Anda di halaman 1dari 80

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Karakter Satuan Pendidikan..............................................................................3
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN PROFIL PELAJAR 4
A. Visi MA.............................................................................................................4
B. Misi MA............................................................................................................4
C. Tujuan MA........................................................................................................5
D. Profil Pelajar.....................................................................................................9
BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN MA12
A. Intrakurikuler..................................................................................................12
1. Capaian Pembelajaran..............................................................................12
2. Tujuan Pembelajaran...............................................................................13
3. Alur Tujuan Pembelajaran.......................................................................14
4. Modul Ajar...............................................................................................14
5. Model Pembelajaran Terintegrasi............................................................15
6. Pengorganisasian Pembelajaran MA ........Fase E...................................16
7. Pengorganisasian Pembelajaran MA .......Fase F.....................................18
8. Pengembangan Diri..................................................................................25
9. Ekstrakurikuler.........................................................................................26
10. Proyek Penguatan Profil Pancasila..........................................................27
11. Program Pendukung.................................................................................32
12. Strategi Pembelajaran..............................................................................32
B. Penilaian Hasil Belajar....................................................................................35

i
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 38
BAB V PENUTUP 39
A. Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional.............................39
B. Evaluasi Kurikulum Operasional....................................................................43
C. Kesimpulan.....................................................................................................46
LAMPIRAN 48
A. Hasil Analisis Konteks......................................................................................48
B. Pengaturan Jumlah Jam Pembelajaran.............................................................60
C. Landasan Hukum..............................................................................................60
D. Projek Penguatan Profil Pancasila....................................................................62
E. Capaian Pembelajaran Fisika............................................................................64
F. Alur Tujuan Pembelajaran Fisika.....................................................................70
G. Modul Ajar Fisika............................................................................................71
H. Penilaian 76

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sistem pendidikan
yang dianut oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini lebih
lanjut dijabarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, dimana yang dimaksud dengan Pendidikan
Nasional adalah “Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman”, dan tujuan Sistem Pendidikan Nasional adalah
“untuk mengembangkan potensi pelajar agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Dalam mewujudkan tujuan tersebut maka perlu disusun
“seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” atau dapat
juga disebut sebagai “kurikulum”. Kurikulum yang dikembangkan
disesuaikan dengan kondisi sekolah, potensi / karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat, dan pelajar.
Berdasar hal diatas maka proses pengembangan dan penyusunan
Kurikulum MA.....Tahun Pelajaran 2021-2022 dilakukan dengan
melaksanakan proses analisa kondisi lingkungan lokal dan global. Dari proses
ini dapat jabarkan bahwa Kurikulum MA ...... Tahun Pelajaran 2021-2022
dikembangkan dan disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1. Standar Nasional Pendidikan yang sudah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 beserta Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan
Menteri (Permen) turunannya.
3
2. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
yang tercantum pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun
2020-2024.
3. Kebijakan Pemerintah Provinsi dan Peraturan Gubernur (Pergub) terkait
pendidikan.
4. Kebijakan Pemerintah Kota dan Peraturan Walikota (Perwali) terkait
pendidikan.
5. Karakteristik dan keunikan lingkungan sosial budaya masyarakat
sekitar.
6. Karakteristik dan keunikan pelajar.
7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru.
8. Perkembangan teori-teori pendidikan terbaru.
9. Kondisi MA .......saat ini merujuk kepada hasil evaluasi Tahun Pelajaran
2020-2021.
Sedangkan hal-hal pokok yang dijadikan fokus dalam
pengembangan dan penyusunan Kurikulum MA .......Tahun Pelajaran 2021-
2022 adalah :
1. Pengembangan pelajar berdasarkan potensi diri dan minat yang
dimilikinya.
2. Integrasi dan implementasi pengembangan kecakapan abad 21
(karakter, literasi, dan kompetensi) pelajar pada proses belajar mengajar.
3. Integrasi dan implementasi pendidikan karakter berdasar Profil Pelajar
Pancasila pada proses belajar mengajar.
4. Pengembangan pendidikan kecakapan hidup untuk pelajar.
5. Integrasi dan penerapan teknologi pada proses belajar mengajar.
6. Penerapan prinsip-prinsip kebijakan merdeka belajar yang sudah
ditetapkan  Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 

4
B. Karakter Satuan Pendidikan
Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi dan
karakteristik MA .......maka disampaikan hasil analisis konteks MA ......pada
Tahun Pelajaran 2021-2022.
MA ......berdiri mulai tahun dan berlokasi di pusat kota,
dikelilingi oleh pusat komersial, fasilitas umum dan kantor pemerintahan.
Untuk sarana dan prasarana secara umum, MA ......memiliki fasilitas cukup
lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar. MA ......memiliki Tenaga
Pendidik sebanyak .... orang yang cukup kompeten dalam pembelajaran dan
dalam penggunaan teknologi. Dalam pelaksanaan pembelajaran
MA .....memberi .... kelompok minat dalam mata pelajaran peminatan yang
disediakan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) dan Bahasa. Terdapat juga program-program unggulan yang
dipergunakan untuk menambah layanan pendidikan kepada pelajar.
Untuk karakteristik Sosial dan Budaya Lingkungan Sekolah
adalah Mayoritas pelajar berlatar belakang ekonomi mampu ke atas dan
berasal dari lingkungan masyarakat perkotaan. Mayoritas tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan juga berasal atau sudah lama tinggal di daerah kota dan
sekitarnya. MA ......memiliki dan membiasakan budaya displin waktu, tertib
ibadah, 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dan kepedulian sosial
pada seluruh warga sekolah.

5
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN PROFIL PELAJAR

A. Visi MA .....
Visi yang dimiliki MA .....diturunkan dari tujuan nasional
pendidikan di Indonesia yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003. Adapun visi MA .....adalah
“Pelayanan Penuh Cinta Kasih dan Profesional untuk Mewujudkan
Generasi Disiplin, Berbudi, Cerdas, Berprestasi, Mandiri, dan
Berwawasan Lingkungan Lokal-Global”

B. Misi MA ......
Misi MA .....ditetapkan sebagai representasi dari elemen visi
Xaverius dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen visi ....tersebut yaitu
Cinta kasih, Disiplin, Berbudi, Cerdas, Berprestasi, Mandiri, dan Berwawasan
Lingkungan Lokal-Global. Tujuh misi MA ......adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pelayanan pembelajaran dan pembimbingan secara
profesional dengan dasar cinta kasih sehingga setiap siswa dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan sikap spritual dan sosial secara intensif dan penuh cinta
kasih kepada seluruh warga sekolah agar tumbuh sikap disiplin yang
tinggi.
3. Menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan secara
profesional dan intensif dengan dengan dasar cinta kasih kepada seluruh
warga sekolah.
4. Menumbuhkan kecerdasan intelektual dan moral yang menjadi dasar
keberhasilan siswa dalam menempuh pendidikan dan kehidupan kini
hingga masa mendatang.
5. Menumbuhkan situasi yang kondusif dengan penuh cinta kasih untuk
mendorong siswa memiliki budi pekerti yang berprestasi dalam
kehidupannya sehari-hari.

6
6. Memberi kesempatan kepada seluruh warga sekolah agar dapat
mengembangkan profesionalitas mereka masing-masing sehingga mereka
dapat meraih prestasi dengan lebih optimal.
7. Menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan lokal maupun global
agar tumbuh rasa cinta terhadap kebersihan, kesehatan, keindahan, dan
sebagainya dimanapun mereka berada.

C. Tujuan MA .....
Tujuan akhir yang diharapkan oleh MA .....dalam pelaksanaan
program-program sekolah untuk mewujudkan misi sekolah ditetapkan dalam
bentuk 3 bagian, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah dan
tujuan jangka pendek.

1. Tujuan jangka panjang


1.1 Menghasilkan lulusan pembelajar sepanjang hayat yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, bangga
pada budaya bangsanya dan tenggang rasa sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila.
1.2 Menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan pendidikannya ke
jenjang lebih tinggi pada lembaga akademik / vokasi / kedinasan
terkemuka sesuai minat dan bakat yang dimilikinya.
1.3 Menghasilkan lulusan yang terampil dalam berpikir kritis,
berkreatifitas, menghasilkan karya, memanfaatkan teknologi
digital, dan mengembangkan minat serta bakatnya untuk
menghasilkan prestasi.
1.4 Menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan 6 literasi dasar
(literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi
digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).

2. Tujuan jangka menengah


2.1 Membentuk karakter pembelajar sepanjang hayat berlandaskan Profil
Pelajar Pancasila.

7
2.2 Menyusun beban belajar bagi pelajar yang manageable namun tetap
berkualitas serta dengan proses belajar mengajar yang
menyenangkan dan kontekstual.
2.3 Membekali pelajar dengan keahlian berfikir kreatif dan berfikir
kritis.
2.4 Membekali pelajar dengan penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca
dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi
budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).
2.5 Memfasilitasi pelajar untuk dapat melampaui kompetensi
pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat MA, baik akademik
dan non akademik.
2.6 Memfasilitasi pelajar untuk mampu menyusun karya tulis yang
orisinil.
2.7 Memfasilitasi pelajar untuk mendapat keahlian kecakapan hidup dan
berprestasi sesuai bakat dan minatnya.

3. Tujuan jangka pendek


3.1 Pembentukan karakter berdasar Profil Pelajar Pancasila
3.1.1 Melaksanakan pembiasaan sikap berbasis Profil Pelajar
Pancasila secara terintegrasi pada 100% mata pelajaran yang
diselenggarakan baik dalam bentuk tatap muka atau dalam
bentuk kegiatan proyek.
3.1.2 Melaksanakan 100% penilaian sikap berbasis Profil Pelajar
Pancasila.
3.1.3 Mendorong 100% pelajar mencapai minimal predikat BAIK
pada penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.

