TENAGA LISTRIK
Oleh:
Ikhwan Raziqin
2001032065
Disetujui/disahkan Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan “Praktek Siatem
Distribusi Tenaga Listrik ” pada semester lima, dengan baik serta tepat pada waktunya.
Laporan ini menjelaskan tentang langkah-langkah, bahan, dan cara kerja yang berkaitan
dengan pratikum tersebut. Dalam berkarya sangat dituntut kesabaran, ketelitaian dan kehati
- hatian dalam melakukan praktikum. Oleh karena itu, siapapun yang melakukan praktek
ini harus bersikap dengan ketentuan yang berlaku, guna untuk mendapatkan hasil yang
sesuai diharapkan.
Laporan praktek ini penulis susun berdasarkan apa yang dilaksanakan selama
kegiatan mata kuliah praktek berlangsung. Selain itu, ucapan dan ungkapan merupakan
bentuk keseriusan penulis dalam melaksanakan praktek yang dilakukan pada semester lima
Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, hal ini karena
keterbatasan ilmu pengetahuan, oleh karena itu, kritik dan sarannya sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri.
Ikhwan Raziqin
Ikhwan Raziqin/2001032065 i
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Ikhwan Raziqin/2001032065 ii
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
kepada mahasiswa kemampuan untuk memasang perangkat jaringan distribusi dan trafo tenaga.
Materi terdiri dari topic tentang material jaringan distribusi JTM dan JTR, Peralatan panel
tegangan menengah (Switchgear), peralatan panel tegangan rendah (MDP), peralatan kerja dan
Materi Pembelajaran
2.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan trafo GD step-
up (Job Sheet 101)
3.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Switchgear (Job
Sheet 102, 103, 104, 105)
05. Praktek Pemasangan Jaringan Distribusi Tegangan Menegah (Job sheet 200)
5.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material JTM dan cara pemasangannya
5.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Konstruksi
Tiang Awal (Job Sheet 201)
5.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan praktek (Job Sheet 201)
06. Praktek Pemasangan Jaringan Distribusi Tegangan Menegah (Job sheet 200)
6.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material JTM dan cara pemasangannya
6.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Konstruksi
Tiang Sudut kecil, TM2 (Job Sheet 202)
6.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan praktek (Job Sheet 203)
07. Praktek Pemasangan Jaringan Distribusi Tegangan Menegah (Job sheet 200)
7.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material JTM dan cara pemasangannya
7.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Konstruksi
Tiang Ujung, TM3 (Job Sheet 204)
7.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan praktek (Job Sheet 204)
08. Praktek Pemasangan Jaringan Distribusi Tegangan Menegah (Job sheet 200)
8.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material JTM dan cara pemasangannya
8.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Konstruksi
Gardu Trafo Tiang, TM6 (Job Sheet 205)
8.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan praktek (Job Sheet 205)
Ikhwan Raziqin/2001032065 iv
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
09. Praktek Pemasangan Jaringan Distribusi Tegangan Menegah (Job sheet 200)
9.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material JTM dan cara pemasangannya
9.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Jaringan
Distribusi TM (Job Sheet 206)
9.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan praktek (Job Sheet 206)
10. Praktek Pemasangan Gardu Tiang Portal dan Panel APP (Job sheet 300)
10.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material Trafo Tiang dan Panel APP serta cara
pemasangannya.
10.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Trafo Tiang
(Job Sheet 301).
10.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan praktek (Job Sheet 201).
11. Praktek Pemasangan Gardu Tiang Portal dan Panel APP (Job sheet 300)
11.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material Trafo Tiang dan Panel APP serta cara
pemasangannya.
11.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Lightning
Arrester dan Fuse Cut Out (Job Sheet 302).
11.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan Praktek (Job Sheet 302).
12. Praktek Pemasangan Gardu Tiang Portal dan Panel APP (Job sheet 300)
12.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material Trafo Tiang dan Panel APP serta cara
pemasangannya.
12.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Panel APP (Job
Sheet 303).
12.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan Praktek (Job Sheet 303).
13. Praktek Pemasangan Gardu Tiang Portal dan Panel APP (Job sheet 300)
13.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material Trafo Tiang dan Panel APP serta cara
pemasangannya.
