Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

RUANGAN PONEK

Oleh:

Siti Afifah Marsyah

1914201300

DOSEN PEMBIMBING CI KLINIK

( ) ( )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TP. 2021/2022
A. Definisi ruang PONEK
PONEK adalah pelayanan obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensif. PONEK
merupakan salah satu kegiatan dalam Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) dan
mendukung Program Nasional. Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir
melelui program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau profinsi

B. Ruang Lingkup Pelayanan PONEK:


1. Stabilisasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan persiapan untuk pengobatan
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK Rumah Sakit di ruang tindakan
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan seksio cesarean
4. Perawatan intensif ibu dan bayi.
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal (kehamilan) Risiko Tinggi.

C. Kriteria Umum Rumah Sakit PONEK:


1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum
maupun emergensi obstetrik-neonatal.
2. Dokter, bidan dan perawat terlatih melakukan resusitasi neonatus dan kegawat-daruratan
obstetrik dan neonatus.
3. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-daruratan
obstetrik dan neonatal.
4. Jika memungkinkan, terdapat kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan
obstetrik dan neonatal.
5. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
6. Mempunyai standar respon time di UGD (target diupayakan selama 5 menit), di kamar bersalin
(target diupayakan kurang dari 30 menit), pelayanan darah (target diupayakan kurang dari 1 jam).
7. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus
emergensi obstetrik atau umum.
8. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dengan target dalam waktu kurang dari
30 menit
9. Memiliki Tim yang siap untuk melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu
(on call).
10. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan,
dokter anak, dokter/petugas anastesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain, serta dokter
umum, bidan dan perawat.
11. Mengupayakan tersedianya pelayanan darah yang siap 24 jam

D. Pengaturan Jaga Bidan Ponek


1. Pengaturan jadwal dinas bidan ponek dibuat oelh Karu PONEK dan di pertanggung
jawabkan kepada Kasie Pelayanan.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan ditandatangani Kasie Pelayanan dan
direalisasikan ke bidan pelaksana ponek setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka bidan tersebut
dapat mengajukan permintaan cuti dengan menggunakan blangko cuti selanjutnya jadwal
akan disesuaikan dengan pelaksanaan cuti tersebut. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu
pelayanan, maka permintaan disetujui).
4. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan penanggung jawab shift (PJ Shift) dengan syarat
pendidikan minimal D III kebidanan, serta memiliki sertifikat APN, PPGDON.
5. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur, dan cuti.
6. Apabila ada tenaga bidan jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan (terencana), maka bidan yang bersangkutan harus memberitahu Karu
Ponek : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum
memberitahu Karu Ponek, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari bidan
pengganti. Apabila bidan yang bersangkutan tidak mendapatkan bidan pengganti, maka Karu
Ponek akan mencari tenaga bidan pengganti yaitu bidan yang hari itu libur.
7. Apabila ada tenaga bidan tiba–tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
(tidak terencana), maka Karu ponek akan mencari bidan pengganti yang hari itu libur.

D. Fasilitas Ruang Ponek:

1. Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus:


a) Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada unit perawatan khusus
b) Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar darurat lain. Sifat privasi
ini penting untuk kebutuhan ibu bersalin dan bayi.
c) Tujuan kamar ini adalah memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasai kondisi pasien,
misalnya syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan apabila perlu menolong partus
darurat serta resusitasi.
d) Perlu dilengkapi meja resusitasi bayi, dan inkubator.
2. Kamar PONEK membutuhkan :
a. Ruang berukuran 15 m2
b. Berisi : lemari dan troli darurat
c. Tempat tidur bersalin serta tiang infus
d. Inkubator
e. Pemancar panas
f. Meja, kursi
g. Aliran udara bersih dan sejuk
h. Pencahayaan
i. Lampu sorot dan lampu darurat
j. Mesin isap
k. Defibrilator
l. Oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding (outlet)
m. Lemari isi : perlengkapan persalinan ,vakum, vorcep, kuret Alat resusitasi dewasa atau
bayi
n. Wastafel dengan air mengalir atau antiseptic
o. Alat komunikasi dan telpon ke kamar bersalin
p. Nurse station dan lemari rekam medik
q. USG mobile
3. Ruang Maternal
a. Kamar bersalin

1) Luas minimal : 6 m2 per orang. Berarti bagi 1 pasien 1 penunggu, dan 2 penolong
diperlukan 4 x 4 m2 = 16 m2.
2) Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2 (6m2 untuk masing pasien).
3) Harus ada untuk tempat isolasi ibu di tempat terpisah.
4) Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir
5) Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang.
6) Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit
7) Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan
transpor bayi dengan komplikasi ke ruang rawat.
8) Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasi : kala l, kala 2, dan kala 3
yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala lV bagi ibu bersama bayinya
secara privasi. Bila tidak memungkinkan maka diperlukan dua kamar kala l dan
sebuah kamar kala 2.
9) Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar
memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat
(postpartum) selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi
yang berdekatan dengan kamar bersalin.
10) Ruang postpartum harus cukup luas, standar : 8 m 2 per tempat tidur (bed) dalam kamar
dengan multibed atau standar 1 bed minimal : 10m2.
11) Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari.
12) Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup.
13) Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.
14) Kamar periksa / diagnostik berisi : tempat tidur pasien / ob / gin, kursi pemeriksa,
meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil,USG mobile dan troli emergensi.
15) Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang-kurangnya 11 m 2. Bila ada beberapa
tempat tidur rnaka per pasien memerlukan 7m 2. Perlu disediakan toilet yang dekat
dengan ruang periksa.
16) Ruang perawat – nurse station – berisi : meja, telepon, lemari berisi perlengkapan
darurat / obat.

Anda mungkin juga menyukai