3.2 Proses belajar yang manageable namun tetap berkualitas


3.2.1 Mendorong agar tingkat keterlibatan pelajar dalam proses
belajar mengajar mencapai minimal 95%.

8
3.2.2 Mengelola proses belajar mengajar agar tingkat kepuasan
pelajar mencapai minimal 90%.
3.3 Keahlian berfikir kreatif dan berfikir kritis
3.3.1 Mengintegrasikan project based learning pada 100% mata
pelajaran.
3.3.2 Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 produk
kreatif per tahun dari project based learning.
3.3.3 Melaksanakan 100% proses penilaian yang mengandung
minimal 25% soal bertipe HOTS.
3.3.4 Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal
70% soal bertipe HOTS dengan dengan benar.
3.4 Penguasaan 6 literasi dasar
3.4.1 Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal
100% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan
tingkat level kognitif 1 dengan benar.
3.4.2 Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal
80% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan
tingkat level kognitif 2 dengan benar.
3.4.3 Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal
60% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan
tingkat level kognitif 3 dengan benar.
3.5 Kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat MA
3.5.1 Memfasilitasi 100% pelajar untuk mampu mencapai rata-rata
nilai akhir Tahun Pelajaran minimal 75 pada aspek
pengetahuan dan keterampilan.
3.5.2 Menangani 100% pelajar yang mengalami permasalahan
pembelajaran agar dapat terselesaikan.

3.6 Karya tulis yang orisinil

9
3.6.1 Membekali 100% pelajar dengan pengetahuan tata cara
penulisan karya ilmiah melalui proyek Profil Pelajar
Pancasila.
3.6.2 Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 karya
tulis ilmiah sesuai dengan minatnya dengan maksimal 20%
pada plagiarism score (menggunakan turnitin checker).
3.7 Keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minat\
3.7.1 Mendorong 100% pelajar memilih kelas peminatan berdasar
bakat dan minatnya.
3.7.2 Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1
ekstrakurikuler pilihan sesuai bakat dan minatnya.
3.7.3 Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 program life
skill sesuai bakat dan minatnya.
3.7.4 Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1
lomba/kompetisi akademik dan non akademik per tahun atau
minimal 1 kali program magang sesuai bakat dan minatnya

Untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan


MA .......menyusun beberapa rencana strategi pelaksanaan. Adapun strategi-
strategi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menyusun tim penjamin mutu dan tim pengembang kurikulum
2. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi dan lingkungan sekolah.
3. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah dengan melibatkan
unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan DUDI (Dunia usaha
dan dunia industri) dan komite sekolah.
4. Melakukan analisis kebutuhan program sekolah (kegiatan
intrakurikuler, ekstrakurikuler, pelatihan, pengadaan sarana prasarana,
kegiatan pendukun, dan lain-lain) untuk mendukung pelaksanaan rencana
kurikulum operasional sekolah yang sudah disusun.
5. Menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) berdasar
analisis kebutuhan program.

10
6. Menyusun rencana serta instrumen Evaluasi, Pendampingan dan
Pengembangan dengan melihat berbagai sisi (guru, tenaga kependidikan,
pelajar, orang tua dan komite sekolah).
7. Melaksanakan kurikulum operasional sekolah dengan evaluasi harian, 1
bulanan, 1 semester dan 1 tahun.
8. Melaksanakan program perbaikan berdasar prioritas 1 bulanan, 1
semester dan 1 tahun.
9. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah berdasar hasil
evaluasi dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar,
perwakilan DUDI (Dunia usaha dan dunia industri) dan komite sekolah.

D. Profil Pelajar MA .......


Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai
pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti ditunjukkan
oleh gambar berikut:

Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:


1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan
kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam

11
kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b)
akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan
(e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan
budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan
global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi
dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan
suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan
ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi,
kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari
mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi
baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara
berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan

12
mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan
mengambil Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari
kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

13
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
MA ............

A. Intrakurikuler

1. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran adalah suatu ungkapan tujuan
pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang
diharapkan diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta
didik setelah menyelesai kan suatu periode belajar (Dikti, 2015: 1).
Capaian pembelajaran biasanya digunakan untuk menentukan
tingkat kerangka kualifikasi, menetapkan standar kualifikasi,
menjel askan program dan kursus, mengarahkan kurikulum, dan
menentukan spesifikasi penilaian. Selain itu capaian pembelajaran
secara tak langsung akan mempengaruhi metode pengajaran,
pembelajaran lingkungan dan prakti k penilaian (ECFOP, 2017:14).
CP berfokus apa yang diharapkan pada siswa di akhir
pembelajaran, hal ini sejalan dengan pendekatan student centered
dalam dunia pendidikan. Kondisi ini juga ditegaskan oleh Kennedy
et.al (2014:3) yang menyatakan bahwa trend internasional dalam
pendidikan menunjukkan pergeseran dari tradisional pendekatan
“berpusat  pada guru” ke pendekatan “berpusat pada siswa”. Model
alternatif ini berfokus pada apa yang diharapkan dari siswa yang harus
di lakukan di akhir modul atau program. Oleh karena itu,
pendekatan  ini  bi asa disebut sebagai pendekatan berbasis hasil.
Secara sederhana Pengertian CP atau Capaian
Pembelajaran bisa didefinisikan sebagai kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan
peserta didik untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat

14
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi.
Dalam Keputusan Menteri Republik Indonesia atau
Kepmendikbud Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran
Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan
Menengah dinyatakan bahwa capaian pembelajaran juga menjadi
kompetensi pembel ajaran minimal yang harus dicapai peserta didik
untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian Pembel ajaran
memuat sekumpulan kompetensi dan li ngkup yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Pada satuan MA disebut dengan
Capaian Perkembangan MA (CP MA)

2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga
aspek kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperoleh siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun
secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu
yang menjadi prasyarat menuju CP.
Rumusan tujuan pembelajaran tidak hanya mencakup tahapan
kognitif (mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta) dan dimensi pengetahuan (faktual,
konseptual, procedural, metakognitif) tetapi juga mengikutsertakan
perilaku capaian seperti kecakapan hidup (kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif) serta profil pelajar Pancasila (Beriman, berkebinekaan global,
bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri).
Konsep Tujuan Pembelajaran secara operasional dapat memuat 3
komponen berikut.
1. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh
siswa atau diaktualisasikan dalam bentuk produk atau kinerja (abstrak

15
dan konkret) yang menunjukkan siswa telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang diperoleh
siswa melalui pemahaman selama proses pembelajaran di akhir satu
unit pembelajaran.
3. Variasi adalah sebuah keterampilan berpikir apa saja yang perlu
dikuasai siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan tingkat tinggi,
seperti mengevaluasi, menganalisis, memprediksi, menciptakan, dan
lain sebagainya.

3. Alur Tujuan Pembelajaran


Alur Tujuan Pembelajaran merupakan wujud uraian dari Capaian
Pembelajaran yang telah dianalisis dan dikelompokkan secara sistematis
mengacu pada prinsip yang ditetapkan dalam penyusunan alur tujuan
pembelajaran. Jika Capaian Pembelajaran memuat berbagai kompetensi
kunci yang belum tersusun secara sistematis misalnya berdasarkan tingkat
kesulitan materi, maka kegiatan mengurai capaian pembelajaran menjadi
beberapa tujuan pembelajaran kemudian menyusunnya secara sistematis
dan logis menurut tahapan mudah ke sulit, umum ke khusus, maka
hasilnya adalah Alur Tujuan Pembelajaran.

4. Modul Ajar
Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode,
petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik.
Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang
dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila
sebagai sasaran.
Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan
peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan
pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang. Guru perlu
memahami konsep mengenai modul ajar agar proses pembelajaran lebih

16
menarik dan bermakna. Guru dalam satuan pendidikan diberi kebebasan
untuk mengembangkan modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan
kebutuhan belajar peserta didik. Modul ajar dilengkapi dengan komponen
yang menjadi dasar dalam proses penyusunan. Komponen modul ajar
dalam panduan dibutuhkan untuk kelengkapan persiapan pembelajaran.
Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhan

5. Model Pembelajaran Terintegrasi


Pembelajaran di MA .......menggunakan sistem integrasi antar mata
pelajaran. Guru-guru pengampu mata pelajaran berkolaborasi untuk
menentukan alur pembelajaran.

17
Berikut adalah kelompok integrasi di MA ....

Kelompok Mata
No Mata Pelajaran
Pelajaran
1. Pancasila Character Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, Pendidkan Agama Dan
Budi Pekerti, Sejarah
2. Culture Seni Budaya – Prakarya dan
Kewirausahaan, Pendidikan Jamani,
Olahraga, dan Kesehatan, Bahasa Daerah
3. Foreign Language Bahasa Inggris (Conversation), Bahasa
Mandarin
4. Chemistry Kimia, Bahasa Inggris,
5. Biology Biologi, Bahasa Indonesia
6. Physics Fisika, Informatika
7. Social Studies Sosiologi, Bahasa Indonesia
Ekonomi, Bahasa Inggris
Geografi, Informatika
8. Mathematic Matematika - Informatika

Sistem Pembagian Waktu Pembelajaran Longitudinal Penerapan


waktu pembelajaran di dalam pengorganisasian pembelajaran
intrakurikuler MA .....dilakukan secara reguler dengan sistem longitudinal.
Sistem Longitudinal adalah pelaksanaan sistem reguler yang dimaksud
adalah pelaksanaan pembelajaran terjadi rutin setiap minggu dengan
alokasi waktu tertentu dengan memenuhi alokasi waktu per tahun yang
tersedia.

6. Pengorganisasian Pembelajaran MA .....Fase E


Pengorganisasian pembelajaran MA .....untuk Fase E
1. Sistem penerapan masing-masing mata pelajaran dalam pembelajaran
dilakukan dengan sistem regular.

18
2. Semua mata pelajaran pada fase E diitegrasikan dengan Proyek
penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan prosentasi Proyek 25%
masing-masing mapel.
3. Penerapan Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila bersifat integrasi
dengan lebih dari dua mapel sesuai dengan tema yang ditetapkan di
MA ........
4. Total alokasi waktu satu minggu 46 JP untuk intrakurikuler dan
Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.

