Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ASESMEN PSIKOLOGI INDIVIDU BERKEBUTUHAN KHUSUS

(AUTISME)

Disusun oleh:
Alexandra Hanifah 202010230311001
Rizky Alifah 202010230311009
Nisain Nadiya K 202010230311055

Dosen Pembimbing:
Susanti Prasetyaningrum, M.Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
Identitas Subjek:
Nama: D
Kelas : 2 SMA
Jenis Kelamin: Perempuan
Sekolah: SLB Autis Universitas Negeri Malang

1. Observasi

No Perilaku yang diobservasi


. Skor

1 2 3 4
1. Pergaulan dengan orang √
2. Peniruan √
3. Tanggapan emosi √
4. Koordinasi dan keselarasan √
tubuh
5. Perhatian dan penggunaan √
benda
6. Penyesuaian diri pada √
perubahan
7. Tanggapan penglihatan √
8. Tanggapan pendengaran √
9. Tanggapan dari penggunaan √
rasa, cium, dan raba
10. Takut atau cemas √
11. Komunikasi verbal √
12. Komunikasi nonverbal √
13. Derajat aktivitas √
14. Derajat dan stabilitas fungsi √
intelektual

No. Pengamatan Respon

1. Selama observasi apakah anak membuat kontak Ya


mata?
2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian tunjuk Ya
sesuatu di ruangan sambal mengatakan:
Lihat ini ada…
Perhatikan mata/wajah anak, apakah ia melihat
benda yang ditunjuk, “bukan” melihat tangan
pemeriksa.
3. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian Ya
berikan mainan (misalnya cangkir dan toko),
katakana pada anak untuk bermain “seolah-olah”
(“tolong buatkan secangkir teh untuk mama”).
Diharapkan anak mampu bermain “seolah-olah”
yang diinstruksikan
4. Tanyakan pada anak sebuah benda yang dikenal Ya
anak dalam ruangan pemeriksaan (“Lampunya
mana ya..”)
Apakah anak menunjuk dengan jarinya, sambal
menatap wajah pemeriksa ketika menunjukkan
benda yang ditanyakan?
5. Apakah anak dapat menyusun kubus/balok menjadi Tidak
suatu menara?

Hasil Observasi
Aspek Hasil Observasi
Aspek Kesehatan/Kondisi Fisik Subjek (D) tidak memiliki penyakit
bawaan dari lahir sehingga kondisi
kesehatannya sehat. Untuk Kondisi fisik
subjek terlihat berbadan besar sehingga
membuat subjek ketika berjalan juga tidak
seimbang.
Aspek Kemampuan Kognitif Subjek mudah untuk melakukan instruksi
ketika diberi instruksi oleh guru. Seperti
membuang sampah pada tempatnya atau
mengambil masker di ruangan TU. Subjek
mudah untuk mengenali orang serta
barang. Subjek juga dapat pergi ke tempat
yang ia tuju tanpa bantuan arahan dari
orang lain.

Aspek Perkembangan Emosi Ketika subjek di observasi ia termasuk


anak yang bisa mengontrol emosi nya dan
ia terlihat anak yang tidak gampang marah
kepada oranglain. Karena selama observer
mengamati perilaku subjek ia tidak
memunculkan emosinya.
Aspek Perkembangan Sosial Subjek memiliki kemampuan sosial yang
baik jika di lihat dalam lingkungan
sekolah, baik berupa teman atau gurunya.
Kemudian sebelum observer kenal dengan
subjek, ia menyapa dengan ramah dan
berjabat tangan dengan observer. Subjek
(D) juga termasuk anak yang memiliki
sosial tinggi karena terlihat lebih sering
berinteraksi dengan gurunya, temannya,
maupun oranglain (observer). Subjek (D)
bisa dikatakan bahwa ia mampu berbaur
dengan orang lain meskipun belum
berkenalan.
Aspek Perkembangan Bahasa Subjek memiliki kendala saat berbicara
menggunakan Bahasa Indonesia. Ia lebih
sering berbicara menggunakan Bahasa
Jawa. Dalam berkomunikasi subjek
seringkali mengulang kalimat, contohnya
ketika observer bertanya ia seringkali
menjawab berulangkali dengan jawaban
yang sama. Subjek (D) termasuk anak
yang dapat memahami intruksi oranglain
ketika ia ditanya.

