a. Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya sudah bau asam yang
menusuk. Ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan
selama proses sterilisasi.
b. Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun bila salah satu ujung kaleng
ditekan, ujung lainnya akan cembung.
c. Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung secara permanen, sedang ujung
yang lain sudah cembung. Jika ditekan akan cembung ke arah berlawanan.
d. Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga
masih bisa ditekan sedikit ke dalam.
e. Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras sehingga tidak
bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.
Pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari bahaya makanan kaleng
antara lain :
a. jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-
tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.
b. Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit
sampai 15 menit sebelum dikonsumsi.
c. Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa.
DAFTAR PUSTAKA
Dinda Nira Aprilia. Pengaruh hygiene pengolahan makanan terhadap kualitas makanan di Hotel
Aston Rasuna Jakarta. Jurnal Hospitality dan Pariwisata. 2016;2(2):216-217.
Nensa Tri Hastuti. 2016. Identifikasi pelaksanaan sanitasi peralatan produksi Gudeg Bu Tjitro
1925 Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Pratiwi, A.R. 2004. Aspek Mikrobiologi Produk Makanan Kaleng. Bogor : Institute Pertanian
Bogor.