Disusun oleh:
Fahmi Hasan Baihaqi (1217050050)
Radithya Dwi Santoso (1227050108)
Riza Anwar Fadhil (1227050116)
Rizky Surya Gani (1227050118)
Saftana Fitri (1227050120)
Sendi Ahmad Rafiudin (1227050121)
Siti Aenurohmah (1227050127)
Syifa Arifah Nurbayani (1227050131)
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang dengan
izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang "Graf". Kami menyadari
bahwa segala pengetahuan dan kemampuan yang kami peroleh adalah karunia
dari Allah SWT. Dengan rahmat-Nya, kami dapat mengeksplorasi dan memahami
konsep-konsep dalam teori graf. Shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga beliau, dan para sahabatnya.
Kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih kami kepada Bapak Undang
Syaripudin, M.Kom. yang telah menjadi dosen pengampu mata kuliah
Matematika Diskrit. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
individu yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman
kami yang telah memberikan dukungan moral dan motivasi dalam proses
penulisan makalah ini.
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Sejarah Graf.............................................................................................................6
2.2 Definisi Graf............................................................................................................7
2.3 Jenis-Jenis Graf........................................................................................................8
2.4 Contoh Terapan Graf..............................................................................................12
2.5 Terminologi Dasar.................................................................................................13
2.6 Beberapa Graf Sederhana Khusus..........................................................................21
2.7 Representasi Graf...................................................................................................24
2.8 Graf Isomorfik........................................................................................................28
2.9 Graf Planar dan Bidang..........................................................................................30
2.10 Graf Dual (Dual Graph).......................................................................................38
2.11 Lintasan dan Sirkuit Euler....................................................................................40
2.12 Lintasan dan Sirkuit Hamilton..............................................................................41
2.13 Lintasan Terpendek (shortest path)......................................................................44
2.14 Persoalan Pedagang Keliling................................................................................46
2.15 Persoalan Tukang Pos Cina..................................................................................51
2.16 Pewarnaan Graf....................................................................................................53
BAB III............................................................................................................................60
KESIMPULAN................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................61
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dari graf?
2. Apa pengertian dan jenis-jenis dari graf?
3. Apa saja penerapan dan istilah dari graf?
4. Bagaimana implementasi dari graf pada beberapa masalah kehidupan?
5. Bagaimana tata cara pewarnaan dari graf?
1.3 Tujuan
1. Memahami sejarah dan konsep dasar dari graf, termasuk definisi dan jenis-
jenisnya.
2. Menganalisis penerapan dan menjelaskan istilah-istilah dari graf.
3. Menjelaskan bagaimana graf dapat digunakan untuk mengatasi beberapa
masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menjelaskan tata cara pewarnaan dari graf.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
garis -yang disebut sisi (edge). Setiap titik diberi label huruf A, B, C, dan D. Graf
yang dibuat oleh Euler diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Graf
Jawaban yang dikemukakan oleh Euler adalah: orang tidak mungkin
melalui ke-tujuh jembatan itu masing-masing satu kali dan kembali lagi ke tempat
asal keberangkatan jika derajat setiap simpul tidak seluruhnya genap. Yang
dimaksud dengan derajat adalah banyaknya garis yang bersisian dengan noktah.
Sebagai contoh, simpul C memiliki derajat 3 karena ada tiga buah garis yang
bersisian dengannya, simpul 8 dan D juga berderajat dua, sedangkan simpul A
berderajat 5. Karena tidak semua simpul berderajat genap, maka tidak mungkin
dilakukan perjalananan berupa sirkuit (yang dinamakan dengan sirkuit Euler) pada
graf tersebut.
7
atau dinyatakan dengan lambang e_{1} e_{2} .... Dengan kata lain, jika e adalah
sisi yang menghubungkan simpula dengan simpul v ; maka e dapat ditulis sebagai
E = (v, v)
Graf sederhana adalah graf yang tidak mempunyai rusuk ganda dan atau
gelang. Pada graf sederhana, rusuk adalah pasangan tak terurut (unordered pairs)
(Harju:2012). Jadi rusuk (u, v) sama dengan (v, u). Menurut Munir (2005) graf
sederhana juga dapat didefinisikan sebagai G = (V, E), terdiri dari V, himpunan
tidak kosong simpul-simpul dan E, himpunan pasangan tak terurut yang berbeda
yang disebut rusuk. Berikut adalah contoh graf sederhana
Gambar 3. Contoh graf sederhana
8
Menurut Siang (2002) bebrapa garf sederhana khusus yang sering digunakan
adalah sebagai berikut.
a) Graf Lengkap
Graf lengkap adalah graf sederhana yang setiap dua simpulnya
bertetangga. Graf lengkap dengan n buah simpul dilambangkan dengan
Kn. Setiap simpul pada Kn berderajat n – 1. Banyaknya rusuk pada
graf lengkap yang terdiri dari n buah simpul adalah n(n – 1)/2.
c) Graf Teratur
Graf teratur adalah graf yang setiap simpulnya mempunyai derajat
yang sama. Apabila derajat setiap simpul adalah r, maka graf tersebut
disebut sebagai graf teratur derajat r.