TABEL PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN FASE E

Intra JP
Mata Pelajaran Projek Total JP ME
JP/Tahun Total/Minggu

Agama dan
Budi Pekerti 72 36 108 36 3
PPKn 54 18 72 36 2
Matematika 108 36 144 36 4
Bahasa
Indonesia 108 36 144 36 4
IPA 216 108 324 36 9
IPA Fisika 72 36 108 36 3
IPA Biologi 72 36 108 36 3
IPA Kimia 72 36 108 36 3
IPS 288 144 432 36 12
IPS Geografi 72 36 108 36 3
IPS Ekonomi 72 36 108 36 3
IPS Sosiologi 72 36 108 36 3
IPS Sejarah 72 36 108 36 3
Bahasa Inggris 54 18 72 36 2
PJOK 72 36 108 36 3
Informatika 72 36 108 36 3
Seni dan
18
Prakarya 54 72 36 2
Muatan Lokal
 
(Integrasi)        
Bimbingan
Konseling       36 Layanan
Bahasa
Mandarin       36 2
  1098 486 1584 360 46

19
Berikut ini contoh penggunaan jam pembelajaran untuk pembelajaran
Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Fase E kelas X :
2 Minggu 2 Minggu 2 Minggu
Mata Pelajaran di bulan Kelas di bulan Kelas di bulan Kelas
November Februari Mei

Matematika 1 1 1
Seni dan Prakarya 1 1 1
XA,
XD, XF,
IPA - Fisika 1 XB, 1 1
XE XG
XC
Informatika 1 1 1
IPS - Ekonomi 1 1 1
Pendidikan
Agama dan Budi 2 2 2
Pekerti
PPKn 2 2 2 XA,
XD, XF,
XB,
Bahasa Indonesia 2 XE 2 XG 2 XC
IPS - Sosiologi 2 2 2
IPS - Sejarah 2 2 2
IPA - Biologi 3 3 3
Bahasa Inggris 3 3 3
XA,
XF, XD,
PJOK 3 3 XB, 3
XG XE
XC
IPA - Kimia 3 3 3
IPS - Geografi 3 3 3

Tema Projek
1.     
Kewirausahaan
2.      Gaya hudup
berkelanjutan
3.      Perubahan
Iklim Global

Projek dilaksanakan dalam KBM selama 2 Minggu, KBM


normal ditiadakan.
Teknis pendampingan diserahkan pada mapel
pengampu
Wajib didampingi setiap hari dengan target (selalu
ada progres)

7. Pengorganisasian Pembelajaran MA .....Fase F


Fase F diberlakukan untuk pelajar jenjang kelas XI dan XII
1. Sistem penerapan masing-masing mata pelajaran dalam pembelajaran
dilaksanakan dengan sistem reguler.

20
2. Satu jam pelajaran (JP) beban belajar di MA adalah 45 menit.
3. Penerapan Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila bersifat integrasi
dengan lebih dari dua mapel sesuai dengan tema yang diambil oleh
sekolah.
4. Pada Fase F kelas XI dan XII, mata pelajaran terbagi menjadi mata
pelajaran umum dan mata pelajaran pilihan.
5. Fase F untuk Kelas XI dan Kelas XII, struktur mata pelajaran dibagi
menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
a. Kelompok mata pelajaran umum. Setiap satuan MA wajib
membuka/mengajarkan seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini
dan wajib diikuti oleh semua peserta didik MA.
b. Kelompok mata pelajaran Matematika dan IPA (MIPA) Setiap MA
wajib menyediakan 5 (lima) mata pelajaran dalam kelompok ini.
c. Kelompok mata pelajaran IPS Setiap satuan MA wajib
menyediakan 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.
Berikut beberapa contoh formasi kemungkinan pelajar mengambil pilihan
jurusan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran MA Kelas XI
(Asumsi 1 Tahun=36 Minggu)

Alokasi Per Alokasi Total JP


Mata Pelajaran Tahun Projek Per
(Minggu) Per Tahun Tahun
Kelompok Mata Pelajaran Umum:
1 Pendidikan Agama Katolik 72 (2) 36 108
dan Budi Pekerti*
2 Pendidikan Pancasila dan 54 (2) *** 18 72
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
4 Matematika 108 (3) 36 144
5 Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 72
6 Pendidikan Jamani Olahraga 72 (2) 36 108
dan Kesehatan
7 Sejarah 54 (2) *** 18 72
Jumlah JP mata pelajaran umum 576 (18) 216 792
Kelompok Mata Pelajaran
792 (22) **** - 792
MIPA:

21
1 Biologi
2 Kimia
3 Fisika
4 Informatika
5 Matematika tingkat lanjut
Kelompok Mata Pelajaran IPS:
1 Sosiologi
2 Ekonomi
3 Geografi
Muatan lokal 72 (2) ** - 72
Total per tahun*****: 1368 (40) 216 1584

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing-
masing.
** Maksimal 2 (dua) JP tiap minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP tiap
tahun.
*** Pembelajaran reguler Kelas XI tidak penuh 36 minggu untuk
memenuhi alokasi projek (27 minggu untuk PPKn, Bahasa Inggris,
Seni, dan Sejarah).
**** Alokasi masing-masing mata pelajaran pilihan yaitu 5 JP tiap
minggu atau 180 JP tiap tahun. Kecuali untuk kelompok Vokasi dan
Prakarya disarankan alokasi waktu 2 JP tiap minggu atau 72 JP tiap
tahun.
***** Total jam pelajaran tidak termasuk mata pelajaran pilihan.

Alokasi Waktu Mata Pelajaran MA Kelas XII


(Asumsi 1 Tahun=32 Minggu)

Alokasi Per Alokasi


Total JP
Mata Pelajaran Tahun Projek
Per Tahun
(Minggu) Per tahun
Kelompok Mata Pelajaran Umum:
1 Pendidikan Agama Katolik 64 (2) 32 96
dan Budi Pekerti*
2 Pendidikan Pancasila dan 64 (2) 32 96
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 64 (2) 32 96

22
4 Matematika 64 (2) 32 96
5 Bahasa Inggris 64 (2) 32 96
6 Pendidikan Jamani Olahraga 64 (2) 32 96
dan Kesehatan
7 Sejarah 48 (2) *** 16 64
Jumlah JP mata pelajaran 512 (18) 192 704
umum
Kelompok Mata Pelajaran
704 (22) **** - 704
MIPA:
1 Biologi
2 Kimia
3 Fisika
4 Informatika
5 Matematika tingkat lanjut
Kelompok Mata Pelajaran IPS:
1 Sosiologi
2 Ekonomi
3 Geografi
Muatan lokal 64 (2) ** - 64
Total per tahun*****: 1216 (40) 192 1408

Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing-
masing.
** Maksimal 2 (dua) JP tiap minggu atau 64 JP.
*** Pembelajaran reguler Kelas XII tidak penuh 32 minggu untuk
memenuhi alokasi projek (24 minggu untuk PPKn, Bahasa Inggris,
Seni, dan Sejarah).
**** Alokasi masing-masing mata pelajaran pilihan yaitu 5 JP tiap
minggu atau 160 JP. Kecuali untuk kelompok Vokasi dan Prakarya
disarankan alokasi waktu 2 JP tiap minggu atau 64 JP tiap tahun.
***** Total jam pelajaran tidak termasuk mata pelajaran pilihan.

Satuan pendidikan wajib mengajarkan seluruh mata pelajaran dalam


kelompok mata pelajaran umum dan membuka sekurangkurangnya dua
kelompok mata pelajaran pilihan (misalnya membuka kelompok mata
pelajaran MIPA dan IPS, MIPA dan Bahasa dan Budaya, atau IPS dan

23
Bahasa dan Budaya). Setiap peserta didik wajib memilih paling sedikit 2
(dua) kelompok mata pelajaran pilihan disesuaikan dengan minat dan bakat.
Total alokasi waktu yang tersedia untuk satu minggu adalah 46 JP atau 936
JP per tahun. Untuk pengembangan diri pelajar dilaksanakan pada sisa alokasi
waktu yang tersedia, dalam hal ini berupa ekstarkulikuler, life skill,
Matrikulasi, Study Club, dan layanan BK, dimasukkan dengan alokasi
tertentu sesuai dengan pilihan mapel yang diambil oleh pelajar.

Berikut ini contoh penggunaan jam pembelajaran untuk pembelajaran Proyek


penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Fase F kelas XI

a. Tema Suara Demokrasi

b. Tema Bangunlah Jiwanya

24
c. Tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI

Berikut ini contoh penggunaan jam pembelajaran untuk pembelajaran Proyek


penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Fase F kelas XII
a. Tema Perubahan Iklim Global

b. Tema Cerlang Budaya Daerah

25
c. Tema Kewirausahaan

8. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan program yang diusung MA ...untuk
memberi kesempatan pelajar mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Untuk pengembangan diri
pelajar dilaksanakan sistem blok dengan alokasi waktu yang tersedia,
dalam hal ini kegiatan pengembangan diri berupa pramuka, Kecakapan
Hidup Fantastik dan Komunitas Belajar Hebat, matrikulasi, dan layanan
bimbingan dan konseling. Berikut alokasi waktu yang tersedia untuk
pengembangan diri:
1. Pramuka
Pramuka di MA ...dilterapkan pada fase E.
2. Kecakapan Hidup Fantastik dan Komunitas Belajar Hebat
Kecakapan Hidup Fantastik dan Komunitas Belajar Hebat, kedua
program ini bertujuan mengembangkan kemampuan dasar pelajar.
Pelajar dapat memilih salah satu dari program tersebut. Kedua
program tersebut wajib diambil oleh pelajar di fase E, dan menjadi
pilihan ketika berada di fase F.
3. Matrikulasi
Matrikulasi adalah sebuah program penyetaraan ilmu, dalam hal ini
khusus diterapkan untuk mata pelajaran matematika. Mengingat
kemampuan dasar matematika dibutuhkan untuk menunjang

