Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik
Tugas 2
Adapun tujuan dari penulisan dari Tugas 2 ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Perkembangan Peserta didik.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Calista Devi Handaru, M.Pd. selaku
Dosen Perkembangan Peserta didik
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
PEMBAHASAN
Tugas 2 perkembangan peserta didik berisi seputar pertanyaan mengenai cara pengembangan
Bahasa anak, cara pengembangan cara berpikir matematis anak, dan merancang pembelajaran
dengan mempetimbangkan sosial emosional anak, dan dijawab di ambil dari beberapa
referensi.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
https://serupa.id/perkembangan-bahasa-pengertian-teori-pemerolehan-tahapan/
https://edukasi.kompas.com/read/2021/05/31/190000171/5-cara-mengasah-kecerdasan-logis-
matematis-anak?page=2
https://www.kompasiana.com/srikusrini9997/63102880dbfe17452a5ae322/merancang-kegiatan-
perkembangan-sosial-emosional-pada-anak
Menurut Gage dan Berliner (1998 dalam Suralaga, 2021, hlm. 39) meskipun intervensi langsung, koreksi,
dan latihan mungkin memiliki efek pada perolehan bahasa anak-anak, orang tua dan saudara kandung
yang lebih tua memiliki pengaruh yang lebih besar. Bahasa berkembang secara alami, namun
pengembangan literasi membutuhkan perhatian lebih.
Sumber : https://serupa.id/perkembangan-bahasa-pengertian-teori-pemerolehan-tahapan/
Menurut Chomsky (dalam Asrori, 2020, hlm. 46) anak dilahirkan dengan dibekali alat pemerolehan
bahasa language acquisition device (LAD). Alat yang merupakan pemberian biologis yang sudah
diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai
bagian fisiologis dari otak khusus untuk memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kognitif
lainnya.
b. Teori Behavioristik
Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui
rangsangan dari lingkunganya. Anak dianggap penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki
perana yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalanya .
c. teori kognitivisme
Piaget (dalam Asrori, 2020, hlm. 47) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang
terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan
kognitif. Jadi, urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.
Sumber : https://serupa.id/perkembangan-bahasa-pengertian-teori-pemerolehan-tahapan/
a). mengajak anak untuk memainkan permainan-Permainan seperti kartu urutan peristiwa, puzzle, lego
dan maze yang berguna untuk melatih anak mengorganisir objek berdasarkan warna, ukuran, bentuk
angka, sebagai dasar mempelajari logika matematika. Dari permainan tersebut anak akan menghadapi
dengan masalah permainan, masalah itu dapat membuat anak terlatih untuk memecahkan masalah. Hal
ini akan memperkuat kemampuan anak keluar dari masalah.
berhitung dalam aktivitas dapat orang tua lakukan untuk mendukung perkembangan anak. Misalnya,
saat berbelanja saat mengambil barang menghitung berapa yang masuk ke keranjang. Atau bisa juga
mengitung objek-objek sekitar untuk memperkenalkan angka skaligus melatih anak dalam berhitung.
misalnya menggunakan timbangan. Kita bisa memperkenalkan timbangan dengan mengajak anak untuk
menimbang sesuatu benda agar anak terlatih untuk mengenal alat ukur. Atau bisa juga dengan
menggunakan penggaris.
d) mengajarkan ketelitian
matematika membutuhkan ketelitian, salah 1 rumus atau 1 angka saja membuat jawaban bisa salah.
Kita bisa membiasakan anak untuk lebih teliti saat di rumah misalnya dengan perhitungan sederhana
ajak anak untuk aktif.
Sumber : https://edukasi.kompas.com/read/2021/05/31/190000171/5-cara-mengasah-kecerdasan-
logis-matematis-anak?page=2
a).perkembangan sosial anak merupakan perilaku peningkatan kemampuan anak dalam bersosialisasi
yang sesuai dengan tuntutan sosial seperti norma,nilai, budaya yang diajarkan oleh lingkungan sekitar.
b).perkembangan emosional ialah dimana anak dapat mengenali emosi dirinya dan orang lain, anak
dapat mengelola emosi dengan baik, dan anak dapat mengungkapkan atau mengekspresikan emosinya
secara wajar.
perkembangan sosial dan emosional pada tidak dapat dipisahkan dan saling melekat satu sama lain.
Untuk menstimulasi perkembangan sosial pada anak banyak cara yang dapat kita lakukan seperti :
a). mengajak anak berkomunikasi atau bersosialisasi dengan keluarga sebagai sekolah pertamanya.
Orang tua mengajarkan anak agar lebih mengenal emosinya dan dapat mengontrolnya. Misalnya
mengajarkan anak untuk bersikap sabar, mengalah, menghargai sesame, menghormati orang yang lebih
tua, tidak berbicara dengan nada yang tinggi dan banyak kebiasaan lain agar anak memiliki emosi yang
lebih terkontrol.
b). Disekolah anak yang terbiasa dengan mengontrol emosinya dapat beradaptasi dengan baik. Selain itu
disekolah perkembangan anak dilatih misalnya dengan cara berbicara dan mengarahkan anak untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya, melakukan kegitan Bersama teman sekelasnya dan sebagainya
agar anak dapat bersosialisasi dan lebih terasa untuk dapat mengontrol emosinya.
Maka dari itu orang tua maupun guru harus senantiasa mengajak anak untuk melakukan permainan
yang dapat melatih kemampuan sosial dan emosional anak. Selain akademis anak juga harus memiliki
kemampuan mengatur emosional yang baik agar semua berjalan seimbang.
Sumber : https://www.kompasiana.com/srikusrini9997/63102880dbfe17452a5ae322/merancang-
kegiatan-perkembangan-sosial-emosional-pada-anak