13.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Grounding
LA, Titik Netral trafo dan Pengetanahan Panel
Ikhwan Raziqin/2001032065 v
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
13.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan Praktek (Job Sheet 304).
14. Praktek Pemasangan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah dan PJU (Job sheet 400)
14.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material Jaringan Tegangan Rendah serta cara
pemasangannya.
14.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Jaringan
Tegangan Rendah (Job Sheet 401).
14.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan Praktek (Job Sheet 401).
15. Praktek Pemasangan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah dan PJU (Job sheet 400)
15.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material Penerangan Jalan Umum (PJU) serta
cara pemasangannya.
15.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan PJU (Job Sheet
402).
15.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan Praktek (Job Sheet 402).
3.3 Rencana Kerja dan Progress (Job Sheet 502, 503, 504)
17.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan trafo GD step-
Down (Job Sheet 504)
18.1 Pengantar Teori, mengenai pengenalan material Panel MDP serta cara
pemasangannya.
Ikhwan Raziqin/2001032065 vi
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
18.2 Peraga penggunaan peralatan bantu dan material praktek pemasangan Panel MDP
(Job Sheet 601).
18.3 Rencana Kerja dan Progress pelaksanaan Praktek (Job Sheet 601).
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR ISI
Ikhwan Raziqin/2001032065 ix
POLITECHNIC STATE OF PADNG
ELECTRICAL ENGINEERING
A. Tujuan Instruksional
B. Tinjauan Kepustakaan
Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source)
sampai ke konsumen. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit dengan tegangan dari 11
menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.
Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran
transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang
mengalir ( I R ). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.
transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi yang kemudian dengan sistem
Ikhwan Raziqin/2001032065 1
POLITECHNIC STATE OF PADNG
ELECTRICAL ENGINEERING
tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran
distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi menurunkan tegangannya menjadi sistem tegangan
rendah, yaitu 220V/380V. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-
konsumen.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh digunakan tegangan setinggi mungkin dengan
menggunakan trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini menimbulkan beberapa
konsekuensi antara lain berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-
perlengkapannya, selain itu menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada
sisi beban, Oleh karena itu, pada daerah-daerah pusat beban, tegangan saluran yang tinggi ini
Dalam hal ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian penting dalam sistem
Ikhwan Raziqin/2001032065 2
POLITECHNIC STATE OF PADNG
ELECTRICAL ENGINEERING
Baik atau tidaknya sesuatu sistem distribusi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah regulasi tegangan, kontinuitas penyaluran, efisiensi, dan harga sistem. Oleh
karena itu, suatu sistem distribusi harus memiliki regulasi tegangan yang tidak terlalu besar,
gangguan pada pelayanan yang tidak terlalu lama, serta biaya sistem yang tidak terlalu mahal.
Gardu Beton Step-up merupakan bagian dari pelaksanaan praktek bengkel pemasangan
jaringan distribusi dan Panel (MDP). Pada GD ini suplai utama PLN dengan tegangan
380/220 volt pada panel COS (change over switch) dan dihubungkan dengan trafo step-up
dengan menggunakan kabel NYY 4x35 mm2, sehingga tegangannya menjadi 20 kV. Keluaran
trafo ini (sisi primer 20 kV) dihubungkan dengan panel Switchgear sisi incoming, metering
dan outgoing dengan menggunakan kabel tegangan menengha (20 kV) NYFGbY 3x50 mm2.
Ikhwan Raziqin/2001032065 3
POLITECHNIC STATE OF PADNG
ELECTRICAL ENGINEERING
C. Standar Kompetensi
D. Gambar Kerja/Praktek
Ikhwan Raziqin/2001032065 4
POLITECHNIC STATE OF PADNG
ELECTRICAL ENGINEERING
F. Peralatan Kerja
Untuk peralatan yang digunakan pada praktek trafo step up ini yaitu:
1. Insulation Tester
G. Diskripsi Kerja/Praktek
Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur
belitan/kumparan trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case)
mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, demi keselamatan, untuk menghindari kegagalan
yang fatal dan pengujian selanjutnya. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering
tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.