26
pemahaman mata pelajaran lainnya, program tersebut di berlakukan
untuk pelajar dijenjang awal (fase E) dengan rentang waktu tertentu.
4. Layanan Bimbingan dan Konseling / self development (SD)
Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup 4 aspek, yaitu:
a. Pengembangan kehidupan pribadi
a. Pengembangan kehidupan sosial
b. Pengembangan kegiatan belajar
c. Pengembangan karir

9. Ekstrakurikuler
Berdasarkan pelaksanaanya, ekstrakurikuler terbagi menjadi dua
macam, yaitu ektrakurikuler wajib dan ektrakurikuler pilihan.
Ekstrakurikuler wajib merupakan sebuah bentuk program kegiatan yang
diwajibkan bagi seluruh pelajar, dalam hal ini pelajar fase E.
Ektrakurikuler pilihan merupakan sebuah bentuk kegiatan yang menjadi
pilihan pelajar, sebagai wadah penyaluran dan pengembangan potensi
bakat dan minat pelajar dibidang non akademis, yang dapat medukung
kompetensi akademis pada umumnya, dan mendukung proses aktualisasi
diri pelajar pada khsususnya.
Jenis ekstrakurikuler di MA ....terdiri dari kelompok olah raga,
kelompok seni, dan kelompok akademis, dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

Akademik MA Xave Club 1. Bergotong royong


(Olimpiade) 2. Mandiri
3. Kritis
4. Kreatif
5. Berakhlak Mulia
6. Toleransi
English 1. Bergotong royong
Conversation Club 2. Mandiri

27
3. Kritis
4. Kreatif
5. Toleransi
Pengembangan diri Basket 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kreatif
4. Kritis
5. Toleransi
KMS 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kritis
4. Kreatif
5. Berakhlak Mulia
PMR 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kritis
4. Kreatif
5. Berakhlak Mulya
Pramuka 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kritis
4. Kreatif
5. Berakhlak Mulia
Bulu Tangkis 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kritis
4. Kreatif
Seni Cheerleader 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kreatif

28
4. Kritis
Modern dance 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kreatif
4. Kritis
Band 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kreatif
4. Kritis
Paduan Suara 1. Bergotong royong
2. Mandiri
3. Kreatif
4. Kritis
5. Saling Menghargai

10. Proyek Penguatan Profil Pancasila


Penerapan Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila pada
intrakurikuler terintegrasi pada semua mata pelajaran pada fase E, dan
mata pelajaran umum pada fase F. Proyek penguatan Profil Pelajar
Pancasila terintegrasi pada mata pelajaran dalam bentuk kegiatan proyek.
Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila implementasinya dilakukan
secara lintas mata pelajaran dengan tema tertentu yang sudah ditentukan
oleh sekolah.
Tema yang dipilih sebagai Proyek penguatan Profil Pelajar
Pancasila di MA ......adalah sebagai berikut: (Detail tentang Proyek
penguatan Profil Pelajar Pancasila)

29
Kelas Tema Mata Pelajaran yang terintegrasi Proyek Profil Pelajar Pancasila
X Bhineka Tunggal Ika PPKN, Pendidikan Agama dan Budi Pagelaran seni drama 1. Beriman, bertaqwa kapada
Pekerti, Seni Budaya, Sejarah, PJOK keberagaman dan Tuhan Yang Maha Esa,
nasionalisme di masyarakat berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Bergotong – royong
4. Kreatif
5. Bernalar Kritis
6. Mandiri
Kewirausahaan Ekonomi, Bahasa Inggris, Kimia, Pembuatan Business plan 1. Kreatif
Matematika beserta aplikasinya untuk 2. Mandiri
membangun jiwa 3. Bergotong-royong
kewirausahaan
Perubahan Iklim Biologi, Sosiologi, Geografi, Aksi dan kampanye 1. Kreatif
Global Informatika, Bahasa Indonesia penyelamatan iklim global 2. Mandiri
3. Bergotong-royong
XI Suara Demokrasi PKn, Bahasa Inggris, Sejarah Simulasi Pemilihan Ketua 1. Berkebhinekaan global
OSIS Sekolah 2. Bergotong-royong

30
Kelas Tema Mata Pelajaran yang terintegrasi Proyek Profil Pelajar Pancasila
3. Kreatif
4. Bernalar Kritis
Bangunlah Jiwanya PJOK, Seni Budaya, Senam Kreasi 4. Kreatif
5. Bernalar Kritis
6. Mandiri
7. Bergotong-royong
Berekayasa dan Matematika, Bahasa Indonesia, PAG Analisis dampak teknologi 1. Berkebhinekaan global
Berteknologi untuk untuk pembangunan 2. Kreatif
Membangun NKRI karakter 3. Bergotong-royong
4. Bernalar kritis
XII Cerlang Budaya Sejarah, Bahasa Indonesia, PKn Analisis sejarah beserta 1. Berkebhinekaan global
Daerah kearifan lokal suatu daerah 2. Bergotong-royong
3. Kreatif
4. Bernalar kritis
5. Mandiri
Kewirausahaan Matematika, Seni Budaya, PAG Potensi lokal yang dapat 2. Beriman, bertaqwa
dikembangkan menjadi kepada Tuhan yang Maha
produk kewirausahaan
31
Kelas Tema Mata Pelajaran yang terintegrasi Proyek Profil Pelajar Pancasila
Esa, berakhlak mulia
3. Berkebhinekaan global
4. Bernalar kritis
5. Kreatif
6. Mandiri
Perubahan Iklim Bahasa Inggris, PJOK Kampanye Gaya Hidup 1. Berkebhinekaan global
Global ‘Back To Nature’ 2. Bernalar kritis
3. Mandiri
4. Kreatif
5. Gotong-royong

32
11. Program Pendukung
Program pendukung adalah kegiatan yang menguatkan kegiatan
intrakurikuler, maka sekolah mengadakan serangkaian kegiatan dalam
rangka menguatkan intrakurikuler sekolah (baik mata pelajaran maupun
Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Macam program pendukung di
MA .....adalah sebagai berikut (secara detail diuraikan pada lampiran.

INTRAKURIKULER EKSTRAKURIKULER
1. Literasi 1. Pengembangan karir
2. TOEFL 2. Pembinaan Basket
3. Psikhotes 3. Pembinaan Paskibra
4. Foreign Language Skill 4. Kunjungan Universitas
6. Native Speaker 5. Peringatan Hari Besar
7. Pembinaan LKIR Keagamaan
8. Pembinaan Fisika 6. Perkemahan Pramuka
9. Pembinaan Kimia 7. Rekoleksi
10. Pembinaan Biologi 8. Bakti sosial
11. Pembinaan Ekonomi 9. Pembiasaan doa awal dan
12. Pembinaan Bahasa Inggris akhir dipimpin pelajar

12. Strategi Pembelajaran


Dalam melaksanakan pembelajaran kepada pelajar,
MA ....menetapkan suatu standar strategi pembelajaran untuk diterapkan
oleh guru dalam masing-masing mata pelajaran. Standar strategi
pembelajaran yang ditetapkan disusun berdasarkan prinsip untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna dengan melibatkan
pemahaman semua bagian konsep yang dipelajari dan berkaitan satu
sama lain. Strategi ini diharapkan membuat pembelajaran bersifat aktif,
konstruktif, dan melibatkan pelajar dalam proses pembelajaran.
Adapun standar strategi pembelajaran yang ditetapkan oleh
MA .....adalah sebagai berikut.
33
1. Koordinasi Persiapan Pembelajaran
Persiapan pembelajaran perlu dilakukan oleh guru mata pelajaran,
baik yang mata pelajarannya terintegrasi secara materi maupun yang
terintegrasi dalam bentuk Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kegiatan ini dilakukan untuk membuat kesepakatan terhadap jalan
nya proses pembelajaran, agar berjalan secara efektif dan sesuai
dengan silabus.
2. Prosedur
Untuk prosedur pelaksanaan pembelajaran dalam 1 kali pertemuan
standarnya adalah terdiri dari kegiatan Pembuka, Inti dan Penutup.
Setiap kegiatan memiliki komponen minimal yang harus dilaksanakan
oleh guru namun guru diperbolehkan untuk menambah variasi agar
pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan menarik selama tetap
memperhatikan ketercukupan waktu pertemuan.
Komponen minimal dari setiap kegiatan dapat dilihat pada tabel
berikut.
No Kegiatan Komponen Minimal
1 Pembuka 1. Menyiapkan kondisi fisik dan psikis
pelajar
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Memberikan apersepsi
2 Inti 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai model
pembelajaran yang dipilih
2. Melakukan integrasi keterampilan Literasi,
4C (Communication, Collaboration,
Critical Thinking & Creativity) dan HOTS
(High Order Thinking Skill) dalam
pembelajaran
3 Penutup 4. Melakukan refleksi
5. Menyampaikan rencana tindak lanjut

34
3. Model Pembelajaran
Standar model pembelajaran yang dipergunakan oleh
MA ....dipilih berdasar kebutuhan untuk memberikan pembelajaran
yang bersifat inkuiri dan kontekstual dalam kegiatan inti pembelajaran
yang diberikan pada pelajar. Standar model pembelajaran
MA .......tersebut adalah:
1. Problem Based Learning
2. Project Based Learning
3. Cooperative Learning
4. Discovery Learning

4. Media Pembelajaran
Sebagai alat bantu proses pembelajaran,
MA ....menetapkan standar media pembelajaran yang akan digunakan.
Standar media pembelajaran yang ditetapkan mengacu pada prinsip
mengintegrasikan teknologi pada pembelajaran dan memberi
pengalaman belajar yang kaya pada pelajar.
Jenis standar media pembelajaran MA ....bedakan
menjadi 2, yaitu media wajib dan media pilihan. Media wajib adalah
media pembelajaran yang harus dipergunakan dalam setiap
pembelajaran dan media pilihan adalah media pembelajaran yang
boleh dipergunakan dalam pembelajaran jika diperlukan. Guru
diperbolehkan menambah media pembelajaran lain jika dirasa perlu
dengan tetap memperhatikan tujuan dan efektifitas pembelajaran.
Standar media pembelajaran MA ......baik yang wajib atau
yang pilihan dapat dilihat di tabel berikut.

