Anda di halaman 1dari 4

Tugas 1

1) Sebutkanlah penggolongan tarif pajak yang anda ketahui serta jelaskan secara singkat
mengenai perbedaannya dan analisa dari masing-masing tarif tersebut apakah masih
cocok diterapkan dimasa sekarang serta sebutkan tarif yang sering digunakan dalam
penghitungan perpajakan di Indonesia !

Jawab:

Berikut ini merupakan penggolongan tarif pajak:

a) Tarif Tetap
Tarif pajak tetap merupakan tarif pajak yang besar nominalnya tetap tanpa
memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Tarif pajak tetap ini
masih diterapkan di Indonesia yaitu pada Bea Materai. Pada Bea Materi apapun
objeknya tarifnya tetap yaitu Rp10.000,00.

b) Tarif Progresif
Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang semakin besar apabila dasar pengenaan
pajaknya meningkat. Tarif pajak ini masih berlaku di Indonesia yaitu Tarif PPh untuk
Orang Pribadi Dalam Negeri yang terdapat pada Pasal 17 ayat (1) huruf a UU Nomor
36 tahun 2008. Berikut Tarif dari PPh setelah adanya UU Harmonisasi Peraturan
Perpajakan.
c) Tarif Degresif
Tarif Pajak Degresif adalah tarif pajak yang presentase yang digunakan semakin kecil
apabila dasar pengenaan pajaknya semakin besar. Tarif pajak ini tidak digunakan
dalam Peraturan Perpajakan di Indonesia. Berikut merupakan Ilustrasi dari Tarif Pajak
Degresif.

d) Tarif Proporsional
Tarif pajak proporsional merupakan tarif yang menggunakan persentase tetap tanpa
memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Tarif pajak
proporsional masih diterapkan di Indonesia yaitu pada tarif PPN. Berdasarkan UU
Harmonisasi Perpajakan, tarif PPN yang sebelumnya sebesar 10% diubah menjadi
sebesar 11% mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022; sebesar 12% mulai berlaku
paling lambat pada tanggal 1Januari 2025.
e) Tarif Advolerem
Merupakan tarif yang ditetapkan atau pungutan yang dikenakan berdasarkan pada
persentase tertentu dari harga barang. Dalam Pasal 12 UU Kepabeanan tarif
advalorum paling tinggi ditetapkan paling besar 40%.

Berdasarkan penggolongan tarif diatas dapat disimpulkan bahwa tarif yang digunakan
dalam perhitungan perpajakan di Indonesia yaitu tarif tetap, tarif proporsional, tarif
progressif dan tarif Advolerem.
2) Reformasi perpajakan saat ini sering dilakukan pemerintah diantaranya membuat sistem
administrasi perpajakan modern ? apakah reformasi perpajakan yang dilakukan
pemerintah efektif dalam meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia ! jelaskan secara
ringkas beserta contohnya aplikasi dari sistem perpajakan yang ada saat ini!

Jawab:

Pada artikel di laman investor.id yang berjudul “Indonesia telah Melakukan Reformasi
Perpajakan dalam 4 Periode” Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan secara garis
besar, Indonesia telah melakukan reformasi perpajakan dalam empat periode. Berikut ini
penjelasan dari ke-empat periode tersebut

1) Reformasi Pertama

Pertama, reformasi perpajakan dimulai pada 1983 yakni sistem perpajakan berubah dari
official assessment menjadi self assessment. Pada tahun ini pula juga diterbitkan
serangkaian Undang Undang, yaitu: UU Nomor 6 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan; UU Nomor 7 tentang pajak penghasilan; UU Nomor 8 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

2) Reformasi Kedua

Reformasi pajak selanjutnya adalah reformasi perpajakan jilid I pada 2002–2008 yang
difokuskan pada perbaikan Sumber Daya Manusia (SDM), organisasi, dan proses bisnis.
Reformasi ini dilakukan dengan modernisasi kantor pajak yaitu pembentukan Kantor
Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar, KPP Madya dan KPP
Pratama. Hal ini bertujuan untuk melakukan segmentasi Wajib Pajak dalam memberikan
pelayanan dan pengawasan agar lebih efektif dan meningkatkan kepatuhan sukarela
Wajib Pajak serta meningkatkan kepercayaan masyarakat.

3) Reformasi Ketiga

Ketiga, reformasi perpajakan jilid II yang berlangsung pada 2009–2016 dengan fokus pada
kemudahan berusaha (business friendly) sebagai respons atas perlambatan ekonomi
dunia pasca Krisis Global. Pada periode ini, pemerintah memberikan berbagai kebijakan
insentif/fasilitas dan kemudahan di bidang perpajakan guna mendukung daya beli
masayarakat.
4) Reformasi Keempat

Selanjutnya, reformasi perpajakan pada 2016 berlanjut hingga saat ini. Reformasi
perpajakan kali ini disebut dengan “Reformasi Perpajaan Jilid III”. Dalam reformasi ini
mencakup 5 (lima) pilar penting dalam administrasi perpajakan yaitu penguatan
organisasi, peningkatan kualitas SDM, perbaikan proses bisnis, pembaruan sistem
informasi dan basis data, dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan.
Reformasi ini dimaksudkan untuk menjadikan Direktorat Jenderal Pajak sebagai Institusi
Perpajakan yang Kuat, Kredibel dan Akuntabel, Sehingga diharapkan dapat
mengoptimalkan penerimaan pajak.

Reformasi perpajakan yang dilakukan pemerintah terbukti efektif. Hal ini telah dijelaskan
oleh Menteri Keuangan bahwa penerimaan pajak menjadi kontributor utama penerimaan
negara sejak 1992 yang berkontribusi sebesar 47,4%. Kemuadian pertama kalinya pada
tahun 2015 penerimaan pajak berhasil mencapai seribu triliun rupiah dengan capaian
Rp1,060,86 triliun. Dan pada tahun 2021 Realisasi penerimaan perpajakan mencapai
Rp1.547,8 triliun (107,15%) dari target yang ada di Undang-undang APBN 2021. Selain
itu jumlah wajib pajak telah meningkat 20 kali lipat dalam 20 tahun terakhir, yang semula
2,59 juta pada 2002 menjadi 49,82 juta pada 2021.

Sumber:

1. https://news.ddtc.co.id/apa-itu-tarif-ad-valorem-24839
2. https://investor.id/business/263197/indonesia-telah-melakukan-reformasi-perpapajakan-
dalam-4-periode
3. https://pajak.go.id/reformasi-perpajakan
4. BMP ADBI4330/Modul 3

Anda mungkin juga menyukai