9
Gambar 6. Contoh graf teratur derajat 3
d) Graf Biparit
Graf G yang himpunan simpulnya dapat dikelompokkan menjadi
dua himpunan bagian V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap rusuk di
dalam G menghubungkan sebuah simpul di V1 ke sebuah simpul di V2
disebut graf bipartit dan dinyatakan sebagai G (V1, V2).
Graf yang mengandung rusuk ganda atau gelang dinamakan graf tak
sederhana (unsimple graph) (Harju:2012). Ada dua macam graf tak sederhana,
yaitu graf ganda (multigraph) atau graf semu (pseudograph). Graf ganda adalah
graf yang mengandung rusuk ganda. Graf semu adalah graf yang mengandung
gelang (loop).
10
Gambar 8. Contoh graf tak sederhana ( graf ganda dan graf semu)
11
Gambar 10. Contoh graf berarah
12
Gambar 13. Representasi rangkaian listrik
1 1 1
e2
2 e3 5
3 e1
3 e5 3
2 e4 2 4
4
G1 G2 G3
Gambar 14. Tiga buah graf, G1, G2, G3.
Gambar diatas digunakan untuk memberikan ilustrasi yang lebih jelas
tentang terminologi yang akan dijelaskan. Graf G1 merupakan graf sederhana, G2
merupakan graf semu yang memiliki sisi ganda dan gelang, sedangkan G3
merupakan sebuah graf yang memiliki simpul yang terisolasi dari simpul-simpul
lainnya. Ketiga graf tersebut adalah graf yang tidak memiliki arah pada sisinya.
13
2.5.2 Bersisian (Incidency)
Untuk setiap sisi e = (vj, vk) disebut bahwa e bersisian dengan simpul vj
atau e bersisian dengan simpul vk. Pada gambar 14, dalam graf G1 sisi (2, 3)
bersisian dengan simpul 2 dan simpul 3, sisi (2, 4) bersisian dengan simpul 2 dan
simpul 4, dan sisi (1, 2) tidak bersisian dengan simpul 4.
14
Pada graf berarah, din(v) merupakan derajat-masuk (in-degree), dan jumlah
busur yang masuk ke simpul v. dout(v) merupakan derajat-keluar (out-degree), dan
jumlah busur yang keluar dari simpul v. d(v) merupakan hasil dari din(v) + dout(v).
G4 G5
Tinjau graf G4 :
a) din(1) = 2; dout(1) = 1
b) din(2) = 2; dout(2) = 3
c) din(3) = 2; dout(3) = 1
d) din(4) = 1; dout(3) = 2
Lemma Jabat Tangan. Jumlah derajat setiap simpul dalam sebuah graf
adalah genap, artinya jumlah derajat dari setiap simpul di graf tersebut sama
dengan dua kali jumlah sisi yang ada dalam graf tersebut. Dengan kata lain, jika
∑ d (v )=2|E|
G = (V, E), maka v ∈V .
Dalam gambar 2.1 ada beberapa tinjauan terhadap G1, G2, dan G3, yaitu
sebagai berikut.
15
Tinjau graf G2: d(1) + d(2) + d(3) = 3 + 3 + 4 = 10
= 2 x jumlah sisi = 2 x 5
= 2 x jumlah sisi
=2x4
a) 2, 3, 1, 1, 2
b) 2, 3, 3, 4, 4
Penyelasaian:
16
2.5.7 Siklus (Cycle) atau Sirkuit (Circuit)
Sirkuit atau siklus merupakan lintasan yang berawal dan berakhir pada
sebuah simpul yang sama. Meninjau dalam gambar 14 pada graf G1, 1, 2, 3, 1
merupakan suatu sirkuit.
Panjang sirkuit merupakan jumlah sisi yang terdapat dalam sirkuit
tersebut. Sirkuit 1, 2, 3, 1 pada G1 mempunyai panjang 3, yang berarti terdapat 3
sisi dalam sirkuit tersebut.