Ada beberapa jenis kombinasi dalam pengkuran tahanan isolasi transformator, yaitu
sebagai berikut :
Ikhwan Raziqin/2001032065 5
POLITECHNIC STATE OF PADNG
ELECTRICAL ENGINEERING
Pada dasarnya isolasi yang baik pada transformator itu relatif untuk tahanan yang tinggi
tehadap arus, dan untuk bahan isolasi, “baik” juga dapat berarti kemampuan untuk menjaga
tahanan tinggi.
Sehingga, pengukuran tahanan isolasi yang tepat dapat memberikan kita informasi
tentang bagaimana kondisi isolasi dari suatu bahan. Peralatan listrik yang baru seharusnya
memiliki tahanan isolasi yang baik (memenuhi standar nilai tahanan isolasi, sesuai tegangan
kerjanya).
Menurut PUIL 2000 bahwa Nilai Minimum Isolasi pada peralatan Listrik dan
Instalasinya adalah : 1000 x Tegangan Kerja. Maksudnya adalah apabila Instalasi atau
peralatan Listrik menggunakan Tegangan 220 Volt, maka nilai Tahanan Isolasinya sekurang-
kurangnya sebesar 220 x 1000 ohm = 0,22 MΩ, demikian halnya bila menggunakan 380 volt,
tester sehingga sekurang-kurangnya tahanan isolasi transformator yang diuji adalah 500 x 1000
Nilai standar minimum isolasi transformator yang diuji pada tegangan 500 volt adalah 0,5
MΩ. Apabila nilai tersebut dibandingkan dengan hasil pengujian yang nilainya lebih tinggi
mencapai GigaOhm (GΩ) maka transformator tahanan isolasi transformator yang diuji masih
Ikhwan Raziqin/2001032065 6
POLITECHNIC STATE OF PADNG
ELECTRICAL ENGINEERING
Keterangan : Sebelum ada Instruksi dari instruktur yang bersangkutan, maka pekerjaa/Praktek
Instruktur, sehingga TIDAK terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan Operasi. Apabila terjadi
Ikhwan Raziqin/2001032065 7
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
A. Tujuan Instruksional
1. Mampu mempersiapakan dudukan (lobang) tiang yang akan dipasang sesuai ketentuan
dan ukuran tiang.
2. Mampu memasang tiang sesuai presedur yang diuraiakan pada “instruksi manual’ job-
sheet.
3. Mampu menguji/memastikan bahwa tiang yang sudah dipasang tersebut layak gunakan
(sesuai berat/kekuatan beban yang ditanggungnya).
4. Mampu memasang material material yang ada pada tiang seperti, isolator tumpu,
isolator tarik, traves, dan kawat AAAC.
B. Tinjauan Kepustakaan
dijadikan jaringan utama pendistribusian tenaga listrik ke pelanggan. Hal ini dilakukan sebagai
upaya untuk menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kwalitas persyaratan tegangan
yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana
diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun 2009. Tegangan operasi dari jaringan tegangan
menengah yang digunakan di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebesar 20 kV. Jaringan
tegangan menengah pada sistem distribusi di Indonesia dimulai dari terminal keluar (out-going)
pemutus tenaga dari transformator penurun tegangan Gardu Induk atau transformator penaik
tegangan pada pembangkit untuk sistem distribusi skala kecil, hingga peralatan pemisah/proteksi
Ikhwan Raziqin/2001032065 8
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Saluran udara tegangan menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk
penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk
konsumen jaringan tegangan menengah yang digunakan di Indonesia. Ciri utama jaringan ini
adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton.
Penghantar yang digunakan pada saluran udara tegangan menengah (SUTM) ini adalah
konduktor dengan bahan utama tembaga (CU) atau alumunium (Al) yang dipilin bulat padat.
Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini adalah AAAC atau
AAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum memungkinkan penggunaan
terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum. Jarak aman adalah
jarak antara bagian aktif/netral dari jaringan terhadap benda-benda disekelilingnya baik secara
Jarak aman minimal adalah 60 cm kecuali terhadap jaringan telekomunikasi. Jarak aman
terhadap saluran telekomunikasi minimal 2,5 meter. Jarak aman terhadap benda-benda lainnya
Ikhwan Raziqin/2001032065 9
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada konstruksi jaringan
saluran udara tegangan menengah 20 KV, dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar
berisolasi penuh yang dipilin. Isolasi penghantar tiap fasa tidak perlu di lindungi dengan
pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan beban
Saluran kabel udara tegangan menengah adalah saluran udara tegangan menengah yang
menggunakan kabel sebagai sarana penghantar. Terdapat dua jenis kabel yang dipakai (PT. PLN
Ikhwan Raziqin/2001032065 10
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Persero, 2010:15) :
Ruang bebas (right of way) dan jarak aman (safety clearence) pada konstruksi SKUTM
harus tetap memenuhi syarat keamanan lingkungan dan keandalan. Saluran Kabel Udara
Tegangan Menengah yang menggunakan kabel twisted, jarak aman sekurang-kurangnya 60 cm,
dan ruang bebas kabel tidak boleh bersentuhan dengan pohon/bangunan. Pada titik sambungan
SKUTM kabel twisted dan SUTM AAAC, jarak aman sama dengan ketentuan pada SUTM
AAAC.
1. Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik tegangan menengah, tetapi relatif lebih mahal untuk penyaluran
daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan konstruksi isolasi penghantar per fasa dan
pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam
langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan konduit atau bahkan tunneling
(terowongan beton).
2.
Ikhwan Raziqin/2001032065 11
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya utama peningkatan kwalitas
Persero, 2010:4).
4.
C. Standar Kompetensi
D. Gambar Kerja/Praktek
Ikhwan Raziqin/2001032065 12
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
1. Tiang
2. Semen
3. Kerikil
4. Pasir
5. Papan
F. Peralatan Kerja
1. Legger
2. Palu
3. Tali
4. Kayu/bambu
G. Diskripsi Kerja/Praktek
Keterangan : Sebelum ada Instruksi dari instruktur yang bersangkutan, maka pekerjaan/Praktek
belum diperbolehkan. Setiap Tindakan didalam pelaksanaan Praktek Harus diketahui/Disetujui
Instruktur, sehingga TIDAK terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan Operasi. Apabila terjadi
Ikhwan Raziqin/2001032065 13
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Ikhwan Raziqin/2001032065 14
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
A. Tujuan Instruksional
B. Tinjauan Kepustakaan
Jaringan Tegangan Rendah ialah jaringan tenaga listrik dengan tegangan rendah yang
mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya. dari sumber penyaluran
tegangan rendah tidak termasuk SLTR. Sedangkan Sambungun tenaga listrik tegangan rendah
(SLTR) ialah penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk peralatannnya mulai dari titik
penyambungan pada JTR sampai dengan alat pembatas dan pengukur (App). (SPLN No.56 tahun
1984). Jaringan tegangan rendah merupakan jaringan yang berhubungan langsung dengan
konsumen tenaga listrik. Pada JTR sistem tegangan distribusi primer 20 kV diturunkan menjadi
tegangan rendah 220 V . Sistem penyaluran daya listrik pada JTM maupun JTR dapat
[10]
1. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) Jenis penghantar yang dipakai adalah kabel
2. Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR) Jenis penghantar yang dipakai
adalah kabel berisolasi seperti kabel LVTC (Low Voltage Twisted Cable).ukuran
x 70 mm2.
Ikhwan Raziqin/2001032065 15
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Penyambungan JTR menurut SPLN No.74 tahun 1987 yaitu “sambungan JTR adalah
sambungan rumah (SR) penghantar di bawah tanah atau di atas tanah termasuk peralatannya
mulai dari titik penyambungan tiang JTR sampai alat pembatas dan pengukur (APP)” [11].
SR ialah 2%. Dengan catatan dalam hal ini SR diperhitungkan dari titik penyambung
pada STR. Khusus untuk penyambungan langsung dari papan bagi TR di gardu
2. Ukuran Penghantar Minimum Ukuran penghantar minimum saluran rumah (SLP dan
SMP) ialah untuk SLP, baik di atas ataupun di bawah tanah minimal 10mm 2.
