Anda di halaman 1dari 16

PENYAKIT RHEUMATOID ARTRITIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam

Perolehan Angka Kredit

DISUSUN OLEH

Dr. NESRY ARY

NIP : 19800717 201001 2 003

PUSKESMAS GALANG

TAHUN 2014
LEMBARAN PERSETUJUAN

Diterima dan Disetujui Oleh :

KEPALA PUSKESMAS GALANG

ALOWADODO TELAUMBANUA, SKM

NIP : 19681105 199103 1 005

KEPALA DINAS KESEHATAN

KOTA BATAM

Drg. CHANDRA RIZAL, MSi

NIP : 19590524 198910 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena karunia dan
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Penyakit Rheumatoid
Artritis“ ini telah dapat disusun sebagaimana mestinya.

Adapun karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
kredit poin untuk kenaikan pangkat / golongan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari harapan, karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan karya tulis ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih penulis kepada Bapak Kepala
Puskesmas Galang, yang telah banyak membimbing dan memberikan sumbangan pemikiran dalam
menyusun karya tulis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat-Nya kepada kita semua, dan semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

Batam, Juni 2014

Penulis

Dr. Nesry Ary

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL.......................................................................................................................................................
.................i

LEMBARAN
PERSETUJUAN........................................................................................................................................
...................ii

KATA
PENGANTAR...........................................................................................................................................
...........................iii

DAFTAR
ISI...............................................................................................................................................................
.................iv

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................
........................1

A. Latar
Belakang.................................................................................................................................
.................1
B. Tujuan.....................................................................................................................................
..........................2

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................................
..........................3

A.
Pengertian...................................................................................................................................................
........3

B.
Patofisiologi..................................................................................................................................
.......................4

C. Manifestasi
Klinis.............................................................................................................................................
....4
D.
Komplikasi....................................................................................................................................
........................5

E. Kriteria
Diagnostik.....................................................................................................................................
...........5

F. Pemeriksaan
Penunjang......................................................................................................................................
.6

G.
Penatalaksanaan............................................................................................................................
......................7

BAB III
PENUTUP..................................................................................................................................................
.....................9

A. Kesimpulan.............................................................................................................................
.........................9
B. Saran.......................................................................................................................................
.................... .................................9

DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................................................
......................10

BAB III
PENUTUP..................................................................................................................................................
.....................10

A. Kesimpulan
.........................................................................................................................................
........10

B .
Saran.............................................................................................................................................
.......................11

DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................................................
........................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya
usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan
tubuh.

Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang
ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan
penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal
terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia manusia.

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot
pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia
menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau
menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya
dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan
penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya
menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik
dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama
pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga
tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak.

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai
kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur.

Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan
kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun . Dan
berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama
(49%) dari pola penyakit lansia .
1

Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya terdapat
banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering
merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat,
dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial
( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).

Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui.
Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian  Penyakit Rheumatoid Artritis.


2. Untuk mengetahui perjalanan Penyakit Rheumatoid Artritis.
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan serta pengobatan Penyakit Rheumatoid
Artritis.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang
berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis
adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan bahwa, rheumatoid arthritis adalah
penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran
sinovial dari sendi diartroidial.

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh
diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama
pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai
dengan radang pada membran sinovial dan struktur – struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan
tulang.

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif,
cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetri, dan terjadi gangguan
autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi .
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun
resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur.

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah
pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.

Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor
genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah
faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus .Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui.
Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :

1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus

2. Endokrin

3. Autoimun

4. Metabolik

5. Faktor genetik

.Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus
dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang
rawan sendi penderita.

B. PATOFISIOLOGI

Peradangan AR berlangsung terus-menerus dan menyebar ke struktur-struktur sendi dan


sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul fibrosa sendi. Ligamentum dan tendon meradang.
Peradangan ditandai oleh penimbunan sel darah putih, pengaktivan komplemen, fagositosis ekstensif
dan pembentukan jaringan parut. Peradangan kronik akan menyebabkan membran sinovium hipertrofi
dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan nekrosis sel dan respons
peradangan berlanjut. Sinovium yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut
panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan
pembentukan jaringan parut. Proses ini secara lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat
serta deformitas.
C. MANIFESTASI KLINIS

Pola karakteristik dari persendian yang terkena

a. Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.


4
b. Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan
kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular
c. Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.
d. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari
berlangsung selama lebih dari 30 menit
e. Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.

Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa:

1. Demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi


2. Nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.
3. Rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot
4. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid ekstrasinovium.
Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang terdapat di daerah trauma atau
peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari
tangan.

D. KOMPLIKASI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang
merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah
perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor
penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara
akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat
ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

E. KRITERIA DIAGNOSTIK 
Diagnosis arthritis reumatoid tidak bersandar pada satu karakteristik saja tetapi berdasar
pada evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala. 

Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut: 

1. Kekakuan pagi hari (sekurangnya 1 jam) 

2. Arthritis pada tiga atau lebih sendi 

3. Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan 

4. Arthritis yang simetris 

5. Nodula reumatoid dan Faktor reumatoid dalam serum 

6. Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)  

Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari  tujuh kriteria
ini terpenuhi. Empat kriteria yang disebutkan terdahulu harus sudah  berlangsung sekurang-kurangnya
6 minggu.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes faktor reumatoid positif, antinuclear antibody (ANA), posotif bermakna pada sebagian
penderita.
2. LED naik pada penyakit aktif : Umumnya meningkat pesat ( 80 – 100 mm/h) mungkin
kembali normal sewaktu gejala – gejala meningkat; anemia; albumin serum rendah dan
fosfatase alkali meningkat.
3. Rontgen menunjukkan erosi terutama pada sendi – sendi tangan, kaki dan pergelangan pada
stadium dini; kemudian, pada tiap sendi.
6
4. Kelainan destruktif yang progresif pada sendi dan disorganisasi pada penyakit yang berat.
5. Kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl.

F. PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi inflamasi, 

menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuan mobilisasi penderita 

(Lemone & Burke, 2001). 

Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain : 

1. Pemberian terapi 

Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri
dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik
untuk memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses
autoimun. 

2. Pengaturan aktivitas dan istirahat 

Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk mengurangi
gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan
sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus
diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan
sendi. 

3. Kompres panas dan dingin 

Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan relaksan otot.
Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres dingin. 

4. Diet 

Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang
disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan. 

5. Pembedahan 
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir. Bentuknya
dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join
replacement untuk mengganti sendi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat
tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam
waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang
ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur – struktur sendi serta atrofi otot dan
penipisan tulang. Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetri, dan terjadi
gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi.

B. Saran
- Disarankan pada penderita, agar istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk
mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang
tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi.
- Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan relaksan otot.
Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres dingin. 
- Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang
disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Chairuddin Rasjad,/ Jakarta/ 2007/ Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi

http://aanborneo.blogspot.com/2013/03/makalah-rheumatoid-arthritis.

http://anitamuzasi9.blogspot.com/2013/12/makalah-sistem-muskuluskeletal-artritis.html

Kementrian Kesehatan RI, (2007), Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas 2007


10

Anda mungkin juga menyukai