No Jenis Media Keterangan


1 Wajib 1. LMS Google Classroom Pembelajaran
2. Konten belajar digital dilaksanakan
Ruang Guru secara digital dan

35
No Jenis Media Keterangan
3. Gadget / Gawai / paperless
Laptop
2 Pilihan 1. Alat peraga Disesuaikan
2. LCD Projector / TV kebutuhan
Plama pembelajaran
3. Papan Tulis
4. Laboratorium
5. Aplikasi Video
Conference Zoom
6. Internet

B. Penilaian Hasil Belajar


1. Jenis dan Format Penialian
MA ....menggunakan dua macam penilaian, yaitu penilaian formatif dan
peniilaian sumatif, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Detail tentang penilaian dituliskan pada lampiran 7.

SUMATIF
FORMATIF
2. Standar Ketuntasan
Setiap pelajar harus memenuhi standar ketuntasan untuk setiap mata
pelajaran sesuai dengan jenis penialaian pada setiap fase. Berikut standar

36
ketuntasan minimal yang harus dipenuhuhi pelajar untuk bisa melanjutkan
pada fase berikutnya.

Jenis Penilaian Fase E Fase F


Sikap (berlaku untuk setiap dimensi Kategori Baik Kategori
Profil Pelajar Pancasila) Baik
Pengetahuan (berlaku untuk semua
75 78
mata pelajaran)
Keterampilan (berlaku untuk semua
75 78
mata pelajaran)

3. Layanan Inklusi
Berdasar kenyataan yang ada siswa sangat membutuhkan pelayanan
inklusi. Hal ini dipersiapkan jika ada siswa berkebutuhan khusus yang
memang ada di MA...... Adapun pelayanan yang disediakan oleh
MA ....adalah sebagai berikut.

No Nama Program Bentuk Pelaksanaan Pelaksana


1 Program Individual learning
 Pembelajaran dengan penyesuaian  Guru mata
kecepatan dan proses belajar melalui pelajaran
penyesuaian kedalaman materi  1 guru
pembelajaran, bentuk penugasan dan pendamping
bentuk evaluasi berdasarkan tingkat
kesulitan belajar akibat keterbatasan
yang dimiliki
 Pendamping khusus pemantau
perkembangan belajar
2 Program pendampingan sebaya
 Piket pendamping yang bertugas Pelajar telah
memberi bantuan terhadap kesulitan diseleksi melalui

37
No Nama Program Bentuk Pelaksanaan Pelaksana
berlajar serta dukungan moril dengan tes penyaringan
tetap menjunjung tinggi prinsip psikologi dan
kemandirian dari pelajar dengan akademik.
keterbatasan.
 Pelajar yang terlibat mendapat
penghargaan berupa tambahan nilai dan
sertifikat.
3 Program bantuan belajar
Penyediaan alat bantu belajar sesuai Sekolah
keterbatasan yang dimiliki pelajar dengan
keterbatasan

38
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

39
BAB V
PENUTUP

A. Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional


Kegiatan pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional
dilakukan oleh MA ...untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan setiap program yang
direncanakan mengalami peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Kegiatan
pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional meliputi tiga area
kegiatan 1). Kegiatan Intrakurikuler, 2). Kegiatan Ekstrakurikuler, dan 3)
Kegiatan Pendukung.
Bentuk pelaksanaan kegiatan pendampingan, evaluasi, dan
pengembangan profesional MA ....dapat dilihat pada tabel berikut.

Pihak yang
No Bentuk dan Teknik Strategi Waktu
Terlibat
Kegiatan Intrakurikuler
1 Pendampingan
a. Coaching 1. Observasi Sasaran: Sebelum
2. Pemberian Semua guru evaluasi
Feeback dan
3. Pemberian Pendamping: sesudah
Reward Guru evaluasi
penggerak
internal
b. Mentoring Sasaran: Sesudah
Semua guru evaluasi

Pendamping:
Guru dengan
mata pelajaran
yang sama atau
serumpun

2 Evaluasi

40
Pihak yang
No Bentuk dan Teknik Strategi Waktu
Terlibat
a. Supervisi 1. Observasi Sasaran: Dua kali
Pembelajaran. 2. Pemberian Semua guru dalam
Feedback semester
Alur tujuan 3. Pemberian Supervisor:
pembelajaran, modul Reward Kepala
ajar, integrasi profil sekolah, wakil
pelajar pancasila, kepala sekolah
penilaian, dll) bidang
b. Supervisi akademik. Dua kali
Administrasi dalam
semester
c. Focus Discussion Per-Unit
Group (FDG) MGMP Belajar
Internal
3 Pengembangan Profesional
a. Pelatihan rutin 1. Pemberian Sasaran: Dilakukan
Berdasarkan rencana Pembinaan Semua guru enam
kebutuhan kurikulum. lanjutan bulan
1. Pelatihan penguatan 2. Pemberian Nara sekali
penulisan karya Reward sumber/Ahli
ilmiah
2. Pelatihan penguatan
pembelajaran HOTS
3. Pelatihan
keterampilan bahasa
asing (bahasa
inggris)
b. Pelatihan Klinikal Sasaran: Isidentil
Dilakukan untuk Semua guru
memenuhi kebutuhan atau guru
pengajar dalam tertentu
memperbaiki kualitas
proses pembelajaran Nara
berdasarkan hasil sumber/Ahli
evaluasi.

Kegiatan Ekstrakurikuler

41
Pihak yang
No Bentuk dan Teknik Strategi Waktu
Terlibat
1 Pendampingan
Coaching 1. Pemberian Sasaran: Sesudah
Feeback Semua evaluasi
2. Pemberian pengajar
Pembinaan ektrakurikuler
lanjutan
3. Pemberian Pendamping:
Reward Tim Pengawas
Ekstrakurikuler
2 Evaluasi
a. Supervisi 1. Observasi Sasaran: Dua kali
Pembelajaran 2. Pemberian Semua guru dalam
- Keterlaksanaan Feedback semester
program kegiatan 3. Pemberian Supervisor:
- Capaian program Reward Kepala
kegaitan (capaian sekolah, wakil
profil pelajar kepala sekolah
Pancasila dan bidang
capaian presatasi) akademik.
b. Supervisi Dua kali
Administrasi dalam
semester
3 Pengembangan Profesional
Pelatihan Klinikal 1. Pemberian Sasaran: Isidentil
Dilakukan untuk Pembinaa Semua guru
memenuhi kebutuhan n lanjutan atau guru
pengajar dalam 2. Pemberian tertentu
memperbaiki kualitas Reward
proses pembelajaran Nara
berdasarkan hasil sumber/Ahli
evaluasi.

Kegiatan Program Pendukung

42
Pihak yang
No Bentuk dan Teknik Strategi Waktu
Terlibat
1 Pendampingan
Coaching 1. Pemberian Sasaran: Sesudah
Feeback Semua tim evaluasi
2. Pemberian pelaksana
Pembinaan program
lanjutan
3. Pemberian Pendamping:
Reward Wakil kepala
sekolah bidang
akademik,
wakil kepala
sekolah bidang
kesiswaaan.
2 Evaluasi
Supervisi Keterlaksanaan 1. Observasi Sasaran: Per-
Program 2. Pemberian Semua tim Kegiatan
Feeback pelaksana
3. Pemberian program
Reward
Supervisor:
Kepala
sekolah, wakil
kepala sekolah
bidang
akademik,
wakil kepala
sekolah bidang
kesiswaaan.
3 Pengembangan Profesional
Pelatihan Klinikal 3. Pemberian Sasaran: Isidentil
Dilakukan untuk Pembinaa Semua guru
memenuhi kebutuhan n lanjutan atau guru
pengajar dalam Pemberian tertentu
memperbaiki kualitas Reward
proses pembelajaran Nara
berdasarkan hasil sumber/Ahli

43
Pihak yang
No Bentuk dan Teknik Strategi Waktu
Terlibat
evaluasi.

B. Evaluasi Kurikulum Operasional


Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan upaya menjamin
pelaksanaan kurikulum operasional MA .....agar berjalan lancar dan tepat
sasaran. Kegiatan ini dirancang berdasar kebutuhan sekolah untuk mencapai
tujuan dan karateristik lulusan MA .....yang telah ditetapkan sekolah.
Komponen yang dimonitor dan dievaluasi, antara lain 1). Visi, Misi dan
Tujuan MA Xaverius 1 Jambi, 2). Karateristik lulusan MA ......dan 3).
Pengorganisasian pembelajaran MA ........
Bentuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi kurikulum operasional
MA ......melibatkan stake holder internal maupun eksternal dengan tujuan
agar hasil evaluasi yang dapat bisa lebih lengkap melihat pelaksanaan
kurikulum operasional dari berbagai sisi. Evaluasi yang lengkap akan
mempermudah proses penyempurnaan dan proses tindak-lanjut
pengembangan kurikulum operasional di Tahun Pelajaran berikutnya. Bentuk
pelaksanaan monitoring dan evaluasi kurikulum operasional MA ......dapat
dilihat pada tabel berikut :

Waktu &
No Bentuk Sumber Data Pelaksana Hasil
Pelaksanaan
1 Harian
Observasi Respons pelajar Guru Catatan
dalam KBM anekdotal
KBM
Perkembangan Guru BK Catatan
karakter pelajar anekdotal BK
sehari-hari

