Manajemen Konflik Mahasiswa
Manajemen Konflik Mahasiswa
Disusun oleh :
Kelas : VI-C
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................12
KESIMPULAN......................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
menguntungkan bagi kelangsungan organisasi. Pada kondisi tertentu, konfik tidak
hanya merugikan tetapi mampu mengidentifikasi sebuah proses pengelolaan
lingkungan dan sumber daya yang tidak berjalan secara efektif, mempertajam
gagasan, bahkan dapat menjelaskan kesalahpahaman. Fenomena ini seperti sudah
menjadi hal yang lumrah sebab konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari
dan memberikan warna tersendiri dalam perjalanan suatu organisasi.
Banyaknya konflik yang dihadapi dalam organisasi secara tidak langsung
menuntut setiap anggota untuk memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan
konflik. Berdasarkan wawancara dengan salah seorang narasumber berinisial SN
yang merupakan Ketua bidang pemberdayaan perempuan HMI Komisariat
Kedokteran Universitas Malikussaleh, konflik-konflik yang bermunculan selama
perputaran roda organisasi melatih anggota untuk bersikap lebih sabar, ikhlas,
lebih memahami diri, dan pandai dalam mengelola emosi walaupun terkadang
memberikan tekanan tersendiri jika terlalu banyak dipikirkan. Masing-masing
anggota berusaha mengontrol diri agar tidak terjadi perselisihan.
Manajemen konflik bertujuan untuk mengendalikan konflik agar tidak
berkembang menjadi konflik yang dapat merusak potensi produktivitas anggota
organisasi serta menurunkan produktivitas sistem sosial. Produktivitas sistem
sosial yang dimaksud di sini adalah produktivitas yang diperoleh bukan dengan
jalan merusak atau bahkan saling menghancurkan lawan konflik. Upaya-upaya
tersebut dilakukan untuk menekan munculnya masalah yang lebih besar. Apabila
di dalam suatu organisasi muncul masalah besar hingga menjadi sorotan publik,
maka nama baik organisasi yang bersangkutan bahkan anggota-anggotanya dapat
tercoreng.
1. Apa saja konflik yang terjadi di dalam tubuh organisasi HMI Kedokteran
UNIMAL?
5
2. Seperti apakah gaya manajemen konflik yang diterapkan oleh mahasiswa
aktivis HMI Kedokteran UNIMAL?
3. Bagaimana dampak pemilihan gaya manajemen konflik terhadap
hubungan antar pengurus organisasi?
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
menjabat 2 periode. SN memandang bahwa selama ini konflik yang terjadi di
dalam rata-rata dipicu oleh hubungan SN dan JN yang belum saling memahami
peran satu sama lain karena JN merupakan Ketua Umum namun acuh dan tidak
peduli terhadap jalannya himpunan. SN berpikir bahwa sebenarnya pengurus tidak
mengharapkan munculnya konflik selama perjalanan himpunan, namun selama ini
faktanya konflik-konflik yang ada memiliki peran dalam kepengurusan periode
2021- sekarang dan justru memberi warna tersendiri.
Konflik yang sejauh ini ada di himpunan banyak diliputi oleh konflik
perorangan karena belum mampu menerima tanggung jawab yang sedang
diemban serta belum bisa memprioritaskan himpunan karena memiliki kesibukan
di luar organisasi ini. SN menyadari adanya konflik mengakibat negatif yaitu pada
kehadiran beberapa pengurus yang tidak maksimal. Hal ini menandakan bahwa
belum adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri pengurus. Hubungan pengurus
yang sebelum tau ada penyebab konflik masih biasa saja mulai sedikit ada
perubahan setelah tau bahwa konflik itu muncul dari ketua sendiri dan mulai
bermunculan lah malas aktif dan saling menggunjing karena ketidaksukaan pada
ketua tersebut.
b) Faktor penyebab dari dalam organisasi
Konflik yang terjadi di dalam HMI Komisariat Kedokteran UNIMAL
dipantik oleh faktor dari dalam maupun dari luar organisasi. Faktor internal
himpunan terdiri dari sumber daya manusia, dana dan fasilitas. Kemudian dari
sekian faktor internal tersebut yang dianggap turut memicu konflik adalah sulitnya
bagi sebagian pengurus untuk memprioritaskan kegiatan yang diikuti. Belum
munculnya rasa saling memiliki himpunan dan bersikap semaunya juga SN
anggap sebagai poin tambahan dari faktor internal.
c) Faktor penyebab dari luar organisasi
Selain faktor internal seperti yang telah dibahas sebelumnya, terdapat
faktor eksternal yang turut memiliki andil dalam kemunculan konflik di dalam
tubuh himpunan. SN menegaskan bahwa keterlibatan pengurus cabang yang
dianggap terlalu memberikan intervensi merupakan contoh dari faktor eksternal
yang menyebabkan konflik himpunan. Orientasi yang dibangun oleh masing-
8
masing kubu, yaitu cabang dan komisariat, tidaklah sama. Cabang terlalu
menuntut banyak kegiatan, sedangkan komisariat sendiri ingin melakukan
kegiatan terkendala dengan dana, dan sumber daya manusia dikarenakan pengurus
yang aktif itu sedikit.
d) Kendala dalam menangani konflik
Penanganan konflik yang beragam di dalam himpunan sudah tentu
dibersamain dengan kemudahan dan kendala. SN mengaku bahwa selama ini yang
menjadi kendalanya adalah kurang berempati. SN hanya berpikir semua masalah
di sekitar harus cepat di selesaikan, sehingga tidak tahu apakah tindakannya
berkenan di hati pengurus lain atau tidak.
