Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mutu pendidikan adalah nilai, manfaat, kesesuaian dengan suatu spesifikasi
tertentu atas input, proses, dan output pendidikan yang dirasakan oleh pemakai
jasa pendidikan. Menurut permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 pasal 1 disebutkan
bahwa “Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat
diraih dari penerapan sistem pendidikan nasional”. Berkaitan dengan mutu
pendidikan, Sallis (2009: 59) mengemukakan bahwa mutu barang atau jasa yang
baik dijamin oleh sistem, yang dikenal sebagai sistem penjaminan mutu, yang
memposisikan secara tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai
dengan standar. Standar-standar mutu diatur oleh prosedur-prosedur yang ada
dalam sistem penjaminan mutu.
Sistem penjaminan mutu adalah seluruh kegiatan terencana dan sistematis
yang silaksanakan dengan menggunakan sistem manajemen mutu untuk
meyakinkan bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan tertentu.
Penjaminan mutu akan berkontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan yang dimaksud meliputi penjaminan mutu
pendidikan jalur informal, formal dan nonformal.
Penjaminan mutu pendidikan adalah upaya sistematik untuk menghimpun
dan mengolah data yang handal dan sahih, sehingga dapat disimpulkan kenyataan
yang dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen untuk mengelola
kelangsungan lembaga atau program pendidikan. Tujuan akhir penjaminan mutu
pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa
sebagaimana dicita-citakan oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang dicapai melalui penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat penjaminan mutu pendidikan?
2. Bagaimana penjaminan mutu pendidikan informal?
3. Bagaimana penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal?

C.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hakikat dari penjaminan mutu pendidikan.
2. Memahami penjaminan mutu pendidikan informal.
3. Memahami penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Penjaminan Mutu Pendidikan


Penjaminan mutu pendidikan adalah sederetan proses dan sistem yang saling
berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data tentang
kinerja mutu pendidik dan tenaga kependidikan, program dan lembaga
pendidikan. Proses penjaminan mutu mengidentifikasi aspek pencapaian dan
prioritas peningkatan, penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan
pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu
berkelanjutan. Penjaminan mutu pendidikan juga dapat diartikan sebagai upaya
sistematik untuk menghimpun dan mengolah data yang handal dan sahih,
sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan
tindakan manajemen untuk mengelola kelangsungan lembaga atau program
pendidikan. Pengertian lain dari penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan
sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan
pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan
tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan dilakukan atas dasar prinsip :
a. Keberlanjutan
b. Terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-terget capaian
mutu yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan
nonformal.
c. Menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan nonformal.
d. Memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat berkelanjutan dengan regulasi
negara yang seminimal mungkin.
e. Sistem penjaminan mutu pendidikan merupakan sistem terbuka yang terus
disempurnakan secara berkelanjutan.

B. Penjaminan Mutu Pendidikan Informal


Penjaminan mutu pendidikan informal dilaksanakan oleh masyarakat baik
secara perseorangan, kelompok maupun kelembagaan. Penjaminan mutu
pendidikan informal oleh masyarakat dapat dibantu dan/atau diberi kemudahan
oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Bantuan dan/atau kemudahan tersebut
dapat berbentuk:
1. Pendirian perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

2
2. Penyediaan bahan pustaka pada Perpustakaan Nasional, perpustakaan daerah
provinsi, perpustakaan daerah kabupaten atau kota, perpustakaan kecamatan,
perpustakaan desa, dan/atau taman bacaan masyarakat (TBM);
3. Pemberian bantuan dan/atau kemudahan pendirian dan/atau pengoperasian
perpustakaan milik masyarakat seperti perpustakaan di tempat ibadah;
4. Pemberian kemudahan akses ke sumber belajar multimedia di perpustakaan
bukan satuan pendidikan formal dan nonformal.
5. Pemberian bantuan dan/atau kemudahan pendirian dan/atau pengoperasian toko
buku kategori usaha kecil milik masyarakat di daerah yang belum memiliki
toko buku atau jumlah toko bukunya belum mencukupi kebutuhan;
6. Kebijakan perbukuan nonteks yang mendorong harga buku nonteks terjangkau
oleh rakyat banyak;
7. Pemberian subsidi atau penghargaan kepada penulis buku nonteks dan
nonjurnal-ilmiah yang berprestasi dalam pendidikan informal;
8. Pemberian penghargaan kepada media masa yang berprestasi dalam
menyiarkan atau mempublikasikan materi pembelajaran informal kepada
masyarakat;
9. Pemberian penghargaan kepada anggota masyarakat yang berprestasi atau
kreatif dalam menghasilkan film hiburan yang sarat pembelajaran informal;
10. Pemberian penghargaan kepada tokoh masyarakat yang berprestasi atau kreatif
dalam pembelajaran informal masyarakat ;
11. Pemberian penghargaan kepada anggota masyarakat yang sukses melakukan
pembelajaran informal secara otodidaktif;
12. Pemberian layanan ujian kesetaraan sesuai peraturan perundang- undangan;
serta;
13. Kegiatan lain yang membantu dan/atau mempermudah pembelajaran informal
oleh masyarakat.

