ن
علموا اوالدكم فانهم مخلوقون يف زمان غب زمانكم
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia,” “Didiklah anak-anakmu karena mereka hidup di zaman yang tidak
sama dengan zamanmu”.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahi hamd....
Dalam perjalanan umat manusia, Allah SWT telah mengangkat Kedua, memberi keteladanan (uswah/contoh) pada anak-anak kita.
sekitar 124.000 Nabi, kemudian yang diutus untuk menjadi Rasul sekitar Bagaimanapun, keteladanan merupakan dakwah yang sangat manjur
313, yang wajib kita iman-i berjumlah 25 Nabi dan Rasul. Dan dari 25 dalam mengarahkan anak-anak kita. Dengan keteladanan yang
tersebut diangkatlah 5 Rasul istimewa yang diberi gelar Ulul Azmi dan ditampakkan sehari-hari, maka yang demikian ini akan mempengaruhi
terakhir ada 2 Rasul yang paling istimewa yakni Nabi Ibrahim AS dan anak-anak kita. Keluarga yang mempertontonkan kejujuran dan
Nabi Muhammad SAW. Keistimewaan beliau berdua diabadikan oleh kedermawanan akan berpengaruh bagi anaknya. Sebaliknya, keluarga
Allah SWT dalam bacaan shalat kita. yang mempertontonkan kedustaan dan kebakhilan juga akan ditiru oleh
anaknya.
،يم َ ت َع َىل ْإب َراه
َ يم وعىل آل ْإبراه َ ْ َّ َ
آل ُم َح َّم ٍد كما صلي
َ َ َّ
الل ُه َّم َص ِّل َعىل ُم َح َّم ٍد َو َعىل Ketiga, kumpulkan anak-anak kita dengan teman-teman yang baik
ِ ِ ِ ِ atau teman yang soleh atau solehah. Teori habitus yang disampaikan
ن َ َ ت َع َىل ْإب َراه َ ْ َ َ َ َ َّ َ ُ َ َ ْ َ َ
يم َو َعىل آل إبراهيم يف ِ آل ُم َح َّم ٍد كما بارك
ِ ىل وبارك عىل محم ٍد وع oleh Pierre Bordieu menunjukkan bahwa habitus, tempat dimana kita
ٌ َ ٌ َ َ َّ َِ َ ن
العال ِمي إنك ح ِميد م ِجيد berada, sangat berpengaruh pada manusia, pada anak-anak dan juga
pada adik-adik kita. Bordieu menyebut habitus sebagai “struktur yang
Ma’asyirol Muslimin wal Muslimat rahimakumullah terstruktur”. Habitus adalah “lingkungan dari kekuatan yang ada”.
Sudah selayaknya momentum Idul Adha semacam ini kita Alm. KH. Abdul Muchith Muzadi, selalu memberi nasehat pada
manfaatkan untuk kembali memilih sosok Nabi Ibrahim AS sebagai rule orang-orang: “Lebih baik sekolah yang berakhlakul karimah meskipun
mode dalam mendidik keluarga dan anak-anak kita. tidak bermutu daripada bermutu daripada tidak berakhlakul karimah”.
Salah satu dari sekian banyak pelajaran berharga yang dapat kita Untuk memilih pendidikan yang karena itu, carilah habitus yang baik-
teladani dari Nabi Ibrahim AS adalah bahwa tujuan tertinggi manusia baik. Jangan terjerumus pada habitus yang kurang baik.
adalah “rabbi hab li minasshalihin”. Ya Allah berilah kami anak-anak yang
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahi hamd.... kemampuan kompetisi yang handal, generasi yang kuat dan terpercaya.
Ma’asyirol Muslimin wal Muslimat rahimakumullah... Sebagaimana dilukiskan dalam surat al-Qoshos ayat 26:
Nabi Ibrahim AS melahirkan anak paling sejati yang disebutkan
dalam al-Qur’an surat al-Shaffat ayat 102. Ismail, bagi Nabi Ibrahim
bukan hanya sebagai anak biologis, melainkan juga sebagai anak
spiritual. Bandingkan dengan putra Nabi Nuh AS, meskipun ia seorang
putra biologis dari seorang Nabi, namun ia menjadi pembangkang dan
kufur. Itulah sebabnya putra Nabi Nuh dicap hanya sebagai anak biologis,
tetapi bukan anak spiritual, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
surat Hud ayat 46. ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
Fir’aun adalah sosok manusia paling angkuh yang termaktub dalam Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
al-Qur’an, tetapi isterinya mendapatkan pujian sebagai isteri shalehah bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."
yang beriman, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat at-
Tahrim ayat 11. Bandingkan dengan istri paling pengkhianat dalam al- Generasi al-qowwiyul amin menurut Ulama’ tafsir ialah generasi
Qur’an surat at-Tahrim ayat 10 ternyata istri Nabi Luth dan Nabi Nuh. yang sehat jasmani dan rohani, serta memiliki berbagai kecerdasan,
Semoga anak keturunan kita tidak hanya menjadi keturunan ketrampilan dan keunggulan. Di samping kejujuran dan amanah. Dengan
biologis, akan tetapi sekaligus keturunan spiritual kita. Semoga demikian, generasi yang kita persiapkan ialah generasi al-qowwiyul amin
istri/suami kita bukan hanya istri/suami bilogis akan tetapi juga yakni generasi tangguh dan terpercaya yang mampu membawa
spiritual. Hari raya Idul Adha ini, sekali lagi kita jadikan sebagai kemaslahatan fii dini wa dunya hatta akhiroh. Amin amin amin yaa
momentum yang baik untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas, robbal alamin
suatu generasi yang betul-betul terpilih (the chosen people) atau umat
َ َ َ ْ َ َّ َّ الر ْحمن َّ َ ُ ُْ
pilihan (khoirul ummah). ِإنا أعط ْيناك. الر ِح ِيم ِ
َّ هللا َِ ْ ِب ْس ِم. الر ِج ْي ِم
َّ الش ْيطن
ِ اهلل ِمن ِ َ ْأع َو َذ ِب
Al-Qur’an telah memberikan warning bagi kita agar tidak َ ُ َ َ َ َّ ْ َ
meninggalkan generasi yang lemah dan tidak punya daya saing. الك ْوث َر ف َص ِّل ِل َر ِّبك َوان َح ْر ِإن ش ِانئك ه َو اْل ْب ُب
َ َ ُ ََ ْ ُْ َُ ن ُ َب َار َك
ات ِ بما فيه ِ َمن اآلي َونف َع ِ ن يب َوِا ِّياك ْم. آن ال َع ِظ ْي ِمِ هللا ِ يىل َولك ْم ِ يف الق ْر
ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ َّ َ ُ ُ ّ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ِّ ْ ْ َ ْ َ َ َ َّ ْ ِّن
استغ ِف ُر ْوا وتقبل ِم يب و ِمنكم ِتالوته ِانه هو الس ِميع الع ِليم ف. والذك ِر الح ِكي ِم
َّ ِا َّن ُه ُه َو ْا َلغ ُف ْو ُر
الر ِح ْي ُم
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa’ ayat 9)