Jika suatu graf yang hanya terdiri dari satu simpul (tidak ada sisi), maka
tetap dikatakan sebagai graf terhubung. Pada graf berarah, definisi graf dapat
dirumuskan sebagai berikut:
17
c) Jika simpul u dan v tidak terhubung kuat tetapi terhubung pada graf
tak berarah yang diperoleh dari G, maka u dan v dikatakan terhubung
lemah (weakly connected).
d) Graf berarah G disebut sebagai graf terhubung kuat (strongly
connected graph) jika untuk setiap pasang simpul u dan v dalam G,
terdapat koneksi terhubung kuat antara u dan v. Jika tidak memenuhi
syarat tersebut, G disebut sebagai graf terhubung lemah (weakly
connected).
18
(a) (b) (c)
Gambar 19. (a) Graf G1, (b) Sebuah upagraf, (c) komplemen dari upagraf (b)
Komponen graf (connected component) merupakan jumlah maksimum
upagraf terhubung dalam graf G.
19
Gambar 22. (a) Graf G, (b) upagraf rentang dari G,
(c) bukan upagraf rentang dari G
2.5.11 Cut-Set
Cut-set dari graf terhubung G merupakan himpunan sisi-sisi yang jika
dihapus dari G akan menyebabkan G menjadi tidak terhubung. Dengan demikian,
cut-set selalu menghasilkan dua komponen terpisah.
Pada graf di bawah ini, {(1,2), (1,5), (3,5), (3,4)} merupakan cut-set.
Terdapat banyak cut-set dalam sebuah graf terhubung. Himpunan {(1,2), (2,5)}
juga merupakan cut-set, begitu pula {(1,3), (1,5), (1,2)} dan {(2,6)}. Namun,
{(1,2), (2,5), (4,5)} bukanlah cut-set karena subhimpunannya {(1,2), (2,5)} adalah
cut-set.
(a) (b)
Gambar 23. Cut-set
2.5.12 Graf Berbobot (Weighted Graph)
Graf berbobot merupakan graf di mana setiap sisi memiliki suatu nilai
tertentu yang disebut bobot. Bobot pada setiap sisi dapat berbeda-beda tergantung
pada masalah yang diwakili oleh graf tersebut. Bobot dapat mewakili jarak antara
dua kota, biaya perjalanan antara dua kota, waktu tempuh pesan dari satu simpul
komunikasi ke simpul komunikasi lain dalam jaringan komputer, biaya produksi,
dan sebagainya.
Graf berlabel adalah istilah lain yang sering terkait dengan graf berbobot.
Namun, graf berlabel memiliki definisi yang lebih luas. Label tidak hanya
diberikan pada sisi, tetapi juga pada simpul. Sisi diberi label berupa bilangan tak-
negatif, sementara simpul diberi label berupa data lain. Sebagai contoh, pada graf
yang menggambarkan kota-kota, simpul diberi nama-nama kota, sementara label
pada sisi menyatakan jarak antara kota-kota tersebut.
20
Gambar 24. Graf berbobot
K1 K2 K3 K4 K5 K6
Gambar 25. Enam buah graf lengkap, K1 sampai K6
Rumus untuk menghitung jumlah sisi pada sebuah graf lengkap dengan n
buah simpul adalah n(n-1)/2. Cara mendapatkan rumus ini adalah sebagai berikut:
untuk setiap simpul, terdapat (n-1) buah sisi yang terhubung ke (n-1) simpul
lainnya. Oleh karena itu, jika terdapat n buah simpul, maka akan ada n(n-1) buah
sisi. Namun, karena setiap sisi dihitung dua kali untuk pasangan simpul yang
terhubung, maka jumlah sisi secara keseluruhan harus dibagi dua, sehingga
diperoleh rumus n(n-1)/2.
21
Graf lingkaran merupakan sebuah graf sederhana di mana setiap
simpulnya memiliki derajat dua. Graf lingkaran dengan n simpul dilambangkan
dengan Cn. Jika simpul-simpul pada Cn adalah v1, v2, ..., vn, maka sisi-sisinya
adalah (v1, v2), (v2, v3), ..., (vn-1, vn), dan (vn, v1). Dengan kata lain, terdapat sebuah
sisi yang menghubungkan simpul terakhir, vn, dengan simpul pertama, v1.
n = 4, r = 3
22
Contoh: Berapa jumlah maksimum dan jumlah minimum simpul pada graf
sederhana yang mempunyai 16 buah sisi dan tiap simpul berderajat sama dan tiap
simpul berderajat ≥ 4 ?
Penyelesaian:
V1 V2
Gambar 29. Graf bipartit G(V1, V2)
23
Graf G di bawah ini merupakan graf bipartit, karena simpul-simpulnya
dapat dibagi menjadi V1 = {a, b, d} dan V2 = {c, e, f, g}.