Sedangkan untuk SMP penghantar aluminium minimal 10mm2 atau tembaga minimum
4mm2 . Sambungan rumah digunakan kabel pilin berinti tembaga atau aluminium,
dengan ukuran inti tembaga adalah 4 mm 2 , 6 mm2 , l0 mm2,16 mm2, 25 mm2 . Ukuran
Saluran distribusi sekunder atau biasa disebut Jaringan Tegangan Rendah (JTR) terletak
pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban.
Saluran ini memiliki tegangan kerja 220 Volt. Sistem distribusi sekunder digunakan untuk
menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi kebeban-beban yang ada dikonsumen. Pada
sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan adalah bentuk radial.
Ikhwan Raziqin/2001032065 16
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
C. Standar Kompetensi
D. Gambar Kerja/Praktek
F. Peralatan Kerja
G. Diskripsi Kerja/Praktek
Ikhwan Raziqin/2001032065 17
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Keterangan : Sebelum ada Instruksi dari instruktur yang bersangkutan, maka pekerjaan/Praktek
Instruktur, sehingga TIDAK terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan Operasi. Apabila terjadi
Ikhwan Raziqin/2001032065 18
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
A. Tujuan Instruksional
B. Tinjauan Kepustakaan
Gardu Distribusi pasangan luar merupakan gardu yang memiliki trafo dan PHB terpasang
pada tiang jaringan dengan kapasitas transformator terbatas. Konstruksi Gardu Distribusi
pasangan luar tipe Portal terdiri atas Fused Cut Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat
sarana pencegah naiknya tegangan pada transformator akibat surja petir. Elekroda pembumian
dipasang pada masing-masing lightning arrester dan pembumian titik netral transformator sisi
Tegangan Rendah. Kedua elekroda pembumian tersebut dihubungkan dengan penghantar yang
Ikhwan Raziqin/2001032065 19
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
2. Pentanahan netral
3. Pentanahan BKT (pada PHBTR)
Gardu Tiang, yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya/ penyangganya terbuat
dari tiang. Dalam hal ini trafo distribusi terletak di bagian atas tiang. Karena trafo distribusi
terletak pada bagian atas tiang, maka gardu tiang hanya dapat melayani daya listrik terbatas,
mengingat berat trafo yang relatif tinggi, sehingga tidak mungkin menempatkan trafo
Untuk gardu tiang dengan trafo satu fasa kapasitas yang ada maksimum 50 KVA, sedang
gardu tiang dengan trafo tiga fasa kapasitas maksimum 160 KVA (200 kVA). Trafo tiga fasa
untuk gradu tiang ada dua macam, yaitu trafo 1×3 fasa dan trafo 3x1fasa. Gambar 3-39
memperlihatkan sebuah gardu distribusi tiang tipe portal lengkap dengan perlengkapan
proteksinya dan panel distribusi tegangan rendah yang terletak di bagian bawah tiang).
Gardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka (outdoor) yang memakai konstruksi
tiang beton ukuran 2×500 daN. Seluruh peralatan disanggah oleh dua tiang atau lebih. Luas tanah
yang dibutuhkan ± 2 x 3 m2. Kapasitas transformator maksimum 250, 315, 400 kVA.
Ikhwan Raziqin/2001032065 20
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Gardu cantol adalah type gardu listrik dengan transformator yang dicantolkan pada tiang listrik
besamya kekuatan tiang minimal 500 daN. Seluruh peralatannya disanggah oleh satu
Instalasi gardu dapat berupa :
C. Standar Kompetensi
D. Gambar Kerja/Praktek
Ikhwan Raziqin/2001032065 21
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
c. Pemisah
e. Pemutus Tenaga
f. Rel Pembagi
g. Sekering
F. Peralatan Kerja
a. Tangga
b. Kunci Set
G. Diskripsi Kerja/Praktek
Ikhwan Raziqin/2001032065 22
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Keterangan : Sebelum ada Instruksi dari instruktur yang bersangkutan, maka pekerjaan/Praktek
Instruktur, sehingga TIDAK terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan Operasi. Apabila terjadi
Ikhwan Raziqin/2001032065 23
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
A. Tujuan Instruksional
B. Tinjauan Kepustakaan
APP merupakan singkatan dari Alat Pengukur dan Pembatas adalah alat yang digunakan
untuk keperluan transaksi energi listrik. Fungsi dari alat pembatas dan pengukur adalah pembatas
daya yang digunakan oleh pelanggan sesuai dengan kontrak pemasangan, mencatat daya yang
dipakai oleh pelanggan, sebagai saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan
pemakaian daya oleh pelanggan dan sebagai pengaman bila terjadi hubung singkat dalam
instalasi rumah.