Pengawasan  Kepala Catatan


Pelaksanaan KBM Sekolah anekdotal
pengawasan
44
Waktu &
No Bentuk Sumber Data Pelaksana Hasil
Pelaksanaan
Tim KBM
Monitorin
g &
Evaluasi
Penilaian Penilaian sumatif Guru Kumpulan nilai
& formatif harian harian
pada pelajar
2 Per-bulan
Pemetaan 1. Kumpulan nilai  Guru Laporan
harian  Guru BK perkembangan
2. Rekap belajar
perkembangan
karakter pelajar
Rencana tindak Tim Laporan hasil
lanjut bulan Monitoring & tindak lanjut
sebelumnya Evaluasi
Focus Group 1. Catatan  Tim 1. Laporan
Discussion anekdotal Monitorin Monitoring
(FGD) KBM g & & Evaluasi
2. Catatan Evaluasi bulanan
anekdotal BK  Guru 2. Rencana
3. Catatan  Walikelas tidak lanjut
anekdotal  Guru BK bulanan
pengawasan
KBM
4. Laporan
perkembangan
belajar
5. Laporan hasil
tindak lanjut

3 Per-semester
Penilaian Penilaian sumatif Guru Nilai akhir
& formatif semester
semester pada
pelajar
Kuisioner Pelajar Walikelas Rekap hasil

45
Waktu &
No Bentuk Sumber Data Pelaksana Hasil
Pelaksanaan
kuisioner
pelajar
Pemetaan 1. Kumpulan nilai  Guru Laporan hasil
harian  Guru BK belajar
2. Nilai akhir
semester
3. Rekap
perkembangan
karakter pelajar
Rencana tindak Tim Laporan hasil
lanjut semester Monitoring & tindak lanjut
sebelumnya Evaluasi semester
Supervisi 1. KBM  Kepala Laporan hasil
2. Dokumen Sekolah supervisi
Administrasi  Tim semester
Supervisi
Focus Group 1. Rekap hasil  Kepala 1. Laporan
Discussion kuisioner Sekolah Monitoring
(FGD) pelajar  Tim & Evaluasi
2. Laporan Monitorin semester
Monitoring & g & 2. Rencana
Evaluasi Evaluasi tidak lanjut
bulanan  Guru semester
3. Laporan hasil  Guru BK
belajar  Walikelas
4. Laporan hasil  Komite
supervisi
semester
5. Laporan hasil
tindak lanjut
semester
4 Per-tahun
Kuisioner Orangtua / wali Walikelas Rekap hasil
pelajar kuisioner
orangtua / wali
Pemetaan Tujuan kurikulum Tim Laporan hasil
MA .... Monitoring & capaian

46
Waktu &
No Bentuk Sumber Data Pelaksana Hasil
Pelaksanaan
Evaluasi kurikulum ....
Focus Group 1. Rekap hasil  Kepala 1. Laporan
Discussion kuisioner Sekolah Monitoring
(FGD) orangtua / wali  Tim & Evaluasi
2. Laporan Monitorin 1 tahun
Monitoring & g & 2. Rencana
Evaluasi Evaluasi kurikulum
semester  Guru MA ....tahu
3. Laporan hasil  Guru BK n
capaian  Walikelas berikutnya
kurikulum  Komite
MA .....
 Ahli
 Perwakilan
Dinas
Pendidikan
 Perwakilan
DUDI

C. Kesimpulan
Dalam proses pengembangan dan penyusunan Kurikulum Operasional
MA .....Tahun Pelajaran 2021-2022, MA ....dapat menarik beberapa
kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut, antara lain:
1. Penggunaan sistem blok dalam alokasi waktu pembelajaran harus
diatur sedemikian rupa agar beban tugas guru mata pelajaran merata
(tidak timpang).
2. Pada proses peminatan pada saat fase F (jenjang kelas XI dan XII)
harus disisipkan program pengayaan belajar atau program
pengembangan diri untuk memenuhi selisih jam belajar dari setiap
pelajar akibat perbedaan kombinasi mata pelajaran peminatan yang
mereka pilih dimana masing-masing mata pelajaran dapat memiliki
beban belajar berbeda.
3. Integrasi Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila perlu dilaksanakan
proyek terpadu lintas mata pelajaran karena apabila dilaksanakan
47
secara mandiri oleh masing-masing mata pelajaran dapat menambah
beban belajar pelajar.
4. Untuk membentuk pembelajaran yang holistik kepada pelajar tidak
dapat dibebankan sepenuhnya pada mata pelajaran saja, oleh karena
itu perlu dibuat program-program kegiatan pelajar (kokurikuler) untuk
memperkaya pengalaman belajar pelajar.
5. Walau sudah dirancang secara mendetail pada dokumen ini, dalam
penerapannya Kurikulum Opersional MA .....ini tetap harus terbuka
untuk penyesuaian berdasar hasil pendampingan, pemantauan dan
evaluasi secara berkala.

LAMPIRAN

48
A. Hasil Analisis Konteks
Analisis kondisi dan potensi merupakan pijakan dalam menyusun
program-program pengembangan kurikulum di sekolah. Analisis kondisi
dan potensi merupakan identifikasi terhadap apa yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada di sekolah terkait dengan
program pengembangan kurikulum sekolah, sehingga sekolah perlu
mengidentifikasi hal-hal tersebut baik yang ada di internal maupun
eksternal lingkungan sekolah, agar program yang dijalankan benar-benar
selaras dengan situasi, kondisi, potensi, budaya, dan kebutuhan warga
sekolah.

ANALISIS KONDISI DAN POTENSI SEKOLAH TERKAIT


PROGRAM KURIKULUM SEKOLAH
Potensi / Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
No.
Komponen (Strength) (Weakness) (Opportunities) (Threats)
1 Jumlah siswa Semakin banyak Rasio yang Lebih banyak Pengaruh dari
yang cukup pilihan siswa tidak seimbang siswa dengan teman-temannya
banyak yang berpotensi anatra jumlah masing-masing yang lain yang
untuk dijadikan siswa dan guru memiliki potensi mungkin bisa
sebagai agen yang berbeda- menjadikan
perubahan beda semangat agen
perubahan
menurun
2 Pendidik Jumlah usia Kedalaman Semua guru siap Masih banyak
pendidik banyak pengetahuan belajar dan guru yang
yang masih guru yang menjadi agen berstatus Non-
relatif muda berbeda terkait perubahan Pegawai Yayasan
pemahaman
akan program
pengembangan
kurikulum
sekolah
3 Fasilitas Terdapat banyak Membutuhkan Memudahkan Belum semua
CCTV di biaya yang pihak sekolah titik di setiap
lingkungan dan tinggi untuk untuk mengawasi sudut sekolah

49
ruang sekolah perawatan setiap perilaku yang terpantau
yang terkoneksi peralatan yang peserta didik CCTV
dengan internet di butuhkan
4 Orang Tua Jumlah peserta Tidak semua Semakin banyak Kondisi ekonomi
didik yang orang tua orang tua yang dan latar
banyak paham dengan berperan aktif belakang
berbanding lurus program dalam Pendidikan orang
dengan jumlah pengembangan mendukung tua yang
orang tua kurikulum program sekolah beragam
sekolah

1. Kekuatan (Strength)
Dalam upaya untuk mengenali serta memahami hal-hal apa
saja yang dapat menjadi kekuatan dan potensi MA....., maka pihak
sekolah telah melaksanakan analisis kekuatan (strength) yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
1.1 Jumlah siswa yang cukup banyak
Pada saat ini MA .....memiliki siwa sebanyak 741 siwa yang
memiliki latar belakang yang beraneka ragam. Kondisi tersebut
menggambarkan bahwa MA .....merupakan salah satu sekolah
dengan jumlah siwa yang cukup banyak, sehingga secara
kuantitas sekolah telah memiliki potensi yang sangat kaya.
Banyaknya jumlah siswa tersebut merupakan sebuah kekuatan
yang dapat dijadikan sebuah potensi yang sangat besar dalam
mendukung program perkembangan kurikulum sekolah.
Dengan cukup banyaknya jumlah siswa, sekolah dapat
menggali lebih banyak potensi yang dimiliki oleh para siswa.
Pada dasarnya setiap siswa memiliki potensi yang beraneka
ragam dan unik, sehingga kondisi sekolah yang memiliki
dengan banyak siswa dapat memberikan lebih banyak pilihan
kepada sekolah untuk lebih menggali potensi siswa sehingga
nantinya dapat dijadikan sebagai agen program perkembangan
kurikulum sekolah.
50
1.2 Pendidik
Sebagai sebuah sekolah yang berkualitas MA ......juga tentunya
memiliki guru-guru yang berkualitas, artinya para guru
tersebut harus dapat mengajar dan mendidik dengan
profesional serta dapat mengikuti perkembangan zaman serta
seluruh tenaga pendidik memiliki kualifikasi Pendidikan S1,
bahkan terdapat 5 orang memiliki kualifikasi S2 dan 1 guru
memiliki kualifikasi S3. Pada era digital saat ini sekolah yang
memiliki pendidik yang relatif masih muda merupakan sebuah
potensi dan kekuatan yang sangat penting dalam
perkembangan pembelajaran di sekolah. Para guru yang relatif
muda biasanya memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri
dengan kemuajuan zaman dan lebih senang berinovasi dalam
mengembangkan proses belajar dan mendidik. Sebagai sebuah
sekolah yang berkualitas MA ....juga dianugrahi dengan
jumlah pendidik muda yang banyak, hal ini merupakan
kekutan tersendiri bagi sekolah dalam upaya pengembangan
kurikulum sekolah. Dalam pelaksanannya guru muda dan
senior bekerja sama dalam membangan sekolah yang lebih
baik, guru senior dengan sejuta pengalaman juga turut
membangun sekolah dalam berbagai aspek yang sangat strategi
bagi program pengembangan kurikulum di sekolah. Potensi
yang dimiliki oleh para guru muda dan guru senior yang
berpengalaman telah menjadi kombinasi yang harmonis dalam
mewujudkan potensi dan kekutan bagi MA ....untuk
perkembangan program pengembangan kurikulum sekolah.