24
Matriks yang digambarkan dalam Gambar 1b adalah representasi
dalam bentuk Matriks Ketetanggaan atau Adjacency Matrix dari graf yang
digambarkan dalam Gambar 1a. Dalam representasi ini, setiap elemen
matriks mewakili keberadaan atau tidak adanya sambungan antara dua
simpul dalam graf.
25
Matriks yang digambarkan pada gambar 2b merupakan
representasi dalam bentuk Adjacency Matrix dari graf yang digambarkan
pada gambar 2a. Beberapa hal yang dapat dilihat atau dapat diterangkan
pada Adjacency Matrix tersebut adalah sebagai berikut :
26
Nilai yang ada dalam tiap elemen matriks menyatakan bobot busur
yang menghubungkan dua buah simpul yang bersangkutan. Untuk dua buah
simul yang tidak berhubungan langsung oleh sebuah busur, maka dianggap
dihubungkan ole sebuah busur yang nilai bobotnya tidak terhingga. Dalam
pemograman, karena keperluan algoritma, maka dari total bobot seluruh
busur yang ada atau yang mungkin ada.
a. Adjacency List
27
kebawah seperti pada gambar 4a. Kemudian dari masing-masing simpul
'keluar' pointer kearah kanan yang menunjuk simpul-simpul lain. Salah satu
contoh, yang dapat dilihat pada gambar 4b dimana A menunjuk simpul B
dan simpul D.
Secara formal, jika dua graf G=(V,E) dan H=(U,F) isomorfik, maka
kondisi berikut terpenuhi:
Graf isomorfik merupakan konsep penting dalam teori graf, struktur data,
dan algoritma. Penentuan apakah dua graf isomorfik atau tidak memiliki banyak
aplikasi dalam pemecahan masalah praktis dan analisis struktur data graf.
Penyelesaian masalah graf isomorfik sering kali dianggap sulit secara
komputasional, dan berbagai algoritma dan metode telah dikembangkan dalam
bidang ini.
28
Graf H: U = {X, Y, Z}, F = {(X, Y), (X, Z)}
Penentuan apakah dua graf isomorfik atau tidak adalah masalah yang
penting dalam teori graf dan memiliki aplikasi luas dalam berbagai bidang,
termasuk komputasi, jaringan, pengenalan pola, dan banyak lagi. Namun,
menentukan isomorfisme graf secara efisien merupakan tugas yang sulit karena
masalah isomorfisme graf termasuk dalam kelas kompleksitas komputasional
yang tinggi.
Contoh :
Dua buah graf G1 dan G2 isomorfik jika dan hanya jika simpulsimpulnya
dapat dilabel sedemikian rupa sehingga matriks ketetanggaan yang bersesuaian
sama.
29
Contoh :
Definisi lain dari Graf Planar dan Graf Bidang Graf planar adalah graf
yang memiliki jalur bersilangan namun dapat digambarkan ulang menjadi graf
yang tidak memiliki jalur bersilangan Hasil dari penggambaran ulang graf planar
sedemikian hingga tidak ada jalurnya yang bersilangan disebut dengan graf
bidang.
Contoh 1: Graf K4, sebuah graf planar, dapat digambarkan dengan sisi
yang saling bersilangan seperti yang terlihat pada Gambar (a). Namun, graf
tersebut dapat digambarkan kembali tanpa adanya sisi yang saling berpotongan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar (b).
30
Gambar (a) Gambar (b)
Gambar (c)
31
Representasi graf planar yang digambarkan dengan sisi-sisi yang tidak
saling berpotongan disebut graf bidang (plane graph). Pada Gambar 8.46, ketiga
buah graf adalah graf planar, tetapi graf (a) bukan graf bidang, sedangkan graf (b)
dan (c) adalah graf bidang. Ketiga graf ini isomorfik. Untuk selanjutnya, kita tetap
menggunakan istilah graf planar baik untuk graf yang dapat digambar (ulang)
pada bidang datartanpa ada sisi-sisi yang berpotongan maupun graf yang memang
sudah tergambar tanpa sisi-sisi yang berpotongan (graf bidang).