Subjek tidak pernah menceritakan kendala tersebut kepada cabang maupun
komisariat yang lain. Selama ini SN hanya menjalin komunikasi kepada dua pihak
tersebut sebatas penentuan dan pemberitahuan LK-2 yang sedang berjalan dan
sekedar menjadi perwakilan komisariat untuk kegiatan area cabang. SN lebih
memilih merangkul pengurus yang mau aktif sekitar 7 orang untuk membantu
menyelesaikan kendalanya dan tetap bahu-membahu membangun komisariat
tanpa adanya ketua.
9
konflik di note handphone miliknya. Meskipun sudah memetakan alternatif cara
penyelesaian konflik versi pemikirannya, SN adalah sosok pengurus yang
berusaha menghargai dan mendengarkan masukan dari orang lain dalam
menyelesaikan konflik. Namun di balik usahanya tersebut, SN tetap menempatkan
dirinya untuk memiliki porsi dalam memutuskan mana yang terbaik bagi
himpunan walaupun SN tidak tahu apakah cara tersebut diterima baik oleh
pengurus atau tidak.
b) Gaya manajemen konflik yang mendominasi
HMI Kedokteran UNIMAL berlatar belakang kekeluargaan sehingga
apapun konflik yang terjadi di dalam organisasi ini diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat. Hanya saja cara ini tidak selalu berjalan dengan baik
ketika beberapa pengurus sekedar mampu melemparkan pertanyaan namun tidak
mampu menyimpulkan kesepakatan sehingga diambil alih oleh SN untuk
dikondisikan.
c) Alasan memilih gaya manajemen konflik tersebut
SN memilih menggunakan gaya manajemen seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya karena meyakini bahwa setiap masalah berakar dari diri pengurus
sendiri sehingga menyikapinya tidak boleh gegabah. Perlu ada usaha untuk
menengok terlebih dahulu apakah yang dimaksud tersebut merupakan masalah
yang membutuhkan penyelesaian segera atau hanya hal kecil yang tidak perlu
dibesar-besarkan.
Apabila hal tersebut memanglah sebuah konflik yang membutuhkan
penyelesaian segera, SN akan segera menganalisis solusi apa yang tepat kemudian
mengkomunikasikan bersama pengurus lain walaupun terkadang hanya dengan
beberapa pengurus. Sebelum menghubungi untuk mengajak berdiskusi, SN selalu
mempertimbangkan penerimaan pengurus lain terhadap upayanya kala itu. Ada
perasaan tidak tenang apabila pengurus lain sampai tidak menyukainya dan justru
menimbulkan konflik baru.
SN lebih mengutamakan kepentingan himpunan dari pada kepentingan
pribadi seperti merelakan waktunya untuk lebih diberikan kepada himpunan. SN
selalu memberi tenaga dan pikirannya demi himpunannya nampak di cabang.
10
Menyadari bahwa jabatan yang ditempati saat ini membutuhkan tanggung jawab
besar, SN meletakkan harapan besar untuk bisa membawa pengurus himpunan
tetap solid dan setiap program yang diusung selalu mencapai sukses.
11
Gaya manajemen konflik yang digunakan masing-masing pengurus tentu
beragam dan didasari oleh alasan yang diyakini tepat oleh setiap penggunanya.
SN menyikapi keberagaman ini secara terbuka dan menganggap bahwa hal
tersebut memang seharusnya berbeda sesuai tipe masing-masing pengurus.
Berbeda dengan beberapa pengurus yang masih mengeluh karena kurang bisa
menerima gaya manajemen konflik yang ditampilkan pengurus lain. Ada pula
yang merasa iri karena belum mampu bersikap lebih bijak seperti yang
diharapkan.
12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Konflik merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam
pergerakan suatu organisasi. Subjek dalam wawancara ini memandang konflik
sebagai hal yang penting untuk himpunan. Selain memberikan pengaruh negatif,
konflik juga memberikan pengaruh positif karena mampu membuat himpunan
berdinamika, melatih problem solving, menjadi bahan evaluasi untuk berkembang
lebih baik, serta membuat pengurus lebih mengenal sisi lain divisi maupun
individu dalam himpunan. Konflik di dalam himpunan dipicu oleh ketua ataupun
pengurus lain yang belum mampu memprioritaskan himpunan di antara kegiatan
pribadi lainnya serta kurangnya kedekatan emosional antara pengurus dan ketua
yang menimbulkan ketidaknyamanan.
Subjek penelitian memiliki cara-cara tersendiri dalam menghadapi konflik.
Subjek merupakan orang-orang yang menduduki jabatan strategis di dalam
himpunan dan memiliki wewenang lebih dalam penentuan kebijakan. Subjek
mampu menganalisis setiap masukan dan mengevaluasi hal-hal yang
menguntungkan maupun merugikan himpunan. Subjek memiliki inisiatif untuk
menemukan jalan tengah dan rela megurangi tuntutan terhadap lawan konfliknya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sekti, S. (2014). Gaya manajemen konflik pada mahasiswa yang tergabung dalam
lembaga kemahasiswaan UKSW (Doctoral dissertation, Program Studi Psikologi
FPSI-UKSW).
Dewi, N. N., SE, S. P., & Rodli, A. F. (2021). Perilaku organisasi. SCOPINDO
MEDIA PUSTAKA.
14