarang dengan kondisi di masa lalu,
membandingkan dengan organisasi competitor atau standar dalam industri, dan membandingkan
kondisi saat ini dengan target perusahaan. Tabel 2.2 memperlihatkan permasalahan yang terdapat
pada industri pakan di Indonesia berdasarkan standar internal yang ada.
c. Future Problems
Setelah identifikasi permasalahan berdasarkan standar internal dan eksternal, selanjutnya perlu
dilakukan analisis tentang kondisi permasalahan tersebut di masa yang akan datang. Beberapa
masalah mungkin saja menjadi peluang di masa yang akan datang, sedangkan masalah lainnya
dapat menjadi ancaman bagi industri pakan ternak di masa yang akan datang (Tabel 2.3).
Tabel 2.3 Future Problems
Future condition
No. Current condition
Opportunity Threat
Standar eksternal
1. Kualitas jagung lokal tidak Dapat mengakibatkan
memenuhi standar kualitas pakan ketergantungan impor yang
yang baik berkepanjangan di masa yang
akan datang.
2. Struktur pasar bahan baku pakan Dapat mengakibatkan tingkat
(jagung) cenderung monopsoni kesejahteraan petani terus
menurun.
3. Upah tenaga kerja industri pakan Upah yang rendah mengakibatkan
masih rendah taraf hidup rendah. Hal ini
berdampak secara luas pada
kualitas generasi keturunannya
dan menyebabkan lingkaran
kemiskinan.
4. Harga bahan baku pakan Mengingat jagung termasuk komoditas yang diperhatikan oleh
cenderung tinggi pemerintah, maka kondisi ini kemungkinan tidak akan berlangsung
lama. Baru-baru ini pemerintah melalui Bulog berusaha menstabilkan
harga jagung dan harga jagung di pasaran mulai turun.
5. Pengelolaan lingkungan dalam Pengelolaan lingkungan terutama
industri pakan buruk limbah yang buruk dapat
berdampak luas, seperti merusak
ekosistem sekitar, mengakibatkan
keracunan pada hewan air (bila
limbah dibuang ke sungai), serta
mengancam kesehatan masyarakat
sekitar.
6. Ketergantungan terhadap bahan Ketergantungan terhadap bahan
baku impor baku impor yang terus-menurus
dapat mematikan petani jagung.
Standar internal
7. Industri pakan didominasi oleh Semakin lama industri dikuasai
perusahaan asing besar perusahaan asing kemungkinan
industri lokal berkembang
menjadi lebih sulit.
8. Kontaminasi hama dan penyakit Hal ini dapat menyebabkan
pada bahan baku (jagung) ketidakpercayaan konsumen dan
kualitas pakan yang menurun.
9. Keterbatasan teknologi industri Keterbatasan saat ini dapat Keterbatasan teknologi mencegah
mendorong berbagai inovasi industri pakan dalam negeri untuk
yang dapat diterapkan di masa berkembang dan bersaing secara
depan global
10. Rendahnya pendidikan SDM Pendiidkan SDM yang rendah
dapat mengakibatkan
terhambatnya penetrasi inovasi,
ilmu, dan teknologi baru.
11. Minimnya investasi dan Minimnya inverstasi mendorong
pengembangan pada keterbatasan teknologi dan
standar kesejahteraan pekerja bisa
saja tidak tercapai.
12. Pekerja sektor peternakan sebagian Ketika pekerja dengan usia tidak Apabila industri terus
besar pada usia tidak produktif produktif pension, maka mempekerjakan pekerja dengan
generasi muda berpeluang usia tidak produktif maka sulit
mengisi kekosongan tersebut. melakukan inovasi teknologi baru.
13. Kapasitas industri pakan belum Peningkatan kapasitas di masa
optimal depan sangat mungkin terjadi
sesuai permintaan pasar. Hal ini
akan meningkatkan aktivitas
ekonomi di sektor peternakan.