Rumus Euler
32
Jumlah wilayah (f) pada graf planar sederhana juga dapat dihitung dengan
rumus Euler sebagai berikut:
n–e+f=2
atau
f=n–e+2
e = Jumlah sisi
n = Jumlah simpul
Contoh :
e 3f /2
dan
e 3n – 6
Dua ketidaksamaan yang terakhir ini dapat kita buktikan sebagai berikut:
setiap daerah pada graf planar dibatasi oleh tiga atau lebih sisi. Jadi, total
banyaknya sisi lebih besar atau sama dengan 3f. Tetapi, karena suatu sisi berada
33
pada batas paling banyak dua wilayah, maka total banyaknya sisi lebih kecil atau
sama dengan 2e. Jadi,
2e ≥ 3f
atau
2e/3 ≥ f
n – e + 2 e/3 ≥ 2
atau
e ≤ 3n - 6
Jika G adalah graf sederhana terhubung dengan e adalah jumlah sisi dan
v adalah simpul, yang dalam hal ini v ≥ 3, maka berlaku ketidaksamaan Euler e ≤
3n – 6.
n = 4, e = 6
34
Misalnya graf K3 memenuhi ketidaksamaan Euler tersebut,menjamin keplanaran
suatu graf. Misalnya graf K3,3 Gambar (c) memenuhi ketidaksamaan Euler
tersebut,
e=9,n=6
9 ≤ (3)(6) – 6 = 12 (jadi, e ≤ 3n - 6)
padahal graf K3,3, bukan graf planar Untuk menunjukkan bahwa K3,3
bukan graf planar, kita membuat asumsi baru bahwa setiap wilayah pada graf
bidang dibatasi oleh paling sedikit empat buah sisi (jadi, bukan 3 sisi seperti
pembuktian ketidaksamaan di atas. Dengan demikian, total banyaknya sisi lebih
besar atau sama dengan 4f. Tetapi, karena suatu sisi berada pada batas paling
banyak dua wilayah, maka total banyaknya sisi lebih kecil atau sama dengan 2e.
Jadi,
2e ≥ 4f
atau
e/2 ≥ f
n - e + e/2 ≥ 2
atau
e ≤ 2n - 4
35
Jika G adalah graf sederhana terhubung dengan e adalah jumlah sisi dan
v adalah jumlah simpul, yang dalam hal ini v ≥ 3 dan tidak ada sirkuit yang
panjangnya 3, maka berlaku e ≥ 2v 4.
e =9,n = 6
9 ≤ (2)(6) – 4 = 8 (salah)
Teorema Kuratowski
1. Graf Kuratowski pertama, yaitu graf lengkap yang mempunyai lima buah
simpul (Ks), adalah graf tidak-planar.
2. Graf Kuratowski kedua, yaitu graf terhubung teratur dengan 6 buah simpul
dan 9 buah sisi (K) adalah graf tidak-planar.
36
4. Graf Kuratowski pertama adalah graf tidak-planar dengan jumlah simpul
minimum, dan graf Kuratowski kedua adalah graf tidak-planar dengan
jumlah sisi minimum. Keduanya adalah graf tidak planar paling sederhana.
Isomorfik pada graf adalah konsep dalam teori graf yang mengacu pada
dua graf yang memiliki struktur yang sama, meskipun mungkin memiliki label
atau tampilan yang berbeda
Homeomorfik adalah jika salah satu dari kedua graf dapat diperoleh dari
graf yang lain dengan cara menyisipkan dan/atau membuang secara berulang-
ulang simpul berderajat 2.
(Teorema Kuratowski) : Graf G adalah tidak planar jika dan hanya jika ia
mengandung upagraf yang isomorfik dengan K, atau Katau homeomorfik
(homcomorphic) dengan salah satu dari keduanya.
Gambar (a)
Contoh soal :
Penyelesaian:
37
Dari graf Petersen (Gambar 8.52(a))., buatlah sebuah upagrafnya,
misalkan G, (Gambar 8.52(b)). Dengan membuang simpul-simpul berderajat 2
dari G, kita dapatkan G (Gambar 8.52(c)) yang homeomorfik dengan G,. Jika G₂
digambar ulang, kita dapatkan bahwa G isomorfik dengan K33 (Gambar 8.52(d)).
Rangkaian proses ini menunjukkan bahwa graf Petersen tidak planar.
38
Graf disebut graf dual hanya jika graf tersebut planar. Jika G adalah graf
planar yang direpresentasikan sebagai graf bidang dengan n buah simpul, e buah
sisi dan f buah muka, maka graf G* memilki
e* = e buah sisi
f* = n buah muka/wilayah
(1) Dual dari gambar (a) (2) Dual dari gambar (b)
39
(a) Peta, (b) Peta dan graf yang merepresentasikannya, (c) Graf yang
merepresentasikan peta
40
Lintasan Euler pada graf (e) : Tidak ada
Lintasan Euler pada graf (f) : a, c, d, a, b, e, d, b
Graf (a), (b), dan (f) adalah graf semi-Euler, graf (c) dan (d) adalah graf Euler.
Berikut beberapa teorema utama yang dimiliki oleh lintasan dan sirkuit Euler:
Teorema 1 :
Graf terhubung G adalah graf euler jika dan hanya jika derajat dari
masing-masing titik adalah genap.