1.3 Fasilitas
Fasilitas pendidikan merupakan suatu hal yang fundamental
dalam suatu proses belajar dan pembelajarn, namun seringkali

51
fasiltas sekolah belum dapat berkembang mengikuti
perkembangan dan kemajuan teknologi. Dalam upaya
mewujudkan program-program kurikulum sekolah, MA
.....telah melakukan peningkatan fasiltas pengawasan di
sekolah dengan pemasangan Closed Circuit Television atau
CCTV di berbagai titik strategis. Pemasangan CCTV tersebut
telah menjadi kekuatan sekolah dalam melakukan pemantauan
dan pengawasan keadaan sekolah dengan memanfaatkan
teknologi.

1.4 Orang Tua


Kondisi MA .....yang terdiri dari banyak siswa juga berbanding
lurus dengan jumlah orang tua atau wali yang ada di sekolah.
Banyaknya jumlah orang tua juga merupakan sebuah potensi
yang tidak bisa dilupakan dalam pemetaan kukuatan sekolah
dalam mewujudkan program kurikulum sekolah. Orang tua
memiliki peranan yang penting dalam pendampingan serta
bimbingan pada perkembangan siswa di masa MA yang
merupakan masa yang sangat penting dalam proses
pembangunan karakter dan kepribadian. Orang tua dan sekolah
harus secara perdampingan dalam proses tersebut, dalam suatu
program sekolah dukungan orang tua sangatlah penting karena
tanpa adanya dukungan yang maksimal dari orang tua maka
kegiatan serta program yang di canangkan sekolah tidak akan
bisa berjalan dan mencapai hasil yang didambakan.

2. Kelemahan (Weakness)
Dalam suatau sekolah tentunya bukan hanya terdapat kekuatan namun
juga pastiya terdapat kelemahan yang menyertainya selayaknya
mentari dan rembulan yang saling mengisi dan melengkap. Hal
tersebut juga tidak terlepas dari MA .....sebagai sekolah yang memiliki

52
kelemahan-kelemahan layaknya sekolah pada umumnya. Dalam
menangani kelemahan tersebut perlu adanya analisis kelemahan yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
2.1 Jumlah siswa yang cukup banyak
Pada dasarnya jumlah peserta didik yang banyak merupakan
sebuah anugrah dan potensi yang kaya, namun dalam proses
sosialisasi program kurikulum di sekolah diperlukan sumber
daya manusia atau dalam hal ini guru yang juga tidak sedikit.
Jumlah siswa yang banyak belum dapat diimbangi oleh jumlah
guru sehingga menghasilkan rasio yang tidak seimbang antara
siswa dan guru. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri bagi MA
....karena sebagai generasi milineal yang sedang memasuki masa
peralihan dari remaja menuju ke dewasa siswa MA memerlukan
bimbingan dan bantuan dalam menemukan jati dirinya. Pada
tahap ini siswa MA sangat membutuhkan pendampingan dari
guru dalam hampir setiap langkahnya yang masih labil, namun
kenyataan jumlah guru yang tidak sebanding dengan jumlah
siswa membuat kondidisi ideal tersebut sulit diwujudkan
padalahal dalam pencegahan perundungan di sekolah siswa
memerlukan bantuan dalam memahmi dan meresapi hal tersebut
sehingga nantinya siswa dapat menumbuhkan jiwa saling
mencintai dan menghargai sesama manusia

2.2 Pendidik
Guru sebagai bagian dari warga sekolah merupakan kompenen
yang sangat penting dalam menghadapi dinamika kehidupan
siswa yang dinamis. Guru memiliki peranan yang penting dalam
mewujudkan pencegahan perundungan di sekolah. Hal ini
terlihat dari peanan guru yang dapat secara intens melakukan

53
interaksi dengan para siswa dan bahkan guru juga memiliki
kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan orang tua
sehingga memiliki guru memiliki peranan yang vital dalam
program perkembangan kurikulum sekolah. Dalam menjalankan
peranan tersebut seorang guru tentunya harus memiliki
pengetahuan serta pemahaman yang mendalam mengenai
program sekolah, namun sayangnya pada saat ini di MA
....masih terdapat pemahaman yang berbeda anatar satu guru
dengan guru yang lain berkaitan dengan perundungan disekolah.

2.3 Fasilitas
Dalam membangun dan merawat sebuah fasilitas tentunya
memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit, salah satunya
adalah pembiayaan yang tinggi dalam proses perawatannya.
Fasilitas CCTV yang di miliki oleh MA ....sebagai salah satu
bentuk pemanfaatan perkembangan tekonlogi juga merupakan
salah satu fasilitas yang memiliki biaya perwatan yang tinggi.
Biaya perawatan yang tinggi tersebut merupakan kelemahan
yang dimiliki MA .....dalam hal fasilitas. Pembiayaan yang
tinggi jelas menguras kas sekolah sehingga dalam pengadaan
program dan kegiatan juga menjadi lebih terbatas mengikuti
kondisi kas sekolah tersebut, namun di satu sisi sekolah juga
memerlukan keberadaan CCTV sebagai salah satu upaya
pengawasan program-program di sekolah. Keberadaan CCTV
yang memiliki pembiayaan yang tinggi adalah sesuatu yang
tidak bisa di hindari oleh pihak sekolah dalam memberikan
pelayanan pencegahan perundungan di sekolah karena dibalik
biaya perawatan yang tinggi tersebut CCTV juga memberikan
dampak yang luar biasa dalam pengawasan segala kegiatan
disekolah.

54
2.4 Orang Tua
Orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting dalam
mengembangkan karakter serta kepribadian siswa. Meskipun
tidak hadir secara langsung disekolah orang tua memiliki
dampak yang sangat nyata dalam proses program
pengembangan kurikulum sekolah. Orang tua siswa di MA
.....memiliki latar belakang profesi, pendidikan, perekonomi dan
karakter yang beraneka ragam sehingga hal ini menimbulkan
perbedaan pemahaman mengenai program yang ada sekolah.
Perbedaan pemahaman tersebut terlihat dari kondisi orang tua
yang tidak semua memahami dengan program anti perundungan
di sekolah. Hal ini menjadi kelemahan yang dimiliki oleh MA
....karena dalam melaksankan program di sekolah seluruh warga
sekolah harus kompak dan bersatu padu dalam mewujudkan
program tersebut. f

3. Peluang (Opportunities)
Analisis kondisi kekuatan dan kelemahan MA ....yang
telah dikemukakan, tentunya akan selalu ada peluang yang turut
mendukung program sekolah. Peluang ini dilihat dari berbagai pihak
yang dapat menggambarkan kondisi peluang di MA ....yakni sebagai
berikut.

3.1 Peserta Didik


Input peserta didik yang terdapat di MA ....termasuk ke dalam
karakteristik siswa yang beragam baik secara latar belakang
budaya, ekonomi dan lain hal sebagainya. Proses penerimaan
peserta didik yang terdiri dari beberapa aspek membuat
keberagaman ini semakin nyata. Sekolah tidak lagi bisa memilih
karakteristik peserta didik, namun MA .....harus menjadi sekolah

55
ramah terhadap peserta didik tanpa adanya diskriminasi.
Keberagaman ini tentunya dapat menjadi peluang bagi sekolah.
Keberagaman peserta didik ini akan menghasilkan potensi yang
berbeda-beda sesuai dengan minat dan bakatnya. Setiap peserta
didik akan memiliki kecerdasan yang optimal yang sangat bisa
dikembangkan tentunya diperlukan motivasi secara internal
maupun eksternal. Keberagaman potensi peserta didik ini akan
menjadi peluang bagi sekolah, tentunya dengan selalu berupaya
mendukung segala program pengembangan diri peserta didik.
Hal ini diawali dengan profiling peserta didik bekerja sama
dengan pihak BK yang kemudian diteruskan info tersebut
kepada wali kelas dan guru mata pelajaran

3.2 Pendidik
Pendidik memegang peran penting dalam program pencegahan
perundungan ini. Pendidik yang dapat berkomitmen untuk terus
menjadi agen perubahan menjadi aspek yang paling penting,
karena komitmen tersebut akan dirasakan oleh peserta didik
khususnya dalam tahap habituasi. Proses habituasi yang perlu
dikonsistenkan oleh peserta didik, harus sejalan dengan
komitmen para pendidik yang terus berusaha menjadi role
model yang dapat dicontoh oleh peserta didik. MA .....memiliki
pendidik yang memiliki semangat belajar yang tinggi, tanpa
memedulikan usia, hal ini sangat penting untuk terus melakukan
perubahan. Dalam teori sosiologi pun, perubahan sosial menjadi
salah satu konsep yang nyata yang pasti dialami oleh manusia,
karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang
selalu ingin terpuaskan hal inilah yang menjadi landasan utama
perubahan. Begitupula halnya dengan pendidik MA .....yang
selalu siap dan semangat belajar tentunya untuk mempersiapkan
diri dalam hal kompetensi pedagogik, professional, sosial dan

56
kepribadian.

3.3 Fasilitas
Sarana dan prasarana menjadi aspek pendukung dalam program
pencegahan perundungan ini. Fasilitas yang optimal bisa
membantu sekolah mewujudkan sekolah yang dapat
meminimalisasi perundungan dengan sarana dan prasarana yang
memadai. Upaya optimalisasi dari fasilitas sekolah salah satunya
dengan pengadaan CCTV di berbagai wilayah sekolah yang
perlu diutamakan. Hal ini dapat menjadi pendukung pencegahan
perundungan terjadi di sekolah, karena peserta didik akan
merasa diawasi dan tentunya menjadi pembiasaan yang baik
agar tetap dapat menjaga kestabilan emosi agar tidak melakukan
perundungan. Pengadaan cctv ini sangat membantu pihak MA
....baik dalam pencegahan maupun penindaklanjutan dari
program ini. Bukti konkret secara visual akan didapatkan
melalui rekaman cctv yang merekam berbagai kegiatan MA
.....selama di sekolah. Peluang ini tentunya menjadi upaya
perwujudan agar semua warga sekolah ikut serta untuk
mengawal program sekolah.