Batas pemakaian daya sesuai daya tersambung yang mempergunakan alat pembatas yang
Tegangan Menengah (TM) dan Tegangan Tinggi (TT) mempergunakan OLR (Over Load
Relay).
MCB adalah pengaman pada sistem tenaga listrik, yang sering dipergunakan pada
tegangan rendah, baik terpasang di Papan Hubung Bagi (PHB) atau dipergunakan sebagai
Ikhwan Raziqin/2001032065 24
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Prinsip kerjanya : didasarkan pada karakteristik thermal dimana arus besar yang melewati
MCB, akan memanaskan bimetallic trip. Kontak – kontak skelarnya dan ruang pemadam busur
apinya memiliki konstruksi khusus. Karena itu jenis otomat ini dapat memutuskan arus singkat
No Penjelasan
On/off trip dipergunakan secara manual untuk
1 mengoperasikan atau membuka MCB, dan menandakan status
MCB trip/operasi atau terbuka.
2 Peralatan mekanis untuk pengait, kontak ini bekerja bersamaan
dengan peralatan lain.
3 Kontak, mengalirkan atau memutuskan arusketika MCB
memperoleh arus besar dari setelannya.
4 Terminal, untuk disambungkan keperalatan yang diamankan
5 Bimetallic trip.
6 Penyetelan arus secara manual untuk kalibrasi di
pabrikan/laboratorium.
Over load relay (OLR) adalah pengaman dan pembatas yang terpasang pada sisi
Karakteristik OLR sama dengan karakteristik pada MCB tipe CL pada tegangan rendah. Dimana:
Ikhwan Raziqin/2001032065 25
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
5. Pengukur
Pengukuran adalah untuk menetukan pemakaian daya dan energi listrik. Dalam
pengukuran ini alat meliputi meter kWh, meter kVArh, meter kVA maksimum, meter arus dan
meter tegangan.
C. Standar Kompetensi
D. Gambar Kerja/Praktek
Fuse
Kwh Meter
F. Peralatan Kerja
Kunci Set
Ikhwan Raziqin/2001032065 26
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
G. Diskripsi Kerja/Praktek
Keterangan : Sebelum ada Instruksi dari instruktur yang bersangkutan, maka pekerjaan/Praktek
belum diperbolehkan. Setiap Tindakan didalam pelaksanaan Praktek Harus diketahui/Disetujui
Instruktur, sehingga TIDAK terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan Operasi. Apabila terjadi
Kesalahan/kerusakan Alat Tanpa seizin Instruktur, maka kelompok/group harus
memperbaiki/mengganti peralatan yang rusak tersebut.
Ikhwan Raziqin/2001032065 27
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
A. Tujuan Instruksional
B. Tinjauan Kepustakaan
Gardu Distribusi pasangan dalam merupakan gardu yang memiliki trafo dan PHB
terpasang di dalam sebuah gedung beton dengan kapasitas transformator yang besar. Gardu
Distribusi pasangan dalam adalah gardu konstruksi beton dengan kapasitas transformator besar,
dipakai untuk daerah padat beban tinggi dengan kontruksi instalasi yang berbeda dengan gardu
pasangan luar. Gardu beton dipasok dari baik jaringan saluran udara ataupun saluran kabel tanah.
Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur
Ikhwan Raziqin/2001032065 28
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
belitan/kumparan trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case)
mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, demi keselamatan, untuk menghindari kegagalan
yang fatal dan pengujian selanjutnya. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering
tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.
Dalam materi kali ini kami akan membagikan alat dan bahan yang kami gunakan saat
1.Transformator Daya
2.Insulation Tester
Ada beberapa jenis kombinasi dalam pengkuran tahanan isolasi transformator, yaitu
sebagai berikut :
Ikhwan Raziqin/2001032065 29
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Pada dasarnya isolasi yang baik pada transformator itu relatif untuk tahanan yang tinggi
tehadap arus, dan untuk bahan isolasi, “baik” juga dapat berarti kemampuan untuk menjaga
tahanan tinggi.