C. Penjaminan Mutu Pendidikan Formal dan Nonformal


Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan
ditujukan untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu Standar Pelayanan
Minimal (SPM), Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan Standar Mutu
Pendidikan diatas SNP yang dipilih satuan atau program pendidikan formal.
Ketiga standar tersebut dijadikan sebagai acuan mutu satuan atau program
pendidikan formal.
Secara terperinci dapat dikemukakan peruntukannya, antara lain sebagai berikut:

3
a. Standar pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional, berlaku untuk:
1. Satuan atau program pendidikan.
2. Penyelenggara satuan atau program pendidikan.
3. Pemerintah kabupaten atau kota.
4. Pemerintah provinsi.
b. Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional berlaku untuk:
1. Satuan atau program pendidikan.
2. Standar mutu diatas SNP berlaku bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi
SPM dan SNP.
3. Standar mutu diatas SNP yang berbasis keunggulan lokal dapat dirintis
pemenuhannya oleh satuan pendidikan yang telah memenuhi SPM dan sedang
dalam proses memenuhi SNP.
4. SNP bagi satuan atau program pendidikan nonformal dirumuskan sedemikian
rupa sehingga tidak menghilangkan atau mengurangi keluwesan dan kelenturan
pendidikan nonformal dalam melayani pembelajaran peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, kondisi dan problematika yang dihadapi masing-masing
peserta didik.
c. Standar mutu pendidikan diatas SNP
Yang dimaksud dengan Standar mutu pendidikan diatas SNP dapat berupa:
1. Standar mutu diatas SNP yang berbasis keunggulan lokal.
2. Standar mutu diatas SNP yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar
internasional tertentu.
3. Standar mutu diatas SNP dipilih oleh satuan atau program pendidikan sesuai
dengan prinsip otonomo satuan pendidikan.
Bagi lembaga pendidikan nonformal yang akan membuka program
pendidikan nonformal, terlebih dahulu harus memperoleh izin definitif pendirian
satuan pendidikan atau pembukaan program pendidikan. Untuk memperoleh izin
definitif tersebut, terlebih dahulu harus dipenuhi ketentuan-ketentuan tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar Pelayanan Minimal (SPM) harus
dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan peling lambat 2 tahun setelah
satuan atau program pendidikan memperoleh izin prinsip untuk berdiri dan
beroperasi.
Kegiatan penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal terdiri atas:

4
1. Penetapan regulasi penjaminan mutu pendidikan oleh pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota berdasarkan peraturan perudang-
undangan.
2. Penetapan SPM.
3. Penetapan SNP.
4. Penetapan Prosedur Operasional Standar (POS) penjaminan mutu pendidikan
oleh penyelenggara satuan pendidikan atau penyelenggara program pendidikan.
5. Penetapan Prosedur Operasional Standar (POS) penjaminan mutu tingkat satuan
pendidikan oleh satuan atau program pendidikan.
6. Pemenuhan standar mutu acuan oleh satuan atau program pendidikan.
7. Penyusunan kurikulum oleh satuan pendidikan sesuai dengan acuan mutu.
8. Penyediaan sumber daya oleh penyelenggara satuan atau program pendidikan.
9. Pemberian bantuan, fasilitas, saran, arahan, dan bimbingan oleh pemerintah.
10. Pemberian bantuan, fasilitas, saran, arahan, dan bimbingan oleh pemerintah
provinsi.
11. Pemberian bantuan, fasilitas, saran, arahan, dan bimbingan oleh pemerintah
kabupaten atau kota.
12. Pemberian bantuan, fasilitas, saran, arahan, dan bimbingan oleh penyelenggara
satuan atau program pendidikan.
13. Pemberian bantuan dan/atau saran oleh masyarakat.
14. Supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah.
15. Supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah provinsi.
16. Supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah kabupaten atau kota.
17. Supervisi dan/atau pengawasan oleh penyelenggara satuan atau program
pendidikan.
18. Pengawasan oleh masyarakat.
19. Pengukuran ketercapaian standar mutu acuan; dan
20. Evaluasi dan pemetaan mutu satuan atau program pendidikan oleh pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota.
Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan menjadi tanggung
jawab satuan atau program pendidikan dan wajib didukung oleh seluruh
pemangku kepentingan satuan atau program pendidikan dan dipimpin oleh
pemimpin satuan pendidikan. Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan
dilaksanakan sesuai prinsip otonomi satuan pendidikan untuk mendorong
tumbuhnya budaya kreativitas, inovasi, kemandirian, kewirausahaan, dan
akuntabilitas.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penjaminan mutu pendidikan adalah sederetan proses dan sistem yang saling
berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data tentang
kinerja mutu pendidik dan tenaga kependidikan, program dan lembaga
pendidikan.
2. Prinsip-prinsip penjaminan mutu pendidikan meliputi: Keberlanjutan, terencana
dan sistematis, menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan nonformal,
memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat, sistem penjaminan mutu
pendidikan merupakan sistem terbuka.
3. Penjaminan mutu pendidikan informal dilaksanakan oleh masyarakat baik
secara perseorangan, kelompok maupun kelembagaan.
4. Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan
untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu Standar Pelayanan Minimal
(SPM), Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan Standar Mutu Pendidikan
diatas SNP yang dipilih satuan atau program pendidikan formal.
5. Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan menjadi tanggung
jawab satuan atau program pendidikan dan wajib didukung oleh seluruh
pemangku kepentingan satuan atau program pendidikan dan dipimpin oleh
pemimpin satuan pendidikan.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, kami sebagai pemakalah sangat berharap kepada
para pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasana, D. (2015). Pendidikan bermutu dan berdaya saing. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

7
MAKALAH
MUTU PENDIDIKAN
Mutu Pendidikan Sebagai Acuan Nasional
 

Disusun Oleh:

Nama : Thomasikasior

NIM : 2192060024

DOSEN PENGAMPUH : INSI ISLAMADETI,MPd

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYYAH AL – MATHIRIYAH
TAHUN AKADMIK 2020-2021
8
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan
pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga,
ibu guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan
do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Dalam makalah ini, kami membahas tentang ”Mutu Pendidikan Sebagai


Acuan Nasional” yang kami buat berdasarkan refrensi yang kami ambil dari
berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa
menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa
dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.

Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Muara Rupit, April 2021

Penulis

Anda mungkin juga menyukai