3.4 Orang Tua


Peran orang tua juga sangat penting dalam program pencegahan
ini. Saat ini tidak jarang sekolah berkolaborasi dengan orang tua
yang kooperatif terhadap berbagai program yang diadakan oleh
sekolah. Usia peserta didik yang memasuki generasi mileneal
mungkin didampingi oleh orang tua yang sudah terbiasa dengan
perkembangan teknologi. Pada akhirnya orang tua sangat dapat
mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat berkolaborasi

57
dengan baik dengan pihak sekolah. Orang tua yang selalu
memberikan afirmasi positif tentunya bisa menjadi pendukung
dalam program ini. Peluang ini dapat diupayakan oleh pihak
MA .....untuk menjaga koordinasi yang baik selama peserta
didik di rumah. Adanya keselarasan program di rumah dan di
sekolah akan mendukung juga pembiasaan peserta didik agar
tidak terbiasa untuk merundung orang lain, karena secara
psikologis, peserta didik akan mendapatkan atensi yang optimal
baik dari orang tua maupun sekolah. Berbagai target secara
akademik maupun non akademik dari orang tua sering terdengar
oleh pihak sekolah. Peserta didik memiliki target untuk dirinya
sendiri dan berbagai upaya yang dapat ia lakukan untuk
mencapai hal tersebut. Pertemuan secara berkala antara guru dan
orang tua bisa menjadi jembatan khusus untuk mensinergikan
target tersebut dengan laporan hasil belajar peserta didik di
tengah semester maupun di akhir semester.

4. Ancaman (Threat)
Setelah pemaparan dari berbagai peluang yang bisa
menjadi factor keberhasilan dari program pencegahan perundungan di
sekolah, maka akan banyak ancaman yang perlu diantisipasi oleh
sekolah agar ketercapaian program ini tetap dapat dioptimalkan.
Ancaman yang akan dideskripsikan ini dilihat dari berbagai pihak baik
internal maupun eksternal, yaitu sebagai berikut.

4.1 Peserta Didik


Usia peserta didik di MA .....yang termasuk ke dalam usia
peralihan menuju dewasa, maka aspek lingkungan sosial
menjadi hal yang sangat penting dalam usia tersebut. Eksistensi,
pencarian jati diri akan menjadi problematika usia peserta didik

58
MA yang biasanya dapat menjadi prioritas utama di atas aspek
akademik.
Adanya sosialisasi yang tidak sempurna yang dialami oleh
peserta didik menjadi salah satu faktor yang dapat membuat
bingung peserta didik, sehingga dibutuhkan persamaan
treatment dari berbagai pihak sebagai penguatan karakter yang
akan dikembangkan dari diri peserta didik. Input peserta didik
yang beragam di MA .....dapat menjadi penyebab dari sub-
kebudayaan menyimpang yang terjadi. Oleh karena itu
kedekatan dari lingkungan teman sebaya sangat mempengaruhi
karakter yang ditampilkan peserta didik di sekolah. Sekolah
dapat memfasilitasi hal ini dengan penyaluran berbagai ide dan
program kolaborasi peserta didik melalui OSIS, maupun
ekstrakulikuler yang dapat memfasilitasi kebutuhan peserta
didik tersebut.

4.2 Pendidik
Status tenaga pendidik yang ada di MA .....juga masih perlu
diantisipasi khususnya pada pendidik yang belum berstatus
Pegawai Tetap Yayasan. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi
sekolah karena guru non Pegawai Tetap Yayasan bisa saja
berhenti atau keluar dari Yayasan karena mendaptkan tawaran
yang lebih baik sehingga dapat berpengaruh kepada peserta
didik. Proses adaptasi yang tidak mudah bagi peserta didik
apabila terlalu sering adanya pergantian pendidik yang mengajar
mereka dalam jangka waktu 1 tahun. Proses adaptasi yang tidak
mudah ini tentunya akan berpengaruh juga kepada motivasi
internal peserta didik sehingga secara pribadi peserta didik perlu
menuntaskan dahulu proses adaptasi baru dapat menerima
kegiatan belajar mengajar dengan optimal. Hal ini juga perlu
menjadi aspek yang dapat diantisipasi oleh sekolah.

59
4.3 Fasilitas
Apabila di aspek peluang, fasilitas cctv menjadi pendukung
dalam program pencegahan perundungan ini, maka ancaman
yang dihasilkannya adalah belum meratanya pengadaan CCTV
di lingkungan sekolah. Pemasangan cctv saat ini di MA
.....masih pada titik-titik tertentu, yang mana seharusnya di
setiap lokasi yang memang peserta didik lewati diperlukan
adanya CCTV. Ancaman ini juga tentunya masih dapat
diantisipasi oleh sekolah dengan berbagai pengawasan melalui
keterlibatan guru di sekolah. Namun ada baiknya pengadaan
CCTV akan terus dioptimalkan untuk setiap sudut sekolah.

4.4 Orang Tua


Proses PPDB dengan berbagai jalur membuat input yang
didapatkan oleh MA .....menjadi beragam. Latar belakang
keluarga yang berbeda baik secara budaya, Pendidikan, ekonomi
ataupun hal lainnya berpengaruh juga terhadap peran orang tua.
Apabila di dalam aspek peluang juga sudah banyak orang tua
yang mampu bekerja sama dengan baik dengan pihak sekolah,
maka ancamannya adalah tidak sedikit juga orang tua yang
belum selaras dengan program yang diadakan oleh sekolah.
Berbagai latar belakang orang tua tentunya berpengaruh kepada
aspek perilaku peserta didik, maupun target belajar yang perlu
dicapai. Hal ini perlu terus dikomunikasikan dengan baik oleh
pendidik kepada orang tua agar terus berupaya mendukung
segala program yang dilakukan di sekolah tentunya dengan
penyelarasan juga yang dilakukan di rumah secara konsisten.

B. Pengaturan Jumlah Jam Pembelajaran

60
KURIKULUM SEKOLAH PENGGERAK
MA XAVERIUS 1 JAMBI
2021/2022

Intra JP
Mata Pelajaran Projek Total JP ME
JP/Tahun Total/Minggu
Agama dan Budi
Pekerti 72 36 108 36 3
PPKn 54 18 72 36 2
Matematika 108 36 144 36 4
Bahasa Indonesia 108 36 144 36 4
IPA 216 108 324 36 9
IPA Fisika 72 36 108 36 3
IPA Biologi 72 36 108 36 3
IPA Kimia 72 36 108 36 3
IPS 288 144 432 36 12
IPS Geografi 72 36 108 36 3
IPS Ekonomi 72 36 108 36 3
IPS Sosiologi 72 36 108 36 3
IPS Sejarah 72 36 108 36 3
Bahasa Inggris 54 18 72 36 2
PJOK 72 36 108 36 3
Informatika 72 36 108 36 3
Seni dan Prakarya 54 18 72 36 2
Muatan Lokal
 
(Integrasi)        
Bimbingan
Konseling       36 Layanan
Bahasa Mandarin       36 2
  1098 486 1584 360 46

C. Landasan Hukum

Penyusunan Kurikulum MA ....didasarkan pada peraturan perundang-


undangan yang berlaku, adapun peraturan-peratuan perundangan-
undangan, peraturan pemerintah, dan peraturan menteri, gubernur, dan
kepala dinas pendidikan yang mendasarinya antara lain sebagai berikut. :
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan
Teknologi
Nomor 162 Tahun 2021
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan.

61
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017
tentang Pendidikan Karakter.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah.
7. Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru).
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun
2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

62
D. Projek Penguatan Profil Pancasila

63
64
E. Capaian Pembelajaran Fisika

65
66
67
68
69
70
F. Alur Tujuan Pembelajaran Fisika

71
72
G. Modul Ajar Fisika

73
74
75
76
77
H. Penilaian
Jenis dan Format Penialian
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku
peserta didik sebagai hasil Pendidikan, baik di dalam kelas maupun
di luar kelas. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian
dan membina perilaku perilaku serta budi pekerti peserta didik
sesuai profil pelajar Pancasila. Adapun teknik penilaian sikap dapat
dilakukan sebagai berikut:
1) Observasi. Observasi dalam penilaian sikap peserta didik
merupakan Teknik yang dilakukan secara
berkesinambungan melalui pengamatan perilaku.
2) Penilaian diri. Penilaian diri dilakukan dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam berperilaku.
3) Penilaian antar teman. Penilaian antar teman adalah
penilaian dengan cara peserta didik selain menilai perilaku
temannya
b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur
kemampuan peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat
rendah sampai tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian
capaian pembelajaran masing-masing pelajaran pada setiap fase.
Beberapa teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai
dengan karakteristik indikator capaian pembelajaran, yaitu :
1) Penilaian Tertulis, dalam bentuk ujian, essay
2) Penilaian Tidak tertulis, dalam bentuk pertanyaan lisan,
presentasi, konferensi/ debate

78
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur
pencapaian capaian pembelajaran. Penilaian keterampilan dapat
dilakukan dengan berbagai teknik antara lain:
1) Penilaian unjuk kerja/ kinerja/ praktik Penilaian unjuk
kerja/ kinerja/ praktik/ dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
2) Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan
penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus
diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu. Dalam hal ini,
proyek yang dapat diberikan pada peserta didik ada dua
macam, yaitu:
6. Proyek Profil Pelajar Pancasila Projek dengan penerapan
dimensi profil pelajar pancasila sesuai dengan tema yang
sudah ditentukan sekolah dalam setiap fase, dan dalam
pelaksanaanya terintegrasi dengan beberapa mapel.
7. Proyek Tugas Akhir Peserta didik di fase F kelas 12
diberlakukan menulis esai ilmiah secara individu yang
berkaitan dengan proyek mata pelajaran dari salah satu
kelompok mapel pilihan sebagai tugas akhir. Adapun dalam
penarapannya, memperhatikan: kombinasi dengan
kelompok mapel yang dipilih, bentuk nya integrasi,
pembimbing penguji terdiri dari mapel yang diambil, uji
plagiasi
3) Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian
terhadap keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam
waktu tertentu.
4) Penilaian Portofolio Penilain portofolio merupakan
penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi

79
yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu.

80

Anda mungkin juga menyukai