Sehingga, pengukuran tahanan isolasi yang tepat dapat memberikan kita informasi
tentang bagaimana kondisi isolasi dari suatu bahan. Peralatan listrik yang baru seharusnya
memiliki tahanan isolasi yang baik (memenuhi standar nilai tahanan isolasi, sesuai tegangan
kerjanya).
Menurut PUIL 2000 bahwa Nilai Minimum Isolasi pada peralatan Listrik dan
Instalasinya adalah : 1000 x Tegangan Kerja. Maksudnya adalah apabila Instalasi atau
peralatan Listrik menggunakan Tegangan 220 Volt, maka nilai Tahanan Isolasinya sekurang-
kurangnya sebesar 220 x 1000 ohm = 0,22 MΩ, demikian halnya bila menggunakan 380 volt,
tester sehingga sekurang-kurangnya tahanan isolasi transformator yang diuji adalah 500 x 1000
Nilai standar minimum isolasi transformator yang diuji pada tegangan 500 volt adalah 0,5
MΩ. Apabila nilai tersebut dibandingkan dengan hasil pengujian yang nilainya lebih tinggi
mencapai GigaOhm (GΩ) maka transformator tahanan isolasi transformator yang diuji masih
Ikhwan Raziqin/2001032065 30
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
C. Standar Kompetensi
D. Gambar Kerja/Praktek
Tidak ada material yang digunakan pada gardu beton step down
F. Peralatan Kerja
Insulation Tester
G. Diskripsi Kerja/Praktek
Ikhwan Raziqin/2001032065 31
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Keterangan : Sebelum ada Instruksi dari instruktur yang bersangkutan, maka pekerjaan/Praktek
belum diperbolehkan. Setiap Tindakan didalam pelaksanaan Praktek Harus diketahui/Disetujui
Instruktur, sehingga TIDAK terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan Operasi. Apabila terjadi
Kesalahan/kerusakan Alat Tanpa seizin Instruktur, maka kelompok/group harus
memperbaiki/mengganti peralatan yang rusak tersebut.
Ikhwan Raziqin/2001032065 32
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
A. Tujuan Instruksional
B. Tinjauan Keputakaan
berarti panel LVMDP ini bekerja pada tegangan rendah dan berfungsi sebagai
PANEL Beban
LVMDP 1A
Panel
Beban
PP-2
MCCB 1B
Beban
Beban
2A
1C
Beban
Spare
2B
Panel
Beban
Beban PP-3
MCCB -1 2C Beban
Spare
Incomi Utama Beban 3A
ng -2 Beban
Beban 3C
3B
Beban Spare
-3
Panel
PP-4
Panel
PP-5
Panel
RSTN PP-6
G
Busb
SPARE
ar
SPARE
(a) (b)
Dari Gambar 1, suatu wiring sistem kelistrikan panel LVMDP, komponen utama yang
harus dapat memikul bebannya adalah MCCB utama, kemudian busbar, dan MCCB cabang.
Ikhwan Raziqin/2001032065 33
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
MCCB cabang harus dapat memikul setiap beban yang terdapat pada cabang
pelayanannya (feeder). Sedangkan MCCB utama harus mampu memikul seluruh beban pada
sistem kelistrikan yang dilayaninya.
Sedangkan busbar merupakan komponen pasif bagian dari suatu panel LVMDP,
juga harus mampu memikul seluruh beban yang dilayani oleh panel LVMDP tersebut.
Yang merupakan komponen pasif lainnya pada suatu panel adalah kabel penghubung
antar komponen, dan schoon cable, tetapi kabel penghubung dan schoon cable tersebut
telah dilakukan perhitungan tersendiri yang juga harus dapat memikul arus yang
melaluinya.
6. MCCB
Merupakan singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker, adalah komponen aktif yang
dapat membatasi arus yang melaluinya, dan juga sebagai pemutus rangkaian. Ada beberapa
kapasitas MCCB yang digunakan pada suatu panel, yaitu kapasitas tetap dan kapasitas
bervariasi.