2. Hasil Wawancara
Subjek Wawancara :D
Hubungan : Guru
Pewawancara : Rizky
Alifah & Nisain Nadiya
Tanggal Pelaksanaan :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah anak senang di ayun naik-turun di lutut?“pada dasarnya dia senang
untuk bermain, tapi mudah
bosan juga. Jadi salah satu
cara untuk bikin dia gak
bosan itu ya dengan
bermain melibatkan fisik.
Kebetulan anaknya juga
tidak sensitive terhadap
sentuhan, jadi senang-
senang saja”
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) terhadap “kalau terhadap orang lain
orang lain? dia bisa memperhatikan
kalau diajak ngomong, tapi
ya gitu… susah. Perlu
diberi stimulus seperti
diberi pertanyaan atau pake
bantuan barang”
3. Apakah anak menyukai memanjat benda-benda “karakter dia bukan
seperti tangga? karakter yang aktif, jadi
kalau untuk memanjat
benda seperti tangga gitu
enggak pernah sih..
seringnya duduk saja diam”
4. Apakah anak senang/mau bermain seperti ciluk baa “kalau sama teman-
tau petak umpet? temannya dia bermain..
soalnya di kegiatan sekolah
biasanya sebelum masuk
ada permainan seperti
kereta-keretaan gitu... jadi
kalai bermain seperti itu
bisa senang”
5. Apakah anak pernah bermain “seolah-olah”, seperti “biasanya dalam kegiatan
misalnya seolah-olaha membuat minum baik dengan sekolah juga diberi
alat permainan ataupun dengan menunjuk? stimulus bermain peran gini
ya mbak… jadi kita beri
instruksi untuk bagaimana
jika mereka menjadi guru,
atau bagaimana mereka
menjadi penjual, seperti
itu”
6. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk “sering mbak, kalau mau
menunjuk-nunjuk atau “menyatakan” ketertarikan sesuatu dia selalu
pada sesuatu atau “meminta” sesuatu dengan menunjuk ke benda yang
menunjuk? dia mau… tapi kadang juga
hanya menunjuk tanpa
memberi tahu, jadi kita
bingung hahaha”
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk “biasanya kalau seperti itu
menunjuk ke sesuatu, untuk mengindikasikan kita tanyain sih.. seperti
“tertarik” pada sesuatu sehingga orang lain melihat kamu mau apa atau yang
ke sana?
mana atau coba dikasih tau
gitu”

8. Apakah anak bermain dengan alat permainan (mobil “kalau dia ini jarang
mainan/balok-balok) lebih dari sekedar bermain menggunakan
memegang/mejatuhkan mainan tersebut? benda atau alat permainan
ya mbak, tapi biasanya
karena di area sekolah ada
permainan seperti ayunan
gitu dia biasanya hanya
duduk saja, jadi tidak aktif
bermain”
9. Apakah anak pernah membawa dan menunjukkan “sejauh ini biasanya yang
barang atau alat permainannya kepada orang lain? ditunjukkan itu benda
random yang ditemuin atau
yang membuat dia tertarik”
10. Apakah anak hanya bermain dengan alat permainan “seperti yang saya jelaskan
sejenis/tidak bervariasi alat permainannya setiap tadi ya mbak dia tidak
saat? terlalu tertarik dengan alat
permainan sih… jadi ya
seperti itu, hanya bermain
dengan menggunakan
interaksi”

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (2013). Anxiety disorders. In Diagnostic and statistical manual
of mental disorders (5th ed.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596.dsm05

Anda mungkin juga menyukai