banyak juga pembeli (Buyer) yang membuat produknya di Indonesia dan kemudian di ekspor ke
berbagai Negara terutama ke Amerika Serikat.
Bagi perusahaan yg meng-ekspor produknya ke USA tentu harus menerapkan C-TPAT, apa itu
C-TPAT dan apa yang harus anggota satpam lakukan untuk mendukung program perusahaan
melaksanakan C-TPAT? Mari kita pelajari bersama.
Sebagai langkah awal kita ketahui dulu beberapa istilah yg tentu tidak asing lagi di telinga kita,
yaitu:
Kawasan Berikat :
KAWASAN BERIKAT (Bonded Zone), yaitu suatu bangunan, kawasan atau tempat dengan
batas batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan produk baik
barang maupun jasa yang dilaksanakan untuk tujuan ekspor. Sering disebut Export Processing
Zone karena umumnya kawasan ini ditujukan untuk pengolahan produk tujuan ekspor. Di dalam
kawasan berikat diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean terhadap barang yang
dimasukkan dari luar daerah atau dalam daerah pabean lainnya tanpa dikenakan pungutan bea,
cukai, dan/atau pungutan negara lainnya hingga barang tersebut digunakan untuk tujuan impor,
ekspor, dan juga re-ekspor (diekspor kembali). (Wikipedia).
Pabean :
PABEAN, pabean adalah instansi /lembaga yang mengawasi, memungut, dan mengurus bea
masuk (Impor) dan bea keluar (Ekspor), baik melalui darat, laut dan udara. Di Indonesia yang
menjalankan tugas ini adalah Direktorat Bea Dan Cukai. (Wikipedia).
Apa yang menjadi penyebab diterapkannya program C-TPAT ini oleh pemerintah Amerika?
Pemicunya adalah serangan teroris yang menyerang Amerika pada tanggal 11 September 2001,
Amerika diserang teroris di dalam negaranya sendiri melalui pesawat terbang yang dibajak.
Kemudian muncul juga serangan teroris dengan cara mengirimkan virus Anthrax melalui surat.
Banyak sekali korban jiwa akibat serangan teroris itu.
Jadi wajar saja kalau pemerintah Amerika sangat takut sekali serangan teroris seperti itu akan
terjadi lagi, pemerintahnya pun berusaha untuk melindungi tanah air dan warga Negara Amerika
dari serangan teroris, salah satu caranya adalah dengan menerapkan program C-TPAT ini.
Yang menjadi tantangan bagi kita sebagai petugas keamanan adalah penilaian dari pihak “Barat”
yang memandang Indonesia sebagai “Hight Risk Country” atau Negara yang dianggap memiliki
ke cenderungan terorisme yang tinggi, dari beberapa sumber menyebutkan peringkat “Hight Risk
Country” sbb :
1. Indonesia
2. Bangladesh
3. Pakistan
4. Malaysia
5. Filipina
Dari penjelasan diatas kita bisa memahami mengapa anggota satpam harus menerapkan SOP
yang berhubungan dengan program C-TPAT ini dengan baik, benar dan konsisten. Sekarang kita
akan pelajari SOP apa saja yang harus dilakukan oleh Anggota Satpam untuk mendukung
program C-TPAT.
e. CCTV
1) Pastikan kamera dapat memantau :
ü Keluar masuk orang dan kendaraan.
ü Area fasilitas penanganan dan penyimpanan.
2) Hasil rekaman CCTV diperiksa dan disimpan secara berkala dan terdata.
3) Ada petugas khusus yg mengawasi monitor CCTV.
4) Ruang monitor CCTV memiliki sarana komunikasi yang baik.
Selalu harus diingat, bahwa produk/peti kemas yang akan masuk ke Amerika akan selalu
dijadikan target utama serangan teroris baik berupa sabotase, perusakan, pencurian,
penyelundupan, dll. Untuk itulah seorang anggota satpam harus :
1. Tidak menganggap remeh segala sesuatu yang terjadi di lingkungan kerja, selalu bersikap serius
didalam menanggani masalah / kegiatan pengamanan.
2. Selalu menghindari sikap atau tindakan yang dapat memancing gangguan keamanan dari
lingkungan sekitar.
3. Lakukan pengamanan yang berlapis.
Kesejahteraan rakyat Indonesia tidak akan terjadi kalau ekonominya tidak maju, ekonomi
tidak akan maju dan berkembang kalau keamanannya tidak terkendali. Salah satu yang
berperan didalam mengendalikan keamanan dalam lingkup tertentu di perusahaan adalah
Anggota Satpam, jadi anggota Satpam sangat besar perannya terhadap pembangunan
ekonomi yang akan membawa rakyat Indonesia menjadi lebih sejahtera… Amiin…