Untuk MCCB dengan kapasitas tetap, maka MCCB tersebut akan bekerja hanya
pada kapasitas yang tertera pada nameplate MCCB tersebut, sedangkan untuk MCCB
dengan kapasitas yang bervariasi, maka kapasitas kerja MCCB dapat di setting sesuai
Ikhwan Raziqin/2001032065 34
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Disamping adanya kapasitas arus normal pada MCCB, terdapat juga kapasitas
arus hubung singkat yang harus terpenuhi pada sebuah MCCB, dimana kapasitas arus
hubung singkat tersebut merupakan besaran arus maksimum kejut sesaat yang masih
mampu dipikul oleh MCCB sebelum terjadi pemutusan rangkaian. Besarnya kapasitas
arus hubung singkat ini juga akan tertera pada nameplate MCCB.
Penggunaan ATS pada panel LVMDP dapat dilakukan apabila digunakan sumber
incoming lebih dari satu, seperti digunakan generator set (Genset) dan sistem Uninteruptable
C. Standar Kompetensi
D. Gambar Kerja/Praktek
Ikhwan Raziqin/2001032065 35
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
F. Peralatan Kerja
G. Diskripsi Kerja/Praktek
Keterangan : Sebelum ada Instruksi dari instruktur yang bersangkutan, maka pekerjaan/Praktek
Instruktur, sehingga TIDAK terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan Operasi. Apabila terjadi
Ikhwan Raziqin/2001032065 36
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
A. Tujuan Instruksional
B. Tinjauan Kepustakaan
Grounding adalah bagian tidak terpisahkan dari suatu rangkayan listrik karena
befungsi untuk mengurangi resiko apabila terjadi suatu troubling. Grounding sendiri
instalasi listrik rumah tangga, jaringan pln, trafo listrk, gardu , gedung bertingkat, industri
Tentu ini sangat beresiko apabila grounding tidak terpasang ditempat yang saya
sebutkan tadi. Kita tahu terjadinya petir di tempat kita resiko yang akan terjadi karena
petir akan menghasilkan tegangan bejuta juta kilivolt,untuk memasang groung. Contoh
kasus lain misalnya di panel listrik dengan banyaknya suatu rangkayan bisa menimbulkan
ada GGL listrik disana seprti pemasangan prangkat inverter,softstart,plc kalau kita tidak
Untuk itulah kita perlu memahami betapa penting grounding tersebut dalam suatu
rangkayan, maka dari itu disini akan saya jelaskan bagaimana cara mengukur grounding
apakah masih layak atau tidak sebuah grounding yang terpasang. Karena grounding yang
baik itu kalau bisa di bawah 1(satu) ohm bila kurang 1 ohm perlu dipertahankan, dan bila
Ikhwan Raziqin/2001032065 37
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
diatas satu ohm berarti kurang bagus dan perlu pendalam batangan tembaga yang
2. Tancapkan besi berbentuk T sebanyak 2 buah dengan jarak masing masing 5 meter
3. Sambungkan kabel test lead warna hijau ke kabel grounding dengan alat penjepit earth
tester.
4. Sambungkan kabel test lead warna kuning kebesi T1 yang berjarak 5meter dari test lead
warna hijau.
5. Sambungkan kabel test lead warna merah ke besi T2 yang berjarak 5 meter dari besitT1
6. Hidupkan switch earth tester dan pilih posisi range selector pada posisi 20 ohm.
7. Bila saudara melihat hasilnya di bawah 1 ohm berarti hasilnya bagus dan bila diatas 1 ohm
Ikhwan Raziqin/2001032065 38
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
C. Standar Kompetensi
D. Gambar Kerja/Praktek
F. Peralatan Kerja
G. Diskripsi Kerja/Praktek
Keterangan : Sebelum ada Instruksi dari instruktur yang bersangkutan, maka pekerjaan/Praktek
Instruktur, sehingga TIDAK terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan Operasi. Apabila terjadi
Ikhwan Raziqin/2001032065 39
POLITECHNIC STATE OF PADANG
ELECTRICAL ENGINEERING
Ikhwan Raziqin/2001032065 40