Teorema 2 :
a. Jika graf G memiliki lebih dari dua titik berderajat ganjil, maka G adalah
graf non euler.
b. Jika G memiliki dua titik berderajat ganjil, maka G memiliki lintasan euler
dan ini berlaku juga ketika memiliki satu titik berderajat ganjil.
Teorema 3 :
Suatu graf terhubung adalah graf semi euler jika dan hanya jika memiliki
tepat dua titik yang berderajat ganjil.
Teorema 4 :
Graf berarah G memiliki sirkuit euler jika dan hanya jika G terhubung dan
setiap titik memiliki derajat masuk dan derajat keluar sama. Graf G memiliki
lintasan euler jika dan hanya jika G terhubung dan setiap titik memiliki derajat
masuk dan derajat keluar sama kecuali dua titik, yang pertama memiliki derajat
keluar satu lebih besar dari derajat masuk, dan yang kedua memiliki derajat masuk
lebih besar dari derajat keluar.
41
Masalah tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar berikut ini :
Gambar (a) Dodecahedron Hamilton, dan (b) graf yang mengandung sirkuit Hamilton
Lintasan Hamilton merupakan lintasan yang mengunjungi tiap
simpul/vertex graf tepat sekali. Sirkuit Hamilton adalah jalur yang mengunjugi
setiap simpul/vertex tepat 1 kali tanpa ada pengulangan. Hal penting yang perlu
diingat adalah sirkuit Hamilton tidak perlu melalui setiap sisi. Sirkuit Hamilton
hanya perlu melewati vertex/simpul. Graf Hamilton adalah graf yang memuat
lintasan dan sirkuit Hamilton. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa suatu graf
disebut graf Hamilton jika memiliki lintasan dan sirkuit Hamilton. Graf yang
memiliki sirkuit Hamilton disebut dengan graf Hamilton dan graf yang hanya
memiliki lintasan Hamilton disebut graf semi-Hamilton.
42
Lintasan Hamilton pada graf (a) : 3, 2, 1, 4
Lintasan Hamilton pada graf (b) : 1, 2, 3, 4, 1
Lintasan Hamilton pada graf (c) : Tidak ada
Graf (a) adalah graf semi-Hamilton dan graf (b) adalah graf Hamilton
Berikut beberapa teorema utama yang dimiliki oleh lintasan dan sirkuit Hamilton:
Teorema Dirac (syarat cukup):
Jika G adalah graf sederhana dengan n buah titik (n 3) sedemikian
hingga derajat tiap titik paling sedikit n/2 (yaitu d(v) n/2 untuk setiap titik v di
G) maka G adalah graf Hamilton.
Teorema Ore :
Jika G adalah graf sederhana dengan n buah titik (n 3) sedemikian
hingga d(v) + d(u) n untuk setiap pasang titik tidak bertetangga u dan v, maka G
adalah graf Hamilton.
Teorema :
a. Setiap graf lengkap Kn , n ≥ 3 adalah graf Hamilton
b. Di dalam graf lengkap Kn , n ≥ 3 terdapat sebanyak (n-1)!/2 buah sirkuit
Hamilton
Teorema :
Di dalam graf lengkap G dengan n buah titik :
a. n 3 dan n ganjil, terdapat (n – 1)/2 buah sirkuit Hamilton yang saling
lepas (tidak ada sisi yang beririsan)
b. n 4 dan n genap, terdapat (n – 2)/2 buah sirkuit Hamilton yang saling
lepas
43
2.13 Lintasan Terpendek (shortest path)
2.13.1 Lintasan Terpendek
Lintasan terpendek adalah lintasan dengan sifat jumlah nilai sisi-sisi yang
dilaluinya terkecil. Untuk graf dengan banyak sisi yang relatif sedikit, lintasan
terpendek dari simpul a ke simpul z dengan mudah dapat dicari. Tetapi untuk graf
dengan sisi yang banyak, pencarian lintasan terpendek tidak lagi mudah.
simpul z dalam graf terhubung G. Salah satu versinya adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan m = 1 dan berikan pada simpul a dengan (-, 0) (tanda “-” berarti
kosong).
2. Periksa setiap sisi e = pq dari simpul berlabel p ke beberapa simpul tak
berlabel q.
Misalkan label p adalah (r, k(p)). Jika k(p) + k(e) = m, berikan simpul q
dengan label (p,m).
3. Jika semua simpul belum berlabel, naikkan m dengan 1 dan terus ke
langkah (2). Jika tidak demikian, teruskan ke langkah (4). Jika Anda hanya
tertarik untuk mencari lintasan terpendek ke z, maka jika z telah berlabel
kita dapat terus ke langkah (4).
