Perlakuan I
Rendemen (%) = Berat Kering/(berat biji awal:3)x100%
= 38,4 gram/ (255,2:3) x 100%
= 45,1%
Perlakuan II
Rendemen (%) = Berat Kering/(berat biji awal:3)x100%
= 38,3 gram/(255,2:3) x 100%
= 45%
Perlakuan III
Rendemen (%) = Berat Kering/(berat biji awal:3)x100%
= 35,9 gram/ (255,2:3) x 100%
= 42,1%
Setelah hari ke-7, biji kakao dibagi menjadi tiga bagian dan
dilakukan perlakuan berupa:
V. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa suhu tertinggi pada
saat fermentasi mencapai 27 ℃ dengan pH 5 yaitu pada hari ke tiga
atau pengamatan ke tiga. Didapati presentase rendemen tertinggi
diperoleh pada perakuan ke I, sebesar 45,1%. Dan presentase
rendemen terendah didapati oleh perlakuan ke III, dengan nila
42,1%.
DAFTAR PUSTAKA
Hayati.R, et all, 2012. Kajian Fermentasi dan Suhu Pengeringan pada Mutu
Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Keteknikan Pertanian. Universitas
Syah Kuala Darussalam,Aceh.
Hatmi. U.R, 2012. Teknologi Pengolahan Biji Kakao. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian. Yogyakarta
Purnama, I.N., 2004, Kajian Potensi Isolat Kapang Pemecah Ikatan Tanin Pada
Kulit Buah Kakao (Theobromti cacao L.), Skripsi, Program Studi Nutrisi
dan Makanan Ternak, Departemmen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rahmadi, A., & Fleet, G. H. 2012. The Occurrence of Mycotoxigenic Moulds in
Cocoa Beans from Indonesia and Queensland, Australia. In Proceeding
of International Seminar on Food Science (pp. 1–18).
Rohan, TA. 1963. Processing of Raw Cocoa for Market. FAO Agric. Studies,
Rome.
b. Pembahasan
Kakao merupakan tanaman perkebunan yang memiliki
nama ilmiah Theobroma cacao L. Kakao memiliki nama famili
Sterculiaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan yang
saat ini banyak ditanam di berbagai kawasan tropika (Bulandari,
2016).
Menurut Martono (2017), sistematika tanaman ini sebagai
berikut :
Kingdom :Plantae
Division :Spermatophyta
Sub-division :Angiospermae
Class :Dicotyledoneae
Sub-class :Dialypetalae
Order :Malvales
Family :Sterculiaceae
Genus :Theobroma
Species :Theobroma cacao L.
Tanaman kakao menghasilkan biji yang merupakan
produk olahan dengan nama yang sangat terkenal yaitu cokelat.
Biji kakao adalah bahan utama pembuatan bubuk kakao (cokelat).
Bubuk kakao merupakan bahan baku makanan yang sangat
disukai terutama anak-anak. Karakter rasa cokelat adalah gurih
dengan aroma yang khas sehingga disukai banyak orang
khususnya anak-anak dan remaja (Nizori dkk., 2021).
Produksi kakao Indonesia mencapai 1.315.800 ton per
tahun atau setara dengan 15% dari total produksi kakao dunia.
Indonesia menempati posisi ketiga penghasil kakao dunia setelah
Pantai Gading dan Ghana dengan luas areal 1.462.000 ha dan
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir areal perkebunannya
meningkat pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8% per
tahun (Karmawati et al., 2010).
V. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Bulandari S, 2016. Pengaruh Produksi Kakao terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Kolaka Utara. Doctoral dissertation.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Karmawati, E., Zainal Mahmud, M. Syakir, J. Munarso, K. Adiana, dan
Rubino. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Perkebunan. Kementerian
Pertanian.
Martono B, 2017. Karakteristik Morfologi dan Kegiatan Plasma Nutfah
Tanaman Kakao. Bunga Rampai: Inovasi Teknologi Bioindustri
Kakao.
Nizori A, Tanjung OY, Ulyarti U, Arzita A, Lavlinesia L, dan Ichwan B,
2021. Pengaruh Lama Fermentasi Biji Kakao (Theobroma cacao
L.) Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Bubuk Kakao.
Jurnal Pangan dan Agroindustri, 9(2): 129-138
SNI. 2008. SNI Biji Kakao 01-2323-2008. Jakarta.
LAMPIRAN
LAMPIRAN