2. Understanding Problem Areas
Setelah melakukan listing problems kita memiliki sejumlah masalah yang terkait dengan industri
pakan ayam. Untuk mempermudah dalam menentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan
dan menentukan masalah mana yang menjadi masalah utama maka memahami cakupan masalah
menjadi hal yang penting. Adapun tahapan dari proses ini yaitu:
Structuring problem areas yaitu mengelompokkan masalah-masalah yang ada ke dalam beberapa
grup dan mencoba untuk menemukan hubungan diantaranya. Sebelum mengelompokkan
masalah ke dalam beberapa area, akan dilakukan identifikasi keterkaitan pada masing-masing
masalah (Tabel 2.4).
Setelah mengetahui keterkaitan antara satu masalah dengan masalah lainnya, maka dilakukan
pengelompokkan masalah-masalah tersebut ke dalam area tertentu. Pada penelitian ini terdapat
tiga kelompok area permasalahan yaitu tingkat produsen jagung, pemerintah, dan pengusaha
pakan ternak (Gambar 2.1).
Developing problem area yaitu tahapan untuk mengembangkan struktur yang sudah dibuat
dengan menguji dan mendefinisikan ulang hipotesis yang diajukan. Tahapan ini merupakan
siklus dari aktivitas pengujian, konstruksi ulang, dan pengembangan. Pengujian berarti
mengecek konsistensi struktur yang dibuat terhadap fakta di lapangan. Ketika struktur tersebut
tidak konsisten maka harus dilakukan konstruksi ulang sesuai dengan analisis fakta yang terjadi.
Setelah itu kita dapat menentukan masalah kunci yang selanjutnya dikembangkan dengan lebih
detail (Gambar 2.2). Gambar 2.2 memperlihatkan pengembangan dari permasalahan di tingkat
produsen jagung yang mengakibatkan kualitas jagung lokal menjadi rendah.
Kurangnya
Investasi rendah intervensi
pemerintah
Kualitas
Keterbatasan
SDM petani
teknologi
rendah
Kurangnya
Hama dan Kurangnya
penerapan sistem
penyakit pengembangan
pertanian yang
tanaman bibit unggul
unggul
Kualitas jagung
lokal rendah
Gambar 2.2 Permasalahan di tingkat produsen jagung: pengembangan area masalah
PRODUSEN JAGUNG PEMERINTAH
KEBIJAKAN
Hama dan Kualitas SDM Investasi Teknologi
penyakit tanaman petani rendah rendah terbatas Kebijakan terkait
lingkungan tidak tegas
Kurangnya intervensi
melalui bentuk dukungan
Kualitas jagung lokal
rendah Penghentian impor
jagung
Kapasitas produksi
pakan belum optimal
Ketergantungan
Kualitas SDM Keterbatasan Pengolahan
bahan baku
rendah teknologi limbah buruk
impor
Upah tenaga
kerja rendah
Stating the problems yaitu tahapan untuk meringkas permasalahan yang ada berdasarkan faktor-
faktor kunci beserta keterkaitannya untuk merangkum sekaligus meningkatkan pemahaman
terhadap masalah yang ada. Tabel 2.5 merupakan rangkungam dari keseluruhan permasalahan
dalam industri pakan di Indonesia.
Berdasarkan pertimbangan kriteria di atas serta sumber daya yang tersedia, maka diputuskan
untuk memilih masalah terkait, “Kualitas dan Harga Bahan Baku Pakan Ternak”. Apabilan
kualitas bahan pakan ternak lokal dapat ditingkatkan maka ketergantungan akan impor bahan
baku juga lebih rendah. Dengan demikian, pengendalian hargan bahan baku pakan akan lebih
mudah dilakukan dan harga pakan pun dapat lebih stabil. Selain itu, bila masalah ini dapat
diselesaikan maka petani jagung juga akan diuntungkan. Pengusaha pakan ternak lokal juga lebih
mudah mengakses bahan baku sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi dan
berkemabng serta bersaing dalam industri pakan ternak.