4. Untuk sebarang simpul y, lintasan terpendek dari simpul a ke y
mempunyai panjang k(y), yakni, bagian kedua dari label y; dan lintasan
demikian dapat diperoleh dengan cara melacak balik atau mundur dari y
(dengan menggunakan bagian pertama dari label) seperti diberikan atau
dideskripsikan di bawah ini.
44
dengan m unit, ...?. Verifikasi formal untuk algoritma ini memerlukan induksi
matematik (atas bilangan pada simpulsimpul berlabel). Ide kuncinya adalah
bahwa untuk mencari lintasan terpendek dari simpul a ke sebarang simpul yang
lain, kita harus mencari lintasan terpendek dari simpul a ke simpul-simpul
‘penyela’. Jika Ji = v1, v2, ..., vi adalah lintasan terpendek ke simpul vi, maka Ji =
Ji-1 + (vi-1, vi) dengan Ji-1 = v1, v2, ..., vi-1 adalah lintasan terpendek ke vi-1.
Demikian pula Ji-1 = Ji-2 + (vi-2,vi1) dan seterusnya.
Contoh : Sepasang suami istri ingin bepergian dari simpul N (Nganjuk) ke simpul
R (Rangkasbitung) melalui jaringan jalan raya, seperti ditunjukkan dalam gambar
Penyelesaian
45
mundur dari simpul R kita memperoleh: R-m-j-k-h-d-c-b-N, yang panjangnya 24
unit (5 + 2 + 3 + 5 + 2 + 2 + 3 + 2 = 24). Jadi lintasan terpendek yang dicari
adalah (dibalik): N-b-c-d-h-k-j-m-R.
46
d. Jarak antar kota seperti pada gambar berikut:
a) Inisialisasi
Misalkan menggunakan 6 buah populasi dalam satu generasi, yaitu
b) Evaluasi kromosom
47
c) Seleksi Kromosom
Persoalan TSP diinginkan kromosom dengan fitness paling kecil, maka
digunakan invers
Invers Fitnes
Probabilitas
48
Sehingga populasi baru akan terbentuk
Kromosom[2]>< Kromosom[3]
[BDEC]><[CBDE]
O1:[XDEX], O2:[XBDX]
seqP2:ECBD , seqP1:CBDE
K[1]=O1=[BDEC], K[2]=O1:[EBDC]
[BDEC]><[CDEB]
49
seqP2 :[BCDE], seqP1:[CBDE]
[CDEB]><[CBDE]
O1:[ XDEX],O2:[XBDX]
O1:[ BDEC],O2:[EBDC]
e) Mutasi
a. Misal mutasi yang digunakan yaitu swapping mutation yaitu dengan
menukar gen yang dipilih secara acak dengan gen sesudahnya.
b. Hitung total gen pada satu populasi
K[1]=O1=[BDEC], K[2]=O1:[EBDC]
O1:[ BDEC],O2:[EBDC]
K[1]=O1=[BDEC] [BDCE]
K[1]=[BDCE]=AB+BD+DC+CE+EA=7+2+4+3+9=25
50
Setelah dilakukan proses 1 generasi ternyata nilai fitness terendah tidak
berubah sesuai dengan criteria berhenti maka dapat dipastikan jika dilakukan
proses generasi berikutnya nilai fitness terendah tidak akan berubah.
51
Dalam memecahkan persoalan tukang pos Cina terdapat dua kasus yang
harus ditangani secara terpisah, yaitu graf genap dan graf ganjil. Pada kasus graf
genap, maka solusi optimal dapat dicapat dengan jalur euler, sehingga tukang pos
tidak perlu melewati jalan sama dua kali. Pada kasus graf ganjil, karena jumlah
sisi yang masuk pada suatu graf simpul harus sama dengan jumlah sisi yang
keluar dari simpul tersebut, akibatnya jika ada sisi yang memiliki simpul ganjil
maka simpul ini harus melewati setidaknya suatu sisi yang sama dua kali. Oleh
karena itu, masalah tukang pos Cina dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 33. Tiga buah warna cukup untuk mewarnai graf ini
52
Jumlah warna minimum yang dapat digunakan untuk mewarnai simpul disebut
bilangan kromatik graf G, disimbolkan dengan (G). Suatu graf G yang
mempunyai bilangan kromatis K dilambangkan dengan (G) = k. Pada graf
berikut dibutuhkan 5 minimal warna, dapat ditulis juga (G) = 4.
53
1852). Persoalan 4-warna berbunyi: dapatkah sembarang graf planar diwarnai
hanya dengan 4 warna saja? Jawaban dari persoalan ini ditemukan oleh Appel dan
Haken yang menggunakan komputer untuk menganalisis hampir 2000 graf yang
melibatkan jutaan kasus. Jawaban ini dinyatakan dalam Teorema : Bilangan
kromatik graf planar tidak lebih dari 4.
Gambar 34. (a) Peta, (b) Peta dan graf yang merepresentasikannya, (c) 4 warna sudah cukup
untuk mewarnai 27 sampul, (d) peta setelah diwarnai
Contoh soal :
54
Persoalan yang mempunyai karakteristik seperti pewarnaan graf adalah
persoalan menentukan jadwal ujian. Misalkan terdapat delapan orang mahasiswa
(1,2,…,8) dan lima buah mata kuliah yang dapat dipilihnya (A, B, C, D, E). Tabel
berikut memperlihatkan matriks lima mata kuliah dan delapan mahasiswa. Angka
1 pada elemen (i,j) berarti mahasiswa i memilih mata kuliah j, sedangkan angka 0
menyatakan mahasiswa i tidak memilih mata kuliah j.
A B C D E
1 0 1 0 0 1
2 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0
4 1 1 0 0 0
5 0 1 0 1 0
6 0 0 1 1 0
7 1 0 1 0 0
8 0 0 1 1 0
Penyelesaian:
55
kuliah. Sisi yang menghubungkan dua buah simpul menyatakan ada mahasiswa
yang memilih kedua mata kuliah itu. Berikut graf yang merepresentasikannya:
Gambar 35. Graf persoalan penjadwalan ujian 5 mata kuliah untuk 8 orang mahasiswa
Bilangan kromatik graf adalah 2. Jadi, ujian mata kuliah A, E, dan D dapat
dilaksanakan bersamaan, sedangkan ujian mata kuliah B dan C dilakukan
bersamaan tetapi pada waktu yang berbeda dengan mata kuliah A, E, dan D.
56
Untuk graf dengan jumlah simpul sedikit, kita dapat menentukan bilangan
kromatiknya dengan mudah. Tetapi, untuk graf yang besar, kita perlu membuat
program komputer untuk menentukan bilangan kromatik tersebut.
Contoh Soal:
57
Penyelesaian:
Simpul 1 3 6 4 2 5
Derajat 4 4 3 3 2 2
Warna a b b c c a
Perhatikan bahwa simpul 1, 2, dan 3 terhubung satu sama lain, sehingga paling
sedikit dibutuhkan 3 warna berbeda untuk mewarnai graf G. jadi, (G) = 3.
58
BAB III
KESIMPULAN
Graf merupakan bidang studi yang pertama kali dikemukakan oleh
Leonhard Euler pada tahun 1736. Konsep dasar graf meliputi definisi graf sebagai
himpunan dari simpul (vertex) yang terhubung oleh sisi (edge). Graf dapat
memiliki berbagai jenis, termasuk graf berarah, graf tak berarah, graf berbobot,
dan graf terhubung.
Graf memiliki penerapan yang luas dalam berbagai bidang, termasuk
telekomunikasi, penjadwalan, optimisasi, transportasi, ilmu komputer, riset
operasi, ilmu kimia, sosiologi, dan kartografi. Istilah-istilah penting dalam graf
meliputi simpul (vertex), sisi (edge), graf terhubung (connected graph), lintasan
(path), siklus (cycle), lintasan Hamilton (Hamiltonian path), sirkuit Hamilton
(Hamiltonian cycle), dan graf Hamilton (Hamiltonian graph).
Graf dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya termasuk perencanaan rute optimal,
penjadwalan kegiatan, optimisasi jaringan telekomunikasi, analisis keterhubungan
sosial, pemodelan sistem transportasi, pemetaan geografis, dan penyelesaian
masalah dalam ilmu komputer.
Pewarnaan graf merupakan proses memberikan label warna pada simpul,
sisi, dan wilayah (region). Tata cara pewarnaan graf melibatkan konsep
pewarnaan dengan jumlah minimal warna (chromatic number) dan teorema
pewarnaan graf empat warna (four-color theorem).
59
DAFTAR PUSTAKA
Belajar Statistik. (2021, 11 Oktober). Lintasan dan Sirkuit Euler. Diakses pada
1 Juni 2023, dari
https://www.belajarstatistik.com/blog/2021/10/11/lintasan-dan-sirkuit-
euler/
Sidiq, M. (n.d.). Matematika Diskrit Teori Graf bagian 1. Dikutip pada Selasa,
30 Mei 2023, pukul 09.00. Diakses dari
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/6-Graf-1.pdf
Munir, R. (2020). Graf bagian 1. Dikutip pada Selasa, 30 Mei 2023, pukul
20.00. Diakses dari
https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2020-2021/Graf-
2020-Bagian1.pdf
60
61